Anda di halaman 1dari 3

Jalancagak, 9 Februari 2023

Kepada Yth;
Bpk. HAKIM KETUA
MAJELIS SIDANG PERKARA TPKS
Di
TEMPAT

Bissmillahirrohmanirrohim
Assalamua’laikum wr.wb
Dengan hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini;
Nama :TETI CAROLINA
Alamat : Jalancagak RT.017 RW.002 Jalancagak Subang
No. KTP : 3213124802840004
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl.Lahir : Subang, 08-02-1984
Dalam hal ini bertindak selaku Orang tua / Ibu Kandung dari RIFANI DWI ILHAM (usia 11Th) saat ini
berstatus sebagai Saksi Korban dalam sidang hukum Tindak Pidana Kekerasan Seksual Terhadap Anak
yang sedang berjalan.

Majelis Hakim yang Mulia,


Dengan segala keterbatasan pengetahuan serta kemampuan kami akan masalah hukum acara pidana,
bersama ini perkenankan saya yang lemah dan bodoh ini, untuk menyampaikan beberapa hal penting,
sebagai tindak lanjut dari adanya Surat Permohonan Maaf tertanggal 5 Februari 2023 a.n. SITI
MARIAM, Istri dari sdr. IMAM ANDY BASTIAN (terlampir) yang berstatus sebagai Terdakwa dalam
Persidangan Kasus Tindak Pidana Kekerasan Seksual Terhadap Anak yang tengah berjalan.

Adapun hal-hal yang ingin kami sampaikan antara lain :

1. Konteks awal redaksi Surat tersebut merupakan sebuah PERNYATAAN dalam hal ini Sdri. Siti
Mariam selaku istri dari Terdakwa telah menyatakan Permohonan Maaf kepada pihak Korban.
- Majelis hakim yang mulia,
Saya selaku Ibu kandung dari Saksi Korban TPKS yang tak lain adalah Adik kandung dari Istri
Terdakwa, Sdri, Siti Mariam, dalam ranah hubungan keluarga, dari awal kasus ini terbongkar,
InsyaAlloh saya beserta keluarga dari Saksi Korban tetap berusaha menjaga hubungan baik,
menjaga untuk tidak ada dendam, terlebih 4 bersaudara keluarga kami saat ini sudah
ditinggal oleh kedua Orang tua kami (alm). Maka adanya permintaan permohonan maaf
tersebut, sudah sepatutnya kami memaafkannya.
- Namun demikian, perlu kami tegaskan bahwa Pemberian Maaf tersebut tidak dimaksudkan
untuk mempengaruhi proses hukum yang sedang berjalan, oleh karena perbuatan
melanggar hukum yang telah dilakukan terdakwa, demi memenuhi rasa keadilan, kami tetap
berharap khususnya kepada Jaksa Penuntut supaya memberikan tuntutan maksimal sesuai
fakta dalam persidangan.
2. Selanjutnya dalam surat tersebut menerangkan bahwa selama periode September 2022 s.d.
Januari 2023, yang di klaim adanya proses mediasi tahap 1 tidak terlaksana dikarenakan pihak
kami yang tidak berkenan untuk di mediasi secara kekeluargaan, bahkan tidak memberikan
kesempatan kepada Tersangka waktu itu untuk menerima permohonan maaf tersangka.
- Bapak Hakim yang Mulia,
Perlu kiranya diketahui bahwa dalam periode masa-masa itu, dari mulai proses
Penangkapan Terduga, kemudian berlanjut pada proses Penyidikan dan Penyelidikan yang
dilakukan Aparat Kepolisian sehingga menjadi status Tersangka, memakan waktu yang
cukup panjang, bahkan saya selaku saksi, selama periode tersebut sudah 9 kali dimintai
keterangan oleh pihak kepolisian. Hal ini disebabkan dari awal, Pelaku dalam keterangan
BAP tidak mengakui perbuatan yang telah disangkakan kepadanya, barulah pada saat sidang
ke-2 (mendengarkan keterangan para saksi), tepatnya pada hari Rabu tanggal 1 Februari
2023, Terdakwa untuk pertama kalinya mengakui perbuatannya. Maka dalam hal ini
tuduhan bahwa pihak kami tidak memberikan kesempatan untuk mediasi serta tidak
memberi kesempatan terhadap tersangka waktu itu untuk mengajukan permohonan maaf.
Sementara dalam kurun waktu saat itu, yang terjadi justru dalam setiap keterangannya
pihak tersangka menyangkal seluruh perbuatannya sehingga proses naik ke persidanganpun
menjadi lambat. Jadi bagaimana mungkin pada saat itu tersangka yang tidak mau mengakui
perbuatannya berniat meminta maaf dan berdalih bahwa pihak kami tidak memberikan
kesempatan?;
3. Mengenai isi dari paragraf penutup surat ini, secara substansi telah bergeser bukan lagi pada
sebuah pernyataan / permohonan maaf pihak Terdakwa namun sudah bergeser kepada sebuah
Kesepakatan Bersama kedua belah pihak untuk melakukan jalan damai.
- Majelis Hakim yang Mulia
Kronologi ketika penandatanganan surat tersebut, dengan segala keterbatasan kami
terhadap hukum, kami benar-benar merasa tidak tahu bahwa substansi dalam konteks
penutup surat tersebut dapat mempengaruhi proses persidangan khususnya dalam hal
meringankan hukuman pihak terdakwa. Setelah tahu akan maksud disodorkannya surat
tersebut kepada kami untuk ditandatangani oleh kami, maka timbulah rasa kekhawatiran
dari kami pihak keluarga korban karena isi surat ini bisa menjadi multi tafsir diartikan
sebagai suatu kesepakatan bersama yang sudah terjalin antara pihak korban dan pihak
terdakwa untuk berdamai diluar konteks hubungan keluarga kemudian dijadikan sebagai
fakta hukum oleh pihak Terdakwa dalam keterangan pledoi dengan maksud menjadi
pertimbangan hakim dalam menyikapi tuntutan Jaksa.
- Majelis Hakim yang Mulia,
Kasus TPKS terhadap anak adalah kasus yang bagi saya adalah sebuah kasus kejahatan yang
sangat besar, sudah menjadi fitrah bagi setiap orang dewasa untuk selalu menjadi pelindung
bagi anak-anak, memberikan rasa aman terhadap setiap anak, terlepas daripada ada atau
tidak ada hubungan secara family. Namun yang terjadi dalam kasus TPKS terhadap Anak,
Pelaku yang hanya beralasan dari sekedar hasrat untuk memenuhi nafsu birahi bejat yang
tidak terkontrol, yang hanya memakan waktu beberapa menit saja bahkan detik, namun
efek yang diakibatkan perbuatan bejat tersebut begitu luar biasa, prilaku pemuas nafsu
bejat beberapa menit saja, berpotensi menghancurkan masa depan anak, hilangnya sebuah
senyum, riang, tawa, cita serta harapan seorang anak, bahkan sepanjang umur
kehidupannya akan terus membekas dan sakit.
- Majelis Hakim yang Mulia,
Dengan tidak mengurangi rasa hormat kami terhadap proses hukum yang sedang berjalan,,
kami serahkan sepenuhnya kepada Majelis Hakim yang kami Muliakan, dan kami berharap
kepada Jaksa Penuntut untuk dapat memberikan tuntutan maksimal penjara 15 Tahun
dengan berdasar pada bukti dan fakta dalam persidangan dan kami memohon kepada
Majelis Hakim untuk dapat memfasilitasi kami dalam hal pemenuhan kewajiban restitusi
pihak terdakwa kepada pihak korban sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.

Demikian Surat ini kami sampaikan, semoga Alloh swt senantiasa selalu mencurahkan keridhoanNya
dalam segala aktifitas yang kita lakukan. Aamin.

Orang Tua / Ibu Kandung Saksi Korban

TETI CAROLINA
Lampiran...

Anda mungkin juga menyukai