Anda di halaman 1dari 3

Kaidah 21

‫العادة محكمة‬

“Adat itu bisa menjadi hukum”

Contoh :

1. Jual beli dengan memutlaqkan bahasa yang pendek, maka disesuaikan dengan nilai uang
yang digunakan
2. Muamalah dengan beragam barang dan jenis-jenis lainnya, disesuaikan dengan harga
yang sama dengan nilai uang yang digunakan.
3. Dalam menggunakan kamar mandi dan makanan yang diberikan kepada tamu tanpa
adanya lafald, maka dikembalikan kepada adat yang digunakan, cuma- cuma atau tidak.

kaidah 23

‫االجتهاد ال ينقض باالجتهاد‬

“Ijtihad itu tidak akan rusak dengan adanya ijtihad lainnya”

Contoh :

1. apabila seseorang berubah ijtihadnya dalam menentukan arah kiblat, maka yang
digunakan adalah ijtihad yang kedua dan tidak mesti mengulangi sholatnya, walaupun
sholatnya empat rokaat dengan empat kiblat maka itu tidak mesti mengulangi.
2. Apabila hakim membuat hukum dengan ijtihadnya, lalu berubah maka hukum ijtihad
yang pertama menjadi batal.
3. Apabila suami melakukan khulu’kepada istrinya hingga 3 kali, lalu menikahi istrinya
Kembali dengan tidak menikahi wanita lainnya (penyelang) (muhallil), lalu menyatakan
bahwa khulu’ itu merupakan fasakh (rusak) bukan talak, namun beruba ijtihadnya
menjadi khulu’ itu adalah talak maka suami masih diperbolehkan dengan istrinya

Kaidah 26

‫ االمام على الرعية منوط بالمصلحة‬H‫تصرف‬


“Kebijakan pemimpin dalam kepemimpinannya harus dilandasi dengan kemashlahatan”

Contoh :

1. jika pemimpin membagikan zakat kepada ashnaf, maka haram baginya untuk
memberikan tambahan kepada ashnaf lainnya yang memiliki kebutuhan yang sama.
2. Tidak dibolehkan kepada seseorang, memilih pemimpin dalam imam sholat yang fasik,
walaupun sah jika menjadi makmum dengannya karena hukumnya makruh.
3. Tidak dibolehkan menggunakan harta baitul mal untuk orang yang tidak membutuhkan
memundurkan (menjauhkan) orang yang butuh.

Kaidah 34

‫الميسور ال يسقط بالمعسور‬

“Kemudahan tidak akan hilang oleh sebab kesulitan”

Contoh :

1. apabila seseorang kerpotong sebagian jari-jari tangannya, maka wajib bagi orang tersebut
membasuh (cuci) yang masih sisa
2. jika seseorang lemah (tidak mampu) dalam melakukan ruku’ dan sujud tetapi masih bisa
berdiri maka berdiri wajib baginya (saat sholat).
3. Seseorang yang memiliki setengah sha’, maka tetap wajib baginya untuk mengeluarkan
zakat.

Kaidah 39

‫ وعدما‬H‫الحكم يدور مع العلة وجودا‬

“Hukum itu beredar bersama dengan illatnya (sebabnya) ada ataupun tidak ada”

Contoh :

1. Haramnya khamr karena memabukkan, sehingga ketika tidak lagi memabukkan


hukumnya halal, seperti cuka.
2. Masuk rumah orang lain atau memakai pakaiannya itu hukumnya haram, karena tidak
ada ridho (kerelaan) dari pemiliknya, apabila diketahui pemiliknya ridho maka hukumnya
boleh.
3. Haram memakan racun untuk merusak, apabila tidak menjadikan rusak makan boleh
seperti

Kaidah 40

‫االصل فى االشياء االباحة‬

“Asalnya sesuatu itu hukumnya mubah (boleh)”

Contoh :

1. Ragu terhadap hewan apakah haram atau tidak, maka hewan itu adalah boleh
2. Jika burung masuk dalam kandang seseorang, dan orang tersebut ragu apakah burung itu
punya orang lain atau tidak, maka yang utama adalah dengan memilikinya.
3. Jika seseorang ragu pada ukuran tambahan emas pada wadah apakah besar atau kecil,
maka asalanya adalah boleh.

Anda mungkin juga menyukai