Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI KOGNITIF MENGISI TEKA TEKI SILANG (TTS)

Disusun Oleh

1. Alfajri Aulia Putra


2. Dozi Rianza
3. Erni Rahayu
4. Fadilla Suci Amanda
5. Iin Rahyuni
6. Meiky Sundari
7. Nurlatifah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPAK PADANG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2021
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Topik : Terapi Kognitif (Mengisi TTS)

Terapis : 7 orang mahasiswa STIKes YPAK Padang

Sasaran : 7 Orang Klien yang memenuhi kriteria

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat memberi respon terhadap terapi aktivitas kelompok mengisi TTS secara
positif
2. TujuanKhusus
a. Klien dapat mengambil hal positif dari terapi aktivitas kelompok
b. Klien dapat dapat melatih kerja otak
c. Klien dapat meningkatkan kemampuan berpikir secara menyeluruh
d. Klien dapat meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah
B. LandasanTeori
1. Pengertian
Kognitif adalah kepercayaan orang tentang sesuatu yang didaptkan dari proses berfikir
tentang seseorang atau sesuatu (Nelson dan Luciana, 2012).
Menurut Jhonson 2014, kognitif merupakan kepercayaan seseorang tentang sesuatu
yang didaptkan dari proses berfikir dan memperoleh pengetahuan melalui aktivitas,
mengingat, menganalisa, memahami, menilai, membayangkan dan berbahasa.
Berdasarlan uraian diatas dapat disimpulkan kognitif adalah proses piker seseorang
untuk memperoleh pengetahuan dengan cara mengingat, memahami, menilai sesuatu.
Pada lanjut usia selain mengalami kemunduran fisik juga sering mengalami
kemunduran intelektual termasuk fungsi kognitif. Kemunduran fungsi kognitif dapat
berupa mudah lupa (forgetfulness). Mudah lupa ini bisa berlanjut menjadi gangguan
kognitif ringan (Mild Cognitive Impairment-MCI) sampai ke demensia sebagai bentuk
klinis yang paling berat (Lee Goldmen and Andrew I.Scfhafer,2012)

2. Proses terjadinya penurunan fungsi kognitif


Kemunduran intelektual secara fisologis, dapat berupa mudah lupa sampai pada
kemunduran berupa kepikunan (Dimensia) (Kolleg, 2013)
Proses menua sehat (normal anging) secara fisiologis juga terjadi kemunduran
beebrapa aspek kogniyif seperti kemuduran dayat ingat (memori) terutama memori
kerja (working memory) yang amat berperan dalam aktifitas hidup sehari-hari. Fungsi
belahan otak sisi kanan (right brain) sebagai pusat intelegensi dasar akan mengalami
kemunduran lebih cepat dari pada belaha otak sisi kiri (left brain) sebagai pusat
intelegensi kristal yang memantau pengetahuan. (Kolleg,2013)

3. Terapi modalitas lansia


Terapi modalitas merupakan terapi berupa kegiatan yang dilakukan lanjut usia guna
mengisi waktu luang, dengan tujuan meningkatkan Kesehatan lanjut usia,
meningkatkan produktivitas lanjut usia, meningkatkan interaksi sosial antar lanjut usia
serta mencegah terjadinya masalah pada psikologis dan mental pada lanjut usia
(Artinawati,2014).
Jenis kegiatan dalam terapi modalitas salah satunya adalah Terapi Aktivitas Kelompok.
Terapi aktivitas kelompok yang terdiri dari atas 7 sampai 10 orang dengan tujuan
meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan menubah
perilaku.
Terapi aktivitas kelompok yaitu salah satunya terapi kognitif dengan mengisi teka teki
silang (TTS).

1. PENGERTIAN TTS
Teka-teki silang (TTS) merupakan salah satu permainan sederhana yang
mengharuskan pemain mengisi jawaban pada kolom-kolom kosong yang tersedia
sehingga akan menjadi rangkaian dari kata-kata. Didalam permainan teka-teki
silang ini terdapat bagian hal yang cukup komplek, yaitu proses pembuatan
jawaban yang harus terhubung dengan jawaban yang lain sehingga papan
permainan teka-teki silang yang kosong seluruhnya terisi (Endah, 2013).

2. MANFAAT BERMAIN TTS


a. Melatih Kerja Otak
Salah satu aktivitas untuk meningkatkan kesehatan otak yaitu melatihnya
dengan bermain TTS. Permainan ini melibatkan kedua sisi otak, baik yang kiri
maupun kanan, Sehingga membantu lansia melatih kerja otak secara
menyeluruh. Otak kanan akan memproses kreativitas, sementara otak kiri
memproses logika. Dengan demikian, bermain teka-teki silang membantu lansia
meningkatkan kemampuan kognitif secara menyeluruh.
b. Mempertahankan Keterampilan Kognitif
Mengisi teka-teki silang secara rutin, setidaknya selama 90 menit, diyakini
dapat mempertahankan bahkan bisa meningkatkan kemampuan kognitif
seseorang. Serangkaian proses yang dilalui oleh para pengisi TTS memaksa
otak bekerja untuk memproses banyak hal. Maka tidak heran bila orang-orang
yang rajin mengisi TTS masih memiliki kemampuan kognitif yang baik. Tidak
hanya itu, mereka juga memiliki kemampuan negosiasi yang baik.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir secara menyeluruh
Orang-orang yang rajin bermain teka-teki silang rata-rata memiliki daya
piker dan Analisa yang lebih baik dengan mereka yang tidak bermain TTS.
Selain itu, mereka yang rajin memainkannya, termasuk para lansia memiliki
kemampuan focus dan konsentrasi yang tinggi.
d. Mengurangi resiko alzhaimer dan demensia pada lansia
Selain mempertajam daya ingat, bermain teka-teki silang dapat
mengurangi resiko seseorang mengalami alzhaimer dan demensia. Kedua
penyakit ini berkaitan dengan ingatan. Alzhaimer merupakan salah satu jenis
demensia. Sedangkan demensia sendiri merupakan istilah lain dari penyakit
pikun.
Mengisi teka-teki silang atau TTS merupakan salah satu permainan yang
merangsang Kesehatan mental dan mengasah otak untuk selalu berfikir. Orang-
orang lansia yang rajin melakukan keduanya dapat mengurangi resiko
mengalami gangguan kognitif dan alzhaimer.
e. Meningkatkan kemampuan menyelasaikan masalah
Kode-kode tertentu dalam pemainan ini bagaikan sebuah clue untuk
menjawab pertanyaan teka-teki silang. Sebagaimana kita tahu setiap jenis TTS
memiliki pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu,
para pemain TTS akan dituntut untuk menyelesaikan masalah dengan cara
berbeda. Hal ini membantu para pemain TTS memiliki perhitungan yang kuat
dalam menyelesaikan masalah.
Kebiasaan mengisi TTS merangsang kemampuan para pemainnya
terampil dalam menghadapi masalah yang sesungguh nya dalam hidup. Karena
terbiasa menyelesaikan masalah, maka tidak heran apabila orang-orang yang
bermain TTS mempunyai banyak alternatif solusi. Tidak hanya itu para pengisi
TTS terbiasa mengeksplor apapun untuk mendapatkan jawaban seperti
membaca artikel atau bertanya pada orang lain.(Mutiani Eka Astuti, 2019)

Manfaat lain dari memainkan TTS bagi Kesehatan, adalah:


1. Meningkatkan kemampuan sosialisasi
Selama mencari jawaban, kalian pasti melakukan diskusi, saran, atau
sekedar bercanda. Komunikasi yang terjalin selama permainan dapat
mencairkan suasana, tentunya hal ini memiliki dampak yang positif untuk
hubungan sosial dengan orang lain. Kebahagiaan dapat dirasakan Bersama
begitu tahu bahwa jawaban tersebut benar. Atau kesedihan juga dapat
merasakan bersama begitu tahu bahwa jawaban salah. Rasa kebersamaan
pada kebersamaan ini akan tumbuh dan dapat menghangatkan hubungan
kalian.
2. Meningkatkan rasa percaya diri
Saat berhasil menyelesaikan TTS, lansia tentu mendapatkan kepuasan
tersendiri. Hal tersebut meningkatkan pelepasan hormon dopamin pada otak
lansia. Hormon ini membuat lansia merasa bahagia, berhasil mencapai
tujuan, dan semakin percaya diri.
3. Membantu mendisplinkan diri
Permainan ini juga dapat digunakan untuk melatih kedisiplinan diri.
Misalnya, sebuah TTS pada umumnya dapat diselesaikan dalam waktu satu
jam. Saat mengerjakan TTS, didasari atau tidak, kalian akan berkomitmen
terhadap diri kalian sendiri. Kalian bertekat untuk mengisi TTS paling lama
satu jam saja. Maka kalian akan focus dan tidak terganggu untuk melakukan
apapun selain menyelesaikan TTS. Apabila kalian terganggu melakukan
pekerjaan lain, komitmen tidak akan tercapai melihat kondisi diatas, berhasil
atau tidak. Kalian bergantung pada kedisiplinan diri. Bagi kalian yang
terbiasa dengan kedisiplinan, tentu komitmen tersebut dapat dipenuhi
dengan mudah. Oleh karena itu, bermain TTS diri kalian untuk disiplin.

3. TUJUAN PERMAINAN TTS


Tujuan dari game teka-teki silang adalah untuk mengisi kotak putih dengan
jawaban atas serangkaian pertanyaan. Kebanyakan teka-teki silang menyertakan
angka dalam kotak putih sehingga pemain dapat mencocokkan setiap pertanyaan
dengan lokasi jawaban yang spesifik (Briggs, 2012).

4. CARA BERMAIN TTS


a. Perhatikan dengan cermat nomor soalnya, menurun atau mendatar. Karena jika
salah, teka-teki silang tidak akan terjawab dengan sempurna.
b. Jika sudah dapat pertanyaannya, cari kolom jawabannya. Kalau menurun,
pengisiannya kebawah. Kalau mendatar, pengisiannya kesamping (kanan).
c. “Pas”-kan jumlah kata jawabanmu dengan jumlah kotak yang tersedia. Jika
sama, kamu bisa dilangsung mengisinya dan lanjut mengerjakan pertanyaan
lainnya.
C. KriteriaAnggotaKelompok
Kriteria klien yang dapat mengikuti kegiatan adalah:
1. Klien denga gangguan stimulasi kognitif
2. Klien yang kooperatif
3. Klien yang sehat secara fisik.
4. Klien yang dapat berkomunikasi verbal dengan baik

D. Proses Seleksi
1. Identifikasi klien yang masuk dalam kriteria
2. Membuat kontrak dengan klien :
a. Menjelaskan tujuan kegiatan
b. Menjelaskan waktu dan tempat kegiatan
c. Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam bermain

E. UraianStrukturKegiatan
Hari / Tanggal : Jumaat/24-Juni-2022
Tempat : Di Ruangan Wisma Gunuang 3
Waktu : 45 Menit, dari jam 10:00 pagi sapai jam 10:45
Metode Kegiatan :
1. Diskusi/menjelaskan kegiatan TAK
2. Bermain teka-teki silang (TTS)
3. Menanyakan pendapat tentang TAK yang telah dilaksanakan
Media / Alat :
1. Kursi
2. Meja
3. Kertas
4. Pulpen
Jumlah anggota : 8 orang lansia di ruangan Wisma Gunuang Tigo
Setting tempat :

meja

Keterangan:
: Penyaji : Observer

: Moderator : Klien

: Pembimbing : Fasilitator

F. MekanismeKegiatan TAK

No Waktu Kegiatan TAK KegiatanPasien


1 10 Menit Persiapan
a. Persiapan materi
b. Persiapan media / alat yang
digunakan
c. Setting tempat terapis dan peserta
d. Mengingatkan kontrak pada pasien
e. Pembagian tugas terapis
2 25 Menit Pelaksanaan :
a. Orientasi
1. Salam Terapeutik
a) Salam dari terapis kepada  Menjawab salam
klien
 Mendengarkan dan
b) Perkenalkan nama dan memperhatikan
panggilan terapis dan
 Memperkenalkan diri
menggunakan papan nama
c) Kenalkan nama dosen
pembimbing.  Menjawab pertanyaan
perawaat
d) Menanyakan nama dan
panggilan semua klien
(beripapannama)
 Mendengarkan dan
2. Evaluasi/ validasi memperhatikan
a) Menanyakan perasaan klien
saat ini
 Mendengarkan dan
3. Kontrak
memperhatikan
a) Terapis menjelaskan tujuan
kegiatan yang akan
dilaksanakan yaitu, bermain  Mendengarkan dan
memperhatikan
lomba mengisi TTS
b) Terapis menjelaskan aturan
 Mendengarkan dan
main berikut.
memperhatikan
 Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok,
harus meminta izin pada
terapis
 Mendengarkan dan
 Lama kegiatan 45 menit
memperhatikan
 Setiap klien mengikuti  Klien mendengarkan
kegiatan dari awal sampai dengan tenang
selesai
 Klien mendengarkan
pertanyaan yang
b. Tahap kerja diberikan
1) Terapis menjelakan kegiatan yang
akan dilakukan
2) Terapis memulai dengan
membacakan pertanyaan TTS
3) Terapis mengobservasi klien
 Klien memberikan
selama permainan mengisi TTS
jawaban atas
4) Klien diminta untuk mengangkat pertanyaan yang
tangan untuk memberikan diberikan trapis
jawaban
 Klien memberikan
5) Setelah selesai klien menceritakan respon dengan
persepsinya, terapis mengajak bertepuk tangan
klien lain bertepuk tangan dan
memberikan pujian.
3 10 Menit Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan  MenjawabPerawat
klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas  Mendengarkan dan
keberhasilan kelompok memperhatikan

b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien bermain  Mendengarkan dan
memperhatikan
TTS dengan teman serumah atau
tetangga untuk meningkatkan  Menyepakati
sosialisasi antar sesama memasukan kejadwal
kegiatan harian
G. PengorganisasianKelompok
1. Terapis
Leader : Dozi Rianza
Co Leader: Meiky Sundari
Observer : Iin rahyuni
Falilitator :
1. Alfajri Aulia Putra
2. Erni Rahayu
3. Fadilla Suci Amanda
4. Nurlatifah
2. Peran dantugas
1. Penyaji
a. Menyusun rencana TAK (proposal)
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Mampu mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam kelompok antar klien
d. Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak waktu
2. Moderator
a. Membantu penyaji dalam mengorganisir anggota kelompok
b. Mengingatkan penyaji jika ada kegiatan yang menyimpang
c. Membantu memimpin jalannya kegiatan
d. Menggantikan penyaji jika terhalang tugas

3. Fasilitator
a. Membantu penyaji dalam memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota
b. Memfokuskan kegiatan
c. Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
d. Duduk disela sela pasien
e. Mampu menjadi role model bagi klien

4. Observer
a. Mengobservasi semua respon pasien
b. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
c. Duduk tidak di lingkungan permainan / diluar
d. Mengevaluasi setiap keaktifan pasien
e. Mengevaluasi tugas penyaji, moderator dan falilitator

H. Proses Evaluasi
1. EvaluasiStruktur
a. Peserta lengkap
b. Setting tempat sesuai dengan rencana
c. Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan tertib

2. Evaluasi proses
a. Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
b. Klien dapat mengikuti peraturan yang telahditetapkan
c. Klien berpartisipasi aktif dalam kegiatan dan dapat memberikan tanggapan tentnag
kegiatan dan manfaat kegiatan
d. Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana

3. Evaluasi Hasil
a. 70% klien dapat mengambil hal positif dari film yang telah diputar/di tonton
b. 80% klien dapat menceritakan makna yang terdapat di vidio/film yang sudah di
tonton/dilihat
c. 80% klien dapat memberikan respon terhadap vidio /film yang sudah
ditonton/dilihat
I. Penutup
Demikianlah proposal ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas matakuliah keperawatan
Gerontik. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan kami ucapkan terimakasih

Padang, Juni 2022

Kelompok

Disetujui oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Ns.Rika Syafitri M.kep) ( )


LEMBARAN EVALUSI DAN DOKUMENTASI

No. Nama Klien Menjawab


Peratanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenai TTS: isi, waktu, situasi, dan
perasaan. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tidak (-) jika klien tidak mampu.

Anda mungkin juga menyukai