ILUSTRASI KASUS
I. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. R
Umur : 75 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ungaran
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
No. Rekam Medik : 19 23 xx
Tanggal Masuk RS : 2 Februari
2014 Tanggal Keluar RS : 7 Februari
2014
Tanggal Pemeriksaan : 2 – 7 Februari 2014
II. Anamnesis
Riwayat keluhan pasien diperoleh secara autoanamnesis dan
alloanamnesis (anak pasien) yang dilakukan pada tanggal : 2 Februari 2014
saat pasien tiba di IGD RSUD Ungaran.
1. Keluhan Utama
Kedua lutut nyeri dan sulit berjalan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar keluarganya ke IGD RSUD Ungaran pada
tanggal 2 Februari 2014 pukul 16.13 WIB dengan keluhan kedua lutut
terasa nyeri dan sulit untuk berjalan. Keluhan ini dirasakan pasien
secara tiba – tiba sejak ± 2 hari SMRS. Nyeri dirasakan pasien seperti
berdenyut dan tertusuk jarum. Nyeri tersebut juga tidak menghilang
dengan kompres, minyak urut, maupun obat pengurang rasa sakit. Nyeri
semakin memberat saat pasien melipat lututnya dan menggerakkan
1
1
kakinya tetapi sedikit berkurang dengan istirahat. Awalnya, pasien
mengaku mendapatkan keluhan nyeri dan sulit berjalan ini ketika pasien
ingin beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Ketika akan
berdiri, pasien merasakan kedua kakinya sangat nyeri dan sulit untuk
digerakkan hingga pasien terjatuh ke lantai. Pasien menyangkal adanya
benturan di kepala saat jatuh. Riwayat pingsan setelah jatuh, mual,
muntah, sesak, kejang, pusing, lumpuh separo, cedal, pelo, merot
semuanya juga disangkal. Riwayat makan minum, buang air besar dan
buang air kecil semuanya masih dalam batas normal. Sebenarnya,
pasien sudah lama merasakan nyeri pada kedua lututnya ini yaitu
selama ± 1 tahun SMRS, namun perlahan dirasa semakin memberat
sejak ada bengkak di kedua lututnya dan puncaknya yaitu 2 HSMRS
karena keluhan pasien ini menyebabkan dirinya tidak bisa berjalan lagi.
Pasien mengaku baru menyadari ada pembengkakan di kedua lututnya
ini kira – kira 6 bulan terakhir (SMRS). Bengkak tersebut menyebabkan
pasien susah menggerakkan kakinya dan menyebabkan terhambatnya
aktivitas sehari – hari pasien. Namun, pasien masih bisa berjalan pelan –
pelan tanpa tongkat. Di daerah lutut yang bengkak tersebut terasa
hangat. Pasien mengatakan bengkaknya tidak mengecil setelah
dikompres dengan air dingin ataupun setelah pasien beristirahat.
Selain keluhan nyeri dan bengkak, pasien juga merasakan kaku
pada kedua lututnya. Biasanya kaku ini muncul pada pagi hari setelah
pasien bangun tidur dan menetap sekitar setengah jam. Saat kaku ini
muncul, pasien tidak bisa menggerakkan kakinya sama sekali, pasien
hanya bisa diam di tempat tidur. Saat dicoba digerakkan oleh orang lain,
kaki pasien hanya bisa bergeser ke kanan ataupun ke kiri, tidak bisa
ditekuk dan kadang pasien juga merasakan gemertak ketika lututnya
digerakkan.
Pasien mengaku sudah pernah berobat ke alternatif (dipijat) dan
mengkonsumsi obat yang dibeli di apotek untuk meredakan keluhan
bengkak dan nyeri pada lututnya, hanya saja pasien lupa nama obatnya.
2
Pasien juga mengaku bahwa sebelum sakit selama ± 1 tahun ini, pasien
masih sering melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu dan
memasak, tetapi semenjak kedua lututnya terasa nyeri pasien hanya bisa
berjalan santai di sekeliling rumahnya.
Pada saat pemeriksaan di IGD RSUD Ungaran, keluhan pasien
dirasakan semakin memberat, kedua kaki semakin nyeri dan semakin
sulit untuk digerakkan. Pasien bahkan tidak bisa menekuk kakinya.
Pada saat memasuki ruang pemeriksaanpun, pasien tidak kuat untuk
berjalan sendiri.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat Keluhan Serupa : diakui (sudah ± 1 tahun, tetapi
pasien masih bisa berjalan)
b. Riwayat Kencing Manis : disangkal
c. Riwayat Darah Tinggi : diakui (sudah > 2 tahun tetapi tidak
rutin konsumsi OAH)
d. Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
e. Riwayat Sakit Ginjal : disangkal
f. Alergi Obat dan Makanan : disangkal
g. Riwayat Asma : disangkal
h. Riwayat Sakit Maag : disangkal
i. Riwayat Operasi : disangkal
j. Riwayat Opname di RS : diakui (karena keracunan ± 5 tahun
yang lalu)
k. Riwayat Asam Urat : tidak tahu (tidak pernah cek)
l. Riwayat Kolesterol : tidak tahu (tidak pernah cek)
m. Riwayat Trauma / Jatuh : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat Penyakit Serupa : disangkal
b. Riwayat Darah Tinggi : disangkal
c. Riwayat Kencing Manis : disangkal
d. Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
3
e. Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal
f. Riwayat Asma : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
a. Riwayat Minum Jamu dan Obat Bebas : disangkal
b. Riwayat Minum Alkhohol : disangkal
c. Riwayat Merokok : disangkal
d. Riwayat Minum Suplemen : disangkal
e. Riwayat Makan Makanan Berlemak : disangkal
6. Riwayat Lingkungan dan Sosial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di dalam
lingkungan tempat tinggal yang cukup bersih bersama anaknya. Pasien
menggunakan fasilitas Umum untuk biaya pengobatan selama di rumah
sakit.
4
5. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, sebagian beruban, mudah
rontok (-), tidak mudah dicabut (+), luka (-)
1) Wajah
Simetris, eritema (-), ruam muka (-), luka (-).
2) Mata
Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), oedem
palpebra (-/-), sianosis (-), pupil isokor (3mm/ 3mm), reflek
cahaya direct/indirect (+/+), perdarahan subkonjungtiva (-/-)
3) Telinga
Sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-) gangguan fungsi
pendengaran (-)
4) Hidung
Deviasi septum nasi (-), epistaksis (-), nafas cuping hidung (-),
sekret (-), fungsi pembau baik, foetor ex nasal (-)
5) Mulut
Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), stomatitis (-), pucat(-)
lidah tifoid (-), papil lidah atropi (-), luka pada sudut bibir (-)
b. Leher
Leher simetris, retraksi suprasternal (-), deviasi trachea (-), JVP
R0, pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid (-).
c. Thorax
Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostalis (-), pernafasan
thorakoabdominal, sela iga melebar (-), jejas (-).
Jantung
5
3) Perkusi :
Batas jantung
Kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Kiri bawah : SIC V 2 cm medial linea midclavicularis
sinistra
Kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis
dextra Pinggang jantung : SIC II-III parasternalis
sinistra
➔ Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
4) Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, intensitas, reguler,
bising (-), gallop (-).
Paru - Paru
1) Inspeksi
Normochest, sela iga tidak melebar, gerakan pernafasan simetris
kanan kiri, retraksi intercostae (-).
2) Palpasi
Ketinggalan gerak
Depan Belakang
- - - -
- - - -
- - - -
Fremitus
Depan Belakang
N N N N
N N N N
N N N N
6
2. Laboratorium Darah dan Urin (tanggal 2 dan 3 Februari 2014)
Nilai
Keterangan 02/02/2014 03/02/2014 Satuan
Rujukan
Hematologi rutin
Hemoglobin 11,8 - g/dl 11,5-16
Hematokrit 36,9 - % 35-49
Leukosit 8,3 - 10³/µl 4,0-11
Trombosit 297 - 10³/µl 150-440
Eritrosit 5,05 - 10⁶/µl 3,8-5,2
Indeks eritrosit
1
URIN RUTIN 03/02/2014 Satuan Nilai Rujukan
MAKROSKOPIS
KIMIA URINE
1
3. Foto Rontgen (tanggal 2 Februari 2014)
X – Ray Genu Dekstra et Sinistra
Kesan :
• Osteofit pada condylus lateralis dan medialis os tibia femoralis
dekstra disertai penyempitan sendi tibia femoralis lateralis dekstra
merupakan gambaran osteoarthrosis genu dekstra grade III.
• Osteofit pada condylus lateralis dan medialis os tibia femoralis
sinistra disertai penyempitan sendi femoro tibialis sinistra disertai
irreguler pada tulang tibia fibula sekitar sendi dan sklerotik
subcondral merupakan gambaran osteoarthosis genu sinistra grade
IV disertai osteoarthritis / peradangan.
1
X – Ray Pelvis AP
Kesan :
• Lesi opak pada cavum pelvis suspek massa DD vesikolitiasis ( usul
USG abdomen )
• Tak tampak fraktur maupun dislokasi
1
VI. POMR (Problem Oriented Medical Record)
Planning
Daftar masalah Problem Assesment Planning
Diagnosa Plannning Terapi (IGD)
Monitoring
, 75 tahun,
-Deformitas Osteoartritis - X-ray Non Farmakologi -Tanda dan
Kedua kaki
Sendi Genu genu - A-B-C management ( gejala Klinis
nyeri, tidak bisa
-Proses Dextra et Dekstra inf.RL 20tpm)
jalan (+), tidak
Degeneratif Sinistra et Sinistra - Edukasi pasien
bisa ditekuk
- Pmx. - Terapi Fisik : latihan
(+), kaku,
Cairan gerak sendi
riw.jatuh (-)
synovial - Fisioterapi
sendi genu -Penurunan berat badan
Pmx Fisik :
Farmakologi
Genu D et S
- Inj. Ranitidin 1 Amp/12j
ada deformitas
- Inj. Ketorolac 30mg (E)
(+),
p.o : Natrium Diklofenak
bengkak(+),
2x1 Analsik 2x1
krepitasi (+)
Vit. BC 1x1
Foto x-ray genu :
osteoarthritis,
osteofit sendi
genu D et S
Gangguan Hipertensi - EKG, Non Farmakologi -Cek ulang
- TD : 150/100
hemo - stage I Foto - Diet rendah garam Tekanan
mmHg
dinamik Thorax, Farmakologi Darah
Fungsi - Captopril 2 x 25mg (p.o)
Ginjal - Amlodipin 1x10mg (p.o)
1
VII. FOLLOW UP
1
mengingat usia penderita yang memang sudah lanjut maka penderita juga diberikan obat pelapis lambung untu
Terapi pembedahan. Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis dan rehabilitasi tidak berhasil untuk meng
terapi pembedahan.
3
DAFTAR PUSTAKA
35
11. Abbate L., Renner J.B, Stevens J., et al. Do Body Composition and Body Fat
Distribution Explain Ethnic Differences in Radiographic Knee
Osteoarthritis Outcomes in African -American and Caucasian Women? The
North American Association for the Study of Obesity, 2006; 14 : 1274 –
1281.
12. Amin, Niu Jingbo, Hunter David, et al. Smoking Worsens Knee
Osteoarthritis. News Center Oklahoma City, Oklahoma USA, 2006 : 1 – 4.
13. McAlindon Timothy E., Felson David T., Zhang Yuqing, et al. Relation of
Dietary Intake and Serum Levels of Vitamin D to Progression of
Osteoarthritis of the Knee Among Participants in the Framingham Study .
14. Englund M. and Lohmander L.S. Patellofemoral Osteoarthritis Coexistent
with Tibiofemoral Osteoarthritis in a Meniscectomy Population . Annals of
the Rheumatic Diseases, 2005; 64 : 1721 – 1726.
15. Carter MA. Osteoartritis. In: Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: konsep
klinis proses-proses penyakit. 6th ed. Jakarta: EGC; 2006. p. 1380-4.
16. Altman R.D. Criteria for the Classification of Osteoarthritis. Journal of
Rheumatology, 1991; 27 (suppl) : 10 – 12.
17. Milne AD, Evans NA, Stanish WD. Nonoperative Management of Knee
Osteoarthritis. In: Hartono IM. Studi komparasi antara WOMAC index
dengan Kellgren-Lawrence grading system pada penderita osteoarthritis
genu [PPDS1 thesis]. Semarang: Medical Faculty Diponegoro University;
2007. p. 12.
18. Haq I., Murphy E., Dacre J. Osteoarthritis Review. Postgrad Med J, 2003;
79 : 377 – 383.
19. Anonim. [1986] Criteria for classification of idiopathic osteoarthtritis (OA)
of the knee. American College of Rheumatology [serial on the internet].
2010 [cited 2010 Jan 20]; Available from:
http://www.rheumatology.org/publications/classification/oaknee.asp?
aud=mem
36