DI
OLEH :
KELOMPOK 5
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
berkat rahmat yang sangat melimpah yang tidak ada henti-hentinya, kami
dengan kenikmatan membuat kami untuk memiliki semangat dan ide dalam
Dan ucapan terima kasih terhadap bapak Fuad, M.A yang telah memberikan
amanah terhadap kami untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Al-Mutlak Al-
Muqayyad”.
Serta dengan rendah hati kami memohon kritik dan saran dari pembaca apabila
terdapat hal yang yang ganjil, agar ke depannya kami bisa lebih baik dalam membuat
karya tulis. Sebab kesempurnaan hanya milik sang pencipta. Dan juga kami
makalah ini.
Demikian yang bisa kami ucapkan, kami berharap makalah yang kami buat
member manfaat kepada pembaca, dan bernilai ibadah disisi Allah Swt. Wallahul
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammad saw melalui malaikat jibril sebagai pedoman bagi kehidupan manusia.
Di dalamnya terdiri dari berbagai surat yang kesemuanya itu sarat akan makna. Ibarat
sebuah buku cerita, berjuta kata lafazh yang ada di dalamnya mengandung makna
yang berbeda-beda. Namun dari setiap makna kata (lafazh) tersebut tak jarang
dijumpai sebuah kata (lafazh) yang maknanya begitu luas tanpa batasan,
yang mana sebelumnya sudah dikaji terlebih dahulu oleh para ulama sehingga
menghasilkan perluasan makna yang lebih meluas dari makna asalnya. Ada juga
sebuah kata yang cakupan maknanya terbatas dan terkesan terpaku pada satu makna
saja (makna asal). Untuk itulah dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Apabila kita selidiki secara seksama tentang keadaan tiap-tiap lafal yang
dipandang dari segi dibatasinya atau tidaknya lafal itu, maka ada yang keadaannya
bebas dan tidak dibatasi penggunaanya oleh hal lain (muqayyad). Hal-hal ini yang
membatasi lafal itu disebut Al-Qaid. Oleh karena itu, berbicara tentang mutlak maka
Mutlak ialah lafal-lafal yang menunjukkan kepada pengertian dengan tidak ada
ikatan (batas) yang tersendiri berupa perkataan, seperti firman Allah SWT:
Ini berarti boleh membebaskan hamba sahaya yang tidak mukmin atau hamba
Mengusap tangan dengan debu, dalam ayat ini tidaklah dibatasi dengan sifat
syarat dan sebagainya, artinya tidak diterangkan sampai di mana, apakah semuanya
diusap atau sebagainya. Yang jelas dalam tayamum itu harus mengusap dengan debu.
1
Khoirul Umam, Ushul Fiqh II, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hal. 95.
2
3
Karena perkataan ( ا َ ْيدِيكُ ْمtanganmu) ini tidak dibatasi sampai dimana yang harus
diusap, maka bagian yang diusap adalah bagian mana saja asalkan bagian tangan.
Muqayyad
Jadi Muqayyad ialah suatu lafal yang menunjukkan atas pengertian yang
ِ طأ ً فَت
)92:َحْري ُْر َرقَ َبة ُمؤْ ِمنَة (اانساء َ َو َم ْن قَت َ َل ُمؤْ ِمنًا َخ
Artinya : dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena bersalah
(hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman”.
Disini tidak sembarangan hamba sahaya yang dibebaskan tetapi ditentukan, hanyalah
ِ ِصلَوةِ فّا ْغ ِسلُ ْوا ُو ُج ْو َهكُ ْم َوا َ ْي ِديَكُ ُم اِلى ْال َم َراف
)6:ق (المائده َّ يَااَيُّ َهاالَّذيْنَ ا َ َمنُ ْوا اِذَا قُ ْمت ُ ْم اِلى ال
Artinya orang mukmin, apabila kamu hendak salat, hendaklah basuh mukamu dan
tanganmu sampai siku”. (QS. AL-Maidah:6)
Ayat ini menerangkan soal wudhu, yaitu harus membasuh muka dan tangan
sampai siku-siku. Disinilah jelas bahwa lafal َواَ ْي ِد َيكُ ُمini disebut muqayyad (dibatasi),
kata qaid.
2
A.Syafii, Fiqih-Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hal. 177.
4
Apabila lafal itu mutlak, maka mengandung ketentuan secara mutlak (tidak
dibatasi). Dan apabila lafal itu muqayyad, maka mengandung arti ketentuan secara
muqayyad(dibatasi).
Maksudnya lafal yang mutlak harus diartikan secara mutlak dan lafal
yang muqayyad harus diartikan secara muqayyad pula dan tidak boleh dicampur-
adukkan satu dengan lainnya. Maka dengan sendirinya hukumnya pun harus
berbeda. 3
Pada prinsipnya para ulama sepakat bahwa hukum lafazh mutlak itu wajib
Kalau sesuatu soal disebutkan dengan lafal mutlak, dan di tempat lain dengan
1. Terus berbeda (sama) hukum dan sebabnya. Dalam hal ini mutlak harus dibawa
kedua lafal tadi sekalipun berbeda dalam bentuknya namun sama saja sama cara
)علَ ْيكُ ُم ْال َم ْيتَةُ َوالدَّ ُم َولَحْ ُم ْال ِح ْن ِزي ِْر (المائدة ْ ُح ِ ّر َم
َ ت
Artinya: Diharamkan atasmu bangkai, darah dan daging babi”. (QS.Al-
Maidah:3)
Contoh Muqayyad:
ْ َطا ِعم ي
ط َع ُمه ُ اِالَّ ا َ ْن يَكُونَ َم ْيتَةً ا َ ْودَما ً َم ْسفُ ْو ًحا َ علَى
َ ً ي ُم َح َّرما َ قُ ْل الَ ا َ ِجد ُ فِي َما ا ُ ْو ِح
َّ َي اِل
)145:ا َ ْولَحْ َم ِخ ْن ِزيْر (األنعام
3
Khoirul Umam, Ushul Fiqh II, …, hal. 97-99.
5
hukum yang sama, yaitu: haramnya darah. Dengan demikian makan yang
diharamkan ialah , darah yang mengalir sedang darah yang tidak mengalir,
2. Berisi hukum yang sama, tetapi berlainan sebabnya. Dalam hal ini ada dua
pendapat:
Contoh mutlak:
ِ سائِ ِه ْم ث ُ َّم يَعُ ْود ُونَ ِل َما قَالُوا فَت
َّ َحْري ُْر َرقَبَة ِم ْن قَ ْب ِل ا َ ْن يَت َ َما
سا َ َُوالَّذِينَ ي
َ ِظا ِه ُر ْونَ ِم ْن ن
)3:(المجادلة
Artinya: orang-orang yang menzihar istrinya kemudian mereka hendak menarik
apa yang mereka ucapkan maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang hamba
sahaya sebelum keduanya bercampur,( Al-Mujadalah: 3)
ِ طأ ً فَت
)92 َحْري ُْر َرقَبَة ُمؤْ ِمنَة (النساء َ َو َم ْن قَت َ َل ُمؤْ ِمنًا َخ
Artinya: barang siapa yang membunuh orang mukmin dengan tidak sengaja
(karena kekeliruan) maka hendaklah membebaskan seorang hamba yang
mukmin. (QS. An-Nisa’: 92)
Kedua ayat diatas berisi hukum yang sama, yaitu pembebasan budak,
sedang sebab berlainan. Yang satu karena zihar yang lain karena pembunuhan
yang sengaja. Dalam ayat pertama, yang menjadi sebab seseorang harus
4
A.Syafii, Fiqih-Ushul Fiqh, …, hal. 172-173.
6
mutlak karena hanya disebut raqabatin sedangkan dalam ayat kedua bentuknya
(harus mukmin)jadi jika yang mutlak diikutkan kepada muqayyad , maka yang
dimaksud budak dalam ayat pertama itu ialah budak-budak yang mukmin..
Namun jika tidak diikutkan kepada yang muqayyad, maka yang mutaq tetap
tidak harus mukmin, sedangkan dalam soal membunuh dengan tidak sengaja
3. Berbeda hukum dan sebabnya. Dalam hal ini ini masing-masing mutlak dan
dalam mutlak.
Contoh mutlak
5
Khoirul Umam, Ushul Fiqh II, …, hal. 99-101.
7
yaitu hendak salat dan pencurian, dan berlainan pula dalam hukum, yaitu wudlu
dan pemotong tangan. Dalam hal ini hadits Nabi SAW lah yang menjadi
4. Berbeda hukum, tetapi sebabnya sama. Dalam hal ini masing-masing mutlak dan
muqayyad tetap pada tempatnya tersendiri.
Contoh mutlak:
ض ْر َبةٌ ِل ْل َوجْ ِه َو ْال َيدَي ِْن
َ اَت َّ َي َّم ُم
Artinya: tayamum ialah sesekali mengusap debu untukmuka dan kedua
tangan.
Contoh muqayyad
ِ ُِو ُج ْو َهكُ ْم َواَي ِديَكُ ْم اِلَى ْال َم َراف
)فَا ْغ ِسلُ ْوا6:ق (المائده
Artinya : basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku( QS. Al-Maidah:6)
hadis yang mutlak, karena berbeda hukum, yang dibicarakan, yaitu wudhu pada
ayat 6 Al-Maidah, dan tayamum pada hukum meskipun sebabnya sama yaitu
hendak salat atau karena hadas(tidak suci). Tangan bisa diartikan dari ujung jari
Jadi hubungan antara mutlak dengan muqayyad itu ada empat, yaitu:
a. Persamaan hukum dan sebab, yang mutlak harus diikutkan pada yang
muqayyad.
ushul, apakah yang mutlak diikutkan kepada yang muqayyad atau tidak.
muqayyad.
6
A.Syafii. Fiqih-Ushul Fiqh, …, hal. 174-175.
8
d. Perbedaan hukum dan persamaan sebab, yang mutlak juga tidsk boleh
pada lafal yang lain, yang digabungkan mutlak kepada muqayyad, jika keduanya
bersesuaian menurut sebab dan hukumnya. Seperti hadis tentang kafarat puasa.
Berikut ini adalah pendapat dari Ulama Hanafiyah dan Jumhur Ulama:
1. Alasan Hanafiyah
Merupakan suatu prinsip bahwa kita melaksanakan dalalah lafazh atas semua
hukum yang dibawa saja, sesuai dengan sifatnya, sehingga lafazh mutlak tetap
tiap nash merupakan hujjah yang berdiri sendiri. Pembatasan terhadap keluasan
makna yang terkandung pada mutlak tanpa dalil dari lafazh itu sendiri berarti
mempersempit yang bukan dari perintah syara’. Berdasarkan hal ini, lafazh
mutlak tidak bisa dibawa pada muqayyad, kecuali apabila terjadi saling
2. Alasan Jumhur
7
Juhaya S. Praja, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 213-214.
9
Al-Quran merupakan kesatuan hukum yang utuh dan antara satu ayat dengan
ayat lainnya berkaitan, sehingga apabila ada suatu kata dalam Al-Quran yang
menjelaskan hukum berarti hukum itu sama pada setiap tempat yang terdapat
Alasan kedua, muqayyad itu harus menjadi dasar untuk menafikan dan
dikatakan sebagi orang diam, yang tidak menyebut qayyid. Di sini ia tidak
adanya qayyid. Di sini tampak jelas adanya kewajiban memakai qayyid ketika
penafsir. Oleh sebab itu, ia lebih baik dijadikan dasar untuk menjelaskan
maksud mutlak.8
8
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia,2010) hal, 96-98.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mutlak ialah lafal yang menunjukkan arti yang sebenarnya tanpa dibatasi oleh
suatu hal yang lain. Sedangkan muqayyad ialah lafal yang menunjukkan arti
yang sebenarnya, dengan dibatasi oleh suatu hal dari batas-batas tertentu.
2. Kalau sesuatu soal disebutkan dengan lafal mutlak, dan di tempat lain dengan
hukum dan sebabnya; b) Berisi hukum yang sama, tetapi berlainan sebabnya; c)
Berbeda hukum dan sebabnya; d) Berbeda hukum, tetapi sebabnya sama.
membawa mutlak kepada muqayyad. Selain itu, Mutlak dan muqayyad terdapat
pada nash yang sama hukumnya. Namun sebabnya berbeda. Masalah ini juga
B. Saran
Agar dimasa yang akan datang bisa jauh lebih baik lagi, kita harus lebih banyak
belajar dan terus melatih ilmu yang kita peroleh. Kami sadari dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalamsegi penulisan maupun
susunan kalimatnya. Maka dari itu, sangatlah dibutuhkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Agar penulisan makalah dilain kesempatan bisa jauh
lebih baik lagi. Pesan kami jangan pernah berhenti untuk belajar, karena kunci
11