Anda di halaman 1dari 15

KALIBRASI MASSA DAN VOLUME

DISUSUN OLEH :

EVANY CHRISTINE SIREGAR (182411053)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA

D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah kelompok ini dengan baik. Makalah ini disusun
berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang diberikan oleh dosen pembimbing
kepada setiap kelompok.

Dengan ini kami telah menyelesaikan sebuah makalah dengan judul


“Kalibrasi Massa”, butuh waktu yang cukup panjang untuk menyelesaikan materi ini
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Meskipun kami berharap makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun pasti ada kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran yang
membangun agar tugas makalah kami yang kami buat dapat lebih baik.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
berguna ataupun bermanfaat.

Medan, 24 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………....................………….......…......i


DAFTAR ISI ………………………………..............…..............….…..ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………..............................1
A. LATAR BELAKANG................................................................1
B. TUJUAN.....................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................2
A. .MASSA ...................................................................................2
B. ANAK TIMBANG ....................................................................2
I. METODE KALIBRASI DAN PERSYARATAN ANAK
TIMBANG .............................................................................2
II. KELAS KETELITIAN ANAK
TIMBANG.........................3
C. TIMBANGAN ..........................................................................4
I. MASS COMPARATOR ......................................................5
D. VOLUME ..................................................................................7
I. ALAT UKUR VOLUME ..........................................................8
1.1 BEJANA UKUR .................................................................8
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................9
BAB IV PENUTUP ...............................................................................10
A. KESIMPULAN .......................................................................10
B. SARAN....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Laboratorium adalah tempat atau ruangan dimana para ilmuwan bekerja dengan
peralatan untuk penyelidiki dan pengujian terhadap suatu bahan atau benda. Kegiatan
di laboratorium meliputi kegiatan yang sangat kompleks yaitu mulai dari pengukuran,
pengamatan, pengujian, penyelidikan, penelitian dan sebagainya. Alat Ukur
merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui nilai ataupun besar dari
satuan yang diukur. Alat ukur dapat dibedakan menjadi alat ukur massa, volume,
suhu, waktu, dan lainnya. Pengukuran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mendapatkan nilai suatu besaran. Kegiatan pengukuran mempunyai dampak yang
luas terhadap ilmu pengetahuan, kehidupan pribadi manusia dan masyarakat dalam
meningkatkan efisiensi. Kehidupan modern makin dicirikan oleh canggihnya
perangkat untuk memperoleh data. Manusia modern makin bergantung kepada
kegiatan mandapatkan data yang secara teknis dinamakan pengukuran. Dengan
demikian manusia dapat memantau dan mengendalikan kahidupannya secara ketat
dan efisien. Peranan pengukuran dalam kehidupan manusia semakin terasa vital dan
imperatif. Untuk mengukur diperlukan alat ukur. Alat ukur yang digunakan
tergantung pada besaran ukur yang nilainya ingin diukur. Salah satu alat ukur yang
vital adalah alat ukur timbang atau timbangan. Alat ukur timbang telah lama
dipergunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk perdagangan eceran
maupun perdagangan besar.
Salah satu alat timbangan adalah anak timbang. Anak timbangan adalah benda
ukur massa diperuntukkan atau dipakai sebagai pelengkap pada alat timbang yang
menentukan hasil penimbangan. Massa adalah pengukuran berapa banyak materi
dalam suatu objek atau kombinasi dari jumlah total atom, kerapatan atom, dan jenis
atom dalam suatu objek. Masa juga bisa diartikansuatu sifat fisika dari suatu benda
yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau . Standar
massa yang tertinggi di Indonesia kita memakai K46. Volume adalah perhitungan
seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek.
Didalam istilah alat ukur, alat ukur tersebut harus dikalibrasi. Kalibrasi pada
dasarnya adalah suatu kegiatan untuk mencari hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh alat ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui, yang berkaitan
dengan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara mengkalibrasi suatu Anak Timbangan dengan Mass
Comparator.
2. Untuk mengetahui cara mengkalibrasi suatu Bejana Ukur dengan Metode
Gravimetri.
BAB II
PEMBAHASAN

A. MASSA
Massa adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan untuk menjelaskan
berbagai perilaku objek yang terpantau. Massa juga diartikan jumlah material atau zat
yang terkandung dalam suatu benda, dimana massa tidak berubah karena adanya
perubahan posisi atau letak kecuali material tersebut jumlahnya ditambahkan atau
dikurangi.
MASSA ≠ BERAT
Dinyatakan dalam kilogram.
Satu kilogram besarnya sama dengan Internasional Prototype of Kilogram (IPK),
artefact yang dibuat dari platinum-iridium, yang disimpan di BIPM.
Ada 3 massa atau massa standar,yaitu:
 Massa Sebenarnya adalah massa yang mencerminkan suatu massa yang
terdefenisikan secara sempurna dalam kondisi massa tersebut ditentukan.
 Massa Konvensional adalah hasil penimbangan diudara antara suatu benda
dengan massa standar dengan massa jenis konvensional yang ditentukan pada
temeperatur konvensional, yang nilai konvesionalnya sebagai berikut:
a. Temepratur referensi 20℃.
b. Massa jenis massa standar pada 20℃ 8000kg/m2.
c. Massa jenis udara = 1,2 kg/m3.
 Massa Nominal adalah nilai yang dipergunakan untuk menandai karakteristik
atau sebagai petunjuk massa suatau benda.

B. ANAK TIMBANGAN
Anak Timbang adalah benda ukur massa yang diatur berdasarkan karakteristik
fisik dan kemetrologianya yang meliputi : harga nominal, bahan, konstruksi, dimensi,
massa jenis, kondisi permukaan, penandaan, dan kesalahan maksimumnya.
Sedangkan, Perangkat Anak Timbang adalah kumpulan Anak Timbang yang
tersusun dalam suatu wadah yang memungkinkan untuk dipergunakan menimbang
massa dengan harga nominal terkecil sampai dengan massa dan jumlah seluruh anak
timbangan dengan harga nominal terkecil sebagai nilai kelipatannya.

I. METODE KALIBRASI DAN PERSYARATAN ANAK TIMBANG


Metode kalibrasi Anak Timbangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Metode perbandingan langsung
Syarat mutlak untuk metode perbandingan langsung adalah anak timbangan yang
dikalibrasi (ATK) dan anak timbangan standar (referensi) mempunyai massa nominal
yang sama.
2. Metode subdivisi (diseminasi)
Pada metode subdivisi (diseminasi), satu set anak timbangan dapat dikalibrasi
oleh satu buah anak timbangan standar dengan massa nominal bisa berbeda.
 
Persyaratan umum yang harus dipenuhi dalam melakukan kalibrasi anak
timbangan adalah:
1. Kondisi lingkungan

    *  Kondisi laboratorum dijaga pada Ambient atmospheric pressure


    *  Room temperature 
    *  Relative humidity

2. Untuk AT kelas E1 dan E2 suhu laboratorium  sebesar : 18 °C – 27 °C, untuk


kelas F1 sampai M2 tidak dikhususkan.
 
3. Massa jenis udara berada dalam rentang : 1,2-10% < ρair < 1,2+10% ,Jika
massa jenis udara diluar rentang tersebut maka perhitungan harus menggunakan
massa sebenarnya dan massa konvensional harus dihitung dari massa sebenarnya.

Penting untuk mengetahui cara merawat anak timbang, karena anak timbang
merupakan standar yang digunakan untuk mengkalibrasi timbangan. Perlakuan yang
tidak tepat / cara perawatan yang kurang baik terhadap anak timbang tentunya akan
berdampak pada besarnya ketidakpastian pada anak timbang tersebut sehingga budget
dari ketidakpastian yang berkontribusi pada kalibrasi timbangan dengan
menggunakan anak timbang tersebut juga akan semakin besar.

II. KELAS KETELITIAN ANAK TIMBANG


Kelas ketelitian (accuracy) anak timbang adalah kelas anak timbang yang memenuhi
syarat-syarat metrologis tertentu agar kesalahannya masih dalam batas yang diizinkan
(BKD).
a. Kelas E2 dan F1 adalah kelas ketelitian Anak Timbangan yang digunkana
untuk menimbang dengan timbangan kelas I;
b. Kelas F2 dan M1 adalah kelas ketelitian Anak Timbangan yang dipergunakan
untuk menimbang dengan timbangan kelas II (kelas F2 untuk menimbang obat
dan kelas M1 untuk menimbang logam mulia dan batu adi);
c. Kelas M2 adalah ketelitian Anak Timbangan yang dipergunakan untuk
menimbang dengan timbangan kelas III; dan
d. Kelas M3 adalah kelas ketelitian Anak Timbangan yang dipergunakan untuk
menimbang dengan timbanagn kelas II dan kelas III.

 Anak Timbangan Kelas E2


- Anak Timbangan Kelas E2 tidak boleh ditandai dengan massa nominalnya
maupun kelasnya;
- Kelas Anak Timbangan ditulis pada kotaknya; dan
- Anak Timbangan ini dapat diberi titik pada tepi bagian atas badannya untuk
membedakan dengan Anak Timbangan kelas E1.
 Anak Timbangan Kelas F1 dan F2
- Anak Timbang dengan massa nominal 1 kg sampai dengan 50kg harus dibubuhi
angka arab massa nominalnya secara jelas dan permanen (berupa lekukan,
timbul dan atau digrafir) tanpa diikuti unit satuannya.
- Anak Timbangan Kelas F1 tidal boleh ditandai kelasnya.
- Anak Timbangan Kelas F2 dari 1g sampai dengan 50 kg harus mempunyai
tanda kelasnya dengan bentuk “F” berdampingan dengan tanda mssa
nominalnya
 Anak Timbangan Kelas M1,M2,dan M3
- Anak Timbangan yang berbentuk persegi dari 5 kg dengan 50 kg harus ditandai
dengan massa nominalnya diikuti dengan satuannya berbentuk huruf timbul
atau lekukan dibagian atas.
- Anak Timbangan yang berbentuk silinder 1 g sampai dengan 10 kg harus
ditandai dengan massa nominalnya dengan satuannya berbentuk huruf timbul
atau lekukan pada bagian atas knob.
- Anak Timbangan yang berbentuk silinder dari 500 g sampai dengan 10 kg
boleh diberi tanda mass nominal pada badan anak timbangan.
- Anak Timbangan kelas M1 harus dibubuhi tanda “M1” atau “M” timbul atau
lekukan berdampingan dengan tanda massa nominalnya.
- Anak Timbangan kelas M2 harus dibubuhi tanda “M2” timbul maupun lekukan
berdampingan dengan tanda massa nominalnya.
- Anak Timbang kelas M3 harus dibubuhi tanda “X” atau “M3” timbul maupun
lekukan berdampingan dengan tanda massa nominalnya.
- Anak Timbangan kelas F1,F2,M1,M2,dan M3 dengan massa nominalnya 10 g
keatas harus dibubuhi dengan merek/tanda pabrik pembuatannya baik timbul
maupun lekukan dan diletakan pada bagian bawah.

C. TIMBANGAN
Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran massa suatu
benda. Timbangan berfungsi untuk mencari selisih massa konvesional antar anak
timbangan standar dengan anak timbangan uji. Massa Konvesional Anak Uji
merupakan hasil dari penjumlahan Massa Konvensional Standar dengan selisih
perbandingan.
Macam-Macam Timbangan :
 Timbangan dibuat menurut spesifikasi kegunaan ;
1. Neraca
2. Timbangan Elektronika
3. Timbangan Sentimal ( Timbangan Majemuk Kelas Menengah)
4. Timbangan Dacin
5. Timbangan Meja
6. Timbangan Pegas
Jenis Timbangan, yaitu :
 Sistem Pengoperasian
1. Timbangan Non-Otomatis
2. Timbangan Otomatis
 Kelas Ketelitian
1. Timbangan Kelas Satu atau timbangan dengan ketelitian khusus
2. Timbangan Kelas Dua atau timbangan dengan ketelitian halus
3. Timbangan Kelas Tiga atau timbangan dengan ketelitian sedang
4. Timbangan Kelas Empat atau timbangan dengan ketelitian biasa
 Berdasarkan Komponen
1. Timbangan Mekanik
2. Timbangan Elektronika

I. MASS COMPARATOR
Dari pembahasan timbangan lebih di luaskan tentang mass comparator.
Kalibrasi mass comparator ditujukan untuk mengetahui kemampuan timbangan
untuk membedakan (diskriminasi) massa dari 2 (dua)buah standar massa yang
memiliki massa nominal sama, karena yangdimaksudkan untuk diukur oleh mass
comparator bukanlah estimasi massa dari standar massa tetapi “estimasi perbedaan
massa dari 2 (dua) buah standar massa”. Oleh karena itu yang harus dikalibrasi
adalah “linearitas estimasi selisih antara 2 (dua) buah standar massa mulai dari
nilai terkecil dari standar massa sampai dengan nilai terbesar dari standar massa
yang sama sesuai dengan kapasitas mass comparator tersebut, Oleh karena itu
kalibrasi mass comparator, dilakukan dengan mengukur “standar deviasi” dari
selisih hasil penimbangan standar massa yang sama sesuai dengan skema kalibrasi
anak timbangan yang digunakan oleh laboratorium,”, sebagai contoh bila kalibrasi
anak timbangan di laboratorium.
Didalam ST. Anak Timbangan Nomor 40/PDN/KEP/3/2010 membahas pemeriksaan
dan pengujian anak timbangan dengan mass comparator.
 Pemeriksaan Pemeriksaan Anak Timbangan dilakukan untuk memastikan
bahwa Anak Timbangan memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan
dalam syarat teknis ini.
 Pengujian
1. Persiapan
a. mass comparator selalu terjaga keakuratannya di meja tahan getar;
b. sebelum dipergunakan, mass comparator harus menunjuk nol;
c. Anak Timbangan Standar selalu terkondisi pada suhu 20 o C ± 0,5 o C dan
kelembaban 55 % ± 10 %;
d. sebelum diuji Anak Timbangan dicuci dengan wash benzyne atau uap air;
e. Anak Timbangan yang sudah bersih dikondisikan ke dalam desikator;
f. waktu pengkondisian adalah sebagai berikut:
1) Apabila suhu ruangan 20 °C ± 0,5 °C, waktu pengkondisian sebagaimana
tercantum dalam Tabel dibawah ini.

Kelas E E2 F1 F2 s.d.
1 M3
Setelah dicuci dengan wash 7-10 3-6 hari 1-2 hari 1 jam
benzyne hari
Setelah dicuci dengan uap air 4-6 hari 2-3 hari 1 hari 1 jam
2) Apabila tidak dilakukan pencucian, maka pengkondisian dapat
mengikuti Tabel dibawah ini.
Waktu pengkondisian Anak Timbangan tanpa dicuci

∆T Nominal E1 E2 F1 F2
*
10, 20, 50 36 24 12 6 jam
kg jam jam jam
± 20°C 1, 2, 5 kg 1 jam 1 jam 6 jam 3 jam
100, 200, 6 jam 5 jam 3 jam 2 jam
500 g
10, 20, 50 g 2 jam 2 jam 1 jam 1 jam
< 10 g 1 jam
10, 20, 50 24 12 6 jam 3 jam
kg jam jam
± 5 °C 1, 2, 5 kg 12 6 jam 2 jam 1 jam
jam
100, 200, 4 jam 3 jam 2 jam 1 jam
500 g
10, 20, 50 g 2 jam 2 jam 1 jam 1 jam
< 10 g 1 jam
10, 20, 50 12 6 jam 3 jam 1 jam
kg jam
± 2 °C
1, 2, 5 kg 6 jam 3 jam 1 jam 1 jam
100, 200, 3 jam 2 jam 1 jam 1 jam
500 g
< 100 g 1 jam
10, 20, 50 6 jam 3 jam 1 jam 0,5
kg jam
± 0,5
°C 1, 2, 5 kg 3 jam 1 jam 1 jam 0,5
jam
100, 200, 2 jam 1 jam 0,5 0,5
500 g jam jam
< 10 g 0,5 jam
2. Pelaksanaan
a. catat kondisi suhu dan kelembaban ruangan pengujian;
b. set mass comparator, agar menunjuk nol;
c. letakkan Anak Timbangan Standar pada lantai muatan;
d. catat penunjukan mass comparator setelah penunjukannya stabil
(S);
e. turunkan Anak Timbangan Standar, dan tunggu selama 20
sekon kemudian timbanglah Anak Timbangan yang diuji
untuk massa yang sama dengan massa standar;
f. catat penunjukan mass comparator setelah penunjukannya stabil
(M);
g. angkat Anak Timbangan dan tunggu selama 20 sekon
kemudian timbang kembali;
h. catat untuk yang kedua kalinya penunjukan mass
comparator setelah penunjukannya stabil (M);
i. turunkan Anak Timbangan yang diuji tunggu selama 20
sekon kemudian timbanglah Anak Timbangan standar;
j. catat untuk yang kedua kalinya penunjukan mass
comparator setelah stabil (S).

Catatan:
a. langkah-langkah pengujian dari a s.d. j adalah metoda
perbandingan langsung dengan 4 penimbangan sebagai 1
(satu) seri penimbangan;
b. komposisi seri penimbangan untuk setiap kelas adalah:
1) untuk Anak Timbangan kelas E dan F dilakukan
dengan ≥ 3 seri penimbangan;
2) untuk Anak Timbangan kelas M dilakukan dengan ≥ 1
seri penimbangan.
c. untuk kelas M, pengujian dapat diparalelkan pada setiap
seri penimbangan dengan ”n” buah Anak Timbangan yang
diuji, sehingga komposisi penimbangannya adalah sebagai
berikut:
S, M1, M2, M3 ... Mn, S dengan n maksimal 5 (lima).

D. VOLUME
Volume atau bisa juga disebut kapasitas adalah perhitungan seberapa banyak ruang
yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek tersebut bisa berupa benda yang
beraturan ataupun benda yang tidak beraturan. Volume digunakan untuk menentukan
masa jenis suatu benda. Laboratorium volume melakukan verifikasi dan kalibrasi alat
ukur volume dengan metode gravimetric dan volumetric.

I. ALAT UKUR VOLUME


 Bejana
 Takaran
 Tangki

1.1 Bejana Ukur


Yang dibahas sekarang adalah Bejana Ukur, Bejana Ukur yang mempunyai
ketelitian yang tinggi seperti bejana ukur di SPBU. Bejana ukur merupakan alat
ukur volume yang memiliki tiga metode kalibrasi yaitu metode gravimetrik,
volumetrik, dan geometrik. Dalam SK Dirjen PDN No. 23 Tahun 2010 tentang
Syarat Teknis Bejana Ukur, pada metode gravimetrik dan volumetrik untuk
bejana ukur basah, waktu tetes saat penuangan bejana ukur harus dihitung karena
sangat berpengaruh terhadap keterulangan dan kesalahan hasil pengujian. Selain
waktu tetes, sudut tuang juga harus diperhitungkan yaitu 10o dari garis yang tegak
lurus terhadap tanah. Proses kalibrasi saat ini masih dilakukan secara manual
yang menimbulkan faktor kesalahan. Untuk mengurangi faktor kesalahan
tersebut, dibuatlah mesin penuang bejana ukur standar.
Mesin penuang bejana ukur standar ini menggunakan motor DC sebagai
penggerak, sensor optocouplers sebagai deteksi sudut penuangan, pengontrol
penuangan menggunakan smartphone android, mikrokontroler arduino sebagai
pengatur kecepatan motor, serta modul bluetooth HC-05 sebagai konektor antara
arduino dan android. Pengujian alat dilakukan dengan membandingkan antara
hasil penuangan secara manual dan penuangan menggunakan prototipe penuang.
Berdasarkan pengujian tersebut, diketahui bahwa kesalahan penuangan manual
jauh lebih besar daripada menggunakan prototipe penuangan. Kesalahan rata-rata
pengujian bejana ukur secara manual menghasilkan nilai sebesar 1,34 mL,
sedangkan kesalahan rata-rata bejana ukur menggunakan mesin penuang
menghasilkan nilai sebesar 0,3 mL.
Dalam pengujian Gravimetrik, Bejana Ukur adalah salah satu alat ukur
volume yang dikategorikan sebagai alat standar dan digunakan sebagai
pembanding dalam pelaksanaan pengujian alat ukur volume lainnya. Bejana Ukur
kapasitas kecil diuji dengan metode gravimetrik. P4-OIML Publication tentang
“Verification equipment for national Metrology services” dan ISO R 120 tentang
“Standard capacity measures for testing systems for liquids other than water”
merekomendasikan metode gravimetrik ini untuk digunakan dalam pelaksanaan
pengujian yang memerlukan tingkat ketelitian pengukuran yang tinggi. Bejana
ukur kapasitas kecil yang dimaksud adalah bejana ukur dengan kapasitas lebih
kecil atau sama dengan 20 liter dan terbuat dari bahan yang telah diketahui
koefisien muai kubiknya. Ketidakpastian hasil pengujian dengan prosedur
pengujian ini adalah berkisar antara 0,001 % sampai dengan 0,01 %. Dalam
pengujian Volumetri, volume bejana ukur yang diuji dibandingkan dengan
volume bejana ukur referensi. Bejana ukur yang diuji mempunyai volume
nominal lebih besar atau sama dengan volume nominal bejana ukur referensi.
Kelas ketelitian bejana ukur referensi haruslah lebih tinggi dari pada kelas
ketelitian bejana ukur yang diuji. Ketidakpastian hasil pengujian dengan prosedur
ini adalah berkisar antara 0,0033 % sampai dengan 0,033 %.
Berdasarkan sistem pengosongannya, bejana ukur terdiri dari dua jenis, yakni
bejana ukur kering dan basah. Penggunaan bejana ukur dengan sistem kering,
bagian dalam bejana ukur harus dipastikan berada dalam keadaan kering,
biasanya digunakan lap untuk membuat bejana ukur menjadi kering. Sedangkan,
penggunaan bejana ukur dengan sistem basah memperhatikan waktu tetes. Waktu
tetes bejana ukur dengan kapasitas nominal kurang dari atau sama dengan 20 liter
adalah 10 sekon dan lebih dari 20 liter adalah 30 sekon. Pada projek akhir ini
digunakan miniatur bejana ukur 10 L, dengan perbandingan ukuran sebesar 1:3.
Maka, digunakan waktu tetes untuk bejana ukur dengan ukuran 10 L, yakni
selama 10 detik.
Pada persyaratan kemetrologian nomor 3, nilai ketidakpastian yang diperluas
yang harus dicapai dalam pengujian adalah sebesar 1/3 dari BKD, dikarenakan
pengujian yang dilakukan adalah pengujian untuk kegiatan tera dan/atau tera
ulang. Nilai ketidakpastian yang diperluas didapat dari faktor repeatability pada
pengujian yang diwakilkan oleh nilai standar deviasi penimbangan massa timbang
kosong. Standar deviasi penimbangan massa timbang kosong dianggap mewakili
nilai ketidakpastian yang diperluas karena faktor lain seperti suhu pengujian,
massa jenis air suling, skala pembacaan pada bejana ukur, anak timbangan, anak
timbangan imbuh, neraca, koefisien muai kubik bahan bejana ukur, dan derajat
kebebasan merupakan faktor yang diabaikan. Hal ini dikarenakan, pengujian
difokuskan pada kinerja mesin penuang bejana ukur, sehingga faktor pengujian
lain tidak diperhatikan. Dari asumsi tersebut dapat dicari nilai standar deviasi
massa timbangan kosong dari pengujian manual dan menggunakan mesin
penuang.
Maka berdasarkan standar deviasi yang didapat, nilai standar deviasi
pengujian bejana ukur secara manual tidak memenuhi persyaratan kemetrologian,
baik untuk batas kesalahan yang diizinkan (BKD) maupun nilai ketidakpastian
yang diperluas yakni sebesar 1,34 mL. Sedangkan, nilai standar deviasi pengujian
bejana ukur secara manual sudah memenuhi persyaratan kemetrologian nomor 1
dan 3, yakni sebesar 0,3 mL. Maka, pengujian menggunakan bejana ukur standar
menggunakan mesin penuang bejana ukur mampu mengurangi faktor kesalahan
(nilai standar deviasi) sehingga syarat kemetrologian dalam pengujian dapat
terpenuhi. Mesin penuang bejana ukur mampu meningkatkan efisiensi prosedur
kalibrasi bejana ukur metoda volumetrik ataupun gravimetrik dimana operator
tidak mengeluarkan banyak tenaga dibandingkan secara manual.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Data Praktek pada Mass Comparator untuk menguji Anak Timbangan

Data AT standar yaitu: Data mpe dan mau yaitu:


Mass Konvesional : 100,0028 g mpe : 5 mg
Ketidakpastian : 0,0014 g mau : 1,666667 mg
Faktor akupan (k) : 2 BMC : 0,00481 mg
Data timbangan yaitu: Massa jenis AT yang diuji yaitu:
Daya baca : 0,001 g Pi : 7950,00 kg/m

Massa Nominal Spesifikasi Alat : 100 g

Seri AT standar AT yang AT yang AT standar selisih mc AT mc AT yang


(g) diuji (g) diuji (g) (g) standar diuji (g)
(g)
1 100,0019 99,9958 99,9951 100,015 -0,01645 100,028 99,98635
2 100,0014 99,948 99,9952 100,017 -0,0436 100,028 99,9592
3 100,0017 99,99530 99,99520 100,018 -0,0146 100,028 99,9882
Rata-rata 99,9779166667
kesalahan -0,022083333

B. Data Praktek pada bejan ukur dengan metoda gravimetri

Pengujian Basah

Nominal Massa Massa Suhu air Pcairan Volume Vs Rata2 U95


(L) bejana bejana (derajat (a/dm3) sebenarnya (mL) (mL)
kosong (g) isi (g) c) (Vs) (mL)

3660 8600 28 999,840 5.940,043

0 3660 8500 28,3 999,840 5.840,048 5.573,332 0,0002

3600 8600 28 999,840 5.940,049 K=2


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Menguji Anak Timbangan dengan menggunakan Mass Comparator yang
berkapasitas 320 gram dengan max 300 gram. Mengujinya menggunakan
metode ABBA yang dilakukan sebanyak 3 seri. Menggunakan AT 100
gram sebagai yang diuji. Saat pengujian terlebih dahulu AT standar yang
dimasukkan ke dalam mass comparator, ditunggu selama 20 detik
kemudian dicatat nilai dari AT tersebut. Setelah AT standard dilanjutkan
lagi AT uji, dilakukan seperti sebelumnya. Kemudian AT uji lagi dan
terakhir AT standarnya lagi. Itu dilakukan sebanyak 3 seri. Dengan
demikian kita mengetahui perbedaan massa dari dua buah Anak
Timbangan dengan memiliki nominal yang sama yaitu 100 gram.
2. Menguji bejana ukur dengan metoda gravimetri. Penggunaan bejana ukur
dengan sistem basah memperhatikan waktu tetes. Waktu tetes bejana ukur
dalam pengujian ini waktu tetes yang diperlukan adalah 5 detik. Bejana
Ukur salah satu alat ukur volume yang dikategorikan sebagai alat standar
dan digunakan sebagai pembanding dalam pelaksanaan pengujian alat
ukur volume lainnya. Pengujian bejana ukur dengan menggunakan metode
gravimetri sangat dipengaruhi oleh massa jenis udara yang mengakibatkan
buoyancy udara. Faktor yang menyebabkan diperlukannya imbuh pada
pengujian bejana ukur terdapat dari faktor massa jenis air suling dan gaya
apung udara. Imbuh yang digunakan agar tercapai kesetimbangan pada
neraca berfungsi untuk menanggulangi efek dari massa jenis air suling dan
juga gaya apung udara.

B. Saran
-

Anda mungkin juga menyukai