Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN PERUBAHAN DAN INOVASI

BUDAYA BERPRESTASI

DOSEN PENGAMPU :

Syarif Ali Al-Qadri, M.Pd

OLEH:
Shahibul Umam
12008007

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH


PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONTIANAK
2021/2022

I
KATA PENGANTAR

Assalam’alaikum. Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan nikmat,
berkah, dan rahmat-Nya sehingga kami dapat Menyusun makalah ini dengan judul“Budaya
Berprestasi”.

Shalawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Rasulullah SAW, yang telah
membebaskan kita dari zaman yang penuh kezaliman dan membawa kita menuju zaman
yang sarat dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada bapak
Syarif Ali Al-Qadri,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Perubahan dan
Inovasi yang telah menjadi pembimbing kami dalam menyusun makalah, serta pihak-pihak
lain yang berkait dalam proses penyusunan makalah ini secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga makalah kami ini dapat memberikan manfaat kepada kami selaku
penyusun, para pembaca, dan semua pihak masyarakat.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
sehingga hasil yang diperoleh jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan.

Wassalamu’alaikum wr wb

II
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ I


DAFTAR ISI....................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang .......................................................................................................... 1
B. RumusanMasalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Budaya Berprestasi .................................................................................................. 3
B. Menumbuhkan Budaya Berprestasi di dalam Organisasi ..................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 9
B. Saran ......................................................................................................................... 9

DaftarPustaka

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah budaya telah melekat dan sering terdengar di dalam kehidupan kita
sehari-harinya. Kita pasti telah familiar dengan kata budaya karena Indonesia juga
miliki beragam budaya yang tersebar di penjuru wilayahnya. Namun, apakah
kamu telah mengetahui pengertian budaya dengan arti sebenarnya? Sebagai
masyarakat yang hidup dalam keanekaragaman budaya kita patut memahami
pengertian budaya agar semakin mencintai budaya yang kita miliki. Kita dapat
memahami kebudayaan melalui pengertian budaya menurut para ahli.

Kata budaya sendiri merupakan suatu bahasa yang berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu ‘budhayah’ yang merupakan sebuah bentuk jamak dari buddhi
yang miliki arti budi atau akal. Sedangkan di dalam bahasa Inggris budaya dikenal
dengan kata culture yang berasal dari bahasa latin yaitu colore yang miliki arti
mengolah atau mengerjakan.

Istilah culture sendiri juga digunakan dalam bahasa Indonesia dengan kata
serapan "kultur". Budaya dikaitkan dengan bagian dari budi dan akal manusia.
Budaya merupakan pola atau cara hidup yang terus berkembang oleh sekelompok
orang dan diturunkan pada generasi berikutnya.

Sedangkan prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu usaha
yang telah dikerjakan dan diciptakan baik secara individual atau kelompok berupa
pengetahuan maupun keterampilan.

Budaya berprestasi dan berkompetisi menjadi hal yang sangat dibutuhkan


karena budaya berprestasi dan berkompetisi merupakan gambaran kualitas
pendidikan yang harus dikembangkan oleh satuan pendidikan, karena hal ini akan
lebih mudah diterima dan dijalankan dalam setiap pembelajaran, serta akan
membawa pengaruh pada perkembangan kemampuan kinerja.

1
Budaya berprestasi dan berkompetisi diyakini sebagai aspek penting dalam
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), karena ikut menentukan
kemajuan dan kualitas suatu lembaga. Seperti dalam budaya sekolah yang baik
menentukan peningkatan prestasi dan motivasi siswa untuk berprestasi, sikap dan
motivasi guru serta produktivitas dan kepuasan kerja guru. Untuk menciptakan
budaya sekolah yang positif dibutuhkan adanya kesadaaran dan motivasi terutama
dari diri masing-masing warga sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu budaya
2. Apa yang dimaksud prestasi
3. Bagaimana menumbuhkan budaya berprestasi di dalam organisasi

C. Tujuan
1. Agar dapar mengetahui apa itu budaya
2. Agar dapat mengetahui pengertian dari prestasi
3. Mengetahui cara menumbuhkan budaya berprestasi di dalam
organisasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya Berprestasi


1. Pengertian Budaya Menurut Para Ahli

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan . Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Pengertian budaya atau
kebudayaan menurut beberapa ahli sebagaimana disebutkan oleh Elly. M. Setiadi,
sebagai berikut:

a. E.B Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang


meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan,
adat istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat
oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
b. R. Linton , kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi
tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentuknya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
c. Herkovits , kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang
diciptakan oleh manusia.
d. Koentjaraningrat , kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Maka dapat disimpulkan Budaya adalah keseluruhan sikap dan pola


perilaku serta pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan dan
dimiliki oleh suatu anggota masyarakat tertentu.

2. Pengertian Prestasi

Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam melakukan
kegiatan. Menurut Maghfiroh Prestasi adalah perilaku yang berorientasi tugas
yang mengijinkan prestasi individu dievaluasi menurut kriteria dari dalam maupun

3
dari luar, melibatkan individu untuk berkompetensi dengan orang lain. Prestasi
adalah bukti usaha yang telah di capai . Muhibbin Syah mengungkapkan bahwa
prestasi merupakan suatu tingkat keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Berbeda dengan A. Tabrani yang
berpendapat bahwa prestasi merupakan kemampuan nyata yang dicapai individu
dari satu kegiatan atau usaha.

Dengan pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa budaya berprestasi atau


Achievemen Culture adalah budaya yang berorientasi yang menghargai daya
saing dan inisiatif pribadi dalam memberikan pencapaian setingginya terhadap
pihak tertentu.

Di dalam budaya berprestasi perlu diingat suatu hal yaitu jadilah yang
terbaik, jadilah yang pertama dan jadilah yang berbeda.

Budaya Berprestasi (achievement culture) merupakan tipe budaya yang


mendorong dan menghargai kinerja orang. Nilai-nilai yang dapat mengembangkan
Budaya Berprestasi yang kuat adalah:

a. Berorientasi pada Hasil, Nilai bersama organisasi yang paling berbeda,


yang mempraktikkan budaya berprestasi terletak pada fokusnya yang kuat
pada hasil.
b. Pelayanan kepada Pelanggan tinggi, Perusahaan yang mempraktikkan
budaya berprestasi mengetahui bagaimana mengintegrasikan teknologi,
proses, strategi dan orang sehingga pelanggan menghargai jasa dan
produknya tinggi dan akan membayar untuk itu.
c. Inovasi adalah tentang menciptakan sesuatu yang belum pernah dibuat
sebelumnya.
d. Kejujuran, Orang dalam organisasi tidak akan melanjutkan bekerja keras
melakukan yang terbaik, jika mereka merasa tidak ada kejujuran di tempat
kerja.
e. Penghargaan, Pekerjaan yang terbaik datang dari orang yang mempunyai
kebanggan Terhadap pekerjaan dan tempat kerjanya. Orang yang

4
menghargai orang lainnya, pada gilirannya dihormati dan membuat
bahagia.
f. Respon terhadap Perubahan, Kemampuan organisasi menyelaraskan
perubahan internal pada kekuatan Perubahan eksternal, seperti
meningkatnya persaingan, teknologi baru, perubahan peraturan industri
dan persyaratan pelanggan, merupakan kunci untuk selamat dari tantangan
lingkungan yang semakin meningkat.
g. Akuntabilitas, Akuntabilitas adalah tentang menerima masalah dan
memastikan bahwa masalah tersebut terselesaikan. Dengan menjadi
akuntabel, pekerja menambahkan nilai bagi organisasi dan dirinya sendiri.
h. Keinginan Besar, Banyak organisasi menjadi besar karena keinginan besar
dari pemimpin di belakangnya. Pemimpin mengkomunikasikan dan
menerjemahkan visinya ke dalam besaran yang dapat diidentifikasi staf
dan bekerja menuju ke arahnya.

B. Menumbuhkan Budaya Berprestasi

Standar prestasi itu bisa berupa prestasi diri sendiri di masa lampau,
ukuran yang objektif melebihi orang lain, sasaran yang menantang, atau sesuatu
yang belum pernah dilakukan orang lain. Jadi, achievement selalu merujuk pada
dorongan bertindak secara lebih baik dan efisien untuk melampaui prestasi dan
pencapaian sebelumnya.

Nah, tantangannya adalah bagaimana cara membangun budaya berprestasi


dalam organisasi bisnis kita? Ingat, bila satu orang saja yang memiliki need for
achievement tinggi, tidak otomatis hal itu tertular kepada yang lain. Akan tetapi,
jika orang yang memiliki need for achievement tinggi itu adalah seorang leader,
terbuka kemung- kinan hal itu anular ke seluruh bagian organisasi.

Saya ingin menyoroti hal ini khusus dari perspektif seorang leader dan apa
saja yang sebaiknya dilakukan supaya budaya berprestasi ini semakin bertumbuh
di dalam organisasi.

5
Pertama, budaya berprestasi hanya bisa tumbuh subur jika leader
organisasi tersebut sanggup menjadi role model. Jadi, kalau ingin karyawan atau
pengikutnya rajin, leader harus rajin. Kalau ingin timnya berkompetisi secara
sehat di lingkungan internal, leader harus menunjukkan dukungan dan
kenyamanannya dalam membangun suasana kompetisi sehat. Jika ingin
pengikutnya terpacu mengejar target-target penjualan perusahaan, nya dalam
mengejaran besar perusahaan. Leader harus menunjukkan perilaku yang sama
terpacu-Walk the talk, apa yang diinginkan oleh sang leader harus terlebih dulu
dilakukan oleh leader tersebut dengan sungguh-sungguh. Tidak mungkin
sebaliknya, leader yang tidak peduli dengan semangat dan aksi-aksi berprestasi
yang ada, tetapi mengharapkan prestasi dari para pengikutnya. Jadi, seorang
leader harus bisa menjadi model ideal bagi pengikutnya.

Kedua, budaya berprestasi harus dibangun atas dasar target yang jelas,
terukur, dan menantang untuk dicapai. Tanpa target, tak akan ada suasana berpacu
meraih prestasi. Target harus selalu berada di atas pencapaian rata-rata supaya ada
energi besar untuk maju lebih jauh lagi. Jika target hanya sesuai dengan rata-rata
pencapaian, itu bukan target namanya, tetapi hasil kerja biasa. Jadi, untuk semakin
memacu suasana dan irama berprestasi, leader organisasi harus berani menetapkan
target-target yang menantang, terukur, realistis, dan bisa dicapai. Target yang
berlebihan dan dirumuskan tanpa dukungan informasi serta data yang memadai
akan menjadi target kosong belaka.

Saat target tidak terpenuhi karena penetapannya yang tidak berbasis


informasi dan data yang memadai. Bahkan, target yang tidak tercapai itu bisa
melemahkan semangat berprestasi.

Ketiga, lingkungan berprestasi harus diciptakan dan distimulasi oleh


leader. Selain menjadi motivator dan inspirator, leader harus menjadi creator
lingkungan kerja yang kondusif untuk berprestasi. Artinya, leader harus aktif
membangun lingkungan kerja yang kondusif bagi setiap karyawan yang ingin
berprestasi, seorang leader yang aware dengan pentingnya budaya berprestasi

6
akan memberi dorongan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada bawahan
untuk ikut andil dalam pemecahan masalah.

Sekalipun seorang leader umumnya sudah memiliki preferensi solusi


sendiri, ia harus tetap memberikan ruang partisipasi. Bahkan, bila perlu memberi
kepercayaan pemecahan masalah kepada sosok-sosok yang dikenal semangat,
handal, dan berdedikasi. Hal semacam itu akan menumbuhkan semangat
berprestasi di kalangan bawahan.

Keempat, leader harus Mengomunikasikan visi dan misi serta tujuan-


tujuan perusahaan ke dalam bahasa pencapaian target. Setiap orang dalam
perusahaan, mulai dari pucuk pimpinan hingga karyawan terbawah harus
memiliki kesadaran dan pemahaman yang sama. Pemahaman bahwa visi dan misi
perusahaan beserta tujuan-tujuannya adalah tanggung jawab bersama.

Sedemikian pentingnya pengomunikasian ini sehingga bila dilakukan


dengan benar dan terpola akan terjadi proses internalisasi visi dan misi perusahaan
dalam diri setiap karyawan. Dengan demikian, tujuan-tujuan perusahaan akan
diraih dengan tanggung jawab yang besar yang tinggi.

Jika lingkungan atau suasana kerja sudah terbangun dalam kerangka


komunikasi semacam ini, gairah untuk meraih prestasi pasti meningkat. Tinggal
tugas leader untuk menjaganya, yaitu menaikkan saat mulai melemah,
meningkatkan saat mulai stagnan, dan menjaga stabilitas saat dalam puncak
prestasi.

Kelima, leader harus mampu menjaga kebersamaan dalam proses


mengejar pencapaian. Artinya, semua orang dalam tim dilibatkan untuk mengejar
target masing- masing dan target bersama. Tak ada satu pun yang diperbolehkan
tertinggal atau tidak melibatkan diri dalam usaha meraih prestasi. Makin kompak
sebuah tim, makin tinggi daya motivasinya, makin kuat kinerjanya, dan makin
besar peluangnya untuk mencapai target.

7
Kondisi teamwork harus dijaga. Jika ada kelemahan harus ditambal, yang
tidak bergerak harus digerakkan, yang melaju kencang harus dijaga supaya tetap
kencang tanpa menabrak peraturan.

Keenam, supaya prestasi terjaga dan berkesinam\bungan, leader harus


terus-menerus memotivasi orang- orang yang dia pimpin dan arahkan.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Beberapa cara yang bisa diterapkan agar budaya berprestasi dapat tumbuh
dan berkembang di sebuah organisasi maupun perusahaan diantaranya :

a. budaya berprestasi hanya bisa tumbuh subur jika leader organisasi


tersebut sanggup menjadi role model
b. budaya berprestasi harus dibangun atas dasar target yang jelas,
terukur, dan menantang untuk dicapai.
c. lingkungan berprestasi harus diciptakan dan distimulasi oleh
leader.
d. leader harus Mengomunikasikan visi dan misi serta tujuan-tujuan
perusahaan ke dalam bahasa pencapaian target.
e. leader harus mampu menjaga kebersamaan dalam proses mengejar
pencapaian.
f. supaya prestasi terjaga dan berkesinam\bungan

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata


sempurna, perlu adanya metode penelitian yang lebih rinci lagi dan
upaya peningkatan diskusi sebagai salah satu cara memaksimalkan
potensi agar kedepannya lebih baik dari yang sekarang. Harapan
semoga makalah ini dapat bermanfaat, Aamiin.
Penulis sangat perlu bangunan dari pada saran-saran serta
kritikan yang membangun oleh para pembaca makalah ini, agar
nantinya makalah ini dapat diperbaiki hingga dapat memaksimalkan
isi dan manfaatnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Marisa Gemiralda, Sales Culture Peran Leader dalam Membangun Budaya Jual
yang Unggul, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2016
Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang
Pelbagai Problem Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), Edisi ke-3 (Jakarta: Balai
Pustaka, 2000)

10

Anda mungkin juga menyukai