Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah Pendapatan Nasional ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
Memahami Tasawuf Dalam Islam ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Memahami Tasawuf Dalam
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Memahami Tasawuf
A. Kesimpulan
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah tasawuf muncul dalam dunia islam sekitar abad kedua hijriah. Istilah tasawuf
belum dikenal pada masa Nabi Muhammad saw dan sahabat – sahabatnya. Cikal bakal
lahirnya tasawufadalah sikap dan perulaku muslim yang senantiasa menghindari kemewahan
dalam kehidupan dunia (zahid) dan senantiasa tekun beribadah. Inti dari tasawuf adalah
pendidikan akhlak memerangi hawa nafsu dan membersihkan hati agar semakin dekat dengan
Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Memahami Tasawuf
1. Pengertian Tasawuf
Tasawuf adalah salah satu cabang ilmu yang menekankan dimensi atau aspek rohani.
1) Berasal dari kata al – suffah (ahlu as – suffah) berati orang yang ikut pindah dengan
2) Berasal dari kata saf berarti barisan. Makna “saf” itu dinisbahkan kepada orang - orang
3) Berasal dari kata safa berarti nama bagi orang – orang yang “bersih” atau “suci”,
maksudnya adalah orang – orang yang menyucikan dirinya di hadapan Tuhan-Nya dengan
cara beribadah.
kata hikmah (kebijaksanaan).
5) Berasal dari kata suffah, berarti nama suatu ruang didekat Masjid Madinah tempat Nabi
6) Berasal dari kata saufanah yaitu sebangsa buah – buahan kecil berbulu yang banyak
tumbuh dipadang pasir tanah Arab dan pakaian kaum sufi berbulu seperti buah pula, dalam
kesederhanaannya.
7) Berasal dari kata suf artinya bulu domba yang biasanya menjadi bahan wol dan dipakai
8) Menurut Dr. Zaki Mubarak dalam kitabnya At-Tasawuwuful Islami fil Adab wal
Aklhlaq, bahwa perkataan tasawuf (sufi) itu mungkin berasal dari kata suffiah yang telah
dikenal sebelum Islam sebagai gelar dari seorang anak bangsa Arab yang saleh dan selalu
mengesingkan diri didekat Kakbah guna mendekati Tuhannya diantaranya Ghaus bin Murr.
Dari segi kebahasaan, dapat dipahami bahwa tasawuf adalah sikap mental yang selalu
1) Abdur Qadir Isa berpendapat, tasawuf adalah penjernihan hati dari kotoran materi dan
pondasinya adalah hubungan manusia dengan Sang Pencipta (Allah SWT.). Hati dan
interaksinya murni hanya untuk Allah sehingga Allah memberinya karamah. Orangnya
disebut sufi.
pembersihan jiwa, perbaikan budi pekerti, serta membangun lahir batin untuk memperoleh
tasawuf sebagai keberadaan bersama Allah SWT. tanpa adanya pengahalang. Tasawuf
berfungsi untuk membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang, menekan sifat
kemanusiaan (basyariyah), menjauhi hawa nafsu, dan memberikan tempat untuk sifat
kerohanian.
5) Abu Hasan asy-Syadzii mengatakan tasawuf adalah melatih jiwa untuk tekun beribadah
6) Abu Hamzah memberikan penjelasan tentang ciri ahli tasawuf, “Tanda sufi yang benar
adalah berpikir setelah dia kaya, merendahkan diri setelah dia bermegah – megah,
menyembunyikan diri setelah dia terkenal dan tanda sufi palsu adalah kaya setelah dia fakir,
bermegah – megah setelah dia hina dan tersohor setelah dia bersembunyi.
2. Asal Usul Tasawuf
Tasawuf sudah muncul semenjak agama Islam dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
Fakta yang menunjukan adalah ketika sebelum beliau diutus menjadi rasul, beliau talah
bertahanus di Gua Hira untuk mencari ketenangan. Perilaku mengasingkan diri dan
menyucikan hati dari godaan serta mencari hakikat kebenaran merupakan tanda ketasawufan.
Menurut Harum Nasution, tasawuf muncul dalam Islam sesudah umat Islam mempunyai
kontak dengan agama Kristen, filsafat Yunani, serta agama Hindu dan Buddha. Itu sebabnya,
muncul anggapan bahwa aliran tasawuf lahir atas pengaruh dari luar. Namun bila ditelusuri,
justru banyak ayat dan hadist serta perilaku Rasulullah saw. yang sama dengan nilai – nilai
yang ada dalam tasawuf. Contohnya, anjuran untuk berbuat baik dan senantiasamenyucikan
diri. Orang yang menjalankan nilai – nilai tersebut secara istiqamah dalam hidupnya disebut
sufi.
Ada yang mengatakan bahwa pengaruh tasawuf datang dari rahib – rahib Kristen yang
mengasingkan diri untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan di gurun pasir
Arabia.
Pengaruh filsafat Yunani dikatakan berasal dari pemikiran mistik Pythagoras. Dalam
filsafatnya, roh manusia adalah suci dan berasal dari tempat yang suci, kemudian turun ke
dunia materi dan masuk ke dalam tubuh manusia yang bernafsu. Roh yang pada mulanya suci
itu menjadi tidak suci dan karena itu tidak dapat kembali ke tempatnya semula yang suci.
Untuk itu ia harus menyucikan diri dengan memusatkan perhatian pada filsafat serta ilmu
Filsafat sufi juga menjelaskan bahwa roh yang masuk ke dalam janin di kandungan
ibu berasal dari alam rohani yang suci, kemudian dipengaruhi oleh hawa nafsu yang terdapat
dalam tubuh manusia. Untuk dapat bertemu dengan Tuhan Yang Mahasuci, roh yang telah
Kita perlu mencatat, agama Hindu dan Buddha, filsafat Yunani dan agama Kristen
datang lama sebelum Islam. Bahwa yang kemudian datang dipengaruhi oleh yang datang
terdahulu adalah suatu kemungkinan. Tapi pendapat serupa ini memerlukan bukti – bukti
historis.
Hakikat tasawuf kita adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam ajaran Islam,
Tuhan memang dekat sekali dengan manusia. Dekatnya Tuhan kepada manusia disebut dalam
Q.S Al – Baqarah ayat 186 yang mengatakan “ Dan apabila hamba – hamba-Ku bertanya
kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan
Didalam ilmu tasawuf terdapat beberapa istilah yang merupakan jalan atau cara yang
ditempuh seseorang untuk sampai ke tingkat menyatu dengan Tuhan yang disebut maqamat.
Secara harfiah maqamat berasal dari kata bahasa Arab yang berarti tempat orang berdiri atau
pangkal mulia. Istilah ini selanjutnya digunakan untuk arti sebagai jalan panjang harus
ditempuh oleh seorang sufi untuk berada dekat dengan Allah. Dalam bahasa Inggris maqamat
a. Tobat
Tahapan awal yang harus dilewati sufi adalah tobat. Tobat adalah meminta ampun
yang tidak membawa kembali ke dosa yang pernah dilakukannya. Tobat dalam dunia tasawuf
b. Zuhud
Zuhud adalah meninggalkan dunia dan kehidupan materi. Kehidupan dunia dipandang
hanya sebagai alat untuk merealisasikan tujuan yang hakiki, yaitu dekat kepada Allah SWT.
Zuhud merupakan tahapan pemantapan tobat yang telah dilaluinya pada tahapan pertama.
Zuhud termasuk salah satu ajaran agama yang sangat penting dalam rangka mengendalikan
diri dari pengaruh kehidupan dunia. Orang yang zuhud lebih mengutamakan atau mengejar
kebahagian hidup di akhirat yang kekal dan abadi daripada mengejar kehidupan dunia yang
c. Wara’
Setelah selesai dari zuhud, calon sufi memasuki tahapan wara’. Secara harfiah, al-
wara’ artinya saleh, menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Kata ini selanjutnya mengandung
arti menjauhi hal-hal yang tidak baik. Dalam pengertian sufi al-wara adalah meninggalkan
segala hal yang di dalamnya terdapat keragu-raguan antara halal dan haram (syubhat).
d. Fakir
Setelah melewati wara’, seorang sufi akan meningkatkan kualitas ketasawufannya
dengan berakhlak kefakiran. Secara harfiah, fakir biasanya diartikan sebagai orang yang
bersahaja atau orang miskin. Sedangkan dalam pandangan sufi, fakir adalah bersyukur
dengan apa yang ada pada diri kita, tidak meminta rezeki kecuali hanya untuk dapat
e. Sabar
Selanjutnya seorang sufi akan memasuki tahapan sabar. Menurut Zun al-Nun al-
Mishry, sabar artinya menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan kehendak
Allah, tetap tenang ketika mendapat cobaan, dan menampakkan sikap cukup walaupun
sebenarnya berada dalam kefakiran. Di kalangan para sufi, sabar di maknai dengan sabar
dalam menjalankan perintah-perintah Allah SWT, dan menjauhi segala larangan-Nya, serta
sabar dalam menerima segala cobaan yang dilimpahkan pada diri kita.
f. Tawakal
Setelah melewati tahapan kesabaran, seorang ahli sufi memasuki tahapan tawakal.
Tawakal adalah menyerahkan diri kepada qada dan keputusan Allah SWT. Jika mendapatkan
pemberian, maka berterima kasih. Jika tidak mendapatkan apa-apa, maka bersikap sabar dan
g. Kerelaan
Tahapan selanjutnya adalah rida atau rela, yaitu sikap dan perilaku tidak menentang
terhadap qada dan qadar Allah melainkan menerima dengan senang hati sekecil apapun
nikmat yang diberikan oleh Allah, dan ikhlas menerima dan menghadapi sebesar apa pun
h. Mahabbah
Pada tahapan rida seorang sufi telah dekat Tuhan, dan rasa cinta yang begitu kuat
tanpa reserve (penyerahan diri secara total), serta pengosongan hati dari segala sesuatu
kecuali yang dikasihi, yaitu Allah. Sufi yang terkenal dalam mahabbah ini adalah Rabiah al-
adwaiyah (713-801 H) dari basrah, Irak. Pada tahapan ini melalui cinta yang menggelora
kepada Tuhan akan di balas oleh Tuhan dan dapat melihat Tuhan dengan mata hatinya.
i. Makrifah
Pada tahapan makrifah ini, tabiin yang memindahkan dirinya dengan Tuhan telah
terbuka. Makrifah berarti mengetahuin Tuhan dari dekat, sehingga hati semakin dekat melihat
Tuhan, tetapi ia belum puas dengan berhadapan. Sufi dalam tahapan ini ingin lebih dekat lagi,
bahkan ingin bersatu dengan Tuhan dan menjadikannya sebagai perantaraan hati sanubari.
Yaitu keinginan kaum sufi lebih dekat lagi dengan Tuhan bahakan bersatu dengan
perasaan atau kesadaran tentang adanya tubuh kasar manusia. Penghancuran dalam istilah
k. Al-Ittihad
Tuhan. Dengan hancurnya kesadaran diri (fana an nafs) yaitu kalam wujud jasmaniahnya
tidak ada atau tidak disadarinya lagi, maka yang akan tinggal adalah wujud rohaniahnya, dan
pada saat itulah ia dapat bersatu dengan Tuhan. Jadi tingkat ittihad yaitu satu tingkatan
tasawuf ketika seorang sufi telah merasa dirinya bersatu dengan Tuhan. Disinilah sufi telah
mencapai tujuan akhirnya sampai kepada Tuhan, bahkan bersatu dengan Tuhan. Dalam
ittidah yang dapat dilihat hanya satu wujud,tetapi sebenarnya ada dua wujud yang terpisah
karena yang dilihat dan dirasakan hanya satu wujud, maka dalam ittihad bisa terjadi
pertukaran peran antara yang mencintai dengan yang dicintai atau antara sufi dengan Tuhan.
Perbedaan ini terjadi karena masing-masing ahli sufi memiliki pengalaman rohani yang
Berikut beberapa tentang jalan atau cara yang dilalui para sufi.
1) Abu Bakar Muhammad al-Kalabadi menyebutkan bahwa maqamat-maqamat
yang harus dilalui oleh para sufi melalui tahapan-tahapan berturut-turut adalah tobat, zuhud,
tahapan berturut-turut, yakni tobat, wara’, zuhud, kefakiran, sabar, tawakal, dan kerelaan.
3) Al Gazali dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” menyebutkan maqamat itu ada delapan
berturut-turut, yaitu tobat, sabar, kefakiran, zuhud, tawakal, mahabbah, makrifat, dan
kerelaan.
4) Al-Kalabadzhi, pengarang tasawuf periode awal melalui bukunya yang terkenal “Bahr
tobat, zuhud, sabar, kefakiran, rendah hati, tawakal, kerelaan, mahabbah, dan makrifat.
Risalat” belakangan dikenal sebagai “Risalat al-Qusyairi”, kitab ini sangat berpengaruh
dalam bidang tasawuf dan dijadikan oleh para jutaan para sufi sebagai rujukan selama hampir
100 tahun. Tahapan maqamatnya antara lain tobat, wara’, zuhud, tawakal, sabar, dan ria.
Pada dasarnya hakikat tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. melalui
penyucian diri dan perbuatan – perbuatan Islam. Dapat diartikan fungsi tasawuf dalam hidup
akibat pintu masuknya tersumbat. Dengan menyempitkan pintu masukbagi persepsi dan
konsepsi spiritual, maka manusia modern semakin berada pada garis tepi, sehingga tidak lagi
yang sesuai dengan syariat. Untuk mengkaji konsep etika dalam Islam harus ditelusuri pada
konsep tasawuf.
teraktulisasi dalam nilai-nilai kemanusiaan. Penggabungan antara ihsan dan Islam. Para sufi
berkata, “Barang siapa mengamalkan syariat, tetapi tidak mendalami hakikat, sesungguhnya
ia telah terhalang. Barang siapa yang mendalami hakikat tanpa mengamalkan syariat, ia
Orang yang telah mempelajari ilmu tasawuf dan mengamalkannya dalam kehidupan
2. Mulai menjauhkan diri dari materi dan dunia ramai. Tidak pernah meninggalkan
ibadahnya kepada Allah, seperti shalat, puasa, membaca Al-Qur’an dan zikir. Seseorang yang
telah mendalami tasawuf akan melakukan banyak beribadah dan sedikit tidur, karena yang
3. Menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan syubhat dan tidak memakan makanan atau
5. Memiliki sifat sabar yang luar biasa. Bukan hanya sabar dalam menjalankan perintah-
perintah Allah yang berat dan menjauhi larangan-larangan-Nya, tapi juga sabar dalam
dalam menderita.
7. Tidak menentang cobaan dari Allah, bahkan ia menerima dengan senang hati. Di dalam
hatinya tidak ada perasaan benci, yang ada hanyalah perasaan senang. Ketika malapetaka
turun, hatinya merasa senang dan di dalamnya bergelora rasa cinta kepada Allah.
Banyak diakui bahwa manusia modern telah mengalami krisis spiritual yang terjadi
akibat dari pengaruh sekulerisasi yang cukup lama menerpa jiwa-jiwa manusia modern.
Pandangan dunia yang sekuler hanya mementingkan kehidupan duniawi. Bahkan manusia
modern seperti sekarang ini menyebutnya zaman era globalisasi. Keadaan serba materialistis,
kehidupan yang bersaing sangat memungkinkan untuk saling berebut. Artinya rebutan untuk
mencari pekerjaan, mencari makan, dan kebutuhan hidup lainnya. Kehidupan seperti ini
mencuri, merampok, bahkan orang mengakui intelek, pintar, dan ternama juga melakukan
perbuatan dosa besar, seperti korupsi dan konspirasi untuk mencelakakan orang atau
kejahatan bersama.
Akibat dari semua itu manusia modern tidak lagi mengarahkan jiwanya kepada Tuhan
yang menjadi sumber ketauhidan manusia, tetapi tertumpu pada benda-benda fisik
(materialistis) yang selalu timbul tenggelam, dan tidak pernah memberikan mereka kepuasan
dan ketenangan batin. Bagi para sufi, ketenangan dapat dicapai hanya apabila telah berada
menghindari dari perbuatan jahat, karena tasawuf menuju kepada kebersihan hati, serta
agar rohnya menjadi suci. Banyak manusia yang kehidupannya serba cepat dan cenderung
materialistis, mulai ketitik jenuh. Mereka merasa kering dan haus terhadap nilai-nilai
spiritual. Akhirnya bermunculan majelis taklim, majelis zikir, dan cermah-ceramah agama
dari tokoh-tokoh agama. Tidak ketinggalan siaran spiritual ditayangkan di berbagai stasiun
sunah nabi Muhammad saw., tanpa meninggalkan kehidupan modern. Agar kita tidak tergilas
oleh modernnya zaman, dan terhindar dari pengaruh kehidupan modern yang serba glamor
dan konsumtif. Hamka lebih lanjut menawarkan gagasan tentang ketasawufan yang cocok
dan memungkinkan diterapkan dalam kehidupan modern adalah tasawuf positif, yakni
menekankan pentingnya nilai-nilai tasawuf yang positif dan sesuai dengan kehidupan modern
Amalan yang dapat kita teladani dari kehidupan Nabi saw atau para sufi yang
1. Banyak Berzikir
Zikir yaitu menyebut-nyebut nama Allah, agar jiwa para sufi dipenuhi dengan nama-
nama (asma) Allah. Zikir selalu digunankan oleh sufi juga dalam rangka pendekatan kepada
kehidupan modern, terutama diperkotaan kehidupan masyarakatnya super sibuk, jalan macet,
persaingan bisnis sangat ketat, tindak kejahatan tinggi, banyak manusia yang strees. Oleh
sebab itu zikir dapat diamalkan dalam kehidupan modern, yaitu dengan menyebut asma Allah
sebanyak-banyaknya tanpa dihitung-hitung dan dilakukan dimana saja asal suci dan bersih.
Zikir hakikatnya untuk mengingat Allah, dekat kepada Allah, bukti seseorang ingat
dan sudah dekat kepada Allah adalah ia akan menjauhi segala larangan-Nya dan patuh
terhadap segala perintah-Nya, seperti melaksanakan rukun islam, rukun iman, dan beramal
Sufi mengajarkan bahwa kekayaan sebenarnya adalah bukan harta benda atau
kesenangan dunia, melainkan kekayaan rohani. Tidak tertarik dengan perebutan harta benda,
karena memandang nilai rohani lebih tinggi. Pada kehidupan modern ini kita dapat
mencontoh dari sufi sesungguhnya harta benda tidak akan dibawa pada saat ajal tiba. Harta
tetap kita cari untuk kebutuhan hidup keluarga, membiayai anak-anak bersekolah, tentunya
dengan yang halal, tidak membohongi, curang, atau mengambil hak orang lain.
Beribadah kepada Allah SWT tidak hanya berzikir saja, tetapi juga mencari rezeki
untuk merawat kehidupan diri dan keluarga. Allah SWT berfirman yang artinya :
“9. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada
hari jum’at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. 10. Apabila salat telah dilaksanakan,
maka bertebaranlah kamu dibumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
3. Berperilaku Sederhana
pakaian, dan makanan. Orang hidup dizaman modern kehidupan sederhana dapat mencontoh
dari sufi, sepanjang kesederhanaannya itu tidak memberikan dampak keburukan. Contohnya,
makanan walau sederhana tetapi tetap sehat dan bersih, demikian pula dengan tempat tinggal,
dan pakaian tetap memerhatikan kebersihan dan kesehatan. Kesederhanaan Nabi saw. Dalam
berpakaian, Aisyah pernah memperlihatkan sehelai pakaian Nabi saw. Yang dipakai beliau
pada detik-detik hayatnya yang terakhir. Demikian juga dalam makan, Nabi saw. Sangat
sederhana sekali. Bahkan beliau sering berpuasa, tidak makan kecuali lapar, makanpun dia
4. Bekerja Keras
Mengembangkan konsep kerja keras sebagai salah satu cara dalam menerjemahkan
kehendak Allah SWT. Bekerja keras dipandang sebagai upaya peningkatan kualitas potensi
diri atau fitrah yang telah Allah berikan kepada semua makhluk-Nya. Bekerja keras dalam
upaya menyucikan jiwa agar mendapatkan kedekatan dengan sang Khalik. Dalam kehidupan
modern kita kembangkan bekerja keras melalui ibadah mahdah dan gairu mahdah. Allah
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Al-
Qasas/28:77)
juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
o Hadirnya tasawuf telah mengajarkan sikap – sikap hidup yang baik, yang merupakan inti
ajaran etika, seperti kesederhanaan, sabar, ikhlas, tawakal dan rida, serta melarang sikap –
sikap yang buruk seperti mudah marah, iri, hati, kikir, serta meninggalkan hal – hal yang
haram, seperti mencuri, merampok, membunuh orang, dan makan babi (makanan yang
diharamkan).
o Tasawuf jugamengejarkan manusia untuk menjalankan hal – hal yang wajib, seperti
ibadah shalat, puasa, berzakat, dan haji. Selain itu juga mengamalkan hal – hal yang sunah