Anda di halaman 1dari 47

Case Report

Session
Prespetor:
Oky Haribudiman, dr., Sp.OG., M.Kes.

Presentan:
Hana Fauzia Syifani 12100120558
Nazya Syifa Aspariza 12100120597
Sucia Rosa 12100120672

ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RSUD AL IHSAN BANDUNG
2022
IDENTITAS
ISTRI SUAMI
•Nama: Ny. N •Nama: Tn. D
•Usia: 36 tahun •Usia: 40 tahun
•Alamat: Kp. Pasir Mulya RT 04, RW 17 •Pendidikan: SMA
•Pendidikan: SMP •Pekerjaan: Buruh
•Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga •Agama : Islam
•Agama: Islam

•Tanggal masuk: 8 Maret 2022


•Tanggal pemeriksaan: 9 Maret 2022
Keluhan Utama
Nyeri perut bagian bawah
Anamnesis
Pasien G6P5A0 merasa hamil 36 minggu datang dengan keluhan nyeri
perut bagian bawah sejak 1 hari SMRS. Nyeri seperti ditekan terutama terasa saat
duduk.
Keluhan disertai dengan nyeri ulu hati. Keluhan mulas, keluar air dari jalan
lahir, keluar lendir bercampur darah disangkal, gerakan janin dirasakan aktif.
Pasien mengatakan hasil USG, janin mengalami hidrosefalus.
Riwayat penyakit hipertensi, diaebetes mellitus, asma, dan penyakit
jantung disangkal. rekoilis
pasien sudah memeriksakan kehamilan ke dokter spesialis kandsungan
sejak usia kehamilan 6 bulan dan sudah mengetahui bahwa janinnya mengalami
hidrosefalus.
Riwayat Menstruasi

Menarche : 14 tahun
Siklus haid : Teratur
Lama haid : 7 hari
Banyaknya darah : 2 – 3 kali ganti pembalut/hari
Nyeri haid : Tidak
HPHT : 19-07-2021
Riwayat Pernikahan
Istri Suami
Usia Awal 16 tahun 22 tahun
Menikah
Pernikahan ke- 1 1
Lama Menikah 20 tahun
Riwayat Obstetri
Ana Tah Usia Tem Jenis Komplika Anak Keteran
k un Kehamila pat Persali si/ gan
ke- n nan Penyulit J B P Anak
K B B
1 2000 9 bulan RS Spontan - ♀ 3 Hidup

2 2004 9 bulan Bidan Spontan - ♀ 3 Hidup

3 2008 9 bulan Bidan


CREDITS: Spontan template-was created
This presentation
Slidesgo, including icons by Flaticon and
♀ by 3 Hidup

2011 9 bulan PKM& images


infographics Spontan
by Freepik - ♂ 3 Hidup
4
2015 9 bulan PKM Spontan Perdarahan ♂ 3 Hidup
5 post partum
2022 Hamil ini
6
Riwayat Antenatal
Tempat Care : Praktik Bidan
Jumlah kunjungan : 6 kali
Terakhir ANC : 36 minggu
Obat-obatan selama kehamilan : Vitamin
Riwayat Kontrasepsi
Kontrasepsi terakhir : Injeksi 3 bulan
Akseptor KB sejak tahun : 2021 – sebelum hamil terakhir
Alasan berhenti KB : Pasien lupa kontrol
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis (GCS : E4M6V5)
Tanda-tanda Vital :
•  Tekanan darah : 105/65 mmHg
•  Nadi : 96 bpm
•  Respirasi : 20 x/menit
•  Suhu : 36,4°C
•  SpO2 : 99%
BB sebelum hamil : 48 kg
BB selama hamil : 54 kg
Pemeriksaan Fisik
•  Kepala : Normocephal
•  Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
•  Mulut : Mukosa oral basah, sianosis (-)
•  Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), peningkatan JVP (-)
•  Dada/paru : Pergerakan simetris, VBS kanan sama dengan kiri,
ronki (-/-), wheezing (-/-)
•  Jantung : S1 S2 murni regular, murmur (-), gallop (-)
•  Genitalia : Perdarahan (-)
•  Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik
Status Obstetri
Abdomen
•  Inspeksi : Cembung, striae gravidarum (+), linea nigra (+)
•  Palpasi : Lembut, nyeri tekan (-)
•  TFU : 30 cm
•  LP : 103 cm
•  Leopold :
1.  Leopold I : Kepala
2.  Leopold II : Melintang
3.  Leopold III: Bagian kecil
4.  Leopold IV: tidak dapat dinilai
•  Auskultasi : DJJ = 136 x/menit
Diagnosis Kerja
G6P5A0 gravida 36-37 minggu +
Letak lintang + Hidrosefalus
Usulan Pemeriksaan
•  USG
•  Darah rutin
•  Cross match
•  Skrining Covid-19
•  Rontgen toraks
Hasil Pemeriksaan
USG Penunjang
(7/3/2022)
Tatalaksana
•  Pemasangan Infus RL 20 tpm
•  Pemasangan DC
•  Ceftriaxone 1 x 2 gram
•  Pro Sectio caesaria
Prognosis

Quo ad Vitam Quo ad Sanationam Quo ad Functionam


Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
Follow Up Pre-Op (9/3/2022)
S O A P

Pasien G6P5A0 merasa Keadaan umum : tampak Sakit G6P5A0 gravida -  Infus RL 20 gtt/
hamil 36 minggu sedang 36-37 minggu + mnt
mengeluhkan nyeri perut Kesadaran: E4V5M6 : Compos Letak lintang + -  Ceftriaxon IV
bagian bawah (+), mulas Mentis Hidrosefalus 1x2 gr
(-), keluar air dari jalan TD: 105/65 mmHg -  Sectio caesaria
lahir (-), keluar lendir Nadi: 96x/menit, regular + Tubektomi
darah (-), gerakan janin Respirasi: 20x/menit
terasa aktif. Suhu: 36,4oC
SpO2: 99%

Abdomen: Cembung ke
depan,tegang, linea nigra (+), straie
gravidarum (+), TFU 30 cm
Leopold I : Kepala
Leopold II: Melintang
Leopold III : bagian kecil
Leopold IV : tidak dapat dinilai
DJJ : 136 x/menit
Follow Up Post-Op (9/3/2022)
S O A P

Pasien P6A0 Keadaan umum : tampak Sakit P6A0 partus -  Terlentang 24


mengeluhkan nyeri luka sedang maturus dengan SC jam
operasi (+), pusing (+), Kesadaran: E4V5M6 : CM a/i Letak lintang + -  Infus RL :
mulas (+), keluar darah TD: 111/75 mmHg Hidrosefalus Dextrose 5% 2:1
dari jalan lahir (+) Nadi: 83 x/menit, regular 30 gtt/mnt
Respirasi: 20x/menit -  Ceftriaxone IV 1
Suhu: 36,5oC x 2 gr
SpO2: 99% -  Ketorolac IV 3 x
1 amp
Abdomen: Cembung, luka bekas -  Cek Hb post-op
operasi terpasang perban, rembesan -  Observasi KU
darah (-), TFU 2 jari di bawah pusat, dan TTV
kontraksi baik
Genitalia: Lochia rubra (+)
Data Bayi Ny. N
Waktu Lahir 10.39

Jenis kelamin Perempuan

BBL 3.500 gram


PBL 52 cm
Lingkar Kepala 50 cm

APGAR
-  Menit ke – 1 5
-  Menit ke – 5 7
Follow Up POD 1 (10/3/2022)
S O A P

P a s i e n P 6 A 0 Keadaan umum : tampak Sakit P6A0 partus -  Infus RL :


mengeluhkan nyeri luka sedang maturus dengan Dextrose 5%
bekas operasi (+), Kesadaran: E4V5M6 : CM SC a/i Letak lintang 2:1 30 gtt
pusing (-), mulas (-), TD: 105/60 mmHg + Hidrosefalus -  Ceftriaxone IV 1
miring kanan kiri (+/+), Nadi: 76 x/menit, regular x 2 gr
duduk (+), ASI (-/-), Respirasi: 22x/menit -  Ketorolac IV 3 x
flatus (+), BAB (-), Suhu: 36,7oC 1 amp
keluar darah dari jalan SpO2: 99% -  Observasi KU
lahir (+) sedikit danTTV
Abdomen: Cembung, lembut, luka -  Mobilisasi
bekas operasi terpasang perban, bertahap
rembesan darah/nanah (-), TFU 2 -  Aff DC
jari di bawah pusat, kontraksi baik,
nyeri tekan (+)
Genitalia: Lochia rubra (+)

Hb: 10,5 g/dl


Leukosit: 23.400 sel/uL
Eritrosit: 3,58 jut/uL
Follow Up POD 2 (11/3/2022)
S O A P

P a s i e n P 6 A 0 Keadaan umum : tampak Sakit P6A0 partus -  Aff infus


mengeluhkan nyeri luka sedang maturus dengan SC -  Ganti verban
b e k a s o p e r a s i Kesadaran: E4V5M6 : CM a/i Letak lintang + -  Rawat jalan
berkurang, pusing (-), TD: 110/65 mmHg Hidrosefalus -  Keren tab 2x1
mulas (-), miring kanan Nadi: 84 x/menit, regular -  Channa caps
kiri (+/+), duduk (+), Respirasi: 20x/menit 3x1
berjalan (+), ASI (-/-), Suhu: 36,7oC -  Lactamor 3x2
BAB (-), keluar darah SpO2: 99%
dari jalan lahir (+) sedikit
Abdomen: Cembung, luka bekas
operasi terpasang perban, rembesan
darah (-), TFU 2 jari di bawah pusat,
kontraksi baik, nyeri tekan (+),
Genitalia: Lochia rubra (+)
HIDROSEFALUS
IN THEORY IN CASE
DEFINISI
Hidrosefalus adalah pembesaran progresif
sistem ventrikel akibat volume cairan
serebrospinal yang berlebihan.

EPIDEMIOLOGI
Insiden hidrosefalus neonatus saja tidak
diketahui. Bila dimasukkan dalam diagnosis
spina bifida, terjadi pada 2 sampai 5 per
1000 kelahiran.

PENYEBAB
Belum jelas, tetapi salah satu di antaranya
adalah toksoplasmosis.
IN THEORY
KLASIFIKASI
1.  Noncommunicating (or obstructive) hydrocephalus
Penyumbatan di sepanjang jalur CSF ventrikel yang mencegahnya mencapai ruang
subarachnoid atau mengganggu fungsi resorptif normal vili arachnoid.
a.  Malformasi kongenital
-  Genetik: stenosis akuaduktal, hidrosefalus dengan tipe anatomi yang tidak diketahui,
dan sindrom Dandy-Walker
-  Non-genetik: infeksi intrauterin, perdarahan intrakranial sekunder akibat trauma lahir
atau prematuritas, dan meningitis.
b.  Post-inflamasi atau post-hemoragik à arachnoiditis, perdarahan intraventrikular
serebral, perdarahan subarachnoid
c.  Lesi massa à neoplasma intrakranial
IN THEORY
2.  Communicating (absorptive) hydrocephalus à bakterial meningitis, setelah perdarahan
subarachnoid yang luas.
•  Kelebihan produksi CSF
•  Gangguan absorpsi CSF oleh vili arachnoid
•  Insufisiensi drainase vena

IN CASE
Pasien G6P5A0 merasa hamil 36 minggu, mengatakan hasil USG hidrosefalus.
IN THEORY IN CASE
DIAGNOSIS
1. Diagnosis Antenatal
a. USG:
-  Mulai dapat dideteksi pada usia
kehamilan 15-18 minggu.
-  Tampak gambaran ventrikulomegali
atau perubahan sudut pleksus koroidal
IN THEORY
DIAGNOSIS
b. Serologi ibu:
-  Menetapkan dugaan infeksi intrauterin (toksoplasmosis, sifilis, atau sitomegalovirus).
2. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
–  Pertumbuhan kepala 2 cm/minggu merupakan tanda dilatasi ventrikel progresif.
–  Tidak diperlukan evaluasi lebih lanjut pada bayi kecuali ada faktor risiko kepala yang
membesar atau tanda-tanda peningkatan TIK.
–  Bayi dengan stenosis akuaduktal terkait-X dapat memiliki deformitas fleksi khas ibu jari.
IN THEORY
–  Bayi dengan malformasi Dandy-Walker memiliki penonjolan kranial oksipital.
–  Evaluasi funduskopi dapat mengungkapkan korioretinitis yang mengindikasikan infeksi
intrauterin.
3. CT scan kranial
–  Identifikasi pelebaran ventrikel
–  Penentuan ukuran mantel serebral
–  Deteksi anomali sistem saraf pusat
–  Deteksi kerusakan parenkim (kalsifikasi atau kista)
–  Penentuan kemungkinan lokasi gangguan dinamika cairan serebrospinal
4. MRI
–  Pencitraan otak janin dengan studi ultrafast MRI
IN THEORY IN CASE
TANDA DAN GEJALA Bayi lahir dengan lingkar kepala 50 cm.
Pada anak, sebelum sutura kranial
menyatu, menyebabkan pembesaran
tengkorak dan fontanel melebar. Wajah,
meskipun berukuran normal, tampak kecil
dibandingkan dengan kepala yang
membesar.
Eksoftalmus dan penonjolan sklera terjadi
akibat perpindahan orbita ke bawah.
IN THEORY IN CASE
TATALAKSANA Bayi lahir secara Sectio Caesaria
1. Hidrosefalus fetus atas indikasi letak lintang.
•  Pada anak yang hidup dilakukan pungsi dengan
jarum yang panjang dan besar, segera setelah
pembukaan cukup besar (pembukaan 2 jari)
untuk memperkecil volume kepala. Dengan
pungsi, tengkorak mengecil dan selanjutnya
persalinan dapat berlangsung spontan.
•  Pada anak yang mati dapat dilakukan perforasi.
Namun, setelah anak lahir, harus selalu dilakukan
eksplorasi kavum uteri.
IN THEORY
2. Hidrosefalus post-hemoragik
-  Biasanya berhenti dalam waktu 4 minggu setelah dilatasi ventrikel progresif atau kembali
normal dalam beberapa bulan pertama kehidupan.
-  Pungsi lumbal serial dapat dilakukan jika terdapat hidrosefalus komunikans.
Pembuangan 10 sampai 15 mL/kg CSF sering diperlukan.
-  Drainase, irigasi, dan terapi fibrinolitik dianjurkan sebagai cara lain untuk meminimalkan
obstruksi bekuan darah dengan hasil yang lebih baik dari fungsi perkembangan saraf pada
usia 2 tahun.
IN THEORY
-  Dapat dilakukan dengan drainase ventrikel eksternal langsung atau terowongan atau
dengan kateter ventrikel subkutan yang mengalir ke reservoir atau ke ruang subgaleal atau
supraklavikula. Hal ini diindikasikan untuk bayi yang belum merespon secara memadai
terhadap pungsi lumbal.
-  Ventrikulostomi adalah prosedur endoskopi yang membuat komunikasi (stoma) dari dasar
ventrikel ketiga langsung ke ruang subarachnoid pada tingkat foramina cistern magna.
IN THEORY
3. Manajemen Pembedahan
Metode pilihan adalah penempatan ventriculoperitoneal (VP) shunt. Penempatan
VP shunt diindikasikan di hampir semua kasus untuk memudahkan kontrol lingkar frontal
oksipital, meningkatkan kontrol kepala, perawatan kulit, asuhan keperawatan umum, dan
kenyamanan pasien. Shunt yang lebih baru menggabungkan katup magnet yang dapat
diprogram dengan kontrol antisiphon tambahan untuk perlindungan terhadap drainase
berlebih saat pasien dalam posisi tegak. Di banyak institusi, VP shunt biasanya dipasang
ketika berat badan pasien mencapai 2 kg.
IN THEORY
Komplikasi jangka panjang dari shunt:
-  ulserasi kulit kepala
-  infeksi (biasanya stafilokokus)
-  arachnoiditis, oklusi
-  perkembangan atau perburukan klinis hernia atau hidrokel inguinalis
-  perforasi organ (sekunder akibat kontak intraperitoneal kateter dengan viskus berongga)
-  Kebutaan
-  Endokarditis
-  penyakit ginjal
IN THEORY IN CASE
KOMPLIKASI -
•  Pada ibu: Ruptur uteri
IN THEORY
PROGNOSIS
A. Hasil telah meningkat secara signifikan dengan teknik bedah saraf modern untuk
hidrosefalus posthemorragik. Kelangsungan hidup jangka panjang sekarang mendekati 90%
dengan shunt yang berfungsi.
B. Prediktor hasil yang tidak menguntungkan.
2. Mengenai penyebab hidrosefalus, prognosis menurun dengan urutan sebagai berikut:
hidrosefalus komunikans dan mielomeningokel > stenosis akuaduktal> malformasi Dandy-
Walker.
IN THEORY
3. Berkurangnya ukuran corpus callosum dikaitkan dengan penurunan keterampilan kognitif
nonverbal dan kemampuan motorik.
4. Rata-rata kecerdasan rendah dibandingkan dengan populasi umum.
5. Perkembangan pubertas yang dipercepat dicatat pada pasien dengan hidrosefalus shunted
karena peningkatan produksi gonadotropin.
6. Masalah penglihatan, seperti strabismus, defek lapang pandang, kelainan visuospasial, dan
atrofi optik dengan penurunan ketajaman karena peningkatan TIK.
7. Pada bayi prematur dengan hidrosefalus posthemoragik, hasil jangka panjang yang buruk
berkorelasi langsung dengan tingkat keparahan perdarahan intraventricular.
LETAK LINTANG
IN THEORY
DEFINISI
Keadaan sumbu panjang janin tegak lurus
terhadap sumbu panjang ibu
IN THEORY IN CASE
PENYEBAB Pasien G6P5A0
1.  Dinding perut yang kendur, seperti pada
multiparitas.
2.  Kesempitan panggul.
3.  Plasenta previa.
4.  Prematuritas.
5.  Kelainan bentuk rahim, seperti uterus
arkuatus.
6.  Mioma uteri.
7.  Kehamilan ganda
IN THEORY IN CASE
DIAGNOSIS TFU : 30 cm
Inspeksi: Perut melebar ke samping dan Leopold I : Kepala
pada kehamilan cukup bulan, fundus uteri Leopold II : Melintang
lebih rendah dari biasa, hanya beberapa jari Leopold III: Bagian kecil
di atas pusat. Leopold IV: tidak dapat dinilai
Palpasi:
•  Leopold I : kosong
•  Leopold II: bagian besar (kepala dan
bokong) dan bagian-bagian kecil
•  Leopold III: kosong

USG
IN THEORY IN CASE
TATALAKSANA Pasien G6P5A0 gravida 36-37 minggu akan
1.  Dalam Kehamilan dilakukan tindakan Sectio caesaria atas
Dilakukan versi luar pada kehamilan > 34 indikasi Letak lintang dan hidrosefalus.
minggu
2. Dalam Persalinan
Bila syarat terpenuhi dan tidak ada
kontraindikasi, dilakukan versi luar.
-  Bila berhasil , persalinan dilakukan
pervaginam
-  Bila tidak berhasil :
Pada janin hidup dipertimbangkan :
•  Partus pervaginam bila usia kehamilan <
26 minggu
•  Seksio sesaria bila usia kehamilan > 26
minggu
IN THEORY IN CASE
PROGNOSIS Dubia ad bonam.
-  Ketuban masih utuh à dubia ad bonam Pasien G6P5A0 merasa hamil 36 minggu,
-  Ketuban pecah à dubia ad malam menyangkal adanya keluar air dari jalan
lahir.
REFERENSI
Gomella’s Neonatology, 8th Edition.
Merritt’s Neurology, 12th Edition.
Obstetri Patologi. Universitas Padjajaran.

Anda mungkin juga menyukai