Anda di halaman 1dari 7

Masa nifas (posts partum)

merupakan masa dimana tubuh Kehamilan cukup bulan 38-39 minggu


ibu melakukan adaptasi pasca
persalinan, meliputi perubahan Kontraksi pada uterus
kondisi tubuh ibu hamil ke
kondisi tubuh ibu sebelum
Serviks mendatar atau membuka
hamil. Masa ini dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir nya
masa nifas ketika alat-alat Persalinan normal
kandungan sudah kembali
seperti keadaan sebelum hamil
(Astuti, 2015) Pasca Persalinan (Post Partum)

Sistem endokrin Sistem integumen Sistem urinaria

Penurunan HCG, estrogen, Peregangan kulit akibat Penekanan spicter uretra


progesteron kehamilan oleh kepala bayi

Peningkatan kadar oksitosin Striase gravidarum Sapasme otot spincter uretra

Peningkatan hormone prolatin Ibu merasa malu Oedema

Prodiksi asi D.0083 Gangguan D.0050 Retensi


Citra Tubuh Urin
Isapan bayi adekuat

Pengeluaran asi tidak adekuat

Terjadi bendungan asi pada


payudara

D.0029 Menyusui Tidak Efektif


Sistem reproduksi

Endometrium serviks vagina Perineum

Luka bekas implantasi plasenta


tertutup Trauma persalinan Laserasi Episotomi

Perdarahan
Degranulasi sel Luka terbuka D.0129 Gangguan
mast Integritas Kulit
D.0039 Resiko Syok
Pelepasan mediator Port de entry
kimiawi
D.0142 Resiko Infeksi
Rangsangan
diteruskan ke
korteks serebri

D.0077 Nyeri Akut

PSIKOSOSIAL

Periode taking in Taking on Letting go

Cemas melahirkan Proses adaptasi Mampu menerima


perubhan peran peran baru sebagai
ibu
Focus pada diri sendiri
Ibu cemas akan
perab barunya
D.0055 Gangguan Pola
Tidur
D.0080 Ansietas
D.0029 Menyusui Tidak Efektif D.0083 Gangguan Citra Tubuh
Edukasi menyusui I.12393 Promosi Citra Tubuh ( I.09305)
Observasi Observasi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan  Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan
menerima informasi tahap perkembangan
 identifikasi tujuan atau keinginan menyusui  Identifikasi budaya, agama, jenis kelami, dan
Terapeutik umur terkait citra tubuh
 Sediakan materi dan media pendidikan  Identifikasi perubahan citra tubuh yang
kesehatan mengakibatkan isolasi sosial
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai  Monitor frekuensi pernyataan kritik tehadap
kesepakatan diri sendiri
 Berikan kesempatan untuk bertanya  Monitor apakah pasien bisa melihat bagian
 Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri tubuh yang berubah
dalam menyusui Terapiutik
 Libatkan sistem pendukung: suami, keluarga,  Diskusikan perubahn tubuh dan fungsinya
tenaga kesehatan dan masyarakat  Diskusikan perbedaan penampilan fisik
Edukasi terhadap harga diri
 Berikan konseling menyusui  Diskusikan akibat perubahan pubertas,
 Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi kehamilan dan penuwaan
 Ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan  Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi
perlekatan (lacth on) dengan benar citra tubuh (mis.luka, penyakit, pembedahan)
 Ajarkan perawatan payudara antepartum  Diskusikan cara mengembangkan harapan
dengan mengkompres dengan kapas yang citra tubuh secara realistis
telah diberikan minyak kelapa  Diskusikan persepsi pasien dan keluarga
 Ajarkan perawatan payudara postpartum tentang perubahan citra tubuh
(mis. memerah ASI, pijat payudara, pijat Edukasi
oksitosin)  Jelaskan kepad keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh
 Anjurka mengungkapkan gambaran diri
terhadap citra tubuh
 Anjurkan menggunakan alat bantu( mis.
Pakaian , wig, kosmetik)
 Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung( mis. Kelompok sebaya).
 Latih fungsi tubuh yang dimiliki
 Latih peningkatan penampilan diri (mis.
berdandan)
 Latih pengungkapan kemampuan diri kepad
orang lain maupun kelompok

D.0050 Retensi Urin D.0039 Resiko Syok


Kateterisasi urin Pencegahan syok I.14544
Observasi Observas
 Periksa kondisi pasien (mis, kesadarn, tanda  Monitor status kardiopulmonal (frekuensi
tanda vital, daerah perineal, distensi kandung dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD,
kemih, inkontenesua urine, reflex berkemih) MAP)
Terapeutik  Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi,
 Siapkan peralatan, bahan bahan dan ruangan AGD)
tindakan  Monitor status cairan (masukan dan
 Siapkan pasien: bebaskan pakaian bawah dan haluaran, turgor kulit, CRT)
posisikan dorsal rekumben  Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
 Pasang sarung tangan Periksa riwayat alergi
 Bersihkan daerah perineal atau proposium Terapeutik
dengan cairan NaCl atau aquadest  Berikan oksigen untuk mempertahankan
 Lakukan insersi kateter urine dengan saturasi oksigen >94%
menerapkan prinsip aseptic  Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis,
 Sambungkan kateter urine dengan urine bag jika perlu
 Isi balon dengan dengan Nacl 0.9 % sesuai  Pasang jalur IV, jika perlu
anjuran pabrik  Pasang kateter urine untuk menilai produksi
 Fiksasi selang kateter diatas simpisis atau di urine, jika perlu
paha  Lakukan skin test untuk mencegah reaksi
 Pastikan kantung urine ditempatkan lebih alergi
rendah dari kandung kemih Edukasi
 Berikan label waktu pemasangan  Jelaskan penyebab/faktor risiko
Edukasi  syok
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan  Jelaskan tanda dan gejala awal syok
kateter urine  Anjurkan melapor jika
 Anjurkan menarik nafas saat insersi selang menemukan/merasakan tanda dan gejala
cateter awal syok
 Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
 Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika
perlu
 Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika
perlu
D.0077 Nyri akut D.0142 Resiko Infeksi
Manajemen Nyeri I. 08238 Pencegahan infeksi (I.14539)
Observasi Observasi
 lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,  Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat
kualitas, intensitas nyeri alergi
 Identifikasi skala nyeri  Identifikasi kontraindikasi pemberian
 Identifikasi respon nyeri non verbal imunisasi
 Identifikasi faktor yang memperberat dan  Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan
memperingan nyeri ke pelayanan kesehatan
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan Terapeutik
tentang nyeri  Berikan suntikan pada pada bayi dibagian
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon paha anterolateral
nyeri  Dokumentasikan informasi vaksinasi
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas  Jadwalkan imunisasi pada interval waktu
hidup yang tepat
 Monitor keberhasilan terapi komplementer Edukasi
yang sudah diberikan  Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi,
 Monitor efek samping penggunaan analgetik jadwal dan efek samping
Terapeutik  Informasikan imunisasi yang diwajibkan
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk pemerintah
mengurangi rasa nyeri  Informasikan imunisasi yang
 Control lingkungan yang memperberat rasa melindungiterhadap penyakit namun saat ini
nyeri tidak diwajibkan pemerintah
 Fasilitasi istirahat dan tidur  Informasikan vaksinasi untuk kejadian
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam khusus
pemilihan strategi meredakan nyeri  Informasikan penundaan pemberian
Edukasi imunisasi tidak berarti mengulang jadwal
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu imunisasi kembali
nyeri  Informasikan penyedia layanan pekan
 Jelaskan strategi meredakan nyeri imunisasi nasional yang menyediakan vaksin
 Anjurkan memonitor nyri secara mandiri gratis
 Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
D.0055 Gangguan Pola Tidur D.0129 Gangguan Integritas Kulit
Dukungan Tidur I.05174 Perawatan Integritas Kulit I.11353
Observasi Observasi
 Identifikasi pola aktivitas dan tidur  Identifikasi penyebab gangguan integritas
 Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik kulit
dan/atau psikologis) Terapeutik
 Identifikasi makanan dan minuman yang  Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
mengganggu tidur (mis, kopi, teh, alkohol,  Lakukan pemijatan pada area penonjolan
makan tulang, jika perlu
 mendekati waktu tidur, minum banyak air  Bersihkan perineal dengan air hangat,
sebelum tidur) terutama selama periode diare
 Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi  Gunakan produk berbahan petrolium  atau
Terapeutik minyak pada kulit kering
 Modifikasi lingkungan (mis, pencahayaan,  Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur) hipoalergik pada kulit sensitif
 Batasi waktu tidur siang, jika perlu  Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
 Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur kulit kering
 Tetapkan jadwal tidur rutin Edukasi
 Lakukan prosedur untuk meningkatkan  Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin,
kenyamanan serum)
 Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau  Anjurkan minum air yang cukup
tindakan untuk menunjang siklus tidur-  Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
terjaga  Anjurkan meningkat asupan buah dan saur
Edukasi  Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime
 Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit  Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
 Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur minimal 30 saat berada diluar rumah
 Anjurkan menghindari makanan/minuman
yang mengganggu tidur Perawatan Luka I.14564
 Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak Observasi
mengandung supresor terhadap tidur REM  Monitor karakteristik luka (mis:
 Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi drainase,warna,ukuran,bau
terhadap gangguan pola tidur  Monitor tanda –tanda inveksi
 Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara Terapiutik
nonfamakologi lainnya  lepaskan balutan dan plester secara perlahan
 Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
D.0080 Ansietas  Bersihkan dengan cairan NACL atau
Reduksi Ansietas I.09314 pembersih non toksik,sesuai kebutuhan
 Observasi  Bersihkan jaringan nekrotik
 Identifikasi saat tingkat anxietas berubah  Berika salep yang sesuai di kulit /lesi, jika
perlu
 Identifikasi kemampuan mengambil
 Pasang balutan sesuai jenis luka
keputusan
 Pertahan kan teknik seteril saaat perawatan
 Monitor tanda ansietas
luka
Terapeutik  Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
 Ciptakan suasana  terapeutik untuk drainase
menumbuhkan kepercayaan  Jadwalkan perubahan posisi setiap dua jam
 Temani pasien untuk mengurangi atau sesuai kondisi pasien
kecemasan  Berika diet dengan kalori 30-35
 Pahami situasi yang membuat ansietas kkal/kgBB/hari dan protein1,25-1,5
 Dengarkan dengan penuh perhatian g/kgBB/hari
 Gunakan pedekatan yang tenang dan  Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis
vitamin A,vitamin C,Zinc,Asam amino),sesuai
meyakinkan
indikasi
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang
 Berikan terapi TENS(Stimulasi syaraf
memicu kecemasan transkutaneous), jika perlu
 Diskusikan perencanaan  realistis tentang Edukasi
peristiwa yang akan dating  Jelaskan tandan dan gejala infeksi
Edukasi  Anjurkan mengonsumsi makan tinggi kalium
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang dan protein
mungkin dialami  Ajarkan prosedur perawatan luka secara
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama mandiri
pasien, jika perlu Kolaborasi
 Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak  Kolaborasi prosedur debridement(mis:
enzimatik biologis mekanis,autolotik), jika
kompetitif, sesuai kebutuhan
perlu
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
 Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
persepsi
 Latih kegiatan pengalihan, untuk
mengurangi ketegangan
 Latih penggunaan mekanisme pertahanan
diri yang tepat
 Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat anti ansietas,
jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sri, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Bandung : Erlangga

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI

____. 2016. Standar intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI

____. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai