Anda di halaman 1dari 16

P E M E R I N T A H K O T A K E D I R I

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN


JL. Wakhid Hasyim No. 64 Telp/Fax (0354) 773097
email : rsud_gambiran@yahoo.com
K E D I R I
Kode Pos 64114

KEPUTUSAN
DIREKTUR RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
NOMOR : 445 / 372 / 419.80 / 2016

TENTANG
KEBIJAKAN DAN STRATEGI MANAJEMEN RESIKO
DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN KOTA KEDIRI
TAHUN 2016

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN KOTA KEDIRI


Menimbang :
a. bahwa Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan yang kompleks,
padat pofesi dan padat modal maka Rumah Sakit harus memiliki
sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan yang memadai
serta dikelola secara profesional
b. bahwa pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan
mempermudah masyarakat untuk mendapat pelayanan kesehatan
serta memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,
masyarakat, lingkungan Rumah Sakit dan sumber daya manusia di
Rumah Sakit agar didapatkan pelayanan yang bermutu dan aman
c. bahwa berkaitan dengan paradigma seperti yang diutarakan dalam
konsiderans butir a,dan b diatas,diperlukan Kebijakan dan Strategi
Tentang Manajemen Risiko Rumah Sakit sebagai rujukan utama
dalam pengelolaan risiko di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran
Kota Kediri
d. bahwa untuk kepentingan tersebut diatas perlu ditetapkan dengan
Surat Keputusan Direktur Tentang Kebijakan dan Strategi
Manajemen Risiko di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota
Kediri
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen;
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/Per/VIII/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
10. Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit
Departemen Kesehatan RI 2001
11. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit Departemen
Kesehatan RI 1994
12. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety)
Departemen Kesehatan RI 2008

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota
Kediri Tentang Kebijakan dan Strategi Manajemen Risiko di
Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri
KEDUA : Kebijakan Tentang Kebijakan dan Strategi Manajemen Risiko di
Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri sebagaimana
tercantum dalam lampiran Keputusan ini
KETIGA : Kebijakan Tentang Kebijakan dan Strategi Manajemen Risiko di
Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri ini ditinjau
ulang sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali dan apabila
diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai dengan
perkembangan yang ada
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan apabila dikemudian hari
terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya

Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal : 13 Juni 2016
DIREKTUR
RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

dr. FAUZAN ADIMA, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP: 19720226 200312 1 003

Tembusan disampaikan kepada yth :


1. Ketua Komite Medik RSUD Gambiran Kota Kediri
2. Kepala Bidang Pelayanan RSUD Gambiran Kota Kediri
3. Kepala Bidang Keperawatan RSUD Gambiran Kota Kediri
4. Kepala Bagian Keuangan RSUD Gambiran Kota Kediri
5. Arsip
Lampiran : Peraturan Direktur RSUD Gambiran
Kota Kediri
Nomor : 445/ 372 /419.80 /2016
Tanggal : 13 Juni 2016

KEBIJAKAN DAN STRATEGI


MANAJEMEN RISIKO

I. PENDAHULUAN
Setiap upaya medik umumnya mengandung risiko , sebagian di antaranya
berisiko ringan atau hampir tidak berarti secara klinis. Namun tidak sedikit pula
yang memberikan konsekuensi medik yang cukup berat.
Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu terjadi atau potensi
bahaya yang terjadi yang dapat memberikan pengaruh kepada hasil akhir.
Risiko yang dicegah berupa risiko klinis dan risiko non klinis . Risiko klinis
adalah risiko yang dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun layanan
lain yang dialami pasien selama di RS. Sementara risiko non medis ada yang
berupa risiko bagi organisasi maupun risiko finansial. Risiko organisasi adalah
yang berhubungan langsung dengan komunikasi, produk layanan, proteksi data,
sistem informasi dan semua risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian
organisasi. Risiko finansial adalah risiko yang dapat mengganggu kontrol
finansial yang efektif, salah satunya adalah sistem yang harusnya dapat
menyediakan pencatatan akuntansi yang baik.
Risiko medis dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1. Tingkat probabilitas dan keparahannya minimal (umumnya bisa diprediksi
tetapi tidak bisa diabaikan, dihitung, dan dikendalikan).
2. Risiko ‘bermakna’ tetapi harus diambil karena merupakan satu-satunya solusi /
alternatif
Risiko 1 dan 2 memerlukan informed consent sehingga bila terjadi dokter tidak
bertanggung jawab secara hukum.
3. Risiko yang tidak bisa diprediksi
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya risiko adalah :
Faktor Komponen yang berperan
Organisasi dan a. Sumber dan keterbatasan keuangan
Manajemen b. Struktur organisasi
c. Standar dan tujuan kebijakan
d. Safety culture
Lingkungan a. Kualifikasi staf dan tingkat keahlian
pekerjaan b. Beban kerja dan pola shift
c. Desain, ketersediaan dan pemeliharaan alkes
d. Dukungan administratif dan manajerial
Tim a. Komunikasi verbal
b. Komunikasi tulisan
c. Supervisi dan pemanduan
d. Struktur tim
Individu dan staf a. Kemampuan dan ketrampilan
b. Motivasi
c. Kesehatan mental dan fisik
Penugasan a. Desain penugasan dan kejelasan struktur
penugasan
b. Ketersediaan dan pemanfaatan prosedur yang ada
c. Ketersediaan dan akurasi hasil tes
Karakteristik pasien a. Kondisi ( Keparahan dan kegawatan)
b. Bahasa dan komunikasi
c. Faktor sosial dan personal

LANGKAH-LANGKAH UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO :


1. Meningkatkan peran RS dan manajemen dalam mencegah error dengan cara
mengembangkan sistem yang selain bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan juga menjamin bahwa setiap upaya, prosedur dan
sistem pelayanan yang dilakukan aman untuk pasien, petugas dan lingkungan.
Hal tersebut dipresentasikan dalam bentuk SPO, clinical practice guidelines,
clinical pathway dll.
2. Meningkatkan peran staf RS agar terlibat langsung maupun tidak langsung
dalam pelayanan kesehatan di RS untuk mampu mengenali, mengidentifikasi
dan menganalisis kejadian medical error dan melakukan upaya yang adekuat
untuk mengatasi error yang sudah terlanjur terjadi.
3. Setiap staf harus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari tim yang
bekerja dalam satu sistem. Kerja tim yang baik juga sangat ditentukan oleh
kinerja manajemen rumah sakit yang baik, mulai dari dukungan moral,
finansial, ,teknis dan oprasional hingga terjalinnya komunikasi yang baik
antara pihak manajemen dengan pihak praktisi.
Dalam setiap pusat pelayanan kesehatan harus dibangun sistem yang
dapat menjamin bahwa setiap tindakan medik yang dilakukan haruslah aman
bagi pasien maupun petugas dan lingkungan sekitar. Pendekatan yang dapat
dilakukan disebut dengan manajemen risiko.

II. TUJUAN
a. Tujuan dari kebijakan dan strategi manajemen risiko adalah untuk
mengembangkan pelaksanaan manajemen risiko yang diintegrasikan dengan
Clinical Governance sehingga memberi kepastian diberlakukannya Corporate
Governance dengan baik
b. Kebijakan dan strategi ini akan memperjelas peran, tugas, dan tanggung jawab
staf RS dalam hal pelaksanaan manajemen risiko
III. PENGERTIAN
a. Risiko adalah :
1) Bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses
yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang
2) Peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak pada
pencapaian tujuan .
3) Efek dari ketidakpastian tujuan
b. Risiko klinis adalah
Bahaya, kesalahan, musibah atau potensi terjadinya hal-hal yang merugikan
pasien, terkait dengan atau sebagai dampak asuhan klinik yang diberikan
kepadanya.
c. Risiko Non Klinis adalah bahaya potensial akibat lingkungan.
d. Manajemen resiko adalah :
1) Budaya, proses dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang-
peluang sambil mengelola efek yang tidak diharapkan
2) Kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi
berkaitan dengan risiko
e. Manajemen Risiko Klinik adalah
Suatu upaya sistematis rumah sakit dalam rangka mengurangi resiko akibat
pelaksanaan pelayanan medik.
f. Tujuan manajemen resiko klinik adalah :
1) Meminimalkan terjadinya medical error, adverse events dan harms pada
pasien (membuat asuhan pasien lebih aman).
2) Meminimalkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya
klaim yang harus menjadi tanggungan institusi (mencegah kerugian
finansial bagi RS dan dokter.
g. Manajemen Risiko Terintegrasi adalah suatu proses dimana berbagai resiko
diidentifikasi, diukur dan dikendalikan di seluruh bagian organisasi. Melalui
pengelolaan resiko terintergrasi, setiap keputusan strategik yang diambil selalu
berdasarkan atas informasi yang valid dan reliable. Dengan demikian
keputusan itu diharapkan mampu mengantisipasi secara efektif kejadian-
kejadian dimasa depan dan mengurangi ketidakpastian.

IV. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DALAM MANAJEMEN RISIKO.


a. Seluruh anggota staf memiliki tanggung jawab pribadi dalam hal pelaksanaan
manajemen risiko, dan seluruh tingkatan manajemen harus mengerti dan
mengimplementasikan strategi dan kebijakan manajemen risiko
b. Wakil Direktur Pelayanan dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan
1) Bertanggung jawab dalam hal pelaksanaan prinsip – prinsip Good
Governance termasuk mengembangkan proses dan sistem pengendalian
keuangan, pengendalian organisasi, Clinical Governance, dan manajemen
risiko
2) Dalam hal pelaksanaan strategi ini berperan
a) mengarahkan
b) mendukung
c) memonitor
d) persetujuan pembiayaan
e) legalisasi kebijakan dan strategi

c. DIREKTUR
1) Memiliki tanggung jawab menyeluruh sesuai dengan Hospital Bylaws yang
telah ditetapkan
2) Memastikan bahwa tanggung jawab dan koordinasi dalam hal manajemen
risiko dalam dokumen ini dilaksanakan dengan baik
3) Dalam hal pengembangan strategi manajemen risiko ini Direktur
mendelegasikan tanggung jawabnya kepada ketua KMKP.

d. Kepala Bidang Pelayanan Medik:


1) Bertanggung jawab kepada Direktur dalam hal implementasi dan
pengembangan manajemen risiko klinis dan keselamatan pasien
2) Monitor pelaksanaan manajemen risiko klinis
3) Monitor pelaksanaan pelaporan insiden

e. Kepala Bagian Keuangan dan Umum


1) Identifikasi risiko keuangan
2) Melakukan cost benefit analysis
3) Mengelola dukungan biaya untuk manajemen risiko

f. Ketua Komite Keperawatan


1) Koordinasi manajemen risiko keperawatan
2) Identifikasi risiko bidang keperawatan

g. Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien


1) Mengkoordinir pelaksanaan Integrated Risk Management
2) Menghimpun laporan insiden
3) Menyusun rekomendasi
4) Menyusun risk register (risk grading)

h. Ketua Tim K3
Indentifikasi risiko K3

i. Kepala Bagian SDM


1) Identifikasi risiko SDM
2) Orientasi manajemen risiko untuk pegawai baru
3) Merencanakan pelatihan manajemen risiko

V. PROSES MANAJEMEN RISIKO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN


KOTA KEDIRI

(dikutip dari : Workshop PMKP KARS, Hotel Shantika Malang, Tahun 2013)
Gambar 1 Alur Proses Manajemen Risiko
RISK REGISTER

MEMBANGUN KONTEKS :
Faktor yang mendukung dan yang menghambat
Tentukan tujuan dan sasaran
Struktur organisasi manajemen risiko

IDENTIFIKASI RISIKO :
Apa yang bisa terjadi
Bagaimana kejadiannya
Mengapa hal itu bisa terjadi
Kapan hal itu bisa terjadi
Dimana hal itu bisa terjadi
Siapa yang bisa tertimpa kejadian tersebut

ANALISA RISIKO :
Dampak dan probabilitas
Siapa yang terlibat
Tingkat risiko
Kendali yang sudah ada dan yang diperlukan
KOMUNIKASI MONITOR
DAN AUDIT
KONSULTASI EVALUASI RISIKO : REVIEW
Bandingkan tingkat risiko dengan kriteria
Analisa untung rugi
Risiko diterima atau tidak

Risiko Tidak Diterima


Risiko Diterima

PENGELOLAAN RISIKO :
Tetapkan alternatif/pilihan
Analisa untung rugi
Pilih tindakan yang paling sesuai
Perencanaan tindakan dan implementasi

Gambar 2 Keterangan Alur Proses Manajemen Risiko

a. Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal, dan


mendeskripsikan risiko.
Hal pertama yang perlu dilakukan untuk mengelola risiko adalah
mengidentifikasinya.
Jika kita tidak dapat mengidentifikasi/mengenal/mengetahui, tentu saja kita
tidak dapat berbuat apapun terhadapnya.  Identifikasi risiko ini terbagi
menjadi dua, yaitu identifikasi risiko proaktif dan identifikasi risiko reaktif.
1) Identifikasi risiko proaktif adalah kegiatan identifikasi yang dilakukan
dengan cara proaktif mencari risiko yang berpotensi menghalangi rumah
sakit mencapai tujuannya. Disebut mencari karena risikonya belum
muncul dan bermanifestasi secara nyata. Metode yang dapat dilakukan
diantaranya: audit, inspeksi, brainstorming, pendapat ahli, belajar dari
pengalaman rumah sakit lain, FMEA, analisa SWOT, survey, dan lain-
lain.
2) Identifikasi risiko reaktif adalah kegiatan identifikasi yang dilakukan
setelah risiko muncul dan bermanifestasi dalam bentuk insiden/
gangguan. Metoda yang dipakai biasanya adalah melalui pelaporan
insiden.
Tentu saja, lebih baik kita memaksimalkan identifikasi risiko proaktif,
karena belum muncul kerugian bagi organisasi. Bagi rumah sakit, cara paling
mudah dan terstruktur untuk melakukan identifikasi adalah lewat setiap unit.
Setiap unit diminta untuk mengidentifikasi risikonya masing-masing.  Setelah
terkumpul, seluruh data identifikasi itu dikumpulkan menjadi satu dan menjadi
identifikasi risiko rumah sakit.
b. Analisa risiko adalah proses untuk memahami sifat risiko dan menentukan
peringkat risiko (ISO 31000:2009). Setelah diidentifikasi, risiko dianalisa.
Analisa risiko dilakukan dengan cara menilai seberapa sering peluang risiko
itu muncul; serta berat-ringannya dampak yang ditimbulkan (ingat, definisi
risiko adalah: Peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak
pada pencapaian tujuan). Analisa peluang dan dampak ini paling mudah jika
dilakukan dengan cara kuantitatif. Caranya adalah dengan memberi skor satu
sampai lima masing-masing pada peluang dan dampak.  Makin besar angka,
peluang makin sering atau dampak makin berat. Contoh deskripsi skor
peluang dapat dilihat disini.
1) Kriteria Peluang (P) dan Frekuensi (F)

Kriteria Peluang Frekuensi Nilai


Sangat Besar Hampir pasti /Sangat mungkin akan Terus menerus (terjadi beberapa kali 5
terjadi dalam sehari)
Besar Mungkin terjadi(50 – 50 kesempatan) Sering; terjadi harian / minimal sekali 4
dalam sehari
Substantial Tidak biasa namun dapat terjadi; Kadang-kadang; terjadi seminggu sekali 3
Menengah Kecil kemungkinannya untuk terjadi Tidak sering; terjadi sekali antara 2
seminggu sampai sebulan
Kecil Sangat kecil kemungkinannya Jarang; beberapa kali dalam setahun 1
2) Kriteria Dampak (A)
Aspek Sangat ringan Ringan Sedang Berat Sangat berat
(Nilai) (1) (2) (3 ) ( 4) (5)
Keuangan Sd Rp 10 Juta >Rp 10 Juta sd >Rp 50 Juta sd >Rp 100 Juta sd >Rp 1 Milyar
Rp 50 Juta Rp 100 Juta Rp 1 milyar

Keselamatan Cidera tidak Menyebabkan Menyebabkan Menyebabkan Beberapa


& Kesehatan serius/minor cidera/penyakit cidera serius satu kematian, kematian dan
misalnya: lecet, yang seperti cacat memperberat menyebabkan
luka kecil, memerlukan atau kehilangan atau penyakit yang
hanya perlu perawatan anggota tubuh menambah bersifat
penanganan medis lebih dari permanen, penyakit pada komunitas/endemi
P3K. 7 hari dan menyebabkan pasien atau k pada karyawan
dapat penyakit yang karyawan, atau pasien
disembuhkan memerlukan menyebabkan
perawatan penyakit yang
medis lebih dari bersifat kronis
7 hari dan atau permanen
dapat (HIV, Hepatitis,
disembuhkan Keganasan,
Tuli, gangguan
fungsi organ
menetap)

Operasional Pelayanan tidak Pelayanan Pelayanan Sebagian Berhenti total


terhambat terhambat terhambat proses berhenti
kurang dari 30 lebih dari 30 dan pelayanan
menit menit terhambat
hingga lebih
dari 1 hari

Keluhan Adanya keluhan Adanya keluhan Adanya keluhan Adanya keluhan Adanya keluhan
pelanggan yang tertulis tertulis dan tertulis dan tertulis dan
disampaikan sebanyak > 5 tuntutan pasien tuntutan pasien tuntutan pasien >
secara lisan kasus dalam < RP 10 juta Rp 10 juta sd Rp 1 Milyar
sebulan Rp 50 juta

3) Kriteria Skor Risiko (R)


S
Kriteria Keterangan
Skor
20 – 25 Sangat tinggi Hentikan kegiatan dan perlu
perhatian manajemen puncak.

14 – 19 Tinggi Perlu mendapat perhatian dari


manjemen puncak dan tindakan
perbaikan segera di lakukan.

10 – 13 Menengah Lakukan perbaikan secepatnya dan


tidak diperlukan keterlibatan pihak
manajemen puncak.

5–9 Rendah Tindakan perbaikan dapat


dijadwalkan kemudian dan
penanganan cukup dilakukan
dengan prosedur yang ada
1-4 Sangat Rendah Risiko dapat diterima

4) Perlakuan Risiko
Klasifikasi Jenis Pengendalian
c. Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil analisa risiko
dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko dan/atau besarnya
dapat diterima atau ditoleransi. Sedangkan kriteria risiko adalah kerangka
acuan untuk mendasari pentingnya risiko dievaluasi.
Dengan evaluasi risiko ini, setiap risiko dikelola oleh orang yang bertanggung
jawab sesuai dengan peringkatnya.  Dengan demikian, tidak ada risiko yang
terlewati, dan terjadi pendelegasian tugas yang jelas sesuai dengan berat –
ringannya risiko.
Penanganan risiko adalah proses untuk memodifikasi risiko. Bentuk-bentuk
penanganan risiko diantaranya:
1) Menghindari risiko dengan memutuskan untuk tidak memulai atau
melanjutkan aktivitas yang menimbulkan risiko;
2) Mengambil atau meningkatkan risiko untuk mendapat peluang (lebih
baik, lebih menguntungkan);
3) Menghilangkan sumber risiko;
4) Mengubah kemungkinan; 
5) Mengubah konsekuensi; 
6) Berbagi risiko dengan pihak lain (termasuk kontrak dan pembiayaan
risiko); 
7) Mempertahankan risiko dengan informasi pilihan.
Untuk manajemen risiko ini perlu dibahas, karena ada alat bantu yang sangat
berguna.  Alat bantu itu adalah Risk Register (daftar risiko).  Risk Register
adalah: 
1) Pusat dari proses manajemen resiko organisasi (NHS).
2) Alat manajemen yang memungkinkan suatu organisasi memahami profil
resiko secara menyeluruh. Ini merupakan sebuah tempat penyimpanan
untuk semua informasi resiko
3) Catatan segala jenis resiko yang mengancam keberhasilan organisasi
dalam mencapai tujuannya
4) Ini adalah ‘dokumen hidup’ yang dinamis, yang dikumpulkan melalui
proses penilaian dan evaluasi resiko organisasi

Risk Register ini bersifat sangat dinamis.  Setiap bulan bisa saja berubah.
Perubahan itu dapat berupa: 
1) Jumlahnya berubah karena ada risiko baru teridentifikasi.
2) Tindakan pengendalian risikonya berubah karena terbukti tindakan
pengendalian risiko yang ada tidak cukup efektif.
3) Peringkat risikonya berubah karena dampak dan peluangnya berubah.
4) Ada risiko yang dihilangkan dari daftar risiko korporat, karena
peringkatnya sudah lebih rendah dari 15 (dipindahkan ke risk register
divisi).

Harapan untuk masa yang akan datang adalah penerapan manajemen resiko
dalam institusi kesehatan adalah untuk meminimalisir resiko yang mungkin
terjadi. Dengan adanya tindakan yang bersifat antisipatif dari manajer resiko,
bila terjadi insiden maka sudah tersedia alternatif keputusan yang dilihat dari
berbagai sisi dilengkapi dengan pengetahuan akan konsekuensi dan dampak
yang diakibatkannya. Pada akhirnya tujuan manajemen resiko akan
melindungi pasien, karyawan, pengunjung dan pemangku kepentingan
lainnya dalam ruang lingkup institusi pelayanan kesehatan.

VI. PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN RISIKO


1. Asesmen Risiko
Asesemen risiko merupakan suatu proses untuk membantu organisasi
menilai tentang luasnya risiko yang dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi
dan dampak risiko sehingga harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak
yang terlibat termasuk pasien dan publik juga dapat terlibat bila memungkinkan.
a. Area Asesmen :
Area Asesmen Risiko Mencakup :
1) Instalasi Rawat Jalan
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Rawat Inap
4) Instalasi Perawatan Intensif
5) Instalasi Bedah Sentral
6) Instalasi Laboratorium
7) Instalasi Radiologi
8) Instalasi Farmasi
9) Instalasi Rekam Medis dan TPPI
10) Instalasi Gizi
11) Instalasi Sanitasi dan Lingkungan
12) Instalasi Pemeliharaan Sarana
13) Instalasi Rehabilitasi Medik
b. Identifikasi Risiko
1) Proses untuk mengidentifikasi apa yang bisa terjadi, mengapa, dan
bagaimana hal tersebut bisa terjadi
2) Instrumen Identifikasi :
(a) Laporan Insiden
(b) Komplain dan Litigasi
(c) Risk Profiling
(d) Survei
3) Peran Staf
c. Analisis Risiko
1) Risk Grading Matrix
2) Root Cause Analysis (RCA)
3) Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)
d. Penilaian Risiko
1) Risk Ranking
2) Prioritas Risiko
(a) Golongan Obat High-Alert
(b) Populasi pasien risiko tinggi
(c) Kesalahan proses tindakan
3) Cost Benefit Analysis
Adapun kriteria evaluasi risiko harus mengacu pada keputusan untuk
menerima risiko dan pengelolaannya berdasarkan pertimbangan :
a. Kriteria klinis, operasional, teknis, dan kemanusiaan
b. Kebijakan dan tujuan
c. Sasaran dan kepentingan stakeholder
d. Keuangan, hukum, dan sosial

2. Penanganan Risiko
a. Pengendalian Risiko
b. Pembiayaan Risiko

VII. SISTEM PELAPORAN


Penjelasan tentang peran dan tanggung jawab individu, tim maupun unit dalam
melaksanakan pelaporan. Alur dan tata cara pelaporan insiden diatur dengan
jelas baik untuk risiko klinis maupun risiko non klinis

VIII. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


Mengkoordinasikan pendidikan dan pelatihan Manajemen Risiko bagi staf yang
terkait.

IX. INDIKATOR KEBERHASILAN


Indikator harus bisa diukur dan memiliki potensi untuk perbaikan, meliputi :
1. Indikator Keuangan
a. Bad Debt
b. Meningkatnya suku bunga
c. Global Financial
2. Indikator SDM
a. Risiko keselamatan dan kecelakaan kerja
b. Keamanan lingkungan kerja
3. Indikator Kegiatan
a. Manajemen bahan berbahaya (kimia, radioaktif, limbah)
b. Risiko regulasi dan legalitas
4. Indikator Klinis
a. Kredensialing terhadap staf medis
b. Tindakan medis sesuai kompetensi dan prosedur baku
5. Indikator Manajemen Risiko
a. Kinerja tim manajemen risiko
b. Laporan manajemen risiko
6. Indikator Eksternal
a. Proteksi dari banjir
b. Proteksi dari kebakaran
7. Indikator Reputasional
a. Tidak melakukan diskriminasi dalam pelayanan
b. Mejaga kerahasiaan pasien
c. Pelayanan yang berlebihan
d. Informasi kesehatan yang salah

X. RENCANA KEGIATAN / ACTION PLAN


Rencana kegiatan dengan tujuan strategis untuk satu tahun digambarkan
dengan tabel :
Tujuan Strategis Kegiatan Hasil Pelaksanaa Waktu
n
Risk Managemen
sebagai bagian ………… …………
………….... ……………
integral dari rencana … …
strategis RS
Membangun
kesadaran dan ………… …………
kepedulian staf …………… ……………
… …
tentang Manajemen
Risiko
Pembelajaran dari ………… …………
pengalaman risiko …………… ……………
… …
tahun lalu
…………………………
…………… …………
. …………… …………
… …
…………………………
…………
. …………… …………… …………

XI. MONITORING, AUDIT DAN REVIEW


1. Monitoring Internal
Dokumen ini digunakan sebagai rujukan utama internal dalam pengelolaan
risiko rumah sakit.
2. Monitoring Eksternal
Kebijakan dan strategi manajemen risiko adalah suatu dokumen formal
yang disusun untuk memberikan landasan kebijakan rumah sakit, yang
melukiskan filosofi dan pandangan rumah sakit tentang risiko, struktur dan
pendekatan manajemen risiko yang diambil oleh rumah sakit.

DIREKTUR
RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

dr. FAUZAN ADIMA, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP: 19720226 200312 1 003

Anda mungkin juga menyukai