Anda di halaman 1dari 159

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada era global akan
terus berubah karena masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat juga terus
mengalami perubahan. Masalah keperawatan sebagai bagian masalah kesehatan yang
dihadapi masyarakat terus-menerus berubah karena berbagai faktor yang
mendasarinya juga terus mengalami perubahan. Dengan berkembangnya masyarakat
dan berbagai bentuk pelayanan profesional serta kemungkinan adanya perubahan
kebijakan dalam bidang kesehatan, maka mungkin saja akan terjadi pergeseran peran
keperawatan dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan merupakan suatu
fenomena yang perlu direspons oleh perawat. Respons yang muncul antara lain
dengan banyak belajar mengenai konsep pengelolaan keperawatan dan
langkahlangkah konkret dalam pelaksanaannya secara kondusif. Langkah-langkah
konkret dapat berupa penataan sistem model asuhan keperawatan profesional
(MAKP), mulai dari ketenagaan/pasien, penetapan sistem MAKP, sampai dengan
perbaikan dokumentasi keperawatan dengan menerapkan prinsip SME (sesuai standar,
mudah dilaksanakan, serta efisien dan efektif ).
Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama penerapannya,
yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan
keputusan manajerial. Penerapan manajemen keperawatan memerlukan peran tiap
orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing masing melalui fungsi
manajemen. Fungsi manajemen akan mengarahkan perawat dalam mencapai sasaran
yang akan ditujunya.

B. Tujuan Praktik
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan selama 4 minggu di
ruang Cempaka 3 RSUD Sleman mahasiswa mampu melakukan dasar
2

pengelolaan unit pelayanan keperawatan sesuai dengan konsep dan langkah –


langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Secara kelompok dan individu dapat menunjukan kemanpuan dalam hal:
a) Melakukan kajian situasi pada unit pelayanan keperawatan ruang Cempaka 3.
b) Menyusun rencana strategis dan operasional terkait dengan hasil kajian yang
sudah dibuat.
c) Mampu mengimplementasikan rencana strategis dan operasional pada unit
pelayanan keperawatan.
d) Mampu melakukan fungsi control dan evaluasi program serta upaya tindak
lanjut.

C. Waktu Pelaksanaan
Praktek Manajemen keperawatan oleh mahasiswa STIKES Guna Bangsa
dilakukan selama 4 minggu di ruang Cempaka 3 RSUD Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta dari tanggal 22 April 2019 hingga 18 Mei 2019 dengan rincian jadwal
kegiatan terlampir.

D. Peserta
Peserta praktek Manajemen keperawatan oleh mahasiswa STIKES Guna Bangsa
Prodi Profesi Ners yang berjumlah 7 mahasiswa, diantaranya:
1. Anna Yuliani, S. Kep. (Ketua).
2. Refiansi Rezki Ratnasari Mawang, S. Kep. (Sekretaris)
3. Yeni Puspita Sari, S. Kep. (Sekretaris)
4. Kartini Irmina Rhebi, S.Kep. (Bendahara)
5. Moh Yasin, S.Kep. (Perlengkapan)
6. Bagus Febrianto, S.Kep. (Dokumentasi)
3

BAB II

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG CEMPAKA 3


A. Kajian Situasi Rumah Sakit
1. Visi Rumah Sakit
Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam
produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi,
kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan
cita-cita masa depan. Tenaga keperawatan sebagai perpanjangan tangan dari rumah
sakit dalam menerjemahkan visi dan misi. Untuk itu perlu memahami dan
menerapkan visi dan misi organisasi dalam memberikan pelayanan keperawatan
Nursalam, 2014).
Adapun visi RSUD Sleman yang telah dicanangkan adalah: “Menjadi Rumah
Sakit Andalan Masyarakat menuju terwujudnya Sleman Smart Regency Pada tahun
2021”.

2. Misi Rumah Sakit


Misi menjelaskan jalan yang dipilih untuk menuju masa depan yang akan
diwujudkan (Visi) itu. Untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan tersebut,
maka telah pula dirumuskan 3 (tiga) pernyataan misi RSUD Sleman yaitu :
a. Meningkatkan tata kelola RSUD Sleman dengan didukung sistem informasi
manajemen terintegrasi;
b. Menyediakan wahana pendidikan, penelitian, pelatihan dan pengembangan
tenaga kesehatan; dan
b Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau
semua lapisan masyarakat.

3. Moto Rumah Sakit


Dalam rangka meningkatakan kualitas pelayanan kesehatan pada masyarakat,
RSUD Sleman melakukan berbagai langkah strategis antara lain: meningkatkan
sarana dan prasarana, kompetensi SDM, penerapan Standar Pelayanan dan lain-
lain. Yang berfokus pada pelanggan (pasien). Untuk mewujudkan tekad tersebut
maka, RSUD Sleman memiliki motto :
4

“MITRA KESEHATAN ANDA”


Dengan harapan RSUD Sleman menjadi Rumah Sakit andalan Kabupaten Sleman
dan menjadi pilihan utama bagi warga Sleman.

4. Sifat, Maksud Dan Tujuan Rumah Sakit


Program rumah sakit mengacu pada RSB (Rencana Strategi Bisnis) RSUD
Sleman dalam kurun waktu 2012-2016 yang menjadi acuhan dalam melaksanakan
TUPOKSI RSUD Sleman dalam kurun waktu tersebut. Adapun tujuan, sasaran,
strategi dan kebijakan disajikan sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 2.1: Tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan RSUD Sleman.
MISI TUJUAN STRATEGI KEBIJAKAN
1 2 3 4
Misi 1 Meningkatkan tata 1. Melaksanakan - Melakukan
kelola RSUD perencanaan monitoring dan
Sleman dengan pengendalian evaluasi
didukung system dan evaluasi terhadap
informasi terhadap pelaksanaan
manajemen pembangunan pembangunan
terintegrasi rumah sakit rumah sakit
- Mewujudkan nilai
LAKIP RSUD
Sleman : A
Misi 2 Menyediakan 2. Meningkatkan Meningkatkan
wahana pendapatan pelayanan dan
pendidikan, rumah sakit pengembangan
penelitian, Janis pelayanan
pelatihan, dan rumah sakit
pengembangan berdasarkan
tenaga kesehatan. PERMENKES No.
56 tahun 2014
(tenaga apoteker,
dokter spesialis.
Jantung,paru,bedah
syaraf, bedah
thorak, patologi
anatomi forensic,
anastesi dll)
3. Meningkatkan Meningkatkan
kualitas indeks kepuasan
pelayanan masyarakat
kepada
masyarakat
4. Meningkatkan Menerapkan
penggunaan system informasi
teknologi management
5

informasi Rumah Sakit yang


dalam proses terintegrasi
pelayanan berbasis rekam
kepada medis elektronik
masyarakat
5. Meningkatkan Pengelolaan
penggunaan komplain dan
teknologi pengaduan
informasi masyarakat
dalam proses terhadap pelayanan
pelayanan rumah sakit
kepada berbasis IT
Masyarakat
Misi 3 Menyelenggarakan Meningkatkan Mempertahankan
pelayanan kualitas pelayanan akreditasi RSUD
kesehatan yang rumah sakit tingkat paripurna
berkualitas dan melalui penerapan
terjangkau semua dan pelaksanaan
lapisan masyarakat secara konsisten
sesuai persyaratan
akreditasi
Peningkatan
kualitas pelayanan
kesehatan yang ada
dan pengembangan
jenis layanan baru
Meningkatankan
pencapaian SPM
Rumah Sakit 170
indikator tercapai.
Sumber: Data sekunder profil RSUD Sleman

B. Kajian Situasi Di Ruangan


1. Karasteristik Unit
a. Profil Ruangan
Menurut SK Direktur tanggal 1 April 2018 bahwa ruang Cempaka 3
merupakan ruang perawatan pasien dewasa untuk laki laki dan perempuan,
dengan kasus penyakit baik bedah maupun non bedah. Ruang Cempaka 3 adalah
salah satu ruang perawatan kelas 1 di RSUD Sleman dengan 12 ruangan
berkapasitas 12 tempat tidur diperuntukkan untuk pasien umum dan penjaminan
lain. Pada realisasinya, ruangan yang digunakan untuk merawat pasien hanya 11
ruangan (ruangan 2 sampai dengan 12). Ruang Cempaka 3 terletak di gedung
lama lantai 3 RSUD Sleman, bersebelahan dengan ruang Alamanda 3.
6

b. Sumber Daya Manusia (SDM)


Ruang Cempaka 3 terdapat 12 karyawan yang terdiri dari 6 perawat
associate, 2 orang PJTS (Penanggung Jawab Tugas Shift), 2 perawat primer, 1
kepala ruang, dan 1 orang staf administrasi. Di ruang Cempaka 3 model layanan
yang digunakan untuk melayani pasien menggunakan standar Model Pelayanan
Keperawatan Profesional (MPKP) dengan metode MPM (Metode Primer
Modifikasi).

c. Struktur Organisasi Ruang


Tabel 2.2 Penilaian Struktur Organisasi di Ruang Cempaka 3
RSUD Sleman Periode 8, 9, 11 Mei 2018
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1. Terdapat struktur Ada struktur
organisasi di ruangan 1 organisasi, namun
belum diperbarui
2. Menggambarkan Sudah
kedudukan kepala menggambarkan
1
ruang kedudukan kepala
ruang
3. Adanya posisi tim Ada posisi tim 1
1
dan tim 2
4. Gambaran jumlah Sudah
anggota tim menggambarkan
1
jumlah anggota
tim
5. Kelengkapan struktur 1 Sudah lengkap
Total 5
Presentase 100%
Sumber Data Primer Pengkajian Tanggal 23 April 2019

Analisis Data
Hasil pengkajian tanggal 23 April 2019 diperoleh data bahwa struktur organisasi
yang ada di ruang Cempaka 3 RSUD Sleman sudah sesuai dengan kriteria,
namun belum diperbarui sesuai dengan jumlah ketenagaan yang ada sekarang.
Saat ini ketenagaan perawat di Ruang Cempaka 3 mengalami perubahan terkait
dengan pengurangan ketenagaan pada bulan April 2018, adanya karyawan yang
sedang orientasi CPNS, dan terdapat tambahan satu orang karyawan baru dari
ruangan lain.
7

d. Kapasitas Unit Ruang


Ruang Cempaka 3 memiliki 21 tempat tidur dengan fasilitas sebagai
berikut:
1) Satu buah tempat tidur pasien model electric bed, di lengkapi dengan bel
panggilan perawat (Nurse Call).
2) Satu buah AC
3) Satu buah kursi penunggu.
4) Atu buah sofa panjang.
5) Satu buah lemari stainless.
6) Satu buah lemari baju dari kayu.
7) Satu buah kamar mandi di dalam ruangan dengan air hangat dan dingin
serta terdapat closet duduk.
8) Satu buah wastafel.
9) Satu buah cairan cuci tangan (handscrub)
10) Terdapat tempat sampah non medis dan rak sepatu di setiap kamar
11) Terdapat balkon di setiap kamar dan jemuran untuk menjemur handuk.

2. Analisis Terhadap Klien


a. Karateristik
Pasien yang dirawat di ruang Cempaka 3 dengan berbagai kasus penyakit,
seperti penyakit bedah dan non bedah yang terdiri dari penyakit dalam, saraf,
jantung, orthopedi, penyakit menular dan sebagainya dengan tingkat
ketergantungan yang berbeda-beda.

b. Tingkat Ketergantungan
Tabel 2.3Tingkat Keterantuangan Di Ruang Cempaka 3

Hari/tgl Tingkat Ketergantungan Pagi Sore Malam


Senin, Minimal 5 5 5
22/4/2019 Intermediate 3 1 4
Maksimal 2 2 1
Selasa, Minimal 3 2 2
23/4/2019 Intermediate 3 3 3
8

Maksimal 2 3 3
Rabu, Minimal 1 1 0
24/4/2019 Intermediate 3 4 6
Maksimal 1 2 1
Kamis, Minimal 1 2 2
25/4/2019 Intermediate 5 6 6
Maksimal 2 4 3
Jumat, Minimal 1 2 1
26/4/2019 Intermediate 7 7 7
Maksimal 3 3 2
Sabtu, Minimal 2 2 1
27/4/2019 Intermediate 6 6 6
Maksimal 5 2 4
Total 55 57 57
c. Sumber : Observasi Mahasiswa Periode 22 s/d 27 April 2019

3. Sumber Daya/Kekuatan Kerja (INPUT)


a. Manusia (Man)
1) Pasien
a) Kajian Teori
Pasien adalah seseorang yang datang ke instalasi kesehatan
yang membutuhkan pelayanan medis atau keperawatan yamg
terganggu kondisi kesehatannya baik jasmani maupun rohani
(WHO, 2012). Pasien yang berobat ke RSUD SLEMAN berasal
dari berbagai wilayah, umur, tingkat pendidikan, agama, dan
pekerjaan.
b) Kajian Data
(1) Pasien yang dirawat di ruang Cempaka 3 dalam 3 bulan terakhir
(Januari – Maret 2019)
Jumlah pasien yang dirawat mulai tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 Maret 2019 dapat dilihat pada tabel 1.3
9

Tabel 2.3
Jumlah Pasien yang Dirawat di Ruang Cempaka 3
pada Bulan Januari- Maret 2019
No Bulan Jumlah Pasien
1. Januari 74
2. Februari 55
3. Maret 78
Total 207
Sumber: Data Sekunder Buku Register Ruang Cempaka 3
Analisis Data:
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa
pasien yang dirawat di ruang Cempaka 3 dalam 3 bulan
terakhir pada bulan Januari - Maret 2019 berjumlah 207
pasien. Dari data yang dikaji jumlah pasien yang dirawat
dibulan januari sebanyak 74 pasien, bulan Februari sebanyak
55 pasien, dan pada bulan Maret sebanyak 78 pasien.
(2) Daftar 10 penyakit terbanyak di Ruang Cempaka 3
dalam 3 bulan terakhir (Januari - Maret 2019)
Tabel 2.4
10 Penyakit Terbanyak di Ruang Cempaka 3 dalam
3 bulan terakhir (Januari - Maret 2019)
No Penyakit Januari Februari Maret Jumlah
1. DM 9 3 10 22
2. CHF 7 7 5 19
3. Stroke 8 7 3 18
4. Hipertensi 3 6 8 17
5. Anemia 5 - 8 13
6. CKD 2 3 5 10
7. Fraktur 1 3 6 10
8. DF 3 2 4 9
9. GEA 3 4 2 9
10 BPH 3 3 1 7
TOTAL 44 38 52 134
10

Sumber: Buku Register Pasien Ruang Cempaka 3

Analisis Data:
Berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan, ditemukan
bahwa selama 3 bulan terakhir di ruang Cempaka 3 terdapat
pasien yang dirawat dengan kasus terbanyak yaitu Diabetes
Melitus sebanyak 22 (16,4%), CHF sebanyak 19 (14,1%),
Stroke sebanyak 18 (13,4%), Hipertensi 17 (12,6%), Anemia
sebanyak 13 ( 9,7 %), CKD sebanyak 10 (7,4%), Fraktur
sebanyak 10 (7,4%), DF sebanyak 9 ( 6,7%), GEA sebanyak 9
(6,7%), BPH sebanyak 7 (5,2%). Dari kasus tersebut belum
dapat mewakili karena 10 penyakit terbanyak seharusnya
dilihat dalam kurun waktu 1 tahun. Sedangkan data yang
dikumpulkan hanya selama 3 bulan, sehingga ada
kemungkinan dari 10 penyakit yang terjadi akibat komplikasi
dari penyakit lain.
3). Daftar Pasien berdasarkan cara masuk di Ruang Cempaka 3
RSUD Sleman dalam 3 bulan terakhir (Januari - Maret 2019).
Table 2.5
Jumlah Pasien dalam 3 Bulan Terakhir
(Januari - Maret 2019)
No Bulan Cara masuk Jumlah
1 Januari IGD 47
Poli 17 74
Transfer 10
2 Februari IGD 30
Poli 8 55
Transfer 17
3 Maret IGD 44
Poli 20 78
Transfer 14
Total 207
Sumber:Buku Register Pasien Ruang Cempaka 3
11

Analisis Data:
Berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan
ditemukan bahwa selama bulan Januari - Maret 2019, di
Ruang Cempaka 3 jumlah pasien yang masuk sebanyak 207
pasien. Dari data tersebut dikaji berdasarkan cara masuk
pasien ke ruang cempaka 3 yaitu jumlah pasien terbanyak
masuk melalui IGD. Pada bulan januari sebanyak 47
(22,7%), febuari 30 ( 14,4%), dan maret 44 ( 21,2 %). Dari
jumlah secara keseluruhan pasien yang masuk melalui IGD
sebanyak 121 (58,4%).

4) Daftar Pasien berdasarkan cara keluar dari Ruang Cempaka 3


RSUD Sleman dalam 3 bulan terakhir (Januari - Maret 2019).
Table 2.6
Jumlah Pasien dalam 3 Bulan Terakhir
(Januari - Maret 2019)
No Bulan Cara keluar Jumlah
1 Januari BLPL 66
Transfer (internal 8 74
dan ekternal)
Meninggal -
2 Februari BLPL 41
Transfer 8 55
Meninggal 6
3 Maret BLPL 71
Transfer - 78
Meninggal 7
Total 207
Sumber:Buku Register Pasien Ruang Cempaka 3

Analisis Data:
Berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan
selama bulan Januari - Maret 2019 di Ruang Cempaka 3,
12

jumlah pasien yang keluar sebanyak 207 pasien. Dari data


tersebut dikaji berdasarkan cara keluarnya pasien yang
paling banyak yaitu berdasarkan BLPL. Pada bulan januari
sebanyak 66 (31,8%), bulan febuari 41 (19,8%), dan bulan
maret 71 (34,2%). Dari jumlah secara keseluruhan pasien
yang keluar secara BLPL sebanyak 178 (85,9%).

5) Daftar Pasien berdasarkan jaminan kesehatan di Ruang Cempaka


3 RSUD Sleman dalam 3 bulan terakhir (Januari - Maret 2019).
Table 2.7
2) Jumlah Pasien dalam 3 Bulan Terakhir
3) (Januari - Maret 2019)
No Bulan Jaminan Jumlah
1 Januari BPJS 67
Umum 6 74
Jasa raharja 1
2 Februari BPJS 53
Umum 2 55
Jasa raharja -
3 Maret BPJS 67
Umum 9 78
Jasa raharja 2
Total 207
Sumber:Buku Register Pasien Ruang Cempaka 3
Analisis Data:
Berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan selama bulan
Januari - Maret 2019 di Ruang Cempaka 3, jumlah pasien yang
menggunakan jaminan kesehatan sebanyak 207 pasien. Dari data
tersebut dikaji berdasarkan jaminan kesehatan terbanyak adalah
menggunakan BPJS. Pada bulan januari 67 (32,3%), bulan febuari 53
(25,6%), dan bulan maret 67 (32,3%). Dari jumlah secara keseluruhan
pasien yang menggunakan jaminan kesehatan BPJS adalah sebanyak 187
(90,3%) pasien.
13

4) Ketenagaan
a) Kuantitas/ Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat
1. Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat yang Dibutuhkan Berdasarkan
Rumus Gillies
(a) Kajian Teori
Ketenagaan merupakan faktor penting dalam input instrumental.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah suatu proses membuat
perencanaan untuk menentukan alokasi SDM di ruangan agar
pelayanan dan proses managerial berjalan efektif dan efisien.
Beberapa ahli telah menyumbangkan beberapa formula untuk
menetapkan jumlah tenaga tersebut.Berikut adalah contoh cara
perhitungan jumlah tenbaga perawat:
Menurut (Gillies, 1982; Sunyar, 2008) kebutuhan tenaga
perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan perhitungan
sebagai berikut:
Tenaga Perawat : A X B X 365
(365 – C ) X Jam kerja/hari
Keterangan :
A : jam perawat/24 jam
B : (BOR x jumlah TT) -> jumlah pasien
C : jumlah hari libur
(b) Kajian Data
A : jam perawatan/24 jam (3jam/ 24)
B : (BOR x jumlah TT)
BOR= 86,3%
Jumlah Tempat Tidur = 24
C : jumlah hari libur = 80
Hari minggu = 52 hari
Hari libur nasional= 16
Hari Cuti = 12

2. Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat yang Dibutuhkan Berdasarkan


Rumus Douglas
14

(a) Kajian Teori


Perhitungan jumlah tenaga perawat menurut Douglas dihitung
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien untuk setiap siftnya
sebagai berikut.
Waktu Kebutuhan Perawat
Klasifikasi Pagi Sore Malam
Minimal 0.17 0.14 0.07
Intermediate 0.27 0.15 0.10
Maksimal 0.36 0.35 0.20

Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap


keperawatan berdasarkan krikteria sebagai berikut:
1. Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/ 24 jam, dengan
krikteria:
a. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
b. sendiri.
c. Makan dan minum dilakukan sendiri.
d. Ambulasi dengan pengawasan.
e. Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift.
f. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
g. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
2. Intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/ 24 jam, dengan
krikteria :
a. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
b. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
c. Ambulasi dibantu, pengobatan dilakukan lebih dari sekali.
d. Folley kateter, intake-output di catat.
e. Pasien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan
memerlukan pengobatan.
3. Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 3-4/24 jam,
dengan krikteria:
a. Segala diberikan atau dibantu.
15

b. Posisi diatur, observasi tanda – tanda vital dilakukan tiap 2


jam.
b. Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena.
c. Pemakaian suction
d. Gelisah atau disorientasi.

(b) Kajian Data


Tabel 2.8
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi
Pasien menurut Formula Douglas Ruang
Cempaka 2 RSUD Sleman
Waktu Kebutuhan Perawat
Klasifikasi Pagi Sore Malam
22 April 2019
Minimal 0.17 x 5 = 0.85 0.14 x 5 = 0.7 0.07 x 5 = 0.35
Intermediate 0.27 x 3 = 0.81 0.15 x 1 = 0.15 0.10 x 4 = 0.4
Maksimal 0.36 x 2 = 0.72 0.35 x 2 = 0.7 0.20 x 1 = 0.2
Jumlah 2.38 1.55 0.95
Total 4.88 (4 orang)
23 April 2019
Minimal 0.17 x 3 = 0.51 0.14 x 2 = 0.28 0.07 x 2 = 0.14
Intermediate 0.27 x 3 = 0.81 0.15 x 3 = 0.45 0.10 x 3 = 0.3
Maksimal 0.36 x 2 = 0.72 0.35 x 3 = 1.05 0.20 x 3 = 0.6
Jumlah 2.04 1.78 1.04
Total 4.86 (4 orang)
24 April 2019
Minimal 0.17 x 1 = 0.17 0.14 x 1 = 0.14 0.07 x 0 = 0
Intermediate 0.27 x 3 = 0.81 0.15 x 4 = 0.6 0.10 x 6 = 0.6
Maksimal 0.36 x 1 = 0.36 0.35 x 2 = 0.7 0.20 x 1 = 0.2
Jumlah 1.34 1.44 0.8
Total 3.58 (4 orang)
25 April 2019
Minimal 0.17 x 1 = 0.17 0.14 x 2 = 0.28 0.07 x 2 = 0.14
16

Intermediate 0.27 x 5 = 1.35 0.15 x 6 = 0.9 0.10 x 6 = 0.6


Maksimal 0.36 x 2 = 0.72 0.35 x 4 = 1.4 0.20 x 3 = 0.6
Jumlah 2.24 2.58 1.34
Total 6.16 (6 orang)
26 April 2019
Minimal 0.17 x 1 = 0.17 0.14 x 2 = 0.28 0.07 x 1= 0.07
Intermediate 0.27 x 7 = 1.89 0.15 x 7 =1.05 0.10 x 7= 0.7
Maksimal 0.36 x 3 = 1.08 0.35 x 3 = 1.05 0.20 x2= 0.4
Jumlah 3.14 2.38 1.17
Total 6.69 (7 orang)
27 April 2019
Minimal 0.17 x 2 = 0.34 0.14 x 2 = 0.28 0.07 x 1 = 0.07
Intermediate 0.27 x 6 = 1.62 0.15 x 6 = 0.9 0.10 x 6 = 0.6
Maksimal 0.36 x 5 = 1.08 0.35 x 2 = 0.7 0.20 x 4 = 0.8
Jumlah 3.04 1.88 1.47
Total 6.39
Sumber : Observasi Mahasiswa 22, 23, 24 April 2019

3. Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat yang Dibutuhkan Berdasarkan


Rumus Depkes
1) Kajian Teori
Keb tenaga = (BOR x Jmlh TT) x Rata–rata jam perawatan
Jam kerja perawat/hari

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor


koreksi) dengan : Menambah perawat libur (loss day) dan tugas non
keperawatan

Loss Day = Jmlh hr mggu dlm 1 thn + cuti + hr bsr x keb tenaga
Jumlah hari kerja efektif/tahun

Tugas non keperawatan = (kebutuhan tenaga + Loss Day) x 25%


17

Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan


diperkirakan 25% dari jumlah tenaga keperawatan.

Jumlah tenaga kep. yang diperlukan = Kebutuhan tenaga + Loss


Day + Tugas non Keperawatan = ....... + 1 Ka Ru

2) Kajian Data
Memilah Asuhan Keperawatan
a. Minimal : 2 jam/24 jam
b. Parsial : 3 Jam/ 24Jam
c. Total : 4 Jam/24 jam
 Jam efektif setiap perawat 7 jam/hari
 Menentukan Loss Day

Keb tenaga = (BOR x Jumlah TT) x Rata–rata jam perawatan


Jam kerja perawat/hari
= (86,3 x 11) x 4 = 5,4
7
Loss Day = Jmlh hari mggu dalam 1 thn + cuti + hari besar x keb tenaga
Jumlah hari kerja efektif/tahun
= 52 + 12 + 18 x 5,4 = 1,56
365 - 82
Tugas non keperawatan = (kebutuhan tenaga + Loss Day) x 25%
= 5,4 +1,56 x 25%
= 1,74
Jumlah tenaga kep. yang diperlukan = Kebutuhan tenaga + Loss Day +
Tugas non Keperawatan = ....... + 1 Ka Ru
= 5,4 + 1,56 + 5,25 = 12,21 + 1 Ka Ru
= 13,21
= 13

Analisa Data
18

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus DepKes Tahun


2005 didapatkan hasil tenaga kerja sebanyak 13,21 atau di bulatkan menjadi
13 orang.

b. Non Manusia
1) Money/ Sumber Dana
a) Kajian Teori
Memberikan pelayanan kesehatan baik medis maupun non medis
merupakan fungsi rumah sakit agar pelayanan rumah sakit dapat berjalan
secara optimal dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, untuk itu
rumah sakit perlu mempersiapkan peralatan maupun bahan medis, non
medis, dan pendanaan.
b) Kajian Data
RSUD Sleman merupakan Rumah Sakit Pemerintah Daerah di
mana sumber dana berasal dari APBD, APBD dan BLUD.
c) Analisa data
Sumber dana dan pengaturan keuangan dalam ruangan sudah
sesuai dengan prosedur yang berlaku di Rumah Sakit .untuk sumber
dana ruangan Cempaka 3 dikelola langsung oleh RSUD Sleman, jadi
dalam ruangan tidak mengelola sendiri administrasi. Pengelolaan
keuangan di Ruang Cempaka 3 terpusat oleh bidang keuangan RSUD
Sleman.

2) Material dan Mesin (Fasilitas, Alat, dan Bahan)


a) Kajian Teori
Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan merupakan semua
bentuk alat kesehatan atau perawatan lain yang dipergunakan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
sehingga diperoleh tujuan pelayanan keperawatan efisien dan efektif.
Sehingga diperlukan adanya standart pengelolaan perawatan sebagai
pedoman bagi manajer keperawatan dari perawat pelaksana dalam
menggunakan. sumber daya peralatan untuk mencapai pelayanan
keperawatan secara efisien dan efektif. Standar peralatan keperawatan adalah
19

penetapan peralatan keperawatan dan kebidanan yang meliputi kebutuhan


(jumlah, jenis dan spesifikasi) serta pengelolaannya dalam upaya
mewujudkan pelayanan keperawatan berkualitas. Jumlah fasilitas dan alat-
alat kedokteran dan keperawatan dapat dipenuhi dengan standart yang telah
ditetapkan oleh masing-masing institusi dengan memperhatikan jenis alat,
kualifikasi, rasio dan jumlah yang dibutuhkan.

b) Kajian Data
Berdasarkan wawancara, hasil observasi langsung dan daftar inventaris
di ruang Cempaka 3 didapat data penyediaan serta pengelolaan bahan dan
alat dapat dilihat pada tabel 2.9
Tabel 2.9
Nama Alat Kesehatan Di Ruang Cempaka 3

Nama Merek No.Seri Jumlah Kondisi Tgl kalibrasi Ket


1. Glukometer Accu Check 1 Baik
Terdapat
lebel
kalibrasi
tetapi tulisan
pada tanggal
Alat tidak dapat
pendeteksi AV terbaca
2. vena Accu Vein 1610022 1 Baik - dengan jelas
3. Anti
decubitus
4. mattres 2 Baik
5. 6. Brankard 1 Baik
7.
Tidak
8. Bed Pasien - 12 Baik -
terdapat lebel
20

keterangan
nomor seri
9. Bak
instrument
10.kecil 1 Baik
11. Bak
instrumen
12.besar 2 Baik
13. 3221-
1114-
141116
S140
3221-
1114- 13-08-2018
Bedside 141116 s/d 13-08-
14.Monitor Heyer S141 2 Baik 2019
15. 13-08-2018
Bedside M012E s/d 13-08-
16.Monitor Schiller 001702 1 Baik 2019
17. Bedside A16043 13-08-2018 s/d
18.Monitor Infinium 100350 1 Baik 13-08-2019
19. Tidak
terdapat
Kenz 19073564 1 lebel
20.ECG Schiller 18041404 2 ditarik - kalibrasi
21. 22.Film Viewer Dr. Tajima 1 Baik
23. 24.Hammer Stainless 1 Baik
25. Infusion 13-08-2018 s/d
26.Pump B Braun 44334 1 Baik 13-08-2019
27. Infusion 13-08-2018 s/d
28.Pump B Braun 388837 1 Baik 13-08-2019
29. 30.Infusion Terumo 1410000164 1 Baik 13-08-2018 s/d
21

Pump 13-08-2019
31. 32.Kursi roda
33. 34.Penlight ABN - 1 Baik -
35. 13-08-2018 s/d
36.Syringe pump B Braun 63040 1 Baik 13-08-2019
37. 13-08-2018 s/d
38.Syringe Pump B Braun 203530 1 Baik 13-08-2019
39. 13-08-2018 s/d
40.Syringe Pump B Braun 334379 1 Baik 13-08-2019
41. 13-08-2018 s/d
42.Syringe Pump B Braun 361723 1 Baik 13-08-2019
43. 13-08-2018 s/d
44.Syringe Pump Terumo 1410000032 1 Baik 13-08-2019
45. 13-08-2018 s/d
46.Suction Pump Medela 1407294 1 Baik 13-08-2019
47. Terdapat
lebel
kalibrasi
tetapi
tulisan pada
tanggal
tidak dapat
terbaca
20121100079A dengan
48.Nebulizer Omron F 1 Baik jelas
49. 50.Sphygmoman Riester 120104595 1 Terdapat
ometer lebel
kalibrasi
tetapi tulisan
pada tanggal
tidak dapat
terbaca
22

dengan jelas
51. Terdapat
lebel
kalibrasi
tetapi tulisan
pada tanggal
tidak dapat
Sphygmoman terbaca
52.ometer Riester 111236437 1 dengan jelas
53. Terdapat
lebel
kalibrasi
tetapi tulisan
pada tanggal
tidak dapat
Sphygmoman terbaca
54.omete ABN 00446798 1 dengan jelas
55. ERKA dual 540-00100-
56.Stetoskop tube 7590 1 Baik -
57. 42000000-
ERKA dual AKS-
58.Stetoskop tube 000051774 1 Baik -
59. Stetoskop
60.Anak Litmann 1 Baik -
61. 62.Set huknah Stainless 1 Baik
63. Termometer
(non contact
infrared
forehead
64.thermometer) Poligreen 2 Baik
65. Tensimeter
66.digital ERKA 1 Baik
23

67. Tensimeter
68.mobile ERKA 2 Baik
69. Termometer
70.digital Microlife 1 Baik
71. Termometer
72.tembak 3
73. Timbangan
74.berat badan GEA 1 Baik
75.
76.Trolly 5 Baik
77. 78.Wind Ring Karet 1 baik
79. Trolly
80.Emergency Stainless 1 Baik
81. Tabung
82.oksigen kecil Logam 1 Baik

Tabel 2.10
Daftar Inventaris Alat Rumah Tangga Kesehatan Dan
Keperawatan Ruang Cempaka 3

No Nama Merk Seri Jumlah Keterangan


1. Set komputer Acer 1 baik
2. Rak buku Kayu 1 baik
3. Rak obat Kayu 1 baik
4. Almari alat Stainless 2 baik
5. Almari Linen Stainless 2 baik
6. Trolly Linen Stainless 1 baik
7. Meja Nurse Kayu 1 baik
Station
8. Meja kantor Kayu 3 baik
9. Kursi Futura 7 baik
10. Kursi kantor 1 baik
24

11. Kulkas Toshiba 1 baik


12. Pesawat telpon 1 baik
13. Kipas angina Cosmos 1 baik
14. Set Nurse Call 1 baik
15. Locker 2 baik
petugas
16. APAR 2 baik
17. Rak sepatu 13 baik
18. Tempat 13 baik
sampah non
medis
19. Tempat 2 Baik
sampah medis
20. Ember flabot 1 baik
21. Safety box 2 baik
22. Emergency box 1 baik
23. Emergency bag 1 baik
24. Keranjang obat 12 baik
pasien

26. Cermin baik

Tabel 2.11
Nama Alat Tenun Ruang Cempaka 3
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Seprei 36 Untuk seprei ada yang
pudar warnanya.
Ditarik diganti yang
warna hijau polos
2 Sarung bantal 36 Baik
3 Sarung guling 36 Baik
4 Selimut 36 Baik
5 Stik laken 36 Baik
6 Perlak 12 Baik
7 Baju pasien 24 Baik
8 Celemek 6 Baik
25

4) Metode/Standar/Pedoman dan Prosedur Tetap


a) Kajian Teori
KONSEP DASAR STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR (SOP)
Pengertian Standard Operational Procedure (SOP)
Menurut Tjipto Atmoko, Standard Operasional Procedure
merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai denga fungsi dan alat penilaian kinerja instansi
pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan
prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit
kerja yang bersangkutan.
Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk
mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi. Protap merupakan tatacara atau tahapan yang harus dilalui
dalam suatu proses kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang
berwenang atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat
penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat
diselesaikan secara efektif dan efisien (Depkes RI, 2005).
SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang
harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. (KARS,
2000). “Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu standar /
pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan
26

menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi”


Puspitasari, Rosmawati & Melfrina (2012:30).“Standard Operating
Procedure is a standard plan that outlines the steps to be followed in
particular circumstances”. Diartikan Standar Operasional Prosedur
(SOP) merupakan suatu standar perencanaan yang menguraikan langkah-
langkah yang harus dilaksanakan pada keadaan tertentu.
1) Dasar Hukum SOP
a) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
b) Undang-Undang nomor 43 tahun 2009 tentang kearsipan (lembaran
Negara Repulik Indonesia tahun 2009 nomor 152 , tambahan
lembaran Negara nomoor 5071)
c) Permen PAN Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan.
2) Tujuan SOP
Adapun tujuan dari penyusunan SOP diantaranya :
a) Agar petugas atau pegawai menjaga konsisitensi dan tingkat kinerja
petugas atau pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.
b) Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap– tiap posisi
dalam organisasi.
c) Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
petugas atau pegawai terkait
d) Melindungi organisasi atau unit kerja dan petugas atau pegawai dari
malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
e) Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi
dan inefisiensi.
f) Memberikan keterangan tentang dokumen- dokumen yang
dibutuhkan dalam suatu proses kerja.
3) Manfaat SOP
Manfaat yang didapat dengan pembuatan Standar Operasional Prosedur
ini diantaranya:
27

a) Efisiensi Waktu, karena semua proses menjadi lebih cepat ketika


pekerjaan itu sudah terstruktur secara sistematis dalam sebuah
dokumen tertulis. Semua kegiatan karyawan sudah tercantum dalam
SOP sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan selama masa
kerja.
b) Memudahkan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
sebagai konsumen dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
c) Kesungguhan karyawan dalam memberikan pelayanan, terutama
terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku. Ini
merupakan standardisasi bagaimana seorang karyawan
menyelesaikan tugasnya.
d) Dapat digunakan sebagai sarana untuk
mengkomunikasikan pelaksanaan suatu pekerjaan.
e) Dapat digunakan sebagai sarana acuan dalam melakukan penilaian
terhadap proses layanan. Jika karyawan bertindak tidak sesuai
dengan SOP berarti dia memiliki nilai kurang dalam melakukan
layanan.
f) Dapat digunakan sebagai sarana mengendalikan dan mengantisipasi
apabila terdapat suatu perubahan sistem.
g) Dapat digunakan sebagai daftar yang digunakan secara berkala oleh
pengawas ketika diadakan audit. SOP yang valid akan mengurangi
beban kerja. Bersamaan dengan itu dapat juga meningkatkan
comparability, credibility dan defensibility.
h) Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung
pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan
pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
i) Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin
dilakukan oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas.
4) Fungsi SOP
a) Memperlancar tugas petugas atau tim.
b) Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
c) Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah
dilacak.
28

d) Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.


e) Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
5) Prinsip-prinsip SOP
a) Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan.
b) Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar profesi atau
perkembangan iptek serta peraturan yang berlaku.
c) Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada
setiap upaya, disamping tahapan-tahapan yang harus dilalui setiap
kegiatan pelayanan.
d) Harus didokumentasikan.
6) Konsep Pembuatan SOP
Kesalahan pembuatan SOP dapat menyebabkan hasil yang ingin
dicapai oleh perusahaan menjadi tidak maksimal. Dalam pembuatan
SOP harus memperhatikan beberapa konsep sebagai berikut :
(a) SOP harus ditulis dan menjelaskan secara singkat langkah demi
langkah, fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi yang
berubah.
(b) Tampilan SOP harus mudah dibaca dan dimengerti dengan cepat
dan berusaha mendapatkan arus yang sebaik-baiknya.
(c) Menggunakan kata kerja dalam kalimat aktif bukan kalimat pasif.
Pembaca SOP diharapkan melakukan sesuatu bukan mengharap
melakukan sesuatu. Contoh: "Kirim spesifikasi ke vendor" bukan "
Spesifikasi dikirim ke vendor".
(d) Menggunakan pernyataan positif, bukan pernyataan negatif. Contoh:
" Lengkapi lembar kerja buku dan kembalikan ke pengadaan" bukan
" Jangan dikembalikan sebelum lembar kerja dilengkapi".
(e) Menggunakan instruksi yang singkat dan jelas dalam satu kalimat.
Contoh: "Kirim buku ke bagian pengolahan"
(f) Spesialisasi harus dipergunakan sebaik-baiknya, mencegah duplikasi
pekerjaan dan harus ada pengecualian yang seminimum mungkin
terhadap peraturan.
(g) Pencegahan penulisan, gerakan dan usaha yang tidak perlu dan
mencegah adanya pemeriksaan yang tidak perlu.
29

(h) Pembagian tugas tepat dan memberikan pengawasan yang terus


menerus atas pekerjaan yang dilakukan.
(i) Tiap pekerjaan yang diselesaikan harus memajukan pekerjaan
dengan memperhatikan tujuan.
Dalam menyusun suatu prosedur kerja, terdapat beberapa prinsip yang
harus diperhatikan yaitu :
(a) Prosedur kerja harus sederhana sehingga mengurangi beban
pengawasan;
(b) Spesialisasi harus dipergunakan sebaik-baiknya;
(c) Pencegahan penulisan, gerakan dan usaha yang tidak perlu;
(d) Berusaha mendapatkan arus pekerjaan yang sebaikbaiknya;
(e) Mencegah kekembaran (duplikasi) pekerjaan;
(f) Harus ada pengecualiannya seminimun-minimunya terhadap
peraturan;
(g) Mencegah adanya pemeriksaan yang tidak perlu;
(h) Prosedur harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi yang
berubah;
(i) Pembagian tugas tepat;
(j) Memberikan pengawasan yang terus menerus atas pekerjaan yang
dilakukan;
(k) Penggunaan urutan pelaksanaan pekerjaaan yang sebaik-baiknya;
(l) Tiap pekerjaan yang diselesaikan harus memajukan pekerjaan
dengan memperhatikan tujuan;
(m) Pekerjaan tata usaha harus diselenggarakan sampai yang minimum;
(n) Menggunakan prinsip pengecualian dengan sebaikbaiknya.
7) Perencanaan tujuan awal pembuatan SOP
Dengan adanya tujuan yang ingin dicapai, pihak manajemen dapat
menyusun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut, serta dapat mengetahui dan mengevaluasi keberhasilan
dari penerapan SOP tersebut.
8) Perancangan awal
Jika bentuk SOP yang akan digunakan adalah simple steps,
hierarchical steps atau graphic format, maka langkah awal yang harus
30

dilakukan adalah membuat tahapan dari proses yang ada dan yang
harus dijalankan. Jika bentuk SOP yang akan digunakan adalah
flowchart, maka langkah awal yang haruss dilakukan adalah
menentukan permasalahan yang akan diselesaikan.
9) Evaluasi Internal
Setelah rancangan awal dibuat, sebaiknya rancangan tersebut
dievaluasi oleh seluruh anggota perusahaan yang terlibat sehingga
dapat diketahui kekurangan serta kesalahan yang terdapat pada
rancangan awal tersebut dan kemudian meminta saran, kritik dan
usulan yang membangun. Dengan melibatkan seluruh anggota
perusahaan yang terlibat dalam SOP tersebut, maka proses
pemahaman dan penerapan akan berjalan dengan lebih mudah.
10) Evaluasi Eksternal
Pada tahap evaluasi eksternal, dibutuhkan tim penasehat yang
berasal dari luar perusahaan untuk menilai rancangan yang telah dibuat
dan memberikan saran, kritik dan usulan yang dapat membangun
pembuatan SOP tersebut. Pihak eksternal dari perusahaan tentu dapat
menilai rancangan dengan lebih objektif, dikarenakan mereka tidak
terlibat langsung dalam proses penerapan SOP.
11) Pengujian
Tahap pengujian dilakukan untuk mengetahui SOP yang dibuat
telah seusai dengan standard yang ditetapkan oleh pihak manajemen
dan kemudian hasil pengujian dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
dalam melakukan perbaikan dan pengembangan.
12) Perbaikan
Setelah dilakukan tahap pengujian, dapat diketahui kekurangan
dan kesalahan dalam SOP yang telah dibuat dan kemudian dapat
segera dilakukan perbaikan sehingga SOP dapat berjalan dengan lebih
maksimal. Pada tahap ini juga dapat dilakukan pelatihan bagi para
pekerja agar dapat memanfaatkan SOP sebagai alat bantu untuk
mempermudah mereka dalam menjalankan pekerjaan.
31

13) Implementasi
Setelah SOP selesai dibuat dan sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, kemudian dilakukan implementasi di seluruh divisi dalam
perusahaan sehingga tujuan awal yang telah ditetapkan dapat tercapai
dengan maksimal.

b) Kajian Data
Di ruang Cempaka 3 sudah ada SOP tahun 2018 dan belum terdapat
pembaharuan lagi. Protap tindakan keperawatan pasien di ruang Cempaka 3
menggunakan pedoman perawatan dasar tahun dasar 2018 yang berisi:
Tabel 2.12
Standar Prosedur Operasional (SOP) Ruang Cempaka 3 RSUD Sleman

A. Memenuhi Kebutuhan Oksigenasi

No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit


1 Memberikan oksigen dengan SPO.IRNA 02/01/2018
menggunakan nasal kanul, nasal 001
kateter dan masker
2 Melatih pasien untuk berlatih SPO.IRNA 002 02/01/2018
nafas dalam
3 Melatih pasien untuk batuk efektif SPO.IRNA 003 02/01/2018
4 Mengajarkan nafas dalam pada SPO.IRNA 004 02/01/2018
pasien trakheostomi
5 Melakukan penghisapan lender SPO.IRNA 005 02/01/2018
dari mulut, hidung dan
trakheostomi
6 Melakukan Fisioterapi dada SPO.IRNA 006 02/01/2018
7 Postural Drainage SPO.IRNA 007 02/01/2018
8 Menyiapkan alat DC-Syok SPO.IRNA 008 02/01/2018
9 Melakukan resusitasi A-B-C SPO.IRNA 009 02/01/2018
10 Persiapan dan pengambilan darah SPO.IRNA 010 02/01/2018
untuk pemeriksaan analisa gas
32

darah
11 Merawat pasien pasca SPO.IRNA 011 02/01/2018
trakheostomi
12 Pemasangan Chst Tube dan Water SPO.IRNA 012 02/01/2018
Seal Drainage (WSG)
13 Melakukan resusitasi jantung paru SPO.IRNA 013 02/01/2018
14 Intubasi Orotracheal SPO.IRNA 014 02/01/2018
(Endotracheal Tube)

B. Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbiit
1 Menolong memberikan SPO.IRNA 015 02/01/2018
makanan/minuman kepada pasien
yang dapat melakukan sendiri
2 Menolong memberikan SPO.IRNA 016 02/01/2018
makanan/minuman kepada pasien
yang tidak dapat melakukan
sendiri
3 Menolong/memberi minum pada SPO.IRNA 017 02/01/2018
pasien khusus
4 Memberi minum bayi pakai SPO.IRNA 018 02/01/2018
sendok
5 Pemberian makanan atau SPO.IRNA 019 02/01/2018
pengobatan melalui pipa makan
atau sonde hidung/penduga
lambung
6 Memberi cairan intravena (Infus) SPO.IRNA 020 02/01/2018
7 Menghitung tetesan infus SPO.IRNA 021 02/01/2018
8 Menyiapkan cairan rongga pleura SPO.IRNA 022 02/01/2018
utuk pemeriksaan
9 Memberikan pertolongan pada SPO.IRNA 023 02/01/2018
pasien muntah
10 Mengukur jumlah cairan masuk SPO.IRNA 024 02/01/2018
dan keluar selama 24 jam
11 Mengambil darah vena SPO.IRNA 025 02/01/2018
12 Memberikan transfuse darah SPO.IRNA 026 02/01/2018
13 Mengukur central venous pressure SPO.IRNA 027 02/01/2018
33

C. Memenuhi Kebutuhan Eliminasi


No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit
1 Menolong pasien BAB/BAK SPO.IRNA 028 02/01/2018
2 Memasang cerobong angin SPO.IRNA 029 02/01/2018
3 Pemberian hukna rendah/tinggi SPO.IRNA 030 02/01/2018
4 Menyiapkan dan memberikan SPO.IRNA 031 02/01/2018
seprit gliserin
5 Mengeluarkan tinja secara manual SPO.IRNA 032 02/01/2018
6 Mengambil urine midstream SPO.IRNA 033 02/01/2018
7 Pemasangan kateter tetap pada SPO.IRNA 034 02/01/2018
perempuan
8 Pemasangan kateter tetap pada SPO.IRNA 035 02/01/2018
laki-laki
9 Perawatan kateter menetap SPO.IRNA 036 02/01/2018
10 Melepas kateter menetap SPO.IRNA 037 02/01/2018
11 Menyadap air kemih SPO.IRNA 038 02/01/2018

D. Memenuhi Kebutuhan Keamanan


No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit
1 Mencuci tangan dengan cara biasa SPO.IRNA 039 03/01/2018
2 Mencuci tangan dengan cairan SPO.IRNA 040 03/01/2018
cuci tangan (cacuta)
3 Mencuci tangan dengan cara SPO.IRNA 041 03/01/2018
desinfektan
4 Pemeliharaan peralatan perawatan SPO.IRNA 042 03/01/2018
dan kedokteran
5 Menerima pasien sebelum SPO.IRNA 043 03/01/2018
pembedahan
6 Memakai sarung tangan SPO.IRNA 044 03/01/2018
7 Memakai jas operasi SPO.IRNA 045 03/01/2018
8 Pengiriman alat/instrument ke SPO.IRNA 046 03/01/2018
CSSD
9 Steriliasi ruangan SPO.IRNA 047 03/01/2018
34

10 Mencuci tangan sebelum SPO.IRNA 048 03/01/2018


pembedahan
11 Memakai/melepas masker SPO.IRNA 049 03/01/2018
12 Membuat larutan desinfektan SPO.IRNA 050 03/01/2018
13 Memasang restrain SPO.IRNA 051 03/01/2018
14 Pengelolaan obat milik pasien SPO.IRNA 052 03/01/2018
15 Memasang bidai SPO.IRNA 053 03/01/2018
16 Pemasagan gelang identitas pasien SPO.IRNA 054 02/01/2018
17 Pelaksanaan pemasangan gelang SPO.IRNA 055 03/03/2014
identitas pada bayi baru lahir
18 Pemasangan gelang identitas pada SPO.IRNA 056 03/03/2014
ibu yang menyusui
19 Pelaksanaan identifikasi pada ibu SPO.IRNA 057 03/03/2014
yang menyusui
20 Pelaksanaan identifikasi pasien SPO.IRNA 058 03/03/2014
dengan kondisi khusus
21 Pelaksanaan identifikasi pasien SPO.IRNA 059 13/03/2014
sebelum memberikan
darah/produk darah, mengambil
darah/specimen lain, pemberian
obat atau sebelum tindakan lain
22 Identifikasi sebelum melakukan SPO.IRNA 060 03/03/2014
prosedur tindakan invasif
23 Pencegahan pasien jatuh diruang SPO.IRNA 061 03/03/2014
perawatan
24 Penanganan pasien jatuh diruang SPO.IRNA 062 03/03/2014
perawatan
25 Penilaian resiko jatuh pada pasien SPO.IRNA 063 03/03/2014
rawata inap
26 Penialaian resiko jatuh pada SPO.IRNA 064 03/03/2014
pasien rawat inap
27 Penialaian resiko jatuh pada SPO.IRNA 065 03/03/2014
pasien anak (Humpty Dumpty)
35

28 Penilaian resiko jatuh pada pasien SPO.IRNA 066 03/03/2014


dewasa (morse scale)
29 Penatalaksanaan hasil penilaian SPO.IRNA 067 02/01/2018
resiko jatuh pada pasien anak
30 Penatalaksanaan hasil penilaian SPO.IRNA 068 02/01/2018
resiko jatuh pada pasien dewasa
31 Pemantauan terhadap pencegahan SPO.IRNA 069 02/01/2018
pasien jatuh diruang perawatan
32 Perlindungan kerahasiaan SPO.IRNA 070 02/01/2018
informasi pasien
33 Pencegahan kekerasan fisik pada SPO.IRNA 071 02/01/2018
pasien dewasa dan manula
34 Penatalaksanaan pemasangan dan SPO.IRNA 072 02/01/2018
pelepasan stiker resiko

E. Memenuhi Kebutuhan Kebersihan dan Keamanan Fisik


No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit
1 Menyiapkan tempat tidur SPO.IRNA 073 02/01/2018
2 Mengganti alat tenun kotor pada SPO.IRNA 074 02/01/2018
tempt tidur yang ada pasien
diatasnya
3 Memelihara dan memotong kuku SPO.IRNA 075 02/01/2018
4 Menyisir rambut SPO.IRNA 076 02/01/2018
5 Mencuci rambut SPO.IRNA 077 02/01/2018
6 Memasang cap kuku (pediculus SPO.IRNA 078 02/01/2018
cap)
7 Membantu menyikat gigi SPO.IRNA 079 02/01/2018
8 Memelihara kebersihan mulut SPO.IRNA 080 02/01/2018
9 Memandikan pasien di tembat SPO.IRNA 081 02/01/2018
tidur
10 Menyiapkan dan memasang SPO.IRNA 082 02/01/2018
bantal angin
11 Mencukur rambut pada daerah SPO.IRNA 083 02/01/2018
36

operasi (scerent)
12 Vulva higiene SPO.IRNA 084 02/01/2018

F. Memenuhi Kebutuhan Istirahat dan Tidur


No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit
1 Membantu pasien istirahat SPO.IRNA 084 02/01/2018
dan tidur

G. Memenuhi Kebutuhan Gerak dan Kesehatan Jasmani


No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit
1 Membantu pasien yang SPO.IRNA 086 03/01/2018
dapat pindah sendiri dai tempat
tidur ke korsi roda
2 Memindahkan pasien dari SPO.IRNA 087 03/01/2018
tempat tidur ke kereta
dorong (oleh 2 atau 3
perawat /bidan)
3 Mengatur posisi semi fowler SPO.IRNA 088 03/01/2018
4 Mengatur posisi litotomi SPO.IRNA 089 03/01/2018
5 Mengatur posisi dorsal SPO.IRNA 090 03/01/2018
Recumbent
6 Mengatur posisi genu SPO.IRNA 091 03/01/2018
pectoral (knee chest)
7 Mengatur posisi trendelenburg SPO.IRNA 092 03/01/2018
8 Mengatur posisi sim SPO.IRNA 093 03/01/2018
9 Memberikan Latihan aktif SPO.IRNA 094 03/01/2018
10 Memberikan latihan pasif SPO.IRNA 095 03/01/2018

H. Memenuhi Kebutuhan Spiritual


No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit
1 Mendampingi pasien SPO.IRNA 096 02/01/2018
dalam keadaan terminal
2 Merawat jenazah SPO.IRNA 097 02/01/2018
37

I. Memenuhi Kebutuhan Emosional


No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit
1 Melakukan pendekatan SPO.IRNA 098 02/01/2018
pada psien dengan perilaku
grieving (berkabung)
2 Melakukan pendekatan SPO.IRNA 099 02/01/2018
pada psien dengan
perilaku menarik diri
3 Menyiapkan lingkungan SPO.IRNA 100 02/01/2018
pada pendekatan pasien
dengan perilaku
4 Melakukan pendekatan SPO.IRNA 101 02/01/2018
pada pasien dengan penyakit
akut kronik dan terminal
5 Melakukan pendekatan SPO.IRNA 102 02/01/2018
pada pasien dengan
perilaku merusak diri
(cenderung bunuh diri
dan kecemasan)

J. Memenuhi Kebutuhan Komunikasi


No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit
1 Melakukan komunikasi SPO.IRNA 103 02/01/2018
secara langsung/lisan
2 Melakukan komunikasi SPO.IRNA 104 02/01/2018
secara tidak langsung/lisan
3 Komunikasi menggunakan SPO.IRNA 105 02/01/2018
Isyarat
4 Komunikasi teraputik SPO.IRNA 106 02/01/2018
5 Melakukan komunikasi efektif SPO.IRNA 107 02/01/2018

K. Memenuhi Kebutuhan Reaksi Fisiologis


38

No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit


1 Mengukur suhu badan SPO.IRNA 108 02/01/2018
pada ketiak, mulut atau
anus dengan
menggunakan
thermometer digital
2 Mengukur suhu badan SPO.IRNA 109 02/01/2018
dengan
menggunakan
thermometer elektri
tembak di kening/dahi/
pelipis
3 Menghitung denyut nadi SPO.IRNA 110 02/01/2018
4 Pemeliharaan dan SPO.IRNA 111 02/01/2018
penyimpanan thermometer
5 Menghitung pernafasan SPO.IRNA 112 02/01/2018
6 Mengukur tekanan darah SPO.IRNA 113 02/01/2018
7 Menimbang berat badan SPO.IRNA 114 02/01/2018
8 Mengukur tinggi badan SPO.IRNA 115 02/01/2018
9 Mengisi dan memberi SPO.IRNA 116 02/01/2018
kirbat es biasa
10 Pemberian kirbat pada leher SPO.IRNA 117 02/01/2018
11 Mengisi dan memberi SPO.IRNA 118 02/01/2018
kirbat es gantung
12 Pemberian SPO.IRNA 119 02/01/2018
buli-buli panas/kompres
hangat

L. Memenuhi Kebutuhan Pengobatan dan Membantu Proses Penyembuhan


No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit
1 Memberikan obat oral SPO.IRNA 120 02/01/2018
2 Memberikan obat melalui kulit SPO.IRNA 121 02/01/2018
3 Memberikan obat melalui SPO.IRNA 122 02/01/2018
39

tetes hidung
4 Memberikan obat SPO.IRNA 123 02/01/2018
melalui pernafasan (inhalasi
zat asam/oxygen)
5 Memberikan obat melalui SPO.IRNA 124 02/01/2018
Telinga
6 Irigasi telinga SPO.IRNA 125 02/01/2018
7 Memberikan obat melalui SPO.IRNA 126 02/01/2018
sub lingual
8 Memberikan obat SPO.IRNA 127 02/01/2018
melalui tetes/salf mata
9 Irigasi mata SPO.IRNA 128 02/01/2018
10 Vena sectie SPO.IRNA 129 02/01/2018
11 Memberikan obat melalui SPO.IRNA 130 02/01/2018
Vagina
12 Mengumbah/irigasi vagina SPO.IRNA 131 02/01/2018
13 Memberikan obat melalui SPO.IRNA 132 02/01/2018
anus (rectum)
14 Menyiapkan injeksi vial/flakon SPO.IRNA 133 02/01/2018
15 Menyiapkan injeksi ampul SPO.IRNA 134 02/01/2018
16 Menyiapkan suntikan sub cutan SPO.IRNA 135 02/01/2018
17 Menyiapkan injeksi intra cutan SPO.IRNA 136 02/01/2018
18 Melakukan injeksi intra SPO.IRNA 137 02/01/2018
Muskuler
19 Melakukan injeksi intra vena SPO.IRNA 138 02/01/2018
20 Pertolongan pasien kejang SPO.IRNA 139 02/01/2018
21 Memberikan cairan melalui SPO.IRNA 140 02/01/2018
Infus
22 Melakukan injeksi intra lesi SPO.IRNA 141 02/01/2018
23 Lavage/melakukan bilas SPO.IRNA 142 02/01/2018
Lambung
24 Penanganan shock anaphilaktik SPO.IRNA 143 02/01/2018
25 Melakukan skin test SPO.IRNA 144 02/01/2018
40

26 Menyiapkan pasien SPO.IRNA 145 02/01/2018


untuk tindakan pembedahan
akut
27 Menghisap cairan lambung SPO.IRNA 146 02/01/2018
28 Merawat luka akut SPO.IRNA 147 02/01/2018
29 Merawat luka kronik SPO.IRNA 148 02/01/2018
30 Merawat luka dengan SPO.IRNA 149 02/01/2018
memakai drain
31 Merawat luka dekubitus SPO.IRNA 150 02/01/2018
32 Merawat colostomi SPO.IRNA 151 02/01/2018
33 Melakukan irigasi luka SPO.IRNA 152 02/01/2018
34 Mengompres luka SPO.IRNA 153 02/01/2018
35 Mengangkat jahitan SPO.IRNA 154 02/01/2018
36 Melakukan lavemen colostomi SPO.IRNA 155 02/01/2018
37 Pembalutan SPO.IRNA 156 02/01/2018
38 Pemakaian obat-obat emergency SPO.IRNA 157 02/01/2018
39 Pemberian obat melalui drip SPO.IRNA 158 02/01/2018
40 Mengganti balutan luka SPO.IRNA 159 02/01/2018
tusukan infus

M. Memenuhi Kebutuhan Asuhan Keperawatan


No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit
1 Mengkaji awal pasien rawat SPO.IRNA 160 02/01/2018
Inap
2 Verifikasi pengkajian awal SPO.IRNA 161 02/01/2018
3 Pengkajian ulang pasien SPO.IRNA 162 02/01/2018
rawat inap
4 Serah terima pasien SPO.IRNA 163 02/01/2018
(Hand Over) dengan
metode SBAR
(Situation, Background,
Assesment, Recommendation)
5 Menerima intruksi SPO.IRNA 164 02/01/2018
41

menggunakan metode TBAK


6 Teknik pelaporan nilai kritis SPO.IRNA 165 02/01/2018
ke DPJP dengan metode
SBAR (Situation, Background,
Assesment, Recommendation)
7 Penialaian resiko jatuh SPO.IRNA 166 02/01/2018
pada pasien geriatric dengan
skala resiko jatuh Ontario stratify
8 Merumuskan SPO.IRNA 167 02/01/2018
diagnose keperawatan
9 Merumuslan SPO.IRNA 168 02/01/2018
perencanaan keperawatan
10 Membuat evaluasi keperawatan SPO.IRNA 169 02/01/2018
11 Dokumentasi keperawatan SPO.IRNA 170 02/01/2018
12 Pelayanan kerohanian pasien SPO.IRNA171 02/01/2018
13 Perencanaan pasien SPO.IRNA 172 02/01/2018
pulang (Discharge planning)

N. Memenuhi Kebutuhan Penyuluhan


No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit
1 Memberikan endidikan SPO.IRNA 173 02/01/2018
kesehatan kepada pasien/keluarga

O. Memenuhi Kebutuhan Rehabilitasi


No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit
1 Membantu pasien dalam SPO.IRNA 174 02/01/2018
latihan otot
2 Membantu pasien SPO.IRNA 175 02/01/2018
menggunkan tongkat/kruk
dan penyangga tubuh
3 Membantu pasien SPO.IRNA 176 02/01/2018
menggunakan walker
42

P. Memenuhi Kebutuhan Lain-Lain


No Jenis Tindakan No SOP Tgl/bln/thn terbit
1 Penerimaan pasien SPO.IRNA 177 03/01/2018
diruang rawat inap
2 Penerimaan pasien bayi SPO.IRNA 178 03/01/2018
baru lahir
3 Pasien masuk rawat inap SPO.IRNA 179 03/01/2018
4 Pemberian informasi SPO.IRNA 180 02/01/2018
pasien baru
5 Memasukan data ke register SPO.IRNA 181 03/01/2018
6 Transfer pasien dari ranap SPO.IRNA 182 02/01/2018
ke ruang intensif
7 Transfer internal SPO.IRNA 183 03/01/2018
8 Persiapan pasien yang akan SPO.IRNA 184 02/01/2018
di bawa ke kamar operasi
9 Penundaan pelayanan SPO.IRNA 185 02/01/2018
dan pengobatan
10 Penolakan tindakan SPO.IRNA 186 02/01/2018
atau pengobatan
11 Pasien ijin pulan SPO.IRNA 187 03/01/2018
sementara (cuti)
12 Pulang atas permintaan sendiri SPO.IRNA 188 03/01/2018
13 Pelayanan kebutuhan SPO.IRNA 189 02/01/2018
privasi pasien
14 Serah terima jaga SPO.IRNA 190 03/01/2018
15 Permohonan konsultasi SPO.IRNA 191 02/01/2018
dokter lain
16 Do Not Recucitate (DNR) SPO.IRNA 192 02/01/2018
17 Informed Consent SPO.IRNA 193 02/01/2018
18 Early Warning Scoring SPO.IRNA 194 02/01/2018
System Anak
19 Early Warning Scoring SPO.IRNA 195 02/01/2018
System Dewasa
43

20 Early Warning Scoring SPO.IRNA 196 02/01/2018


System Obstetric
21 Asuhan keperawatan SPO.IRNA 197 02/01/2018
pasien anak
dengan ketergantungan
22 Pencegahan resiko bunuh SPO.IRNA 198 02/01/2018
diri pada pasien
23 Menjawab SPO.IRNA 199 02/01/2018
pertanyaan kompetensi
dan kewarganegaraan DPJP/PPA
24 Penatalaksanaan SPO.IRNA 200 02/01/2018
pasien melarikan diri
25 Alur pelayanan home care SPO.IRNA 201 02/01/2018
26 Pelayanan home care SPO.IRNA 202 02/01/2018
Sumber : Buku SPO Ruang Cempaka 3

c) Data Pengkajian SPO


Berdasarkan hasil pengkajian data sekunder di ruang Cempaka 3 pada periode 22 – 27
April 2019, didapatkan hasil analisa:
1. Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur yang ada pasien diatasnya
⁃ Judul, pengertian dan tujuan sudah dijelaskan dengan jelas dan bahasa yang
digunakan sudah menggunakan bahasa baku namun untuk pelaksanaan
tindakan keperawatan belum sesuai dengan SPO.
⁃ Pada tahap pre interaksi, perawat tidak mencuci tangan sebelum kontak
dengan pasien
⁃ Pada tahap orientasi perawat memberikan salam dan menanyakan nama
pasien. Perawat juga tidak mencuci tangan ketika akan melakukan tindakan.
Dan setelah dilakukan tindakan perawat tidak menanyakan respon pasien.
2. Melakukan Injeksi Intra Vena Melalui Selang Infus
⁃ Judul, pengertian dan tujuan sudah dijelaskan dengan jelas dan bahasa yang
digunakan sudah menggunakan bahasa baku namun untuk pelaksanaan
tindakan keperawatan belum sesuai dengan SPO.
44

⁃ Pada tahap pre interaksi, petugas tidak membaca cacatan medis keperawatan.
perawat juga tidak membawa formulir catatan pemberian obat.
⁃ Pada tahap orietasi, perawat tidak mencocokan dengan gelang identitas dan
juga tidak menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
⁃ Pada tahap kerja, perawat tidak melakukan cuci tangan dan menjelaskan
kegunaan obat yang akan diberikan. Ketika melakukan penusukan perawat
memberikan injeksi lewat trheeway tanpa dilakukan aspirasi untuk
mengetahui adanya tanda darah. Apabila terdapat darah yang masuk ke spuit
berarti masuk ke vena dan apabila tidak ada darah berarti tidak masuk, dan
perawat saat memeberika injeksi vena melalui infus set tidak diklem namun
perawat hanya melipat selang infus set. Setelah melakukan injeksi, pada saat
membuka klem cairan infus perawat tidak menghitung tetesan infus sesuai
ketentuan program pemberian cairan.
3. Mencuci tangan
- Penggunaan judul SPO secara spesifik dapat membedakan antar SPO cuci
tangan.
⁃ Pengertian dalam SPO sudah sesuai dan dapat dimengerti dengan mudah.
Tujuannya juga sudah benar, yaitu untuk mencegah terjadinya infeksi silang
melalui tangan.
⁃ Prosedur yang digunakan dalam SPO mencuci tangan masih menggunakan
sumber yang lama. Berdasarkn sumber WHO, SPO cuci tangan terdapat 6
langkah cuci tangan.
4. Mengukur tekanan darah
⁃ Judul, pengertian dan tujuan sudah dijelaskan dengan jelas dan bahasa yang
digunakan sudah menggunakan bahasa baku namun pada tahap persiapan alat
tidak dicantumkan buku catatan dan sudah menggunakan 5 tahap proses
keparawatan.
⁃ Pada tahap pre interaksi perawat membaca catatan medis dan keperawatan,
perawat tidak melakukan cuci tangan sebelum kontak dengan pasien dan
langsung menyiapkan alat.
⁃ Pada tahap orientasi, perawat juga memberi salam dan menanyakan nama
pasien tetapi tidak mencocokan dengan gelang identitas pasien.
⁃ Pada tahap kerja, perawat tidak melakukan cuci tangan dahulu.
45

5. Memberikan obat oral


⁃ Judul, pengertian dan tujuan sudah dijelaskan dengan jelas dan menggunakan
bahasa baku, pedoman pada 7 benar dan juga sudah menggunakan 5 proses
keperawatan.
⁃ Pada tahap pre interaksi perawat membaca catatan medis dan keperawatan.
⁃ Pada tahap orientasi perawat menanyakan nama pasien tapi tidak
mencocokan dengan gelang identitas pasien. Prosedur dan tujuan juga tidak
dijelaskan
⁃ Pada tahap kerja perawat tidak menjelaskan kegunaan obat yang diberikan.

d) Analisa Data:
Berdasarkan hasil observasi di ruang cempaka 3 dirincikan lagi standar prosedur
operasional berdasarkan 5 tindakan terbanyak yang terdapat di ruangan dan
didapatkan hasil :
⁃ Penggunaan SPO diterbitkan tahun 2018 dan dan sudah dilakukan revisi, namun
masih ada 20% SPO yang masih kurang relevan karena masih menggunakan
gergaji ampul pada SPO melakukan injeksi intravena melalui selang infus. Dari
hasil analisa data didapat isi SOP belum mencantumkan 5 tahap keperawatan
terdapat 5 data pelaksanaan tindakan keperawatan diantaranya memberikan obat
oral, mengukur tekanan darah, memberikan injeksi intravena melalui infus,
mencuci tangan, dan mengganti alat tenun.
⁃ Pengkajian SPO didapatkan data dari 5 SPO diatas 90% SPO judul, pengertian
dan tujuan sudah dijelaskan dengan jelas dan bahasa yang digunakan sudah
menggunakan bahasa baku dan juga sinkron dengan isinya. Namun masih ada
20% SPO yang tidak sinkron antara judul dan isinya. SPO (mencuci tangan) 20%
terdapat duplikasi isi.
⁃ Pengkajian SPO didapatkan data bahwa 90 % tahap proses interaksi tidak lengkap
yang harusnya terdiri dari tahap pre interaksi, orientasi, tahap kerja, terminasi dan
dokumentasi. Dari 5 SPO diatas 90% tidak mencantumkan 5 tahap proses
keperawatan tetapi pencantumannya tidak lengkap karena hanya mencantumkan 3
tahap terakhir dan yang satu 2 tahap terakhir. Standar prosedur operasional
disediakan di RSUD Sleman dengan lengkap tetapi belum sesuai dengan
46

prosedurnya karena dalam penyusunan SPO tidak mencantumkan tahap


preinteraksi, orientasi, dan terminasi.

4) Metode SAK (Standar Asuhan Keperawatan )


a) Kajian Teori
Pengertian menurut Gilles (1994), adalah pernyataan deskriptif tentang
tingkat penampilan yang dipakai untuk menilai kualitas struktur, proses, dan
hasil. Sedangkan pengertian standar asuhan keperawatan merupakan
pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan
keperawatan pada pasien. Standar ini memberikan petunjuk kinerja mana
yang tidak sesuai dan tidak dapat diterima. Standar menjamin perawat
mengambil keputusan yang layak dan wajar dan dapat melaksanakan
intervensi yang aman dan akuntabel.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil rekapitulasi 10 besar penyakit periode 1 januari - 31
maret 2019 Ruang Cempaka 3 sudah memiliki 8 SAK dari 10 besar penyakit
yaitu penyakit DM, CHF, Stroke, Hipertensi, Anemia, CKD, Fraktur, BPH.
Ada 2 penyakit yang belum memiliki SAK yaitu DF (dengue fever) dan GEA
( gastroenteritis akut)

c) Analisa Data
Dari hasil obsevasi terhadap SAK di ruangan Cempaka 3 dengan hasil
rekapitulasi 10 penyakit terbanyak selama 3 bulan terakhir dengan hasil 2
jenis penyakit yang belum ada SAK yaitu DF dan GEA .
4. Proses
(a) Proses Asuhan Keperawatan
1. Kajian Teori
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Selain itu pelayanan
keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu
dan citra rumah sakit, oleh karenanya kualitas pelayanan keperawatan
perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin.
Ciri-ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain (1)
memenuhi standar profesi yang ditetapkan, (2) Sumber daya untuk
pelayanan asuhan keperawaatan dimanfaatkan secara wajar, efektif dan
efisien, (3) aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi
jasa pelayanan, (4) memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan
serta, (5) aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai
masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Disamping itu prasyarat untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan antara lain: (1) Pimpinan yang peduli dan mendukung, (2)
Ada kesadaran bahwa mutu harus ditingkatkan (standar mutu), (3)
Tenaga keperawatan disiapkan melalui upaya peningkatan pengetahuan,
sikap dan keterampilan dengan cara diadakan program diklat (4) Sarana
dan perlengkapan dari lingkungan yang mendukung serta (5) Tersedia
dan diterapkannya standar asuhan keperawatan.
Berdasarkan kerangka berfikir seperti tersebut diatas, Direktorat
Jendral Pelayanan Medik. Depkes Rl bersama dengan Organisasi Profesi
Keperawatan, telah menyusun Standar Asuhan Keperawatan dan secara
resmi Standar Asuhan Keperawatan diberlakukan untuk diterapkan di
seluruh rumah sakit, melalui SK Direktur Jendral Pelayanan Medik,
No.YM.00.03.2.67637 tahun 1993 tentang berlakunya standar asuhan
keperawatan di rumah sakit. Ini berarti bahwa seluruh tenaga
keperawatan di rumah sakit, dalam memberikan asuhan keperawatan,
harus berpedoman kepada standar asuhan keperawatan tersebut.
UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dalam penjelasan
tentang Pasal 53 ayat 2 mendefinisikan standar profesi sebagai pedoman
yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam manjalankan profesi
secara baik atau secara singkat dapat dikatakan standar adalah pedoman
kerja agar pekerjaan berhasil dan bermutu. Bardasarkan alasan ini maka
kehadiran standar asuhan keperawatan yang identik dengan standar
profesi keperawatan, berguna sebagai kriteria untuk mengukur
keberhasilan dan mutu asuhan keperawatan.
Standar Asuhan Keperawatan terdiri dari 6 standar :
a. Standar Pengkajian Keperawatan
b. Standar Diagnosis Keperawatan
c. Standar Perencanaan Keperawatan
d. Standar Pelaksanaan/Intervensi
e. Standar Evaluasi
f. Standar Catatan Asuhan Keperawatan (Depkes Rl, 2001).
Standar-standar tersebut mencantumkan kriteria-kriteria yang
harus dipenuhi dalam pemberian asuhan keperawatan. Mutu asuhan
keperawatan dapat dipertangungjawabkan secara professional apabila
kriteria-kriteria tersebut dapat dipenuhi.
Dengan memahami dan mematuhi kriteria dalam standar asuhan
keperawatan, yang selanjutnya diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan, maka bukan hanya keprofesian dijaga dan ditingkatkan
tetapi juga meliputi aspsk-aspek keamanan dan kenyamanan pasien.
Standar asuhan keperawatan tidak harus baku, melainkan sewaktu-
waktu dapat ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan
IPTEK kesehatan khususnya keperawatan, serta sistem nilai masyarakat
yang berlaku. Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada
klien digunakan standar praktek keperawatan yang merupakan pedoman
bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Standar
keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (2000) yang mengacu dalam
tahap proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Instrumen penilaian standar tersebut telah disusun oleh Depkes
(Instrumen A). Pada penerapannya metode pemberian asuhan
keperawatan profesional memerlukan penataan 3 komponen utama yaitu:
a) Ketenagaan keperawatan
b) Metode pemberian asuhan keperawatan
c) Dokumentasi keperawatan
Pada metode pemberian asuhan keperawatan ada beberapa cara
yaitu timbang terima, ronde keperawatan, pengelolaan sentralisasi obat,
dan model asuhan keperawatan pofesional. Timbang terima adalah suatu
cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima dilakukan dengan
tujuan untuk menyampaikan kondisi klien secara umum, menyampaikan
hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh shift berikutnya dan
tersusunnya rencana kerja untuk shift berikutnya. Timbang terima
dilakukan pada saat pergantian shift dan perawat kedua shift bersama-
sama melihat keadaan klien.
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh
perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer dan atau konsuler, kepala ruangan,
perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
Pelaksanaan ronde keperawatan dilakukan oleh PN bersama dengan AN
dengan menjelaskan mengenai klien difokuskan kepada masalah
perawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan
memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
Pengelolaan sentralisasi obat merupakan pengawasan terhadap
penggunaan dan konsumsi obat yang perlu dilakukan dalam pola yang
sistematis sehingga penggunaan obat dapat dikontrol sehingga resiko
kerugian dapat dieliminasi karena harga obat/alat kesehatan lainnya
sangatlah mahal terutama baqi pasien di rumah sakit yang menggunakan
berbagai merek obat paten bagi setiap pasien.
Pelaksanaan dokumentasi keperawatan dengan menggunakan
metode pencatatan FOCUS (Process Oriented and Client Focus
System) digunakan untuk mengorganisir dokumentasi asuhan
perawatan Penulisan catatan perkembangan dengan menggunakan
format DAR (Data Action-Response), dengan data berisi mengenai data
subyektif dan obyektif yang mendukung dokumentasi fokus, action
berupa dokumentasi tindakan keperawatan yang segera atau yang akan
dilakukan berdasarkan pengkajian atau evaluasi keadaan klien dan
respon berupa dokumentasi terhadap respon klien terhadap tindakan
yang telah dilakukan.
ISTRUMEN A
Di Ruang Cempaka 3
RSUD Sleman Tanggal 22 - 27 April 2019
N: 12 Rekam Medis
KODE BERKAS REKAM MEDIS PASIEN KET
No ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A PENGKAJIAN
Mencatat data yang dikaji dengan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
pedoman pengkajian
Data dikelompokan (bio-psiko- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2
sosialspritual)
Data dikaji sejak pasien datang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
sampai pulang
Masalah dirumuskan berdasarkan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kesenjangan antara status
4
kesehatan dengan norma dan
pola fungsi kehidupan
Presentase (%)= 48 x 100 % = 100 % 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
48
B DIAGNOSA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Dx keperawatan berdasarkan masalah 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1
1
yang telah dirumuskan
Dx keperawatan mencerminkan 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1
2
PE/PES

Merumuskan diagnosa keperawatan 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1


3
aktual/potensial
Presentase (%)= 21 x 100 % = 58,3% 3 0 0 3 0 0 3 3 3 0 3 3
36
C PERENCANAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Berdasarkan Dx keperawatan 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 Disusun menurut urutan prioritas 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1

Rumusan tujuan mengandung 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1


komponen pasien/subjek
3
perubahan, perilaku, kondisi pasien
atau kriteria
Rencana tindakan mengacu pada 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
tujuan dengan kalimat
4
perintah terinci dan jelas dan atau
melibatkan pasiendan keluarga
5 Rencana tindakan mengambarkan 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1
keterlibatan pasien/keluarga
Rencana tindakan mengambarkan 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6
kerja sama dengan tim kesehatan lain
Presentase (%) = 55 x 100 % = 76,3 % 5 6 1 5 4 5 5 6 3 5 4 6
72
D IMPLEMENTASI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tindakan dilaksanakan mengacu pada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1


1
rencana perawat
Perawat mengobserfasi respon pasien 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 terhadap tindakan
Keperawatan
Refisi tindakan berdasarkan hasil 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3
evaluasi
Semua tindakan yang telah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 dilaksanakan dicatat ringkas dan
jelas
Presentase (%)= 48 x 100 % = 100 % 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
48
E EVALUASI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Evaluasi mengacu pada tujuan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Hasil evaluasi dicatat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Presentase (%)= 24 x 100 % = 100 % 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2


24
F DOKUMENTASI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Menulis pada format yang baku 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Pencatatan dilakukan sesuai dengan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1


2
tindakan yang dilaksanakan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pencatatan ditulis dengan jelas,
3
ringkas, istilah yang baku dan benar

Setiap melakukan tindakan atau 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1


kegiatan perawat mencantumkan
4
paraf/nama jelas, dan tanggal jam
dilakukannya tindakan
Berkas catatan keperawatan disimpan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 sesuai demgan ketentuan yang
berlaku
Presentase (%)= 59 x 100 % = 98,3 % 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
60
NB: Daftar Kode RM Berdasarkan No Urut Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
31256 261848 365969 323836 200526 366194 366176 133354 196344 078865 366272
9
12
36628
4
Tabel 2.13
Nilai Rata-Rata Instrumen A (Studi Dokumentasi
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan )
Di Ruang Cempaka 3 RSUD Sleman
Tanggal 22 – 27 2019
N : 12
No Aspek yang Hasil Keterangan
Dinilai
1. Pengkajian 100 % Data dikaji sudah sesuai dengan
pedoman pengkajian sejak pasien
masuk sampai dengan pasien
pulang. Masalah juga sudah
dirumuskan berdasarkan
kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi
kehidupan. Dan data pengkajian
sudah dikelompokkan berdasarkan
Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual,
2. Diagnosa 58,3% Perawat sudah melampirka
Keperawatan checklist diagnose keperawatan
namun perawat tidak diisi atau
dicentang sehingga belum
mencerminkan PE/PES.
Mencantumkan 2 diagnosa
keperawatan namun ada yang
belum cantumkan urutan prioritas,
ada juga hanya dibuat 1 diagnosa
sehingga tidak dicantumkan
prioritas diagnose keperawatan
pada dokumentasi asuhan
keperawatan.
3. Perencanaan 76,3 % Sebagian besar sudah melakukan
Keperawatan perencanaan keperawatan secara
optimal, tetapi pada prioritas
masalah masih kurang karena sudah
mencantumkan 2 diagnosa tetapi
belum sesuai urutan diagnose
prioritas. Sedangkan dalam
penulisan perencanaan sudah
mengacu pada pedoman SMART.
4. Implementasi 100 % Tindakan (implementasi)
Keperawatan keperawatan dilakukan oleh
perawat sudah sesuai dengan
rencana keperawatan yang disusun
dan telah dilakukan dengan baik
oleh seluruh perawat di Ruang
Cempaka 3 RSUD Sleman.
.
5. Evaluasi 100 % Secara keseluruhan evaluasi
Keperawatan keperawatan disusun berdasarkan
SOAP dan respon pasien saat
dilakukan tindakan keperawatan.
6. Catatan Asuhan 100% Catatan askep ditulis dengan bahasa
Keperawatan yang jelas dan semua tertulis nama,
tanggal dan jam dilakukan
tindakan.
Rata – rata 89,1 % Kategori baik

Sumber: Rekam Medik Cempaka 3


Analisa Data:
Setelah dilakukan observasi terhadap 12 rekam medik (RM)
pasien mengenai proses keperawatan didapatkan hasil sebagai
berikut :
a) Pengkajian
Hasil evaluasi pengkajian di ruang Cempaka 3 RSUD Sleman
mencapai 100% dalam kategori sangat baik. Pengkajian mengacu
pada protap dari rumah sakit dan pengkajian dilakukan dengan
cara mengisi kotak-kotak isian dengan tanda (√) pada setiap item
pengkajian sesuai dengan kondisi pasien.
b) Diagnosa Keperawatan
Hasil evaluasi diagnosa keperawatan mencapai 58,3% dalam
kategori kurang. Hal ini dikarenakan ada beberapa perawat
sudah melampirka checklist diagnose keperawatan namun
perawat tidak diisi atau dicentang sehingga belum
mencerminkan PE/PES dan perawat tidak merumuskan masalah
diagnose actual / potensia. Perawat sudah mencantumkan 2
diagnosa keperawatan namun ada yang belum cantumkan
urutan prioritas, ada juga hanya dibuat 1 diagnosa sehingga
tidak dicantumkan prioritas diagnose keperawatan pada
dokumentasi asuhan keperawatan.
c) Perencanaan Keperawatan
Hasil evaluasi perencanaan keperawatan mencapai hasil 76,3
% dalam kategori baik. Artinya sebagian besar sudah melakukan
perencanaan keperawatan secara optimal, tetapi pada prioritas
masalah masih kurang karena sudah mencantumkan 2 diagnosa
tetapi belum sesuai urutan diagnose prioritas. Sedangkan dalam
penulisan perencanaan sudah mengacu pada pedoman SMART
(spesific, measurable, assessment, reasonable, and time), kriteria
hasil kurang terukur dan spesifik terhadap masalah yang akan
diatasi sehingga rencana tindakan yang mandiri cukup mengacu
pada penyelesaian masalah yang muncul.
d) Implementasi Keperawatan
Hasil evaluasi implementasi keperawatan mencapai hasil 100
% dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa
perawat sudah melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan
dengan baik dan perawat sudah menvalidasi dengan singkat
rencana tindakan sesuai dengan kondisi pasien saat ini.
e) Evaluasi Keperawatan
Hasil evaluasi keperawatan mencapai hasil 100 % dalam
kategori sangat baik. Secara keseluruhan evaluasi keperawatan
disusun berdasarkan SOAP dan respon pasien saat dilakukan
tindakan keperawatan. Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan
untuk menilai effect dari tindakan keperawatan pasien, dilakukan
terus menerus pada respon pasien dan keluarga perlu dilibatkan
dalam evaluasi agar dapat melihat perubahan dan berupaya
mempertahankan pemeliharaan pasien.
f) Catatan Asuhan Keperawatan
Hasi evaluasi catatan asuhan keperawatan mencapai hasi
100% dalam kategori sangat baik. Catatan asuhan keperawatan
merupakan suatu tindakan yang harus dibukukan sebagai bukti
tertulis atas semua asuhan keperawatan dan mengetahui
perkembangan kesehatan pasien sehingga harus ditulis dengan
lengkap dan jelas. Berdasarkan hasil observasi catatan asuhan
keperawatan ditulis dengan bahasa yang jelas dan semua tertulis
nama, tanggal dan jam dilakukan tindakan
Penilaian asuhan keperawatan didasarkan pada instrumen A
yang disusun oleh Departemen RI yang menjadi standar
penilaian. Dari hasil penilaian didapatkan nilai terendah dalam
penyusunan asuhan keperawatan adalah 58,3 % yaitu diagnose
keperawatan.
Jadi rata-rata evaluasi dokumentasi studi penerapan standar
asuhan keperawatan di ruang Cempaka 3 RSUD Sleman adalah
89,1%, hasil ini sudah mencapai kategori baik.
(b). Kepatuhan Tenaga Keperawatan Terhadap SOP Keperawatan
(Instrumen C )
1) Tinjauan teori
Instrumen C yaitu evaluasi tentang pedoman observasi
tindakan keperawatan. Dalam melakukan tindakan
keperawatan yang baik harus sesuai dan mengacu pada
protap-protap atau standar yang telah ditetapkan. Prosedur
tetap merupakan salah satu pedoman kerja bagi setiap
tenaga keperawatan dalam rangka mengimplementasikan
praktek keperawatan professional.

2) Kajian Data
Instrumen Observasi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan :
Cuci Tangan Biasa

N Jenis OBSERVASI Ket.


o Kegiatan Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
A Pra 1 Siapkan alat-alat tdd tdd tdd tdd tdd
Interaksi
a. Wastafel
b. Sabun
c. Tissue
B Tahap 1 Arloji, cincin dan gelang 1 1 1 1 1 5
harus dilepas, panjang
Kerja
kuku < 0,5 cm
2 Baju digulung sampai 0 0 1 1 1 3
diatas siku
Tangan dibasahi, 1 1 1 1 1 5
3
kemudian ambil sabun
Ratakan sabun ke kedua 1 1 1 1 1 5
4
telapak tangan
Tangan kanan mengusap 1 1 1 0 1 4
punggung, tangan kiri
5
dan sela jari , lakukan
sebaliknya
Katubkan telapak tangan 1 1 1 1 1 5
6 dengan jari bersilang,
usap sela jari tangan
Balikan jari-jari ke arah 0 0 1 0 0 1
7 berlawanan ( saling
mengunci )
Usap ibu jari kiri dengan 0 0 0 0 0 0
8 gerakan memutar dan
sebaliknya
Usap memutar telapak 1 1 1 1 1 5
tangan kiri dengan
9
ujung-ujung jari dan
sebaliknya
Tangan dibilas dengan 1 1 1 1 1 5
air bersih kemudian
10
dilap sampai kering
dengan tissue
11 Menutup kran dengan 0 0 0 0 0 0
tisu
12 Buang tissue di tempat 1 1 1 1 1 5
sampah

SUB TOTAL
TOTAL
43
HASIL AKHIR : 43 x 100 % = 71,6 %
60

Instrumen Observasi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan :
Memberikan obat Oral

Jenis OBSERVASI KET


No Aspek yang dinilai
Kegiatan 1 2 3 4 5
A Pre Interaksi 1 Baca catatan medis dan 1 1 1 1 1 5
keperawatan
2 Cuci tangan 0 0 1 0 0 0
Menyiapkan troli tindakan yang
3
bersisi alat-alat :
a. Obat-obat yang diperlukan 1 1 1 1 1 5
b. Formulir catatan pemberian 0 0
0 0 0 0
obat
B Orientasi 1 Berikan salam, tanyakan nama 1 1 1 1 1 5
pasien
2 Cocokan dengan gelang 0 0 1 0 0 1
identitas
3 jelaskan tujuan dan prosedur 0 0 1 1 1 3
yang akan di lakukan
Berpedoman pada 6 benar
( benar obat, benar dosis, benar 1 5
C Tahap Kerja 1 sasaran, benar waktu, benar cara 1 1 1 1
pemberian, benar
dokumentasi)
2 Melakukan cuci tangan 0 0 1 0 0 1
3 Jelaskan kegunaan obat yang di 0 1 1 1 1 4
berikan
Memberikan obat satu per satu
4 ke pasien sambil menunggu 1 1 1 1 1 5
sampai pasien selesai minum
Membereskan alat dan buang 1
5 1 1 1 1
sampah pada tempatnya 5
6 Cuci tangan 0 0 1 1 0 2
D Terminasi 1 Kaji respon pasien 0 0 1 1 1 3
2 Beri inforcement positif 0 0 1 1 1 3
Lakukan kontrak waktu 1 3
3 0 0 1 1
kegiatan selanjutnya
Melakukan dokumentasi dalam 1 5
E Dokumentasi 1 1 1 1 1
formulir pemberian obat
SUB TOTAL
TOTAL 55
HASIL AKHIR = 55 x 100 % = 64,7 %
85
Instrumen Observasi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan :
Mengukur Tekanan Darah

No Jenis Kegiatan OBSERVASI KET


Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
A Pre Interaksi 1 Baca catatan medis dan 1 1 1 1 1 5
keperawatan
2 Cuci tangan 0 0 0 0 0 0
3 Menyiapkan troli tindakan
yang bersisi alat-alat :
a. Tensi meter 1 1 1 1 1 5
b. Stetoscope 1 1 1 1 1 5
B Orientasi 1 Berikan salam, tanyakan nama 1 1 1 1 1 5
pasien
2 Cocokan dengan gelang 0 0 0 0 0 0
identitas
3 jelaskan tujuan dan prosedur
1 1 1 1 1 5
yang akan di lakukan
C Tahap Kerja Tutup gorden
1 Atur posisi pasien 1 1 1 1 1 5
2 Melakukan cuci tangan 0 0 0 0 0 0
3 Letakan lengan yang hendak
1 1 1 1 1 5
diukur pada posisi telentang
4 Lengan baju di buka 1 1 1 1 1 5
5 Pasang manset pada lengan 1 1 1 1 1 5
kanan atau kiri atas sekitar 3 cm
diatas fossa cubiti
( jangan terlalu ketat maupun
terlalu longgar )
6 Tentukan denyut nadi arteri
1 1 1 1 1 5
radialis dextra atas sinistra
7 Pompa balon udara menset
sampai 1 1 1 1 1 5
denyut arteri radialis tidak teraba
8 Pompa terus sampai
manometer
setinggi 20 mmhg lebih tinggi 1 1 1 1 1 5
dari titik radialis tidak teraba
9 Letakan diafragma stetoskop
diatas nadi brachialis dan
kempeskan balon
udara menset secara perlahan 1 1 1 1 1 5
dan berkesinambungan dengan
memutar skrup pada pompa
uidara berlawanan arah jarum
jam
10 Catat perkembangan manometer
atau bila menggunakan air raksa 1 1 1 1 1 5
a. Suara korotkof f !.
menunjukan besarnya
tekanan sistolik
secara
auskultasi
b. Suara korotkoff !!
menunjukan besarnya tekanan
diastolik secara auskultasi
11 Cuci tangan 0 0 0 1 0 0
C Terminasi 1 Kaji respon pasien 1 1 1 1 1 5
2 Beri reinforcement positif 0 0 0 1 1 2
3 Lakukan kontrak waktu
untuk 0 0 0 0 0 0
kegiatan selanjutnya
D Dokumentasi 1 Melakukan dokumentasi
tindakan 1 1 1 1 1 5
dalam form catatan terintegrasi
SUB TOTAL
TOTAL 83
HASIL AKHIR = 83 x 100 % = 54,5 %
155
Instrumen Observasi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan :
Mengganti Alat Tenun dengan Pasien diatasnya.

N Jenis OBSERVASI KET


Aspek yang dinilai
o Kegiatan 1 2 3 4 5
A Pre Interaksi 1 Cuci tangan 1 1 1 1 1 5
Siapkan alat-alat
2 a. Alat tenun bersih 1 1 1 1 1 5
3 b. Troly bersih 1 1 1 1 1 5
4 c. Tempat tertutup untuk 1 1 1 1 1 5
tempat pakaian kotor
B Orientasi 1 Berikan salam, tanyakan 1 1 1 1 1 5
nama pasien
2 Cocokan dengan gelang 0 0 0 0 0 0
identitas
3 jelaskan tujuan dan 1 1 1 1 1 5
prosedur yang akan di
lakukan
C Tahap Kerja 1 Berikan kesempatan 0 0 0 0 0 0
pada klien/keluarga
untuk bertanya sebelum
tindakan dilakukan
2 Jaga privasi dengan 1 1 1 1 1 5
menutup
kamar/gorden/sekat
3 Cuci tangan 0 0 0 0 0 0
handwash/handrub
4 Selimut dan bantal tidak 1 1 1 1 1 5
perlu diletakan diatas
kursi atau bangku
5 Pasien 1 1 1 1 1 5
dimiringkan ke
sisi
tempat tidur
6 Lepaskan alat tenun 1 1 1 1 1 5
yang kotor lalu digulung
satu persatu sampai
bawah punggung pasien
7 Sprei besar digulung 1 1 1 1 1 5
setengah bagian,
kemudian gulungannya
diletakan dibawah
punggung pasien dan
setengah bagian lagi
diratakan serta dipasang
pada kasur
8 Pasien 1 1 1 1 1 5
dimiringkan
kebagian yang bersih
9 Lepas alat tenun yang 1 1 1 1 1 5
kotor
seperti butir no 4
10 Alat tenun yang kotor 1 1 1 1 1 5
dimasukan kedalam
tempat yang tertutup.
Sarung bantal yang kotor
dimasukan , kemudian
sarung bantal yang
bersih dipasang
11 Bantal di susun, pasien 1 1 1 1 1 5
dibaringkan pada posisi
yang nyaman
12 Selimut kotor diganti 1 1 1 1 1 5
dengan yang bersih
C Terminasi 1 Kaji respon pasien 1 1 1 1 0 4
2 Beri reinforcement 1 1 1 1 0 4
positif
3 Lakukan kontrak waktu 0 0 0 0 0 0
untuk kegiatan
selanjutnya
4 Peralatan dibersihkan, 1 1 1 1 1 5
dibereskan dan
kembalikan ke tempat
yang semula
5 Cuci tangan 1 1 0 1 0 3
D Dokumentasi 1 Melakukan dokumentasi 1 1 1 1 1 5
tindakan dalam form
catatan
terintegrasi
SUB TOTAL
TOTAL 101
HASIL AKHIR = 101 x 100 % = 80,8 %
125

Instrumen Observasi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan:
Memberikan Injeksi Intravena Melalui Selang Infus

Jenis OBSERVASI KET


No Aspek yang dinilai
Kegiatan 1 2 3 4 5
A Pre Interaksi 1 Baca catatan medis dan 1 1 1 1 1 5
keperawatan
2 Cuci tangan 0 1 1 1 0 3
3 Menyiapkan troli tindakan
yang bersisi alat-alat :
a. Obat-obat yang 1 1 1 1 1 5
diperlukan
c. Formulir catatan 0 0 0 0 0 0
pemberian obat
c. Akohol swab 1 1 1 1 1 5
d. Spuit sesuai kebutuhan 1 1 1 1 1 5
e. Bak instrumen 1 1 1 1 1 5
f. Safety box 1 1 1 1 1 5
B Orientasi 4 Berikan salam, tanyakan 0 1 1 0 1 3
nama pasien
5 Cocokan dengan gelang 0 0 1 0 0 1
identitas
6 Jelaskan tujuan dan 0 0 1 1 1 3
prosedur yang akan di
lakukan
C Tahap Kerja 7 Tutup gorden 0 0 0 0 0 0
8 Berpedoman pada 6 benar 1 1 1 1 1 5
( benar obat, benar dosis,
benar pasien, benar waktu,
benar cara
pemberian, benar
dokumentasi )
9 Melakukan cuci tangan 0 0 1 0 0 1
10 Jekaskan kegunaan obat 0 0 1 0 0 1
yang diberikan
11 Mengatur posisi pasien 1 1 1 1 1 5
12 Mengecek kelancaran 1 1 1 1 1 5
tetesan infus sebelum obat
dimasukan
13 Memastikan udara tidak 1 1 1 1 1 5
ada di spuit disposible
yang berisi obat
14 Mematikan atau 1 1 1 1 1 5
mengklem infus
15 Melakukan disinfektan 1 1 1 1 1 5
pada area karet saluran
infus set pada
saluran infus
16 Menusukan jarum 1 1 1 1 1 5
kebagian karet saluran
infus dengan hati-hati
dengan kemiringan 15-45
derajat
17 Melakukan aspirasi atau 0 0 0 0 0 0
menghisap spuit disposible
untuk memastikan bahwa
obat masuk kesaluran vena
dengan baik. Jika saat
aspirasi darah keluar dari
selang infus maka obat
siap dimasukan
18 Memasukan obat secara 1 1 1 1 1 5
perlahan dengan
mendorong pegangan
disposible spuit sampai
obat habis
19 Mencabut jarum dari 1 1 1 1 1 5
bagian karet saluran infus
secara perlahan-lahan
20 Membuka klem cairan 1 1 1 1 1 5
infus dengan
mengobservasi
kelancaran tetesan infus
21 Membuang disposible 1 1 1 1 1 5
spuit ke safety box
22 Menghitung tetesan infus 1 1 1 1 1 5
sesuai ketentuan program
pemberian cairan
23 Merapikan pasien 1 1 1 1 1 5
24 Membereskan alat 1 1 1 1 1 5
C Terminasi 25 Kaji respon pasien 1 1 1 1 1 5
26 Beri reinforcement positif 0 0 1 0 0 1
27 Lakukan kontrak waktu 0 0 1 0 0 1
untuk kegiatan selanjutnya
D Dokumentasi 1 Melakukan dokumentasi 1 1 1 1 1 5
tindakan dalam form
catatan
terintegrasi
SUB TOTAL
TOTAL 124
HASIL AKHIR = 124 x 100 % = 75,1%
165
Nilai Rata-Rata Instrumen C
Di Ruang Cempaka 3 RSUD Sleman
Tanggal 22 – 27 2019
N:5
No Kegiatan Hasil Evaluasi
(%)
1. Mencuci Tangan 71,6% Berdasarkan hasil observasi perawat
dalam mencuci tangan sudah cukup
optimal, tetapi masih ada yang kurang
dalam langkah-langkah cuci tangan
yaitu :membalikan jari-jari kearah
berlawanan saling mengunci, usap ibu
jari kiri dengan gerakan memutar dan
sebaliknya, dan menutup kerang dengan
tisu.
2. Memberikan Obat 64,7% Hasil observasi dari pemberian obat oral
Oral cukup optimal. Dimana sebagian besar
perawat tidak mencuci tangan, formulir
catatan pemberian obat tidak dibawa
saat diberikan obat, tidak mencocokan
dengan gelang indentitas, tidak
menjelaskan tujuan dan prosedur yang
akan di lakukan, tidak mengkaji respon
pasien, kuran memberi inforcement
positif, dan tidak melakukan kontrak
waktu kegiatan selanjutnya
3. Mengukur 54,5 % Hasil observasi dari mengukur tekanan
Tekenan Darah darah kurang optimal, karena ada
beberapa yang belum di lakukan
seperti:cuci tangan, cocockan dengan
gelang indentitas, beri reinforcement
positif, lakukan kontrak waktu untuk
kegiatan selanjudnya.
4. Mengganti Alat 80,8 % Hasil observasi dari menganti alat
Tenun tenun sudah cukup baik, tetapi masih
ada yang belum di lakukan seperti:
cocokan dengan gelang indentitas, beri
kesmpatan pada klien atau keluarga
untuk bertanya sebelum tindakan
dilakukan, cuci tangan, kaji respon
pasien, beri reinforcement positif,
lakukan kontrak waktu untuk kegiatan
selanjudnya.
5. Memberikan 75,1% Hasil observasi dari pemberian injeksi
Injeksi IV Melalui IV melalui selang infus cukup optimal,
Selang Infus tetapi masih ada yang belum di lakukan
seperti: cuci tangan, formulir catatan
pemberian obat saat memberikan injeks,
berikan salam, tanyakan nama pasien,
cocokan dengan gelang indentitas,
jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
di lakukan, jelakan kegunaan obat yang
di berikan, melakukan aspirasi atau
memastikan obat masuk kesaluran vena
dengan baik, beri reinforcement positif,
lakukan kontrak waktu untuk kegiatan
selanjutnya.
Rata – rata 69,4 % Kategori Cukup

Sumber: Rekam Medik Cempaka 3


Analisa Data :
Berdasarkan hasil observasi kepatuhan perawat dalam mencuci tangan
mencapai hasil 71,6% dalam kategori cukup. Dari hasil perhitungan maka dapat
disimpulkan bahwa hasil yang didapat kurang optimal, sehingga perlu
ditingkatkan lagi perawat dalam mempraktekan langkah-langkah mencuci tangan
dengan benar.
Dari hasil observasi kepatuhan perawat dalam memberikan obat oral
mencapai hasil 64,7% dalam kategori cukup. Dari hasil perhitungan maka dapat
disimpulkan bahwa hasil yang didapat belum optimal sehingga perlu di
tingkatkan lagi tindakan seperti cuci tangan, membawa formulir catatan
pemberian obat, cocokan dengan gelang indentitas, kaji respon, memberikan
reinforcement positif, dan melakukan kontrak waktu selanjutnya sesuai dengan
SOP tindakan .
Dari hasil observasi kepatuhan perawat dalam mengukur tekanan darah
mencapai hasil 54,5% dalam kategori kurang. Dari hasil perhitungan maka dapat
disimpulkan bahwa hasil yang didapat belum optimal, sehingga perlu untuk
ditingkatkan lagi dalam melakukan tindakan sesuai SOP terutama pada point,
cocokan dengan gelang, cuci tangan, memberikan, reinforcement positif, dan
melakukan kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
Dari hasil observasi kepatuhan perawat dalam mengganti alat tenun kotor
dengan pasien di atasnya mencapai hasil 80,8% dalam kategori baik. Dari hasil
perhitungan maka dapat disimpulksn bahwa hasil yang di dapat sudah optimal
dan perlu untuk ditingkatkan kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan
sesuai SOP. Ada beberapa point indicator penilaian yang perlu ditingkatkan,
yaitu, menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan, mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan memberikan kesempataan kepada klien atau
keluarga untuk bertanya, dan melakukan kontrak waktu kegiatan selanjutnya.
Dari hasil observasi kepatuhan perawat dalam memberikan injeksi
intravena melalui selang infus mencapai hasil 75,1% dalam kategori cukup. Dari
hasil perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapat kurang
optimal sehingga perlu untuk ditingkatkan kepatuhan perawat dalam melakukan
tindakan sesuai dengan SOP. Ada beberapa indikator penilaian yang belum
dilakukan secara optimal yaitu, cocokan dengan gelang identitas, cuci tangan,
membawa formulir catatan pemberian obat saat melakukan injeksi, melakukan
kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya, menjelaskan kegunaan obat yang di
berikan, melakukan aspirasi saat memasukan obat, berikan inforcement positif.
Berdasarkan hasil observasi kepatuhan perawat terhadap SPO mencapai
hasil 69,4% dalam kategori cukup. Akan tetapi perlu ditingkatkan lagi kepatuhan
perawat dalam melakukan tindakan sesuai SPO di Ruang Cempaka 3 RSUD
Sleman.
Tabel 2.14
Evaluasi Tingkat Pendidikan Keluarga /Pasien
Di Ruang Cempaka 3 tanggal 22 - 27 April 2019

Tingkat Responden Jumlah


Pendidikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 n %
SD 1 1 8,3
SLTP 1 1 1 3 25
SLTA 1 1 2 16,7
PT 1 1 1 1 1 5 41,7
TIDAK
SEKOLAH 1 1 8,3
TOTAL 12 100

Analisa data
Dari hasil kajian pada 12 pasien atau keluarga dengan tingkat pendidikan, didapatkan pendidikan
tertinggi adalah perguruan tinggi dengan hasil 41,6 %, kemudian SLTA 16,6 %, SLTP 25 %, SD 8,3 % dan
tidak sekolah sebanyak 8,3 %.
Tabel 2.15
Evaluasi Tingkat Pekerjaan Keluarga / Pasien
Ruang Cempaka 3 tanggal 22 - 27 April 2019
Pekerjaan Responden Jumla
h
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 n %
PNS 1 1 1 1 1 5 41,6

ABRI 0 0

SWASTA 1 1 1 1 4 33,4

Lain-lain 1 1 1 3 25
TOTAL 12 100

Analisa data :
Dari hasil kajian pada 12 pasien atau keluarga berdasarkan tingkat pekerjaan di dapatkan pekerjaan terbanyak adalah
PNS 41,6 %, SWASTA 33,4% , lain-lain 25 %, dan terendah adalah ABRI 0 %
Tabel 2.16
Evaluasi Lama Dirawat Pasien (Instrumen B)
Ruang Cempaka 3 tanggal 22 - 27 April 2019

Lama Responden Juml


dirawat ah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 n %
3-7 hari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
>7 hari 0
TOTAL 100

Analisa data
Dari hasil kajian pada 12 pasien berdasarkan lama hari
rawat , rata-rata pasien yang di rawat di ruang cempaka 3
adalah 3-7 hari dengan 100 %.
87

INSTRUMEN B
Tabel 2.17
Evaluasi Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan ruang
Cempaka 3 tanggal 22 - 27 April 2019
JAWABAN
TIDAK Jumla
No DAFTAR PERTANYAAN TIDA
YA SESUA h
K
I
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 10 1 1 12
Apakah perawat melarang
2 11 1 12
anda/pengunjung merokok di ruangan
Apakah perawat selalu menanyakan
3 11 1 12
bagaimana napsu makan anda/keluaraga anda
Apakah perawat selalu menanyakan
4 pantangan dalam hal makanan anda/keluarga 6 6 12
anda
Apakah perwat menyakan/memperhatikan
berapa jumlah makanan dan minuman yang
5 7 5 12
bisa
anda/keluarga anda habiskan
Apabila anda/kelurga anda tidak mampu
6 makan sendiri, apakah perawat membantu 4 7 1 12
menyuapinya
Pada saat anda/keluarga anda dipasang infuse,
apakah perawat selalu memeriksa
7 11 1 12
cairan/tetesannya dan area disekitar
pemasangan infuse
Apabila anda/kelurga anda mengalami
kesulitan buang air besar, apakah perawat
8 7 5 12
menganjurkan makan buah dan sayuran,
minum yang cukup, banyak bergerak
88

Pada saat perawat membantu anda/keluarga


anda waktu buang air besar, buang air kecil,
9 apakah perawat memasang sampiran/selimut, 6 5 1 12
menutup pintu/jendela, mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
apakah ruangan tidur anda/keluarga anda
10 sealu dijaga kebersihannya dengan di sapi dan 10 1 1 12
di pel setiap hari
Apakah lantai kamar mandi/WC selalu :
11 10 2 12
bersih, tidak licin, tidak berbau, cukup terang
Selama anda/keluarga anda belum mampu
12 mandi ( dalam keadaan istirahat total ) apakah 4 6 2 12
dimandikan oleh perawat
Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh
perawat jika tidak mampu : menggosok gigi,
13 4 6 2 12
membersihkan mulut atau mengganti pakaian
atau menyisir rambut
Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut
14 9 3 12
dll di ganti setiap kotor
Apakah perawat pernah memberikan
15 penjelasan akibat dari : kurang bergerak, 6 6 12
berbaring terlalu lama
Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah
sakit, apakah perawat memberikan penjelasan
16 tentang fasilitas yang tersedia dan cara 8 4 12
penggunaannya, peraturan/tata tertib yang
berlaku di rumah sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan, 12 0 12
apakah perawat memanggil nama dengan
benar
89

Selama anda/keluarga anda dalam


perawatan, apakah perawat mengawasi
18 10 2 12
keadaan anda secara teratur pada pagi, sore
maupun malam hari
19 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 12 0 12
Selama anda/keluarga anda dalam
20 perawatan, apakah perawat segera 11 1 12
memberikan bantuan bila diperlukan
Apakah anda/keluarga anda mengetahui
21 perawat yang bertanggung jawab setiap kali 12 0 12
pergantian dinas
Apakah perwat selalu memberikan
22 penjelasan sebelum melakukan tindakan 11 1 12
perawatan/pengobatan
Apakah perawat selalu bersedia
23 mendengarkan dan memperhatikan setiap 12 0 12
keluhan anda/keluarga anda
Dalam hal memberikan obat, apakah perawat
24 10 2 12
membantu menyiapkan/meminumkan obat
Selama anda/keluarga anda dirawat, apakah
perwat memberikan penjelasan tentang
25 perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan 12 0 12
setelah anda/keluarga anda di perbolehkan
pulang

Total 225 66 8
90

225 x 100 %
225+66

225 x 100 % = 77,3%


Presentase
291

Analisis Data
Berdasarkan hasil kajian terhadap evaluasi persepsi pasien terhadap mutu
asuhan keperawatan di ruang Cempaka 3 mencapai hasil 77,3% dalam kategori
baik. Dari hasil kajian diatas masih ada beberapa point yang sebagian besar
menjawab tidak pada evaluasi persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan,
diantaranya adalah mengatakan bahwa, perawat tidak selalu menanyakan
pantangan dalam hal makanan pasien. Responden mengatakan bahwa perawat
tidak menanyakan/memperhatikan berapa jumlah makanan dan minuman yang
bisas dihabiskan. Responden mengatakan bahwa perawat tidak membantu pasien
yang mengalami kesulitan buang air besar dan perawat tidak menganjurkan
makan buah dan sayuran, minum yang cukup serta banyak bergerak. Responden
mengatakan bahwa mereka tidak memerlukan bantuan perawat/mandiri dalam
melakukan mandi di kamar mandi. Responden mengatakan bahwa mereka masih
bisa mandiri dan mampu dalam melakukan: menggosok gigi, membersihkan
mulut atau mengganti pakaian atau menyisir rambut. Responden mengatakan
bahwa perawat tidak memberikan penjelasan akibat dari : kurang bergerak dan
berbaring terlalu lama. Responden mengatakan bahwa perawat tidak memberikan
penjelasan tentang fasilitas yang ada diruangan serta peraturan tata tertib
diruangan
Kajian Data
Dari observasi terhadap beberapa tindakan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat selama tujuh hari didapatkan hasil sebagai berikut:
91

Tabel 2. 18
Tabel Penerapan Standar Asuhan Keperawatan (Instrumen ABC)
di ruang Cempaka 3 RSUD Sleman
Tanggal 22 - 27 April 2019

Instrumen Rata – rata


Ruan g
A B C
78,6 %

89,1% 77,3 % 69,4%


Ruang Cempaka 3

Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa secara umum


penerapan standar asuhan keperawatan dinilai berdasarkan instrument ABC
mencapai hasil 78,6% dalam kategori baik.
92

Pelaksanaan Universal Precautions Tanggal 22-27 April 2019


No Aspek Yang Dinilai Pelaksanaan Skor (% KET
. (n=perawat)
YA Tidak YA Tidak
1. Perawat cuci tangan sebelum kontak dengan pasien 4 6 40% 60% Dari 10 orang perawat, yang konsisten melakukan cuci
(n=10 perawat) tangan sebelum kontak dengan pasien terdapat 4 orang
perawat (40%), dan 6 orang perawat belum konsisten
menjalankan (60%)
2. Perawat cuci tangan sebelum melakukan tindakan 5 5 50% 50% Dari 10 orang perawat, yang konsisten melakukan cuci
aseptik tangan sebelum tindakan aseptik terdapat 5 orang
(n= 10 perawat) perawat (50%), dan 5 orang perawat belum konsisten
menjalankan (50%)
3. Perawat cuci tangan setelah kontak dengan pasien 4 6 40% 60% Dari 10 orang perawat, yang konsisten melakukan cuci
(n=10 perawat) tangan setelah kontak dengan pasien terdapat 4 orang
perawat (40%), dan 6 orang perawat belum konsisten
menjalankan (60%)
4. Perawat cuci tangan setelah kontak dengan cairan 6 0 100% 0 Dari 6 orang perawat yang kontak dengan cairan tubuh
tubuh pasien (n= 6 perawat) klien, terdapat 6 orang (100%) melakukan cuci tangan
setelah terkena cairan tubuh pasien.
93

5. Perawat cuci tangan setelah kontak dengan 4 6 40% 60% Dari 10 orang perawat, yang konsisten melakukan cuci
lingkungan pasien (n=10 perawat) tangan setelah kontak dengan lingkungan pasien
terdapat 4 orang perawat (40%), dan 6 orang perawat
belum konsisten menjalankan (60%)
6. Perawat mencuci tangan dengan 8 2 80% 20% Dari 10 orang perawat, yang konsisten melakukan cuci
sabun/deterjen/desinfektan (n=10 perawat) tangan dengan desinfektan terdapat 8 orang perawat
(80%), dan 2 orang perawat belum konsisten
menjalankan (20%)
7. Perawat menggunakan sarung tangan ketika 2 2 50% 50% Dari 4 tindakan yang diidentifikasi memerlukan APD
kontak/melakukan tindakan dengan klien (n=4 sarung tangan, 2 tindakan (50%) menggunakan sarung
tindakan) tangan dan 2 tindakan (50%) tidak memakai sarung
a. Melepas kondom kateter (1x pakai) tangan.
b. Melepas infus (2x tidak pakai)
c. Memasang condom catheter (1x pakai)
9. Perawat menggunakan masker ketika melakukan 0 4 0% 100%
tindakan tertentu (penyakit infeksi yang menular
melalui udara, penyakit dengan daya tahan tubuh
rendah, menjaga kebersihan diri) (n= 4 tindakan)
10 Perawat menggunakan baju pelindung ketika TDD TDD TDD TDD
94

melakukan tindakan kepada pasien


11. Perawat mengunakan alat-alat steril untuk satu klien 10 0 100% 0% Dari 10 orang perawat, semua konsisten menggunakan
alat steril untuk satu klien (100%)
12. Perawat menggunakan alat-alat disposible hanya 10 0 100% 0% Dari 10 orang perawat, semua konsisten menggunakan
untuk sekali pakai alat alat disposable hanya untuk sekali pakai (100%)
13. Perawat mensterilkan alat-alat steril di instalasi 10 0 100% 0% Dari 10 orang perawat, semua konsisten mensterilkan
sterilisasi sentral alat steril di instalasi sentral (100%)
14. Perawat menyiapkan alat-alat kesehatan ditempat TDD TDD TDD TDD
khusus
15. Perawat membuang benda-benda tajam ditempat 10 0 100% 0% Dari 10 orang perawat, semua konsisten membuang
khusus benda benda tajam di tempat khusus (100%)
16. Perawat membuang sampah medis ditempat sampah 10 0 100% 0% Dari 10 orang perawat, semua konsisten membuang
medis sampah medis di tempat sampah medis (100%)
17 Perawat membuang sampah non medis di tempat 10 0 100% 0% Dari 10 orang perawat, semua konsisten membuang
sampah non medis sampah non medis di tempat sampah non medis (100%)
Jumlah 65,7% 34,3%

Analisa Data
95

Setelah dilakukan observasi dalam 1 minggu, didapatkan nilai rerata pelaksanaan Universal Precautions di
ruang Cempaka 3 sebesar 65,7%. Sejumlah 34,3 % prosedur belum dilakukan/belum konsisten dijalankan, utamanya
dalam hal:
a. 5 moments cuci tangan, pada 4 momen belum dijalankan secara konsisten yaitu sebelum kontak dengan pasien,
sebelum tindakan aseptik, setelah kontak dengan pasien dan setelah kontak dengan lingkungan pasien.
Sedangkan momen setelah terkena ciaran tubuh pasien, perawat konsisten untuk cuci tangan. Dari 10 orang
perawat, terdapat
96

b. 4 orang perawat yang selalu konsisten cuci tangan (Karu, PN


dan An senior), selain dari itu perawat masih belum
menjalankan dengan konsisten.
c. Untuk tindakan yang perlu menggunakan APD (sarung
tangan), baru 50% dijalankan secara konsisten
d. Untuk tindakan yang perlu menggunakan APD masker,
belum dijalankan.
97

No Langkah-Langkah Cuci Tangan Dengan Jumlah Sampel Jumlah sampel


Air Mengalir (n= 5 perawat) (n=5 perawat)
Ya Tidak Ya (%) Tidak
(%)
1 Lepaskan arloji, cincin (bila perlu) 5 0 100% 0%
2 Basahi kedua belah tangan dengan air yang 5 0 100% 0%
mengalir, mempergunakan sabun biasa
kemudian diratakan dengan dengan kedua
telapak tangan
3 Menggosok kedua telapak dan sela-sela jari 5 0 100% 0%
tangan
4 Menggosok punggung tangan dan sela-sela 4 1 80% 20%
jari tangan kanan dan kiri sekurang
kurangnya 10-15 detik
5 Jari – jari sisi dalam kedua tangan saling 0 5 0% 100%
mencuci
6 Menggosok ibu jari berputar dalam 0 5 0% 100%
genggaman tangan kanan dan sebaliknya
7 Menggosok dengan memutar ujung jari-jari 5 0 100% 0%
tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya.
8 Membilas dengan air, mengeringkan tangan 0 5 0% 100%
dengan kertas lap (paper towel) dan gunakan
paper towel untuk mematikan kran
JUMLAH (Rata – rata) 60% 40%
98

Analisa Data
Setelah dilakukan observasi dan pengumpulan data cuci tangan perawat di ruang
Cempaka 3, didapat hasil analisa sebagai berikut:
1. Langkah langkah cuci tangan menggunakan air mengalir yang sesudah
sesuai prosedur sebesar 60%, dan 40 % belum sesuai dengan prosedur/ ada
langkah yang tidak dijalankan.
2. Langkah cuci tangan yang tidak dijalankan adalah: jari jari sisi dalam kedua
tangan saling mengunci dan menggosok ibu jari berputar dalam genggaman
tangan kanan dan sebaliknya. .

Langkah-Langkah Mencuci Tangan Dengan Handscrub


No Langkah-langkahnya Jumlah Sampel Jumlah Sampel
(n=9 perawat) (n=9 perawat)
Ya Tidak Ya(%) Tidak (%)
1 Lepaskan arloji, cincin (bila perlu) 9 0 100% 0%
2 Ambil cairan handsrub secukupnya kemudian 9 0 100% 0%
diratakan dengan kedua telapak tangan
3 Menggosok kedua telapak dan sela-sela jari 9 0 100% 0%
tangan
4 Menggosok punggung tangan dan sela-sela jari 9 0 100% 0%
tangan kanan dan kiri sekurang kurangnya 10-15
detik
5 Jari – jari sisi dalam kedua tangan saling 4 5 44% 56%
mencuci
6 Menggosok ibu jari berputar dalam genggaman 4 5 44% 56%
tangan kanan dan sebaliknya
7 Menggosok dengan memutar ujung jari-jari 9 0 100% 0%
tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya.
99

JUMLAH 84% 16%

Analisa Data Langkah-Langkah Cuci Tangan Yang Benar


1. Dari 10 orang perawat yang diobservasi, terdapat 1 orang perawat yang
terobservasi tidak pernah melakukan cuci tangan.
2. Dari 9 orang yang terobservasi melakukan cuci tangan, sebesar 84% sudah
sesuai dengan langkah cuci tangan dari WHO, sebanyak 16% belum sesuai
dengan langkah cuci tangan. Langkah cuci tangan yang sering tidak dilakukan
adalah gerakan jari jari dalam kedua tangan saling mengunci dan menggosok
ibu jari berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya.
Observasi Pengelolaan Sampah
Jumlah sampel Jumlah
No Aspek yang dinilai (n=10) (n=10)
Y T Y
1 Perawat membuang jarum di tempat jarum suntik/ needles 10 0 100%
2 Perawat membuang limbah medis benda tajam di tempat 10 0 100%
limbah medis benda tajam
3 Perawat membuang limbah medis benda non tajam di 10 0 100%
tempat limbah medis benda non tajam
4 Perawat membuang vial obat dan botol infus pada tempat 10 0 100%
botol infus
Rata-rata dalam Persentase 100%

Analisa Data
Dari 10 orang yang terobservasi dalam mengelola sampah, sebesar 100% sudah
membuang sampah sesuai dengan tempatnya.
100
6 Sasaran Keselamatan
Pasien
NO S kor Skor (%) KET

KOMPONEN YANG DINILAI


Ya Tidak YA Tidak

1. Mengidentifikasi pasien dengan benar: 0 10 0% 100% Dari observasi yang dilakukan


a. Pasien di identifikasi sebelum dilakukan sebanyak 10 tindakan, pasien tidak
pemberian obat injeksi melalui selang infus (n=10 diidentifikasi sesuai dengan prosedur
tindakan) yang ada.
b. Pasien diidentifikasi sebelum melakukan 0 4 0% 100% Dari observasi yang dilakukan
tindakan nebulizer (=4 tindakan) sebanyak 4 tindakan, pasien tidak
diidentifikasi sesuai dengan prosedur
yang ada.
c. Pasien diidentifikasi sebelum tindakan injeksi 0 4 0% 100% Dari observasi yang dilakukan sebanyak
sub cutan (n=4 tindakan) 4 tindakan, pasien tidak diidentifikasi
sesuai dengan prosedur yang ada.
a. Pasien diidentifikasi sebelum dilakukan 0 6 0% 100% Dari observasi yang dilakukan sebanyak
pemberian obat oral (n=6 tindakan) 6 tindakan, pasien tidak diidentifikasi
sesuai dengan prosedur yang ada.
b. Pasien diidentifikasi sebelum dan saat serah 0 8 0% 100% Dari observasi yang dilakukan sebanyak
terima transfer antar ruang (n=8 tindakan) 8 tindakan, pasien tidak diidentifikasi
sesuai dengan prosedur yang ada.
Rata - rata 0% 100%

2. Meningkatkan komunikasi efektif: pesan


a verbal lewat telpon
a.Pesan verbal lewat telpon ditulis lengkap (n=5) 5 0 100% 0% Dari 5 tindakan yang diobservasi, 100%
sudah dilakukan komunikasi efektif:
b Pesan verbal lewat telpon dibaca ulang oleh 5 0 100% 0% pesan verbal lewat telpon yang sudah
penerima pesan (n=5) sesuai dengan prosedur
c Pesan verbal lewat telpon dikonfirmasi oleh 5 0 100% 0%
pemberi pesan (n=5)
d Pesan verbal lewat telpon diverifikasi oleh 5 0 100% 0%
pemberi pesan dalam kurun waktu 24 jam (n=5)
Rata Rata 100% 0%

3 Peningkatan keamanan obat 1 2 33% 67% Obat arixtra terdapat label high alert.
Untuk Novorapid tidak terdapat label high
Tempat penyimpanan, pelabelan, dan
alert
penyimpanan obat yang perlu diwaspadai
termasuk obat “look alike /sound alike” semua
diatur di tempat yang aman n=3
Total 33% 67%
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, Dari 1 tindakan penandaan lokasi
pembedahan pada pasien yang benar operasi, sudah dilakukan sesuai dengan
b. Penandaan lokasi operasi oleh staf medis 1 0 100% 0% prosedur..
yang melakukan operasi
c. Penandaan lokasi operasi melibatkan pasien 1 0 100% 0%

Rata - rata 100% 0%


5 Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
kesehatan
a. Perawat melakukan 5 saat cuci tangan
(Terlampir)
Total (Rata – rata)
6 Mengurangi risiko cidera karena pasien
jatuh:
a. Perawat melakukan asesmen awal dari pasien 12 0 100% 0%
rawat inap yang teridentifikasi risiko jatuh (n
=12 )
b. Perawat melaksanakan asesmen ulang dari 12 0 100% 0%
pasien rawat inap yang teridentifikasi risiko
jatuh (n=12)
c. Langkah langkah diadakan untuk 0 12 0% 100% Dari observasi yang didapat, belum
mengurangi risiko jatuh bagi pasien dilakukannya prosedur tindakan yang
teridentifikasi risiko jatuh (n=12) lengkap pada pasien resiko jatuh, seperti
pemberian label gambar pasien
jatuh/segitiga, dan belum ada stiker fall
risk di gelang indentitas pasien pada
pasein dengan indikasi
resiko jatuh. Untuk edukasi mengurangi
resiko jatuh dan menaikkan side rail sudah
konsisten dilakukan
Jumlah 66% 34%
Analisa Data;
Rerata pelaksanaan sasaran keselamatan pasien di ruang Cempaka 3 selama observasi adalah sebesar 66%, dimana 34% belum
dijalankan pada poin berikut ini:
a. Identifikasi pasien sebelum dilakukan pemberian obat injeksi melalui selang infus, sebelum tindakan nebulizer, sebelum
injeksi subcutan, sebelum pemberian obat oral, sebelum dan saat serah terima transfer antar ruang.
b. Peningkatan keamanan obat, obat Novorapid tidak terdapat label “high alert’
c. Langkah langkah dalam pengurangan resiko jatuh, seperti stiker kuning pada gelang identitas pasien maupun penanda di
tempat tidur.
Tabel 2.19
Evaluasi Tingkat Pendidikan Keluarga /Pasien
Di Ruang Cempaka 3 tanggal 22 - 27 April 2019

Tingkat Responden Jumlah


Pendidikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 n %
SD 1 1 8,3
SLTP 1 1 1 3 25
SLTA 1 1 2 16,7
PT 1 1 1 1 1 5 41,7
TIDAK
SEKOLAH 1 1 8,3
TOTAL 12 100
Analisa data
Dari hasil kajian pada 12 pasien atau keluarga dengan tingkat pendidikan, didapatkan pendidikan
tertinggi adalah perguruan tinggi dengan hasil 41,6 %, kemudian SLTA 16,6 %, SLTP 25 %, SD 8,3 % dan
tidak sekolah sebanyak 8,3 %.
Tabel 2.20
Evaluasi Tingkat Pekerjaan Keluarga / Pasien
Ruang Cempaka 3 tanggal 22 - 27 April 2019

Pekerjaan Responden Jumla


h
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 n %
PNS 1 1 1 1 1 5 41,6

ABRI 0 0

SWASTA 1 1 1 1 4 33,4

Lain-lain 1 1 1 3 25
TOTAL 12 100
Analisa data :
Dari hasil kajian pada 12 pasien atau keluarga berdasarkan tingkat pekerjaan di dapatkan pekerjaan terbanyak adalah
PNS 41,6 %, SWASTA 33,4% , lain-lain 25 %, dan terendah adalah ABRI 0 %.
Tabel 2.21
Evaluasi Lama Dirawat Pasien (Instrumen B)
Ruang Cempaka 3 tanggal 22 - 27 April 2019

Lama Responden Jumlah


dirawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 n %
3-7 hari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
>7 hari 0
TOTAL 100

Analisa data
Dari hasil kajian pada 12 pasien berdasarkan lama hari rawat , rata-rata pasien yang di rawat di ruang
cempaka 3 adalah 3-7 hari dengan 100 %.
Tabel 2.22
Evaluasi Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan ruang
Cempaka 3 tanggal 22 - 27 April 2019

JAWABAN
TIDAK Jumla
No DAFTAR PERTANYAAN TIDA
YA SESUA h
K
I
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 10 1 1 12
Apakah perawat melarang
2 11 1 12
anda/pengunjung merokok di ruangan
Apakah perawat selalu menanyakan
3 11 1 12
bagaimana napsu makan anda/keluaraga anda
Apakah perawat selalu menanyakan
4 pantangan dalam hal makanan anda/keluarga 6 6 12
anda
Apakah perwat menyakan/memperhatikan
berapa jumlah makanan dan minuman yang
5 7 5 12
bisa
anda/keluarga anda habiskan
Apabila anda/kelurga anda tidak mampu
6 makan sendiri, apakah perawat membantu 4 7 1 12
menyuapinya
Pada saat anda/keluarga anda dipasang infuse,
apakah perawat selalu memeriksa
7 11 1 12
cairan/tetesannya dan area disekitar
pemasangan infuse
Apabila anda/kelurga anda mengalami
kesulitan buang air besar, apakah perawat
8 7 5 12
menganjurkan makan buah dan sayuran,
minum yang cukup, banyak bergerak
Pada saat perawat membantu anda/keluarga
9 anda waktu buang air besar, buang air kecil, 6 5 1 12
apakah perawat memasang sampiran/selimut,
menutup pintu/jendela, mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
apakah ruangan tidur anda/keluarga anda
10 sealu dijaga kebersihannya dengan di sapi dan 10 1 1 12
di pel setiap hari
Apakah lantai kamar mandi/WC selalu :
11 10 2 12
bersih, tidak licin, tidak berbau, cukup terang
Selama anda/keluarga anda belum mampu
12 mandi ( dalam keadaan istirahat total ) apakah 4 6 2 12
dimandikan oleh perawat
Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh
perawat jika tidak mampu : menggosok gigi,
13 4 6 2 12
membersihkan mulut atau mengganti pakaian
atau menyisir rambut
Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut
14 9 3 12
dll di ganti setiap kotor
Apakah perawat pernah memberikan
15 penjelasan akibat dari : kurang bergerak, 6 6 12
berbaring terlalu lama
Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah
sakit, apakah perawat memberikan penjelasan
16 tentang fasilitas yang tersedia dan cara 8 4 12
penggunaannya, peraturan/tata tertib yang
berlaku di rumah sakit
Selama anda/keluarga anda dalam perawatan,
17 apakah perawat memanggil nama dengan 12 0 12
benar
Selama anda/keluarga anda dalam
perawatan, apakah perawat mengawasi
18 10 2 12
keadaan anda secara teratur pada pagi, sore
maupun malam hari
19 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 12 0 12
Selama anda/keluarga anda dalam
20 perawatan, apakah perawat segera 11 1 12
memberikan bantuan bila diperlukan
Apakah anda/keluarga anda mengetahui
21 perawat yang bertanggung jawab setiap kali 12 0 12
pergantian dinas
Apakah perwat selalu memberikan
22 penjelasan sebelum melakukan tindakan 11 1 12
perawatan/pengobatan
Apakah perawat selalu bersedia
23 mendengarkan dan memperhatikan setiap 12 0 12
keluhan anda/keluarga anda
Dalam hal memberikan obat, apakah perawat
24 10 2 12
membantu menyiapkan/meminumkan obat
Selama anda/keluarga anda dirawat, apakah
perwat memberikan penjelasan tentang
25 perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan 12 0 12
setelah anda/keluarga anda di perbolehkan
pulang

Total 225 66 8

225 x 100 %
225+66

225 x 100 % = 79,4 %


Presentase
325
Analisis Data
Berdasarkan hasil kajian terhadap instrument tentang evaluasi persepsi
pasien terhadap mutu asuhan keperawatan di ruang Cempaka 3 sudah optimal
dengan presentase hasil sebanyak 79,4%. Dari pengkajian diatas masih ada
beberapa hasil yang sebagian besar menjawab tidak pada evaluasi persepsi pasien
terhadap mutu asuhan keperawatan, diantaranya adalah mengatakan bahwa,
perawat tidak selalu menanyakan pantangan dalam hal makanan pasien.
Responden mengatakan bahwa perawat tidak menanyakan/memperhatikan berapa
jumlah makanan dan minuman yang bisas dihabiskan. Responden mengatakan
bahwa perawat tidak membantu pasien yang mengalami kesulitan buang air besar
dan perawat tidak menganjurkan makan buah dan sayuran, minum yang cukup
serta banyak bergerak. Responden mengatakan bahwa mereka tidak memerlukan
bantuan perawat/mandiri dalam melakukan mandi di kamar mandi. Responden
mengatakan bahwa mereka masih bisa mandiri dan mampu dalam melakukan:
menggosok gigi, membersihkan mulut atau mengganti pakaian atau menyisir
rambut. Responden mengatakan bahwa perawat tidak memberikan penjelasan
akibat dari : kurang bergerak dan berbaring terlalu lama. Responden mengatakan
bahwa perawat tidak memberikan penjelasan tentang fasilitas yang ada diruangan
serta peraturan tata tertib diruangan.
Kajian Data
Dari observasi terhadap beberapa tindakan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat selama tujuh hari didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2. 23
Hasil Observasi Total Instrumen ABC di ruang Cempaka 3 RSUD Sleman
Tanggal 22 - 27 April 2019

Instrumen Rata – rata


Ruang
A B C
80,64 %

Ruang Cempaka 3 93,2% 69,34 % 79,4%

Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa secara umum penampilan


pelayanan keperawatan dinilai berdasarkan instrument ABC didapatkan persentase
yaitu 80,64 % dalam kategori baik.
(b) Proses Pelayanan Keperawatan
1. Perencanaan
a) Kajian Teori
Perencanaan adalah sebuah keputusan untuk suatu
kemajuan yang berisikan apa yang akan dilakukannya
serta bagaimana, kapan dan dimana akan dilaksanakannya
(Marquis, 2000). Perercanaan dimaksudkan untuk untuk
menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam
mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Perencanaan dibuat untuk menentukan kebutuhan dalam
asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan
tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan
ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan,
membuat pola struktur organisasi yang dapat
mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakkan
kebijaksanaan, dan prosedur operasional untuk mencapai
visi dan misi institusi yang telah ditetapkan. Unit
perawatan merupakan unit terkecil dalam kegiatan
pelayanan rumah sakit. Perencanaan yang disusun
mengacu kepada kerangka utama rencana strategi rumah
sakit dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan,
peluang yang nyata dan ancaman eksternal yang harus
diantisipasi. Kerangka perencanaan yang matang sangat
membantu dalam upaya melakukan perbaikan atau
improvisasi, apabila dalam perjalanan kegiatan usaha
keluaran yang tidak diharapkan. Model perencanaan
meliputi:
a) Reactive planning, yaitu tak ada perencanaan, manajer
langsung melakukan tindakan begitu menemukan
masalah. Perubahan yang terjadi terjadi tidak pasti
karena dipengaruhi oleh masalah dan kondis yang ada.
b) Inactive planning, yaitu perencanaan sudah dibuat
sejalan dengan masalah yang muncul (telah ada
bayangan atau perencanaan) tetapi dalam
pelaksanaannya dilakukan sejalan dengan
perkembangan masalah.
c) Proactive planning, yaitu penyusunsn perencanaan
dengan mengetahui rencana ke depan pencapaian target
yang sudah pasti (sudah jelas dan tidak berubah). Ciri
dari perencanaan ini adalah tnjuan yang akan dicapai
jelas, terdapat pembatasan waktu perencan dan
belangsung terdapat indikator pencapaian target, risiko
dan ketidakpastian jelas.
d) Proactive planning, yaitu pembuatan perencanaan
dengan memperhatikan masa lalu, masa sekarang dan
masa depan. Masa lalu digunakan sebagai pengalaman
untuk menyusun perencanaan sekarang dan masa
depan, masa sekarang sebagai pelaksanaan
perencanaan, dan masa depan merupakan perencanaan
yang disusun berdasarkan evaluasi pelaksanaan
perencanaan masa lalu dan sekarang.

Perencanaan berdasarkan periode meliputi:


1) Perencanaan jangka pendek (target waktu dalam minggu
atau bulan).
2) Perencanaan jangka menengah (periode dalam satu tahun).
3) Perencanaan jangka panjang (periode tahun mendatang).

Tugas kepala ruang dalam perencanaan meliputi:


1) Menyusun rencana kerja kepala unit.
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di ruang yang bersangkutan.
3) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari
segi Jumlah maupun kualifikasi di ruang rawat, koordinasi
dengan instalasi.

2. Penggorganisasian
a) Kajian Teori
Organisasi kepemimpinan murni merupakan jenis
struktur formal paling sederhana dan tertua. Dalam
organisasi dengan ukuran tertentu, struktur kepemimpinan
merupakan jenis yang besar kemungkinan untuk
berkembang melalui proses evolusioner karena dengan
peningkatan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dan
jumlah pekerja yang mengerjakannya ada kecenderungan
untuk membagi pekerjaan ke dalam tugas khusus dan untuk
mengatur pekerja yang terikat dalam tugas yang sama ke
dalam kelompok yang jelas menurut definisi pekerja yang
logis.
Pengorganisasian menentukan mengenai tenaga yang
akan melaksanakan perencanaan, pembagian tugas,
wewenang, tanggung jawab dan mekanisme
pertanggungjawaban masing-masing kegiatan. Berdasarkan
hal tersebut maka fungsi pengorganisasian dan kepala ruang
adalah (Nursalam, 2009).
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
b) Merumuskan tujuan metode penugasan
c) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota secara
jelas.
d) Membuat rentang kendala kepala unit membawahi 2
ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
e) Mengatur dan mengendalikan logistik unit.
f) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek
g) Mendelegasikan tugas saat kepala unit tidak berada di
tempat kepada ketua tim.
h) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi kllien.
i) Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya.
j) Identifikasi masalah dan cara penanganan.

Pengorganisasian Pelaksanaan Asuhan Perawatan:


Hoffart dan Woods (1996) mendefinisikan Mode Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP) sebagai suatu sistem (struktur, proses, nilai-nilai
profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pernberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk mendukung
pemberian asuhan keperawatan. MPKP terdiri dari elemen sub sistem
antara lain:
a) Nilai-nilai profesional (inti MPKP).
b) Pendekatan manajemen.
c) Metode pemberian asuhan keperawatan
d) Hubungan professional.
e) Sistem kompensasi dan penghargaan.
Dalam sistem pemberian asuhan keperawatan ada beberapa teori
mengenai metode asuhan keperawatan. Menurut Gitles (1989) metode
asuhan keperawatan terdiri dari metode kasus, metode fungsional,
metode tim dan metode primer.

 Metode kasus (Total Care Method)


Metode ini merupakan metode tertua (tahun 1880) dimana
seorang klien dirawat oleh seorang perawat selama 8 jam
perawatan. Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh
kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat
yang berbeda untuk setiap shift dan tak ada jaminan bahwa pasien
akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat dan hal
ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti di ruang rawat intensif.
Kelebihan dari metode ini adalah:
a) Sederhana dan langsung.
b) Garis pertanggungjawaban jelas.
c) Kebutuhan klien cepat terpenuhi.
b) perencanaan tugas.
Kekurangan dari metode ini adalah:
a) Belum dapat diidentifikasi perawat penanggungjawab.
b) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempuryai kemampuan
dasar yang sama.
c) Tak dapat di.akukan oleh perawat baru atau kurang
pengalaman.
d) Mahal, perawat prcfesional termasuk melakukan tugas non
professional
 Metode fungsional
Metode ini dilakukan pada kelompok besar klien. Pelayanan
keperawatan dibagi menurut tugas yang berbeda dan dilaksanakan
oleh perawat yang berbeda dan tergantung pada kompleksitas dari
setiap tugas. Misalnya fungsi menyuntik membagi obat, perawatan
luka. Metode ini merupakan manajemen klasik yang menekankan
pada efisiensi, pembagian tugas, yang jelas dan pengawasan yang
lebih mudah. Semua prosedur ditentukan untuk dipakai sebagai
standar. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas
manajerialnya sedangkan asuhan keperawatan klien diserahkan
kepada perawat junior. Meskipun sistem ini efisien namun
penugasan secara fungsi tidak memberikan kepuasan kepada klien
dan perawat karena asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien terfragmentasi menurut
tugas atau perasat yang dilakukan. Cara kerja yang diawasi
membosankan perawat karena berorientasi pada tugas dan sistem
ini baik dan berguna untuk situasi dimana rumah sakit kekurangan
tenaga perawat, namun disisi lain asuhan ini tidak profesional dan
tidak berdasar pada masalah klien.
Keuntungan dari metode ini adalah:
a) Lebih sedikit membutuhkan perawat.
b) Efisien.
c) Tugas mudah dijelaskan dan diberikan.
d) Para staff mudah menyesuaikan dengan tugas.
e) Tugas cepat selesai.
Kerugian dari metode ini adalah:
a) Tidak efektif
b) Fragmentasi pelayanan
c) Membosankan
d) Komunikasi minimal
e) Tidak holistik,
f) Tidak profesional
g) Tidak memberikan kepuasan kepada klien dan perawat
 Metode TIM
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok klien. Ketua tim bertanggung jawab membuat
perencanaan dan evaluasi asuhan keperawatan untuk semua klien
yang ada di bawah tanggung jawab timnya. Anggota tim
melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien sesuai
perencanaan yang telah dibuat oleh ketua tim. Tujuan perawatan
ini, adalah memberikan asuhan Keperawatan yang lebih baik
dengan menggunakan sejumlah staff yang tersedia.
Keuntungan dari metode ini adalah:
a) Memberikan kepuasan bagi perawat dan klien.
b) Kemampuan anggota tim dikenal dan dimanfaatkan secara
optimal.
c) Komprehensif dan holistik.
d) Produktif, kerjasama. komunikasi dan moral.
Kerugian dari metode ini adalah:
a) Tidak efektif bila pengaturan tidak baik.
b) Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi.
c) Membingungkan bila komposisi tim sering diubah.
d) Banyak kegiatan keperawatan dilakukan oleh perawat non
professional.
 Metode Primer
Metode ini merupakan suatu metode penugasan kerja terbaik dalam
suatu pelayanan dengan semua staf keperawatan yang profesional.
Pada metode ini setiap perawat primer memberikan tanggung
jawab penuh secara menyeluruh, terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan mulai dari pasien
masuksampai keluar dari rumah sakit, mendorong praktek
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
dan pelaksana. Metode primer ditandai dengan adanva keterkaitan
kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, mengimplementasikan dan
mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Penanggung jawab dilaksanakan oleh perawat primer (PP). Setiap
PP merawat 4-6 klien dan bertanggung jawab terhadap klien
selama 24 jam dari klien masuk sampai dengan pulang. Terdapat
kontinuitas asuhan keperawatan yang bersifat komprehensif dan
dapat dipertanggungjawabkan. Dalam satu grup PP mempunyai
beberapa PA dan perawatan dilanjutkan oleh PA.
Kelebihan dari model primer ini adalah model ini bersifat kontinyu
dan kompemensif dalam melakukan proses keperawatan kepada
klien dan perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi
terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri. Keuntungan
yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiakan karena
terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan yang
diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif
terhadap perawatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi.
Kelemahan dari model ini adalah model ini hanya dapat
dilaksanakan oleh perawat yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang memadai dengan kriteria asertif, mampu
mengatur diri sendiri, kemampuan pengambilan keputusan yang
tepat, penguasaan klinik, akuntabel dan mampu bekomunikasi dan
berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
 Metode Modifikasi Tim Primer
Pada metode ini menggunakan secara kombinasi dari kedua sistem.
Penetapan sistem metode primer modifikasi ini didasarkan pada
beberapa alasan:
a) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena
sebagai PP harus mempunyai latar belakang pendidikan S1
keperawatan atau yang setara.
b) Keperawatan group tidak digunakan secara murni karena
tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi
pada berbagai tim.
c) Melalui kombinasi kerja model tersebut diharapkan komunitas
asuhan koperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan
terdapat pada PP.
Hal-hal yang penting diperhatikan dalam menentukan model yang
akan dipakai yaitu: .
a) Ketersediaan jenjang pendidikan ketenagaan.
b) Kasus yang dihadapi.
c) Ketersediaan fasilitas dan sarana.
d) Ketersediaan dana. (Nuryandari, 2003)
Diagram Model Keperawatan Primer Ada dalam
gambar (Marquis dan Huston, 2000)

Dokter Kepala Ruang Sarana RS

Perawat Primer

Perawat pelaksana Pagi Perawat pelaksana siang Perawat pelaksana Malam

b. Uraian Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab dari Penanggung


Jawab Ruang PP dan PA
Berdasarkan struktur organisasi dan uraian jabatan keperawatan RSUD
Sleman adalah sebagai berikut:
a) Kepala Ruang
Tugas kepala Ruang di instalasi rawat inap Keperawatan yang
mendukung pelaksanaan sistem pemberian asuhan keperawatan dengan
Metode Primer Modifikasi :
a) Melaksanakan fungsi perencanaan :
1) Merencanakan jumlah, jenis dan mutu tenaga perawatan serta tenaga
lainnya sesuai kebutuhan instalasi rawat inap, yang berada di bawah
tanggung jawabnya.
2) Merencanakan jumlah dan jenis peralatan yang diperlukan sebagai
penunjang tercapainya pelayanan di instalasi rawat inap yang berada di
wilayah tanggung jawabnya.
3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan yang akan diselenggarakan
sesuai kebutuhan pasien.
b) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan dengan cara:
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di instalasi
rawat inap yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga
lainnya di instalasi rawat inap yang berada di bawah tanggung jawabnya
sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku (bulanan, mingguan,
harian, dan lain - lain).
3) Memberikan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau
tenaga lainnya yang akan bekerja di instalasi rawat inap yang menjadi
tanggung jawabnya
4) Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga keperawatan untuk
melaksanakan pelayanan keperawatan sesuai ketentuan standar asuhan
keperawatan
5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama
dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di instalasi rawat
inap.
6) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga
lainnya yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
7) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang keperawatan
antara lain melalui pertemuan ilmiah.
8) Mengenal jenis dan kegunaan barang/perawatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien di instalasi rawat inap agar
tercapai pelayanan optimal.
9) Menyusun permintaan kebutuhan rutin alat, obat dan bahan yang
diperlukan di instalasi rawat inap.
10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan perawatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
11) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inventarisasi dalam unit
kerjanya.
12) Memberikan program orientasi terhadap pasien dan keluarganya yang
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib instalasi
rawat inap, keadaan ruang rawat, fasilitas yang ada dan penggunaannya
serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.
13) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk
memeriksa pasien dan rencana program pengobatan serta menyampaikan
kepada staf untuk melaksanakannya.
14) Mengklasifisikan/mengelompokkan pasien di ruang gawat menurut
tingkat kegawatan, infeksi dan non infeksi untuk memudahkan perawat
memudahkan perawatan.
15) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang di rawat untuk
mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapinya.
16) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindung selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung.
17) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien dalam batas
wewenangnya.
18) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindung selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung.
19) Mempertahankan dan meningkatkan system pencatatan dan pelaporan
tentang perkembangan pasien dan kegiatan lain yang dilakukan secara
tepat dan benar. Hal ini sangat penting untuk tindakan perawatan
selanjutnya.
20) Mengadakan kerjasama dan memelihara hubungan baik dengan kepala
ruang rawat lainnya, seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala
instalasi dan kepala SMF di rumah sakit.
21) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,
pasien dan keluarganya, sehingga member ketenangan.
22) Memotivasi tenaga penunjang atau tenaga non keperawatan, dalam
mempersiapkan serta memelihara kebersihan ruang rawat dan
lingkungannya
23) Memeriksa dan meneliti pengisian formulir sensus harian di instalasi
rawat inap secara tepat dan benar
24) Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan,
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien kemudian memeriksa dan
meneliti ulang pada saat penyajiannya sesuai dengan dietnya.
25) Memelihara buku register dan berkas cacatan medik.
26) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan
pelayanan keperawatan serta kegiatan lain di instalasi rawat inap,
selanjutnya menyampaikan kepada kepala instalasi rawat inap melalui
koordinatornya.
c) Melaksanakan fungsi pengawasan, penendalian dan penilaian
dengan cara:
1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan pelayanan keperawatan yang telah
ditentukan.
2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan di bidang perawatan.
3) Mengawasi peserta didik dari institusi pendidikan untuk memperoleh
pengalaman belajar, sesuai program pendidikan khususnya yang
memerlukan rumah sakit sebagai lahan praktek.
4) Memberikan penilaian dan mencantumkannya ke dalam daftar usulan
penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai (DP3), bagi pelaksana
keperawatan dan tenaga lain di instalasi rawat inap yang berada di
wilayah tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan (kenaikan
pangkat/golongan dan melanjutkan sekolah).
5) Mengawagasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan
serta obat-obatan, secara efektif dan efisien.
6) Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kegiatan
pelayanan keperawatan serta mendokumentasikan kegiatan lainnya di
ruangan.
Dalam melaksanakan tugasnya Karu bertanggung jawab kepada Kepala
Instalasi Perawatan/ Kepala Instalasi terhadap :
1) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan.
2) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan
keperawatan
3) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan.
4) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru.
5) Kebenaran dan ketepatan protap/SOP pelayanan keperawatan.
6) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala peiaksanaan pelayanan
keperawatan,
7) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat.
8) Kebenaran dan ketepatan peiaksanaan program bimbingan siswa/
mahasiswa institusi pendidikan keperawatan.

Wewenang Kepala Ruang yaitu:


a. Mengatur tenaga keperawatan yang ada di ruangan
b. Mengatur peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan di ruangan.
c. Membina tenaga keperawatan yang ada di ruangan.
d. Melaporkan kejadian-kejadian penting yang terjadi selama
pelaksanaan tugas.
b) Perawat Primer (PP)
Tugas PP yang mendukung pelaksanaan sistem pemberian asuhan
keperawatan dengan Metode Primer Modifikasi (MPM):
(1) Bersama kepala ruang/ketua grup lain mengadakan serah terima tugas
pada setiap pergantian tugas.
(2) Membagi pasien kepada anggota kelompok
(3) Melaksanakan asuhan keperawatan
(4) Melakukan pengkajian awal terhadap pasien baru
(5) Membuat diagnosis keperawatan
(6) Membuat rencana keperawatan
(7) Melaksanakan tindakan keperwatan
(8) Melaksanakan evaluasi
(9) Mendampingi dokter pada waktu visite dokter
(10) Menyiapkan peralatan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
(11) Menilai hasil pekerjaan anggota kelompok
(12) Menciptakan kerjasama yang harmonis
(13) Membuat laporan pasien
(14) Mengikuti ronde keperawatan bersama dengan kepala ruang
rawat dan koordinator perawat
(15) Melakukan orientasi terhadap pasien baru.
(16) Mengikuti kegiatan ilmiah.

Secara administratif dan fungsional, PP bertanggung jawab kepada


Kepala Ruang terhadap:
(1) Kebenaran data-data klien dalam proses keperawatan.
(2) Kebenaran kajian data keperawatan.
(3) Kebenaran diagnosis.
(4) Kebenaran rencana tindakan keperawatan
(5) Kebenaran layanan asuhan keperawatan.
(6) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan tindakan keperawatan.
(7) Kebenaran evaluasi.
(8) Kebenaran kesimpulan.
(9) Kebenaran dan ketetopan pcndidikan kesehatanpada pasien.
(10) Pemenuhan kebutuhan kssehatan pasien dennan kolaborasi tim .
(11) Kebenaran dan kelengkapan isian dokumen asuhan keperawatan.
(12) Kebenaran bimbingan dan arahan kepada anggota tim primer
keperawatan dan siswa/mahasiswa.
(13) Kebenaran dan kelengkapan laporan dan dokumen asuhan
keperawatan.

Wewenang PP diantaranya:
a. Mengatur tenaga keperwatan yang menjadi tanggungjawabnya.
b. Mengatur peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan di ruangan.
c. Membina tenaga keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Melaporkan kejadian-kejadian penting yang terjadi selama
i. pelaksaan tugas.
c) Perawat Asosiet (PA)
Tugas PA yang mendukung pelaksanaan sistem pemberian asuhan
keperawatan dengan Metode Primer Modifikasi (MPM):
a. Melaksanakan serah terima kepada petugas pengganti secara lisan
b. maupun secara tertulis, pada saat pergantian dinas sesuai waktunya
yang berlaku
c. Menerima klien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
d. berlaku.
e. Mempersiapkan dan memelihara kebersihan ruang rawat dan
f. lingkungannya.
g. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam
keadaan siap pakai
h. Melaksanakan program orientasi kepada klien tentang ruang rawat /
lingkungannya, peraturatan/ tata tertib yang berlaku, fasilitas yang
ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari.
i. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik (therapeutic
relationship) dengan klien dan keluarganya.
j. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan klien sesuai batas
kemampuannya dengan cara:
i. Mengamati kegiatan klien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental,
keluhan utama ).
ii. Melaksanakan anamnesa sesuai batas kemampuannya.
k. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan pedomannya.
l. Memberi pelayanan keperawatan dasar kepada klien sesuai dengan
batas kemampuannya, dengan cara:
i. Memberikan rasa aman kepada klien, yang meliputi mencegah
terjadinya bahaya kecelakaan, luka, komplikasi dan sebagainya.
ii. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan
dokter.
iii. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien dan keluarganya
mengenai penyakitnya.
m. Membantu merujuk klien kepada petugas kesehatan atau institusi
n. pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu, untuk menyelesaikan
o. masalah kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi.
p. Melakukan pertolongan pertama kepada klien dalam keadaan darurat
secara tepat dan benatnyr sesuai kebutuhan serta prosedur tetap
(protap) yang berlaku. Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang
telah dilakukan kepada dokter ruang rawat/dokter penanggung jawab
ruangan.
q. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan sesuai dengan batas
keperawatannya.
r. Membantu dan menilai kondisi klien. Selanjutnya melakukan
tindakan yang tepat berdasarkan hasil pemantaua tersebut, sesuai
batas kemampuannya.
s. Membantu petugas lain dalam memelihara lingkungan yang sehat.
t. Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan
anggota tim kesehatan (dokter, ahli gizi, analis, pekarya kasehatan,
pekarya rumah tangga).
u. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan lain dalam membahas
kasus dan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan.
v. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir
sesuai jadwal dinas.
w. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar pasien
dan keluarga, sehingga tercipta ketenangan.
x. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang/
kepala Bidang Pelayanan Keperawatan.
y. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang keperawatan,
antara lain: melalui pertemuan ilmiah dan penataran.
z. Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan
yang tepat dan benar, sehingga tercipta system informasi rumah sakit
yang dapat dipercaya (akurat).
aa. Melakukan perawatan klien yang dalam keadaan sakaratul maut dan
merawat jenazah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

Menyiapkan klien yang akan pulang, meliputi:


a. Surat ijin pulang.
b. Surat keterangan sakit.
c. Petunjuk diit.
d. Resep obat untuk di rumah, jika diperlukan.
e. Surat rujukan atau pemeriksaan ulang.
f. Surat keterangan lunas pembayaran, dll.
(24) Memberi penjelasan kepada klien dan keluarganya sesuai dengan
kebutuhan klien mengenai:
1. Diit
2. Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaanya.
3. Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, puskesmas, atau
institusi pelayanan kesehatan lain.
4. Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan bergizi,
atau bahan pengganti sesuai dengan keadaan ekonomi.
5. Membimbing mahasiswa praktek klinik keperawatan.
6. Mengantar klien yang akan pulang sampai pintu keluar ruang
rawat.
Tanggung jawab PA:
(1) Kelengkapan peralatan kesehatan/keperawatan, alat habis pakai dan
obat-obatan.
(2) Kelengkapan formulir rekam asuhan keperawatan dan rekam medik.
(3) Kebenaran hasil asuhan keperawatan.
(4) Ketepatan jadwal dinas.
Wewenang PA :
(1) Memeriksa kelengkapan peralatan ruang rawat, bahan dan obat habis
pakai.
(2) Meminta bahan dan perangkat kerja sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan tugas.
(3) Membuat asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan.

Tabel
Evaluasi Tugas Kepala Ruang di Ruang Cempaka 3
Periode 22-27 April 2019
N = 6 (hari)
No Variabel yang di nilai N=6 Persentase (%)

Ya Tidak Ya Tidak
1 Membagi staf ke dalam grup MPM sesuai dengan 6 0 100% 0%
Kemampuan dan beban kerja
2 Membuat jadwal dinas dengan berkoordinasi 6 0 100% 0%
dengan perawat PP
3 Membagi pasien kedalam Grup MPM sesuai 6 0 100% 0%
dengan kemampuan
dan beban kerja
4 Melakukan meeting morning 3 3 50% 50%
5 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas 6 0 100% 0%
PN dan AN
6 Melakukan supervisidan Memberi motifasi 6 0 100% 0%
seluruh staf
Keperawatan untuk mencapai kinerja yang
optimal
7 Melakukan upaya asuhan keperawatan dengan 6 0 100% 0%
melakukan evaluasi melalui angket setiap klien
akan pulang
8 Mendelegasikan tugas kepada Penanggung jawab 6 0 100% 0%
jaga pada jaga S/M/L
9 Berperan serta sebagai konsultan 6 0 100% 0%
Total 94,4% 5,6%
Sumber Data : observasi 22-27 April 2019
Analisa Data:
Hasil observasi selama enam hari (tanggal 22-27 April 2019) di ruang Cempaka 3 didapatkan
hasil kinerja karu sudah terlaksana dengan nilai persentase 94,4% terlaksana, menunjukan
pelaksanaan tugas kepala ruang sudah baik. Namun ada penugasan meeting morning tidak
dilakukan selama 3 hari karena karu mengikuti acara dan kegiatan lainnya dengan jumlah
persentase 5,6% .
Tabel
Pelaksanaan Meeting Morning
Di Ruang Cempaka 3 Periode 22-27 April 2019
N=6 (Hari)
No VARIABEL YANG DINILAI N=6 Persentase (%)

Ya Tidak Ya Tidak
1 KaRu menyiapkan tempat untuk melakukan meeting 3 3 50% 50%
morning
2 KaRu memberikan arahan kepada staf dengan 3 3 50% 50%
materi yang telah disiapkan sebelumnya
3 KaRu memberikan 3 3 50% 50%
klarifikasi apa yang telah disampaikan kepada staf.
4 KaRu memberikan 3 3 50% 50%
kesempatan pada staf untukmengungkapkan
permasalahan yang muncul di ruangan

5 KaRu bersama - sama staf 3 3 50% 50%


mendiskusikan pemecahan
masalah yangdapat ditempuh
6 KaRu memberi motivasi 3 3 50% 50%
danreinforcement pada
staf
Total 50% 50%
Sumber Data : observasi 22-27 April 2019
Analisa data:
Berdasarkan hasil kajian data yang didapatkan, meeting morning di
Ruang Cempaka 3 sudah terlaksana cukup baik, dengan perolehan persentase
50% Pelaksanaan meeting morning dilaksanakan setiap hari kerja yang dipimpin
oleh Karu setelah operan jaga pagi. Terdapat tiga hari dimana meeting morning
tidak diikuti oleh beberapa staf dari awal sampai akhir. Hal ini terjadi berkaitan
kondisi teknis ketika Karu ada acara lain pada saat pagi hari bersamaan dengan
kegiatan meeting morning dengan persentase 50%.
Pelaksanaan Tugas PP 1
Di Ruang Cempaka 3 Periode 22-27 April 2019
N=6 (Hari)
No VARIABEL YANG DINILAI N=6 Persentase (%)

Ya Tidak Ya Tidak
1 Bertugas pagi hari 1 5 10% 90%
2 Bersama PA menerima operan tugas jaga 1 5 10% 90%
dari PA yang jaga malam
3 Bersama PA melakukan konfirmasi 1 5 10% 90%
pasien segera setelah selesaio peran
dengan petugas jaga
malam
4 BersamaPA melakukan doa bersama 1 5 10% 90%
5 Melakukan Pre- Conference dengan 1 5 10% 90%
semua PA yang ada dalam grupnya
setiap awal dinas pagi
6 Membagi habis klien kepada AN sesuai 1 5 10% 90%
dengan kemampuan dan beban kerja
7 Melakukan pengkajian, Menetapkan 1 5 10% 90%
masalah atau diagnosa dan perencanaan
keperawatan kepada semua klien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada
bukti di rekam keperawatan
8 Memonitoring dan membimbing tugas PA 1 5 10% 90%

9 Membantu tugas PA untuk kelancaran 1 5 10% 90%


Pelaksanaa nasuhan klien

10 Mengoreksi merevisi dan melengkapi 1 5 10% 90%


catatan asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh AN yang ada di bawah
tanggung jawabnya
11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap 1 5 10% 90%
klien sesuain tujuan yang ada dalam
perencanaan asuhan keperawatan dan ada
bukti dalam rekam keperawatan

Melakukan Post-Conference pada setiap 1 5 10% 90%


Akhir dinas dan menerima laporan akhir
12 tugas jaga dari PA untuk persiapan
operan tugas jaga selanjutnya
13 Melakukan operan jaga pada AN jaga 1 5 10% 90%
sore di ikuti AN pagi
14 Memperkenalkan PA yang ada dalam satu 1 5 10% 90%
grup atau yang akan merawat selama
pasien dirawat atau kepada pasien atau
keluarga yang baru
15 Mendelegasikan tugas Kepada PA pada 1 5 10% 90%
S/M/L

16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ 1 5 10% 90%


ruang bila pagi hari tidak
bertugas
Menyelenggarakan 1 5 10% 90%
17 diskusi kasus dengan
dokter dan tim kesehatan lain setiap
seminggu
sekali
18 Menyelenggarakan 1 5 10% 90%
diskusi kasus dalam
pertemuan rutinkeperawatan di
ruang
minimal sekali
19 Menyelenggarakan 1 5 10% 90%
diskusi kasus sesuai prosedur

20 Melaksanakan tugas lain sesuai dengan 1 5 10% 90%


uraian
Tugas
Total 10% 90%
Sumber Data : observasi 22-27 April 2019
Analisa Data
Dari hasil observasi selama enam hari Pelaksanaan tugas PP 1 belum
terlaksana dengan baik, dengan nilai persentase 10%. Dikarenakan PP 1 tidak setiap
hari jaga pagi yang menjadi kendala karena perputaran shif dan kekurangan
ketenaga kerjaan juga di ruangan cempaka 3 dengan nilai persentase 0% yang
terlaksana .

Tabel
Pelaksanaan Tugas PP 2 Di Ruang Cempaka 3
Periode 22-27 April 2019
N= 6 (Hari)
No VARIABEL YANG DINILAI N=6 Persentase (%)

Ya Tidak Ya Tidak
1 Bertugas pagi hari 1 5 10% 90%
2 Bersama PA menerima 1 5 10% 90%
operan tugas jaga dari PA yang jaga malam
3 Bersama PA melakukan 1 5 10% 90%
konfirmasi pasien segera setelah selesai
operan
dengan petugas jaga
malam
4 BersamaPA melakukan doa bersama 1 5 10% 90%
5 Melakukan Pre- Conference dengan 1 5 10% 90%
semua PA yang ada dalam grupnya setiap
awal dinas pagi
6 Membagi habis klien kepada AN sesuai 1 5 10% 90%
dengan kemampuan dan beban kerja
7 Melakukan pengkajian, Menetapkan 1 5 10% 90%
masalah atau diagnosa dan perencanaan
keperawatan kepada semua klien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada
bukti di rekam keperawatan
8 Memonitoring dan membimbing tugas PA 1 5 10% 90%

9 Membantutugas PA Untuk kelancaran 1 5 10% 90%


Pelaksanaan asuhan klien

10 Mengoreksi merevisi dan melengkapi 1 5 10% 90%


catatan asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh AN yang ada di bawah tanggung
jawabnya
11 Melakukan evaluasi 1 5 10% 90%
hasil kepada setiap klien
sesuain tujuan yang ada
dalam perencanaan asuhan keperawatan
dan ada bukti dalam rekam
keperawatan
Melakukan Post- Conference pada setiap 1 5 10% 90%
Akhir dinas dan menerima laporan akhir
12 tugas jaga dari PA untuk persiapan operan
tugas jaga selanjutnya
14 Memperkenalkan PA yang ada dalam satu 1 5 10% 90%
grup atau yang akan merawat selama
pasien dirawat atau kepada pasien atau
keluarga yang baru
15 Mendelegasikan tugas Kepada PA pada 1 5 10% 90%
S/M/L

16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ 1 5 10% 90%


ruang bila pagi hari tidak
bertugas
Menyelenggarakan diskusikasus dengan 1 5 10% 90%
17 dokter dan tim kesehatan lain setiap
seminggu
sekali
18 Menyelenggarakan 1 5 10% 90%
diskusi kasus dalam
pertemuan rutinkeperawatan di
ruang
minimal sekali
19 Menyelenggarakan 1 5 10% 90%
diskusi kasus sesuai prosedur

20 Melaksanakan tugas lain sesuai dengan 1 5 10% 90%


uraian
Tugas
Total 10% 90%
Sumber Data : observasi 22-27 April 2019
Analisa Data
Dari hasil observasi selama enam hari Pelaksanaan tugas PP 1 belum
terlaksana dengan baik, dengan nilai persentase 90%. Dikarenakan PP 1 tidak
setiap hari jaga pagi yang menjadi kendala karena perputaran shif dan
kekurangan ketenaga kerjaan juga di ruangan cempaka 3 dengan nilai persentase
10% yang terlaksana .

Tabel
Pelaksanaan Tugas PA
Di Ruang Cempaka 2 Periode 22-27 April 2019
(N=7 orang)

No TUGAS ASSOSIATE N=7 orang Persentase (%)


NURSE
Ya Tidak Ya Tidak
1 Melakukan operan tugas setiap 7 0 100% 0%
awal dan akhir jaga dari dan
kepada PA yang ada dalam satu
grup
2 Melakukan konfirmasi 7 0 100% 0%
atau supervisi tentang kondisi
klien segera setelah operan setiap
klien
3 Melakukan doa bersama setiap 7 0 100% 0%
awal dan akhir tugas yang
dilakukan setelah
selesai operan tugas jaga
4 Mengikuti pre-conference yang 2 5 20% 80%
dilakukan oleh PP
setiap awal tugas
5 Melaksanakan asuhan 7 0 100% 0%
keperawatan kepada pasien
yang menjadi tanggung jawab
dan ada bukti di
rekam keperawatan
6 Melakukan monitoring 7 0 100% 0%
respon pasien dan ada bukti di
rekam medis
7 Melakukan konsultasi 2 5 20% 80%
tentang masalah pasien kepada PP
8 Membimbing dan Melakukan 7 0 100% 0%
pendidikan Kesehatan kepada
klien yang menjadi tanggung
jawabnya dan ada bukti di rekam
medis
9 Menerima keluhan pasien 7 0 100% 0%
dan berusaha mengatasinya
10 Melengkapi catatan asuhan 7 0 100% 0%
Keperawatan pada semua
pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
11 Melakukan evaluasi asuhan 7 0 100% 0%
Keperawatan pada semua Pasien
yang menjadi tanggung jawabnya

Mengikuti Post-conference yang 2 5 20% 80%


12 dilakukan oleh PP pada setiap
akhir tugas dan
Melaporkan kondisi dan
Perkembangan semua pasien yang
menjadi
Tanggung jawabnya kepada
PP
13 Jika tidak ada PP, wajib 7 0 100% 0%
mengenalkan PA yang ada
dalam grup yang akan
memberikan asuhan keperawatan
pada jaga berikutnya kepada
pasien/ keluarga baru.
14 Melakukan pendelegasian 7 0 100% 0%
tugas kepada PP pada S/M/L
15 Berkoordinasi dengan 7 0 100% 0%
PNJR/Dokter/Tim kesehatan lain
bila ada malasah klien pada
S/M/L
Mengikuti diskusi kasus dengan 0 7 0% 100%
16 dokter atau tim kesehatan lain
setiap seminggu sekali
17 Mengikuti diskusi kasus dalam 0 7 0% 100%
pertemuan rutin keperawatan
diruangan
18 Melakukan tugas lain sesuai uraian 7 0 100% 0%
tugasnya
Total 75,5% 24,5%
Sumber Data : observasi 22-27 April 2019
Analisa data
Dari observasi yang telah dilakukan, pelaksanaan tugas PA sudah
dilaksanakan dengan baik dengan nilai persentase 75,5%, namun terdapat item
yang belum bisa dilaksanakan oleh PA yaitu: Mengikuti pre-conference, post-
conference dan Melakukan konsultasi tentang masalah pasien kepada PP ,
Dikarenakan PP 1 dan PP 2 tidak masuk shift pagi setiap hari karena perputaran
Shif dan kurangnya ketenaga kerjaan di ruang cempaka 3 dengan nilain
persentase 24,5%.
Tabel 2.35
Hubungan Profesional Antara Staf Keperawatan Dengan
Pasien/Keluarga Di Ruang Cempaka 3 Periode 22-27 April 2019
N= 6 (Hari)

No HUBUNGAN PROFESIONAL N=6 Persentase (%)


PERAWAT DENGAN
KLIEN/KELUARGA Ya Tidak Ya Tidak
1 Kepala ruang melakukan supervisi seluruh 5 1 84% 16%
pasien yang ada di ruangan setiap awal
tugasnya
2 PP/PA mensupervisi seluruh pasien yang 6 0 100% 0%
menjadi tanggung jawabnya segera setelah
menerima operan tugas
3 PP menginformasikan peraturan dan tata 6 0 100% 0%
tertib RS yang berlaku kepada setiap pasien
baru/ keluarganya
4 PP memperkenalkan perawat dalam satu 2 4 33% 67%
grup yang akan merawat selama pasien
dirawat di RS
5 PP/PA melakukan visit/monitoring pasien 6 0 100% 0%
untuk mengetahui perkembangan atau
kondisi pasien
6 PP memberikan penjelasan setiap rencana 6 0 100% 0%
tindakan atau program pengobatan sesuai
wewenang dan tanggung jawabnya
7 Setiap akan melakukan tindakan 6 0 100% 0%
keperawatan, PP/PA memberikan
penjelasan atas tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien atau keluarga
8 Kesediaan PP/PA untuk menerima 6 0 100% 0%
konsultasi/ keluhan pasien/ keluarga dan
Berupaya untuk mengatasinya
9 Pasien/ keluarga mengetahui PP yang 0 6 0% 100%
bertanggung jawab dan ditulis pada papan
nama pasien
10 PP/PA memberitahu dan mempersiapkan 6 0 100% 0%
klien yang akan pulang
Total 81,7% 18,3%
Sumber Data : observasi 22-27 April 2019
Analisa data
Dari hasil observasi selama enam hari Pelaksanaan tugas PP 1 belum
terlaksana dengan baik, dengan nilai persentase 90%. Dikarenakan PP 1 tidak
setiap hari jaga pagi yang menjadi kendala karena perputaran shif dan
kekurangan ketenaga kerjaan juga di ruangan cempaka 3 dengan nilai persentase
10% yang terlaksana .
Tabel
Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan dengan Dokter/Tim
Kesehatan Lain di Ruang Cempaka 3 Periode 22-27 April 2019
(N=6 hari)

No Hubungan Profesional Antara Staf Keperawatan N=6 Persentase (%)


dengan Dokter/Tim Kesehatan Lain
Ya Tidak Ya Tidak
1 PP/PA melakukan visit bersama dokter/tim kesehatan lain 6 0 100% 0%
yang merawat pasien
2 PN melakukan diskusi kasus dengan Dokter/ tim 0 6 0% 100%
kesehatan lain minimal satu kali seminggu
3 Hubungan Profesianal/kemitraan dengan dokter/tim 6 0 100% 0%
kesehatan lain tercermin dalam dokumentasi Rekam
Medis
4 PN/AN menggunakan rekam medik sebagai sarana 6 0 100% 0%
hubungan profesional dalam pelaksanaan program
kolaborasi
5 Dokter/tim kesehatan lain menggunakan rekam 6 0 100% 0%
keperawatan sebagai sarana hubungan profesional dalam
rangka pelaksanaan prgram kolaborasi
6 Dokter/tim kesehatan lain mengetahui setiap klien siapa 6 0 100% 0%
PN nya
7 PN memfasilitasi pelaksanaan konsultasi klien/keluarga 6 0 100% 0%
dengan Dokter/tim kesehatan lain
Total 85,7% 14,3%
Sumber Data : observasi 22-27 April 2019

Analisa data
Hasil pengkajian didapatkan nilai persentase sejumlah 85,7% hubungan
profesional antara dokter dan perawat terlaksana dengan baik. Diskusi kasus
dengan tim kesehatan lain belum ada, namun komunikasi pemberian pelayanan
medis dan keperawatan pasien sudah tergambar dalam status perkembangan dan
catatan asuhan keperawatan masing masing pasien, sehingga dokter/tim
kesehatan lain sudah bisa mengetahui perkembangan pasien dari catatan
perkembangan keperawatan dan monitoring pasien.

Tabel
Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan) Di Ruang Cempaka 3
Periode Periode 22-27 April 2019 (N=12 kali operan)

No VARIABEL YANG DINILAI N=12 Persentase (%)

Ya Tidak Ya Tidak
1 Didahului dengan doa bersama 12 0 100% 0%
2 Komunikasi antar pemberi tanggung jawab 12 0 100% 0%
dan penerima tanggung jawab di lakukan di
depan pintu dengan suara pelan/ tidak rebut
3 Menyebutkan identitas klien, diagnosa 12 0 100% 0%
medis, diagnosa keperawatan, tindakan
keperawatan yang telah dilakukan beserta
waktu pelaksanaanya beserta evaluasinya
4 Menginformasikan jenis dan waktu rencana 12 0 100% 0%
tindakan keperawatan yang belum dilakukan
5 Menyebutkan perkembangan klien yang ada 12 0 100% 0%
selama shif
6 Menginformasikan pendidikan kesehatan 12 0 100% 0%
yang telah diberikan (bila ada)
7 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan 12 0 100% 0%
8 Menyebutkan tindakan medis beserta 12 0 100% 0%
waktunya
9 Menyebutkan tindakan medis yang belum 12 0 100% 0%
dilakukan selama shift
10 Menginformasikan kepada pasien/ keluarga 9 3 75% 25%
nama perawat pada shif berikutnya pada
setiap akhir tugas
11 Memberi salam pada klien, keluarga serta 9 3 75% 25%
mengobservasi dan menginspeksi keadaan
klien, menanyakan keluhan- keluhan klien
(dalam rangka klasifikasi)
Total 95,45% 0,35%
Sumber Data : observasi 22-27 April 2019
Analisa Data
Hasil pengkajian pada proses serah terima tugas jaga (pagi dan sore)
didapatkan nilai persentase sebesar 95,45%. Terdapat 3 kali operan (0,35%)
perawat tidak masuk ke ruang pasien, dikarenakan waktu yang sudah siang
sehingga perawat segera mengakhiri proses keliling ke pasien.

Tabel
Evaluasi Pelaksanaan Pre Conference PP I Di Ruang Cempaka 3
Periode 22-27 April 2019
N= 6 (Hari)

No VARIABEL YANG DINILAI N=6 Persentase (%)

Ya Tidak Ya Tidak
1 Menyiapkan ruangan/tempat 1 5 10% 90%
2 Menyiapkan rekam medik pasien yang 1 5 10% 90%
menjadi tanggung jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre 1 5 10% 90%
confrence
4 Memandu pelaksaaan pre conference 1 5 10% 90%
5 Menjelaskan masalah keperawatan klien, 1 5 10% 90%
dan rencana keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya
6 Membagi tugas/ pasien kepada PA sesuai 1 5 10% 90%
kemampuan yang dimiliki dengan
memperhatikan keseimbangan kerja
7 Mendiskusikan cara dan strategi 1 5 10% 90%
pelaksanaan asuhan pasien/tindakan
8 Memotivasi untuk memberikan 1 5 10% 90%
tanggapan dan penyelesaian masalah
yang sedang didiskusikan
9 Mengklarifikasi kesiapan PA untuk 1 5 10% 90%
melaksanakan asuhan keperawatan
kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
10 Memberikan reinforcement positif pada 1 5 10% 90%
PA
11 Menyimpulkan hasil pre conference 1 5 10% 90%
Total 10% 90%
Sumber Data : observasi 22-27 April 2019
Analisa data
Pre conference di ruang Cempaka 3 sudah terlaksana cukup baik dengan
persentase 10% terlaksana. Pre conference dilakukan bersamaan dengan diikuti
oleh karu, PA dan dipimpin oleh PP1. Dalam 6 hari hanya 1 kali di adakan pre
conference dikarenakan PP 1 tidak dapat masuk shift pagi setiap hari karena
perputaran Shift dan kurangnya ketenaga kerjaan di ruang cempaka 3

Tabel 2.39
Evaluasi Pelaksanaan Post Conference PP 1 Di Ruang Cempaka 3
Periode 22-27 April 2019

No VARIABEL YANG DINILAI N=6 Persentase (%)

Ya Tidak Ya Tidak
1 Menyiapkan tempat untuk operan 1 5 10% 90%
2 Menyiapkan rekam medik klien yang 1 5 10% 90%
menjadi tanggung jawab
3 Menjelaskan tujuan dilakukan post 1 5 10% 90%
confrence
4 Menerima penjelasan dari AN tentang 1 5 10% 90%
hasil tindakan / hasil asuhan keperawatan
yang telah dilakukan AN
5 Mendiskusikan masalah yang ditemukan 1 5 10% 90%
dalam memberikan askep pasien dan
mencari upaya penjelasan masalahnya.
6 Memberikan reinfocement positif pada 1 5 10% 90%
PA
7 Menyimpulkan hasil post conference 1 5 10% 90%
8 Mengklarifikasi pasien sebelum 1 5 10% 90%
melakukan operan tugas jaga sift jaga
berikutnya
10% 90%
Sumber Data : observasi 22-27 April 2019
Analisa Data
Didapatkan hasil persentase pengkajian evaluasi Post conference di
ruang Cempaka 3 belum terlaksana secara rutin dengan persentase 10%
terlaksana. Post conference dilakukan bersamaan dengan diikuti oleh karu dan
PA, Dalam 6 hari hanya 1 kali di adakan Post conference dikarenakan PP 1
tidak dapat masuk shift pagi setiap hari karena perputaran Shift dan kurangnya
ketenaga kerjaan di ruang cempaka 3

Tabel 2.40
Pelaksanaan Pre Conference PP2 Di Ruang Cempaka 3
Periode 22-27 April 2019
No VARIABEL YANG DINILAI N=6 Persentase (%)

Ya Tidak Ya Tidak
1 Menyiapkan ruangan/tempat 1 5 10% 90%
2 Menyiapkan rekam medik pasien yang 1 5 10% 90%
menjadi tanggung jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre 1 5 10% 90%
confrence
4 Memandu pelaksaaan pre conference 1 5 10% 90%
5 Menjelaskan masalah keperawatan klien, 1 5 10% 90%
dan rencana keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya
6 Membagi tugas/ pasien kepada PA sesuai 1 5 10% 90%
kemampuan yang dimiliki dengan
memperhatikan keseimbangan kerja
7 Mendiskusikan cara dan strategi 1 5 10% 90%
pelaksanaan asuhan pasien/tindakan
8 Memotivasi untuk memberikan 1 5 10% 90%
tanggapan dan penyelesaian masalah
yang sedang didiskusikan
9 Mengklarifikasi kesiapan PA untuk 1 5 10% 90%
melaksanakan asuhan keperawatan
kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
10 Memberikan reinforcement positif pada 1 5 10% 90%
PA
11 Menyimpulkan hasil pre conference 1 5 10% 90%
Rata-rata 10,% 90%
Sumber Data : observasi 22-27 April 2019

Analisa data
Pre conference di ruang Cempaka 3 sudah terlaksana cukup baik dengan
persentase 10% terlaksana. Pre conference dilakukan bersamaan dengan diikuti
oleh karu, PA dan dipimpin oleh PP2. Dalam 6 hari hanya 1 kali di adakan pre
conference dikarenakan PP 2 tidak dapat masuk shift pagi setiap hari karena
perputaran Shift dan kurangnya ketenaga kerjaan di ruang cempaka 3

Tabel. 2.41
Pelaksanaan Post Conference Tim PP2 Di Ruang Cempaka 3
Periode 22-27 April 2019

No VARIABEL YANG DINILAI N=6 Persentase (%)

Ya Tidak Ya Tidak
1 Menyiapkan tempat untuk operan 1 5 10% 90%
2 Menyiapkan rekam medik klien yang 1 5 10% 90%
menjadi tanggung jawab
3 Menjelaskan tujuan dilakukan post 1 5 10% 90%
confrence
4 Menerima penjelasan dari AN tentang 1 5 10% 90%
hasil tindakan / hasil asuhan keperawatan
yang telah dilakukan AN
5 Mendiskusikan masalah yang ditemukan 1 5 10% 90%
dalam memberikan askep pasien dan
mencari upaya penjelasan masalahnya.
6 Memberikan reinfocement positif pada 1 5 10% 90%
PA
7 Menyimpulkan hasil post conference 1 5 10% 90%
8 Mengklarifikasi pasien sebelum 1 5 10% 90%
melakukan operan tugas jaga sift jaga
berikutnya
Rata-rata 10% 90%
Sumber Data : observasi 22-27 April 2019
Analisa data
Didapatkan hasil persentase pengkajian evaluasi Post conference di
ruang Cempaka 3 belum terlaksana secara rutin dengan persentase 10%
terlaksana. Post conference dilakukan bersamaan dengan diikuti oleh karu dan
PA, Dalam 6 hari hanya 1 kali di adakan Post conference dikarenakan PP 2
tidak dapat masuk shift pagi setiap hari karena perputaran Shift dan kurangnya
ketenaga kerjaan di ruang cempaka 3
Tabel 2.42
Hubungan Antar Staf Keperawatan yang Di Ruang Cempaka 3
Periode 22-27 April 2019

N HUBUNGAN ANTAR STAF KEPERAWATAN Persentase


o Ya Tidak
1 PJ pelayanan perawatan mengadakan pertemuan 
rutin dengan karu minimal sebulan sekali
2 Karu mengadakan pertemuan rutin dengan seluruh 
staf keperawatan minimal sebulan sekali
3 Karu mengadakan pertemuan rutin dengan PP 
minimal 1 minggu sekali
4 PP mengadakan pre dan post conference pada setiap 
awal dan akhir tugas jaga pagi
5 PP menerima serah terima tugas jaga PA yang tugas 
jaga sebelumnya
6 PP mendampingi serah terima tugas jaga antara PA 
pada tugas jaga berikutnya
7 PA melaksanakan serah terima tugas jaga sebelum 
dan kepada tugas jaga berikutnya
8 PP melakukan dokumentasi askep terutama pada 
pengkajian, menetepakan diagnosa dan penyusunan
rencana keperawatan.
9 PA melakukan dokumentasi askep terutama hal 
pelaksanaan dan evaluasi keperawata
10 PP membuat laporan tugas kepada KARU 
keperawatan setiap akhir tugas terutama tentang
keadaan umum pasien dan permasalahan yang ada.
11 PP melakukan motivasi/ bimbingan/ reinforcement 
dengan PA setiap hari
12 PA menggantikan tugas PP bila PP tidak ada 
13 PJ tugas jaga menggantikan tugas KARU pada 
S/M/L
Jumlah 84,6% 16,4%
Sumber Data : Wawancara 22-27 April 2019
Analisa data
Hasil pengkajian yang didapatkan mengenai hubungan antar staf adalah
84,6% terlaksana. Hal ini menunjukan bahwa hubungan antara staf keperawatan
sudah sangat baik. Terdapat 2 item yang belum terlaksana yaitu karu
mengadakan pertemuan 1 minggu sekali, karena di ruang Cempaka 3 pertemuan
diadakan satu bulan sekali. PP melakukan motivasi/ bimbingan/ reinforcement
dengan PA setiap hari, dikarenakan PP tidak dapat masuk shift pagi setiap hari
karena perputaran Shift dan kurangnya ketenaga kerjaan di ruang cempaka 3
Tabel 2.43
Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru Di Ruang Cempaka 3
Periode 22-27 April 2019
No Kegiatan (n = 3) (n = 3) Persentase
YA Tidak Ya Tidak

A Pre Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang klien 3 0 100% 0%
2 Membuat rencana pertemuan dengan klien 3 0 100% 0%
B Orientasi
1 Memberi salam dan tersenyum kepada klien 3 0 100% 0%
2 Memperkenalkan nama diri 3 0 100% 0%
3 Menanyakan nama panggilan kesukaan klien 0 3 0% 100%
4 Menanyakan perasaan klien 3 0 100% 0%
5 Menjelaskan peran perawat 3 0 100% 0%
6 Menjelaskan tugas perawat 3 0 100% 0%
7 Menjelaskan kegiatan (orientasi) yang 3 0 100% 0%
dilakukan
8 Menjelaskan tujuan kegiatan 3 0 100% 0%
9 Menjelaskan waktu yang di butuhkan untuk 0 3 0% 100%
orientasi
10 Menjelaskan kerahasiaan 0 3 0% 100%
C Kerja
1 Menanyakan keluhan utama pasien 3 0 100% 0%
2 Memberikan kesempatan bertanya 3 0 100% 0%
3 Memulai dengan ajakan untuk 3 0 100% 0%
berkonsentrasi
4 Melakukan orientasi 3 0 100% 0%
D Materi
1 Mengorientasikan tentang fasilitas yang ada 3 0 100% 0%
di ruangan
2 Mengorientasikan tentang cara 3 0 100% 0%
menggunakan fasilitas
3 Mengorientasikan tentang tata tertib 3 0 100% 0%
penggunaan fasilitas ruang tunggu
4 Mengorientasikan tentang tempat-tempat 3 0 100% 0%
penting, kamar mandi, ruang tunggu, ruang
konsultasi, ruang perawat, musolah, dll
E Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiatan 0 3 0% 100%
2 Memberikan pujian positif 0 3 0% 100%
3 Merencanakan tindak lanjut kepada klien 3 0 100% 0%
4 Melakukan kontrak selanjutnya 3 0 100% 0%
5 Mengkhiri kegiatan dengn cara yang baik 3 0 100% 0%
dan tersenyum
Jumlah 72% 28%
Sumber Data : observasi 22-27 April 2019
Analisa data
Pelaksanaan orientasi pasien baru sebesar 72% terlaksana. Tahap yang
belum terlaksana yaitu sebesar 28%, yaitu menanyakan nama panggilan,
menjelaskan waktu yang dibutuhkan, menjelaskan kerahasiaan. Saat memasuki
fase terminasi, staf terlewat untuk menyimpulkan kegiatan dan memberikan
reinforcement positif.

Tabel 2.44
Pelaksanaan Pemberian Informasi Pasien Baru Di Ruang Cempaka 3
Periode 22-27 April 2019
No Kegiatan (n = 3) Persentase
Ya Tidak Ya Tidak
A Pre Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang klien 3 0 100% 0%
2 Membuat rencana pertemuan dengan klien 3 0 100% 0%
B Orientasi
1 Memberi salam dan tersenyum kepada klien 3 0 100% 0%
2 Memperkenalkan nama diri 3 0 100% 0%
3 Menanyakan nama panggilan kesukaan klien 0 3 0% 100%
4 Menanyakan perasaan klien 0 3 0% 100%
5 Menjelaskan peran perawat 3 0 100% 0%
6 Menjelaskan tugas perawat 3 0 100% 0%
7 Menjelaskan kegiatan (orientasi) yang 3 0 100% 0%
dilakukan
8 Menjelaskan tujuan kegiatan 3 0 100% 0%
9 Menjelaskan waktu yang di butuhkan untuk 0 3 0% 100%
orientasi
10 Menjelaskan kerahasiaan 0 3 0% 100%
C Kerja
1 Menanyakan keluhan utama pasien 3 0 100% 0%
2 Memberikan kesempatan bertanya 3 0 100% 0%
3 Memulai dengan ajakan untuk berkonsentrasi 3 0 100% 0%
4 Melakukan orientasi 3 0 100% 0%
D Materi
1 Menjelaskan hak klien / keluarga 3 0 100% 0%
2 Menjelaskan kewajiban klien/kluarga 3 0 100% 0%
3 Menjelaskan tugas yang akan merawat 3 0 100% 0%
4 Menjelaskan jadwal waktu konsultasi 3 0 100% 0%
5 Menjelaskan setiap hari akan di sampaikan 3 0 100% 0%
catatan perkembangan dan rencana
keperawatan
6 Menjelaskan syarat pengurusan administrasi 0 3 0% 100%
7 Menjelaskan fasilitas yang ada di ruangan 3 0 100% 0%
8 Mendesmontrasikan cara penggunaan pasilitas 0 3 0% 100%
yang ada di ruangan
9 Menjelaskan tata tertib kamar tunggu 3 0 100% 0%
10 Memberitahukan tempat-tempat penting 0 3 0% 100%
11 Menjekaskan denah ruangan 0 3 0% 100%
12 Menjelaskan discarge planning 3 0 100% 0%
13 Menandatangani surat pernyataan 3 0 100% 0%
E Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiatan 3 0 100% 0%
2 Memberikan pujian positif 0 3 0% 100%
3 Merencanakan tindak lanjut kepada klien 3 0 100% 0%
4 Melakukan kontrak selanjutnya 3 0 100% 0%
5 Mengkhiri kegiatan dengn cara yang baik dan 3 0 100% 0%
tersenyum
Jumlah 73,5% 26,5%
Sumber Data : observasi 22-27 April 2019
Analisa data
Hasil pengkajian pada proses pemberian informasi pasien baru
didapatkan persentase nilai sejumlah 73,5% terlaksana. Adapun langkah langkah
yang belum dijalankan (26,5%) adalah sebagai berikut:
1. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
2. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk pemberian informasi
3. Menjelaskan kerahasiaan
4. Menjelaskasn syarat pengurusan administrasi (karena sudah terdapat
petigas administrasi tersendiri)
5. Memberitahukan tempat tempat penting
6. Memberitahukan denah ruang
7. Memberikan pujian positif

3. Actuating atau menggerakan


4. Controling atau pengawasan
5. Kajian Indikator Mutu Ruangan (OUTPUT)
4. Efisiensi Ruang Rawat
a) Kajian Teori
Ada 4 indikator yang dapat digunakan untuk menilai mutu
efisiensi mutu pelayanan kesehatan, yaitu : BOR, LOS, TOI
dan BTO.
1) BOR (Bed Occupancy Rate/ angka penggunaan tempat
tidur) Standar nasional untuk RSU dalam satu tahun
adalah : 60-75%.
BOR : Jumlah Hari Perawatan X 100%
Jumlah Tt X Hari Perawatan

2) LOS (Length of Stay/ rata-rata lama hari rawat). Standar


nasional untuk RSU dalam satu tahun adalah 7-10 hari.
LOS : Lama Hari Perawatan
Jumlah Pasien Keluar Hidup/Mati

3) TOI (Turn Over Interval/ selang waktu antara pemakaian


tempat tidur). Standar 1-3 hari untuk RSU dalam satu
tahun.
TOI : (Jumlah TT X 1 Periode) – Hari Rawat
Jumlah Pasien Keluar hidup + mati

4) BTO (Bed Turn Over/ frekuensi pemakaian tempat tidur).


Standar 5-45 kali untuk RSU dalam satu tahun sedangkan
yang baik lebih dari 40 kali (Djojodibroto, 1997).
BTO : Jumlah Pasien Keluar
Jumlah Tempat Tidur

b) Kajian Data
Gambaran rata rata penggunaan tempat tidur (BOR) dan lama
rawat inap klien (LOS), waktu tempat tidur kosong (TOI), dan
frekuensi pemakaian tempat tidur (BTO) pada bulan Januari –
Maret 2019 dapat dilihat sebagai berikut:
 1 periode: Januari – Maret 2019 (90 hari)
 Jumlah pasien pada 1 periode:
 Bulan Januari : 74 orang pasien
 Bulan Februari : 55 orang pasien
 Bulan Maret : 78 orang pasien
 Jumlah pasien yang dipindah pada periode:
 Bulan Januari : 8 orang pasien
 Bulan Februari : 8 orang pasien
 Bulan Maret : -
 Pasien keluar hidup : 194 Orang Pasien
 Pasien keluar meninggal : 13 Orang Pasien
 Bulan Januari : -
 Bulan Februari :
 < 48 jam : 3 orang
 > 48 jam : 3 orang
 Bulan Maret : orang pasien
 < 48 jam : 4 orang
 > 48 jam : 3 orang
 Hari perawatan :
 Bulan Januari : 301 hari
 Bulan Februari : 250 hari
 Bulan Maret : 306 hari
Efisiensi Ruang Cempaka 3 periode Januari – Maret 2019
Indikator
No Bulan BOR% LOS% TOI% BTO%
1 Januari 88,2 % 4,0 (4 0,5 (1 7 kali
hari) hari)
2 Februari 81,1 % 4,5 (5 1,0 (1 5 kali
hari) hari)
3 Maret 89,7 % 3,9 (4 0,4 (1 7 kali
hari) hari)
Rata – rata 86,3 4,1 (4 0,6 6 kali
% hari) ( 1
hari )
Standar 60% - 6 - 9 1 – 3 5 – 45
85% hari hari kali
Sumber : Data Sekunder Pengkajian Mahasiswa Periode 22 – 27 April 2019
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus DepKes Tahun 2005 didapatkan hasil rata-rata BOR
adalah 86,3 %, LOS 4,1 sehingga di bulatkan menjadi 4 hari, TOI 0,6 sehingga di bulatkan menjadi 1 hari, BTO 6 kali.
Dengan standar 60% - 85% untuk BOR, 6 – 9 hari untuk LOS, 1 – 3 hari untuk TOI, 5 – 45 kali untuk BTO
BAB III
ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil pengkajian dan pendataan yang dilakukan di Ruang Cempaka 3 pada tanggal 8, 9, 11 Mei 2018 terdapat masalah - masalah yang
muncul yaitu sebagai berikut :

N Masalah S W O T
o

1 Belum optimalnya  Kepala ruang terbuka  Persentase pelaksanaan  Semakin berkembangnya  Semakin berkembangnya
penerapan MPKP akan masukan dan pre conference dan post tingkat kesejahteraan dan tingkat kesejahteraan dan
dengan MPM di ruang memberikan perhatian conference PP 1 sebesar tingkat pendidikan klien, tingkat pendidikan klien, serta
Cempaka 3 penuh dalam 10 % dan PP 2 sebesar serta tehnologi, sehingga tehnologi, yang membuat klien
perkembangan dan 10% , keduanya termasuk menuntut perawat untuk semakin kritis akan perawatan
peningkatan kinerja staf dalam kategori belum selalu berkembang dan yang diberikan kepadanya,
di bangsal. terlaksana dengan baik berinovasi dalam sehingga menuntut perawat
 Hasil pelaksanaan memberikan pelayanan untuk selalu berkembang dan
 Staf keperawatan berinovasi dalam memberikan
meeting morning sebesar  Metode MPKP model
mayoritas berstatus pelayanan
50% MPM menghasilkan
pendidikan minimal DIII
 Hasil evaluasi kesinambungan pelayanan  RS pendidikan lain sudah
Keperawatan.
pelaksanaan orientasi keperawatan, sehingga mulai menerapkan MPKP secara
pasien baru sebesar 51,2% meningkatkan kualitas bertahap
dengan kategori kurang. pelayanan keperawatan
yang terpusat pada klien
N Masalah S W O T
o

2 Belum  Sudah terdapat 8 buah  Dua buah PAK kasus  PAK berisi mengenai  Ketiadaan PAK membuat
tersedianya 2 PAK dari 10 kasus terbanyak belum tersedia, standar asuhan, sehingga kualitas asuhan perawat
PAK dari 10 penyakit terbanyak yaitu GEA dan DF akan mempermudah menurun
Penyakit perawat dalam
terbanyak memberikan pelayanan
yang ada di
ruang
cempaka 3,
yaitu GEA dan
DF

3 Belum optimalnya  Hasil audit menggunakan  Pencapaian Instrumen A:  Instrumen A, dan C  Manajamen asuhan
penerapan Instrumen A instrumen A dan C rata Diagnosa keperawatan mengevaluasi mengenai keperawatan yang belum
dan C di ruang rata sebesar 78,6% (58,3%), dan proses manajemen optimal dijalankan akan
Cempaka 3 perencanaan asuhan keperawatan di mengakibatkan penurunan
keperawatan 76,3% ruangan, sehingga akan kualitas layanan keperawatan
memudahkan perawat
 Pencapaian Instrumen C dalam mengevaluasi
sebesar 69,4% asuhan keperawatan
4 5 buah SPO tindakan  Sudah terdapat SPO di  SPO belum  SPO mudah untuk  Ketidakpatuhan pelaksanaan
terbanyak di ruangan ruang Cempaka 3 mencantumkan 5 tahap direvisi sesuai dengan SPO Cempaka 3 dapat
belum proses interaksi tahapan proses interaksi menurunkan mutu asuhan
mencantumkan keperawatan keperawatan yang diberikan
proses interaksi, yang ke klien
terdiri dari tahap pre
interaksi, orientasi,
tahap kerja, terminasi
dan dokumentasi.

5 Pada poin  Sudah terdapat SPO  Cuci tangan belum Cuci tangan dan  Terdapat banyak jenis
universal mencuci tangan konsisten dijalankan: penggunaan APD sangat penyakit yang dapat ditularkan
precaution  Sebelum kontak dengan mudah untuk dijalankan melalui kontak, udara dan
 Penggunaan APD sudah pasien (60%) karena sudah terdapat SPO droplet
sejumlah 34,3
masuk dalam isi SPO  Sebelum tindakan dan fasilitas yang lengkap
% prosedur
masing masing tindakan aseptik (50%)
belum
dilakukan/belu  Fasilitas untuk cuci  Setelah kontak dengan
m konsisten tangan (handrub, pasien (60%)
wastafel dan APD)  Setelah kontak dengan
dijalankan,
tersedia lengkap lingkungan pasien (60%)
utamanya
 Penggunaan APD 50%
dalam hal:  Terdapat media visual belum dijalankan
 5 momen cuci untuk langkah langkah
tangan cuci tangan sesuai WHO
 Penggunaan APD

6 Pada poin 6  Sudah terdapat SPO  Belum dilakukannya  Identifikasi pasien dan  Jika tidak dilaksanakan
sasaran mengenai identifikasi prosedur tindakan yang penatalaksanaan resiko dengan baik, akan berakibat
keselamatan pasien dan lengkap pada pasien jatuh sangat penting fatal bagi keselamatan pasien
pasien, penatalaksanaan resiko resiko jatuh, seperti untuk memenuhi faktor dan menurunkan kualitas
sejumlah 34 % jatuh pemberian label gambar keselamatan pasien pelayanan keperawatan
prosedur pasien jatuh/segitiga, dan
belum belum ada stiker fall risk
dilakukan/belu di gelang indentitas pasien
m konsisten pada pasein dengan
dijalankan, indikasi resiko jatuh.
utamanya
dalam hal:
 Identifikasi pasien
sebelum tindakan
dan serah terima
transfer ruang
 Penandaan resiko
jatuh
A. PRIORITAS MASALAH
NO MASALAH U MG A I MN T Total

1. Belum optimalnya penerapan MPKP di ruang Cempaka 3 5 5 3 5 3 4 25

2. 5 buah SPO tindakan terbanyak di ruangan belum 3 3 3 3 2 2 16


mencantumkan proses interaksi, yang terdiri dari tahap
pre interaksi, orientasi, tahap kerja, terminasi dan
dokumentasi.

3. Belum optimalnya cuci tangan 5 moment dan penggunaan 5 5 5 5 2 4 26


APD

4. Belum optimalnya identifikasi pasien sebelum tindakan 5 5 5 5 2 4 26


dan serah terima transfer antar ruang, serta penandaan
pasien resiko jatuh .

5. Belum terdapatnya 2 SAK dari 10 penyakit daftar besar 4 4 3 3 2 2 16

6 Belum Optimalnya penerapan Instrumen A dan C di ruang 5 4 3 3 2 3 20


cempaka 3

KETERANGAN:

U : Urgency/Mendesak 1 : Rendah Sekali


MG : Magnitude/Penting/Besar sesuatu 2 : Rendah
A : Applicative/Penerapan 3 : Sedang
101

I : Impact/Dampak yang kuat 4 : Tinggi


MN : Money/ Keuangan 5 : Tinggi Sekali
T : Tools/Alat sarana/Fasilitas

C. URUTAN PRIORITAS MASALAH

1. Belum optimalnya cuci tangan 5 moment dan penggunaan APD

2. Belum optimalnya identifikasi pasien sebelum tindakan dan penandaan pasien resiko jatuh ..

3. Belum optimalnya penerapan MPKP di ruang Cempaka 3.

4. Belum Optimalnya penerapan Instrumen A dan Instrumen C di ruang cempaka 3

5. Belum terdapatnya 2 SAK dari 10 penyakit daftar besar

6. 5 buah SPO tindakan terbanyak di ruangan belum mencantumkan proses interaksi, yang terdiri dari tahap pre interaksi, orientasi,

tahap kerja, terminasi dan dokumentasi.


102

POA (Plan of Action)

No Masalah Pokok Kegiatan Uaraian Kegiatan Sasaran Target Waktu PJ


Pelaksanaan

1 Belum optimalnya cuci 1. Peningkatan 1. Peningkatan kepatuhan cuci Semua staf ruang 1. Cuci tangan 3-10 Mei Anna
tangan 5 moment kepatuhan cuci tangan sesuai dengan 5 momen Cempaka 3 sebelum kontak 2019
(sebelum kontak, sebelum tangan sesuai a. Lakukan role play cuci tangan dengan pasien
tindakan aseptik, setelah dengan 5 momen sebelum kontak dengan pasien 80%
kontak, setelah kontak 2. Peningkatan b. Lakukan role play cuci tangan 2. Cuci tangan
dengan lingkungan kepatuhan sebelum tindakan aseptik sebelum tindakan
pasien) dan penggunaan penggunaan APD c. Lakukan role play cuci tangan aseptik 80%
APD (masker pada sesuai dengan SPO setelah kontak dengan pasien 3. Cuci tangan
penyakit setelah kontak
d. Lakukan role play cuci tangan
infeksius/airborne, sarung dengan pasien
setelah kontak dengan lingkungan
tangan pada tindakan 80%
pasien
aseptik) 4. Cuci tangan
2. Peningkatan kepatuhan
penggunaan APD sesuai dengan SPO setelah kontak
a. Lakukan role play penggunaan dengan lingkungan
masker pada pasien infeksius/dengan pasien 80%
airborne disease 5. Penggunaan APD
b. lakukan role play penggunaan masker 80%%
sarung tangan pada tindakan aseptik 6. Penggunaan APD
cuci tangan 80%

2 Belum optimalnya 1. Peningkatan 1. Peningkatan kepatuhan identifikasi Semua staf ruang 1. Identifikasi 3-10 Mei Semua staf
identifikasi pasien dan kepatuhan pasien sebelum tindakan dan serah Cempaka 3 pasien 2019 ruang
penandaan pasien resiko identifikasi pasien terima pasien transfer antar ruanga. sebelum Cempaka
jatuh sebelum tindakan a. Lakukan role play identifikasi tindakan 80% 3
dan serah terima pasien sebelum tindakan
pasien transfer antar b. lakukan role play identifikasi pasien 2. Identifikasi
ruang sebelum serah terima transfer antar pasien saat
2. Peningkatan ruang serah terima
kepatuhan
ruangan 80%
penandaan resiko
2. Peningkatan kepatuhan penggunaan
jatuh
103

penandaan resiko jatuh 3. Penandaan


a. Lakukan role play penandaan resiko resiko jatuh
jatuh menggunakan stiker dan menggunakan
penanda segitiga kuning stiker dan
segitiga
kuning 80%

3 Belum optimalnya Peningkatan pelaksanaan Optimalisasi penerapan MPKP di Semua staf ruang Pelaksanaan Pre 3-10 Mei Bagus dan
penerapan MPKP di MPKP model MPM: semua staf ruang cempaka 3 dengan Cempaka 3 conference 50% 2019 Yasin
ruang Cempaka 3. 1. Pre conference cara melakukan role play tugas Karu,
dan post PP1 dan PP2: Pelaksanaan post
conference  Melakukan koordinasi dengan conference 50 %
2. Meeting morning karu
Pelaksanaan orientasi
3. Orientasi pasien  Sosialisasi pelaksanaan MPKP
baru pasien baru 80%
 Membuat jadwal dan membagi
tugas karu, PP, dan PA Pelaksanaan meeting
 Role play pre post conference morning 80%
 Role play orientasi pasien baru
 Role play meeting morning

4 Belum Optimalnya penerapan 1. Peningkatan Peningkatan kepatuhan perawat pada Semua staf 1. Evaluasi ulang 3-10 Mei Kartini
Instrumen A dan Instrumen C di kepatuhan perawat pelaksanaan asuhan keperawatan keperawatan instrumen 2019 dan Yeni
ruang cempaka 3 pada pelaksanaan (instrumen A) dan kepatuhan perawat Cempaka 3 A,Target diagnosa
asuhan keperawatan dalam melakukan tindakan sesuai SPO keperawatan: 80%,
(instrumen A) a. Koordinasi dengan Komite
(diagnosa perencanaan
Keperawatan sub komite mutu
keperawatan dan keperawatan keperawatan: 85%
perencanaan b. Sosialisasi checklist dengan 2. Evaluasi ulang
eperawatan) semua staf Cempaka 3 instrumen C,
2. Peningkatan c. Evaluasi ulang sesuai
kepatuhan perawat target sebesar 80%
checklist instrumen A dan C
104

dalam
melaksanakan
tindakan 5 besar di
ruangan sesuai SPO
(Instrumen C)

5 Belum tersedianya 2 PAK dari Membuat 2 PAK dari 10 Penyusunan PAK GEA dan DF Semua staf Tersusunnya 2 buah 3-10 Mei Kartini
10 Penyakit terbanyak yang ada besar penyakit terbanyak a. Koordinasi dengan komite keperawatan PAK GEA dan DF 2019 dan Yeni
di ruang cempaka 3, yaitu GEA keperawatan sub komite mutu Cempaka 3
dan DF keperawatan
b. Penyusunan PAK GEA dan
DF
c. Sosialisasi PAk pada staf
keperawatan di Cempaka 3

6 5 buah SPO tindakan terbanyak Penyusunan draft revisi a. Koordinasi dengan bidang SPO 5 tindakan Tersusunnya draft 3-10 Mei Refi
di ruangan belum SPO tindakan terbanyak keperawatan terbanyak usulan 5 SPO dengan 2019
mencantumkan proses sesuai dengan tahap b. Menyusun draft SPO menggunakan tahap
interaksi, yang terdiri dari tahap proses interaksi proses interaksi
pre interaksi, orientasi, tahap keperawatan
keperawatan
kerja, terminasi dan
dokumentasi.
105
106
107
108
109

Anda mungkin juga menyukai