Anda di halaman 1dari 136

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KRISIS DI HUNTARA ASAM III

KELURAHAN KABONENA KECAMATAN PALU SELATAN


KOTA PALU

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Reguler

Ni Wayan Fatmawati Nur Aviva


Marina Ibrahim
Maurisca Andini Niluh Lisa Monika Nur Rahma
Chairunnisa Tahir
Nita Syafira Nurafni Safitri
Mega Daleta
Nur Anjani Tasbih Nurdahlia
Mutiara Dewi Anggreini

Ni Made Novariani
Ajeng

Mira Aswandi Nurul Muthoharoh Rani Wijayanti


Tarawe
Nini Gimawati Oktaviani Reski Angreni

Novitasari Putri Kartika Reski Timang

Nur Asmi Putri Ramadhani Rinawati

Nurmulia Saparuddin Rahma Aulia Sakina

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLIEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
PRODI DIV KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini, dan kami buat
dengan waktu yang telah di tentukan.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan
laporan seperti ini, pembaca dapat belajar dan memahami dengan baik mengenai Praktik
Manajemen Krisis Bencana khususnya bencana alam dan bencana non alam.

Dan tentunya kami juga menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan pada penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, kami senantiasa menanti kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan laporan ini. Semoga
dengan adanya laporan ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu
pengetahuan.

Palu, 21 Desember 2020

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................

B. Tujuan...........................................................................................................

C. Sistematika Penulisan..................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengetahuan Dasar Krisis Kesehatan........................................................

B. Bencana Alam...............................................................................................

C. Bencana Non Alam.......................................................................................

BAB III RINCIAN DATA

A. Data Huntara Asam III...............................................................................

B. Denah.............................................................................................................

C. Data Bencana Alam dan Non Alam............................................................

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pembahasan..................................................................................................
B. Hambatan......................................................................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................

B. Saran..............................................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. SAP................................................................................................................

B. Lieflet.............................................................................................................

C. Dokumentasi Kegiatan.................................................................................

D. Rekapan Kehadiran.....................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sejak tahun 2008 telah


mengembangkan program pelayanan kesehatan reproduksi pada situasi bencana yang
diimplementasikan di seluruh Indonesia. Pada saat itu, upaya ini menggunakan
pedoman pelayanan kesehatan reproduksi pada situasi bencana yang diterjemahkan
langsung dari pedoman internasional Inter-agency Working Group (IAWG) on
Reproductive Health in Crises. Sejak tahun 2014, pedoman tersebut telah diadaptasi ke
dalam konteks lokal Indonesia dengan diterbitkannya Pedoman Paket Pelayanan Awal
Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi pada Krisis Kesehatan.
Krisis kesehatan adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
kesehatan individu atau masyarakat yang disebabkan oleh bencana dan/atau berpotensi
bencana. Dalam penanggulangan bencana, diperlukan koordinasi dan kerjasama dari
berbagai pihak baik dari nasional, internasional, pemerintah maupun
swasta/masyarakat.
1. Bencana Alam (Gempa Bumi)

Bumi sebagai tempat berpijak mahkluk hidup, memiliki banyak


komplekifitas dalam pergerakannya. Dengan pergerakan lempeng tektonik
menjadikan permukaan bumi memiliki berbagai macam sumber daya alam
maupun resiko bencana yang akan terjadi di kemudian hari. Gempa bumi
merupakan salah satu dampak negatif dari peroses pergerakan lempeng tersebut,
daerah pertemuan lempeng ini menjadikan kawasan tersebut menjadi daerah
rawan akan bencana gempa bumi. Pada dasarnya gempa bumi terjadi karena
deretan pergerakan atau getaran yang terjadi pada lapisan kulit bumi yang bersifat
sementara kemudian menyebar ke segala arah (Howel, 1969).
Di sisi lain Indonesia merupakan jalur dari lempeng bumi, yaitu Lempeng
Indo-Australia di sisi selatan yang bergerak ke utara dengan kecepatan
6-7cm/tahun menumbuk Lempeng Eurasia yang stabil sepanjang Palung Sunda.
Dari sisi timur, Lempeng Pasifik menumbuk kawasan timur Indonesia sepanjang
Palung New Guinea-Pasifik dengan kecepatan sampai 11cm/tahun. (UNESCO
Office Jakarta, Bertahan dari Gempa bumi 2010)
Dalam satu dekade ini Indonesia sendiri banyak mengalami pristiwa gempa
tercatat 23 kali peristiwa gempa, yang memakan korban jiwa yang tidak sedikit,
dan menghancurkan infrastruktur di berbagai daerah yang di landa tersebut.
Dalam pristiwa ini tercatat sudah memakan 142.181 jiwa serta sekitar 37.000
dinyatakan hilang (bnpb.go.id, pemutahiran sumber dan peta gempa, 2017).
Kota Palu yang merupakan pusat pemerintahan dan jantung prekonomian
provinsi Sulawesi Tengah, yang ikut terkena dampak bencana gempa yang
mengakibatkan Tsunami pada tanggal 28 September 2018 lalu. Tercatat 1.636
jiwa meninggal akibat pristiwa tersebut (Kompas.com, Ihsanuddin, 2018), dan
menurut data Citra Satelit yang di dapat dari International Disaster Charter
kerusakan bangunan yang terjadi di kota Palu akibat gempa dan Tsunami tersebut
mencapai 2.403 bangunan. Ini menyebabkan kelumpuhan kota Palu dari berbagai
aspek, tercatat sekitar 70.000 jiwa di tampung di pengungsian. Menurut peta
gempa Indonesia tahun 2010, kota palu masuk ke jajaran kota yang memiliki
potensi gempa sangat tinggi (BNPB, Palu, 2018).

2. Bencana non alam ( COVID-19 )

Latar belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan


pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini
diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai
jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular,
kelelawar, dan berbagai jenis tikus.
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar
hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan
hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus
sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis
yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.
Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan
MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona. Memiliki gejala yang sama-
sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi
lebih parah dan gagal organ.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Tujuan dari pelaksanaan praktek ini adalah agar mahasiswa mampu
berperan serta aktif dalam upaya perwujudan program PPAM melalui pendekatan
keluarga yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan dengan target keluarga,
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh oleh mahasiswa melalui
pendekatan.
2. Tujuan Khusus
a. Menentukan sasaran sesuai kebutuhan kit
b. Penanganan masalah dampak dari bencana alam dan non alam
c. Melakukan penyuluhan sesuai masalah yang didapat.

C. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan ini menggunakan sistematika sebagai berikut :


1. BAB I membahas tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan umum, dan
khsusus.
2. BAB II Menguraikan tentang konsep teoritis yang terdiri dari pengetahuan dasar krisis
kesehatan, bencana alam dan bencana non alam.
3. BAB III membahas tentang data huntara Asam III dan data bencana alam dan non alam
4. BAB IV membahas tentang membahas tentang pembahasan dan hambatan
5. BAB V membahas tentang kesimpulan dan saran.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengetahuan Dasar Krisis Kesehatan

Krisis kesehatan adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam


kesehatan individu atau masyarakat yang disebabkan oleh bencana dan/atau berpotensi
bencana. Kegiatan krisis kesehatan dibagi menjadi 3 tahap, meliputi:
1. Prakrisis Kesehatan: merupakan serangkaian kegiatan kesiagaan krisis kesehatan
yang dilakukan pada situasi tidak terjadi bencana atau situasi terdapat potensi
terjadinya bencana yang meliputi kegiatan perencanaan penanggulangan krisis
kesehatan, pengurangan risiko krisis kesehatan, pendidikan dan pelatihan,
penetapan persyaratan standar teknis dan analisis penanggulangan krisis
kesehatan, kesiapsiagaan dan mitigasi kesehatan.

2. Tanggap darurat krisis kesehatan: merupakan serangkaian kegiatan yang


dilakukan dengan segera pada saat kejadian akibat bencana untuk menangani
dampak kesehatan yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, pemenuhan kebutuhan dasar, pelindungan dan pemulihan
korban, memastikan ketersediaan prasarana serta fasilitas pelayanan kesehatan.

3. Pascakrisis kesehatan: merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan


segera untuk memperbaiki, memulihkan, dan/atau membangun kembali prasarana
dan fasilitas pelayanan kesehatan.

Dalam penanggulangan bencana, diperlukan koordinasi dan kerjasama dari


berbagai pihak baik dari nasional, internasional, pemerintah maupun
swasta/masyarakat. Klaster merupakan sekelompok badan, organisasi, dan/atau
lembaga yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dalam mengatasi kebutuhan
pada sektor tertentu saat terjadi bencana (contohnya adalah kesehatan). Pendekatan
klaster adalah salah satu pendekatan koordinatif yang menyatukan semua pihak terkait,
baik pemerintah maupun non pemerintah dalam upaya penanggulangan bencana, untuk
meminimalkan kesenjangan dan tumpang tindih pemberian bantuan/pelayanan.
B. Bencana Alam

1. Pengertian Bencana Alam


Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana menyebutkan “Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis”.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
membagi bencana dalam tiga jenis yaitu :
a. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor
b. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi dan wabah penyakit
c. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar
kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror.

Berdasarkan pengertian yang dijelaskan di atas maka sifat dasar bencana


adalah meninggalkan keadaan yang merusak dalam hubungannya dengan
kehidupan manusia. Sedangkan fungsi dari adanya jenis-jenis bencana, seperti
bencana alam, bencana non alam serta bencana sosial adalah untuk menjelaskan
bentuk dari sumber bencana itu sendiri, sehingga dengan diketahui bentuk suatu
jenis bencana maka diketahui risiko yang akan ditimpa masyarakat setelah
terjadinya bencana itu sendiri.
Selain itu pemberian batasan dan pengertian terhadap bentuk-bentuk bencana
alam juga akan dapat memberikan masukan tentang apakah dengan adanya terjadi
suatu bencana maka ada pihak-pihak tertentu yang dapat dimintakan pertanggung
jawabannya. Pada bencana alam, maka kondisi yang menyebabkan terjadinya
bencana adalah alam. Pada keadaan ini maka alam tidak dapat dimintakan
pertanggung jawabannya. Tetapi kondisi yang berhubungan dengan suatu
pertanggung jawaban hukum dengan terjadinya bencana alam dapat ditelusuri
dengan melihat hal yang menyebabkan terjadinya bencana alam itu sendiri.
Misalnya bencana alam berupa banjir atau tanah longsor yang menimbulkan
korban jiwa, maka kondisi bencana alam seperti ini dapat dihubungkan dengan
kegiatan penggundulan hutan. Objek pelaku penggundulan hutan tersebut dapat
dimintakan pertanggung jawabannya secara hukum dengan terjadinya bencana
alam banjir atau tanah longsor tersebut. Tetapi dalam kondisi tertentu seperti
bencana alam tsunami, angin puting beliung, maka dalam hal ini tidak ada pihak
yang dapat dimintakan pertanggung jawabannya karena penyebabnya adalah alam.

2. Sumber Daya bantuan Bencana


Sistem nasional penanggulangan bencana adalah sistem pengaturan yang
menyeluruh tentang kelembagaan, penyelenggaraan, tata kerja dan mekanisme serta
pendanaan dalam penanggulangan bencana, yang ditetapkan dalam pedoman atau
peraturan dan perundangan (Departemen Sosial dan Budaya, 2014 : 1).
Komponen-komponen dalam sistem nasional penanggulangan bencana adalah
legislasi (hukum, peraturan, perundangan), kelembagaan penanggulangan bencana,
mekanisme (penyelenggaraan dan sumber daya penanggulangan bencana), program
(perencanaan penanggulangan bencana) dan pendanaan.
Komponen tersebut saling berkaitan dan berpengaruh di mana legislasi
mempengaruhi pendanaan dan kelembagaan, pendanaan mempengaruhi program
dan mekanisme, kelembagaan mempengaruhi program dan mekanisme, serta
mekanisme mempengaruhi program (Departemen Sosial dan Budaya, 2014 : 2).
Secara umum dana penanggulangan bencana dapat dikelompokkan menjadi 3
(tiga), yaitu :
a. Dana DIPA (APBN/APBD)
Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengalokasikan anggaran penanggulangan
bencana secara memadai. Penggunaan penanggulangan bencana yang memadai
dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya - Dana Siap Pakai (on call) Pada saat
tanggap darurat (untuk bantuan kemanusia/relief pada saat terjadi bencana),
Badan Nasional Penanggulangan Bencana menggunakan dana siap pakai. Dana
siap pakai disediakan oleh Pemerintah dalam anggaran Badan Nasional
Penanggulangan Bencana. Yang dimaksud dana siap pakai yaitu dana yang
dicadangkan oleh pemerintah untuk dapat dipergunakan sewaktuwaktu apabila
terjadi bencana
b. Dana Yang Bersumber Dari Masyarakat
Pemerintah dan Pemerintah Daerah mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyediaan dana yang bersumber dari masyarakat Pemerintah, Pemerintah
daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah melakukan pengelolaan sumber daya bantuan bencana pada
semua tahap bencana sesuai dengan Peraturan Perundangundangan. Pada saat
tanggap darurat bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana
mengarahkan penggunaan sumber daya bantuan bencana yang ada pada semua
sektor terkait.

3. Bencana Alam Sulawesi Tengah


Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018 adalah peristiwa gempa bumi
berkekuatan 7,4 Mw diikuti dengan tsunami yang melanda pantai barat Pulau
Sulawesi, Indonesia, bagian utara pada tanggal 28 September 2018, pukul 18.02
WITA. Pusat gempa berada di 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut kota
Palu dengan kedalaman 10 km. Guncangan gempa bumi dirasakan di Kabupaten
Donggala, Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi, Kabupaten Poso,
Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Mamuju bahkan hingga Kota Samarinda, Kota
Balikpapan, dan Kota Makassar. Gempa memicu tsunami hingga ketinggian 5
meter di Kota Palu.
Pusat gempa bumi (episentrum) berada di darat, sekitar Kecamatan Sirenja,
Kabupaten Donggala. Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan cukup
kuat di sebagian besar provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan sebagian
Kalimantan Timur serta Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Sulawesi Utara. Di
Makassar misalnya, getaran sempat dirasakan beberapa detik. Di Menara Bosowa,
karyawan berlarian meninggalkan gedung. Di Palopo, Sulawesi Selatan, guncangan
membuat warga berlarian meninggalkan rumah. Di Samarinda, gempa turut
dirasakan sampai warga keluar berhamburan dari gedung dan pusat perbelanjaan.
Di Balikpapan, guncangan gempa turut dirasakan di rusunawa, dan hotel. Secara
umum gempa dirasakan berintensitas kuat selama 2-10 detik. Dengan
memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposenttrum gempa bumi,
tampak bahwa gempa bumi dangkal ini terjadi akibat aktivitas di zona sesar Palu
Koro. Sesar ini merupakan sesar yang teraktif di Sulawesi, dan bisa pula disenut
paling aktif di Indonesia dengan pergerakan 7 cm pertahun.
Sesar yang diteliti di LIPI baru sampai sesar darat. Sedangkan sesar di laut
sama sekali nihil dari penelitian. Menurut Sutopo Purwo Nugroho, gempa bumi
yang terjadi "merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Palu
Koro, yang dibangkitkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan dari
struktur sesar mendatar mengiri (slike-slip sinistral)".
Akibat guncangan gempa bumi, beberapa saat setelah puncak gempa terjadi
muncul gejala likuefaksi (pencairan tanah) yang memakan banyak korban jiwa dan
material. Dua tempat yang paling nyata mengalami bencana ini adalah Kelurahan
Petobo dan Perumnas Balaroa di Kota Palu. Balaroa ini terletak di tengah-tengah
sesar Palu-Koro. Saat terjadinya likuifaksi, terjadi kenaikan dan penurunan muka
tanah. Beberapa bagian amblas 5 meter, dan beberapa bagian naik sampai 2 meter.
Di Petobo, ratusan rumah tertimbun lumpur hitam dengan tinggi 3-5 meter. Terjadi
setelah gempa, tanah di daerah itu dengan lekas berubah jadi lumpur yang dengan
segera menyeret bangunan-bangunan di atasnya. Di Balaroa, rumah amblas, bagai
terisap ke tanah.

C. Bencana Non Alam


Wabah virus corona (coronavirusses Covid-19) dilaporkan telah menyebar lebih
di 102 negara di dunia dengan total kasus positif mencapai 110.000-an orang. Hal itu
mengutip Tribunnews.com yang dilansir dari peta persebaran Covid-19, Coronavirus
Covid-19 Global Cases by John Hopkins CSSE. Sejak pada Senin (9/3/2020),
setidaknya ada 102 negara yang mengkonfirmasi kasus Covid-19 di wilayahnya.
Penyebaran besar awalnya terjadi wilayah daratan China yakni 80.735, disusul Korea
Selatan 7.382 kasus, Italia 7.375, Iran 6.566 kasus, dan kini di Indonesia 309 kasus
(belum di-update). Sementara, kasus kematian mencapai 3.825 orang, masih didominasi
terjadi di pusat epicentrum virus yakni di kota Wuhan yakni 3.007 orang. Disusul oleh
Itali 366 orang, Iran 194 orang, dan 50 di Korea Selatan, dan Indonesia 25 orang.
Sementara angka penyembuhan pasien Covid-19 menunjukan arah yang signifikan
yaitu 61.982 orang.
1. Pengertian Corona Virus
Corona virus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan
(MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). Penyakit virus
corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus
yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini diketahui setelah
menyebar yang kemunculannya dimulai di Wuhan, Cina, pada bulan Desember
2019.

2. Tanda dan Gejala Terjangkit Virus Corona Covid-19


Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, jkelelahan, dan batuk
kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat,
pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini biasanya ringan dan mulai
secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi tidak mengembangkan
gejala apa pun dan merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang (sekitar 80%)
pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus. Setidaknya 1 dari setiap 6 orang
yang mendapatkan COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas.
Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis yang
mendasarinya seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung atau diabetes, lebih
mungkin untuk mengembangkan penyakit serius Covid-19. Orang dengan demam,
batuk dan kesulitan bernapas harus cepat ditangani medis.

3. Mencegah Penyebaran Virus Corona Covid-19


Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi virus corona Covid-
19 adalah: Mencuci tangan secara teratur, menutupi mulut dan hidung ketika batuk
dan bersin, memasak daging dan telur dengan saksama. Hindari kontak dekat
dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan
bersin.

4. Cara Pemyebaran COVID-19


Orang dapat menangkap COVID-19 dari orang lain yang memiliki virus.
Penyakit ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung
atau mulut yang menyebar ketika seseorang dengan COVID-19 batuk atau buang
napas. Tetesan ini mendarat pada benda dan permukaan di sekitar orang tersebut.
Orang lain kemudian menangkap COVID-19 dengan menyentuh benda atau
permukaan ini, kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka. Orang-
orang juga dapat menangkap COVID-19 jika mereka menghirup tetesan dari
seseorang dengan COVID-19 yang batuk atau mengeluarkan tetesan. Inilah
sebabnya mengapa penting untuk tinggal lebih dari 1 meter (3 kaki) dari orang
yang sakit virus corona. WHO sedang menilai penelitian yang sedang berlangsung
tentang cara-cara COVID-19 tersebar dan akan terus berbagi temuan yang
diperbarui.
BAB III
RINCIAN DATA

A. Data Huntara Asam III

1. Banyaknya huntara : 160 Pintu

2. Berpenghuni : 122 Pintu

3. Mck : 30 pintu

4. Musollah :1

5. Jumlah Jiwa : 496 Jiwa

6. Jumlah KK : 116

7. Jumlah Sasaran : 214

a. Bayi :9

b. Balita : 46

c. Remaja : 53

d. Ibu Hamil :3

e. Lansia : 18

f. PUS : 65

g. WUS : 20

8. Masalah yang didapat di huntara :

a. Kekerasan seksual pada anak

b. Banyaknya pasangan usia subur tidak ber-KB

c. Wc yang tidak kondusif

d. Penerapan 3M belum maksimal dalam pencegahan penularan Covid-19

e. Kurangnya kebersihan lingkungan di sekitar huntara.


9. Kepala Puskesmas Lere : Ibu Agustina Gosal (081242924097)

Sumber data :
a. Koordinator Lapangan Huntara Asam III

Zamrut (082213809028)
b. Kader Huntara Asam III

Mas’Ani (081343954964
c. Bidan Penanggung Jawab Huntara Asam III

Bd. Risma (082290330929)


B. Denah

2 1
1 2
3 5
6
6
3 N M
O 1
3 P
3
Mushola
9
3 1
1 1
4 7
1 6
1 4 4
K J I H 2
2 1 1
L 1
1
2 2

1 8 5 1
D
1 5 6
1 4
3 1
2
4 4
2 3 C
4 2
1
3
G 5
2 E
B 3
2 2
2
3 F 1
3 A 9
2
2 1 3
5 8

3 4
7

Keterangan :

: Bayi : WUS : Remaja

: Bumil : PUS

: Balita : Lansia
C. Data Bencana Alam dan Non Alam

1. Data Bencana Alam (Gempa Bumi)

LAMPIRAN 2

FORMULIR B-1 (DIGUNAKAN SATU HARI SETELAH BENCANA)*

a. Nama Dinkes/PPKSub Regional : Dinas Kesehatan Kota Palu/ Wilayah kerja


Puskesmas Lere
b. JenisBencana : Bencana alam (Gempa bumi)
c. Waktu kejadian bencana : 28 September 2018
d. Deskripsi bencana : Korban jiwa, kerusakan bangunan, kehilangan tempat tinggal
e. Lokasi Bencana : Huntara Asam 3 (jl. Asam 3 lorong tribata kelurahan kabonena,
kota Palu)

Jumlah Penduduk
No Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Dusun Terancam Topografi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1 PALU PALU BUVUKULU 496 Sebalah Utara : Kabonena
BARAT Sebelah Selatan :
Donggala Kodi
Sebelah Timur : Lere
Sebelah Barat : Donggala
Kodi

A. Jumlah korban

1. Korban Meninggal

Jenis Kewarganegaraan Alamat Tempat Penyebab


No Nama Usia
Kelamin (No Passport) Korban Meninggal Kematian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


TIDAK ADA
DATA

2. Korban Hilang

Jenis Kelamin Kewarganegaraan Alamat Korban


No Nama Usia Tempat
(No Passport) Meninggal
(1) TIDAK
ADA
DATA
3. Korban luka berat/rawat inap dan luka ringan/rawat jalan

NamaFasilitasPelayananKesehatan Rawat Inap Rawat Jalan


No
danLokasinya(Kabupaten/Kota)
L P Jumlah L P Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
TIDAK ADA DATA

Jumlah

4. Pengungsi

No Lokasi KK Laki-Laki Perempuan Jumlah Jiwa

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Huntara Asam 3 - - - -

Jumlah

B. FasilitasUmum

Akses ke lokasi kejadian Bencana


o Mudah dijangkau,menggunakan alat transportasi roda dua dan roda 4
o Sukar,karena
Jalur komunikasi yang masih dapat digunakan…..
Keadaan jaringan listrik
o Baik
o Terputus
o Belum tersedia/belumada
Sumber air bersih yang bisa digunakan
o Tercemar
o TidakTercemar
C. Kondisi Fasilitas Kesehatan

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RS, Kondisi Kondisi


No Puskesmas, Pustu, Gudang Farmasi, Polindes, Tidak Tidak
Dinkes, Rumah Dinas, dsb) Rusak Berfungsi
Rusak Berfungsi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
a. RSUD Anutarapura  
b. Puskesmas Kamonji  
c. Pustu Kabonena  
d. Poskesdes  

D. Upaya penanggulangan yang telahdilakukan


1. Pemberian huntara
2. Penyaluran air bersih dan listrik
3. Bantuan makanan, minuman, dan pakaian
4. Memberikan pelayanan kesehatan
5. Penyediaan Toilet /WC

E. Hambatan Pelayanankesehatan
1. Tenda kespro untuk huntara asam III berada di Buvukulu

F. Bantuanyangdiperlukansegera
1. Obat-obatan

G. RencanaTindak Lanjut
1. Pemberian sembako
2. Penyaluran air bersih
3. Pelayanan di tenda Kespro

*Catatan:
FormulirB-1inihanyamerupakanreferensi,data-datadiformB
1iniakandikumpulkanolehtimRapidHealth Assessment(RHA)daripusatkrisiskesehatan.
LAMPIRAN 3

DATA DASAR KESEHATAN REPRODUKSI PRAKRISIS KESEHATAN

Nama Kabupaten/Kota: Palu


Nama Propinsi: Sulawesi Tengah
Periode data:

No Indikator Capaian Target Keterangan

1 K1
2 K4
Persalinan oleh tenaga
3
kesehatan
Jumlah kasus kematian ibu BELUM ADA DATA
4

Angka penggunaan
5
kontraspesi (CPR)
6 Angka Kelahiran Kasar

DATA FASILITAS KESEHATAN PRAKRISIS KESEHATAN

Nama Tipe
Fasilitas Fasilitas Pemerintah/
Tipe Pelayanan Kespro (dicentang) Ket
Pelayanan Pelayanan Swasta
Pesehatan Kesehatan

Persalinan
ANC PONED PONEK K
Normal
B
POSKESPRO Pemerintah   
PEMBERI PELAYANAN PRAKRISIS KESEHATAN

Nama
Fasilitas
Pelayanan Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Keterangan
Kesehatan
Dr. SpOG Dr. SpA DokterUmum Bidan Perawat Lain-lain
LAMPIRAN 4
PENILAIANTENTANGKONDISIFASILITASPELAYANANKESEH
ATAN,KETERSEDIAANTENAGADANALAT DANOBAT

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Reproduksi di Wilayah Terdampak

Nama Tipe
Fasilitas Fasilitas Pemerintah / Tipe Pelayanan Kespro (dicentang)
Keterangan
Pelayanan Pelayanan Swasta
Kesehatan Kesehatan

Persalinan
ANC PONED PONEK KB
Normal
PUSKESMAS C PEMERINTAH   
LERE
RSUD B PEMERINTAH   
ANUTAPUR
A

Pemberi Layanan Di Area Terdampak

Nama
Fasilitas
Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Keterangan
Pelayanan
Kesehatan

Dr. SpOG Dr. SpA DokterUmum Bidan Perawat Lain-lain


Ketersediaan Alat Dan Bahan Untuk Pelayanan Kesehatan Reproduksi

Nama Tipe
Fasilitas Fasilitas Pemerintah Tipe Pelayanan Kespro (dicentang)
Pelayanan Pelayanan /Swasta Keterangan
Kesehatan Kesehatan

ANC Persalinan PONED PONEK K


Normal
B

Transfusi Darah Ya Tidak


Laboratorium untuk pengecekan jenis 
darah tersedia
Penapisan Hepatitis tersedia 

Penapisan HIV tersedia 

Penapisan Sifilis tersedia 

Pelayanan Kesehatan Reproduksi 

Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Tipe Pelayanan Tersedia di tempat Terdekat yang Menyediakan Keterangan
Pelayanan Tersebut

Ya Tidak Nama Fasilitas Jarak (km)


ANC  1. Rsu. 1. 2,8 Km
Anutapura
2. Puskemas 2. 2 km
Lere
3. Puskemas 3. 550 meter
Pembantu
Kabonena
Persalinan Normal  1. Rsud 1. 2,8 Km
Anutapura
2. Puskemas 2. 2 km
Lere
3. Puskemas
Pembantu 3. 550 meter
Kabonena

RSU Anutapura 2,8 km


PONED
RSU Anutapura 2,8 Km
PONEK
Kontrasepsi  1. Rsu. 1. 2,8 Km
Anutapura
2. Puskemas 2. 2 km
Lere
3. Puskemas
Pembantu 3. 550 meter
Kabonena
 RSU ANUTAPURA 2,8 Km
Perawatan SGBV
 1. PUSKESMA 1. 2 km
PPP kit
S LERE
2. PUSTU 2. 550 meter
KABONENA
Penanganan Kekerasan Seksual Dan Layanan Yang Diberikan

Kegiatan Keterangan

Apakah tersedia mekanisme koordinasi untuk penanganan


kekerasan seksual TERSEDIA

-
Jumlah kasus kekerasan seksual yang dilaporkan pada
layanan kesehatan

Apakah ada informasi yang disebarluaskan ke masyarakat ADA (PENYULUHAN)


tentang perawatan pasca pemerkosaan dan akses terhadap
layanan
LAMPIRAN 5

DAFTAR LEMBAGA/ORGANISASI/LSM YANG BEKERJA DI BIDANG KESEHATAN


REPRODUKSI

TempatdanTanggal :

NamadanAlamat yang
Wilayah DapatDihubungi
NamaOrganisasi Program Keterangan
Kerja Alamat/Email/
Nama
Telp.

IBI (Bidang sosial) KIA

K5 KOTA
PALU

Darmawati

PKK HUNTARA

PPNI Perawatan
Lampiran 6

FORMAT WAWANCARA IBU HAMIL DAN PASCA BERSALIN

Di data oleh :

Lokasi :

a. Format wawancara ibu hamil

No Deskripsi Keterangan

1. Nama

2. Umur

3. Usia kehamilan

4. Kehamilan anak ke berapa TIDAK ADA DATA

5. Apakah pelayanan pemeriksaan kehamilan


tersedia? Dimana/jarak ke tempat pelayanan?
Oleh siapa?

6. Rencana melahirkan (Kemana dan ditolong oleh


siapa?)

7. Rencana KB pasca salin

b. Format wawancara ibu pasca salin

No Deskripsi Keterangan

1. Nama

2. Umur

3. Anak yang ke berapa? TIDAK ADA DATA

4. Usia bayi?

5. Berat badan bayi lahir

6. Proses kelahiran, normal atau caesar, siapa


penolong persalinan, melahirkan dimana?
7. Apakah tersedia pelayanan kesehatan untuk ibu
pasca bersalin? Dimana?

8. Diberikan ASI atau tidak? Apakah ada kesulitan


dalam pemberian ASI?

LAMPIRAN 7

PENILAIAN KONDISI CAMP PENGUNGSIAN DAN IDENTIFIKASI RISIKO


TERJADINYA SGBV

Di Data Oleh :

Lokasi :

7.1. PenilaianManajemen Camp


Indikator Ya Tidak Keterangan

Pertanyaan seputar camp pengungsian

Kelompok rentan (ibu hamil, bayi, 


balita, lansia dan penyandang cacat)
berada pada satu tempat dan
keluarga berada dekat dengan
tempat tersebut

Berapa orang yang tinggal dalam


satu tenda pengungsian tersebut ? 3-5 Orang

Apakah anda tinggal dengan orang 


bukan bagian dari keluarga anda ?

Apakah anda merasa nyaman atau 


aman tinggal di tenda pengungsian
ini ? jelaskan?

Pertanyaan seputar toilet aman

Apakah merasa nyaman dengan 


keadaan toilet yang disediakan ?
Indikator Ya Tidak Keterangan
Toilet dan air memenuhi kebutuhan 
pengungsian

Pertanyaan
Toiletseputar pelayanan-pelayanan
perempuan kesehatandan keadaan
dan laki-laki  camp
terpisah dan memiliki tanda yang
jelas

Toilet dapat dikunci dari dalam 

Penerangan mencukupi (ditempat 


pengungsian, toilet, danjalan)
Apakah tersedia pelayanan kesehatan yang mudah 
dijangkau

Apakahada system pengamanan dan keamanan yang 


dilakukan di lingkungan tenda pengungsian ?

Jika anda mendengar tentang kasus kekerasan seksual 


di dalam atau sekitar tenda pengungsian, apakah anda
akan melaporkan kasus tersebut ?

Jika tidak, lanjut ke pertanyaan selanjutnya.

Jika iya, kepada siapa anda akan melaporkannya ?

Apakah anda pernah mendengar pelayanan kesehatan  


yang dapat memberikan layanan kepada perempuan
yang mengalami kekerasan seksual ?

Khusus untuk WUS yang sudah menikah bagaimana 


pandangan pemenuhan hak seksual dengan pasangan
anda disituasi tenda pengungsian seperti ini ?

Distribusibantuanmelibatkanperempuan 

Staf perempuan hadir setiap hari di kantor manajemen 


camp (registrasi, sekuriti, perlindungan)

Informasi berkaitan dengan ketersediaan dan lokasi 


layanan kespro tersedia bagi pengungsi

Indikator Ya Tidak Keterangan

Informasi berkaitan dengan ketersedia anda lokasi 


pelayanan kekerasan seksual bagi penyintas tersedia
bagi pengungsi

Tersedia ruang konseling dengan menggunakan posko 


kesehatan atau ruangan untuk perempuan (berganti
pakaian,menyusui, dsb).

7.2 Identifikasiresikopotensialdari SGBV

1. Jumlahperempuan yang menjadi kepala keluarga:


2. Jumlah anak yang tidak di temani orang dewasa: Tidak ada
KelompokUmur Perempuan Laki-laki Total

1-11 bulan

1-4 tahun

5-9 tahun

10-14 tahun TIDAK ADA


DATA

15-19 tahun

Total

Laporan kejadian SGBV :

Penjelasan singkat dari mekanisme dukungan bagi manajemen konsekuensi


SGBV(perawatan medis, dukungan psikososial, rumah aman, bantuan hukum) :

Upaya penanggulangan yang telah dilakukan:

Bantuan yang diperlukan :


a. ………………
b. …………………

Lampiran 8

INSTRUMEN RAPID HEALTH ASSESMENT (RHA) BAGI REMAJA

Rapid Health Assessment untuk Kesehatan Reproduksi Remaja


No. Data Demografi Remaja Perempuan Laki-Laki Keterangan

1. Jumlah remaja (10-14 tahun), Jika data tidak tersedia, data


di pilah Berdasarkan jenis remaja usia 10-19 tahun dapat
kelamin diestimasi sbesar 18,3% dari
data jumlah pengungsi (Tanpa
2. Jumlah remaja (15-19 tahun), melihat jenis kelamin)
dipilah berdasarkan jenis
kelamin

3. Jumlah remaja (20-24 tahun), Jika data tidak tersedia, data


dipilah berdasarkan jenis remaja usia 10-24 tahun dapat
kelamin diestimasi sbesar 27% dari data
jumlah pengungsi (Tanpa
melihat jenis kelamin)

4. Jumlah remaja penyandang Dapat dilakukan saat


disabilitas pengumpulan data Tim
Kesehatan Reproduksi Remaja

5. Jumalah remaja hamil yang Dapat dilakukan saat


berusia <15 tahun dan antara pengumpulan data Tim
15-19 tahun Kesehatan Reproduksi Remaja

INFORMASI PENUNJANG Ya Tidak Keterangan

11. Apakah ada pelayanan untuk 


peningkatan kesehatan jiwa
dan dukungan psikososial?

No. Data Demografi Remaja Perempuan Laki-Laki Keterangan

12. Apakah toilet laki-laki dan TIDAK TIDAK


perempuan dipisahkan?

13. Apakah disetiap toilet TIDAK TIDAK


terdapat pintu yang bisa
dikunci dari dalam

13. List organisasi atau


komunitas remaja yang ada di
sekitar.

Lampiran 9
FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN UNTUK KOORDINATOR
KESEHATANREPRODUKSI DI TINGKAT PUSAT/PROVINSI/KABUPATEN

Format dan Isi Laporan Penilaian

1. Judul
2. Latar Belakang
a. Gambaran singkat tentang bencana; tipe bencana, besaran, lokasi
b. Tujuan dari penilaian
3. Metodologi
Secara ringkas mengetengahkan metodologi yang digunakan
4. Temuan: analisis pada hal berikut ini:
4.1 Masyarakat terdampak; data terpilah (umur, jenis kelamin, lokasi geografis;
pengungsian)
4.2 Kondisi pengungsian (kamp)
4.3 Pelayanan kesehatan reproduksi yang tersedia: perlengkapan dan staf
4.4 Risiko potensial kekerasan berbasis gender/seksual
4.5 Kebutuhan khusus masyarakat terdampak
4.6 Koordinasi
5. Rekomendasi

Laporan awal dibuat tidak lebih dari 5 halaman dengan menggambarkan kondisi di
atas

Lampiran 10

LEMBAR MONITORING: INDIKATOR PPAM


I. Mengidentifikasi Koordinator Kesehatan Reproduksi

No. Indikator Kualitatif Ya Tidak

1. Lembaga dan organisasi yang bergerak di 


bidang kesehatan Reproduksi di wilayah
bencana diidentifikasi.

2. Rapat koordinasi dilakukan dengan lembaga dan 


organisasi yang bergerak di bidang kesehatan
reproduksi untuk menentukan sub-koordinator
sesuai dengan bidang kerjanya serta
memperoleh data dari PKK melalui form B-1.

3. Pengenalan PPAM kesehatan reproduksi dan 


penyusunan rencana kerja dilakukan.

4. Pertemuan rutin dilakukan sesegera mungkin 


dengan lintas program/lintas sektor kesehatan
reproduksi dan organisasi terkait untuk
menyelenggarakan PPAM kesehatan
reproduksi.

5. Kegiatan rutin dilaporkan untuk disampaikan 


kepada anggota maupun lembaga atau sektor
terkait lainnya.

6. Pelayanan kesehatan reproduksi di tempat 


pengungsian tersedia.

7. Ketersediaan dan distribusi logistik kesehatan 


reproduksi dikoordinir.

8. Pertemuan dan berkoordinasi dengan PKK 


maupun BNPB dihadiri.

No. Indikator Kuantitatif Capaian

1. Jumlah pertemuan koordinasi kesehatan reproduksi yang


dilakukan selama 3 bulan pertama

2. Jumlah pertemuan koordinasi kesehatan yang dihadiri oleh tim


kesehatan reproduksi yang melaporkan perkembangan
pelaksanaan PPAM dll

II. Mencegah dan Menangani Kekerasan Seksual

No. Indikator Kualitatif Ya Tidak

1. Koordinasi dengan BNPB/BPBD dan dinas 


sosial dilakukan untuk menempatkan
kelompok rentan di pengungsian dan
memastikan satu keluarga berada dalam tenda
yang sama. Perempuan yang menjadi kepala
keluarga dan anak yang terpisah dari keluarga
dikumpulkan di dalam satu tenda.

2. Pelayanan kesehatan reproduksi pada tenda 


pengungsian dipastikan tersedia.

3. Toilet laki-laki dan perempuan tersedia secara 


terpisah di tempat yang aman dengan
penerangan yang cukup dan dipastikan pintu
toilet dapat di kunci dari dalam.

4. Koordinasi dengan penanggung jawab 


keamanan untuk mencegah terjadinya
kekerasan seksual dilakukan.

5. Lembaga-lembaga/organisasi yang bergerak 


di bidang pemberdayaan perempuan dan
perempuan di pengungsian dalam
perencanaan dan pelaksanaan program
kegiatan di pengungsian dilibatkan.

6. Informasi tentang pelayanan bagi penyintas 


perkosaan diberikan dengan informasi
telphone yang bisa dihubungi 24 jam.
Informasi dapat diberikan melalui leaflet,
selebaran, radio, dll.

7. Petugas yang bertanggung jawab terhadap 


penanganan kasus kekerasan seksual
dipastikan ada.

8.  Layanan medis dan psikososial di 


organisasi/lembaga yang berperan
serta mekanisme rujukan
perlindungan dan hukum
terkoordinasi untuk penyintas
dipastikan tersedia.

9. Fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan untuk 


melanjutkan kehidupan seksual yang sehat
bagi pasangan suami istri yang sah, sesuai
dengan budaya setempat atau kearifan lokal
disediakan.

No. Indikator Kuantitatif Capaian

1. Jumlah kasus kekerasan seksual yang dilaporkan -

Jumlah kasus kekerasan seksual yang mendapat layanan Tidak Ada


medis dalam waktu 72 jam
a. Kontrasepsi darurat:
b. Antibiotik pencegahan IMS:
c. Pencegahan pasca pajanan (PPP):

3. Jumlah kasus kekerasan yang dirujuk ke fasilitas lain:


a. RS -
b. LSM untuk bantuan hukum

4. Jumlah fasilitas yang dapat memberikan pelayanan untuk -


penyintas perkosaan selama 24 jam/7 hari
5. Jumlah pelayanan penyintas kekerasan berbasis gender yang -
tersedia

III. Mencegah Penularan HIV

No. Indikator Kualitatif Ya Tidak

1. Transfusi darah aman dan rasional 


dilakukan oleh lembaga/organisasi yang
bergerak di bidangnya, misalnya: Palang
Merah Indonesia.

2. Fasilitas, perlengkapan dan petugas 


terlatih tersedia. Jika tidak transfusi darah
tidak boleh dilakukan.

3. Pentingnya kewaspadaan standar sejak 


awal dimulainya koordinasi ditekankan
dan dipastikan penerapannya.

4. Kondom secara gratis tersedia dengan 


berkoordinasi dengan lembaga yang
bekerja di bidang keluarga berencana,
Kementerian Kesehatan, BKKBN, LSM
lainnya.

5. Kelanjutan pengobatan bagi orang yang 


telah masuk program ARV, termasuk
perempuan yang terdaftar dalam program
PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari
Ibu ke Anak) dipastikan tersedia.

6. Informasi no telp 24 jam yang bisa 


dihubungi untuk kelanjutan pengobatan
ARV dipasang.

No. Indikator Kuantitatif Capaian

1. Jumlah transfusi darah yang dilakukan

2. Jumlah darah yang sudah diskrining sebelum transfusi

3. Jumlah ODHA yang melanjutkan pengobatan dengan ARV

4. Jumlah laki-laki seksual aktif

5. Jumlah kondom yang didistribusikan

6. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki alat dan


bahan untuk penerapan kewaspadaan standar

IV. Memastikan tersedianya pelayanan kegawatdarurat maternal dan neonatal


(poned dan ponek)

No. Indikator Kualitatif Ya Tidak

1. Data pemetaan ibu hamil dan bayi di tempat- 


tempat pengungsian tersedia

2. Pemetaan puskemas PONED dan rumah sakit 


PONEK dilakukan Hal-hal yang harus
diobservasi adalah keadaan bangunan, kondisi
geogafis, transportasi, peralatan, obat-obatan dan
ketersediaan sumber daya manusia.

3. Ibu hamil dapat dijangkau oleh petugas dengan 


menempatkan ibu hamil di dalam satu tenda.

4. Konselor ASI tersedia 

5. Bidan kit, kit kesehatan reproduksi, individual 


kit serta buku KIA didistribusikan sesuai dengan
kebutuhan

6. Pelayanan PONED dan PONEK dipastikan 


tersedia.

7. Koordinasi dengan dinas sosial dan BPBD 


dilakukan untuk menyediakan tenda kesehatan
reproduksi dan ruang ASI

8. Koordinasi dilakukan untuk memastikan adanya 


sistem rujukan dari masyarakat, puskesmas,
rumah sakit.

9. Informasi terpasang dan tersedia tentang 


prosedur pelayanan kesehatan, yang
menyebutkan kapan, di mana dan bagaimana
merujuk pasien dengan kondisi
kegawatdaruratan maternal ke tingkat pelayanan
kesehatan lebih lanjut.

No. Indikator Kuantitatif Capaian

1. Jumlah ibu hamil di pengungsian

2. Jumlah ibu hamil yang melakukan ANC

3. Jumlah ibu hamil yang melahirkan

4. Jumlah ibu hamil yang melahirkan di fasilitas kesehatan


5. Jumlah ibu hamil yang mengalami komplikasi Tidak Ada
Data

6. Jumlah ibu hamil yang mengalami komplikasi yang ditangani di


Puskesmas PONED atau RS PONEK

7. Jumlah kasus kematian ibu dan bayi baru lahir

8. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang bisa memberi layanan


PONED dan PONEK di lokasi pengungsian

V. Perencanaan Integrasi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif


Kedalam Pelayanan Kesehatan Dasar

No. Indikator Kualitatif Ya Tidak

1. Rencana pelayanan kesehatan reproduksi 


komprehensif disusun dan tersedia

2. Data sasaran dan cakupan dikumpulkan. Pada 


tanggap darurat krisis kesehatan dapat
digunakan data estimasi dan setelah situasi
normal gunakan data riil.

3. Tempat yang tepat untuk melaksanakan 


layanan kesehatan reproduksi komprehensif
teridentifikasi.

4. Peralatan untuk pelayanan PONED dan 


PONEK tersedia.

5. Penilaian Kapasitas petugas dalam 


memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif dilaksanakan.
6. Pelatihan bagi petugas direncanakan. 

7. Peralatan dan bahan kesehatan reproduksi 


bagi puskesmas PONED dan RS PONEK
disediakan.

No. Indikator Kuantitatif Capaian

1. Daftar alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Data sasaran kesehatan reproduksi tersedia:


a. Data Wanita Usia Subur
b. Data ibu hamil
c. Data ibu melahirkan

3. Data akseptor KB

4. Daftar kebutuhan pelatihan

Lampiran 11

LEMBAR EVALUASI

No. Aspek yang Dievaluasi

1. Efektivitas Program

a. Apakah program sudah berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan??

b. Apakah tujuan dari masing-masing komponen PPAM tercapai

c. Apakah indikator dan target dari masing-masing komponen PPAM yang sudah
ditentukan tercapai?

d. Presentase target yang tercapai dari total target yang sudah ditentukane

e. Apakah pelaksanaan PPAM sudah tepat waktu sesuai dengan kerangka waktu
yang ditentukan?
f. Bagaimana ketersediaan tenaga teknis maupun tenaga pendukung untuk
implementasi PPAM

g. Bagaimana ketersediaan logistik dan supplies untuk mendukung pelaksanaan


PPAM

2. Efesiensi Program

a. Bagaimana pemanfaatan dana? Apakah sudah sesuai dengan peruntukannya?

b. Bagaimana penyerapan dana dibandingkan anggaran yang sudah dialokasikan?

c. Apakah dana sudah dipergunakan secara efisien?

3. Relevansi Program

a. Apakah program yang dijalankan sudah sesuai dengan kebutuhan penduduk


yang terkena dampak?

b. Apakah kegiatan yang dijalankan sudah sesuai dengan hasil penilaian yang
dilakukan pada saat bencana?

c. Bagaimana penilaian masyarakat (beneficiaries) mengenai program dan layanan


yang mereka terima? Apakah puas dengan layanan/program yang mereka terima?

4. Dampak dan Kesinambungan

a. Apakah kegiatan PPAM yang dilaksanakan memberi dampak yang baik bagi
masyarakat?

b. Bagaimana kelanjutan program setelah implementasi PPAM selesai?

c. Apakah pelayanan kesehatan reproduksi tetap tersedia setelah memasuki fase


pasca bencana

5. Permasalahan yang dialami selama implementasi program dan solusi untuk


mengatasi masalah tsb

6. Proses pembelajaran yang didapat selama pelaksanaan program

7. Rekomendasi
3. Data Bencana Non Alam (COVID - 19 )

LAMPIRAN 2
FORMULIR B-1 (DIGUNAKAN SATU HARI SETELAH BENCANA)*

f. Nama Dinkes/PPK Sub Regional : Dinas Kesehatan Kota Palu


g. Jenis Bencana : Covid-19
h. Waktu Kejadian Bencana : Maret 2020-Sekarang
i. Deskripsi Bencana : Covid-19 Adalah Virus Yang Menular Dan
Menyerang Sistem Pernafasan Hingga Mengakibatkan Kematian
j. Lokasi Bencana : Huntara Asam 3( Jl. Asam 3 Lorong Tribata
Kelurahan Kabonena, Kecamatan Palu Barat ).

Jumlah Penduduk
No Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Dusun Terancam Topografi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


PALU PALU KABONENA 496 Sebalah Utara : Kabonena
BARAT Sebelah Selatan :
Donggala Kodi
Sebelah Timur : Lere
Sebelah Barat : Donggala
Kodi

A. Jumlah korban
1. Korban Meninggal

Jenis Kewarganegaraan Alamat Tempat Penyebab


No Nama Usia
Kelamin (No Passport) Korban Meninggal Kematian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

TIDAK ADA KORBAN JIWA

2. Korban Hilang
Nama Jenis Kelamin Kewarganegaraan Alamat Korban
No Usia Tempat Meninggal
(No Passport)
(1) TIDAK ADA
3. Korban luka berat/rawat inap dan luka ringan/rawat jalan

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Rawat Jalan


No
dan Lokasinya (Kabupaten/Kota)
L P Jumlah L P Jumlah
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
TIDAK ADA

Jumlah

4. Pengungsi

No Lokasi KK Laki-Laki Perempuan Jumlah Jiwa

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


HUNTARA ASAM 3 116 - - 496

Jumlah

B. Fasilitas Umum

Akses ke lokasi kejadian Bencana


o Mudah dijangkau, menggunakan alat transportasi roda 2 dan roda 4
o Sukar, karena….
Jalur komunikasi yang masih dapat digunakan handphone
Keadaan jaringan listrik
o Baik
o Terputus
o Belum tersedia/belum ada
Sumber air bersih yang bisa digunakan
o Tercemar
o Tidak Tercemar
C. Kondisi Fasilitas Kesehatan

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RS, Kondisi Kondisi


No Puskesmas, Pustu, Gudang Farmasi, Polindes, Tidak Tidak
Dinkes, Rumah Dinas, dsb) Rusak Berfungsi
Rusak Berfungsi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
a RSU ANUTAPURA  BERFUNGSI
b RSUD UNDATA  BERFUNGSI
c RSUD MADANI  BERFUNGSI
d GEDUNG LPMP  BERFUNGSI
e WISMA HAJI  BERFUNGSI

i. Upaya penanggulangan yang telah dilakukan


1. Dilakukan Penyemprotan
2. Pembagian Masker
3. Pembagian Buku Saku Cegah Covid-19 Dan Sabun (Wahana Visi Indonesia)

ii. Hambatan Pelayanan Kesehatan


1. Tidak Ada

iii. Bantuan Yang Diperlukan Segera


1. Pemberian Masker

iv. Rencana Tindak Lanjut


1. Melakukan Penyuluhan
2. Pembagian Masker

*Catatan:
Formulir B-1 ini hanya merupakan referensi, data-data di form B-1 ini akan dikumpulkan oleh tim
Rapid Health Assessment (RHA) dari pusat krisis kesehatan.
LAMPIRAN 3

DATA DASAR KESEHATAN REPRODUKSI PRAKRISIS KESEHATAN

Nama Kabupaten/Kota: KOTA PALU


Nama Propinsi: SULAWESI TENGAH
Periode data: -

No Indikator Capaian Target Keterangan

1 K1
2 K4
Persalinan oleh tenaga
3
kesehatan
BELUM ADA DATA
Jumlah kasus kematian ibu
4

Angka penggunaan
5
kontraspesi (CPR)
6 Angka Kelahiran Kasar

DATA FASILITAS KESEHATAN PRAKRISIS KESEHATAN

Nama Tipe
Fasilitas Fasilitas Pemerintah/
Pelayanan Pelayanan Tipe Pelayanan Kespro (dicentang) Ket
Swasta
Pesehatan Kesehatan

Persalinan
ANC PONED PONEK KB
Normal
PUSTU PEMERINTAH  
PUSKEMAS PEMERINTAH   
POSKESPRO PEMERINTAH
PEMBERI PELAYANAN PRAKRISIS KESEHATAN

Nama
Fasilitas
Pelayanan Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Keterangan
Kesehatan
Dr. SpOG Dr. SpA Dokter Umum Bidan Perawat Lain-lain
LAMPIRAN 4

PENILAIAN TENTANG KONDISI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN,


KETERSEDIAAN TENAGA DAN ALAT DAN OBAT

Nama Tipe
Fasilitas Fasilitas Pemerintah / Tipe Pelayanan Kespro (dicentang)
Pelayanan Pelayanan Swasta Keterangan
Kesehatan Kesehatan

Persalinan
ANC PONED PONEK KB
Normal
RSU TIPE B PEMERINTAH   RSU RUJUKAN
ANUTAPURA COVID-19
RSUD TIPE B PEMERINTAH   RSUD-RUJUKAN
UNDATA COVID-19
RSUD TIPE C PEMERINTAH RSUD RUJUKAN
MADANI COVID-19

Pemberi Layanan Di Area Terdampak

Nama Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Keterangan

Dr. Dr. Dokter Umum Bidan Perawat Lain-lain


SpOG SpA
RSU ANUTAPURA RSU RUJUKAN COVID-19
RSUD UNDATA RSU RUJUKAN COVID-19
RSUD MADANI RSU RUJUKAN COVID-19
PUSKESMAS
Ketersediaan Alat Dan Bahan Untuk Pelayanan Kesehatan Reproduksi

Nama Tipe
Fasilitas Fasilitas Pemerintah Tipe Pelayanan Kespro (dicentang)
Pelayanan Pelayanan /Swasta Keterangan
Kesehatan Kesehatan

ANC Persalinan PONED PONEK K


Normal
B
Puskesmas C Pemerintah   
RSUD B Pemerintah  
Anutapura

Transfusi Darah Ya Tidak


Laboratorium untuk pengecekan jenis 
darah tersedia
Penapisan Hepatitis tersedia 

Penapisan HIV tersedia 

Penapisan Sifilis tersedia 

Pelayanan Kesehatan Reproduksi 

Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Tipe Pelayanan Tersedia di tempat Terdekat yang Menyediakan Keterangan
Pelayanan Tersebut

Ya Tidak Nama Fasilitas Jarak (km)


 PMB SRIWATI DAN
ANC
PUSKESMAS
 PMB SRI WATI DAN
Persalinan Normal
PUSKESMAS

PONED
PONEK
 PMB SRIWATI DAN
Kontrasepsi
PUSKESMAS
Perawatan SGBV
PPP kit
Penanganan Kekerasan Seksual Dan Layanan Yang Diberikan

Kegiatan Keterangan
ADA
Apakah tersedia mekanisme koordinasi untuk penanganan
kekerasan seksual
SATU (1)
Jumlah kasus kekerasan seksual yang dilaporkan pada
layanan kesehatan
TIDAK
Apakah ada informasi yang disebarluaskan ke masyarakat
tentang perawatan pasca pemerkosaan dan akses terhadap
layanan
LAMPIRAN 5

DAFTAR LEMBAGA/ORGANISASI/LSM YANG BEKERJA DI BIDANG KESEHATAN


REPRODUKSI

Tempat dan Tanggal :

Nama dan Alamat yang Dapat


Nama Wilayah
Program Dihubungi Keterangan
Organisasi Kerja
Nama Alamat/Email/Telp.
IBI KIA
HAKLI
PERSAGI GIZI

Lampiran 6
FORMAT WAWANCARA IBU HAMIL DAN PASCA BERSALIN

Di data oleh :

Lokasi :

a. Format wawancara ibu hamil

No Deskripsi Keterangan
1. Nama N Ny. Novi
2. Umur 18 tahun
3. Usia kehamilan 16 minggu
4. Kehamilan anak ke berapa Pertama
5. Apakah pelayanan pemeriksaan kehamilan Ya / BPM Sriwati / Bidan
tersedia? Dimana/jarak ke tempat pelayanan?
Oleh siapa?
6. Rencana melahirkan (Kemana dan ditolong oleh Di bidan
siapa?)
7. Rencana KB pasca salin Belum

No Deskripsi Keterangan
1. Nama Ny. Rosmawati
2. Umur 40 tahun
3. Usia kehamilan 38 minggu
4. Kehamilan anak ke berapa Ketiga
5. Apakah pelayanan pemeriksaan kehamilan Ya / BPM Sriwati / Bidan
tersedia? Dimana/jarak ke tempat pelayanan?
Oleh siapa?
6. Rencana melahirkan (Kemana dan ditolong oleh Di BPM Sriwati
siapa?)
7. Rencana KB pasca salin Belum

No Deskripsi Keterangan
1. Nama Ny. Rusni
2. Umur 36 tahun
3. Usia kehamilan 18 minggu
4. Kehamilan anak ke berapa Ke empat
5. Apakah pelayanan pemeriksaan kehamilan Ya / BPM Sriwati / Bidan
tersedia? Dimana/jarak ke tempat pelayanan?
Oleh siapa?
6. Rencana melahirkan (Kemana dan ditolong oleh Di bidan
siapa?)
7. Rencana KB pasca salin Belum

c. Format wawancara ibu pasca salin

No Deskripsi Keterangan
1. Nama
2. Umur
3. Anak yang ke berapa?
4. Usia bayi? Tidak ada
5. Berat badan bayi lahir
6. Proses kelahiran, normal atau caesar, siapa
penolong persalinan, melahirkan dimana?
7. Apakah tersedia pelayanan kesehatan untuk ibu
pasca bersalin? Dimana?
8. Diberikan ASI atau tidak? Apakah ada kesulitan
dalam pemberian ASI?

LAMPIRAN 7
PENILAIAN KONDISI CAMP PENGUNGSIAN DAN IDENTIFIKASI RISIKO
TERJADINYA SGBV

Di Data Oleh :

Lokasi :

7.1. Penilaian Manajemen Camp

Indikator Ya Tidak Keterangan


Pertanyaan seputar camp pengungsian
Kelompok rentan (ibu hamil, bayi, balita, 
lansia dan penyandang cacat) berada pada
satu tempat dan keluarga berada dekat
dengan tempat tersebut

Berapa orang yang tinggal dalam satu tenda 3-5 Orang


pengungsian tersebut ?
Apakah anda tinggal dengan orang bukan 
bagian dari keluarga anda ?
Apakah anda merasa nyaman atau aman 
tinggal ditenda pengungsian ini ? jelaskan?
Pertanyaan seputar toilet aman
Apakah merasa nyaman dengan keadaan 
toilet yang disediakan ?
Toilet dan air memenuhi kebutuhan 
pengungsian
Toilet perempuan dan laki-laki terpisah dan 
memiliki tanda yang jelas
Toilet dapat dikunci dari dalam 
Penerangan mencukupi (ditempat 
pengungsian, toilet, dan jalan)

Indikator Ya Tidak Keterangan


Pertanyaan seputar pelayanan-pelayanan kesehatan dan keadaan camp
Apakah tersedia pelayanan kesehatan yang 
mudah dijangkau
Apakah ada system pengamanan dan 
keamanan yang dilakukan dilingkungan
tenda pengungsian ?
Jika anda mendengar tentang kasus 
kekerasan seksual di dalam atau sekitar tenda
pengungsian, apakah anda akan melaporkan
kasus tersebut ?

Jika tidak, lanjut ke pertanyaan selanjutnya.

Jika iya, kepada siapa anda akan


melaporkannya ?
Apakah anda pernah mendengar pelayanan 
kesehatan yang dapat memberikan layanan
kepada perempuan yang mengalami
kekerasan seksual ?
Khusus untuk WUS yang sudah menikah Terbatas
bagaimana pandangan pemenuhan hak
seksual dengan pasangan anda disituasi
tenda pengungsian seperti ini ?
Distribusi bantuan melibatkan perempuan 
Staf perempuan hadir setiap hari di kantor 
manajemen camp (registrasi, sekuriti,
perlindungan)
Informasi berkaitan dengan ketersediaan dan 
lokasi layanan kespro tersedia bagi
pengungsi

Indikator Ya Tidak Keterangan


Informasi berkaitan dengan 
ketersediaan dan lokasi
pelayanan kekerasan seksual
bagi penyintas tersedia bagi
pengungsi
Tersedia ruang konseling dengan 
menggunakan posko kesehatan
atau ruangan untuk perempuan
(berganti pakaian,menyusui,
dsb).

7.2 Identifikasi resiko potensial dari SGBV


1. Jumlah perempuan yang menjadi kepala keluarga :
2. Jumlah anak yang tidak di temani orang dewasa : Tidak ada

Kelompok Umur Perempuan Laki-laki Total


1-11 bulan
1-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun
15-19 tahun
Total

laporan kejadian SGBV :

Penjelasan singkat dari mekanisme dukungan bagi manajemen konsekuensi SGBV


(perawatan medis, dukungan psikososial, rumah aman, bantuan hukum)

Upaya penanggulangan yang telah dilakukan

Bantuan yang diperlukan :


a. ………………
b. …………………

Lampiran 8
INSTRUMEN RAPID HEALTH ASSESMENT (RHA) BAGI REMAJA

Rapid Health Assessment untuk Kesehatan Reproduksi Remaja


No. Data Demografi Remaja Perempuan Laki-Laki Keterangan
1. Jumlah remaja (10-14 tahun), Jika data tidak tersedia, data
di pilah nerdasarkan jenis remaja usia 10-19 tahun dapat
kelamin diestimasi sbesar 18,3% dari
2. Jumlah remaja (15-19 tahun), data jumlah pengungsi (Tanpa
dipilah berdasarkan jenis melihat jenis kelamin)
kelamin
3. Jumlah remaja (20-24 tahun), Jika data tidak tersedia, data
dipilah berdasarkan jenis remaja usia 10-24 tahun dapat
kelamin diestimasi sbesar 27% dari data
jumlah pengungsi (Tanpa
melihat jenis kelamin)
4. Jumlah remaja penyandang Tidak ada Tidak ada Dapat dilakukan saat
disabilitas pengumpulan data Tim
Kesehatan Reproduksi Remaja
5. Jumalah remaja hamil yang 30 23 Dapat dilakukan saat
berusia <15 tahun dan antara pengumpulan data Tim
15-19 tahun Kesehatan Reproduksi Remaja
INFORMASI PENUNJANG Ya Tidak Keterangan
11. Apakah ada pelayanan untuk 
peningkatan kesehatan jiwa
dan dukungan psikososial?

No. Data Demografi Remaja Perempuan Laki-Laki Keterangan


12. Apakah toilet laki-laki dan TIDAK TIDAK
perempuan dipisahkan?
13. Apakah disetiap toilet TIDAK TIDAK
terdapat pintu yang bisa
dikunci dari dalam
13. List organisasi atau RISMA RISMA
komunitas remaja yang ada di
sekitar.

Lampiran 9
FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN UNTUK KOORDINATOR
KESEHATANREPRODUKSI DI TINGKAT PUSAT/PROVINSI/KABUPATEN

Format dan Isi Laporan Penilaian

1. Judul
2. Latar Belakang
a. Gambaran singkat tentang bencana; tipe bencana, besaran, lokasi
b. Tujuan dari penilaian
3. Metodologi
Secara ringkas mengetengahkan metodologi yang digunakan
4. Temuan: analisis pada hal berikut ini:
a. Masyarakat terdampak; data terpilah (umur, jenis kelamin, lokasi geografis;
pengungsian)
b. Kondisi pengungsian (kamp)
c. Pelayanan kesehatan reproduksi yang tersedia: perlengkapan dan staf
d. Risiko potensial kekerasan berbasis gender/seksual
e. Kebutuhan khusus masyarakat terdampak
f. Koordinasi
5. Rekomendasi

Laporan awal dibuat tidak lebih dari 5 halaman dengan menggambarkan kondisi di
atas

Lampiran 10
LEMBAR MONITORING: INDIKATOR PPAM

I. Mengidentifikasi Koordinator Kesehatan Reproduksi

No. Indikator Kualitatif Ya Tidak


1. Lembaga dan organisasi yang bergerak di 
bidang kesehatan Reproduksi di wilayah
bencana diidentifikasi.
2. Rapat koordinasi dilakukan dengan lembaga dan 
organisasi yang bergerak di bidang kesehatan
reproduksi untuk menentukan sub-koordinator
sesuai dengan bidang kerjanya serta
memperoleh data dari PKK melalui form B-1.
3. Pengenalan PPAM kesehatan reproduksi dan 
penyusunan rencana kerja dilakukan.
4. Pertemuan rutin dilakukan sesegera mungkin 
dengan lintas program/lintas sektor kesehatan
reproduksi dan organisasi terkait untuk
menyelenggarakan PPAM kesehatan
reproduksi.
5. Kegiatan rutin dilaporkan untuk disampaikan 
kepada anggota maupun lembaga atau sektor
terkait lainnya.
6. Pelayanan kesehatan reproduksi di tempat 
pengungsian tersedia.
7. Ketersediaan dan distribusi logistik kesehatan 
reproduksi dikoordinir.
8. Pertemuan dan berkoordinasi dengan PKK 
maupun BNPB dihadiri.

No. Indikator Kuantitatif Capaian


1. Jumlah pertemuan koordinasi kesehatan reproduksi yang
dilakukan selama 3 bulan pertama
2. Jumlah pertemuan koordinasi kesehatan yang dihadiri oleh tim
kesehatan reproduksi yang melaporkan perkembangan
pelaksanaan PPAM dll
II. Mencegah dan Menangani Kekerasan Seksual

No. Indikator Kualitatif Ya Tidak


1. Koordinasi dengan BNPB/BPBD dan dinas 
sosial dilakukan untuk menempatkan
kelompok rentan di pengungsian
danmemastikan satu keluarga berada dalam
tenda yang sama. Perempuan yang menjadi
kepala keluarga dan anak yang terpisah dari
keluarga dikumpulkan di dalam satu tenda.
2. Pelayanan kesehatan reproduksi pada tenda 
pengungsian dipastikan tersedia.
3. Toilet laki-laki dan perempuan tersedia 
secara terpisah di tempat yang aman dengan
penerangan yang cukup dan dipastikan pintu
toilet dapat di kunci dari dalam.
4. Koordinasi dengan penanggung jawab 
keamanan untuk mencegah terjadinya
kekerasan seksual dilakukan.
5. Lembaga-lembaga/organisasi yang bergerak 
di bidang pemberdayaan perempuan dan
perempuan di pengungsian dalam
perencanaan dan pelaksanaan program
kegiatan di pengungsian dilibatkan.
6. Informasi tentang pelayanan bagi penyintas 
perkosaan diberikan dengan informasi
telphone yang bisa dihubungi 24 jam.
Informasi dapat diberikan melalui leaflet,
selebaran, radio, dll.
7. Petugas yang bertanggung jawab terhadap 
penanganan kasus kekerasan seksual
dipastikan ada.
8. Layanan medis dan psikososial di 
organisasi/lembaga yang berperan serta
mekanisme rujukan perlindungan dan hukum
terkoordinasi untuk penyintas dipastikan
tersedia.
9. Fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan untuk 
melanjutkan kehidupan seksual yang sehat
bagi pasangan suami istri yang sah, sesuai
dengan budaya setempat atau kearifan lokal
disediakan.

No. Indikator Kuantitatif Capaian


1. Jumlah kasus kekerasan seksual yang dilaporkan 1 1 Orang
2 (Sudah
Teratasi )
Jumlah kasus kekerasan seksual yang mendapat layanan
medis dalam waktu 72 jam Tidak ada
a. Kontrasepsi darurat:
b. Antibiotik pencegahan IMS:
c. Pencegahan pasca pajanan (PPP):
3. Jumlah kasus kekerasan yang dirujuk ke fasilitas lain: 1
a. RS
b. LSM untuk bantuan hukum
4. Jumlah fasilitas yang dapat memberikan pelayanan untuk
penyintas perkosaan selama 24 jam/7 hari 1 (Kespro)

5. Jumlah pelayanan penyintas kekerasan berbasis gender 1 (Kespro)


yang tersedia

III. Mencegah Penularan HIV

No. Indikator Kualitatif Ya Tidak


1. Transfusi darah aman dan rasional 
dilakukan oleh lembaga/organisasi yang
bergerak di bidangnya, misalnya: Palang
Merah Indonesia.
2. Fasilitas, perlengkapan dan petugas 
terlatih tersedia. Jika tidak transfusi darah
tidak boleh dilakukan.
3. Pentingnya kewaspadaan standar sejak 
awal dimulainya koordinasi ditekankan
dan dipastikan penerapannya.
4. Kondom secara gratis tersedia dengan 
berkoordinasi dengan lembaga yang
bekerja di bidang keluarga berencana,
Kementerian Kesehatan, BKKBN, LSM
lainnya.
5. Kelanjutan pengobatan bagi orang yang 
telah masuk program ARV, termasuk
perempuan yang terdaftar dalam program
PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari
Ibu ke Anak) dipastikan tersedia.
6. Informasi no telp 24 jam yang bisa 
dihubungi untuk kelanjutan pengobatan
ARV dipasang.

No. Indikator Kuantitatif Capaian


1. Jumlah transfusi darah yang dilakukan
2. Jumlah darah yang sudah diskrining sebelum transfusi
3. Jumlah ODHA yang melanjutkan pengobatan dengan ARV
4. Jumlah laki-laki seksual aktif
5. Jumlah kondom yang didistribusikan
6. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki alat dan
bahan untuk penerapan kewaspadaan standar
IV. Memastikan tersedianya pelayanan kegawatdarurat maternal dan neonatal
(poned dan ponek)

No. Indikator Kualitatif Ya Tidak


1. Data pemetaan ibu hamil dan bayi di tempat- 
tempat pengungsian tersedia
2. Pemetaan puskemas PONED dan rumah sakit 
PONEK dilakukan Hal-hal yang harus
diobservasi adalah keadaan bangunan, kondisi
geogafis, transportasi, peralatan, obat-obatan dan
ketersediaan sumber daya manusia.
3. Ibu hamil dapat dijangkau oleh petugas dengan 
menempatkan ibu hamil di dalam satu tenda.
4. Konselor ASI tersedia 
5. Bidan kit, kit kesehatan reproduksi, individual 
kit serta buku KIA didistribusikan sesuai dengan
kebutuhan
6. Pelayanan PONED dan PONEK dipastikan 
tersedia.
7. Koordinasi dengan dinas sosial dan BPBD 
dilakukan untuk menyediakan tenda kesehatan
reproduksi dan ruang ASI
8. Koordinasi dilakukan untuk memastikan adanya 
sistem rujukan dari masyarakat, puskesmas,
rumah sakit.
9. Informasi terpasang dan tersedia tentang 
prosedur pelayanan kesehatan, yang
menyebutkan kapan, di mana dan bagaimana
merujuk pasien dengan kondisi
kegawatdaruratan maternal ke tingkat pelayanan
kesehatan lebih lanjut.
No. Indikator Kuantitatif Capaian
1. Jumlah ibu hamil di pengungsian 3 Orang
2. Jumlah ibu hamil yang melakukan ANC 1 Orang
3. Jumlah ibu hamil yang melahirkan
4. Jumlah ibu hamil yang melahirkan di fasilitas kesehatan
5. Jumlah ibu hamil yang mengalami komplikasi
6. Jumlah ibu hamil yang mengalami komplikasi yang ditangani di
Puskesmas PONED atau RS PONEK
7. Jumlah kasus kematian ibu dan bayi baru lahir
8. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang bisa memberi layanan 1 Faskes
PONED dan PONEK di lokasi pengungsian

V. Perencanaan Integrasi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif


Kedalam Pelayanan Kesehatan Dasar

No. Indikator Kualitatif Ya Tidak


1. Rencana pelayanan kesehatan reproduksi 
komprehensif disusun dan tersedia
2. Data sasaran dan cakupan dikumpulkan. Pada 
tanggap darurat krisis kesehatan dapat digunakan
data estimasi dan setelah situasi normal gunakan
data riil.
3. Tempat yang tepat untuk melaksanakan layanan 
kesehatan reproduksi komprehensif teridentifikasi.
4. Peralatan untuk pelayanan PONED dan PONEK 
tersedia.
5. Penilaian Kapasitas petugas dalam memberikan 
pelayanan kesehatan yang komprehensif
dilaksanakan.
6. Pelatihan bagi petugas direncanakan. 
7. Peralatan dan bahan kesehatan reproduksi bagi 
puskesmas PONED dan RS PONEK disediakan.

No. Indikator Kuantitatif Capaian


1. Daftar alat dan bahan yang dibutuhkan Ada
2. Data sasaran kesehatan reproduksi tersedia:
a. Data Wanita Usia Subur 1 Orang
3 Orang
b. Data ibu hamil 1 Orang
c. Data ibu melahirkan
3. Data akseptor KB Ada
4. Daftar kebutuhan pelatihan Tidak ada
Lampiran 11

LEMBAR EVALUASI

No. Aspek yang Dievaluasi


1. Efektivitas Program
a. Apakah program sudah berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan??
b. Apakah tujuan dari masing-masing komponen PPAM tercapai
c. Apakah indikator dan target dari masing-masing komponen PPAM yang sudah
ditentukan tercapai?
d. Presentase target yang tercapai dari total target yang sudah ditentukane
e. Apakah pelaksanaan PPAM sudah tepat waktu sesuai dengan kerangka waktu
yang ditentukan?
f. Bagaimana ketersediaan tenaga teknis maupun tenaga pendukung untuk
implementasi PPAM
g. Bagaimana ketersediaan logistik dan supplies untuk mendukung pelaksanaan
PPAM
2. Efesiensi Program
a. Bagaimana pemanfaatan dana? Apakah sudah sesuai dengan peruntukannya?
b. Bagaimana penyerapan dana dibandingkan anggaran yang sudah dialokasikan?
c. Apakah dana sudah dipergunakan secara efisien?
3. Relevansi Program
a. Apakah program yang dijalankan sudah sesuai dengan kebutuhan penduduk
yang terkena dampak?
b. Apakah kegiatan yang dijalankan sudah sesuai dengan hasil penilaian yang
dilakukan pada saat bencana?
c. Bagaimana penilaian masyarakat (beneficiaries) mengenai program dan layanan
yang mereka terima? Apakah puas dengan layanan/program yang mereka terima?
4. Dampak dan Kesinambungan
a. Apakah kegiatan PPAM yang dilaksanakan memberi dampak yang baik bagi
masyarakat?
b. Bagaimana kelanjutan program setelah implementasi PPAM selesai?
c. Apakah pelayanan kesehatan reproduksi tetap tersedia setelah memasuki fase
pasca bencana
5. Permasalahan yang dialami selama implementasi program dan solusi untuk
mengatasi masalah tsb
6. Proses pembelajaran yang didapat selama pelaksanaan program
7. Rekomendasi
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HAMBATAN

A. Pembahasan
Berdasarkan data yang telah didapatkan, diketahui bahwa Di Huntara Asam III
terdapat 160 pintu dengan 116 kepala keluarga. Jumlah jiwa sebanyak 496 jiwa. Jumlah
ibu hamil sebanyak 3 orang, bayi 9 orang, balita 46 orang, remaja 53 orang, WUS 20
orang, PUS 63 orang, dan lansia 18 orang.
Dari data di atas dapat hitung estimasi sasaran pada saat tanggap bencana di Huntara
Asam III:
 WUS : 25% dari total penduduk terdampak

=25% x 496

= 124 (Kit hygiene)

 Jumlah kelahiran dalam 1 tahun = 4% dari penduduk terdampak

= 4% x 496 = 20

Jumlah kelahiran dalam 1 bulan = 20 : 12


= 2 →Kit ibu pasca melahirkan dan kit bayi
baru lahir (x 3 bulan) = 2 x 3 = 6
Estimasi 25% dari kelahiran adalah bayi lahir mati = 25% x 20 = 5

 Jumlah ibu hamil dalam 1 tahun = 20 (lahir hidup) + 5 (lahir mati) = 25 ibu
Jumlah ibu hamil dalam bulan tertentu : 70% x 25 = 17 ibu hamil → Kit ibu
hamil

 Jumlah laki-laki dewasa di lokasi terdampak = 20% dari penduduk terdampak


= 20% x 496
= 99 orang
Untuk keperluan kondom = 5% laki-laki dewasa di lokasi terdampak
= 5% x 99 = 5 orang.
Di Hunatra Asam 3 didapatkan beberapa masalah, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Kekerasan seksual
2. Banyaknya pasangan usia subur yang tidak ber-KB
3. WC yang tidak kondusif
4. Penerapan 3 M belum meksimal dalam mencegah COVID-19
5. Kurangnya kebersihan lingkungan sekiar huntara

Dari masalah tersebut, program perencanaan yang telah dibuat adalah :

1. Penyuluhan
a. Pentingnya ber-KB
b. Penyuluhan Remaja
c. Penyuluhan COVID-19
d. Penyuluhan PHBS
2. Melakukan posyandu remaja
3. Senam
4. Pembagian masker kepada masyarakat
5. Pengadaan sabun cuci tangan
6. Pengadaan TOGA
7. Melakukan kerja bakti di lingkungan Huntara Asam III

Dari program perencanaan yang telah dibuat, program yang telah dilaksanakan antara
lain :

1. Penyuluhan
a. Pentingnya ber-KB dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Desember 2020 dengan
sasaran Pasangan Usia Subur yang tidak ber-KB dan banyak anak.
b. Penyuluhan COVID-19 dilaksanakan hari Jumat, 18 Desember 2020 dengan
sasaran masyarakat Huntara Asam III.
c. Penyuluhan PHBS dilaksanakan hari Jumat, 18 Desember 2020 dengan sasaran
masyarakat Huntara Asam III.
d. Penyuluhan remaja dilaksanakan hari Sabtu, 19 Desember 2020 dengan sasaran
remaja Huntara Asam III.
2. Melakukan posyandu remaja
Posyandu remaja dilakukan pada hari sabtu, 19 Desember 2020 dengan
sasaran para remaja di Huntara Asam III, pelayanan yang diberikan yaitu pengukuran
tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah, LILA dan lingkar perut.
3. Senam
Senam dilakukan pada hari sabtu, 19 Desember 2020 yang diikuti masyarakat
Huntara Asam III disertai dengan pembagian buah.
4. Pembagian masker kepada masyarakat
Pembagian masker kepada masyarakat dilakukan dari hari jumat, 18 Desember
2020 sampai hari minggu, 20 Desember 2020 dengan sasaran masyarakat yang belum
menggunakan masker.
5. Pengadaan sabun Cuci tangan
Sabun cuci tangan di berikan di tiap tempat cuci tangan yang tersedia di
Huntara Asam III sebanyak 13 tempat.
6. Pengadaan TOGA
TOGA dibuat pada hari minggu, 20 Desember 2020 yang didalamnya
ditanami kunyit, jahe, lidah buaya, serai, lengkuas, temulawak, dan sirih.
7. Kerja Bakti
Kerja bakti dilakukan bersama masyarakat Huntara Asam III pada hari
Minggu, 20 Desember 2020 untuk membersihkan lingkungan sekitar Huntara.

B. Hambatan
1. Kesulitan dalam mengumpulkan data
2. Interaksi terbatas karena COVID-19
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah pelaksanaan Praktik Manajemen Krisis Mahasiswa Prodi DIV Kebidanan
Poltekkes Palu yang berlangsung dari tanggal 07-21 Desember 2020 di huntara Asam III
Keluarahan Kabonena Kecamatan Palu Barat Kota Palu dapat di ambil kesimpulan bahwa
berdasarkan data yang telah didapatkan, diketahui Di Huntara Asam III terdapat 160
pintu dengan 116 kepala keluarga. Jumlah jiwa sebanyak 496 jiwa. Jumlah ibu hamil
sebanyak 3 orang, bayi 9 orang, balita 46 orang, remaja 53 orang, WUS 20 orang, PUS
63 orang, dan lansia 18 orang. Analisis ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan
observasi langsung dilapangan.
Di Huntara Asam 3 didapatkan beberapa masalah, antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Kekerasan seksual
2. Banyaknya pasangan usia subur yang tidak ber-KB
3. WC yang tidak kondusif
4. Penerapan 3 M belum meksimal dalam mencegah COVID-19
5. Kurangnya kebersihan lingkungan sekiar huntara

Dari masalah tersebut, program perencanaan yang telah dibuat adalah :

1. Penyuluhan
a. Pentingnya ber-KB
b. Penyuluhan Remaja
c. Penyuluhan COVID-19
d. Penyuluhan PHBS
2. Melakukan posyandu remaja
3. Senam
4. Pembagian masker kepada masyarakat
5. Pengadaan sabun cuci tangan
6. Pengadaan TOGA
7. Melakukan kerja bakti di lingkungan Huntara Asam III.
B. Saran
1. Pada Masyarakat
Dari seluruh kegiatan yang dilakukan baik fisik maupun non fisik diharapkan
bermanfaat bagi masyarakat, di pertahankan dan dikembangkan
2. Instansi Pemerintahan
Mohon seluruh instansi dalam unit kerja baik lintas program maupun sektoral
untuk selalu memberikan dukunan dan pengarahan pada masyarakat
dalammenngkatkan status kesehatan
3. Instansi Kesehatan
Mohon pihak puskesmas dapat menjadikan data-data yang telah kami peroleh
sebagai bahan acuan bagi pihak puskesmas.
4. Panitia Poltekkes
Sebagai acuan kepada adik-adik yang akan membuat Asuhan Praktik manajemen
Krisis nantinya.
LAMPIRAN

A. Satuan Acara Penyuluhan


3. SAP KB

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Keluarga Berencana (KB)

Hari/Tanggal : Jumat, 18 Desember 2020

Waktu : 09.00 WITA

Penyaji : Mahasiswa DIV Kebidanan

Sasaran : Masyarakat Huntara Asam III

Tempat : Huntara Asam III

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran mengetahui
tentang KB.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan dapat:
a. Menjelaskan kembali pengertian KB dengan tepat
b. Menyebutkan 3 dari 5 jenis KB dengan tepat
c. Menyebutkan 3 dari 5 keuntungan dan kerugian KB dengan tepat
d. Menyebutkan 3 dari 5 efek samping KB dengan tepat

B. SASARAN
Masyarakat Huntara Asam III

C. GARIS BESAR MATERI


1. Pengertin KB
2. Jenis KB
3. Keuntungan KB
4. Efek samping KB
5. Komplikasi KB
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 10 menit Pembukaan - Menyampaikan salam
- Perkenalan diri
- Menjelaskan tujuan
- Apersepsi
2 15 menit Pelaksanaan - Menjelaskan dan
menguraikan materi
- Memberi kesempatan
peserta untuk bertanya
- Menjawab pertanyaan
peserta yang belum jelas
3 10 menit Evaluasi - Feedback
- Memberikan reward
4 5 menit Terminasi - Menyimpulkan hasil
peyuluhan
- Mengakhiri kegiatan
(salam)

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. MEDIA
1. Leaflat
2. Flip chart
G. PENGORGANISASIAN
1. Penyaji : Mega Daleta
2. Dokumentasi : Mutiara Dewi Anggreini

H. RENCANA EVALUASI
1. Struktur
a. Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap
digunakan. Media yang akan digunakan adalah slide.
b. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan sudah siap dipakai. Alat yang dipakai
yaitu laptop, alat peraga,flip chart dan leaflet.
c. Persiapan Materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dalam bentuk
makalah dan akan disajikan dalam bentuk flip chartuntuk mempermudah
penyampaian.
d. Peserta
Dalam penyuluhan ini yang diundang pasangan usia subur yang tidak ber KB
dan banyak anak

2. Proses Penyuluhan
a. Peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan.
b. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan
peserta.
c. Peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan.

3. Hasil penyuluhan
a. Jangka Pendek
 Peserta dapat menjelaskan pengertian KB dengan benar
 Peserta dapat menyebutkan jenis KB dengan benar
 Peserta dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian KB dengan benar
 Peserta dapat menjelaskan efek samping KB dengan tepat
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya menggunakan serta
memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi klien.

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian KB
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untukmendapatkan
objek – objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan
kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukanjumlah anak
dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri. (Hanafi. 2003).Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan, alat yangdigunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak
kelahiran.( Hanifa. 2003 dan Manuaba. 2008).
2. Jenis-jenis KB
a. Kontrasepsi PIL
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang digunakan
wanita,berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu pilkombinasi, pil yang mengandung progesteron dan pil yang mengandung
estrogen.Kontrasepsi Pil adalah salah satu kontrasepsi yang paling banyak
digunakan kontrasepsi pil mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta
dapatmenghambat ovulasi.Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara
teratur.Uji klinis terhadap pil memperlihatkan angka kegagalan pada tahun pertama
2,7 5di Indonesia. (Pendit, 2006)
 Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
- Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon
- estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormon.
- Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon
- Estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpahormon.
- Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone
estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpahormon (Saifuddin. 2003).
 Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif mencegah
kehamilan.Namun, pada pemakaian yang kurang seksama, efektivitasnya masih
mencapai 93 %.(Everett. 2007).
 Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan
jikapemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi resiko
anemia mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi terhadap
kankerendometrium dan ovarium.
 Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum secara teratur,
cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular,
peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok digunakan ibu yang
merokokpada usia 35 atahun. (Everett, 2007).
 Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah memiliki
anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif, ibu yang siklus
haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik. (Sifuddin. 2003).
 Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang hamil,
perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan komplikasi,
depresiberat dan obesitas.(Everett, 2007).
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin releasing
hormon. Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah penurunan sekresi
luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel stimulating hormon.Dengan
tidakadanya puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi. Disamping itu,
ovariummenjadi tidak aktif, dan pemasakan folikel terhenti beserta lendir
sevik mengalami perubahan, menjadi lebih kental, gambaran daun pakis
menghilang sehingga penetrasi sperma menurun.
 Efek Samping
Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah pertambahan berat
badan,perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea. (Hanifa.
2003).
 Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid,
dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu,
agar mudah diingat lalu diminum terus – menerus pada pil yang berjumlah
28 tablet.(Hanifa. 1999).

b. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon
progesterone dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntil yang
sebulan sekali (syclopen) dan suntik 3 bulan sekali (depo propera), akan tetapi
ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan karena suntik sebulan dapat
menyebabkan perdarahan bulanan teratur dan jarang menyebabkan spoting.
(Pendit. 2006).
 Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 % dalam
mencegahkehamilan.Dan tinggat kegagalannya sangat kecil. Keefektifannya
0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian.
(Everett.2007).
 Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur, perdarahan
bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, efektivitasnya berkurang
bila digunakan bersamaan dengan obat epilepsi dan kemungkinan terjadi
tumor hati.(Saifuddin. 2003).

 Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana setiap 8
sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi, tidak menggagu
pengeluaran pengeluaran asi. (Manuaba. 2008).
 Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah mempunyai anak,
ibuyang menyusui, ibu post partum, perokok, , nyeri haid yang hebat dan
ibu yang sering lupa menggunakan kontrasepsi pil. (Saifuddi. 2003).
 Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil, perdarahan
yangbelum jelas penyebabnya, menderita kanker payudara dan ibu yang
menderita diabetes militus disertai komplikasi.
 Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung, depresi,
berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak teratur dan
amenore.
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi pengeluaran FSH
dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum, mengentalkan lendir serviks
sehingga sulit ditembus spermatozoa, perubahan peristaltik tuba fallopi
sehingga konsepsi dihambat mengubah suasana endometrium sehingga
tidaksempurna untuk implantasi hasil konsepsi
 Jenis – jenis suntik
Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera yang berisi
progesterone asetat dan diberikan dalam suntikan 150 mg setiap 12
minggu.Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan 200 mg
setiap 8minggu.syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu.
(Everett. 2007).
 Cara pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat dilakukan
segera setelah post partum, setelah post abortus :Depopropera harus
diberikan dalam 5 haripertama haid, tidak dibutuhkankontrasepsi tambahan
dan selajutnya diberikan setiap 12 minggu. Noristerat harus diberikan pada
masa mestruasi, tidak dibutuhkan kontrasepsitambahan setelah itu diberikan
setiap 8 minggu.Cyclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu
(Everett. 2007).

c. Kontrasepsi Susuk
Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit, yang
memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan kontrasepsi jangka
panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan tidak menaikan tekanan
darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen.(Hanifa. 1999).
 Mekanisme kerja
Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat getah
serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap menerima
kehamilan. Dengan konsep kerjanya adalah progesteron dapat mengahalangi
pengeluaranLH sehingga tidak terjadi ovulasi dan menyebabkan situasi
endometrium tidaksiap menjadi tempat nidasi.
 Jenis – jenis
Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang silastik
lembutberongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di
isi dengan36 mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5 tahun. Implanon
terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3-keto desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun. Jedenadan indoplan Terdiri dari 2 batang yang di isi
dengan 75 mg levonolgesterdengan lama kerjanya 3 tahun. (Saifuddin.
2003)
 Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun, control
medisringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit tidak terlalu
tingggi, biaya ringan. (Manuaba 2008).
 Kerugian
Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak,
meningkatnyajumlah darah haid, berat badan bertambah, menimbulkan
acne, dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk memasang dan
membukanya.
 Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang
inginkontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca keguguran
 Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil, perdarahan yang
tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati yang berat, obesitas dan
depresi. (Everett. 2007).
 Efek samping
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi pada
tempatpemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot, perubahan berat
badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut rontok. ( Everett. 2007).
 Waktu pemasangan
Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah : Setiap
saatselama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak diperlukan
metodekontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja
diyakini tidak terjadi kehamilan, bila insersi setelah hari ke – 7 siklus haid,
klien janganmelakukan hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi
lainnya untuk 7 hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan
pasca persalinan insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menysui penuh,
klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling
untuk pemasangan implant adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra
ovulasi dari siklushaid, sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan.
(Hanifa. 2003).
 Cara pemasangan
Cara pemasangan implant adalah :
- Mempersiapkan pasien yaitu dengan menganjurkan pasien
membersihkanlengan yang akan dipasang.yaitu lengan yang jarang
digunakan.
- Gunakan cara pencegahan infeksi.
- Pastikan kapsul – kapsul tersebut berad sedikit 8 cm diatas lipatan
siku di
daerah media lengan.
- Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang kecil,
hanya
sekedar menembus kulit.
- Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
- Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai semu
implant masuk kedalam bawah kulit.
- Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 750
- Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka insisi
dengan
bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa. (Sifuddin. 2003).
 Cara pencabutan
Cara pencabutan implant adalah :
- Desinfeksi daerah yang akan di insisi.
- Suntikkan lidocain 5cc.
- Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul implant.
- Tangan kanan mendorong implant kearah insisi
- Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul implant
- Keluarkan kapsul implant satu – persatu.
- Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu dalan
ataulebar agar tidak terjadi perdarahan. (Manuaba, 2008).

d. Kontrasepsi IUD
IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan mempunyai lilitan
tembaga yang dimasukkan kedalam rahim. IUD adalah alat kontrasepsi yang
dimasukkan kedalam rahim yang megandungtembaga.Kontrasepsi ini sangat efektif
digunakan bagi ibu yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung
hormonal dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 8 -10 tahun.Tetapi efek dari
IUD dapat menyebabkan perdarahan yanglama dan kehamilan ektopik. Angka
kegagalan pada tahun petama 2,2%. (Pendit.2006).
 Jenis – jenis IUD
Menurut Speroff 2003, jenis IUD ada beberapa macam yaitu : Lippe lopp yang
terbuat dari plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah alat yang berbentuk
T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan lilitan tembaga memiliki inti
perak pada batang. Sof – T adalah IUD tembaga yang berbentukmirip rongga
uterus. Multiload 375, kawat tembaga yang dililit pada batangnya dan
berbentuk 2/3 lingkaran elips. Nova T mempunyai inti perak pada kawat
tembaganya pada batang dan sebuah lengkung besar pada ujung
bawah.Levonogestrel adalah alat yang berbentuk T mempunyai arah merekat
padalengan vertical.
 Keuntungan
Menurut Saifuddin. 2003 dan V Taree. 2007 keuntungan pemakaiankontrasepsi
IUD adalah : Dapat segera aktif setelah pemasangan. Metode jangkapanjang,
tidak mempengaruhi produksi asi. Tidak mengurangi laktasi. Kesuburan cepat
kembali setelah IUD dilepas.Dapat di pasang segera setelah melahirkan.
Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman terhadap
resiko kehamilan. Menurut PKMI. 2007 keuntungan IUD ada beberapa hal,
yaitu : Sangat efektif 0,6 - 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun
pertama pemakaian. IUD dapat segera aktif setelah pemasangan.Metode jangka
panjang (8 – 10 tahun pemakaian). Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
Tidak ada efek samping hormonal. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume
asi. Dapat digunakan hingga menopause. Tidak ada interaksi dengan obat –
obatan.
 Efek Samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang disebabkan oleh
benda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak diharapkan. Efek samping
IUD menurut Saifuddin. 2003 antara lain : Haid lebih banyak dan lama. Saat
haid terasa sakit. Perdarahan spoting. Terjadinya pedarahan yang banyak.
Kehamilan insitu
 Indikasi
Menurut Glasier. 2005 yang merupakan indikasi pemakaian kontrasepsi IUD
adalah : Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang. Multigravida.
Wanita yang mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi lain.
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan dengan
penghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma
yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma. Mekanisme kerja IUD
adalah menghambat bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma
yang mencapai tuba fallopi, menonaktifkan sperma, menebalkan lendir serviks
sehingga menghalangi pergerakan sperma (Mansjoer 2007). Mekanisme kerja
IUD adalah dapat menimbulkan reaksi radang pada endometrium dengan
mengeluarkan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma.IUD
yang mengandung tembaga juga dapat menghambat khasiat anhidrase karbon
dan fosfase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah
sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma. IUD dapat
menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi migrasi leokosit,
makrofag dan menimbulkan perubahan susunan cairan endometrium yang akan
menimbulkan gangguan terhadap spermatozoa sehingga gerakannya menjadi
lambat dan akan mati dengan sendirinya. (Manuaba. 2008). IUD bentuk insert,
contohnya lippes loop, menimbulkan reaksi benda asingdengan terjadinya
migrasi leokosit, limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisanendometrium
menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi sehingga kehamilan tidak terjadi
(Manuaba. 2008).
 Kerugian
Kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi yang lebih banyak
dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang tidak steril. Ekspulsi
(IUD yang keluar atau terlepas dari rongga rahim). Sedangkan kerugian
pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Haid menjadi lebih lama dan banyak.
Perdarahan spoting (bercak – bercak). Kadang – kadang nyeri haid yang hebat,
perlu tenaga terlatih untuk memasangkan dan membuka IUD.
 Kontra Indikasi
Menurut Saifuddin. 2003 dan Burns. 2000 yang merupakankontra indikasi
pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang sedang hamil. Wanita yang
sedang menderita infeksi alat genitalia. Perdarahan vagina yang tidak diketahui.
Wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi IUD. Wanita yang
menderita PMS. Wanita yang pernah menderita infeksi rahim. Wanita
yangpernah mengalami pedarahan yang hebat.
 Waktu Pemasangan
Waktu pemasangan IUD yang baik menurut Manuaba 2008 antara lain :
Bersamaan dengan menstruasi, Segera setelah menstruasi, Pada masa akhir
masa nifas, Bersamaan dengan seksio secaria, Hari kedua dan ketiga pasca
persalinan,Segera setelah post abortus.
 Waktu Pencabutan
Waktu pencabutan IUD yang baik menurut (Manuaba 2008) antara lain : Ingin
hamil lagi, Terjadi infeksi, Terjadi perdarahan, Terjadi kehamilan insitu.
 Jadwal Pemeriksaan Ulang
Setelah dilakukan pemasangan IUD maka ibu harus melakukan jadwal
pemeriksaan ulang menurut Manuaba 1998.hlm 458 antara lain :
- Dua minggu setelah pemasangan
- Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
- Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
- Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun
- Jika ada keluhan
 Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD menurut
Manuaba 2008 yaitu :
- Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras sakit sehingga
perlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap infeksi atau
perdarahan infeksi dapat menimbulkan kehamilan ektopik karena pernah
memakai IUD
- Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi kehamilan
dapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena terjadi peningkatan
aliran darah menuju uterus dan mudah terjadi infeksi sampai abortus serta
sepsis.

e. Kontrasepsi Mantap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk mencegah kehamilan.
Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang digunkan pada wanita dan vasektomi
yang digunakan pada pria. Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang
hanya dilakukan atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap pada
pria 0,1%-0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada kontap wanita
kurang dari 1% perseratus setelah satu tahun pemasangan. Kontap adalah alat
kontrasepsi mantap yang paling efektif digunakan, aman danmempunyai nilai
demografi yang tinggi. Kontap ada 2 macam yaitu tobektomi yang dilakukan pada
wanita dan vasektomi yang dilakukan pada pria.
 Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent.metode ini
melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di rumah sakit yang
melibatkan waktu yang cukup lama.
- Efektivitas
Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 % per 100
wanitapertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100 kasus
- Keuntungan
Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen, dapat
segeraefektif setelah pemasangan.
- Kerugian
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur pembedahan dan anastesi,
tidak mudah kembali kesuburan.
- Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai anak,
wanita yang tidak menginginkan anak lagi.
- Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah satu
pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat meningkatkan
resiko saat operasi.
- Efek samping
Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode maka ada
resikotinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan kehilangan.(Everett.
2007).

 Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular untuk
banyakpasangan.Vasektomi adalah pemotongan vas deferen, yang merupakan
saluranyang mengangkut sperma dari epididimis di dalam testis ke vesikula
seminalis.
- Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif.Angka
kegagalanlangsungnya adalah 1 dalam 1000, angka kegagalan lanjutnya
adalah antara 1dalam 3000.
- Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas permanen,
menghilangkankecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak
direncanakan, proseduraman dan sederhana
- Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah
urologi,tidak didukung oleh pasangan.
- Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.
3. Kondom
Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis ( kondom
pria) atau vagina ( kondom Wanita) pada saat senggama. Kondom pertama kali dipakai
untuk menghindari terjadinya penularan penyakit kelamin terbuat dari karet tipis
( Lateks).
 Cara kerja:
- Barier penis sewaktu melakukan coitus
- Mencegah pengumpulan sperma pada vagina
 Efektifitas
- Gagal karena kondom yang bocor atau kurangnya kedisiplinan pemakai.
- Kondom hanya digunakan untuk sekali pakai
- Pakailah kondom manakala penis sudah ereksi penuh
- Sarungkan dan tinggalkan sebagain kecil dari ujung kondom untuk
menampung sperma
- Kondom yang mempunyai kantong kecil diujungnya,jepit ujung kondom
sehingga yakin tidak ada udara
- Gunakan lubrikan ketika vagina kering untuk mencegah pergesekan atau
sobeknya kondom
- Keluarkan penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan ereksi dan tahan
sisi kondom untuk mencegah tertumpahnya sperma ke dalam atau dekat vagina
- Simpan kondom ditempat yang kering dan sejuk
- Jangan memakai Vaselin sebagai pelumas karena dapat merusak karet
- Periksa kondom setelah senggama untuk melihat adanya kerusakan ataukah
masih utuh atau tidak
 Keuntungan
- Memberi perlindungan terhadap PMS
- Tidak menggangu kesehatan klien
- Murah dan dibeli secara umum
- Tidak perlu pemeriksaan medis
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Metode kontrasepsi sementara
 Kerugian
- Angka kegagalan cukup tinggi ( 3-15 kehamilan per 100 wanita pertahun)
- Perlu dipakai pada setiap saat hubungan seksual
- Mungkin mengurangi kenikmatan hubungan seksual
- Memerlukan penyediaan setiap kali hubungan seksual
 Indikasi
- Seseorang yang memerlukan kontrasepsi sementara
- Pasangan yang ingin menjarangkan anak
- Pasangan yang mengkhawatirkan efek samping metode lain
- Klien yang pernah atau sedang menderita PMS termasuk AIDS
- Wanita hamil dengan atau punya resiko menderita PMS selama hamil
 Efek Samping
- Pernah dilaporkan kondom yang tertinggal di vagina
- Infeksi ringan
- Reaksi alergi terhadap kondom karet
2. SAP COVID-19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Pembahasan : Penularan COVID-19

Sub Pokok Pembahasan : Pencegahan Penularan COVID-19

Sasaran : Masyarakat Huntara Asam III

Waktu : 09.20 WITA

Tanggal : Jumat, 18 Desember 2020

Tempat  : Huntara Asam III

Pelaksana : Mahasiswa DIV Kebidanan

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat di
wilayah Huntara Asam III mampu memahami tentang pencegahan penularan COVID-
19
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat di
wilayah Huntara Asam III dapat :
a. Menjelaskan pengertian COVID-19
b. Menjelaska cara penularan COVID-19
c. Menjelaskan masa inkubasi COVID-19
d. Menyebutkan tanda dan gejala COVID-19
e. Menjelaskan cara pencegahan COVID-19
B. Media
1. Leaflet
2. Materi
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

A. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


. Kegiatan

1. Pembukaan 5 menit a. Memberi salam a. Menjawab salam


b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan dan
c. Menjelaskan maksud dan memperhatikan
tujuan c. Mendengarkan dan
d. Menjelaskan proses memperhatikan
jalannya penyuluhan d. Menyampaikan pendapat
dan mengajukan
pertanyaan

2. Penyajian 15 Menjelaskan materi penyuluhan Memperhatikan dan


menit pada sasasran yang meliputi: mendengarkan dengan
seksama
a. Pengertian COVID-19
b. Penularan COVID-19
c. Masa inkubasi COVID-19
d. Tanda dan gejala COVID-
19
e. Cara pencegahan COVID-
19

3. Evaluasi 5 menit a. Memberi kesempatan Berpartisipasi aktif


sasaran untuk bertanya (bertanya, menjawab,
b. Melakukan sesi tanya jawab menyampaikan pendapat)
c. Menanyakan kembali materi
yang telah disampaikan

4. Penutup 5 menit a. Meminta dan memberi a. Memberi pesan dan


pesan dan kesan kepada kesan mengenai
sasaran tentang penyuluhan penyuluhan
yang telah di berikan b. Menjawab salam
b. Memberi salam
Materi

PENCEGAHAN DAN PENULARAN COVID-19

A. Pengertian COVID-19

COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus bernama


SARS-COV-2, atau seringkali disebut Virus Corona (Satgas COVID-19 UGM,
2020). COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO dan ditetapkan
Peme- rintah sebagai bencana non alam berupa wabah penyakit yang perlu
dilakukan langkah-langkah penanggu- langan terpadu termasuk keterlibatan seluruh
komponen masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2020)

B. Penularan COVID-19

Menurut Satgas COVID-19 UGM. 2020 ada beberapa cara penularan COVID-19
sebagai berikut :

1. Droplet : COVID-19 ditularkan melalui DROPLET (percikan ketika orang


batuk/bersin/berbicara) orang dengan COVID-19.
2. Kontak erat : Seperti cium tangan, jabat tangan, berpelukan, cipika-cipiki.
3. Menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi : Virus Corona dapat
bertahan pada permukaan benda mati selama berjam-jam sampai berhari-hari

C. Masa Inkubasi COVID-19

Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1 hingga 14 hari, dan umumnya akan
terjadi dalam 3 hingga 7 hari (Safrizal, Putra, D. A., Sofyan, S., Bimo, 2020).

D. Tanda Gejala COVID-19

Demam, kelelahan dan batuk kering dianggap sebagai manifestasi klinis utama.
Gejala seperti hidung tersumbat, pilek, pharyngalgia, mialgia dan diare relatif
jarang terjadi pada kasus yang parah, dispnea dan / atau hipoksemia biasanya terjadi
setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang lebih buruk dapat dengan
cepat berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan akut, syok septik, asidosis
metabolik sulit untuk dikoreksi dan disfungsi perdarahan dan batuk (Safrizal, Putra,
D. A., Sofyan, S., Bimo, 2020).

Menurut Safrizal, Putra, D. A., Sofyan, S., Bimo, 2020. Beberapa gejala yang
mungkin terjadi, antara lain:

1. Penyakit Sederhana (ringan) Pasien-pasien ini biasanya hadir dengan gejala


infeksi virus saluran pernapasan bagian atas, termasuk demam ringan, batuk
(kering), sakit tenggorokan, hidung tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot,
atau malaise. Tanda dan gejala pen- yakit yang lebih serius, seperti dispnea,
tidak ada. Dibandingkan dengan infeksi HCoV sebelumnya, gejala non-
pernapasan seperti diare sulit ditemukan.
2. Pneumonia Sedang Gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau
takipnea pada anak-anak) hadir tanpa tanda-tanda pneumonia berat.
3. Pneumonia Parah Demam berhubungan dengan dispnea berat, gangguan
pernapasan, takipnea (> 30 napas / menit), dan hipoksia (SpO2 <90% pada
udara kamar). Namun, gejala demam harus ditafsirkan dengan hati-hati karena
bahkan dalam bentuk penyakit yang parah, bisa sedang atau bahkan tidak ada.
Sianosis dapat terjadi pada anak- anak. Dalam definisi ini, diagnosis adalah
klinis, dan pencitraan radiologis digu- nakan untuk mengecualikan komplikasi.
4. Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS) Diagnosis memerlukan kriteria
klinis dan ventilasi. Sindrom ini menunjukkan keg- agalan pernapasan baru-
awal yang serius atau memburuknya gambaran perna- pasan yang sudah
diidentifikasi. Berbagai bentuk ARDS dibedakan berdasarkan derajat hipoksia.

E. Cara Pencegahan COVID-19

Menururt Kementerian Kesehatan RI. 2020 didalam Pedoman Pemberdayaan


Masyarakat Dalam Pencegahan Covid 19 Di RT/RW/DESA. ada cara penegahan
yang dapat dilakukan seperti :

1. Kebersihan personal dan rumah

a. Lebih sering mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau gunakan
hand sanitizer
b. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum di
cuci
c. Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit
d. Menerapkan etika batuk dan bersin

2. Peningkatan imunitas diri

a. Memakai masker
b. Tetap di rumah dan menjaga jarak sosial/fisik (social/ physical distancing)
c. Tidak berjabat tangan
d. Segera mengganti baju/mandi sesampai di rumah setelah bepergian
e. Bersihkan dan berikan disinfektan secara berkala pada benda yang sering
disentuh
f. Konsumsi gizi seimbang
g. Lakukan aktifitas fisik/senam ringan
h. Berjemur di pagi hari selama 15 menit
i. Istirahat cukup
j. Tidak merokok
k. Suplemen vitamin (jika diperlukan)
l. Kendalikan penyakit penyerta seperti diabetes melitus, hipertensi, asma
m. Tetap tenang menyikapi informasi dan situasi
3. SAP PHBS

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok pembahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Sub pokok pembahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Sasaran : Masyarakat
Tempat : Huntara Asam III
Hari/Tanggal : Jumat, 18 Desember 2020
Waktu : 09.40 WITA
Pelaksana : Mahasiswa DIV Kebidanan

D. Tujuan
3. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat di
wilayah Huntara Asam III mampu memahami tentang perilaku hidup bersih dan sehat
di rumah tangga.
4. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat di
wilayah Huntara Asam III dapat :
a. Menjelaskan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
b. Menjelaska perilaku hidup bersih dan sehat dirumah tangga
c. Menyebutkan manfaat rumah ber-PHBS
E. Media
3. Leaflet
4. Materi
F. Metode
3. Ceramah
4. Tanya jawab
G. Kegiatan
No Tahap waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
Kegiatan

1 Pendahuluan 5 menit a. Memberi salam a. Menjawab salam


b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Menjelaskan maksud c. Menyampaikan
dan tujuan pendapat dan
d. Menjelaskan proses mengajukan
jalannya acara pertanyaan
penyuluhan
2 Penyajian 15 Menjelaskan materi Memperhatikan dan
menit penyuluhan pada sasaran mendengarkan dengan
yang meliputi : seksama
a. Pengertian perilaku
hidup bersih dan sehat
b. Perilaku hidup bersih
dan sehat di rumah
tangga
c. Manfaat ber-PHBS di
rumah tangga
3 Evaluasi 5 menit a. Memberi kesempatan Berpartisipasi aktif
sasaran untuk (bertanya, menjawab,
bertanya menyampakan pendapat)
b. Melakukan sesi Tanya
jawab
c. Menanyakan kembali
materi yang telah
disampaikan
4 Penutup 5 menit a. Meminta dan a. Memberi pesan dan
memberi pesan serta kesan mengenai
kesan kepada sasaran penyuluhan
tentang penuluhan b. Menjawab salam
yang telah diberikan
b. Salam penutup

Materi

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.
B. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah
tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu :
1. Persalinan Di Tolong Oleh Tenaga Kesehatan
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga
para medis lainnya)Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat
diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit. Persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan perlatan yang aman,bersih, dan
steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2. Memberi Bayi ASI Ekslusif
Adalah bayi usia 0-6 hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan
atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan
gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan
berkembang dengan baik. Air Susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna
kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan
terhadap penyakit.
3. Menimbang Balita Setiap Bulan
a. Mengapa balita perlu di timbang setiap bulan? Penimbangan balita di maksudkan
untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan.
b. Kapan dan di mana penimbangan balita di lakukan? Penimbangan balita di
lakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun sampai 5 tahun diposyandu.
c. Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita?
d. Setelah balita ditimbang di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau kartu menuju
sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat
perkembangannya)
4. Menggunakan Air Bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci
pakaian, dan sebagainya, Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit.
Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat
dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
a. Air harus berwarna bening/jernih.
b. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran
lainnya.
c. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit
harus bebas dari bahan kimia beracun.
d. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
Manfaat air bersih adalah agar supaya terhindar dari gangguan penyakit seperti
Diare, Kolera, Disentri, Thypus, Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau
keracunan.Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya. Tempat
memperoleh air bersih antara lain :
a. Mata air
b. Air sumur atau air sumur pompa
c. Air ledeng atau perusahaan air minum
d. Air hujan
e. Air dalam kemasan
5. Mencuci Tangan Dengan Air Bersih Dan Sabun
Mencuci tangan harus menggunakan air bersih dan sabun dikarenakan air yang
tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila
digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat
masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan
kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih
tertinggal di tangan. Waktu kapan saja harus mencuci tangan adalah sebagai berikut.
a. Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang binatang,
berkebun, dll).
b. Setelah buang air besar
c. Setelah menceboki bayi atau anak
d. Sebelum makan dan menyuapi anak
e. Sebelum memegang makanan
f. Sebelum menyusui bayi
Manfaat-manfaat mencuci tangan antara lain :
a. Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
b. Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus, kecacingan,
penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Flu burung atau Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS).
c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
6. Menggunakan Jamban Sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya. Alas an kenapa pentingnya menggunakan jamban adalah sebagai
berikut.
a. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
b. Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
c. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
penyakit Diare, Kolera Disentri,Typus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan,
penyakit kulit, dan keracunan.
Syarat-syarat jamban sehat antara lain :
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan
lubang penampungan minimal 10 meter)
b. Tidak berbau.
c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
d. Tidak mencemari tanah sekitarnya.
e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
g. Penerangan dan ventilasi yang cukup.
h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

Cara memelihara jamban antara lain :


a. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.
c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
d. Tidak ada serangga,(kecoa,lalat,) dan tikus yang berkeliaran.
e. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
f. Bila ada kerusakan, segera perbaiki.
7. Memberantas Jentik Di Rumah Sekali Seminggu
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik
secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik berkala (PJB) adalah
pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat
penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga,
tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun,
lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam
seminggu. Yang melakukan pemeriksaan jentik berkala adalah anggota rumah
tangga, kader, juru pemantau jentik, tenaga pemeriksa jentik lainnya
Hal yang perlu dilakukan untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan
cara 3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).
PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk
penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria,
Filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat perkembangannya.
Tiga M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi,
tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak control, lubang
pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.
c. Mengubur ataumenyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air
seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan
(bekas botol/gelas akua, plastik kresek, dll).
d. Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
1) Menggunakan kelambu ketika tidur.
2) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat
nyamuk ; bakar, semprot, oles/usap ke kulit, dll.
3) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar.
4) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
5) Memperbaiki saluran talang air yang rusak
6) Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang
sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
7) Memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya
ikan cupang, ikan nila, dll.
8) Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya,
Zodia,Lavender,Rosemerry, dll.
8. Makan Buah Dan Sayur Setiap Hari
Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting,
karena: Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh. Mengandung serat yang tinggi. Serat adalah makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk memelihara usus. Serata
tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan
dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat menunda
pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat lapar. Manfaat
mengkonsumsi buah dan sayur antara lain :
a. Mencegah Diabetes .
b. Melancarkan buang air besar.
c. Menurunkan berat badan.
d. Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi)
e. Mencegah kanker
f. Memperindah kulit, rambut dan kuku.
g. Membantu mengatasi Anemia (kurang darah)
h. Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
9. Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari
Aktifitas fisik bisa berupa :
a. Olah raga
b. Jalan santai
c. Maraton
10. Tidak Merokok Di Dalam Rumah
Karena didalam rokok terdapat zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh,
seperti Tar dan Nicotin. Sehingga jika terhirup dapat menimbulakan kanker dan
penyakit lainnya.

C. Manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS

1. Bagi Rumah Tangga :


a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c. Anggota keluarga giat bekerja.
d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
2. Bagi Masyarakat:
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah –masalah kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa
dan lain-lain.

4. SAP Remaja

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok pembahasan : Kesehatan Reproduksi


Sub pokok pembahasan : Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
Sasaran : Remaja
Tempat : Huntara Asam III
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Desember 2020
Waktu : 09.00 wita
Pelaksana : Mahasiswa DIV Kebidanan

H. Tujuan
5. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para remaja di
wilayah Huntara Asam III mampu memahami tentang kesehatan reproduksi pada
remaja.
6. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para remaja di
wilayah Huntara Asam III dapat :
a. Menjelaskan pengertian remaja dalam konteks kesehatan reproduksi
b. Menjelaska perubahan fisik, biologis dan psikososial pada remaja
c. Menjelaskan cara menjaga kebersihan organ reproduksi
d. Menjelaskan tentang perilaku seksual remaja
e. Menyebutkan penyakit menular seksual
I. Media
5. Leaflet
6. Materi
J. Metode
5. Ceramah
6. Tanya jawab
K. Kegiatan
No Tahap waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
Kegiatan
1 Pendahuluan 5 menit e. Memberi salam d. Menjawab salam
f. Memperkenalkan diri e. Memperhatikan
g. Menjelaskan maksud f. Menyampaikan
dan tujuan pendapat dan
h. Menjelaskan proses mengajukan
jalannya acara pertanyaan
penyuluhan
2 Penyajian 15 Menjelaskan materi Memperhatikan dan
menit penyuluhan pada sasaran mendengarkan dengan
yang meliputi : seksama
d. Pengertian remaja
dalam konteks
kesehatan reproduksi
e. Perubahan fisik,
biologis dan
psikososial pada
remaja
f. Menjaga kebersihan
organ reproduksi
g. Perilaku seksual
remaja
h. Penyakit menular
seksual
3 Evaluasi 5 menit d. Memberi kesempatan Berpartisipasi aktif
sasaran untuk (bertanya, menjawab,
bertanya menyampakan pendapat)
e. Melakukan sesi Tanya
jawab
f. Menanyakan kembali
materi yang telah
disampaikan
4 Penutup 5 menit c. Meminta dan c. Memberi pesan dan
memberi pesan serta kesan mengenai
kesan kepada sasaran penyuluhan
tentang penuluhan d. Menjawab salam
yang telah diberikan
d. Salam penutup
Materi

KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

A. Pengertian Remaja Dalam Konteks Kesehatan Reproduksi Remaja


Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan social budaya setempat. Menurut WHO
batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan,
definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia
10 sampai 19 tahun dan belum kawin.
Kesehatan reproduksi (kespro) adalah kesehatan sejahtera fisik, mental dan social
yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan system reproduksi.
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan social yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan
dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan
fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat
berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi yaitu :
1. Faktor social-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang
rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi,
serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk
pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi
tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling
berlawanan dengan yang lain, dan sebagainya).
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena
ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang membeli
kebebasannya secara materi, dan sebagainya).
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit
menular seksual, dan sebagainya).
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut system,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak
semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara
mental serta social kultural.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar
mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya. Dengan
informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang
bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
B. Perubahan Fisik, Biologis, Psikososial Remaja
1. Tumbuh Kembang Remaja
a. Masa remaja awal : 10-13 tahun
b. Masa remaja tengah : 14-16 tahun
c. Masa remaja akhir : 17-19 tahun
2. Pertumbuhan Fisik Pada Remaja Perempuan
a. Mulai menstruasi
b. Payudara dan panggul membesar
c. Indung telur membesar
d. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat
e. Vagina mengeluarkan cairan
f. Mulai tumbuh rambut di ketiak dan vagina
g. Tubuh bertambah tinggi
h. Indung telur membesar dan berfungsi sebagai organ reproduksi
3. Perubahan Fisik Yang Terjadi Pada Remaja Laki-Laki
a. Terjadi perubahan suara menjadi berat dan besar
b. Tumbuh rambut di ketiak dan kemaluan
c. Tumbuh jakun
d. Pundak dan dada bertambah besar da bidang
e. Penis dan buah zakar membesar
f. Tubuh bertambah berat dan tinggi
g. Keringat bertambah banyak
h. Kulit dan rambut mulai berminyak
4. Tugas-Tugas Perkembangan Yang Harus Dipenuhi Pada Usia Remaja
a. Mencapai hubungan yang baru dan lebih mendalam dengan teman sebaya baik
sesame jenis maupun lawan jenis
b. Mencapai peran social maskulin dan feminism
c. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
d. Mencapai kemandirian secara emosional dan orangtua dan orang dewasa lainnya
e. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
f. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
g. Mempersiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan keluarga
h. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya
kompetensi sebagai warga Negara
i. Menginginkan dan mecapai perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan secara
social
j. Memperoleh rangkaian system nilai dan etika sebagai pedoman perilaku
5. Perubahan Psikis Yang Terjadi Pada Remaja Perempuan Dan Laki-Laki
a. Remaja lebih sering berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya
b. Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua
c. Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri
d. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung pada
kelompoknya
C. Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi
Perubahan fisik selama pubertas harus diikuti dengan perawatan, kebersihan dan
kesehatan fisik, terutama alat-alat reproduksi. Selama masa haid remaja perempuan
disarankan untuk memakan makanan yang mengandung banyak zat besi (bayam, hati,
buah-buahan, dan lain-lain) karena selama masa haid perempuan dapat mengalami
anemia atau kekurangan zat besi dalam darah.
Cara merawat kesehatan organ reproduksi antara lain adalah sebagai berikut.
1. Perempuan
a. Selama haid, menggunakan pembalut wanita untuk menampung darah haid
ataupun dibuat dengan kain bersih.
b. Mengganti pembalut 4 jam sekali, atau lebih sering selama masa haid
c. Setiap kali buang air besar, bersihkan alat kelamin dari depan ke belakang, bukan
sebaliknya. Agar sisa kotoran tidak masuk ke dalam kelamin.
d. Jangan sering menggunakan antiseptic/cairan pembunuh kuman untuk mencuci
alat kelamin, khususnya vagina. Karena itu akan mematikan mikroorganisme yang
secara alami dapat melindungi vagina.
e. Jangan memakai celama dalam yang terlalu ketat
f. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari
g. Gunakan celana dalam yang menyerap keringat
2. Laki-Laki
a. Mandi secara teratur dua kali sehari
b. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari dan gunakan yang meyerap
keringat
c. Membersihkan anus dan penis dengan air bersih setiap kali BAK dan BAB
d. Sunat dapat mencegah penumpukan kotoran di penis
e. Tidak menggunakan celana dalam yang ketat, karena dapat mengganggu stabilitas
suhu testis di dalam buah zakar
D. Perilaku Seksual Remaja Dan Kesehatan Reproduksi
Perilaku seksual remaja terdiri dari tiga buah kata yang memiliki pengertian yang
sangat berbeda satu sama lainnya. Perilaku dapat diartikan sebagai respons organisme
atau respons seseorang terhadap stimulus (rangsangan) yang ada. Sedangkan seksual
adalah rangsangan-rangsangan atau dorongan yang timbul berhubungan dengan seksual.
Jadi perilaku seksual remaja adalah tindakan yang dilakukan berhubungan dengan
dorongan seksual yang dating baik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya.
Adanya penurunan usia rata-rata pubertas mendorong remaja untuk aktif secara
seksual lebih dini. Dan adanya persepsi bahwa dirinya memiliki resiko yang lebih rendah
atau tidak beresiko sama sekali yang berhubungan dengan perilaku seksual, semakin
mendorong remaja memenuhi dorongan seksualnya pada saat sebelum menikah. Persepsi
seperti itu disebut youth vulnerability.
Dari kedua definisi kesehatan reproduksi tersebut ada beberapa faktor yang
berhubungan dengan status kesehatan reproduksi seseorang, yaitu faktor social-ekonomi,
budaya, perilaku lingkungan yang tidak sehat, da nada tidaknya fasilitas pelayanan
kesehatan yang mampu mengatasi gangguan jasmani dan rohani dan tidak adanya akses
informasi merupakan faktor tersendiri yang juga mempengaruhi kesehatan reproduksi.

E. Penyakit Menular Seksual


1. Gonore
a. Penyebab : Kuman Neisseria Gonorrhae
b. Gejala pada laki laki
1) Rasa sakit pada waktu BAK atau ereksi
2) Keluar nanah dari saluran kencing terutama di pagi hari
c. Gejala pada perempuan
1) Nyeri di daerah perut bagian bawah, kadang-kadang disertai keputihan
dengan bau tidak sedap
2) Alat kelamin terasa gatal dan bau
3) Rasa sakit atau panas pada waktu kencing dan perdarahan setelah melakukan
hubungan seksual
2. Sifilis (Raja Singa)
a. Penyebab : Kuman Triponema Pallidum
b. Gejala : timbul benjolan di sekitar alat kelamin, kadang-kadang
disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu yang akan menghilang dengan
sendirinya tanpa diobati.
3. Herpes
a. Penyebab : Virus Herpes Simpleks
b. Gejala : rasa terbakar dan gatal pada alat kelamin, timbul bintil-bintil
berisi air, nyeri serta kemerahan pada daerah yang terkena.
4. Kandidiasis Vagina
a. Penyebab : Jamur Candida Albikans
b. Gejala : cairan vagina berwarna seperti keju atau susu basi disertai rasa
gatal, panas dan kemerahan dikelamin dan sekitar
5. Trikomonasis
a. Penyebab : Parasit Trichomonas Vaginalis
b. Gejala : keputihan banyka, kadang berbusa dan berwarna hijau dan
berbau busuk, gatal pada kemaluan, nyeri saat berhubungan seks dan BAK
6. HIV/AIDS
a. Penyebab : Virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus)
b. Cara penularan : darah, cairan sperma, cairan vagina
c. Pencegahan : no free sex, tidak menggunakan jarum suntik bekas, hubungan
seksual yang aman

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok pembahasan : Bahaya Narkoba


Sub pokok pembahasan : Bahaya Narkoba Pada Remaja
Sasaran : Remaja
Tempat : Huntara Asam III
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Desember 2020
Waktu : 09
Pelaksana : Mahasiswa DIV Kebidanan

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para remaja di
wilayah Huntara Asam III mampu memahami tentang bahaya narkoba pada remaja.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para remaja di
wilayah Huntara Asam III dapat :
a. Menjelaskan pengertian remaja
b. Menyebutkan jenis-jenis narkoba
c. Menyebutkan cara penggunaan narkoba
d. Menyebutkan gejala dan tanda awal penyalahgunaan narkoba
e. Menjelaskan Remaja yang paling beresiko
f. Menyebutkan Faktor-faktor yang mempengaruhi seorang remaja meggunakan
narkoba
g. Menyebutkan bahaya dan dampak yang ditimbulkan oleh narkoba
h. Menjelaskan cara terbaik menghindari narkoba
B. Media
1. Leaflet
2. Materi
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Kegiatan
No Tahap waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
Kegiatan
1 Pendahuluan 5 menit i. Memberi salam g. Menjawab salam
j. Memperkenalkan diri h. Memperhatikan
k. Menjelaskan maksud i. Menyampaikan
dan tujuan pendapat dan
l. Menjelaskan proses mengajukan
jalannya acara pertanyaan
penyuluhan
2 Penyajian 15 Menjelaskan materi Memperhatikan dan
menit penyuluhan pada sasaran mendengarkan dengan
yang meliputi : seksama
i. Pengertian remaja
j. Jenis-jenis narkoba
k. Cara penggunaan
narkoba
l. Gejala dan tanda awal
penyalahgunaan
narkoba
m. Remaja yang paling
berisiko
n. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
seorang remaja
menggunakan
narkoba
o. Bahaya dan dampak
yang ditimbulkan oleh
narkoba
p. Cara terbaik
menghindari narkoba
3 Evaluasi 5 menit g. Memberi kesempatan Berpartisipasi aktif
sasaran untuk (bertanya, menjawab,
bertanya menyampakan pendapat)
h. Melakukan sesi Tanya
jawab
i. Menanyakan kembali
materi yang telah
disampaikan
4 Penutup 5 menit e. Meminta dan e. Memberi pesan dan
memberi pesan serta kesan mengenai
kesan kepada sasaran penyuluhan
tentang penuluhan f. Menjawab salam
yang telah diberikan
f. Salam penutup

Materi

BAHAYA NARKOBA PADA REMAJA

A. Pengertian Remaja

Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999) secara psikologis masa remaja merupakan
usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat. Lazimnya masa remaja dimulai
pada saat anak matang secara seksual dan berakhir sampai ia matang secara hukum.
Penelitian tentang perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai sepanjang masa remaja
menunjukkan bahwa  perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa remaja berbeda
dengan pada akhir masa remaja (Hurlock, 1999), oleh sebab itu masa remaja masih
dibedakan dalam fase-fase tertentu. 

Hurlock (1999), membagi masa remaja menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal
dan masa remaja akhir. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13–16 tahun,
dan akhir masa remaja bermula dari usia 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia yang
dianggap matang secara hukum.  

Monks, dkk. (2001), batasan usia remaja adalah antara usia 12 tahun hingga usia 21
tahun. Monks membagi masa remaja menjadi tiga fase, yaitu: 
1. Fase remaja awal dalam rentang usia 12–15 tahun
2. Fase remaja madya dalam rentang usia 15–18 tahun
3. Fase remaja akhir dalam rentang usia 18–21 tahun
Sementara di Indonesia, masa remaja masih merupakan masa belajar di sekolah,
umumnya mereka masih belajar di Sekolah Menengah Pertama, Menengah Atas atau
Perguruan Tinggi  (Monks, dkk., 2001). Negara Indonesia, menetapkan batasan remaja
mendekati batasan usia remaja (youth) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
yaitu, usia 14-24 tahun. Usia 24 tahun merupakan batas maksimal untuk  individu yang
belum dapat memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial maupun psikologis.
Hukum Indonesia hanya mengenal anak-anak dan dewasa, berdasarkan Undang-undang
Kesejateraan Anak (UU No. 4/1979) menganggap semua orang di bawah usia 21 tahun
dan belum menikah sebagai anak-anak (dalam Sarwono, 2006). 
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masa remaja
dimulai pada saat anak matang secara seksual dan berakhir sampai ia matang secara
hukum, rata-rata batasan usia remaja berkisar antara usia 12 hingga 24 tahun, dengan
pembagian fase remaja awal berkisar antara usia 12 -15 tahun, fase remaja madya
berkisar antara  usia 15 – 18 tahun dan fase remaja akhir berkisar antara usia 18 – 21
tahun. Batasan maksimum usia 24 tahun, untuk individu yang belum dapat memenuhi
persyaratan kedewasaan secara sosial maupun psikologis dan belum menikah.
B. Jenis-Jenis Narkoba
1. Narkotika
Adalah zat atau obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, juga dapat mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Contohnya Heroin, Kokain, Ganja.
2. Alkohol
Adalah cairan yang dihasilkan dari proses peragian minuman berkadaralkohol
tinggi disebut sebagai golongan minuman keras dan dilarang diperjualbelikan secara
bebas ditempat umum.
3. Psikotropika
Adalah zat atau obat yang berkhasiat psiko aktif pada susunan syaraf pusat
yang menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku golongan pshikotropika
antara lain : Amfetamin, Ekstasy, Shabu-shabu Phenogarvital, Diazepam, Pil BK, Pil
Koplo.
4. Zat Aktif
Adalah zat atau obat yang berpotensi menimbulkan ketergantungan. Misalnya
Lem kayu (aibon), Tipp Ex, Penyegar Ruangan.
C. Cara Penggunaan Narkoba
1. Dihisap
2. Dihirup
3. Ditelan
4. Disuntik
D. Gejala dan Tanda Awal Penyalahgunaan Narkoba
1. Malas
a. Malas mengurus diri
b. Malas makan atau makan sembarangan
c. Malas sekolah atau sering membolos
d. Malas belajar sering terlihat mengantuk
e. Malas berkomunikasi lebih sering menyendiri
2. Penuh Rahasia
a. Menarik diri dan sering mengurung diri dikamar
b. Sering memakai kaca mata gelap dan sering membawa obat tetes mata
3. Gaya hidup semaunya sendiri
a. Sering pulang larut malam
b. Sering tidur dirumah teman
c. Sering mengeluh kepada orang tua
4. Tingkah laku kasar
a. Mudah tersinggung, mudah marah, berbicara kasar, suka main kasar
b. Sering berkelahi, berbohong
c. Sering mencuri uang atau barang keluarga, teman
d. Sering pinjam uang kepada teman
e. Gaya pakaian tidak rapi
5. keluhan sakit
a. sering mengeluh pusing atau sakit kepala
b. batuk atau pilek yang berkepanjangan
E. Remaja Mana Yang Paling Beresiko
Remaja yang ingin memperlihatkan bahwa mereka tidak takut bahaya, remaja yang
merasa dirinya tidak diterima di masyarakat dan keluarga.
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Seorang Remaja Meggunakan Narkoba
1. Faktor individual
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami
perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang
mempunyai resiko lebih besar menggunakan narkoba :
a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j. Identitas diri kabur
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
l. Putus sekolah
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
a. Lingkungan Keluarga :
1) Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
2) Hubungan kurang harmonis
3) Orang tua yang bercerai, kawin lagi
4) Orang tua terlampau sibuk, acuh
5) Orang tua otoriter
6) Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
7) Kurangnya kehidupan beragama.

b. Lingkungan Sekolah :
1) Sekolah yang kurang disiplin
2) Sekolah terletak dekat tempat hiburan
3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif
4) Adanya murid pengguna narkoba.
c. Lingkungan Teman Sebaya:
1) Berteman dengan penyalahguna
2) Tekanan atau ancaman dari teman
d. Lingkungan Masyrakat / Sosial :
1) Lemahnya penegak hukum.
2) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
G. Bahaya Narkoba Dan Dampak-Dampak Yang Ditimbulkan
1. Bahaya bagi tubuh
a. Merusak otak dan sistem tubuh yang bisa terjadi komplikasi dan menimbulkan
penyakit macam-macam
b. Terjadi perubahan fisik, badan jadi kurus dan mata merah
c. Bagi wanita, narkoba dapat berbahaya kerena mengganggu siklus menstruasi,
bisa jadi tidak menstruasi  selama memakai narkoba, peranakan (rahim) menjadi
kering sehingga bisa menyebabkan mandul dan menimbulkan kista serta  alat
reproduksi terganggu, sehingga bisa melahirkan anak cacat / abortus.
d. Menimbulkan penyakit berbahaya yang sulit untuk disembuhkan, seperti kanker,
paru, HIV/AIDS, hepatitis, jantung,  penyakit jiwa bahkan bisa meninggal dunia.
2. Di Lingkungan Keluarga
a. Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi
pertengkaran, mudah tersinggung.
b. Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
c. Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup
bebas) dan menjadi aib keluarga
d. Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan,
sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.
e. Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya
pengobatan dan rehabilitasi.
3. Di Lingkungan Sekolah :
a. Merusak disiplin dan motivasi belajar.
b. Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
c. Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman sebaya.
4. Di Lingkungan Masyarakat :
a. Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna /
mangsanya.
b. Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah
menjadi ketergantungan.
c. Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian, pembunuhan
sehingga masyarkat menjadi resah.
d. Meningkatnya kecelakaan.
H. Cara Terbaik Menghindari Narkoba
Jangan mudah tergiur dan terbawa arus teman yang kita anggap tidak baik, jangan
pernah mencoba mencicipi narkoba walaupun hanya sedikit, dan jangan pernah
menyentuh, menyium aromanya apalagi mencoba nenyulut dan mengisap rokok.
B. Leaflet
1. KB
2. COVID-19
3. PHBS
4. REMAJA
C. Dokumentasi Kegiatan
Selasa, 8 Desember 2020
Survei lokasi huntara
Kamis, 10 Desember 2020

Pengambilan data awal


Pembuatan denah lokasi/Mapping
Jumat, 11 Desember 2020

Melengkapi data
Menghitung jumlah penduduk
Menghitung jumlah sasaran KIA

Minggu, 13 Desember 2020


Mengisi lampiran
Membuat SAP

Senin, 14 Desember 2020

Melengkapi data
Menghitung jarak huntara ke fasilitas kesehatan terdekat
Melengkapi lampiran-lampiran

Selasa, 15 Desember 2020


Melengkapi data
Melengkapi lampiran-lampiran
Melakukan pengkajian pada ibu hamil
Pembuatan SAP dan leaflet
Membuat POA
Rabu, 16-12-2020

Melakukan rapid test


Melakukan persiapan penyuluhan (SAP dan leaflet)
Pembuatan RAB
Pembagian kelompok kecil penanggung jawab program kegiatan.
Kamis, 17 Desember 2020
Koordinasi dengan kepala puskesmas
Kordinasi dengan bidan penanggung jawab huntara
Kordinasi dengan Korlap
Kordinasi dengan kader
Kordinasi dengan alih jenjang untuk kegiatan penyuluhan
Persiapan penyuluhan
Meeting sore terkait kegiatan penyuluhan
Jum’at, 18 Desember 2020
Melakukan penyuluhan (KB, Covid, PHBS)
Kordinasi dengan alih jenjang untuk kegiatan penyuluhan remaja dan posyandu remaja
(sabtu, 19 desember 2020)
Melakukan persiapan untuk kegiatan berikutnya.
Sabtu, 19 Desember 2020

Senam
Penyuluhan pada remaja
Posyandu remaja
Minggu, 20 Desember 2020
Menanam TOGA
Kerja bakti
Pembagian sabun cuci tangan dan masker
REKAPAN KEHADIRAN PRAKTIK MANAJEMEN KRISIS

Senin, 07 Desember 2020 – Senin, 21 Desember 2020

NO NAMA NIM KEHADIRAN


1. Marina Ibrahim P07124317017 100%
2. Maurisca Andini P07124317018 100%
Chairunnisa Tahir
3. Mega Daleta P07124317019 100%
4. Mutiara Dewi Anggreini P07124317020 100%
5. Ni Made Novariani P07124317021 100%
6. Ni Wayan Fatmawati P07124317022 Karantina (kerja dari rumah)
7. Niluh Lisa Monika P07124317023 100%
8. Nita Syafira P07124317024 100%
9. Nur Anjani Tasbih P07124317025 100%
10. Nur Aviva P07124317026 100%
11. Nur Rahma P07124317027 100%
12. Nurafni Safitri P07124317029 100%
13. Nurdahlia P07124317030 100%

Anda mungkin juga menyukai