Anda di halaman 1dari 12

BAB SATU

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia, kebutuhan yang diperlukan tidak cukup hanya

kebutuhan rohani saja. Manusia juga memerlukan kebutuhan jasmani seperti makan,

minum, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan

jasmaninya, manusia harus berhubungan dengan sesama dan alam sekitarnya, inilah

yang disebut dengan masalah mu’amalah. Termasuk dalam masalah muamalah

antara lain adalah jual beli, pinjam-meminjam, beri-memberi, upah-mengupah, dan

lain sebagainya. Agama Islam itu bukan hanya mengatur hubungan antara manusia

dengan Allah, tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dengan manusia.

Di antara masalah-masalah yang banyak melibatkan anggota masyarakat

dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah mu’amalah yaitu masalah akad dan

transaksi dalam berbagai bidang. Karena masalah mu’amalah ini langsung

melibatkan manusia dalam masyarakat, maka pedoman dan tatanannya pun perlu

dipelajari dan diketahui dengan baik, sehingga tidak terjadi penyimpangan dan

pelanggaran yang merusak kehidupan ekonomi dan hubungan sesama manusia.

Kesadaran bermu’amalah hendaknya tertanam terlebih dahulu dalam diri masing-

masing sebelum terjun dalam kegiatan mu’amalah.

Perjanjian atau akad mempunyai arti yang sangat penting dalam kegiatan

mu’amalah di masyarakat yang merupakan dasar dari sekian banyak aktivitas

keseharian. Melalui akad, berbagai kegiatan bisnis dan termasuk usaha menjalankan

bengkel motor. Akad memfasilitasi setiap orang dalam memenuhi kebutuhan dan

1
2

kepentingannya yang tidak dapat dipenuhi sendiri tanpa bantuan dan jasa orang lain,

maupun jasa servis sepeda motor dibengkel sekalipun.

Secara umum bengkel adalah tempat untuk memperbaiki suatu kendaraan

yang rusak agar diperbaiki menjadi benar atau menjadi normal kembali yang di

dalamnya terdapat seseorang yang ahli di bidang tersebut. Dalam dunia bisnis

terutama di bidang jasa service bengkel tidak menutup kemungkinan terjadinya

sesuatu yang mungkin tidak diinginkan dapat tejadi. Misalkan, suatu kendala ketika

melakukan pekerjaan. Karena suatu problematika, hambatan, dan rintangan pada

semua bisnis itu pasti ada.

Dalam praktiknya bengkel AHASS Caleue menerapkan sistem pelayanan

pada siang hari, orang-orang yang mau menyervis sepeda motornya yang rusak

ringan biasa menunggu sampai selesai, namun ada juga yang motornya rusak berat

dan tidak siap dalam satu hari, biasanya meninggalkan kunci dan motornya itu

langsung di bengkel dengan tanpa adanya pembicaraan atau akad terlebih dahulu

dengan pemilik ataupun pekerja yang ada di bengkel. Dengan penerapan pelayanan

yang seperti itulah biasanya dari pelanggan mudah untuk melakukan wanprestasi

karena kurang jelasnya akad dari pelanggan ketika menyervis sepeda motornya.

Sehingga, kurang jelasnya akad dalam suatu perjanjian ketika seseorang menyervis

sepeda motornya menjadi kendala yang menimbulkan suatu kerugian yang dialami

oleh pihak bengkel.

Dalam hal ini kasus yang terjadi di bengkel AHASS Caleue, pemilik motor

menyervis sepeda motornya ke bengkel AHASS Caleue dengan semua kerusakan

yang ada (dengan artian bahwa ketika ada onderdil yang perlu diganti maka diminta
3

untuk diganti), dan pengecekan kerusakan sepenuhnya diatasi oleh pihak bengkel,

sehingga penggantian semua onderdil sepenuhnya dilakukan oleh pihak bengkel,

selesai diperbaiki dan siap untuk dikembalikan untuk diambil. Pihak bengkel

mengatakan kepada pemilik motor kalau mengalami kerusakan lagi terhadap

motornya agar besok dibawa lagi ke bengkel untuk diperbaiki, namun hal ini tidak

dilakukan oleh pemilik motor, pemilik motor membawa motor 1 (satu) minggu

kemudian setelah motornya mengalami kerusakan, dan pemilik motor tidak mau

membayar lagi jasa perbaikan, sehingga menjadi sengketa antara pemilik bengkel

dengan pemilik motor, akibat kurang jelasnya akad dalam suatu perjanjian ketika

pemilik motor menyervis sepeda motornya.

Maka dengan demikian perlu ada penyelesaian sengketa akad pembayaran

jasa perbaiki di bengkel AHASS Caleue, supaya tidak menimbulkan kerugian kedua

belah pihak.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik meneliti tentang penyelesaian

sengketa akad pembayaran jasa servis sepeda motor tersebut, sehingga penulis

mengangkat judul penelitian “Penyelesaian Sengketa Pembayaran Jasa Servis


Sepeda Motor Ditinjau Menurut Hukum Islam (Studi Kasus di Bengkel AHASS
Caleue)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan, maka rumusan

masalah yang dikemukakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

1. Bagaimana praktik dan mekanisme pembayaran jasa servis sepeda motor di

bengkel AHASS Caleue?


4

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap penyelesaian pembayaran jasa

servis sepeda motor di bengkel AHASS Caleue?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan pembahasan penulisan skripsi ini antara lain

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui praktik dan mekanisme pembayaran jasa servis sepeda

motor di bengkel AHASS Caleue

2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap penyelesaian pembayaran

jasa servis sepeda motor di bengkel AHASS Caleue

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk mengembangkan wawasan dan pengatahuan sekaligus sebagai

sumbangan ilmu khususnya dalam materi penyelesaian sengketa pembayaran

jasa servis sepeda motor sehingga dapat membantu mempersiapkan diri

sebagai generasi penerus bangsa yang berwawasan dan bercita-cita tinggi.

2. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mereka yang melakukan

penelitian lebih lanjut.

3. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dan berguna untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dalam arti membangun, memperkuat, dan

menyempurnakan teori yang ada, dan diharapkan untuk menambah

khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang muamalah khususnya


5

pengetahuan tentang penyelsaian sengketa pembayaran jasa servis sepeda

motor.

4. Secara praktis memberikan manfaat serta menambah khazanah ilmu

pengetahuan bagi masyarakat dan akademisi mengenai proses penyelesaian

sengketa pembayaran jasa servis sepeda motor.

E. Penjelasan Istilah

1. Penyelesaian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyelesaian adalah

proses, cara, perbuatan, menyelesaikan (dalam berbagai-bagai arti seperti

pemberesan, pemecahan). Penyelesaian berasal dari kata dasar selesai.1 Dalam

hal ini penyelesaian yang penulis maksud adalah penyelesaian sengketa

pembayaran jasa servis sepeda motor di bengkel AHASS Caleue, dimana

penyelesaian sengketa secara pengadilan maupun diluar pengadilan.

2. Sengketa

Sengketa adalah perselisihan yang terjadi antara pihak-pihak dalam

perjanjian karena adanya wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak

dalam perjanjian, yang mengartikan bahwa konflik atau sengketa merupakan

situasi dan kondisi di mana orang-orang saling mengalami perselisihan yang

bersifat faktual maupun perselisihan-perselisihan yang ada pada persepsi mereka

saja.2

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Depertemen
Pendidikan Nasional, 2008), hal. 1931
2
6

Dengan demikian, yang dimaksud dengan sengketa ialah suatu

perselisihan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang saling

mempertahankan persepsinya masing-masing, di mana perselisihan tersebut

antara pemilik bengkel dengan pemilik motor di bengkel AHASS Caleue dalam

pembayaran akad jasa servis sepeda motor, yang harus diselesaikan oleh kedua

belah pihak.

3. Pembayaran

Pembayaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “perihal

(cara) membayar, memberi uang tersebut untuk dibayar.” 3 Pembayaran adalah

perpindahan hak atas nilai antara pembeli dan pihak penjual secara bersamaan

terjadi pula perpindahan hak atas barang atau jasa secara berlawanan, namum

dalam hal ini pembayaran yang penulis maksud adalah pembayaran jasa servis

sepeda motor di bengkel AHASS Caleu.

4. Jasa

Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata “jasa”

(service) itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi

(personal service) sampai pada jasa sebagai suatu produk. Setiap tindakan atau

kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa

berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya 4

Amriani, Nurnaningsih, Mediasi: Aternatif Penyelesaian Sengketa di Pengadilan, (Jakarta,


Raja Grafindo Persada. 2012), hal 13

3
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa…,hal. 151
4

Stanton Wiliam, at All, Fundamental of Marketing (Sidney: Mcgraw-Hill, 2000), hal. 250.
Dikutip dari http://repository.uin-suska.ac.id/6850/4/BAB%20III.pdf
7

Dengan demikian jasa yang penulis maksud disini adalah jasa atau servis

sepeda motor yang bersangketa dalam pembayaran jasa servis sepeda motor di

bengkel AHASS Caleu.

5. Hukum Islam

Hukum adalah “peraturan yang di buat dan disepakati baik secara tertulis

maupun tidak tertulis, peraturan undang-undang yang mengikat perilaku setiap

masyarakat tertentu”.5 Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh,

atau berserah diri. Adapun menurut syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan

berada pada pengertian: Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata

iman, maka pengertian Islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok)

maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah, ibadah, keyakinan,

perkataan dan perbuatan.6

Bila kata “hukum” menurut pengertian di atas dihubungkan kepada kata

“islam” atau kata “syara’, maka “hukum islam” berarti:”seperangkat peraturan

berdasarkan wahyu Allah dan atau Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia

mukallaf yang diakui diyakini mengikat untuk semua yang beragama Islam.7

Adapun dalam hal ini hukum Islam yang penulis maksud adalah hukum

yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam dalam mengatur

penyelesaian sengketa pembayaran jasa servis sepeda motor di bengkel AHASS

Caleu.

Daryanto, Kamus Bahasa Iandonesi Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997), hal. 271.
6

Endang Saifuddin Anshari, Kuliah Al-Islam, (Bandung, Pusataka 1998), hal. 46.
7

Syaikh Mahmud Syaltut, Al Islam Aqidah Wa Al-Syari’yah (Kairo: Dar Al-Syuruq 1988)
Terjemahan, hal 142.
8

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

research) yaitu dalam mencari data maupun informasi yang terkait dengan

praktik pembayaran jasa servis sepeda motor semua bersumber dari lapangan

yang digali secara intensif kemudian dianalisa dan dilakukan pengujian kembali

terhadap semua data yang terkumpul. Penulis terjun langsung ke lapangan untuk

mengamati bagaimana praktik pembayaran jasa servis sepeda motor yang ada di

bengkel AHASS Caleue.

Sedangkan sifat dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau kejadian yang terjadi. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mendeskripsikan semua data terkait dengan praktik

pembayaran jasa servis sepeda motor yang telah diperoleh dari lapangan secara

terperinci dan sistematis, sehingga menghasilkan kesimpulan yang jelas.

2. Lokasi dan Sumber Data

a. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan.

Penetapan lokasi penelitian merupakan tahap yang sangat penting dalam

penelitian ini, karena dengan ditetapkannya lokasi penelitian berarti objek

dan tujuan sudah ditetapkan sehingga mempermudah penulis dalam

melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, lokasi atau daerah yang

dijadikan objek penelitian adalah di Kedeu Caleue, yaitu di bengkel

AHASS Caleue. Peneliti memilih lokasi ini karena di daerah ini terdapat
9

bengkel yang pada bengkel tersebut terdapat permasalahan yang perlu

untuk diteliti, yaitu permasalahan antara pihak bengkel dengan pelanggan

sehingga merugikan salah satu pihak.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh dalam penelitian ini, data yang dibutuhkan penulis diperoleh dari

dua sumber, yaitu:

1) Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data pertama dimana sebuah

data dihasilkan”8 Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan

wawancara yang yang diperoleh langsung dari sumber data lapangan,

yaitu data yang didapat dari pihak bengkel maupun pihak pelanggan

pemilik motor yang rusak.

2) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah sumber

data primer. Fungsi sumber data skunder adalah membantu keterangan

atau data pelengkap sebagai bahan pembanding.”9 Data ini diperoleh dari

data kepustakaan, buku, dokumen dan lain sebagainya dan tentunya

berhubungan dengan penyelesaian sengketa pembayaran jasa dan

indikasinya menurut Hukum Islam. data ini sebagai data awal sebelum

peneliti terjun ke lapangan.


8

Burhan bungin, Metodelogi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif


(Surabaya: Airlangga Universitas Press, 2001), hal. 129.
9

Burhan bungin, Metodelogi Penelitian Sosial…,hal. 130


10

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah “Proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah

satu dari teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian,

yang direncanakan dan dicatat secara sistematis”10

Observasi yang penulis maksud adalah mengadakan pengamatan

langsung ke lokasi penelitian, untuk memperoleh data yang lengkap tentang

sasaran penelitian. Dalam hal ini penulis mengamati dan mencatat kegiatan

penyelesaian sengketa pembayaran jasa servis sepeda motor.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu “mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, trankrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat dan sebagainya”11 Dalam hal ini penulis mencari data dari buku

monografi dan foto-foto dan pendukung lainnya.

c. Interview ( wawancara )

Metode interview adalah “metode pengumpulan data dengan jalan

tanya jawab lisan secara sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan

berlandaskan pada tujuan penelitian.”12

Komunikasi langsung dan mengadakan wawancara dengan orang-

orang yang penulis anggap penting untuk lebih memperdalam data yang
10

Sutrisno Hadi, Metode Penelitian, Jilid I, (Yogyakarta: Bumi Putera, 2011), hal. 84.

11
Sutrisno Hadi, Metode Penelitian…,hal. 85.
12

Sutrisno Hadi, Metode Penelitian..,hal. 86.


11

diperoleh dari observasi. Adapun yang menjadi sampel utama dalam

penelitian ini adalah 10 orang yang terlibat dalam penyelesaian sengketa

pembayaran jasa servis sepeda motor beberapa subjek yang penulis ajukan

sejumlah pertanyaan tersebut antara lain adalah: penyelesaian sengketa

pembayaran jasa servis sepeda motor.

4. Teknik Pengelohan dan Analisis Data

a. Teknik Pengolahan Data

Tehnik pengolahan data dilakukan dengan cara editing dan koding.

Mengedit adalah “Memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh

pengumpul data”13 Data yang berupa hasil wawancara, berkas, informasi yang

dikumpulkan oleh penulis diperiksa kembali untuk mengurangi kesalahan

atau kekurangan.

Setelah data terkumpul, dilakukan pemilahan dan ricek data sesuai

dengan permasalahan, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode

deskriptif kualitatif, dengan menggunakan pola berpikir induktif, yaitu

penulis melihat kejadian kasuistis di lapangn kemudian kemudian

digeneralisasikan dalam bentuk kesimpulan yang bersifat umum.

b. Analisis Data

Tahap ini, data akan dianalisis menggunakan metode analisis kualitatif

yaitu metode induksi. Metode induksi adalah “proses pengambilan

kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau dua

fakta atau bukti-bukti. Pendekatan induksi sangat berbeda dengan deduksi.

13

Sutrisno Hadi, Metode..,hal. 90.


12

Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi.”14 Data-data yang

bersifat khusus dari pelaksanaan penyelesaian sengketa dan akan ditarik

kesimpulan yang bersifat umum tentang penyelesaian sengketa pembayaran

jasa servis sepeda motor.15 Dalam hal ini penulis menganalisis data

mengunakan beberapa tahap, yang pertama data yang diperoleh dari berbagai

sumber ditelaah secara keseluruhan. Data tersebut berupa hasil observasi,

dokumentasi dan hasil wawancara dengan pihak bengkel dan pemilik motor

dalam penyelesaian sengketa pembayaran jasa servis sepeda motor.

5. Pedoman Penulisan

Mengenai teknik penulisan karya ilmiah ini berfokus pada buku

Pedoman Penyusunan Skripsi yang dikeluarkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu

Syari`ah Perguruan Tinggi Islam Al-Hilal Sigli tahun 2021.

14

Sutrisno Hadi, Metod…, hal. 87.

15
Hendi Suhendi Fiqih Muamalah, (Jakarta : Raja Grafindo Persada..2005), hal. 154.

Anda mungkin juga menyukai