Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
Sahid Jaya | yohanessulistyadi@outlook.com
Sistem manajemen keamanan pangan – Persyaratan
untuk organisasi dalam rantai pangan
(ISO 22000:2018, IDT)
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
SNI ISO 22000:2018
Daftar isi
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
Daftar isi ............................................................................................................................. i
Prakata...............................................................................................................................ii
Pendahuluan ..................................................................................................................... iii
1 Ruang lingkup........................................................................................................ 1
2 Acuan normatif ....................................................................................................... 1
3 Istilah dan definisi .................................................................................................. 1
4 Konteks organisasi .............................................................................................. 10
5 Kepemimpinan ..................................................................................................... 11
6 Perencanaan ....................................................................................................... 12
7 Dukungan ............................................................................................................ 14
Tabel A.1 ─ Acuan silang antara prinsip CODEX HACCP dan langkah aplikasi dan pasal
dokumen ini ..................................................................................................................... 35
Tabel B.1 — Struktur utama ............................................................................................ 37
Tabel B.2 — Pasal 7: Dukungan .................................................................................... 38
Tabel B.3 — Pasal 8: Operasi ........................................................................................ 39
© BSN 2019 i
SNI ISO 22000:2018
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) ISO 22000:2018, dengan judul Sistem manajemen
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
keamanan pangan – Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan, merupakan
adopsi identik dari ISO 22000:2018, Food safety management systems – Requirements
for any organization in the food chain, dengan metode terjemahan dalam Bahasa
Indonesia. Standar ini merevisi SNI ISO 22000:2009 Sistem manajemen keamanan
pangan – Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan. Revisi ini dimaksudkan
untuk harmonisasi dengan standar internasional yang berlaku.
Standar ini disusun oleh Komite Teknis 67-08 Sistem Manajemen Keamanan Pangan.
Standar ini telah dibahas dalam rapat teknis dan disepakati dalam rapat konsensus yang
dilaksanakan tanggal 8 Juli 2019 di Jakarta dengan dihadiri para pemangku kepentingan
(stakeholder) terkait yaitu perwakilan dari produsen, konsumen, pakar dan pemerintah.
Standar ini telah melalui jajak pendapat pada 2 Agustus 2019 sampai dengan 31 Agustus
Untuk tujuan penggunaan standar ini istilah “this document” diterjemahkan menjadi
“standar ini”.
Apabila di kemudian hari pengguna menemukan kesulitan dalam penggunaan standar ini,
maka dianjurkan untuk merujuk pada standar aslinya yaitu ISO 22000:2018 dan/atau
dokumen terkait lain yang menyertainya.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional (BSN) tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
© BSN 2019 ii
SNI 22000:2018
Pendahuluan
0.1 Umum
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
Penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan (SMKP) adalah keputusan strategis
bagi organisasi yang dapat membantu meningkatkan kinerja keseluruhan dalam
keamanan pangan. Manfaat potensial untuk organisasi menerapkan SMKP berdasarkan
standar ini adalah:
a) kemampuan secara konsisten untuk menyediakan pangan serta produk dan
layanan yang aman dan memenuhi persyaratan yang diminta oleh pelanggan serta
hukum dan peraturan yang berlaku;
b) menangani risiko yang terkait dengan tujuannya;
c) kemampuan untuk menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan SMKP yang
ditentukan.
Dokumen ini menggunakan pendekatan proses (lihat 0.3), yang menggabungkan siklus
Siklus PDCA memungkinkan sebuah organisasi untuk memastikan bahwa proses yang
ada dikelola dan mempunyai sumber daya yang memadai, serta peluang untuk perbaikan
dalam organisasi ditetapkan dan ditindaklanjuti.
Pemikiran berbasis risiko memungkinkan suatu organisasi untuk menentukan faktor yang
dapat menyebabkan proses dan SMKP-nya menyimpang dari hasil yang direncanakan,
dan untuk melakukan pengendalian dalam upaya mencegah atau meminimalkan efek
yang merugikan.
Keamanan pangan berhubungan dengan adanya bahaya keamanan pangan pada saat
konsumsi (asupan oleh konsumen). Bahaya keamanan pangan dapat terjadi pada setiap
tahap rantai pangan. Oleh karena itu, pengendalian yang memadai di seluruh rantai
pangan sangat penting. Keamanan pangan dijamin melalui upaya gabungan semua pihak
dalam rantai pangan. Dokumen ini menetapkan persyaratan untuk SMKP yang
menggabungkan elemen kunci berikut yang dikenal secara umum:
— komunikasi interaktif
— manajemen sistem
— program persyaratan dasar
— prinsip analisis bahaya dan titik kendali kritis / hazard analysis and critical control point
(HACCP)
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
Selain itu, dokumen ini didasarkan pada prinsip yang umum untuk standar sistem
manajemen ISO. Prinsip-prinsip manajemen adalah:
— fokus pelanggan
— kepemimpinan
— pelibatan orang
— pendekatan proses
— peningkatan
— pengambilan keputusan berdasar bukti
— manajemen hubungan
Pengakuan terhadap peran dan posisi organisasi dalam rantai pangan sangat penting
untuk memastikan komunikasi interaktif yang efektif di seluruh rantai pangan.
Check memantau dan (bila diperlukan) mengukur proses serta produk dan jasa
(Periksa): yang dihasilkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi dan data
dari kegiatan pemantauan, pengukuran dan verifikasi serta melaporkan
hasilnya
© BSN 2019 iv
SNI 22000:2018
Dalam dokumen ini, dan seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1, pendekatan proses
menggunakan konsep siklus PDCA pada dua level. Level pertama mencakup
keseluruhan kerangka SMKP (Pasal 4 hingga Pasal 7 dan Pasal 9 hingga Pasal 10).
Level lainnya (perencanaan dan pengendalian operasional) mencakup proses operasional
dalam sistem keamanan pangan seperti yang dijelaskan dalam Pasal 8. Komunikasi
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
antara kedua level itu penting.
0.3.3.1 Umum
Pemikiran berbasis risiko sangat penting untuk mencapai SMKP yang efektif. Dalam
dokumen ini, pemikiran berbasis risiko dibahas pada dua level, yaitu level organisasi (lihat
0.3.3.2) dan level operasional (lihat 0.3.3.3), yang konsisten dengan pendekatan proses
yang dijelaskan dalam 0.3.2.
Risiko adalah efek dari ketidakpastian, baik positif atau negatif. Dalam konteks
manajemen risiko organisasi, deviasi positif yang timbul dari risiko dapat memberikan
peluang, tetapi tidak semua efek positif dari risiko menghasilkan peluang.
© BSN 2019 v
SNI ISO 22000:2018
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
Langkah selanjutnya dalam HACCP dapat dianggap sebagai tindakan yang diperlukan
untuk mencegah bahaya atau mengurangi bahaya hingga tingkat yang dapat diterima
untuk memastikan pangan aman pada saat dikonsumsi (Pasal 8).
Keputusan yang diambil dalam penerapan HACCP harus didasarkan pada sains, bebas
dari bias dan didokumentasikan. Dokumentasi harus mencakup asumsi kunci dalam
proses pengambilan keputusan.
Standar ini telah dikembangkan dalam struktur tingkat tinggi (high level structure/HLS)
ISO. Tujuan dari HLS adalah untuk meningkatkan keselarasan antara standar sistem
Standar ini merupakan prinsip inti dan kerangka kerja untuk SMKP dan menetapkan
persyaratan SMKP khusus untuk organisasi di seluruh rantai pangan. Panduan lain yang
berkaitan dengan keamanan pangan, spesifikasi dan/atau persyaratan khusus untuk
sektor pangan dapat digunakan bersama dengan kerangka ini.
Selain itu, ISO telah mengembangkan keluarga dokumen terkait. Ini termasuk dokumen
untuk:
— program persyaratan dasar (seri ISO/TS 22002) untuk sektor rantai pangan spesifik;
— persyaratan audit dan lembaga sertifikasi;
— ketertelusuran.
© BSN 2019 vi
SNI ISO 22000:2018
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen keamanan pangan (SMKP)
yang memungkinkan organisasi baik secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam
rantai pangan:
Semua persyaratan dokumen ini bersifat umum dan dimaksudkan untuk dapat berlaku bagi
semua organisasi dalam rantai pangan, terlepas dari ukuran dan kompleksitasnya.
Organisasi yang secara langsung atau tidak langsung terlibat adalah termasuk, tetapi tidak
terbatas pada, produsen pakan, produsen makanan hewan, pemanen tanaman liar dan
hewan buruan, petani, produsen ingredien, industri pangan, pengecer, dan organisasi yang
menyediakan jasa makanan, jasa katering, jasa pembersihan dan sanitasi, jasa transportasi,
penyimpanan dan distribusi, pemasok peralatan, pembersihan dan disinfektan, bahan
pengemas dan bahan kontak pangan lainnya.
Dokumen ini memungkinkan organisasi apa pun, termasuk organisasi kecil dan/atau mikro
(misalnya pertanian kecil, distributor-pengemas kecil, pengecer kecil atau outlet jasa pangan
kecil) untuk menerapkan elemen yang dikembangkan secara eksternal dalam SMKP
mereka.
Sumber daya internal dan/atau eksternal dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan
dokumen ini
2 Acuan normatif
ISO dan IEC memelihara database terminologis untuk penggunaan dalam standardisasi di
alamat berikut:
— ISO Online browsing platform: tersedia di https://www.iso.org/obp
— IEC Electropedia: tersedia di http://www.electropedia.org/
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
3.1
tingkat yang dapat diterima
tingkat bahaya keamanan pangan (3.22) yang tidak dilampaui dalam produk akhir (3.15)
yang ditetapkan oleh organisasi (3.31)
3.2
kriteria tindakan
spesifikasi yang terukur atau dapat diamati untuk pemantauan (3.27) dari OPRP (3.30)
CATATAN 1 Kriteria tindakan ditetapkan untuk menentukan apakah OPRP dalam kendali, dan
membedakan antara yang dapat diterima (kriteria dipenuhi atau dicapai berarti OPRP beroperasi
sesuai yang dimaksudkan) dan tidak dapat diterima (kriteria tidak dipenuhi atau tidak dicapai berarti
3.3
audit
proses (3.36) yang sistematis, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti
audit dan mengevaluasinya secara obyektif untuk menentukan sejauh mana kriteria audit
terpenuhi.
CATATAN 1 : Audit dapat berupa audit internal (pihak pertama) atau audit eksternal (pihak kedua
atau pihak ketiga), dan dapat berupa audit gabungan (menggabungkan dua disiplin atau lebih).
CATATAN 2 : Audit internal dilakukan oleh organisasi itu sendiri, atau oleh pihak eksternal atas
nama organisasi tersebut.
CATATAN 3 : "Bukti audit" dan "kriteria audit" didefinisikan dalam ISO 19011.
CATATAN 4 : Disiplin yang relevan adalah, misalnya, manajemen keamanan pangan, manajemen
mutu atau manajemen lingkungan.
3.4
kompetensi
kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai hasil yang
diinginkan
3.5
kesesuaian
pemenuhan suatu persyaratan (3.38)
3.6
kontaminasi
masuknya atau hadirnya kontaminan termasuk bahaya keamanan pangan (3.22) dalam
produk (3.37) atau lingkungan pemrosesan
3.7
peningkatan yang berkelanjutan
aktivitas berulang untuk meningkatkan kinerja (3.33)
3.8
tindakan pengendalian
tindakan atau aktivitas yang harus dilakukan untuk mencegah bahaya keamanan pangan
(3.22) yang signifikan atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima (3.1)
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
CATATAN 1 : Lihat juga bahaya keamanan pangan yang signifikan (3.40).
3.9
koreksi
tindakan untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang terdeteksi (3.28)
CATATAN 1 : Koreksi mencakup penanganan produk yang berpotensi tidak aman dan karenanya
dapat dilakukan secara bersamaan dengan tindakan korektif (3.10).
CATATAN 2 : Koreksi dapat berupa, misalnya, pemrosesan ulang, pemrosesan lebih lanjut dan/
atau pemusnahan hasil yang tidak sesuai dari ketidaksesuaian (seperti ditempatkan untuk
penggunaan lain atau pelabelan khusus).
3.11
titik kendali kritis/critical control point
TKK/CCP
langkah dalam proses (3.36) dimana tindakan pengendalian (3.8) diterapkan untuk
mencegah atau mengurangi bahaya keamanan pangan yang signifikan (3.40) ke tingkat
yang dapat diterima, dan menetapkan batas kritis (3.12) dan pengukuran (3.26) yang
memungkinkan penerapan koreksi (3.9)
3.12
batas kritis
nilai terukur yang memisahkan antara yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima
CATATAN 1 : batas kritis dibuat untuk menentukan apakah suatu CCP (3.11) tetap dalam kendali.
Jika suatu batas kritis terlewati atau tidak terpenuhi, maka produk yang terdampak harus ditangani
sebagai produk yang berpotensi tidak aman.
[SUMBER: CAC/RCP 1 1969, dimodifikasi - Definisi telah dimodifikasi dan CATATAN 1 untuk
entri telah ditambahkan.]
3.13
informasi terdokumentasi
informasi yang perlu dikendalikan dan dipelihara oleh suatu organisasi (3.31) beserta media
dimana informasi tersebut berada
CATATAN 1: Informasi yang terdokumentasi bisa dalam format dan media apa saja, dan dari sumber
apa pun.
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
3.14
efektivitas
tingkat realisasi kegiatan dan pencapaian hasil yang direncanakan
3.15
produk akhir
produk (3.37) yang tidak akan menjalani proses atau transformasi lebih lanjut oleh organisasi
(3.31)
CATATAN 1 : Suatu produk yang mengalami proses atau transformasi lebih lanjut oleh organisasi
lain adalah produk akhir dalam konteks organisasi pertama dan bahan baku atau ingredien dalam
konteks organisasi kedua.
CATATAN 1 : Perbedaan dibuat dalam dokumen ini antara istilah pangan (3.18), pakan (3.16) dan
makanan hewan (3.19):
— Pangan ditujukan untuk dikonsumsi oleh manusia dan hewan, dan termasuk pakan dan makanan
hewan;
— Pakan dimaksudkan untuk diumpankan ke hewan yang memproduksi pangan;
— Makanan hewan dimaksudkan untuk diumpankan ke hewan yang tidak memproduksi makanan,
seperti hewan peliharaan.
[SUMBER: CAC/GL 81 2013, dimodifikasi - Kata "bahan" telah diubah menjadi "produk" dan
"langsung" telah dihapus.]
3.17
diagram alir
penyajian skematis dan sistematis dari urutan dan interaksi langkah dalam proses
3.18
pangan
zat (ingredien), baik diproses, setengah diproses atau mentah, yang dimaksudkan untuk
konsumsi, dan termasuk minuman, permen karet dan zat apa pun yang telah digunakan
dalam pembuatan, persiapan atau penanganan "pangan" namun tidak termasuk kosmetik
atau tembakau atau zat (ingredien) yang digunakan hanya sebagai obat
CATATAN 1 : Perbedaan dibuat dalam dokumen ini antara istilah pangan (3.18), pakan (3.16) dan
makanan hewan (3.19):
— Pangan ditujukan untuk dikonsumsi oleh manusia dan hewan, dan termasuk pakan dan makanan
hewan;
— Pakan dimaksudkan untuk diumpankan ke hewan yang memproduksi pangan;
— Makanan hewan dimaksudkan untuk diumpankan ke hewan yang tidak memproduksi makanan,
seperti hewan peliharaan.
3.19
makanan hewan
satu atau beberapa produk, apakah diproses, setengah diproses atau mentah, yang
dimaksudkan untuk diberikan kepada hewan yang tidak memproduksi makanan
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
CATATAN 1 : Perbedaan dibuat dalam dokumen ini antara istilah pangan (3.18), pakan (3.16) dan
makanan hewan (3.19):
— Pangan ditujukan untuk dikonsumsi oleh manusia dan hewan, dan termasuk pakan dan makanan
hewan;
— Pakan dimaksudkan untuk diumpankan ke hewan yang memproduksi pangan;
— Makanan hewan dimaksudkan untuk diumpankan ke hewan yang tidak memproduksi makanan,
seperti hewan peliharaan.
[SUMBER: CAC/GL 81 2013, dimodifikasi - Kata "bahan" telah diubah menjadi "produk",
"non" telah ditambahkan dan "langsung" telah dihapus.]
3.20
rantai pangan
urutan tahapan dalam produksi, pemrosesan, distribusi, penyimpanan dan penanganan
CATATAN 1 : Hal ini termasuk produksi pakan (3.16) dan makanan hewan (3.19).
CATATAN 2 : Rantai pangan juga mencakup produksi bahan yang dimaksudkan untuk bersentuhan
dengan pangan atau bahan mentah.
3.21
keamanan pangan
jaminan bahwa pangan tidak akan menyebabkan efek kesehatan yang merugikan bagi
konsumen ketika disiapkan dan/atau dikonsumsi sesuai dengan tujuan penggunaannya.
CATATAN 1 Keamanan pangan terkait dengan keberadaan bahaya keamanan pangan (3.22) pada
produk akhir (3.15) dan tidak termasuk aspek kesehatan lainnya yang terkait dengan, misalnya,
malnutrisi.
CATATAN 2 Jangan disalah-artikan dengan ketersediaan, dan akses ke, pangan ("ketahanan
pangan").
[SUMBER: CAC/RCP 1 1969, dimodifikasi - Kata "bahaya" telah diubah menjadi "efek
kesehatan yang merugikan" dan catatan telah ditambahkan.]
3.22
bahaya keamanan pangan
agen biologi, kimia atau fisik dalam pangan (3.18) dengan potensi menyebabkan efek buruk
pada kesehatan
CATATAN 1 Istilah "bahaya" jangan disalah artikan dengan istilah "risiko" (3.39) yang, dalam
konteks keamanan pangan, berarti fungsi dari probabilitas efek kesehatan yang merugikan (misalnya
menjadi sakit) dan keparahan efek itu (misalnya kematian, rawat inap) ketika terkena bahaya tertentu.
CATATAN 3 : Dalam konteks pakan dan bahan pakan, bahaya keamanan pangan yang relevan
adalah bahaya yang dapat hadir di dalam dan/atau pada pakan dan bahan pakan dan yang melalui
konsumsi pakan ternak oleh hewan dipindahkan ke pangan dan dengan demikian dapat memiliki
berpotensi menyebabkan efek buruk bagi kesehatan hewan atau konsumen manusia. Dalam konteks
operasi selain yang secara langsung menangani pakan dan makanan (misalnya produsen bahan
pengemas, desinfektan), bahaya keamanan pangan yang relevan adalah bahaya yang dapat secara
langsung atau tidak langsung ditransfer ke pangan bila digunakan sebagaimana dimaksud (lihat
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
8.5.1.4).
CATATAN 4: Dalam konteks makanan hewani, bahaya keamanan pangan yang relevan adalah
bahaya yang berbahaya bagi spesies hewan untuk makanan yang dimaksudkan.
[SUMBER: CAC/RCP 1 1969, dimodifikasi - Ungkapan "atau kondisi" telah dihapus dari
definisi dan catatan untuk entri telah ditambahkan.]
3.23
pihak berkepentingan (istilah yang lebih disukai)
stakeholder (istilah yang bisa diterima)
orang atau organisasi (3.31) yang dapat mempengaruhi, dipengaruhi oleh, atau merasa
dirinya dipengaruhi oleh suatu keputusan atau kegiatan
3.24
CATATAN 1 : Lot ditentukan oleh parameter yang ditetapkan sebelumnya oleh organisasi dan
dapat dijelaskan oleh istilah lain, mis. bets.
3.25
sistem manajemen
serangkaian elemen yang saling terkait atau berinteraksi dari suatu organisasi (3.31) untuk
menetapkan kebijakan (3.34) dan sasaran (3.29) dan proses (3.36) untuk mencapai sasaran
tersebut
CATATAN 1 : Sistem manajemen dapat ditujukan untuk satu disiplin atau beberapa disiplin.
CATATAN 2 : Elemen-elemen sistem termasuk struktur, peran dan tanggung jawab organisasi,
perencanaan dan operasi.
CATATAN 3 : Ruang lingkup sistem manajemen dapat mencakup seluruh organisasi, fungsi spesifik
tertentu dari organisasi, bagian spesifik tertentu dari organisasi, atau satu atau beberapa fungsi lintas
grup dari suatu organisasi.
CATATAN 4 : Disiplin yang relevan adalah, misalnya, sistem manajemen mutu atau sistem
manajemen lingkungan.
3.26
pengukuran
proses (3.36) untuk menetapkan suatu nilai
3.27
pemantauan
penetapan status dari suatu sistem, proses (3.36) atau kegiatan
CATATAN 1 : Untuk menentukan status, mungkin ada kebutuhan untuk memeriksa, mengawasi
atau mengamati secara kritis.
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
sebagaimana dimaksud.
CATATAN 3 : Perbedaan memang dibuat dalam dokumen ini antara istilah validasi (3.44),
pemantauan (3.27) dan verifikasi (3.45):
— validasi diterapkan sebelum suatu kegiatan dan memberikan informasi tentang kemampuan untuk
memberikan hasil yang diinginkan;
— pemantauan diterapkan selama kegiatan dan memberikan informasi untuk tindakan dalam jangka
waktu tertentu;
— verifikasi diterapkan setelah suatu kegiatan dan memberikan informasi untuk konfirmasi
kesesuaian.
3.28
ketidaksesuaian
tidak memenuhi persyaratan (3.38)
CATATAN 2 Sasaran dapat berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu (seperti keuangan,
kesehatan dan keselamatan, dan tujuan lingkungan) dan dapat diterapkan pada tingkat yang berbeda
(seperti strategis, organisasi, proyek, produk dan proses (3.36)).
CATATAN 3 Sasaran dapat diungkapkan dengan cara lain, misal sebagai hasil yang diinginkan,
tujuan, kriteria operasional, sebagai tujuan SMKP, atau dengan menggunakan kata lain dengan
makna yang serupa (misalnya tujuan, sasaran, atau target).
CATATAN 4 Dalam konteks SMKP, tujuan ditetapkan oleh organisasi, konsisten dengan kebijakan
keamanan pangan, untuk mencapai hasil yang spesifik.
3.30
program persyaratan dasar operasional
OPRP
upaya pengendalian (3.8) atau kombinasi dari upaya pengendalian yang diterapkan untuk
mencegah atau mengurangi bahaya keamanan pangan yang signifikan (3.40) ke tingkat
yang dapat diterima (3.1), dan di mana kriteria tindakan (3.2) dan pengukuran (3.26) atau
pengamatan dapat memungkinkan pengendalian yang efektif dari proses (3.36) dan /atau
produk (3.38)
3.31
organisasi
orang atau sekelompok orang yang memiliki fungsi sendiri dengan tanggung jawab,
wewenang dan hubungan untuk mencapai sasarannya (3.29)
CATATAN 1 : Konsep organisasi termasuk, tetapi tidak terbatas pada pedagang tunggal,
perusahaan, perusahaan, firma, perusahaan, otoritas, kemitraan, badan amal atau lembaga, atau
bagian atau kombinasinya, apakah tergabung atau tidak, publik atau swasta.
3.32
alih daya, kata kerja
membuat pengaturan di mana organisasi (3.31) eksternal melakukan bagian dari fungsi atau
proses (3.36) organisasi
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
CATATAN 1 : Organisasi eksternal berada di luar ruang lingkup sistem manajemen (3.25),
meskipun fungsi atau proses yang dialihdayakan berada dalam ruang lingkup.
3.33
kinerja
hasil yang dapat diukur
CATATAN 2 : Kinerja dapat berhubungan dengan manajemen kegiatan, proses (3.36), produk (3.38)
(termasuk layanan), sistem atau organisasi (3.31).
3.34
kebijakan
3.35
program persyaratan dasar/prerequisite programe
PPD/PRP
kondisi dasar dan kegiatan yang diperlukan dalam organisasi (3.31) dan seluruh rantai
pangan (3.20) untuk menjaga keamanan pangan.
CATATAN 1 : PRP diperlukan tergantung pada segmen rantai makanan di mana organisasi
beroperasi dan jenis organisasi. Contoh istilah yang setara adalah: praktik pertanian yang baik (GAP),
praktik kedokteran hewan yang baik (GVP), praktik manufaktur yang baik (GMP), praktik kebersihan
yang baik (GHP), praktik produksi yang baik (GPP), praktik distribusi yang baik (PDB) dan
perdagangan yang baik (GTP).
3.36
proses
serangkaian aktifitas yang saling terkait atau berinteraksi yang mengubah input menjadi
output
3.37
produk
keluaran yang merupakan hasil dari suatu proses (3.36)
3.38
persyaratan
kebutuhan atau harapan yang biasanya dinyatakan dengan jelas dan bersifat wajib.
CATATAN 1 : "Umumnya tersirat" berarti kebiasaan atau praktik umum untuk organisasi dan pihak
yang berkepentingan dimana kebutuhan atau harapan yang dipertimbangkan adalah tersirat.
CATATAN 2 : Persyaratan yang ditentukan adalah salah satu yang dinyatakan, misalnya dalam
informasi yang didokumentasikan.
3.39
risiko
dampak ketidakpastian
CATATAN 1 : Efek adalah penyimpangan dari yang diharapkan - positif atau negatif.
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
CATATAN 2 : Ketidakpastian adalah keadaan, keseluruhan atau mungkin sebagian, tentang
kurangnya informasi yang berkaitan dengan pemahaman atau pengetahuan tentang, kejadian,
konsekuensi, atau kemungkinan.
CATATAN 3 : Risiko sering ditandai dengan referensi ke "peristiwa" yang potensial (sebagaimana
didefinisikan dalam Panduan ISO 83:2009, 3.5.1.3) dan "konsekuensi" (sebagai-mana didefinisikan
dlm Panduan ISO 83: 2009, 3.6.1.3), atau kombinasinyq.
CATATAN 4 : Risiko seringkali dinyatakan dalam kombinasi konsekuensi dari suatu peristiwa
(termasuk perubahan keadaan) dan kemungkinan terkait yang ada (sebagaimana didefinisikan dalam
ISO Guide 83: 2009, 3.6.1.1) dari suatu kejadian.
CATATAN 5 : Risiko keamanan pangan adalah fungsi dari probabilitas efek kesehatan yang
merugikan dan tingkat keparahan efek itu, yang berakibat pada (a) bahaya dalam pangan (3.18),
3.40
bahaya keamanan pangan yang signifikan
bahaya keamanan pangan (3.22), yang diidentifikasi melalui penilaian bahaya, yang perlu
dikendalikan oleh tindakan pengendalian (3.8)
3.41
manajemen puncak
orang atau sekelompok orang yang mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi
(3.31) pada tingkat tertinggi.
CATATAN 2 : Jika ruang lingkup sistem manajemen (3.25) hanya mencakup sebagian dari suatu
organisasi, maka manajemen puncak mengacu pada mereka yang mengarahkan dan mengendalikan
bagian dari organisasi tersebut.
3.42
ketertelusuran
kemampuan untuk mengikuti sejarah, aplikasi, pergerakan, dan lokasi suatu objek melalui
tahapan tertentu dari produksi, pemrosesan dan distribusi.
CATATAN 1 : Pergerakan dapat berhubungan dengan asal material, riwayat pemrosesan atau
distribusi pangan (3.18)
CATATAN 2 : Objek dapat berupa produk (3.37), materi, unit, peralatan, layanan, dll.
3.43
memperbarui
kegiatan langsung dan/atau terencana untuk memastikan penerapan informasi terbaru
3.44
validasi
<keamanan pangan> memperoleh bukti bahwa tindakan pengendalian (3.8) (atau kombinasi
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
tindakan pengendalian) akan mampu mengendalikan bahaya keamanan pangan yang
signifikan (3.40)
CATATAN 1 : Validasi dilakukan pada saat kombinasi tindakan pengendalian dirancang, atau kapan
pun perubahan dilakukan pada langkah-langkah pengendalian yang diimplementasikan.
CATATAN 2 : Perbedaan dibuat dalam dokumen ini antara validasi (3.44) istilah, pemantauan (3.27)
dan verifikasi (3.45):
— validasi diterapkan sebelum suatu kegiatan dan memberikan informasi tentang kemampuan untuk
memberikan hasil yang diinginkan;
— pemantauan diterapkan selama kegiatan dan memberikan informasi untuk tindakan dalam jangka
waktu tertentu;
— verifikasi diterapkan setelah suatu kegiatan dan memberikan informasi untuk konfirmasi
kesesuaian.
CATATAN 1 Perbedaan dibuat dalam dokumen ini antara validasi (3.44) istilah, pemantauan (3.27)
dan verifikasi (3.45):
— validasi diterapkan sebelum suatu kegiatan dan memberikan informasi tentang kemampuan untuk
memberikan hasil yang diinginkan;
— pemantauan diterapkan selama kegiatan dan memberikan informasi untuk tindakan dalam jangka
waktu tertentu;
— verifikasi diterapkan setelah suatu kegiatan dan memberikan informasi untuk konfirmasi
kesesuaian.
4 Konteks organisasi
Organisasi harus menentukan isu eksternal dan internal yang relevan dengan tujuannya dan
yang mempengaruhi kemampuannya untuk mencapai hasil yang diharapkan dari SMKP-nya.
Organisasi harus mengidentifikasi, meninjau, dan memperbarui informasi yang terkait
dengan isu eksternal dan internal ini.
CATATAN 1 Isu dapat mencakup faktor atau kondisi positif dan negatif untuk dipertimbangkan.
CATATAN 2 Memahami konteks dapat difasilitasi dengan mempertimbangkan isu eksternal dan
internal, termasuk, tetapi tidak terbatas pada, hukum, teknologi, persaingan, pasar, budaya,
lingkungan sosial dan ekonomi, keamanan siber dan kecurangan pangan, pertahanan pangan dan
kontaminasi yang disengaja, pengetahuan dan kinerja organisasi, baik internasional, nasional,
regional atau lokal.
berlaku dan persyaratan pelanggan terkait dengan keamanan pangan, organisasi harus
menetapkan:
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
Organisasi harus mengidentifikasi, meninjau dan memperbarui informasi yang terkait dengan
pihak yang berkepentingan dan persyaratan mereka.
Organisasi harus menentukan batasan dan penerapan SMKP untuk menetapkan ruang
lingkupnya. Ruang lingkup harus menentukan produk dan jasa, proses dan lokasi produksi
yang termasuk dalam SMKP. Ruang lingkup harus mencakup kegiatan, proses, produk atau
jasa yang dapat mempengaruhi keamanan pangan dari produk akhirnya.
Ruang lingkup harus tersedia dan dipelihara sebagai informasi yang terdokumentasi.
5 Kepemimpinan
a) memastikan bahwa kebijakan keamanan pangan dan tujuan SMKP ditetapkan dan
kompatibel dengan arah strategis organisasi;
b) memastikan integrasi persyaratan SMKP ke dalam proses bisnis organisasi;
c) memastikan bahwa sumber daya yang dibutuhkan untuk SMKP tersedia;
d) mengomunikasikan pentingnya manajemen keamanan pangan yang efektif dan sesuai
dengan persyaratan SMKP, persyaratan peraturan dan perundangan yang berlaku, serta
persyaratan pelanggan yang disepakati bersama terkait dengan keamanan pangan;
e) memastikan bahwa SMKP dievaluasi dan dipelihara untuk mencapai hasil yang
diharapkan (lihat 4.1);
f) mengarahkan dan mendukung orang untuk berkontribusi pada efektivitas SMKP;
g) mempromosikan peningkatan berkelanjutan;
h) mendukung peran manajemen terkait lainnya untuk menunjukkan kepemimpinan mereka
sebagaimana hal itu berlaku untuk bidang tanggung jawab mereka.
CATATAN Yang dimaksud dengan kata "bisnis" dalam standar ini dapat diartikan secara luas
sebagai aktivitas yang merupakan inti dari tujuan keberadaan organisasi.
5.2 Kebijakan
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
pangan yang:
5.3.1 Manajemen puncak harus memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang untuk
peran yang relevan ditugaskan, dikomunikasikan, dan dipahami di dalam organisasi.
5.3.3 Setiap orang harus memiliki tanggung jawab untuk melaporkan masalah yang terkait
dengan SMKP kepada personel yang ditentukan.
6 Perencanaan
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
c) mencegah atau mengurangi pengaruh yang tidak diinginkan;
d) mencapai peningkatan yang berkelanjutan
CATATAN Dalam konteks standar ini, konsep risiko dan peluang terbatas pada kejadian dan
konsekuensinya yang berkaitan dengan kinerja dan efektivitas SMKP. Otoritas publik bertanggung
jawab untuk mengatasi risiko kesehatan masyarakat. Organisasi diwajibkan untuk mengelola bahaya
keamanan pangan (lihat 3.22) dan persyaratan yang terkait dengan proses ini yang ditetapkan dalam
Pasal 8.
6.1.3 Tindakan yang diambil untuk menangani risiko dan peluang ini harus proporsional
terhadap:
a) pengaruhnya terhadap persyaratan keamanan pangan;
b) kesesuaian produk dan jasa pangan bagi pelanggan;
c) persyaratan dari pihak yang berkepentingan dalam rantai pangan
CATATAN 1 Tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang dapat mencakup: menghindari risiko,
mengambil risiko untuk mengejar peluang, menghilangkan sumber risiko, mengubah kemungkinan
atau konsekuensi, berbagi risiko, atau menerima adanya risiko dengan keputusan yang tepat.
CATATAN 2 Peluang dapat mengarah pada adopsi praktik baru (modifikasi produk atau proses),
menggunakan teknologi baru dan kemungkinan lain yang diinginkan dan layak untuk memenuhi
kebutuhan keamanan pangan organisasi atau pelanggannya.
6.2.1 Organisasi harus membuat sasaran untuk SMKP pada tingkatan fungsi yang
relevan.
6.2.2 Ketika merencanakan untuk mencapai sasaran SMKP, organisasi harus menetapkan:
a) apa yang akan dilakukan;
b) sumberdaya apa yang diperlukan;
c) siapa yang bertanggung jawab;
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
Ketika organisasi menetapkan perlunya perubahan pada SMKP yang ada, termasuk
perubahan personel, perubahan ini harus dilakukan dan dikomunikasikan secara terencana.
7 Dukungan
7.1.1 Umum
a) kemampuan dari, dan kendala apapun pada sumberdaya internal yang ada saat ini;
b) keperluan dari sumberdaya eksternal.
7.1.2 Orang
Organisasi harus memastikan tersedianya personel yang kompeten yang diperlukan untuk
mengoperasikan dan memelihara SMKP yang efektif.
Jika bantuan dari tenaga ahli eksternal dipakai untuk pengembangan, penerapan,
pengoperasian atau asesmen SMKP-nya, bukti perjanjian atau kontrak yang menetapkan
kompetensi, tanggung jawab dan wewenang tenaga ahli eksternal harus disimpan sebagai
informasi terdokumentasi.
7.1.3 Infrastruktur
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
CATATAN lingkungan yang sesuai dapat merupakan kombinasi dari faktor orang dan fisik seperti:
Faktor ini dapat berbeda secara substansial tergantung dari produk dan jasa yang disediakan.
7.1.6 Pengendalian proses, produk, atau jasa yang disediakan secara eksternal
Organisasi harus:
a) menetapkan dan menerapkan kriteria untuk evaluasi, pemilihan, pemantauan kinerja dan
evaluasi ulang dari penyedia eksternal proses, produk dan/atau jasa;
b) memastikan komunikasi persyaratan yang memadai dengan penyedia eksternal;
c) memastikan bahwa proses, produk atau jasa yang disediakan secara eksternal tidak
berdampak buruk pada kemampuan organisasi untuk secara konsisten memenuhi
persyaratan SMKP;
d) menyimpan informasi yang terdokumentasi dari kegiatan ini dan setiap tindakan yang
diperlukan sebagai hasil dari evaluasi dan evaluasi ulang.
7.2 Kompetensi
Organisasi harus:
CATATAN Tindakan yang dapat diterapkan dapat mencakup, misalnya penyediaan pelatihan,
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
pendampingan, atau penugasan kembali orang-orang yang saat ini dipekerjakan; atau
mempekerjakan atau mengontrak orang yang kompeten.
7.3 Kepedulian
Organisasi harus memastikan bahwa semua orang yang relevan yang melakukan pekerjaan
di bawah kendali organisasi harus mengetahui:
a) kebijakan keamanan pangan;
b) sasaran SMKP yang relevan dengan tugas mereka;
c) kontribusi individu terhadap efektivitas SMKP, termasuk manfaat dari peningkatan kinerja
keamanan pangan;
d) implikasi bila tidak sesuai dengan persyaratan SMKP
7.4.1 Umum
Organisasi harus menentukan komunikasi internal dan eksternal yang relevan untuk SMKP,
termasuk:
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara komunikasi yang efektif dengan:
a) penyedia dan kontraktor eksternal;
b) pelanggan dan/atau konsumen, terkait dengan:
1) informasi produk terkait keamanan pangan, untuk melakukan penanganan,
pemajangan, penyimpanan, persiapan, distribusi, dan penggunaan produk dalam
rantai pangan atau oleh konsumen;
2) bahaya keamanan pangan yang diidentifikasi yang perlu dikendalikan oleh organisasi
lain dalam rantai pangan dan/atau oleh konsumen;
3) pengaturan kontrak, permintaan dan pesanan, termasuk amandemennya;
4) umpan balik pelanggan dan/atau konsumen, termasuk keluhan;
c) otoritas yang mengeluarkan peraturan/ perundangan;
d) organisasi lain yang berdampak pada, atau akan dipengaruhi oleh, keefektifan atau
pembaruan SMKP.
Personel yang ditunjuk harus memiliki tanggung jawab dan wewenang yang ditentukan untuk
komunikasi eksternal dari setiap informasi mengenai keamanan pangan. Jika relevan,
informasi yang diperoleh melalui komunikasi eksternal harus dimasukkan sebagai masukan
untuk tinjauan manajemen (lihat 9.3) dan untuk memperbarui SMKP (lihat 4.4 dan 10.3).
Bukti komunikasi eksternal harus disimpan sebagai informasi yang terdokumentasi.
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara sistem yang efektif untuk
mengomunikasikan isu yang berdampak pada keamanan pangan.
Untuk menjaga efektivitas SMKP, organisasi harus memastikan bahwa tim keamanan
pangan diinformasikan secara tepat waktu mengenai perubahan berikut:
a) produk atau produk baru;
b) bahan baku, ingredien dan jasa;
c) sistem produksi dan peralatan;
d) tempat produksi, lokasi peralatan dan lingkungan sekitar;
e) program pembersihan dan sanitasi;
f) sistem pengemasan, penyimpanan dan distribusi;
g) kompetensi dan/atau alokasi tanggung jawab dan wewenang;
Manajemen puncak harus memastikan bahwa informasi yang relevan dimasukkan sebagai
masukan untuk tinjauan manajemen (lihat 9.3).
7.5.1 Umum
CATATAN Informasi yang didokumentasikan untuk SMKP berbeda dari satu organisasi ke
organisasi yang lain dapat disebabkan karena:
— ukuran organisasi dan jenis kegiatan, proses, produk dan jasa;
— kompleksitas proses dan interaksinya;
— kompetensi personel.
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
b) format (misalnya, bahasa, versi perangkat lunak, grafik/gambar) dan media yang
digunakan (kertas, elektronik);
c) tinjauan dan persetujuan untuk kesesuaian dan kecukupan.
7.5.3.1 Informasi terdokumentasi yang dipersyaratkan oleh SMKP dan oleh standar ini harus
dikendalikan untuk memastikan:
a) informasi tersebut tersedia dan sesuai untuk digunakan pada saat diperlukan;
b) informasi ini dijaga secara memadai (misalnya, dari hilangnya kerahasiaan, penggunaan
yang tidak benar atau hilangnya integritas)
Informasi terdokumentasi dari luar yang ditentukan oleh organisasi untuk perencanaan dan
menjalankan SMKP harus diidentifikasi sebagaimana mestinya dan dikendalikan. Informasi
terdokumentasi yang disimpan sebagai bukti kesesuaian harus dilindungi dari perubahan
yang tidak disengaja.
CATATAN Akses dapat menyiratkan keputusan mengenai ijin untuk melihat informasi yang
didokumentasikan saja, atau ijin dan wewenang untuk melihat dan mengubah informasi yang
didokumentasikan.
8 Operasi
Organisasi harus memastikan bahwa proses yang dialihdayakan dikendalikan (lihat 7.1.6).
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
8.2.2 PRP tersebut harus:
a) sesuai untuk organisasi dan konteksnya terkait keamanan pangan;
b) sesuai dengan ukuran dan jenis operasi dan sifat produk yang diproduksi dan/atau
ditangani;
c) diterapkan di seluruh sistem produksi, baik sebagai program yang berlaku secara umum
atau sebagai program yang berlaku untuk produk atau proses tertentu;
d) disetujui oleh tim keamanan pangan.
8.2.3 Ketika memilih dan/atau menetapkan PRP, organisasi harus memastikan bahwa
peraturan perundangan serta persyaratan pelanggan yang disepakati bersama diidentifikasi.
Organisasi sebaiknya mempertimbangkan:
Sistem ketertelusuran harus mampu mengidentifikasi secara unik bahan yang masuk dari
pemasok dan tahap pertama dari rute distribusi produk akhir. Saat membuat dan
menerapkan sistem penelusuran, hal-hal berikut ini harus dianggap sebagai minimum:
a) hubungan lot bahan yang diterima, ingredien dan produk setengah jadi dengan produk
akhir;
b) pengerjaan ulang bahan/produk;
c) distribusi produk akhir.
Organisasi harus memastikan bahwa peraturan perundangan yang berlaku serta
persyaratan pelanggan diidentifikasi.
CATATAN Apabila diperlukan, verifikasi sistem diharapkan mencakup rekonsiliasi jumlah produk
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
akhir dengan jumlah bahan sebagai bukti efektivitas.
8.4.1 Umum
Manajemen puncak harus memastikan adanya prosedur untuk menanggapi potensi situasi
darurat atau insiden yang dapat berdampak pada keamanan pangan yang relevan dengan
peran organisasi dalam rantai pangan.
Informasi terdokumentasi harus ditetapkan dan dipelihara untuk mengelola situasi dan
insiden ini.
CATATAN contoh situasi darurat yang dapat mempengaruhi keamanan pangan dan/atau produksi
adalah bencana alam, kecelakaan lingkungan, bioterorisme, kecelakaan kerja, darurat kesehatan
masyarakat dan kecelakaan lainnya seperti putusnya layanan publik seperti pasokan air, listrik, dan
sarana pendingin.
8.5.1.1 Umum
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
b) komposisi bahan-bahan yang diformulasikan, termasuk bahan tambahan pangan dan
bahan penolong;
c) sumber (misalnya hewani, mineral atau nabati);
d) tempat asal (sumber asal);
e) metode produksi;
f) metode pengemasan dan pengiriman;
g) kondisi penyimpanan dan umur simpan;
h) persiapan dan/atau penanganan sebelum digunakan atau diproses;
i) kriteria penerimaan terkait dengan keamanan pangan atau spesifikasi bahan dan
ingredien yang dibeli sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Penggunaan yang diharapkan, termasuk penanganan produk akhir yang bisa diterima dan
setiap penggunaan yang tidak diharapkan tetapi masih bisa diterima serta penggunaan
produk akhir yang tidak tepat, harus dipertimbangkan dan dipelihara sebagai informasi
terdokumentasi sejauh yang diperlukan untuk melakukan analisis bahaya (lihat 8.5. 2).
Tim keamanan pangan harus menetapkan, memelihara, dan memperbarui diagram alir
sebagai informasi terdokumentasi untuk produk atau kategori produk dan proses yang
dicakup oleh SMKP.
Diagram alir memberikan representasi grafis dari proses. Diagram alir harus digunakan
ketika melakukan analisis bahaya sebagai dasar untuk mengevaluasi kemungkinan
terjadinya, menambah, mengurangi atau memperkenalkan bahaya keamanan pangan.
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
Diagram alir harus jelas, akurat dan cukup rinci sejauh yang diperlukan untuk melakukan
analisis bahaya. Diagram alir harus, jika sesuai, meliputi yang berikut:
a) urutan dan interaksi langkah-langkah dalam operasi;
b) setiap proses yang dialihdayakan;
c) titik masuk bahan baku, ingredien (termasuk bahan tambahan pangan), bahan penolong,
bahan kemasan, utilitas dan produk setengah jadi kedalam proses;
d) tempat pengerjaan ulang dan daur ulang berlangsung;
e) titik keluar produk akhir, produk setengah jadi, produk samping, serta titik pembuangan
limbah.
Tim keamanan pangan harus mengonfirmasi di lokasi akurasi diagram alir, memperbarui
Tim keamanan pangan harus menjelaskan, sejauh yang diperlukan untuk melakukan analisis
bahaya:
a) tata letak tempat, termasuk area penanganan pangan dan bukan pangan;
b) peralatan pengolahan dan bahan kontak, bahan penolong dan aliran bahan;
c) PRP yang ada, parameter proses, tindakan pencegahan (jika ada) dan/atau ketatnya
penerapannya, atau prosedur yang dapat memengaruhi keamanan pangan;
d) persyaratan eksternal (misalnya dari regulator atau pelanggan) yang dapat memengaruhi
pilihan dan ketatnya tindakan pencegahan.
Variasi yang dihasilkan dari perubahan musiman yang diharapkan atau pola pergeseran
harus dimasukkan apabila diperlukan.
8.5.2.1 Umum
Tim keamanan pangan harus melakukan analisis bahaya, berdasarkan informasi awal, untuk
menentukan bahaya yang perlu dikendalikan. Tingkat pengendalian harus memastikan
keamanan pangan dan, jika perlu, kombinasi tindakan pengendalian harus digunakan.
b) pengalaman;
c) informasi internal dan eksternal termasuk, sejauh mungkin, data epidemiologis, ilmiah
dan historis lainnya;
d) informasi dari rantai pangan tentang bahaya keamanan pangan terkait dengan keamanan
produk akhir, produk setengah jadi dan pangan pada saat dikonsumsi;
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
e) peraturan perundangan dan persyaratan pelanggan.
CATATAN 1 Pengalaman dapat mencakup informasi dari staf dan pakar eksternal yang terbiasa
dengan produk dan/atau proses di fasilitas lain.
8.5.2.2.3 Organisasi harus menentukan tingkat yang dapat diterima dalam produk akhir
dari setiap bahaya keamanan pangan yang diidentifikasi, bila memungkinkan.
Organisasi harus melakukan penilaian bahaya pada setiap bahaya keamanan pangan yang
teridentifikasi untuk menentukan apakah diperlukan pencegahan atau pengurangan ke
tingkat yang dapat diterima.
Metodologi yang digunakan harus diuraikan, dan hasil penilaian bahaya harus dipelihara
sebagai informasi terdokumentasi.
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
8.5.2.4.1 Berdasarkan penilaian bahaya, organisasi harus memilih tindakan pengendalian
yang tepat atau kombinasi tindakan pengendalian yang akan mampu mencegah atau
mengurangi bahaya keamanan pangan yang diidentifikasi hingga tingkat yang dapat diterima
yang ditetapkan.
8.5.2.4.2 Selain itu, untuk setiap tindakan pengendalian, pendekatan sistematis harus
mencakup penilaian kelayakan:
a) menetapkan batas kritis terukur dan/atau kriteria tindakan terukur / dapat diamati;
b) pemantauan untuk mendeteksi kegagalan untuk tetap berada dalam batas kritis dan /
atau kriteria tindakan terukur / dapat diamati;
c) menerapkan koreksi tepat waktu jika terjadi kegagalan.
Proses pengambilan keputusan dan hasil pemilihan dan kategorisasi tindakan pengendalian
harus dipelihara sebagai informasi terdokumentasi.
Tim keamanan pangan harus memvalidasi bahwa langkah kendali yang dipilih mampu
mencapai pengendalian yang dimaksud dari bahaya keamanan pangan yang signifikan.
Validasi ini harus dilakukan sebelum penerapan langkah pengendalian dan kombinasi
langkah pengendalian untuk dimasukkan dalam rencana pengendalian bahaya (lihat 8.5.4)
dan setelah perubahan apa pun di dalamnya (lihat 7.4.2, 7.4.3, 10.2 dan 10.3).
Ketika hasil validasi menunjukkan bahwa tindakan pengendalian tidak mampu mencapai
kendali yang dimaksud, tim keamanan pangan harus memodifikasi dan menilai kembali
tindakan pengendalian dan/atau kombinasi tindakan pengendalian.
Tim keamanan pangan harus menjaga metodologi validasi dan bukti kemampuan tindakan
pengendalian untuk mencapai kendali yang dimaksudkan sebagai informasi terdokumentasi.
CATATAN Modifikasi dapat mencakup perubahan tindakan pengendalian (yaitu parameter proses,
keketatan dan/atau kombinasinya) dan/atau perubahan dalam teknologi pembuatan untuk bahan
baku, karakteristik produk akhir, metode distribusi dan penggunaan yang diharapkan dari produk
akhir.
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
8.5.4 Rencana pengendalian bahaya (rencana HACCP / OPRP)
8.5.4.1 Umum
Batas kritis pada CCP dan kriteria tindakan untuk OPRP harus ditentukan. Alasan
penentuannya harus dipelihara sebagai informasi terdokumentasi.
Batas kritis pada CCP harus dapat diukur. Kesesuaian dengan batas kritis harus
memastikan bahwa tingkat yang dapat diterima tidak terlampaui.
Kriteria tindakan untuk OPRP harus dapat diukur atau diamati. Kesesuaian dengan kriteria
tindakan harus berkontribusi pada jaminan bahwa tingkat yang dapat diterima tidak
terlampaui.
Di setiap CCP, sistem pemantauan harus ditetapkan pada setiap tindakan pengendalian
atau kombinasinya untuk mendeteksi setiap kegagalan agar CCP tetap berada dalam batas
kritis. Sistem harus mencakup semua pengukuran terjadwal relatif terhadap batas kritis.
Untuk setiap OPRP, sistem pemantauan harus ditetapkan untuk tindakan pengendalian atau
kombinasinya untuk mendeteksi kegagalan agar OPRP tetap memenuhi kriteria tindakan.
Sistem pemantauan, di setiap CCP dan OPRP, harus terdiri dari informasi terdokumentasi,
termasuk:
a) pengukuran atau pengamatan yang memberikan hasil dalam kerangka waktu yang
memadai;
b) metode pemantauan atau perangkat yang digunakan;
c) metode kalibrasi yang berlaku atau, untuk OPRP, metode yang setara untuk verifikasi
pengukuran atau pengamatan yang handal (lihat 8.7);
d) frekuensi pemantauan;
e) hasil pemantauan;
f) tanggung jawab dan wewenang terkait pemantauan;
g) tanggung jawab dan wewenang terkait dengan evaluasi hasil pemantauan.
Di setiap CCP, metode dan frekuensi pemantauan harus mampu mendeteksi secara tepat
setiap kegagalan agar CCP tetap berada dalam batas kritis, untuk memungkinkan isolasi
dan evaluasi produk yang tepat waktu (lihat 8.9.4).
Untuk setiap OPRP, metode dan frekuensi pemantauan harus proporsional dengan
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
kemungkinan kegagalan dan beratnya konsekuensi.
Ketika memantau OPRP didasarkan pada data subjektif dari pengamatan (misalnya Inspeksi
visual), metode tersebut harus didukung oleh instruksi atau spesifikasi.
8.5.4.4 Tindakan ketika batas kritis atau kriteria tindakan tidak dipenuhi
Organisasi harus menetapkan koreksi (lihat 8.9.2) dan tindakan korektif (lihat 8.9.3) yang
harus diambil ketika batas kritis atau kriteria tindakan tidak terpenuhi dan harus memastikan
bahwa:
a) produk yang berpotensi tidak aman tidak dirilis (lihat 8.9.4);
b) penyebab ketidaksesuaian diidentifikasi;
c) parameter yang dikendalikan pada CCP atau OPRP dikembalikan ke dalam batas kritis
Organisasi harus melakukan koreksi sesuai dengan 8.9.2 dan tindakan korektif sesuai
dengan 8.9.3.
Organisasi harus memberikan bukti bahwa metode pemantauan dan pengukuran yang
spesifik dan peralatan yang digunakan memadai untuk kegiatan pemantauan dan
pengukuran yang terkait dengan PRP dan rencana pengendalian bahaya.
Hasil kalibrasi dan verifikasi harus disimpan sebagai informasi yang terdokumentasi.
Kalibrasi semua peralatan harus dapat dilacak ke standar pengukuran internasional atau
nasional; jika tidak ada standar, dasar yang digunakan untuk kalibrasi atau verifikasi harus
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
ditetapkan dan disimpan sebagai informasi yang terdokumentasi.
Organisasi harus menilai keabsahan hasil pengukuran sebelumnya ketika peralatan atau
lingkungan proses ditemukan tidak sesuai dengan persyaratan. Organisasi harus mengambil
tindakan yang tepat terkait dengan peralatan atau lingkungan proses dan produk apa pun
yang dipengaruhi oleh ketidaksesuaian yang terjadi.
Penilaian dan tindakan yang dihasilkan harus dipelihara sebagai informasi yang
terdokumentasi.
Perangkat lunak yang digunakan dalam pemantauan dan pengukuran dalam SMKP harus
divalidasi oleh organisasi, pemasok perangkat lunak, atau pihak ketiga sebelum digunakan.
Informasi yang terdokumentasi tentang kegiatan validasi harus dipelihara oleh organisasi
Setiap perubahan, termasuk konfigurasi / modifikasi untuk perangkat lunak komersial siap
pakai (off-the-shelf software), harus disahkan, didokumentasikan dan divalidasi sebelum
implementasi.
CATATAN Perangkat lunak komersial siap pakai yang digunakan di dalam rentang desain
penggunaannya dapat dianggap cukup tervalidasi.
8.8.1 Verifikasi
Organisasi harus memastikan bahwa kegiatan verifikasi tidak dilakukan oleh orang yang
bertanggung jawab untuk memantau kegiatan yang sama.
Jika verifikasi didasarkan pada pengujian sampel produk akhir atau sampel proses langsung
dan jika sampel uji tersebut menunjukkan ketidaksesuaian dengan tingkat bahaya keamanan
pangan yang dapat diterima (lihat 8.5.2.2), organisasi harus menangani lot produk yang
terdampak sebagai produk yang berpotensi tidak aman (lihat 8.9.4.3) dan menerapkan
tindakan korektif sesuai dengan 8.9.3.
Tim keamanan pangan harus melakukan analisis terhadap hasil verifikasi yang harus
digunakan sebagai masukan untuk evaluasi kinerja SMKP (lihat 9.1.2).
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
8.9 Pengendalian ketidaksesuaian produk dan proses
8.9.1 Umum
Organisasi harus memastikan bahwa data yang berasal dari pemantauan OPRP dan di CCP
dievaluasi oleh personel kompeten yang ditunjuk dan memiliki wewenang untuk memulai
koreksi dan tindakan korektif.
8.9.2 Koreksi
8.9.2.1 Organisasi harus memastikan bahwa ketika batas kritis pada CCP dan/atau
kriteria tindakan untuk OPRP tidak terpenuhi, produk yang terdampak diidentifikasi dan
dikendalikan sehubungan dengan penggunaan dan pelepasannya.
8.9.2.2 Ketika batas kritis pada CCP tidak terpenuhi, produk terdampak harus diidentifikasi
dan ditangani sebagai produk yang berpotensi tidak aman (lihat 8.9.4).
8.9.2.3 Jika kriteria tindakan untuk OPRP tidak terpenuhi, maka hal-hal berikut ini harus
dilakukan :
Perlunya tindakan korektif harus dievaluasi ketika batas kritis di CCP dan/atau kriteria
tindakan untuk OPRP tidak terpenuhi.
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
d) menentukan dan mengimplementasikan tindakan untuk memastikan bahwa
ketidaksesuaian tidak terulang;
e) mendokumentasikan hasil tindakan korektif yang diambil;
f) memverifikasi tindakan korektif yang diambil untuk memastikan bahwa tindakan tersebut
efektif.
8.9.4.1 Umum
Organisasi harus mengambil tindakan untuk mencegah produk yang berpotensi tidak aman
a) bahaya keamanan pangan yang menjadi perhatian dikurangi ke tingkat yang dapat
diterima yang ditetapkan;
b) bahaya keamanan pangan yang menjadi perhatian akan dikurangi ke tingkat yang dapat
diterima yang diidentifikasi sebelum memasuki rantai pangan; atau
c) produk masih memenuhi tingkat yang dapat diterima dari bahaya keamanan pangan
meskipun ada ketidaksesuaian.
Organisasi harus menyimpan produk yang telah diidentifikasi sebagai produk yang
berpotensi tidak aman di bawah kendalinya sampai produk telah dievaluasi dan disposisi
telah ditentukan.
Jika produk yang telah berada di luar kendali organisasi kemudian dianggap tidak aman,
organisasi harus memberi tahu pihak yang berkepentingan terkait dan melakukan penarikan
produk (withdrawal/recall) (lihat 8.9.5).
Kontrol dan tanggapan terkait dari pihak berkepentingan yang relevan dan otorisasi untuk
berurusan dengan produk yang berpotensi tidak aman harus disimpan sebagai informasi
terdokumentasi.
Produk terdampak oleh kegagalan untuk memenuhi batas kritis di CCP dilarang dirilis, tetapi
harus ditangani sesuai dengan 8.9.4.3.
Produk terdampak oleh kegagalan untuk memenuhi kriteria tindakan OPRP dilarang dirilis
sebagai produk aman, kecuali salah satu kondisi berikut ini berlaku :
Hasil evaluasi untuk rilis produk harus disimpan sebagai informasi terdokumentasi.
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
8.9.4.3 Disposisi untuk produk yang tidak sesuai
a) diproses ulang atau diproses lebih lanjut di dalam atau di luar organisasi untuk
memastikan bahwa bahaya keamanan pangan dikurangi ke tingkat yang dapat diterima;
atau
b) dialihkan untuk penggunaan lain selama keamanan pangan dalam rantai pangan tidak
terpengaruh; atau
c) dimusnahkan dan/atau dibuang sebagai limbah.
Informasi terdokumentasi tentang disposisi produk yang tidak sesuai, termasuk identifikasi
Organisasi harus dapat memastikan penarikan tepat waktu dari banyak produk akhir yang
telah diidentifikasi berpotensi tidak aman, dengan menunjuk orang yang kompeten yang
memiliki wewenang untuk memulai dan melakukan penarikan.
a) memberi tahu pihak berkepentingan yang relevan (misal pihak berwenang, pelanggan
dan/atau konsumen);
b) menangani produk yang ditarik serta produk masih dalam stok;
c) melakukan urutan tindakan yang harus diambil.
Produk yang ditarik dan produk akhir yang masih dalam stok harus diamankan atau
disimpan di bawah kendali organisasi sampai dikelola sesuai dengan 8.9.4.3.
Penyebab, cakupan dan hasil penarikan harus disimpan sebagai informasi terdokumentasi
dan dilaporkan kepada manajemen puncak sebagai masukan untuk tinjauan manajemen
(lihat 9.3).
9 Evaluasi kinerja
9.1.1 Umum
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
pengukuran.
Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi yang sesuai sebagai bukti hasil
pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi.
Organisasi harus menganalisis dan mengevaluasi data dan informasi yang sesuai yang
timbul dari pemantauan dan pengukuran, termasuk hasil kegiatan verifikasi terkait PRP dan
rencana pengendalian bahaya (lihat 8.8 dan 8.5.4), audit internal (lihat 9.2) dan audit
eksternal.
Hasil analisis dan kegiatan yang dihasilkan harus disimpan sebagai informasi
terdokumentasi. Hasil tersebut harus dilaporkan kepada manajemen puncak dan digunakan
sebagai masukan tinjauan manajemen (lihat 9.3) dan pembaruan SMKP (lihat 10.3).
9.2.1 Organisasi harus melakukan audit internal pada interval yang direncanakan untuk
memberikan informasi apakah SMKP:
a) sesuai dengan:
1) persyaratan organisasi sendiri untuk SMKP-nya;
2) persyaratan dokumen standar ini;
b) diimplementasikan dan dipelihara secara efektif.
d) memastikan bahwa hasil audit dilaporkan kepada tim keamanan pangan dan manajemen
terkait;
e) menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti pelaksanaan program audit dan hasil
audit;
f) membuat koreksi dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan dalam kerangka
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
waktu yang disepakati;
g) menentukan apakah SMKP memenuhi tujuan kebijakan keamanan pangan (lihat 5.2) dan
sasaran SMKP (lihat 6.2).
Kegiatan tindak lanjut oleh organisasi harus mencakup verifikasi tindakan yang diambil dan
pelaporan hasil verifikasi.
9.3.1 Umum
Data yang ada harus disajikan dengan cara yang memungkinkan manajemen puncak untuk
menghubungkan informasi dengan sasaran SMKP yang dinyatakan.
Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti dari hasil tinjauan
manajemen.
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
10 Peningkatan
Manajemen puncak harus memastikan bahwa SMKP terus diperbarui. Untuk mencapai hal
ini, tim keamanan pangan harus mengevaluasi SMKP pada interval yang direncanakan. Tim
harus mempertimbangkan apakah perlu untuk meninjau analisis bahaya (lihat 8.5.2),
rencana pengendalian bahaya yang ditetapkan (lihat 8.5.4) dan PRP yang telah ditetapkan
(lihat 8.2).
Kegiatan pembaruan harus didasarkan pada:
a) masukan dari komunikasi, eksternal maupun internal (lihat 7.4);
b) masukan dari informasi lain mengenai kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas SMKP;
c) keluaran dari analisis hasil kegiatan verifikasi (lihat 9.1.2);
d) keluaran dari tinjauan manajemen (lihat 9.3).
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
Sahid Jaya | yohanessulistyadi@outlook.com
Lampiran A
(informatif)
Acuan silang antara CODEX HACCP dan dokumen standar ini
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
Tabel A.1 ─ Acuan silang antara prinsip CODEX HACCP dan langkah aplikasi
dan pasal dokumen ini
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
Tetapkan dokumentasi dan pemeliharaan 12
untuk semua prosedur dan rekaman
rekaman yang sesuai
dengan prinsip ini dan
penerapannya
a)
Publikasi CODEX tersedia melalui http: //www .fao .org/fao -who -codexalimentarius/en/
Lampiran B
(informatif)
Acuan silang antara standar ini dan ISO 22000:2005
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
Tabel B.1 — Struktur utama
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
baru)
8.6 Memperbarui informasi yang menentukan PRP dan rencana 7.7
pengendalian bahaya
8.7 Pengendalian pemantauan dan pengukuran 8.3
8.8 Verifikasi terkait PRP dan rencana pengendalian bahaya 7.8; 8.4.2
8.9 Pengendalian ketidaksesuaian produk dan proses 7.10
9 Evaluasi kinerja Judul baru
9.1 Pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi Judul baru
9.1.1 Umum Baru
9.1.2 Analisis dan evaluasi 8.4.2; 8.4.3
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
7.4.1 Umum 6.2.2 (dan baru)
7.4.2 Komunikasi eksternal 5.6.1
7.4.3 Komunikasi internal 5.6.2
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
8.5.4.1 Umum 7.5; 7.6.1
8.5.4.2 Penentuan batas kritis dan kriteria tindakan 7.6.3 (dan baru)
8.5.4.3 Sistem pemantauan di CCP dan untuk OPRP 7.6.3; 7.6.4 (dan baru)
8.5.4.4 Tindakan ketika batas kritis atau kriteria tindakan tidak 7.6.5
dipenuhi
8.5.4.5 Implementasi rencana pengendalian bahaya Baru
8.6 Memperbarui informasi yang menentukan PRP dan rencana 7.7
pe-ngendalian bahaya
8.7 Pengendalian pemantauan dan pengukuran 8.3
8.8 Verifikasi terkait dengan PRP dan rencana pengendalian Judul baru
Blibiografi
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
[2] ISO 9001:2015, Quality management systems — Requirements
[5] ISO/TS 22003, Food safety management systems — Requirements for bodies
providing audit and certification of food safety management systems
[6] ISO 22005, Traceability in the feed and food chain — General principles and basic
requirements for system design and implementation
[8] CAC/GL 60-2006, Principles for Traceability / Product Tracing as a Tool Within a Food
Inspection and Certification System
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Yohanes Sulistiyadi | Yayasan
[1] Komite Teknis Perumus SNI
Komite Teknis 67-08 Sistem Manajemen Keamanan Pangan