Anda di halaman 1dari 41

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN RENCANA ZONASI


WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN


PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Tahun Anggaran 2017


KERANGKA ACUAN KERJA
PENYUSUNAN RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-
PULAU KECIL DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

1. Latar Belakang
Sehubungan dengan adanya revisi UU No. 32 Tahun 2004 menjadi UU No
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, memberikan amanat untuk
dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah, diantaranya :
a. Pengelolaan sumber daya alam di laut sampai dengan 12 mil dari garis
pantai menjadi kewenangan provinsi diluar minyak dan gas bumi,
sedangkan daerah Kabupaten/Kota mendapat bagi hasil kelautan yang
berada dalam batas wilayah 4 (empat) mil.
b. Perlu ditelaah kembali peraturan perundang undangan pada lingkup
tugas kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil (UU No. 27 Tahun 2007 Jo.
UU No. 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil dan UU No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan).

Undang Undang No. 27 Tahun 2007 jo Undang-Undang No. 1 Tahun 2014


pasal 7 ayat 1, menyatakan bahwa perencanaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau Kecil terdiri dari empat tahapan: (i) Rencana Strategis Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil (RSWP3K); (ii) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K); (iii) Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil (RPWP3K); dan (iv) Rencana Aksi Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RAPWP3K). Selanjutnya dalam pasal
7 ayat 3 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah wajib menyusun semua
rencana sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K)
merupakan rencana yang menentukan arah penggunaan sumber daya tiap-
tiap satuan perencanaan disertai dengan penetapan struktur dan pola ruang
pada Kawasan perencanaan yang memuat kegiatan yang boleh dilakukan
dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan setelah
memperoleh izin. RZWP-3-K disusun melalui pendekatan keterpaduan yang
mengintegrasikan berbagai perencanaan yang telah dan akan disusun oleh
masing-masing sektor dan daerah sehingga terjadi keharmonisan dalam
pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil.

1
Provinsi Kep. Bangka Belitung secara geografis terletak pada 104° 50'
sampai 109° 30' Bujur Timur dan 00° 50' sampai 04° 10' Lintang Selatan,
terdiri dari gugusan dua pulau yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Pulau-
pulau kecil yang mengitari Pulau Bangka antara lain Nangka, Penyu, Burung,
Lepar, Pongok, Gelasa, Panjang, dan Tujuh sedangkan Pulau Belitung
dikelilingi oleh pulau-pulau kecil antara lain Pulau Lima, Lengkuas, Selindung,
Pelanduk, Seliu, Nadu, Mendanau, Batu Dinding, Sumedang, dan pulau-
pulau kecil lainnya.
Provinsi Kep. Bangka Belitung memiliki luas perairan hingga 12 mil laut
seluas 3.918.863,77 Ha dengan potensi keanekaragaman ekosistem pesisir
seperti mangrove, terumbu karang, lamun, selain itu provinsi ini juga
memeliki potensi sebagai daerah penangkapan ikan serta sumberdaya hayati
dan non-hayati maupun sumberdaya buatan lainnya. Adanya potensi tersebut
dimanfaatkan berbagai pihak untuk melakukan upaya pemanfaatan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil di provinsi ini. Adapun pemanfaatan tersebut
meliputi kegiatan konservasi; kepelabuhan; penangkapan ikan; budidaya laut;
wisata pantai dan perairan; pertambangan; serta alur pelayaran dan ruaya
biota dilindungi. Banyaknya kegiatan pemanfaatan ruang di wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dikhawatirkan
menimbulkan degradasi lingkungan maupun konflik kepentingan.
Berdasarkan kondisi tersebut, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kep.
Bangka Belitung melalui Dana APBD Provinsi pada Tahun Anggaran 2017
melaksanakan kegiatan Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil dan Penyusunan Perda Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pekerjaan ini untuk menyusun Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) dan Penyusunan Draft RanPerda
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

2
Tujuan yang ingin dicapai dari pekerjaan ini adalah :
1) Melakukan identifikasi potensi sumberdaya alam, sumberdaya fisik,
dan sumberdaya manusia, serta kendala pemanfaatan sumberdaya
alam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2) Menyusun rencana alokasi ruang WP3K di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
3) Menyusun peraturan pemanfaatan ruang WP3K di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
4) Menyusun indikasi program WP3K di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
5) Menyusun Dokumen Awal, Dokumen Antara, dan Draft Dokumen
Final RZWP3-K
6) Menyusun peta dasar, peta-peta tematik, dan peta RZWP-3-K di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
7) Menyusun Ranperda RZWP-3-K di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.

3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah :
1) teridentifikasinya potensi dan permasalahan wilayah
2) tersusunnya rencana alokasi ruang WP3K
3) tersusunnya peraturan pemanfaatan ruang WP3K
4) terformulasikannya indikasi program WP3K
5) tersusunnya Dokumen Awal, Dokumen Antara, dan Draft Dokumen
Final RZWP3-K
6) tersusunnya peta-peta tematik dan peta RZWP-3-K
7) tersusunnya draft Ranperda RZWP-3-K Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.

4. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu ke arah darat
mencakup wilayah administrasi kecamatan pesisir dan ke arah laut sejauh
12 mil diukur dari garis pantai. Garis pantai dimaksud diukur saat pasang
tertinggi.

3
Gambar Peta Wilayah Perencanaan

5. Sumber Pendanaan
Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD TA. 2017 Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung sebesar Rp 2.000.000.000,- (Dua Miliyar
Rupiah).

6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen


Nama Kuasa Pengguna Anggaran : ………………………… (Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung).
Satuan Kerja : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.

7. Data Dasar
Data dasar terdiri dari :
1. Citra satelit resolusi tinggi

4
2. Peta RBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Skala 1 : 250.000 dan 1 :
50.000
3. Peta LPI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Skala 1 : 250.000 dan 1 :
50.000
4. Peta Laut Pushidros TNI AL, Skala 1 : 200.000

8. Standar Teknis
Sandar teknis Pelaporan dan Peta adalah sebagai berikut :
a. Format Laporan
 Kertas (HVS, A4, 80 gram)
 Tulisan (huruf standar, 1,5 spasi)
 Sampul/cover (Hard cover dan dilaminating)
b. Format Peta
(1) Peta disajikan berdasarkan hasil interpertasi citra, ground check
dan analisis potensi wilayah.
(2) Peta-peta yang disajikan meliputi:
- Peta Hasil Interpretasi Citra, skala sesuai sumber citra.
- Peta-peta Tematik, skala sesuai sumbernya.
- Peta Kerja / Peta Analisis, skala 1:50.000 dan skala 1: 250.000
s/d 12 mil.
- Draft peta dibuat dengan sistim referensi geografis grid UTM
(Universal Tranverse Mercator) dan sistem proyeksi WGS 84.
(3) Untuk Hardcopy keseluruhan peta tersebut dalam laporan,
Dokumen Awal dan Album peta dapat disajikan dalam bentuk
perkecilan optis sampai batas ukuran / format yang masih dapat
dibaca dan diterima dari segi estetika (ukuran A3, kertas 100 gr).
(4) Untuk Softcopy keseluruhan laporandan peta tersebut meliputi:
- Peta Dasar dan Peta Tematik dalam bentuk digital dalam
format shape file (*.shp) dan disusun dalam bentuk
geodatabase (*.gdb).
- Album Peta dibuat dalam skala 1:50.000 dan skala 1: 250.000
s/d 12 mil (softcopy disampaikan dalam bentuk A1, hardcopy
disampaikan dalam A3).
- Softcopy tersebut disimpan dalam Hardisk Eksternal 1 TB.

5
9. Studi-Studi Terdahulu
Studi-studi yang pernah dilakukan antara lain :
a. RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
b. RSWP3K Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
c. RZWP3K Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
d. Seluruh Dokumen Kebijakan Perencanaan yang berkaitan dengan
perencanaan pengelolaan WP3K di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
misalnya RPJMN, RPJMD Prov. Kep. Bangka Belitung, dan lainnya.

10. Referensi Hukum


1) UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati
dan Ekosistemnya;
2) UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
3) UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas;
4) UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
5) UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
6) UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
7) UU No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
8) UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;
9) UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
10) UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
11) UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun
2004 tentang Perikanan;
12) UU No. 04 Tahun 2011 tetang Informasi Geospasial
13) UU No. 12 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyusunan Peraturan
Perundangan
14) UU No 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No 27 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
15) UU No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan
16) UU No. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
17) UU No. 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan Nelayan, Pembudidaya
Ikan dan Petambak Garam

6
18) PP No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau
Perusakan Laut;
19) PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara pemerintah, Pemerintahan Daerah, Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kab/ Kota;
20) PP No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan;
21) PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
22) PP No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan
23) PP No. 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
24) PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
25) PP No. 62 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil
Terluar;
26) PP No. 64 Tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil;
27) PP No. 20 Tahun 2010 tentang Tentang Angkutan di Perairan
28) PP No. 08 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang;
29) PP No. 09 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan UU No. 4 tentang
Informasi Geospasial
30) Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
31) Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
32) Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2016 tentang Batas Sempadan
Pantai
33) Instruksi Presiden No. 7 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pembangunan Industri Perikanan Nasional
34) Permen KP No.PER.17/MEN/2008 tentang Kawasan Konservasi di
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
35) Permen KP No.PER.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan
Zonasi Kawasan Konservasi Perairan;
36) Permenhub Nomor 68 Tahun 2011 tentang Alur Pelayaran di Laut;
37) Permen KP No.PER.8/MEN/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan;
38) Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan
Batas Daerah;

7
39) Permendagri No 80 tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah
40) Permen KP No.PER.18/MEN/2013 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.PER.2/MEN/2011
tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan
Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan di Wilayah Pengeloaan
Perikanan Negara Republik Indonesia;
41) Permen KP No.PER.23/MEN/2016 tentang perubahan atas Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan No.PER.34/MEN/2014 tentang
Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
42) Permen KP No. 47 Tahun 2016 tentang Estimasi Potensi, Jumlah
Tangkapan ikan yang diperbolehkan, dan Tingkat Pemanfaatan SDI di
WPP
43) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Daerah
44) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penataan Pertanahan di
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
45) Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2
Tahun 2014 tentang RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tahun 2014 - 2034.

11. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan dalam kegiatan Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah
sebagai berikut:
11.1. Kegiatan Persiapan
1) Penyiapan personil dalam tim kerja (tenaga ahli dan tenaga pendukung
sesuai dengan tata laksana personil).
2) Penyiapan administrasi.
3) Studi literatur sebagai awal atau referensi untuk pelaksanaan kegiatan.
4) Penyusunan rencana kerja
- Jadwal pekerjaan

8
- Metode pengumpulan data/survei lapangan berdasarkan Citra satelit
dan Peta RBI, LPI, Laut Dishidros, di wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
- Peta rencana lokasi titik sampling
- Persetujuan rencana kerja oleh tim supervise

11.2. Kegiatan Pengumpulan Data Sekunder


Penyedia jasa mengumpulkan data sekunder yang meliputi :
1) Data Bathimetri
2) Data Geologi dan Geomorfologi Laut (substrat dasar)
3) Data Oseanografi (pasang surut, gelombang, arus, kualitas air, biologi
perairan)
4) Data Ekosistem Pesisir (terumbu karang, mangrove, lamun)
5) Data Sumberdaya Ikan (jenis dan kelimpahan ikan)
a. Ikan Pelagis
b. Ikan Demersal
6) Data Pemanfaatan Wilayah Laut Yang Telah Ada (misalnya : bagan,
pertambangan, wisata, rig, pipa, kabel laut, perikanan budidaya,
perikanan tangkap, alur, konservasi, pelabuhan, BMKT, DLKr, DLKp,
WKOp, reklamasi, latihan militer, pembuangan amunisi, pembuangan
disposal, dll)
7) Data Perencanaan pemanfaatan Perairan Pesisir (misalnya : Rencana
Induk Pelabuhan, Rencana Induk Pariwisata, dll)
8) Data Sosial dan Budaya
a. Jumlah penduduk
b. Jumlah tenaga kerja
c. Kepadatan penduduk
d. Jumlah nelayan dan dan pembudidaya ikan
e. kondisi dan karakteristik masyarakat setempat termasuk tempat
suci dan kegiatan peribadatannya
f. aktifitas/ritual keagamaan dan situs cagar budaya.
9) Data Ekonomi Wilayah
a. PDRB
b. Pendapatan per kapita
c. Mata pencaharian penduduk
d. Komoditi unggulan

9
e. Kegiatan perekonomian perikanan dan kelautan
f. Produksi perikanan
10) Data Resiko Bencana dan Pencemaran
a. Jenis, lokasi, batas riwayat kebencanaan, tingkat kerusakan dan
kerugian bencana
b. Sumber dan lokasi pencemaran

11.3. Perumusan Tujuan, Kebijakan, dan Strategi


Tujuan, Kebijakan, dan Strategi pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil provinsi merupakan terjemahan dari visi dan misi pengelolaan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pengembangan provinsi untuk
mencapai kondisi ideal pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
provinsi yang diharapkan.

a. Tujuan Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi


Tujuan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
merupakan arahan perwujudan alokasi ruang wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil provinsi yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20
tahun).
Tujuan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
memiliki fungsi:
 sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi
RZWP-3-K provinsi;
 memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama RZWP-
3-K provinsi; dan
 sebagai dasar penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi.

Tujuan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi


dirumuskan berdasarkan:
 visi dan misi pembangunan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
provinsi;
 karakteristik wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi;
 isu strategis; dan
 kondisi objektif yang diinginkan.

10
Tujuan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
dirumuskan dengan kriteria:
 tidak bertentangan dengan tujuan pengelolaan wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil nasional;
 jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan
 tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

b. Kebijakan
Kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi.
Kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
berfungsi sebagai:
 sebagai dasar untuk memformulasikan strategi pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi;
 sebagai dasar untuk merumuskan alokasi ruang wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil;
 memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi; dan
 sebagai dasar penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi


dirumuskan berdasarkan:
 tujuan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi;
 karakteristik wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi;
 kapasitas sumber daya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
provinsi dalam mewujudkan tujuan pengelolaan wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil; dan
 ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi


dirumuskan dengan kriteria:
 mengakomodasi kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil nasional yang berlaku pada wilayah provinsi
bersangkutan;

11
 jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu
perencanaan pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
bersangkutan;
 mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun
yang diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan
 tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

c. Strategi
Strategi pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
merupakan penjabaran kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil provinsi ke dalam langkah-langkah operasional untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
berfungsi:
 sebagai dasar untuk penyusunan rencana alokasi ruang, dan
penetapan kawasan strategis provinsi;
 memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam
RZWP-3-K provinsi; dan
 sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi.

Strategi pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi


dirumuskan berdasarkan:
 kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil wilayah
provinsi;
 kapasitas sumber daya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
provinsi dalam melaksanakan kebijakan pengelolaan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil; dan
 ketentuan peraturan perundang-undangan.

Strategi pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil wilayah


provinsi dirumuskan dengan kriteria:
 memiliki kaitan logis dengan kebijakan pengelolaan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil;
 tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil nasional;

12
 jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu
perencanaan pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi
bersangkutan secara efisien dan efektif;
 harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana alokasi ruang
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi; dan
 tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Tujuan, kebijakan, dan strategi tersebut diatas diadopsi dari Tujuan,


kebijakan, dan strategi yang tertuang dalam dokumen RSWP-3-K. Apabila
belum ada, maka penyedia jasa harus merumuskan Tujuan, kebijakan, dan
strategi Pengelolaan WP-3-K.

11.4. Kegiatan Survei Lapangan


Penyedia jasa melakukan pengumpulan data primer melalui survey apabila
data sekunder tidak tersedia, antara lain :
1) Geologi Laut dan Geomorfologi laut
a. Geologi laut (Substrat Dasar Laut)
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi mengenai lokasi
dan jenis substrat dasar laut. Untuk mendeteksi lokasi dan jenis substrat
dasar laut dilakukan survey pengambilan sample, dengan jumlah
sample tertentu. Survey substrat dasar laut dilakukan pada 70 lokasi
survey dengan kedalaman maksimal 20 m.

2) Oseanografi
Data oceanografi yang diambil meliputi:
a. Fisika Perairan
a) Gelombang
Penyedia jasa harus mengukur gelombang dengan metode
pengukuran langsung menggunakan wave recorder. Pengukuran
gelombang dilakukan selama 7 hari 7 malam pada 2 (dua) lokasi
pengamatan di perairan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
untuk mengetahui karakteristik dan parameter gelombang yang
meliputi tinggi dan periode gelombang.
b) Arus
Penyedia jasa harus mengukur arus selama 7 hari 7 malam pada
2 (dua) lokasi pengamatan di perairan Provinsi Kepulauan Bangka

13
Belitung, dengan menggunakan alat current meter yang dapat
mengukur kecepatan dan arah arus pada titik pengamatan secara
simultan bersamaan dengan pengukuran pasang surut. Pemetikan
data maksimal setiap 1 jam. Current meter dipasang pada
kedalaman tertentu yang memenuhi kriteria pengukuran arus.
Pengukuran dilakukan pada saat kondisi pasang tinggi (fase
spring tide).
c) Suhu, Kecerahan dan TSS
 Suhu
Suhu diukur dengan waterchecker. Suhu diinterpretasi dengan
citra satelit modis dan dilakukan ground check pada titik
pengamatan yang lokasinya ditentukan berdasarkan
interpretasi citra satelit.
 Kecerahan
Penyedia jasa harus mengukur kecerahan yang dilakukan
secara insitu dengan menggunakan secchi disk di titik
pengamatan.
 Total Suspended Solid (TSS)
Total Suspended Solid (TSS) dilakukan di laboratorium.

b. Kimia dan Biologi Perairan


a) pH dan Salinitas
Penyedia jasa harus mengukur pH dan Salinitas yang diambil
pada titik pengamatan. pH dan Salinitas diukur dengan
menggunakan waterchecker.
b) Klorofil
Penyedia jasa harus mengukur Klorofil yang dianalisis dengan
citra satelit modis/seaWIFS untuk mendapatkan sebaran nilai
klorofil pada citra satelit dilakukan tranformasi matematis
menggunakan software pengolah citra. Analisis klorofil dilakukan
berdasarkan data bulanan minimal selama lima tahun. Hasil
transformasi matematis tersebut digunakan untuk menentukan titik
sampel pengukuran klorofil di lapangan dan dilakukan ground
check pada titik pengamatan. Hasil pengukuran klorofil dianalisis
di labolatorium.

14
Pengukuran kualitas perairan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dilakukan di 130 lokasi pengukuran, sedangkan pengambilan sampel
TSS dan klorofil dilakukan di 70 lokasi pengambilan sampel.

3) Ekosistem pesisir
a. Terumbu Karang
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi tentang
terumbu karang yang meliputi : sebaran, luasan, dan kondisi terumbu
karang. Untuk mendeteksi keberadaan, sebaran dan luasan terumbu
karang dilakukan analisis citra satelit, dengan resolusi tinggi. Hasil
analisis citra satelit digunakan untuk penentuan lokasi sample,
dengan jumlah sample titik pengamatan. Berdasarkan penentuan titik
sample, dilakukan survey lapangan untuk mengetahui kondisi
sebaran terumbu karang. Survey lapangan dilakukan dengan
menggunakan metode LIT untuk mendapatkan informasi kondisi
terumbukarang diantaranya presentase tutupan karang hidup, jenis
terumbu karang, indeks keseragaman, indeks keanekaragaman, dan
indeks dominansi. Pengamatan kondisi ekosistem terumbu karang
dilakukan di 60 lokasi pengamatan.

b. Mangrove
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi tentang
mangrove yang meliputi : sebaran, luasan, dan kondisi (penutupan
tajuk dan kerapatan pohon) mangrove. Untuk mendeteksi
keberadaan, sebaran dan luasan mangrove dilakukan analisis citra
satelit, dengan resolusi tinggi. Hasil analisis citra satelit digunakan
untuk penentuan lokasi sample, dengan jumlah sample titik
pengamatan. Berdasarkan penentuan titik sample, dilakukan survey
lapangan untuk mengetahui penutupan tajuk (%) dan kerapatan
pohon (jumlah pohon per hektare) dan kondisi mangrove.
Pengamatan kondisi ekosistem mangrove dilakukan di 52 lokasi
pengamatan.

c. Lamun
Survey lamun dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi
tentang lamun yang meliputi: jenis, sebaran, luasan, dan kondisi

15
lamun. Survey lapangan dilakukan dengan menggunakan metode
transek kuadran untuk mendapatkan informasi kondisi lamun
diantaranya presentase lamun, indeks keseragaman, indeks
keanekaragaman, dan indeks dominansi. Pengamatan kondisi
ekosistem lamun dilakukan di 52 lokasi pengamatan.

4) Sumberdaya ikan
a. Ikan Demersal
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi mengenai
jenis dan kelimpahan ikan demersal yang diperoleh dari hasil survey
lapangan. Untuk memperoleh jenis, kelimpahan, keanekaragaman,
keseragaman, dominansi ikan demersal, dan benthos, survey
lapangan dilakukan bersamaan dengan survey ekosistem (terumbu
karang).

b. Ikan Pelagis
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi mengenai
lokasi, keberadaan, jenis dan kelimpahan ikan pelagis. Untuk
mendeteksi keberadaan ikan pelagis dilakukan analisis citra satelit,
dengan resolusi minimal 20 x 20 m terhadap kedalaman, klorofil,
TSS, suhu permukaan laut, serta dikombinasikan dengan pola arus
dari hasil simulasi model hidrodinamika. Hasil analisis citra satelit
digunakan untuk penentuan lokasi ground check untuk mengetahui
jenis dan kelimpahan ikan, dengan jumlah sample tertentu.

c. Jenis Ikan yang dilindungi


Survey dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai
jenis ikan yang dilindungi dalam waktu yang bersamaan dengan
survei ikan demersal

5) Pemanfaatan wilayah laut Yang Telah Ada


Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi mengenai jenis
dan lokasi pemanfaatan wilayah laut yang telah ada. Untuk mendeteksi
lokasi pemanfaatan wilayah laut yang ada dilakukan analisis citra satelit
dengan resolusi tinggi dan data sekunder pemanfaatan wilayah laut.
Hasil analisis citra satelit digunakan untuk ground check untuk

16
mengetahui jenis pemanfaatan wilayah laut yang ada. Ground check
lokasi BMKT dilakukan dengan metode penyelaman dan dilakukan di 11
lokasi pengamatan.

6) Demografi, Sosial dan Budaya


Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi mengenai :
a. Demografi, meliputi : jumlah penduduk, gender, tenaga kerja, jumlah
nelayan dan pembudidaya ikan, mata pencaharian, pendidikan
b. Sosial, meliputi : wilayah masyarakat hukum adat (lokasi, batas dan
karakteristik), wilayah penangkapan ikan secara tradisional (lokasi,
batas, dan karakteristik)
c. Budaya, meliputi : kondisi dan karakteristik masyarakat setempat
termasuk tempat suci dan kegiatan peribadatannya, aktifitas/ritual
keagamaan, situs cagar budaya dll.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara terstruktur
maupun wawancara mendalam, observasi (pengamatan langsung)
dan diskusi dengan kelompok-kelompok masyarakat (Focus Group
Discussion)

7) Ekonomi Wilayah
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi, yang meliputi :
mata pencaharian, pendapatan perkapita, , pendapatan kegiatan
ekonomi perikanan dan kelautan, produksi perikanan, pendapatan rata-
rata dan pengeluaran, komoditas unggulan, dll. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara terstruktur maupun wawancara
mendalam, observasi (pengamatan langsung) dan diskusi dengan
kelompok-kelompok masyarakat (Focus Group Discussion)

8) Resiko Bencana dan Pencemaran


Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi mengenai
resiko bencana (jenis, lokasi, batas, riwayat kebencanan, tingkat
kerusakan, kerugian) dan pencemaran (sumber pencemaran). Untuk
mendeteksi resiko bencana dilakukan ground check dengan
menggunakan GPS dan wawancara, sedangkan untuk mengetahui
lokasi pencemaran dilakukan pengambilan sampel logam berat air
raksa (Hg), timbal (Pb) dan Timah (Sn).

17
11.5. Analisis Data dan Penyusunan Peta-Peta Tematik
1) Bathimetri
Peta Batimetri skala 1: 250.000 digambarkan dalam bentuk garis kontur
batimetri dengan interval kelas kontur kedalaman 0-10m = 0; 2; 5; 8; 10
m; 10-100= 10 m, 100-500m= 20m; 500-1000m= 50m; >1000m= 100m,
sedangkan untuk skala 1 : 50.000 digambarkan dalam bentuk garis
kontur batimetri dengan interval kelas kontur kedalaman 0 – 10 m = 0; 2;
5; 8; 10 m; kedalaman 10 – 50 m = 5 m; kedalaman 50 – 100 m = 10 m;
kedalaman 100 – 500 m = 20 m; Kedalaman 500 - 1000 m = 50 m;
kedalaman >1000 m = 100 m. Peta Batimetri digambarkan dengan kelas
kedalaman tersebut di atas sampai jarak 12 mil. Penggambaran simbol
kontur batimetri dan tampilan layout peta mengikuti Standar Simbol,
Notasi, dan Kode Unsur Penyajian Peta Dasar, Peta Tematik dan Peta
RZWP-3-K.

2) Geologi laut dan Geomorfologi laut


a. Peta Substrat Dasar Laut Peta substrat dasar laut skala 1: 250.000
dan 1:50.000 digambarkan dalam bentuk poligon jenis substrat dasar
laut yang berisi informasi jenis substrat dasar laut, misalnya pecahan
karang, pasir, lumpur, lumpur berpasir dll. Penggambaran simbol
poligon jenis subtrat dasar laut dan tampilan layout peta 1 : 250.000
dan 1:50.000 mengikuti Standar Simbol, Notasi, dan Kode Unsur
Penyajian Peta Dasar, Peta Tematik dan Peta RZWP-3-K.

3) Oseanografi
a. Pasang Surut
Penyedia jasa harus memplot hasil pengukuran pasang surut untuk
mengetahui tinggi elevasi muka air pasang surut terhadap waktu
pengukuran. Kemudian diolah dengan analisis harmonik pasang
surut dengan menggunakan metode admiralty untuk mengetahui
komponen pasang surut sehingga dapat diketahui tipe pasang surut
serta karakteristik pasang surut lainnya.

b. Gelombang
Gelombang diprediksi dari data angin dengan mempertimbangkan
panjang fetch, kecepatan dan arah angin. Distribusi spasial tinggi dan
arah gelombang dengan grid maksimal 2,5 km disimulasikan dengan

18
model refraksi gelombang. Peta tinggi gelombang skala 1:250.000
dan 1:50.000 digambarkan dalam bentuk kontur isoline per 0,1 m.

c. Arus
Hasil pengukuran digambarkan dalam scatter diagram, vektor plot,
current rose (mawar arus). Untuk distribusi spasial pola arus untuk
tiap 500 m disimulasikan dengan model hidrodinamika pola arus
dengan grid maksimal 2,5 km, dan dikalibrasi dengan hasil
pengukuran. Peta arus skala 1:250.000 dan 1:50.000, digambar
dalam bentuk kontur isoline dengan interval per 0,05 m/detik.

d. Suhu
Suhu yang telah diperoleh dari hasil interpretasi citra yang telah di
lakukan ground check, penyedia jasa harus menuangkan dalam peta
suhu skala 1:250.000 dan 1:50.000, dan digambar dalam bentuk
kontur isoline dengan interval per 0,5 (C).

e. Kecerahan
Data kecerahan yang telah diperoleh dari hasil pengukuran
dituangkan dalam peta kecerahan skala 1:250.000 dan 1:50.000 dan
digambarkan dalam bentuk kontur isoline dengan interval per 1
meter.

f. TSS
Sampel TSS yang diambil dianalisis di laboratorium dan dilakukan
interpolasi dari hasil pengukuran dituangkan dalam peta TSS skala
1:250.000 dan 1:50.000 dan digambar dalam bentuk kontur isoline

g. pH
Data pH yang telah diperoleh dari hasil pengukuran dituangkan
dalam peta pH skala 1:250.000 dan 1:50.000 dan digambarkan
dalam bentuk kontur isoline dengan interval per 0,5.

h. Salinitas
Data Salinitas yang telah diperoleh dari hasil pengukuran dituangkan
dalam peta salinitas skala 1:250.000 dan 1:50.000 dan digambarkan
dalam bentuk kontur isoline dengan interval per 1 Psu.

19
. Klorofil
Peta klorofil skala 1:250.000 dan 1:50.000 , digambar dalam bentuk
kontur isoline dengan interval per 0,5 mg/L.

4) Ekosistem Pesisir
a. Terumbu Karang
Peta sebaran terumbu karang untuk RZWP-3-K dengan skala 1 :
250.000 dan 1:50.000 ditampilkan dalam bentuk poligon, sedangkan
kondisi terumbu karang (persentase tutupan karang, bentik substrate
ratio), ditampilkan dalam bentuk simbol lingkaran berskala.
Penggambaran simbol dan tampilan layout untuk data terumbu
karang pada peta skala 1 : 250.000 mengikuti Standar Simbol,
Notasi, dan Kode Unsur Penyajian Peta Dasar, Peta Tematik dan
Peta RZWP-3-K.

b. Mangrove
Peta sebaran mangrove skala 1 : 250.000 dan 1:50.000 dalam
bentuk poligon. Kondisi mangrove yang meliputi kerapatan pohon
(rapat, sedang, jarang) dan penutupan tajuk (lebat, sedang jarang).

c. Lamun
Peta sebaran padang lamun dengan skala 1 : 250.000 dan 1:50.000
digambarkan dalam bentuk polygon, kondisi lamun (komposisi,
kerapatan, presentase penutupan lamun, dan penutupan spesies)
ditampilkan dalam bentuk lingkaran berskala yang mengindikasikan
kondisi (kaya, kurang kaya, miskin).

5) Pemanfaatan Wilayah Laut Eksisting


Data pemanfaatan wilayah laut existing untuk RZWP-3-K dengan skala
1 : 250.000 dan 1:50.000 digambarkan dalam bentuk titik dan poligon
(untuk data yang berupa area). Penggambaran simbol dan tampilan
layout untuk data pada peta pemanfaatan wilayah laut existing skala 1 :
250.000 dan 1:50.000 mengikuti Standar Simbol, Notasi, dan Kode
Unsur Penyajian Peta Dasar, Peta Tematik dan Peta RZWP-3-K.

6) Sumberdaya Ikan
a. Daerah Penangkapan Ikan Pelagis

20
Peta DPI Pelagis untuk RZWP-3-K dengan skala 1: 250.000 dan
1:50.000 digambarkan dalam bentuk poligon. Jenis dan kelimpahan
ikan dalam bentuk pie chart atau diagram batang dengan informasi
dasar lokasi fishing ground. Penggambaran simbol dan tampilan DPI
pelagis skala 1 : 250.000 dan 1:50.000 mengikuti Standar Simbol,
Notasi, dan Kode Unsur Penyajian Peta Dasar, Peta Tematik dan
Peta RZWP-3-K.

b. Daerah Penangkapan Ikan Demersal


Peta DPI demersal untuk RZWP-3-K dengan skala 1: 250.000 dan
1:50.000 digambarkan dalam bentuk poligon dan hasil analisis
kondisi sumberdaya ikan demersal (Total biomassa ikan dan Generic
Fish Richness) ditampilkan dalam bentuk lingkaran berskala.
Penggambaran simbol dan tampilan DPI demersal skala 1 : 250.000
dan 1:50.000 mengikuti Standar Simbol, Notasi, dan Kode Unsur
Penyajian Peta Dasar, Peta Tematik dan Peta RZWP-3-K.

c. Ikan yang dilindungi


Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi mengenai
jenis ikan yang dilindungi dilakukan secara bersamaan dengan survei
ikan pelagis dan ikan demersal. Hasil survey sumberdaya ikan yang
dilindungi dianalisis untuk mengetahui lokasi, keberadaan, jenis dan
kelimpahan ikan yang dilindungi. Hasil analisis ditampilkan pada Peta
sumberdaya ikan yang dilindungi skala 1: 250.000 dan 1:50.000 dan
digambar dalam bentuk polygon, dan jenis serta kelimpahan ikan
dalam bentuk pie chart

7) Demografi dan Sosial


Peta demografi dan sosial untuk RZWP-3-K dengan skala 1 : 250.000
dan 1:50.000 digambarkan dalam bentuk dalam bentuk polygon disertai
informasi dalam bentuk diagram/tabel/pie chart.

8) Ekonomi Wilayah
Data ekonomi wilayah dituangkan pada peta ekonomi wilayah skala
1:250.000 dan 1:50.000 dalam bentuk point/polygon disertai informasi
yang disajikan dalam bentuk diagram/tabel/pie chart.

21
9) Resiko Bencana dan Pencemaran
Data resiko bencana (jenis, lokasi, batas, riwayat kebencanan, tingkat
kerusakan, kerugian) dan pencemaran (lokasi dan sumber pencemaran)
dituangkan pada peta resiko bencana dan pencemaran skala 1:250.000
dan 1:50.000 dalam bentuk polygon/point.

11.6. Deskripsi Potensi dan Kegiatan Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir dan


Pulau-pulau Kecil
Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data serta disajikan dalam
bentuk peta tematik selanjutnya dilakukan pendeskripsian terhadap peta-
peta tematik yang telah disusun.
a. Deskripsi potensi sumberdaya Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil
Deskripsi potensi sumberdaya dilakukan untuk mengetahui Sumber
daya Hayati meliputi ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove,
serta biota lainnya. Sumberdaya Non Hayati meliputi pasir, air laut, dan
mineral dasar laut. Sumberdaya Buatan meliputi infrastruktur laut yang
terkait dengan kelautan dan perikanan, jasa-jasa lingkungan berupa
keindahan alam, permukaan dasar tempat instalasi bawah air yang
terkait dengan kelautan dan perikanan serta energy gelombang laut
yang terdapat di wilayah pesisir.

b. Deskripsi Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil


Deskripsi mengenai pemanfaatan meliputi pemanfaatan yang di laut
(pertambangan, kawasan konservasi, pariwisata, BMKT, tambat labuh,
floating unit, bangunan perikanan permanen (KJA, rumpon), area
penangkapan ikan modern dan tradisional serta budidaya laut (rumput
laut dan mutiara), kawasan militer, alur laut (pipa dan kabel bawah laut),
alur pelayaran, dan alur migrasi biota).

11.7. Penyusunan Dokumen Awal


Penyedia jasa menyusun Dokumen Awal memuat: 1.) Pendahuluan (Dasar
Hukum Penyusunan RZWP 3-K, Profil Wilayah, Isu-isu Strategis Wilayah,
Peta-peta yang minimal mencakup peta orientasi wilayah); 2.) Tujuan,
Kebijakan, dan Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil; 3) Deskripsi Potensi Sumberdaya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan

22
Pemanfaatannya; 4.) Album Peta Tematik. Album peta tematik disesuaikan
dengan Pedoman Teknis Pemetaan RZWP-3-K terdiri atas.
1) Peta Wilayah Perencanaan WP3K Provinsi Kep. Bangka Belitung
2) Peta Rencana Struktur dan Pola Ruang Wilayah dari RTRW Provinsi
3) Peta Bathimetri
4) Peta Substrat Dasar Laut
5) Peta Arus
6) Peta Gelombang
7) Peta Suhu
8) Peta Kecerahan
9) Peta pH
10) Peta Salinitas
11) Peta Sebaran Klorofil
12) Peta Ekosistem Pesisir
a. Peta sebaran ekosistem pesisir (terumbu karang, mangrove dan
lamun)
b. Peta Kondisi Ekosistem Terumbu Karang
c. Peta Kondisi Ekosistem Mangrove
d. Peta Kondisi Ekosistem Lamun
13) Peta Sumberdaya Ikan
a. Peta Sumberdaya Ikan Pelagis
b. Peta Sumberdaya Ikan Pelagis
14) Peta Pemanfaatan Wilayah Laut Yang Telah Ada
15) Peta Rencana Pemanfaatan Wilayah Laut
16) Peta Sosial Ekonomi dan budaya
a. Peta Mata Pencaharian
b. Peta Jumlah Penduduk
c. Peta Kepadatan Penduduk
d. Peta Mata Pencaharian Penduduk
e. Peta Ekonomi Wilayah
17) Peta Resiko bencana dan pencemaran
a. Peta Rawan Bencana (jenis dan lokasi bencana)
b. Peta Resiko Bencana
c. Peta pencemaran (lokasi dan jenis sumber pencemaran)

23
11.8. Analisis Kesesuaian Lahan (Perairan Pesisir dan/atau Daratan Pulau
Kecil) Terhadap Kawasan, Zona dan Sub Zona
Penyedia jasa melakukan analisis kesesuaian perairan dengan
menggunakan kriteria-kriteria untuk menentukan kesesuaian kawasan
atau zona dan sub zona.

11.9. Analisis Non Spasial


Penyedia jasa melakukan analisis non spasial yang meliputi :
a) Analisis Kebijakan dan Kewilayahan
b) Analisis Sosial dan Budaya
c) Analisis Infrastruktur
d) Analisis Ekonomi Wilayah
e) Analisis Pengembangan Wilayah
f) Analisis dampak aktivitas dari wilayah sekitar
g) Analisis isu dan permasalahan perencanaan di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil
Hasil analisis non spasial diformulasikan untuk menyempurnakan usulan
peta alokasi ruang.

11.10. Analisis Konflik Pemanfaatan Ruang


Penyedia jasa harus membuat analisis konflik pemanfaatan ruang baik di
wilayah perairan maupun penyelarasannya dengan struktur ruang dan
pola ruang di darat. Analisis konflik pemanfaatan ruang di perairan
dilakukan terhadap potensi penggunaan ruang perairan secara tiga
dimensi (horizontal dan vertikal). Dalam analisis tersebut harus diikuti
dengan alternatif penyelesaian konflik (resolusi konflik).

11.11. Penentuan Alokasi Ruang


Penyedia jasa harus meyusun rencana alokasi ruang dalam RZWP-3-K
provinsi yang merupakan rencana distribusi peruntukan ruang wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil di provinsi yang meliputi rencana
peruntukan ruang yang ada berupa rumusan alokasi ruang
kawasan/zona/sub zona di kawasan pemanfaatan umum, kawasan
konservasi, kawasan strategis nasional tertentu, dan alur laut.
Klasifikasi kawasan pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil harus
berdasarkan UU Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah

24
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana telah diubah dengan UU
Nomor 1 Tahun 2014.

11.12. Penyelarasan, Penyerasian dan Penyeimbangan dengan RTRW


Penyedia jasa harus melakukan penyelarasan, penyerasian dan
penyeimbangan antara RZWP-3-K dengan RTRW dengan cara:
 Menyelaraskan/ mengadopsi pola ruang dan struktur ruang
daratan pesisir RTRW ke dalam RZWP-3-K
 Menyerasikan alokasi ruang perairan pesisir dan pulau-pulau kecil
dalam RZWP-3-K yang bersinggungan dengan pola ruang dalam
RTRW
 Menyeimbangkan/memadukan rencana Pemerintah dan
Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan ke dalam alokasi ruang perairan
pesisir dalam RZWP-3-K.

Setelah RZWP-3-K diselaraskan, diserasikan dan diseimbangkan


dengan RTRW, maka disusun peraturan pemanfaatan ruang yang
memuat lokasi dan kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh
dilakukan setelah memperoleh izin.

11.13. Penyusunan Peraturan Pemanfaatan Ruang


Penyedia jasa harus menyusun draft ketentuan-ketentuan mengenai
kriteria dan persyaratan dalam pemanfaatan ruang untuk setiap kawasan
dan arahan zona/sub zona yang akan menjadi muatan peraturan
pemanfaatan ruang.

11.14. Rekomendasi terhadap RTRW dan Rencana Pembangunan Lainnya


Hasil penyerasian, penyelarasan, dan penyeimbangan RZWP-3-K
dengan RTRW, RZW-3-K dapat digunakan sebagai pertimbangan di
dalam penetapan struktur dan pola ruang yang terdapat didalam RTRW.
Rekomendasi terhadap RTRW, meliputi:
a) Alokasi ruang di WP3K untuk kegiatan-kegiatan yang memiliki
keterkaitan terhadap sumberdaya di WP3K;
b) Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT) dapat menjadi
muatan kawasan strategis RTRW;
c) Penetapan Kawasan Strategis WP3K.

25
11.15. Penyusunan Indikasi Program
Penyedia jasa harus menyusun desain/rancangan rangkaian program
pemanfaatan ruang jangka panjang (20 tahun) yang tersusun ke dalam
tahapan jangka menengah dan institusi yang menjadi leading sektor.
Dalam desain program tersebut, termasuk mencantumkan lokasi dan
sumber pendanaan program serta indikasi program/prioritasi program.

11.16. Penyusunan Draft Ranperda


Penyedia jasa harus menyusun naskah ranperda RZWP-3-K Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung yang terdiri atas:
a. Ranperda, yang merupakan rumusan per pasal dari buku rencana
yang disajikan dalam bentuk A4
b. Lampiran, yang terdiri atas peta rencana alokasi ruang dan peta
penetapan kawasan-kawasan strategis yang disajikan dalam bentuk
A3, serta tabel indikasi program.

11.17. Penyusunan Dokumen Antara


Penyedia Jasa menyusun Dokumen Antara, yang memuat Dokumen
Awal yang telah dikonsultasi publikkan ditambah dengan penetapan
alokasi ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, hasil analisis paket
sumberdaya dan kesesuaian perairan, dan telah dioverlay dengan
analisis non spasial dan telah dilakukan penyelarasan, Penyerasian dan
Penyeimbangan antara RZWP-3-K dengan RTRW dilengkapi dengan
Peta-peta tematik dan Draft Peta Rencana Zonasi.
Sistematika Dokumen Antara, meliputi :
Bab I Pendahuluan
Bab II Deskripsi Potensi Sumberdaya Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil
Dan Kegiatan Pemanfaatan
Bab III Isu-Isu Strategis Wilayah
Bab IV Tujuan, Kebijakan, Dan Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir
Dan Pulau-Pulau Kecil
Bab V Rencana Alokasi Ruang
Bab VI Peraturan Pemanfaatan Ruang
Bab VII Indikasi Program
Bab VIII Album Peta
Bab IX Rancangan Peraturan Daerah RZWP-3-K

26
11.18. Penyusunan Draft Dokumen Final
Penyedia Jasa menyusun Draft Dokumen Final yang merupakan
perbaikan terhadap Dokumen Antara yang telah dikonsultasi publikkan,
dengan sistematika :
Bab I Pendahuluan
 Latar Belakang
 Dasar Hukum Penyusunan RZWP-3-K
 Profil Wilayah
 Isu-Isu Strategis
 Peta dan ruang lingkup wilayah perencanaan
Bab II Deskripsi Potensi Sumberdaya Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil
Dan Kegiatan Pemanfaatan
 Deskripsi potensi sumberdaya WP3K
 Deskripsi kegiatan pemanfaatan eksistingnya.
Bab III Isu-Isu Strategis Wilayah
Bab IV Tujuan, Kebijakan, Dan Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir
Dan Pulau-Pulau Kecil
 Tujuan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
dan
 Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil.
Bab V Rencana Alokasi Ruang
Bab VI Peraturan Pemanfaatan Ruang
Bab VII Indikasi Program
Bab VIII Album Peta
Bab IX Rancangan Peraturan Daerah RZWP-3-K

Album Peta Tematik dan Peta RZWP-3-K di Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung disesuaikan dengan Pedoman Teknis Pemetaan RZWP-3-K

12. Keluaran
Keluaran terdiri dari:
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Draft Laporan Akhir

27
4. Laporan Akhir
5. Dokumen Awal RZWP-3-K
6. Dokumen Antara RZWP-3-K
7. Dokumen Final RZWP-3-K
8. Album Peta Tematik dan Peta RZWP-3-K
9. Draft Ranperda RZWP-3-K
10. Ekternal Hardisk soft copy seluruh laporan dan dokumen

13. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat


Komitmen
Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen memfasilitasi
penyediaan peraturan perundangan terkait dengan Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan koordinasi dengan pemerintah daerah.

14. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi


Seluruh barang tidak habis pakai yang dibeli dengan menggunakan
komponen belanja barang modal, peralatan dan mesin seperti Citra dan
Peta Dasar harus diserahkan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disertai dengan Berita Acara
penyerahan.

15. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa


Penyedia jasa harus melakukan asistensi pekerjaan sepanjang waktu kerja.
Supervisi dilakukan oleh tim dari Dinas Kelautan dan Perikanan dan Pokja
akan melakukan koreksi dan pengarahan terhadap masing-masing laporan.

16. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan


Kegiatan akan dilaksanakan selama 7 (tujuh) Bulan kalender.

17. Personil
17.1. Kebutuhan Tenaga Ahli
Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung Kegiatan Penyusunan RZWP-3-K di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

28
No Klasifikasi Tenaga Ahli Kualifikasi/Jumlah Pengalaman
Minimal
Tenaga Ahli
1 Ahli Pengelolaan Sumberdaya  S-2 Manajemen sumberdaya 5 Tahun
Pesisir dan Laut (Team perairan/ sumberdaya pesisir dan
Leader) laut /Kelautan
(1 orang)
2 Ahli SIG (Sistem Informasi  S-2 Geografi/ Teknik Geodesi/ 5 Tahun / 3 Tahun
Geografi) Teknik Planologi/ Ilmu Kelautan,
atau
 S-1 Geografi/ Teknik Geodesi/
Teknik Planologi/ Ilmu Kelautan
(1 orang)
3 Ahli Oseanografi  S-2 Ilmu Kelautan/ Oceanografi; 5 Tahun / 3 Tahun
atau
 S-1 Ilmu Kelautan/ Oceanografi;
(1 orang)
4 Ahli Perikanan S1 Perikanan/ S2 Perikanan 5 Tahun / 3 Tahun
(1 orang)
5 Ahli Ekosistem Pesisir  S-2 Manajemen Sumberdaya 5 Tahun / 3 Tahun
Perairan/ Ilmu Kelautan, atau
 S-1 Manajemen Sumberdaya
Perairan/ Ilmu Kelautan
(1 orang)
6 Ahli Sosial Ekonomi Perikanan  S-2 Ekonomi Pembangunan/sosial 5 Tahun / 3 Tahun
ekonomi, Perikanan; atau
 S-1Ekonomi Pembangunan/sosial
ekonomi, Perikanan;
(1 orang)
7 Ahli Perencanaan Wilayah  S-2Planologi; 5 Tahun / 3 Tahun
Atau
 S-1Planologi
(1 orang)
8 Ahli Pemodelan Hidrodinamika  S-2 Teknik Kelautan / Oceanografi / 5 Tahun / 3 Tahun
Teknik Sipil, atau
 S-1 Teknik Kelautan / Oceanografi /
Teknik Sipil
(1 orang)
9 Ahli Legal Drafter  S2 Hukum, atau 5 Tahun / 3 Tahun
 S1 Hukum
(1 orang)
Tenaga Pendukung

1 Operator GIS  S1 Geografi, S1 Geodesi, S1 1 Tahun


Oseanografi, S1 Kelautan, S1
Planologi
(1 orang)
2 Operator Penginderaan Jauh  S1 Geografi, S1 Geodesi, S1 1 Tahun
Oseanografi, S1 Kelautan, S1

29
No Klasifikasi Tenaga Ahli Kualifikasi/Jumlah Pengalaman
Minimal
Tenaga Ahli
Planologi
(1 orang)
3 Kartografer  D3 Geomatika, D3 Geografi / S1 1 Tahun
Geografi, S1 Geodesi, S1
Oseanografi, S1 Kelautan, S1
Planologi
(4 orang)
4 Asisten Ahli Ekosistem Pesisir  S1 Kelautan, S1 Perikanan, S1 1 Tahun
Oseanografi
(1 orang)
5 Asisten Ahli Oseanografi  S1 Kelautan, Si Oseanografi 1 Tahun
(1 orang)
6 Asisten Ahli Sosial Ekonomi  S1 Kelautan, S1 Perikanan, S1 1 Tahun
Ekonomi
(1 orang)
7 Asisten Ahli Perikanan  S1 Kelautan, S1 Perikanan 1 Tahun
(1 orang)
8 Operator komputer  D-3 Komputer 1 Tahun
(1 orang)
9 Tenaga Administrasi  D3 Administrasi 1 Tahun
(1 orang)

17.2. Kualifikasi Personil


Kualifikasi personil untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Tenaga Ahli
1) Ahli Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (Team Leader)
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan
b. menyusun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan
perencanaan yang dilakukan seluruh bidang keahlian.
c. melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan
pendahuluan, laporan antara dan draft laporan akhir, di pusat
dan di daerah.
d. memimpin pelaksanaan survei lapangan
e. memimpin pelaksanaan FGD dan konsultasi publik.
f. menyiapkan kerangka model proses perencanaan
pengelolaan WP3K.

30
g. melakukan analisis hubungan antara kesesuaian peruntukan
dengan aspek-aspek non-spasial untuk mewujudkan alokasi
ruang WP3K.
h. menyusun indikasi program.
i. melakukan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan masing-
masing bidang keahlian.

2) Ahli Sistem Informasi Geografis (SIG).


Tugas dan Tanggung Jawab :
a. membantu Team Leader dalam analisis GIS untuk
penyusunan Rencana Zonasi WP3K.
b. menyiapkan peta kerja sebagai acuan untuk survei lapangan.
c. melakukan survei lapangan berupa ground check hasil
interpretasi citra, plotting posisi pemanfaatan perairan laut
yang sudah ada (eksisting) dan infrastruktur.
d. melakukan analisis data hasil survei lapangan.
e. menyiapkan hasil analisis dalam bentuk numerik, tubular, dan
sebaran (spasial).
f. menyiapkan peta-peta tematik hasil survei lapangan masing-
masing bidang keahlian sesuai dengan kaidah one map
policy.
g. melakukan analisis paket sumberdaya.
h. melakukan analisis kesesuaian peruntukan perairan.
i. menuangkan hasil analisis spasial dan non spasial untuk
menentukan alokasi ruang.
j. menyiapkan peta rencana zonasi.
k. Menyusun database manajemen sistem sesuai standar
Pedoman Pemetaan RZWP-3-K.
l. melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan
pendahuluan, laporan antara dan draft laporan akhir.
m. mengikuti pelaksanaan survei lapangan, pembahasan dan
konsultasi publik.

3) Ahli Oseanografi
Tugas dan tanggung jawab :

31
a. membantu Team Leader dalam analisis oseanografi dan
kualitas air untuk penyusunan Rencana Zonasi WP3K.
b. menelaah data-data sekunder terkait oseanografi dan kualitas
air.
c. melakukan survei lapangan terkait oseanografi dan kualitas
air.
d. melakukan pengolahan data hasil survei terkait oseanografi
dan kualitas air.
e. memberi masukan penyiapan peta-peta tematik hasil survei
lapangan terkait oseanografi dan kualitas air.
f. melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan
pendahuluan, laporan antara dan draft laporan akhir.
g. mengikuti pelaksanaan survei lapangan, pembahasan dan
konsultasi publik.

4) Ahli Perikanan
Tugas dan tanggung jawab :
a. membantu Team Leader dalam analisis perikanan untuk
penyusunan Rencana Zonasi WP3K.
b. menelaah data-data sekunder terkait perikanan tangkap dan
budidaya, meliputi : produksi perikanan, pengolahan hasil
perikanan, konsumsi perikanan, distribusi perikanan, tata
niaga hasil perikanan, sumberdaya ikan (pelagis, demersal),
fishing ground, kelimpahan ikan, sarana dan prasarana
perikanan, sosial ekonomi perikanan, jenis budidaya
perikanan, produksi perikanan, pengolahan hasil perikanan,
konsumsi perikanan, distribusi perikanan, tata niaga hasil
perikanan, sarana dan prasarana perikanan, sosial ekonomi
perikanan.
c. melakukan survei lapangan terkait perikanan tangkap dan
budidaya.
d. melakukan pengolahan data hasil survei terkait perikanan
tangkap dan budidaya.
e. memberi masukan penyiapan peta-peta tematik hasil survei
lapangan terkait perikanan tangkap, budidaya dan peta
RZWP-3-K.

32
f. melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan
pendahuluan, laporan antara dan draft laporan akhir.
g. mengikuti pelaksanaan survei lapangan, pembahasan dan
konsultasi publik.

5) Ahli Ekosistem Pesisir


Tugas dan Tanggung Jawab:
a. membantu Team Leader dalam analisis ekosistem pesisir
untuk penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil.
b. menelaah data-data sekunder terkait ekosistem pesisir
(terumbu karang, dan mangrove).
c. melakukan survey lapangan terkait ekosistem pesisir.
d. melakukan pengolahan data hasil survey terkait ekosistem
pesisir.
e. memberi masukan penyiapan peta-peta tematik hasil
survey lapangan terkait ekosistem pesisir dan peta RZWP-
3-K.
f. melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan
pendahuluan, laporan antara dan draft laporan akhir.
g. mengikuti pelaksanaan survei lapangan, pembahasan dan
konsultasi publik.

6) Ahli Perencanaan Wilayah


Tugas dan Tanggung Jawab :
a. membantu Team Leader dalam memformulasikan tujuan,
kebijakan, sasaran, dan strategi pengelolaan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil.
b. mengumpulkan data lintas sektor terkait tentang kebijakan
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
c. melakukan FGD dalam rangka perumusan tujuan, kebijakan,
sasaran, dan strategi pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil.
d. menyiapkan kerangka model proses perencanaan pengelolaan
WP3K.

33
e. melakukan analisis hubungan antara kesesuaian peruntukan
dengan aspek-aspek non-spasial untuk mewujudkan alokasi
ruang WP3K.
f. menyusun indikasi program.
g. memberi masukan penyiapan peta RZWP-3-K.
h. melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan
pendahuluan, laporan antara dan draft laporan akhir.
i. mengikuti pelaksanaan survei lapangan, pembahasan dan
konsultasi publik.

7) Ahli Sosial Ekonomi Perikanan


Tugas dan tanggung jawab :
a. membantu Team Leader dalam analisis sosial ekonomi untuk
penyusunan Rencana Zonasi WP3K.
b. menelaah data-data sekunder terkait sosial ekonomi
perikanan, yang meliputi :
- Demografi : jumlah penduduk, gender, tenaga kerja, jumlah
nelayan dan pembudidaya ikan, mata pencaharian,
pendidikan.
- Sosial : wilayah masyarakat hukum adat (lokasi, batas dan
karakteristik), wilayah penangkapan ikan secara tradisional
(lokasi, batas, dan karakteristik), kelembagaan.
- Budaya : kondisi dan karakteristik masyarakat setempat
termasuk agama, tempat suci dan kegiatan
peribadatannya, aktifitas/ritual keagamaan, kearifan lokal,
situs cagar budaya dll.
- Ekonomi : mata pencaharian, pendapatan perkapita,
angkatan kerja dan tingkat pengangguran, pendapatan
kegiatan ekonomi perikanan dan kelautan, produksi
perikanan, pendapatan rata-rata dan pengeluaran,
komoditas unggulan, dll.
c. melakukan analisis lokasi optimum kegiatan kelautan dan
perikanan.
d. melakukan survei lapangan terkait sosial ekonomi.
e. melakukan pengolahan data dan informasi hasil survei terkait
sosial ekonomi.

34
f. memberi masukan penyiapan peta-peta tematik hasil survei
lapangan terkait sosial ekonomi.
g. melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan
pendahuluan, laporan antara dan draft laporan akhir.
h. mengikuti pelaksanaan survei lapangan, pembahasan dan
konsultasi publik.

8) Ahli Pemodelan Hidrodinamika


Tugas dan tanggung jawab:
a. melakukan permodelan hidrodinamika, yang meliputi : pola
arus dan gelombang untuk berbagai musim (musim barat,
musim, timur, musin peralihan).
b. menelaah data-data sekunder terkait oseanografi
c. menalaah data hasil survei terkait oseanografi dibandingkan
dengan data hasil model
d. memberi masukan penyiapan peta-peta tematik hasil
pemodelan hidrodinamika
e. mengikuti asistensi dan pembahasan laporan.

9) Legal Drafter
Tugas dan Tanggung Jawab:
a. Membantu Team Leader dalam pembuatan Rancangan
Peraturan Daerah Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil.
b. menelaah hasil kajian RZWP-3-K untuk dituangkan dalam
naskah akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
c. Menghadiri pertemuan-pertemuan pembahasan Rancangan
Peraturan Daerah Rencana ZonasiWilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil.

b. Tenaga Pendukung
1) Operator Penginderaan Jauh
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. membantu proses analisa citra;
b. membantu menginterpretasi citra;

35
a. membantu menyusun database manajemen sistem sesuai
standar Pedoman Pemetaan RZWP-3-K
2) Operator GIS
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. membantu proses pemasukan data digital spasial;
b. membantu menyusun peta-peta tematik;
c. membantu menyusun database manajemen sistem sesuai
standar Pedoman Pemetaan RZWP-3-K
3) Kartografer
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Membantu dalam menyiapkan format standar (layout) peta
tematik maupun peta Rencana Zonasi
b. Membantu dalam menuangkan data dan informasi, serta
rencana ke dalam peta yang sesuai dengan kaidah-kaidah
kartografi
4) Asisten Ahli Ekosistem Pesisir
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. membantu Tenaga Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Ahli
Perikanan dalam melakukan ekosistem pesisir dan pulau-
pulau kecil
5) Asisten Ahli Oseanografi
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. membantu Tenaga Ahli Oseanografi dalam melakukan
pemasangan peralatan dan pengukuran oseanografi;
b. membantu Tenaga Ahli Oseanografi dalam pencatatan dan
analisis data oseanografi;
6) Asisten Ahli Sosial Ekonomi Perikanan
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. membantu Tenaga Ahli Sosial Ekonomi dalam melakukan
survey sosial ekonomi;
7) Asisten Ahli Perikanan
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Membantu Tenaga Ahli Perikanan dalam melakukan survey
perikanan
8) Operator Komputer
Tugas dan Tanggung Jawab :

36
a. membantu proses pemasukan data digital
b. membantu merapihkan dan mencetak laporan, dokumen dan
peta
9) Tenaga Administrasi
Tugas dan tanggung jawab :
a. Membantu dalam bidang administrasi kegiatan, surat menyurat
dan lain-lain.

18. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Bulan ke -
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
1 Persiapan X
2 Pengumpulan Data Sekunder X X
3 Perumusan Tujuan, Kebijakan, dan Strategi X X X
4 Survey lapangan X X
Analisis Data dan Penyusunan Peta-Peta
5 X X X
Tematik
6 Penyusunan dokumen awal X X
7 Analisis Kesesuaian Perairan X X
8 Analisis Non Spasial X X
9 Analisis Konflik Pemanfaatan Ruang X X
10 Penentuan Alokasi Ruang X X
11 Penyusunan Peraturan Pemanfaatan Ruang X X
12 Penyusunan Indikasi Program X X
13 Penyusunan Naskah Draft Ranperda X X
14 Penyusunan Dokumen Antara X X
15 Penyusunan Draft Dokumen Final X X X
16 Penyusunan Laporan
- Penyusunan laporan Pendahuluan X
- Penyusunan Laporan Antara X
- Penyusunan Draft Laporan Akhir X X
- Penyusunan Laporan Akhir X X

19. Penyusunan Laporan Pendahuluan


Laporan pendahuluan memuat antara lain :
a) Pendahuluan

37
b) Tinjauan kebijakan
c) Metodologi;
d) Gambaran Umum
e) Rencana Pelaksanaan Kegiatan, Meliputi :
1. rencana kerja rinci (termasuk rencana lokasi pengambilan titik
sample dataset);
2. rencana waktu pelaksanaan (dibuat per hari);
3. rencana mobilisasi tenaga ahli dan peralatan survei;
Laporan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar, dan harus diserahkan setelah
30 (tiga puluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan.

20. Penyusunan Laporan Antara


Laporan Antara merupakan Laporan Pendahuluan yang telah diperbaiki
berdasarkan masukan dan informasi yang diperoleh dari berbagai pemangku
kepentingan di pusat dan di daerah ditambahkan hasil analisa yang
diperoleh dari data primer dan sekunder. Laporan dibuat sebanyak 5 (lima)
eksemplar dan harus diserahkan setelah 120 (seratus dua puluh) hari kerja
sejak SPMK diterbitkan.

21. Penyusunan Draft Laporan Akhir


Draft laporan akhir merupakan penyempurnaan Laporan Antara yang telah
diberikan masukan dan informasi dari berbagai pemangku kepentingan di
pusat dan telah dilakukan pembahasan di daerah. Dalam tahap ini dapat
dilakukan proses pengolahan data dan analisis kembali. Laporan dibuat
sebanyak 5 (lima) eksemplar dan harus diserahkan setelah 180 (seratus
delapan puluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan.

22. Penyusunan Laporan Akhir


Laporan akhir memuat laporan pekerjaan yang telah dilakukan dalam
penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Laporan akhir memuat Pendahuluan, Tinjauan Kebijakan, Metodologi,Profil
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, Deskripsi potensi wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil dan kegiatan pemanfaatannya, Analisis Rencana Zonasi
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan indikasi program. Laporan akhir
disusun setelah draft laporan akhir disepakati semua pihak. Laporan dibuat
sebanyak 5 (lima) eksemplar dan harus diserahkan setelah 210 (Duaratus
sepuluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan.

38
23. Persyaratan Kerjasama
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini, maka persyaratan berikut harus
dipatuhi :
1. SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)
2. SPK (Surat Perjanjian Kerjasama)

24. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan


Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan secara kualitas
maupun kuantitas sebagai berikut :
a) Kualitas
1. skala;
2. akurasi geometri;
3. kedetailan data;
4. kedalaman data;
5. kemutakhiran data;
6. sumber data.
b) Kuantitas
secara kuantitas memenuhi ketentuan kelengkapan jenis data (12
dataset).
Apabila ketersediaan data belum memenuhi persyaratan kualitas dan
kuantitas diatas maka perlu dilakukan survei lapangan.

25. Alih Pengetahuan


Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil satuan kerja Kuasa Pengguna Anggaran /
Pejabat Pembuat Komitmen

26. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya. Hal-hal yang belum tertuang, terinci di dalam Kerangka Acuan
Kerja/KAK ini namun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk
dapat diadakan/dikerjakan dan disediakan oleh Penyedia Jasa.

39
Pangkal Pinang, Desember 2016
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
Mengetahui, BIDANG …………………..
KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

…………………..
…………………………….. NIP. ………………………..………
NIP. …………………………………….

40

Anda mungkin juga menyukai