Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

Bab I . ........................................................................................................... 2
Bab II . .......................................................................................................... 4
Bab III . ........................................................................................................ 7
Bab IV . ........................................................................................................ 8
Bab V . ........................................................................................................ 10
Bab VI . ...................................................................................................... 12
Bab VII . ..................................................................................................... 13
Bab VIII . ................................................................................................... 15
Bab IX . ...................................................................................................... 17
Bab X . ........................................................................................................ 18
Bab XI . ...................................................................................................... 20
Bab XII . ..................................................................................................... 22
Bab XIII . ................................................................................................... 24
BAB I
DASAR PENDIDIKAN

● Dasar Pendidikan adalah ilmu yang mengkaji tentang apa saja hal yang mendasar
yang harus difahami oleh calon pendidik. Yang dalam artian ilmu yang mengkaji
tentang apa saja hal yang harus difahami ketikan seorang calon pendidik ingin mengajar
peserta didiknya.
● Manfaat dari mempelajari hal ini ialah, membantu pemecahan masalah dan
perencanaan secara konsepsional pendidikan Indonesia dan untuk membentuk
pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti di kehendaki oleh pembukuan
dan isi UUD 1945.
● Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan
zaman.
● Dasar pendidikan Islam identik dengan dasar Islam itu sendiri. Keduanya berasal
dari sumber yang sama, yaitu al-Qur'an dan al-Hadits. Dari kedua sumber inilah,
kemudian muncul sejumlah pemikiran mengenai masalah umat Islam yang meliputi
berbagai aspek, termasuk di antaranya masalah pendidikan Islam.
● No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 disebutkan
tentang tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis
juga
● Meningkatkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan berbagai masalah terkait
kegiatan belajar mengajar. Pendidikan akan membuka wawasan seorang guru tentang
berbagai metode terbaru yang dapat diterapkan pada proses belajar mengajar di kelas.
● Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani,
memiliki budi pekerti luhur, mandiri, kepribadian yang mantap, dan bertanggung jawab
terhadap …
● Seperti yang telah dikemukakan dua pendapat di atas dapat diperjelas bahwa tujuan
pendidikan Islam adalah untuk menciptakan manusia yang mengabdi kepada Allah
SWT, mewujudkan generasi yang beriman dan bertaqwa, beramal shaleh, berakhlak
mulia, serta mampu berdiri sendiri sebagai salah satu dari ciri kepribadian muslim
● Di Indonesia, secara formal pendidikan mempunyai dasar atau landasan yang kuat
yaitu pancasila yang merupakan dasar dari segala kegiatan bangsa Indonesia dan
Ketuhanan Tuhan Yang Maha Esa sebagai sila yang

2
pertama. Dasar pokok pendidikan itu menegaskan bahwa pendidikan itu adalah untuk
mendidik akhlak dan jiwa mereka.
● Sedangkan tujuan pendidikan sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3
BAB II
Hakikat ilmu ilmu pendidikan

Pada Hakikatnya, pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi yang
ia miliki untuk memiliki potensi spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan dan akhlak mulia.
● Pentingnya mempelajari hakikat manusia dalam pendidikan
Karena pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan peradaban manusia, tentu
amat sangat penting mempelajari hakikat manusia, karena pada dasarnya hal tersebut tidak
akan tercapai jika kita tidak memahami diri kita sendiri.
● Manusia disebut sebagai pelaku pendidikan
Manusia disebut sebagai pelaku pendidikan karena ia memiliki potensi, diantaranya ialah
potensi akal, hati, jasmani dan juga rohani
● Hubungan Keberadaan manusia dalam pendidikan
Terjadi hubungan kausalitas diantara manusia dan pendidikan, karena pada dasarnya
karena manusia pendidikan tersebut ada, dan karena pendidikan manusia semakin menjadi
dirinya sendiri dan manusiawi. Bahkan manusia adalah subyek pendidikan dan obyek
pendidikan itu sendiri.
● Hubungan antara hakikat manusia dengan hakikat pendidikan
Manusia ialah makhluk yang lebih tinggi derajatnya dari makhluk lainnya, dan pendidikan
merupakan suatu proses yang dapat mengubah perilaku dan sikap manusia dalam upaya
untuk menjadi dewasa melalui pengajaran dan pelatihan dalam pendidikan.
● Bagaimana dan mengapa manusia membutuhkan pendidikan?
Pendidikan sangatlah penting bagi perkembangan, oleh karena itu, setiap manusia sangat
membutuhkan pendidikan. Melalui pendidikan, Manusia bukan hanya mendapatkan
pengajaran keahlian khusus, tetapi juga sesuatu yang lebih mendalam yakni pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
● Aspek-aspek hakikat manusia
1. Berkenaan asal usulnya
2. Struktur metafisika-Nya

4
3. Serta Karakteristik dan makna eksistensi manusia di dunia
● Manusia harus di didik dan mendidik
Agar terbentuknya kemampuan untuk menjaga keberlangsungan hidupnya secara terus
menerus. Potensi didik mendidik tersebut yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya.
● Sejak kapan manusia mendapatkan pendidikan?
Manusia mendapatkan pendidikan sepanjang hayatnya, yang mencakup konsep pedagogi
dan andragogi. Nah pendidikan diperoleh dari pengalaman pengalaman yang telah dilalui,
hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan berlangsung sejak dilahirkan hingga
meninggal dunia.
● Peran pendidik
Dalam menghadapi Permasalahan perkembangan peserta didik antara lain: Memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya seks bebas dan
penyalahgunaan narkoba serta miras. Membantu peserta didik mengembangkan sikap
apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya.
● Manfaat pendidikan
Berfungsi untuk membentuk diri yang baik dari kemampuan, keahlian, etika, dan akhlak
untuk menjadikan pribadi yang lebih baik. Pendidikan menjadi sarana untuk membekali
diri dalam menghadapi dunia bermasyarakat karena dunia bukan hanya tentang
pengetahuan melainkan meliputi dari sosial, etika, maupun ada

● Lebih lanjut Ki Hadjar Dewantara mengungkapkan


Bahwa pendidikan yang pertama dan utama pada anak adalah di lingkungan keluarga.
● proses belajar sepanjang hayat
Membuat kita lebih mampu memahami diri sendiri. Membuat sehat dan membangun sikap
positif. Memunculkan semangat hidup. Membantu kita memiliki tujuan/target-target.
● Mengapa perkembangan peserta didik dibutuhkan dalam menjalankan tugas dan fungsi
sebagai seorang guru
Pentingnya Pembelajaran Perkembangan Peserta Didik Bagi Calon Guru. Sebagai calon
guru hendaknya memiliki pengetahuan mengenai perkembangan peserta didik, karena
nantinya calon guru akan berperan dalam pembentukan karakter anak. Calon guru harus
memahami dan peka terhadap masalah yang dihadapi peserta didik.

5
Setiap manusia membutuhkan pendidikan karena pendidikan sangat penting artinya bagi
perkembangan manusia. Melalui pendidikan, manusia tak hanya mendapatkan
pengajaran keahlian khusus tetapi juga sesuatu yang lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Maka dari itu dikatakan bahwa kualitas
pendidikan sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dicetaknya.
Oleh karena itu seorang guru harus bisa menerapkan metode yang tepat dalam kegiatan
belajar-mengajar, sesuai dengan karakter para siswanya. Dengan begitu, proses belajar-
mengajar menjadi lebih menyenangkan dan siswa dapat menyerap pelajaran dengan
mudah.

6
BAB III
FAKTOR PENDIDIKAN DAN PERLUNYA PENDIDIKAN BAGI
MANUSIA DALAM AL-QUR’AN DAN PARA AHLI/PAKAR

Faktor pendidikan adalah hal yang penting dalam era globalisasi seperti sekarang, kemajuan
suatu bangsa tidak lepas dari mutu pendidikan di negara tersebut, salah satunya adalah
pendidikan matematika. Pendidikan juga sering diartikan sebagai usaha manusia membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Pendidikan islam harus dimaknai secara rinci, sumber rujukan ajarannya harus bersumber
dari yang utama, yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Dengan demikian pendidikan akan dapat
mempertajam fitrah akal dan mengontrol nafsu manusia.
Dalam aktivitas pendidikan ada tujuh faktor pendidikan yang dapat membentuk pola
interaksi atau saling mempengaruhi, namun faktor integratifnya terutama terletak pada
pendidikan dengan segala kemampuan dan keterbatasannya.
Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu diharapkan
kepada tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini kita dapat membedakan pendidik itu dalam
dua kategori, yaitu :
● sebagai orang tua wajib pertama kali memberikan didikan kepada
anaknya, selain asuhan, kasih sayang, perhatian
● Guru adalah sebagai pendidik yang menerima tanggung jawab dari
pihak orang tua, masyarakat dan negara.
Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seorang
atau sekelompok orang yang menjalankan pendidikan. Alat pendidikan adalah suatu tindakan
atau situasi yang sengaja diadakan tercapainya suatu tujuan pendidikan yang tertentu/ yang
diinginkan.
materi pendidikan ialah segala sesuatu oleh pendidik yang akan langsung disampaikan
kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Faktor lingkungan adalah yang meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Faktor metode ialah cara yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan suatu
pendidikan kepada anak didiknya.
7
BAB IV
HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN

1. Pendidikan sebagai ilmu praktis dan teoritis


Ilmu pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari pengalaman
pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis, dengan
menempatkan kedudukan ilmu pendidikan di dalam sistematika ilmu pengetahuan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai ilmu praktis adalah
suatu praktek pendidikan untuk mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam mencari
pengetahuan. Pendidikan sebagai ilmu teoritis adalah pendidikan dilaksanakan berdasarkan
teori yang sudah ada untuk mempermudah jalanya pendidikan.
2. ilmu pendidikan sebagai ilmu emperis
Ilmu pengetahuan harus bersifat empiris artinya kesimpulan atau konklusi ilmu pengetahuan
yang diambil harus tunduk kepada pemeriksaan atau verifikasi indra manusia, maka kaidah
logika formal dan hukum sebab-akibat harus menjadi dasar kebenaran yang bersifat realistas,
objektif dan netral.
3. Ilmu pendididkan sebagai ilmu normatif
Ilmu pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari
pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis,
dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan di dalam sistematika ilmu pengetahuan.
Ciri-ciri pendidikan sebagai ilmu normatif:
1. Ilmu pengetahuan normatif selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan yang tidak hanya
diperoleh dari pengalaman dan praktek mendidik dan pendidikan, tapi juga didapat dari sumber
normatif yaitu norma masyarakat, norma filsafat (pandangan hidup seseorang atau masyarakat)
keyakinan beragama atau rasa spirit keagamaan yang dianutnya.
2. Ilmu pengetahuan normatif erat kaitannya dengan pengetahuan filsafat, sehingga melahirkan
filsafat pendidikan.Guru atau pendidikan harus selalu mengikat diri sesuai kaidah filsafat
pendidikan.
3. Pendidikan normatif meliputi pendidikan agama, etika, budi pekerti yang tergolong
pendidikan pengembangan kepribadian ( sesuai amanat UU No.20 tahun 2003).

8
Peran dan kedudukan ilmu pendidikan dalam penyelenggaraan pendididkan Ilmu pendidikan
mempunyai Peranan sebagai perantara dalam membentuk masyarakat yang mempunyai
landasan individual, sosial dan unsur dalam penyelenggaraan pendidikan.

9
BAB V
TUGAS DAN PERAN GURU DALAM PENDIDIKAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Tugas Merupakan suatu pekerjaan yang
Wajib dikerjakan, atau yang ditentukan untuk dilakukan. Sementara Peran diartikan sebagai
Sesuatu yang dimainkan atau dijalankan, juga perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan di peserta didik.
Tugas Guru Dalam Pendidikan
Tugas guru sebenarnya sangat berat dan rumit karena menyangkut nasib dan masa depan
generasi bangsa selanjutnya. Guru sering kali mendapatkan kritik tidak menyenangkan dari
masyarakat ketika hasil pekerjaannya tidak memuaskan, yang dalam artian siswa tidak mampu
mencapai tujuan pendidikan secara maksimal. akibat tuntutan yang berlebihan. Guru harus
memiliki kompetensi profesional yang memadai. Tugas Guru Pada dasarnya dikelompokkan
dalam 3 kategori, yaitu :
1. Pertama, tugas profesi. Guru harus melakukan Proses pendidikan, pengajaran, dan
pelatihan.
2. Kedua, Tugas guru sebagai orang tua kedua peserta didik di sekolah, seorang guru harus
menunjukkan kewibawaannya terhadap siswa tetapi tidak membuat siswa tersebut
merasa takut karena wibawa yang ia terapkan.
3. Ketiga, Tugas Guru dalam mendidik siswa dibidang kemasyarakatan, Sebagai
masyarakat yang baik, tentu saja guru harus mengajarkan, turut mengemban dan
melaksanakan apa yang telah digariskan oleh bangsa dan Negara Dalam UUD 1945 dan
GBHN.
Peran Guru Dalam Pendidikan
a. Guru melakukan Diagnosis pada perilaku awal siswa
seorang guru harus mampu membantu kesulitan siswanya dalam proses belajar
mengajar, untuk itu guru dituntut untuk mengenal kepribadian siswanya.
b. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
hal ini dilakukan agar seorang guru memiliki persiapan yang baik agar tujuan
pembelajaran terarah.
c. Guru Melaksanakan proses pembelajaran
peran ini ialah peran yang sangat penting, karena disinilah proses interaksi pembelajaran
dilaksanakan oleh karena itu, guru harus memperhatikan beberapa hal berikut :

10
• Mengatur proses berlangsungnya belajar mengajar
• Memberikan dorongan kepada para siswanya agar semangat untuk belajar,
sehingga minat belajar tumbuh kondusif dalam diri siswa
• Melaksanakan diskusi dalam kelas
• Mengamati kegiatan siswa baik didalam kelas maupun diluar kelas seperti pada
kegiatan ekstrakulikuler
• Memberikan informasi lisan maupun tertulis yang mudah difahami
• Mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan siswa
• Memberikan masalah untuk diperoleh solusi alternatifnya, hal ini bertujuan agar
siswa mampu menggunakan daya fikir dan nalar maksimal
• Menggunakan alat peraga Ketika proses belajar mengajar seperti proyektor, ohp,
tv, maupun alat yang mampu kita rancang sendiri
d. Guru sebagai pelaksana administrasi sekolah
e.Guru sebagai Komunikator
f. Guru Mampu Mengembangkan keterampilan diri
g. Guru dapat mengembangkan potensi anak
tentu saja guru harus mampu mengembangkan potensi anak didik. Hal ini
dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang
mampu membangun dirinya dalam masyarakat dan lingkungannya
h. Guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah
i. kompetensi Profesional Guru
istilah professional disini berarti orang yang memiliki keahlian pekerjaan yang
bersifat professional yaitu pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh mereka yang
khusus disiapkan

11
BAB VI
LANDASAN PENDIDIKAN, RELIGIUS, SOSIOLOGIS, KULTURAL,
HUKUM,
PSIKOLOGIS, DAN PENERAPANNYA DALAM PENDIDIKAN

● Landasan Pendidikan
Secara leksial landasan berarti tumpuan dasar atau karena itu lamdasan merupakan tempat
bertumpu titik tolak atau pijakan.
● Landasan Religius
Landasan religius Pendidikan adalah asumsi -asumsi yang bersumber dari ajaran agama yang
dijadikan titik tolak Pendidikan. Landasan ini merupakan dasar dari segala landasan yang ada
dalam dunia pendidikan.
● Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis pendidikan adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari hasil studi
disiplin sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam rangka praktik pendidikan. Hasil studi
tersebut berimplikasi terhadap pendidikan.
● Landasan kultural.
Landasan kultural adalah landasan pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia, sedangkan kebudayaan adalah hasil cipta dan karya manusia berupa norma-norma,
nilai-nilai, kepercayaan,tingkah laku, dan teknologi yang dipelajari dan dimiliki oleh semua
anggota masyarakat tertentu. Usaha- usaha menuju pola tingkah laku, norma-norma, dan nilai-
nilai baru disebut tranformasi kebudayaan.
● Landasan hukum
Landasan Hukum Pendidikan adalah asumsi asumsi yang bersumber dari peraturan
perundangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam Pendidikan. Contoh: didalam UU
RI No.20 tahum 2003 tentang sistem Pendidikan nasional :
“setiap negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti Pendidikan dasar”(pasal 6);“ setiap
warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar “ ( pasal 34)
● Landasan psikologis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak.
Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan
merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan
penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.

12
BAB VII
ASAS - ASAS DALAM PENDIDIKAN

Asas-asas pendidikan merupakan ketentuan yang harus menjadi pedoman atau pegangan
dalam melaksanakan pendidikan agar tercapai tujuannya. Asas pendidikan merupakan sesuatu
kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun
pelaksanaan Pendidikan.
Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan nasional. Asas-asas tersebut bersumber dari
pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah perkembangan pendidikan diIndonesia.
Terdapat 3 asas dalam Pendidikan Nasional:
● Asas Tut Wuri Handayani
● Asas Belajar Sepanjang Hayat
● Asas Kemandirian dalam belajar
Makna Tut Wuri Handayani adalah: Tut Wur :mengikuti perkembangan sang anak dengan
penuh perhatian yang berdasarkan cinta kasih tanpa pamrih
Handayani :mempengaruhi dalam arti, merangsang, memupuk, membimbing, dan
menggairahkan anak agar sang anak mengembangkan pribadi masing – masing melalui disiplin
pribadi.
Asas tersebut memilki 3 semboyan, yaitu:
1. Ing Ngarso Sung Tulodo (jika di depan memberi contoh).
2. Ing Madya Mangu Karsa (di tengah membangkitkan kehendak).
3. Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan).
Asas Belajar Sepanjang Hayat
Penekanan istilah “belajar” adalah perubahan perilaku (kognitif/afektif/psikomotor) yang
relatif tetap karena pengaruh pengalaman, sedang istilah “pendidikan” menekankan pada usaha
sadar dan sistematis untuk penciptaan suatu lingkungan yang memungkinkan pengaruh
pengalaman tersebut lebih efisien dan efektif, dengan kata lain, lingkungan yang
membelajarkan subjek didik.
Asas Kemandirian Dalam Belajar
1) Belajar Mandiri memandang siswa sebagai para manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pelajaran mereka sendiri.

13
2) Belajar Mandiri mengintegrasikan self-management (manajemenkonteks, menentukan
setting, sumber daya, dan tindakan) dengan self- monitoring (siswa memonitor, mengevaluasi
dan mengatur strategi belajarnya).
3) Peran kemauan dan motivasi dalam Belajar Mandiri sangat penting di dalam memulai dan
memelihara usaha siswa.
4) Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-angsur bergeser dari para guru ke siswa.
Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan pelajaran apa dan tujuan apa yang
hendak dicapai dan bermanfaat baginya.

14
BAB VIII
Sistem Pendidikan Nasional, Sebagai Suatu Sistem, Komponen Sistem
Pendidikan, Tujuan
Pendidikan, Peserta didik, Metode, Media dan Lingkungan Pendidikan

1. Sistem Pendidikan Nasional


Sistem pendidikan nasional adalah suatu sistem dalam suatu negara yang mengatur
pendidikan yang ada di negaranya agar dapat mencerdaskan kehidupan bangsa, agar tercipta
kesejahteraan umum dalam masyarakat. Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional disusun
sedemikian rupa,meskipun secara garis besar ada persamaan dengan sistem pendidikan
nasional bangsa-bangsa lain, sehingga sesuai dengan kebutuhan akan pendidikan dari bangsa
itu sendiri yang secara geografis, demokrafis, histories, dan kultural berciri khas.
2. Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan pendidikan sendiri terdiri dari elemen-elemen
atau unsur- unsur pendididkan yang dalam kegiatannya saling terkait secara fungsional,
sehingga terjadinya satu kesatuan yang terpadu, saling berhubungan dan diharapkan dapat
mencapai tujuan.
3. Komponen Sistem Pendidikan
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan
berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan berarti
bagian-bagian dari sistem proses pendidikan yang menentukan berhasil atau tidaknya atau ada
atau tidaknya proses pendidikan.
4. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang bersifatabstrak. Tujuan
demikian bersifat umum, ideal dan kandungannya sangat luassehingga sangat sulit untuk
dilaksanakan di dalam praktek. Sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yang di tujukan
pada peserta didik dalam kondisi tertentu,tempat tertentu, dan waktu tertentu dengan
menggunakan alat tertentu.Pelaksanaannya hanya mungkin apabila tujuan yang ingin dicapai
itu dibuat jelas (eksplisit), kontret, dan lingkup kandungannya terbatas. Dengan kata lain
tujuanumum perlu dirinci sehingga menjadi tujuan yang lebih khusus dan terbatas agar mudah
direalisasikan dalam praktek.
5. Peserta Didik

15
Pengertian siswa atau peserta didik menurut ketentuan umum undang-undang RI No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu.Dengan demikian peserta didik adalah orang yang mempunyai
pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan.
6. Metode,Media dan Lingkungan
Mengapa lingkungan bisa dijadikan media pembelajaran karena lingkungan tidak hanya
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia bisa juga dimanfaatkan sebagai pembelajaran
sebagai pendidikan. Belajar tidak harus menggunakan buku sebagai media belajar kita bisa
memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran. Mengajar tidak harus menyampaikan
materi. saat berada didalam kelas murid seringkali merasakan yang namnnya jenuh tugas
pengajar bagaimana cara kita agar proses belajar jadi lebih aktif.

16
BAB IX
PEMIKIRAN TENTANG PENDIDIKAN

Aliran klasik dan gerakan baru tentang pendidikan


Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan
konvergensi. Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme,
naturalisme, dan konvergensi. Aliran Emperisme Aliran empirisme bertolak dari Lockean
Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan
menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak
tergantung kepada lingkungan, Aliran Nativisme Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian
Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan
termasuk faktor pendidikan, Aliran Naturalisme Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian
Tradition yang menekankankemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk
faktor pendidikan. Aliran konvergensi, Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia
berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun
pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor
lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia
● Perguruan kebangsaan taman siswaPerguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh
Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk
Yayasan.
● Ruang Pendidik INS Kayu Tanam ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche
School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu
Tanam (sumatera Barat).
Hubungan antara aliran klasik dan Pendidikan dengan Gerakan Baru Pendidikan
Pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu berlangsung seperti diskusi yang berkepanjangan,
yaitu pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikiran-
pemikiran berikutnya.

17
BAB X
TOKOH PENDIDIKAN YANG BERPENGARUH DI INDONESIA

● Ki Hadjar Dewantara
Nama aslinya ialah Raden mas Soewardi soerjaningrat seorang bangsawan Jawa kelahiran
2 Mei 1889, Kadipaten Pakualaman Yogyakarta. beliau mengganti namanya agar lebih dekat
dengan rakyat, semenjak berusia 40 tahun beliau mengganti namanya.
Ki Hadjar Dewantara adalah sosok pendiri taman siswa, ia mendirikan taman siswa pada 3 Juli
1942, nah pada saat itulah tercetusnya semboyan pendidikan Nasional Tut Wuri Handayani
yakni, ing ngarso sing tuludho, ing madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, maknanya
ialah seorang pemimpin harus memberikan suri tauladan,dan harus mampu menggugah
semangat. Dan Tut Wuri Handayani yang memiliki arti memberikan dorongan moral dan
semangat kerja. Slogan ini dijadikan semboyan pendidikan Nasional, bahkan hari lahirnya Ki
hadjar Dewantara dijadikan hari pendidikan Nasional.
● Raden Ajeng Kartini
R.A. Kartini lahir di Jepara, 21 Apil 1879. Beliau adalah seorang tokoh pahlawan Nasional
Indonesia dari suku Jawa. Raden Ajeng Kartini berasal dari bangsa priyayi. Kartini bersekolah
di ELS (EuropeseLagere School) sampai usia 12 tahun. Di sisi lain Kartini belajar Bahasa
Belanda. Ia juga banyakmembaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter
Brooshooft, ia juga menerima leestrommel paket majalah yang diedarkan took buku kepada
langganan. Diantaranya terdapat majalah kebudayaandan ilmu pengetahaun yang cukup berat.
Dalam Dunia PendidikanPeran R.A Kartini dalam memajukan pendidikan di Indonesia
merupakan salah satu contoh kontribusi wanita dalam sejarah. Kartini mendobrak kondisi yang
memprihatinkan tersebut dengan membangun sekolahnkhusus wanita. Selain itu beliau juga
mendirikan perpustakaan bagi anak-anak. Kartini dalam memajukan pendidikan Indonesia
tertuang dalam karya nya "Door Duisternis Tot Licht", yang sebagai 'habis gelap terbitlah
terang'. Kartini telah membawa banyak perubahan dan kemajuan dalam pendidikan
Indonesia.

● KH. Ahmad Dahlan

18
K.H Ahmad Dahlan adalah tokoh pendidikan Indonesia sekaligus pendiri Muhammadiyah.
Muhammadiyah berdiri pada 18 November 1912. Dasar tujuan pendidikan Muhammadiyah,
yaitu ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Rasul. Dalam usaha
penyelamatan pendidikan. Dalam Dunia Pendidikan Muhammadiyah tidak tertarik untuk
mendirikan pesantren, karena pada saat itu pesantren cenderung mengisolasi diri. Sekolah-
sekolah yang diselenggarakan Muhammadiyah ada yang bercorak sekolah umum seperti
sekolah yang diselenggarakan pemerintah Belanda, dan ada sekolah-sekolah khusus keislaman.
Sekolah-sekolah yang diselenggarakan Muhammadiyah ialah pada 1921, yaitu Al-Islamul
Arqo, kemudian diubah menjadi Hooger Muhammadiyah School, dimana pada 1923 menjadi
Kweekschool Islam. Pada tahun 1924 sekolah tersebut dipisahkan antara murid laki-laki dan
perempuan, yang akhirnya pada tahun 1932 menjadi Muallimien Muhammadiyah (Sekolah
Guru Islam Putra), dan Muslimat Muhammadiyah (Sekolah Guru Muhammadiyah Putri).
● Muhammad Syafii
Mohammad Syafei adalah seorang tokoh pejuang pergerakan dan pendidikan Indonesia
la merupakan pendiri INS Kayutanam, sebuah lembaga pendidikan menengah swasta yang
bercorak khusus di Kayutanam Padang Pariaman Sumatra barat yang banyak melahirkan tokoh
masyarakat di kemudian hari. Engku Mohammad Syafei lahir di Ketapang, Kalimantan Barat
pada tahun 1893. Beberapa sumber lainnya di dalam tulisan itu menyebut bahwa tahun
kelahirannya adalah 1896. Syafiah, ibu kandung dari Engku Mohammad Syafel tidak
memperkirakan hari dan tanggal kelahiran Engku Mohammad Syafei. Namun, dari keterangan
dari Syafiah dan sanak saudaranya.
Kontribusi besar dari Engku Mohammad Syafei dan selalu dikenang adalah pendirian sekolah
bersejarah INS Kayutanam, di desa kecil bernamaKayutanam. Nama harum sekolah INS
Kayutanam dalam lembaran sejarah Indonesia tidak terlepas dari orisinalitas konsep
pendidikan yang diajukan Engku Mohammad Syafei yang tidak hanya melawan kelaziman
pendidikan jaman kolonial, di mana sekolah adalah tempat untuk menghasilkan pegawai
rendahan di dalam sistem pemerintahan kolonial yang jelas sangat merugikan bangsa
Indonesia, tapi juga sebuah konsep pendidikan yang bertujuan untuk menggali dan membentuk
identitas manusia Indonesia itu sendiri.

19
BAB XI
PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA

1. Pemerataan permasalahan pokok pendidikan di Indonesia


Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidkan dapat
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk
memperoleh pendidikan, sehingga pendidkan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber
daya menusia untuk menunjang pembangunan. Pada awalnya di tanah air kita pemerataan
pendidikan telah dinyatakan di dalam UU No.4 tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan
denganbpengajaran di sekolah. Pada bab XI pasal 17 berbunyi: “ tiap-tiap warga negara RI
mempunyai hak yang sama untuk diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat
yangnditetapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu terpenuhi”
● Pemecahan permasalahan pemerataan
pendidikan di tempuh dengan dua cara,yaitu:
1. Cara konvensional
2. Cara innovative
2. Kuantitas Pendidikan di Indonesia
Kuantitas yaitu masalah yang menyangkut banyak murid yang harus ditampung di dalam
sistem pendidikan atau sekolah. Masalah ini timbul karena calon murid yang tidak tertampung
di suatu sekolah, karena terbatasnya daya tampung. Kesempatan memperoleh pendidikan
masih terbatas pada tingkat sekolah dasar. Permasalahan ini mencuat terutama di SD pada
tahun-tahun lampau. Tetapi saat ini masalah itu sudah bisa diatasi. Sisa permasalahan ini ada
pada anak-anak yang tinggal di daerah terpencil.
3. Kualitas Pendidkan di Indonesia
Kualitas pendidikan umumnya dilihat dari hasil (output) pendidikan itu sendiri.kriteria untuk
hasil ini adalah kadar ketercapaian tujuan pendidikan itu sendiri. Kadar ketercapaian tujuan ini
dimulai dapat dilihat dari hirearki tujuan terkecil,yaitu tujuan pembelajaran khusus (TKP)/
indicator pencapaian hasil belajar. Kualitas ketercapaian TKP /indicator selanjutnya dapat
menggambarkan ketercapaiaan tujuan pembelajaran umum (TPU)/kompetensi dasar.
Demikian secara hirarki sehingga dapat diketahui pula tujuan-tujuan yang lebih jauh /tinggi,
yaitu tujuan kurikule, (tujuan mata pelajaran/kuliah), tujuan institutional (lembaga pendidikan
dan tujuan nasional pendidikan.

20
4. Efisiensi pendidikan di Indonesia
Pendidikan efisiensi (ideal) ialah bila penyelanggaraan pendidikan tersebut hemat
waktu,tenaga, dan biaya, tetapi produktivitas (hasil) optimal. Pendidikan dikatakan efisiensi
bila pendayagunaan sumber daya yang ada (waktu,tenaga,biaya) tepat sasaran. Kadar efisiensi
itu tentu tergantung pada pemberdayaan sumber tersebut. bila yang terjadi misalnya tidak
hemat,(boros) waktu,biaya,dan tenaga tidak berfungsi secara optimal,maka kadar efisiensi
rendah (tidak/kurang efisinsi) Realita kadar efisiensi ditentukan oleh keadaan.
● PEMIKIRAN TENTANG PENDIDIKAN
Pemikiran klasik:
1. Empirisme
2. Nativisme
3. Naturalisme
4. Konvergensi
PEMIKIRAN BARU:
1.Pengajaran Pusat Perhatian
2. Sekolah Kerja
3. Sekolah Alam
5. Efektivitas Pendidikan di Indonesia
Pendidikan dikatakan efektif (ideal) ialah bila hasil yang di capai sesuai dengan rencana /
program yang di buat sebelumnya ( tepat guna). Bila rencana mengajar (persiapan mengajar)
yang dibuat oleh guru atau silabus /SAP yang dibuat dosen sebelum mengajar/ memberi kuliah
terlaksana secara utuh dengan sempurna pelaksanaan perkuliahan tersebut dikatakan efektif.
7. Relevansi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di Indonesia
Pendidikan dikatakan (ideal) ialah bila sistem pendidikan dapat menghasilkan output
(keluaran) yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Kesesuaian (relevansi) tersebut
meliputi/mencakup kuantitas (jumlah) ataupun kualitas (mutu) output tersebut.
8.Pendidikan Inklusi
Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau
bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan
pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

21
BAB XII
ANALISIS TERHADAP FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN (PERKEMBANGAN NILAI
BUDAYA, DAN
SENI, LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK, ASPIRASI
MASYARAKAT,
KETERBELAKANGAN BUDAYA DAN SARANA

● Faktor-faktorYang Mempengaruhi berkembangnya Masalah pendidikan


Pendidikan sebenarnya berbicara tentang sebuah sistem yang terdiri dari sub-sub sistem yang
didalamnya saling terkait. Sebuah sistem yang tidak berjalan dengan baik akan merusak sistem
yang lain. sistem adalah strategi yang menyeluruh atau rencana yang dikomposisi oleh satu set
elemen yang harmonis, mempresentasikan kesatuan unit, masing-masing elemen mempunyai
elemen yang mempunyai tujuan sendiri yang kesemuanya berkaitan terurut dalam bentuk yang
logis.
● Perkembangan nilai budaya dan seni
1. Perkembangan Nilai Budaya
2. Perkembangan Nilai Seni
● Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan dan pendidikan bersumber pada dua hal yaitu pertambahan penduduk
dan penyebaran penduduk. Suatu wilayah dengan pertumbuhan penduduk yang pesat dapat
menyebabkan masalah-masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah-
masalah lainnya.
Menurut Emil Salim (Conny R. Semiawan,1991:18) Gambaran pertambahan penduduk adalah
sebagai berikut: Dari sekarang hingga abad XXI, terus menerus bahan pendudukan akan terjadi
pertambahan jumlah penduduk meskipun gerakan berhasil.
● Aspirasi Masyarakat
Aspirasi merupakan suatu topik bahasan penting, karena aspirasi berkaitan dengan cita-cita,
tujuan, rencana, serta dorongan untuk bertindak dan berkarya. Aspirasi tumbuh di tengah-
tengah kehidupan masyarakat, sebab aspirasi berkaitan dengan apa yang melatar belakangi
seseorang untuk mencapai suatu tujuan didalam hidupnya. Dalam hal ini bahwa aspirasi dapat

22
pula kita maknai sebagai suatu ukuran bagi individu dalam melakukan apa yang ingin atau
tidak ingin dilakukan dalam kehidupannya.
● Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya itu adalah sebutan yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang
mengatakan dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya.
Keterbelakangan budaya terjadi karena:
1. Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (missal terpencil).
2. Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsure budaya baru karena tidak dipahami atau
karena dikhawatirkan akan merusak sendi masyarakat.
3. Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis untuk menyangkut unsur kebudayaan
tersebut.
● Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan
Suatu permasalahan intern dalam system pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah masalah
diluar system pendidikan itu sendiri.
Ada berbagai jenis masalah pokok pendidikan diantaranya yaitu:
1. Masalah Pemerataan Pendidikan: Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan
bagaimana system pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
seluruh warga negara
2. Masalah Mutu Pendidikan: Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan
belum mencapai taraf seperti yang diharapkan.
3. Masalah Efesiensi Pendidikan: Umumnya luaran yang diproduksi oleh system pendidikan
(lembaga yang menyiapkan tenaga kerja) jumlahnya secara kumulatif lebih besar daripada
yang dibutuhkan di lapangan.
4. Masalah Relevansi Pendidikan: Umumnya luaran yang diproduksi oleh system pendidikan
(lembaga yang menyiapkan tenaga kerja) jumlahnya secara kumulatif lebih besar daripada
yang dibutuhkan di lapangan.
● Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Permasalahan aktual berupa kesenjangan-kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan
terasa mendesak untuk ditanggulangi. masalah aktual juga ada yang mengenai konsep dan ada
yang mengenai pelaksaannya.
A. Masalah Keutuhan Pencapaian Sasaran
B. Masalah Kurikulum
C. Masalah Peranan Guru
D. Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
23
BAB XIII
‘Upaya pembaharuan pendidikan (kurikulum pendidikan dasar
menengah, pendidikan tinggi merdeka belajar, pengelolaan pendidikan
inovatif SMPT, SMA T, dan UT, pengembangan luar sekolah)’

● Inovasi Pendidikan
Inovasi pendidikan adalah hal baru yang dimunculkan oleh seseorang atau sekelompok orang
baik berupa hasil invensi atau diskaveri yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan
atau untuk memecahkan masalah pendidikan.Metode dalam pembelajaran dapat dijadikan
sebagai upaya dalam meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran.
Tujuannya adalah membuat pembelajaran menjadi menarik perhatian dan efektif untuk
dilaksanakan, sehingga dalam belajar tidak monoton dan membosankan bagi peserta didik.
Pendidik bisa membuat pembelajaran menjadi beragam karna adanya teknologi dan memberi
kemudahan bagi peserta didik dalam mengakses pembelajaran.
● Pengelolaan Pendidikan Inovatif
Banyak sekali masyarakat yang tertinggal yang terhalang untuk bersekolah dengan baik, untuk
itu perlu adanya pengelolaan pendidikan inovatif, seperti : SMP Terbuka, SMA Terbuka,
Universitas terbuka. Ketiga bentuk pendidikan inovativ ini memiliki tujuan untuk
mempermudah peserta didik dalam memasuki jenjang pendidikan yang dibutuhkan.
● Pengembangan Pendidikan diluar sekolah
Pendidikan tidak hanya bisa didapatkan dari bangku sekolah saja, akan tetapi pendidikan bisa
didapatkan diluar sekolah juga. Ilmu yang kita tidak dapatkan disekolah bisa kita dapa diluar
sekolah . Hal ini perlu kita lakukan, dengan melakukan pembauran dengan lingkungan.
Pengembangan pendidikan diluar sekolah dapat membantu meningkatkan kualitas SDM di
Indonesia.

24

Anda mungkin juga menyukai