Panduan Code Bluepdf
Panduan Code Bluepdf
CODE BLUE
RS JIWA ISLAM KLENDER
PERATURAN DIREKSI
RS JIWA ISLAM BLENDER
NOMOR : 23/X/PD/RSJtK/09/2018
TENTANC
PANDUAN CODE BLUE
RS JIWA ISLAM KLENDER
Scanned by CamScanner
MEMUTUSKAN
Pasal 1
akibat berhentinya
Resusitasi adalah tindakan untuk memulihkan kembali kesadaran seseorang
fungsi jantung dan paru-paru, serta berorientasi pada otak.
Pasal 2
pasien gawat darurat untuk
Pelayanan resusitasi adalah pelayanan yang dilakukan terhadap
dan hemodinamik pasien
menyelamatkan jiwa pasien dengan cara memperbaiki sirkulasi
fungsi adalah memhentuk suatu
Upaya yang dilakukan di RSJIK dalam meningkatkan peran dan
System.
sistem pelayanan Resusitasi terpadu yang disebut Code Blue
Pasal 3
Pasal 4
hari terdapat
berlaku pada tanggal ditetapkan. Apabila dikemudian
Peraturan Direksi ini mulai Peraturan Direksi ini, maka akan dilakukan
perbaikan
kekeliruan dalam pembuatan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal : 10 September 2018
DIREKSI /’
RS. JI, ISLAM KLENDER
Scanned by CamScanner
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memeberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga buku Panduan Code
Blue ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat beserta
salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasalam
beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Buku panduan ini merupakan acuan Rumah Sakit Jiwa Islam Klender (RSJIK)
dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan panduan ini, oleh sebab itu kami mengharapkan
saran dan masukan bagi penyempurnaan buku ini di kemudian hari.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
PERATURAN DIREKSI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. DEFINISI.............................................................................................. 1
B. TUJUAN............................................................................................... 1
C. RUANG LINGKUP................................................................................ 2
D. BATASAN OPERASIONAL.................................................................. 2
E. LANDASAN HUKUM............................................................................ 3
BAB II KETENAGAAN DAN FASILITAS......................................................... 4
I. KETENAGAAN..................................................................................... 4
II. FASILITAS............................................................................................ 6
BAB III TATA LAKSANA PENANGANAN BLUE CODE SYSTEM.................. 9
I. ALUR PENANGANAN.......................................................................... 9
II. PELAKSANAAN BLUE CODE........................................................... .. 10
BAB IV PENUTUP........................................................................................... 13
ii
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
RS JIWA ISLAM KLENDER
NOMOR : 23/X/PD/RSJIK/09/2018
TENTANG PANDUAN CODE BLUE
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Pelayanan resusitasi adalah pelayanan yang dilakukan pada pasien yang
mengalami kondisi kegawatdaruratan. Keadaan gawat darurat merupakan
peristiwa yang dapat menimpa seseorang atau kelompok orang dengan tiba-tiba
yang dapat membahayakan jiwa. Pertolongan pada pasien yang mengalami
kondisi kegawatdaruratan dalam sehari – harinya adalah merupakan hak pasien
untuk medapatkan pelayanan kesehatan dan merupakan kewajiban yang harus
dilakukan oleh rumah sakit sebagai pemberi layanan kesehatan.
B. TUJUAN
1. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
2. Membangun respon petugas rumah sakit pada pelayanan kesehatan gawat
darurat.
1
3. Mempercepat respon time kegawatdaruratan di rumah sakit.
4. Didapatkan kesamaan persepsi tentang sistem penanganan kegawatdaruratan
rumah sakit secara terpadu.
5. Di peroleh kesamaan pola tindakan penanganan kasus gawat darurat sehari
hari
6. Memberikan pedoman baku bagi anggota team dalam penanganan gawat
darurat.
D. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan Resusitasi : pelayanan yang dilakukan terhadap pasien gawat
darurat untuk menyelamatkan jiwa pasien, dengan respirasi buatan dan
kompresi dada untuk me-restart jantung dan paru-paru.
Blue Code system : sistem respon cepat untuk resusitasi darurat dan
stabilisasi situasi darurat medis yang terjadi di dalam area Rumah Sakit yang
membutuhkan perhatian segera.
Sistem Kode biru (blue code system) akan segera di lakukan bila ditemukan
seseorang dengan serangan jantung atau pernafasan (tidak responsif,
pulseless, tidak bernafas) dan pasien membutuhkan Resusitasi Jantung Paru
(RJP)
Blue Team : merupakan tim yang di bentuk oleh Rumah Sakit, yang memiliki
tugas sebagai tim menangangani pasien dalam kondisi gawat darurat yang
terjadi di lingkungan Rumah Sakit . RSJIK menyebutkan tim gawat darurat
dengan sebutan : Tim CITO………
Blue code : kata sandi yang di gunakan untuk menyatakan bahwa pasien
dalam kondisi gawat darurat
Kata sandi untuk pasien gawat darurat RSIJK “ blue code 3x , tim CITO di
butuhkan, di ruangan … kamar/ area…segera merapat…” di sebutkan 3x
melalui sound system
2
Pasien gawat darurat : adalah pasien yang berada dalam ancaman kematian
dan memerlukan pertolongan resusitasi ( RJP ) segera.
Pasien gawat : pasien yang terancam jiwanya tetapi belum memerlukan
resusitasi.
E. LANDASAN HUKUM
Kepmenkes No. 106/MENKES/SK/I/2004 tentang Tim Pengembangan Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dan Pelatihan Layanan
Penderita Gawat Darurat (PPGD) / General Emergency Life Support (GELS)
Tingkat Pusat.
3
BAB II
KETENAGAAN DAN FASILITAS
I. KETENAGAAN
A. Pengorganisasian / Ketenagaan
a. Tim blue code RSJIK terdapat di 1 titik.
b. Tiap titik terdapat 4 tim, berada pada setiap shift dinas (P,S,M,L) total 4
tim.
c. Setiap tim terdiri dari 1 ketua dan 2 anggota.
d. Seluruh tim dikepalai oleh seorang koordinator tim
e. Koordinator seluruh tim adalah seorang penanggung jawab UGD
f. Ketua tim seorang dokter umum terlatih
g. Anggota terdiri dari : Perawat terlatih (2 orang ),
h. Tiap anggota tim berasal dari berbagai unit/ruangan dan telah mendapat
pelatihan ACLS / BTCLS
i. Tugas jaga tim blue code diatur dalam jadwal jaga
j. Jadwal jaga tim blue code di sesuaikan dengan jadwal jaga petugas di
masing-masing ruangan
k. Syarat anggota tim : bersertifikat ACLS/BTCLS, cepat dan tanggap,
memiliki keahlian dan pemikiran kritis yang baik.
B. Struktur Organisasi
KOORDINATOR TIM
4
Menerima laporan dari ketua tim terkait pelaksanaan blue code
system
Melakukan evaluasi paska penanganan , bersama dengan tim yang
bertugas
Melaporkan rencana kerja tim, pelaksanaan dan hasil kerja tim blue
code ( Tim CITO ) ke direktur/atasan terkait
Bekerja sama dan koordinasi dengan penunjang unit terkait a.l ;
diklat membuat pelatihan kegawatdaruratan yang dibutuhkan oleh
anggota Tim (update blue code)
Melakukan rapat rutin dan berkala
b. Ketua TIM
Mengidentifikasi awal / triage pasien diruang perawatan atau lokasi
kejadian
Memimpin penanggulangan pasien saat terjadi kegawatdaruratan
Memimpin tim pelaksanaan RJP
Membangun kerja tim
Melaporkan frekuensi pelayanan resusitasi ( kejadian
kegawatdaruratan yang ditangani oleh tim blue code/ Tim CITO )
Melakukan rapat rutin dengan anggota tentang evaluasi pelayanan
resusitasi yang dilakukan
Melakukan kooordinasi antartTim dan koordinasi dengan ruangan
terkait
c. Anggota TIM
Perawat terlatih melakukan tugas sesuai dengan perannya masing -
masing a.l: sirkulator, kompresor, ventilator dan administrator.
Bersama leader mengidentifikasi /triage pasien di ruang atau di
tempat kejadian perawatan
Membantu leader menangani pasien gawat darurat di ruang
perawatan atau lokasi kejadian
Memberikan bantuan hidup dasar kepada pasien gawat darurat di
ruangan perawatan / area kejadian
5
Melakukan resusitasi jantung paru kepada pasien gawat darurat di
ruang perawatan /area kejadian
Melaporan kepada leader tugas yang di lakukan sesuai dengan
peranya masing-masing (sirkulator, kompressor,ventilator,
administrator )
II. FASILITAS
A. Peralatan yang diperlukan
1. Thermometer 1 Bh
2. Stetoskop 1 Bh
3. Tensimeter 1 Bh
4. Senter genggam 1 Bh
6
B. Emergency Medical Kit ( Airway and Breathing Management support )
NO NAMA ALAT JUMLAH
1. Intubasi Set Lengkap (bayi, anak, dewasa 1 Bh
2. Suction chateter ( semua ukuran ) 2 Bh
3. Suction catheter rigi 1 Bh
4. Hand scoon steril ( 6,5.7,5.8) 2 Bh
5. Hand scone bersih 1 Bh
6. Masker 1 Bh
7. BVM Resusiation ( bayi, anak, dewasa ) 1 Bh
8. Endtracheal Tube ( besar ,kecil ) 1 Bh
9. Magyl Forcep 1 Bh
10. Laryngoscope ( dewasa, anak ) 1 Bh
C. Circulation support
NO NAMA ALAT JUMLAH
1. Set infuse Makro 1 Bh
2. Set infuse Mikro 1 Bh
3. Needle intraosseus 1 Bh
4. Venocath 1 Bh
5. Electrode 1 Kantong
D. Obat – obatan
NO NAMA ALAT JUMLAH
1. Lidokain inj. 1 Bh
2. Adrenalin inj. 1 Bh
3. Nalokson inj. 1 Bh
4. Phenobatrial inj. 1 Bh
5. Sibital inj. 1 Bh
6. Sulfas atropine inj 1 Box
7. Diltiazem inj. 1 Bh
8. MgSO4 inj. 1 Bh
9. Cairan infuse RL,Nacl 0,9 %,dext 5% masing - masing 5 Bh
10. Oral : cedocard5,10 ml, aspilet,dzp,ISDN 5 Bh
7
E. Fasilitas pendukung lain :
Sound system ( info emergency blue code)
Alat telpun emergency + kode telp emergency
HT ( handy talky )
F. Lembar dokumentasi :
Lembar emergency
Form informed concernt
Form extra obat
Buku laporan
8
BAB III
TATALAKSANA PENANGANAN BLUE CODE
SYSTEM
I. ALUR PENANGANAN
KEGIATAN CATATAN MUTU
Pasien Diamankan
Cek list alat dan obat
Hubungi TIM Cyto segera
Melalui:
Panggil TIM Cyto HT security
Formulir berita acara (kron
Nyalakan Alarm
Operator untuk diumumkan ologis penanganan pasien)
Langsung ke HP TIM Cyto
Butuh Perawatan /
9
II. PELAKSANAAN BLUE CODE
A. Perencanaan Komunikasi
Komunikasi dalam penanganan kegawatdaruratan di rumah sakit
merupakan hal yang sangat penting, untuk itu ada hal-hal yang harus
dipenuhi dalam berkomunikasi yaitu :
Komunikasi dilakukan dengan singkat, jelas dan benar
Menggunakan kata sandi kode biru dan menyebutkan lokasi ruangan
dan nomor kamar pasien
Alat-alat komunikasi yang dapat digunakan sebagai standar :
Interkom
Hand Phone
Phone
B. ALUR KOMUNIKASI
PASIEN
1
dilakukan tindakan penanggulangan kegawatan pasien dalam kondisi
gawat darurat , maka petugas ruangan secepatnya menghubungi
petugas Operator yang selanjutnya petugas Operator memanggil team
Blue melalui Pagging /HT /sound system dengan menyebutkan “blue
code, blue code ,blue code diruangan….. nomor kamar…..” Diulang tiga
kali. bila ada panggilan dengan blue code anggota tim biru yang
bertugas di unitnya masing-masing saat itu wajib menghentikan
kegiatan tugasnya dan segera menuju lokasi Kode biru yang
dimaksudkan. Anggota team yang datang lebih awal ke ruangan yang
di maksud tetap melakukan tindakan penanganan secara maksimal
sampai anggota team lengkap.seluruh personel Tim melakukan tugas
sesuai dengan perannya masing-masing.
2. Kegawat daruratan terjadi di non ruang perawatan
Keadaan Kegawatdaruratan yang dialami pasien dapat terjadi di
berbagai area a.l : Ruang tunggu poliklink, Ruang tunggu penunjang
(farmasi, laboratorium dll). ,Ruang parkir,dll. System penangan pasien
sama dengan penangan di ruang perawatan, terdapat 2 tahapan
system respon cepat/blue code yaitu ; Tahapan awal dilakukan oleh
petugas yang berada di sekitar Rumah Sakit. Respon selanjutnya di
lakukan petugas khusus yang terlatih, berasal beberapa unit. ( Team
blue code )
3. Area posko team blue code
Area stand by team terdapat di ruang rawat inap sesuai dengan
wilayah kedekatan
Penempatan alat berada pada tempat strategis dan mudah dari
jangkauan kerja.
1
2) Pelayanan resusitasi pada pasien kegawatdaruratan di ruangan atau di
area di lingkungan RS , merupakan kegiatan pelayanan dalam
menangani pasien gawat darurat dengan memberikan pertolongan
bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung, paru, dan otak (RJP)
3) Pelatihan dan peningkatan SDM sesuai kebutuhan
4) Evaluasi dan kendali mutu
Pelaksanaan kegiatan penanggulangan dan penanganan pasien
gawat/gawat darurat oleh blue tim harus dapat dievaluasi dan kendali
mutu agar kesempurnaan kegiatan menjadi lebih baik. Karenanya tim
pengendalian mutu rumah sakit diharapkan dapat turut berperan dalam
hal evaluasi dan kendali mutu blue code system
5) Anggaran
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk operasional tim, pengadaan
sarana dan fasilitas dibebankan kepada rumah sakit.
1
Scanned by CamScanner