Anda di halaman 1dari 7

Nama : Natalia Rosari Pasaribu

Nim : P01031220109
Kelas : DIV-6C
M. Kuliah : Konseling Gizi

Teknik yang digunakan dalam konseling behavioral yaitu :

1. Latihan Asertif

Latihan asertif (Assertive training) digunakan untuk melatih individu


yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri dalam tindakannya
adalah layak atau benar. Latihan ini terutama berguna di antaranya untuk
membantu orang yang tidak mampu mengungkapkan perasaan
tersinggung, kesulitan menyatakan “tidak”, mengungkapkan afeksi dan
respon positif lainnya.Latihan asertif dapat di terapkan terutama pada
situasi-situasi interpersonal di mana individu mengalami kesulitan untuk
menerima kenyataan bahwa menyatakan atau menegaskan diri adalah
tindakan yang layak dan benar. Sedangkan Rees & Graham (1991)
menyatakan bahwa inti dari latihan asertif adalah penanaman
kepercayaan bahwa asertif dapat dilatihkan dan dikembangkan, memilih
kata-kata yang tepat untuk tujuan yang mereka inginkan, saling
mendukung, pengulangan perilaku asertif dalam berbagai situasi, dan
umpan balik bagi setiap peserta dari trainer maupun peserta.
Menurut Albert (1977) (salah satu tokoh yang banyak menulis
mengenai perilaku asertif), latihan asertif (atau terapi perilaku
asertifasertive behavior therapy, atau latihan ketrampilan sosial-social
skills training) adalah prosedur latihan yang diberikan kepada klien untuk
melatih perilaku penyesuaian sosial melalui ekspresi diri dari perasaan,
sikap, harapan, pendapat, dan haknya.4 Jadi dapat disimpulkan bahwa
teknik latihan asertif adalah teknik yang dapat digunakan konselor pada
klien yang mengalami kesulitan untuk mengungkapkan perasaan yang
dialaminya dan tidak memiliki keberanian untuk mengemukakan
pendapatnya.

Contoh latihan Asertif

Peran Dialog Teknik


Ki Assalamualaikum  (sambil mengetuk pintu)

Ko Waalaikumsalam, oh Ana..., silahkan masuk Attending

Ki Iya bu, terimakasih


Ko Mari silahkan duduk

Ki Iya Bu, terima kasih


Ko Bagaimana kabarnya hari ini? Topik Netral
Ki Baik bu. Ibu sendiri?

Ko Ibu juga baik, tadi pelajarannya siapa na?


Ki Pak Mahmud Bu
Ko Nampaknya kamu terlihat sangat lesu, apa ada yang Kalimat Penjembatan
ingin dibicarakn dengan ibu?
Ki Itu dia bu, karena ada yang ingin saya bicarakan dengan
Ibu, saya datang kesini.
Ko Memangnya ada apa Ana, nampaknya serius sekali
Ki Beberapa hari ini, saya sering datang terlambat Bu ke
Sekolah
Ko Hmm..., apa alasan kamu datang terlambat? Lead Khusus
Ki Sudah seminggu ini, saya tidak bisa tidur Bu, hanya
setelah  lewat jam 3 pagi saya baru dapat tidur
Ko Insomnia ya??.., cob aceritakann pada Ibu apa yang Lead Umum
menyebabkan kamu tidak bisa tidur?
Ki saya sendiri tidak tahu bu, padahal saya tidak pernah
minum kopi Bu
Ko yaa..., tetapi perlu kamu ketahui penyebab orang tidak
bisa tidur itu bukan hanya karena kopi, mungkin saja
kamu sedang memikirkan sesuatu. Mungkin ada sesuatu
yang mengganjal pikiranmu
Ki Iya bu, saya sedang ada masalah dengan teman dekat
saya. Dan itu membuat saya memikirkannnya.
Ko hmm...ya , Lalu apa kamu sudah mencoba untuk Acceptance & lead Khusus
membicarakannya dengan temanmu?
Ki Belum Bu
Ko belum? Bagaimana masalah bisa selesai kalau kamu
tidak mau menyelesaikannya
Ki Saya takut Bu
Ko takut ? apa yang menyebabkan kamu takut?
Ki saya takut, teman saya tidak bisa memafkan saya
Ko selama belum dicoba kamu belum bisa tahu bagaimana
reaksi teman kamu itu
Ki jadi saya harus menyampaikannya ya bu?
Ko Ya ana, kalau ada masalah itu harus dibicarakan agar
dapat terselesaikan.
Ki Bagaimana cara saya untuk menyampaikannya Bu?
Ko Sebelumnya Ibu ingin tahu, ada masalah apa antara Lead Umum
kamu dan teman kamu?
Ki Jadi begini Bu, Teman saya itu sering kali membuat saya
kesal dengan memakai barang saya tanpa ijin. Saya ingin
sekali melarangnya Bu, tapi saya tidak berani.
Ko Jadi dengan kata lain, kamu ingin sekali berkata pada Klarifikasi
temanmu bahwa kamu tidak suka jika barang-barang
kamu dipakai tanpa ijin?
Ki Iya bu
Ko Dari penuturan kamu tadi, sepertinya kamu termasuk Interpretasi
dalam orang yang tidak asertif.
Ki Asertif?apa itu Bu
Ko Asertif adalah usaha seseorang untuk mempertahankan Penjelasan mengenai teknik
hak-hak rasionalnya. Semacam berani menegor, berani
menolak ajakan teman, dan lainnya.
Ki Oh begitu, iya bu sepertinya saya termasuk tidak asertif,
lalu harus bagaimana Bu
Ko Kamu harus latihan agar menjadi asertif. Mungkin Latihan asertif
dengan belajar untuk mengemukakan pendapat kamu,
berani untuk berkata jangan pada teman mu itu. Tapi
penyampaian pendapat kamu tadi menggunakan kata-
kata yang sopan yang didahului dengan “maaf, saya”
Ki Iya Bu, mungkin kalau begitu terlihat sopan ya Bu?
Ko Iya ana
Ki Baiklah Bu, saya akan mencobanya. Terima kasih Bu,
atas bantuannya. Saya harus kembali ke kelas karena
ada pelajarn lagi.
Ko Sama-sama Ana. Selamat mencoba, dan Ibu tunggu Pengakhiran
kabar selanjutnya
Ki Iya Bu, permisi assalumailakum

2. Desensitisasi Ssitematis

Teknik Desensitisasi Sistematis adalah teknik konseling


dalam pendekatan konseling perilaku yang didasarkan pada prinsip
pengkondisian klasik. Ini dikembangkan oleh Wolpe selama 1950-an.
Teknik konseling ini bertujuan untuk menghilangkan respons ketakutan
dari fobia, dan menggantikan respons relaksasi dengan stimulus
kondisional secara bertahap menggunakan pengkondisian balik.
Jumlah sesi yang diperlukan bergantung pada tingkat keparahan fobia.
Biasanya 4-6 sesi, atau bisa sampai 12 sesi untuk fobia yang parah.
Pelaksanaan konseling akan selesai setelah tujuan dari konseling yang
disepakati terpenuhi (tidak harus ketika ketakutan orang tersebut telah
benar-benar hilang).
Pelaksanaannya bisa dilakukan dengan 2 cara:
1. In vitro - Konseli membayangkan paparan stimulus fobia.
2. In vivo - Konseli benar-benar terkena stimulus fobia.
Contoh :

Misalnya, ada seorang konseli yang memiliki phobia dengan laba-


laba. Phobia ini mungkin akan membuat konseli berfikir bahwa seekor
laba-laba kecil yang diam sejauh 5 meter hanya sebagai ancaman ringan,
tetapi laba-laba besar yang bergerak cepat sejauh 1 meter sebagai
ancaman yang sangat tinggi. Konseli mencapai keadaan relaksasi yang
dalam, dan kemudian diminta untuk membayangkan (atau dihadapkan
pada) situasi yang paling tidak mengancam dalam hierarki kecemasan.

3. Pengkondisian Aversi

Teknik ini digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk,


dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan klien agar mengganti
respons pada stimulus yang disenangi dengan kebalikan respons
terhadap stimulus tersebut, dibarengi stimulus yang merugikan atau tidak
mengenakan dirinya.Contoh, untuk menyembuhkan pria
homoseks.Kepada pria homoseks diperlihatkan foto pria telanjang sambil
mengalitkan setrum listrik pada kakinya yang tidak beralas.Dalam terapi
ini, setiap kali kepada klien diperlihatkan stimulus yang disenangi (foto
pria telanjang) diikuti dengan rasa sakit akibat di setrum listrik.Begitu terus
setiap melihat foto pria telanjang selalu dibarengi rasa sakit dan lama
kelamaan tidak tertarik lagi pada pria. (Soeharto dkk, 2011 : hlm 81)

Teknik- teknik pengkondisian aversi, yang telah digunakan secara


luas untuk meredakan gangguan-gangguan behavioral spesifik,
melibatkan pengasosian tingkah laku yang tidak diinginkan terhambat
kemunculan.Stimulus-situmulus aversi biasanya berupa hukuman dengan
kejutan listrik atau pemberian ramua yang membuat mual.Kendali aversi
bisa melibatkan penarikan pemerkuat positif atau penggunaan berbagai
bentuk hukuman.Contoh pelaksanaan penarikan pemerkuat positif adalah
mengabaikan ledakan kemarahan anak guna menghapus kebiasaan
mengungkapkan ledakan kemarahan pada si anak.Jika perkuatan ditarik,
tingkah laku yang tidak diharapkan cenderung berkurang frekuensinya.
Contoh penggunaan hukuman sebagai cara pengendalian adalah
pemberian kejutan listrik kepada anak autistik ketika tingkah laku spesifik
yang tidak diinginkan muncul. Butir yang penting adalah bahwa prosedur-
prosedur aversif ialah menyajikan cara-cara menahan respons-respons
maladaptif dalam suatu periode sehingga terdapat kesempatan untuk
memperoleh tingkah laku alternatif yang adaptif  dan yang akan terbukti
memperkuat dirinya .

4. Pembentukan Tingkah Laku Model

Teknik modeling adalah proses belajar mengamati terhadap


seorang model yang dibuat sebagai perangsang suatu gagasan, sikap
atau perilaku, kemudian untuk dapat ditiru dan mengalami perubahan
tingkah laku seperti model yang diamati. Teknik modeling digunakan
untuk memperkuat perilaku yang telah terbentuk sebelumnya, serta dapat
juga digunakan untuk membentuk perilaku baru yang belum ada pada diri
konseli atau individu.
Teknik modeling juga diartikan sebagai proses belajar melalui
observasi dimana tingkah laku dari seorang individu atau kelompok,
sebagai model, berperan sebagai rangsangan bagi pikiran-pikiran, sikap-
sikap, atau tingkah laku sebagai bagian. Teknik modeling memanfaatkan
proses belajar dengan menggunakan seseorang atau bahkan beberapa
orang yang dianggap memiliki sikap yang teladan dan bisa berperan untuk
merangsang pikiran, tindakan, maupun sikap orang lain.
Teknik modeling bukan sekedar menirukan atau mengulangi apa
yang dilakukan seorang model (orang lain), tetapi modeling juga
melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang
teramati, menggenalisir berbagai pengamatan sekaligus, dan melibatkan
proses kognitif. Banyak perilaku manusia dibentuk dan dipelajari melalui
model, yaitu dengan mengamati dan meniru perilaku orang lain untuk
membentuk perilaku baru dalam dirinya.

Contoh Penerapan Teknik Modeling Dalam Konseling Behavioristik

1. Konselor memberikan contoh model cara berbicara di depan umum


2. Konselor menyuruh siswa menirukan contoh dari model tersebut
3. Konselor menyuruh siswa merasakan apa yang dia rasakan setelah
menirukan contoh model tersebut
4. Konselor menyuruh siswa mempraktikkannya dikehidupan sehari-hari baik
itu dilingkungan Sekolah, dan Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai