Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nada Dwi Utami

Nim : P07124320038
Prodi : S.Tr Kebidanan
Kelas : 2A

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pengertian PMT (Pengganti Makanan Tambahan),


persyaratan jenis dan bentuk makanan PMT yang baik
dan sehat, serta tujuan diberikannya PMT (Gizi
Kurang)
Sasaran : Ibu yang memiliki anak balita gizi kurang
Hari/tanggal :-

Waktu : 30 – 60 menit

Tempat :-

A. Analisis Situasi

1. Penyuluh

Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palu yang sedang


melaksanakan DARBIN Didesa Guntarano
2. Peserta
Ibu yang memiliki anak balita gizi kurang di Desa Guntarano

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah kegiatan penyuluhan, ibu dapat memahami apa yang


dimaksud dengan PMT, persyaratan jenis dan bentuk makanan
PMT yang baik dan sehat serta tujuan diberikannya PMT.

2. Tujuan Khusus

Setelah kegiatan penyuluhan ibu mampu:

a. Menjelaskan pengertian PMT,


b. Menjelaskan persyaratan jenis dan bentuk makanan PMT
yang baik dan sehat,

c. Menjelaskan Tujuan di berikannya PMT

C. Materi

1. Pengertian PMT,
2. Persyaratan jenis dan bentuk makanan PMT yang baik dan sehat,
3. Tujuan diberikannya PMT.

D. Metode

1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media

1. Leftlet
2. Poster
F. Pelaksanaan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 Pembukaan 3 menit - Pre test Menjawab salam
- Salam pembuka
- Perkenalan
- Penjelasan tujuan
penyuluhan
2 Isi materi 15 - Pengertian PMT Memperhatikan
menit - Persyaratan jenis dan
bentuk makanan PMT
yang baik dan sehat
- Tujuan diberikannya
PMT
- Memberikan
kesempatan untuk Bertanya
bertanya
3 Penutup - Menyimpulkan
- Salam penutup
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian PMT
Pemberian makanan tambahan pada anak balita adalah program intervensi
bagi anak balita yang menderita kekurangan kalori protein yang bertujuan untuk
mencukupi kebutuhan gizi balita agar meningkat status gizinya sampai menjadi
baik, pada keluarga rawan gizi intervensi gizi melalui pemberian makanan
tambahan ini menjadi yang utama mengingat kemampuan keluarga tidak
memungkinkan dalam penyediaan makanan yang cukup. Disamping itu pemberian
makanan tambahan ini juga akan menjadi sarana penyuluhan yang
mengembangkan kemampuan ibu menyediakan yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan balitanya. Setelah pemberian makanan tambahan ini berakhir
diharapkan keluarga dan masyarakat mendapat pengetahuan tentang kegunaan
macam bahan makanan, dapat mengolah dan menyiapkannya, serta terbiasa
memberikan makanan tersebut untuk balitanya.
2. Persyaratan Jenis dan Bentuk Makanan

a. PMT diutamakan berbasis bahan makanan atau makanan lokal. Jika bahan
makanan lokal terbatas, dapat digunakan makanan pabrikan yang tersedia di
wilayah setempat dengan memperhatikan kemasan, label dan masa
kadaluarsa untuk keamanan pangan.

b. PMT merupakan tambahan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita.


c. Makanan tambahan balita diutamakan berupa sumber protein hewani
maupun nabati (misalnya ikan/telur/daging/ayam, kacang-kacangan dan
hasil olahannya seperti tempe dan tahu ) serta sumber vitamin dan mineral
yang terutama berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan setempat.
d. Makanan tambahan pemulihan untuk balita berbasis makanan lokal ada 2
jenis yaitu berupa:
1) MP-ASI (untuk bayi dan anak berusia 6-23 bulan)
2) Makanan tambahan untuk pemulihan anak balita usia 24-59
bulan berupa makanan keluarga.
e. Bentuk makanan tambahan pemulihan yang diberikan kepada anak balita dapat
disesuaikan dengan pola makanan.
3. Tujuan Diberikannya PMT

Pemberian makanan tambahan bertujuan untuk memperbaiki keadaan gizi


pada anak golongan rawan gizi yang menderita gizi kurang, dan diberikan dengan
kriteria anak balita yang tiga kali berturut-turut tidak naik timbangannya serta yang
berat badannya pada KMS terletak dibawah garis merah. Bahan makanan yang
digunakan dalam PMT hendaknya bahan-bahan yang ada atau dapat dihasilkan
setempat, sehingga kemungkinan kelestarian program lebih besar. Diutamakan
bahan makanan sumbar kalori dan protein tanpa mengesampingkan sumber
zat gizi lain seperti: padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, ikan, sayuran
hijau, kelapa dan hasil olahannya. Status gizi anak balita adalah keadaan gizi anak
balita 12 – 59 bulan yang ditentukan dengan metode antropometri, berdasarkan
indeks berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan
berat badan menurut tinggi badan (BB/T).

Anda mungkin juga menyukai