Isim Dhomir (Muttashil & Munfashil)
Isim Dhomir (Muttashil & Munfashil)
Disusun Oleh:
KELAS BIOLOGI 3
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh
komponen yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3
2.1 Isim Dhomir...................................................................................................3
2.2 Dhomir Muttashil...........................................................................................4
2.2.1 Pengertian................................................................................................4
2.2.2 Pembagian Dhamir Muttashil.................................................................5
2.2.3 Posisi Mungkin Diisi Dhomir Muttashil.................................................7
2.3 Dhomir Munfasil............................................................................................8
2.3.1 Pengertian................................................................................................8
2.3.2 Pembagian Dhomir Munfashil................................................................9
BAB III KESIMPULAN......................................................................................12
1.1 Simpulan......................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
As- Suyuti, Al- Muzhir Fi Ulumi al- Lughah Wa Anwâihâ, Jilid I, (Bairut:
AlMaktabah Al- Ashriyah, 1986), hlm: 30.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
ganti orang tersebut menunjukkan orang pertama, orang kedua, dan orang
ketiga.
4
Hakim Taufiqul, Program Permulaan Baca Kitab Kuning, (Jepara: Al-Falah
Mengimbangi 2003), h. 2.
4
3. Jarr/Khofd ( ج ّر متصّل )ضمائر
a) Susunan Jar-Majrur ( )جر و مجرورketika bersambung dengan huruf Jar
()حرف الج ّر. [cth: ]فِ ْي ِه
b) Mudhof ilayh ( )مضاف إليهketika bersambung dengan Isim ()االسم. [cth:
ُ] َبلَ ُده
2.2.2 Pembagian Dhamir Muttashil
1. Dhamir rafa’ muttasil
yaitu dhamir yang selalu bersambung dengan fi’il, isim khana dan saudara
khana, seperti:5
a) Ta’ Fa’il
Contoh:
ﺩﺭﺳﺖ darastu saya telah belajar
ﺩﺭﺳﺖ darasta kamu telah belajar (lk.)
ﺩﺭﺳﺘﻤﺎ darastumā kamu berdua telah belajar (lk./pr. Dual)
ﺩﺭﺳﺘﻢ darastum kamu semua telah belajar ( lk. Jamak)
ﺩﺭﺳﺘﻦ darastunna kamu semua telah belajar (pr. Jamak)
b) Nā
Contoh:
سنَا
ْ َد َر Darasna Kami telah belajar
c) Alif Mutsann
Contoh:
ﺩﺭﺳﺎ Darasā mereka berdua telah belajar (lk. Dual)
ﺩﺭﺳﺘﺎ Darastā Mereka berdua telah belajar (pr. Dual)
ﻳﺪﺭﺳﺎﻥ Yadrisāni mereka berdua sedang belajar (lk. Dual)
ﺗﺪﺭﺳﺎﻥ Tadrisāni Mereka berdua sedang belajar (pr. Dual)
ﺍﺩﺭﺳﺎ Idrisā belajarlah kamu (lk./pr. Dual)
5
يدرسون Yadrusūna mereka sedang belajar
ادرسوا udrusū Belajarlah kamu semua
6
Imanuddin Sukamto, Tata Bahasa Arab Sistematis (Pendekatan Baru Mempelajari
Tata Bahasa Arab), (Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2007), h.4.
6
contoh:
ﺷﻜﺮﻩ syakarahu dia telah berterimakasih kepadanya (lk.),
ﺷﻜﺮﻫﺎ syakarahā dia telah berterimaksih kepadanya (pr.),
ﺷﻜﺮهما syakarahumā dia telah berterimakasih kepada mereka berdua
(lk.Pr.)
ﺷﻜﺮﻫﻢ syakarahum dia telah berterimaksih kepada mereka (lk.),
ﺷﻜﺮهن syakarahunn dia telah berterimakasih kepada mereka (lk.)
a
7
Mushtafa Al-Ghulayaini, Jami’ud Durusil Arabiyah (Beirut, Dar al-Kutub al
Islamiyah, 1980), h.116.
7
2. Jika ternyata ‘Amil Dhomir adalah Fi’il biasa, maka penggunaan Dhomir
Muttashil adalah lebih tepat dan lebih kuat dibanding penggunaan Dhomir
Munfashil meskipun kedua-duanya diperbolehkan.
3. Jika ternyata ‘Amil Dhomir adalah Fi’il Nasikh, maka menurut Jumhur
atau kebanyakan ahli Nahwu, penggunaan Dhomir Munfashil adalah lebih
tepat dan lebih kuat dibanding penggunaan Dhomir Muttashil meskipun
kedua-duanya diperbolehkan.
4. Jika ternyata ‘Amil Dhomir adalah Isim, maka yang paling Rojih atau
yang paling kuat dan tepat adalah menggunakan Dhomir Munfashil,
meskipun pada dasarnya, baik Munfashil ataupun Muttashil adalah
diperbolehkan.
5. Jika Dhomir pertama yang terkait dengan masalah ini ternyata dalam
posisi Marfu’ maka Dhomir kedua wajib dibaca dalam bentuk Muttashil.
6. Jika Dhomir kedua yang terkait dengan masalah ini ternyata lebih Ma’rifat
dari Dhomir sebelumnya, maka Dhomir kedua wajib dibaca dalam bentuk
Munfashil.
7. Jika 2 Dhomir yang terkait dengan masalah ini ternyata tingkat Ma’rifat-
nya sama, maka Dhomir kedua wajib dibaca dalam bentuk Munfashil. Hal
ini berlaku selama kedua Dhomir ini bukanlah Dhomir Ghaib (Kata ganti
untuk orang ke-3) yang berbeda bentuknya, seperti apabila salah satunya
tunggal dan yang lain jamak.
8. Jika Dhomir yang dimaksud berada pada posisi Manshub disebabkan oleh
َ َكانatau salah satu dari jenisnya.
ما يصح االبتداء به كما يصح وقوعه بعد اال على كل حال
8
Dr. Hamsa, M.Hum, Cara Cepat Menguasai Bentuk Perubahan Dhomir
(Makassar: Cet.1,Gundadarma Ilmu, 2019), h.7
8
Kata ganti atau isim yang digunakan untuk mewakili mutakallim,
Mukhottob, atau Ghoib tetapi tidak bisa disambung dengan kalimah yang lain.
Ia bisa berada pada awal permulaan dan juga bisa berada setelah
lafadz اال dalam keadaan apapun ( baik dalam tingkah syi’ir atau tidak)
Contoh: انا احبك وما احبك اال
“Saya mencintaimu dan tidak ada yang mencintaimu kecuali saya”
9
a. Huwa (هو ) = dia laki-laki satu
Digunakan untuk menunjukkan Mufrod Mudzakar ghoib
b. Hiya (هي ) = dia perempuan satu
Digunakan untuk menunjukkan Mufrod Muannas Ghoibah
c. Huma (هما ) = dia laki-laki/permpuan dua
Digunakan untuk menunjukkan mutsanna Mudzakar/muannas
Ghoib
9
Dr. Hamsa, M.Hum, Cara Cepat Menguasai Bentuk Perubahan Dhomir
(Makassar: Cet.1, 2019), h.6
10
e. Iyyakunna ( = )إياكنkamu perempuan banyak
Digunakan untuk jamak muannas
Untuk Ghoibah (orang ketiga/yang dibicarakan) terdapat 5 dhomir,
yaitu:
a. Iyyahu ( = )إياهdia laki-laki satu
Digunakan untuk menunjukkan Mufrod Mudzakar ghoib
11
BAB III
KESIMPULAN
1.1 Simpulan
Dhamir adalah isim/kata yang seorang yang berbicara (mutakallim),
orang yang diajak berbicara (Mukhatab), dan orang yang dibicarakan
(ghoib).
Dhomir Muttashil (َّص ٌل
ِ )ض ِم ْي ٌر ُمت
َ yaitu dhomir yang selalu bersambung
dengan kata ( )الكلمةsetelahnya.
Dhomir Munfashil ialah kata ganti atau isim yang digunakan untuk
mewakili mutakallim, Mukhottob, atau Ghoib tetapi tidak bisa
disambung dengan kalimah yang lain. Ia bisa berada pada awal
permulaan dan juga bisa berada setelah lafadz اال dalam keadaan
apapun (baik dalam tingkah syi’ir atau tidak)
3.2 Saran
Dengan terbatasnya kemampuan penulis dalam menuliskan makalah ini,
dan jauh dari kata sempurna. Oleh Karena itu, penulis berharap penulisan
makalah selanjutnya dari ini akan lebih bagus dan rinci dengan metode atau
pendekatan yang lebih baik sehingga menghasilkan penulisan yang bagus
dalam Bahasa Arab. Penulis berharap hasil penulisan makalah ini dapat
menambah wawasan para pembaca dan meningkatkan spiritualitas keislaman
dalam kehidupan sehari-hari.
12
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim
As- Suyuti, Al- Muzhir Fi Ulumi al- Lughah Wa Anwâihâ, Jilid I, (Bairut:
AlMaktabah Al- Ashriyah, 1986)
Alifa Dzatun Nitho Qoin, “Nomina Permanen (isim mabni) dalam buku
khulashoh Nurul Yaqin, Juz 3 (Analisis Sintaksis)”, (Skripsi, Program
studi pendidikan bahasa Arab Jurusan bahasa dan Sastra Asing, Bahasa
dan Senin Universitas Semarang, 2015)