Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN DINI TERHADAP DIARE

Disusun Oleh :
Kelompok 10 :

Devi Cahyana, S.Kep 11194692110095


Nor Atia, S.Kep 11194692110114
Raihana, S.Kep 11194692110117
Utari Ermawati, S.Kep 11194692110125

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS SARI MULIA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN DINI TERHADAP DIARE

Kelompok 10 :
Devi Cahyana, S.Kep 11194692110095
Nor Atia, S.Kep 11194692110114
Raihana, S.Kep 11194692110117
Utari Ermawati, S.Kep 11194692110125

Mengetahui,

Mengetahui,

RSUD Ulin Banjarmasin Program Studi Profesi Ners


Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Silviyanti, S.Kep. Ns Malisa Ariani, Ns., M.Kep


NIP.197305031993032005 NIK.1166022015081
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN DINI TERHADAP DIARE

Pokok bahasan : Pencegahan dan penanganan dini terhadap diare


Sub pokok bahasan : Pencegahan dan penanganan dini terhadap diare
Waktu : 08.30 WITA – Selesai
Tempat : Poli Anak RSUD Ulin Banjarmasin
Hari/ Tanggal : Selasa, 26 April 2022

A. Latar Belakang
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga
merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian.
Pada tahun 2016 terjadi 18 kali KLB Diare yang tersebar di 11 provinsi, 18
kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 1. 213 orang dan kematian 30
orang (CFR 2,47%). Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana
kesehatan dan kader kesehatan sebesar 10% dari angka kesakitan dikali
jumlah penduduk di satu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Maka
diperkirakan jumlah penderita diare di fasilitas kesehatan sebanyak 5.097.247
orang, sedangkan jumlah penderita diare yang dilaporkan ditangani di fasilitas
kesehatan sebanyak 4.017.861 orang atau 74,33% dan targetnya sebesar
5.405.235 atau 100%.
Penyakit saluran pencernaan seperti Diare masih cukup tinggi
ditemukan di Provinsi Bali. Pada tahun 2016 diperkirakan jumlah target
penemuan kasus diare sekitar 88,870 orang meningkat dibandingkan tahun
2017 sebesar 87.845 orang, hal ini dikarenakan perumusan target penemuan
kasus berdasarkan jumlah penduduk {10% X (jumlah penduduk/1000)X Angka
Kesakitan (214)}. Sementara kasus Diare yang tertangani sebanyak 79.254
kasus (89,2%) meningkat dari tahun 2014 sebesar 79,5%, dan angka
kesakitan diare 214 per 1000 penduduk.
Angka kesakitan karena Diare di Kabupaten Karangasem tahun 2017
sebesar 15,19 per 1.000 penduduk mengalami sedikit penurunan dari tahun
2016 yang mencapai 17,93 per 1.000 penduduk sedangkan target 214 per
1.000 penduduk.
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam menurunkan angka
kesakitan dan kematian karena diare adalah sebagai melaksanakan tata
laksana penderita diare yang sesuai standar, baik di sarana kesehatan
maupun di rumah tangga, melaksanakan surveilans epidemiologi &
Penanggulan Kejadian Luar Biasa, mengembangkan Pedoman Pengendalian
Penyakit Diare, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas dalam
pengelolaan program yang meliputi aspek manejerial dan teknis medis,
mengembangkan jejaring lintas sektor dan lintas program, pembinaan teknis
dan monitoring pelaksanaan pengendalian penyakit diare, serta
melaksanakan evaluasi sabagai dasar perencanaan selanjutnya.
Berdasarkan hal diatas maka kelompok tertarik untuk memberikan
penyuluhan pada seluruh tentang cara pencegahan dan penanganan dini
diare pada anak Dengan harapan setelah dilakukan penyuluhan ini, keluarga
mengetahui tentang penyakit diare dan mampu melakukan penanganan
pertama jika ada anggota keluarga menderita diare serta mau memodifikasi
diri, keluarga, dan lingkungannya dalam mewujudkan hidup sehat, bersih dan
terhindar dari penyakit diare.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga klien dapat
mengetahui tentang cara pencegahan dan penanganan dini terhadap
diare.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang pencegahan dan
penanganan dini terhadap diare:
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga klien mampu :
a. Menjelaskan pengertian Diare
b. Mengetahui penyebab Diare
c. Menyebutkan tanda dan gejala Diare
d. Menguraikan cara penanganan Diare
e. Menjelaskan pencegahan Diare
C. Metode Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan secara langsung di ruang poli anak rsud ulin
banjarmasin diikuti oleh orang tua dan anak tetang pencegahan dini terhadap
diare.
D. Sasaran
Orang tua yang memiliki anak dengan penyakit diare dan berisiko.
E. Strategi dan Pelaksanaan
1. Hari / Tanggal : Selasa, 26 April 2022
2. Tempat : Poli Anak RSUD Ulin Banjarmasin
3. Waktu : 08.30 WITA – Selesai

F. Kegiatan

No Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta


1 Prainteraksi 10 a. Menyampaikan a. Memperhatikan
Menit salam b. Memperhatikan
b. Mengulangi
kontrak yang telah c. Memperhatikan
disepakati
c. Menjelaskan
tujuan

2 Interaksi 30 Menit Melaksanaan a. Memperhatiakan


penyuluhan tetang :
a. Pengertian diare
b. Jenis-jenis diare
c. Gejala diare
d. Komplikasi diare
e. Pengobatan diare
f. Pengobatan
diare dirumah
g. Pencegahan diare
Memberikan
kesempatan
kepada orang tua
untuk bertanya
3 Terminasi 10 Menit a. Memberikan pujian a. Memperhatiakan
dan b. Memperhatikan
mengucapakan dan memberikan
terimakasih salam balik
b. Evaluasi
pemahaman
peserta tentang
materi
c. Memberika
reinforcement
d. Evaluasi perasaan
e. Mengucapkan
terima kasih atas
partisipasi peserta
f. Mengucapkan
salam

G. Setting tempat pemeriksaan kesehatan lansia

Keterangan:
: Pembicara
: Observer
: Dokomentasi
: Peserta/Masayrakat

Keterangan:
1. Pembicara : Raihan S,kep
2. Moderator : Nor Atia S.Kep
3. Observer : Utari Erma Wati S.Kep
4. Dokumentasi : Devi Cahyana S.Kep
5. Pembimbing Akademik : Malisa Ariani, Ns., M.Kep
6. Peserta : Orang tua anak yang menderita diare
H. Evaluasi
Evaluasi Persiapan
a. Media yang digunakan dalam pendidikan kesehatan lengkap, dalam
kondisi baik, dan dapat digunakan dalam pendidikan kesehatan yaitu:
1) Leaflet
Evaluasi proses:
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar, suasana kondusif,
dan orang tua memahami materi pendidikan kesehatan yang diberikan.
b. Orang tua terlihat sangat antusias dan mendengarkan penjelasan secara
seksama.
c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antar penyuluh dengan
sasaran sehingga diskusi dapat berjalan dengan aktif.
d. Waktu pelaksanaan berjalan sesuai dengan rencana.
Evaluasi hasil:
1. Orang tua hadir saat penyuluhan dilaksanakan
2. Orang tua mengetahui tujuan dari penyuluhan tentang pencegahan dan
penanganan dini terhadap diare
3. Orang tua antusias mengikuti penyuluhan
Lampiran :

Materi pencegahan pencegahan dan penanganan dini terhadap diare


PENCEGAHAN DAN PENANGANAN DINI TERHADAP DIARE

A. LATAR BELAKANG
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga
merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian.
Pada tahun 2016 terjadi 18 kali KLB Diare yang tersebar di 11 provinsi, 18
kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 1. 213 orang dan kematian 30
orang (CFR 2,47%). Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana
kesehatan dan kader kesehatan sebesar 10% dari angka kesakitan dikali
jumlah penduduk di satu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Maka
diperkirakan jumlah penderita diare di fasilitas kesehatan sebanyak
5.097.247 orang, sedangkan jumlah penderita diare yang dilaporkan
ditangani di fasilitas kesehatan sebanyak 4.017.861 orang atau 74,33% dan
targetnya sebesar 5.405.235 atau 100%.
Penyakit saluran pencernaan seperti Diare masih cukup tinggi
ditemukan di Provinsi Bali. Pada tahun 2016 diperkirakan jumlah target
penemuan kasus diare sekitar 88,870 orang meningkat dibandingkan tahun
2014 sebesar 87.845 orang, hal ini dikarenakan perumusan target
penemuan kasus berdasarkan jumlah penduduk {10% X (jumlah
penduduk/1000)X Angka Kesakitan (214)}. Sementara kasus Diare yang
tertangani sebanyak 79.254 kasus (89,2%) meningkat dari tahun 2017
sebesar 79,5%, dan angka kesakitan diare 214 per 1000 penduduk.
Angka kesakitan karena Diare di Kabupaten Karangasem tahun 2016
sebesar 15,19 per 1.000 penduduk mengalami sedikit penurunan dari tahun
2017 yang mencapai 17,93 per 1.000 penduduk sedangkan target 214 per
1.000 penduduk.
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam menurunkan angka
kesakitan dan kematian karena diare adalah sebagai melaksanakan tata
laksana penderita diare yang sesuai standar, baik di sarana kesehatan
maupun di rumah tangga, melaksanakan surveilans epidemiologi &
Penanggulan Kejadian Luar Biasa, mengembangkan Pedoman
Pengendalian Penyakit Diare, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
petugas dalam pengelolaan program yang meliputi aspek manejerial dan
teknis medis, mengembangkan jejaring lintas sektor dan lintas program,
pembinaan teknis dan monitoring pelaksanaan pengendalian penyakit diare,
serta melaksanakan evaluasi sabagai dasar perencanaan selanjutnya.
Berdasarkan hal diatas maka kelompok tertarik untuk memberikan
penyuluhan pada seluruh tentang cara pencegahan dan penanganan dini
diare pada anak Dengan harapan setelah dilakukan penyuluhan ini, keluarga
mengetahui tentang penyakit diare dan mampu melakukan penanganan
pertama jika ada anggota keluarga menderita diare serta mau memodifikasi
diri, keluarga, dan lingkungannya dalam mewujudkan hidup sehat, bersih
dan terhindar dari penyakit diare.
B. PENGERTIAN
Diare adalah suatu keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih
dari 4 x pada bayi dan lebih dari 3 x pada anak-anak dengan konsistensi
encer, dapat berwarana hijau atau bercampur lendir dan darah atau lendir
saja.
C. PENYEBAB DIARE
a. infeksi oleh bakteri, virus atau parasite
b. alergi terhadap makanan atau obat tertentu
c. infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti :
campak, infeksi telinga,, infeksi tenggorokan, malaria,dll
d. pemanis buatan
D. TANDA DAN GEJALA DIARE
Diare merupakan suatu keadaan dimana tinja encer dengan frekuensi 4 x
sehari atau lebih yang kadang disertai :
- muntah
- badan lesu
- panas
- tidak nafsu makan
- darah dan atau lendir dalam kotoran
E. CARA PENANGANAN DIARE
a. anak diberikan cairan lebih dari biasanya
b. anak tidak boleh dipuasakan. Makanan harus tetap diberikan tapi
hindari sayuran karena serat sulit untuk dicerna sehingga bisa
meningkatkan frekuensi diare
c. hindari buah-buahan kecuali pisang dan apel karea mengandung
kaolin, pektin, kalium yang berfungsi untuk memadatkan tinja serta
menyerap racun
d. untuk anak yang masih menyusu, tetap berikan ASI
e. beri cairan oralit dengan cara memasukkan bubuk oralit kemasan kecil
ke dalam air matang satu gelas belimbing atau bubuk oralit kemasan
besar ke dalam air matang satu liter atau lima gelas belimbing.jangan
lupa mencuci tangan sebelum membuat larutan oralit
f. jika tidak mempunyai bubuk oralit dapat dibuai d rumah dengan cara :
- sediakan satu gelas air matang ( sebanyak 200 cc ) atau air the
- masukkan gula pasir sebanyak satu sendok the
- masukkan garam dapur yang halus seperempat sendok teh aduklah
merata
g. bila tidak ada oralit, dapat menggunakan air sayur, air tajin atau air
kelapa
F. PENCEGAHAN DIARE
a. selalu mencuci tangan sebelum dan setelah makan. Anak harus
diajarkan untuk mencari tangan sedangkan bayi harus sering dilap
tangannya.
b. jaga kebersihan makanan, minuman dan tempat tinggal
c. berikan ASI eksklusif minimal 6 bulan karena mengandung antibodi
untuk bayi
d. berikan imunisasi lengkap pada anak
G. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Hari / Tanggal : Selasa, 26 April 2022
2. Tempat : Poli Anak RSUD Ulin Banjarmasin
3. Waktu : 08.30 WITA – Selesai
DAFTAR PUSTAKA

Desie Dwi Wisudanti. 2016. Pencegahan dan Penanganan Diare pada Anak.
Dokter Muslimah. (online). 2017
http://www.doktermuslimah.com/2017/05/pencegahan-dan-tatalaksana-diare-
pada-anak.html
Subdit Pengendalian Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan. 2016.
Situasi Diare di Indonesia. Kemenkes RI (online). 2017.
Suriadi. 2015. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: PT Fajar Interpratama
www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-diare.pdf

Anda mungkin juga menyukai