Kak RZWP3K Babel
Kak RZWP3K Babel
1. Latar Belakang
Sehubungan dengan adanya revisi UU No. 32 Tahun 2004 menjadi UU No
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, memberikan amanat untuk
dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah, diantaranya :
a. Pengelolaan sumber daya alam di laut sampai dengan 12 mil dari garis
pantai menjadi kewenangan provinsi diluar minyak dan gas bumi,
sedangkan daerah Kabupaten/Kota mendapat bagi hasil kelautan yang
berada dalam batas wilayah 4 (empat) mil.
b. Perlu ditelaah kembali peraturan perundang undangan pada lingkup
tugas kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil (UU No. 27 Tahun 2007 Jo.
UU No. 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil dan UU No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan).
1
Provinsi Kep. Bangka Belitung secara geografis terletak pada 104° 50'
sampai 109° 30' Bujur Timur dan 00° 50' sampai 04° 10' Lintang Selatan,
terdiri dari gugusan dua pulau yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Pulau-
pulau kecil yang mengitari Pulau Bangka antara lain Nangka, Penyu, Burung,
Lepar, Pongok, Gelasa, Panjang, dan Tujuh sedangkan Pulau Belitung
dikelilingi oleh pulau-pulau kecil antara lain Pulau Lima, Lengkuas, Selindung,
Pelanduk, Seliu, Nadu, Mendanau, Batu Dinding, Sumedang, dan pulau-
pulau kecil lainnya.
Provinsi Kep. Bangka Belitung memiliki luas perairan hingga 12 mil laut
seluas 3.918.863,77 Ha dengan potensi keanekaragaman ekosistem pesisir
seperti mangrove, terumbu karang, lamun, selain itu provinsi ini juga
memeliki potensi sebagai daerah penangkapan ikan serta sumberdaya hayati
dan non-hayati maupun sumberdaya buatan lainnya. Adanya potensi tersebut
dimanfaatkan berbagai pihak untuk melakukan upaya pemanfaatan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil di provinsi ini. Adapun pemanfaatan tersebut
meliputi kegiatan konservasi; kepelabuhan; penangkapan ikan; budidaya laut;
wisata pantai dan perairan; pertambangan; serta alur pelayaran dan ruaya
biota dilindungi. Banyaknya kegiatan pemanfaatan ruang di wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dikhawatirkan
menimbulkan degradasi lingkungan maupun konflik kepentingan.
Berdasarkan kondisi tersebut, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kep.
Bangka Belitung melalui Dana APBD Provinsi pada Tahun Anggaran 2017
melaksanakan kegiatan Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil dan Penyusunan Perda Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2
Tujuan yang ingin dicapai dari pekerjaan ini adalah :
1) Melakukan identifikasi potensi sumberdaya alam, sumberdaya fisik,
dan sumberdaya manusia, serta kendala pemanfaatan sumberdaya
alam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2) Menyusun rencana alokasi ruang WP3K di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
3) Menyusun peraturan pemanfaatan ruang WP3K di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
4) Menyusun indikasi program WP3K di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
5) Menyusun Dokumen Awal, Dokumen Antara, dan Draft Dokumen
Final RZWP3-K
6) Menyusun peta dasar, peta-peta tematik, dan peta RZWP-3-K di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
7) Menyusun Ranperda RZWP-3-K di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah :
1) teridentifikasinya potensi dan permasalahan wilayah
2) tersusunnya rencana alokasi ruang WP3K
3) tersusunnya peraturan pemanfaatan ruang WP3K
4) terformulasikannya indikasi program WP3K
5) tersusunnya Dokumen Awal, Dokumen Antara, dan Draft Dokumen
Final RZWP3-K
6) tersusunnya peta-peta tematik dan peta RZWP-3-K
7) tersusunnya draft Ranperda RZWP-3-K Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
4. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu ke arah darat
mencakup wilayah administrasi kecamatan pesisir dan ke arah laut sejauh
12 mil diukur dari garis pantai. Garis pantai dimaksud diukur saat pasang
tertinggi.
3
Gambar Peta Wilayah Perencanaan
5. Sumber Pendanaan
Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD TA. 2017 Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung sebesar Rp 2.000.000.000,- (Dua Miliyar
Rupiah).
7. Data Dasar
Data dasar terdiri dari :
1. Citra satelit resolusi tinggi
4
2. Peta RBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Skala 1 : 250.000 dan 1 :
50.000
3. Peta LPI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Skala 1 : 250.000 dan 1 :
50.000
4. Peta Laut Pushidros TNI AL, Skala 1 : 200.000
8. Standar Teknis
Sandar teknis Pelaporan dan Peta adalah sebagai berikut :
a. Format Laporan
Kertas (HVS, A4, 80 gram)
Tulisan (huruf standar, 1,5 spasi)
Sampul/cover (Hard cover dan dilaminating)
b. Format Peta
(1) Peta disajikan berdasarkan hasil interpertasi citra, ground check
dan analisis potensi wilayah.
(2) Peta-peta yang disajikan meliputi:
- Peta Hasil Interpretasi Citra, skala sesuai sumber citra.
- Peta-peta Tematik, skala sesuai sumbernya.
- Peta Kerja / Peta Analisis, skala 1:50.000 dan skala 1: 250.000
s/d 12 mil.
- Draft peta dibuat dengan sistim referensi geografis grid UTM
(Universal Tranverse Mercator) dan sistem proyeksi WGS 84.
(3) Untuk Hardcopy keseluruhan peta tersebut dalam laporan,
Dokumen Awal dan Album peta dapat disajikan dalam bentuk
perkecilan optis sampai batas ukuran / format yang masih dapat
dibaca dan diterima dari segi estetika (ukuran A3, kertas 100 gr).
(4) Untuk Softcopy keseluruhan laporandan peta tersebut meliputi:
- Peta Dasar dan Peta Tematik dalam bentuk digital dalam
format shape file (*.shp) dan disusun dalam bentuk
geodatabase (*.gdb).
- Album Peta dibuat dalam skala 1:50.000 dan skala 1: 250.000
s/d 12 mil (softcopy disampaikan dalam bentuk A1, hardcopy
disampaikan dalam A3).
- Softcopy tersebut disimpan dalam Hardisk Eksternal 1 TB.
5
9. Studi-Studi Terdahulu
Studi-studi yang pernah dilakukan antara lain :
a. RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
b. RSWP3K Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
c. RZWP3K Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
d. Seluruh Dokumen Kebijakan Perencanaan yang berkaitan dengan
perencanaan pengelolaan WP3K di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
misalnya RPJMN, RPJMD Prov. Kep. Bangka Belitung, dan lainnya.
6
18) PP No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau
Perusakan Laut;
19) PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara pemerintah, Pemerintahan Daerah, Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kab/ Kota;
20) PP No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan;
21) PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
22) PP No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan
23) PP No. 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
24) PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
25) PP No. 62 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil
Terluar;
26) PP No. 64 Tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil;
27) PP No. 20 Tahun 2010 tentang Tentang Angkutan di Perairan
28) PP No. 08 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang;
29) PP No. 09 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan UU No. 4 tentang
Informasi Geospasial
30) Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
31) Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
32) Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2016 tentang Batas Sempadan
Pantai
33) Instruksi Presiden No. 7 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pembangunan Industri Perikanan Nasional
34) Permen KP No.PER.17/MEN/2008 tentang Kawasan Konservasi di
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
35) Permen KP No.PER.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan
Zonasi Kawasan Konservasi Perairan;
36) Permenhub Nomor 68 Tahun 2011 tentang Alur Pelayaran di Laut;
37) Permen KP No.PER.8/MEN/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan;
38) Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan
Batas Daerah;
7
39) Permendagri No 80 tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah
40) Permen KP No.PER.18/MEN/2013 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.PER.2/MEN/2011
tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan
Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan di Wilayah Pengeloaan
Perikanan Negara Republik Indonesia;
41) Permen KP No.PER.23/MEN/2016 tentang perubahan atas Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan No.PER.34/MEN/2014 tentang
Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
42) Permen KP No. 47 Tahun 2016 tentang Estimasi Potensi, Jumlah
Tangkapan ikan yang diperbolehkan, dan Tingkat Pemanfaatan SDI di
WPP
43) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Daerah
44) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penataan Pertanahan di
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
45) Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2
Tahun 2014 tentang RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tahun 2014 - 2034.
8
- Metode pengumpulan data/survei lapangan berdasarkan Citra satelit
dan Peta RBI, LPI, Laut Dishidros, di wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
- Peta rencana lokasi titik sampling
- Persetujuan rencana kerja oleh tim supervise
9
e. Kegiatan perekonomian perikanan dan kelautan
f. Produksi perikanan
10) Data Resiko Bencana dan Pencemaran
a. Jenis, lokasi, batas riwayat kebencanaan, tingkat kerusakan dan
kerugian bencana
b. Sumber dan lokasi pencemaran
10
Tujuan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
dirumuskan dengan kriteria:
tidak bertentangan dengan tujuan pengelolaan wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil nasional;
jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
b. Kebijakan
Kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi.
Kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
berfungsi sebagai:
sebagai dasar untuk memformulasikan strategi pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi;
sebagai dasar untuk merumuskan alokasi ruang wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil;
memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi; dan
sebagai dasar penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
11
jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu
perencanaan pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
bersangkutan;
mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun
yang diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
c. Strategi
Strategi pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
merupakan penjabaran kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil provinsi ke dalam langkah-langkah operasional untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
berfungsi:
sebagai dasar untuk penyusunan rencana alokasi ruang, dan
penetapan kawasan strategis provinsi;
memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam
RZWP-3-K provinsi; dan
sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi.
12
jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu
perencanaan pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
bersangkutan secara efisien dan efektif;
harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana alokasi ruang
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi; dan
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
2) Oseanografi
Data oceanografi yang diambil meliputi:
a. Fisika Perairan
a) Gelombang
Penyedia jasa harus mengukur gelombang dengan metode
pengukuran langsung menggunakan wave recorder. Pengukuran
gelombang dilakukan selama 7 hari 7 malam pada 2 (dua) lokasi
pengamatan di perairan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
untuk mengetahui karakteristik dan parameter gelombang yang
meliputi tinggi dan periode gelombang.
b) Arus
Penyedia jasa harus mengukur arus selama 7 hari 7 malam pada
2 (dua) lokasi pengamatan di perairan Provinsi Kepulauan Bangka
13
Belitung, dengan menggunakan alat current meter yang dapat
mengukur kecepatan dan arah arus pada titik pengamatan secara
simultan bersamaan dengan pengukuran pasang surut. Pemetikan
data maksimal setiap 1 jam. Current meter dipasang pada
kedalaman tertentu yang memenuhi kriteria pengukuran arus.
Pengukuran dilakukan pada saat kondisi pasang tinggi (fase
spring tide).
c) Suhu, Kecerahan dan TSS
Suhu
Suhu diukur dengan waterchecker. Suhu diinterpretasi dengan
citra satelit modis dan dilakukan ground check pada titik
pengamatan yang lokasinya ditentukan berdasarkan
interpretasi citra satelit.
Kecerahan
Penyedia jasa harus mengukur kecerahan yang dilakukan
secara insitu dengan menggunakan secchi disk di titik
pengamatan.
Total Suspended Solid (TSS)
Total Suspended Solid (TSS) dilakukan di laboratorium.
14
Pengukuran kualitas perairan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dilakukan di 130 lokasi pengukuran, sedangkan pengambilan sampel
TSS dan klorofil dilakukan di 70 lokasi pengambilan sampel.
3) Ekosistem pesisir
a. Terumbu Karang
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi tentang
terumbu karang yang meliputi : sebaran, luasan, dan kondisi terumbu
karang. Untuk mendeteksi keberadaan, sebaran dan luasan terumbu
karang dilakukan analisis citra satelit, dengan resolusi tinggi. Hasil
analisis citra satelit digunakan untuk penentuan lokasi sample,
dengan jumlah sample titik pengamatan. Berdasarkan penentuan titik
sample, dilakukan survey lapangan untuk mengetahui kondisi
sebaran terumbu karang. Survey lapangan dilakukan dengan
menggunakan metode LIT untuk mendapatkan informasi kondisi
terumbukarang diantaranya presentase tutupan karang hidup, jenis
terumbu karang, indeks keseragaman, indeks keanekaragaman, dan
indeks dominansi. Pengamatan kondisi ekosistem terumbu karang
dilakukan di 60 lokasi pengamatan.
b. Mangrove
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi tentang
mangrove yang meliputi : sebaran, luasan, dan kondisi (penutupan
tajuk dan kerapatan pohon) mangrove. Untuk mendeteksi
keberadaan, sebaran dan luasan mangrove dilakukan analisis citra
satelit, dengan resolusi tinggi. Hasil analisis citra satelit digunakan
untuk penentuan lokasi sample, dengan jumlah sample titik
pengamatan. Berdasarkan penentuan titik sample, dilakukan survey
lapangan untuk mengetahui penutupan tajuk (%) dan kerapatan
pohon (jumlah pohon per hektare) dan kondisi mangrove.
Pengamatan kondisi ekosistem mangrove dilakukan di 52 lokasi
pengamatan.
c. Lamun
Survey lamun dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi
tentang lamun yang meliputi: jenis, sebaran, luasan, dan kondisi
15
lamun. Survey lapangan dilakukan dengan menggunakan metode
transek kuadran untuk mendapatkan informasi kondisi lamun
diantaranya presentase lamun, indeks keseragaman, indeks
keanekaragaman, dan indeks dominansi. Pengamatan kondisi
ekosistem lamun dilakukan di 52 lokasi pengamatan.
4) Sumberdaya ikan
a. Ikan Demersal
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi mengenai
jenis dan kelimpahan ikan demersal yang diperoleh dari hasil survey
lapangan. Untuk memperoleh jenis, kelimpahan, keanekaragaman,
keseragaman, dominansi ikan demersal, dan benthos, survey
lapangan dilakukan bersamaan dengan survey ekosistem (terumbu
karang).
b. Ikan Pelagis
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi mengenai
lokasi, keberadaan, jenis dan kelimpahan ikan pelagis. Untuk
mendeteksi keberadaan ikan pelagis dilakukan analisis citra satelit,
dengan resolusi minimal 20 x 20 m terhadap kedalaman, klorofil,
TSS, suhu permukaan laut, serta dikombinasikan dengan pola arus
dari hasil simulasi model hidrodinamika. Hasil analisis citra satelit
digunakan untuk penentuan lokasi ground check untuk mengetahui
jenis dan kelimpahan ikan, dengan jumlah sample tertentu.
16
mengetahui jenis pemanfaatan wilayah laut yang ada. Ground check
lokasi BMKT dilakukan dengan metode penyelaman dan dilakukan di 11
lokasi pengamatan.
7) Ekonomi Wilayah
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi, yang meliputi :
mata pencaharian, pendapatan perkapita, , pendapatan kegiatan
ekonomi perikanan dan kelautan, produksi perikanan, pendapatan rata-
rata dan pengeluaran, komoditas unggulan, dll. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara terstruktur maupun wawancara
mendalam, observasi (pengamatan langsung) dan diskusi dengan
kelompok-kelompok masyarakat (Focus Group Discussion)
17
11.5. Analisis Data dan Penyusunan Peta-Peta Tematik
1) Bathimetri
Peta Batimetri skala 1: 250.000 digambarkan dalam bentuk garis kontur
batimetri dengan interval kelas kontur kedalaman 0-10m = 0; 2; 5; 8; 10
m; 10-100= 10 m, 100-500m= 20m; 500-1000m= 50m; >1000m= 100m,
sedangkan untuk skala 1 : 50.000 digambarkan dalam bentuk garis
kontur batimetri dengan interval kelas kontur kedalaman 0 – 10 m = 0; 2;
5; 8; 10 m; kedalaman 10 – 50 m = 5 m; kedalaman 50 – 100 m = 10 m;
kedalaman 100 – 500 m = 20 m; Kedalaman 500 - 1000 m = 50 m;
kedalaman >1000 m = 100 m. Peta Batimetri digambarkan dengan kelas
kedalaman tersebut di atas sampai jarak 12 mil. Penggambaran simbol
kontur batimetri dan tampilan layout peta mengikuti Standar Simbol,
Notasi, dan Kode Unsur Penyajian Peta Dasar, Peta Tematik dan Peta
RZWP-3-K.
3) Oseanografi
a. Pasang Surut
Penyedia jasa harus memplot hasil pengukuran pasang surut untuk
mengetahui tinggi elevasi muka air pasang surut terhadap waktu
pengukuran. Kemudian diolah dengan analisis harmonik pasang
surut dengan menggunakan metode admiralty untuk mengetahui
komponen pasang surut sehingga dapat diketahui tipe pasang surut
serta karakteristik pasang surut lainnya.
b. Gelombang
Gelombang diprediksi dari data angin dengan mempertimbangkan
panjang fetch, kecepatan dan arah angin. Distribusi spasial tinggi dan
arah gelombang dengan grid maksimal 2,5 km disimulasikan dengan
18
model refraksi gelombang. Peta tinggi gelombang skala 1:250.000
dan 1:50.000 digambarkan dalam bentuk kontur isoline per 0,1 m.
c. Arus
Hasil pengukuran digambarkan dalam scatter diagram, vektor plot,
current rose (mawar arus). Untuk distribusi spasial pola arus untuk
tiap 500 m disimulasikan dengan model hidrodinamika pola arus
dengan grid maksimal 2,5 km, dan dikalibrasi dengan hasil
pengukuran. Peta arus skala 1:250.000 dan 1:50.000, digambar
dalam bentuk kontur isoline dengan interval per 0,05 m/detik.
d. Suhu
Suhu yang telah diperoleh dari hasil interpretasi citra yang telah di
lakukan ground check, penyedia jasa harus menuangkan dalam peta
suhu skala 1:250.000 dan 1:50.000, dan digambar dalam bentuk
kontur isoline dengan interval per 0,5 (C).
e. Kecerahan
Data kecerahan yang telah diperoleh dari hasil pengukuran
dituangkan dalam peta kecerahan skala 1:250.000 dan 1:50.000 dan
digambarkan dalam bentuk kontur isoline dengan interval per 1
meter.
f. TSS
Sampel TSS yang diambil dianalisis di laboratorium dan dilakukan
interpolasi dari hasil pengukuran dituangkan dalam peta TSS skala
1:250.000 dan 1:50.000 dan digambar dalam bentuk kontur isoline
g. pH
Data pH yang telah diperoleh dari hasil pengukuran dituangkan
dalam peta pH skala 1:250.000 dan 1:50.000 dan digambarkan
dalam bentuk kontur isoline dengan interval per 0,5.
h. Salinitas
Data Salinitas yang telah diperoleh dari hasil pengukuran dituangkan
dalam peta salinitas skala 1:250.000 dan 1:50.000 dan digambarkan
dalam bentuk kontur isoline dengan interval per 1 Psu.
19
. Klorofil
Peta klorofil skala 1:250.000 dan 1:50.000 , digambar dalam bentuk
kontur isoline dengan interval per 0,5 mg/L.
4) Ekosistem Pesisir
a. Terumbu Karang
Peta sebaran terumbu karang untuk RZWP-3-K dengan skala 1 :
250.000 dan 1:50.000 ditampilkan dalam bentuk poligon, sedangkan
kondisi terumbu karang (persentase tutupan karang, bentik substrate
ratio), ditampilkan dalam bentuk simbol lingkaran berskala.
Penggambaran simbol dan tampilan layout untuk data terumbu
karang pada peta skala 1 : 250.000 mengikuti Standar Simbol,
Notasi, dan Kode Unsur Penyajian Peta Dasar, Peta Tematik dan
Peta RZWP-3-K.
b. Mangrove
Peta sebaran mangrove skala 1 : 250.000 dan 1:50.000 dalam
bentuk poligon. Kondisi mangrove yang meliputi kerapatan pohon
(rapat, sedang, jarang) dan penutupan tajuk (lebat, sedang jarang).
c. Lamun
Peta sebaran padang lamun dengan skala 1 : 250.000 dan 1:50.000
digambarkan dalam bentuk polygon, kondisi lamun (komposisi,
kerapatan, presentase penutupan lamun, dan penutupan spesies)
ditampilkan dalam bentuk lingkaran berskala yang mengindikasikan
kondisi (kaya, kurang kaya, miskin).
6) Sumberdaya Ikan
a. Daerah Penangkapan Ikan Pelagis
20
Peta DPI Pelagis untuk RZWP-3-K dengan skala 1: 250.000 dan
1:50.000 digambarkan dalam bentuk poligon. Jenis dan kelimpahan
ikan dalam bentuk pie chart atau diagram batang dengan informasi
dasar lokasi fishing ground. Penggambaran simbol dan tampilan DPI
pelagis skala 1 : 250.000 dan 1:50.000 mengikuti Standar Simbol,
Notasi, dan Kode Unsur Penyajian Peta Dasar, Peta Tematik dan
Peta RZWP-3-K.
8) Ekonomi Wilayah
Data ekonomi wilayah dituangkan pada peta ekonomi wilayah skala
1:250.000 dan 1:50.000 dalam bentuk point/polygon disertai informasi
yang disajikan dalam bentuk diagram/tabel/pie chart.
21
9) Resiko Bencana dan Pencemaran
Data resiko bencana (jenis, lokasi, batas, riwayat kebencanan, tingkat
kerusakan, kerugian) dan pencemaran (lokasi dan sumber pencemaran)
dituangkan pada peta resiko bencana dan pencemaran skala 1:250.000
dan 1:50.000 dalam bentuk polygon/point.
22
Pemanfaatannya; 4.) Album Peta Tematik. Album peta tematik disesuaikan
dengan Pedoman Teknis Pemetaan RZWP-3-K terdiri atas.
1) Peta Wilayah Perencanaan WP3K Provinsi Kep. Bangka Belitung
2) Peta Rencana Struktur dan Pola Ruang Wilayah dari RTRW Provinsi
3) Peta Bathimetri
4) Peta Substrat Dasar Laut
5) Peta Arus
6) Peta Gelombang
7) Peta Suhu
8) Peta Kecerahan
9) Peta pH
10) Peta Salinitas
11) Peta Sebaran Klorofil
12) Peta Ekosistem Pesisir
a. Peta sebaran ekosistem pesisir (terumbu karang, mangrove dan
lamun)
b. Peta Kondisi Ekosistem Terumbu Karang
c. Peta Kondisi Ekosistem Mangrove
d. Peta Kondisi Ekosistem Lamun
13) Peta Sumberdaya Ikan
a. Peta Sumberdaya Ikan Pelagis
b. Peta Sumberdaya Ikan Pelagis
14) Peta Pemanfaatan Wilayah Laut Yang Telah Ada
15) Peta Rencana Pemanfaatan Wilayah Laut
16) Peta Sosial Ekonomi dan budaya
a. Peta Mata Pencaharian
b. Peta Jumlah Penduduk
c. Peta Kepadatan Penduduk
d. Peta Mata Pencaharian Penduduk
e. Peta Ekonomi Wilayah
17) Peta Resiko bencana dan pencemaran
a. Peta Rawan Bencana (jenis dan lokasi bencana)
b. Peta Resiko Bencana
c. Peta pencemaran (lokasi dan jenis sumber pencemaran)
23
11.8. Analisis Kesesuaian Lahan (Perairan Pesisir dan/atau Daratan Pulau
Kecil) Terhadap Kawasan, Zona dan Sub Zona
Penyedia jasa melakukan analisis kesesuaian perairan dengan
menggunakan kriteria-kriteria untuk menentukan kesesuaian kawasan
atau zona dan sub zona.
24
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana telah diubah dengan UU
Nomor 1 Tahun 2014.
25
11.15. Penyusunan Indikasi Program
Penyedia jasa harus menyusun desain/rancangan rangkaian program
pemanfaatan ruang jangka panjang (20 tahun) yang tersusun ke dalam
tahapan jangka menengah dan institusi yang menjadi leading sektor.
Dalam desain program tersebut, termasuk mencantumkan lokasi dan
sumber pendanaan program serta indikasi program/prioritasi program.
26
11.18. Penyusunan Draft Dokumen Final
Penyedia Jasa menyusun Draft Dokumen Final yang merupakan
perbaikan terhadap Dokumen Antara yang telah dikonsultasi publikkan,
dengan sistematika :
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang
Dasar Hukum Penyusunan RZWP-3-K
Profil Wilayah
Isu-Isu Strategis
Peta dan ruang lingkup wilayah perencanaan
Bab II Deskripsi Potensi Sumberdaya Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil
Dan Kegiatan Pemanfaatan
Deskripsi potensi sumberdaya WP3K
Deskripsi kegiatan pemanfaatan eksistingnya.
Bab III Isu-Isu Strategis Wilayah
Bab IV Tujuan, Kebijakan, Dan Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir
Dan Pulau-Pulau Kecil
Tujuan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
dan
Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil.
Bab V Rencana Alokasi Ruang
Bab VI Peraturan Pemanfaatan Ruang
Bab VII Indikasi Program
Bab VIII Album Peta
Bab IX Rancangan Peraturan Daerah RZWP-3-K
12. Keluaran
Keluaran terdiri dari:
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Draft Laporan Akhir
27
4. Laporan Akhir
5. Dokumen Awal RZWP-3-K
6. Dokumen Antara RZWP-3-K
7. Dokumen Final RZWP-3-K
8. Album Peta Tematik dan Peta RZWP-3-K
9. Draft Ranperda RZWP-3-K
10. Ekternal Hardisk soft copy seluruh laporan dan dokumen
17. Personil
17.1. Kebutuhan Tenaga Ahli
Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung Kegiatan Penyusunan RZWP-3-K di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
28
No Klasifikasi Tenaga Ahli Kualifikasi/Jumlah Pengalaman
Minimal
Tenaga Ahli
1 Ahli Pengelolaan Sumberdaya S-2 Manajemen sumberdaya 5 Tahun
Pesisir dan Laut (Team perairan/ sumberdaya pesisir dan
Leader) laut /Kelautan
(1 orang)
2 Ahli SIG (Sistem Informasi S-2 Geografi/ Teknik Geodesi/ 5 Tahun / 3 Tahun
Geografi) Teknik Planologi/ Ilmu Kelautan,
atau
S-1 Geografi/ Teknik Geodesi/
Teknik Planologi/ Ilmu Kelautan
(1 orang)
3 Ahli Oseanografi S-2 Ilmu Kelautan/ Oceanografi; 5 Tahun / 3 Tahun
atau
S-1 Ilmu Kelautan/ Oceanografi;
(1 orang)
4 Ahli Perikanan S1 Perikanan/ S2 Perikanan 5 Tahun / 3 Tahun
(1 orang)
5 Ahli Ekosistem Pesisir S-2 Manajemen Sumberdaya 5 Tahun / 3 Tahun
Perairan/ Ilmu Kelautan, atau
S-1 Manajemen Sumberdaya
Perairan/ Ilmu Kelautan
(1 orang)
6 Ahli Sosial Ekonomi Perikanan S-2 Ekonomi Pembangunan/sosial 5 Tahun / 3 Tahun
ekonomi, Perikanan; atau
S-1Ekonomi Pembangunan/sosial
ekonomi, Perikanan;
(1 orang)
7 Ahli Perencanaan Wilayah S-2Planologi; 5 Tahun / 3 Tahun
Atau
S-1Planologi
(1 orang)
8 Ahli Pemodelan Hidrodinamika S-2 Teknik Kelautan / Oceanografi / 5 Tahun / 3 Tahun
Teknik Sipil, atau
S-1 Teknik Kelautan / Oceanografi /
Teknik Sipil
(1 orang)
9 Ahli Legal Drafter S2 Hukum, atau 5 Tahun / 3 Tahun
S1 Hukum
(1 orang)
Tenaga Pendukung
29
No Klasifikasi Tenaga Ahli Kualifikasi/Jumlah Pengalaman
Minimal
Tenaga Ahli
Planologi
(1 orang)
3 Kartografer D3 Geomatika, D3 Geografi / S1 1 Tahun
Geografi, S1 Geodesi, S1
Oseanografi, S1 Kelautan, S1
Planologi
(4 orang)
4 Asisten Ahli Ekosistem Pesisir S1 Kelautan, S1 Perikanan, S1 1 Tahun
Oseanografi
(1 orang)
5 Asisten Ahli Oseanografi S1 Kelautan, Si Oseanografi 1 Tahun
(1 orang)
6 Asisten Ahli Sosial Ekonomi S1 Kelautan, S1 Perikanan, S1 1 Tahun
Ekonomi
(1 orang)
7 Asisten Ahli Perikanan S1 Kelautan, S1 Perikanan 1 Tahun
(1 orang)
8 Operator komputer D-3 Komputer 1 Tahun
(1 orang)
9 Tenaga Administrasi D3 Administrasi 1 Tahun
(1 orang)
30
g. melakukan analisis hubungan antara kesesuaian peruntukan
dengan aspek-aspek non-spasial untuk mewujudkan alokasi
ruang WP3K.
h. menyusun indikasi program.
i. melakukan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan masing-
masing bidang keahlian.
3) Ahli Oseanografi
Tugas dan tanggung jawab :
31
a. membantu Team Leader dalam analisis oseanografi dan
kualitas air untuk penyusunan Rencana Zonasi WP3K.
b. menelaah data-data sekunder terkait oseanografi dan kualitas
air.
c. melakukan survei lapangan terkait oseanografi dan kualitas
air.
d. melakukan pengolahan data hasil survei terkait oseanografi
dan kualitas air.
e. memberi masukan penyiapan peta-peta tematik hasil survei
lapangan terkait oseanografi dan kualitas air.
f. melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan
pendahuluan, laporan antara dan draft laporan akhir.
g. mengikuti pelaksanaan survei lapangan, pembahasan dan
konsultasi publik.
4) Ahli Perikanan
Tugas dan tanggung jawab :
a. membantu Team Leader dalam analisis perikanan untuk
penyusunan Rencana Zonasi WP3K.
b. menelaah data-data sekunder terkait perikanan tangkap dan
budidaya, meliputi : produksi perikanan, pengolahan hasil
perikanan, konsumsi perikanan, distribusi perikanan, tata
niaga hasil perikanan, sumberdaya ikan (pelagis, demersal),
fishing ground, kelimpahan ikan, sarana dan prasarana
perikanan, sosial ekonomi perikanan, jenis budidaya
perikanan, produksi perikanan, pengolahan hasil perikanan,
konsumsi perikanan, distribusi perikanan, tata niaga hasil
perikanan, sarana dan prasarana perikanan, sosial ekonomi
perikanan.
c. melakukan survei lapangan terkait perikanan tangkap dan
budidaya.
d. melakukan pengolahan data hasil survei terkait perikanan
tangkap dan budidaya.
e. memberi masukan penyiapan peta-peta tematik hasil survei
lapangan terkait perikanan tangkap, budidaya dan peta
RZWP-3-K.
32
f. melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan
pendahuluan, laporan antara dan draft laporan akhir.
g. mengikuti pelaksanaan survei lapangan, pembahasan dan
konsultasi publik.
33
e. melakukan analisis hubungan antara kesesuaian peruntukan
dengan aspek-aspek non-spasial untuk mewujudkan alokasi
ruang WP3K.
f. menyusun indikasi program.
g. memberi masukan penyiapan peta RZWP-3-K.
h. melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan
pendahuluan, laporan antara dan draft laporan akhir.
i. mengikuti pelaksanaan survei lapangan, pembahasan dan
konsultasi publik.
34
f. memberi masukan penyiapan peta-peta tematik hasil survei
lapangan terkait sosial ekonomi.
g. melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan
pendahuluan, laporan antara dan draft laporan akhir.
h. mengikuti pelaksanaan survei lapangan, pembahasan dan
konsultasi publik.
9) Legal Drafter
Tugas dan Tanggung Jawab:
a. Membantu Team Leader dalam pembuatan Rancangan
Peraturan Daerah Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil.
b. menelaah hasil kajian RZWP-3-K untuk dituangkan dalam
naskah akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
c. Menghadiri pertemuan-pertemuan pembahasan Rancangan
Peraturan Daerah Rencana ZonasiWilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil.
b. Tenaga Pendukung
1) Operator Penginderaan Jauh
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. membantu proses analisa citra;
b. membantu menginterpretasi citra;
35
a. membantu menyusun database manajemen sistem sesuai
standar Pedoman Pemetaan RZWP-3-K
2) Operator GIS
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. membantu proses pemasukan data digital spasial;
b. membantu menyusun peta-peta tematik;
c. membantu menyusun database manajemen sistem sesuai
standar Pedoman Pemetaan RZWP-3-K
3) Kartografer
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Membantu dalam menyiapkan format standar (layout) peta
tematik maupun peta Rencana Zonasi
b. Membantu dalam menuangkan data dan informasi, serta
rencana ke dalam peta yang sesuai dengan kaidah-kaidah
kartografi
4) Asisten Ahli Ekosistem Pesisir
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. membantu Tenaga Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Ahli
Perikanan dalam melakukan ekosistem pesisir dan pulau-
pulau kecil
5) Asisten Ahli Oseanografi
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. membantu Tenaga Ahli Oseanografi dalam melakukan
pemasangan peralatan dan pengukuran oseanografi;
b. membantu Tenaga Ahli Oseanografi dalam pencatatan dan
analisis data oseanografi;
6) Asisten Ahli Sosial Ekonomi Perikanan
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. membantu Tenaga Ahli Sosial Ekonomi dalam melakukan
survey sosial ekonomi;
7) Asisten Ahli Perikanan
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Membantu Tenaga Ahli Perikanan dalam melakukan survey
perikanan
8) Operator Komputer
Tugas dan Tanggung Jawab :
36
a. membantu proses pemasukan data digital
b. membantu merapihkan dan mencetak laporan, dokumen dan
peta
9) Tenaga Administrasi
Tugas dan tanggung jawab :
a. Membantu dalam bidang administrasi kegiatan, surat menyurat
dan lain-lain.
Bulan ke -
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
1 Persiapan X
2 Pengumpulan Data Sekunder X X
3 Perumusan Tujuan, Kebijakan, dan Strategi X X X
4 Survey lapangan X X
Analisis Data dan Penyusunan Peta-Peta
5 X X X
Tematik
6 Penyusunan dokumen awal X X
7 Analisis Kesesuaian Perairan X X
8 Analisis Non Spasial X X
9 Analisis Konflik Pemanfaatan Ruang X X
10 Penentuan Alokasi Ruang X X
11 Penyusunan Peraturan Pemanfaatan Ruang X X
12 Penyusunan Indikasi Program X X
13 Penyusunan Naskah Draft Ranperda X X
14 Penyusunan Dokumen Antara X X
15 Penyusunan Draft Dokumen Final X X X
16 Penyusunan Laporan
- Penyusunan laporan Pendahuluan X
- Penyusunan Laporan Antara X
- Penyusunan Draft Laporan Akhir X X
- Penyusunan Laporan Akhir X X
37
b) Tinjauan kebijakan
c) Metodologi;
d) Gambaran Umum
e) Rencana Pelaksanaan Kegiatan, Meliputi :
1. rencana kerja rinci (termasuk rencana lokasi pengambilan titik
sample dataset);
2. rencana waktu pelaksanaan (dibuat per hari);
3. rencana mobilisasi tenaga ahli dan peralatan survei;
Laporan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar, dan harus diserahkan setelah
30 (tiga puluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan.
38
23. Persyaratan Kerjasama
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini, maka persyaratan berikut harus
dipatuhi :
1. SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)
2. SPK (Surat Perjanjian Kerjasama)
26. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya. Hal-hal yang belum tertuang, terinci di dalam Kerangka Acuan
Kerja/KAK ini namun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk
dapat diadakan/dikerjakan dan disediakan oleh Penyedia Jasa.
39
Pangkal Pinang, Desember 2016
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
Mengetahui, BIDANG …………………..
KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
…………………..
…………………………….. NIP. ………………………..………
NIP. …………………………………….
40