OLEH:
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi S1 Kimia Pembimbing Seminar Literatur
FMIPA UR,
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah seminar literatur
yang berjudul “Size-Controlled Sintesis dan Mekanisme Mangan Oksida
OMS-2 Nanowire dengan Menggunakan Metode Refluks KMnO4 dan Asam
Anorganik”. Tulisan ini diambil dari hasil penelitian Zhang et al.,2016. Makalah
seminar ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah
seminar literatur.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Bapak Prof. Dr. Amir Awaluddin, M.Sc selaku Dosen Pembimbing dan
selaku Koordinator seminar literatur, dan Ibu Dra. Itnawita, M.Si sebagai Ketua
Prodi Sarjana Jurusan Kimia FMIPA UR, yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga makalah
seminar literatur ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dalam pengembangan ilmu pengetahuan di masa depan. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
RINGKASAN.......................................................................................................vii
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
2.1. Alat....................................................................................................................4
2.2. Bahan................................................................................................................4
2.3. Metodologi........................................................................................................4
2.3.3. Karakterisasi............................................................................................5
3.1 HASIL...............................................................................................................5
iii
3.1.2. Karakterisai OMS-2 menggunakan SEM...............................................6
3.2. PEMBAHASAN...............................................................................................9
4.1. Kesimpulan.....................................................................................................11
4.2. Saran................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ukuran partikel OMS-2 nanowires dari komposisi, AOSMn, SBET dan
Volume mikropori dengan asam anorganik yang berbeda........................8
vi
SIZE-CONTROLLED SINTESIS DAN MEKANISME MANGAN OKSIDA
OMS-2 NANOWIRES DENGAN MENGGUNAKAN METODE REFLUKS
KMnO4 DAN ASAM ANORGANIK
RINGKASAN
vii
i
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Mangan oksida adalah material yang sangat menarik perhatian para ahli
karena memiliki banyak aplikasi. Pemanfaatan mangan oksida untuk berbagai
aplikasi tersebut sangat tergantung kepada struktur yang dimilikinya. Material ini
mempunyai dua tipe struktur yaitu berlapis (layer) dan berongga (tunnel). Mangan
oksida struktur berlapis digunakan sebagai material penukar ion dan sebagai
material katoda untuk pengisian ulang pada baterai lithium. Struktur berlapis
dapat digunakan sebagai prekusor untuk membentuk mangan oksida struktur
berongga (Cai et al., 2010). Material struktur berongga memiliki aplikasi lebih
luas, terutama dalam bidang katalis, baterai, elektrode, pemisahan dan adsorpsi
selektif (Huang et al., 2010). Mangan oksida berongga juga dimanfaatkan sebagai
material yang memiliki sifat magnet, sensor dan superkapasitor, serta
menghilangkan nuklida radioaktif dari limbah radioaktif (Zhang et al., 2010).
Struktur rongga mangan oksida tersusun dari kerangka oktahedral MnO 6 yang
saling menyambung pada sisi dan ujungnya membentuk rongga. Mangan oksida
struktur berongga dapat diklasifikasi menjadi tiga jenis berdasarkan jumlah
rangkaian MnO6 oktahedral antara dua lapisan. Jenis pertama yaitu 1×n antara lain
pyrolusite (1×1) dan ramdsdellite (1×2), ke dua yaitu 2×n antara lain hollandite
dan cryptomelane (2×2), romanechite (2×3), serta RUB-7 (Rb-2×4). Jenis ke tiga
yaitu 3×n seperti todorokite (3×3) (Liu et al., 2003).
Nanopartikel OMS-2 pernah disintesis dengan menggunakan metode fisik
dan kimia, termasuk refluks, metode hidrotermal, metode pelarut bebas, kalsinasi,
dan teknik sol-gel. Karena ukuran partikel secara signifikan mempengaruhi
elektrokimia dan sifat katalitik mereka, upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengembangkan metode sintesis yang ukuran dikendalikan dari OMS-2, dengan
menggunakan metode sol-gel, microwave dan metode refluks, dari metode
tersebut menyatakan bahwa metode refluks lebih sederhana, murah, dan bebas
dari pengotor.
Sintesis OMS-2 telah mengalami kemajuan, tetapi sintesis dengan
mengendalikan ukuran partikel masih belum begitu efektif dengan memperhatikan
waktu reaksi, suhu kalsinasi dan lain-lain. Pada penelitian ini sintesis OMS-2
1
menggunkan KmnO4 dan asam anorganik seperti HCl, H2SO4 dan HNO3 dengan
menggunakan metode refluks yang efektif untuk mengontrol ukuran nanopartikel
OMS-2, penelitian ini memperlihatkan pengaruh asam organik yang berbeda dan
variasi konsentrasi asam anorganik.
2
dari atas agar tidak ada turbulensi udara yang menghalangi dan agar air terisi
penuh. Proses yang terakhir adalah kondensasi (Pengembunan), proses ini terjadi
di kondensor, jadi terjadi perbedaan suhu antara kondensor dalam yang berisi uap
panas dengan kondensor luar yang berisikan air dingin, hal ini
menyebabkan penurunan suhu dan perubahan fase dari steam tersebut untuk
menjadi liquid kembali. Prosedur dari sintesis dengan metode refluks adalah
Semua reaktan atau bahannya dimasukkan dalam labu bundar leher tiga.
Keuntungan dari metode refluks adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang
mempunyai tekstur kasar, dan Tahan pemanasan langsung (Sukardjo, 1989).
3
besar, resolusi yang baik, kemampuan untuk mengetahui komposisi dan informasi
kristalografi membuat SEM banyak digunakan untuk keperluan penelitian dan
industri.SEM memfokuskan sinar elektron (electron beam) di permukaan obyek
dan mengambil gambarnya dengan mendeteksi elektron yang muncul dari
permukaan obyek (Inkson, 2016).
I. TATA KERJA
I.1. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah mortar laboratorium, oven, furnace, refluks,
scanning elektron microscopy (SEM), difraksi sinar-X (XRD), (FTIR) dan Energy
Dispersive X-ray (EDX),spektrofotometer UV-Visibel, pH meter (Eco Scan
SC11-4115) dan alat-alat yang sering digunakan di Laboratorium.
I.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian adalah akuades, aqua DM,
asam klorida (HCl), Asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4) dan kalium
permanganat (KMnO4).
I.3. Metodologi
I.3.1. Sintesis OMS-2
4
Sintesis OMS-2 nanowire dengan cara asam anorganik (asam klorida, asam
nitrat dan asam sulfat) sebanyak 50 mL dengan konsentrasi 1,8; 3,8; 4,8 dan 6 M
ditambahkan ke dalam 200 mL larutan KMnO4 0.4 M Konsentrasi. Sehungga
konsentrasi hasil dari campuran menjadi 0,36; 0,72; 0,96; dan 1,20 M. Campuran
larutan tersebut dipanaskan menggunakan refluks dalam wadah minyak pada
suhu 110oC. Padatan yang dihasilkan diambil pada interval waktu yang berbeda
(1 jam - 7 hari), kemudian padatan disentrifugasi dengan kecepatan 12000 rpm
selama 10 menit, selanjutnya padatan tersebut disaring dan dicuci dengan aquades
atau aqua DM, kemudian padatan dikeringkan pada suhu kamar selama 12 jam.
I.3.2. Karakterisasi
Analisis dengan menggunakan difraksi sinar-X untuk mengetahui
kristanilitas dan kemurnian pada padatan, analisis menggunakan SEM untuk
mengetahui morfologi padatan, untuk mengetahui luias permukaan padatan
dengan menggunakan BET, FTIR digunakan untuk mengetahui gugus fungsi yang
terdapat pada padatan dan dilakuakan pengukuran rata-rata oksidasi dengan
menggunakan metode titrasi balik dengan potassium-permanganat.
5
Gambar 1. Difaktogram pada OMS-2 yang dilakukan pengambilan inteval waku
yang berbeda dari refluk menggunakan KMnO4 dan HCl: (a) 0,36 M,
(b) 0,72 M, (c) 0,96 M, dan (d) 1,20 M.
6
Gambar 3. Morfologi pada oms-2 menggunakan KMn04 dan HCl dengan
konsentrasi campuran 1,20 M berdasarkan waktuy yang berbeda: (a)
1 jam, (b) 3 jam, (c) 6 jam, (d) 9 jam, dan (e ) 12 jam
7
II.1.5. Karakterisasi OMS-2 menggunakan BET
Ukuran luas permukaan dan vulume mikropori OMS-2 nanowires dengan
asam anorganik.
Gambar 6. (a) volume mikropori dari OMS-2 nanowires yang disintesis dengan
asam anorganik (HCl, HNO3 dan H2SO4) dan (b) ukuran mikropori
dengan metode Saito-Foley (SF).
Tabel 1. Ukuran partikel OMS-2 nanowires dari komposisi, AOSMn, SBET dan
Volume mikropori dengan asam anorganik yang berbeda.
8
Gambar 7. Perubahan pH dari waktu ke waktu dengan metode refluks yang
menggunkan asam anorganik yang berbeda dengan KMnO4.
II.2. PEMBAHASAN
II.2.1. Karakterisasi OMS-2 menggunakan XRD pada HCl
Difaktrogram dari OMS-2 menggunakan KMnO4 dan HCl dapat dilihat pada
gambar 1 dengan variasi waktu pengambilan menggunakan metode refluks. HCl
pada konsentrasi 0,36 dan 0,72 M dengan waktu refluks sampai 7 hari,
menunjukkan indeks untuk mangan oksida oktrahedral layer (OL-1) berdasarkan
JCPDS No,440141. OL-1 Terbentuk karena berkurangnya jumlah KMnO4 oleh
H2O di media asam. HCl dengan konsentrasi 0,96 M dalam waktu satu jam
menunjukkan indeks OL-1 tetapi setelah 3 jam direfluk menunjukkan
terbentuknya padatan OMS-2 dan OL-1 (JCPDS No.44-0141). OMS -2 terbentuk
lebih murni pada waktu 6 jam sampai waktu pengambilan 7 hari. HCl pada
konsentrasi 1,2 M pada waktu satu jam refluk diperoleh padatan OL-1 dan OMS-
2 terbentuk pada waktu refluk 3 jam. Hal ini membuktikan bahwa konsentrasi
HCl mempengaruhi terbentuknya OL-1 dan OMS-2 apabila konsentrasi dinaikkan
maka mempercepat terbentuknya OMS-2 dari OL-1.
Jenis asam sangat mempenrauhi pembentukan OMS-2 berdasarkan
konsentrasi HNO3 dan H2SO4 dengan komnsentrasi 0,36 M menghasilkan padatan
OL-1 pada waktu refluk 24 jam yang ditunjukkan pada gambar 3a dan b ketika
kedua konsentrasi asam dinaikkan menjadi 0,72 M padatan yang dihasilkan yaitu
OMS-2. Konsentrasi 0,72 M merupakan konsentrasi minimum HNO3 dan H2SO4
untuk pembentukan OMS-2 konsentrasi tersebut lebih rendah dibandingkan
dengan HCl (0,9 M) hal ini dikarenakan HCl mudah tereduksi dan lebih mudah
menguap.
9
II.2.2. Karakterisasi OMS-2 menggunakan HCl pada SEM
OMS-2 terbentuk dari transformasi OL-1 dalam kondisi asam melalui
proses rekristalisasi proses transformasi padatan terlihat pada gambar 2a dengan
konsentrasi HCl 0,26 M pada waktu 1 jam morfologi OL-1 terbentuk partikel
bola. Ketika waktu refluk diperpanjang menjadi 3 jam menunjukkan hasil XRD
bahwa terbentuk padatan OMS-2 murni (gambar 1d). Namun morfologi yang
berbeda, ukuran besar dan ukuran kecil pada nanowires seperti partikel bola (OL-
1) terlihat pada gambar 2b. Pada tahap ini, OL-1 terdeteksi pada XRD, hal ini
dikarenakan jumlah dan ukuran kristal begitu kecil. Ketika waktu refluk
meningkat menjadi 6 jam menunjukkan hasil morfologi lengkap OL-1 untuk
OMS-2. Morfologi nanowires bertahan setelah menggunakan waktu refluk
meningkat menjadi 12 jam. OMS-2 dihasilkan langsung oleh pembentukan dari
OL-1 yang merupakan produk awal setengahnya yang dibentuk oleh KMn04 dan
H2O di bawah kondisi asam.
10
1. Pada insert gambar 6 menunjukkan distribusi ukuran mikropori dari OMS-2.
Pada gambar tersebut menunjukkan distribusi ukuran puncak utama pori berpusat
di 0,50 nm untuk OMS-2, yang hasilnya tidak jauh dengan ukuran berongga dari
OMS-2 (0,46 nm × 0,46 nm). Volume mikropori dari OMS-2 dengan H 2SO4 lebih
besar dari pada HNO3 dan HCl. Hasil menunjukkan bahwa jenis asam memiliki
efek yang besar pada luas permukaan dan volume mikropori dari OMS-2,
sehingga mempengaruhi ukuran partikel dari OMS-2 nanowires.
III.2. Saran
Berdasarkan jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh Feng 2016, maka
penulis menyarankan adanya aplikasi untuk menguji aktivitas OMS-2 nanowires
dan dilakukan variasi konsentrasi KMnO4 untuk sintesis OMS-2 nanowires.
11
DAFTAR PUSTAKA
Cai, J. dan Suib, S.L. 2002. Preparative Parameters and Framework Dopant
Effec in the Synthesis of Layer-Structure Birnessite by Air Oxidation.
Fernandez, B.G, 2011. Tugas Kimia Material Spektroskopi Infra Merah (FT-IR)
dan Sinar Tampak (UV-Vis). Program Studi Kimia Pascasarjana
Universitas Andalas, Padang.
Huang, H., Chen, C., Xu, L., Genuino, Martinez, Garces, H.F., Jin, L. Cecil dan
Suib, S.L., 2010. Single-step synthesis of manganese oxide octahedral
molecular sieves with large pore sizes. www.rsc.org/chemcomm.
Liu, Z. H., dan Ooi, K., 2003. Preparation and Alkali-Metal Ion
Extraction/Insertion Reactions with Nanofibrous Manganese Oxide Having
2×4 Tunnel Structure. Chem. Mater. 2003, 15, 3696-3703.
Lu, L., 2015. Xrd Analysis And Evaluation Of Iron Ores And Sinters.
12
13