Anda di halaman 1dari 30

1

Disusun Oleh :

Muhammad Fadil MB 220404501041 Muhammad Zaenal Taufik 220404502018

Dian Farhiyah BM 220404502038 M.Aslam Abdillah 220404501055

Rivana Rohdiana 220404501020 Hajar Anna 220404502026

Hasnaini 220404501039 Astrid Putri Utami 220404501069

Nur Azizah W 220404501028 Imelda Vira Riyanti 220404501016

Rahmawati 220404502042 St.Nurmuhlisya Kadir 220404502070

Nur Fadhilah 220404500014

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


2

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan InayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

guna untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari Mata kuliah

Perkembangan peserta didik. Adapun judul makalah kami dari kelompok 4

adalah “PERKEMBANGAN KOGNITIF’’

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tentu masih

jauh dari kesempurnaan dikarenakan terbatasnya pengalaman dan

pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Makalah ini pun bentuknya sangat

sederhana. Oleh karena itu, kami mengharapkan sangat saran dan masukan

serta kritikan yang konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaannya.

Dalam penulisan makalah ini tentu tidak terlepas dari bantuan

banyak pihak yang tulus dalam memberikan masukannya, sehingga tidaklah

berlebihan jika kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar besarnya

dalam bantuan yang diberikan baik moriel maupun materil kepada kami.

Dan akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Makassar,30 september 2022

Penulis

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


3

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR…………………………………………………. 2

DAFTAR ISI …………………………………………………………... 3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 4

A. Latar Belakang……………………………………………….. 4

B. Rumusan Masalah…………………………………………… 5

C. Tujuan………………………………………………………..... 5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………. 6

A. Perkembangan Kognitif……………………………………… 6

B. Defenisi Perkembangan Kognitif…………………………… 14

C. Implikasi Teori Piaget Terhadap Praktek Pendidikan……. 21

D. Perkembangan Intelektual…………………………………… 22

BAB III PENUTUP……………………………………………………. 28

A. Kesimpulan…………………………………………………… 28

B. Saran…………………………………………………………... 29

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 30

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peserta didik tidak pernah lepas dari yang namanya belajar, baik

di sekolah, lingkungan keluarga, maupun lingkungan masyarakat.

Kemampuan kognitif sangat diperlukan peserta didik dalam pendidikan.

Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat penting

dalam perkembangan peserta didik. Seperti yang kita ketahui bahwa peserta

didik merupakan objek yang berkaitan langsung dengan proses

pembelajaran, sehingga perkembangan kognitif sangat menentukan

keberhasilan peserta didik di sekolah.

Secara umum kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang

terdiri dari tahapan : Pengetahuan (konwledge), Pemahaman (comprehation),

Penerapan (aplication), Analisa (analysis), Sintesa ( sinthesis), dan Evaluasi

(evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan anak

untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).

Dalam perkembangan kognitif di sekolah, guru sebagai tenaga

kependidikan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan interaksi

edukatif dan pengembangan kognitif peserta didik, perlu memiliki

pemahaman yang sangat mendalam tentang perkembangan kognitif pada

anak didiknya. Orang tua juga tidak kalah penting dalam kognitif anak karena

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


5

perkembangan dan pertumbuhan anak dimulai di lingkungan keluarga.

Namun, sebagian pendidik dan orang tua belum terlalu memahami tentang

perkembangan kognitif anak.

Oleh karena itu, mengingat pentingnya memahami perkembangan

kognitif bagi peserta didik, diperlukan adanya penjelasan lebih detail baik

pengertian perkembangan peserta didik maupun perkembangan intelektual

B. Rumusan Masalah

1. Apakah guru mampu melaksanakan interaksi edukatif dan

pengembangan kognitif peserta didik ?

2. Apakah guru mampu mengembangkan kemampuan berfikir anak ?

3. Apakah orang tua mampu memahami perkembangan kognitif pada

anak ?

C. Tujuan

1. Guru mampu melaksanakan interaksi edukatif dan pengembangan

kognitif peserta didik

2. Guru mampu mengembangkan kemampuan berfikir anak

3. Orag tua mampu memahami perkembangan kognitif pada anak

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif dapat dipahami sebagai proses yang

terjadi secara internal pada pusat susunan saraf ketika manusia telah

berfikir. Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak

untuk berpikir.

1. Beberapa ahli berpendapat tentang pengertian Perkembangan kognitif

diantaranya :

a. Jean Piaget lahir di Neuchatel, sebuah kota kecil di Swiss. Piaget

memulai karirnya sebagai seorang ahli biologi, khususnya tentang

mollusca (kerang-kerangan). Namun ketertarikannya pada ilmu

pengetahuan dan sejarah ilmu pengetahuan segera diikuti dengan

ketertarikannya pada keong. Karena dia semakin larut dalam

penyelidikan bagaimana proses pikiran yang bekerja dalam sains,

akhirnya dia tertarik pula untuk menyelidiki apa sesungguhnya

pikiran itu, khususnya tahaptahap perkembangannya. Bidang ini

disebutnya dengan epistemology genetic yang berarti studi tentang

perkembangan pengetahuan manusia. Selanjutnya Piaget

memutuskan untuk mempelajari anak pada tahun 1920 ketika

bekerja di Laboratorium Binet di Paris. Piaget mengemukakan

bahwa sejak usia balita, seseorang telah memiliki kemampuan

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


7

tertentu untuk mengahadapi objek-objek yang ada di sekitarnya.

Kemampuan ini masih sangat sederhana, yakni dalam bentuk

kemampuan sensor motorik. Dalam memahami dunia mereka

secara aktif, anak-anak menggunakan skema, asimilasi,

akomodasi, organisasi dan equilibrasi. Dengan kemampuan inilah

balita akan mengeksplorasi lingkungannya dan menjadikannya

dasar bagi pengetahuan tentang dunia yang akan dia peroleh

kemudian, serta akan berubah menjadi kemampuankemampuan

yang lebih maju dan rumit. Kemampuan-kemampuan ini disebut

Piaget dengan skema.

Sebagai contoh, seorang anak tahu bagaimana cara memegang

mainannya dan membawa mainan itu ke mulutnya. Dia dengan

mudah membawakan skema ini. Lalu ketika dia bertemu dengan

benda lain katakanlah jam tangan ayahnya dia dengan mudah

dapat menerapkan skema “ambil dan bawa ke mulut” terhadap

benda lain tersebut. Peristiwa ini oleh Piaget disebut dengan

asimilasi, yakni pengasimilasian objek baru kepada skema lain.

Ketika anak tadi bertemu lagi dengan benda lain, misalnya sebuah

bola, dia tetap akan menerapkan skema “ambil dan bawa ke mulut”.

Tentu skema ini tidak akan berlangsung dengan baik, karena

bendanya sudah jauh berbeda. Oleh karena itu, skema pun harus

menyesuaikan diri dengan objek yang baru. Peristiwa ini disebut

dengan akomodasi, yakni pengakomodasian skema lama terhadap

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


8

objek baru. Asimilasi dan akomodasi adalah dua bentuk adaptasi,

istilah Piaget yang kita sebut dengan pembelajaran.

Cara kerja asimilasi dan akomodasi bertugas menyeimbangkan

struktur pikiran dengan lingkungan, menciptakan porsi yang sama di

antara keduanya. Jika keseimbangan ini terjadi, maka tercapailah

pada suatu keadaan ideal atau equiblirium. Dalam penelitiannya

pada anak-anak, Piaget mencatat adanya periode di mana asimilasi

lebih dominan, atau akomodasi yang lebih dominan, dan di mana

keduanya mengalami keseimbangan.

Piaget lebih menitik beratkan pembahasannya pada struktur

kognitif. Ia meneliti dan menulis subjek perkembangan kognitif ini

dari tahun 1927 sampai 1980. Berbeda dengan para ahli-ahli

psikologi sebelumnya. Ia menyatakan bahwa cara berfikir anak

bukan hanya kurang matang dibandingkan dengan orang dewasa

karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda secara kualitatif.

Menurut penelitiannya juga bahwa tahap-tahap perkembangan

intelektual individu serta perubahan umur sangat mempengaruhi

kemampuan individu mengamati ilmu pengetahuan. (Laura A.

King:152). Piaget mengemukakan penjelasan struktur kognitif

tentang bagaimana anak mengembangkan konsep dunia di sekitar

mereka. ( Loward s. Friedman and Miriam. W. Schustack. 2006: 59).

Teori Piaget sering disebut genetic epistimologi (epistimologi

genetik) karena teori ini berusaha melacak perkembangan

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


9

kemampuan intelektual, bahwa genetic mengacu pada

pertumbuhan developmental bukan warisan biologis (keturunan).

(B.R. Hergenhahn & Matthew H. Olson, 2010: 325). Menurut Piaget,

anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor, yang

memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya.

Pengalaman awal si anak akan ditentukan oleh skemata

sensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya kejadian yang dapat

diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si anak,

dan karenanya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman

anak.

Tetapi melalui pengalaman, skemata awal ini dimodifikasi. Setiap

pengalaman mengandung elemen unik yang harus di akomodasi

oleh struktur kognitif anak. Melalui interaksi dengan lingkungan,

struktur kognitif akan berubah, dan memungkinkan perkembangan

pengalaman terus-menerus. Tetapi menurut Piaget, ini adalah

proses yang lambat, karena skemata baru itu selalu berkembang

dari skemata yang sudah ada sebelumnya. Dengan cara ini,

pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif anak

terhadap lingkungan akan terus berkembang sampai ke titik di mana

anak mampu memikirkan kejadian potensial dan mampu secara

mental mengeksplorasi kemungkinan akibatnya. Interiorisasi

menghasilkan perkembangan operasi yang membebaskan anak

dari kebutuhan untuk berhadapan langsung dengan lingkungan

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


10

karena dalam hal ini anak sudah mampu melakukan manipulasi

simbolis. Perkembangan operasi (tindakan yang diinteriorisasikan)

memberi anak cara yang kompleks untuk menangani lingkungan,

dan oleh karenanya, anak mampu melakukan tindakan intelektual

yang lebih kompleks. Karena struktur kognitif anak lebih

terartikulasikan. Demikian pula lingkungan fisik anak, jadi dapat

dikatakan bahwa struktur kognitif anak mengkonstruksi lingkungan

fisik (B.R. Hergenhahn and Matthew H. Olson, 2010:325).

b. Ahmad Susanto (2011: 48) bahwa kognitif adalah suatu proses

berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai,

dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Jadi proses

kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang

menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali

ditujukan kepada ide-ide belajar. Perkembangan kognitif

mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar

karena sebagian aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan

masalah berpikir.

c. Menurut Ernawulan Syaodih dan Mubair Agustin (2008: 20)

perkembangan kognitif menyangkut perkembangan berpikir dan

bagaimana kegiatan berpikir itu bekerja. Dalam kehidupannya,

mungkin saja anak dihadapkan pada persoalan-persoalan yang

menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan

merupakan langkah yang lebih kompleks pada diri anak. Sebelum

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


11

anak mampu menyelesaikan persoalan anak perlu memiliki

kemampuan untuk mencari cara penyelesaiannya.

d. Husdarta dan Nurlan (2010: 169) berpendapat bahwa

perkembangan kognitif adalah suatu proses menerus, namun

hasilnya tidak merupakan sambungan (kelanjutan) dari hasil-hasil

yang telah dicapai sebelumnya. Hasil-hasil tersebut berbeda secara

kualitatif antara yang satu dengan yang lain. Anak akan melewati

tahapan-tahapan perkembangan kognitif atau periode

perkembangan. Setiap periode perkembangan, anak berusaha

mencari keseimbangan antara struktur kognitifnya dengan

pengalaman-pengalaman baru. Ketidakseimbangan memerlukan

pengakomodasian baru serta merupakan transformasi keperiode

berikutnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan

anak dalam belajar karena sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu

berhubungan dengan masalah mengingat dan berpikir. Perkembangan

kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap

dunia sekitar melalui panca inderanya sehingga dengan pengetahuan

yang didapatkannya tersebut anak dapat melangsungkan hidupnya.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif anak menunjukkan perkembangan dari

cara berpikir anak. Ada faktor yang mempengaruhi perkembangan

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


12

tersebut. Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif menurut

Piaget dalam Siti Partini (2003: 4) bahwa “pengalaman yang berasal dari

lingkungan dan kematangan, keduanya mempengaruhi perkembangan

kognitif anak”. Sedangkan menurut Soemiarti dan Patmonodewo (2003:

20) perkembangan kognitif dipengaruhi oleh pertumbuhan sel otak dan

perkembangan hubungan antar sel otak. Kondisi kesehatan dan gizi anak

walaupun masih dalam kandungan ibu akan mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak. Menurut Piaget dalam Asri Budiningsih (2005:

35) makin bertambahnya umur seseorang maka makin komplekslah

susunan sel sarafnya dan makin meningkat pada kemampuannya. Ketika

individu berkembang menuju kedewasaan akan mengalami adaptasi

biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya

perubahan-perubahan kualitatif di dalam sruktur kognitifnya.

Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa banyak faktor yang

dapat mempengaruhi perkembangan kognitif. Menurut Ahmad Susanto

(2011: 59- 60) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan

kognitif antara lain:

a. Faktor Hereditas/Keturunan

Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli

filsafat Schopenhauer, mengemukakan bahwa manusia yang lahir

sudah membawa potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh

lingkungan. Taraf intelegensi sudah ditentukan sejak lahir.

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


13

b. Faktor Lingkungan

John Locke berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan

suci seperti kertas putih yang belum ternoda, dikenal dengan teori

tabula rasa. Taraf intelegensi ditentukan oleh pengalaman dan

pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.

c. Faktor Kematangan

Tiap organ (fisik maupaun psikis) dikatakan matang jika telah

mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Hal

ini berhubungan dengan usia kronologis.

d. Faktor Pembentukan

Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang

mempengaruhi perkembangan intelegensi. Ada dua pembentukan

yaitu pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak

sengaja (pengaruh alam sekitar).

e. Faktor Minat dan Bakat

Minat mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan

dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Bakat seseorang

akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya. Seseorang yang memiliki

bakat tertentu akan semakin mudah dan cepat mempelajarinya.

f. Faktor Kebebasan

Keleluasaan manusia untuk berpikir divergen (menyebar) yang berarti

manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah

dan bebas memilih masalah sesuai kebutuhan.

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


14

B. Defenisi Perkembangan Kognitif

Kognisi kognitif berasal dari kata cognition yang memiliki

padanan kata knowing (mengetahui). Berdasarkan akar teoritis yang

dibangun oleh Piaget, beberapa penulis mendefinisikan kognisi dengan

redaksi yang berbeda-beda, namun pada dasarnya sama, yaitu aktivitas

mental dalam mengenal dan mengetahui tentang dunia. Neisser dalam

Morgan, et al. (Melly Latifah, 2008), mendefinisikan kognisi sebagai

proses berpikir dimana informasi dari pancaindera ditransformasi,

direduksi, dielaborasi, diperbaiki, dan digunakan.

Istilah kognitif menurut Chaplin (Muhibbin Syah, 2007: 66)

adalah salah satu wilayah atau domain/ranah psikologis manusia yang

meliputi perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman,

pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,

dan keyakinan. Ranah kognitif juga memiliki hubungan dengan konasi

(kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa.

Menurut Santrock (Melly Latifah, 2008), kognisi mengacu

kepada aktivitas mental tentang bagaimana informasi masuk ke dalam

pikiran, disimpan dan ditransformasi, serta dipanggil kembali dan digunakan

dalam aktivitas kompleks seperti berpikir.

Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa kognisi

merupakan salah satu aspek perkembangan individu yang meliputi

kemampuan dan aktivitas mental yang terkait dalam proses penerimaan-

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


15

pemrosesan-dan penggunaan informasi dalam bentuk berpikir, pemecahan

masalah, dan adaptasi.

Pembahasan mengenai perkembangan kognitif individu meliputi

kajian tentang perkembangan individu dalam berfikir atau proses kognisi atau

proses mengetahui. Jean Piaget (1896-1980) adalah salah satu tokoh yang

memberikan pengaruh kuat dalam pembahasan mengenai perkembangan

kognitif. Miller (Mery Latifah, 2008) berpendapat bahwa teori Piaget

merupakan teori pentahapan yang paling berpengaruh dalam psikologi

perkembangan, di mana dalam setiap tahapannya Piaget menggambarkan

bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan tentang dunianya (genetic

epistemology).

Untuk memahami perkembangan kognitif dan aspek-aspek

yang terkandung di dalamnya, dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu :

1. Perkembangan Kognitif Secara Kuantitatif

Loree (Abin Syamsudin, 2004: 101) kemudian memaparkan

bahwa deskripsi perkembangan kognitif secara kuantitatif dapat

dikembangkan berdasarkan hasil pengukuran yang menggunakan instrumen

tes intelgensi yang dilakukan secara longitudinal terhadap sekelompok subjek

dari dan sampai usia tertentu (3-5 tahun sampai usia 30-35 tahun) seperti

yang dikembangkan oleh Binet yang disempurnakan oleh Stanford (Stanford

Revision Binet Test).

Beberapa jenis tes intelegensi yang saat ini menjadi rujukan

antara lain :

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


16

a. Wechsler-Bellevue Intellegence Scale (1939)

b. Wechsler Intellegence Scale for Children (1949)

c. Wechsler Adult Intellegence Scale (1955)

d. Test Binet Simon/Verbal Test (1905)

e. Stanford Revision Binet Test (1916)

f. Raven Prgressive Metrices/ non verbal test

Secara kuantitatif perkembangan kognisi di dasarkan pada hasil

tes intelegensi yang kita kenal dalam bentu ukuran intelegensi yaitu IQ

(Intelligence Quotient) yang merupakan rasio/hasil bagi dari IQ= MA/CA x

100. MA adalah mental age/ usia mental. Sedang CA adalah usia kronologis

(chronological age) (Boeree, 2008: 264).

Sebaran tingkat intelegensi dari hasil tes intelegensi dapat

dikategorisasi menjadi beberap tingkatan, seperti ditampilkan dalam tabel 1.

di bawah ini.

Tabel 1. Klasifikasi IQ Menurut Stanford-Binet

KLASIFIKASI IQ

Genius > 140

Sangat cerdas 130-139

Cerdas (superior) 120-129

Di atas rata-rata 110-119

Rata-rata 90-109

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


17

Di bawah rata-rata 80-89

Garis batas (bodoh) 70-79

Moron 50-69

Imbisil/ idiot < 49

Bloom (Abin Syamsudin, 2004: 102) dari hasil studi

longitudinalnya yang didasarkan pada hasil tes IQ dari masa-masa

sebelumnya terhadap orang-orang yang sama, memperlihatkan persentase

taraf kematangan perilaku kognitif seperti tergambar dalam tabel 2. di bawah

ini

Tabel 2. Persentase Perkembangan Kemampuan Kognitif

USIA % PERKEMBANGAN

1 TH 20 %

4 TH 50 %

8 TH 80 %

13 TH 92 %

2. Perkembangan Kognitif Secara Kualitatif

Untuk memahami perkembangan kognitif secara kualitatif, teori dari

Jean Piaget (1896-1980) dapat memberikan gambaran yang cukup jelas.

Teori Perkembangan kognitif dari Piaget memberikan banyak konsep utama

dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


18

perkembangan konsep kecerdasan (Wikipedia Indonesia, 2008). Miller (Mery

Latifah, 2008) berpendapat bahwa teori Piaget merupakan teori pentahapan

yang paling berpengaruh dalam psikologi perkembangan, di mana dalam

setiap tahapannya Piaget menggambarkan bagaimana manusia

mendapatkan pengetahuan tentang dunianya (genetic epistemology)

Secara ringkas, teori Piaget menjelaskan bahwa selama

perkembangannya, manusia mengalami perubahan-perubahan dalam

struktur berfikir, yaitu semakin terorganisasi, dan suatu struktur berpikir yang

dicapai selalu dibangun pada struktur dari tahap sebelumnya. Perkembangan

yang terjadi melalui tahap-tahap tersebut disebabkan oleh empat faktor:

kematangan fisik, pengalaman dengan objek-objek fisik, pengalaman sosial,

dan ekuilibrasi. (Mery Latifah, 2008).

Untuk memahami teori perkembangan kognitif Piaget, terdapat

beberapa kata kunci atau konsep pokok dari teori perkembangan kognitif

Piaget. Berikut rangkuman kata kunci dari berbagai literatur yang membahas

tentang teori Piaget (Abin Syamsudin Makmun, 2004., Monk & Knoers, 2006.,

Jarviss,2007., Boeree, 2008., Woolfolk & Nicolich, tt., Sarlito Wirawan, 2008.,)

a. Pola (Schema) adalah paket-paket informasi yang masing-masing dari

informasi tersebut memiliki hubungan dengan satu aspek dunia,

termasuk objek, aksi, dan konsep abstrak.

b. Asimilasi (assimilation) proses penggabungan informasi baru ke dalam

pola-pola yang sudah ada.

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


19

c. Akomodasi (accomodation) pembentukan pola baru untuk membentuk

informasi dan pemahaman baru.

d. Operasi (operation) penggambaran mental tentang aturan-aturan yang

terkait dengan dunia.

e. Struktur kognitif (cogitive structure) kerangka berpikir individu yang

merupakan kumpulan informasi yang telah didapatkan, hal ini

berhubungan pola kognitif (cognitive schema) yang merupakan

perilaku tertutup berupa tatanan langkah-langkah kognitif (operasi)

yang berfungsi memahami apa yang tersirat atau menyimpulkan apa

yang direspon.

f. Ekuilibrum atau keseimbangan (equilibrum) keseimbangan antara pola

yang digunakan dengan lingkungan yang direspons sebagai hasil

kecepatan akomodasi, atau keadaan mental ketika semua informasi

yang diperoleh dapat dijelaskan dengan polapola yang ada.

Pokok teori perkembangan kognitif Piaget berasumsi bahwa setiap

organisme hidup dilahirkan dengan dua kecenderungan fundamental, yaitu :

1. Kecenderungan untuk adaptasi

Proses adaptasi tidak selamanya bisa dilakukan melalui teknik

asimilasi. Ketika inidividu mengalami situasi baru atau menghadapi objek

atau masalah baru yang tidak bisa diselesaikan dengan struktur kognitif

yang telah ada, maka inidividu melakukan proses akomodasi, yaitu

merubah atau menambah pola untuk merespon situasi baru (Woolfolk &

Nicholich, tt: 62., Abin Syamsudin, 2004: 104).

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


20

Sebagai contoh, ketika anak mulai belajar mengenal mainan

pada awalnya akan menganggap mainan tersebut adalah sesuatu yang

bisa dimakan, maka anak akan mencoba memakannya (proses trial and

error), dan setelah mencoba ternyata mainan tersebut bukan sesuatu

yang bisa dimakan, maka anak tersebut akan mencoba merespon

dengan cara lain (mengakomodasi) seperti memainkan benda tersebut

dengan cara menggoyang atau melemparkannya. Atau sebagai contoh

lain, ketika anak mulai mengidentifikasikan ciri-ciri dari satu binatang

untuk mengenali jenis binatang yang lain, misalkan antara kuda, zebra,

dan binatang berkaki empat lainnya, di sini proses akomodasi akan

membantu individu beradaptasi untuk memahami objek, masalah atau

konsep-konsep baru.

Piaget (Boeree, 2008: 367) mengemukakan bahwa asimilasi

dan akomodasi berfungsi untuk menyeimbangkan struktur pikiran dan

lingkungan, dan menciptakan porsi yang sama di antara keduanya. Jika

keseimbangan ini terjadi maka individu akan memperoleh gambaran yang

baik tentang dunianya (pemahaman tentang informasi, objek atau

masalah yang dihadapi) atau dalam konteks teori Piaget disebut dengan

istiliah ekuilibrum (equilibrum).

2. Kecenderungan untuk organisasi

Kecenderungan yang kedua adalah organisasi. Monk &

Knoers (2006: 209-211) menjelaskan kecenderungan organisasi sebagai

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


21

kecenderungan organisme untuk mengintegrasikan proses-proses sendiri

menjadi sistem-sistem yang koheren.

Sebagai contoh dari kecenderungan organisasi seperti

kemampuan seorang bayi mengintegrasikan dua perilaku yang terpisah

menjadi satu struktur. Pada awalnya bayi mulai bisa meraih suatu benda

dan mengamati sesuatu di sekitarnya. Pada awalnya anak tidak mampu

mengintegrasi dua struktur tingkah laku ini, namun lama kelamaan

melalui proses dua struktur perilaku ini dikordinasi menjadi satu struktur

dalam tingkatan yang lebih tinggi dalam bentuk koordinasi mata dan

tangan atau visio-motorik (Monk & Knoers, 2006: 209-211).

Kecenderungan adaptasi dan organisasi memiliki

peran komplementer dalam proses perkembangan kognitif individu.

Piaget (Boeree, 2008: 368) mencatat adanya periode di mana asimilisi

lebih dominan, periode di mana akomodasi lebih dominan, dan periode di

mana keduanya mengalami keseimbangan. Periode-periode ini relatif

sama dalam diri setiap anak yang diselediki. Barulah kemudian Piaget

memperoleh ide tentang tahap-tahap perkembangan kogntif.

C. Implikasi Teori Piaget Terhadap Praktek Pendidikan

Tujuan utama dari teori perkembangan kognitif dari Piaget

adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai cara pikiran

berkembang dan berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan

kognitif. Satu hal yang harus digaris bawahi dalam proses penerapan teori

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


22

dan prinsip perkembangan kognitif Piaget dalam proses pembelajaran bagi

para pendidik adalah tidak semua prinsip dalam teori Piaget dapat berlaku

utuh pada setiap siswa. Menurut Muhibbin Syah (2003: 35) Teori ini

merupakan outline (garis besar) yang berhubungan dengan kapasitas-

kapasitas kognitif dalam diri siswa dari masa ke masa. Woolfolk dan Nicolich

( tt: 81 ) mengemukakan dua implikasi teori Piaget dalam praktek pendidikan

yaitu membantu para pendidik dalam menentukan kemampuan kognitif

peserta didik dan memilih strategi pembelajaran.

D. Perkembangan Intelektual

1. Pengertian Intelektual

Intelek berasal dari kata bahasa Latin intelligere yang artinya

memahami. Intelligere berasal dari kata inter yang artinya di antara dan

legere yang artinya mengumpulkan, memilih, mencerap, dan membaca.

Terdapat beberapa pengertian mengenai intelek yang dapat dipahami

dalam tiga artian. Pertama, intelek sebagai kemampuan kognitif.

Kemampuan mengetahui dan dilawankan dengan kemampuan

menghendaki serta kemampuan merasa. Kedua, intelek adalah fungsi

rasio yang menjadikan ide, konsep, abstraksi menjadi kemungkinan yang

realistis. Ketiga, intelek adalah kemampuan untk mengetahui, mengerti

secara konseptual, dan menghubungkan apa yang diketahui atau

dimengerti.

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


23

Intelektual atau intelek (Intellect) adalah istilah umum yang

digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran manusia yang mencakup

sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan,

memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan,

menggunakan bahasa, daya tangkap, dan belajar. Kecerdasan erat

kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu.

Intelektual merupakan kemampuan yang dibawa individu sejak lahir.

Intelektual akan berkembang bila lingkungan memungkinkan dan

kesempatan tersedia. Intelek dapat pula dikatakan sebagai kecerdasan

individu yang dapat memicu proses berpikir seseorang, daya

menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan

mempertimbangkan.

2. Intelektual menurut para ahli

a. Menurut Cattel, (dalam Clark, 1983) kaum intelektual adalah

kombinasi sifat-sifat manusia yang terlihat dalam kemampuan

memahami hubungan yang lebih kompleks, semua proses berfikir

abstrak, menyesuaikan diri dalam pemecahan masalah dan

kemampuan memperoleh kemampuan baru. 2. William Sterm,

(dalam Sunarto, 1994) mengemukakan intelektual merupakan

kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada

kebutuhankebutuhan baru dengan menggunakan alat berfikir

sesuai dengan tujuannya.

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


24

b. Menurut Cattel, (dalam Clark, 1983) kaum intelektual adalah

kombinasi sifat-sifat manusia yang terlihat dalam kemampuan

memahami hubungan yang lebih kompleks, semua proses berfikir

abstrak, menyesuaikan diri dalam pemecahan masalah dan

kemampuan memperoleh kemampuan baru. 2. William Sterm,

(dalam Sunarto, 1994) mengemukakan intelektual merupakan

kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada

kebutuhankebutuhan baru dengan menggunakan alat berfikir

sesuai dengan tujuannya.

3. Tahap-tahap perkembangan intelektual

Para ahli psikologi pendidikan banyak yang telah melakukan

penelitian tentang perkembangan intelektual atau perkembangan kognitif

atau perkembangan mental anak. Salah satu hasil penelitian yang

terkenal adalah hasil penelitian jean pieget. Pieget adalah ahli ilmu jiwa

anak dari Swiss.

Tingkat perkembangan intelektual anak oleh piaget (dalam suharyanto,

2018) dibedakan atas 4 periode, yaitu:

1. Periode sensori-motor(0-1 tahun).

Sifat-sifat yang tampak pada anak adalah stimulus sound,

anak berinteraksi dengan stimulus dari luar. Lingkungan dan waktu

terbatas,kemudian berkembang sampai dapat berimajinasi. Konsep

tentang benda berkembang, mengembangkan tingkah laku baru,

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


25

kemampuanuntuk meniru. Ada usaha untuk berpikir. Perubahan yang

terlihatantara lain, gerakan tubuhnya merupakan aksi refleks,

merupakaneksperimen dengan lingkungannya.

Menurut Piaget (Bybee dan Sund, 1982:2), pada tahap ini

interaksianak dengan lingkungannya, termasuk orang tuanya

terutamadilakukan melalui parasaan dan otot-ototnya. Interksi ini

terutamadiarahkan oleh sensasi-sensasi dari lingkungannya. Dalam

melakukaninteraksi dengan lingkungannya, temasuk juga dengan orang

tuanya,anak mengembangkan kemampuannya untuk mempersepsi,

melakukansentuhan-sentuhan, melakukan berbagai gerakan dan secara

perlahan-lahan belajar mengoordinasikan tindakan-tindakannya

2. Periode Praoperasional (1-7 tahun)

Pada tahap ini, anak tidak selalu ditentukan oleh

pengamatan indrawi saja, tetapi juga pada intuisi. Anak mampu

menyimpan kata-kata serta serta menggunakanya, terutama yang

berhubungan erat dengan kebutuhan mereka. Pada masa ini, anak siap

untuk belajar bahasa, membaca dan menyanyi.

Ketika kita menggunakan bahasa yang benar untuk berbicara kepada

anak, akan mempunyaim akibatsangat baik pada perkembangan bahasa

mereka. Cara belajar yangmemegang peran padatahap ini adalah intuisi.

Intuisi membebaskanmereka dari berbicara semaunya tanpa

menghiraukan pengalamankonkret dan paksaan dari luar. Sering kali kita

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


26

lihat anak berbicarasendiri pada benda-benda yang ada di sekitarnya.,

misalnya pohon,anjing, kucing dan sebagainya, yang menurut mereka

benda-bendatersebut mendengar dan berbicara. Peristiwa semacam ini

baik untukmelatih diri anak menggunakan kekayaan bahasanya. Piaget

menyebut tahap ini sebagai collective monologue, pembicaraan yang

egosentrisdan sedikit hubungan dengan orang lain.

3. Periode operasional konkret (7-12 tahun)

Sifat-sifat anak, dapat berpikir konkret karena daya otak

terbatas pada objek melalui pengamatan langsung, dapat mengembangk

anoperasi mental seperti menambah dan mengurang,

mulaimengembangkan struktur kognitif berupa ide atau konsep,

melakukanoperasi logika dengan pola berpikir masih konkret. Perubahan

yangterlihat pada anak: tidak egosentri lagi, berpikir tentang objek

yang berhubungn dengan berat, warna, dan susunan, melakukan aktivita

syang berhubungan dengan objek, membuat keputusan logis.

4. Periode Operasional Formal ( 12 tahun ke atas ).

Pada tahap ini, interaksi dengan lingkungan sudah amat

luas,menjangkau banyak teman sebayanya dan bahkan berusaha

untukdapat berinteraksia dengan orang dewasa. Kondisi seperti ini tidak

jarang menimbulkan masalah dalam interaksinya dengan orang tua.

Namun, sebenarnya secara diam-diam mereka juga masihmengarapkan

perlindungan dari orang tua karena belum sepenuhnyamemenuhi

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


27

kebutuhan dirinya sendiri. Jadi, pada tahap ini ada semacamtarik-menarik

antara ingin bebas dengan ingin dilindungi.

Karena pada tahap ini anak sudah mulai mampu

mengembangkan pikiran formalnya, mereka juga mulai mampu mencapai

logika danrasio serta dapat menggunakan abstraksi. Arti simbolik dan

kiasandapat mereka mengerti. Melibatkan mereka dalam suatu kegiatan

akanlebih memberi akibat yang positif bagi perkembangan

kognitifnya.Misalnya, menulis puisi, lomba karya ilmiah, lomba menulis

cerpendan sejenisnya.

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


28

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan kognitif pada peserta didik merupakan suatu

pembahasan yang cukup penting bagi pengajar maupun orang tua.

Perkembangan kognitif pada anak merupakan kemampuan anak untuk

berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan

pemecahan masalah yang termasuk dalam proses psikologis yang berkaitan

dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.

Dalam memahami perkembangan kognitif, kita harus

mengetahui proses perkembangan kognitif tersebut. Selain itu karakteristik

perkembangan kognitif peserta didik juga harus dapat dipahami semua pihak.

Dengan pemahaman pada karakteristik perkembangan peserta didik,

pengajar dan orang tua dapat mengetahui sebatas apa perkembangan yang

dimiliki anak didiknya sesuai dengan usia mereka masing-masing, sehingga

pengajar dan orang tua dapat menerapkan ilmu yang sesuai dengan

kemampuan kognitif masing-masing anak didik.

Meskipun banyak hal dan kendala dalam perkembangan

kognitif anak, setidaknya kita sebagai calon pengajar maupun sebagai orang

tua harus memahami tentang perkembangan kognitif dan tahap-tahap

karakteristik perkembangan kognitif agar kita mampu mengetahui

perkembangan kemampuan kognitif masing-masing anak.

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


29

B. Saran

1. Diharapkan kepada guru dan orang tua mampu mempengaruhi anak

agar kemampuan berfikir anak lebih kompleks, dan dapat

memecahkan masalahnya sendiri.

2. Sebagai seorang mahasiswa sekaligus sebagai anggota masyarakat

diharapkan mampu memahami perkembangan kognitif pada tiap-tiap

anak.

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif


30

DAFTAR PUSTAKA

Eprints. https://eprints.uny.ac.id/9813/2/BAB2%20-%2008111241026.pdf.

Diakses pada tanggal 29 September 2022.

Khiyarusoleh, U. (2016). Konsep Dasar Perkmbangan Kognitif menurut Jean

Piaget. Jurnal Dialektika, 5 (1) 2-5,

https://journal.peradaban.ac.id/index.php/jdpgsd/article/view/17

Suharyanto, Arby. (2018). 4 Tahap Perkembangan Intelektual Pada Anak

Paling Lengkap. https://dosenpsikologi.com/tahap-perkembangan-

intelektual-pada-anak . Diakses pada tanggal 29 September 2022.

Suparno, Paul.2006. Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta :

Kanisius.

Wedan, Mas. (2016). Perkembangan Kemampuan Intelektual.

http://https//silabus.org/perkembangan-kemampuan-intelektual/.

Diakses padatanggal 29 September 2022.

KELOMPOK IV : Makalah Perkembangan Kognitif

Anda mungkin juga menyukai