Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH HOSPITAL PUBLIC RELATIONS AND CUSTOMER SERVICE

“ILMU KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK PUBLIC RELATIONS ”

Dosen Mata Kuliah :


1. Aries Wahyuningsih, S.Kep., Ns., M.Kes
2. Emi Kristiana, S.E., MM

Disusun Oleh Kelompok 6:


1. Dwis Gracia Rossa (01.4.20.00007)
2. Yusita Sriwedari (01.4.20.00017)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI
PRODI SARJANA ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
Jln. May. Jend. Panjaitan No. 3B Kediri 64102 Jawa Timur Telp : (0354)
683470, 684296, Fax (0354) 683470
Email : stikes_rsbaptis@yahoo.co.id Website : www.stikesbaptis.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Ilmu Komunikasi Dalam Praktik Public Relations dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Dalam proses penyusunan makalah ini kami mengalami beberapa
hambatan. Namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada
kesempatan ini, tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen
kami yang telah membantu dan membimbing kami dalam proses penyusunan
makalah.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan dapat mengetahui tentang
Hospital Public Relations And Customer Service.

Kediri, 03 Mei2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
1.4 Manfaat
BAB II TINJAUAN TEORI

iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu komunikasi dalam promosi kesehatan telah
menjadi komponen utama. Dalam hal komunikasi kesehatan pada pelayanan
kesehatan primer harus dimulai dengan dialog atau diskusi antara berbagai
pihak seperti petugas kesehatan dan warga lokal. Tantangan utama dalam
komunikasi kesehatan terutama dalam promosi kesehatan adalah bagaimana
cara merangkul pelayanan primer dalam mensukseskan promosi kesehatan
yang diberikan.
Sejak bangun tidur hingga menjelang tidur kembali, manusia tidak bisa
lepas dari yang namanya komunikasi. Bahkan dapat dikatakan bahwa hampir
seluruh aktivitas manusia dalam hidup kesehariannya melibatkan komunikasi.
Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi begitu penting, dominan, dan
menentukan. Dalam prakteknya komunikasi dilakukan dalam berbagai bentuk
dan sifat. Secara umum bentuk komunikasi ada tiga, yaitu komunikasi antar
individu (interpersonal communication), komunikasi kelompok (group
communication) dan komunikasi massa (mass communication). Sedangkan
sifat komunikasi diantaranya seperti tatap muka (face to face), verbal dan non
verbal, serta bermedia.
Selain itu peran Public Relations (Humas) sangat penting dalam suatu
perusahaan/instansi guna membentuk citra positif lembaga/instansi dimana
Public Relations (Humas) berada. Menurut McNamara (dalam Iriantara,
2004:5) Public Relations (Humas) berdasarkan tujuan kegiatan Public
Relations (Humas) yang dirumuskan sebagai aktivitas berkelanjutan untuk
menjamin perusahaan memiliki citra yang kuat di mata publik. Dengan citra
yang baik maka diharapkan akan tebentuk kepercayaan masyarakat. Tujuan
utama lainnya dalam komunikasi adalah pertukaran komunikasi antara dokter
dan pasien informasi dapat dilihat sebagai sumber daya dibawa ke interaksi
lisan oleh kedua belah pihak. Pertukaran informasi terdiri dari pemberi
informasi dan pencarian informasi.

5
Komunikasi yang tidak lancar akibat hal-hal yang menyumbat alur
komunikasi dapat menimbulkan gangguan pada perusahaan. Salah satunya
adalah ketidakpuasan dalam bekerja. Akibat terburuk adalah demontrasi dan
pemogokan yang sangat merugikan perusahaan.
Pada banyak perusahaan saat ini, fungsi komunikasi internal dilakukan
public relations (PR). Tentu hal ini bisa dipahami karena banyak ahli
berpendapat bahwa public relations memiliki fungsi manajemen. Heath dan
Coombs dalam bukunya Today’s Public Relations An Introduction (2006)
menulis: “Public relations is the management function that entails planning,
research, publicity, promotion, and collaborative decision making to help any
organization’s ability to listen to appreciate, and respond appropriately to
those persons and groups whose mutually beneficial relationships to
organization needs to foster as it strives to achieve its mission dan vision”.
Dalam komunikasi yang menjadi pusat perhatian (central point) adalah
persoalan informasi yang diolah dan disebarluaskan. Informasi inilah yang
sesungguhnya dikomunikasikan ke segenap publik dari organisasi yang
bersangkutan (Ishak, jurnal Aspikom vol.1 no.4, 2012).

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian komunikasi?
2. Bagaimana pentingnya komunikasi?
3. Apa saja klasifikasi komunikasi?
4. Apa saja bentuk bentuk komunikasi?
5. Bagaimana tipe tipe komunikasi?
6. Bagaimana komunikasi yang efektif dalam customer service?

1.3 Tujuan Masalah


Dari rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan tujuan masalah
sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan pengertian komunikasi
2. Untuk menjelaskan pentingnya komunikasi

6
3. Untuk menjelaskan saja klasifikasi komunikasi
4. Untuk menjelaskan bentuk bentuk komunikasi
5. Untuk menjelaskan tipe tipe komunikasi
6. Untuk menjelaskan komunikasi yang efektif dalam customer service

1.4 Manfaat
1. Bagi Peneliti
a. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti
untuk menjelaskan tentang Ilmu Komunikasi Dalam Praktik Public
Relations
b. Mengimplementasi teori dan ilmu yang telah didapatkan selama
perkuliahan dalam bidang customer service dan public relations
2. Bagi Pihak Lain
a. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan evaluasi
pengembangan perilisan Ilmu Komunikasi Dalam Praktik Public
Relations
b. Diharapkan bermanfaat bagi pembaca untuk mempelajari cara Ilmu
Komunikasi Dalam Praktik Public Relations dalam customer service.

7
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Komunikasi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin,
communicatus, artinya berbagi atau menjadi milik bersama - mengacu pada upaya
yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada
orang lain (Onong, 1997: 4). Arni Muhammad mengatakan bahwa komunikasi
adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si
penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Arni Muhammad, 2002: 4). Anwar
Arifin mendefenisikan komunikasi adalah pesan dan tindakan manusia dalam
konteks sosial dengan segala aspeknya. Dengan demikian komunikasi mencakup
semua jenis pesan dan dilakukan oleh manusia tanpa mengenal perbedaan agama,
ras, suku dan bangsa (Anwar Arifin, 2002). Stephen W. Littlejohn:
“Communication as a Social Science. Communication involves understanding how
people behave in creating, exchanging, and interpreting message” Terjemahan
bebasnya adalah bahwa sebagai salah satu ilmu pengetahuan sosial, ia berkenaan
dengan pemahaman tentang bagaimana orang berperilaku dalam menciptakan,
mempertukarkan serta menginterpretasikan pesan-pesan (Sasa Djuarsa, 2005).
Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal
(Deddy Mulyana, 2004: 3). Banyak defenisi lain yang dikemukakan para ahli
tentang komunikasi.
Fisher membuat lima kategori dari defenisi yang berhasil ditemukannya, yaitu :
1. Defenisi yang memusatkan perhatian pada penyampaian atau pengoperan
2. Defenisi yang menempatkan komunikasi sebagai kontrol sosial
3. Defenisi yang memandang komunikasi sebagai fenomena stimuli-respon
4. Defenisi yang menekankan pada unsur kebersamaan arti

8
5. Defenisi yang melihat komunikasi sebagai integrator sosial
Dari kategori defenisi yang dibuat oleh Fisher, sesungguhnya telah terungkap
mengenai esensi komunikasi sebagai integrator social atau perekat hidup bersama,
pengaruh komunikasi yang menimbulkan perubahan pada semua pihak yang
berkomunikasi, dengan syarat komunikasi yang efektif (Arifin, 2011: 46).
Definisi Dari Komunikasi Menurut Para Ahli:
1. Harold Lasswell: "Siapa mengatakan apa pada siapa dengan saluran apa
dan dengan efek apa.”
2. Wilbur Schramm: "Komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang
atau sekelompok orang mentransmisikan pesan atau informasi ke orang
lain melalui media atau saluran tertentu dengan harapan dapat
mempengaruhi perilaku, sikap, atau pengetahuan orang lain."
3. David K. Berlo: "Proses pertukaran informasi dan pengertian antara
individu-individu melalui simbol-simbol yang umum dipahami."
4. George Gerbner: "Komunikasi adalah suatu cara untuk memperoleh,
memproses, dan menyebarkan informasi melalui saluran tertentu."
5. Irwin Altman dan Dalmas Taylor: "Komunikasi adalah pengiriman pesan
dari satu individu ke individu lainnya melalui media yang berbeda-beda."
6. Daniel Chandler: "Komunikasi adalah proses sosial yang melibatkan
pengiriman dan penerimaan pesan atau informasi antara orang-orang atau
kelompok-kelompok dalam konteks hubungan interpersonal, sosial, atau
budaya."
Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia baik individu maupun
kelompok, tanpa di sadari komuniksi adalah bagian dari kehidupan
manusia,untuk itu dapat di kemukakan pengertian komunikasi oleh
beberapa ahli diantaranya menurut Harold D Lasswell bahwa cara yang
tepat untuk menerangkan suatu tindak komunikasi adalah menjawab
pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui
saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya ? (Cangara, 2007)
Donald Byker dan LorenJAnderson dalam Mulyana (2000)
memberikan pengertian komunikasi adalah “manusia membagi informasi
antara dua orang atau lebih”

9
Kemudian Everett.M.Rogersdalam Marhaeni (2009) mengemukakan
pengertian tentang komunikasi adalah “Proses di mana suatu ide di alihkan
dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk
megubah tingkah laku mereka”
Dan pengertian komunikasi seperti di kemukakan oleh Hovland, Janis dan
Kelley dalam Sendjaja (1993) adalah “suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator menyampaikan stimulus biasanya dalam bentuk kata-kata)
dengan tujuan menggubah atau membentuk prilaku orang-orang lainya (khalayak)
Dengan demikian kesimpulan penulis tentang pengertian komunikasi
adalah proses penyampaian pesan dimana terlibat didalamnya adalah
komunikator, komunikan yang dengan adanya pesan terjadi perubahan tingkah
laku.

2.2 Pentingnya Komunikasi


Komunikasi yang efektif merupakan aspek esensial bagi PR (Public
Relation). Hubungan dengan masyarakat internal dan eksternal hanya dapat dibina
melalui komunikasi. Jika komunikasi tidak berjalan dengan lancar, maka kesalahan
persepsi akan terjadi. Pada akhirnya, sebuah konflik terbentuk dan membuat
organisasi/perusahaan tidak dapat mencapai tujuannya. Oleh karena itu, di dalam
praktik PR, komunikasi harus terbina dengan baik. Komunikasi dalam PR (Public
Relation) berkaitan dengan sirkulasi fakta, pandangan dan gagasan antara
organisasi dengan publik untuk mencapai pengertian tertentu. Komunikasi internal
dalam perusahaan menjadi elemen penting dalam menciptakan iklim kerja yang
baik terutama dalam perusahaan yang karyawannya memiliki latar belakang budaya
dan sosial yang majemuk.
Sejak dulu sudah dibicarakan dan dipelajari arti penting komunikasi dalam
perusahaan dalam membangun suasana yang konstruktif. Suasana yang konstruktif
menjadi modal bagi perusahaan dalam beroperasi bahkan dapat mengembangkan
bisnisnya menjadi lebih besar. Banyak perusahaan karena dirongrong masalah
internal terutama faktor hubungan dengan karyawannya menjadi mengalami
penurunan kinerja. Belum lagi runtuhnya reputasi bila permasalahan muncul dari
dalam perusahaan itu sendiri. Komunikasi dianggap sebagai memegang peran vital

10
dalam alur pesan yang mengalir dari atasan ke bawahan dan antar sesama
karyawan.
Komunikasi internal menjadi faktor utama eksistensi sebuah perusahaan.
Segala aktivitas dalam perusahaan memiliki unsur komunikasi. Melalui komunikasi
pesan mengalir dari atasan ke bawahan dan sebaliknya. Komunikasi adalah
penghubung antara kebutuhan organisasi akan suatu perubahan dan kebutuhan
karyawan akan keamanan (Gregory, 41:2004). Dari penjelasan tersebut dapat
dijelaskan bahwa pentingnya komunikasi dalam meghubungkan berbagai elemen
dan individu dalam perusahaan. Indikator komunikasi yang baik adalah adanya
saluran-saluran komunikasi yang dapat menjadi “jalan” bagi terjadi pertukaran
pesan antara pimpinan dan karyawan.
Manajemen perusahaan harus memberi perhatian bagaimana membangun
hubungan dengan internalnya. Reputasi perusahaan dimulai dari bagaimana
perusahaan membangun hubungan yang baik dengan khalayak internalnya.
Khalayak internal dalam hal ini adalah karyawan. Kemampuan perusahaan dalam
membangun komunikasi menjadi sangat penting agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Permasalahan di perusahaan dapat terjadi karena adanya hambatan
komunikasi. Dampaknya adalah tidak optimalnya perusahaan berjalan. Banyak
contoh terjadi diakibatkan tidak berjalannya komunikasi dalam perusahaan.
Pentingnya aspek komunikasi dalam manajemen diperkuat asumsi Anny Gregory
(40:2004) bahwa pengusaha yang berhasil tahu benar bahwa mereka memerlukan
komunikasi internal yang efektif agar karyawan memahami apa yang jadi target
perusahaan.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa komunikasi sangat penting:
1. Memfasilitasi pemahaman: Komunikasi memungkinkan kita untuk
memahami orang lain dan untuk orang lain memahami kita. Dengan
berkomunikasi dengan baik, kita dapat membangun hubungan yang lebih
baik dengan orang lain dan menghindari kesalahpahaman.
2. Memperkuat hubungan: Komunikasi yang baik dapat membantu kita
memperkuat hubungan dengan orang lain, baik itu dengan keluarga,
teman, atau rekan kerja. Dengan berkomunikasi secara teratur, kita dapat
membangun kepercayaan dan saling mendukung satu sama lain.

11
3. Meningkatkan produktivitas: Komunikasi yang efektif juga dapat
membantu meningkatkan produktivitas di tempat kerja. Dengan
berkomunikasi dengan jelas dan tepat, kita dapat menghindari kesalahan
dan memastikan bahwa semua orang memahami tugas dan tanggung
jawab mereka.
4. Memecahkan masalah: Komunikasi yang baik juga dapat membantu kita
memecahkan masalah. Dengan berkomunikasi dengan orang lain, kita
dapat menemukan solusi yang lebih baik untuk masalah yang kita hadapi.
5. Meningkatkan kesehatan mental: Komunikasi yang baik juga dapat
membantu meningkatkan kesehatan mental kita. Dengan berbicara dengan
orang lain tentang masalah kita, kita dapat mengurangi stres dan merasa
lebih baik tentang diri kita sendiri.

2.3 Klasifikasi Komunikasi


Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi adalah berdasarkan
jumlah peserta yang terlibat didalam komunikasi.
A. Menurut Kelompok Sarjana Komunikasi Amerika (Human Comm,1980
1.  Komunikasi antar pribadi (interpersonal communications)
2. Komunikasi kelompok (group communications)
3. Komunikasi organisasi (organizational communications)
4. Komunikasi massa (mass communications)
5. Komunikasi publik (public communications)
B. Joseph A De Vito (communicology 1982)
1.  Komunikasi antar pribadi (interpersonal communications)
2. Komunikasi kelompok kecil (small group communications)
3. Komunikasi publik  (public communications)
4. Komunikasi massa (mass communications)
C.  R.Wayne Pace (techniques for effective communications,1979)
1. Komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communications)
2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communications)
3. Komunikasi khalayak (audience communications)
Penjelasan :

12
1.  Intrapersonal Communications
Intrapersonal communications (komunikasi dengan diri sendiri)  adalah
proses komunikasi yang terjadi dalam diri individu. Komunikasi ini terjadi
karena terjadinya pemberian makna pada objek. Objek yang diamati
mendapatkan rangsangan dari panca indera kemudian menngalami proses
perkembanngan dalam pikiran manusia.
2. Interpersonal Communications
Komunikasi antarpribadi (Interpersonal Communications) adalah proses
komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka
(R.Wayne Pace,1979).
Bentuk khusus komunikasi ini adalah komunikasi Diadik (Dyadic
Communications ) yaitu dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang dalam situasi tatap
muka
b. Dibagi atas percakapan,dialog dan wawancara
c. Komunikasi diadik memiliki ciri-ciri : pihak-pihak yang
berkomunikasi berada dalam jarak dekat dan pihak-pihak yang
berkomunikasi mengirimkan dan menerima pesan secara spontan dan
simultan.
d. Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk mempengaruhi dan
membujuk orang lain.
3. Komunikasi kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama
yang berinteraksi satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai
bagian dari kelompok tersebut.
4. Komunikasi Kelompok Kecil
Proses komunikasi yang berlangsung antara 3 orang atau lebih secara tatap
muka dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain.
Tidak ada batasan jumlah anggota, yang pasti tetapi tidak lebih dari 50
orang.
5. Public Communications

13
Komunikasi publik adalah proses komunikasi dimana pesan-pesan
disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak
yang lebih besar dan tidak dikenali satu persatu. Komunikasi ini juga dapat
disebut komunikasi besar ( large group communications), komumikasi
pidato, komunikasi retorika, public speaking. Berlangsung secara lebih
formal, dituntut persiapan yang cermat, keberanian dan keahlian
menghadapi sejumlah besar orang. Daya tarik fisik, keahlian, kejujuran
pembicara dapat menentukan efektivitas penyampaian pesan.
Ciri-ciri komunikasi publik adalah :
a. Satu pihak (pendengar) cenderung lebih pasif
b. Interaksi antara sumber dan penerima terbatas
c. Umpan balik yang diberikan terbatas
d. Dilakukan ditempat-tempat umum
e. Dihadiri sejumlah besar orang
f. Biasanya telah direncanakan
g. Sering bertujuan untuk memberikan penerangan, menghibur,
memberikan penghormatan dan membujuk
6. Organizations Communications
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan
informal, dan berlangsung dalam jaringan komunikasi yang lebih besar
daripada komunikasi kelompok. Melibatkan komunikasi pribadi,
komunikasi antar pribadi dan komunikasi publik.
7. Mass communications
Mass communications adalah komunikasi yang menggunakan media
massa seperti media cetak dan media elektonik yang dikelola oleh suatu
lembaga yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar
dibanyak tempat, anonim dan heterogen. Proses komunikasi yang
berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga
kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat
mekanik seperti radio, televisi, surat kabar, dan film. Pesan-pesan umum
disampaikan secara cepat, serempak dan selintas (khususnya media
elektronik).

14
Ciri-ciri komunikasi massa adalah :
a. Sifat pesan terbuka
b. Khalayak variatif
c. Sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang diproses secara
mekanik
d. Sumber merupakan suatu lembaga atau institusi
e. Komunikasi berlangsung satu arah
f. Umpan balik lambat dan bersifat terbatas. Dengan kemajuan teknologi
saat ini sudah dapat teratasi
g. Sifat penyebaran pesan yang berlangsung cepat dan serempak serta
luas mampu mengatasi jarak dan waktu. Dapat bertahan lama bila di
dokumentasikan.
h. Dari segi ekonomi biaya untuk memproduksi komunikasi massa cukup
mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja yang relative banyak
untuk mengelolanya,
Komunikasi massa menurut De Vito (1996) adalah milik umum, setiap
orang dapat mengetahui pesan-pesan komunikasi melalui media massa,
karena komunikasi berjalan cepat maka pesan yang disampaikan kepada
khalayak silih berganti tanpa selisih waktu.

2.4 . Bentuk-bentuk komunikasi


Dalam komunikasi terdapat beberapa bentuk komunikasi antara lain :
a. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi Intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri
dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan
merenung atas apa yang terjadi. Judy Pearson dan Paul Nelson (2011),
mendefinisikan komunikasi intrapersonal sebagai proses menggunakan pesan
untuk menghasilkan makna berupa pengolahan informasi melalui sensasi,
persepsi, memori dan berpikir di dalam diri. (Pearson, 2003).
Definisi secara umum, komunikasi intrapersonal dapat diartikan
sebagai keterlibatan internal secara aktif dari diri sendiri yang meliputi proses

15
sensasi, asosiasi, persepsi memori dan berpikir dengan tujuan untuk berpikir,
melakukan penalaran menganalisis dan merenung.
Dalam komunikasi intrapersonal, seseorang komunikator (encoder)
melakukan proses komunikasi intrapersonal dengan menggunakan seluruh
energi yang dimilikinya agar pesan yang akan disampaikan kepada
komunikan (decoder) dapat diterima dengan jelas, dan komunikan pun dapat
melakukan umpan balik terhadap pesan tersebut bagi dirinya sendiri dalam
proses internal yang berkelanjutan.
Misalnya, ketika kita sakit dan hendak mau pergi ke Rumah Sakit
untuk berobat, dokter mengatakan bahwa diagnosis penyakitnya adalah
Kanker dan harus menjalani perawatan dan terapi medis di Rumah Sakit.
Pasien berkata pada dirinya dalam hati “aku harus kuat menjalani perawatan
dan terapi ini agar aku bisa sembuh dan sehat kembali” itu merupakan salah
satu contoh dalam komunikasi intrapersonal dalam memotivasi diri sendiri.
b. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah karakteristik uang unik dari sebuah
kata yang merupakan turunan dari awalan inter, yang berarti “antara” dan
kata person yang berarti “orang”. Secara umum makna komunikasi
interpersonal adalah reaksi di antara dua orang. (Wood,2013).
Pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau
diantara sekolompok kecil orang-orang merupakan konsep dasar dari
komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal melalui proses
tersebut dapat memberikan efek dan beberapa umpan balik. Komponen-
komponen komunikasi yang meliputi sumber, pesan saluran penerima dan
balikan adalah bentuk komunikasi di dalam diri sendiri dan didalam diri
manusia. Suatu pesan dimulai dan berakhir dalam diri individu masing-
masing. Dalam komunikasi interpersonal ini dapat memberikan dampak
terhadap komunikasi dan hubungan dengan orang lain. (Muhammad, 1995).
Pesan-pesan yang disampaikan kepada orang lain dapat menjadi
sumber pertukaran informasi antara seseorang dengan orang lain atau
biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui umpan

16
balikannya. Seiring bertambahnya orang yang terlibat dalam komunikasi
maka komunikasi tersebut menjadi kompleks (Muhammad,1995).
Komunikasi yang berlangusng tatap muka dinilai paling ampuh dalam
kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan.
Alasannya karena, adanya kontak pribadi yaitu pribadi anda menyentuh
pribadi komunikan. Umpan balik berlangsung seketika menyampaikan pesan
melalui ekspresi wajah dan gaya bicara.

c. Komunikasi Kelompok
Komunkasi kelompok dapat diartikan komunikasi yang dilakukan
sekelompok orang yang jumlahnya minimal 3 orang atau lebih. Apabila
jumlah orang dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok itu kecil,
komunikasi yang berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil. Namun,
apabila jumlahnya banyak berarti kelompoknya dinamakan komunikasi
kelompok besar. (Effendy, 2003)
Komunikasi kelompok berkembang melalui beberapa tahapan yaitu :
orientasi, konflik, kemunculan (emergence), dan penguatan. Adanya
kelompok juga menyebabkan terbentuknya budaya kelompok. Budaya
kelompok ini berfungsi untuk membentuk identitas kelompok dan
memberkan rasa kebersamaan dalam kelompok.
d. Komunkasi Massa
Komunikasi Massa adalah yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner (Rakhmat, 2003 dalam ardianto, 2007), yakni komunikasi massa
adalah pesan yang di komunikasikan nelalui media massa pada sejumlah
besar orang. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahawa komunikasi massa
itu harus menggunakan media massa. Media komunikasiyang termasuk media
massa adalah radio siaran, televisi, surat kabar, majalah, serta film. (Bittner,
1996).
e. Komunikasi Publik

17
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara
dengan sejumlah besar orang. Komunikasi demikian sering juga disebut
pidato, ceramah.
f. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal
dan juga informal dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada
komunikasi kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai
kelompok dari kelompok-kelompok.

2.5 Tipe-tipe komunikasi


Komunikasi berdasarkan penyampaiannya. Pada umumnya setiap orang
dapat berkomunikasi satu sama lain tidka hanya makhluk individu tetapi juga
makhluk sosial yang selalu mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi
dengan sesamanya. Namun tidak semua orang terampil berkomunikasi, oleh sebab
itu dibutuhkan beberapa cara dalam menyampaikan informasi.
Berdasarkan cara menyampaikan informasi dapat dibedakan menjadi
komunikasi verbal dan non verbal, sementara komunikasi berdasarkan
perilaku dapat dibedakan menjadi komunikasi formal, komunikasi informal, dan
komunikasi non formal, berikut penjelasannya:
1. Komunikasi berdasarkan Penyampaian
Pada umumnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lain karena
manusia tidak hanya makhluk individu tetapi juga makhluk sosial yang selalu
mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Namun tidak
semua orang terampil berkomunikasi, oleh sebab itu dibutuhkan beberapa cara
dalam menyampaikan informasi. Berdasarkan cara penyampaian informasi
dapat dibedakan menjadi 2 ( dua ), yaitu :
a. Komunikasi verbal ( Lisan )

18
- Yang terjadi secara langsung serta tidak dibatasi oleh jarak, dimana
kedua belah pihak dapat bertatap muka. Contohnya dialog dua
orang.
- Yang terjadi secara tidak langsung akibat dibatasi oleh jarak.
contohnya komunikasi lewat telepon.
b. Komunikasi nonverbal ( Tertulis )
- Naskah, yang biasanya digunakan untuk menyampaikan kabar yang
bersifat kompleks.
- Gambar dan foto akibat tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata atau
kalimat.
2. Komunikasi berdasarkan Prilaku
Komunikasi bedasarkan prilaku dapat dibedakan menjadi :
a. Komunikasi Formal, yaitu komunikasi yang terjadi diantara organisasi
atau perusahaan yang tata caranya sudah diatur dalam struktur
organisasinya. Contohnya seminar.
b. Komunikasi Informal, yaitu komunikasi yang terjadi pada sebuah
organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi
serta tidak mendapat kesaksian resmi yang mungkin tidak
berpengaruh kepada kepentingan organisasi atau perusahaan.
Contohnya kabar burung , desasdesus, dan sebagainya.
c. Komunikasi Nonformal, yaitu komunikasi yang terjadi antara komunikasi
yang bersifat formal dan informal , yaitu komunikasi yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan
kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan
tersebut. Contohnya rapat mengenai ulang tahun perusahaan.
3. Komunikasi berdasarkan Kelangsungannya
Berdasarkan Kelangsungannya, komunikasi dapat dibedakan menjadi :
a. Komunikasi Langsung, yaitu proses komunikasi dilakukan secara
langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media
komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh adanya jarak.

19
b. Komunikas Tidak Langsung. yaitu proses komunikasinya
dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat -alat
media komunikasi.
4. Komunikasi Berdasarkan Maksud Komunikasi
Berdasarkan maksud komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Berpidato
b. Memberi Ceramah
c. Wawancara
d. Memberi Perintah alias Tugas
Dengan demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi hal penentu,
demikian pula kemampuan komunikator yang memegang peranan
kesuksesan proses komunikasinya.
5. Komunikasi Berdasarkan Ruang Lingkup
Berdasarkan Ruang Lingkupnya , komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Komunikasi Internal
Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi 3 ( tiga ) macam , yaitu
 Komunikasi vertikal yang terjadi di dalam bentuk komunikasi dari
pemimpin kepada anggota , seperti perintah , teguran , pujian ,
dan sebagainya.
 Komunikasi horizontal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi
atau perusahaan diantara orang -orang yang memiliki kedudukan
sejajar .
 Komunikasi diagonal yang terjadi di dalam ruang lingkup
organisasi atau perusahaan diantara orang -orang yang memiliki
kedudukan berbeda pada posisi tidak sejalur vertikal.
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang terjadi antara organisasi atau perusahaan dengan
pihak masyarakat yang ada diluar organisasi atau perusahaan
tersebut. Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk memperoleh
pengertian kepercayaan, bantuan dan kerjasama dengan masyarakat.
Komunikasi dengan pihak luar bisa berbentuk Eksposisi, pameran, promosi,

20
dan sebagainya. Konperensi pers, Siaran televise, radio dan sebagainya,
Bakti sosial.
c. Komunikasi Bedasarkan Jumlah Yang Berkomunikasi
Komunikasi berdasarkan Jumlah yang berkomunikasi, dapat dibedakan
menjadi :
1. Komunikasi Perseorangan , yaitu komunikasi yang terjadi dengan
cara perseorangan atau individu antara pribadi dengan pribadi
mengenai persoalan yang bersifat pribadi juga.
2. Komunikasi Kelompok, yaitu komunikasi yang terjadi pada
kelompok mengenai persoalan –persoalan yang menyangkut
kepentingan kelompok. Perbedaanya dengan komunikasi perseorangan
yaitu komunikasi ini lebih terbuka dibandingkan dengan
komunikasi perseorangan.
d. Komunikasi Berdasarkan Peranan Individu
Dalam komunikasi ini, peranan individu sangat mempengaruhi
kesuksesan proses komunikasinya. Berikut beberapa macam
komunikasi berdasarkan peranan individu, diantaranya :
1. Komunikasi antar individu dengan individu yang lain. Komunikasi
ini terjadi secara nonformal maupun informal , individu bertindak
sebagai komunikator mampu mempengaruhi individu yang lain.
2. Komunikasi antar individu dengan lingkungan yang lebih luas.
Komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud
memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan
dengan lingkungan yang lebih luas.
3. Komunikasi antar individu dengan dua kelompok atau lebih. Pada
komunikasi ini individu berperan sebagai perantara antara dua
kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang
prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.
e. Komunikasi Berdasarkan Jaringan Kerja
Didalam suatu organisasi atau perusahaan, komunikasi akan terlaksana
berdasarkan sistem yang ditetapkan dalam jaringan kerja.
Komunikasi berdasarkan jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi :

21
1. Komunikasi jaringan kerja rantai , yaitu komunikasi terjadi
menurut saluran hirarki organisasi dengan jaringan komando
sehingga mengikuti pola komunikasi formal.
2. Komunikasi jaringan kerja lingkaran , yaitu komunikasi terjadi
melaluisaluran komunikasi yang berbentuk seperti pola lingkaran.
3. Komunikasi jaringan bintang , yaitu komunikasi terjadi melalui
satu sentral dan saluran yang dilewati lebih pendek.
f. Komunikasi Berdasarkan Ajaran Informasi
Komunikasi berdasarkan Ajaran Informasi dapat dibedakan menjadi :
1. Komunikasi satu arah , yaitu komunikasi yang berjalan satu pihak saja
(one way Communication).
2. Komunikasi dua arah , yaitu komunikasi yang bersifat timbal
balik (two ways communication).
3. Komunikasi ke atas , yaitu komunikasi yang terjadi dari bawahan
terhadap atasan.
4. Komunikasi ke bawah , yaitu komunikasi yang terjadi dari atasan
terhadap bawahan.
2.6 Komunikasi efektif dalam customer service
Komunikasi merupakan hal mendasar yang menjadi salah satu factor
keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan. Berbeda dengan komunikasi lainnya
seperti komu nikiasi dibidang pendidikan,bisnis,dan lain sebagainya. Komunikasi
efektif dalam bidang pelayanan rumah sakit memiliki tingkat kompleksitas yang
cukup tinggi. Hal ini disebabkan komunikasi yang terlibat sangat banyak, informasi
yang dibutuhkan sangat banyak,serta menyangkut dengan emosi pasien/keluarga
pasien dan petugas kesehatan yang cukup tinggi.
Peran customer service juga menjalankan strategi komunikasi yang
dilakukan rumah sakit untuk memberikan kebutuhan konsumen, memberikan
informasi dan pelayanan. Tujuan dari langkah atau proses yang dilakukan customer
service adalah menjalin hubungan dengan konsumen agar reputasi dan citra tetap
terjaga baik dimata customer sehingga dalam mempromosikan rumah sakit dapat
berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan. Terdapat beberapa fokus strategi
komunikasi efektif customer service memberikan informasi dan pelayanan yaitu :

22
a. Mengenali sasaran komunikasi
Mengenali sasaran komunikasi adalah suatu mekanisme sebelum
melancarkan komunikasi. Sasaran komunikasi yang dituju yaitu komunikan
harus dapat dikenali karakter orangnya seperti apa, karena proses
menyampaikan komunikasi yang efektif tidak akan berjalan jika tidak dapat
mengetehaui tipe seorang komunikannya. Sudah tentu ini bergantung pada
tujuan komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui atau
agar komunikan melakukan tindakan tertentu.(Effendi, 2011:35).
Dalam memasarkan, proses mengenali sasaran komunikasi yang
dilakukan termasuk dalam strategi komunikasi efektif. Customer service
sebagai orang yang lebih ditonjolkan karena customer service adalah orang
yang melakukan setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk
memberikan informasi dan kepuasan kepada nasabah, melalui pelayanan yang
dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. (Kasmir (2003:216)
Mengenali karakter konsumen, customer service berkomunikasi
interpersonal yaitu antar perorangan dan bersifat pribadi secara langsung atau
tidak langsung (Devito:1977). Oleh karena itu customer service sebagai
komunikator harus bisa mengenali karakter konsumennya, agar pesan
komunikasi yang disampaikan kepada konsumen yang ditujukan memperoleh
timbal balik atau respon atas keunggulan produk yang ditawarkan.
b. Pemilihan Media Komunikasi
Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau
gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai,
pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. Mana yang
terbaik dari sekian banyak media komunikasi itu tidak dapat ditegaskan dengan
pasti sebab masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. (Effendy,
2011:17)
Memilih jenis media yang paling cocok untuk menyampaikan pesan dan
menjangkau audien merupakan langkah yang harus diambil. Jika tepat, audien
akan sangat cepat memahami pesan yang diberikan. Jenis media yang dipilih
akan berpengaruh pada kemampuan audien menjangkau isi pesan. Jenis media
tertentu mungkin bisa menyampaikan pesan tertentu dan bisa dijangkau

23
kelompok audien tertentu pula. Pemilihan media komunikasi merupakan salah
satu komponen strategi komunikasi efektif yang digunakan customer service
dalam memasarkan produk kepada para calon konsumen. Media komunikasi
yang digunakan customer service yaitu brosur, aplikasi, telephone atau
SMS(short message sending), sistem online.
c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu. Ini
menentukan teknik yang harus diambil, pesan komunikasi terdiri atas isi pesan
dan lambang. Isi pesan komunikasi bisa satu tetapi lambang yang dipergunakan
bisa macam-macam. Lambang yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan isi
komunikasi ialah bahasa, gambar, warna, kial (gesture).
Customer service juga harus mampu berkomunikasi artinya customer
service harus mampu berbicara kepada setiap konsumen dan customer service
juga memahami keinginan konsumen. Selain itu, customer service harus dapat
berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. Mampu
berkomunikasi juga akan membuat setiap permasalahan menjadi jelas sehingga
tidak timbul salah paham. Komunikasi sangat penting terutama untuk yang
berhubungan secara langsung. Di mana ini juga termasuk dalam ciri-ciri service
excellent (Kasmir 2005: 34). Tujuan pesan yang dikaji customer service bersifat
informatif dan persuasif, yang dimana sifatnya untuk memberikan informasi
dan berusaha membujuk secara halus untuk bersedia menerima suatu
pemahaman.
d. Peranan Komunikator dalam Komunikasi
Seorang komunikator dalam menghadapi komunikan harus bersikap
empatik, yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada
peranan orang lain. Dengan lain perkataan, dapat merasakan apa yang dirasakan
oleh orang lain. Seorang komunikator harus bersikap empatik ketika ia
berkomunikasi dengan komunikan yang sedang sibuk, marah, bingung, sedih,
sakit, kecewa, dan sebagainya.(Effendy, 2011:38)
Customer service berusaha sebaik mungkin kepada konsumen atau
bersikap empatik, dan mendengarkan keluhan-keluhan konsumen. Customer
service membimbing konsumen tersebut untuk masuk kedalam proses yang

24
customer service berikan untuk memberikan kepercayaan kepada konsumen
sehingga konsumen percaya.
Untuk meningkatkan profit dan mendapatkan konsumen perusahaan
perlu melakukan komunikasi efektif Menurut Mike. Crosky Larson dan Knapp
(2001) berpendapat bahwa untuk mencapai komunikasi yang efektif perlu
mengupayakan akurasi tertinggi antara pemberi informasi dan penerima
informasi dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi
ketika antara pemberi informasi dan penerima informasi berbagi kesamaan
dalam pemahaman, perilaku, dan ucapan. Mencapai tujuan komunikasi efektif
diperlukannya komponen komunikasi efektif, berikut komponen komunikasi
efektif :
1. Encoding
Komunikasi yang efektif dimulai pengkodean atau yang memungklnkan
informasi dapat dikomunikasikan dengan jelas dan dimengerti oleh
komunikan (penerima informasi).
2. Decoding
Decoding adalah bagian penting dari komunikasi yang efektif dan
merupakan kemampuan penerima untuk mengerti informasi yang
diterimanya. Oleh karena itu, sangat penting untuk menentukan gaya
komunikasi dan gaya bahasa yang cocok untuk mereka dalam komunikasi
efektif.
3. Konteks (Context)
Konteks komunikasi adalah konteks lokasi, celah, dan manusia yang
diajak berkomunikasi. Konteks komunikasi mengacu pada tingkat
komunikasi interpersonal, komunikasi massa, komunikasi kelompok dan
komunikasi organisasi. Lingkungan komunikasi memperhitungkan daerah,
umur, gender dan kecerdasan penerima informasi
4. Bahasa Tubuh (Body Language)
Bahasa tubuh, disebut sebagai komunikasi non-verbal yang menggunakan
tubuh ataupun ekspresi wajah untuk berkomunikasi. Bahasa tubuh yang
stabil dan akurat dapat meningkatkan pemahaman. Makna yang
disampaikan harus sesuai dengan gerakan tubuh.

25
5. Gangguan/Hambatan (Interference)
Gangguan emosi dapat menghambat komunikasi yang efektif. Jika
komunikator suasana hatinya kurang baik maka akan mempengaruhi
makna yang ditangkap atau disampaikan.
6. Pikiran Terbuka (Be Open-minded)
Pikiran terbuka adalah bagian penting dari komunikasi yang efektif.
Jangan terlalu cepat menilai atau mengkritik pendapat orang lain. Kita
perlu meningkatkan rasa hormat, menghormati pendapat atau sudut
pandang orang lain, dan menunjukkan empati dengan mencoba memahami
kondisi atau masalah dari sudut pandang orang lain.
7. Mendengarkan dengan Aktif (Active Listening)
Pemahaman orang lain akan meningkat jika kita menjadi pendengar aktif
yang baik. Menunjukkan bahwa memperhatikan apa yang orang lain
katakan, seperti mengangguk dan memberi isyarat setuju. Kelancaran
komunikasi akan terganggu saat ada yang menyela pembicaraan orang
lain.
8. Refleksi (Reflection)
Memahami maksud dari komunikasi dengan mengkonfirmasi, yaitu
merangkum pesan utama orang lain. Kita dapat mengulangi maksud orang
lain, serta menjelaskan makna yang mereka maksud.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi keberlangsungan komunikasi efektif :
1. Kredibilitas (Credibility)
Kredibilitas, yaitu komunikasi dimulai dengan saling percaya yang
diciptakan oleh komunikator dengan tulus melayani publik dengan penuh
percaya diri dan rasa hormat (Cutlip, Center, & Broom, 2000:424).
Berdasarkan pernyataan tersebut, diketahui bahwa komunikator melihat
kredibilitas perusahaan sebelum membangun rasa saling percaya kepada
sejak awal.
2. Kontenks (Context)
Konteks adalah komunikasi efektif yang membutuhkan lingkungan sosial
yang mendukung di mana tidak ada gangguan antara komunikator dan
komunikator, dan di mana sarana atau media komunikasi saling

26
berhubungan (Cutlip, Center, & Broom, 2000:424). Pelayanan informasi
mengedepankan kepentingan konsumen dengan menyediakan sarana bagi
konsumen untuk memberikan feedback, pertanyaan, ataupun pengaduan.
3. Isi (Content)
Informasi harus disusun dengan jelas, mudah dipahami, dan memiliki
pemahaman yang sama tentang maksud, tema, dan tujuan semua pihak
yang terlibat di antara komunikator dan komunikator (Cutlip, Center, &
Broom, 2000: 424). Segala bentuk informasi yang disampaikan perlu
memuat kata dan kalimat yang mudah dipahami sehingga para pihak
eksternal dapat memahami maksud perusahaan dengan baik.
4. Kejelasan (Clarity)
Informasi harus disampaikan secara ringkas dan pesan harus memillki
maksud dan tujuan yang sama dari pemberi informasi kepada penerima
pesan (Cutlip, Center, & Broom, 2000:424). Dalam memberikan
pelayanan informasi perlu diberikan penjelasan mengenai informasi-
informasi terkait produk atau jasa perusahaan yang dibuat ringan dan
menarik tapi tidak membosankan.
5. Kontinuitas dan Konsistensi (Continuity and Consistency)
Komunikasi bersifat interaktif melalui berbagai pesan yang berbeda, dan
pesan harus konsisten, artinya pesan tidak saling berbeda sehingga
memudahkan proses komunikasi (Cutlip, Center, & Broom, 2000:424).
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa dalam rangka
mengoptimalkan pemberian informasi yang dilakukan secara berkala atau
terus menerus. Diperlukannya jadwal untuk menyebarkan informasi terkait
produk atau jasa perusahaan untuk mempermudah melakukan proses
komunikasi dan agar informasi juga dapat terseampaikan dan
terserbarluaskan.
6. Saluran (Channels)
Channel adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi,
dan sangat penting dalam proses penyebarannya (Cutlip, Center, &
Broom, 2000:424). Banyak pilihan media untuk menyampaikan informasi

27
seperti Instagram, Website, Facebook, Twitter, dan Email. Menggunakan
media dalam penyebaran informasi, berbeda pula efeknya.
7. Kapabilitas atau kemampuan audiens (Capability of the audience)
Komunikasi dikatakan efektif jika komunikator (pengirim informasi) tidak
membebani komunikan (penerima informasi) dengan pengertian (Cutlip,
Center, & Broom, 2000:424). Menurut Mahessa (2016), untuk mengingat
dan memperhatikan informasi, setiap orang memiliki keahlian yang
berbeda. Hal ini terlihat pada resiprositas yang diberikan seseorang setelah
pesan tersebut disampaikan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan atau
informasi antara satu individu dengan individu lain atau kelompok dengan
kelompok. Proses komunikasi melibatkan banyak faktor seperti media, pesan,
pengirim, penerima, dan konteks. Komunikasi dapat dibedakan menjadi berbagai
jenis klasifikasi, termasuk berdasarkan media yang digunakan, jumlah peserta,
tujuan komunikasi, dan hubungan antara peserta.
Komunikasi yang efektif memungkinkan individu atau kelompok untuk
saling memahami dan mencapai tujuan mereka.

28
Dalam praktik Public Relations (PR), komunikasi merupakan salah satu kunci
utama untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Public Relations
menggunakan komunikasi untuk membangun hubungan yang baik dengan
stakeholder atau pemangku kepentingan yang berbeda, seperti media, konsumen,
investor, dan masyarakat umum. Dalam konteks PR, komunikasi harus dilakukan
dengan cara yang efektif, efisien, dan konsisten, agar pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan baik oleh pihak yang dituju.
Kesimpulannya, komunikasi adalah faktor kunci dalam praktik Public
Relations. Komunikasi yang efektif dan terpercaya memungkinkan PR untuk
membangun hubungan yang baik dengan para stakeholder dan mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengembangkan
strategi komunikasi yang efektif, memahami kebutuhan dan keinginan stakeholder,
serta menjaga transparansi dan integritas dalam komunikasi menjadi sangat penting
dalam praktik PR.

3.2 Saran
Dari makalah diatas dapat diberikan saran bahwa awal hubungan yang baik
berasal dari komunikasi. Dalam praktiknya komunikasi terus ditingkakan guna
untuk menjalin hubungan dengan pihak lain. dengan berbagai macam komunikasi
yang ada hendaknya digunakan untuk komunikasi dalam public relation.

DAFTAR PUSTAKA

Komunikasi Kesehatan. (2022). Lea Ingne Reffita, S.St.Keb., M.Kes. “ Komunikasi


Kesehatan” Google Books.
View Of Jenis Jenis Komunikasi. (2023). Desi Damayani Pohan, Ulfi Sayyidatul
Fitria “Cybernetics: Journal Educational Research And Social Studies Pusdikra-
Publishing”. Jurnal Uin Sumatera Utara Medan, Indonesia. Volume 2, Nomor 3,
Juli 2021
Putra, Y. (2014). Strategi Komunikasi Efektif Customer Pt Federal International
Finance Dalam Memberikan Informasi Dan Pelayanan Pembiayaan Motor Bekas
Pada Konsumen Di Bontang. 2(1), 419–433.

29
Zahra, F., Iwan Sukoco, Auliana, L., & Cecep Barkah. (2020). Komunikasi Efektif
Dalam Membangun Strategi Customer Relationship Management. Gandiwa Jurnal
Komunikasi, 2(1), 41–49.
Https://Www.Journal.Unindra.Ac.Id/Index.Php/Gandiwa/Article/View/1074/1010
Liansyah, T,M, Dkk. (2015). Pentingnya Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan
Primer. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 15(2).
Setyanto,Y. (2017). Public Relations Membangun Komunikasi Internal Dalam
Perusahaan. Jurnal Komunikasi. 6(1)/

30

Anda mungkin juga menyukai