Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN LINGKUNGAN BERBASIS SEKOLAH DI TINGKAT SD

(Upaya Membangun Green School melalui penanaman Karakter Dan Kesadaran


Lingkungan Hidup Berkelanjutan Di Sekolah)

Rachmat Rasyad
Email : rachmat.elrasyid@gmail.com

ABSTRAK

Manajemen lingkungan berbasis sekolah di tingkat SD merupakan suatu sistem yang


perlu dilakukan dalam upaya membangun karakter dan kesadaran lingkungan hidup
berkelanjutan di sekolah. Proses manajemen ini terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengintegrasikan proses manajemen lingkungan kedalam stakeholder sekolah di
tingkat SD. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan metode studi
dokumen. Hasil penelitian bahwa manajemen lingkungan berbasis sekolah dasar
dapat diintegerasikan kepada stakeholder sekolah dalam rangka menciptakan green
school.
Kata kunci : Manajemen Lingkungan Berbasis Sekolah, Character Building, Green
School

PENDAHULUAN pun membutuhkan kebutuhan hidup


Menghadapi era globalisasi dan manusia seperti sandang, pangan,
modernisasi yang terus berkembang papan, layanan pendidikan kesehatan,
membuat dunia dihadapkan pada transportasi, keamanan, dan
kondisi yang kritis dan mencemaskan. sebagainya untuk memenuhi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan dan kehidupan.
teknologi, industri yang begitu Permasalahan lingkungan hidup
dahsyat telah mampu merubah muncul seperti pemanasan global,
kondisi bumi yang dihuni oleh perubahan iklim, menipisnya lapisan
manusia. Diiringi dengan ozon, hujan asam, menurunnya
pertambahan penduduk manusia yang keanekaragaman hayati, kerusakan
tinggi secara global dari 3,8 milyar di hutan, masalah perairan internasional
tahun 1950 menjadi 6,1 milyar pada dan lain sebagainya. Masalah
taun 1999 kemudian menjadi sekitar lingkungan hidup semakin parah
(mendekati) 8 milyar di tahun 2017 dengan adanya sikap manusia yang
yang secara teori dengan tidak bertanggung jawab, serakah,
pertambahan penduduk yang tinggi ini merusak dan mengeksploitasi alam

PEDAGOGIK Vol. V, No. 1, Februari 2017


93
lingkungan membuat semakin lingkungan disekolahnya sehinga
menurun dan kritis kualitas dapat terwujudnya sekolah hijau.
lingkungan hidup. Dalam rangka
upaya menjaga kualitas mutu dan METODE PENELITIAN
kualitas alam lingkungan ini perlu Penelitian ini menggunakan Library
dibarengi kesadaran, pengetahuan, research (penelitian kepustakaan).
sikap, keterampilan, kemampuan dan Menurut Hasan (2002:11) library
partisipasi individu manusia melalui research (penelitian kepustakaan)
lembaga formal di tingkat pendidikan yaitu penelitian yang dilaksanakan
sekolah dasar sejak dini dalam upaya menggunakan literatur (kepustakaan),
membangun karakter dan kesadaran baik berupa buku, catatan, maupun
lingkungan hidup berkelanjutan yang laporan hasil penelitian dari penelitian
ditanamkan sejak usia dini. terdahulu. Sumber data dari
Sekolah Dasar merupakan sekolah penelitian ini adalah dokumen atau
tingkat dasar yang sangat penting studi dokumen. Studi dokumen yaitu
dalam menanamkan nilai-nilai budaya mencari data mengenai hal-hal atau
lingkungan hidup ditingkat sekolah variabel yang berupa catatan atau
usia dasar, jika sejak dini anak-anak transkip, buku, surat kabar, majalah,
usia dasar sudah terbentuk kesadaran prasasti, notulen rapat, agenda dan
akan lingkungannya maka budaya dan sebagainya (Arikunto, 2010:275)
karakter akan kesadaran lingkungan
akan terbentuk. PEMBAHASAN
Dengan adanya otonomi sekolah KONSEP MANAJEMEN LINGKUNGAN
dalam rangka peningkatan mutu BERBASIS SEKOLAH
sekolah, yang melalui otonomi ini
pihak sekolah diberikan kewenangan Manajemen menurut G.R. Terry
dalam mengelola kegiatan pendidikan adalah suatu proses atau kerangka
sekolah perlunya upaya dalam kerja, yang melibatkan bimbingan
menciptakan lingkungan sekolah yang atau pengarahan suatu kelompok
hijau melalui upaya penanaman orang-orang kearah tujuan-tujuan
karakter dan kesadaran lingkungan organisasional atau maksud-maksud
terhadap stakeholder sekolah yang nyata.
terkhusus tenaga pendidik Pengelolaan dimaknai dari dua sudut
kependidikan maupun peserta didik. pandang yakni proses dan komponen
Otonomi sekolah juga dapat diartikan manajemen sekolah. Sebagai proses,
sebagai pemberian kewenangan yang manajemen sekolah berbentuk sistem
lebih mandiri pada sekolah yang yang komponennya meliputi
mengandung makna swakarsa, perencanaan, pengorganisasian,
swakarya, swadana, swakelola, dan pelaksanaan, dan pengawasan.
swasembada. Dengan otonomi Ditinjau dari komponennya,
sekolah ini pihak sekolah diharapkan manajemen sekolah meliputi :
dapat memprioritaskan budaya peduli

PEDAGOGIK Vol. V, No. 1, Februari 2017


94
(1) kurikulum dan pembelajaran, Manajemen berbasis sekolah (MBS)
(2) peserta didik, dapat didefinisikan sebagai
(3) pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan sumberdaya yang
(4) pembiayaan, dilakukan secara mandiri oleh sekolah,
(5) sarana dan prasarana, dengan mengikutsertakan semua
(6) hubungan sekolah dan masyarakat, kelompok kepentingan yang terkait
(7) budaya dan lingkungan sekolah; dengan sekolah dalam pengambilan
keputusan, untuk mencapai tujuan
Robbins dan Coulter menyebutkan peningkatan mutu sekolah.
bahwa fungsi-fungsi manajemen Manajemen lingkungan berbasis
adalah perencanaan, sekolah (MLBS) disini dimaksudkan
pengorganisasian, kepemimpinan, dan sebagai pengelolaan sumberdaya yang
pengawasan. dilakukan oleh pihak sekolah dalam
upaya menciptakan lingkungan
· 1. Perencanaan sekolah yang hijau dengan
Mencakup pendefinisian tujuan, menanamkan nilai-nilai dan karakter
penetapan strategi, dan kesadaran lingkungan hidup
mengembangkan rencana untuk berkelanjutan dengan
mengkoordinasikan kegiatan- mengikutsertkan stakeholder terkait
kegiatan. untuk mencapai tujuan peningkatan
mutu sekolah.
· 2. Pengorganisasian Dalam melakukan manajemen
adalah menentukan tugas apa saja lingkungan berbasis sekolah ada 4
yang dikerjakan, siapa yang komponen program yang menjadi
mengerjakan, bagaimana tugas-tugas satu kesatuan dalam membentuk
dikelompokkan, siapa melapor kepada sekolah hijau, keempat komponen
siapa, dan pada tingkat mana tersebut yaitu:
keputusan harus dibuat.
A. Kebijakan Berwawasan
Lingkungan.
· 3. Kepemimpinan
B. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis
meliputi kegiatan-kegiatan
Lingkungan.
memotivasi bawahan, mengarahkan,
C. Kegiatan Lingkungan Berbasis
menyeleksi saluran komunikasi yang
Partisipatif.
paling efektif, dan memecahkan
D. Pengelolaan Sarana Pendukung
konflik.
Ramah Lingkungan.
· 4. Pengawasan
Unsur-unsur penting yang terkandung
meliputi pemantauan kegiatan-
kegiatan untuk memastikan bahwa dalam proses Manajemen Lingkungan
semua orang mencapai apa yang telah Berbasis Sekolah meliputi 4 hal yaitu:
direncanakan dan mengkoreksi
penyimpangan-penyimpangan yang
ada. 1. Perencanaan

PEDAGOGIK Vol. V, No. 1, Februari 2017


95
Perencanaan adalah proses deskripsi tugas dan wewenang
menetapkan tujuan, kegiatan, orang-orang yang terlibat dalam
sumber daya, waktu, tempat dan kegiatan komponen manajemen
prosedur penyelenggaraan sekolah tertentu sehingga
komponen manajemen berbasis terbentuk kesatuan tugas dan
sekolah. Syarat-syarat struktur organisasi yang jelas
perencanaan dalam manajemen dalam upaya pencapaian tujuan
sekolah meliputi: (1) tujuan yang peningkatan mutu sekolah.
jelas, (2) sederhana, (3) realistis, Memilih orang-orang yang
(4) praktis, (5) terinci, (6) fleksibel, dilibatkan dalam kegiatan tertentu
(7) menyeluruh, dan (8) efektif dan mempertimbangkan karakteristik
efisien. Perencanaan dalam dan latar belakang yang
menuju sekolah hijau dengan bersangkutan, antara lain:
membentuk karakter dan karakteristik fisik dan psikis (minat,
kesadaran lingkungan kemampuan, emosi, kecerdasan,
berkelanjutan harus di lakukan dan kepribadian); serta latar
sejak awal tahun pembelajaran, hal belakang (pendidikan,
ini di lakukan dengan membuat visi pengalaman, dan jabatan
misi yang berbasis lingkungan sebelumnya). Membentuk
dengan mengeluarkan kebijakan hubungan kerja menjadi satu
berwawasan lingkungan dan dapat kesatuan berarti bahwa
juga membuat jargon sekolah penempatan orang-orang dalam
seperti “Sekolah Bersih, Sekolah kegiatan tertentu dibentuk berupa
Sehat, Sekolah Hijau” kepada susunan dan atau struktur
stakeholder sekolah khususnya organisasi, lengkap dengan
pendidik, tenaga kependidikan dan deskripsi tugas dan wewenangnya.
peserta didik. Dalam mengorganisasikan sekolah
Dalam membuat perencanaan menuju kurikulum berbasis
kebijakan berwawasan lingkungan lingkungan ada 2 standar yang
ada 2 standar yang perlu harus dipersiapkan, yaitu: 1.
diperhatikan: 1. Kurikulum sekolah Tenaga pendidik yang memiliki
yang memuat kebijakan upaya kompetensi dalam
perlindungan dan pengelolaan mengembangkan kegiatan
lingkungan hidup, 2. Rencana pembelajaran lingkungan hidup, 2.
Kegiatan dan Anggaran Sekolah Peserta didik melakukan kegiatan
(RKAS) memuat program dalam pembelajaran tentang
upaya perlindungan dan perlindungan dan pengelolaan
pengelolaan lingkungan hidup. lingkungan hidup.

2. Pengorganisasian
3. Pelaksanaan
Pengorganisasian adalah proses Pelaksanaan berarti implementasi
kegiatan memilih, membentuk dari perencanaan dan
hubungan kerja, menyusun pengorganisasian yang telah

PEDAGOGIK Vol. V, No. 1, Februari 2017


96
disusun. Dalam pelaksanaan perlu yang telah ditetapkan dengan hasil
diberikan motivasi, supervisi, dan pelaksanaan kegiatan. Pengawasan
pemantauan. Pemberian motivasi berguna untuk mengukur
merupakan upaya mendorong keberhasilan dan penyimpangan,
pendidik dan tenaga kependidikan memberikan laporan dan
di sekolah agar selalu menerapkan sistem umpan balik
meningkatkan mutu kegiatan yang bagi keseluruhan kegiatan
menjadi tugas dan komponen manajemen sekolah.
tanggungjawabnya. Supervisi yaitu Pengawasan meliputi kegiatan
pemberian bantuan perbaikan dan evaluasi, pelaporan, dan tindak
pengembangan kegiatan lanjut hasil pengawasan. Kegiatan
implementasi komponen pengawasan juga didasarkan atas
manajemen sekolah agar lebih kegiatan pemberian motivasi,
efektif dan efisien dalam mencapai pengarahan, supervisi, dan
tujuan peningkatan mutu sekolah. pemantauan.
Supervisi meliputi supervisi
manajerial dan akademik, yang MEMBANGUN KARAKTER
dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan oleh kepala
sekolah, atasan dan pemangku Dari segi bahasa, membangun
kepentingan lainnya. Pemantauan karakter (Character building) terdiri
dilakukan oleh kepala sekolah, dari dua kata yakni Membangun (to
atasan, dan pemangku buid) dan karakter (character).
kepentingan lainnya secara teratur Adapun artinya "Membangun"
dan berkesinambungan untuk bersifat memperbaiki, membina,
menilai efisiensi, efektifitas, dan mendirikan, mengadakan sesuatu.
akuntabilitas penyelenggaraan Sedangkan "Karakter" adalah tabiat,
komponen manajemen sekolah. watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak
atau budi pekerti yang membedakan
Dalam pelaksanaan kegiatan
seseorang dari yang lain. Dalam
lingkungan berbasis partisipatif ada
konteks membangun karakter dan
2 standar yaitu: 1. Melaksanakan
kesadaran lingkungan yaitu suatu
kegiatan perlindungan dan
proses atau usaha yang dilakukan
pengelolaan lingkungan hidup yang
untuk membina, memperbaiki dan
terencana bagi warga sekolah, 2.
atau membentuk tabiat, watak, sifat
Menjalin kemitraan dalam rangka
kejiwaan, akhlak mulia, insan manusia
perlindungan dan pengelolaan
sehingga menunjukan perangai dan
lingkungan hidup dengan berbagai
tingkah laku yang berorientasi pada
pihak/stakeholder.
kesadaran lingkungan berkelanjutan
yang bertanggung jawab.
4. Pengawasan Upaya-upaya yang dilakukan dalam
Pengawasan diartikan sebagai merawat lingkungan sekolah dengan
proses kegiatan untuk menjaga keamanan, kenyamanan,
membandingkan antara standar ketertiban, kebersihan dan kesehatan

PEDAGOGIK Vol. V, No. 1, Februari 2017


97
lingkungan sekolah dengan melakukan kualias hidup manusia dalam arti yang
pembiasaan-bembiasaan baik yang luas. Pendidikan lingkungan hidup
dilakukan stakeholder sekolah. dapat mempengaruhi peserta didik,
Sebagai contoh pembiasaan yaitu diantaranya:
dengan membiasakan penggunaan
1. Aspek Kognitif
sumberdaya sekolah (listrik, air,
Pendidikan lingkungan mempunyai
telepon dsb) secara efektif melalui
fungsi terhadap kognitif yakni untuk
berbagai kampanye kreatif dari dan
meningkatkan pemahaman terhadap
oleh para siswa, membangun budaya
permasalahan lingkungan
peserta didik unutk selalu menjaga
kependudukan, selain itu
kebersihan di bangku masing-masing
meningkatkan daya ingat, penerapan,
sebagai bentuk tanggung jawab
analisis, sintesis dan evaluasi terhadap
individu maupun kebersihan kelas dan
kondisi yang terjadi dalam lingkungan
lingkungan sebagai bentuk tanggung
sekitarnya.
jawab bersama, peserta didik
melaksanakan piket kebersihan secara 2. Aspek Afektif
beregu dan bergantian regu, menjaga Pendidikan lingkungan hidup
dan merawat tanaman di lingkungan berfungsi juga dalam aspek afektif,
sekolah bergilir antar kelas. yakni dapat meningkatkan
Dalam membangun karakter peduli penerimaan, penilaian,
lingkungan di sekolah terdapat mata pengorganisasian dan karakteristik
pelajaran PKLH/PLH. Pendidikan kepribadian dalam menata kehidupan
kependudukan dan lingkungan hidup dalam keselarasan dengan alam.
(PKLH) merupakan suatu program Sehingga, adanya penataan terhadap
yang dicetuskan oleh pemerintah kependudukan dilingkungan
dalam rangka proses penanaman hidupnya.
kesadaran masyarakat terhadap 3. Aspek Psikomotor
lingkungan. Pada dasarnya terdapat Dalam aspek psikomotor, fungsi
dua program pendidikan dari PKLH Pendidikan Lingkungan Hidup cukup
yaitu 1. Pendidikan kependudukan berperan dalam peniruan, manipulasi,
meletakkan sasaran utamanya pada ketetapan, artikulasi, dan
perubahan sikap dan prilaku pada pengalamiahan dalam tentang
masalah reproduksi dan persebaran lingkungan yang ada disekitar kita,
penduduk secara rasional dan dalam upaya meningkatkan hasanah
bertanggung jawab, 2. Pendidikan kebudayaan.
lingkungan hidup meletakkan sasaran
utamanya pada upaya perubahan 4. Aspek Minat
sikap dan perilaku pada masalah Dalam aspek terakhir ini juga, fungsi
pengelolaan sumber daya alam secara dari pendidikan lingkungan terhadap
rasional dan bertanggung jawab. kependudukan, yang dalam hal ini
Namun sasaran dari pendidikan adalah penduduknya meningkat
kependudukan dan lingkungan hidup dalam minat yang tumbuh dalam
sama yaitu tercapainya peningkatan dirinya. Minat tersebut, digunakan

PEDAGOGIK Vol. V, No. 1, Februari 2017


98
untuk meningkatkan usaha dalam stakeholder sekolah dalam rangka
menumbuhkan kesuksesan yang ada. menciptakan green school. Karakter
dan kesadaran lingkungan dapat
SIMPULAN dilakukan dengan pembiasaan-
pembiasaan sadar lingkungan melalui
Hasil penelitian bahwa manajemen manajemen lingkungan berbasis
lingkungan berbasis sekolah dasar sekolah.
dapat diintegerasikan kepada

*Rachmat Rasyad adalah Dosen Pgsd Universitas Islam “45” Bekasi

DAFTAR PUSTAKA

Otto Soemarwoto. 1983. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Ed., ke 10.
Jakarta: Djambatan 2004

Mohamad Soerjani dkk. 2006. LINGKUNGAN HIDUP: Pendidikan, Pengelolaan


Lingkungan dan Kelangsungan Pembangunan. Ed., ke 2. Jakarta: IPPL 2007

Stephen P. Robbins & Mary Coulter. 2009. Manajemen. 10th Edition, Pearson
Education.

Barlia, Lily. 2008. Teori Pembelajaran Lingkungan Hidup di Sekolah Dasar.


Subang: Royyan Press.

Moh. Nazir, Ph.D 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta

Kementerian Lingkungan Hidup dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


2012. Panduan Adiwiyata sekolah peduli dan berbudaya lingkungan

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, 2013. Manajemen Berbasis sekolah di


Sekolah Dasar

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta. Depdiknas

Undang-Undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2009. Tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta. KemenLH

PEDAGOGIK Vol. V, No. 1, Februari 2017


99

Anda mungkin juga menyukai