Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Identitas Peserta Didik
Pada umumnya anak-anak di Indonesia diwajibkan menjalani pendidikan
formal wajib selama 9 tahun, dengan jenjang sekolah dasar selama 6 tahun dan jenjang
sekolah menengah pertama selama 3 tahun. Namun sebelum memasuki tingkat SD dan
SMP diawali dengan pendidikan tingkat TK dan bahkan sekarang ini telah bermunculan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kemudian setelah menyelesaikan pendidikan
tingkat SMP masih ada jenjang SMA dan Perguruan tinggi.
Setiap jenjang sekolah, tentu terdapat bermacam-macam karakter anak atau
peserta didik sesuai dengan tingkatannya. Antara anak TK dengan anak SD pasti
mempunyai karakter dan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, begitu pula dengan
anak SMP, SMA, maupun Perguruan tinggi. Sebagai mahasiswa PPG Prajabatan yang
merupakan calon guru profesional diharapkan dapat menjadi guru atau pendidik yang
dapat menuntun peserta didik sesuai dengan kodrat alam dan zamannya sesuai dengan
filosofi yang dikatakan oleh Ki Hadjar Dewantara. Maka, untuk dapat menuntun peserta
didik, guru perlu mengetahui karakter anak atau peserta didik yang akan diajarnya.
Karakter peserta didik yang bisa diidentifikasi oleh guru dari segi identitas peserta
didik, modalitas belajar, pertumbuhan fisik, pertumbuhan kognitif, pertumbuhan sosial-
emosional dan kondiri moral pada diri peserta didik. Hasil dari pengamatan dan
observasi akan digunakan guru sebagai bahan untuk merancang proses pembelajaran
berdasarkan karakter dan kebutuhan belajar peserta didik, sehingga peserta didik akan
lebih nyaman dalam belajar dan dapat menyerap materi yang diajarkan oleh guru
sehingga pembelajaran yang disapaikan menjadi lebih bermakna.
Observasi yang dilakukan saat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) tahap 1
dengan kegiatan mengamati kegiatan proses pembelajaran dan karakter peserta didik baik
dalam proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Peserta didik yang menjadi
sasaran observasi adalah siswa kelas VII B dan VII D di SMP Negeri 1 Semarang.
Observasi ini dilakukan bertujuan untuk mengamati seseorang anak yang mulai
beranjak remaja apakah sudah sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik di
rentang usia mereka berdasarkan tahapan-tahapan perkembangan, diantaranya
perkembangan fisiologi, perkembangan psikologis (kognitif, emosi, psikososial dan
moral), dan motivasi belajar.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Identitas Peserta Didik
Pada umumnya anak-anak di Indonesia diwajibkan menjalani pendidikan formal
wajib selama 9 tahun, dengan jenjang sekolah dasar selama 6 tahun dan jenjang sekolah
menengah pertama selama 3 tahun. Namun sebelum memasuki tingkat SD dan SMP
diawali dengan pendidikan tingkat TK dan bahkan sekarang ini telah bermunculan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kemudian setelah menyelesaikan pendidikan
tingkat SMP masih ada jenjang SMA dan Perguruan tinggi. Setiap jenjang sekolah,
tentu terdapat bermacam-macam karakter anak atau peserta didik sesuai dengan
tingkatannya. Antara anak TK dengan anak SD pasti mempunyai karakter dan
tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, begitu pula dengan anak SMP, SMA, maupun
Perguruan tinggi. Sebagai mahasiswa PPG Prajabatan yang merupakan calon guru
profesional diharapkan dapat menjadi guru atau pendidik yang dapat menuntun peserta
didik sesuai dengan kodrat alam dan zamannya sesuai dengan filosofi yang dikatakan
oleh Ki Hadjar Dewantara. Maka, untuk dapat menuntun peserta didik, guru perlu
mengetahui karakter anak atau peserta didik yang akan diajarnya. Karakter peserta
didik yang bisa diidentifikasi oleh guru dari segi identitas peserta didik, modalitas
belajar, pertumbuhan fisik, pertumbuhan kognitif, pertumbuhan sosial-emosional dan
kondiri moral pada diri peserta didik. Hasil dari pengamatan dan observasi akan
digunakan guru sebagai bahan untuk merancang proses pembelajaran berdasarkan
karakter dan kebutuhan belajar peserta didik, sehingga peserta didik akan lebih nyaman
dalam belajar dan dapat menyerap materi yang diajarkan oleh guru sehingga
pembelajaran yang disapaikan menjadi lebih bermakna. Observasi yang dilakukan saat
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) tahap 1 dengan kegiatan mengamati kegiatan
proses pembelajaran dan karakter peserta didik baik dalam proses pembelajaran
maupun di luar pembelajaran. Peserta didik yang menjadi sasaran observasi adalah
siswa kelas VII B dan VII D di SMP Negeri 1 Semarang. Observasi ini dilakukan
bertujuan untuk mengamati seseorang anak yang mulai beranjak remaja apakah sudah
sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik di rentang usia mereka berdasarkan
tahapan-tahapan perkembangan, diantaranya perkembangan fisiologi, perkembangan
psikologis (kognitif, emosi, psikososial dan moral), dan motivasi belajar.
Harapan setelah dilakukan pengamatan ini, sebagai calon guru profesional dapat
mengetahui secara spesifik tentang permasalahan perkembangan remaja secara lebih
detail serta dapat menjadi bekal dalam menentukan strategi dalam pembelajaran yang
sesuai dengan tahapan perkembangan mereka.
B. Perencanaan Observasi
Kegiatan observasi karakteristik peserta didik dilaksanakan pada tanggal 2
November 2022 di kelas VII B dan VII D. Proses observasi dilakukan agar mendapat
data dan informasi secara detail dan dilakukan selama proses pelaksanaan
pembelajaran dengan tujuan agar dapat menentukan perencanaan pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan/karakteristik peserta didik sesuai tahapan perkembangannya
dengan membuat panduan observasi. Penyusunan panduan observasi perlu dilakukan
agar observasi menjadi lebih terarah dan mengetahui batasan-batasan dari proses
observasi yang akan dilakukan sehingga data/hasil yang didapatkan di dalam observasi
lebih mudah diperoleh dan juga relevan dan sesuai dengan fakta yang ada. Berikut ini
merupakan detail panduan observasi yang telah disusun:
Tabel 1.1 Tabel Panduan Observasi

No. Aspek Indikator


1. Perkembangan a. Menggunakan alat tulis dengan benar
Fisiologis b. Melakukan kegiatan kebersihan diri (kuku
Perkembangan dan rambut)
Fisiologis c. Kelengkapan dan kerapian dalam berpakaian
seragam sekolah
d. Mampu menulis dengan rapi
e. Tinggi badan yang sesuai dengan rata-rata
umurnya.
f. Memiliki proporsi tubuh (kesesuaian tinggi
dan berat badan) yang baik.
g. Memiliki kemampuan pendengaran dan
penglihatan yang baik
2. a. Menggunakan Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
alat tulis dengan benar pertanyaan
b. Melakukan a. Berani berpendapat, bertanya, atau
kegiatan kebersihan menjawab pertanyaan.
diri (kuku dan b. Melaksanakan apa yang pernah dikatakan
rambut) tanpa disuruh/diminta.
c. Kelengkapan c. Berani tampil atau presentasi di depan kelas.
dan kerapian dalam d. Berani tampil atau presentasi di depan kelas
berpakaian seragam e. Mampu berpikir kritis
sekolah f. Mampu aktif mengemukakan pendapat
d. Mampu menulis bersama kelompoknya
dengan rapi g. Mampu melakukan penalaran logis
e. Tinggi badan terhadap objek yang konkret.
yang sesuai dengan h. Mampu mengingat sesuatu dan
rata-rata umurnya menghapalnya dengan baik.
f. Memiliki i. Mampu berhitung dengan baik.
proporsi tubuh j. Mampu memecahkan masalah.
(kesesuaian tinggi dan k. Mampu mengembangkan ide dan kreativitas
berat
badan) yang baik
g. Memiliki
kemampuan
pendengaran dan
penglihatan
yang baik
Perkembangan
Kognitif
Perkembangan
Kognitif
3. Perkembangan a. Tidak menyalahkan/menuduh orang lain
Emosi tanpa bukti yang akurat.
Perkembangan Emosi b. Mengakui dan meminta maaf atas
kesalahan yang dilakukan.
c. Menunjukkan wajah ramah, bersahabat,
dan tidak cemberut.
d. Dapat mengendalikan emosi dalam
menghadapi masalah, tidakmarah-marah.
e. Mampu mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan tenang dan kondusif.
f. Mampu menghargai diri sendiri dan orang
sekitarnya.
g. Mampu mengungkapkan apa yang
dirasakannya dengan baik.
h. Mampu menunjukkan sikap bangga dan
empati nya terhadap sesuatu atau seseorang.
i. Tidak mudah tersinggung dengan perkataan
atau pendapat orang lain tentang dirinya
4. Perkembangan Emosi a. Tidak melakukan aktivitas yang
mengganggu dan merugikan orang lain
b. Membuang sampah pada tempatnya.
c. Membantu teman yang memerlukan
d. Mampu dan mau bekerjasama dengan siapa
pun yang memiliki keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan.
e. Menunjukkan perhatian terhadap kebersihan
kelas dan lingkungan sekolah
f. Mampu berteman dan bergaul dengan teman
sebaya
g. Mampu bersikap sesuai perannya sebagai
laki-laki atau perempuan
h. Mampu bersikap positif dan interaksi nya
dengan orang lain
5. Perkembangan Moral a. Mengucapkan tolong dan terima kasih
ketika meminta bantuan dan setelah
menerima bantuan orang lain.
b. Meminta izin ketika akan memasuki
ruangan orang lain atau menggunakan barang
milik orang lain.
c. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur.
d. Menghormati orang yang lebih tua dan
mengucapkan salam ketika bertemu guru,
teman, dan orang-orang di sekolah.
e. Bersikap 55 (salam, senyum, sapa, sopan,
santun)
f. Mampu membedakan benar-salah maupun
baik-buruk dalam kehidupan sehari-hari.
g. Mampu mentaati peraturan yang ada di
sekolah dengan baik.
h. Mampu bersikap sportif dalam menghadapi
kekalahan.
i. Mampu bersikap jujur dimanapun berada
6. Motivasi Belajar a. Memiliki keingintahuan yang tinggi.
b. Terlibat dalam proses pembelajaran.
c. Tidak mudah putus asa dalam melakukan
sesuatud.
d. Mengajukan diri untuk mengerjakan tugas
atau soal di papan tulis.
e. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media
dan kegiatan.
f. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media
dan kegiatan.
g. Bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
h. Mengerjakan tugas yang diberikan dengan
tepat waktu
i. Mampu memanfaatkan waktu luangnya
dengan aktif membaca buku untuk
memperoleh informasi pembelajaran
BAB II HASIL ANALISIS DATA

A. Hasil Observasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada peserta didik kelas VII B dan VII
D SMP N 1 Semarang, menunjukkan bahwa peserta didik telah tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tahapan perkembangannya baik sesuai dengan
indikator-indikator observasi baik pada aspek fisiologis, psikologis dan motivasi
belajar. Hasil observasi sebagai berikut:
1. Perkembangan Fisiologis
Peserta didik kelas VII B dan VII F menunjukkan usia 12-13 tahun dengan
berat badan rata-rata 42 kg dan tinggi badan rata-rata 152 cm sudah menggunakan
alat tulis dengan benar dan menulis dengan rapi, melakukan kegiatan kebersihan
diri (kuku dan rambut), berpakaian seragam sekolah dengan lengkap dan rapi
dan memiliki kemampuan pendengaran dan penglihatan yang baik.
Perkembangan fisik adalah terjadinya perubahan fisik pada manusia.
Perubahan ini meliputi pertumbuhan dan perkembangan pada individu yang
kompleks, karena pada awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya
jaringan manusia. Adapun perkembangan fisik pada individu meliputi aspek:
(1) Sistem saraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan
emosi, (2) Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan
kemampuan motorik, dan (3) Kelenjar endokrin yang menimbulkan munculnya
pola perilaku baru.
Sedangkan menurut Yudrik (2011 :40) mengatakan bahwa perkembangan fisik
merupakan suatu perubahan yang terjadi pada fisik manusia, pada anak usia
dasar meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan, perubahan proporsi atau
perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan
tulang, gigi, otot, dan lemak. Perkembangan fisik ini mencakup aspek-aspek
sebagai berikut: (1) Perkembangan anatomis. Perkembangan anatomis
ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang
belulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan
tinggi garis keajekan badan secara keseluruhan. (2) Perkembangan fisiologis.
Perkembangan fisiologis ditandai dengan adanya perubahan-perubahan secara
kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti
kontraksi otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan
pencernaan.
Usia peserta didik menunjukkan rata-rata 12-13 tahun berada dalam
perkembangan fisik remaja, dimana pada tahap ini ditandai dengan
matangnya hormon sehingga terdapat perubahan secara sekunder dan primer dan
pada masa remaja ini pula, pertumbuhan tinggi badan dan berat badan.
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya (Silphy,
2020 :3-4):
1. Asupan makanan atau gisi yang dikonsumsi oleh anak. Apabila pola makan
atau gizi yang dikonsumsi tidak teratur dan tidak pas, maka anak akan
mengalami kekurangan gizi, yang akan menyebabkan pertumbuhan fisik
yang tidak maksimal. Apabila pola makan dan gizi yang dikonsumsi
seimbang, maka akan menyebabkan pertumbuhan fisik yang maksimal. Maka,
perlu diteliti lebih lanjut apabila peserta didik memiliki berat badan kurang
dari
2. Faktor keturunan. Apabila dalam garis keturunan dari keluarga ibu atau dari
bapaknya memiliki gen tinggi, maka peserta didik juga akan mengalami
pertumbuhan tinggi yang pesat.
3. Faktor biologi yang mempengaruhi yakni perkembangan sekunder dan
primer pada anak. Perkembangan primer yang membuat organisme secara
matang mampu bereproduksi. Gejala primer ditandai oleh perubahan
postur tubuh, serta percepatan pertumbuhan tinggi badan yang diiringi
dengan berat badan. Selain itu, terjadi kematangan seksual yang ditandai
oleh perubahan seks primer, yaitu dimulainya perubahan pada organ
reproduksi pada laki-laki yang ditandai oleh mimpi basah yang terjadi pada
laki-laki serta menstruasi pada anak perempuan. Perubahan seks sekunder
ditandai oleh perubahan suara, munculnya bulu-bulu halus pada area kemaluan
maupun pada wajah individu laki-laki, dada yang semakin bidang pada
laki-laki, serta pembesaran pada area payudara, pinggul dan bahu pada
perempuan.
Faktor perkembangan kematangan seksual akan mempengaruhi cara berpikir
dan pola tingkah laku pada peserta didik. Maka, perlu adanya bimbingan dan tuntunan
dari guru dan orangtua agar tingkah laku peserta didik tidak melenceng dari
perkembangan yang diharapkan.
2. Perkembangan Kognitif
Peserta didik kelas VII B dan VII F menunjukkan perkembangan kognitif
yang sangat baik. Sebagian besar peserta didik berani berpendapat, bertanya,
atau menjawab pertanyaan, melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa
disuruh/diminta, berani tampil atau presentasi di depan kelas, mampu berpikir
kritis, mampu aktif mengemukakan pendapat bersama kelompoknya, mampu
melakukan penalaran logis terhadap objek yang konkret, mampu mengingat
sesuatu dan menghapalnya dengan baik, mampu berhitung dengan baik, mampu
memecahkan masalah, dan mampu mengembangkan ide dan kreativitas.
Perkembangan Kognitif Menurut Piaget ada beberapa tahapan
perkembangan kognitif yang terjadi selama masa kanak – kanak sampai remaja, yaitu
sensori – motorik (0-2 tahun), Praoperasional (2 – 7 tahun), Operasional (7 – 11
tahun), dan Operasional Formal (11 thn – dewasa). Menurut Khiyarusoleh,Ujang
(2016), Hakikat perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan berpikir
operasional formal dengan ditandai dengan kemampuan berpikir abstrak dan
kemampuan berpikir deduktif-hipotetik, perkembangan individu dalam kemampuan
kognitif tidak bisa diukur secara umum, karena masih ada faktor determinan yang
menentukan kemampuan kognitif, seperti kebudayaan dan lingkungan social.
3. Perkembangan Emosi
Peserta didik kelas VII B dan VII F menunjukkan perkembangan emosi yang
baik yang mana peserta didik tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti
yang akurat, selalu mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan,
senantiasa menunjukkan wajah ramah, bersahabat, dan tidak cemberut, dapat
mengendalikan emosi dalam menghadapi masalah, tidak marah-marah.
Kemampuan mengendalikan emosi menjadikan kegiatan pembelajaran dengan
tenang dan kondusif.
Peserta didik mampu menghargai diri sendiri dan orang sekitarnya,
mampu mengungkapkan apa yang dirasakannya dengan baik, mampu menunjukkan
sikap bangga dan empati nya terhadap sesuatu atau seseorang, tidak mudah
tersinggung dengan perkataan atau pendapat orang lain tentang dirinya. Peserta didik
rata-rata menunjukan kondisi emosi yang positif pada saat berinteraksi.
Perkembangan emosional pada peserta didik berjalan seiring dengan
perkembangan moral. Oleh karena itu, diperlukan dorongan dari orang tua atau
guru dengan mengajarkan moral yang baik pada anak melalui pemberian contoh atau
teladan yang baik. Moral itu berkembang karena hidup dalam masyarakat , dan
moralpun dapat berubah karena kondisi sosial. Kesadaran moral adalah kesadaran
tentang diri kita sendiri, dimana kita melihat diri kita sendiri sedang berhadapan
dengan sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk. Orang yang mempunyai
kesadaran moral, berarti dia mempunyai kemampuan untuk memilih atau
mempertimbangkan dan membedakan antara sesuatu yang baik dan sesuatu yang
buruk, atau juga antara hal-hal yang halal dan haram.
Perkembangan Sosial Emosional meliputi; kompetensi sosial (menjalin
hubungan dengan kelompok sosial), kemampuan sosial (perilaku yang digunakan
dalam situasi sosial), kognisi sosial (pemahaman terhadap pemahaman, tujuan dan
perilaku diri sendiridan orang lain, perilaku prososial (kesediaan untuk berbagi,
membantu, bekerjasama, merasa nyaman dan aman, dan mendukung orang lain)
serta penguasaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas dalam
menentukan standar baik dan buruk. Strategi membimbing perkembangan sosio-
emosional anak sebagai berikut:
1. Menemukan situasi yang dapat membantu mereka dalam mengembangkan emosi.
2. Sajikan model moral yang positif bagi anak-anak dan gunakan situasi emosional
untuk meningkatkan perkembangan moral.
3. Beri anak kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya.
4. Monitor kegiatan menonton televisi atau sosial media yang lain pada anak. Jaga
agar apapun kekerasan televisi dan sosial media lain tetap minimum.
5. Guru dan orang tua memberi contoh teladan yang baik dan berkarakter.
4. Perkembangan Psikososial
Hasil observasi di kelas VII B dan VII F menunjukkan hampir keseluruhan
peserta didik tidak melakukan aktivitas yang mengganggu dan merugikan orang lain,
membantu teman yang memerlukan, mampu dan mau bekerjasama dengan siapa pun
yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan, menunjukkan
perhatian terhadap kebersihan kelas dan lingkungan sekolah, mampu berteman
dan bergaul dengan teman sebaya, mampu bersikap sesuai perannya sebagai
laki-laki atau perempuan, mampu bersikap positif dan interaksi nya dengan
orang lain. Hanya saja beberapa siswa masih kurang memiliki kesadaran tentang
kebersihan kelas karena masih terlihat sampah yang berserakan di kelas.
Hal tersebut menunjukan bahwa perkembangan psikososial pada siswa SMP N
1 Semarang terus berubah seiring dengan interaksi sosialnya terhadap orang tua, dan
teman sebayanya. Daviq Chairilsyah dalam jurnalnya yang berjudul “Pembentukan
Kepribadian Positif Anak Sejak Usia Dini “menyatakan bahwa Dalam
pertumbuhan dan perkembangannya seringkali kepribadian itu menemukan suatu
permasalahan dalam proses pembentukannya. Terdapat faktor-faktor yang selalu
mempengaruhi perkembangan yang terjadi dalam pembentukan kepribadian seorang
manusia antara lain sebagai berikut:
1. Warisan Biologis (Heredity)
Warisan biologis memengaruhi kehidupan manusia dan setiap manusia
mempunyai warisan biologis yang unik, berbeda dari orang lain. Faktor
keturunan berpengaruh terhadap keramah-tamahan, perilaku kompulsif
(terpaksa dilakukan), dan kemudahan dalam membentuk kepemimpinan,
pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat.
2. Warisan Lingkungan Alam (Natural Environment)
Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia
harus menyesuaikan diri terhadap alam. Melalui penyesuaian diri itu, dengan
sendirinya pola perilaku masyarakat dan kebudayaannyapun dipengaruhi oleh
alam.
3. Warisan Sosial (Social Heritage) atau Kebudayaan
Kita tahu bahwa antara manusia, alam, dan kebudayaan mempunyai hubungan
yang sangat erat dan saling memengaruhi. manusia berusaha untuk mengubah
alam agar sesuai dengan kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidup.
4. Pengalaman Kelompok Manusia (Group Experiences)
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Kelompok manusia,
sadar atau tidak telah memengaruhi anggota-anggotanya.
5. Pengalaman Unik (Unique Experience)
Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda dengan orang lain,
walaupun orang itu berasal dari keluarga yang sama, dibesarkan dalam
kebudayaan yang sama, serta mempunyai lingkungan fisik yang sama pula.
Mengapa demikian? Walaupun mereka pernah mendapatkan pengalaman yang
serupa dalam beberapa hal, namun berbeda dalam beberapa hal lainnya.
Mengingat pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak ada pengalaman
siapapun yang secara sempurna menyamainya.
5. Perkembangan Moral
Hasil observasi di kelas VII B dan VII F serta pengamatan secara
klasikal peserta didik di SMP N 1 Semarang menunjukkan bahwa perkembangan
moral peserta didik sangat baik dilihat dari indikator yang diobservasi peserta
didik selalu mengucapkan tolong dan terima kasih ketika meminta bantuan dan
setelah menerima bantuan orang lain, meminta izin ketika akan memasuki ruangan
orang lain atau menggunakan barang milik orang lain, tidak berkata-kata kotor, kasar,
dan takabur, menghormati orang yang lebih tua dan mengucapkan salam ketika
bertemu guru, teman, dan orang-orang di sekolah., bersikap 55 (salam, senyum, sapa,
sopan, santun), mampu mentaati peraturan yang ada di sekolah dengan baik, mampu
bersikap sportif dalam menghadapi kekalahan dan mampu bersikap jujur dimanapun
berada.
Tahapan perkembangan moral siswa SMP terhadap permasalahan lingkungan
melalui penyelesaian masalah berada pada tahap 2 (orientasi relativis-
instrumental), tahap 3 (orientasi kesepakatan antara pribadi atau orientasi “anak
manis”), dan tahap 4 (orientasi hukum dan ketertiban). Karakteristik tahapan
perkembangan moral siswa SMP terhadap permasalahan lingkungan melalui
penyelesaian masalah, yaitu dua individu yang menempati tahapan perkembangan
moral yang sama dapat memiliki kemampuan penyelesaian masalah yang berbeda,
sehingga didapatkan temuan berupa analisis dugaan perkembangan moral siswa
terhadap permasalahan lingkungan melalui penyelesaian masalah dan indikator
perkembangan moral siswa SMP berbasis penyelesaian masalah.
6. Motivasi Belajar
Hasil observasi di kelas VII B dan VII F menunjukkan bahwa peserta
didik memiliki keingintahuan yang tinggi, terlibat dalam proses pembelajaran,
tidak mudah putus asa dalam melakukan sesuatu, mengajukan diri untuk
mengerjakan tugas atau soal di papan tulis, melakukan eksplorasi dengan berbagai
media dan kegiatan, melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan,
bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, mengerjakan tugas yang
diberikan dengan tepat waktu, mampu memanfaatkan waktu luangnya dengan aktif
membaca buku untuk memperoleh informasi pembelajaran.
Menurut Clayton Alderfer (dalam Nashar, 2004:42) Motivasi belajar
adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh
hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi belajar
yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu (Nashar,
2004:11). Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan
memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya,
semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi
belajar yang diperolehnya (Hamdu, 2011).
BAB III SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis angket perkembangan peserta didik yaitu identitas
peserta didik, gaya belajar, perkembangan fisik, perkembangan kognitif,
perkembangan psikososial, perkembangan moral emosional, dan motivasi belajar dapat
disimpulkan bahwa peserta didik kelas VII B dan VII F di SMP N 1 Semarang telah
berkembang sesuai tahapan perkembangan peserta didik.
Perkembangan fisik pada peserta didik kelas VII B dan VII F berkembang
sesuai denga perkembangan usianya. Rata – rata berat badan mereka berkisar 43 kg dan
rata-rata tinggi badan berkisar 153 cm.
Perkembangan psiko sosial pada peserta didik kelas VII B dan VII F berkembang
sesuai dengan perkembangan usianya. sebagian dari mereka mengalami perubahan
psikologis yang disebabkan semakin berkembangnya tingkat interaksi siswa dengan
teman sebaya nya sehingga memunculkan perubahan baru akan tetapi sebagian lagi
masih stagnan karena pengaruh dinamika rasa malu yang terjadi pada masa pubertas.
Perkembangan emosional pada peserta didik berjalan seiring dengan perkembangan
moral. Peserta didik rata-rata sudah mengekpresikan emosi yang positif selaras
dengan perkembangan moral dalam kategori indicator aspek kegiatan positif.
Perkembangan kognitif peserta didik di SMP N 1 Semarang, sebagian besar
menunjukkan peserta didik yang aktif dalam pembelajaran karena memiliki motivasi
belajar tergolong tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Chairilsyah, Daviq. “Pembentukan Kepribadian Positif Anak Sejak Usia Dini”.
Jurnal Edukachild Pendidikan dan Sosial. Vol 1, No 1 (2012).
Cut Nya Dhin “Pembinaan Anak Pada Masa Pubertas Menurut Pendidikan Islam” Jurnal
Ilmiah DIDAKTIKA 2013 VOL. XIV NO. 1, 102-127.
Hamdu, dkk. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA Di
Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), 3(1), 17-24.
Mauliya, A. (2019). Perkembangan Kognitif pada Peserta Didik SMP (Sekolah
Menengah Pertama) Menurut Jean Piaget.
ScienceEdu: Jurnal Pendidikan IPA, 2(2), 86-91. Nashar. (2004). Peranan Motivasi
dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Delia Press. Papilaya,
J. O., & Huliselan, N. (2016).
Identifikasi gaya belajar mahasiswa. Jurnal Psikologi Undip, 15(1), 56-63. Rahman,
Muzdalifah M. “Peran Orang Tua Dalam Membangun Kepercayaan Diri Pada Anak Usia
Dini”. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (2013):375-375 Silphy, A. Octavia.
2020. Motivasi Belajar Dalam Perkembangan Remaja. Yogyakarta: Penerbit
Deepublish. Slavin, Robert. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT.
Indeks. Sumartani, Desak Made dkk “Dinamika Rasa malu Pada Remaja Pubertas”
NQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 7 No. 2, Desember 2016, hlm 50-61 Tandrianti,
Al’aina Zilly “Perilaku Pacaran Pada Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama Di
Kabupaten Tulungagung” Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (2018):89 Uno,
Hamzah B. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
2006. Widayanti, F. D. (2013). Pentingnya mengetahui gaya belajar siswa dalam
kegiatan pembelajaran di kelas. Erudio Journal of Educational Innovation, 2(1). Yudrik
Jahja. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana. Zega, B. K., & Suprihati, W.
(2021). Pengaruh Perkembangan Kognitif Pada Anak. Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi
dan Pendidikan Kristen), 3(1), 17-24. Zega, B. K., & Suprihati, W. (2021). Pengaruh
Perkembangan Kognitif Pada Anak. Veritas.
LAMPIRAN PANDUAN OBSERVASI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Sasaran Observasi :
Lembar observasi isu-isu perkembangan pada peserta didik, antara lain:
1. Perkembangan fisiologis peserta didik.
2. Perkembangan psikologis: kognitif, emosi, psikososial, moral
3. Motivasi belajar

BAB II
HASIL ANALISIS DATA
A. Hasil Observasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada peserta didik kelas VII B dan VII
D SMP N 1 Semarang, menunjukkan bahwa peserta didik telah tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tahapan perkembangannya baik sesuai dengan indikator-
indikator observasi baik pada aspek fisiologis, psikologis dan motivasi belajar. Hasil
observasi sebagai berikut:
1. Perkembangan Fisiologis
Peserta didik kelas VII B dan VII F menunjukkan usia 12-13 tahun dengan berat
badan rata-rata 42 kg dan tinggi badan rata-rata 152 cm sudah menggunakan alat tulis
dengan benar dan menulis dengan rapi, melakukan kegiatan kebersihan diri (kuku dan
rambut), berpakaian seragam sekolah dengan lengkap dan rapi dan memiliki
kemampuan pendengaran dan penglihatan yang baik.
Perkembangan fisik adalah terjadinya perubahan fisik pada manusia. Perubahan
ini meliputi pertumbuhan dan perkembangan pada individu yang kompleks, karena
pada awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan manusia. Adapun
perkembangan fisik pada individu meliputi aspek: (1) Sistem saraf yang sangat
mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi, (2) Otot-otot yang
mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik, dan (3) Kelenjar
endokrin yang menimbulkan munculnya pola perilaku baru.
Sedangkan menurut Yudrik (2011 :40) mengatakan bahwa perkembangan fisik
merupakan suatu perubahan yang terjadi pada fisik manusia, pada anak usia dasar
meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan, perubahan proporsi atau perbandingan
antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan
lemak. Perkembangan fisik ini mencakup aspek-aspek sebagai berikut: (1)
Perkembangan anatomis. Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya
perubahan kuantitatif pada struktur tulang belulang, indeks tinggi dan berat badan,
proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajekan badan secara keseluruhan. (2)
Perkembangan fisiologis. Perkembangan fisiologis ditandai dengan adanya perubahan-
perubahan secara kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati
seperti kontraksi otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan
pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai