Oleh:
Pembimbing:
REFERAT
VASKULAR
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................II
DAFTAR TABEL.......................................................................................................IV
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................V
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
2.1.4. Perbedaan Struktur dan Fungsi Ventrikel Kanan dan Ventrikel Kiri..........6
ii
2.3.6.Mekanisme Pro Aritmia pada Kardiomiopati Aritmogenik.......................25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................70
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan Struktur dan Fungsi Normal Ventrikel Kiri dan Ventrikel
Kanan10..........................................................................................................................6
Kardiomiopati Dilatasi8,18............................................................................................39
Tahun 19947.................................................................................................................45
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 11. Remodelling Ventrikel Kiri dan Distribusi Regional dari LGE pada
v
Gambar 19. Rekomendasi Terapi Medikamentosa Pada Disfungsi Ventrikel dan
Kanan Aritmogenik3....................................................................................................63
vi
BAB I
PENDAHULUAN
tahun. Dua puluh lima persen kematian akibat kardiovaskular adalah kematian
jantung mendadak.1 Pada usia muda antara 1 – 35 tahun, umumnya kematian jantung
Aritmogenik adalah salah satu penyebab utama kematian jantung mendadak pada usia
diperkenalkan pada tahun 1977 untuk menggambarkan penyakit otot jantung yang
secara dominan mempengaruhi ventrikel kanan dengan ciri khas terdapat manifestasi
adalah kelainan otot jantung keturunan yang secara dominan mempengaruhi ventrikel
kanan, ditandai secara histologi dengan penggantian miosit secara gradual menjadi
1
2
penggantian jaringan fibrosa dan jaringan lemak bukan hanya mengenai ventrikel
kanan tetapi juga ventrikel kiri. Hal tersebut membawa kepada perubahan terminologi
dengan adanya pedoman diagnosa dan tatalaksana yang sudah dibangun sejak tahun
1994.6,7
genetik.5 Ventrikel kanan secara umum bukan menjadi area yang seringkali secara
Aritmogenik baik ventrikel kiri maupun ventrikel kanan sehingga membuat diagnosa
TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi ventrikel kanan pertama kali dideskripsikan oleh Sir William Harvey
pada tahun 1616 dalam publikasinya yang berjudul De Motu Cordis.9 Selama ratusan
tahun berselang, fokus terhadap fisiologi ventrikel kiri membuat ventrikel kanan
kanan kembali menjadi fokus di bidang kardiologi setelah penelitian yang dilakukan
oleh para ahli bedah jantung di awal tahun 1950 sampai 1970 yang menunjukkan
pentingnya fungsi ventrikel kanan dalam gagal jantung, infark miokardium ventrikel
Pada jantung yang normal, ventrikel kanan merupakan ruang jantung yang
terletak paling anterior dan tepat berada dibelakang sternum. 10 Ventrikel kanan
merupakan rongga muskular yang menerima darah dari atrium kanan dan kemudian
ventrikel kanan tersusun oleh trabekula yang menjadi karakteristik yang khas pada
ventrikel kanan.12
Berdasarkan Goor dan Lillehi, ventrikel kanan terbagi atas tiga komponen.
Komponen pertama adalah inlet atau inflow tract yang terdiri dari katup tricuspid,
3
4
chordae tendinae dan papillary muscle. Komponen kedua adalah trabeculated apical
myocardium yang tersusun atas sekumpulan otot yang bersilangan yang disebut
trabekulasi. Terdapat tiga kumpulan otot yang menonjol pada ventrikel kanan, yaitu
parietal band, septomarginal band, dan moderator band. Komponen terakhir adalah
infundibulum atau conus atau outflow tract yang dimulai dari supraventricular crest
Ventrikel kanan tersusun dari beberapa lapisan otot yang membentuk jaringan
serabut tiga dimensi. Dinding ventrikel kanan terdiri dari lapisan otot superfisial dan
5
lapisan otot dalam. Serabut lapisan superfisial tersusun secara sirkumferensial dalam
arah yang parallel terhadap atrioventricular groove. Serabut ini kemudian berputar
secara oblik kearah apeks jantung. Serabut pada lapisan dalam tersusun secara
longitudinal dari basal ke apeks.10 Pada kondisi normal, dapat ditemukan sejumlah
Fungsi utama dari ventrikel kanan adalah untuk menerima venous return
dimulai dengan kontraksi dari inlet dan miokard trabekulasi dan berakhir pada
yaitu gerakan kedalam dari dinding, kontraksi dari serabut longitudinal dan traksi
pada dinding akibat kontraksi pada ventrikel kiri. Seperti ventrikel kiri, ventrikel
kanan dipengaruhi oleh detak jantung, mekanisme Frank-Starling dan sistem saraf
autonom.10
ukuran, bentuk dan komplians dari salah satu ventrikel (kiri atau kanan) dapat
dalam patofisiologi disfungsi ventrikel kanan. Dilatasi ventrikel kanan pada kondisi
kelebihan tekanan atau volume pada ventrikel kanan akan menyebabkan perpindahan
ventrikel kiri, serta menurunkan curah jantung. Kelebihan volume dan tekanan pada
ventrikel kiri juga dapat menyebabkan hal serupa pada ventrikel kanan.10
2.1.4. Perbedaan Struktur dan Fungsi Ventrikel Kanan dan Ventrikel Kiri
dengan ventrikel kiri antara lain lokasi dari septal leaflet katup trikuspid lebih apikal
dibandingkan dengan anterior leaflet katup mitral, adanya moderator band, adanya
lebih dari 3 otot papillary, adanya katup trikuspid yang memiliki tiga leaflet dengan
septal papillary attachment dan adanya trabekulasi yang kasar. Perbandingan antara
struktur dan fungsi normal ventrikel kiri dan kanan terangkum dalam tabel 1.10
Tabel 1. Perbandingan Struktur dan Fungsi Normal Ventrikel Kiri dan Ventrikel
Kanan10
infundibulum infundibulum
>40-45%
>50%
Compliance pada akhir Lebih tinggi dari ventrikel kiri 5.00.52x10-2 mmHg-1
diastole
Profil pengisian Mulai lebih dahulu dan selesai Mulai lebih akhir dan selesai lebih
rendah tinggi
Pulmonal vs Resistensi
Vaskular Sistemik
Indeks Kerja Sekuncup 82 g/m2 per beat (1/6 dari kerja 5020 g/m2 per beat
Resistensi terhadap Memiliki resistensi yang lebih Lebih rentan terkena iskemia
Adaptasi pada kondisi Lebih baik beradaptasi pada Lebih baik beradaptasi pada
mencakup studi dari volume, bentuk dan arsitektur internal ventrikel kanan, hipertrofi
ventrikel kanan, karakteristik jaringan dan penilaian massa yang berpotensi ada pada
8
ventrikel kanan. Dalam penilaian fungsi ventrikel kanan, terdapat berbagai parameter
Fungsional Dependenc
FEVKa 617% (47-76%) +++ Validasi klinis, diterima secara luas, memiliki nilai
Perubahan Area >32% +++ Memiliki korelasi yang baik dengan FEVKa, memiliki
dengan FEVKa
Sm annular >12 cm/s +++ Sensitivitas dan spesifisitas yang baik untuk FEVKa
<50%
Mid: 276
Apical: 326
1.500.41/s
Mid: 1.720.27/s
Apical:
2.040.41/s
Indeks Performa 0.280.04 ++ Indeks non-geometris global untuk fungsi sistolik dan
Fungsional Dependenc
dP/dt maksimal 100-250 ++ Bukan merupakan indeks yang dapat dipercaya dalam
maksimal
Parameter Diastolik
Tekanan Tekanan rata-rata Nilai yang tinggi menandakan adanya disfungsi diastolik
mmHg
mmHg
Rasio 1.50 0.3 Profil diastolik ventrikel kanan tidak berkorelasi dengan komplians
kecepatan ruang jantung dan tekanan ventrikel. E/A > 2 dan DT < 160 ms
10
Waktu 198 23
deselersetelaas
iE
Rasio > 1 pada irama sinus, < Pada disfungsi diastolik berat atau insufisiensi trikuspid berat
vena hepatica
Aliran Tidak ada Adanya aliran diastolik pulmonal menandakan fisiologi restriktif
pulmonal
akhir diastolik
Interdependensi Ventrikel
Variasi Trikuspid: peningkatan Peningkatan variasi respirasi dapat dilihat pada konstriksi (TIV
respirasi pada 15% saat inspirasi 40% dan MIV 25%) atau tamponade (TIV 80% dan MIV
Fungsi Katup
Insufisiensi <1/4 Vena contracta > 7 mm dan reversal sistolik vena hepatika pada
Gradien katup <2 mmHg Gradien >5 mmHg dan area < 1 cm2 pada stenosis trikuspid berat
trikuspid
Insufisiensi <1/4 RF > 40% menunjukkan insuffisensi pulmonal berat, PHT 100
Tekanan Gradien maksimal < 25 Gradien maksimal 50-80 mmHg menunjukkan stenosis pulmonal
puncak (nilai batas atas normal) moderat dan gradien maksimal > 80 mmHg menunjukkan stenosis
paling umum digunakan dalam praktek klinis namun sangat bergantung pada kondisi
pemuatan dan tidak dapat merefleksikan kontraktilitas secara adekuat. CMR dapat
digunakan untuk menilai FEVKa secara akurat. Tricuspid Annular Plane Systolic
ekskursi sistolik longitudinal pada anulus katup trikuspid lateral terhadap apeks.
namun sifatnya invasif dan memakan waktu sehingga tidak secara rutin dikerjakan
S’, indeks performa miokardium dan kombinasinya sebagai metode sederhana yang
dapat diandalkan untuk menilai fungsi sistolik ventrikel kanan dalam penilaian
normalnya tersusun atas miosit digantikan oleh jaringan fibrosa atau jaringan
Displasia Ventrikel Kanan Aritmogenik berupa jaringan parut fibrofatty dimulai dari
merah, jaringan fibrosa berwarna biru, dan jaringan adiposa berwarna putih.3
Bagian dari ventrikel kanan yang paling sering terlibat adalah inflow tract,
apeks dan infundibulum. Ketiga area ini membentuk “segitiga displasia” (the triangle
atas bagian anterior dari infundibulum pulmonal, apeks dan dinding inferoposterior. 14
pada Displasia Ventrikel Kanan Aritmogenik yang melibatkan basal ventrikel kanan,
lebih dari 3.21% jaringan fibrosa dan 40.38% jaringan lemak pada ventrikel kanan
Aritmogenik.16
memengaruhi septum dan dinding ventrikel kiri secara difus maupun secara regional
dengan area predileksi pada posteroseptal dan posterolateral ventrikel kiri. Pada
ventrikel kiri, penggantian jaringan lemak pada miokardium hanya terbatas pada
Adanya infiltrat inflamasi limfositik atau histiositik, nekrosis fokal dan tanda-
tanda apoptosis juga kerap ditemukan dalam Displasia Ventrikel Kanan Aritmogenik
dapat berupa hipertrofi miosit jantung, vakuolisasi dan dysmetric serta dysmorphic
tidak disebabkan oleh akibat iskemia, hipertensi, maupun penyakit jantung katup.
mencakup kelompok heterogen dari kelainan otot jantung yang terdiri atas penyakit
penyakit infeksi seperti penyakit Chagas, penyakit genetik baik dalam bentuk
dari HRS ini dirasa kurang sesuai karena Kardiomiopati Aritmogenik memiliki
diturunkan secara genetic dan ditandai secara patologis dengan adanya pergantian
jaringan fibrofatty pada miokardium dan secara klinis dengan adanya aritmia
Aritmogenik adalah penyakit jantung yang mengancam jiwa, disebabkan oleh mutasi
15
pada gen yang berperan dalam pembentukan sandi protein desmosomal yang
pencitraan jantung) dan aritmia ventrikel. Terdapat lima aspek yang harus
ektopi ventrikel yang sering, dari ventrikel kiri maupun kanan, takikardia ventrikel
sustained maupun non-sustained, atau henti jantung mendadak yang tidak dapat
penyakit gangguan konduksi, aritmia atrium, kompleks voltase rendah dan pola
riwayat keluarga serta analisis genetik, serta eksklusi fenokopi seperti kelainan
ventrikel kanan dan cenderung menimbulkan aritmia ventrikel yang fatal, terutama
pada individu usia muda dan atlet. Wawasan baru muncul dari investigasi post-
mortem, studi korelasi genotipe-fenotipe dan studi dengan menggunakan CMR yang
16
menunjukkan bahwa penyakit ini juga melibatkan ventrikel kiri. Sehingga istilah
yang melibatkan kedua ventrikel dengan beberapa varian fenotipe yang paralel atau
suatu penyakit genetik otot jantung yang melibatkan ventrikel kanan, ventrikel kiri
atau keduanya, dengan ciri khas adanya jaringan parut miokardium (penggantian
ventrikel global dan atau regional dan memiliki kecenderungan terjadinya aritmia
fenotipe mayor antara lain: (1) Fenotipe Kardiomiopati Ventrikel Kanan Aritmogenik
klasik dengan keterlibatan dominan ventrikel kanan dan tanpa abnormalitas ventrikel
kiri (varian dominan kanan), (2) Fenotipe dengan karakteristik keterlibatan yang
seimbang dari kedua ventrikel (bi-ventrikel) dan (3) Fenotipe dengan karakteristik
abnormalitas minor pada ventrikel kanan (varian dominan kiri) atau yang dikenal
instabilitas kelistrikan jantung dan perburukan yang progresif dari kerja jantung.
yang asimptomatik tanpa kelainan morfologi dan aritmia ventrikel sampai pasien
umum datang dengan keluhan palpitasi, pre-sinkop, sinkop atau kematian jantung
dikenali, meliputi fase pre-histologi, fase pre-klinis, fase pre-simptomatik, dan fase
18
simptomatik. Fase pre-histologi mencakup periode waktu dari saat pasien dilahirkan
sampai awal mula penyakit berproses. Fase pre-klinis mencakup periode dimana
terjadi perubahan awal secara histologi dari miokardium (berupa kematian sel miosit
dan penggantian dengan jaringan fibrofatty) meskipun belum tampak secara klinis.
(berupa perubahan EKG atau munculnya irama ventrikel prematur) dan kemudian
kelainan struktural (dilatasi dan disfungsi ventrikel, baik secara global maupun
segmental) tanpa adanya gejala yang relevan. Fase terakhir, yakni fase simptomatik
ditandai dengan adanya gejala, aritmia ventrikel dan kematian jantung mendadak.21
aritmogenik yaitu fase awal pre-klinis, fase overt, dan fase progresif. Pada fase pre-
klinis pasien dalam kondisi asimptomatik dan adanya kelainan pada ventrikel yang
samar (perubahan EKG termasuk inversi gelombang T) dan tidak disadari apabila
tidak ada kecurigaan yang kuat. Fase selanjutnya adalah fase overt dimana gejala dari
aritmia ventrikel muncul, Dan terakhir, pada fase progresif muncul gagal jantung bi-
ventrikel dengan tanda kongesti kiri dan kanan. Gangguan kelistrikan jantung baik
penyakit.17
19
Kecurigaan klinis dari Kardiomiopati Aritmogenik dapat dipikirkan pada pasien yang
datang dengan aritmia yang berasal dari ventrikel kanan, serta kematian jantung
mendadak.6
2010 yang mencakup kriteria mayor dan minor dalam enam kategori (kelainan
depolarisasi dan repolarisasi, aritmia, pencitraan, histologi, dan riwayat keluarga atau
genetik). Kardiomiopati Aritmogenik definitif mencakup dua kriteria mayor, atau satu
kriteria mayor dan dua kriteria minor atau empat kriteria minor dari kategori yang
satu kriteria minor atau tiga kriteria minor dari kategori yang berbeda. Kardiomiopati
20
Aritmogenik probable dapat mencakup satu kriteria mayor atau dua kriteria minor
menghubungkan antar miosit jantung dan tersusun atas tiga struktur utama yakni (1)
sitoskeleton dari sel sekitarnya dan (3) Desmosome yang berperan sebagai jangkar sel
kerekatan sel sehingga terjadi kerusakan kardiomiosit akibat regangan mekanis yang
terjadi terus menerus saat miokardium berkontraksi.17 Mutasi dari Desmosome akan
menyebabkan hilangnya kerekatan antar sel miosit jantung sehingga menyebabkan sel
miosit jantung mengalami detasemen dan kematian sel dan digantikan dengan
jaringan fibrofatty.19
Selain itu, terjadi perombakan dari Gap Junction pada sel miosit jantung
sejalan dengan penurunan kanal natrium jantung (Nav1.5). Kanal natrium jantung
jantung dapat terjadi pada fase awal progresi penyakit. Hal tersebut disebabkan
karena apoptosis sebagai konsekuensi dari gangguan kerekatan sel miosit jantung
intrasel. Selain itu, nekrosis juga dapat memicu respon peradangan disertai
pembentukan fibrosis, atrofi miokardium, dam dilatasi. Hilangnya sel miosit akan
Sel miosit jantung yang mengalami apoptosis dan nekrosis kemudian akan
integritas struktural dari miokardium. Berbeda dengan kondisi lain yang disertai
berkompetisi dengan -catenin untuk translokasi nuklear dan aktivasi sinyal Wnt.
Penurunan dari sinyal Wnt berasosisasi dengan fibrosis dan adipositas pada
miokardium ventrikel. Adiposit berasal dari sel progenitor jantung dan akumulasi
GSK3 merupakan regulator negatif dari sinyal Wnt dan inhibisi dari GSK3
desmosome juga dapat menyebabkan perubahan pada jalur Hippo yang meregulasi
ukuran organ dan berperan dalam proliferasi sel, diferensiasi sel, dan apoptosis.
melakukan regulasi perekatan antar sel dan sel dengan matrix. Pada kondisi
2.19
23
Selain itu terdapat hubungan juga antara PPAR- dengan sinyal Wnt dimana aktivasi
adanya peran inflamasi dan/atau miokarditis. Akan tetapi, belum jelas apakah
adalah sebagai akibat dari kematian sel yang sedang berlangsung. Inflamasi berperan
seperti IL-1, IL-6, dan TNF- pada pasien dengan Kardiomiopati Aritmogenik yang
Inflamasi bukan merupakan proses yang terus menerus, namun terjadi pada “hot
phase” dari penyakit yang dapat dipicu oleh aktivitas fisik dan berkaitan dengan
perubahan struktural yang luas termasuk fibrosis dan dilatasi yang merupakan
substrat pro-aritmia yang jelas dengan adanya jaringan parut fokal yang
menyebabkan isolasi elektrikal dari sel miosit jantung dalam jaringan fibrosa yang
miosit yang bertahan menghasilkan konduksi yang lambat, heterogen, dan aktivasi
yang lambat sehingga dapat mencetuskan sirkuit re-entri dan aritmia. Kombinasi
antara perubahan jaringan fibrofatty pada sel miosit jantung, bersama dengan
penurunan propagasi dan eksitabilitas impuls intrasel dapat menjadi kombinasi yang
Aritmogenik.17
intrasel terspesialisasi yang tersusun oleh protein dari kelompok connexin yang dapat
memberikan jalan untuk ion dan molekul antar sel. 22 Sebagaimana dibahas
sebelumnya, terjadi pengubahan dari Nav1.5 yang merupakan kanal natrium pada
yang berkurang ini akan mengganggu hubungan antar sel dan kinetik arus natrium
Aritmogenik dapat terjadi pada fase manapun dari penyakit bahkan aritmia ventrikel
26
Penurunan arus natrium dan gangguan konduksi yang disebabkannya juga nantinya
akan meningkatkan kerentanan terjadinya aritmia pada fase lanjut penyakit dengan
pada Kardiomiopati Aritmogenik.22 Selain kanal natrium, terjadi perubahan pada arus
kalsium pada pasien dengan Kardiomiopati Aritmogenik melalui delesi Pkp2 dan
berperan dalam penanganan kalsium seperti Cav1.2, RyR2 dan Ankyrin B yang
menyebabkan turunnya arus L-type Ca2+ dan inaktivasi kanal yang lebih lama.17
berbeda dengan jenis kardiomiopati lain, adanya mutasi genetik pada Kardiomiopati
Kardiomiopati Aritmogenik.19
gen telah diteliti memiliki implikasi dalam Kardiomiopati Aritmogenik dan bervariasi
Selain itu, pemeriksaan genetik juga dilakukan pada individu yang meninggal
pemeriksaan postmortem.6
interselular antara lain gen yang menyusun protein desmosomal jantung seperti
(DSC2) dan gen yang menyusun protein junctional seperti -T-catenin (CTNNA3)
(PLN), filamin C (FLNC), desmin (DES), titin (TTN), dan lamin A/C (LMNA), yang
pemeriksaan gen BAG3, DES, DSC2, DSG2, DSP, FLNC, JUP, LDB3, LMNA,
Hasil tes genetik positif dapat menegaskan diagnosa klinis dan memberikan
stratifikasi risiko yang spesifik terhadap penyakit dan memandu terapi serta dapat
memberikan kaskade tes genetik yang spesifik terhadap keluarga pasien. Oleh karena
Aritmogenik, hasil positif memberikan makna sampai 50% dalam diagnosa penyakit.6
genetik pada anggota keluarga derajat pertama dari individu dengan diagnosis
Aritmogenik.6
pemeriksaan genetik sebaiknya dilakukan pada keluarga derajat pertama pasien dalam
konteks konseling genetik. Konseling genetik harus memikirkan faktor sosial, gaya
hidup dan asuransi pasien. Evaluasi klinis direkomendasikan setiap 1-3 tahun dimulai
lead, monitoring Holter 24 jam dan pencitraan jantung dalam bentuk ekokardiografi,
Kardiomiopati Aritmogenik yang berasal dari ventrikel kiri.6 Lesi pada ventrikel kiri
biasanya mengenai dinding ventrikel kiri dan septum, secara regional dengan
predileksi pada area posteroseptal dan posterolateral. Lesi pada ventrikel kiri juga
biasanya berlokasi pada dinding luar otot jantung yang mencakup subepikardium
puncak < 0.5 mV) pada sadapan anggota gerak (ditunjukkan sebagai A dalam
Gambar 10) dan inversi atau flattening dari gelombang T di sadapan lateral atau
dengan morfologi RBBB dan aksis superior (ditunjukkan sebagai C dalam Gambar
10), dan dapat juga ditemukan EKG normal, (2) aritmia ventrikel dengan morfologi
RBBB (Right Bundle Branch Block) pada QRS yang ektopi menunjukkan asalnya
dari ventrikel kiri (ditunjukkan sebagai D dalam Gambar 10), (3) fungsi sistolik
ventrikel kiri normal atau sedikit menurun tanpa disertai dilatasi atau dapat juga
dengan dilatasi ringan (ditunjukkan sebagai E dalam Gambar 10), (4) adanya fibrosis
miokardium yang luas dari CMR-LGE, dan (5) gambaran LGE non-iskemik yang
secara dominan melibatkan lapisan subepikardial dari area inferior dan inferolateral
merupakan salah satu fitur fenotipe dari Kardiomiopati Ventrikel Kiri Aritmogenik.18
gen desmoplakin (DSP), phospholamban (PLN), dan FLNC merupakan defek genetik
elektrokardiografi serta adanya aritmia ventrikel serta latar belakang familial atau
ventrikel kiri bergantung pada terpenuhinya kriteria ITF untuk fenotipe ventrikel
kanan ditambah dengan adanya keterlibatan ventrikel kiri, terutama kelainan morfo-
fungsional dan struktural. Akan tetapi pada pasien tanpa (atau hanya sedikit) kelainan
pada ventrikel kanan secara klinis (tidak memenuhi kriteria ITF), diagnosis
kriteria fenotipe saja. Hal tersebut disebabkan karena kelainan morfo-fungsional dan
struktural dari ventrikel kiri pada Kardiomiopati Aritmogenik tidak spesifik dan
memiliki persamaan dengan penyakit otot jantung lain seperti kardiomiopati dilatasi,
33
Ventrikel Kiri Aritmogenik dibutuhkan bukti positif dari pemeriksaan genetik yaitu
(dengan atau tanpa morfo-fungsional) pada ventrikel kiri ditambah adanya bukti
kanan
Miokardium Pola LGE transmural (pola stria) Pola LGE LV (pola stria) pada lebih
pada lebih dari sama dengan 1 dari sama dengan 1 segmen Bull’s
jaringan lemak
Repolarisasi prekordial kanan (V1, V2, dan V3) prekordial kiri (V4-V6) (tanpa
35
komplit)
Kriteria Minor
komplit)
RBBB komplit
(pola RVOT)
Identifikasi adanya mutasi genetik yang patogen atau curiga patogen pada
Kriteria Minor
diagnosis
Adanya kematian mendadak pada usia muda (<35 tahun) karena kecurigaan
37
fitur fenotipe yang serupa yaitu adanya disfungsi sistolik ventrikel kiri dan fibrosis
Aritmogenik adalah adanya ventrikel kiri yang hipokinetik (atau normokinetik) tanpa
ciri khas yang ditandai dengan adanya dilatasi ventrikel kiri yang signifikan dan
disfungsi sistolik ventrikel kiri. Selain itu LGE juga terdeteksi pada kurang dari 50%
Ventrikel Kiri Aritmogenik. Distribusi dari LGE dari Kardiomiopati Ventrikel Kiri
Gambar 11. Remodelling Ventrikel Kiri dan Distribusi Regional dari LGE pada
Aritmogenik dapat menjadi berat pada fase lanjut sebagai hasil dari progresi penyakit
dengan bertambahnya area LGE yang mempengaruhi beberapa segmen dari dinding
Kardiomiopati Dilatasi8,18
Aritmogenik
Pola Keturunan > 50% (Autosomal Dominan, Autosomal 35% (Autosomal Dominan)
Resesif)
Latar Belakang Mutasi pada gen yang menyusun protein Mutasi pada gen yang menyusun
Genetik desmosomal, phospholamban (PLN) dan sitoskeleton, sarkomer otot dan protein
Manifestasi Klinis Palpitasi, sinkop dan henti jantung Gagal jantung, palpitasi dan henti jantung
Utama
Abnormalitas EKG Voltase gelombang QRS yang pendek Hipertrofi ventrikel kiri dengan pola strain
Pencitraan Ventrikel kiri yang hipokinetik tanpa Ventrikel kiri yang hipokinetik dan
Ekokardiografi dan disertai dilatasi dengan adanya LGE yang dilatasi tanpa disertai atau adanya LGE
dinding regional, adanya disfungsi sistolik gerak dinding regional namun lebih
ventrikel kiri yang berkaitan dengan LGE jarang, adanya disfungsi sistolik ventrikel
Histopatologi Adanya penggantian fibrofatty pada Kelainan non spesifik pada miokardium
40
Aritmogenik
monomorphic (dengan pola RBBB, pola takikardia ventrikel sustained dan fibrilasi
Mekanisme Re-entri terkait jaringan parut Re-entri terkait jaringan parut maupun
Takikardia fungsional
Ventrikel
Ventrikel
sampai saat ini masih belum tegak. Pembatasan aktivitas olahraga dan terapi beta-
oleh sistem saraf adrenergik. Pemetaan dan ablasi kateter dari takikardia ventrikel
yang terkait dengan jaringan parut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
epikardial melalui ruang pericardium untuk mencapai sirkuit re-entri yang berada di
lapisan luar ventrikel kiri. Sampai saat ini, hanya implantasi dari ICD yang terbukti
Displasia Ventrikel Kanan Aritmogenik, adalah penyakit otot jantung yang ditandai
dengan adanya instabilitas kelistrikan jantung yang disebabkan oleh atrofi fibrofatty
adalah penyakit otot jantung yang diturunkan yang ditandai adanya penggantian
miokardium secara progresif menjadi jaringan fibrofatty yang dapat menjadi substrat
diperkenalkan pada tahun 1977 oleh Fontaine et al. melalui sebuah laporan yang
mendeskripsikan enam orang pasien dengan takikardia ventrikel sustained yang tidak
memiliki penyakit jantung yang jelas dan resisten terhadap obat anti-aritmia.
kanan, namun saat ini jelas bahwa Kardiomiopati Ventrikel Kanan Aritmogenik dapat
melibatkan ventrikel kanan dan/atau ventrikel kiri dan dapat menyebabkan gagal
jantung bi-ventrikel.4
menggambarkan adanya suatu penyakit baru pada otot jantung yang secara dominan
42
memengaruhi ventrikel kanan, dan ditandai dengan adanya aritmia ventrikel maligna.
fibrofatty pada miokardium bukan hanya melibatkan ventrikel kanan saja namun juga
kematian mendadak pada individu yang berusia kurang dari 30 tahun dan ditemukan
pada 20% kematian mendadak pada usia muda. Kardiomiopati Ventrikel Kanan
orang pada populasi umum sampai 1 dari 2000 pada populasi negara Eropa seperti
Italia dan Jerman. Kurang lebih 50% pasien dengan Kardiomiopati Ventrikel Kanan
secara keturunan melalui pola autosomal dominan, dan didapatkan pula beberapa pola
autosomal resesif.3 Predileksi familial dari penyakit ini pertama kali ditemukan oleh
Kardiomiopati Ventrikel Kanan Aritmogenik, dua dalam satu keluarga yang sama. 4
43
satu atau lebih varian patogen dari gen yang menyusun protein desmosomal sehingga
growth factor beta-3 (TGF3) dan TMEM43.24 Selain disebabkan karena faktor
Kardiomiopati Ventrikel Kanan Aritmogenik adalah bentuk ringan dari anomali Uhl,
hipoplasia kongenital dari miokardium ventrikel kanan yang muncul pada anak-anak
apoptosis dan tingginya kadar CPP-32, cysteine protease yang dibutuhkan untuk
44
kanan secara histologi pada hasil otopsi, bedah atau biopsi endomiokardium. Akan
tetapi, diagnosa dengan biopsi endomiokardium pada penyakit ini sulit karena
ahli mengadakan konsensus untuk menyusun kriteria diagnosa penyakit ini karena
Aritmogenik yang berisi para ahli mengajukan suatu kriteria diagnosis yang
atau fibrofatty pada miokardium ventrikel kanan, perubahan EKG, aritmia yang
berasal dari ventrikel kanan dan riwayat keluarga. Diagnosa displasia ventrikel kanan
dapat dipenuhi apabila memenuhi dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor dan dua
Tahun 19947
Kriteria Mayor Adanya dilatasi berat dan penurunan ejeksi fraksi ventrikel kanan dengan tanpa keterlibatan
Aneurisma ventrikel kanan yang terlokalisasi (area akinetik atau diskinetik dengan
Kriteria Minor Dilatasi global ventrikel kanan yang ringan dan atau penurunan ejeksi fraksi dengan
Kriteria Mayor Penggantian jaringan fibrofatty pada miokardium dari biopsi endomiokardium
Kriteria Minor Gelombang T inversi pada sadapan prekordial kanan (V2 dan V3) pada individu yang
Kriteria Mayor Adanya gelombang Epsilon atau prolongasi terlokalisasi (>110 ms) pada kompleks QRS di
V. Aritmia
Kriteria Minor Takikardia ventrikel tipe LBBB dari hasil EKG, holter, atau tes uji latih
Adanya ekstrasistol ventrikel yang sering (lebih dari 1000 per 24 jam) berdasarkan hasil
holter
Kriteria Minor Riwayat keluarga dengan kematian mendadak usia muda (<35 tahun) karena kecurigaan
Pedoman gugus tugas tahun 1994 disusun berdasarkan kasus yang bergejala
dan studi yang melakukan inklusi pasien dengan kematian jantung mendadak, atau
disebut pasien-pasien yang sudah mengalami spektrum akhir dari penyakit, sehingga
kriteria 1994 tersebut dinilai sangat spesifik, namun tidak sensitif untuk penyakit
pada fase awal. Sehingga pada tahun 2010, gugus tugas Kardiomiopati Ventrikel
keilmuan baru dan teknologi terbaru untuk meningkatkan sensitivitas diagnosis dan
Kriteria Diagnosis Modifikasi Kardiomiopati Ventrikel Kanan Aritmogenik (Gugus Tugas Tahun 2010)
19 mm/m2)
21 mm/m2)
Berdasarkan MRI:
Akinesia atau diskinesia regional ventrikel kanan atau kontraksi ventrikel kanan
yang disinkroni
- Rasio dari volume akhir diastolik ventrikel kanan terhadap area permukaan
Berdasarkan MRI:
Akinesia atau diskinesia regional ventrikel kanan atau kontraksi ventrikel kanan
yang disinkroni
- Rasio dari volume akhir diastolik ventrikel kanan terhadap area permukaan
tubuh 100 sampai < 110 mL/m2 (laki-laki) atau 90 sampai < 100 mL/m2
(perempuan)
Kriteria Mayor Miosit residual <60% dari analisa morfometrik (atau <50% apabila menggunakan estimasi)
dengan penggantian jaringan fibrosa pada dinding miokardium ventrikel kanan pada 1
48
sampel, dengan atau tanpa penggantian jaringan lemak pada biopsy endomiokardium
Kriteria Minor Miosit residual 60-75% dari analisa morfometrik (atau 50-65% apabila menggunakan
estimasi) dengan penggantian jaringan fibrosa pada dinding miokardium ventrikel kanan
pada 1 sampel, dengan atau tanpa penggantian jaringan lemak pada biopsy
endomiokardium
Kriteria Mayor Gelombang T inversi pada sadapan prekordial kanan (V1,V2, dan V3) atau lebih pada
individu berusia > 14 tahun (tanpa disertai adanya RBBB komplit dengan QRS 120 ms)
Kriteria Minor Gelombang T inversi pada sadapan V1 dan V2 pada individu berusia > 14 tahun
Gelombang T inversi pada sadapan V1, V2, V3, dan V4 pada individu berusia >
Kriteria Mayor Adanya gelombang epsilon (sinyal beramplitudo rendah diantara akhir kompleks QRS dan
awal dari gelombang T) pada sadapan prekordial kanan (V1 sampai V3)
Kriteria Minor Potensial lambat pada SAECG pada 1 dari 3 parameter dengan tidak adanya
Durasi terminal QRS < 40V (durasi sinyal amplitudo rendah 38 ms)
akhir dari QRS termasuk R’ pada V1, V2 atau V3 tanpa adanya RBBB komplit
V. Aritmia
Kriteria Mayor Takikardia ventrikel nonsustained atau sustained dengan morfologi LBBB dengan aksis
superior (QRS negatif atau indeterminate di sadapan II, II, dan aVF dan positif di sadapan
aVL)
Kriteria Minor Takikardia ventrikel nonsustained atau sustained dengan konfigurasi RV outflow,
morfologi LBBB dengan aksis inferior (QRS positif di sadapan II, III, dan aVF
49
Kriteria Mayor Kardiomiopati Ventrikel Kanan Aritmogenik terkonfirmasi pada keluarga derajat
Kriteria Minor Riwayat Kardiomiopati Ventrikel Kanan Aritmogenik pada keluarga derajat
Pada kriteria diagnosis yang diperbarui tahun 2010, terdapat klasifikasi baru
apabila memenuhi 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor atau 4
kriteria minor dari kategori yang berbeda, diagnosa borderline apabila memenuhi 1
kriteria mayor dan 1 kriteria minor atau 3 kriteria minor dari kategori yang berbeda,
dan diagnosa possible apabila memenuhi 1 kriteria mayor atau 2 kriteria minor dari
Pada tahun 2020, kriteria Padua disusun sebagai pembaruan dari kriteria
fibrofatty pada miokardium di kedua ventrikel serta tambahan kriteria EKG, termasuk
kelainan depolarisasi dan repolarisasi serta aritmia ventrikel yang spesifik terhadap
memenuhi kriteria definite, borderline, atau possible pada kriteria ventrikel kanan
tanpa adanya keterlibatan ventrikel kiri. Adapun diagnosa definite, borderline, atau
dan atau struktural pada kriteria ventrikel kanan dan ventrikel kiri.5
latihan fisik, penyintas kematian jantung mendadak (terutama saat latihan fisik) dan
individu dengan irama prematur ventrikel yang sering (>500 dalam 24 jam) dan atau
takikardia ventrikel dalam morfologi LBBB tanpa disertai adanya penyakit jantung
lainnya.6
Aritmogenik dari Takikardia Ventrikel yang berasal dari Right Ventricular Outflow
Tract (RVOT-VT).6
ekokardiografi, tes uji latih beban, dan pemantauan Holter 24 jam. Kelainan morfo-
pirau kiri ke kanan apabila hasil CMR tidak konklusif. Skrining genetik dilakukan
desmosomal dan non-desmosomal. Apabila hasil genetik negatif, evaluasi lebih lanjut
pada fenotipe yang menyerupai harus dilakukan seperti kelainan kongenital seperti
pirau kiri ke kanan atau anomali Ebstein maupun kelainan didapat seperti
dan gangguan dari fungsi sistolik bi-ventrikel yang dapat menyebabkan kematian
karena gagal jantung. Prognosis pada pasien dengan Kardiomiopati Ventrikel Kanan
Aritmogenik bergantung pada keparahan aritmia dan disfungsi ventrikel, 3 Tujuan dari
kejadian aritmia maligna dan kematian jantung mendadak serta memperbaiki kualitas
mencakup: (1) menurunkan angka mortalitas, baik kematian jantung mendadak akibat
aritmia maupun kematian akibat gagal jantung, (2) mencegah progresi penyakit yang
menekan gejala palpitasi, rekurensi takikardia ventrikel atau kejutan defibrilasi pada
alat defibrillator kardioverter implan dan (4) menurunkan gejala gagal jantung serta
jam, dan tes uji latih harus dikerjakan secara regular setiap 1-2 tahun tergantung pada
usia, gejala dan keparahan penyakit pada pasien yang bergejala dan setiap 2-3 tahun
lima kali pada remaja dan dewasa muda dengan Kardiomiopati Ventrikel Kanan
Aritmogenik.27 Latihan fisik merupakan salah satu dari faktor yang terpenting dalam
menentukan fenotipe penyakit dan dapat memicu aritmia yang mengancam nyawa
melakukan latihan fisik termasuk olahraga sebagai bagian dari pola hidup sehat
dengan catatan tidak mencapai kapasitas maksimal dan mewaspadai setiap gejala
ventrikel atau fibrilasi ventrikel dan gagal jantung. 25,26 Latihan fisik ketahanan
didefinisikan sebagai olahraga dengan kebutuhan yang tinggi dan dinamis (>70% dari
konsumsi oksigen maksimal).19 Aktivitas olahraga yang berat harus dihindari pada
pasien dengan gejala maupun pada pasien asimptomatik yang memiliki mutasi
melakukan stratifikasi risiko aritmia dan menentukan obat anti aritmia yang tepat
untuk mengendalikan dimensi dan fungsi ventrikel, tatalaksana gejala kongesti dan
Aritmogenik melibatkan dua aspek dari disfungsi miokardium yaitu gagal jantung kiri
dan gagal jantung kanan. Pada pasien dengan Kardiomiopati Aritmogenik dan
disfungsi ventrikel kanan yang simpomatik, pemberian penyekat ACE atau Reseptor
gangguan klinis untuk pencegahan aritmia yang distimulasi secara adrenergik dan
prematur yang sering dan rumit) atau gejala, tatalaksana awal dengan penyekat beta
harus dipertimbangkan.4 Selain itu, penyekat beta juga terbukti dapat mencegah
kardioverter implan yang tidak tepat. Penyekat beta juga dapat mencegah aritmia
adrenergik, aritmia yang dipicu oleh latihan fisik dan remodelling ventrikel. Atas
tidak.6 Karena tidak ada studi yang membandingkan efek penyekat beta serta dosis
menyebabkan vasodilatasi dititrasi sampai maksimal dosis untuk usia dan jenis
kelamin.27
Pada pasien dengan aritmia ventrikel, terapi anti aritmia dapat digunakan
untuk mengendalikan gejala.6 Terapi dengan obat anti aritmia harus dipertimbangkan
untuk menurunkan beban aritmia pada pasien yang simptomatik. 19 Anti aritmia kelas-
mendadak.3 Amiodarone memiliki efek penyekat beta yang ringan dan karakteristik
480 mg/hari merupakan anti aritmia yang paling baik dalam tatalaksana takikardia
baik dan memiliki efek samping intra-kardiak pada jangka waktu panjang.28
Flecainide ditambahkan dengan sotalol atau metoprolol juga dapat menjadi strategi
60
Kanan Aritmogenik yang refrakter terhadap satu jenis terapi dan atau ablasi kateter.25
sering. Obat anti aritmia juga direkomendasikan sebagai terapi tambahan terhadap
61
dengan hemodinamik stabil namun rekurensi tinggi. Obat anti aritmia tidak rasional
yang terdokumentasi.6
terapi antikoagulan dapat memberikan manfaat pada pasien yang memiliki fibrillasi
yang cukup baik pada hampir seluruh bentuk kardiomiopati, terutama pada pasien
dengan jaringan parut iskemik dan kardiomiopati dilatasi idiopatik.6 Ablasi kateter
Aritmogenik umumnya disebabkan karena macro re-entri terkait jaringan parut akibat
dengan menggunakan ablasi kateter.26,27 Ablasi kateter merupakan opsi terapi untuk
kardioverter implan. Namun, ablasi kateter bersifat paliatif karena tingginya angka
rekurensi pasca ablasi sehingga tidak efektif dalam mencegah kematian jantung
mendadak.3,4,6
pemetaan berdasarkan substrat. Ablasi linear dari lesi pada area jaringan parut akan
menyebabkan isolasi dari sirkuit re-entri. Pada kondisi takikardia ventrikel yang
rekuren dengan beban jaringan parut di ventrikel kanan yang besar dan karena pada
63
Kardiomiopati Ventrikel Kanan Aritmogenik terjadi displasia pada area yang sulit
Kanan Aritmogenik3
yang terpenting adalah menentukan risiko dari kematian jantung mendadak sehingga
klinisi dapat memberikan defibrillator kardioverter implan pada pasien yang tepat. 6
Terapi defibrilator kardioverter implan merupakan lini pertama pada pasien dengan
tinggi.27
risiko kematian jantung mendadak yang dimiliki pasien yang secara umum dibagi
menjadi tiga kategori risiko tinggi, sedang dan rendah. Kategori risiko tinggi
mencakup pasien dengan riwayat henti jantung karena fibrilasi ventrikel atau
takikardia ventrikel yang menetap. Kelompok ini memiliki risiko kejadian aritmia
yang mengancam nyawa > 10% per tahun dan paling mendapatkan manfaat dengan
implan juga direkomendasikan pada pasien dengan disfungsi berat ventrikel kanan
(perubahan area fraksional ventrikel kanan 17% atau ejeksi fraksi ventrikel kanan
35%).27
didalamnya karier genetik yang menunjukkan kejadian aritmia maligna yang rendah
dalam pemantauan jangka panjang dan tidak membutuhkan terapi apapun. Kategori
risiko sedang mencakup pasien dengan lebih dari sama dengan satu faktor risiko
dengan estimasi kejadian aritmia yang mengancam nyawa pertahun sebesar 1-10%.
kanan (perubahan area fraksional ventrikel kanan 17-24% atau ejeksi fraksi ventrikel
kanan 36-40%) atau ventrikel kiri (ejeksi fraksi ventrikel kiri 36-45%) merupakan
faktor risiko mayor dan dapat menjadi justifikasi dalam penggunaan defibrilator
Para ahli Heart Rhythm Society (HRS) pada tahun 2019 menyusun
kardioverter implant pada pasien dengan riwayat henti jantung dengan takikardia
ventrikel atau fibrillasi ventrikel, dengan tambahan rekomendasi pada pasien dengan
rekomendasi utama (rekomendasi kelas I, derajat bukti C). Pasien dengan sinkop
yang dicurigai karena aritmia ventrikel dan takikardia ventrikel menetap dengan
risiko aritmia mayor ataupun minor dengan ketentuan rekomendasi IIa, derajat bukti
B apabila memenuhi tiga mayor, dua mayor dan dua minor atau satu mayor dan
empat minor serta rekomendasi IIb, derajat bukti B apabila memenuhi dua mayor,
satu mayor dan dua minor atau empat minor. Kriteria tersebut akan dibahas kemudian
Ventrikel kiri juga menjadi salah satu pertimbangan dalam penggunaan defibrilator
kardioverter implan.6
mengurangi insidensi komplikasi terkait lead terutama pada pasien usia muda.
ejeksi fraksi 35% atau dengan kompleks QRS yang lebar dengan pola LBBB.
Transplantasi jantung menjadi upaya terakhir apabila pasien mengalami gagal jantung
yang tidak teratasi atau takiaritmia ventrikel yang tidak terkendali. Transplantasi
Ventrikel Kanan Aritmogenik dengan gagal jantung kongestif yang berat dan tidak
berespon dengan tatalaksana lain atau episode takikardia ventrikel atau fibrillasi
ventrikel yang berulang dan refrakter terhadap ablasi kateter dan atau terapi
KESIMPULAN
genetik otot jantung yang melibatkan ventrikel kanan, ventrikel kiri atau keduanya,
dengan ciri khas adanya jaringan parut miokardium (penggantian miokardium dengan
jaringan fibrosa atau fibrofatty) yang menyebabkan disfungsi ventrikel global dan
atau regional dengan kecenderungan terjadinya aritmia ventrikel terkait jaringan parut
ventrikel.5
pasien dengan keluhan berdebar dan/atau sinkop terkait latihan fisik, penyintas
kematian jantung mendadak (terutama saat latihan fisik) dan individu dengan irama
prematur ventrikel yang sering (>500 dalam 24 jam) dan atau takikardia ventrikel
pada hasil otopsi, bedah atau biopsi endomiokardium. Kriteria diagnosis merupakan
69
70
elektrokardiografi serta adanya aritmia ventrikel serta latar belakang familial atau
maupun kematian akibat gagal jantung, (2) mencegah progresi penyakit yang
menekan gejala palpitasi, rekurensi takikardia ventrikel atau kejutan defibrilasi pada
alat defibrillator kardioverter implan dan (4) menurunkan gejala gagal jantung serta
kardioverter implan.26
kejadian aritmia ventricular maligna dan memperbaiki luaran jangka panjang pada
jantung mendadak menjadi suatu langkah yang sebaiknya dilakukan oleh klinisi
kardioverter implan.6
DAFTAR PUSTAKA
Camm J, et al. 2015 ESC Guidelines for the management of patients with
ventricular arrhythmias and the prevention of sudden cardiac death. Eur Heart
J. 2015;36:2793–867.
2. Stiles MK, Wilde AAM, Abrams DJ, Ackerman MJ, Albert CM, Behr ER, et
decedents with sudden unexplained death and patients with sudden cardiac
J Cardiol. 2020;319:106–14.
6. Towbin JA, McKenna WJ, Abrams DJ, Ackerman MJ, Calkins H, Darrieux
Rhythm. 2019;16:e301–72.
71
72
1994;71:215–8.
Heart J. 2020;41:1414–29.
9. Goldstein J. The right ventricle: What’s right and what’s wrong. Vol. 16,
10. Haddad F, Hunt SA, Rosenthal DN, Murphy DJ. Right Ventricular Function in
11. Tretter JT, Redington AN. The Forgotten Ventricle? Circ Cardiovasc Imaging.
2018;11.
2019;17:100049.
13. Rudski LG, Lai WW, Afilalo J, Hua L, Handschumacher MD, Chandrasekaran
611.
1993;40:273–82.
17. van der Voorn SM, te Riele ASJM, Basso C, Calkins H, Remme CA, van Veen
2021;heartjnl-2020-316944.
2017;121:784–802.
20. Elliott PM, Anastasakis A, Asimaki A, Basso C, Bauce B, Brooke MA, et al.
22. Austin KM, Trembley MA, Chandler SF, Sanders SP, Saffitz JE, Abrams DJ,
Cardiol. 2019;16:519–37.
1996;94:983–91.
24. Marcus FI, McKenna WJ, Sherrill D, Basso C, Bauce B, Bluemke DA, et al.
14.
27. Corrado D, Wichter T, Link MS, Hauer RNW, Marchlinski FE, Anastasakis A,
Erkrankungen. 2005;30:91–101.
75