Laporan Asuhan Keperawatan 25 2020
Laporan Asuhan Keperawatan 25 2020
DO:
- K/U sedang
- TD: 110/80mmHg
- HR : 79 x/m
- RR: 21 x/m
- T: 36,6 C
- Luka terverban
- Verban tampak bersih
- Luka tampak merah
- Luka tampak masih lembab
- Luka grade 3
Diagnosa : Kerusakan integritas kulit
Keperawatan
Intervensi : DIAGNOSA 1
- Observasi karakteristik luka (luas, kedalaman, warna,
bau)
- Kaji tanda-tanda infeksi
- Lakukan perawatan luka 2 kali sehari (Pagi dan Sore)
- Beri salep gentamicin sulfate 0,1 % pada area luka
- Pertahankan area luka tetap bersih dan kering
- Cek gula darah
- Berikan suntik insulin 8 unit sebelum makan
- Monitor status nutrisi pasien
- Anjurkan keluarga menjaga kebersihan luka
Implementasi : DIAGNOSA 1
- Mengobservasi karakteristik luka (luas, kedalaman,
warna, bau)
- Memantau tanda tanda infeksi
- Melakukan perawatan luka pada jam 09.00 WIB
- Memberikan salep gentamicin sulfate 0,1 % pada area
luka
- Mempertahankan area luka tetap bersih dan kering
- Mengecek gula darah
- Pemberian insulin 8 unit pada jam 12.00 WIB
- Menganjurkan keluarga menjaga kebersihan luka
- Menganjurkan keluarga memberikan makanan tinggi
protein
Evaluasi : DIAGNOSA 1
S : “ saya merasa nyaman setelah diganti verban, namun kadang-
kadang terasa sedikit gatal ”
O:
- K/U sedang
- TD: 100/70mmHg
- HR : 81 x/m
- RR: 19 x/m
- T: 37, 50C
- Gula darah sewaktu: 250 mg/dL
- Verban luka sudah diganti
- Verban tampak bersih
- Luka masih merah dan lembab, terdapat area hitam pada
jempol.
- Luka grade 3
A:
Kerusakanintegritaskulit belum teratasi
P:
- Tetap observasi luka (luas, kedalaman, warna, bau)
- Tetap pantau tanda-tanda infeksi
- Lakukan perawatan luka 2 kali sehari (Pagi dan Sore)
- Pertahankan area luka tetap bersih dan kering
- Berikan suntik insulin 8 unit sebelum makan
Diagnosa 2
Kaji frekuensi pernafsan, kedalaman, irama pernafasan
Kolaborasikan pemberian terapi oksigen
Kaji perubahan warna kulit
Kaji respon pernafasan saat beraktifitas
Observasi adanya distensi vena leher, nyeri kepala, pusing,
dan edema
Implementasi : Diagnosa 1
- Memantau TTV pasien melalui monitor setiap 2 jam
- Lanjutkan pemberian IVFD NaCl 0,9% (20 tpm)
- Memberikan Morfin 15 mg/6jam melalui IV padapukul08.00
Diagnosa 2
- Mengkaji pernafasan, mendengarkan suara nafas, irama
pernnafasan
- Mengkaji adanya perubahan warna kulit (pucat /sianosis)
- Mengobservasi adakah perubahan pembengkakan vena
leher bagian servikal kiri, nyeri kepala, pusing, edema
perut
- Mengkolaborasikan pemberian terapi oksigen simple mask
8 L/menit pada jam 09.00 WIB dan non- rebreathing mask
10 L/menit pada jam 10.00 WIB
Evaluasi : Diagnosa 1
S: -
O:
- KU : Lemah,
- TTV (10.00 WIB)
TD : 90/60 mmHg
HR : 110 x/menit
RR : 27 x/menit
T : 37,5oC
SaO2 80 %pada jam 11.00 WIB
- Keluarga mengatakan pasien E terlihat kesakitan menahan
nyeri di mulut pada jam 09.00 WIB
- Pasien terpasang monitor
- Morfin 15 mg/6jam diberikan melalui IV (08.00 WIB)
- Pasien terpasang IVFD NaCl 0,9% (20 tpm)
- Pasien meninggal pada pukul 12.00 WIB
A: Nyeri Akut
P: Intervensi dihentikan
Diagnosa 2
S:
O:
- Pasien mengalami sesak nafas, RR 27 x/menit
- Pasien diberikan nabulizer combivent pada pukul 11.00
WIB
- Pasien terpasang non- rebreathing mask 10 L/menit
- Akral dingin, bibir sianosis
- Pasien meninggal pada pukul 12.00 WIB
Referensi Wilkinson, Judith M., & Nancy, R.A. (2015) Buku saku
diagnosa keperawatan: diagnosis NANDA, intervensi NIC dan
criteria hasil NOC. Edisi10. Jakarta: EGC.
Mengetahui, Banda Aceh, 25Juli 2020
Kepala Ruang Ketua Tim
Diagnosa 2
S:
“Luka saya sudah tidak terasa gatal”
O:
- TTV
TD : 120/90 mmHg
RR : 22 x/menit
HR : 84 x/menit
T : 37,20C
- Luka tampak berwarna kemerahan, tidak terdapat pus dan tidak berbau
- Pasien diberikan Ceftriaxone 10 mg/8jam melalui IV pada jam
17.00 WIB
- Keluargamencucitangansebelummembantuperawatmelakukanpera
watanluka
Diagnosa : 3. Kerusakan integritas kulit
Keperawatan 4. Risiko infeksi
Intervensi : Diagnosa 1
- Lakukan perawatan luka 2 kali sehari (pagi dan sore)
- Cek gula darah sewaktu
- Berikan injeksi insulin lantus 8 unit sebelum makan
- Lanjutkan terapi cairan IVFD NaCl0,9 %500 ml 20 tpm
- Jadwalkan pasien pulang pada pukul 15.00 WIB
- Berikan kembali Discharge planning untuk pasien dan keluarga.
Diagnosa 2
- Pantau Tanda-tanda vital.
- Pantau tanda – tanda infeksi pada luka
- Pertahankan teknik aseptik saat merawat luka
- Berikan Ceftriaxone 10 mg/8jammelalui IV
Implementasi : Diagnosa 1
Melakukan perawatan luka (memberi salap gentamicin pada luka) pada
pukul 09.00 WIB
Mengukur gula darah sewaktu sebelum injeksi insulin GDS: 220 mg/dL
Memberikan injeksi insulin lantus 8 unit pukul08.30 WIB
Diagnosa 2
Mengukur tanda-tanda vital
Memantau tanda-tanda infeksi
Melakukan tindakan aseptik saat mengganti verban
Memberikan Ceftriaxone 10 mg/8jam melalui IV padapukul 09.00 wib
Evaluasi : Diagnosa 1
S:
“Saya merasa nyaman setelah luka dibersihkan”
O:
- Luka tampak bersih, dan pinggiran tampak mengering
Luas luka 3,2 x 3,1 cm dengan kedalaman 1,2 cm, luka berwarna
kemerahan, dan tidak berbau.
- Luka dibalut verban
- Posisi diubah setiap 2 jam
- GDS : 220 mg/ dL
- Injeksi insulin lantus 8 unit
- Pasien terpasang IVFD NaCl0,9 % 500 ml 20 tpm
A: Kerusakanintegritaskulit
P:
- Observasi keadaan luka
- Cek gula darah sewaktu
- Berikan injeksi insulin lantus 8 unit sebelum makan
- Jadwalkan pasien pulang pada pukul 15.00 WIB
- Berikan kembali Discharge planning untuk pasien dan keluarga.
Diagnosa 2
S:
“Luka saya sudah tidak terasa gatal”
“ saya merasa lebih baik sekarang”
O:
- TTV
TD : 120/80 mmHg
RR : 21 x/menit
HR : 80 x/mmenit
T : 36,50C
- Luka tampak berwarna kemerahan, tidak terdapat pus dan tidak berbau
- Pasien diberikan Ceftriaxone 10 mg/8jam melalui IV pada jam
09.00 WIB
- Keluargamencucitangansebelummembantuperawatmelakukanpera
watanluka
A: Risiko infeksi
P:
- Pantau Tanda-tanda vital.
- Pantau tanda – tanda infeksi pada luka
- Pertahankan teknik aseptik saat merawat luka
- Jadwalkan pasien pulang pada pukul 15.00 WIB
- Berikan kembali Discharge planning untuk pasien dan keluarga.
Referensi Wilkinson, Judith M., & Nancy, R.A. (2015) Buku saku diagnosa
keperawatan: diagnosis NANDA, intervensi NIC dan criteria hasil NOC.
Edisi10. Jakarta: EGC.
Mengetahui, Banda Aceh, 25 Juli 2020
Kepala Ruang Ketua Tim
Diagnosa 2
S:
“Saya BAB tadi pukul 09.30 WIB tadi pagi, namun siang ini
tidak ada”
“BAB sedikit, berdarah dan keras”
O:
- K/U : Sedang
- Kesadaran : Compos mentis
- Nyeri tekan abdomen (+)
- Distensi abdomen
- Pasien makan ½ porsi dari makanan yang disediakan
- Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit kembali< 2 detik
- Teraba massa pada rektal
- Bunyi pekak pada perkusi abdomen
- Bising usus terdengar lemah
- Bising usus : 3x/menit
Diagnosa Keperawatan : 1. Nyeri akut
2. Konstipasi
Intervensi : Diagnosa 1
- Pantau perubahan TTV
- Pantau perubahan skala nyeri
- Evaluasi efektivitas manajemen non farmakologi
- Bantu keluarga melakukan kompres hangat
- Berikan lingkungan yang tenang untuk mengurangi
peningkatan nyeri
- Berikan posisi yang nyaman
- Kolaborasi pemberian obat analgesik tramadol 50 mg IV
Diagnosa 2
- Pantau bising usus (frekuensi dan kekuatan)
- Pantau status hidrasi pasien
- Pantau feses yang keluar (frekuensi, bentuk, warna,
volume)
- Lanjutkan batasi diet pasien
- Lanjutkan pantau asupan nutrisi pasien
- Anjurkan pasien berpuasa
- Jadwal operasi 25 Juli 2020 pukul 11.00
Implementasi : Diagnosa 1
- Memantau perubahan TTV
- Memantau perubahan skala nyeri
- Mengevaluasi efektivitas manajemen nyeri non farmakologi
- Membantu keluarga melakukan kompres hangat tarik nafas
dalam dan berzikir
- Memberikan dan menganjurkan pasien dan keluarga
lingkungan yang tenang untuk mengurangi peningkatan
nyeri pada pasien
- Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
- Pemberian obat analgesik tramadol 50 mg IV
Diagnosa 2
- Memantau bising usus (frekuensi dan kekuatan)
- Memantau status hidrasi pasien
Pasien berpuasa sejak pukul 00.00
- Jadwal operasi 25 Juli 2020 pukul 11.00
Evaluasi : Diagnosa 1
S:
“Perut masih terasa sakit sesekali"
O:
- K/U : Sedang
- Kesadaran : Compos mentis
- Nyeri tekan abdomen (+)
- Pengkajian Nyeri :
P: Nyeri muncul saat efek obat hilang
Q: Nyeri seperti ditusuk
R: Nyeri di semua area perut
S : Skala 2 NRS terkontrol dengan obat dan kompres
hangat
T: Nyeri hilang timbul
- Nyeri pasien sedikit berkurang setelah minum obat dan
di kompres
- Hasil USG : terdapat nodul di usus besar sebelah kanan
- TTV
TD : 110/80 mmHg
RR : 21 kali/menitt
HR : 87 kali/menit
T : 36,7ᵒC
A: Nyeri akut terkontrol
P:
- Pantau perubahan TTV pasien secara berkala
- Pantau perubahan skala nyeri dan reaksi verbal , non
verbal terhadap nyeri
- Berikan lingkungan yang tenang untuk mengurangi
peningkatan nyeri
- Berikan posisi yang nyaman
- Pantau tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgetik
- Lanjutkan pemberian analgesik sesuai intruksi
- Lanjutkan evaluasi efektivitas manajemen nyeri non
farmakologi
- Bantu keluarga melakukan kompres hangat
- Bantu dan anjurkan keluarga untukpemenuhan ADL
pasien
Diagnosa 2
S:
“Pagi ini saya belum BAB”
O:
- K/U : Sedang
- Kesadaran : Compos mentis
- Nyeri tekan abdomen (+)
- Distensi abdomen
- Pasien puasa
- Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit kembali< 2 detik
- Teraba massa pada rektal
- Bunyi pekak pada perkusi abdomen
- Bising usus terdengar lemah
- Bising usus : 3x/menit
Referensi Wilkinson, Judith M., & Nancy, R.A. (2015) Buku saku
diagnosa keperawatan: diagnosis NANDA, intervensi NIC dan
criteria hasil NOC. Edisi10. Jakarta: EGC.
Mengetahui, Banda Aceh, 25 Juli 2020
Kepala Ruang Ketua Tim
O:
- Pasien masih sesak jika banyak bergerak
- Pasien dibantu dalam pemenuhan ADL
- Pasien dan keluarga masih melakukan ROM yang sudah
diajarkan
- TTV
TD : 110/90 mmHg,
RR : 25 x/m,
HR :89 x/m,
T : 36, 2oC
Implementasi : Diagnosa 1
- Memantau status pernafasan pasien
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan (jika pasien kembali
sesak)
- Mengkolaborasi pemberian nebulizer (salbutamol) 2,5 mg/6 jam
dan atrovent 0,5 mg/2ml pada jam 18.00 wib
- Mengkolaborasikan dengan dokter untuk pemberian terapi non
farmakologi (fisioterapi dada dan batuk efektif)
Diagnosa2
- Memonitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi,
sesak napas, pucat dan perubahan hemodinamik)
- Membantu dan menganjurkan keluarga untuk membantu
pemenuhan ADL pasien
- Menganjurkan pasien bergerak secara bertahap (latihan ROM
aktif) minimal 2 kali sehari (pagi dan sore)
- Menganjurkan keluarga untuk membantu melakukan ROM
aktif
Evaluasi : Diagnosa 1
S : “masih berdahak sekali kalau batuk”
“ tidak nyaman sekali karna banyak kali dahaknya”
“kalau pakai oksigen agak lumayan”
O:
- Pasien masih batuk
- Pasien merasa nyaman bernafas dengan bantuan oksigen
- Pasien masih terpasang oksigen nasal kanul 3 L
- Posisi semi fowler
- Terdapat Sputum
- Suara nafas masih ronkhi(+)
- RR:27 x/menit
Diagnosa 2:
S:
“saya sudah bisa berjalan sendiri tapi harus ada alat bantu (tiang
infus”
O:
- Pasien masih sesak jika banyak bergerak
- Pasien dibantu dalam pemenuhan ADL
- Pasien dan keluarga masih melakukan ROM yang sudah
diajarkan
- Pasien tampak lebih segar
- Pasien terpasang NaCl 0,9% 20 tpm
- TTV
TD : 120/80 mmHg,
RR : 27 x/m,
HR :77 x/m,
T : 36, 5oC
A: Intoleransi Aktivitas belum teratasi
P:
- Lanjut monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas
- Lanjut anjurkan pasien bergerak secara bertahap (latihan ROM
aktif) minimal 2 kali sehari (pagi dan sore)
- Lanjut anjurkan keluarga untuk membantu melakukan ROM
aktif
DO:
K/U sedang
TD: 120/80mmHg
HR : 79 x/m
RR: 21 x/m
T: 36,6 C
Tampak luka terbalut verban
Verban tampak bersih
Luka grade 3
Diagnosa : Kerusakan integritas kulit
Keperawatan
Intervensi : DIAGNOSA 1
- Observasi karakteristik luka (luas, kedalaman, warna,
bau)
- Kaji tanda-tanda infeksi
- Lakukan perawatan luka 2 kali sehari (Pagi dan Sore)
- Beri salep gentamicin sulfate 0,1 % pada area luka
- Pertahankan area luka tetap bersih dan kering
- Cek gula darah
- Berikan suntik insulin 8 unit sebelum makan
- Monitor status nutrisi pasien
- Anjurkan keluarga menjaga kebersihan luka
Implementasi : DIAGNOSA 1
Mengobservasi karakteristik luka (luas, kedalaman,
warna, bau)
Memantau tanda tanda infeksi
Melakukan perawatan luka pada jam 17.30 WIB
Memberikan salep gentamicin sulfate 0,1 % pada area
luka
Mempertahankan area luka tetap bersih dan kering
Mengecek gula darah sebelum pemberian injeksi
insulin
Pemberian insulin 8 unit pada jam18.00 WIB
Menganjurkan keluarga menjaga kebersihan luka
Menganjurkan keluarga memberikan makanan tinggi
protein
Evaluasi : S : “ saya merasa nyaman setelah diganti verban, kalau bisa lebih
sering diganti”
O:
K/U sedang
TD: 110/70mmHg
HR : 81 x/m
RR: 19 x/m
T: 37, 50C
Gula darah sewaktu: 250 mg/dL
Verban luka sudah diganti
Verban tampak bersih
Luka masih merah dan lembab, terdapat area hitam
pada jempol.
Luka grade 3
A:
Kerusakan integritas kulit belum teratasi
P:
Tetap observasi luka (luas, kedalaman, warna, bau)
Tetap pantau tanda-tanda infeksi
Lakukan perawatan luka 2 kali sehari (Pagi dan Sore)
Pertahankan area luka tetap bersih dan kering
Berikan suntik insulin 8 unit sebelum makan
Periksa KGD sebelum suntik insulin
Konsultasikan dengan dokter kebutuhan perawatan luka
pasien
Diagnosa 2
- Mengukur tanda-tanda vital
- Pantau tanda-tanda infeksi pada luka
- Lakukan tindakan aseptik
- Lanutkan pemberian antibiotik Ceftriaxone 10
mg/8 jam melalui IV
- Obeservasi dan ingatkan pasien dan keluarga untuk
selalu mencuci tangan
Implementasi : Diagnosa 1
1. Melakukan perawatan luka (memberi salap gentamicin
pada luka) pada pukul 16.00 WIB
2. Mengukur gula darah sewaktu sebelum injeksi insulin
GDS: 210 mg/dL
3. Memberikan injeksi insulin lantus 8 unit sebelum makan
pukul 14.00 WIB
4. Melepaskan selang IVFD
5. Discharge planning :
Mengajarkan pasien dan keluarga cara merawat luka
Mengajarkan pasien dan keluarga cara injeksi insulin
Mengajarkan pasien dan keluarga cara cek gula darah
Diagnosa 2
- Mengukur tanda-tanda vital
- Memantau tanda-tanda infeksi pada luka
- Melakukan tindakan aseptik
- Melanjutkan pemberian antibiotik Ceftriaxone 10
mg/8 jam melalui IV
- Mengobservasi dan ingatkan pasien dan keluarga
untuk selalu mencuci tangan
Evaluasi : Diagnosa 1
S:
“Saya merasa nyaman setelah luka dibersihkan”
""Saya senang sekali sudah bisa pulang hari ini"
O:
- Luka tampak bersih, dan pinggiran tampak mengering
luas luka 3,2 x 3,1 cm dengan kedalaman 1,2 cm, luka
berwarna kemerahan, dan tidak berbau.
- Luka dibalut verban
- GDS : 210 mg/ dL
- Injeksi insulin lantus 8 unit pada pukul 14.00 WIB
- Pasien dan keluarga telah mendapatkan edukasi tentang
cara perawatan luka di rumah
- Pasien dan keluarga telah mendapatkan edukasi tentang
cara cek gula darah
- Pasien dan keluarga telah mendapatkan edukasi cara
injeksi insulin secara mandiri
Diagnosa 2
S:
“Luka saya sudah tidak terasa gatal”
“ saya merasa lebih baik sekarang”
O:
- TTV
TD : 120/80 mmHg
RR : 21 x/menit
HR : 80 x/mmenit
T : 36,50C
- Luka tampak berwarna kemerahan, tidak terdapat pus dan
tidak berbau
- Pasien diberikan Ceftriaxone 10 mg/8jam melalui IV
- Keluarga mencuci tangan sebelum membantu perawat
melakukan perawatan luka
-
A: Risiko infeksi
P:
- Intervensi dihentikan
- Pasien diizinkan pulang atas izin DPJP
- Pasien Pulang Berobat Jalan (PBJ) pada pukul 17.00
WIB
Referensi Wilkinson, Judith M., & Nancy, R.A. (2015) Buku saku
diagnosa keperawatan: diagnosis NANDA, intervensi NIC
dan criteria hasil NOC. Edisi10. Jakarta: EGC.
Mengetahui, Banda Aceh, 25 Juli 2020
Kepala Ruang Ketua Tim
O:
- K/U : Sedang
- Kesadaran : Compos mentis
- Nyeri tekan abdomen (+)
- Distensi abdomen
- Pasien puasa
- Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit kembali< 2 detik
- Teraba massa pada rektal
- Bunyi pekak pada perkusi abdomen
- Bising usus terdengar lemah
- Bising usus : 3x/menit
Implementasi : Diagnosa 1
- Memantau perubahan TTV
- Memantau perubahan skala nyeri
- Mengevaluasi efektivitas manajemen nyeri non farmakologi
- Membantu keluarga melakukan kompres hangat tarik nafas
dalam dan berzikir
- Memberikan dan menganjurkan pasien dan keluarga
lingkungan yang tenang untuk mengurangi peningkatan
nyeri pada pasien
- Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
- Pemberian obat analgesik tramadol 50 mg IV
Diagnosa 2
- Menjemput pasien post op pukul 15.00
- Mengobservasi keadaan umum pasien
- Mengobservasi area luka operasi pasien
- Memantau status hidrasi pasien
- Membatasi diet pasien
- Memantau asupan nutrisi pasien
- Menganjurkan istrahat yang cukup
Evaluasi : Diagnosa 1
S:
“Perut saya nyeri sekali di bekas operasi"
O:
- K/U : lemah
- Kesadaran : Compos mentis
- Nyeri tekan abdomen (+)
- Pengkajian Nyeri :
P: Nyeri muncul saat efek obat hilang
Q: Nyeri seperti ditusuk
R: Nyeri di semua area perut
S : Skala 4 NRS terkontrol dengan obat dan kompres
hangat
T: Nyeri hilang timbul
- Nyeri pasien sedikit berkurang setelah minum obat dan
di kompres
- Hasil USG : terdapat nodul di usus besar sebelah kanan
- TTV
TD : 130/80 mmHg
RR : 21 kali/menitt
HR : 90 kali/menit
T : 36,7ᵒC
A: Nyeri akut belum teratasi
P:
- Pantau perubahan TTV pasien secara berkala
- Pantau perubahan skala nyeri dan reaksi verbal , non
verbal terhadap nyeri
- Berikan lingkungan yang tenang untuk mengurangi
peningkatan nyeri
- Berikan posisi yang nyaman
- Pantau tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgetik
- Lanjutkan pemberian analgesik sesuai intruksi
- Lanjutkan evaluasi efektivitas manajemen nyeri non
farmakologi
- Bantu keluarga melakukan kompres hangat
- Bantu dan anjurkan keluarga untuk pemenuhan ADL
pasien
Diagnosa 2
- Observasi keadaan umum pasien
- Observasi area luka operasi pasien
- Pantau status hidrasi pasien
- Lanjutkan batasi diet pasien
- Lanjutkan pantau asupan nutrisi pasien
- Bersihkan area operasi dan kolostomi
Referensi Wilkinson, Judith M., & Nancy, R.A. (2015) Buku saku
diagnosa keperawatan: diagnosis NANDA, intervensi NIC dan
criteria hasil NOC. Edisi10. Jakarta: EGC.
Mengetahui, Banda Aceh, 25 Juli 2020
Kepala Ruang Ketua Tim