KELOMPOK 5
Puji syukur atas rahmat dan karunia Allah swt., karena berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul Penelitian Ex Post Facto dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metode Penelitian
Pendidikan dari Prof. Dr. Supardi, U. S. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca tentang penelitian ex post facto serta penerapannya.
Kami ucapan terima kasih kepada para pembaca dan dosen pengampu. Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan kami berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih terdapat kesalahan. Oleh
karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam
makalah ini. Kami juga mengharap adanya kritik serta saran yang membangun dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
BAB II Pembahasan............................................................................................................. 3
A. Simpulan ..................................................................................................................... 13
B. Saran ........................................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian ex-post facto merupakan salah satu upaya manusia untuk memecahkan
permasalahan yang sering dijumpai di dalam kehidupan sehari-hari. Agar hasil penelitian yang
dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian maka diperlukan suatu metode yang cocok. Dengan kata
lain, metode yang cocok adalah metode yang sesuai dengan data yang akan diperoleh, tujuan, dan
masalah yang akan dipecahkan (efektivitas).
Pertimbangan lainnya adalah masalah efisiensi. Seorang peneliti harus mempertimbangkan
sumber daya yang tersedia. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM), dana, tenaga, dan waktu perlu
dipertimbangkan secara cermat oleh seorang peneliti. Dengan demikian metode penelitian yang tepat
akan dapat menghasilkan informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat, sehingga dapat
menghemat biaya, tenaga dan waktu. Ada banyak penelitian yang sering dipakai oleh peneliti, di
antaranya adalah penelitian ex-post facto.
Penelitian ex-post facto merupakan penelitian yang bertujuan menemukan penyebab yang
memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa,
perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas yang secara keseluruhan
sudah terjadi.
Penelitian ex-post facto secara metodologis merupakan penelitian eksperimen yang juga
menguji hipotesis tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang
etis untuk memberikan perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena alasan etika
manusiawi, atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri faktor-faktor
penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.
Penelitian ex-post facto merupakan salah satu dari berbagai jenis penelitian, baik penelitian
bidang ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan sosial. Nasoetion (1992: 48) menyatakan
bahwa penelitian adalah suatu upaya pengkajian yang cermat, teratur, dan tekun mengenai suatu
masalah. Istilah ex-post facto menunjukkan bahwa perubahan variabel bebas itu telah terjadi, peneliti
dihadapkan kepada masalah bagaimana menetapkan sebab dari akibat yang sedang diamati. Karena
tidak adanya pengendalian, maka dalam penelitian ex-post facto, lebih sulit bagi kita untuk
menyimpulkan bahwa variabel bebas (X) benar-benar ada hubungannya dengan variabel terikat (Y).
Muhammad (2005: 71) menyatakan bahwa variabel bebas adalah variabel penyebab yang
diduga, terjadi lebih dahulu dan variabel tak bebas adalah variabel akibat yang diperkirakan terjadi
kemudian. Sedang arti dari variabel itu sendiri adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, atau
mempunyai lebih dari satu nilai, keadaan, kategori atau kondisi (PPs UNJ, 2001: 6).
Penelitian ex-post facto meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau tidak
diberi perlakuan oleh peneliti. Penelitian sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau
kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi. Adanya hubungan sebab-akibat didasarkan atas
1
kajian teoritis, bahwa sesuatu variabel disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau
mengakibatkan variabel tertentu. Misalnya: gizi yang cukup pada waktu ibu hamil menyebabkan bayi
sehat, koperasi yang sehat dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
Penelitian ex-post facto merupakan metode yang banyak dipakai dalam situasi yang dihadapi
oleh banyak penelitian pendidikan. Penelitian ini tetap merupakan metode yang berguna yang dapat
memberikan banyak informasi berharga bagi pengambilan keputusan di bidang pendidikan. Penelitian
ex-post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang yang dianggap sebagai akibat dari faktor-
faktor yang terjadi sebelumnya, kemudian mencoba menyelidiki ke belakang guna menetapkan faktor-
faktor yang diduga sebagai penyebab dan sudah beroperasi masa lalu. Penelitian ex-post facto mirip
dengan dengan penelitian eksperimen, hanya pada penelitian ex-post facto tidak ada pengontrolan
variabel, variabel bebas tidak dimanipulasi, dan tidak ada perlakuan. Penelitian ex-post facto dapat
dilakukan dengan baik jika menggunakan kelompok pembanding. Kelompok pembanding dipilih yang
memiliki karakteristik yang sama tetapi mengalami kegiatan yang berbeda. Sudah menjadi kelaziman
dalam studi ex-post facto untuk menyebut salah satu variabel sebagai variabel bebas dan lainnya
variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi dasar pengelompokan individu; variabel
terikat adalah variabel yang diamati atau diukur oleh peneliti sesudah pengelompokan itu. Istilah-
istilah tersebut membantu menunjukkan arah ramalan dari status subjek pada variabel bebas ke
statusnya pada variabel terikat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kerlinger (1993) mendefinisikan penelitian ex-post facto adalah penemuan empiris yang
dilakukan secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas karena
manifestasinya sudah terjadi atau variabel-variabel tersebut secara inheren tidak dapat dimanipulasi.
Sebagai contoh: Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh merokok terhadap kemampuan
menyerap oksigen dalam darah. Peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen dengan menyuruh
orang menghisap beberapa batang rokok dalam sehari untuk diketahui pengaruhnya terhadap
kemampuan darah dalam mengikat oksigen. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ex post facto
merupakan penelitian untuk menjelaskan atau menemukan bagaimana variable-variabel dalam
penelitian saling berhubungan atau berpengaruh, tetapi juga mengapa gejala-gejala atau perilaku itu
terjadi.
3
tersebut membandingkan dua kelompok yang sama pada kondisi dan situasi tertentu. Perhatiannya
dipusatkan untuk mencari atau menetapkan hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam data
penelitian. Dengan demikian, banyak jenis informasi yang diberikan oleh eksperimen dapat juga
diperoleh melalui analisis ex post facto. Dalam penelitian eksperimen, pengaruh variabel luar
dikendalikan dengan kondisi eksperimental. Variabel bebas yang dianggap sebagai penyebab
dimanipulasi secara langsung untuk meminimalkan pengaruh terhadap variabel terikat. Melalui
eksperimen, peneliti dapat memperoleh bukti tentang hubungan kausal atau hubungan fungsional di
antara variabel yang jauh lebih menyakinkan daripada yang dapat diperoleh menggunakan studi ex
post facto. Peneliti dalam penelitian ex post facto tidak dapat melakukan manipulasi atau pengacakan
terhadap variabel-variabel bebasnya. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam variabel-
variabelnya sudah terjadi. Peneliti dihadapkan kepada masalah bagaimana menetapkan sebab dari
akibat yang diamati tersebut. Furchan (383:2001) menyatakan bahwa dengan tidak adanya
kemungkinan peneliti untuk melakukan manipulasi atau pengacakan.
4
b. Penelitian korelasi tidak selalu menunjuk pada hubungan sebab-akibat.
c. Bahwa penelitian korelasi tidak dapat diinterpretasikan secara absolut.
d. Menggunakan teknik acak agar kesalahan dapat diperkecil.
e. Titik berat perhatian peneliti ditujukan pada variabel yang dikorelasikan.
f. Cocok digunakan jika variabel yang diteliti rumit dan tidak dapat diteliti dengan
metode eksperimen
2. Studi korelasional biasanya melibatkan dua Studi kausal komparatif biasanya melibatkan
atau lebih varibel dan satu kelompok. dua atau lebih kelompok dan satu variabel
5
No. Penelitian Korelasi Penelitian Ex Post Facto
bebas.
5. tidak berusaha untuk menetapkan hubungan Menurut johnson kutip Gayis (1999)
sebab-akibat. melengkapi bukti hubungan sebab akibat
lebih baik dari pada penelitian korelasional.
6
penelitian ex post facto desain retrospective study pengambilan data dilakukan dengan
tinjauan ke belakang dari kejadian-kejadian yang telah terjadi. Pada desain prospective
study peneliti terlebih dahulu melakukan pengamatan dalam beberapa waktu untuk
melihat perubahan yang terjadi dari kejadian tertentu.
Dalam penelitian eksperimental peneliti dapat membentuk kelompok secara
random (acak) dan memanipulasi suatu variabel, yaitu dapat menentukan “siapa” yang
akan mendapatkan “apa”, dan “apa” yang akan menjadi variabel bebas. Menurut Gay
(Emzir, 2013: 122) dalam penelitian ex post facto kelompok telah terbentuk
sebelumnya dan perbedaan telah terjadi pada variabel bebas. Dengan kata lain, pada
penelitian ex post facto, dalam suatu peristiwa, perbedaan antara kelompok-kelompok
(variabel bebas) tidak dibentuk atau disebabkan oleh peneliti.
3. Penelitian ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian eksperimen tidak dapat
dilaksanakan. Hal tersebut adalah:
a. Jika tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor yang diperlukan
untuk meneliti hubungan sebab akibat secara langsung.
b. Jika kontrol semua variabel tidak realistik dan artifisial, maksudnya kesulitan mencegah
interaksi yang normal dengan variabel lain yang mempengaruhi.
c. Jika kontrol secara laboratorik untuk beberapa tujuan tidak praktis, baik dari segi biaya
maupun etika.
4. Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang untuk menemukan
sebab, hubungan, dan maknanya.
Metode kausal komparatif adalah suatu penelitian yang baik untuk berbagai keadaan
kalau metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan
ketika:
7
b. Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak
realistis dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain
variabel yang berpengaruh.
1. Sesuai untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan dengan penelitian eksperimen.
2. Informasi tentang sifat fenomena apa yang terjadi, dengan apa kejadiannya, di bawah
kondisi apa fenomena terjadi, dan dalam sekuensi dan pola seperti apa fenomena terjadi.
3. Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain ex post facto lebih bertahan.
8
4) Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi
dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab
pada kejadian lain.
5) Apabila saling hubungan antara dua variabel telah ditemukan, mungkin sulit untuk
menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
6) Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor saling berhubungan tidaklah selalu memberi
implikasi adanya hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah karena
faktor-faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak diketahui atau tidak
terobservasi.
7) Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya: golongan
pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan perbandingan, menimbulkan persoalan-
persoalan, karena kategori-kategori seperti itu bersifat kabur, bervariasi dan tidak
mantap. Seringkali penelitian yang demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang
berguna.
8) Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara
terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan
dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya pada kepada variabel bebas
adalah sangat sulit.
Adapun secara rinci kelemahan ex post facto adalah sebagai berikut :
1. Kurang kontrol terhadap variabel bebas
2. Sulit memastikan apakah faktor-faktor penyebab telah dimasukkan dan diidentifikasi.
3. Tidak ada faktor tunggal yang menjadi sebab suatu akibat, tetapi beberapa kombinasi dan
interaksi faktor-faktor berjalan bersama di bawah kondisi tertentu menghasilkan akibat
tertentu.
4. Suatu fenomena mungkin bukan saja hasil dari sebab yang banyak, tetapi juga dari satu
sebab dalam satu hal dan dari sebab yang lain. 5. Jika hubungan antara dua variabel
ditemukan, sulit menemukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
5. Kenyataan yang menunjukkan bahwa dua atau lebih faktor berhubungan tidak mesti
menyatakan hubungan sebab akibat. Semua faktor bisa jadi berhubungan dengan suatu
faktor tambahan yang tidak dikenal atau tidak diamati.
6. Mengklasifikasikan subyek ke dalam kelompok dikotomi (misalnya yang berprestasi dan
yang tidak berprestasi) untuk tujuan komparasi penuh dengan masalah, karena kategori
seperti ini adalah samar-samar, dapat bervariasi, dan sementara.
7. Penelitian komparatif dalam situasi yang alami tidak memberikan seleksi subjek yang
terkontrol. Sulit menempatkan kelompok subjek yang sama dalam segala hal kecuali
pemaparan mereka terhadap satu variabel.
9
G. Langkah-langkah Penelitian Ex Post Facto
Definisi ex post facto adalah sesudah fakta, yaitu penelitian yang dilakukan setelah suatu
kejadian itu terjadi. Penelitian ex post facto bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan
perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku, gejala atau
fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan
pada variabel bebas secara keseluruhan sudah terjadi. Sebagai contoh, pengaruh peredaran minuman
keras terhadap tingkat kenakalan remaja. Dalam hal ini peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen
karena ia tidak mungkin memanipulasi kondisi subjek (membuat agar para pedagang warung
kelontong menjual minuman keras) kemudian mengukur tingkat kenakalan remaja. Meskipun
demikian, pengaruh tersebut dapat diuji dengan cara membandingkan tingkat kenakalan remaja di
daerah yang peredaran minuman keras dibatasi dengan daerah yang peredaran minuman keras
dibebaskan.
1. Rancangan dan Permasalahan Penelitian
Rumusan masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab bagi munculnya variabel
dependen, yang diketahui berdasarkan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan atau penafsiran
peneliti terhadap hasil observasi fenomena yang diteliti. Masalah penelitian ini dapat berbentuk
pernyataan hipotesis atau tujuan. Rumusan hipotesis digunakan jika sifat dasar perbedaan dapat
diprediksi oleh peneliti sebelum data dikumpulkan. Sedangkan rumusan pernyataan tujuan
digunakan bila peneliti tidak dapat memprediksi perbedaan antar kelompok subjek yang
dibandingkan dalam variabel tertentu.
2. Kerangka Teoritik dan Hipotesis
Setelah masalah dirumuskan, peneliti harus mampu mengidentifikasikan tandingan atau
alternatif yang mungkin dapat menerangkan hubungan antar variabel independen dan dependen.
3. Variabel dan Hubungan antar Variabel Penelitian
Setelah masalah dirumuskan, peneliti harus mampu mengidentifikasikan tandingan atau
alternatif yang mungkin dapat menerangkan hubungan antar variabel independen dan dependen.
4. Populasi dan Sampel
Penentuan kelompok subjek yang akan dibagi, pertama-tama kelompok yang dipilih harus
memiliki karakteristik yang menjadi konsen penelitian. Selanjutnya Peneliti memilih kelompok
yang tidak memiliki karakteristik tersebut atau berbeda tingkatannya.
5. Instrumen Penelitian
Tes, angket, interview.
6. Metode Pengumpulan Data
Hanya data yang diperlukan yang kumpulkan, baik yang berhubungan dengan variabel
dependen maupun berkenaan dengan faktor yang dimungkinkan munculnya hipotesis tandingan.
Karena penelitian ini menyelidiki fenomena yang sudah terjadi, sering kali data yang diperlukan
sudah tersedia sehingga peneliti tinggal memilih sumber yang sesuai. Disamping itu berbagai
instrumen seperti les, angket, interview, dapat digunakan untuk mengumpul data bagi peneliti.
10
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan, serupa dengan yang digunakan dalam penelitian
diferensial maupun eksperimen. Di mana perbandingan nilai variabel dependen dilakukan antar
kelompok subjek atas dasar faktor yang menjadi konsen. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik
analisis uji-T, independen atau ANOVA, tergantung dari jumlah kelompok dari faktor tersebut.
Apapun teknik analisis statistik inferensial yang digunakan, biasanya analisis tersebut diawali
dengan perhitungan nilai rata-rata atau mean dan standar deviasi untuk mengetahui antar kelompok
secara deskriptif.
8. Sistematika Laporan Hasil Penelitian
Pernyataan sebab akibat dalam penelitian ini perlu dilakukan secara hati-hati. Kualitas
hubungan antar variabel independen dan dependen sangat tergantung pada kemampuan peneliti
untuk memilih kelompok perbandingan yang homogen dan keyakinan bahwa munculnya hipotesis
tandingan dapat dicegah.
Untuk menjelaskan bagaimana prosedur penelitian ex post facto dilaksanakan, berikut ini ditulis
sebuah contoh: Peneliti ingin melihat pengaruh atau hubungan motivasi belajar terhadap atau dengan
prestasi belajar berdasarkan jenis kelamin siswa. Variabel motivasi belajar siswa telah ada pada diri
siswa itu sendiri hanya tinggal mengukurnya. Artinya, telah terjadi sebelumnya tanpa harus dilakukan
manipulasi oleh peneliti. Jenis kelamin siswa telah jelas, tinggal memilih dan mengelompokkan
menjadi dua kategori yakni pria dan wanita.
Prestasi belajar siswa bisa dilakukan pengukuran dan bisa pula menggunakan data prestasi yang
telah ada di sekolah, misalnya nilai ulangan atau nilai raport. Siswa dipilih untuk kelas tertentu
sebanyak yang diperlukan dengan jumlah yang sama antara siswa pria dan siswa wanita. Motivasi
belajar sebagai variabel bebas, jenis kelamin sebagai variabel kontrol, dan prestasi belajar sebagai
variabel terikat.
Analisis hubungan dapat dilakukan dengan melihat skor rata-rata hasil pengukuran motivasi
belajar X dengan rata-rata skor hasil pengukuran prestasi belajar Y. Lebih lanjut peneliti dapat
melakukan analisis hubungan antara skor rata-rata hasil pengukuran motivasi belajar siswa pria (X 1)
dengan skor rata-rata hasil pengukuran prestasi belajar siswa pria (Y 1). Hal yang sama juga terhadap
siswa wanita, yakni hubungan antara X2 dan Y2. Di samping itu peneliti dapat juga membandingkan
11
motivasi belajar siswa pria dan wanita (X1 dengan X2) dan perbedaan prestasi belajar siswa pria
dengan wanita (Y1 dengan Y2).
Kerangka Teoritik dan Hipotesis Berikut adalah beberapa contoh berbagai jenis penelitian
ex Post facto (Frankel et al ., 2012:367)
Tipe 1 : Eksplorasi akibat (Variabel terikat) disebabkan
oleh keanggotaan dalam kelompok tertentu
Pertanyaan : Apakah ada perbedaan pengaruh
penggunaan smartphone terhadap prestasi belajar siswa ?
Tipe 2 : Eksplorasi Penyebab (Variabel bebas)
Tipe 3: Eksplorasi Dampak (tergantung variabel dan
intervensi
Instrumen Penelitian Angket (primer) dan nilai rata-rata rapor siswa (sekunder)
Metode Pengumpulan Data Angket diisi oleh siswa kelas XI MIPA I SMAN 10
Semarang dengan total 10 item pertanyaan. Jenis data
yang dihasilkan berupa data. Dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi nilai rata-rata
rapor siswa kelas XI jurusan MIPA I SMAN 10
Semarang.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Sebaiknya penelitian kausal komparatif ini digunakan untuk melihat hubungan sebab akibat
pada suatu fenomena yang variabel bebasnya tidak dapat dimanipulasi. Meskipun variabel
bebas tidak dapat dimanipulasi namun harus dilakukan prosedur kontrol melalui pemadanan
(matching), perbandingan kelompok homogen (subkelompok) atau analisis kovarian.
13
DAFTAR PUSTAKA
Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
http://dewipurwaningsih102.blogspot.com/2016/04/penelitian-ex-post-facto.html
https://fatkhan.web.id/penelitian-ex-post-facto/
https://text-id.123dok.com/document/wq23rlnpz-kelebihan-penelitian-ex-post-facto-
kelemahan-penelitian-ex-post-facto-langkah-langkah-penelitian-ex-post-facto.html
Sappaile, Baso Intang. Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 1 Nomor 2, Juli 2010. Konsep Penelitian
Ex-Post Facto.
14