Anda di halaman 1dari 1

Eksplorasi nilai-nilai islam

Pada awal kemunculan islam saat itu menjadi sebuah alternatif dari kondisi masyarakat Arab yang chaos
dari segi nilai & ritual keagamaan yang jauh melenceng dari risalah seblumnya. Proses yang progresif pada
saat itu ditandai dengan ajakan untuk memeluk islam yang mulai mengenalkan Kembali konsep
monoteisme hingga perlakuan setara antar umat manusia, hingga pesan-pesan yang disampaikan oleh para
mubaligh berkutat pada hal-hal tersebut.

Hal itu menjadi sebuah pertanda bahwa tujuan kemunculan islam di Jazirah Arab saat itu merupakan
sebuah antitesa dari kondisi masyarakatnya yang penuh ketimpangan serta rendahnya posisi perempuan
saat itu. Dengan titik awal berangkat dari hal yang paling dasar yaitu proses ritual yang sangat berbeda saat
itu yaitu shalat, karena hal itu sangat asing bagi masyarakat yang telah tebiasa melakukan proses
penyembahan berhala nenek moyang mereka.

Hal itu menyebabkan proses penyebaran islam mendapat berbagai pertentangan dari kaum-kaum yang
ingin mempertahankan status quo dan beranggapan bahwa islam akan merusak tatanan masyarakat saat
itu. Pertentangan itu membuat islam menjadi topik pembicaraan di tengah masyarakat saat itu meskipun
terror hukuman dari para penguasa saat itu membayangi siapa saja yang membicarakan/berhubungan
dengan ajaran islam saat itu.

Begitu lah kira-kira proses singkat bagaimana awal kemunculan islam di tengah masyarakat yang belum
terjamah oleh nilai-nilai keislaman dan hampir memiliki pola yang sama di tiap wilayah termasuk di
Nusantara yang dapat ditemui kesamaan dalam proses awal penyebarannya.

Namun dinamika islam di Nusantara sempat diwarnai dengan hal-hal yang progresif berkat beberapa tokoh
yang merefleksikan nilai-nilai islam melalui kondisi masyarakat saat praktik kolonialisme terjadi. Islam
menjadi sebuah musuh besar colonial pada awal abad-20 yang berhasil menghimpun massa untuk
mengorganisir diri dan mencoba untuk menuntut perbaikan taraf hidup yang lebih baik melalui mogok
massal hingga rapat-rapat akbar.

Beberapa tokoh tersebut antara lain ialah, HOS Tjokroaminoto yang menjadi pimpinan awal Syarekat islam
disusul oleh Semaoen , Tan Malaka, Hingga Tirto Adhi Soeryo yang berperan penting pada awal
pembentukan surat kabar pertama saat itu dan mendorong pergerakan Syarekat dagang Islam menjadi
Syarekat Islam yang mengkomodir para pekerja di Jawa untuk berserikat dan menentang kebijakan upah
murah bahkan kerja paksa oleh pemerintah colonial.

Dengan berkembang pesatnya nya SI menjadikannya epicentrum tokoh-tokoh nasional saat itu untuk ikut
dalam gerbong SI yang mulai menjadi ancaman bagi pemerintah colonial, para tokoh tersebut berperan
penting dalam menyebarkan wacana-wacana keislaman yang juga bernafaskan perlawanan terhadap
ketidak-adilan yang dilakukan oleh penjajah saat itu.

Sejalan dengan runtuhnya Khalifah Utsmaniyah di Turkiye yang digagas oleh Mustafha Kemal

Anda mungkin juga menyukai