Anda di halaman 1dari 16

A.

Konsep Dasar Aktivitas Dan Istrahat


1. Pengertian
Tubuh manusia terdiri dari beberapa organ tubuh yang tersusun secara
terstruktur dan sangat sistemik. Tiap organ dalam tubuh manusia memiliki fungsi
dan tugas tersendiri. Namun, organ-organ tersebut tidak akan bisa melakukan
tugasnya bila asupan oksigen, nutrisi serta zat-zat yang dibutuhkannya tidak
sampai pada organ yang membutuhkannya tersebut. Oleh karena itulah dikenal
istilah sirkulasi dalam tubuh yang mengindikasikan adanya sistem transportasi
zat-zat dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh menuju tempa-tempat atau organ- organ
yang membutuhkannya (Ganong, 2016).
Sistem sirkulasi adalah sistem transport yang mensuplai zat-zat yang di
absorbsi dari saluran pencernaan dan oksigen ke jaringan, mengembalikan CO ke
paru-paru dan produk-produk metabolisme lainnya ke ginjal, berfungsi dalam
pengaturan temperatur tubuh dan mendistribusikan hormon-hormon dan zat-zat
lain yang mengatur fungsi sel.
Sirkulasi dalam tubuh manusia terbagi dalam dua jenis yang sirkulasi
sistemik dan sirkulasi paru-paru. Kedua sistem sirkulasi tersebut saling bekerja
sama untuk mendistribusikan zat-zat yang penting dibutuhkan oleh tubuh, antara
lain oksigen dan berbagai nutrisi lainnya (Sloane, 20`17).
Sirkulasi sistemik adalah bagian dari sistem kardiovaskuler yang membawa
darah beroksigen dari jantung, untuk tubuh, dan kembali terdeoksigenasi darah
kembali ke jantung. Istilah ini kontras dengan sirkulasi paru-paru. Sirkulasi
sistemik yang biasanya juga disebut sebagai sirkulasi utama adalah proses dimana
darah, yaitu sebagai pembawa hormon dan zat-zat yang diperlukan tubuh ini
dipompakan melalui sistem tertutup pembuluh-pembuluh darah oleh jantung.
2. Etiologi
Bagian-bagian yang berperan pada sirkulasi adalah :
1. Arteri berfungsi mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan.
Untuk ini arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat karena darah
mengalir dengan cepat pada arteri.
2. Arteriola adalah cabang kecil dari sistem arteri yang berfungsi sebagai kendali
dimana darah dikeluarkan ke dalam kapiler. Arteriola mempunyai dinding
otot yang kuat yang mampu menutup arteriola dan melakukan dilatasi
beberapa kali lipat dan mengubah aliran darah ke kapiler sebagai respon
terhadap kebutuhan jaringan.
3. Kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan zat makanan elektrolit, hormone
dan bahan lainnya antara darah dan cairan interstitial. Untuk ini dinding
kapiler bersifat sangat tipis dan permeabel molekul kecil.
4. Venula berfungsi mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap dan
bergabung menjadi vena yang semakin besar.
Vena adalah saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan
kembali ke jantung. Karena tekanan pada sistem vena sangat rendah maka
dinding vena sangat tipis, tetapi dinding vena mempunyai otot untuk berkontraksi
sehingga berfungsi sebagai penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan
berdasarkan kebutuhan tubuh.
3. Patofisiologi
Dalam sirkulasi sistemik, arteri membawa oksigen darah ke jaringan.
Ketika darah beredar melalui tubuh, oksigen berdifusi dari darah ke dalam sel
sekitar kapiler, dan karbon dioksida berdifusi ke dalam darah dari sel-sel kapiler.
Vena membawa darah terdeoksigenasi kembali ke jantung. Oksigen darah
memasuki sirkulasi sistemik ketika meninggalkan ventrikel kiri, melalui katup
aorta semilunar. Bagian pertama dari sirkulasi sistemik adalah arteri aorta, arteri
besar dan berdinding tebal.
Darah berpindah dari arteri ke arteriol dan akhirnya ke kapiler yang paling
tipis dan paling banyak dari pembuluh darah. Kapiler ini membantu untuk
bergabung dengan jaringan arteriol untuk transportasi nutrisi ke sel, yang
menyerap oksigen dan nutrisi di dalam darah (Sherwood, 2017).
Darah terdeoksigenasi kemudian dikumpulkan oleh venula, mengalir
pertama ke dalam pembuluh, dan kemudian ke vena cava inferior dan superior,
yang kembali ke jantung kanan, menyelesaikan siklus sistemik. Darah kemudian
kembali melalui sirkulasi paru-paru sebelum kembali lagi ke sirkulasi sistemik
(Ganong, 2019).
Peran sirkulasi sistemik sangat kompleks bagi tubuh manusia. Selain
sistem transport, pekerjaan utama dari sistem sirkulasi adalah mengambil nutrisi
dan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan
darah dan jantung yang memompa darah. Darah beredar melalui pembuluh darah,
yang terdiri dari arteri dan vena. Membawa oksigen darah arteri dan vena
membawa darah terdeoksigenasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan fungsi sirkulasi sistemik :
a. Beban awal
Otot jantung direnggangkan sebelum ventrikel kiri berkontraksi dan
berhubungan dengan panjang otot jantung. Peningkatan beban awal menyebabkan
kontraksi ventrikel lebih kuat dan meningkatkan volume curah jantung.
b. Kontraktilitas (kemampuan)
Bila saraf simpatis yang menuju ke atas atau ke kiri akan meningkatkan
kontraktilitas. Frekuensi dan irama jantung juga akan mempengaruhi
kontraktillitas.
c. Beban akhir
Resistensi (tahanan) harus diatasi sewaktu darah dikeluarkan dari
ventrikel. Beban akhir suatu beban ventrikel kiri diperlukan untuk membuka
katup semilunaris aorta dan mendorong darah selama kontraksi. Peningkatan
kerja juga meningkatkan kebutuhan oksigen.
d. Frekuensi jantung
Dengan meningkatnya frekuensi jantung akan memperberat pekerjaan jantung.
4. Komplikasi pada sistem sirkulasi
a. Arteriosklerosis yaitu pengerasan pembuluh nadi karena endapan lemak
berbentuk plak (kerak) yaitu jaringan ikat berserat dan sel-sel otot polos yang
di infiltrasi oleh lipid (lemak).
b. Emboli yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang bergerak.
c. Anemia atau biasa disebut penyakit kurang darah yaitu rendahnya kadar
haemoglobin dalam darah atau berkurangnya jumlah eritrosit dalam darah.
d. Varises yaitu pelebaran pembuluh darah.
e. Thrombus yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang tidak
bergerak.
f. Hemofili yaitu kelainan darah yang menyebabkan darah sukar membeku
(diturunkan secara hereditas).
g. Leukemia (kanker darah) yaitu peningkatan jumlah eritrosit secara tidak
terkendali.
h. Erithroblastosis fetalis yaitu rusaknya eritrosit bayi/janin akibat aglutinasi dari
antibodi yang berasal dari ibu.
i. Thalasemia yaitu anemia yang diakibatkan oleh rusaknya gen pembentuk
haemoglobin yang bersifat menurun.
B. Konsep Dasar keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan melalui


kegiatan pengumpulan data atau perolehan data yang akurat dapat pasien guna
mengetahui berbagai permasalahan yang ada seperti Identitas klien (nama,
umur, asal, jenis kelamin, dll). Identitas keluarga atau penanggungjawab.
a. Riwayat keperawatan

1) Keluhan utama

2) Riwayat kesehatan sekarang

3) Riwayat kesehatan dahulu

4) Riwayat kesehatan keluarga

b. Pemeriksaan fisik : data fokus

1) Aktivitas istirahat
a. Gejala : Kelelahan umum, kelemahan, letih, nafas pendek, gaya
hidup
b. Tanda :
- Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
2) Sirkulasi
a. Gejala : Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung koroner /
katup dan penyakit screbiovakuolar, episode palpitasi, perpirasi.
b. Tanda :
- Kenaikan TD (pengukuran serial dan kenaikan TD diperlukan untuk
menaikkan diagnosis
- Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regime otak).
- Nada denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis.
- Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan sangat kuat.
- Frekuensi/irama : Tarikardia berbagai distrimia.
- Bunyi, jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini) S4
(pengerasan vertikel kiri / hipertrofi vertical kiri).
3) Integritas ego
a. Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria atau
jarah kronis (dapat mengidentifikasi kerusakan serebral ) faktor-faktor
inulhfel, hubungan keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan
b. Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu perhatian,
tangisan yang meledak, gerak tangan empeti otot muka tegang
(khususnya sekitar mata) gerakkan fisik cepat, pernafasan mengelam
peningkatan pola bicara.
4) Eliminasi
a. Gejala : Gangguan ginjal sakit ini atau yang lalu
5) Makanan/Cairan
a. Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah, perubahan berat
badan (meningkatkan/menurun) riwayat pengguna diuretik.
b. Tanda :
- Berat badan normal atau obesitas
- Adanya edema (mungkin umum atau tertentu)
- Kongestiva
- Glikosuria (hamper 10% hipertensi adalah diabetik).
6) Neurosensori
a. Gejala :
- Keluhan pening/pusing
- Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
- Episode kebas dan kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan
- Episode epistaksis
b. Tanda :
- Status mental perubahan keterjagaan orientasi, pola isi bicara, efek,
proses fikir atau memori.
7) Nyeri/Ketidak nyamanan

a. Gejala :
- Angma (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
- Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi
- Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi
sebelumnya
- Nyeri abdomen / massa
c. Pemeriksaan penunjang
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal
dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urine.
7. Foto dada dan CT scan

d. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul berdasarkan prioritas :

a. Pefusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d


perubahan karakteristik kulit, akral dingin, dan sianosis perifer

b. Risiko perfusi gastrointestinal tidak efektif b.d penurunan mobilitas traktus


gastrotestinal d.d perubahan karakteristik dan jumlah feses

c. Risiko perifer tidak efektif b.d penurunan sirkulasi darah pada level kapiler
d.d denyut nadi perifer menurun

d. Risiko pendarahan b.d kehilangan darah baik internal (di dalam tubuh)
maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh)

e. Risiko perfusi selebral tidak efektif b.d penurunan sirkulasi darah ke otak
F. Intervensi Keperawatan

Koding Diagnose keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan


D.0009 Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan sirkulasi
penurunan konsentrasi hemoglobin 1x24 jam maka perfusi perifer tidak Observasi :
Definisi : efektif meningkat dengan kriteria hasil : 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi
Penurunan sirkulasi darah pada 1. Denyut nadi perifer meningkat perifer, edema, pengisian kapiler, warna,
level kapiler yang dapat 2. Penyembuhan luka meningkat suhu, ankle brachial index)
mengganggu metabolisme tubuh. 3. Warna kulit pucat menurun 2. Identifikasi faktor risiko gangguan
Gejala dan Tanda Mayor 4. Edema perifer menurun sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang
Subjektif 5. Nyeri ekstermitas menurun tua, hipertensi dan kadar kolestrol tinggi)
(-) 6. Kelemahan otot menurun 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
Objektif 7. Pengisian kapiler membaik bengkak pada ekstermitas.
1.Pengisian kapiler >3 detik 8. Akral membaik Teraupetik :
2.Nadi perifer menurun atau tidak 9. Turgor kulit membaik 4. Hindari pemasangan infus atau
teraba pengambilan darah diarea keterbatasan
3.Akral teraba dingin perfusi
4.Warna kulit pucat 5. Hindari pengukuran tekanan darah pada
5.Turgor kulit menurun ekstermitas dengan keterbatasan perfusi
Gejala dan Tanda Minor 6. Hindari penekanan dan pemasangan
Subjektif tourniquet pada area yang cedera
1.Parastesia 7. Lakukan pencegahan infeksi
2.Nyeri ekstermitas (klaudikasi 8. Lakukan perawatan kaki dan kuku
intermitem) 9. Lakukan hidrasi
Objektif Edukasi :
1. Edema 10. Anjurkan berhenti merokok
2. Penyembuhan luka lambat 11. Anjurkan berolahraga rutin
3. Indeks ankle-brachial <0,90 12. Anjurkan mengecek air mandi untuk
4. Bruit femoralis menghindari kulit terbakar
13. Anjurkan menggunakan obat penurun
tekanan darah, antikoagulan dan
penurun kolestrol jika perlu
14. Anjurkan minum obat pengontrol
tekanan darah secara teratur
15. Anjurkan menghindari penggunaan
obat beta
16. Anjurkan perawatan kulit yang tepat
(mis.melembabkan kulit kering, pada
kaki)
17. Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
18. Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis.rendah
lemak, minyak, ikan dan omega 3)
19. Informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan (mis. Rasa sakit
yang tidak hilang saat istrahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa)
D.0013 Risiko Perfusi Gastrointestinal Setelah dilakukan tindakan keperawatan Konseling Nutrisi
Tidak Efektif b.d penurunan 1x24 jam maka resiko perfusi Observasi :
sirkulasi gastrointestinal gastrointestinal meningkat dengan kriteria 1. Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku
Faktor Risiko : hasil : makan yang akan diubah
1. Perdarahan gastrointestinal akut 1. Nafsu makan meningkat 2. Identifikasi kemajuan modifikasi diet
2. Penurunan konsentrasi 2. Mual menuru secara regular
hemoglobin 3. Muntah menurun 3. Monitor intake dan output cairan, nilai
3. Keabnormalan masa protombin 4. Nyeri abdomen menurun hemoglobin, tekanan darah, kenaikan
dan/atau masa tromboplastin berat badan, dan kebiasaan membeli
parsial makanan
4. Ketidakstabilan hemodinamik Teraupetik :
4. Bina hubungan terapeutik
Kondisi Klinis Terkait : 5. Gunakan standar nutrisi sesuai program
1. Varises gastreosofagus diet dalam mengevaluasi kecukupan
2. Perdarahan gastreosofagus akut asupan makanan.
3. Anemia 6. Pertimbangkan faktor-faktor yang yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuan gizi
(mis. Usia, tahap pertumbuhan dan
perkembangan, penyakit)
Kolaborasi
7. Rujuk pada ahli gizi jika perlu
D.0015 Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Syok
b.d penurunan sirkulasi darah pada 1x24 jam maka risiko perfusi perifer tidak Observasi :
level kapiler yang dapat efektif meningkat dengan kriteria hasil : 1. Monitor status kardiopulmonal (frekuensi
mengganggu metabolism tubuh 1. Denyut nadi perifer meningkat dan kekuatan nadi, frekuensi nafas, TD,
Faktor Risiko : 2. Warna kulit pucat menurun MAP)
1. Hiperglikemi 3. Edema perifer menurun 2. Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi,
2. Gaya hidup kurang gerak 4. Kelemahan otot menurun AGD)
3. Hipertensi 5. Pengisian kapiler membaik 3. Monitor status cairan (masukan dan
4. Merokok 6. Akral membaik keluaran, turgor kulit, CRT)
5. Prosedur endovaskuler 7. Turgor membaik 4. Monitor tingkat kesadaran dan respon
6. Trauma pupil
5. Periksa riwayat alergi
Teraupetik :
6. Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
7. Pasang jalur IV, jika perlu
8. Lakukan skin test untuk mencegah reaksi
alergi
Edukasi :
9. Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
10. Anjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
11. Anjurkan menghindari allergen
Kolaborsi
12.Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
13.Kolaborasi pemberian transfusi darah jika
perlu
14.Kolaborasi pemberian antiinfalamasi, jika
perlu
D.0012 Risiko Perdarahan b.d kehilangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Perdarahan
darah baik internal (terjadi di dalam 1x24 jam maka risiko perdarahan Observasi :
tubuh) maupun eksternal (terjadi meningkat dengan kriteria hasil : 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
hingga keluar tubuh) 1. Kelembaban membrane mukosa 2. Monitor nilai hamatokrit/hemoglobin
Faktor Risiko : meningkat sebelum dan setelah kehilangan darah
1. Aneurisma 2. Kelembaban kulit meningkat 3. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
2. Gangguan gastrointestinal (mis. 3. Hemoptesis menurun 4. Monitor koagulasi (mis.prothombin time
Ulkus, lambung, polip, varises) 4. Hematomesis menurun (PT) partial thromboplastin time (PTT),
3. Gangguan fungsi hati (mis. 5. Hematuria menurun fibrinogen, degradasi fibrin dan/atau
Sirosis hepatitis) 6. Hemoglobin membaik platelet)
4. Gangguan koagulasi (mis. 7. Hematokrit membaik Terapeutik :
Trombositopenia) 8. Tekanan darah membaik 5. Batasi tindakan infasif jika perlu
5. Tindakan pembedahan 6. hindari pengukuran suhu rectal
6. Kurang terpapar informasi Edukas :
tentang pencegahan perdarahan 7. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Kondisi Terkait : 8. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
1. Aneurisma untuk menghindari konstipasi
2. Koagulopati intravaskuler 9. Anjurkan menghindari aspirin atau
diseminata antikoagulan
3. Sirosis hepatis 10.Anjurkan meningkatkan asupan makanan
4. Trombositopenia dan vitamin K
5. Tindakan pembedahan Kolaborasi :
11. Kolaborasi pemberian produk darah jika
perlu

D.0017 Risiko Perfusi Selebral Tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan Tekanan Intrakarnial
Efektif b.d penurunan sirkulasi 1x24 jam maka risiko perfusi selebral Observasi :
darah ke otak tidak efektif meningkat dengan kriteria 1. Monitor peningkatan tekanan darah
Faktor Risko : hasil : 2. Monitor pelebaran tekanan nadi
1. Keabnormalan masa protombin 1. Tingkat kesadaran meningkat 3. Monitor penurunan frekuensi jantung
dan/atau masa tromboplastin 2. Tekanan intrakarnial menurun Teraupetik :
parsial 3. Sakit kepala menurun 4. Pertahankan kondisi pemantauan
2. Penurunan kinerja ventrikel kiri 4. Nilai rata – rata tekanan darah 5. Atur interval pemantauan sesuai kondsi
3. Aterosklerosis membaik pasien
4. Diseksi arteri 5. Tekanan darah sistolik membaik 6. Dokumentasikan hasil pemantauan
5. Fibrasi atrium 6. Tekanan darah diastolik membaik Edukasi :
6. Koagulopati (mis. Anemia sel 7. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
sabit)
7. Embolisme 8. Informasikan hasil pemantauan jika perlu
Kondisi Terkait :
1. Stroke
2. Cedera kepala
3. Diseksi arteri
4. Embolisme
5. Endokarditis infektif
6. Fibrasi atrium
7. Hiperkolesterolemi

Anda mungkin juga menyukai