Disusun Oleh :
Kelompok 2
Reguler
Ni Made Novariani
Ajeng
Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini, dan kami buat
dengan waktu yang telah di tentukan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan
laporan seperti ini, pembaca dapat belajar dan memahami dengan baik mengenai Praktik
Manajemen Krisis Bencana khususnya bencana alam dan bencana non alam.
Dan tentunya kami juga menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan pada penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, kami senantiasa menanti kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan laporan ini. Semoga
dengan adanya laporan ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu
pengetahuan.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Tujuan...........................................................................................................
C. Sistematika Penulisan..................................................................................
B. Bencana Alam...............................................................................................
B. Denah.............................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan..................................................................................................
B. Hambatan......................................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. SAP................................................................................................................
B. Lieflet.............................................................................................................
C. Dokumentasi Kegiatan.................................................................................
D. Rekapan Kehadiran.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Tujuan Umum
Tujuan dari pelaksanaan praktek ini adalah agar mahasiswa mampu
berperan serta aktif dalam upaya perwujudan program PPAM melalui pendekatan
keluarga yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan dengan target keluarga,
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh oleh mahasiswa melalui
pendekatan.
2. Tujuan Khusus
a. Menentukan sasaran sesuai kebutuhan kit
b. Penanganan masalah dampak dari bencana alam dan non alam
c. Melakukan penyuluhan sesuai masalah yang didapat.
C. Sistematika Penulisan
TINJAUAN TEORI
3. Mck : 30 pintu
4. Musollah :1
6. Jumlah KK : 116
a. Bayi :9
b. Balita : 46
c. Remaja : 53
d. Ibu Hamil :3
e. Lansia : 18
f. PUS : 65
g. WUS : 20
Sumber data :
a. Koordinator Lapangan Huntara Asam III
Zamrut (082213809028)
b. Kader Huntara Asam III
Mas’Ani (081343954964
c. Bidan Penanggung Jawab Huntara Asam III
2 1
1 2
3 5
6
6
3 N M
O 1
3 P
3
Mushola
9
3 1
1 1
4 7
1 6
1 4 4
K J I H 2
2 1 1
L 1
1
2 2
1 8 5 1
D
1 5 6
1 4
3 1
2
4 4
2 3 C
4 2
1
3
G 5
2 E
B 3
2 2
2
3 F 1
3 A 9
2
2 1 3
5 8
3 4
7
Keterangan :
: Bumil : PUS
: Balita : Lansia
C. Data Bencana Alam dan Non Alam
LAMPIRAN 2
Jumlah Penduduk
No Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Dusun Terancam Topografi
A. Jumlah korban
1. Korban Meninggal
2. Korban Hilang
Jumlah
4. Pengungsi
Jumlah
B. FasilitasUmum
E. Hambatan Pelayanankesehatan
1. Tenda kespro untuk huntara asam III berada di Buvukulu
F. Bantuanyangdiperlukansegera
1. Obat-obatan
G. RencanaTindak Lanjut
1. Pemberian sembako
2. Penyaluran air bersih
3. Pelayanan di tenda Kespro
*Catatan:
FormulirB-1inihanyamerupakanreferensi,data-datadiformB
1iniakandikumpulkanolehtimRapidHealth Assessment(RHA)daripusatkrisiskesehatan.
LAMPIRAN 3
1 K1
2 K4
Persalinan oleh tenaga
3
kesehatan
Jumlah kasus kematian ibu BELUM ADA DATA
4
Angka penggunaan
5
kontraspesi (CPR)
6 Angka Kelahiran Kasar
Nama Tipe
Fasilitas Fasilitas Pemerintah/
Tipe Pelayanan Kespro (dicentang) Ket
Pelayanan Pelayanan Swasta
Pesehatan Kesehatan
Persalinan
ANC PONED PONEK K
Normal
B
POSKESPRO Pemerintah
PEMBERI PELAYANAN PRAKRISIS KESEHATAN
Nama
Fasilitas
Pelayanan Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Keterangan
Kesehatan
Dr. SpOG Dr. SpA DokterUmum Bidan Perawat Lain-lain
LAMPIRAN 4
PENILAIANTENTANGKONDISIFASILITASPELAYANANKESEH
ATAN,KETERSEDIAANTENAGADANALAT DANOBAT
Nama Tipe
Fasilitas Fasilitas Pemerintah / Tipe Pelayanan Kespro (dicentang)
Keterangan
Pelayanan Pelayanan Swasta
Kesehatan Kesehatan
Persalinan
ANC PONED PONEK KB
Normal
PUSKESMAS C PEMERINTAH
LERE
RSUD B PEMERINTAH
ANUTAPUR
A
Nama
Fasilitas
Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Keterangan
Pelayanan
Kesehatan
Nama Tipe
Fasilitas Fasilitas Pemerintah Tipe Pelayanan Kespro (dicentang)
Pelayanan Pelayanan /Swasta Keterangan
Kesehatan Kesehatan
Kegiatan Keterangan
-
Jumlah kasus kekerasan seksual yang dilaporkan pada
layanan kesehatan
TempatdanTanggal :
NamadanAlamat yang
Wilayah DapatDihubungi
NamaOrganisasi Program Keterangan
Kerja Alamat/Email/
Nama
Telp.
K5 KOTA
PALU
Darmawati
PKK HUNTARA
PPNI Perawatan
Lampiran 6
Di data oleh :
Lokasi :
No Deskripsi Keterangan
1. Nama
2. Umur
3. Usia kehamilan
No Deskripsi Keterangan
1. Nama
2. Umur
4. Usia bayi?
LAMPIRAN 7
Di Data Oleh :
Lokasi :
Pertanyaan
Toiletseputar pelayanan-pelayanan
perempuan kesehatandan keadaan
dan laki-laki camp
terpisah dan memiliki tanda yang
jelas
Distribusibantuanmelibatkanperempuan
1-11 bulan
1-4 tahun
5-9 tahun
15-19 tahun
Total
Lampiran 8
Lampiran 9
FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN UNTUK KOORDINATOR
KESEHATANREPRODUKSI DI TINGKAT PUSAT/PROVINSI/KABUPATEN
1. Judul
2. Latar Belakang
a. Gambaran singkat tentang bencana; tipe bencana, besaran, lokasi
b. Tujuan dari penilaian
3. Metodologi
Secara ringkas mengetengahkan metodologi yang digunakan
4. Temuan: analisis pada hal berikut ini:
4.1 Masyarakat terdampak; data terpilah (umur, jenis kelamin, lokasi geografis;
pengungsian)
4.2 Kondisi pengungsian (kamp)
4.3 Pelayanan kesehatan reproduksi yang tersedia: perlengkapan dan staf
4.4 Risiko potensial kekerasan berbasis gender/seksual
4.5 Kebutuhan khusus masyarakat terdampak
4.6 Koordinasi
5. Rekomendasi
Laporan awal dibuat tidak lebih dari 5 halaman dengan menggambarkan kondisi di
atas
Lampiran 10
3. Data akseptor KB
Lampiran 11
LEMBAR EVALUASI
1. Efektivitas Program
c. Apakah indikator dan target dari masing-masing komponen PPAM yang sudah
ditentukan tercapai?
d. Presentase target yang tercapai dari total target yang sudah ditentukane
e. Apakah pelaksanaan PPAM sudah tepat waktu sesuai dengan kerangka waktu
yang ditentukan?
f. Bagaimana ketersediaan tenaga teknis maupun tenaga pendukung untuk
implementasi PPAM
2. Efesiensi Program
3. Relevansi Program
b. Apakah kegiatan yang dijalankan sudah sesuai dengan hasil penilaian yang
dilakukan pada saat bencana?
a. Apakah kegiatan PPAM yang dilaksanakan memberi dampak yang baik bagi
masyarakat?
7. Rekomendasi
3. Data Bencana Non Alam (COVID - 19 )
LAMPIRAN 2
FORMULIR B-1 (DIGUNAKAN SATU HARI SETELAH BENCANA)*
Jumlah Penduduk
No Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Dusun Terancam Topografi
A. Jumlah korban
1. Korban Meninggal
2. Korban Hilang
Nama Jenis Kelamin Kewarganegaraan Alamat Korban
No Usia Tempat Meninggal
(No Passport)
(1) TIDAK ADA
3. Korban luka berat/rawat inap dan luka ringan/rawat jalan
Jumlah
4. Pengungsi
Jumlah
B. Fasilitas Umum
*Catatan:
Formulir B-1 ini hanya merupakan referensi, data-data di form B-1 ini akan dikumpulkan oleh tim
Rapid Health Assessment (RHA) dari pusat krisis kesehatan.
LAMPIRAN 3
1 K1
2 K4
Persalinan oleh tenaga
3
kesehatan
BELUM ADA DATA
Jumlah kasus kematian ibu
4
Angka penggunaan
5
kontraspesi (CPR)
6 Angka Kelahiran Kasar
Nama Tipe
Fasilitas Fasilitas Pemerintah/
Pelayanan Pelayanan Tipe Pelayanan Kespro (dicentang) Ket
Swasta
Pesehatan Kesehatan
Persalinan
ANC PONED PONEK KB
Normal
PUSTU PEMERINTAH
PUSKEMAS PEMERINTAH
POSKESPRO PEMERINTAH
PEMBERI PELAYANAN PRAKRISIS KESEHATAN
Nama
Fasilitas
Pelayanan Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Keterangan
Kesehatan
Dr. SpOG Dr. SpA Dokter Umum Bidan Perawat Lain-lain
LAMPIRAN 4
Nama Tipe
Fasilitas Fasilitas Pemerintah / Tipe Pelayanan Kespro (dicentang)
Pelayanan Pelayanan Swasta Keterangan
Kesehatan Kesehatan
Persalinan
ANC PONED PONEK KB
Normal
RSU TIPE B PEMERINTAH RSU RUJUKAN
ANUTAPURA COVID-19
RSUD TIPE B PEMERINTAH RSUD-RUJUKAN
UNDATA COVID-19
RSUD TIPE C PEMERINTAH RSUD RUJUKAN
MADANI COVID-19
Nama Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Keterangan
Nama Tipe
Fasilitas Fasilitas Pemerintah Tipe Pelayanan Kespro (dicentang)
Pelayanan Pelayanan /Swasta Keterangan
Kesehatan Kesehatan
PONED
PONEK
PMB SRIWATI DAN
Kontrasepsi
PUSKESMAS
Perawatan SGBV
PPP kit
Penanganan Kekerasan Seksual Dan Layanan Yang Diberikan
Kegiatan Keterangan
ADA
Apakah tersedia mekanisme koordinasi untuk penanganan
kekerasan seksual
SATU (1)
Jumlah kasus kekerasan seksual yang dilaporkan pada
layanan kesehatan
TIDAK
Apakah ada informasi yang disebarluaskan ke masyarakat
tentang perawatan pasca pemerkosaan dan akses terhadap
layanan
LAMPIRAN 5
Lampiran 6
FORMAT WAWANCARA IBU HAMIL DAN PASCA BERSALIN
Di data oleh :
Lokasi :
No Deskripsi Keterangan
1. Nama N Ny. Novi
2. Umur 18 tahun
3. Usia kehamilan 16 minggu
4. Kehamilan anak ke berapa Pertama
5. Apakah pelayanan pemeriksaan kehamilan Ya / BPM Sriwati / Bidan
tersedia? Dimana/jarak ke tempat pelayanan?
Oleh siapa?
6. Rencana melahirkan (Kemana dan ditolong oleh Di bidan
siapa?)
7. Rencana KB pasca salin Belum
No Deskripsi Keterangan
1. Nama Ny. Rosmawati
2. Umur 40 tahun
3. Usia kehamilan 38 minggu
4. Kehamilan anak ke berapa Ketiga
5. Apakah pelayanan pemeriksaan kehamilan Ya / BPM Sriwati / Bidan
tersedia? Dimana/jarak ke tempat pelayanan?
Oleh siapa?
6. Rencana melahirkan (Kemana dan ditolong oleh Di BPM Sriwati
siapa?)
7. Rencana KB pasca salin Belum
No Deskripsi Keterangan
1. Nama Ny. Rusni
2. Umur 36 tahun
3. Usia kehamilan 18 minggu
4. Kehamilan anak ke berapa Ke empat
5. Apakah pelayanan pemeriksaan kehamilan Ya / BPM Sriwati / Bidan
tersedia? Dimana/jarak ke tempat pelayanan?
Oleh siapa?
6. Rencana melahirkan (Kemana dan ditolong oleh Di bidan
siapa?)
7. Rencana KB pasca salin Belum
No Deskripsi Keterangan
1. Nama
2. Umur
3. Anak yang ke berapa?
4. Usia bayi? Tidak ada
5. Berat badan bayi lahir
6. Proses kelahiran, normal atau caesar, siapa
penolong persalinan, melahirkan dimana?
7. Apakah tersedia pelayanan kesehatan untuk ibu
pasca bersalin? Dimana?
8. Diberikan ASI atau tidak? Apakah ada kesulitan
dalam pemberian ASI?
LAMPIRAN 7
PENILAIAN KONDISI CAMP PENGUNGSIAN DAN IDENTIFIKASI RISIKO
TERJADINYA SGBV
Di Data Oleh :
Lokasi :
Lampiran 8
INSTRUMEN RAPID HEALTH ASSESMENT (RHA) BAGI REMAJA
Lampiran 9
FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN UNTUK KOORDINATOR
KESEHATANREPRODUKSI DI TINGKAT PUSAT/PROVINSI/KABUPATEN
1. Judul
2. Latar Belakang
a. Gambaran singkat tentang bencana; tipe bencana, besaran, lokasi
b. Tujuan dari penilaian
3. Metodologi
Secara ringkas mengetengahkan metodologi yang digunakan
4. Temuan: analisis pada hal berikut ini:
a. Masyarakat terdampak; data terpilah (umur, jenis kelamin, lokasi geografis;
pengungsian)
b. Kondisi pengungsian (kamp)
c. Pelayanan kesehatan reproduksi yang tersedia: perlengkapan dan staf
d. Risiko potensial kekerasan berbasis gender/seksual
e. Kebutuhan khusus masyarakat terdampak
f. Koordinasi
5. Rekomendasi
Laporan awal dibuat tidak lebih dari 5 halaman dengan menggambarkan kondisi di
atas
Lampiran 10
LEMBAR MONITORING: INDIKATOR PPAM
LEMBAR EVALUASI
A. Pembahasan
Berdasarkan data yang telah didapatkan, diketahui bahwa Di Huntara Asam III
terdapat 160 pintu dengan 116 kepala keluarga. Jumlah jiwa sebanyak 496 jiwa. Jumlah
ibu hamil sebanyak 3 orang, bayi 9 orang, balita 46 orang, remaja 53 orang, WUS 20
orang, PUS 63 orang, dan lansia 18 orang.
Dari data di atas dapat hitung estimasi sasaran pada saat tanggap bencana di Huntara
Asam III:
WUS : 25% dari total penduduk terdampak
=25% x 496
= 4% x 496 = 20
Jumlah ibu hamil dalam 1 tahun = 20 (lahir hidup) + 5 (lahir mati) = 25 ibu
Jumlah ibu hamil dalam bulan tertentu : 70% x 25 = 17 ibu hamil → Kit ibu
hamil
1. Penyuluhan
a. Pentingnya ber-KB
b. Penyuluhan Remaja
c. Penyuluhan COVID-19
d. Penyuluhan PHBS
2. Melakukan posyandu remaja
3. Senam
4. Pembagian masker kepada masyarakat
5. Pengadaan sabun cuci tangan
6. Pengadaan TOGA
7. Melakukan kerja bakti di lingkungan Huntara Asam III
Dari program perencanaan yang telah dibuat, program yang telah dilaksanakan antara
lain :
1. Penyuluhan
a. Pentingnya ber-KB dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Desember 2020 dengan
sasaran Pasangan Usia Subur yang tidak ber-KB dan banyak anak.
b. Penyuluhan COVID-19 dilaksanakan hari Jumat, 18 Desember 2020 dengan
sasaran masyarakat Huntara Asam III.
c. Penyuluhan PHBS dilaksanakan hari Jumat, 18 Desember 2020 dengan sasaran
masyarakat Huntara Asam III.
d. Penyuluhan remaja dilaksanakan hari Sabtu, 19 Desember 2020 dengan sasaran
remaja Huntara Asam III.
2. Melakukan posyandu remaja
Posyandu remaja dilakukan pada hari sabtu, 19 Desember 2020 dengan
sasaran para remaja di Huntara Asam III, pelayanan yang diberikan yaitu pengukuran
tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah, LILA dan lingkar perut.
3. Senam
Senam dilakukan pada hari sabtu, 19 Desember 2020 yang diikuti masyarakat
Huntara Asam III disertai dengan pembagian buah.
4. Pembagian masker kepada masyarakat
Pembagian masker kepada masyarakat dilakukan dari hari jumat, 18 Desember
2020 sampai hari minggu, 20 Desember 2020 dengan sasaran masyarakat yang belum
menggunakan masker.
5. Pengadaan sabun Cuci tangan
Sabun cuci tangan di berikan di tiap tempat cuci tangan yang tersedia di
Huntara Asam III sebanyak 13 tempat.
6. Pengadaan TOGA
TOGA dibuat pada hari minggu, 20 Desember 2020 yang didalamnya
ditanami kunyit, jahe, lidah buaya, serai, lengkuas, temulawak, dan sirih.
7. Kerja Bakti
Kerja bakti dilakukan bersama masyarakat Huntara Asam III pada hari
Minggu, 20 Desember 2020 untuk membersihkan lingkungan sekitar Huntara.
B. Hambatan
1. Kesulitan dalam mengumpulkan data
2. Interaksi terbatas karena COVID-19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah pelaksanaan Praktik Manajemen Krisis Mahasiswa Prodi DIV Kebidanan
Poltekkes Palu yang berlangsung dari tanggal 07-21 Desember 2020 di huntara Asam III
Keluarahan Kabonena Kecamatan Palu Barat Kota Palu dapat di ambil kesimpulan bahwa
berdasarkan data yang telah didapatkan, diketahui Di Huntara Asam III terdapat 160
pintu dengan 116 kepala keluarga. Jumlah jiwa sebanyak 496 jiwa. Jumlah ibu hamil
sebanyak 3 orang, bayi 9 orang, balita 46 orang, remaja 53 orang, WUS 20 orang, PUS
63 orang, dan lansia 18 orang. Analisis ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan
observasi langsung dilapangan.
Di Huntara Asam 3 didapatkan beberapa masalah, antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Kekerasan seksual
2. Banyaknya pasangan usia subur yang tidak ber-KB
3. WC yang tidak kondusif
4. Penerapan 3 M belum meksimal dalam mencegah COVID-19
5. Kurangnya kebersihan lingkungan sekiar huntara
1. Penyuluhan
a. Pentingnya ber-KB
b. Penyuluhan Remaja
c. Penyuluhan COVID-19
d. Penyuluhan PHBS
2. Melakukan posyandu remaja
3. Senam
4. Pembagian masker kepada masyarakat
5. Pengadaan sabun cuci tangan
6. Pengadaan TOGA
7. Melakukan kerja bakti di lingkungan Huntara Asam III.
B. Saran
1. Pada Masyarakat
Dari seluruh kegiatan yang dilakukan baik fisik maupun non fisik diharapkan
bermanfaat bagi masyarakat, di pertahankan dan dikembangkan
2. Instansi Pemerintahan
Mohon seluruh instansi dalam unit kerja baik lintas program maupun sektoral
untuk selalu memberikan dukunan dan pengarahan pada masyarakat
dalammenngkatkan status kesehatan
3. Instansi Kesehatan
Mohon pihak puskesmas dapat menjadikan data-data yang telah kami peroleh
sebagai bahan acuan bagi pihak puskesmas.
4. Panitia Poltekkes
Sebagai acuan kepada adik-adik yang akan membuat Asuhan Praktik manajemen
Krisis nantinya.
LAMPIRAN
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran mengetahui
tentang KB.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan dapat:
a. Menjelaskan kembali pengertian KB dengan tepat
b. Menyebutkan 3 dari 5 jenis KB dengan tepat
c. Menyebutkan 3 dari 5 keuntungan dan kerugian KB dengan tepat
d. Menyebutkan 3 dari 5 efek samping KB dengan tepat
B. SASARAN
Masyarakat Huntara Asam III
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. MEDIA
1. Leaflat
2. Flip chart
G. PENGORGANISASIAN
1. Penyaji : Mega Daleta
2. Dokumentasi : Mutiara Dewi Anggreini
H. RENCANA EVALUASI
1. Struktur
a. Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap
digunakan. Media yang akan digunakan adalah slide.
b. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan sudah siap dipakai. Alat yang dipakai
yaitu laptop, alat peraga,flip chart dan leaflet.
c. Persiapan Materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dalam bentuk
makalah dan akan disajikan dalam bentuk flip chartuntuk mempermudah
penyampaian.
d. Peserta
Dalam penyuluhan ini yang diundang pasangan usia subur yang tidak ber KB
dan banyak anak
2. Proses Penyuluhan
a. Peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan.
b. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan
peserta.
c. Peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan.
3. Hasil penyuluhan
a. Jangka Pendek
Peserta dapat menjelaskan pengertian KB dengan benar
Peserta dapat menyebutkan jenis KB dengan benar
Peserta dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian KB dengan benar
Peserta dapat menjelaskan efek samping KB dengan tepat
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya menggunakan serta
memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi klien.
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian KB
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untukmendapatkan
objek – objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan
kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukanjumlah anak
dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri. (Hanafi. 2003).Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan, alat yangdigunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak
kelahiran.( Hanifa. 2003 dan Manuaba. 2008).
2. Jenis-jenis KB
a. Kontrasepsi PIL
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang digunakan
wanita,berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu pilkombinasi, pil yang mengandung progesteron dan pil yang mengandung
estrogen.Kontrasepsi Pil adalah salah satu kontrasepsi yang paling banyak
digunakan kontrasepsi pil mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta
dapatmenghambat ovulasi.Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara
teratur.Uji klinis terhadap pil memperlihatkan angka kegagalan pada tahun pertama
2,7 5di Indonesia. (Pendit, 2006)
Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
- Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon
- estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormon.
- Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon
- Estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpahormon.
- Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone
estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpahormon (Saifuddin. 2003).
Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif mencegah
kehamilan.Namun, pada pemakaian yang kurang seksama, efektivitasnya masih
mencapai 93 %.(Everett. 2007).
Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan
jikapemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi resiko
anemia mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi terhadap
kankerendometrium dan ovarium.
Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum secara teratur,
cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular,
peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok digunakan ibu yang
merokokpada usia 35 atahun. (Everett, 2007).
Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah memiliki
anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif, ibu yang siklus
haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik. (Sifuddin. 2003).
Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang hamil,
perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan komplikasi,
depresiberat dan obesitas.(Everett, 2007).
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin releasing
hormon. Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah penurunan sekresi
luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel stimulating hormon.Dengan
tidakadanya puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi. Disamping itu,
ovariummenjadi tidak aktif, dan pemasakan folikel terhenti beserta lendir
sevik mengalami perubahan, menjadi lebih kental, gambaran daun pakis
menghilang sehingga penetrasi sperma menurun.
Efek Samping
Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah pertambahan berat
badan,perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea. (Hanifa.
2003).
Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid,
dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu,
agar mudah diingat lalu diminum terus – menerus pada pil yang berjumlah
28 tablet.(Hanifa. 1999).
b. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon
progesterone dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntil yang
sebulan sekali (syclopen) dan suntik 3 bulan sekali (depo propera), akan tetapi
ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan karena suntik sebulan dapat
menyebabkan perdarahan bulanan teratur dan jarang menyebabkan spoting.
(Pendit. 2006).
Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 % dalam
mencegahkehamilan.Dan tinggat kegagalannya sangat kecil. Keefektifannya
0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian.
(Everett.2007).
Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur, perdarahan
bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, efektivitasnya berkurang
bila digunakan bersamaan dengan obat epilepsi dan kemungkinan terjadi
tumor hati.(Saifuddin. 2003).
Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana setiap 8
sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi, tidak menggagu
pengeluaran pengeluaran asi. (Manuaba. 2008).
Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah mempunyai anak,
ibuyang menyusui, ibu post partum, perokok, , nyeri haid yang hebat dan
ibu yang sering lupa menggunakan kontrasepsi pil. (Saifuddi. 2003).
Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil, perdarahan
yangbelum jelas penyebabnya, menderita kanker payudara dan ibu yang
menderita diabetes militus disertai komplikasi.
Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung, depresi,
berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak teratur dan
amenore.
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi pengeluaran FSH
dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum, mengentalkan lendir serviks
sehingga sulit ditembus spermatozoa, perubahan peristaltik tuba fallopi
sehingga konsepsi dihambat mengubah suasana endometrium sehingga
tidaksempurna untuk implantasi hasil konsepsi
Jenis – jenis suntik
Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera yang berisi
progesterone asetat dan diberikan dalam suntikan 150 mg setiap 12
minggu.Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan 200 mg
setiap 8minggu.syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu.
(Everett. 2007).
Cara pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat dilakukan
segera setelah post partum, setelah post abortus :Depopropera harus
diberikan dalam 5 haripertama haid, tidak dibutuhkankontrasepsi tambahan
dan selajutnya diberikan setiap 12 minggu. Noristerat harus diberikan pada
masa mestruasi, tidak dibutuhkan kontrasepsitambahan setelah itu diberikan
setiap 8 minggu.Cyclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu
(Everett. 2007).
c. Kontrasepsi Susuk
Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit, yang
memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan kontrasepsi jangka
panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan tidak menaikan tekanan
darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen.(Hanifa. 1999).
Mekanisme kerja
Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat getah
serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap menerima
kehamilan. Dengan konsep kerjanya adalah progesteron dapat mengahalangi
pengeluaranLH sehingga tidak terjadi ovulasi dan menyebabkan situasi
endometrium tidaksiap menjadi tempat nidasi.
Jenis – jenis
Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang silastik
lembutberongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di
isi dengan36 mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5 tahun. Implanon
terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3-keto desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun. Jedenadan indoplan Terdiri dari 2 batang yang di isi
dengan 75 mg levonolgesterdengan lama kerjanya 3 tahun. (Saifuddin.
2003)
Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun, control
medisringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit tidak terlalu
tingggi, biaya ringan. (Manuaba 2008).
Kerugian
Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak,
meningkatnyajumlah darah haid, berat badan bertambah, menimbulkan
acne, dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk memasang dan
membukanya.
Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang
inginkontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca keguguran
Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil, perdarahan yang
tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati yang berat, obesitas dan
depresi. (Everett. 2007).
Efek samping
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi pada
tempatpemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot, perubahan berat
badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut rontok. ( Everett. 2007).
Waktu pemasangan
Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah : Setiap
saatselama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak diperlukan
metodekontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja
diyakini tidak terjadi kehamilan, bila insersi setelah hari ke – 7 siklus haid,
klien janganmelakukan hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi
lainnya untuk 7 hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan
pasca persalinan insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menysui penuh,
klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling
untuk pemasangan implant adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra
ovulasi dari siklushaid, sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan.
(Hanifa. 2003).
Cara pemasangan
Cara pemasangan implant adalah :
- Mempersiapkan pasien yaitu dengan menganjurkan pasien
membersihkanlengan yang akan dipasang.yaitu lengan yang jarang
digunakan.
- Gunakan cara pencegahan infeksi.
- Pastikan kapsul – kapsul tersebut berad sedikit 8 cm diatas lipatan
siku di
daerah media lengan.
- Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang kecil,
hanya
sekedar menembus kulit.
- Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
- Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai semu
implant masuk kedalam bawah kulit.
- Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 750
- Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka insisi
dengan
bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa. (Sifuddin. 2003).
Cara pencabutan
Cara pencabutan implant adalah :
- Desinfeksi daerah yang akan di insisi.
- Suntikkan lidocain 5cc.
- Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul implant.
- Tangan kanan mendorong implant kearah insisi
- Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul implant
- Keluarkan kapsul implant satu – persatu.
- Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu dalan
ataulebar agar tidak terjadi perdarahan. (Manuaba, 2008).
d. Kontrasepsi IUD
IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan mempunyai lilitan
tembaga yang dimasukkan kedalam rahim. IUD adalah alat kontrasepsi yang
dimasukkan kedalam rahim yang megandungtembaga.Kontrasepsi ini sangat efektif
digunakan bagi ibu yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung
hormonal dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 8 -10 tahun.Tetapi efek dari
IUD dapat menyebabkan perdarahan yanglama dan kehamilan ektopik. Angka
kegagalan pada tahun petama 2,2%. (Pendit.2006).
Jenis – jenis IUD
Menurut Speroff 2003, jenis IUD ada beberapa macam yaitu : Lippe lopp yang
terbuat dari plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah alat yang berbentuk
T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan lilitan tembaga memiliki inti
perak pada batang. Sof – T adalah IUD tembaga yang berbentukmirip rongga
uterus. Multiload 375, kawat tembaga yang dililit pada batangnya dan
berbentuk 2/3 lingkaran elips. Nova T mempunyai inti perak pada kawat
tembaganya pada batang dan sebuah lengkung besar pada ujung
bawah.Levonogestrel adalah alat yang berbentuk T mempunyai arah merekat
padalengan vertical.
Keuntungan
Menurut Saifuddin. 2003 dan V Taree. 2007 keuntungan pemakaiankontrasepsi
IUD adalah : Dapat segera aktif setelah pemasangan. Metode jangkapanjang,
tidak mempengaruhi produksi asi. Tidak mengurangi laktasi. Kesuburan cepat
kembali setelah IUD dilepas.Dapat di pasang segera setelah melahirkan.
Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman terhadap
resiko kehamilan. Menurut PKMI. 2007 keuntungan IUD ada beberapa hal,
yaitu : Sangat efektif 0,6 - 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun
pertama pemakaian. IUD dapat segera aktif setelah pemasangan.Metode jangka
panjang (8 – 10 tahun pemakaian). Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
Tidak ada efek samping hormonal. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume
asi. Dapat digunakan hingga menopause. Tidak ada interaksi dengan obat –
obatan.
Efek Samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang disebabkan oleh
benda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak diharapkan. Efek samping
IUD menurut Saifuddin. 2003 antara lain : Haid lebih banyak dan lama. Saat
haid terasa sakit. Perdarahan spoting. Terjadinya pedarahan yang banyak.
Kehamilan insitu
Indikasi
Menurut Glasier. 2005 yang merupakan indikasi pemakaian kontrasepsi IUD
adalah : Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang. Multigravida.
Wanita yang mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi lain.
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan dengan
penghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma
yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma. Mekanisme kerja IUD
adalah menghambat bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma
yang mencapai tuba fallopi, menonaktifkan sperma, menebalkan lendir serviks
sehingga menghalangi pergerakan sperma (Mansjoer 2007). Mekanisme kerja
IUD adalah dapat menimbulkan reaksi radang pada endometrium dengan
mengeluarkan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma.IUD
yang mengandung tembaga juga dapat menghambat khasiat anhidrase karbon
dan fosfase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah
sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma. IUD dapat
menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi migrasi leokosit,
makrofag dan menimbulkan perubahan susunan cairan endometrium yang akan
menimbulkan gangguan terhadap spermatozoa sehingga gerakannya menjadi
lambat dan akan mati dengan sendirinya. (Manuaba. 2008). IUD bentuk insert,
contohnya lippes loop, menimbulkan reaksi benda asingdengan terjadinya
migrasi leokosit, limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisanendometrium
menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi sehingga kehamilan tidak terjadi
(Manuaba. 2008).
Kerugian
Kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi yang lebih banyak
dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang tidak steril. Ekspulsi
(IUD yang keluar atau terlepas dari rongga rahim). Sedangkan kerugian
pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Haid menjadi lebih lama dan banyak.
Perdarahan spoting (bercak – bercak). Kadang – kadang nyeri haid yang hebat,
perlu tenaga terlatih untuk memasangkan dan membuka IUD.
Kontra Indikasi
Menurut Saifuddin. 2003 dan Burns. 2000 yang merupakankontra indikasi
pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang sedang hamil. Wanita yang
sedang menderita infeksi alat genitalia. Perdarahan vagina yang tidak diketahui.
Wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi IUD. Wanita yang
menderita PMS. Wanita yang pernah menderita infeksi rahim. Wanita
yangpernah mengalami pedarahan yang hebat.
Waktu Pemasangan
Waktu pemasangan IUD yang baik menurut Manuaba 2008 antara lain :
Bersamaan dengan menstruasi, Segera setelah menstruasi, Pada masa akhir
masa nifas, Bersamaan dengan seksio secaria, Hari kedua dan ketiga pasca
persalinan,Segera setelah post abortus.
Waktu Pencabutan
Waktu pencabutan IUD yang baik menurut (Manuaba 2008) antara lain : Ingin
hamil lagi, Terjadi infeksi, Terjadi perdarahan, Terjadi kehamilan insitu.
Jadwal Pemeriksaan Ulang
Setelah dilakukan pemasangan IUD maka ibu harus melakukan jadwal
pemeriksaan ulang menurut Manuaba 1998.hlm 458 antara lain :
- Dua minggu setelah pemasangan
- Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
- Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
- Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun
- Jika ada keluhan
Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD menurut
Manuaba 2008 yaitu :
- Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras sakit sehingga
perlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap infeksi atau
perdarahan infeksi dapat menimbulkan kehamilan ektopik karena pernah
memakai IUD
- Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi kehamilan
dapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena terjadi peningkatan
aliran darah menuju uterus dan mudah terjadi infeksi sampai abortus serta
sepsis.
e. Kontrasepsi Mantap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk mencegah kehamilan.
Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang digunkan pada wanita dan vasektomi
yang digunakan pada pria. Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang
hanya dilakukan atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap pada
pria 0,1%-0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada kontap wanita
kurang dari 1% perseratus setelah satu tahun pemasangan. Kontap adalah alat
kontrasepsi mantap yang paling efektif digunakan, aman danmempunyai nilai
demografi yang tinggi. Kontap ada 2 macam yaitu tobektomi yang dilakukan pada
wanita dan vasektomi yang dilakukan pada pria.
Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent.metode ini
melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di rumah sakit yang
melibatkan waktu yang cukup lama.
- Efektivitas
Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 % per 100
wanitapertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100 kasus
- Keuntungan
Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen, dapat
segeraefektif setelah pemasangan.
- Kerugian
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur pembedahan dan anastesi,
tidak mudah kembali kesuburan.
- Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai anak,
wanita yang tidak menginginkan anak lagi.
- Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah satu
pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat meningkatkan
resiko saat operasi.
- Efek samping
Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode maka ada
resikotinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan kehilangan.(Everett.
2007).
Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular untuk
banyakpasangan.Vasektomi adalah pemotongan vas deferen, yang merupakan
saluranyang mengangkut sperma dari epididimis di dalam testis ke vesikula
seminalis.
- Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif.Angka
kegagalanlangsungnya adalah 1 dalam 1000, angka kegagalan lanjutnya
adalah antara 1dalam 3000.
- Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas permanen,
menghilangkankecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak
direncanakan, proseduraman dan sederhana
- Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah
urologi,tidak didukung oleh pasangan.
- Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.
3. Kondom
Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis ( kondom
pria) atau vagina ( kondom Wanita) pada saat senggama. Kondom pertama kali dipakai
untuk menghindari terjadinya penularan penyakit kelamin terbuat dari karet tipis
( Lateks).
Cara kerja:
- Barier penis sewaktu melakukan coitus
- Mencegah pengumpulan sperma pada vagina
Efektifitas
- Gagal karena kondom yang bocor atau kurangnya kedisiplinan pemakai.
- Kondom hanya digunakan untuk sekali pakai
- Pakailah kondom manakala penis sudah ereksi penuh
- Sarungkan dan tinggalkan sebagain kecil dari ujung kondom untuk
menampung sperma
- Kondom yang mempunyai kantong kecil diujungnya,jepit ujung kondom
sehingga yakin tidak ada udara
- Gunakan lubrikan ketika vagina kering untuk mencegah pergesekan atau
sobeknya kondom
- Keluarkan penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan ereksi dan tahan
sisi kondom untuk mencegah tertumpahnya sperma ke dalam atau dekat vagina
- Simpan kondom ditempat yang kering dan sejuk
- Jangan memakai Vaselin sebagai pelumas karena dapat merusak karet
- Periksa kondom setelah senggama untuk melihat adanya kerusakan ataukah
masih utuh atau tidak
Keuntungan
- Memberi perlindungan terhadap PMS
- Tidak menggangu kesehatan klien
- Murah dan dibeli secara umum
- Tidak perlu pemeriksaan medis
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Metode kontrasepsi sementara
Kerugian
- Angka kegagalan cukup tinggi ( 3-15 kehamilan per 100 wanita pertahun)
- Perlu dipakai pada setiap saat hubungan seksual
- Mungkin mengurangi kenikmatan hubungan seksual
- Memerlukan penyediaan setiap kali hubungan seksual
Indikasi
- Seseorang yang memerlukan kontrasepsi sementara
- Pasangan yang ingin menjarangkan anak
- Pasangan yang mengkhawatirkan efek samping metode lain
- Klien yang pernah atau sedang menderita PMS termasuk AIDS
- Wanita hamil dengan atau punya resiko menderita PMS selama hamil
Efek Samping
- Pernah dilaporkan kondom yang tertinggal di vagina
- Infeksi ringan
- Reaksi alergi terhadap kondom karet
2. SAP COVID-19
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat di
wilayah Huntara Asam III mampu memahami tentang pencegahan penularan COVID-
19
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat di
wilayah Huntara Asam III dapat :
a. Menjelaskan pengertian COVID-19
b. Menjelaska cara penularan COVID-19
c. Menjelaskan masa inkubasi COVID-19
d. Menyebutkan tanda dan gejala COVID-19
e. Menjelaskan cara pencegahan COVID-19
B. Media
1. Leaflet
2. Materi
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
A. Kegiatan Penyuluhan
A. Pengertian COVID-19
B. Penularan COVID-19
Menurut Satgas COVID-19 UGM. 2020 ada beberapa cara penularan COVID-19
sebagai berikut :
Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1 hingga 14 hari, dan umumnya akan
terjadi dalam 3 hingga 7 hari (Safrizal, Putra, D. A., Sofyan, S., Bimo, 2020).
Demam, kelelahan dan batuk kering dianggap sebagai manifestasi klinis utama.
Gejala seperti hidung tersumbat, pilek, pharyngalgia, mialgia dan diare relatif
jarang terjadi pada kasus yang parah, dispnea dan / atau hipoksemia biasanya terjadi
setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang lebih buruk dapat dengan
cepat berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan akut, syok septik, asidosis
metabolik sulit untuk dikoreksi dan disfungsi perdarahan dan batuk (Safrizal, Putra,
D. A., Sofyan, S., Bimo, 2020).
Menurut Safrizal, Putra, D. A., Sofyan, S., Bimo, 2020. Beberapa gejala yang
mungkin terjadi, antara lain:
a. Lebih sering mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau gunakan
hand sanitizer
b. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum di
cuci
c. Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit
d. Menerapkan etika batuk dan bersin
a. Memakai masker
b. Tetap di rumah dan menjaga jarak sosial/fisik (social/ physical distancing)
c. Tidak berjabat tangan
d. Segera mengganti baju/mandi sesampai di rumah setelah bepergian
e. Bersihkan dan berikan disinfektan secara berkala pada benda yang sering
disentuh
f. Konsumsi gizi seimbang
g. Lakukan aktifitas fisik/senam ringan
h. Berjemur di pagi hari selama 15 menit
i. Istirahat cukup
j. Tidak merokok
k. Suplemen vitamin (jika diperlukan)
l. Kendalikan penyakit penyerta seperti diabetes melitus, hipertensi, asma
m. Tetap tenang menyikapi informasi dan situasi
3. SAP PHBS
D. Tujuan
3. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat di
wilayah Huntara Asam III mampu memahami tentang perilaku hidup bersih dan sehat
di rumah tangga.
4. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat di
wilayah Huntara Asam III dapat :
a. Menjelaskan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
b. Menjelaska perilaku hidup bersih dan sehat dirumah tangga
c. Menyebutkan manfaat rumah ber-PHBS
E. Media
3. Leaflet
4. Materi
F. Metode
3. Ceramah
4. Tanya jawab
G. Kegiatan
No Tahap waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
Kegiatan
Materi
4. SAP Remaja
H. Tujuan
5. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para remaja di
wilayah Huntara Asam III mampu memahami tentang kesehatan reproduksi pada
remaja.
6. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para remaja di
wilayah Huntara Asam III dapat :
a. Menjelaskan pengertian remaja dalam konteks kesehatan reproduksi
b. Menjelaska perubahan fisik, biologis dan psikososial pada remaja
c. Menjelaskan cara menjaga kebersihan organ reproduksi
d. Menjelaskan tentang perilaku seksual remaja
e. Menyebutkan penyakit menular seksual
I. Media
5. Leaflet
6. Materi
J. Metode
5. Ceramah
6. Tanya jawab
K. Kegiatan
No Tahap waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
Kegiatan
1 Pendahuluan 5 menit e. Memberi salam d. Menjawab salam
f. Memperkenalkan diri e. Memperhatikan
g. Menjelaskan maksud f. Menyampaikan
dan tujuan pendapat dan
h. Menjelaskan proses mengajukan
jalannya acara pertanyaan
penyuluhan
2 Penyajian 15 Menjelaskan materi Memperhatikan dan
menit penyuluhan pada sasaran mendengarkan dengan
yang meliputi : seksama
d. Pengertian remaja
dalam konteks
kesehatan reproduksi
e. Perubahan fisik,
biologis dan
psikososial pada
remaja
f. Menjaga kebersihan
organ reproduksi
g. Perilaku seksual
remaja
h. Penyakit menular
seksual
3 Evaluasi 5 menit d. Memberi kesempatan Berpartisipasi aktif
sasaran untuk (bertanya, menjawab,
bertanya menyampakan pendapat)
e. Melakukan sesi Tanya
jawab
f. Menanyakan kembali
materi yang telah
disampaikan
4 Penutup 5 menit c. Meminta dan c. Memberi pesan dan
memberi pesan serta kesan mengenai
kesan kepada sasaran penyuluhan
tentang penuluhan d. Menjawab salam
yang telah diberikan
d. Salam penutup
Materi
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para remaja di
wilayah Huntara Asam III mampu memahami tentang bahaya narkoba pada remaja.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para remaja di
wilayah Huntara Asam III dapat :
a. Menjelaskan pengertian remaja
b. Menyebutkan jenis-jenis narkoba
c. Menyebutkan cara penggunaan narkoba
d. Menyebutkan gejala dan tanda awal penyalahgunaan narkoba
e. Menjelaskan Remaja yang paling beresiko
f. Menyebutkan Faktor-faktor yang mempengaruhi seorang remaja meggunakan
narkoba
g. Menyebutkan bahaya dan dampak yang ditimbulkan oleh narkoba
h. Menjelaskan cara terbaik menghindari narkoba
B. Media
1. Leaflet
2. Materi
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Kegiatan
No Tahap waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
Kegiatan
1 Pendahuluan 5 menit i. Memberi salam g. Menjawab salam
j. Memperkenalkan diri h. Memperhatikan
k. Menjelaskan maksud i. Menyampaikan
dan tujuan pendapat dan
l. Menjelaskan proses mengajukan
jalannya acara pertanyaan
penyuluhan
2 Penyajian 15 Menjelaskan materi Memperhatikan dan
menit penyuluhan pada sasaran mendengarkan dengan
yang meliputi : seksama
i. Pengertian remaja
j. Jenis-jenis narkoba
k. Cara penggunaan
narkoba
l. Gejala dan tanda awal
penyalahgunaan
narkoba
m. Remaja yang paling
berisiko
n. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
seorang remaja
menggunakan
narkoba
o. Bahaya dan dampak
yang ditimbulkan oleh
narkoba
p. Cara terbaik
menghindari narkoba
3 Evaluasi 5 menit g. Memberi kesempatan Berpartisipasi aktif
sasaran untuk (bertanya, menjawab,
bertanya menyampakan pendapat)
h. Melakukan sesi Tanya
jawab
i. Menanyakan kembali
materi yang telah
disampaikan
4 Penutup 5 menit e. Meminta dan e. Memberi pesan dan
memberi pesan serta kesan mengenai
kesan kepada sasaran penyuluhan
tentang penuluhan f. Menjawab salam
yang telah diberikan
f. Salam penutup
Materi
A. Pengertian Remaja
Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999) secara psikologis masa remaja merupakan
usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat. Lazimnya masa remaja dimulai
pada saat anak matang secara seksual dan berakhir sampai ia matang secara hukum.
Penelitian tentang perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai sepanjang masa remaja
menunjukkan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa remaja berbeda
dengan pada akhir masa remaja (Hurlock, 1999), oleh sebab itu masa remaja masih
dibedakan dalam fase-fase tertentu.
Hurlock (1999), membagi masa remaja menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal
dan masa remaja akhir. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13–16 tahun,
dan akhir masa remaja bermula dari usia 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia yang
dianggap matang secara hukum.
Monks, dkk. (2001), batasan usia remaja adalah antara usia 12 tahun hingga usia 21
tahun. Monks membagi masa remaja menjadi tiga fase, yaitu:
1. Fase remaja awal dalam rentang usia 12–15 tahun
2. Fase remaja madya dalam rentang usia 15–18 tahun
3. Fase remaja akhir dalam rentang usia 18–21 tahun
Sementara di Indonesia, masa remaja masih merupakan masa belajar di sekolah,
umumnya mereka masih belajar di Sekolah Menengah Pertama, Menengah Atas atau
Perguruan Tinggi (Monks, dkk., 2001). Negara Indonesia, menetapkan batasan remaja
mendekati batasan usia remaja (youth) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
yaitu, usia 14-24 tahun. Usia 24 tahun merupakan batas maksimal untuk individu yang
belum dapat memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial maupun psikologis.
Hukum Indonesia hanya mengenal anak-anak dan dewasa, berdasarkan Undang-undang
Kesejateraan Anak (UU No. 4/1979) menganggap semua orang di bawah usia 21 tahun
dan belum menikah sebagai anak-anak (dalam Sarwono, 2006).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masa remaja
dimulai pada saat anak matang secara seksual dan berakhir sampai ia matang secara
hukum, rata-rata batasan usia remaja berkisar antara usia 12 hingga 24 tahun, dengan
pembagian fase remaja awal berkisar antara usia 12 -15 tahun, fase remaja madya
berkisar antara usia 15 – 18 tahun dan fase remaja akhir berkisar antara usia 18 – 21
tahun. Batasan maksimum usia 24 tahun, untuk individu yang belum dapat memenuhi
persyaratan kedewasaan secara sosial maupun psikologis dan belum menikah.
B. Jenis-Jenis Narkoba
1. Narkotika
Adalah zat atau obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, juga dapat mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Contohnya Heroin, Kokain, Ganja.
2. Alkohol
Adalah cairan yang dihasilkan dari proses peragian minuman berkadaralkohol
tinggi disebut sebagai golongan minuman keras dan dilarang diperjualbelikan secara
bebas ditempat umum.
3. Psikotropika
Adalah zat atau obat yang berkhasiat psiko aktif pada susunan syaraf pusat
yang menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku golongan pshikotropika
antara lain : Amfetamin, Ekstasy, Shabu-shabu Phenogarvital, Diazepam, Pil BK, Pil
Koplo.
4. Zat Aktif
Adalah zat atau obat yang berpotensi menimbulkan ketergantungan. Misalnya
Lem kayu (aibon), Tipp Ex, Penyegar Ruangan.
C. Cara Penggunaan Narkoba
1. Dihisap
2. Dihirup
3. Ditelan
4. Disuntik
D. Gejala dan Tanda Awal Penyalahgunaan Narkoba
1. Malas
a. Malas mengurus diri
b. Malas makan atau makan sembarangan
c. Malas sekolah atau sering membolos
d. Malas belajar sering terlihat mengantuk
e. Malas berkomunikasi lebih sering menyendiri
2. Penuh Rahasia
a. Menarik diri dan sering mengurung diri dikamar
b. Sering memakai kaca mata gelap dan sering membawa obat tetes mata
3. Gaya hidup semaunya sendiri
a. Sering pulang larut malam
b. Sering tidur dirumah teman
c. Sering mengeluh kepada orang tua
4. Tingkah laku kasar
a. Mudah tersinggung, mudah marah, berbicara kasar, suka main kasar
b. Sering berkelahi, berbohong
c. Sering mencuri uang atau barang keluarga, teman
d. Sering pinjam uang kepada teman
e. Gaya pakaian tidak rapi
5. keluhan sakit
a. sering mengeluh pusing atau sakit kepala
b. batuk atau pilek yang berkepanjangan
E. Remaja Mana Yang Paling Beresiko
Remaja yang ingin memperlihatkan bahwa mereka tidak takut bahaya, remaja yang
merasa dirinya tidak diterima di masyarakat dan keluarga.
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Seorang Remaja Meggunakan Narkoba
1. Faktor individual
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami
perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang
mempunyai resiko lebih besar menggunakan narkoba :
a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j. Identitas diri kabur
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
l. Putus sekolah
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
a. Lingkungan Keluarga :
1) Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
2) Hubungan kurang harmonis
3) Orang tua yang bercerai, kawin lagi
4) Orang tua terlampau sibuk, acuh
5) Orang tua otoriter
6) Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
7) Kurangnya kehidupan beragama.
b. Lingkungan Sekolah :
1) Sekolah yang kurang disiplin
2) Sekolah terletak dekat tempat hiburan
3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif
4) Adanya murid pengguna narkoba.
c. Lingkungan Teman Sebaya:
1) Berteman dengan penyalahguna
2) Tekanan atau ancaman dari teman
d. Lingkungan Masyrakat / Sosial :
1) Lemahnya penegak hukum.
2) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
G. Bahaya Narkoba Dan Dampak-Dampak Yang Ditimbulkan
1. Bahaya bagi tubuh
a. Merusak otak dan sistem tubuh yang bisa terjadi komplikasi dan menimbulkan
penyakit macam-macam
b. Terjadi perubahan fisik, badan jadi kurus dan mata merah
c. Bagi wanita, narkoba dapat berbahaya kerena mengganggu siklus menstruasi,
bisa jadi tidak menstruasi selama memakai narkoba, peranakan (rahim) menjadi
kering sehingga bisa menyebabkan mandul dan menimbulkan kista serta alat
reproduksi terganggu, sehingga bisa melahirkan anak cacat / abortus.
d. Menimbulkan penyakit berbahaya yang sulit untuk disembuhkan, seperti kanker,
paru, HIV/AIDS, hepatitis, jantung, penyakit jiwa bahkan bisa meninggal dunia.
2. Di Lingkungan Keluarga
a. Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi
pertengkaran, mudah tersinggung.
b. Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
c. Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup
bebas) dan menjadi aib keluarga
d. Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan,
sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.
e. Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya
pengobatan dan rehabilitasi.
3. Di Lingkungan Sekolah :
a. Merusak disiplin dan motivasi belajar.
b. Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
c. Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman sebaya.
4. Di Lingkungan Masyarakat :
a. Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna /
mangsanya.
b. Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah
menjadi ketergantungan.
c. Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian, pembunuhan
sehingga masyarkat menjadi resah.
d. Meningkatnya kecelakaan.
H. Cara Terbaik Menghindari Narkoba
Jangan mudah tergiur dan terbawa arus teman yang kita anggap tidak baik, jangan
pernah mencoba mencicipi narkoba walaupun hanya sedikit, dan jangan pernah
menyentuh, menyium aromanya apalagi mencoba nenyulut dan mengisap rokok.
B. Leaflet
1. KB
2. COVID-19
3. PHBS
4. REMAJA
C. Dokumentasi Kegiatan
Selasa, 8 Desember 2020
Survei lokasi huntara
Kamis, 10 Desember 2020
Melengkapi data
Menghitung jumlah penduduk
Menghitung jumlah sasaran KIA
Melengkapi data
Menghitung jarak huntara ke fasilitas kesehatan terdekat
Melengkapi lampiran-lampiran
Senam
Penyuluhan pada remaja
Posyandu remaja
Minggu, 20 Desember 2020
Menanam TOGA
Kerja bakti
Pembagian sabun cuci tangan dan masker
REKAPAN KEHADIRAN PRAKTIK MANAJEMEN KRISIS