Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN JATUH PADA LANSIA


DI PSTW SABAI NAN ALUIH SICINCIN

Disusun Oleh:
Kelompok I
Miwi Yulianti (2241312058) Nur Azizah Putri (2241312090)
Laras Hayuning Astuti (2241312059) Desri Yola R. (2241312091)
Syamila Adina (2241312057) Nanda Amelia (2241312096)
Aulia Tri Ananda (2241312022) Yessica Carmelia (2241312076)
Tari Rahmadiya (2241312079) Laila Sa’adah (2241312064)
Nilam Septia Erwanda (2241312015) Natasya (2241312067)

Pembimbing Akademik
Gusti Sumarsih, S.Kep, M.Biomed

Pembimbing Klinik
Ns. Shuci Putri Hayu, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi penyuluhan : Pencegahan Jatuh Pada Lansia


Pokok bahasan : Cara Pencegahan Jatuh Pada Lansia
Sasaran : Lansia di PSTW SABAI NAN ALUIH
Hari/ Tanggal : Sabtu, 06 Mei 2023
Waktu :
Tempat : PSTW SABAI NAN ALUIH

A. Latar Belakang Masalah


Lansia dikatakan sebagai tahap akhir pada daur kehidupan manusia.
Lansia adalah keadaan yang di tandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi fisiologis yang berkaitan
dengan penurunan kemampuan untuk hidup (Ferry dan Makhfudli, 2009).
Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60 tahun dan tidak berdaya
mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari
(Ratnawati, 2017). Lansia adalah seseorang yang telah berusia > 60 tahun,
mengalami penurunan kemampuan beradaptasi, dan tidak berdaya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seorang diri.
Menurut Nugroho (2017) Geriatri, berasal dari kata geros yang artinya
lanjut usia dan eatriea yang artinya kesehatan medikal. Geriatric adalah ilmu
yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia dan akibatnya pada tubuh
manusia. Dengan demikian jelas bahwa objek geriatric adalah mausia lanjut
usia. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis, maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan
kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang
jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan-gerakan lambat, dan postur
tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2017).
Penurunan fungsi tubuh pada lansia dapat mempengaruhi dan
mengakibatkan perubahan kecil yang terjadi dalam kemampuan lansia yaitu
perubahan fisik, perubahan mental dan psikososial, sehingga mempunyai
dampak untuk meningkatkan kepercayaan pada lansia. Permasalahan yang
berkaitan dengan lanjut usia secara individu baik secara fisik, biologi, mental
maupun sosial ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang akan mengalami
kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan
kemunduran peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan
di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya khususnya kebutuhan kebersihan
diri, sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan
orang lain (Nugroho, 2010).
Menurut Potter & Perry (2009) proses menua mengakibatkan
terjadinya banyak perubahan pada lansia yang meliputi perubahan fisiologis,
perubahan fungsional, perubahan kognitif dan perubahan psikososial.
Penurunan fungsi dari lansia ada berbagai macam yaitu, penurunan fisik
seperti perubahan sel dan ekstrasel, perubahan kardiovaskuler, perubahan
sistem pernapasan, perubahan integumen, perubahan sistem persyarafan,
perubahan muskuloskeletal yang dapat mengalami kehilangan densitas tulang
yang masif dapat mengakibatkan osteoporosis, terjadi bungkuk (kifosis),
persendian membesar dan menjadi kaku (atrofi otot), kram, tremor, tendon
mengerut dan mengalami sklerosis, perubahan pada pendengaran serta
perubahan pada vesika urinaria.
Risiko jatuh adalah Risiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan
Kesehatan akibat terjatuh.Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk
jatuh yang umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan dan/ atau faktor
fisiologis dapat berakibat cidera. Insiden jatuh tentu akan merugikan pasien
atau klien terutama secara fisik, disi lain hal ini juga menyakut kualitas
pelayan dari sebuah rumah sakit) (Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit
RSUD Dr. Soetomo 2022).
Jatuh menjadi salah satu insiden yang paling sering terjadi pada orang
lanjut usia (lansia) yang mengakibatkan trauma serius, seperti nyeri,
kelumpuhan bahkan kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut dan hilangnya
rasa percaya diri sehingga mereka membatasi aktivitasnya sehari-hari yang
menyebabkan menurunnya mutu kehidupan pada lansia yang mengalaminya
dan juga berpengaruh pada anggota keluarganya. Jatuh sering terjadi atau
dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan didalamnya, baik faktor
intrinsic dalam diri lansia tersebut seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan
otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizzines, serta faktor
ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda-benda,
penglihatan kurang karena cahaya kurang terang, dan sebagainya.
Pencegahan jatuh pada lansia harus diperhatikan oleh semua pihak
yaitu keluarga, penjaga bayaran, perawat di rumah sakit dan juga pihak-pihak
yang menentukan keputusan bagi pembangunan rumah sakit. Keluarga
merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatannya. Keluarga memegang peranan penting dalam perawatan
terhadap lansia oleh sebab itu keluarga harus memiliki pengetahuan mengenai
faktor risiko jatuh pada lansia (Maryam, 2009). Perawat dan pihak rumah
sakit atau panti jompo harus menunjang fasilitas dengan pengawasan penuh
akan aktivitas masing-masing lansia yang dirawat dan juga pemenuhan
fasilitas yang aman di daerah yang memungkinkan untuk terjadinya kejadian
jatuh. Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan pada lansia di PSTW
Sabai Nan Aluih pada 05 Februari 2023 bahwa dari 6 wisma yaitu sago,
singgalang, harau, merapi, tandikek dan fujiama, semuanya berisiko jatuh.
Dari 45 orang lansia yang ada di wisma, 14 orang lansia berisiko jatuh.
Sebanyak 6 orang lansia menggunakan alat bantu jalan yaitu kruk, 2 orang
lansia menggunakan kursi roda dan 6 orang lansia memiliki riwayat jatuh
dikamar mandi maupun dari tempat tidur.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilaksanakan penyuluhan tentang pencegahan jatuh pada lansia
maka diharapkan lansia dapat mengerti dan memahami mengenai
pencegahan jatuh.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan mampu :
a. Peserta dapat mengetahui dan menyebutkan pengertian jatuh
b. Peserta dapat mengetahui dan menyebutkan faktor-faktor penyebab
jatuh
c. Peserta dapat mempraktekkan bagaimana senam keseimbangan
untuk pencegahan jatuh

C. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab

D. Media
1. Leaflet
2. Powerpoint
E. Setting Tempat

Keterangan :

: Moderator => Leader

: Penyaji => Co-Leader

:Observer

: Peserta

: Fasilitator

: Media
F. Pengorganisasian

a. Moderator : Nanda Amelia


b. Penyaji : Yessica Carmelia
c. Observer : Nilam Septia Erwanda
d. Fasilitator :
- Miwi Yulianti
- Laras Hayuning Astuti
- Syamila Adina
- Aulia Tri Ananda
- Natasya
- Tari Rahmadiya
- Nur Azizah Putri
- Desri Yola Ramadhani
- Laila Sa’adah

Uraian Tugas
a. Moderator
- Bertanggungjawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
- Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
- Menyepakati bahasa yang digunakan selama penyuluhan
- Menyampaikan kontrak waktu
- Merangkum semua audien sesuai kontrak
- Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
b. Penyaji
- Bertanggungjawab menyampaikan penyuluhan
- Memahami topik penyuluhan
- Mengeksplore pengetahuan audien mengenai sehat jiwa lansia
- Menjelaskan materi terkait sehat jiwa lansia dengan bahasa yang mudah
dipahami
- Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien
c. Fasilitator
- Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal
acara
- Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada
moderatorjika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer
- Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi baik dalam
mengajukan maupun menjawab pertanyaan
- Membagikan leaflet di akhir acara
d. Observer
- Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target keluarga
- Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
- Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP

G. Strategi Pelaksanaan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Lansia


1. Pembukaan  Memberi salam  Menjawab Salam
(5 menit)  Memperkenalkan diri  Mendengarkan dan
 Mengevaluasi validasi memperhatikan
 Menjelaskan kontrak, waktu,topik dan  Menyepakati kontrak
tujuan penyuluhan

2 Pelaksanaan 1. Pengertian jatuh


(15 menit)  Menggali pengetahuan lansia tentang  Menjawab pertanyaan
pengertian jatuh (semampunya)
 Memberi reinforcement  Mengikuti diskusi secara
 Menjelaskan kembali tentang pengertian aktif
jatuh  Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Penyebab jatuh pada lansia
 Menggali pengetahuan lansia tentang
penyabab jatuh pada lansia  Menjawab pertanyaan
 Memberi reinforcement (semampunya)
 Menjelaskan kembali tentang penyebab  Mengikuti diskusi secara
jatuh pada lansia aktif
 Mendengarkan dan
3. Cara Pencegahan jatuh memperhatikan
 Menggali pengetahuan lansia tentang cara
pencegahan jatuh
 Memberi reinforcement  Menjawab pertanyaan
 Menjelaskan kembali tentang cara (semampunya)
pencegahan jatuh  Mengikuti diskusi secara
aktif
 Mendengarkan dan
memperhatikan

3 Evaluasi  Memberikan kesempatan lansia untuk  Audiens aktif bertanya


(5 menit) bertanya  Menjawab pertanyaan
 Menjawab pertanyaan para lansia audiens

4 Penutup  Mengevaluasi lansia-lansia tentang materi  Dapat menyimpulkan dari


(5 menit) yang telah diberikan seluruh materi yang
 Menyimpulkan materi diberikan
 Memberikan reward  Menjawab salam
 Memberikan leaflet
 Mengakhiri pertemuan dengan salam

H. Evaluasi
1. Proses
a. Diharapkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan

b. Diharapkan peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.

c. Diharapkan waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.

d. Diharapkan sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan


penyuluhan sampai selesai.

e. Diharapkan sasaran penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif


selamakegiatan berjalan.
2. Struktur
a. Diharapkan mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan.

b. Diharapkan tempat dan media serta alat sesuai rencana.

c. Diharapkan mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan.


3. Hasil
a. Diharapkan Peserta dapat menyebutkan pengertian jatuh

b. Diharapkan Peserta dapat menyebutkan faktor-faktor penyebab


jatuh
c. Diharapkan Peserta dapat mempraktekkan senam keseimbangan
untuk pencegahan jatuh
LAMPIRAN
1. Defenisi
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi
mata yang melibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk di
lantai atau tempat yang lebih rendah atau tanpa kehilangan kesadaran atau
luka. Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor
berperan di dalamnya misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah,
kekakuan sendi, sinkope dan dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai
yang licin dan tidak rata tersandung benda-benda, penglihatan kurang
terang dan sebagainya (Ashar, 2016).
Menurut Ambardini (2009), tidak mengejutkan bahwa jatuh
merupakan kejadian yang mempercepat patah tulang pada orang dengan
kepadatan mineral tulang (Bone Mineral Density/BMD) rendah. Jatuh dapat
dicegah sehingga akan mengurangi risiko patah tulang. Jatuh adalah
penyebab terbesar untuk patah tulang pinggul dan berkaitan dengan
meningkatnya risiko yang berarti terhadap berbagai patah tulang meliputi
punggung, pergelangan tangan, pinggul, lengan bagian atas.
Jatuh dapat disebabkan oleh banyak faktor, sehingga strategi
pencegahan harus meliputi berbagai komponen agar sukses. Aktivitas fisik
meliputi pola gerakan yang beragam seperti latihan kekuatan atau kelas
aerobik dapat meningkatkan massa tulang sehingga tulang lebih padat dan
dapat menurunkan risiko jatuh. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko jatuh dan meminimalisir dampak dari jatuh yang terjadi.
Pedoman yang dikeluarkan oleh American Geriatrics Society, British
Geriatrics Society, dan American Academy of Orthopedi Surgeons pada
pencegahan jatuh meliputi beberapa rekomendasi untuk orang tua
(Gunawan, 2016).
2. Faktor – Faktor Penyebab Jatuh Pada Lansia
Menurut Gunawan (2016), faktor-faktor penyebab jatuh pada lansia dapat
dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
a. Faktor Internal (Faktor dari dalam lansia), seperti :
- Kelemahan pada kaki
- Nyeri pada kaki
- Tidur yang kurang
- Pusing
- Penglihatan kabur
- Penggunaan obat-obatan dengan efek samping mengantuk
Faktor dari dalam diri lansia disebabkam oleh proses penuaan dan
berbagai penyakit seperti Stroke yang mengakibatkan kelemahan
tubuh, Parkinson yang mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun
Depresi yang menyebabkan lansia tidak terlalu perhatian saat berjalan.
Gangguan penglihatan pun seperti misalnya katarak meningkatkan
risiko jatuh pada lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler akan
menyebabkan syncope yang sering meningkatkan risiko jatuh pada
lansia. Jatuh dapat juga disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi bisa
disebabkan oleh diare, demam, asupan cairan yang kurang atau
penggunaan diuretik yang berlebihan.
b. Faktor eksternal (lingkungan)
- Pencahayaan yang buruk (terlalu gelap atau menyilaukan)
- Lantai yang licin
- Tempat tidur atau toilet yang tinggi
- Lipatan karpet
- Pijakan yang buruk
- Keset yang tebal/menekuk pinggirnya
- Tidak tersedianya pegangan disekitar dinding
3. Pencegahan Jatuh
Menurut Stabley (2007), pencegahan dilakukan berdasarkan faktor risiko
apa yang dapat menyebabkan jatuh seperti faktor neuromuskular,
muskuloskeletal, penyakit yang sedang diderita, pengobatan yang sedang
dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan visual,
ataupun faktor lingkungan. Beberapa metode yang dapat diterapkan untuk
pencegahan jatuh pada lansia :
a. Modifikasi lingkungan.
1) Taruhlah barang-barang yang diperlukan berada dalam jangkauan
tanpa harus berjalan dulu.
2) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
3) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan
yang biasa untuk melintas.

b. Latihan fisik (Latihan Keseimbangan)


Latihan fisik sangat penting bagi lansia dalam meningkatkan
kualitas hidup. Latihan yang teratur dapat meningkatkan hubungan
sosial, meningkatkan kesehatan fisik dan kesehatan mental. Latihan
juga berperan penting dalam mengurangi risiko penyakit dan
memelihara fungi tubuh lansia. Latihan dapat mencegah kelelahan
fisik karena meningkatkan fungsi kardiovaskuler, sistem saraf pusat,
sistem imun dan sistem endokrin. Latihan juga dapat menurunkan
gejala depresi.
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan
meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki
keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya
lingkungan. Latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan
sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai,
tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki.
Langkah-langkah latihan keseimbangan :
1. Berjalan Kesamping

a. Berdiri tegak pandangan kedepan dan kaki rapat disamping


dengan jarak kaki selebar bahu
b. Berjalan kesamping mengikuti jejak kaki pertama dan disusul
kaki selanjutnya. Posisi kaki rapat.
c. Berjalan kesamping sebaliknya / ke kanan untuk kembali ke
posisi semula dengan tetap mengikuti jejak tersebut dan badan
dipertahankan tegak.
d. Lakukan pengulangan latihan 4-5 kali.

2. Berjalan menyilang ke samping

A B C

a. Berdiri tegak lurus, pandangan kedepan dan kedua kaki rapat.


b. Gerakkan kaki kanan menyilang dari depan kesamping kiri
melewati kaki kiri
c. Gerakan kaki kiri ke samping kiri dan kembali rapat dengan
kaki kanan
d. Ulangi gerakan tersebut masing-masing 5 kali tiap sisi.

3. Berjalan Tandem

a. Berdiri tegak lurus, pandangan kedepan dan lengan disamping


badan
b. Berjalan pada satu garis lurus dengan melangkahkan kaki kanan
kedepan dan letakkan didepan kaki kiri hingga ibu jari kaki kiri
menyentuh tumit kanan.
c. Lakukan gerakan yang sama pada kaki kiri.
d. Ulangi gerakan tersebut sebanyak 5 langkah dan 2-3 sesi.

4. Melangkah Zig-zag
a. Berdiri tegak lurus, pandangan ke depan, kedua kaki rapat.
b. Langkahkan kaki kiri menyilang kedepan,
c. Kemudian disusul kaki kanan dan kedua kaki tetap dalam
posisi rapat.
d. Kemudian langkahkan kaki kanan ke belakang, disusul kakikiri
dan kaki rapat.
e. Ulangi latihantersebut sebanyak 3-5 kali.

5. Ujung jari ke lantai

a. Berdiri tegak lurus, pandangan ke depan, kedua kaki rapat


b. Gerakkan kaki kanan sejauh mungkin ke depan dan ujung ibu jari
menyentuh lantai kemudian gerakan ibu jari ke samping kanan,
selanjutnya ujung ibu jari kaki digerakkan ke belakang tubuh.
c. Kaki kembali ke posisisemula.
d. Ulangi gerakan tersebut sebanyak 5 kali
DAFTAR PUSTAKA

Ashar, PH. 2016. Gambaran Persepsi Faktor Risiko Jatuh Pada Lansia Di Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan. (Skripsi).
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Ambardini, RL. 2009. Aktivitas Fisik Pada Lanjut Usia. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
staff.uny.ac.id/sites/default/files/132256204/Aktivitas%20Fisik%20Lansia.p
df aktivitas fisik lansia uny pdf. Diunduh tanggal 02 Februari 2023
Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Penduduk Lanjut usia 2019. Subdirektorat
Statistik pendidikan dan kesejahteraan sosial. Badan Pusat Statistik
Gunawan, JDA. 2016. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Risiko Jatuh Pada
Lanjut Usia Di Desa Pucangan Kecamatan Kartasura. (Skripsi). Surakarta:
UMS.
Manik, J.W.H., Rahmansyah, B., Bisa maksimus, Anggiat L., Budhyanti
W.Lisnaini. 2019. Pemeriksaan gerak dan fungsi dan penanganan
fisioterapi pada lansia di Gereja Bethel Indonesia Jemaat Danau Bogor.
Jurnal ComunitaServitio vol 1 (2) : 109-119.
Rizky, SM. 2011. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Aktivitas Fisik Dengan
Fungsi Kognitif Pada Lansia Di Kelurahan Darat. (Tesis). Medan: USU
Stanley, M. dan Beare, PG. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik
(Gerontological Nursing: a Health Promotion Protection Approach).
Jakarta: EGC. Dialih bahasakan Nety J. dan Kurnianingsih
PENYEBAB JATUH DARI
PROFESI
LINGKUNGAN
KEPERAWATAN
Pencahayaan yang UNAND
buruk (terlalu gelap
atau menyilaukan) KELOMPOK I
Lantai yang licin
Tempat tidur atau toilet
yang tinggi
Lipatan karpet
Pijakan yang buruk
Keset yang
JATUH
tebal/menekuk
pinggirnya Jatuh adalah suatu kejadian
Tidak tersedianya yang dilaporkan penderita atau
pegangan disekitar saksi mata yang melibatkan
dinding seseorang mendadak terbaring
atau terduduk di lantai atau
tempat yang lebih rendah atau
PENCEGAHAN JATUH: tanpa kehilangan kesadaran
MEMODIFIKASI atau luka.
LINGKUNGAN
PENYEBAB JATUH DALAM
Taruhlah barang-barang DIRI LANSIA
yang diperlukan berada
dalam jangkauan tanpa
harus berjalan dulu.
Perhatikan kualitas
Kelemahan pada kaki
Nyeri pada kaki
PENCEGAHAN
penerangan di rumah. Tidur yang kurang
Pusing
JATUH PADA
Singkirkan barang-barang
yang bisa membuat Penglihatan kabur
Penggunaan obat-obatan
LANSIA
terpeleset dari jalan yang
dengan efek samping
biasa untuk melintas. mengantuk KEPERAWATAN GERONTIK
Latihan Keseimbangan

Our Vision
MELANGKAH ZIG-ZAG BERJALAN KESAMPING

MELANGKAH ZIG-ZAG

BERJALAN MENYILANG KESAMPING

BERJALAN TANDEM

Anda mungkin juga menyukai