Anda di halaman 1dari 5

Nama : Syifa Anindya

NPM : 203300416045
Mata Kuliah : Hukum Agraria (Tugas 2)

1. Sesuai Pasal 16 UU No.4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan antara lain diatur bahwa
jika piutang yang dijamin dengan hak tanggungan beralih, maka hak tanggungan tersebut
ikut beralih karena hukum kepada kreditur yang baru. Atas pernyataan ini, jawab
pertanyaan berikut ini :
a. Sebut dan jelaskan cara peralihan piutang yang mengakibatkan hak tanggungan
beralih pada kreditur baru?

Jawaban : Pasal 16 ayat (1) UUHT berbunyi:

“Jika piutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan beralih karena cessie,
subrogasi, pewarisan, atau sebab-sebab lain, Hak Tanggungan tersebut ikut beralih
karena hukum kepada kreditor yang baru.”

Pasal 16 ayat (1) UUHT menerangkan bahwa peralihan hak tanggungan terjadi karena
hukum, sehingga hal tidak perlu dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh Pejabat
Pembuat Akta Tanah. Pencatatan cukup dilakukan berdasarkan akta yang
membuktikan beralihnya piutang yang dijamin kepada kreditor yang baru.

Dengan demikian, apabila memang benar terjadi pengalihan piutang melalui


subrogasi antara kreditor pertama dengan bank, maka dibutuhkan :

a) Akta yang membuktikan beralihnya piutang yang dijamin kepada kreditor yang
baru; dan
b) Pendaftaran beralihnya hak tanggungan oleh kantor pertanahan dengan
mencatatnya pada buku tanah hak tanggungan dan buku tanah hak atas tanah
obyek hak tanggungan serta pada salinan sertifikat hak tanggungan dan sertifikat
hak atas tanah yang bersangkutan

b. Apa yang Saudara ketahui tentang asas droit de suit?


Jawaban : (hak kebendaan yang mengikuti pemiliknya) adalah salah satu prinsip
dasar dari hukum benda khususnya bagi negara penganut sistem hukum Eropa
kontinental seperti Indonesia. ketentuannya adalah Pasal 7 Undang-Undang No. 4
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang
Berkaitan Dengan Tanah yang menyatakan bahwa hak tanggungan tetap mengikuti
Nama : Syifa Anindya
NPM : 203300416045
Mata Kuliah : Hukum Agraria (Tugas 2)

objeknya dalam tangan siapapun objek tersebut berada sehingga hak tanggungan
tidak akan berakhir sekalipun objek hak tanggungan itu beralih ke pihak lain oleh
sebab apa pun juga.

c. Kegiatan apa yang harus dlakukan agar Hak Tanggungan beralih kepada kreditur
baru?
Jawaban : Hal ini diatur dalam Pasal 16 UUHT yang menyatakan bahwa:
- Ayat (1) : Jika piutang yang dijamin dengan hak tanggungan beralih karena
cessie, subrogasi, pewarisan, atau sebab-sebab lain, Hak Tanggungan tersebut
ikut beralih karena hukum kepada kreditor yang baru.
- Ayat (2) : Beralihnya Hak Tanggungan wajib didaftarkan oleh kreditor yang baru
kepada Kantor Pertanahan.
- Ayat (3) : Pendaftaran beralihnya Hak Tanggungan dilakukan oleh kantor
pertanahan dengan mencatatnya pada buku tanah Hak Tanggungan dan buku
tanah hak atas tanah yang menjadi objek Hak Tanggungan serta menyalin catatan
tersebut pada sertifikat Hak Tanggungan dan sertifikat hak atas tanah yang
bersangkutan.
- Ayat (4) : Tanggal pencatatan pada buku tanah adalah hari ketujuh setelah
diterimanya secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi pendaftaran
beralihnya hak tanggungan dan jika hari ketujuh itu jatuh tempo pada hari libur,
catatan itu diberi bertanggal hari kerja berikutnya.
- Ayat (5) : Beralihnya hak tanggungan mulai berlaku bagi pihak ketiga pada hari
tanggal pencatatan

2. Dalam UU No.20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun diatur mengenai beberapa hal,
antara lain pengertian, hak-hak atas tanah yang bisa dibangun rumah susun, dan cara
berakhirnya Hak Milik atas Satuan Rumah Susun. Untk itu, saudara diminta menjawab
pertanyaan berikut ini :
a. Jelaskan unsur-unsur sesuai pengertian rumah susun
Jawaban : rumah susun menurut Pasal 1 angka 1 adalah “bangunan gedung
bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-
bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal
dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan
Nama : Syifa Anindya
NPM : 203300416045
Mata Kuliah : Hukum Agraria (Tugas 2)

secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian
bersama, benda bersama, dan tanah bersama”.

b. Sebut dan jelaskan hak-hak atas tanah yang di atasnya bias dibangun rumah susun
Jawaban : Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (UUPA) tidak disebutkan secara khusus mengenai rumah susun,
karena dalam Pasal 16 UUPA berbunyi sebagai berikut:
a) hak milik;
b) hak guna usaha;
c) hak guna bangunan;
d) hak pakai;
e) hak sewa;
f) hak membuka tanah;
g) hak memungut hasil hutan;
h) hak-hak lain yang tidak termasuk hak-hak tersebut di atas yang akan ditetapkan
dengan undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara sebagai yang
disebutkan dalam Pasal 53.

c. Bagaimana cara dan sebab berakhirnya Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
Jawaban : Hak Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun merupakan Hak Milik atas
satuan rumah susun yang bersifat perseorangan, yang terpisah dengan hak bersama
atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama yang akan dihitung
berdasarkan Nilai Perbandingan Proporsional (NPP).

Masa berlakunya Hak Milik Satuan Rumah Susun adalah sama dengan masa
berlakunya hak atas tanah (HGB, Hak Pakai) dimana diatas tanah tersebut dibangun
gedung bangunan rumah susun. Sehingga apabila masa berlaku hak atas tanah yang
diatasnya berdiri gedung bangunan rumah susun berakhir maka dengan sendirinya
masa berlakunya Hak Milik Satuan Rumah Susun turut berakhir.
Nama : Syifa Anindya
NPM : 203300416045
Mata Kuliah : Hukum Agraria (Tugas 2)

3. Berkaitan dengan reformasi agraria di Indonesia (land reform), jelaskan mengenai


pertanyaan berikut ini :
a. Apa pengertian landreform di Indonesia, dan sebutkan beberapa contoh landreform
yang telah dijalankan.
Jawaban : Landreform diartikan dengan perubahan struktur penguasaan pemilikian
tanah.
Pada tanggal 7 April 2016 lalu, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agraria
dan Tata Ruang mengeluarkan Peraturan Mentri ATR No. 18 Tahun 2016. Pasal 3
peraturan tersebut menetapkan pembatasan kepemilikan tanah pertanian untuk
perorangan, seperti 20 hektar maksimum untuk daerah tidak padat dan 12 hektar
maksimum untuk daerah kurang padat. Ketentuan ini diperkuat lagi dengan
kewajiban bahwa tanah hanya dapat dialihkan kepada pihak lain yang berdomisili di
dalam 1 kecamatan letak tanah dan memang harus dipergunakan untuk pertanian.
Kebijakan ini sangat baik karena banyak orang yang punya sawah di desa tetapi
justru tinggal di kota, yang akhirnya mengakibatkan tanah tidak terawat ataupun
keuntungan ekonomi dari tanah tersebut tidak masuk ke dalam pembangunan daerah
tempat tanah tersebut berada. Peraturan ini mencegah hal seperti itu terjadi lagi.

b. Sebutkan contoh landreform yang gagal di Indonesia


Jawaban : Terdapat empat masalah pokok agraria di Indonesia sebagaimana
disampaikan dalam Tap MPR No. IX tahun 2001, yaitu: pemilikan tanah yang
sempit dan timpang, konflik pertanahan, inkosistensi hukum, serta kerusakan sumber
daya alam. Seluruhnya mestilah menjadi agenda yang pokok untuk diselesaikan
sebelum sampai kepada perumusan konsep landreform yang ideal yaitu “land to
tillers”. Menurut data yang dikumpulkan oleh Konsorsium Pembaruan Agraria
(2004), per 30 Desember 2001 tercatat telah terjadi 1.753 kasus konflik pertanahan
di seluruh Indonesia yang mencakup luas 10.892.203 ha tanah, dan melibatkan
1.189.482 keluarga.

c. Strategi apa yang sebaiknya dilakukan agar program landreform berhasil


dilaksanakan sesuai cita-cita Pasal 33 UUD 1945
Jawaban : Land reform ini bermaksud mengadakan suatu perubahan sistem
pemilikan dan penguasaan atas tanah yang lampau ke arah sistem pemilikan dan
Nama : Syifa Anindya
NPM : 203300416045
Mata Kuliah : Hukum Agraria (Tugas 2)

penguasaan atas tanah baru yang disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan
masyarakat yang sedang giat melaksanakan pembangunan sesuai cita-cita Pasal 33
UUD 1945 ini.

Anda mungkin juga menyukai