BUDAYA BERPRESTASI
DOSEN PENGAMPU :
OLEH:
Shahibul Umam
12008007
I
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan nikmat,
berkah, dan rahmat-Nya sehingga kami dapat Menyusun makalah ini dengan judul“Budaya
Berprestasi”.
Shalawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Rasulullah SAW, yang telah
membebaskan kita dari zaman yang penuh kezaliman dan membawa kita menuju zaman
yang sarat dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada bapak
Syarif Ali Al-Qadri,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Perubahan dan
Inovasi yang telah menjadi pembimbing kami dalam menyusun makalah, serta pihak-pihak
lain yang berkait dalam proses penyusunan makalah ini secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga makalah kami ini dapat memberikan manfaat kepada kami selaku
penyusun, para pembaca, dan semua pihak masyarakat.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
sehingga hasil yang diperoleh jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan.
Wassalamu’alaikum wr wb
II
DAFTAR ISI
Halaman
DaftarPustaka
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah budaya telah melekat dan sering terdengar di dalam kehidupan kita
sehari-harinya. Kita pasti telah familiar dengan kata budaya karena Indonesia juga
miliki beragam budaya yang tersebar di penjuru wilayahnya. Namun, apakah
kamu telah mengetahui pengertian budaya dengan arti sebenarnya? Sebagai
masyarakat yang hidup dalam keanekaragaman budaya kita patut memahami
pengertian budaya agar semakin mencintai budaya yang kita miliki. Kita dapat
memahami kebudayaan melalui pengertian budaya menurut para ahli.
Kata budaya sendiri merupakan suatu bahasa yang berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu ‘budhayah’ yang merupakan sebuah bentuk jamak dari buddhi
yang miliki arti budi atau akal. Sedangkan di dalam bahasa Inggris budaya dikenal
dengan kata culture yang berasal dari bahasa latin yaitu colore yang miliki arti
mengolah atau mengerjakan.
Istilah culture sendiri juga digunakan dalam bahasa Indonesia dengan kata
serapan "kultur". Budaya dikaitkan dengan bagian dari budi dan akal manusia.
Budaya merupakan pola atau cara hidup yang terus berkembang oleh sekelompok
orang dan diturunkan pada generasi berikutnya.
Sedangkan prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu usaha
yang telah dikerjakan dan diciptakan baik secara individual atau kelompok berupa
pengetahuan maupun keterampilan.
1
Budaya berprestasi dan berkompetisi diyakini sebagai aspek penting dalam
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), karena ikut menentukan
kemajuan dan kualitas suatu lembaga. Seperti dalam budaya sekolah yang baik
menentukan peningkatan prestasi dan motivasi siswa untuk berprestasi, sikap dan
motivasi guru serta produktivitas dan kepuasan kerja guru. Untuk menciptakan
budaya sekolah yang positif dibutuhkan adanya kesadaaran dan motivasi terutama
dari diri masing-masing warga sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu budaya
2. Apa yang dimaksud prestasi
3. Bagaimana menumbuhkan budaya berprestasi di dalam organisasi
C. Tujuan
1. Agar dapar mengetahui apa itu budaya
2. Agar dapat mengetahui pengertian dari prestasi
3. Mengetahui cara menumbuhkan budaya berprestasi di dalam
organisasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan . Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Pengertian budaya atau
kebudayaan menurut beberapa ahli sebagaimana disebutkan oleh Elly. M. Setiadi,
sebagai berikut:
2. Pengertian Prestasi
Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam melakukan
kegiatan. Menurut Maghfiroh Prestasi adalah perilaku yang berorientasi tugas
yang mengijinkan prestasi individu dievaluasi menurut kriteria dari dalam maupun
3
dari luar, melibatkan individu untuk berkompetensi dengan orang lain. Prestasi
adalah bukti usaha yang telah di capai . Muhibbin Syah mengungkapkan bahwa
prestasi merupakan suatu tingkat keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Berbeda dengan A. Tabrani yang
berpendapat bahwa prestasi merupakan kemampuan nyata yang dicapai individu
dari satu kegiatan atau usaha.
Di dalam budaya berprestasi perlu diingat suatu hal yaitu jadilah yang
terbaik, jadilah yang pertama dan jadilah yang berbeda.
4
menghargai orang lainnya, pada gilirannya dihormati dan membuat
bahagia.
f. Respon terhadap Perubahan, Kemampuan organisasi menyelaraskan
perubahan internal pada kekuatan Perubahan eksternal, seperti
meningkatnya persaingan, teknologi baru, perubahan peraturan industri
dan persyaratan pelanggan, merupakan kunci untuk selamat dari tantangan
lingkungan yang semakin meningkat.
g. Akuntabilitas, Akuntabilitas adalah tentang menerima masalah dan
memastikan bahwa masalah tersebut terselesaikan. Dengan menjadi
akuntabel, pekerja menambahkan nilai bagi organisasi dan dirinya sendiri.
h. Keinginan Besar, Banyak organisasi menjadi besar karena keinginan besar
dari pemimpin di belakangnya. Pemimpin mengkomunikasikan dan
menerjemahkan visinya ke dalam besaran yang dapat diidentifikasi staf
dan bekerja menuju ke arahnya.
Standar prestasi itu bisa berupa prestasi diri sendiri di masa lampau,
ukuran yang objektif melebihi orang lain, sasaran yang menantang, atau sesuatu
yang belum pernah dilakukan orang lain. Jadi, achievement selalu merujuk pada
dorongan bertindak secara lebih baik dan efisien untuk melampaui prestasi dan
pencapaian sebelumnya.
Saya ingin menyoroti hal ini khusus dari perspektif seorang leader dan apa
saja yang sebaiknya dilakukan supaya budaya berprestasi ini semakin bertumbuh
di dalam organisasi.
5
Pertama, budaya berprestasi hanya bisa tumbuh subur jika leader
organisasi tersebut sanggup menjadi role model. Jadi, kalau ingin karyawan atau
pengikutnya rajin, leader harus rajin. Kalau ingin timnya berkompetisi secara
sehat di lingkungan internal, leader harus menunjukkan dukungan dan
kenyamanannya dalam membangun suasana kompetisi sehat. Jika ingin
pengikutnya terpacu mengejar target-target penjualan perusahaan, nya dalam
mengejaran besar perusahaan. Leader harus menunjukkan perilaku yang sama
terpacu-Walk the talk, apa yang diinginkan oleh sang leader harus terlebih dulu
dilakukan oleh leader tersebut dengan sungguh-sungguh. Tidak mungkin
sebaliknya, leader yang tidak peduli dengan semangat dan aksi-aksi berprestasi
yang ada, tetapi mengharapkan prestasi dari para pengikutnya. Jadi, seorang
leader harus bisa menjadi model ideal bagi pengikutnya.
Kedua, budaya berprestasi harus dibangun atas dasar target yang jelas,
terukur, dan menantang untuk dicapai. Tanpa target, tak akan ada suasana berpacu
meraih prestasi. Target harus selalu berada di atas pencapaian rata-rata supaya ada
energi besar untuk maju lebih jauh lagi. Jika target hanya sesuai dengan rata-rata
pencapaian, itu bukan target namanya, tetapi hasil kerja biasa. Jadi, untuk semakin
memacu suasana dan irama berprestasi, leader organisasi harus berani menetapkan
target-target yang menantang, terukur, realistis, dan bisa dicapai. Target yang
berlebihan dan dirumuskan tanpa dukungan informasi serta data yang memadai
akan menjadi target kosong belaka.
6
akan memberi dorongan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada bawahan
untuk ikut andil dalam pemecahan masalah.
7
Kondisi teamwork harus dijaga. Jika ada kelemahan harus ditambal, yang
tidak bergerak harus digerakkan, yang melaju kencang harus dijaga supaya tetap
kencang tanpa menabrak peraturan.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beberapa cara yang bisa diterapkan agar budaya berprestasi dapat tumbuh
dan berkembang di sebuah organisasi maupun perusahaan diantaranya :
B. SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Marisa Gemiralda, Sales Culture Peran Leader dalam Membangun Budaya Jual
yang Unggul, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2016
Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang
Pelbagai Problem Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), Edisi ke-3 (Jakarta: Balai
Pustaka, 2000)
10