Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 2 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
Nomor Dokumen
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
Persetujuan
Nama Nama
Dr. Linda Devita, MHKes Dr. Linda Devita, MHKes
Jabatan Jabatan
Ketua Komite Mutu & KPRS Ketua Komite Mutu & KPRS
Tanda tangan Tanda tangan
Tanggal Tanggal
25 Februari 2022 25 Februari 2022
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 3 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AWAL BROS
PEKANBARU
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
TENTANG
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
RUMAH SAKIT AWAL BROS PEKANBARU
MEMUTUSKAN
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 4 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
sebagai acuan bagi staf dalam melakukan melakukan manajemen
risiko di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal efektif dan berlaku selama 3
(tiga) tahun dengan ketentuan peralihan implementasi terhitung
bersamaan dari tanggal terbit.
Ditetapkan di : Pekanbaru
Pada tanggal : 26 Februari 2022
DIREKTUR RS. AWAL BROS
PEKANBARU,
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 5 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
BAB I
DEFINISI
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 6 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
BAB II
RUANG LINGKUP
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 7 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
sesuai dalam organisasi;
g. memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan dialokasikan untuk
manajemen risiko;
h. menyampaikan manfaat manajemen risiko kepada
semua stakeholder; dan
i. memastikan bahwa kerangka kerja untuk mengelola risiko tetap
sesuai.
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 8 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
internal organisasi; laporan risiko, kemajuan terhadap rencana
manajemen risiko dan seberapa baik kebijakan manajemen risiko
dilaksanakan; dan
d. review efektivitas kerangka kerja manajemen risiko.
PENETAPAN KONTEKS
PENILAIAN
RISIKO
IDENTIFIKASI RISIKO
EVALUASI RISIKO
PERLAKUAN RISIKO
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 9 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
BAB III
KEBIJAKAN
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 10 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
BAB IV
TATA LAKSANA
Manajemen risiko proaktif penting bagi mutu dan keselamatan pasien terkait
perawatan, tata laksana, dan layanan dalam suatu organisasi. Terdapat berbagai
risiko di lingkungan rumah sakit; sebagai contoh, risiko dapat meliputi risiko yang
berhubungan dengan perawatan klinis dan keselamatan pasien, seperti kesalahan
diagnostik, bedah, atau pengobatan; risiko yang berhubungan dengan lingkungan,
seperti kondisi berbahaya; risiko yang berhubungan dengan operasional rumah
sakit, seperti rencana untuk mencapai sasaran rumah sakit; atau risiko yang
berhubungan dengan kepatuhan terhadap standar perawatan dan ketaatan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Risiko lainnya juga dapat
berhubungan dengan keuangan atau perencanaan strategis.
Rumah sakit perlu memakai suatu pendekatan proaktif untuk manajemen risiko
yang meliputi penyusunan strategi pengurangan risiko dengan tujuan akhir untuk
mengurangi atau menghilangkan dampak potensi bahaya kemungkinan risiko
ataupun risiko yang sudah diketahui. Salah satu caranya adalah dengan program
manajemen risiko formal yang komponen-komponen pentingnya meliputi:
a. identifikasi risiko
b. prioritas risiko
c. pelaporan risiko;
d. ruang lingkup, tujuan, dan kriteria pengkajian risiko;
e. manajemen risiko, meliputi analisis risiko dan
f. manajemen klaim yang terkait.
Elemen penting dari manajemen risiko adalah analisis risiko, misalnya proses
untuk mengevaluasi near-miss (KNC) dan proses berisiko tinggi lainnya di mana
gagalnya proses tersebut dapat menyebabkan terjadinya kejadian sentinel.
Terdapat beberapa sarana yang dapat membantu dilakukannya analisis proaktif
semacam terhadap proses kritis dan berisiko tinggi. Sebagai contoh, dua sarana
yang umum digunakan adalah analisis efek modus kegagalan (failure mode effect
analysis, FMEA) dan analisis kerentanan terhadap bahaya (hazard vulnerability
analysis, HVA).
Untuk menggunakan sarana ini atau sarana-sarana lainnya yang serupa secara
efektif, pimpinan perlu mengidentifikasi dan memprioritaskan potensi risiko yang
berkaitan dengan setiap kategori dan memprioritaskan risiko yang dapat
menyebabkan pengaruh paling besar pada keselamatan pasien dan staf, begitu
juga pada mutu dan keselamatan perawatan pasien. Informasi tersebut dapat
digunakan untuk memprioritaskan alokasi sumber daya untuk menganalisis risiko
terbesar dan mengambil tindakan untuk mendesain ulang proses-proses yang ada
atau mengambil tindakan serupa untuk mengurangi risiko dalam proses-proses
yang ada.
Proses pengurangan risiko ini dilaksanakan minimal sekali dalam setahun dan
pelaksanaannya didokumentasikan. dan Pimpinan rumah sakit mengidentifikasi
dan memprioritaskan potensi risiko yang dapat memiliki dampak terbesar pada
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 11 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
keselamatan pasien dan staf serta mutu perawatan pasien. Rumah sakit
melaksanakan dan mendokumentasikan penerapan sarana pengurangan risiko
proaktif setidaknya setiap tahun pada salah satu proses prioritas risiko. Proses
berisiko tinggi dirancang ulang dan diterapkan berdasarkan hasil analisis latihan
pengurangan risiko. Pimpinan rumah sakit mengembangkan dan menerapkan
strategi yang tepat untuk komunikasi kepada staf, badan tata kelola, serta
pemangku kepentingan.
2. Penetapan Konteks
Penetapan konteks merupakan artikulasi tujuan dan mendefinisikan parameter
eksternal dan internal untuk diperhitungkan ketika mengelola risiko, kemudian
menetapkan ruang lingkup dan kriteria risiko untuk prosedur selanjutnya. Dalam
menentukan konteks perlu diperhatikan beberapa hal, sebagai berikut:
a. Konteks Eksternal:
Konteks eksternal merupakan situasi dari luar yang dapat mempengaruhi
cara organisasi dalam mengelola risiko.
Konteks eksternal dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
1. hukum, sosial, budaya, politik, regulasi, keuangan,
teknologi, lingkungan ekonomi, alam dan persaingan
dengan organisasi lain dalam lingkup nasional, regional,
atau internasional; dan
2. hubungan, persepsi dan nilai-nilai pemangku kepentingan
eksternal.
b. Konteks Internal:
Konteks internal merupakan segala sesuatu dari dalam organisasi
yang dapat mempengaruhi cara organisasi dalam mengelola risiko.
Hal ini dapat meliputi, namun tidak terbatas pada:
1. tata kelola, struktur, peran dan akuntabilitas organisasi;
2. kebijakan, sasaran, dan strategi;
3. kemampuan dan pemahaman tentang sumber daya (modal,
waktu, orang, prosedur, sistem dan teknologi);
4. hubungan, persepsi dan nilai-nilai pemangku kepentingan
internal dan budaya organisasi;
5. sistem informasi, arus informasi dan prosedur pengambilan
keputusan;
6. standar, pedoman dan model yang diterapkan oleh
organisasi.
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 12 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
Dalam menetapkan konteks dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. melakukan analisis secara umum tentang situasi internal dan
eksternal terkait dengan perkiraan skenario keterjadian
pernyataan risiko.
2. memanfaatkan informasi dari berbagai sumber untuk melakukan
analisis situasi internal dan eksternal.
3. memahami tujuan satuan kerja melalui Rencana Strategis dan
Rencana Kinerja/ Penetapan Kinerja yang telah disusun.
4. memahami jumlah dan jenis risiko yang siap ditangani atau
diterima organisasi dan kesiapan organisasi untuk menanggung
risiko setelah perlakukan risiko dalam upaya mencapai sasaran.
c. Kriteria Risiko
Satuan kerja harus menetapkan kriteria yang akan digunakan untuk
mengevaluasi signifikansi risiko. Kriteria harus dapat mencerminkan
nilai- nilai organisasi, tujuan dan sumber daya. Beberapa kriteria yang
dapat dikenakan oleh, atau berasal dari, persyaratan hukum,
peraturan dan persyaratan lainnya yang diterapkan oleh organisasi.
Kriteria risiko harus konsisten dengan kebijakan manajemen risiko
organisasi, yang didefinisikan pada awal setiap prosedur manajemen
risiko dan akan terus ditinjau. faktor yang harus dipertimbangkan
dalam mendefinisikan kriteria risiko sebagai berikut:
1. Sifat dan jenis sebab dan akibat yang dapat terjadi dan
bagaimana akan diukur;
2. Bagaimana kemungkinan akan didefinisikan;
3. Jangka waktu dari kemungkinan dan/atau konsekuensi;
4. Bagaimana tingkat risiko ditentukan;
5. Pandangan dari pemangku kepentingan;
6. Tingkatan atau bobot risiko yang dapat diterima atau ditoleransi,
dan
7. Apakah kombinasi dari beberapa risiko harus diperhitungkan,
apabila demikian, bagaimana dan kombinasi apa yang harus
dipertimbangkan.
3. Penilaian Risiko
a. Identifikasi Risiko
Setiap pemilik risiko harus mengidentifikasi sumber risiko, area
dampak, peristiwa (termasuk perubahan keadaan), penyebabnya dan
konsekuensi potensi risiko. Tujuan dari langkah ini adalah untuk
menghasilkan daftar lengkap risiko berdasarkan peristiwa yang
mungkin mendukung, meningkatkan, mencegah, menurunkan,
mempercepat atau menunda pencapaian tujuan.
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 13 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
Identifikasi risiko ini terbagi menjadi dua, yaitu identifikasi risiko
proaktif dan identifikasi risiko reaktif.
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 14 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
c. Gambarkan alur proses
d. Analisis hazard score
e. Tatalaksana dan pengukuran outcome
f. Standarisasi/ redesign proses/ design control
g. Analisis dan melakukan uji coba pada proses yang baru
h. Implementasi dan monitoring proses yang baru
Langkah 1 dan 2
- Pilih proses yang berisiko tinggi terhadap keselamatan pasien dan
bentuk tim
- Tim menyesuaikan proses yang dipilih
- Pilih proses yang akan dianalisis
- Tentukan salah satu proses/ sub proses bila prosesnya kompleks
Langkah 3A
Jelaskan tahapan-tahapan proses kegiatan sesuai kebijakan dan prosesur
yang berlaku di rumah sakit. Tahapan proses isikan ke dalam kotak
1,2,3,4,5,6 dst.
Pada tahapan proses dijelaskan proses setiap kegiatan sesuai kebijakan dan
prosedur yang berlaku dan jika proses terlalu kompleks, dapat memilih satu
proses atau sub proses untuk ditindaklanjuti
Kemudian masing-masing proses uraikan subprosesnya pada tahapan sub
proses pada baris a,b,c,d,e. dst.
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 15 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
Bagaimana dampak kesalahan pada pelanggan, beri nilai seberapa
parah dampaknya terhadap pelanggan (nilai 1-10)
Langkah 5
Tatalaksana dan pengukuran outcome.
Langkah 6
Melakukan standarisasi/redesign proses/design control, antara lain dengan:
- Mengeliminasi risiko bila memungkinkan
- Minimalkan risiko apabila tidak dapat dieliminasi
Langkah 7
Analisis dan melakukan uji coba pada proses baru
1. Bila proses yang baru sudah selesai dibut, perlu dilakukan proses
FMEA yang baru untuk menguji apakah proses tersebut masih
berpotensi menimbulkan kegagalan
2. Untuk failure mode dengan high RPN, jangan lupa mencari banyak
jalan untuk mengeliminasi/ meminimalkan risiko.
Langkah 8
Implementasi dan monitor proses yang baru. Ulangi beberapa waktu,
sesudah beberapa failure mode dieliminasi
Instrumen identifikasi:
- Laporan insiden
- Complain dan litigasi
- Survey
Hasil identifikasi risiko dimasukkan dalam risk register rumah sakit.
New RPN
New Sev
Prob
RPN
Sev
Nomor Resiko
Penyebab Potensial dari Rekomendasi Tindak Penganggung Tindak lanjut yang
Aktivitas Potensial kesalahan Dampak Pengendalian saat ini Target Penyelesaian
Kesalahan Lanjut jawab dilakukan
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
Pekanbaru,
nama
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 16 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
b. Analisis Risiko
Analisis risiko melibatkan pengembangan akan pemahaman risiko.
Analisis risiko memberikan masukan mengambil risiko untuk
dilakukan evaluasi dan keputusan apakah risiko perlu ditangani,
dan pada strategi risiko dan metode penanganan yang paling
tepat. Analisis risiko juga dapat memberikan masukan dalam
membuat keputusan dan pilihan yang melibatkan berbagai jenis
dan tingkat risiko.
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 17 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
sistem pengendalian intern yang sudah ada.
3. Ukur tingkat probabilitas terjadinya risiko.
4. Ukur tingkat besaran dampak jika risiko terjadi.
5. Hitung tingkat/level risiko, yaitu perkalian probabilitas dengan
dampak.
6. Buat peringkat risiko untuk menentukan apakah risiko
tersebut termasuk risiko sangat rendah, rendah, sedang, tinggi
atau sangat tinggi.
7. lsikan hasil langkah (a) s.d. (f) ke dalam formulir analisis risiko
8. Dari risiko-risiko tersebut di atas, selanjutnya dibuat peta risiko.
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 18 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
Level Dampak Area Dampak
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 19 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
Level kemungkinan terjadinya risiko, level dampak, dan level risiko
masing- masing menggunakan 5 (lima) skala tingkatan (level).
Penentuan level risiko beserta dengan urutan prioritasnya
menggunakan matriks analisis risiko sebagai berikut:
DAMPAK
MATRIX NALISIS RISIKO 1 2 3 4 5
5X5 Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi
Hampir Pasti
KEMUNGKI
5 5 10 15 20 25
Terjadi
4 Sering Terjadi 4 8 12 16 20
NAN
3 Mungkin Terjadi 3 6 9 12 15
2 Jarang Terjadi 2 4 6 8 10
Hampir Tidak
1 1 2 3 4 5
Terjadi
Level Dimulai
Warna Deskripsi Status Risiko Level Dari Status
Risiko
Sangat Tinggi 5 >15
Tinggi 4 10 – 14
Sedang 3 5–9
Rendah 2 3–4
Sangat Rendah 1 1 –2
4. Kategori Risiko
Kategori Risiko sangat penting dalam menjamin identifikasi Risiko
yang komprehensif dan pengikhtisaran atau pelaporan Risiko.
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 20 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
Kategori Risiko disusun sesuai dengan kondisi lingkungan
organisasi. Kategori Risiko minimal di Kementerian Kesehatan
adalah sebagaimana tabel berikut:
Kategori
Definisi
Risiko
Risiko yang disebabkan oleh segala sesuatu
Risiko Keuangan yang menimbulkan tekanan
terhadap pendapatan dan belanja organisasi
Risiko yang disebabkan oleh adanya
penetapan kebijakan organisasi baik interal
Risiko Kebijakan maupun eksternal yang berdampak langsung
terhadap
organisasi
Risiko yang disebabkan oleh organisasi atau
pihak ekternal tidak
Risiko Kepatuhan mematuhi dan atau tidak melaksanakan
peraturan perundang- undangan dan keetntuan
lain yang berlaku
Risiko yag disebabkan oleh adanya tuntutan
Risiko Legal
hukum kepada organisasi
Risiko yang disebabkan oleh kecurangan yang
Risiko Fraud disengaja oleh pihak
internal yang merugikan keuangan negara
Risiko yang disebabkan oleh menurunnya
kepercayaan
Risiko Reputasi
publik/masyarakat yang bersumber dari persepsi
negatif organisasi
Risiko yang disebabkan oleh:
a. Ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya
Risiko proses internal, kesalahan manusia dan
Operasional kegagaln sistem
b. Adanya kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional organisasi
5. Kategori Dampak
Kategori dampak sangat penting dalam menjamin identifikasi risiko
yang komprehensif dan pengikhtisaran atau pelaporan risiko.
Kategori dampak disusun sesuai dengan kondisi lingkungan
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 21 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
organisasi. Kategori dampak minimal di Rumah Sakit adalah
sebagaimana tabel berikut:
Dampak pada
Derajad Dampak Tuntutan Penundaan Dampak pada
Skor Kesehatan dan Reputasi
(tingkat) Keuangan Ganti Rugi Pelayanan pihak terkait
Keselamatan
Luka kecil pada
Sangat ≤ 3% ≤ Rp ≤ 1 hari Diketahui oleh Hanya berdampak
orang atau
1 rendah anggaran 1.000.000 kerja seisi kantor pada satu pihak
beberapa orang
Dimuat oleh
Luka kecil
> Rp media massa
berarti pada
> 3 - 5% 1.000.000 – > 1 - 2 hari lokal namun Berdampak pada
2 Rendah orang atau
anggaran Rp kerja cepat 2 - 3 pihak
beberapa
5.000.000 dilupakan
orang
masyarakat
Dimuat oleh
media massa
Luka berarti
> Rp lokal & media
>5 - 8% > 2 - 3 hari pada orang Berdampak pada
3 Sedang 5.000.000 - Rp sosial namun
anggaran kerja atau beberapa 3 - 4 pihak
25.000.000 cepat
orang
dilupakan
masyarakat
Dimuat di
media
> Rp Luka serius nasional dan
> 8 - 12% 25.000.000 - > 3 - 5 hari pada orang media online Berdampak pada
4 Tinggi
anggaran Rp kerja atau beberapa dan diingat 4-5 pihak
50.000.000 orang sementara
oleh
masyarakat
Dimuat oleh
media
nasional/
Luka berganda
internasional
Sangat > 12% > Rp > 5 hari atau kematian Berdampak pada
5 dan media
Tinggi anggaran 50.000.000 kerja atau cacat lebih dari 5 pihak
sosial/media
permanen
online diingat
lama oleh
masyarakat
c. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil analisa
risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko dapat
diterima atau ditoleransi.
Tujuan evaluasi risiko adalah untuk membantu dalam membuat
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 22 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
keputusan, berdasarkan hasil analisis risiko, berkaitan dengan risiko
yang memerlukan prioritas penanganannya.
Evaluasi risiko menggunakan perbandingan tingkat risiko yang
ditemukan selama prosedur analisis dengan kriteria risiko yang dibuat
ketika konteksnya ditetapkan. Berdasarkan perbandingan ini,
penanganan perlu dipertimbangkan. Keputusan harus
mempertimbangkan konteks yang lebih luas dari risiko dan mencakup
pertimbangan toleransi risiko yang ditanggung oleh pihak lain selain
manfat risiko bagi organisasi. Keputusan harus dibuat sesuai dengan
persyaratan hukum, peraturan dan lainnya. Dalam beberapa situasi,
evaluasi risiko dapat menyebabkan keputusan untuk melakukan
analisa lebih lanjut. Evaluasi risiko juga dapat menyebabkan
keputusan untuk tidak memperlakukan risiko dengan cara lain selain
mernpertahankan pengendalian yang ada. Keputusan ini akan
dipengaruhi oleh karakteristik risiko organisasi dan kriteria risiko yang
telah ditetapkan.
4. Penanganan Risiko
Penanganan risiko menggunakan pemilihan satu atau lebih pilihan untuk
memodifikasi risiko, dan melaksanakan pilihan tersebut. Setelah
diimplementasikan, penanganannya atau modifikasi proses pengendalian
risiko.
Penanganan risiko terdiri atas siklus prosedur sebagai berikut:
a. menilai penanganan risiko;
b. memutuskan apakah tingkat risiko residual yang ada;
c. jika tidak ditoleransi, menghasilkan penanganan risiko baru, dan
d. menilai efektivitas penanganan itu.
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 23 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
dimaksudkan untuk menilai apakah pengendalian tersebut sudah efektif
atau belum untuk mengatasi risiko yang mungkin terjadi. Jika tidak
efektif atau kurang efektif, maka perlu dibangun/dirancang pengendalian
yang baru. Alat/sarana pengendalian dapat berupa kebijakan-kebijakan
dan prosedur-prosedur yang diharapkan dapat meminimalkan terjadinya
risiko sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 24 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022
Dengan demikian, tidak ada risiko yang terlewati, dan terjadi
pendelegasian tugas yang jelas sesuai dengan berat ringannya risiko.
Dokumen versi elektronik adalah yang terbaru KEPUTUSAN DIREKTUR Halaman 25 dari 26
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
NOMOR 066/01.00/DIR/RSAB-PKU/SK/II/2022