Anda di halaman 1dari 148

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

PERMULAAN MELALUI MEDIA POP-UP BOOK


PADA ANAK DISLEKSIA
(Single Subject Research di Kelas IV SD Negeri 22 Koto
Lalang Padang)

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
ALIANSA FITRIANI
NIM. 18003002

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
ABSTRAK

Aliansa Fitriani. 2022. Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan


Melalui Media Pop-Up Book Pada Anak Disleksia (Single Subject Reaserch Di
Kelas IV SD Negeri 22 Koto Lalang Padang). Skripsi. Jurusan Pendidikan
Luar Biasa. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Padang.

Penelitian ini dilakukan karena adanya kasus di SDN 22 Koto Lalang berupa
ketidakmampuan membaca seorang anak kelas IV. Penambahan, pengurangan serta
penggantian huruf pada kata dalam membaca khususnya kata dengan huruf
konsonan rangkap ng ialah permasalahan spesifiknya. Tujuan penelitian untuk
meningkatkan membaca permulaan kata dalam membaca serta efektivitas
penggunaan media pop up book pada kemampuan membaca permulaan.
Pendekatan yang digunakan ialah eksperimen desain single subject research
(SSR) dengan desain A-B-A. Anak kesulitan membaca ialah subjek penelitian ini.
Target behaviour penelitian ini ialah kemampuan membaca permulaan pada kata
yang terdapat huruf konsonan rangkap ng dengan bentuk penilaian dalam bentuk
persentase. Penelitian dilakukan dalam tiga kondisi yaitu baseline I, intervensi, dan
baseline II. Baseline (A1) empat kali pengamatan. Dilanjutkan dengan intervensi
(B) delapan kali. Kemudian baseline II (A2) dilakukan empat kali. Pengumpulan
data dilakukan melalui tes. Data diperoleh lalu diolah menggunakan grafik guna
menggambarkannya secara jelas.
Konklusi penelitian menjabarkan bahwa media popup book mampu
membuat kemampuan anak meningkat pada aspek membaca permulaan kata yang
terdapat huruf konsonan rangkap ng. Terbukti rumusan masalah berupa
penggunaan media popup book pada anak kesulitan membaca dengan permasalahan
pada kata yang terdapat huruf konsonan rangkap ng dapat meningkat.

Kata kunci: Media Pop Up Book; Kata dengan huruf konsonan rangkap ng;
Disleksia

i
ABSTRACT

Aliansa Fitriani. 2022. Improving Beginning Reading Ability Through Pop-Up


Book Media in Dyslexic Children (Single Subject Research in Class IV SD
Negeri 22 Koto Lalang Padang). Essay. Special Education Department.
Faculty of Education. Padang State University.
This research was lifted from case at SDN 22 Koto Lalang that child in
grade IV has reading diffoculties. The specific problem is with words that has
clustered letters. The aim of the study was to improve word-starting reading in
reading and the effectiveness of using pop-up book media on initial reading ability.
This research is (SSR) design experiment with an A-B-A design. The subject
is children with reading disability. The target behavior is the ability to read at the
beginning of words that contain cluster letters ng with the form of assessment in the
form of a percentage. The study was conducted in three conditions, namely baseline
I, intervention and baseline II. Baseline (A1) four observations. Followed by
intervention (B) eight times. Then baseline II (A2) was carried out four times. Data
collection is done through tests. The data is obtained and then processed using
graphics to describe it clearly.
The conclusion are that pop up book media is able to improve children's
reading abilities in words that have ng clusters. It is proven that by use of pop up
book media in children with reading difficulties with problems in words that have
double consonants which can increase.

Keywords: Media Pop Up Books; Words with cluster letters ng; Dyslexia

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhnanawata’alaa karena

dengan Rahmat dan kehendak-Nyalah penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan

Melalui Media Pop-Up Book pada Anak Disleksia (Single Subject Reaserch di SD

Negeri 22 Koto Lalang Kota Padang)”.

Proposal ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar

sarjana S1 di Jurusan Pendidikan Luar Biasa, FIP UNP. Skripsi ini terdiri dari lima

BAB, yaitu BAB I tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, identifikasi,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian, BAB II

tentang kajian teori yang meliputi hakekat membaca permulaan, media video

animasi, anak disleksia, penelitian relevan, kerangka berpikir, dan BAB III tentang

metode penelitian yang meliputi jenis dan desain penelitian, variabel penelitian,

definisi operasional variabel, subjek penelitian, instrument, setting penelitian,

prosedur penelitian, teknik dan alat pengumpulan data, serta teknik analisis data,

BAB IV hasil dan pembahasan penelitian serta BAB V kesimpulan dan saran..

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada orangtua penulis, dosen pembimbing akademik, dan semua pihak

yang telah mendoakan serta membantu penulis dalam menyelesaikan proposal

penelitian ini. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih memiliki kekurangan,

maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak

untuk memperbaiki proposal penelitian ini menjadi lebih baik.

iii
Akhir kata, semoga Skripsi ini bisa memberi manfaat bagi kita semua dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Pendidikan Luar Biasa.

Padang, Februari 2023

Penulis

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wata’alaa berkat rahmat

serta kasih sayang-Nya dan dengan redha-Nya yang tak terhingga yang telah

memudahkan jalan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan

serta doa tulus dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan hati

dan penghoramatan penulis menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga kepada:

1. Hormat dan cinta ku untuk orang tuaku yang tersayang,

2. Kepada manusia hebat dan luar biasa para lelaki-ku, Abang-abang ku yang

entah dengan kata apa lagi Alin simbolkan. Terimakasih tak terhingga ananda

ucapkan kepada seluruh keluarga besar yang tak pernah lupa untuk mendoakan

serta menyemangati ananda selama ini

3. Kepada ibu Dr. Nurhastuti, M. Pd selaku ketua jurusan serta bapak Drs.

Ardisal, M.Pd selaku sekretaris jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Padang terima kasih atas setiap kemudahan

dalam setiap urusan atas penyelesaian skripsi ananda.

4. Kepada bapak Dr. Damri, M.Pd. selaku pembimbing akademik ananda. Dosen

luar biasa yang serasa sudah penulis anggap seperti bapak kedua di kampus ini.

terimakasih telah membimbing dan mengarahkan serta memberikan motivasi

yang sangat besar kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Semoga bapak dan keluarga selalu diberikan kesehatan

dan selalu dilindungi serta setiap langkah dan urusannya di beri kemudahan

dan kelancaran. Aamiin.

v
5. Kepada Ibu Prof. Marlina, S.Pd., M. Si dan Ibu Grahita Kusumastuti, M. Pd

selaku penguji. Terimakasih telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, dukungan, saran serta masukan yang sangat berharga dalam

penyempurnaan skripsi ini. Semoga Allah memberikan kesehatan dan

kelancaran untuk semua aktivitas ibu dan keluarga.

6. Terimakasih kepada seluruh dosen jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang untuk seluruh ilmu dan

pengalaman yang sangat berharga bagi penulis. Semoga ilmu yang bapak dan

ibu berikan dapat menjadi amal yang bermanfaat sampai nanti.

7. Terimakasih kepada seluruh staf beserta karyawan di jurusan Pendidikan Luar

Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang yang telah

membantu penulis selama berada di kampus.

8. Terimakasih kepada pihak SDN 22 Koto Lalang Kota Padang yang telah

memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolahnya

serta terimakasih telah memberi kemudahan bagi peneliti dalam melaksanakan

penelitian.

9. Terimakasih kepada Stevi olga tercinta yang sudah meluangkan waktu dan

menjadi pendengar dalam keluh kesah Ananda sampai saat ini dan sudah

menemani sampai dititik ini. Dan apa yang kita cita-citakan segera tercapai

Amin. Semoga setiap langkah dan urusannya selalu Allah permudah dan

I’tiqad baiknya Allah permudah. Aamiiin.

10. Terimakasih kepada sahabat wanita ku tercinta Tila, Amel, Pipiw, Afifah

Mifta, Imel dan Penghuni kossan Parak Manggis karena selalu menemani dan

vi
menyemangati dalam penulisan skripsi ini, teman tidur dan teman curhat

terimakasih karena sudah mengisi hari-hariku dengan candaannya, terimakasih

karena menemaniku disaat sedih ataupun bahagia. Terimakasih buat semua ke-

kegilaan dan selalu menyemangati dan terimakasih telah mau berbagi suka

duka bersama. Kenangan indah ini akan selalu Alin ingat.

11. Teruntuk teman-teman BP 2018 selalu semangat ya dalam menyelesaikan

skripsinya. Intinya kita tetap usaha dan jangan lupa berdoa. Semoga kita bisa

bertemu dengan kesuksesan ya. Aamiin. Tak lupa buat adek-adekku Bp.2019,

BP 2020, BP 2021 dan seterusnya. Tetap semangat terus buat kita.

Terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang tak sanggup

penulis sebut satu per satu, semoga Allah membalas segala kebaikan semua

orang yang telah sangat berjasa bagi penulis. Terimakasih.

Padang, Februari 2023

Penulis

vii
DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................. i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................11
A. Membaca Permulaan ..................................................................... 11
1. Pengertian Membaca Permulaan ................................................................ 11
2. Tujuan Membaca Permulaan ...................................................................... 12
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Permulaan .......................... 13
4. Tahapan Membaca Permulaan .................................................................... 14
B. Media Pop-Up Book ..................................................................... 15
1. Hakekat Media Pembelajaran ..................................................................... 15
2. Media Pop Up Book ................................................................................... 18
a. Pengertian Media Pop Up Book.................................................................. 18
C. Anak Disleksia .............................................................................. 23
1. Hakikat Anak Disleksia .............................................................................. 23
2. Karakteristik Anak Disleksia ...................................................................... 24
3. Penyebab Anak Disleksia ........................................................................... 26
E. Kerangka Konseptual .................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................30
A. Jenis Penelitian.............................................................................. 30
B. Subjek Penelitian .......................................................................... 32
C. Variabel Penelitian ........................................................................ 32
viii
D. Definisi Operasional Variabel....................................................... 33
E. Instrumen ...................................................................................... 34
F. Setting Penelitian .......................................................................... 34
G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................. 35
1. Teknik ......................................................................................................... 35
2. Alat Pengumpulan data ............................................................................... 36
H. Tahap Intervensi............................................................................ 36
I. Teknik Analisis Data..................................................................... 37
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ..................................39
A. Deskripsi Data ................................................................................ 39
1. Kondisi Baseline A1 (Kondisi Awal) .......................................................... 39
2. Kondisi Perlakuan/Intevensi (B)................................................................. 44
3. Kondisi Baseline (A2) ................................................................................ 52
4. Deskripsi Analisis Data .............................................................................. 56
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 68
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................73
A. Kesimpulan ................................................................................... 73
B. Saran ............................................................................................. 73
DAFTAR RUJUKAN .........................................................................................75
LAMPIRAN ........................................................................................................77

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Media Pop Up Book ................................................................. 20


Gambar 2.2 Salah Satu Kata pada Media Pop Up Book .............................. 21
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ............................................................... 29
Gambar 3.1. Grafik Desain Penelitian ......................................................... 31
Gambar 4.1 Tabel Kemampuan Awal Anak ................................................ 42
Gambar 4.2 Kegiatan Kondisi Baseline A1 ................................................. 43
Gambar 4.3 Kegiatan Kondisi Baseline A1 ................................................. 44
Gambar 4.4 Tabel Kemammpuan Kondisi Intervensi B .............................. 50
Gambar 4.5 Tahap Intervensi B ................................................................... 51
Gambar 4.6 Tahap Intervensi B ................................................................... 51
Gambar 4.7 Tabel Kemampuan A2 ............................................................. 54
Gambar 4.8 Grafik Kondisi A1, B, dan A2.................................................. 55
Gambar 4.9 Pengamatan Kondisi Baseline 2 ............................................... 56
Gambar 4.10 Pengamatan pada kondisi A2 ................................................. 56
Gambar 4.11 Grafik dalam Kondisi ............................................................. 57
Gambar 4.12 Grafik Panjang Kondisi .......................................................... 62
Gambar 4.13 Tabel Rangkuman .................................................................. 62
Gambar 4.14 Grafik Analisis Antar Kondisi................................................ 63

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Penelitian ................................................................... 77
Lampiran 2 Instrumen Identifikasi ............................................................... 78
Lampiran 3 Instrumen Asesmen Membaca.................................................. 90
Lampiran 4 Program Pembelajaran Individual ............................................ 96
Lampiran 5 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 98
Lampiran 6 Pencatatan Hasil Kondisi Baseline A1, Intervensi (B), dan
Baseline A2 ................................................................................................. 101
Lampiran 7 Hasil Penilaian Kondisi Baseline A1,...................................... 102
Lampiran 8 Hasil Penilaian Kondisi Intervensi (B) ................................... 106
Lampiran 9 Hasil Penilaian Kondisi Baseline A2 ...................................... 114
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kondisi A1, B dan A2 ............ 118
Lampiran 11 Hasil Wawancara .................................................................. 122
Lampiran 12 Dokumentasi ......................................................................... 124

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan serta mendidik watak

serta karakter agar menjadi orang yang bermartabat dengan tujuan untuk

mencerdaskan kehidupan anak bangsa disebut dengan pendidikan. Dengan

pendidikan diharapkan setiap orang memiliki keterampilan yang bisa

dikembangkan dimasa mendatang. Pendidikan merupakan hak dari setiap

individu tanpa terkecuali, termasuk dengan anak berkebutuhan khusus.

Anak berkebutuhan khusus ialah anak yang mempunyai hambatan

atau gangguan pada proses tumbuh kembangnya seperti, gangguan fisik,

perilaku, motoric, social, dan emosi yang berbeda dengan anak seusianya

menjadikan anak tersebut diberikan perlakuan layanan pendidikan dan juga

pembelajaran khusus (Marlina, 2019).

Anak berkebutuhan khusus ialah anak yang menghadapi gangguan

didalam bidang kognitif, sosial, emosi, dan sensorik. Menurut Iswari (2007)

anak berkebutuhan khusus memerlukan fasilitas pendidikan khusus supaya

perkembangannya optimal. Layanan pendidikan khusus yang diberikan

sebanding dengan kelainan serta kemampuan anak miliki. Anak

berkebutuhan khusus jika memperoleh pelayanan dan sarana pendidikan

yang sesuai dengan kemampuannya bisa memperoleh hasil pendidikan yang

maksimal. Ada berbagai jenis siswa berkebutuhan khusus, salah satunya

yaitu anak kesulitan belajar.

1
2

Anak kesulitan belajar ialah anak yang mempunyai intelegensi

normal namun hasil belajar yang didapatkan tidak sesuai dengan

kemampuan yang ia miliki. Menurut Novembli, Marlina, Martias (2015)

mengatakan bahwa anak berkesulitan ialah mereka yang memiliki

intelegensi normal, akan tetapi menunjukkan suatu ataupun beberapa

hambatan kekurangan atau yang penting pada kegiatan belajar. Kesulitan

belajar ialah sebuah gejala yang muncul pada anak yang mana hal tersebut

diketahui dari adanya hasil belajar atau prestasi yang di bawah rata-rata atau

rendah.

Anak kesulitan belajar merupakan anak yang tidak mampu

menampilkan peningkatan dalam bagian keterampilan dasar yang meliputi

menulis, membaca, serta berhitung (Marlina, 2019). Selain itu, kesulitan

belajar ialah suatu kesulitan yang terwujud pada bentuk kesulitan yang

kongkrit dalam kemampuan dan penggunaan indra mendengar (auditory),

membaca, kemampuan dalam berhitung, menulis, menalar, atau bercakap-

cakap.

Kemampuan untuk mengenal dan memamahami sebuah tulisan yang

memiliki bentuk urutan lambang grafis dan perubahannya menjadi sebuah

wicara bermakna dalam bentuk pengujaran keras atau pemahaman diam

merupakan pengertian dari membaca (Marlina & Muchsim, 2020).

Membaca menjadi sebuah kegiatan yang dilaksanakan guru dan murid

untuk memahami dan menangkap informasi yang dibaca pada buku.

Membaca bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber.


3

Membaca dapat meningkatkan keterampilan serta pengetahuan.

Kemampuan membaca dapat diperoleh pada pendidikan dasar. Adapun

orang yang bermasalah pada kemampuan membacanya disebut disleksia

(Putri, Fatmawati, & Damri, 2013).

Disleksia dijelaskan sebagai sebuah hambatan atau gangguan yang

pusatnya berapa di system saraf, hal ini menyebabkan adanya kesulitan

dalam hal membaca, menulis, dan mengeja, atau bisa disebut gangguan

dalam mengenal huruf-huruf. Ketidakmampuan anak dalam membaca harus

mendapat perhatian khusus dari guru dan orangtua, karena dapat

berdampak pada pembelajaran lain. Jika kemampuan membaca anak belum

dikuasai dengan baik, tentu pre hasil belajar yang didapat anak rendah dan

tidak memcapai KKM. KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal ditetapkan

sebagai pertimbangan yang dilakukan untuk melihat kemampuan rata-rata

anak bersamaan dengan sumber pendukung di kegiatan penyelenggaraan

pembelajaran (Damri, 2021).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dalam bentuk observasi

di SD Negeri 22 Koto Lalang Padang pada tanggal 13 Juli 2022, penulis

menemukan seorang anak (X) yang diidentifikasi mengalami kesulitan

belajar membaca. Secara fisik, anak ini tidak ada hambatan baik dalam

organ artikulasi seperti bibir sumbing, lidah pendek dan cadel, sehingga

anak tersebut tidak mengalami gangguan dalam berbicara. Anak memiliki

komunikasi yang bagus baik dengan teman sebaya, orang tua dan dengan

guru. Namun saat belajar anak sulit membaca kata yang terdapat huruf
4

konsonan rangkap, sedangkan pada bacaan yang terdapat huruf vokal dan

konsonan lainnya anak bisa. Anak cenderung tidak memiliki minat dalam

belajar dan sering tidak mengerjakan tugas dengan baik. Untuk memperkuat

fakta yang dilihat saat observasi penulis melaksanakan wawancara dengan

guru kelas IV.

Pengamatan yang peneliti lakukan pada awalnya terjadi secara tidak

sengaja ketika mendapati seorang anak yang sedang menunggu orang

tuanya menjemput ke sekolah, hal ini juga sembari ketika peneliti

menunggu tanggapan surat studi pendahuluan yang disampaikan kepada

kepala sekolah melalui staff tata usaha. Dalam kondisi ini anak yang peneliti

temui ini sempat iseng peneliti tes untuk mencoba membaca teks sederhana

seperti kata-kata motivasi yang ada di sepanjang koridor sekolah, visi misi

dan tata peraturan sekolah.

Dari beberapa yang diujikan tersebut anak mengalami kendala dalam

membaca huruf konsonan rangkap “ng, ny dan kh”, sedangkan pada bacaan

yang terdapat huruf vokal dan konsonan lainnya anak bisa. Anak cenderung

tidak memiliki minat dalam belajar dan sering tidak mengerjakan tugas

dengan baik. Untuk memperkuat fakta yang dilihat saat observasi penulis

melaksanakan wawancara dengan guru kelas IV.

Berdasarkan wawancara penulis dengan wali kelas IV, beliau

menyatakan bahwa terdapat seorang anak yang memiliki kendala

dalammembaca di dalam kelas tersebut, dengan kemampuan awal anak

telah mengenal huruf, sudah bisa membaca suku kata, sudah bisa membaca
5

kata berpola kv-kv, namun anak bisa membaca kata yang terdapat huruf

“ng” dan kata yang terdapat huruf “ny”. Untuk membuktikan kemampuan

membaca anak tersebut selanjutnya peneliti melakukan asesmen berupa tes

kemampuan membaca anak. Dan setelah pengumpulan informasi dari

sekolah ternyata anak yang sempat peneliti temui sebelumnya ialah anak

yang ternyata anak yang disampaikan oleh guru kelas IV ini mengalami

kendala dalam membaca. dengan diperkuat dengan data ari yang peneliti

lakukan sebelumnya sehingga memperkuat untuk peneliti melakukan

pengujian lanjutan untuk membuktikan kemampuan anak dalam membaca

kata yang terdapat huruf konsonan rangkap.

Dari hasil asesmen yang dilakukan pada anak dalam membaca kata

yang sudah disediakan anak mengalami kendala. Hal ini dibuktikan dengan

kemampuan anak dapat mengikuti pelafalan kata yang dibacakan oleh

peneliti yang ketika anak mengulangi anak dapat membacakan kata tersebut

dengan baik, akan tetapi ketika anak membacakan sendiri kata yang tersedia

anak kebingungan akibatnya pada saat pembacaan kata yang terdapat huruf

konsonan rangkap baik seperti “kh, sy, ng, maupun ny” anak membaca

seperti kata berikut: ketika peneliti meminta anak untuk membaca kata kata

yang terdapat huruf konsonan rangkap kh dan sy, tes yang peneliti lakukan

ialah dari kegiatan selama bertemu dilapangan saat momen anak menunggu

orang tuanya tersebut, dari kata yang diujikan ada lima kata pada yang

terdapat huruf “kh” yakni khas, khayal, khlayak, khamar, anak mendapatkan

persentase 0% tidak bisa walaupun sudah diberi bimbingan dan bantuan.


6

Adapun untuk kata yang terdapat huruf konsonan rangkap “”sy“ pada kata

syarat, musyawarah, masyarakat, syawal and syariat anak mampu membaca

dengan benar dengan persentase 100% tanpa bantua. Hal ini dikarenakan

anak membaca kata yang menurutnya sudah sangat familiar dalam konsep

pemahamannya. Adapun pada kata yang terdapat huruf konsonan rangkap

“ng”pada kata singa” anak membacanya menjadi “sin-geh”, selanjutnya

pada kata “bunga” berubah menjadi “bun-ga”. Selain itu pada kata yang

terdapat huruf “ny” Anak juga mengalami kesulitan, seperti kata “penyu”

dibaca “pen-yu”. Hasil asesmen pada membaca kata dengan huruf “ng” di

awal Anak mendapatkan hasil 80% dengan bantuan. Dan adapun pada kata

dengan huruf “ny” di awal Anak mendapatkan 100% dengan bantuan dan

pada kata “ny” di akhir Anak mendapatkan hasil 0%. Berdasarkan fakta di

atas maka jelaslah Anak (X) mengalami kesulitan membaca antara lain

membaca kata yang terdapat huruf “ng” dan “ny”.

Berdasarkan kurikulum dan satuan pendidikan pada pembelajaran

Bahasa Indonesia di jenjang kelas empat seharusnya Anak sudah menguasai

kemampuan membaca pemahaman, karena didalam pembelajarannya sudah

menentukan gagasan pokok, gagasan pendukung, dan pembelajaran lain

yang membutuhkan pemaham dalam menganalisa isi dan maksud dari teks

bacaan yang disajikan. Sementara untuk membaca permulaan harusnya

sudah dikuasai saat berada di kelas rendah. Sementara kemampuan Anak

hanya mampu membaca kata benda yang berpola KV-KV.


7

Kurikulum tercantum pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, jadi

perlu strategi pendekatan, metode dan media yang menunjang kegiatan

pembelajaran dengan tepat, agar anak mampu memahami pembelajaran

tersebut. Selain itu, kegiatan belajar untuk anak yang mengalami kesulitan

belajar diharuskan sesuai dengan kebutuhan mereka (Damri, 2019).

Penulis tertarik melakukan penelitian berdasarkan penjabaran masalah

di atas. Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian untuk meningkatkan

kemampuan membaca awal (permulaan) pada anak disleksia dengan

menggunakan media pop-up book.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pemahaman observasi yang dilakukan,

dapat diidentifikasi beberapa masalah, yakni:

1. Kemampuan membaca anak (X) tidak sesuai dengan tingkat kelas yang

sedang ditempuh sehingga nilai Anak pada pembelajaran kurang baik.

2. Anak belum bisa membaca permulaan.

3. Anak dapat mengulangi kata yang dibacakan peneliti pada kata yang

mengandung huruf konsonan rangkap “ng maupun ny”, akan tetapi

mengalami kendala pada saat membaca sendiri kata yang mengandung

huruf konsonan rangkap “ng maupun ny” ketika membaca

4. Anak belum bisa membaca kata yang terdapat huruf konsonan rangkap

“ng” diawal, ditengah maupun akhir kata

5. Anak belum bisa membaca kata yang terdapat huruf konsonan rangkap

pada “ny” baik di awal maupun akhir kata dan kata.


8

6. Media pop-up book belum digunakan dalam pembelajaran membaca

permulaan di sekolah.

7. Metode yang diajarkan guru untuk mengajar pembelajaran membaca

hanya metode ceramah, sehingga Anak mengalami kesulitan membaca

permulaan khususnya pada membaca kata yang terdapat huruf konsonan

rangkap seperti “ng” dan “ny”

C. Pembatasan Masalah

Tujuan dari pembatasan masalah adalah agar penelitian lebih

terarah dan terfokus, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini

pada peningkatan membaca sejak awal menggunakan media pop-up book

pada anak disleksia yang mana membaca permulaan yang difokuskan

adalah membaca kata yang terdapat huruf konsonan rangkap “ng”

khususnya pada kata benda.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian batasan masalah di atas, maka rumusan

masalahnya yakni: Apakah media pop-up book bisa meningkatkan

kemampuan membaca permulaan pada huruf konsonan rangkap “Ng” pada

Anak disleksia di SD Negeri 22 Koto Lalang Padang?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini

ialah agar mengetahui apakah penggunaan media pop-up book dapat

meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi Anak disleksia SD


9

Negeri 22 Koto Lalang Padang khususnya pada kata yang terdapat huruf

konsonan rangkap “ng” pada kata benda.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitan ini ialah dapat membantu

dan bermanfaat bagi banyak pihak yang memiliki kaitan dengan bidang

anak berkesulitan belajar, antaranya:

1. Manfaat Praktis

a) Bagi Guru

Menjadi sebuah pedoman dan referensi bagi guru dalam

kegiatan pembelajaran membaca permulaan dengan memanfaatkan

media pop-up book. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan, penggunaan media dengan huruf disesuaikan dengan

kebutuhan anak tersebut.

b) Bagi sekolah

Sekolah dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai acuan

sekolah kedepannya. Dengan memanfaatkan dan menggunakan

media pop-up book ini, akan memabntu kemampuan dalam

membaca permulaan bagi anak.

c) Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan

untuk peneliti, sebagai bantuan dalam meningkatkan kemampuan

membaca permulaan anak berkesulitan membaca, memanfaatkan

media pembelajaran pop-up book.


10

2. Manfaat Teoritis

Menjadi bantuan pemikiran mendalam yang memiliki kaitannya

dengan pemanfaatan media pop-up book untuk meningkatkan

kemampuan membaca permulaan Anak disleksia kelas IV SD Negeri 22

Koto Lalang.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Membaca Permulaan

1. Pengertian Membaca Permulaan

Menurut Halimah (2014) bahwa keterampilan membaca

permulaan menyasar keterampilan literasi yang lebih rendah atau

fundamental, yaitu pada pengetahuan tentang huruf. Anak-anak dapat

mengucapkan simbol atau mengubah simbol tertulis menjadi suara

yang bermakna. Pada tahap ini memungkinkan anak untuk melafalkan

lambang huruf yang dibacanya, tanpa memahami lambang bunyi itu

sendiri.

Membaca permulaan dijelaskan sebagai sebuah tahap awal pada

kegiatan membaca. Di tahap kegiatan ini, anak diajarkan untu

mentehaui dan mengenal lambing huruf A samapi Z, bagaimana dengan

pengucapannya dan diingat sesuai dengan bunyi lambing (Dalman,

2014). Pada kelas rendah kelas satu sampai tiga jenjang sekolah dasar

diberikan pengajaran tentang membaca permulaan. Di kelas rendah

tersebut anak diasah agar bisa membaca dengan baik sebelum

dilanjutkan membaca lanjutan dan membaca pemahaman (Muammmar,

2020).

Menurut Rahman & Haryanto (2014) membaca permulaan lebih

ditekankan pada aspek teknis agar anak bisa mengenal, melafalkan

11
12

huruf, suku kata, dan kata dengan benar serta bisa mengubah tulisan

kedalam bunyi-bunyi yang bermakna.

Menurut Tjoe (2013) membaca permulaan yang merupakan

tahap awal disebut juga proses visual. Disebut sebagai proses visual

karena mencakup mengartikan simbol/lambang tulis dalam bentuk

lambang bunyi, memalui proses visualisasi anak dapat mengenal huruf

sebagai lambing bunyi.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

membaca permulaan menjadi tahap dasar dalam kegiatan membaca.

Membaca permulaan melibatkan proses visual, dimana melalui proses

visual tersebut Anak mampu menerjemahkan simbol tulis menjadi

lambang bunyi. Membaca permulaan mencakup mengenal huruf,

membaca suku kata, kata serta kalimat sederhana.

2. Tujuan Membaca Permulaan

Membaca permulaan memiliki tujuan untuk menghasilkan anak

yang mampu membaca dengan lancer. Tujuan utama membaca sejak

dini ialah agar anak bisa merasakan atau mengenal tulisan sebagai

semacam simbol atau lambang bahasa sehingga anak bisa berbicara

tentang tulisan.

Tujuan lain kegiatan membaca permulaaan adalah diberikan

kepandaian kepada anak untuk mengubah serangkaian huruf menjadi

bunyi yang memiliki makna dan melancarkan kemampuan atau teknik

membaca. Pada kelas rendah, membaca permulaan memiliki tujuan


13

yang meliputi mengetahui simbol bahasa (lambing-lambang) dan

mampu mengetahui dan membaca suku kata, kata dan juga kalimat.

Muammmar (2020) memberikan pendapat mengenai tujuan dari

membaca permulaan yakni, supaya anak mempunyai kemampuan

untuk memahami sekaligs membunyikan tulisan menggunakan intonasi

suara yang pas sebagai pedoman membaca lanjutan. Dari beberapa

pendapat yang telah dijabarkan di atas, bahwa membaca permulaan

memiliki tujuan yaitu memberikan kecakapan pada tahap dasar

kegiatan membaca yang meliputi kepandaian dalam mengetahui huruf,

membaca suku kata, membaca kata dan dilanjutkann dengan membaca

kalimat sederhana. Oleh karena itu, peneliti memberikan sebuah

intervensi yang memiliki tujuan meningkatkan kemampuan anak dalam

membaca permulaa. Kegiatan membaca ini difokuskan pada kata yang

terdapat huruf “ng”.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Permulaan

Hidayah (2016) menjelaskan ada beberapa factor yang menjadi

pengaruh dalam kegiatan membaca permulaan:

a. Faktor Fisiologis

Kesehatan fisik, jenis kelamin dan pertimbangan logis menjadi

cakupan dari factor fisiologis. Kondisi lain yang juga tidak

memberikan keuntungan kepada anak yang akan belajar membaca

adalah factor kelelahan.


14

b. Faktor Intelektual

Sebuah kegiatan berpikir yang terdiri atas pemahaman yang

esensial mengenai situasi yang diberikan dan memberikan respon

yang tepat dan cepat merupakan istilah dari intelegensi.

c. Faktor Lingkungan

Faktor lain yang memberikan pengaruh terhadap kemajuan

anak agar mampu membaca adalah lingkungan. Lingkungan

tersebut terdiri atas latarbelakang yang dimiliki anak beserta

pengalamannya selama berada di rumah, social anak, ekonomi

keluarga. Kepribadian anak, nilai, sikap dan kemampuan bahasanya

dapat terbentuk lewat lingkungan.

d. Faktor Psikologis

Faktor psikolgis juga menjadi pengaruh dalam kemampuan

membaca anak. Beberapa hal yang mencakup pada factor ini seperti

motivasi, minat, emosi, penyesuaian diri dan kematangan social.

4. Tahapan Membaca Permulaan

Kegiatan membaca permulaan harus diberikan secara bertahap,

berikut tahap-tahap dalam membaca permulaan:

a. Pra membaca

Di tahap ini hal-hal yang akan diajarkan kepada anak: (1)

sikap atau cara duduk anak yang benar dan baik, (2) cara anak

menempatkan atau meletakan buku di atas meja, (4) cara anak


15

membalikkan halaman buku, dan (5) memperhatikan gambar

atau lisan di dalam buku.

b. Membaca

Di tahap ini yang akan diajarkan pada anak antara lain: (1)

menirukan guru dengan meniru lafal dan intonasi dari kata dan

kalimat sederhana yang diberikan, (2) huruf-huruf yang telah

dikenali anak dalam kalimat sederhana.

B. Media Pop-Up Book

1. Hakekat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media diartikan sebagai ‘tengan’, ‘perantara’ atau bisa

sebagai ‘pengantar’ yang muncul dari Bahasa latin medius. Media

menjadi sebuah alat penghubung informasi belajar atau pesan.

Media memiliki pengertian dalam kegiatan pembelajaran

dimaknak sebagai fotografis, sarana grafis atau elektronik untuk

menangkap, memproses, dan mendekode informasi verbal dan

visual (Sundayana, 2015).

Media berkaitan dengan proses pembelajaran. Media massa

ialah semua macam alat yang bisa digunakan dalam mempelajari

cara menyampaikan informasi. Selain itu, media diartikan sebagai

sarana penyampaian pesan informasional untuk tujuan

pembelajaran. Media menjadi alat yang mempunyai sifat

memberikan keyakinan pesan serta mampu merangsang pikiran,


16

perasaan dankemauan anak, sehingga anak memiliki dorongan

untuk belajar (E. R. Wati, 2016).

Media adalah semua hal yang bisa dipakai untuk

menyalurkkan pesan si pengirim kepada si penerima sehingga

timbulnya rasanganan pikiran, perhatian, minat dan juga perasaan,

yang demikian itu dapat memunculkan proses belajar yang baik

(Sadiman, Rahardjo, Haryono, & Rahardjito, 2009).

Dari uraian yang telah dijelaskan mengenai media,

diberikan kesimpulan bahwasannya media yaitu alat yang bisa

dimanfaatkan sebagai perantara informasi atau pesan yang berguna

memberikan bantuan dalam proses pembelajaran sehingga

memunculkan minat dan juga perhatian anak.

b. Fungsi media pembelajaran

Sundayana (2015) menjelaskan bebera fungsi dari media

pembelajaran, antara lain:

1) Sebagai acuan dan arah dalam mencapai tujuan pembelajaran

2) Menampilkan strukur dan urutuan kegiatan pengajaran dengan

baik

3) Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik

4) Kendali pengajaran dapat menjadi lebih mudah terhadap modul

pembelajaran

5) Dapat memunculkan rasa percaya diri dari guru


17

6) Membantu ketelitian, kecermatan dalam penyajian modul

pembelajaran

7) Mutu pelajaran dapat naik

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Dala kegiatan pembelajaran, ada jenis-jenis media yang harus

kenali. Jenis media pembelajaran itu terdiri atas Wati (2016):

1) Media visual

Media visual ialah media yang disajikan dalam beberapa unsur

seperti garis, tekstur, bentuk dan warna. Media visual

menampilkan hubungan antara kenyataan dengan isi materi ajar.

Dua bentuk media visual, yang menyajikan symbol atau gambar

bergerak dan yang menampilkan gambar diam. Media visual

yang digunakan seperti, jurnal, peta, buku, gambar dan lain-lain.

2) Media audio visual

Media audio-visual adalah media yang menjadikan suara serta

gambar untuk ditayangkan bersaamn dengan penyampaian

informasi. Media audio-visual menangkap objek serta peristiwa

sesuai dengan keadaan aslinya. Media audio-visual berupa tape

recorder, proyektor film dan lainnya.

3) Komputer

Perangkat yang mempunyai beberapa aplikasi menarik yang

bisa dimanfaatkan dan digunakan untuk kegiatan pembelajaran

oleh guru maupun oleh anak.


18

4) Microsoft power point

Microsoft power point adalah salah satau software yang

digunakan untuk membuat rancangan presentasi secara grafis

dengan mudah dan cepat.

5) Internet

Salah satu media komunikasi yang ramai digunakan orang-

orang adalah internet. Pada kegiatan belajar mengajar,

penggunaan internet dapat membantu guru untuk menarik minat

dan perhatian anak pada materi pembelajaran yang akan

disampaikan.

6) Multimedia

Perpaduan dari berbagai elemen, yaitu teks, gambar, grafik,

foto, animasi, video dan audio disebut sebagai multimedia yang

mampu dipakai dengan berbegai tujuan salah satunya tujuan

pembelajaran.

2. Media Pop Up Book

a. Pengertian Media Pop Up Book

Pop-Up yang berarti ‘muncul keluar’ berasal dari Bahasa

inggris. Pop-up book dimaknai sebagai sebuah buku yang isinya

berupa kertas bergambar tiga dimensi yang memiliki unsur


19

interaktif saat dibuka. Sehingga seperti ada benda yang muncul dari

buku tersebut (Hanifah, 2014).

Pop Up Book ialah buku yang mempunyai unsur tiga

dimensi ataupun bisabergerak saat halamannya ditampilkan. Pop

Up Book ialah buku yang menciptakan ilusi gerakan dan interaksi

menggunakan kertas sebagai bahan gulungan, bentuk, lilitan, roda,

dan lipatan.

Dzuanda (2011) menjelaskan bahwa Pop Up Book ialah

buku dengan bagian bergerak (3 dimensi) yang menampilkan

visualisasi cerita yang menarik, diawali dengan gambar yang bisa

bergerak ketika dibuka.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa Pop Up Book ialah salah satu alat pembelajaran tiga

dimensi, yang terbuat dari kertas yang berisi gambar bergerak dan

tulisan.

b. Fungsi Media Pop Up Book

Menurut Bluemel dan Taylor (2012), fungsi-fungsi yang

dimiliki media pop up book :

1) Menumbuhkan rasa cinta anak pada buku dan kegiatan membaca

2) Untuk anak usia dini bisa menjadi jembatan hubungan antara

situasi sebenarnya dengan menggunakan symbol sebagai

medianya

3) Dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan juga jreatif


20

4) Anak yang tidak mampu membaca bisa ditolong dengan

menggunakan media ini sebagai perantara gambar yang menarik

serta menimbulkan keinginan anak untuk membaca mandiri

dengan kemampuannya dalam melaksanakan kegiatan tersebut

dengan terampil.

5) Meningkatkan daya imajinasi pada anak

6) Mempermudah penyampaian isi pembelajaran kepada anak

7) Menarik minat anak dalam belajar.

c. Bentuk Media Pop-Up Book

Gambar 2.1 Media Pop Up Book


21

Gambar 2.2 Salah satu contoh kata benda pada media pop up book

d. Kelebihan dan kekurangan Media Pop Up Book

Media dalam menunjang proses pembelajaran mempunyai

kelebihan serta kekurangannya. Kelebihan yang dimiliki media Pop

Up Book sebagai berikut:

1) Visualisai cerita ditampilkan dengan lebih menarik.

Penggunaan gambar akan membuatnya terlihat memiliki


22

dimnesi sehingga gambar dapat bergerak saat halaman-halaman

bukunya dibuka

2) Pada setiap halaman diberikan gambar yang berbeda-beda, ini

dapat memberikan kejutan pada anak dan mengundang rasa

penasaran anak mengenai gambar yang muncul halaman

selanjutnya.

3) Kesan yang akan disampiakan pada suatu cerita pada anak

menjadi lebih kuat, dan

4) Cerita akan mejadi terasa sangat nyata dengan tampilan

visualisasi yang berdimensi dan juga kejutan-kejutan yang ada

pada halaman berikutnya.

Kekurangan media Pop Up Book sebagai media pembelajaran ialah:

1) Karena menuntut ketelitian yang lebih, maka waktu

pengerjaannya cenderung lebih lama

2) Jika dibeli harganya relatif mahal.

e. Penggunaan Media Pop Up Book untuk Meningkatkan Kemampuan


Membaca Permulaan.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan

media pop up book yakni sebagai berikut.

1) Melalui media pop up book akan ditentukan tema pembelajaran

yang diberikan

2) Memberikan penjelasan mengenai materi pada media pop ub book

yang telah disesuaikan berdasarkan tema pelajaran


23

3) Dilakukannya kegiatan tanya jawab tentang kata-kata yang muncul

pada media pop up book

4) Dilakukannya pemberikan penjelasan huruf abjad yang ada pada

media pop up book

Berdasarkan penjelasan penggunaan media pop up book tersebut,

maka peneliti memodifikasi cara penggunaan media pop up book

yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik anak

disleksia kelas rendah disekolah regular (Nurlaela, 2019).

C. Anak Disleksia

1. Hakikat Anak Disleksia

Disleksia diartikan sebagai kekurangan yang dimiliki anak dalam

kemampuannya untuk menghubungkan antar kata atau simbol dalam

bentuk tulisan. Disleksia disebut sebagai sebuah gejala kesulitan dalam

memahami komponen atau bagian dari kata dan kalimat (Wati & Damri,

2019).

Adapun menurut Jamaris (2014) disleksia adalah suatu keadaan

di mana adanya ketidakpuasan dalam kemampuan membaca seseorang.

Seseorang yang mengalami masalah disleksia mempunyai IQ normal

hingga di atas rata-rata, namun kemampuan dalam membacanya di

bawah IQ-nya. Mulyadi (2010) memaparkan secara luas disleksia

merupakan suatu kesulitan dalam membaca, mengeja, dan juga menulis.

Selain itu juga mengalami kesulitan dalam mengenali serta mengartikan

struktur kata yang memberikan pengaruh pada proses belajar.


24

Disleksia adalah seseorang yang mengalami gangguan pada

aspek akademik membaca disebabkan oleh disfungsi neorologis yang

tidak berfungsi dengan baik (Atmaja, 2018).

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diiambil kesimpulan

bahwa penyebab diseleksia terletak pada gangguan dalam asoiasi daya

ingat atau memori. Namun, sebab membaca menjadi suatu keterampilan

dasar bagi kemampuan barbahasa, maka bisa dipahami bahwa disleksia

adalah kesulitan membaca maupun menulis. Penyebab seseorang sulit

membaca berdampak pada kesulitan menulis.

2. Karakteristik Anak Disleksia

Anak yang disleksia memiliki keterbatasan dalam membaca

baik dalam pelafalan, pengenalan bentuk, dan sebagainya. Anak

disleksia memiliki karakteristik terkhusus meliputi:

a. Huruf-huruf yang dibaca secara terbalik, seperti: d dibaca b

seperti duku dibaca kudu, atau p dibaca q seperti pari dibaca

qari.

b. Huruf ditulis secara terbalik.

c. Kesulitan mereproduksi informasi yang disampaikan dengan

lisan.

d. Kualitas tulisannya yang tidak bagus, tulisan kurang jelas

e. Keterampilan menggambar buruk / tidak baik

f. Perintah verbal sulit dipahami/diimplementasikan.

g. Sulit menentukan arah kiri dan kanan.


25

h. Sulit memahami dan mengingat cerita yang baru saja dibaca.

i. Adanya kesulitan menyampaikan isi pikiran dalam bentuk

tulisan.

j. Disleksia penyebabnya karena disfungsi otak, bukan karena

mata atau telinga yang kurang baik.

k. Kesulitan mengenali bentuk huruf serta membunyikan huruf

tersebut.

l. Huruf yang digabungkan menjadi kata sulit untuk diuucapkan.

m. Adanya kelambatan dalam membaca. Penyebabnya karena sulit

mengenal huruf, menginta bunyi dari huruf, dan

menggabungkan bunyi dari huruf-huruf menjadi sebuah kata

bermakna (Jamaris, 2014).

Pendapat lain mengatakan beberapa karakteristik anak disleksia

adalah sebagai berikut (Widyorini, E.,& Tiel, 2017).

a. Pada kegiatan membaca lambat atau sering tidak akurat dan

membutuhkan usaha yang kerasa dalam membaca.

contohnya dalam membaca sebuah kata dengan suara keras

dan juga ragu-ragu, serta lebih sering menebak-nebak kata

dan adanya kesulitan mengucapkan kata

b. Adanya kesulitan mengartikan teks yang dibaca, seperti

membaca teks terlihat lancer secara umum namun tidak

mampu mengetahui dan memaknai arti dan kesimpulan teks

itu.
26

c. Kesulitan mengeja, seperti saat membaca sering

meniadakan, menambahkan bahkan mengganti konsonan

dan vokal.

Menurut Marlina (2019) mengatakan ada beberapa

karakteristik anak disleksia meliputi sebagai berikut:

a. Tertinggalnya perkembangan dalam kemampuan membaca.

b. Rendahnya kemampuan dalam menangkan isi bacaan.

c. Sering melakukan banyak kesalahan saat membaca.

3. Penyebab Anak Disleksia

Disleksia atau kesulitan belajar membaca disebabkan oleh berbagai hal,

menurut Shanty (2014) menjelaskan beberapa factor penyebab seorang anak

mengalami kesulitan dalam belajar membaca, sebagai berikut:

a. Faktor keturunan

Di dalam keluarga yang salah satu anggotanya kidal, adanya kecenderungan

disleksia. Namun, orang tua yang yang terkena dislkesia tidak membuat

anaknya keturunannya otomatis disleksia.

b. Masalah pendengaran

Jika pada 5 tahun pertama tumbuh kembang atau kehidupan anak

mengalami sinfkesi tenggorokan atau flu maka kondisi tersebut bisa

membuat mempengarhui kondisi pendengaran dan perkembangannya dari

masa ke masa. Apabila kesulitan pendengaran ini dialami anak sejak dini

dan tidak terdeteksi hal ini akan membuat otak yang tengah berkembang
27

akan mengalami kesulitan menghubungkan suara atau bunyi yang didengar

dengan kata atau huruf yang dilihat.

c. Faktor neurologis

Gangguan neurologis merupakan cara otak mengolah informasi yang tengah

dibaca anak dan diproses secara tidak tepat, terkhususnya pada otak kiri

bagian depan yang memiliki hubungan dengan kemampuan menulis dan

membaca.

d. Faktor kombinasi

Faktor kombinasi yang menyebabkan disleksia yaitu masalah pada

pendengaran yang dialami sejal lahir dan juga disebabkan factor keturunan.

Faktor ini menimbulkan kondisi disleksia anak semakin parah dan perlunya

penaganagn yang konsisten dan menyeluruh.

D. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti, terdapat

beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini, yakni :

1. Penelitian Idhartono (2020) denganjudul Keefektifan Media Pop Up

Book terhadap Kemampuan Membaca dan Menulis Anak Tunagrahita

Ringan di SLB. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis

terletak pada variabel terikat dan subjek penelitian.

2. Penelitian Auliyah (2015) dengan judul Penggunaan Media Pop Up

Book Terhadap Minat Baca Pada Anak Tunarungu. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian penulis terletak pada subjek penelitiannya dan

variable terikatnya.
28

3. Penelitian yang dilakukan oleh Julie, Phyllis, Ksenia, Audrey (2015)

dalam jurnalnya yang berjudul “Upper Elementary Student Creatively

Learn Scientific Faeatured Animal Skull by Making Moveable Books”.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis terletak pada varibael

terikat dan juga subejk penelitiannya.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Adelila dan Azzah Ulya (2017)

dalam jurnalnya “The Development of Pop Up Book on the Rule of

Buffer in the Living Body”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

penulis terletak pada materi pada media pembelajarannya.

E. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dibutuhkan dalam penelitian agar peneliti dapat

melakukan kegiatan penelitian dengan teratur dan terstruktur (Arikunto,

2013). Berdasarkan penelitian yang akan dilaksanakan pada subjek di kelas

IV yang mengalami disleksia dengan baseline (kondisi awal), subjek belum

menguasai kemampuan membaca permulaan. Dari permasalahan itu, maka

peneliti akan memberikan intervensi kepada subjek dalam mengatasi

kesulitannya dengan menggunakan media Pop Up Book. Berikut penjelasan

dalam bentuk bagan:


29

Subjek Anak Diseleksia

Kemampuan awal (Baseline A1)


Kondisi kemampuan anak rendah meliputi kendala dalam
membaca kata yang terdapat huruf kluter “ng”

Intervensi (B)
Melalui Kondisi yang diharapkan
Anak mampu membaca kata yang terdapat huruf konsonan rangkap
“ng” melalui pemberian intervensi (B)dengan media pop up book

Kemampuan akhir (Baseline A2)


Anak membaca permulaan dalam kata yang terdapat huruf
kluter “ng” meningkat

Hasil

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Konseptual


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan

Membaca Permulaan Anak Melalui Media Pop Up Book pada Disleksia

Kelas IV di SD Negeri 22 Koto Lalang”. Jenis penelitian yang digunakan

oleh peneliti ialah eksperimen dengan bentuk single subject research (SSR).

Single subject research merupakan sebuah strategi penelitian yang

dikembangkan untuk mendokumentasikan perubahan perilaku subjek secara

individual. SSR merupakan penelitian eksperimen yang berdesain subjek

tunggal yang berfokus pada tingkat individu dan tidak memerlukan populasi

yang memenuhi kondisi tertentu seperti keberadaan distribusi sampel yang

normal serta diukur secara berulang terhadap satu atau lebih variabel

independen (terikat/perilaku target) (Marlina, 2021). Tujuannya untuk

pengaruh media pop-up book agar meningkatkan kemampuan membaca

permulaan untuk anak disleksia tersebut.

Terdapat beberapa jenis variasi reversal design pada penelitian SSR,

yang salah satunya ialah penggunaan desain A-B-A. Desain ini respon yang

ditargetkan secara spesifik digambarkan diukur secara berulang-ulang

selama masing-masing tiga fase pertama fase baseline, kedua fase dimana

intervensi diterapkan dan yang ketiga fase kondisi dimana intervensi

ditarik/kembali ke kondisi awal (Marlina, 2021).

30
31

Desain Single Subject Research (SSR) adalah desain A-B-A. A1 ialah

kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan atau disebut fase baseline. B

yaitu merupakan kemampuan selama diberi perlakuan atau intervensi

disebut fase treatmen. A2 adalah fase baseline kedua atau dijelaskan tentang

fase mengamati kemampuan subjek dengan tidak diberikannya perlakuan

atau intervennsi. Kondisi baseline adalah jika melakukan pengukuran saat

subjek belum diberi perlakuan. Jika adanya perubahan saat berada di konsisi

baseline, bisa dikatakan perubahan yang dialami subjek merupakan

pengaruh dari perlakuan yang diberikan peneliti (Sunanto, Takeuchi, &

Nakata, 2005). Pada desain A-B-A terbagi pada 3 prosedur, yang diperjelas

pada grafik berikut.

Gambar 3.1 Grafik Desain Penelitian A-B-A

Hal pertama yang dilaksankaan pada penelitian yaitu melaksanakan

pengamatan pada subjek yang diberikan intervensi. Kemudian, kegiatan

observasi yang bertujuan mengetahui permasalahan yang terjadi pada

subjek. Kegiatan ini dilakukan secara berulang dan terus-menerus hingga

didapati hasil yang stabil serta konsisten di kondisi baseline A1. Kondisi
32

baseline 1, anak tersebut merupakan anak yang mengalami kesulitan belajar

dengan kondisi belum bisa membaca kata yang terdapat huruf klaster ‘ng’.

Selanjutnya, peneliti memberikan perlakuan eskperimen dengan media pop

up book kepada subjek untuk mendapatkan data fase B atau disebut kondisi

intervensi, yang selanjutnya dilakukannya kegiatan evaluasi dari perlakuan

yang sudah dilakukan. Terakhir, dilaksanakan pengukuran pada subjek

dengan cara tidak memberikan intervensi atau A2. Semua kegiatan dan

pengamatan yang peneliti lakukan dalam kemampuan membaca permulaan

anak akan diperoleh menjadi sebuah data.

B. Subjek Penelitian

Penelitian yang dipergunakan adalah penelitian subjek tunggal yakni

seorang anak berinisial FAD, mengalami kesulitan belajar membaca

(Disleksia) kelas IV di SD Negeri 22 Koto Lalang. Kondisi anak mengalami

kesulitan membaca kata yang terdapat huruf konsonan rangkap “ng”.

Sedangkan untuk mengulangi kata yang disebutkan oleh peneliti dan

mengetahui makna kata yang diucapkan peneliti anak faham dan

mengucapkan dengan benar.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat disebut target behaviour. Di penelitian ini variabel

terikatnnya adalah kemampuan membaca permulaan pada kata yang

terdapat huruf konsonan rangkap “ng” khususnya pada kata benda.

2. Variabel bebas disebut perlakuan atau intervensi. Variabel bebas yang

digunakan pada penelitian ini ialah media pop up book.


33

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel memiliki tujuan agar pembatasan

variabel yang akan diteliti sedemikian rupa sehingga tidak muncul

kesalahan makna pada judul penelitian. Ada dua variabel yang digunakan

dalam penelitian ini, yakni:

1. Kemampuan membaca permulaan sebagai variabel terikat

Kemampuan mengenal huruf, melafalkan huruf, membaca

suku kata, membaca kata dan membaca kata benda sederhana di

lingkungan sekitar merupakan kemampuan dasar membaca permulaan.

Adapun kemampuan membaca dan poin yang menjadi sasaran dalam

penelitian ini ialah kemampuan anak dalam membacakan kata yang

didialamnya terdapat huruf konsonan rangkap “ng”. yang dalam

penelitian ini akan diberikan batasan terhadap 9 (sembilan) kata benda

dilingkungan sekitar.

2. Media Pop Up Book sebagai variabel bebas

Media pop up book ialahsebuah media pembelajaran yang bahan

dasarnya adalah kertas karton berisikan gambar dan kata yang

menggunakan gambar yang menarik dan timbul seperti tertutup dan

terbuka sehingga gambar yang ada pada kertas menjadi tiga dimensi

(3D). Media pop up book yang peneliti gunakan ini terbuat dari kertas

karton dan kertas warna/karton manila yang berukuran A4 dengan

didesain dan di dekor semenarik mungkin untuk anak. Media ini

berisikan 9 kata benda yang mengandung huruf konsonan rangkap


34

“ng”, dimana huruf konsonan rangkap ini terdapat pada awal, tengah

dan diakhir kata yang sudah peneliti sediakan.

E. Instrumen

Penelitian ini menggunakan instrument tes, yakni tes perilaku dengan

menggunakan ceklis. Tes perilaku adalah perlaku membaca yang tidak bisa

menjadi bisa Instrumen dibuat berdasarkan kemampuan yang akan

diajarkan saat pemberian intervensi, yaitu membaca kata yang terdapat

huruf konsonan rangkap “ng” dengan menggunakan media pop up book.

F. Setting Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 22 Koto Lalang. Intervensi

membaca permulaan akan dilaksanakan di ruang kelas dengan tatap

muka langsung dan selalu memperhatikan protokol kesehatan.

2. Waktu

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada siang hari setelah jam sekolah

pukul 13.30 sampai 13.45 WIB. Penelitian dilakukan dalam 16 kali

pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 15 menit. Penelitian

ini akan dilaksanakan mulai pada bulan Oktober sampai selesai.


35

G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik

a. Observasi

Teknik observasi yang dilakukan peneliti secara langsung

digunakan untuk melihat kemampuan anak dalam meningkatkan

kemampuan membaca permulaan melalui penggunaan media pop up

book pada anak disleksia pada kata yang mengandung huruf

konsonan rangkap “ng”.

b. Tes

Tes adalah ujian diberikan untuk mengetahui kemampuan

yang dimiliki seseorang. Teknik tes yaitu teknik pengukuran

kemampuan dengan mengadakan uji coba. Peneliti melakukan

pengumpulan data melalui instruksi yang diberikan kepada subjek

dari beberapa butir yang telah dirancang dalam sebuah instrumen

yang berfokus pada membaca kata yang terdapat huruf konsonan

rangkap ‘ng’. Siswa kemudian melaksanakan kegiatan membaca

permulaan dengan media pop up book.

c. Dokumentasi

Teknik dan alat pengumpul data berupa dokumentasi

digunakan sebagai bukti pendukung penelitian yang dilakukan.

Dokumentasi yang dimaksud berupa foto pelaksanaan tes, foto hasil

tes, serta foto selama kegiatan penelitian di SD Negeri 22 Koto

Lalang Padang.
36

2. Alat Pengumpulan data

Proses pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

instrumen penelitian kemampuan anak dalam membaca permulaan

pada kata yang terdapat huruf konsonan rangkap ‘ng’. Data yang

didapat akan dikumpulkan sesuai keadaan dalam kegaitan penelitian.

H. Tahap Intervensi

Media pop up book dapat dipakai sebagai media untuk membantu anak

dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Berikut prosedur

intervensi menggunakan media pop up book, yaitu:

a. Sebelum belajar, peneliti mengajak anak berdoa

b. Peneliti menanyakan kabar anak

c. Diperkenalkannya media pop up book kepada anak

d. Peneliti mengajak anak mengamati kata yang ada dalam media pop

up book.

e. Peneliti meminta anak untuk membaca kata yang sudah disediakan

pada media (yang terdiri dari 9 kata benda dilingkungan sekitar yang

terdapat huruf konsonan rangkap “ng”.

f. Anak membaca kata yang ada pada media dalam pengucapan kata

yang dimaksud.

g. Peneliti memperbaiki pengucapan kata yang salah pada anak dengan

memperkenalkan bunyi “ng” pada anak, dan cara baca ketika diiringi

dengan huruf setelah atau sebelumnya.


37

h. Anak diminta untuk memperbaiki pengucapan kata yang sudah

diajarkan peneliti melalui media pop up book.

i. Setelah anak mampu membaca kata akan dilanjutkan dengan cara

yang sama pada kata berikutnya hingga tahapan ini diakhiri dengan

evaluasi terhadap pengucapan kata yang sudah dilakukan

sebelumnya.

j. Peneliti meminta anak membaca sendiri kata yang terdapat huruf

konsonan rangkap “ng” yang telah disediakan dalam media media

pop up book.

k. Anak membaca sendiri kembali kata tampa diberikan contoh.

l. Peneliti menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan

m. Menutup pelajaran dengan berdoa.

I. Teknik Analisis Data

Dalam pelaksanaann analisis data ini akan menggunakan visual

grafis dimana data-data yang telah didapatkan akan diolah atau akan

dianalisis yang berlandaskan dengan kondisi (A-B-A) dan telah dirubah

dalam bentuk grafik. Prosedur pelaksanaan teknik analisis data sebagai

berikut :

1. Analisis data dalam kondisi

Analisis yang terjadi dalam situasi tertentu, misalnya pada kondisi

baselain atau intervensi, dalam analisi data memiliki bagiannya seperti

a. Penentuan lama kondisi


38

b. Penentuan estimasi kecenderungan arah


c. Penentuan kecendrungan stabilitas
d. Penentuan jejak data
e. Penentian tingkat stabilitas
f. Penentuan tingkat perubahan
2. Analisis antar kondisi

Pada bagian analisis data antar kondisi ini, data yang stabil harus

lebih cepat dari kondisi yang dianalisis, sebaliknya apabila data tidak

stabil maka dapat mengakibatkan kesulitan saat melakukan interpretasi

data. Berpengaruh atau tidaknya intervensi pada variabel terikat dalam

aspek perubahan level dan sedikit banyaknya overlap antara kondisi

yang dianalis. Overlap merupakan gambaran keadaan dalam bentuk

pola data pada lintas fase. Apabila overlap ini terjadi maka ada kesatuan

dari data fase baselain dan intervensi, yang artinya tidak mengalami

perubahan, jika semakin kecil overlap artinya perubahan yang

diakibatkan oleh intervensi sangat baik.


39

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN


A. Deskripsi Data

Analisis yang digunakan pada penelitian ini ialah analisis visual grafik,

untuk melihat kemampuan anak kesulitan belajar membaca permulaan pada

anak kelas IV khususnya pada huruf konsonan rangkap atau gabungan dua

huruf konsonan yang memiliki satu bunyi dengan upaya peningkatannya

diberikan melalui intervensi menggunakan media pop up book. Sebagaimana

yang sudah dipaparkan di BAB III pelaksanaan metode yang digunakan ialah

penelitian kuantitatif dengan pendekatan single subject research (SSR) dengan

desain A-B-A. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap

perilaku target (target behaviour) yaitu dalam kemampuan membaca

permulaan pada anak kesulitan belajar membaca pada kondisi awal (baseline)

sebelum diberikan intervensi dan sesudah diberi perlakuan (intervention),

kemudian kedua data itu dianalisis dengan membandingkan data dari kondisi

A dan B, kemudian menganalisis antar kondisi A1 dengan A2 yang mana

sebagai data kontrol untuk melihat pergerakan atau peningkatan setelah

pemberian intervensi atau perlakuan dalam mengambil kesimpulan adanya

hubungan fungsional antara variabel independen dan variabel dependen.

1. Kondisi Baseline A1 (Kondisi Awal)

Pengamatan atas hasil tes yang dilakukan dimulai pada tanggal 31

Oktober s/d 07 November 2022. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui

tes perbuatan, yakni kemampuan anak dalam membaca kata yang terdapat

huruf konsonan rangkap yang terdiri dari 9 kata benda dilingkungan sekitar
40

yang terdiri ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi, burung, capung,

dan musang. Pengambilan data dilaksanakan pada setiap kali pertemuannya

masing-masing 15 menit pada setiap pertemuannya. Penelitian dilakukan

dengan cara peneliti meminta anak membacakan kata yang terdapat huruf

konsonan rangkap “ng” yang sudah disediakan pada sebuah kertas, kemudian

peneliti akan mendengarkan kata yang diucapkan oleh anak dalam membaca

kata yang sudah diinstruksikan. Setelah hal tersebut peneliti akan melakukan

pengecekan terhadap kata-lainnya sebanyak 9 kata yang sudah disediakan

sebanyak empat (4) kali pertemuan pada baseline awal (A1) ini. Untuk

pengamatan pada kondisi awal dilakukan dengan alat pengumpulan data

yakni format pengumpulan data dengan persentase. Adapun data yang

peneliti peroleh dalam kondisi baseline (A1) ini ialah:

a. Pertemuan Pertama

Pengamatan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 31

Oktober 2022. Dari 9 kata benda yang sudah disediakan untuk

melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap “ng” yang

terdiri dari kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi, burung,

capung, dan musang anak mampu membaca 2 kata benda dengan benar

tanpa melakukan penggantian, pengurangan serta penambahan huruf

pada kata tersebut pada kata capung dan burung. Penilaian skor nilai

yang peneliti berikan untuk menuliskan 1 kata dengan benar ialah 1

poin sehingga pada pertemuan pertama ini perolehan kata yang dapat
41

dituliskan anak dengan benar sehingga dalam persentasenya diperoleh

hasil 22,22%.

b. Pertemuan Kedua

Pengamatan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 02

November 2022. Dari 9 kata benda yang sudah disediakan untuk

melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap “ng” yang

terdiri dari kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi, burung,

capung, dan musang anak mampu membaca 3 kata benda dengan benar

tanpa melakukan penggantian, pengurangan serta penambahan huruf

pada kata tersebut pada kata capung, musang dan burung. Penilaian

skor nilai yang peneliti berikan untuk menuliskan 1 kata dengan benar

ialah 1 poin sehingga pada pertemuan pertama ini perolehan kata yang

dapat dituliskan anak dengan benar sehingga dalam persentasenya

diperoleh hasil 33,33%.

c. Pertemuan ketiga

Pengamatan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 04

November 2022. Dari 9 kata benda yang sudah disediakan untuk

melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap “ng” yang

terdiri dari kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi, burung,

capung, dan musang anak mampu membaca 3 kata benda dengan benar

tanpa melakukan penggantian, pengurangan serta penambahan huruf

pada kata tersebut pada kata capung, musang dan burung. Penilaian

skor nilai yang peneliti berikan untuk menuliskan 1 kata dengan benar
42

ialah 1 poin sehingga pada pertemuan pertama ini perolehan kata yang

dapat dituliskan anak dengan benar sehingga dalam persentasenya

diperoleh hasil 33,33%.

d. Pertemuan Keempat

Pengamatan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 07

November 2022. Dari 9 kata benda yang sudah disediakan untuk

melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap “ng” yang

terdiri dari kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi, burung,

capung, dan musang anak mampu membaca 3 kata benda dengan benar

tanpa melakukan penggantian, pengurangan serta penambahan huruf

pada kata tersebut pada kata capung, musang dan burung. Penilaian

skor nilai yang peneliti berikan untuk menuliskan 1 kata dengan benar

ialah 1 poin sehingga pada pertemuan pertama ini perolehan kata yang

dapat dituliskan anak dengan benar sehingga dalam persentasenya

diperoleh hasil 33,33%.

Tabel kemampuan siswa pada kondisi baseline (A1) pada tabel

berikut:

Tes ke- Hari/Tanggal Keterangan


Jumlah soal Skor Nilai Persentase
1 Senin/ 31 Oktober 2022 9 2 22,22%

2 Rabu/ 02 November 2022 9 3 33,33%

3 Jum’at/ 04 November 2022 9 3 33,33%

4 Senin / 07 November 2022 9 3 33,33%


43

Keterangan:

(1 soal: skor 1 x 100%)

Gambar 4.1 Tabel Kemampuan membaca kata “ng” pada Kondisi

Baseline A1

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dalam 4 (empat) kali

pengamatan, kemampuan anak dalam membaca kata terdapat 2 kata yang

dapat dibacakan sesuai dengan kata yang di diinstruksikan pada pertemuan

pertama, 3 kata dengan benar pada pertemuan pengamatan ketiga dan

keempat. Peneliti menghentikan penilaian pada pertemuan ke 4 (empat)

karena kemampuan anak dalam membaca permulaan dalam membaca kata

yang terdapat huruf konsonan rangkap “ng” tidak mengalami perubahan

sehingga pengujian dihentikan sesudah data yang didapatkan stabil maka

peneliti menghentikan pengamatan dan dilanjutkan pada pemberian

perlakuan dengan menggunakan media pop up book pada anak.

Gambar 1 dan 2 peneliti melakukan kegiatan melihat kemampuan

awal anak yaitu pada kegiatan baseline A1, seperti gambar di bawah:

Gambar 4.2 Kegiatan kondisi baseline (A1)


44

Gambar 4.3 Kegiatan kondisi baseline (A1)


2. Kondisi Perlakuan/Intevensi (B)

Kondisi intervensi merupakan kondisi pemberian menggunakan media

pop up book dalam membantu anak dalam membaca kata yang terdapat huruf

konsonan rangkap “ng” dengan benar. Pada kondisi pemberian perlakuan

(intervention) peneliti menyiapkan media untuk menunjang proses pembelajaran

agar berjalan dengan baik. Pemberian intervensi dilakukan menggunakan

prosedur yakni:

a. Mengkondisikan anak

b. Mengajak siswa berdoa dan melakukan apersepsi

c. Peneliti meminta anak membaca kata yang sudah disediakan pada media

(yang terdiri dari 9 kata benda dilungkungan sekitar yang terdapat huruf

konsonan rangkap “ng”)

d. Anak membaca dan mengamati kata yang ada pada media dalam

pengucapan kata yang dimaksudkan

e. Peneliti memperbaiki pengucapan kata yang salah pada anak dengan

memperkenalkan bunyi “ng” pada anak, dan car abaca ketika diringi dengan

huruf setelah atau sebelumnya


45

f. Anak diminta untuk memperbaiki pengucapan kata yang sudah diajarkan

oleh peneliti melalui media pop up book

g. Setelah anak mampu membaca kata akan dilanjutkan dengan cara yang

sama pada kata berikutnya hingga tahapan ini diakhiri dengan evaluasi

terhadap pengucapan kata yang sudah lakukan sebelumnya

h. Peneliti meminta anak membaca sendiri huruf konsonan rangkap yang

sudah disediakan dalam media pop up book

i. Anak membaca sendiri kembali kata tanpa diberikan contoh

j. Melakukan penyimpulan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh

peneliti.

k. Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa.

Pengamatan pada kondisi intervensi (B) dilakukan sebanyak delapan

kali, yakni pada tanggal 09 s/d 25 November 2022. Pada tahapan intervensi (B)

atau pemberian perlakuan ini penggunaan media pop up book adapaun

penelitiannya dilakukan sebanyak delapan kali pertemuan. Dari pemberian

intervensi ini peneliti kemudian menghitung jumlah kata yang dapat dibacakan

oleh anak secara benar pada huruf konsonan rangkap dari kata yang sudah

disediakan, kemampuan anak mengalami progres yang baik dan meningkat.

Adapun untuk lebih jelasnya peneliti menggambarkan hasil penelitian tersebut

yakni:

1) Pertemuan lima

Pengamatan pertama dilaksanakan pada hari Rabu 09 November

2022. Peneliti memberikan intervensi dengan menggunakan media pop


46

up book. Pada pertemuan ini, Peneliti mengkondisikan anak untuk

menerima pembelajaran untuk membacakan kata pada media yang sudah

disediakan. Dalam pelaksanaannya Peneliti memperkenalkan media

yang akan digunakan dalam belajar pada anak dan memberikan

pengarahan tentang cara penggunaan media kepada anak. Adapun

selanjutnya Peneliti mengajak anak mengikuti perintah soal/instruksi

yang telah Peneliti sediakan pada media dan dilaksanakan oleh anak.

Terakhir penutupan proses pembelajaran. Dari hasil kegiatan awal ini

dari 9 kata yang telah disediakan, anak mampu menmbacakan dengan

benar sebanyak 3 kata, tanpa melakukan penambahan, pengurangan dan

penggantian huruf pada kata siswa mampu menuliskan kata dengan benar

sehingga diperoleh persentase hasil 33,33%.

2) Pertemuan Ke-enam

Pengamatan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 11

November 2022. Pada pertemuan ini dari 9 kata benda yang sudah

disediakan untuk melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap

“ng” yang terdiri dari kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi,

burung, capung, dan musang anak mampu membaca 4 kata benda dengan

benar tanpa melakukan penggantian, pengurangan serta penambahan

huruf pada kata tersebut pada kata capung, musang, burung dan pelangi.

Penilaian skor nilai yang peneliti berikan untuk menuliskan 1 kata

dengan benar ialah 1 poin sehingga pada pertemuan pertama ini


47

perolehan kata yang dapat dituliskan anak dengan benar sehingga dalam

persentasenya diperoleh hasil 44,44%.

3) Pertemuan Ketujuh

Pengamatan ketiga dilakukan pada hari Selasa tanggal 15 November

2022. Pada pertemuan ini dari 9 kata benda yang sudah disediakan untuk

melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap “ng” yang terdiri

dari kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi, burung, capung,

dan musang anak mampu membaca 4 kata benda dengan benar tanpa

melakukan penggantian, pengurangan serta penambahan huruf pada kata

tersebut pada kata capung, musang, burung dan pelangi. Penilaian skor

nilai yang peneliti berikan untuk menuliskan 1 kata dengan benar ialah 1

poin sehingga pada pertemuan pertama ini perolehan kata yang dapat

dituliskan anak dengan benar sehingga dalam persentasenya diperoleh

hasil 44,44%.

4) Pertemuan Kedelapan

Pengamatan keempat dilakukan pada hari Kamis tanggal 17

November 2022. Pada pertemuan ini dari 9 kata benda yang sudah

disediakan untuk melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap

“ng” yang terdiri dari kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi,

burung, capung, dan musang anak mampu membaca 5 kata benda dengan

benar tanpa melakukan penggantian, pengurangan serta penambahan huruf

pada kata tersebut pada kata capung, musang, burung, pelangi dan bunga.

Penilaian skor nilai yang peneliti berikan untuk menuliskan 1 kata dengan
48

benar ialah 1 poin sehingga pada pertemuan pertama ini perolehan kata

yang dapat dituliskan anak dengan benar sehingga dalam persentasenya

diperoleh hasil 55,55%.

5) Pertemuan Kesembilan

Pengamatan kelima dilakukan pada hari Sabtu tanggal 19 November

2022. Pada pertemuan ini dari 9 kata benda yang sudah disediakan untuk

melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap “ng” yang terdiri

dari kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi, burung, capung,

dan musang anak mampu membaca 5 kata benda dengan benar tanpa

melakukan penggantian, pengurangan serta penambahan huruf pada kata

tersebut pada kata capung, musang, burung, pelangi dan bunga. Penilaian

skor nilai yang peneliti berikan untuk menuliskan 1 kata dengan benar

ialah 1 poin sehingga pada pertemuan pertama ini perolehan kata yang

dapat dituliskan anak dengan benar sehingga dalam persentasenya

diperoleh hasil 55,55%.

6) Pertemuan Ke-10

Pengamatan keenam dilakukan pada hari Senin tanggal 21

November 2022. Pada pertemuan ini dari 9 kata benda yang sudah

disediakan untuk melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap

“ng” yang terdiri dari kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi,

burung, capung, dan musang anak mampu membaca 7 kata benda dengan

benar tanpa melakukan penggantian, pengurangan serta penambahan huruf

pada kata tersebut pada kata capung, musang, burung, pelangi, bunga,
49

ngalau dan singa. Penilaian skor nilai yang peneliti berikan untuk

menuliskan 1 kata dengan benar ialah 1 poin sehingga pada pertemuan

pertama ini perolehan kata yang dapat dituliskan anak dengan benar

sehingga dalam persentasenya diperoleh hasil 77,77%.

7) Pertemuan Ke-11

Pengamatan ketujuh dilakukan pada hari Rabu tanggal 23 November

2022. Pada pertemuan ini dari 9 kata benda yang sudah disediakan untuk

melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap “ng” yang terdiri

dari kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi, burung, capung,

dan musang anak mampu membaca 7 kata benda dengan benar tanpa

melakukan penggantian, pengurangan serta penambahan huruf pada kata

tersebut pada kata capung, musang, burung, pelangi, bunga, ngalau dan

singa. Penilaian skor nilai yang peneliti berikan untuk menuliskan 1 kata

dengan benar ialah 1 poin sehingga pada pertemuan pertama ini

perolehan kata yang dapat dituliskan anak dengan benar sehingga dalam

persentasenya diperoleh hasil 77,77%.

8) Pertemuan Ke-12

Pengamatan kedelapan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25

November 2022. Pada pertemuan ini dari 9 kata benda yang sudah

disediakan untuk melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap

“ng” yang terdiri dari kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi,

burung, capung, dan musang anak mampu membaca 7 kata benda dengan

benar tanpa melakukan penggantian, pengurangan serta penambahan


50

huruf pada kata tersebut pada kata capung, musang, burung, pelangi,

bunga, ngalau dan singa. Penilaian skor nilai yang peneliti berikan untuk

menuliskan 1 kata dengan benar ialah 1 poin sehingga pada pertemuan

pertama ini perolehan kata yang dapat dituliskan anak dengan benar

sehingga dalam persentasenya diperoleh hasil 77,77%.

Tabel kemampuan anak pada kondisi intervensi (B) pada tabel

berikut:

Intervensi ke- Hari/Tanggal Keterangan

Jumlah soal Skor Nilai Persentase

5 Rabu/ 09 November 2022 9 3 33,33%

6 Jum’at/11 November 2022 9 4 44,44%

7 Selasa/ 15 November 2022 9 4 44,44%

8 Kamis/ 17 November 2022 9 5 55,55%

9 Sabtu/ 19 November 2022 9 5 55,55%

10 Senin/ 21 November 2022 9 7 77,77%

11 Rabu/23 November 2022 9 7 77,77%

12 Jumat/ 25 November 2022 9 7 77,77%

Gambar 4.4 Tabel Kemampuan pada Kondisi Intervensi (B)

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan, setelah anak diberikan

intervensi pada pertemuan kelima hingga pertemuan ke-12 sudah

menunjukkan kestabilan dengan menggunakan media pop up book dalam

kemampuan anak membaca kata yang terdapat huruf konsonan rangkap

“ng” dan mengalami peningkatan. Peningkatan ini ditandai dengan adanya


51

perubahan kemampuan anak dalam membacakan kata pada kata benda yang

terdapat huruf konsonan rangkap “ng” benar sesuai dengan kata yang

diinstruksikan oleh peneliti. Dari perolehan data demikian peneliti

menghentikan pemberian perlakuan (intervensi) karena kemampuan anak

dalam membaca kata telah stabil dan melanjutkan pada tehap kondisi

baseline (A2).

Kegiatan melakukan pemberian Intervensi menggunakan media Pop

Up Book bisa terlihat dalam gambar 3 dan 4 dibawah ini:

Gambar 4.5 Tahap Intervensi (B)

Gambar 4.6 Tahap Intervensi (B)


52

3. Kondisi Baseline (A2)

Kondisi baseline (A2) yakni kondisi siswa sesudah dihentikan pemberian

perlakuan atau intervensi (B). Pengamatan pada kondisi baseline (A2)

dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yakni pada tanggal 28,30, 02, dan 04

Desember 2022. Adapun hasi data kemampuan siswa pada kondisi baseline (A2)

ialah sebagai berikut:

a. Pertemuan Ke-13

Pengamatan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 November

2022. Pada pertemuan ini dari 9 kata benda yang sudah disediakan untuk

melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap “ng” yang terdiri dari

kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi, burung, capung, dan

musang anak mampu membaca 7 kata benda dengan benar tanpa melakukan

penggantian, pengurangan serta penambahan huruf pada kata tersebut pada

kata capung, musang, burung, pelangi, bunga, ngalau dan singa. Penilaian

skor nilai yang peneliti berikan untuk menuliskan 1 kata dengan benar ialah

1 poin sehingga pada pertemuan pertama ini perolehan kata yang dapat

dituliskan anak dengan benar sehingga dalam persentasenya diperoleh hasil

77,77%.

b. Pertemuan ke-14

Pengamatan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 November

2022. Pada pertemuan ini dari 9 kata benda yang sudah disediakan untuk

melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap “ng” yang terdiri dari

kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi, burung, capung, dan
53

musang anak mampu membaca 7 kata benda dengan benar tanpa melakukan

penggantian, pengurangan serta penambahan huruf pada kata tersebut pada

kata capung, musang, burung, pelangi, bunga, ngalau dan singa. Penilaian

skor nilai yang peneliti berikan untuk menuliskan 1 kata dengan benar ialah

1 poin sehingga pada pertemuan pertama ini perolehan kata yang dapat

dituliskan anak dengan benar sehingga dalam persentasenya diperoleh hasil

77,77%.

c. Pertemuan Ke-15

Pengamatan ketiga dilakukan pada hari Jum’at tanggal 02 Desember

2022. Pada pertemuan ini dari 9 kata benda yang sudah disediakan untuk

melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap “ng” yang terdiri dari

kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi, burung, capung, dan

musang anak mampu membaca 7 kata benda dengan benar tanpa melakukan

penggantian, pengurangan serta penambahan huruf pada kata tersebut pada

kata capung, musang, burung, pelangi, bunga, ngalau dan singa. Penilaian

skor nilai yang peneliti berikan untuk menuliskan 1 kata dengan benar ialah

1 poin sehingga pada pertemuan pertama ini perolehan kata yang dapat

dituliskan anak dengan benar sehingga dalam persentasenya diperoleh hasil

77,77%.

d. Pertemuan Ke-16

Pengamatan keempat dilakukan pada hari Selasa tanggal 04

Desember 2022. Pada pertemuan ini dari 9 kata benda yang sudah

disediakan untuk melakukan kegiatan membaca huruf konsonan rangkap


54

“ng” yang terdiri dari kata ngengat, ngarai, ngalau, bunga, singa, pelangi,

burung, capung, dan musang anak mampu membaca 7 kata benda dengan

benar tanpa melakukan penggantian, pengurangan serta penambahan huruf

pada kata tersebut pada kata capung, musang, burung, pelangi, bunga,

ngalau dan singa. Penilaian skor nilai yang peneliti berikan untuk

menuliskan 1 kata dengan benar ialah 1 poin sehingga pada pertemuan

pertama ini perolehan kata yang dapat dituliskan anak dengan benar

sehingga dalam persentasenya diperoleh hasil 77,77%.

Adapun untuk lebih jelasnya gambaran kemampuan anak pada data yang

peneliti peroleh pada kondisi baseline (A2) ialah sebagai berikut:

Tes ke- Hari/Tanggal Keterangan


Jumlah Skor Nilai Persentase
soal
1 Senin/ 28 November 2022 9 7 77,77%

2 Rabu/ 30 November 2022 9 7 77,77%

3 Jum’at/ 02 Desember 2022 9 7 77,77%

4 Selasa / 04 Desember 2022 9 7 77,77%

Gambar 4.3 Tabel Kemampuan pada Kondisi Baseline (A2)


55

Berdasarkan data yang Peneliti peroleh dari ketiga kondisi diatas maka dapat

tabel diatas dapat di-visualisasikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

KONDISI KEMAMPUAN MEMBACA KATA YANG TERDAPAT HURUF


KONSONAN RANGKAP
90% ''NG''
77% 77% 77% 77% 77% 77% 77%
80%
Baseline (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)
70%
60% 55% 55%
Persentase

50% 44% 44%

40% 33% 33% 33% 33%


30% 22%
20%
10%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pertemuan Ke-

Gambar 4.8 Grafik Kemampuan Kondisi Baseline A1, Intervensi (B), dan

Kondisi Baseline A2

Dari grafik di atas nampak bahwa kemampuan siswa pada kondisi baseline

(A2) terjadinya peningkatan apabila dibanding dengan kondisi baseline (A1). Hal

ini tampak terlihat dari pertemuan awal pada kondisi baseline (A1) kemampuan

anak dalam membaca permulaan pada benda yang terdapat huruf konsonan rangkap

“ng” yang terdiri dari 9 kata anak mampu membaca kata dengan benar sebanyak 2

kata pada pertemuan pertama dengan persentase 22,22%, 3 kata pada pertemuan

kedua hingga pertemuan keempat dengan persentase 33,33. Adapun pada baseline

(A2) pada saat melakukan pengujian pada anak sesudah diberikan intervensi anak

melalui media pop up book dari 9 kata yang telah disediakan anak mampu

membacakan dengan benar tanpa adanya pengurangan, penambahan huruf ataupun


56

penggantian huruf pada kata pada pertemuan ke-13 hingga pertemuan ke-16 dengan

perolahan nilai pada pertemuan pertama hingga pertemuan ke empat anak dapat

membaca kata secara benar sebanyak 7 kata dengan persentase 77,77%. Maka

peneliti menghentikan penelitian di pertemuan ke-16 karena data yang didapatkan

telah menunjukkan kestabilan.

Pengamatan setelah diberikan Intervensi yaitu baseline (A2) seperti terlihat

dalam gambar berikut.

Gambar 4.9 Pengamatan kondisi baseline (A2)

Gambar 4.10 Pengamatan kondisi baseline (A2)

4. Deskripsi Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah statistik deskriptif

dikarenakan memakai desain kasus tunggal yang berfokus pada individu, adapun

data yang dianalisis pada penelitian ini adalah:


57

a. Analisis Dalam Kondisi

Analisis Dalam Kondisi Membaca Huruf konsonan rangkap “ng”

dapat terlihat pada gambar berikut.

Gambar 4.11 Grafik Analisis Dalam Kondisi Membaca Huruf


konsonan rangkap
“ng”
Keterangan :
= Mean level = trend batas
= Batas bawah = garis mide rate
= Batas atas = garis mide date

Berdasarkan grafik 4.5 terlihat bahwa penelitian pada kondisi baseline

(A1) diberhentikan di pertemuan keempat. Berdasarkan grafik tersebut bisa

dilihat bahwa kemampuan anak dalam membaca permulaan pada kata benda

yang terdapat huruf konsonan rangkap “ng” pada pertemuan pertama mendapat

persentase 22,22%, meningkat pada pertemuan kedua hingga keempat menjadi

33,33%. Mean level dalam kondisi baseline (A1) yakni 2,75%. Dengan

demikian peneliti melanjutkan pemberian intervensi melalui pembelajaran

menggunakan media pop up book.


58

Panjang kondisi pada fase intervensi ialah 8 dengan mean level 5,25%.

Dikarenakan kondisi anak setelah pemberian intervensi telah stabil, dilanjutkan

pada kondisi baseline (A2) dengan panjang kondisi 4 dengan mean level 7,00%.

Jadi dapat terlihat pada kemampuan membaca permulaan pada kata benda yang

terdapat huruf konsonan rangkap “ng” setiap tahap pada masing-masing kondisi

dalam tersebut cenderung kearah meningkat.

Analisis kondisi, analisis perubahan data grafis di setiap bagian kondisi.

Status yang dianalisis adalah kondisi baseline (A1), kondisi intervensi, dan

kondisi baseline kedua (A2). Analisis komponen analisis dalam kondisi

meliputi:

a. Menentukan Panjang Kondisi

Panjang kondisi adalah berapa lama pengamatan pada masing-masong

kondisi dilakukan yaitu kondisi awal (A1) kondisi intevensi (B) dan

kondisi tanpa perlakuan (A2). Pengamatan pada kemampuan anak dalam

membaca permulaan pada kata benda yang terdapat huruf konsonan

rangkap “ng”beberapa kata benda oleh anak yang dilakukan sebanyak

empat kali pertemuan dan pemberian perlakuan (intervensi) dalam kondisi

B sebanyak delapan kali pertemuan serta pengamatan dalam kondisi tanpa

pemberian perlakuan A2 sebanyak empat kali pertemuan. Berarti, panjang

kondisi adalah titik data yang ada di masing-masing kondisi. Untuk lebih

jelasnya panjang masing-masing kondisi bisa terlihat pada tabel sebagai

berikut:
59

Kondisi A1 B A2

Panjang kondisi 4 8 4

Gambar 4.12 Tabel Panjang Kondisi A1, B, dan A2

Berdasarkan tabel diatas, angka lima di kolom A1 merupakan panjang

kondisi atau jumlah pengamatan yang dilakukan pada kondisi baseline

sebelum diberikannya perlakuan atau intervensi. Sementara angka delapan

yang ada pada kolom B ialah jumlah pengamatan atau panjang kondisi yang

akan dilaksanakan selama pemberian perlakuan atau intervensi pada anak.

Adapun angka lima pada kolom A2 ialah jumlah pengamatan yang akan

dilaksanakan dalam kondisi sesudah diberikannya perlakuan atau intervensi

pada anak. Dan untuk masing-masing kondisi, pengamatan akan dihentikan

ketika peneliti telah sesuai dengan jumlah pengamatan pada panjang kondisi

tercapai dengan pemerolehan data stabil.

b. Estimasi Kecenderungan Arah

Kecenderungan arah merupakan gambaran perubahan perilaku objek

kajian. Penelitian ini menggunakan media pop up book. Berdasarkan

Grafik 4.5, kecenderungan menuju kondisi baseline (A1) meningkat,

kondisi intervensi (B) meningkat, dan kondisi baseline (A2) juga

mengalami peningkatan.

c. Estimasi kecenderungan stabilitas

Pada Gambar 4.5 di atas, kecenderungan stabilitas merupakan hasil dari

perubahan perilaku subjek yang dipelajari. Jelajahi dengan buku pop-up.

Grafik 4.4 dan 4.5 menunjukkan bahwa trend menuju kondisi dasar (A1)
60

meningkat, kondisi intervensi meningkat dan kondisi dasar kedua (A2)

juga mengalami peningkatan. Pada Grafik 4.4 di atas, trend stabilitas pada

baseline (A1) menunjukkan hasil yang tidak stabil dengan persentase

stabilitas pada kondisi baseline sebelum intervensi sebesar 0% dengan

batas atas 2,975 batas bawah 2,475 dan nilai rata-rata adalah 2,75.

Kecenderungan stabil pada fase intervensi (B) menunjukkan hasil

yang bertentangan, karena persentase stabil pada saat intervensi adalah 25%

dengan batas atas 5,775 batas bawah 4,725 dan rata-rata 5,25. Trend stabilitas

baseline (A2) menunjukkan hasil yang stabil, dengan persentase stabil sebesar

100% dengan batas atas 7,525, batas bawah 6,475 dan rata-rata 7.00. Terlihat

bahwa pada kondisi (A1) tingkat stabilitasnya tidak stabil, kondisi intervensi

(B) tidak stabil dan kondisi (A2) stabil.

d. Kecendrungan jejak data

Pada pengamatan baseline sebelum diberikannya intervensi (A1)

pada kemampuan anak dalam membaca permulaan pada kata benda yang

terdapat huruf konsonan rangkap “ng”pada pengamatan pertama dengan

persentase 22,22%. Selanjutnya pengamatan kedua hingga keempat

dengan persentase 33,33%. Hal ini memperlihatkan bahwa kecendrungan

jejak data pada kondisi baseline (A1) meningkat.

Pada kondisi intervensi (B), pengamatan pertama pada kemampuan

membaca permulaan pada kata benda yang terdapat huruf konsonan rangkap

“ng” dengan persentase 33,33%, pengamatan kedua dan ketiga dengan

persentase 44,44%, pengamatan keempat dan kelima dengan persentase


61

55,55%, dan pengamatan keenam hingga kedelapan dengan persentase

77,77%. Pengamatan diberhentikan sebab telah mendapatkan hasil yang

stabil yaitu pada 3 pertemuan terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa

kecenderungan jejak data pada kondisi intervensi (B) ialah meningkat.

Pada data baseline kedua (A2) tidak lagi diberikan intervensi pada

pengamatan pertama dalam kemampuan anak dalam membaca permulaan

pada kata benda yang terdapat huruf konsonan rangkap “ng”mendapat

persentase 77,77% hingga pada pertemuan kedua hinga keempat satabil

dengan jumlah persentase 77,77%. Pengamatan dihentikan karena data

yang diperoleh telah stabil. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan

jejak data pada kondisi baseline (A2) ialah mengalami peningkatan.

e. Level stabilitas dan rentang

Data tren stabilitas baseline (A1), intervensi (B) serta baseline kedua

(A2) ditampilkan dalam grafik. Pada keadaan dasar (A1) nilai variabel

antara 20-30%, Pada keadaan intervensi (B) nilai variabel antara 30-70%

dan pada keadaan dasar tanpa perlakuan nilai variabel adalah antara 70-

80%.

Pada saat kondisi baseline (A1), 33,33% adalah persentase paling

tinggi dan 22,22% merupakan persentase paling rendah, pada kondisi

baseline keseluruhan pengamatan sebanyak empat kali yaitu (22,22%,

33,33%, 33,33%, 33,33%). Pada kondisi B, 33% ialah persentase terendah

dan 77% ialah persentase tertinggi. Pada kondisi intervensi ini pengamatan

dilakukan sebanyak delapan kali yaitu (33,33%, 44,44%, 44,44%,


62

55,55%,55,55%, 77,77%, 77,77%, 77,77%). Dari data kondisi intervensi

tersebut terlihat data yang diperoleh bervariasi mulai dari rentangan

pengamatan pertama hingga pengamatan terakhir. Pada kondisi baseline

(A2) persentase terendahnya 77% dan persentase tertingginya yakni 77%.

Datanya berjumlah lima kali pengamatan yakni (77,77%, 77,77%, 77,77%,

77,77%).

f. Level perubahan

Spesifikasi tingkat perubahan (Level Change) menjelaskan berapa banyak

perubahan data yang terjadi pada state tersebut. Penentuan derajat

perubahan data keadaan dilaksanakan dengan cara menentukan ukuran titik

data pertama dan terakhir dari keadaan tersebut, kemudian mengurangkan

data yang besar dari data yang kecil dan menentukan arah naik atau turunnya

data serta memberi tanda (+) apabila membaik, ( -) apabila berkurang dan

(=) jika tidak ada perubahan. Mari kita cari tahu bahwa derajat perubahan

kondisi dasar adalah (A1) pada hari pengamatan pertama 22,22%, dari hari

pengamatan kedua hingga keempat persentasenya sama adalah 33,33%.

Setelah diketahui hasil dari masing-masing komponen analisis dalam

kondisi, untuk lebih jelasnya bisa terlihat pada tabel berikut ini:

No Komponen Analisis Dalam Kondisi Kondisi


A1 B A2
1 Panjang Kondisi 4 8 4
2 Estimasi Kecenderungan Arah
63

(+) (+) (+)


3 Kecenderungan Stabilitas 33,33% 77,77% 77,77%
(Stabil) (Stabil) (Stabil)
4 Jejak Data

(+) (+) (+)


5 Level Stabilitas dan Rentang 22%-33% 33%-77% 77%-77%
6 Level Perubahan 33%-22% = 77%-33%= 77%-77%=
11% 44% 0%

Gambar 4.13 Tabel Rangkuman Hasil Analisis Dalam Kondisi

Adapun berikut grafik yang disajikan ialah analisis antar kondisi


5. Analisis Antar Kondisi

Analisis Antar Kondisi Membaca Permulaan Pada huruf konsonan

rangkap “ng” seperti terlihat pada grafik 4.3 berikut ini :

Gambar 4.14 Grafik Analisis Antar Kondisi Membaca Permulaan


Pada huruf konsonan rangkap “ng”
64

Keterangan: = Mean level = trend batas


= Batas bawah = garis mide rate
= Batas atas = garis mide date

Dalam menentukan analisis antar kondisi, bisa dilakukan dengan

prosedur sebagai berikut.

a. Menentukan banyak variabel yang diubah

Jumlah variabel yang diganti pada penelitian ini ialah satu

variabel dependen yakni meningkatkan membaca permulaan pada

kata benda yang terdapat huruf konsonan rangkap “ng” pada anak

kesulitan belajar pada aspek membaca.

b. Menentukan perubahan kecendrungan arah

Menentukan perubahan kecendrungan arah bisa

dilaksanakan dengan penggalian informasi dari suatu analisis

kondisi. Kecenderungan kemampuan membaca awal kata benda

berkelompok huruf “ng” pada anak kesulitan membaca jika arah

pengetahuan meningkat (+) dari keadaan awal (A1). Pada kondisi

intervensi (B), arah informasi meningkat (+). Juga dalam keadaan

dasar kedua (A2) arah data terus meningkat (+).

Maka bisa disimpulkan kemampuan membaca kata bagi

anak berkesulitan membaca meningkat juga menunjukkan efek

perubahan positif sesudah diberikan intervensi dengan

menggunakan media pop up book.

c. Menentukan perubahan kecendrungan stabilitas


65

Penentuan perubahan kecendrungan stabilitas bisa dilihat

dari data kecendrungan stabilitas komponen analisis pada kondisi

tersebut. Pada kondisi dasar (A1), kemampuan membaca anak di

awal kata benda berhuruf “ng” masih lemah, sedangkan pada

intervensi (B) dengan media pop-up book, kemampuan membaca

anak menunjukkan kecenderungan pembalikan yang meningkat

secara signifikan. Setelah dilakukan observasi pada keadaan

baseline kedua (A2), kemampuan membaca kata benda yang diawali

dengan huruf konsonan rangkap “ng” meningkat pada anak dengan

kesulitan membaca. Dari data kecendrungan stabilitas kondisi

diketahui bahwa perubahan kecendrungan stabilitas berbeda antara

satu variabel dengan variabel lainnya.

d. Menentukan level perubahan

Penentuan level perubahan pada ketiga kondisi (baseline A1,

intervensi dan baseline A2) bisa digambarkan sebagai berikut:

1. Data poin baseline terakhir (A1) ialah 33 dan titik data keadaan

intervensi pertama adalah 33.

2. Selisih keduanya adalah 33-33=0, artinya kemampuan

membaca kata benda yang mengandung huruf “ng” meningkat

sebesar 0 dari kondisi baseline (A1) ke kondisi baseline pada

anak dengan kesulitan membaca yang meningkatkan intervensi.

3. Data poin terakhir kondisi intervensi (B) ialah 77 dan data poin

pertama kondisi baseline (A2) yakni 77.


66

4. Selisih kedua keadaan tersebut adalah 77-22=55, artinya

kemampuan membaca kata benda yang mengandung huruf “ng”

dari kondisi awal (A1) ke kondisi awal setelah intervensi (A2)

um (77 -22) = 55%.

e. Menentukan persentase Overlape data

Untuk mengidentifikasi data yang tumpang tindih (overlap)

data pada kondisi baseline dan intervensi, bisa dilakukan prosedur

yakni:

1. Pertimbangkan batas atas dan bawah dari situasi dasar (A1)

2. Menentukan jumlah titik data dalam data intervensi yang termasuk

dalam rentang baseline (A1).

3. Kumpulan titik data dibagi dengan jumlah titik data pada kondisi

intervensi selanjutnya dikali 100%.

4. Lihat batas atas dan bawah pada kondisi baseline (A2)

5. Tentukan jumlah titik data dalam data intervensi yang termasuk

dalam rentang kondisi baseline (A2)

6. Pengumpulan titik data dibagi dengan jumlah titik data keadaan

intervensi kemudian dikalikan 100%

Adapun menentukan overlape data pada kondisi sebelum

diberikan intervensi (A1) dan intervensi (B) yakni pada kondisi

baseline (A1) kemampuan membaca pada kata benda yang

terdapat huruf konsonan rangkap “ng” pada anak batas atasnya

2,975% dan batas bawahnya 2,475%. Jumlah data poin kondisi


67

intervensi (B) yaitu 8 (33, 44, 44, 55, 55, 77, 77, 77). Kemudian

rentang kondisi dibagi banyak data poin yang ada dalam kondisi

intervensi (B) yakni 0: 8 = 0%

Adapun persentase overlape pada kondisi baseline (A2)

setelah tidak lagi diberikan intervensi pada kemampuan dalam

membaca kata yang terdapat huruf konsonan rangkap “ng” batas

atasnya 7,525% dan batas bawahnya 6,475%. Jumlah data poin

kondisi intervensi (B) yaitu 8 (33,33- , 44,44- , 44,44-, 55,55- ,

55,55-, 77,77-, 77,77-, 77,77-). Kemudian rentang kondisi dibagi

banyak data poin yang ada pada kondisi intervensi (B) yaitu 4: 8

= 50%.

Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan

kemampuan membaca kata yang mengandung huruf “ng” (kata

benda) setelah tidak dilakukan intervensi lebih lanjut

menggunakan pop-up book. Semakin tinggi persentase tumpang

tindih, semakin baik intervensi atau perubahan perilaku.

Berdasarkan hasil analisis data untuk kondisi di atas, untuk

memperjelas dapat terlihat dalam tabel berikut:


68

No Komponen Analisis Data Antar Kondisi A1/B/ A2


1 Jumlah Variabel yang diubah 1
2 Perubahan Kecenderungan Arah

(+) (+) (+)


3 Perubahan Kecenderungan Stabilitas Stabil/Stabil/Stabil
4 Level Perubahan
a. (77%-22% = 55%)
a. Persentase pada kondisi B/ A1
b. (77%-77% = 0%)
b. Persentase pada kondisi B/ A2
5 Persentase Overlape
a. Persentase pada kondisi B/ A1 a. 0%
b. Persentase pada kondisi B/ A2 b. 50%

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 22 Koto Lalang Padang.

Penelitian ini dilakukan karena permasalahan yang peneliti temukan

dilapangan. Ditemukan seorang anak berkesulitan belajar yang memiliki

kesulitan dalam membaca. Anak tersebut berada di kelas IV SD akan tetapi

kemampuannya dalam membaca kata masih sering mengalami kendala, baik

terdapat penambahan dan pengurangan huruf pada suatu kata maupun

terdapat penggantian huruf pada kata khususnya pada huruf konsonan

rangkap “ng”. Menurut Ahmad Susanto (2011) menjelaskan mengenai

membaca permulaan yakni kemampuan membaca yang dilatihkan secara

terprogram pada anak prasekolah. Program ini terdiri dari kata-kata yang

bermakna dan diberikan dengan cara yang menarik anak. dan disini juga
69

dijelaskan bahwa dalam mengajarkan kemampuan membaca di tahap

permulaan menekankan pada pengembangan kemampuan membaca tingkat

dasar. Antara lain kemampuan untuk dapat menyuarakan dari huruf, suku

kata, dan kemudian kalimat yang ditampilkan dalam bentuk tulisan ke bentuk

lisan.

Dari uraian pendapat diatas jika anak mengalami kesulitan dalam

belajar khususnya dalam membaca maka tujuan pelajaran tidak bisa

tercapai karena hampir semua proses pembelajaran melibatkan kedua aspek

dan kondisi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan

ialah meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui media

pembelajaran pop up book pada kemampuan membaca kata yang terdapat

huruf konsonan rangkap “ng”. Penelitian dilakukan dalam tiga fase dengan

16 kali pengamatan, dimana empat kali pengamatan pertama fase baseline

(A1) sebelum diberikannya intervensi, delapan kali pengamatan pada sesi

intervensi (B) dengan pemberian perlakuan mengggunakan media yang

dimaksudkan, serta empat kali pengamatan pada fase baseline (A2) sesudah

diberikannya intervensi. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti

sebanyak 16 kali pengamatan yang dilaksanakan pada tiga kondisi yakni

baseline (A1) yang dilaksanakan sebanyak empat kali pengamatan tanpa

diberikan intervensi, kemampuan membaca kata anak pada kata yang

terdapat huruf konsonan rangkap “ng” mengalami peningkatan serta stabil.

Pada kondisi intervensi yang dilaksanakan sebanyak delapan kali

pengamatan. Pengamatan pada kondisi intervensi dilaksanakan dengan


70

menggunakan media pop up book, maka didapatkan hasil kemampuan

mampu membaca kata yang terdapat huruf konsonan rangkap “ng”

mengalami peningkatan dan stabil. Selain itu, pengujian pada kondisi

baseline (A2) dilakukan setelah perlakuan untuk mendapatkan hasil yang

stabil.

Peneliti mengumpulkan data menggunakan tes yang berbentuk

kumpulan kata untuk mengetahui kemampuan membaca anak pada huruf

konsonan rangkap. Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan

bisa dibuktikan bahwa pengaruh intervensi menggunakan media pop up

book bisa meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada kata yang

terdapat huruf konsonan rangkap “ng” pada anak berkesulitan membaca.

Media pop up book digunakan agar anak dapat membaca kata yang

terdapat huruf konsonan rangkap “ng” secara baik dan benar. Media pop

up book ini terdiri dari beberapa gabungan tahapan membaca permulaan

pada anak. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya kenaikan

kemampuan membaca kata yang terdapat huruf konsonan rangkap “ng”.

Persentase keterampilan yang diperoleh setelah intervensi meningkat,

karena peneliti terus berusaha memusatkan perhatian anak pada

pembelajaran. Penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya

(Syafrina, 2013) bahwa penggunaan pop up book bisa efektif digunakan

dalam meningkatkan kemampuan mampu membaca kata yang terdapat

huruf konsonan rangkap ng.


71

Sesudah diberikan intervensi, muncul peningkatan pada

kemampuan anak dalam mengucapkan kata. Hal ini ditunjukkan dengan

hasil analisis antar kondisi dengan menggunakan grafik trend pertumbuhan

pada fase intervensi (B) dan menunjukkan hasilnya yang juga meningkat

pada fase baseline (A2). Jadi dari hasil penelitian terbukti, dengan

menggunakan media pop up book bisa meningkatkan kemampuan

membaca kata pada anak pada huruf konsonan rangkap “ng” di SDN 22

Koto Lalang Padang.

C. Keterbatasan Penelitian

Setelah peneliti melakukan penelitian di SDN 22 Koto Lalang

Padang pada anak kesulitan menulis di kelas IV, peneliti merasa belum

sempurna karena adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini.

Adapun bentuk keterbatasaan yang peneliti rasakan ialah sebagai berikut:

1. Dalam pemberian intervensi peneliti masih sangat kurang sebab ilmu dan

pengetahuan peneliti yang masih terbatas.

2. Peneliti hanya menggunakan media pop up book pada penelitian ini,

ternyata hasilnya kemapuan anak ddalam membaca anak mengalami

peningkatan. Peneliti sadar bahwa peningkatan yang dialami anak tidak

hanya karena penggunaan media ini saja, namun juga banyak faktor lain

yang mendukung dan mempengaruhinya.

3. Pembuatan instrument-instrumen tetap dan berstandar yang berhubungan

dengan variabel yang akan digunakan pada penelitian belum dapat dicapai
72

dalam penelitian dikarenakan peneliti belum menemukan acuan

instrument yang tepat pada penelitia


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SDN 22 Koto Lalang Padang bisa

disimpulkan bahwa penggunaan media pop up book bisa meningkatkan

kemampuan membaca permulaan pada anak kesulitan membaca dalam

membaca kata yang terdapat huruf konsonan rangkap atau huruf konsonan

rangkap (ng). Dari hasil analisis data dalam kondisi dan analisis data antar

kondisi memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan anak dalam membaca

permulaan pada kata yang terdapat huruf konsonan rangkap atau huruf konsonan

rangkap pada anak kesulitan belajar dalam membaca melalui pemberian

intervensi menggunakan media pop up book ini. Hasil perolehan data ini

memperlihatkan bahwa media pop up book ini bisa meningkatkan kemampuan

membaca permulaan pada anak kesulitan membaca dalam membaca kata yang

terdapat huruf konsonan rangkap atau huruf konsonan rangkap (ng) di SDN 22

Koto Lalang Padang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, maka bisa

disarankan sebagai berikut.

1. Untuk guru di sekolah

Guru sebaiknya memperhatikan karakter anak dalam belajar terkhusus

kemampuan anak dalam membaca permulaan pada anak kesulitan membaca

dalam membaca kata yang terdapat huruf konsonan rangkap atau huruf

73
74

konsonan rangkap (ng). Jika anak mengalami kesulitan dalam membaca

permulaan hendaknya guru mencarikan solusi dari permasalahan tersebut.

Guru hendaknya memilih model pembelajaran yang cocok dan sesuai

dengan karakter anak sehingga tujuan pembelajaran bisa dicapai dengan

baik. Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan ini, guru dapat

menerapkan penggunaan media pop up book dalam belajar membaca.

2. Untuk peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber referensi karya ilmiah

khususnya dalam meningkatkan kemampuan membaca awal anak disleksia

untuk membaca kata-kata yang mengandung huruf klaster atau huruf klaster

(ng) pada anak disleksia.


75

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Atmaja, J. R. (2018). Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Auliyah, N. (2015). Penggunaan Media Buku Pop-Up Terhadap Minat Bacapada
Anak Tunarungu. Jurnal Pendidikan Khusus, 7(1).
Dalman. (2014). Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Pers.
Damri, D. (2019). Panduan Pembelajaran Inklusi di Sekolah Menengah Pertama.
Damri, D. (2021). Pengambangan Kurikulum dan Pembelajaran di Sekolah yang
Beragam Peserta Didik.
Muammmar, M. P. (2020). Membaca Permulaan di Sekolah Dasar. Mataram:
Senabil Creative.
Halimah, A. (2014). Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan di
SD/MI. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 1(2), 190–200.
Hanifah, T. U. (2014). Pemanfaatan Media Pop-Up Book Berbasis Tematik Untuk
Meningkatkan Kecerdasan Verbal-Linguistik Anak Usia 4-5 Tahun (Studi
Eksperimen di TK Negeri Pembina Bulu Temanggung). BELIA: Early
Childhood Education Papers, 3(2).
Hidayah, N. (2016). Peningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan
Menggunakan Metode Struktur Analitik Sintetik (SAS) Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Pada Peserta Didik Kelas II C Semester II di MIN 6 Bandar
Lampung T.A. 2015/2016 85. Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 3, 85–
102.
Idhartono, A. R. (2020). Keefektifan Media Pop Up Book terhadap Kemampuan
Membaca dan Menulis Siswa Tunagrahita Ringan di SLB. LITERATUS, 2(1),
8–13.
Iswari, M. (2007). Pendidikan Kecakapan Hidup Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.
Jamaris, M. (2014). Kesulitan Belajar: Perspektif, Asesmen, dan
Penanggulangannya. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kariesma, I. K. W., Zulaikha, S., & Ganing, N. N. (2014). Pengaruh Model
Pembelajaran CIRC Bermedia Powerpoint Terhadap Keterampilan Membaca
Pada Bahasa Indonesia Kelas IV SD Gugus I Kuta Badung. MIMBAR PGSD
Undiksha, 2(1).
Marlina. (2019). Asesmen Kesulitan Belajar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Marlina & Muchsim. (2020). Asesmen Akademik Panduan Praktis bagi Guru dan
Orang Tua (Vol. 1). Padang: CV Afifa Utama.
76

Marlina, M. (2021). Single Subject Research Penelitian Subjek Tunggal. In


Rajawali Pers (pp. 1–194).
Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar. Yogyakarta: Nuha Litera.
Novembli, M. S., Marlina, M., & Martias, M. (2015). Layanan Proses Pembelajaran
pada Anak Berkesulitan Belajar. Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus, 4(1).
Nurlaela, L. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Busy Book Dalam
Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini Di Play Group Islam Bina
Balita Way Halim Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018. UIN Raden
Intan Lampung.
Putri, Y., Fatmawati, F., & Damri, D. (2013). Upaya Meningkatkan Kemampuan
Membaca Kata Melalui Metode Global Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jurnal
Penelitian Pendidikan Khusus, 2(3).
Rahman, B., & Haryanto, H. (2014). Peningkatan Keterampilan Membaca
Permulaan Melalui Media Flashcard Pada Siswa Kelas I SDN Bajayau Tengah
2. Jurnal Prima Edukasia, 2(2), 127. https://doi.org/10.21831/jpe.v2i2.2650
Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahardjito. (2009). Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta:
Rajawali Pers.
Shanty, M. (2014). Semua Hal yang Harus Diketahui Tentang Disleksia.
Yogyakarta: Familia.
Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2005). Pengantar Penelitian Dengan
Subyek Tunggal. In CRICED University of Tsukuba. University of Tsukuba.
Sundayana, R. (2015). Media dan Alat Peraga. Bandung: ALFABETA, cv.
Tjoe, J. L. (2013). Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui
Pemanfaatan Multimedia(Action Research, Kelompok B TK. Kristen
Anugerah Jakarta, Tahun 2012). Jurnal Pendidikan Usia Dini, Volume
7,(Volume 7, Edisi 1 April 2013), 248.
Tristiantari, N. K. D., & Sumantri, I. M. (2016). Model Pembelajaran Cooperatif
Integrated Reading Composition Berpola Lesson Study Meningkatkan
Keterampilan Membaca Dan Menulis. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia),
5(2), 203–211.
Wati, E. R. (2016). Ragam Media Pembalajaran: Visual-Audio visual-Komputer-
Power Point-Internet-Interactive Video. Jakarta: Kata Pena.
Wati, M., & Damri, D. (2019). Meningkatkan Membaca Permulaan Melalui
Metode Multisensori bagi Anak Kesulitan Belajar. PAKAR Pendidikan, 17(2),
32–42. https://doi.org/10.24036/pakar.v17i2.20
Widyorini, E.,& Tiel, J. M. (2017). Disleksia Deteksi Diagnosis Penanganan di
Sekolah dan di Rumah. Jakarta: Prenadamedia Group.
77

Lampiran 1
KISI-KISI PENELITIAN
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA POP UP BOOK PADA ANAK
DISLEKSIA DI SDN 22 KOTO LALANG KOTA PADANG
Teknik
Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor
Tes Dokumentasi

Membaca kata a. Ngengat


benda kluster “ng” b. Ngarai
diawal
c. Ngalau
Membaca kata
yang terdapat a. Bunga
Membaca kata
huruf konsonan
Membaca Permulaan benda kluster “ng” b. Singa
rangkap “Ng”
ditengah
khusunya pada
c. Pelangi
kata benda
Membaca kata a. Burung
benda kluster “ng” b. Capung
diakhir
c. Musang
78

Lampiran 2
ALAT IDENTIFlKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Nama Sekolah : SD Negeri 22 Koto Lalang Padang


Kelas : Empat (IV)
Petugas Identifikasi : Aliansa Fitriani

Guru Kelas : Ullza Nadiyah, S.Pd


Petunjuk: Beri tanda (angka 1) pada item yang gejalanya sesuai dengan kondisi
anak dan tanda (angka 0) jika tidak sesuai dengan kondisi kondisi anak

GEJALA YANG DIAMATI PENILAIAN KET

YA TIDAK
1. Anak Dengan Gangguan Penglihatan ✓
(Tunanetra)
a. Tidak mampu melihat ✓
b. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 ✓
meter
c. Kerusakan nyata pada kedua bola mata ✓
d. Sering meraba-raba / tersandung waktu ✓
berjalan
e. Mengalami kesulitan mengambil benda kecil ✓
di sekitarnya
f. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/ ✓
bersisik kering
g. Peradangan hebat pada kedua bola mata ✓
h. Mata bergoyang terus ✓
i. Tidak dapat membedakan cahaya ✓
NILAI STANDAR : 5 0

2. Anak Dengan Gangguan Pendengaran


(Tunarungu)
79

a. Tidak mampu mendengar ✓


b. Terlambat perkembangan Bahasa ✓
c. Sering menggunakan isyarat dalam ✓
berkomunikasi
d. Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara ✓
e. Sering memiringkan kepala dalam usaha ✓
mendengar
f. Banyak perhatian terhadap getaran ✓
g. Tidak ada reaksi terhadap bunyi/suara ✓
didekatnya
NILAI STANDAR : 5 0
3. Anak dengan Hambatan Kecerdasan
(Tunagrahita)
Ringan
a. Memiliki IQ 50-70 (dari WISC) ✓
b. Dua kali berturut-turut tidak naik kelas ✓
c. Masih mampu membaca, menulis, berhitung ✓
sederhana
d. Tidak dapat berpikir secara abstrak ✓
e. Kurang Perhatian terhadap lingkungan ✓
f. Sulit menyesuaikan diri dengan situasi ✓
(interaksi sosial)
Nilai Standar: 4 1
Sedang
a. Memiliki IQ 25-50 (dari WISC) ✓
b. Tidak daoat berfikir secara abstrak ✓
c. Hanya Mampu membaca kalimat tunggal ✓
d. Mengalami kesulitan berhitung sekalipun ✓
sederhana
e. Perkembangan interaksi dan komunikasinya ✓
terlambat
f. Sulit beradaptasi dengan lingkungan baru ✓
(Penvesuaian diri)
g. Kurang mampu mengurus diri sendiri sesuai ✓
usia
Nilai Standar: 5 0
80

Berat
a. Memiliki IQ 25-ke bawah (dari WISC) ✓
b. Hanya mampu membaca satu kata ✓
c. Sama sekali tidak dapat berpikir secara ✓
abstrak
d. Tidak mampu melakukan kontak social ✓
e. Tidak mampu mengurus diri sendiri ✓
f. Akan banyak tergantung pada bantuan orang ✓
lain
NILAI STANDAR : 4 0
4. Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik
(Tunadaksa)
Polio
Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh/layu ✓
Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak ✓
lentur/tidak terkendali
Terdapat bagian anggota gerak yang tidak ✓
lengkap/ tidak sempurna lebih kecil dari biasa
Terdapat cacat pada alat gerak ✓
Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam ✓
Nilai Standar: 3 0
Cerebral Palcy ✓
selain faktor polio juga ada gangguan otak ✓
Gerakan kaku, Tremor (Bergetar) ✓
Nilai Standar: 2 0
5. Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku
(Tunalaras)
Anak dengan Gangguan Perilaku : ✓
Suka berkelahi, memukul, dan menyerang ✓
Pemarah ✓
Tidak mau mengikuti peraturan ✓
Merusak milik orang lain maupun rniliknya ✓
sendiri
Tidak sopan, kurang ajar dan kasar ✓
Tidak dapat bekerjasama, penentang, dan kurang ✓
perhatian terhadap orang lain
81

Suka mengganggu
Negatifistik, gelisah, pembolos dan suka ribu ✓
Suka mendominasi orang lain, mengancam, ✓
menggertak, pembohong, tak dapat dipercaya,
dan suka mengeluarkan suara-suara kotor
Suka iri hati, cemburu, membantah ✓
Ceroboh, mencuri, mengacau, dan menggoda ✓
Menolak mengakui kesalahan dan suka ✓
menyalahkan orang lain
Mementingkan diri sendiri ✓
Nilai Standar: 7 0
Anak Pencemas :
Tegang, cemas berlebihan, terlalu pemalu, suka ✓
menyendiri, tidak punya teman
Perasaan tertekan, sedih, merasa terganggu, ✓
sangat sensitif, mudah sakit hati, dan mudah
merasa dipermalukan
Merasa tidak berharga, kurang percaya diri dan ✓
mudah frustasi dan sering menangis
Menyimpan rahasia, pendiam, dan bungkam ✓
Nilai Standar: 3 0
Anak Agresif Sosial:
Memiliki perkumpulan yang tidak baik ✓
Mencuri bersama anak-anak lain ✓
Meniadi anggota suatu geng ✓
Berkeliaran sampai larut malam ✓
Melarikan diri dari sekolah ✓
Nilai Standar: 3 0
Anak yang; Tidak Matang ✓
Kurang perhatian, gangguan konsentrasi, dan ✓
melamun
Canggung, kurang koordinasi, suka bengong, dan ✓
berangan-angan lebih tinggi
Kurang inisiatif, pasif, ceroboh, suka mengantuk, ✓
kurang minat dan mudah bosan
Tidak tabah, tidak gigih mencapai tujuan dan ✓
sering gagal menyelesaikan tugas
82

Berpakaian tidak rapi ✓

Nilai Standar: 3 1
6. Anak dengan Kecerdasan Istimewa Berbakat
Istimewa (CI/BI)
a. Membaca pada usia lebih muda ✓

b. Membaca lebih cepat dan lebih banyak ✓

c. Memiliki perbendaharaan kata yang luas ✓

d. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat ✓

e. Mempunyai minat yang luas juga terhadap ✓


masalah orang dewasa
f. Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja ✓
sendiri
g. Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ✓
ungkapan verbal
h. Memberikan jawaban-jawaban yang baik ✓

i. Dapat memberikan banyak gagasan ✓

j. Luwes dalam berfikir ✓

k. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan ✓


dari lingkungan
l. Mempunyai pengamatan yang tajam ✓

m. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu ✓


panjang, terutama terhadap tugas atau bidang
yang diminati
n. Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri ✓

o. Senang mencoba hal-hal baru ✓

p. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, ✓


dan sintesis yang tinggi
q. Senang terhadap kegiatan intelektual dan ✓
pemecahan-pemecahan masalah
r. Cepat menangkap hubungan sebab akibat ✓

s. Berperilaku terarah pada tujuan ✓

t. Mempunyai daya imajinasi yang kuat ✓

u. Mempunyai banyak kegemaran (hobi) ✓

v. Mempunyai daya ingat yang kuat ✓

w. Tidak cepat puas dengan prestasinya ✓


83

x. Peka (sensitif) serta menggunakan firasat ✓

y. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan ✓


tindakan
Nilai Standar: 18 0
7. Anak Lamban Belajar
Daya tangkap terhadap pelajaran lambat ✓ hanya membaca
Sering terlambat dalam menyelesaikan tugas- ✓
tugas akademik
Rata-rata prestasi belajarya selalu rendah ✓ hanya membaca
Pemah tidak naik kelas ✓

Nilai Standar: 3 1
8. Anak Hiperaktif (GPPH)
Tidak Ada Perhatian (Inatentivitas) : ✓

Gagal menyimak hal yang rinci ✓

Sulit bertahan pada satu aktivitas ✓

Tidak mendengarkan ketika diajak berbicara ✓

Sering tidak mengikuti perintah ✓

Sulit mengatur jadual tugas dan kegiatan ✓

Sering menghindar dari tugas yang memerlukan ✓


perhatian lama
Sering kehilangan barang yang dibutuhkan ✓

Sering beralih perhatian oleh stimulus dari luar ✓

Nilai Standar: 6 1
Tidak Sabaran (Impulsivitas) :
Sering menjawab sebelum pertanyaan selesai ✓

Sering kesulitan menunggu giliran ✓

Sering menyela pembicaraan orang lain ✓

Sembrono, melakukan tindakan berbahaya tanpa ✓


pikir Panjang
Usil, suka mengganggu anak lain ✓

Permintaannya harus segera dipenuhi ✓

Mudah frustrasi dan putus asa ✓


84

Nilai Standar: 5 0

Tidak Bisa Diam (Hiperaktivitas):


Sering menggerakkan kaki atau tangan dan sering ✓
menggelia
Sering meninggalkan tempat duduk di kelas ✓

Sering berlari dan memaniat 4. ✓

Sulit melakukan kegiatan dengan tenang ✓

Sering bergerak tanpa ia sadari ✓

Sering bicara berlebih ✓

Nilai Standar: 4 0
9. Anak Berkesulitan Belajar
Anak Berkesulitan Belajar Membaca
(Disleksia) :
Perkembangan kemampuan membaca terlambat ✓
Kemampuan memahami isi bacaan rendah ✓
Kalau membaca sering banyak kesalahan ✓

Nilai Standar: 3 3
Anak Berkesulitan Belajar Menulis
(Disgrafia) :
Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai ✓
Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan ✓
q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9 dan
sebagainya
Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca ✓

Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang ✓

Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak ✓


bergaris
Nilai Standar: 4 3
Anak Berkesulitan Belaiar Berhitung;
(Diskalkulia) :
Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, >, < = ✓

Sulit mengoperasikan hitungan / bilangan ✓


Sering salah membilang dengan urut ✓
85

Sering salah membedakan angka 9 dengan 6, 17 ✓


dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8 dan
sebagainya
Sulit membedakan bangun-bangun geometri ✓

Nilai Standar: 4 2
10 Anak Autis
Sulit mengenal dan merespon dengan emosi dan ✓
isvarat social
Tidak bisa menunjukkan perbedaan ekspresi ✓
muka
Kurang memiliki perasaan dan empati ✓

Ekspresi emosi yang kaku. ✓

Sering menuniukkan perilaku meledak-ledak ✓

Perilaku yang ditunjukkan stereotipe (berulang- ✓


ulang)
Sulit diaiak berkomunikasi secara verbal ✓

Cenderung menyendiri ✓

Serine: mene:abaikan situasi di sekitamva ✓

Nilai Standar: 6 0
11 Anak Korban Kekerasan dan Narkoba
Muka kelihatan pucat ✓

Murung, suka menvendiri, malu ✓

Perhatian terhadap pelaiaran berkurang ✓ sesekali


Tak mampu konsentrasi dalam waktu yang cukup ✓
lama
Dalam perawatan dirinya merasa kacau ✓

Nilai Standar: 4 0
12 Anak dengan Gangguan Komunikasi dan Wicara ✓

Sulit memahami isi pembicaraan orang lain ✓

Sulit mengemukakan ide secara lisan maupun ✓


tertulis
Tidak lancar dalam berbicara atau ✓
mengemukakan ide
Sering menggunakan isyarat dalam ✓
berkomunikasi
Ada gejala gagap atau gugup dalam berbicara ✓

Suaranya parau/payah/aneh ✓

Organ bicaranya tidak normal (misal bibir ✓


sumbing, lidah terlalu tebal, dan sebagainya)
Nilai Standar: 5 0

Interpretasi hasil identifikasi:

Anak dengan gangguan Anak dengan gangguan Anak dengan hambatan


Penglihatan (Tunanetra) pendengaran (Tuanrungu) kecerdasan (tunagrahita)
ringan
0/5 item dari nilai standar 0/5 item dari nilai standar 1/4 dari nilai standar
Anak dengan hambatan Anak dengan hambatan Anak dengan hambatan fisik
kecerdasan (tunagrahita) kecerdasan (tunagrahita) dan motorik (tunadaksa)-
Sedang Berat polio
0/5 dari nilai standar 0/4 dari nilai standar 0/3 dari nilai standar
Anak dengan hambatan fisik Anak dengan gangguan Anak dengan gangguan emosi
dan motorik (tunadaksa)- emosi dan perilaku dan perilaku (Tunalaras)-
Cerebral palsy (Tunalaras)- Gangguan Pencemas
perilaku
0/2 dari nilai standar 0/7 item dari nilai standar 0/3 item dari nilai standar
Anak dengan gangguan emosi Anak dengan gangguan Anak dengan CI-BI
dan perilaku (Tunalaras)- emosi dan perilaku
Agresif Sosial (Tunalaras)- tidak matang
1/3 item dari nilai standar
0/3 item dari nilai standar 0/18 item dari nilai standar
Anak GPPH –Tidak Ada Anak GPPH –tidak sabaran Anak GPPH – tidak bisa diam
perhatian (inatensivitas) (impulsivitas) (hiperaktivitas)

1/6 item dari nilai standar 0/5 item dari nilai standar 0/4 item dari nilai standar

86
87

Anak kesulitan Membaca Anak kesulitan menulis Anak kesulitan berhitung


(Disleksia) (disgrafia) (diskakulia)

3/3 item dari nilai standar 3/4 item dari nilai standar 2/4 item dari nilai standar
Lamban belajar Autis Anak Korban kekerasan dan
Narkoba
1/3 item dari nilai standar 0/6 item dari nilai standar 0/4 item dari nilai standar
Anak gangguan komuniaksi
dan bicara

0/5 item dari nilai standar

Instrumen identifikasi ABK adaptasi dari (Marlina,


2015)
Catatan:
Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan, maka peserta didik
teridentifikais memiliki hambatan dalam kesulitan membaca (disleksia) dengan
pemerolehan 3/3 item dari karakterisitik anak dengan disleksia
88

HASIL IDENTIFIKASI ANAK BERKESULITAN BELAJAR


No Gejala yang diamati Penilaian Keterangan

Ya Tidak
1 Anak Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia)
a. Lambat dalam membaca ✓
b. Kurang memahami bacaan ✓
c. Sulit mengidentifikasi ide penting ✓
dari bacaan
d. Kurang menguasai fonik ✓
e. Bingung dengan kata yang hampir ✓
sama
f. Sulit memahami kosakata baru ✓
g. Menolak untuk membaca ✓
h. Bingung dengan petunjuk tertulis ✓
i. Terdapat pergantian huruf pada ✓
kata dalam membaca
j. Terdapat pengurangan huruf pada ✓
kata dalam membaca
k. Terdapat penambahan huruf pada ✓
kata dalam membaca
Jumlah 10 1 10
𝑋100%
11
= 90,9%
2 Anak Kesulitan Belajar Menulis (Disgrafia)
a. Kurang memahami struktur ✓
kalimat
b. Kesalahan dalam artikulasi (omisi, ✓
substitusi, transposisi)
c. Tidak mampu mencatat dengan ✓
benar dari buku ke papan tulis atau
sebaliknya
d. Lemah dalam bahasa tulis, tapi ✓
baik dalam bahasa lisan
e. Lamban dalam menulis ✓
f. Tulisan kurang rapi (jelek, ✓
penggunaan huruf capital tidak
tepat dan kurang spasi)
Jumlah 1 5 1
𝑋100%
6
= 16,6%
3 Anak Kesulitan Belajar Berhitung (Diskalkulia)
a. Angka-angka terbalik ✓
b. Kebingungan dengan lambang ✓
bilangan
89

c. Tidak bisa mencatat dengan benar ✓


dibuku garis ke garis berikutnya
(buku kotak matematika)
d. Tidak bisa menghitung dengan ✓
benar
e. Sulit melakukan proses kalkulasi ✓
secara urut
f. Tidak bisa memahami konsep ✓
abstrak
g. Menyenangi penalaran verbal dan ✓
bermasalah pada penalaran
abstrak
h. Sulit memahami soal cerita ✓
i. Minim penalaran ✓
j. Menunjukkan kecemasan ✓
berlebihan ketika dihadapi dengan
soal matematika
Jumlah 2 8 2
𝑋100%
10
= 20.0%

(Instrumen Kesulitan Belajar, Marlina). 2019


90

Lampiran 3

INSTRUMEN ASESMEN MEMBACA


Kata yang terdapat Huruf Konsonan Rangkap
Level 1

Identitas Siswa
Nama : Fadli Alfadillah
Tempat / Tanggal lahir : Padang, 06 Juni 2012
Kelas IV
Sekolah : SD Negeri 22 Koto Lalang

Aspek No Sub Aspek Item Penilaian Ket


B BDB TB
Membaca Kata 1 kh a. Khas
Yang terdapat huruf
konsonan rangkap
b. Khusus

c. Khayal

d. Khalayak

e. Khamar

Skor Jumlah bisa / jumlah 0 0/5X100%=0%


keseluruhan x 100%
2 Sy a. Syarat

b. Syawal

c. Syariat

d. Masyarakat

e. Musyawarah
91

Skor Jumlah bisa / jumlah 5 5/5X100%=100%


keseluruhan x 100%
3 Ng a. Bunga

b. Singa

c. Burung

d. Pelangi

e. Musang

Skor Jumlah bisa / jumlah 1 4 4/5X100%=80%


keseluruhan x 100%
4 ny a. Nyamuk

b. Penyu

c. Minyak

d. Monyet

e. Nyapu

Skor Jumlah bisa / jumlah 5 5/5X100%=100%


keseluruhan x 100%

Keterangan: Bisa =1

Tidak bisa =0

Persentase Penilaian = x 100 %

Interpretasi :

Berdasarkan asesmen yang dilakukan terhadap kata yang terdapat huruf konsonan
rangkap ini yang diujikan dalam empat jenis bentuk konsonan rangkap yang meliputi “kh,
sy, ng, dan ny” anak memiliki jabaran persentase kemampuan sebagai berikut yakni anak
memilki kemampuan 0% pada kata yang terdapa huruf konsonan rangkap “kh”, selanjutnya
92

100% pada kata yang terdapat huruf “sy” dikarenakan anak merasa familiar dengan kosa
kata anak dalam kegaiatan pembelajaran di sekolah terutama saat kegiatan upacara bendera,
sealanjutnya anak mendapatkan persentase pada kemampuan membaca kata “ng” dimana
kondisinya anak mampu dengan bantuan sebesar 80%, dan terakhir pada kata yang terdapat
huruf “ny” anak mendapatkan persentase sebanyak 100% dengan bantuan.

Berdasarkan analisis terhadap data yang sudah dijabarkan diatas, peneliti mengambil
keputusan untuk mengambil perngembangan asesemen lanjutan terhadap permasalahan
anak pada kata yang terdapat huruf konsonan rangkap “ng” dengan persentase 80% dan
pada kata yang terdapat huruf konsonan rangkap “ny” sebanyal 100% dengan bantuan.
93

INSTRUMEN ASESMEN MEMBACA


Kata yang terdapat Huruf Konsonan Rangkap
Level 2

Identitas Siswa
Nama : Fadli Alfadillah
Tempat / Tanggal lahir : Padang, 06 Juni 2012
Kelas IV
Sekolah : SD Negeri 22 Koto Lalang
Aspek No Sub Item Penilaian Ket
Aspek B BDB TB
Membaca 1 Ng a. Ngaji ✓
Kata yang
terdapat b. Ngengat √
di awal
c. Ngetik √
kata
d. Ngarai √
e. Ngebut √
Skor Jumlah bisa / 0 √ 0/5X100%=0%
jumlah keseluruhan
x 100%
2 Ng a. Bunga √
yang
terdapat b. Singa √
di
c. Langit √
tengah
kata d. Pelangi √
e. Jangka √
Skor Jumlah bisa / 1 0/5X100%=0%
jumlah keseluruhan
x 100%
3 Ng a. Sarung √
yang
terdapat b. Burung √
pada
c. Patung √
akhir
kata d. Kerang √
e. Musang √
94

Skor Jumlah bisa / 1 1/5X100%=20%


jumlah keseluruhan
x 100%
4 Ny a. Nyamuk √
yang
b. Nyanyi √
terdapat
di awa c. Nyala √
katal
d. Nyontek √
e. Nyapu √
Skor Jumlah bisa / 0 0/5X100%=0%
jumlah keseluruhan
x 100%
5 Ny a. Penyu √
yang
b. Minyak √
terdapat
di c. Monyet √
tengah
kata d. Kunyit √
e. Senyum √
skor Jumlah bisa / 0 0/5X100%=0%
jumlah keseluruhan
x 100%

Keterangan: Bisa =1
Tidak bisa =0

skor hasil pengumpulan data


Persentase Penilaian = x 100 %
skor total

Kriteria keberhasilan: Sangat baik : ≥ 90%


Baik : 70% - 89%
Cukup baik : 60% - 69%
Kurang baik : ≤ 59%

Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa anak


belum bisa membaca kata yang terdapat huruf Ng dan Ny baik diawal, ditengah
maupun diakhir pada kata yang dipilih dan asesor sajikan. Pada kata yang
95

menggunakan huruf Ng di awal anak mendapatkan hasil 0%, Ng ditengah 20 %


dimana anak mampu membaca kata Patung, Ng di akhir anak mendapatkan 0%.
Sedangkan pada kata yang menggunakan huruf Ny di awal 0%, Ny ditengah 0%.
Karena masih rendahnya kemampuan membaca kata yang menggunakan huruf Ng
dan Ny, anak perlu mendapatkan intervensi untuk meningkatkan kemampuan
membaca anak.
96

Lampiran 4

PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL


(PPI)
A. Identitas Anak

Nama : FAD

Jenis kelamin : Laki-laki

Kelas : IV SD

Sekolah: SDN 22 Koto Lalang Kota Kota Padang

Jenis hambatan: Disleksia

Petugas : Aliansa Fitriani

B. Deskripsi Kemampuan Awal Anak

Berdasarkan asesmen kemampuan awal anak sudah mampu mengenal

huruf, membaca suku kata dan membaca kata yang berpola kv-kv, namun pada saat

membaca kata yang memuat huruf konsonan rangkap seperti “ng, dan ny” anak

mampu mengikuti atau mengulang kata tersebut sesuai dengan yang dicontohkan

penulis dengan benar, hanya saja anak belum mampu membaca sendiri kata yang

terdapat huruf konsonan rangkap “ng, dan ny” .

C. Tujuan Jangka Panjang

Anak mampu menguasai kemampuan membaca permulaan dengan baik

dan benar.

D. Tujuan Jangka Pendek

1. Anak mampu membaca kata benda yang terdapat huruf konsonan

rangkap “ng” dengan tepat dan benar khususnya kata benda di

lingkungan sekitar.
97

2. Anak mampu membaca kata benda yang terdapat huruf konsonan

rangkap “ny” dengan tepat dan benar khususnya kata benda di

lingkungan sekitar.

E. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Program ini dilaksanakan diluar jam sekolah sekitar pukul 13.30 WIB s/d

13.45 dengan waktu pelaksanaan selama + 15 menit. Tempat pelaksanaannya di

sekolah SDN 22 Koto Lalang.

F. Rekomendasi Pembelajaran

Berdasarkana kondisi tersebut anak direkomendasikan untuk belajaar membaca

permulaan yang lebih mendalam lagi dengan upaya pemberian intervensi

menggunakan media yang menarik minat dan bakat anak dalam belajar.
98

Lampiran 5

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SD N 22 Koto Lala Padang


Satuan Pendidikan : SD
Jenis Kelainan : Kesulitan Membaca/Disleksia
Kelas : IV (Empat)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui penggunaan media pop up book melalui metode drill/tanya jawab,
demonstrasi, dan penugasan diharapkan anak dapat membaca kata yang
terdapat kata kluser ng dengan benar.

B. Materi Pembelajaran

1. Mengenalkan cara penggunaan media Pop up book untuk membaca kata

benda

2. Membaca kata benda yang terdapat huruf “ng”

C. Metode Pembelajaran

Drill

D. Media Pembelajaran

Media yang digunakan adalah media pop up book


99

F. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

A. Kegiatan Awal 2 menit


1. Guru mempersiapkan media yang akan
digunakan sebelum pembelajaran dimulai
2. Guru mengkondisikan anak sebelum memulai
pembelajaran
3. Guru dan anak berdoa sebelum belajar
4. Guru melakukan apersepsi (menanyakan
kabar anak, menanyakan yang dilakukan anak
sebelumnya).
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti 8 menit
1. Guru memperkenalkan pop up book kepada
anak
2. Guru menjelaskan cara penggunaan media
pop up book
3. Guru Membuka media pop up book untuk
memperlihatkan kata yang akan dibaca anak
4. Anak diminta membaca kata yang ada pada
pop up book
5. Guru memperbaiki bacaan yang salah pada
kata yang dibaca anak (mengenalkan bunyi
huruf konsonan rangkap “ng”) dan huruf
pengiring sebelum dan sesudahnya dengan
meminta anak mengikutinya
6. Anak membenarkan bacaan yang telah
dibantu perbaiki oleh guru dan mengikuti
perbaikan yang sudah diperdengarkan guru
100

7. Pembacaan kata akan dilanjut pada kata


berikutnya ketika anak sudah membaca kata
sesuai dengan perbaikan bacaan yang benar
8. Kegiatan yang sama untuk halaman
berikutnya pada pop up book
9. Lakukan kegiatan tersebut secara perlahan
dan berulang sampai anak bisa membaca kata
benda yang ada pada media pop up book
10. Setelah anak paham, minta anak untuk
melakukan kegiatan tersebut sendiri dengan
pengawasan guru.
C. Kegiatan Akhir 5 menit
1. Melakukan kegiatan evaluasi sebelum kegitan
ditutup
2. Guru menyimpulkan pembelajaran
3. Guru dan anak bersyukur setelah belajar
4. Guru memberi motivasi untuk semangat
belajar
5. Guru menutup kegiatan pembelajaran
101

Lampiran 6
FORM PENCATATAN DATA DALAM KONDISI
Nama :
Kelas :
Waktu pengamatan :
Pengamatan :
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf Membaca 1. Ngengat


Permulaan konsonan kata benda
rangkap 2. Ngarai
kluster
“ng”
3. Ngalau
diawal
Membaca 4. Bunga
kata benda
5. Singa
“Ng” kluster
“ng”
6. Pelangi
ditengah
Membaca 7. Burung
kata benda
8. Capung
kluster
“ng”
9. Musang
diakhir
Jumlah

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
102

Lampiran 7
PENCATATAN DATA DALAM KONDISI BASELINE (A1)
Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Senin/ 31 Oktober 2022
Pengamatan 1
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓

3. Ngalau ✓

4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓

6. Pelangi ✓

7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓

9. Musang ✓
Jumlah 2 7 2
𝑥 100%
9
= 22,22%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
103

PENCATATAN DATA DALAM KONDISI BASELINE (A1)


Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Rabu/ 02 November 2022
Pengamatan 2
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓

3. Ngalau ✓

4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓

6. Pelangi ✓

7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓

9. Musang ✓
Jumlah 3 6 3
𝑥 100%
9
= 33,33%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
104

PENCATATAN DATA DALAM KONDISI BASELINE (A1)


Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Jum’at/ 04 November 2022
Pengamatan 3
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓
3. Ngalau ✓
4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓
6. Pelangi ✓
7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓
9. Musang ✓
Jumlah 3 6 3
𝑥 100%
9
= 33,33%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
105

PENCATATAN DATA DALAM KONDISI BASELINE (A1)


Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Senin/ 07 November 2022
Pengamatan 4
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓
3. Ngalau ✓
4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓
6. Pelangi ✓
7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓
9. Musang ✓
Jumlah 3 6 3
𝑥 100%
9
= 33,33%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
106

Lampiran 8
PENCATATAN DATA DALAM KONDISI INTERVENSI (B)
Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Rabu/ 09 November 2022
Pengamatan 1
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓
3. Ngalau ✓
4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓
6. Pelangi ✓
7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓
9. Musang ✓
Jumlah 3 6 3
𝑥 100%
9
= 33,33%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
107

PENCATATAN DATA DALAM KONDISI INTERVENSI (B)


Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Jum’at/ 11 November 2022
Pengamatan 2
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓
3. Ngalau ✓
4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓
6. Pelangi ✓
7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓
9. Musang ✓
Jumlah 4 5 4
𝑥 100%
9
= 44,44%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
108

PENCATATAN DATA DALAM KONDISI INTERVENSI (B)


Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Selasa/ 15 November 2022
Pengamatan 3
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓
3. Ngalau ✓
4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓
6. Pelangi ✓
7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓
9. Musang ✓
Jumlah 4 5 4
𝑥 100%
9
= 44,44%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
109

PENCATATAN DATA DALAM KONDISI INTERVENSI (B)


Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Kamis/ 17 November 2022
Pengamatan 4
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓
3. Ngalau ✓
4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓
6. Pelangi ✓
7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓
9. Musang ✓
Jumlah 5 4 5
𝑥 100%
9
= 55,55%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
110

PENCATATAN DATA DALAM KONDISI INTERVENSI (B)


Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Sabtu/ 19 November 2022
Pengamatan 5
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓
3. Ngalau ✓
4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓
6. Pelangi ✓
7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓
9. Musang ✓
Jumlah 5 4 5
𝑥 100%
9
= 55,55%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
111

PENCATATAN DATA DALAM KONDISI INTERVENSI (B)


Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Senin/ 21 November 2022
Pengamatan 6
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓
3. Ngalau ✓
4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓
6. Pelangi ✓
7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓
9. Musang ✓
Jumlah 7 2 7
𝑥 100%
9
= 77,78%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
112

PENCATATAN DATA DALAM KONDISI INTERVENSI (B)


Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Rabu/ 23 November 2022
Pengamatan 7
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓
3. Ngalau ✓
4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓
6. Pelangi ✓
7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓
9. Musang ✓
Jumlah 7 2 7
𝑥 100%
9
= 77,78%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
113

PENCATATAN DATA DALAM KONDISI INTERVENSI (B)


Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Jum’at/ 25 November 2022
Pengamatan 8
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓
3. Ngalau ✓
4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓
6. Pelangi ✓
7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓
9. Musang ✓
Jumlah 7 2 7
𝑥 100%
9
= 77,78%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
114

Lampiran 9
PENCATATAN DATA DALAM KONDISI BASELINE (A2)
Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Senin/ 28 November 2022
Pengamatan 1
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓
3. Ngalau ✓
4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓
6. Pelangi ✓
7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓
9. Musang ✓
Jumlah 7 2 7
𝑥 100%
9
= 77,78%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
115

PENCATATAN DATA DALAM KONDISI BASELINE (A2)


Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Rabu/ 30 November 2022
Pengamatan 2
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓
3. Ngalau ✓
4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓
6. Pelangi ✓
7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓
9. Musang ✓
Jumlah 7 2 7
𝑥 100%
9
= 77,78%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
116

PENCATATAN DATA DALAM KONDISI BASELINE (A2)


Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Jum’at/ 02 Desember 2022
Pengamatan 3
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓
3. Ngalau ✓
4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓
6. Pelangi ✓
7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓
9. Musang ✓
Jumlah 7 2 7
𝑥 100%
9
= 77,78%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
117

PENCATATAN DATA DALAM KONDISI BASELINE (A2)


Nama : Fadli Alfadhilah
Kelas IV
Waktu pengamatan : Selasa/ 04 Desember 2022
Pengamatan 4
Variabel Indikator Penilaian Ket
Sub Butir
Dekriptor
indikator Deskriptor B TB

Membaca Huruf 1. Ngengat ✓


Permulaan konsonan
rangkap Diawal 2. Ngarai ✓
3. Ngalau ✓
4. Bunga ✓
“Ng” Ditengah 5. Singa ✓
6. Pelangi ✓
7. Burung ✓
Diakhir 8. Capung ✓
9. Musang ✓
Jumlah 7 2 7
𝑥 100%
9
= 77,78%

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan :
B (Bisa) : Skor 10
TB (Tidak Bisa) : Skor 0
118

Lampiran 10

REKAPITULASI HASIL KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN (Huruf konsonan rangkap ng)


KEMAMPUAN BASELINE A1
Variabel Indikator Deskiptor Kata Penilaian
P1 P2 P3 P4
Senin/31/10/2022 Rabu/02/11/2022 Jumat/04/11/2022 Senin/07/11/2022
Membaca Huruf 1. Ngengat
Permulaan konsonan 2. Ngarai
rangkap 3. Ngalau
“ng” 4. Bunga
5. Singa
6. Pelangi
7. Musang ✓ ✓ ✓
8. Capung ✓ ✓ ✓ ✓
9. Burung ✓ ✓ ✓ ✓
Jumlah 9
Jumlah skor perolehan 2 3 3 3
Persentase 22,22% 33,33% 33,33% 33,33%
119

REKAPITULASI HASIL KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN (Huruf konsonan rangkap ng)


KEMAMPUAN INTERVENSI (B)
Variabel Indikator Deskiptor Kata Penilaian
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
Rabu/09 Jumat/1 Selasa/1 Kamis/1 Sabtu/19 Senin/21 Rabu/23 Jumat/2
/11/2022 1/11/202 5/11/202 7/11/202 /11/2022 /11/2022 /11/2022 5/11/202
2 2 2 2
Membaca Huruf konsonan 1. Ngengat
Permulaan rangkap
2. Ngarai
“ng”
3. Ngalau ✓ ✓ ✓
4. Bunga ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
5. Singa ✓ ✓ ✓
6. Pelangi ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
7. Musang ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
8. Capung ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
9. Burung ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Jumlah 9
120

Jumlah skor perolehan 3 4 4 5 5 7 7 7


Persentase 33,33% 44,44% 44,44% 55,55% 55,55% 77,77% 77,77% 77,77%
121

REKAPITULASI HASIL KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN (Huruf konsonan rangkap ng)


KEMAMPUAN INTERVENSI (A2)
Variabel Indikator Deskiptor Kata Penilaian
P1 P2 P3 P4
Senin/28/11/2022 Rabu/ Jumat/02/12/2022 Selasa/
30/11/2022 04/12/2022
Membaca Huruf 1. Ngengat
Permulaan konsonan
rangkap 2. Ngarai

“ng” 3. Ngalau ✓ ✓ ✓ ✓
4. Bunga ✓ ✓ ✓ ✓
5. Singa ✓ ✓ ✓ ✓
6. Pelangi ✓ ✓ ✓ ✓
7. Musang ✓ ✓ ✓ ✓
8. Capung ✓ ✓ ✓ ✓
9. Burung ✓ ✓ ✓ ✓
Jumlah 9
Jumlah skor perolehan 7 7 7 7
Persentase 77,77% 77,77% 77,77% 77,77%
122

Lampiran 11

HASIL WAWANCARA

Nama narasumber (G) : Ulza M.pd

Nama pewawancara (P) : Aliansa fitriani

P : Assalamualaikum bu.

G : waalaikumussalam

P : Bu izin bertanya bu, bagaimana proses anak berinisial F dalam belajar

disekolah bu ?

G : Nah didalam kelas anak berinisial F terlihat tidak bisa memahami pelajaran

terkhusus pelajaran Bahasa Indonesia.

P : Metode apa yang sudah ibu gunakan dalam proses belajar ?

G : kalau biasanya ibu menggunakan metode ceramah terhadap anak kelas.

P : Bagaimana anak berinisial F ketika diberi perintah untuk membaca bu ?

G : Anak berinisial F kurang bersemangat dalam menerima pelajaran terkhusus

dalam belajar membaca (Bahasa Indonesia).

P : Apa saja kesulitan yang ibu alami ketika dalam proses mengajar membaca

pada anak berinisial F ?

G : Anak berinisial F ketika diperintahkan untuk membaca sering mengeluh dan

kurangnya perhatian dalam belajar membaca.


123

P : Bagaimana bu pengetahuan anak berinisial F dalam membaca ?

G : Anak berinisial F sudah mengenal dan mengetahui semua huruf abjad, sudah

mengenal huruf vocal, konsonan. Anak sudah bisa membaca kata berpola KV,

KV-K, KV-KV. Akan tetapi anak belum bisa membaca kata yang terdapat huruf

ng dan ny. Anak sering kebingungan, sering menambahkan huruf, mengganti

huruf dan menghilangkan huruf saat membaca kata yang terdapat huruf ng dan ny

tersebut.

P : Apakah sudah ada upaya ibu dalam membantu anak berinisial F untuk

meningkatkan kemampuan membaca ?

G : Sebagaimana seseorang guru saya sduah melakukan upaya untuk

meningkatkan kemampuan membaca anak berinisial F yang terkendala membaca

kata yang terdapat huruf ng dan ny, seperti metode ceramah dan media yang

digunakan biasanya buku saja, karena kalau sudah berada di kelas IV guru tinggal

meneruskan pelajaran saja, untuk belajar membaca itu untuk kelas I .


124

Lampiran 12

DOKUMENTASI

Gambar 1. Sekolah tempat penelitian dilakukan “SDN 22 Koto Lalang Padang”

Gambar 2. Aktivitas bersama Kepala Sekolah tempat penelitian dilakukan SDN

22 Koto Lalang Padang


125

Gambar 3. Penandatanganan surat balasan oleh Kepala Sekolah SDN 22 Koto

Lalang Padang

Gambar 4. Kegiatan melihat kondisi awal anak dalam belajar pada A1


126

Gambar 5. Kegiatan melihat kondisi awal anak dalam belajar pada A1


127

Gambar 6 s/d 8. Kegiatan pembelajaran mengenal kata yang terdapat huruf

konsonan rangkap pada kondisi B melalui media pop up book


128

Gambar 9 dan 10. Kegiatan baseline A2 dalam mengetahui kemampuan anak

setelah intervensi
129

Lampiran 13

Bukti Permohonan Judge Instrumen


130
131

Lampiran 14.

Surat Izin Penelitian


132

Lampiran 15.

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai