Anda di halaman 1dari 3

PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : NASRIA

Kelas : PAI 2

Judul Modul : Al-Qur’an Hadis KB.3 (Kriteria Kesahihan Hadis)

Judul Masalah : Pemahaman masyarakat muslim tentang kriteria kesahihan

hadis dan pengaruhnya dalam kualitas beribadah sehari-hari.

No Kompenen Deskripsi
1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah yang ditemukan di lapangan:
(berbasis masalah
yang ditemukan di Allah Subhanahu Wata’ala telah menyempurnakan agama Islam sebelum
lapangan) Rasulullah diwafatkan sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-
Maidah ayat3:
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah
Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai
agama bagimu …” [Al-Maa-idah/5:3]

Melalui ayat ini kita ketahui bahwa Rasulullah sebagai utusan Allah telah
menyempurnakan tugasnya menyampaikan wahyu Allah (Al-qur’an) dan
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam selama hidup beliau sudah
mengajarkan dan memberikan contoh menajalankan kehidupan di dunia
dan di akhirat. Sebagai bekal dan pegangan hidup manusia di dunia,
sebagaiman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ ‫َضلُّوْ ا لَ ْن َأ ْم َر ْي ِن فِ ْي ُك ْم ت ََر ْك‬


‫ت‬ ِ ‫َاب بِ ِه َما تَ َم َّس ْكتُ ْم َما ت‬
َ ‫َرسُوْ لِ ِه ُسنَّةَ َو هللاِ ِكت‬
Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat
selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah
Rasul-Nya. (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi,
Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di
dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13)
Maka sebagai umat Islam yang mentaati Allah dan Rasul-Nya kita
diwajibkan untuk mempelajari AL-qur’an dan Hadis. Namun kenyataan
umat saat ini keinginan mentadabburi al-qur’an terus berkurang apalagi
mempelajari hadis. Banyak diantara umat Islam awam dengan hadis
sehingga membuka kemungkinan menjalankan ibadah berdasarkan hadis
yang tidak bisa dipertanggung jawabkan, hal ini disebabkan karena
kurangnya ilmu pengetahuan masyarakat tentang Kriteria
kesahihan hadis, baik ditinjau dari sanadnya, matan hadis, ataupun
perawinya. Selain itu pemahaman masyarakat yang kurang tentang
Jenis-jenis hadis dan boleh tidaknya diamalkan hadis-hadis tersebut
seperti hadis shohih, hadis hasan dan hadis dha’if.
2. Penyebab Masalah 1. Motifasi dalam diri sendiri yang kurang untuk mempelajari hadis
(dianalisis apa 2. Sedikitnya majlis ilmu di tengah masyarakat yang membahas tentang
yang menjadi hadis lebih banyak membahas tentang Fiqih ataupun akhlak, media
akar masalah
sosial komersial yang mengangkat tema tentang hadis, seperti di TV
yang menjadi
pilihan swasta, atau yang lainnya
masalah) 3. Wilayah Indonesia yang luas, mengakibatkan lambatnya informasi di
terima terutama masyarakat muslim yang berada di pedalaman,
sehingga memungkinkan hadis yang dha’if yang menurut persyaratan
tidak diperbolehkan untuk digunakan jika berkaiatan dengan akidah
tetap dipakai, atau munculnya hadis dha’if yang dianggap tetap
bersandar dari Rasulullah tanpa ada yang meluruskannya.

3. Solusi a. Dikaitakan dengan teori yang relevan


a. Dikaitkan 1. Kriteria Kesahihan Hadis 
dengan Kata sahih dalam bahasa diartikan orang sehat antonim dari kata al-saqim
teori/dalil
yakni orang yang sakit, seolah-olah dimaksudkan hadis sahih adalah hadis
yang
relevan yang sehat dan benar-benar tidak terdapat penyakit dan cacat. Adapun
b. Sesuaikan menurut istilah Hadis shahih adalah: hadis yang tersambung sanadnya,
dengan diriwayatkan oleh orang yang adil dan dhabit (kuat ingata dan
langkah/prosedu hafakannya) dari awal sampai akhir serta tidak ada kejanggalan dan tidak
r yang sesuai cacat.
dengan masalah Dari definisi di atas dapat disimpulkan, sebuah hadis dinilai sahih jika
yang akan
memenuhi lima kriteria berikut, yaitu: 
dipecahkan
1) Sanadnya bersambung (ittishal al-sanad): seluruh mata rantai
periwayatnya dari setiap generasi ke generasi yakni nabi, sahabat,
tabi’in dan tabi’ al-tabi’in tersambung tanpa ada satupun yang
terputus.
2) Moralitas para perawinya baik (’adalah al-ruwwat): kondisi perawi
yang beragama Islam, mukallaf, melaksanakan ketentuan agama dan
menjaga muru’ah
3) Intelektualitas para perawinya mumpuni (dhabt al-ruwwat): kekuatan
hafalan perawi terhadap hadis yang diterimanya secara sempurna,
mampu menyampaikannya kepada orang lain dengan tepat dan
mampu memahaminya dengan baik. habt terbagi dua, yakni dhabt
shadr, yaitu kekuatan hafalan yang dibuktikan dengan kemampuan
melafalkan hadis yang dikuasainya kapanpun; dan dhabt kitabah yaitu
kekuatan tulisan yang dibuktikan dengan buku yang dia miliki.
4) Tidak janggal (’adam al-syudzudz): Apabila sebuah hadis
diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah, dan tidak bertentangan dengan
mayoritas riwayat lain yang juga thiqah
5) Tidak cacat (’adam al-’illah): Bisa berupa sanad yang tampak
tersambung dan sampai kepada Nabi, namun pada kenyataannya
hanya sampai kepada sahabat atau tabi’in.
2. Jenis Hadis
1) Hadis bernilai sahih adalah hadis yang memenuhi lima kriteria atau
syarat kesahihan hadis yang meliputi ketersambungan sanad, perawi
yang adil, perawi yang sempurna kedabitannya, tidak ada syaz dan
tidak terdapat ‘Illat
2) hadis hasan adalah hadis yang hampir mendekati kualitas sahih karena
terpenuhinya seluruh kriteria kesahihan. Namun, sebab kedabitannya
tidak sebaik yang seharusnya, maka kualitasnya tidak sahih melainkan
hasan
3) hadis daif adalah hadis yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat
hadis sahih maupun syarat-syarat hadis hasan
b. Prosedur pemecahan masalah
1. Dalam pembelajaran Al-qur’an Hadis di sekolah, peserta didik
dikenalkan dengan kriteria kesahihan hadis tidak hanya sekedar
menghafal hadis yang ada di buku paket. Pelajaran bisa dengan
menayangkan materi ajar atau vidio pembelajaran tentang hadis,
seperti yang dicontokan dan dibuat oleh bapak H. Alimron, M.Ag
dalam kegiatan pendalaman materi ini
2. Memanfaatkan kegiatan keagaman di bulan Ramadhan ini untuk
mempelajari kesahihan hadis baik secara individu maupun kelompok
3. Di masyarakat sebagai guru agama yang ikut serta dalam pelaksanaan
kegiaatan keagamaan di masyarakat, perlu ikut andil mengajarkan
tentang kriteria kesahihan hadis. Contohnya memilihkan tema ini saat
kegiatan ceramah atau majlis ilmu yang lain
4. Kesadaran umat Muslim yang mempunyai wewenang untuk membuat
program dakwah ke daerah pedalaman untuk menyapa saudara
muslim yang ada di sana dengan mengangkat tema ini.

Anda mungkin juga menyukai