Bab Iii
Bab Iii
STUDI KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Alasan Masuk RS
3. Keluhan utama
suka memarahi pacarnya itu didepan pasien, akibatnya pasien tidak terima
b. Pengobatan sebelumnya
c. Pengalaman
d. Riwayat Keluarga
yaitu ibu kandungnya sering dipukuli oleh ayah kandungnya sendiri saat
marahan.
5. Pemeriksaan Fisik
1) Genogram
Gambar 3.1 Genogram Pasien.
Keterangan :
: Laki-laki : Klien
: Perempuan : Cerai
Penjelasan :
belum menikah.
2) Konsep Diri
delapan bersaudara
3) Hubungan Sosial
baik.
4) Spiritual
6. Status Mental
d. Alam Perasaan : Pasien merasa sangat marah saat pacar yang dia cintai
lain
h. Proses Pikir : Saat dilakukan wawancara pasien menjawab sesuai dengan
keadaan
dengan ide
k. Memori : Saat ditanya masa lalu, pasien ingat, menjawab dengan tepat
pertanyaan perawat
menyenangkan ibunya
7. Kebutuhan Pulang
1) Perawatan Diri
2) Nutrisi
kali sehari habis setiap kali makan. Saat akan pasien tidak
memisahkan diri.
3) Tidur
Pasien tidak merasakan sulit untuk tidur dan masalah dalam kebutuhan
tidurnya. Waktu tidur siang pukul 13.00 s/d 16.00 dan untuk tidur malam
c. Kemampuan klien
tidak kontrak
disaat sakit
a. Perilaku Kekerasan
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pengkajian
keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh karena itu, pengkajian
harus akurat, lengkap, sesuai kenyataan, dan kebenaran data sangat penting untuk
individu.
secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering juga disebut gaduh
gelisah atau amuk di mana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor
dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol. menurut teori (Ade, 2011), tanda
dan gejala pada pasien dengan perilaku kekerasan adalah ditandai dengan: wajah
gangguan hubungan sosial, dan menarik diri. Menurut Direja (2011), ada beberapa
pasien tidak nyaman karena merasa dikurung dirumah sakit tidak bergaul dengan
orang lain, melempar rumah, merusak barang-barang dalam rumah dan mengamuk
disekitar lingkungan rumah. Data obyektif dari pasien adalah : tampak gelisah,
kuatir, tegang, labil, menyendiri, kontak mata kurang wajah memerah. Maka
berdasarkan data di atas penulis mengambil kesimpulan antara teori dan kasus
nyata tidak ada kesenjangan karena didapatkan data dari kasus nyata sama dengan
teori baik penyebab dan tanda gejala sama menurut (Ade, 2011).
2. Diagnosa Keperawatan
berikut: Resiko perilaku kekerasan, Harga diri rendah kronik, Resiko mencederai
inefektif. Sedangkan pada kasus nyata diagnosa yang muncul adalah : perilaku
kekerasan.
keluhan utama, tanda dan gejala yang paling menonjol adalah data yang
Menurut penulis ada kesenjangan antara teori dan kasus nyata karena dalam
teori ada delapan diagnosa sedangkan pada kasus nyata hanya terdapat satu
diagnosa saja, karena pada pasien belum keluhan, tanda dan gejala yang
3. Intervensi Keperawatan
adalah metode pemberian perawatan langsung pada pasien (Sutejo, 2007). Menurut
teori (Yosep, 2010), perencanaan untuk perilaku kekerasan ada 9 TUK antara lain:
diminum dan kegunaannya (jenis, waktu dan efek, dosis) dan dapat minum obat
Intervensi yang dapat dilakukan oleh penulis pada pasien adalah sebaagai
pasien mau tersenyum, pasien mau kontak mata dengan perawat, dan pasien mapu
orang lain) mengungkapkan apa yang pernah dialaminya saat marah atau jengkel,
mengobservasi tanda saat marah/jengkel tanda perilaku kekerasan dan pasien dapat
menyimpulkannya.
konsep dasar toeri dengan kasus nyata Tn. A karena penulis melakukan intervensi
sesuai dengan teori dan merancang strategi pelaksanaan sesuai dengan keadaan
pasien.
4. Implementasi Keperawatan
intervensi yang ada pada kasus teori (Yosep, 2010). Implementasi yang dilakukan
penulis untuk mengatasi perilaku kekerasan Tn. A selama 4 hari yaitu membina
hubungan saling percaya, melakukan pengkajian mulai dari identitas pasien, alasan
masuk, faktor predisposisi, pemeriksaan fisik, konsep diri, masalah psikososial dan
5. Evaluasi Keperawatan
tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Evaluasi dibagi atas dua, yaitu
evaluasi hasil atau sumatif dengan membandingkan respon pasien pada tujuan
Pada kasus nyata hasil evaluasi SP1: didapatkan dari Tn. A antara lain data
subyektif: pasien menjawab salam, pasien menyebutkan nama :saya Tn. M.B
Umur: 33 thn, jenis kelamin : laki-laki pekerjaan tidak bekerja status : belum
menikah pendidikan: SMA data objektif : Pasien mau berjabat tangan, senyum.
mengatakan pasien marah karena ibunya memarahi pacarnya data objektif : pasien
nada suara keras, mata memerah dan wajah. Assessment : SP2 teratasi, Planing :
lanjutkan ke SP3.
Pada kasus nyata hasil evaluasi SP3 : Data subyektif: Pasien mengatakan
tanda –tanda perilaku kekerasan adalah memukul orang lain atau barang-barang
yang ada di sekitar dan marah-marah tidak jelas, data objektif : Pasien senyum dan
Pada kasus nyata hasil evaluasi SP3 : pasien bisa menyebutkan jenis-jenis
perilaku kekerasan yang biasa di lakukan, pasien mengatakan merasa nyaman, dan
wajah tidak memerah. Menurut penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus nyata karena evaluasi yang di lakukan berdasarkan konsep teori menurut
(Fitria, 2009).
Keterbatasan
penulis menyadari dalam melakukan penelitian studi kasus asuhan keperawatan pada
pasien perilaku kekerasan ini terdapat keterbatasan waktu yang diberikan praktek
yang penulis terapkan kurang efektif karena waktu yang di berikan terbatas. Penulis
Dari hasil yang dipeoleh, penulis menyadari bahwa studi kasus ini jauh dari
kesempurnaan karena persiapan yang kurang baik, dan pelaksanaan yang sangat
singkat sehingga hasil yang di peroleh jauh dari kata sempurna dan masih