Anda di halaman 1dari 9

Menegakkan diagnosis preeklamsia:

Proteinuria +1
Serum uric acid/urea tinggi Scr tinggi ,
Peningkatan enzim hati 2x
Agregasi platelet/trmbosit meningkat

Tidak ada ketiganya maka hipertensi kronik kehamilan

Variant preeklamsia : HELLP (Hemolisis, Elevated (meningkat) enzim hati (SGOT SGPT), agregasi platelet.

Gejala klinis: nondependen edema (paru, wajah dan tangan), sakit kepala dan gangguan penglihatan
(preeklampia berat->eklampsia)

Faktor resiko preeklampsia:


Kehamilan pertama, obesitas, peningkatan usia ibu, penyakit kronik termasuk DM dan resisten insulin
dan penyakit ginjal. Faktor resiko sehubungan dg kehamilan: kehamilan multijanin/bayi kembar, infeksi
saluran urin, anomali kromosom bayi tertentu. Riwayat keluarga saudara perempuan atau ibu
preeklampsia, hypertensi kronik/gestasional.

Pengobatan lini pertama hipertensi kronik tanpa preeklamsia:

methyldopa (kategori B) dosis 750-1000 mg 3 or 4x sehari dapat ditingkatkan jika perlu 1-2g/hari

labetalol (kombinasi dg alfa atau B2 bloker

kalsium kanal bloker (nifedipine

Yang lain yang mungkin boleh (bukan lini pertama): propranolol (betabloker), diuretic (beberapa)

Kontraindikasi: ACEI/ARB (berbahaya pada janin dan tinggi mortalitas)

Preeklamsia ringan, hipertensi (Tekanan darah sistolik >140 mmHg atau tekanan diastolik > 90 mmHg) +
proteinuria, UA sCr, ALT normal, tidak ada tanda dan gejala

GLUKOKORTIKOSTEROID dapt diberikan untuk menurunkan resiko RDS dan mortalitas janin serta
neonatal. Contoh Dexamethason:

Preeklampsia berat: Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan tekanan darah diastolik > 110 mmHg

Disebut dengan preeklampsia berat pada penderita preeklampsia bila didapatkan salah satu gejala
berikut: Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan tekanan darah diastolik > 110 mmHg; Proteinuria > 5
gr/jumlah urin selama 24 jam; Oliguria; Peningkatan kadar kreatinin serum (> 1,2 mg/dL); Edema paru
dan sianosis; Gangguan visus dan serebral disertai sakit kepala yang menetap; Nyeri epigastrium yang
menetap; Peningkatan enzim hepar (alanin aminotransferase [ALT] atau aspartate aminotransferase
[AST]); Sindroma HELLP
Hipertensi akut dan berat:

1. Hydralazin IV
Hydralazine, a direct arterial smooth muscle dilator, has in the past been the drug of choice for
the acute treatment of severe hypertension in pregnancy. This drug induces a baroreceptor-
mediated tachycardia and increases cardiac output, which increases uterine blood flow as the
BP is lowered. The onset of antihypertensive effect for hydralazine ranges from 10 to 20
minutes, and duration of action ranges from 3 to 6 hours after an IV dose. Therefore, doses of
hydralazine should not be repeated more frequently than every 20 to 30 minutes to prevent
drug accumulation. Nausea, vomiting, tachycardia, flushing, headache, and tremors could
occur. Some of these hydralazine-induced adverse effects mimic symptoms associated with
severe pre-eclampsia and imminent eclampsia, making it difficult for a clinician to differentiate
between drugassociated and disease-related problems

2. Labetalol IV, tidak untuk wanita yang asma dan gagal jantung. Efek samping lebih sedikit dari
hydralazin
administered IV in increasing doses of 20, 40, and 80 mg every 10 minutes to a cumulative dose
of 300 mg or until the diastolic pressure is less than 100 mm Hg.

3. Nifedipin 10 mg secara oral (S < 160 mmHg, D < 100 mmHg


Kalsium glukonat/kalsium klorida IV diberikan jika terjadi hipotensi tiba2
Nifedipin + magnesium sulfat = efek sinergis, dapat menyebabkan hipotensi dan blokade
neuromuskular
Nifedipine is effective in decreasing BP without reducing uteroplacental blood flow or
decreasing fetal heart rate.

KNDISI HIPERTENSI EMERGENSI PADA KEHAMILAN= Nifedipin oral +labetalol IV efektif


menurunkan hipertensi

LINI KEDUA: methil dopa, nitrogliserin,

Preeklamsia berat dapat berkembang menjadi eklampsia

Tujuan pengobatan hipertensi berat pada preeklamsia kronik adalah untuk mencegah komplikasi
serebral seperti encelopathy dan hemoragi/stroke (D >110)

D 100 -> menyebabkan kerusakan vaskular ibu.

Kombinasi nifedipin dan metildopa dapat diberikan, memberikan efek sinergik

Eklampsia (kejang)

Profilaksis dari preeklampsia berat ke eklampsia: magnesium sulfat (antikonvulsan), dengan memblok
reseptor asam amino excitatory, Nmethyl D aspartat. Kejang disebabkan menurunya aliran darah ke
otak akibat vasospasme. Magnesium sulfat berpotensi sebagai vasodilatr otak dan meningkatkan
sintesis prostasiklin, vasodilator endotel.

IV magnesium sulfat regimen 4-6 g IV loading dose (30 menit) diikuti dosis 2g/jam. (4-8 mg/dl dalam
darah) Harus dimonitor:

Patellar reflex (toksisitas magnesium sulfat, 8-12 mg/dl), laju respirasi (harus lebih dari 12x/min, dosis
magnesium sulfat 13 mg/dl dapat menyebabkan henti nafas) dan output urin (monitor 100 ml setiap 4
jam)

Diekresi di ginjal dan dapat terakumulasi menyebabkan disfungsi ginjal

Juga memiliki resiko bahaya tinggi : kematian jika terjadi overdosis

Lama pemberian bergantung dari tingkat keparahan preeklampsia. Dilanjutkan selama24 jam setelah
melahirkan. Untuk preeklampsia dengan hipertensi kronik atau dengan resiko exaxerbation penyakit
berbahaya jika magnesium sulfat dihentikan tiba2.

Kebutuhan vitamin dan mineral orang hamil

Besi : 18-21 mg/hari

Anemia defisiensi besi: Hb < 11 mg dan hematokrit < 33% ut trimester pertama dan ketiga

Hb < 10,5 mg dan hematokrit < 32% ut trimester kedua

Butuh: 60-120 mg besi perhari

Asam folat: 0,4-0,8 mg/hari ut kehamilan trimester pertama. Lebih dibutuhkan untuk wanita dengan
riwayat bayi tabung. Tanpa riwayat kebutuhan dan defisiensi vit b6 dibatasi hanya sampai 0,4 mg/hari.

Kalsium: >19 thn : 1000 mg/hari. <19 than : 1300 mg/hari

Dapat pula ditambah dg diet makanan kya kalsium seperti susu, keju, yoghurt, kacang, buah kering.
Asma

Menurut dipiro, pengobatan asma pada kehamilan dibagi menjadi 2 step


Step 1: semua pasien hamil dengan asma harus menerima SABA (Albuterol yang lebih dipilih)
Step 2/above (asma persisten/bertahan):
ICS (budesonid, preffered ICS)
LABA (aman, cth: Cromolyn, leukotriene receptor antagonists, and theophylline are considered
alternative agents, but they are not preferred.
Severe disease: corticosteroid sistemik

Hipertensi kehamilan
Menurut dipiro, pengobatan antihipertensi sebelum kehamilan atau hipertensi yang bertahan 12
minggu pospartum -> hipertensi kronik
Mild: S 140–159 mm Hg, D 90–109 mm Hg)
Severe: 160 mm Hg or higher, D 110 mm Hg or higher
Therapy: sBP 120 - 160 mm Hg , dBP 80 -105 mm Hg is recommended
Agen parenteral:
labetalol dan hydralazin (more maternal and fetal adverse effects)
oral nifedipine boleh digunakan
magnesium sulfat, sedikit bukti yang menunjukkan penggunaannya kecuali digunakan bersama dengan
preeklamsia
Nitroprusside, diazoxide, and nitroglycerin (HTN refraktory/yang sulit disembuhkan), perlu dimonitoring

Anemia defisiensi besi:


Oral iron. Besi sulfat, besi glukonat, besi fumarat
Paranteral iron jika intolerance oral iron, malabsorpsi iron, pasien tidak sadar/gawat darurat
total dose of parenteral iron needed to correct anemia:
Dose of iron (mg) = whole
blood hemoglobin deficit
(g/dL) × body weight (lb) or
Dose of iron (mg) = whole An additional quantity of iron to replenish stores should be added
blood hemoglobin deficit (about 600 mg for women and 1000 mg for men).
(g/L) × body weight (kg) ×
0.22
Parameter Tanggal keterangan
22/11 22/11
WBC (3,70 – 10,1 x 103/uL 17.7 103/ul ↑ , tidak normal
Sel darah putih/leukosit
NEU (1,63-6,96 x 103/UL)/(39,3-73,7 %) 12.4 75.5% ↑ , tidak normal
LYM (1,09-2,99)/(18,0-48,3 %) 3.57 15.8% ↓, tdk normal
MONO (0,240-.790)/(4,40-12,7 %) .789 6.46% Normal
EOS (0,30-0,440)/(,600-7,30%) .834 1.82% Normal
BASO (0,00-0,80)/(0,00-1,70 %) .125 .402% Normal
6
RBC (4,06-5,58 x 10 /uL) 4.36 10e6/pul Normal
HGB (12,9 – 15,9 g/dL) 10.8 g/dL ↓ Tdk normal
HCT (37,7 – 53,7%) 31.5 % ↓ Tdk normal
MCV (81,1-96,0 fl) 72.3 Cl ? fL ↓ Tdk normal
MCH (27,0-31,2%) 24.8 Gg ? Pg ↓ Tdk normal
MCHC (31,8-35,4%) 34.3 g/dL ? g/L Normal
RDW (11,5-14,5 %) 12.2 % Normal
PLT (155 - 366 x 103/UL) 486 103/ul ↑ , tidak normal
MPV (6,90-10,6 fL) 5.89 Cl ? ↓ Tdk normal
SGOT (hati) 16 Lk ≤37 mg/dL Normal
Pr ≤31 mg/dL
SGPT (hati) 14 Lk ≤40 mg/dL Normal
Pr ≤31 mg/dL
UREA 18 10-50 mg/dL Normal
Kreatinin (ginjal 0.6 Lk : 0.6-1.1 Normal
Pr : 0.5-0.9
GDS (DM) 112 <140 mg/dL Normal

TTV Tanggal
21/11/17 22/11/17 23/11/17 24/11/17 25/11/17 26/11/17
Tekanan darah (120/80 mmHg) 170/100 170/100 180/100 180/100 150/100 130/80
Nadi (80-100 x/min) 82 80 76 80 80 88
RR (16-20 x/min) 20 20 20 20 22 20
Suhu (oC) 36.4 36.7 36.7 36.7 37.4 37
DJJ (120-160 dpm) 138 132 138 142
Detak jantung janin

No. Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Ket.


Hemostasis (21/11/2017)
1 Cloting Time (CT) = <15’00” 9’00 Menit Normal

2 Bleeding Time (BT) = 1’00”-3’00” 2’00 Menit Normal

3 Protrombin Time (PT) =11-18 - Detik  -

4 International Normalize Ratio (INR) -  -  -

5 APTT (acitivated partikel Thromboplastin Time) - Detik  -

Pemeriksaan Urin

1. Proteinuria (Negatif) Positif +1 Tdk Normal

Pasien Diagnosa Masuk Diagnosa sekunder Keterangan


Wanita G1P0A0 + Gr. 29-30 minggu + Protein +1
(38 tahun 3 bln) Preeklamsia dan Asma Anemia mikrositik
BB/TB Bronchiale hipoksom
100 kg/150 cm Leukositosis
G1 = Gravida/kehamilan 1 Trombositosis
P0= partus/persalinan 0
A0 = Abortus/keguguran 0 anemia defisiensi besi
leukosit tinggi
Gr. 29-30 minggu trombosit tinggi
Gravida/kehamilan 29-30 minggu
(Trimester III)

Trimester I : 1-13 minggu


Trimester II: 14-27 minggu
Trimester !!!: 27- 41/waktu
melahirkan

Dosis/Aturan Tanggal
No. Nama Obat Pakai Ket.
21/11 22 23 24 25 26

1 RL 20tpm √ √ √ √ √
2 Dexametason 6 g/12 jam/ √ √ √ Dosis tdk tepat
5mg/mL IM 6 mg/12 jam untuk 4
Nifedipin KI . akan dosis.
meningkatkan Indikasi pematangan
kortikosteroid dlm paru
plasma dan janin/mengurangi
mghambat RDS
metabolisme
3 Nebulizer +20 cc/12jam √ √ √ √ √ Untuk asma
combivent Tepat indikasi
(salbutamol + Tepat obat
ipratropium
bromida)
4 GG (Guaifenesin) 3x1 tab √ √ √ √ √ Tepat indikasi
(Gliseril Guaiakolat Tepat dosis
Pemberian
5 Nifedipin 10 mg 3x1 tab √ √ √ √ √ √ Lini pertama untuk
Dos. 2x1 terapi antihipertensi
pada preeklamsia
(hipertensi berat)
6 Dopamet 3x2 tab √ √ √ √ √ √ Tep. Pasien
(Metildopa) Dos. 3x1 Tep. Obat
250mg Tep. Indikasi
Tep. Dosis
& cara pemakaian
7 MgSO4 40% 4g/28 tpm √ Rasional
4-6 g/30 menit
8 MgSO4 40% 6 g/28 tpm √ √ √ Tdk rasional
2 g/ Tidak tepat dosis
Dan indikasi
9 SF (sulfat ferosus) 1x1 tab √ Tepat indikasi
Tdk tepat dosis
Tidak tep. Waktu
pemberian

KI dengan metildopa.
Berikan jarak 2 jam
pemberian.

Anda mungkin juga menyukai