Disusun Oleh :
Pembimbing :
Dr. Erlina Julianti M.Kes, Sp.THT-KL
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Usia : 9 tahun
Alamat : Cikarang
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Alloanamnesis dengan Ibu Pasien, Ny. M pada tanggal 07
November 2022 pukul 09.00 WIB di Poli THT-KL RSUD Kabupaten Bekasi.
a. Keluhan Utama
Keluar cairan dari telinga setiap bangun pagi hilang timbul sejak 1 minggu SMRS.
b. Keluhan Tambahan
Terdapat nyeri dan gatal hilang timbul pada telinga kiri
Tanda-Tanda Vital
• Tekanan Darah :-
• Nadi : 80
• Respirasi : 20
• Suhu :
36,5
• SpO2 : 99
Status Generalis
• Kepala : Normocephal, Nyeri tekan (-), Massa (-)
• Mata : Pupil bulat isokor, Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), RCL (+/+),
RCTL (+/+)
• Leher : Edem (-), Hiperemis (-), Nyeri tekan (-), Pembesaran KGB ()
• Thorax :
- Inspeksi : Bentuk normal, Pergerakan dinding dada simetris
- Palpasi : Fremitus vocal & taktil simetris
- Perkusi : Sonor pada kedua hemithorax
- Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-), Bunyi jantung I&II
regular, Murmur (-), Gallop (-)
• Abdomen :
- Inspeksi : Datar
- Auskultasi : Bising usus (+)
- Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran abdomen - Palpasi : Nyeri
tekan (-), Hepatosplenomegali (- )
• Ekstremitas :
- Ekstremitas Atas : Akral hangat, CRT<2”, Edem (- )
• Kelainan Kongenital - -
• Kelainan Kongenital - -
• Edema - -
• Hiperemis - -
• Nyeri Tekan - -
Retroaurikula • Sikatrik - -
- -
• Fistula
- -
• Fluktuasi
- -
• Kelainan Kongenital - -
• Kulit Hiperemis (- ) Hiperemis (-)
Canalis • Sekret -
Acusticus + +
• Serumen
Externus - +
• Edema - -
• Jaringan Granulasi - -
• Kolesteatoma - +
- -
TES PENDENGARAN
Pemeriksaan Auris
Dextra Sinistra
Kanan Kiri
HIDUNG
Nasal
Bagian Kelainan
• Mukosa
Tidak Tidak
Dilakukan Dilakukan
• Sekret
Rhinoskopi • Krusta
Anterior • Concha Inferior Tidak Tidak
Dilakukan Dilakukan
• Septum
• Polip/Tumor
Tidak Tidak
Dilakukan Dilakukan
• Pasase Udara
Baik Baik
• Mukosa
• Koana
Rhinoskopi • Sekret Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Posterior • Torus Tubarius
• Fossa Rossenmuller
• Adenoid
MULUT DAN OROFARING
Bagian Kelainan Keterangan
• Detritus -
• Perlengketan -
Tonsil
• Mukosa
• Epiglotis
• Kartilago Aritenoid
• Plica Ariepiglotika
Laring • Plica Vestibularis Tidak Dilakukan
• Plica Vocalis
• Rima Glotis
• Trakea
MAXILLOFACIAL
Bagian Keterangan
Bentuk
Tidak Dilakukan
Parese N. Cranialis
LEHER
Bagian Keterangan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
VI. RESUME
Pasien datang bersama Ibunya ke Poli THT dengan keluhan keluar cairan dari telinga
setiap bangun pagi sejak satu minggu SMRS. Menurut keterangan ibu pasien sebelumnya
pasien pernah mengalami hal serupa 1 bulan yang lalu dan sempat sembuh namun keluhan
muncul kembali. Keluhan pertama muncul saat telinga pasien kemasukan air ketika
berenang. Ibu pasien mengatakan setiap keluar cairan dibersihkan menggunakan cotton bud
dan baby oil. Pasien merasakan telinganya gatal dan nyeri hilang timbul. Tidak ada riwayat
demam, batuk dan pilek dalam satu bulan terakhir. Ibu pasien memberikan obat tetes yang
dibeli diapotek tetapi tidak ingat nama obatnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri
tekan tragus pada telinga kiri, tes pendengaran tidak ditemukan adanya kelainan.
Hasil pemeriksaan endoskopi ditemukan CAE Aurikula sinistra cerumen +, cairan +,
1. Otitis Eksterna
2. Jaringan granulasi
X. RENCANA PENATALAKSANAAN
• Medikamentosa :
- H2O2 3% 3 x 3 tetes AS
- Tetes telinga ofloxacin 3 mg 2 x 2 tetes AS
- Metilprednisolon 4 mg 2 x 1
• Non-Medikamentosa :
1. Edukasi orangtua pasien tentang penyakitnya
- Menjelaskan bahwa telinga tidak boleh terkena air dan tidak boleh berenang
- Menjelaskan bahwa pasien tidak boleh melakukan valsava test (menutup
hidung lalu menghembuskan napas)
- Menjelaskan bahwa tidak boleh mengorek telinga karena bisa menimbulkan
trauma
- Menjelaskan bahwa penyakit pasien bisa terjadi karena batuk pilek maka pola
makan harus teraratur dan tidak meminum es atau ciki.
2. Konsul THT
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad Bonam
2.2.3 Etiologi
Lebih dari 90% kasus otitis eksterna disebabkan oleh bakteri, paling sering adalah
pseudomonas aeruginosa (22-62%) dan staphylococcus aureus (11-34%). Jamur adalah
penyebab yang jarang dari otitis eksterna akut tetapi bisa menjadi penyebab dari otitis eksterna
kronis contoh nya aspergillus (60-90%) dan spesies Candida (10-40%). Berbagai faktor dapat
mempengaruhi pasien untuk pengembangan OE. serta infeksi virus Varicella Zoster juga dapat
menyebabkan otitis eksterna. Otitis eksterna dapat terjadi sebagai infeksi polimikrobial.
Berenang adalah salah satu faktor risiko yang paling umum, dan dapat meningkatkan risiko
lima kali lipat jika dibandingkan dengan non-perenang. Faktor risiko lainnya termasuk :
● Kelembaban
● Trauma atau perangkat eksternal (penyeka kapas, penyumbat telinga, alat bantu dengar)
● Kondisi dermatologis seperti eksim dan psoriasis
● Saluran telinga luar yang sempit
● Obstruksi saluran telinga (obstruksi serumen, benda asing)
● Radioterapi atau kemoterapi
● Pasien immunocompromised
2.2.4 Patofisiologi
Liang telinga luar ditutupi oleh folikel rambut dan kelenjar penghasil serumen.
Serumen menyediakan barrier protektif dan lingkungan asam yang menghambat
pertumbuhan bakteri dan jamur. Respons inflamasi pada otitis eksterna diakibatkan oleh
terganggunya pH normal dan faktor protektif pada liang telinga. Hal ini meliputi kerusakan
epitel, hilangnya wax yang protektif, dan peningkatan kelembaban yang menyebabkan
meningkatnya pH dan pertumbuhan bakteri.
Proses yang terlibat dalam perjalanan penyakit otitis eksterna dapat dibagi menjadi
empat kategori antara lain:
a. Obstruksi
Obstruksi seperti pada penumpukan serumen, surfer’s exostosis, liang
telinga sempit atau berliku dapat menyebabkan retensi air dan kondisi lembab.
Liang telinga yang lembab dapat menyebabkan maserasi kulit dan menyediakan
tempat berkembang biak yang baik untuk bakteri. Hal ini dapat terjadi setelah
berenang (terutama di air yang terkontaminasi), berendam, serta pada cuaca
lembab yang panas.
b. Tidak adanya serumen
Dapat terjadi sebagai akibat dari paparan air berulang kali atau
pembersihan saluran telinga yang berlebihan
c. Trauma
Trauma pada liang telinga memungkinkan invasi bakteri ke dalam kulit
yang rusak. Hal ini sering terjadi akibat upaya membersihkan telinga dengan
cotton bud, klip kertas, atau peralatan lain yang dapat dimasukkan kedalam
telinga.
d. Perubahan pH liang telinga
Setelah infeksi terbentuk, respon inflamasi terjadi dengan edema kulit.
Eksudat dan pus sering timbul pada liang telinga. Semakin berat, infeksi dapat
menyebar dan menyebabkan selulitis pada wajah atau leher. OE nekrotikans
adalah komplikasi langka yang terjadi pada orang dengan gangguan sistem imun
atau pada orang yang telah menerima radioterapi ke dasar tengkorak. Dalam
kondisi ini, bakteri menyerang struktur bawah jaringan lunak yang lebih dalam
dan menyebabkan osteomielitis tulang temporal.
Gambar 2.2.1. Patofisiologi otitis eksterna
2.2.5 Klasifikasi
Berdasarkan etiologi:
a. Bakteri
Otitis eksterna sirkumskripta, otitis eksterna difus, otitis eksterna maligna
b. Jamur
c. Virus
Herpes zoestor oticus, otitis eksterna hemoragik
Berdasarkan Onset :
a. Otitis Eksterna Akut
b. Otitis Eksterna Kronis
Berdasarkan Lesi :
a. Otitis Eksterna Sirkumskripta
b. Otitis Eksterna Difusa
c. Otitis Eksterna Maligna
a. Berdasarkan Onset :
Gejala: rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan ukuran besarnya bisul. Hal ini
disebabkan kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya, sehingga
rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul spontan
pada waktu membuka mulut atau mengunyah (gerak sendi temporomandibula).
Jika furunkel besar dan menyumbat liang telinga akan terdapat juga gangguan
pedengaran. Kelenjar getah bening (KGB) periaurikuler (anterior, posterior, inferior)
mungkin membesar dan terasa nyeri.
Pemeriksaan: timbul rasa nyeri jika daun telinga ditarik kearah lokasi furunkel. Pada
pemeriksaan liang telinga tampak pembengkakan atau bisul pada liang telinga.
Peradangan difus kulit liang telinga yang dapat meluas ke daun telinga maupun
ke lapisan luar membran timpani. Sering didapati di daerah yang udaranya panas dan
lembab, serta pada perenang (swimmer’s ear). Keringat yang banyak dapat mengubah
pH liang telinga menjadi basa sehingga kuman lebih mudah tumbuh.
Etiologi: kuman penyebab yang sering adalah Staphylococcus aureus dan golongan
Pseudomonas. Kuman lain yang dianggap sebagai penyebab ialah Staphylococcus
albus, Escherichia coli, Bacillus proteus, dll. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi
sekunder dari otitis media supuratif kronis.
Gejala: nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang KGB regional
membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung
lendir (musin) seperti sekret yang keluar dari cavum timpani pada otitis media.
Pemeriksaan: tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema batas tidak jelas
- Otitis Eksterna Maligna
Gambar 2.2.4 OE Malignan dengan tulang terbuka di dasar saluran pendengaran eksternal
Otitis eksterna maligna (necrotizing) adalah infeksi destruktif pada saluran pendengaran
eksternal dengan perikondritis invasif dan osteomielitis dari dasar tengkorak lateral
Faktor risiko: biasanya terjadi pada orang tua dengan penyakit diabetes mellitus
(karena pH serumennya lebih tinggi dibandingkan non diabetes). Kondisi ini
menyebabkan penderita diabetes lebih mudah terjadi otitis eksterna. Akibat adanya
faktor immunocompromised dan mikroangiopati, otitis eksterna berlanjut menjadi otitis
eksterna maligna.
Gejala: rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat diikuti oleh nyeri, sekret yang
banyak serta pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri tersebut akan semakin
hebat, liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang cepat tumbuhnya. Saraf fasial
dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis atau paralisis fasial.
- Otitis Eksterna Jamur (Otomikosis)
2.2.6 Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium rutin dan/atau kultur liang telinga tidak diperlukan atau
diindikasikan untuk kasus tanpa komplikasi. Namun, kultur direkomendasikan untuk kasus
otitis eksterna yang rekuren atau resisten, terutama pada pasien dengan gangguan sistem imun.
Untuk pasien dengan gejala berat, tes glukosa darah dan human immunodeficiency virus(HIV)
dapat dipertimbangkan.
Dokter harus membuat diagnosis banding yang luas ketika pasien datang dengan nyeri telinga
dan/atau kotoran telinga. Pada anak-anak, penting untuk mempertimbangkan otitis media
dengan drainase telinga dari membran timpani yang pecah sebagai bagian dari diagnosis
banding. Karena mungkin sulit untuk membedakan OE dari otitis media dengan perforasi..
Kondisi lain yang dapat menyerupai OE meliputi:
● Otitis media akut
● Dermatitis kontak pada liang telinga
● Psoriasis
● Furunculosis
● Herpes zooster oticus (Ramsey Hunt Syndrome)
● Temporomandibular Joint (TMJ) Syndrome
● Ca liang telinga
2.9 Tatalaksana
● Otomikosis
Infeksi jamur ringan biasanya dapat diobati dengan larutan asam asetat, sedangkan
kasus yang lebih parah mungkin harus diobati dengan agen antijamur topikal, seperti
klotrimazol 1%.
Tabel 2.2 Obat Tetes Telinga
2.10 Komplikasi
Otitis eksterna akut dapat berkembang menjadi otitis eksterna kronis dan proses infeksi dapat
menyebabkan stenosis liang telinga. Infeksi dapat menyebar di sepanjang celah Santorini ke
kelenjar parotis, jaringan lunak periaurikular, dan sendi temporomandibular. Penyebaran infeksi
di sepanjang dasar tengkorak dapat menyebabkan kerusakan telinga bagian dalam, defisit saraf
kranial, trombosis sinus vena, meningitis, dan abses otak.
2.11 Prognosis
Sebagian besar kasus otitis eksterna sembuh tanpa penyulit. Pasien yang diobati dengan
antibiotik/steroid dapat membaik selama kurang lebih 6 hari setelah pengobatan dimulai. Perlu
dilakukan evaluasi kembali jika kondisi tidak membaik. Otitis eksterna biasanya sembuh
sepenuhnya dalam 7 – 10 hari. Pada beberapa pasien dengan gejala nyeri hebat, nyeri biasanya
membaik 2 – 5 hari setelah terapi analgetik. Dalam sebagian besar kasus, OE akan sembuh
secara spontan pada periode akut. Ada potensi gangguan pendengaran dan stenosis kanal dari
peradangan kronis, yang dapat terjadi dengan satu episode OE akut.
Daftar Pustaka
1. Dhingra, P & Dhingra S. 2018. Diseases of Ear Nose and Throat & Head and Neck
Surgery. 7th Edition. New Delhi: RELX India Pvt. Ltd.
2. Medina-Blasini Y, Sharman T. 2021 Aug 7. Otitis Externa. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021
3. Hinther A. 2016 Apr 23. Acute Otitis Externa: Pathogenesis and clinical findings. In:
The Calgary Guide to Understanding Disease.
4. Waltzman A. 2020. Otitis Externa. In: Medscape.
5. Rossenfeld et al. 2014. Guideline Clinical Practice Guidelines : Acute Otitis Externa.
Vo. 150 (IS)SI-S24 AAO-HNS Foundation
6. Wegard S. Berner R. Schneider A. 2019. Otitis Eksterna – Investigetion and Evidence
Based Treatrment. Dstch Arztebi Int:116:224-34
7. Trevino G, Moreno K. 2017. Otitis Externa: And Update. Ann Otolaryngol Rhinol. 4(8):
1195
8. Ariel A. 2022. Otitis Externa Guidelines. Medscape