LP Anc Syakira
LP Anc Syakira
ANTENATAL CARE
c. Sistem respirasi
Selama kehamilan, jumlah ruang yang tersedia untuk menampung paru-paru
berkurang karena rahim menekan diafragma dan menyebabkannya bergeser ke
atas 4 cm di atas posisi biasanya. Rahim yang tumbuh memang mengubah ukuran
dan bentuk rongga dada, tetapi perjalanan diafragma meningkat, lingkar dada
meningkat 2 hingga 3 inci, dan diameter transversal meningkat satu inci,
memungkinkan volume tidal yang lebih besar, sebagaimana dibuktikan oleh
pernapasan yang lebih dalam (Blackburn, 2016). Volume tidal atau volume udara
yang dihirup meningkat secara bertahap sebesar 30 sampai 40% (dari 500 menjadi
700 mL) seiring dengan perkembangan kehamilan. Sebagai hasil dari perubahan
ini, pernapasan wanita menjadi lebih diafragma daripada perut (Ricci et al., 2013)
Ibu hamil membutuhkan oksigen lebih banyak karena bernafas lebih cepat dan
lebih dalam, kondisi tersebut terjadi karena kebutuhan oksigen ibu dan janin.
Konsumsi oksigen meningkat selama kehamilan karena resistensi jalan napas dan
komplians paru tetap tidak berubah. Perubahan struktur sistem pernapasan terjadi
untuk mempersiapkan tubuh menghadapi pembesaran rahim dan peningkatan
volume paru-paru (Alexander et al., 2017).
d. Sistem Endokrin
Hormon sangat penting untuk mempertahankan kehamilan, dan peningkatan
dramatis hormon selama kehamilan mempengaruhi semua sistem tubuh. Pada
awalnya sebagian besar hormon diproduksi oleh korpus luteum dan kemudian
oleh plasenta. Perubahan yang paling mencolok pada sistem endokrin selama
kehamilan adalah penambahan plasenta sebagai organ endokrin sementara yang
menghasilkan sejumlah besar estrogen dan progesteron untuk mempertahankan
kehamilan (serta hCG dan laktogen plasenta manusia [hPL]). HPL meningkatkan
resistensi insulin ibu selama kehamilan, menyediakan janin dengan glukosa yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan (Leifer, 2019b)
e. Sistem ginjal/urinaria
Perubahan hormonal selama kehamilan memungkinkan peningkatan aliran
darah ke ginjal. Perubahan struktur ginjal terjadi sebagai akibat pengaruh
hormonal estrogen dan progesteron, tekanan dari rahim yang membesar, dan
peningkatan volume darah ibu. Seperti jantung, ginjal bekerja lebih keras selama
kehamilan. Perubahan fungsi ginjal terjadi untuk mengakomodasi beban kerja
yang lebih berat dengan tetap menjaga keseimbangan elektrolit dan tekanan darah
yang stabil. Ketika lebih banyak darah mengalir ke ginjal, laju filtrasi glomerulus
(GFR) meningkat, menyebabkan peningkatan aliran dan volume urin, zat yang
dikirim ke ginjal, dan filtrasi dan ekskresi urea, asam urat, kreatinin, air dan zat
terlarut (Cox & Reid, 2018).
Aktivitas ginjal biasanya meningkat ketika seseorang berbaring dan menurun
saat berdiri. Perbedaan ini diperkuat selama kehamilan, yang merupakan salah
satu alasan wanita hamil merasa perlu sering buang air kecil saat mencoba tidur.
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal bahkan lebih besar ketika
wanita berbaring miring daripada telentang. Berbaring di kedua sisi mengurangi
tekanan yang diberikan rahim yang membesar pada vena cava yang membawa
darah dari kaki. Selanjutnya, aliran balik vena ke jantung meningkat,
menyebabkan peningkatan curah jantung. Peningkatan curah jantung
menyebabkan peningkatan perfusi ginjal dan filtrasi glomerulus. Sebagai aturan,
semua perubahan fisiologis maksimal pada akhir trimester kedua dan kemudian
mulai kembali ke tingkat sebelum hamil. Namun, perubahan anatomi
membutuhkan waktu hingga 3 bulan pascapersalinan untuk mereda (Tekoa L.
King et al., 2019).
3. Adaptasi Psikologsis Ibu Hamil
a. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh
maka akan segera muncul berbagai ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu
misalnya mual muntah, keletihan dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan
memicu perubahan psikologi seperti berikut ini.
Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan,
kecemasan dan kesedihan
Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya
Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang meningkat
libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan. Pada wanita yang
mengalami penurunan libido. akan menciptakan suatu kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami.
b. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa dengan kadar
hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai
berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum terlalu dirasakan ibu
sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan
energi dan pikirannya secara lebih kontruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat
merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai meraskaan kehadiran bayinya sebagai
seseorang diluar dirinya dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester
pertama dan merasakan meningkatnya libido.
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada sebab
pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan lahir
sewaktu-waktu Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan
timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan pada ibu. Seringkali ibu merasa
khawatir atau takut kalu kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari
orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul
pada waktu melahirkan. Trimester juga saat persiapan aktif untuk kelahiran
bayinya dan menjadi orang tua keluarga mulai menduga - duga apakah bayi
mereka laki-laki atau perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan sudah mulai
memilih nama unutk bayi mereka (Marjati dkk, 2010: 68-69).
G. Patofisiologi
Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang
perempuan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata
mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 ce air mani yang normal akan
mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini
terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan
berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang
ada pada saluran tuba di seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni, dkk.2009).
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair,
sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai
ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba
falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah
dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur. atau dengan kata lain
terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan,
hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur.
Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang
telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur
hanya dapat dibuahi oleh satu sperma. Melalui peroses tersebut maka terjadilah
kehamilan atau terbentuk hasil konsepsi.
I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
a. Darah ( Hb: 10,5 – 14), Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & serviks).
2. U S G
a. Jenis kelamin.
b. Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).
K. Pathway
Kehamilan
A. IDENTITAS
Nama pasien : Nama suami :
Umur : Umur :
Suku/bangsa : suku bangsa :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
Status kawin : Status kawin :
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Alasan Datang : Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.
2. Keluhan Utama : Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang sangat
penting untuk mengontrol kehamilan ibu
3. Riwayat Kesehatan masa lalu :
4. Riwayat Kesehatan Sekarang:
5. Riwayat Kesehatan Keluarga:
a. Anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular seperti TBC, hepatitis.
b. Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembekuan darah, jiwa, asma
c. Riwayat kehamilan kembar.
6. Riwayat Haid Ditanyakan mengenai:
a. Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia
pubertas yaitu sekitar 12-16 tahun.
b. Siklus haid :
c. Lamanya Haid:
d. Keluhan yang dirasakan.
e. Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.
7. Riwayat Perkawinan Ditanyakan tentang: Ibu menikah berapa kali, lamanya,
umur pertama kali menikah
a. Umur pertama kali menikah 18 tahun, pinggulnya belum cukup
pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan.
b. Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, plasenta previa,
pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahan setelah bayi
lahir, BBLR.
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu: Untuk mengetahui bagaimana
kehamilan, persalinan dan nifas yangterdahulu apakah pernah ada komplikasi atau
penyulit sehingga dapat memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang
dapat mempengaruhi kehamilan selanjutnya.
9. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Berapa kali pemeriksaan selama kehamilan
b. Gerakan janin: Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18
minggu pada primigravida dan kehamilan 16 minggu pada multi gravida.
Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan
lebih dari 28 minggu.
c. Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan.
d. Imunisasi TT :
e. Pemberian vitamin, zat besi; tablet sehari segera setelah rasa mual hilang,
minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
10. Riwayat KB:
11. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium, zat besi, vitamin
A. vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan makanan yang banyak
mengandung lemak dan hidrat arang seperti manisan dan gorengan perlu
dikurangi untuk menghindari kelebihan berat badan yang berlebihan.
b. Eliminasi:
c. Istirahat :
d. Aktivitas :
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak melelahkan dan
tidak mengganggu kehamilan.
e. Personal Higiene:
12. Riwayat Psikososial dan Budaya :
13. Pola Spiritual :
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
b. Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.
c. Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang
dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
d. Berat badan : Selama kehamilan TM II dan III pertambahan berat badan
+ 0,5kg perminggu. Hingga akhir kehamilan pertambahan BB yang normal
sekitar 9-13.5 kg.
e. Lingkar lengan atas : Normal 23,5 cm
f. Suhu :
g. Nadi :
h. Respirasi :
i. Tekanan darah :
2. Kepala dan leher
a. Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka atau lesi
b. Rambut: warna hitam, tidak ada ketombe. tidak rontok dan distribusi merata
c. Wajah: tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan tidak pucat
d. Mata :konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
e. Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada stomatitis, gigi tidak
berlubang, gusi tidak berdarah.
f. Leher: tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kalenjar
limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
3. Pernapasan :
4. Sirkulasi jantung
a. Kecepatan :
b. Irama :
c. Bunyi abnormal :
d. Sakit dada :
5. Payudara
a. Inspeksi : bentuk melingkar, simetris, hiperpig-mentasi pada arcola, puting
susu menonjol
b. Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, colostrum (-).
6. Abdomen
a. Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi terdapat linea nigradan pembesaran
uterus sesuai dengan umur kehamilan.
b. Palpasi:
Leopold I :
Leopold II:
Leopold III:
Leopold IV:
7. Genitourinary :
a. Keputihan :
b. Dan lain-lain:
8. Ekstremitas
a. Turgor kulit:
b. Warna kulit :
c. Kontraktur ekstremitas :
d. Kesulitan pergerakan:
D. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
2. USG
3. Rontgen
4. Terapi yang di dapat
II. Diagnosa
1. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan hormone progesterone
ditandai dengan nafsu makan berkurang dan mual muntah
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan uterus membesar ditandai dengan
peningkatan frekuensi BAK
3. Pola napas tidak efektif berhubungan dnegan uterus membesar ditandai dnegan
terdesaknya diafragma ke atas dan sesak (dyspnea)
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan hormone estrogen meningkat ditandai
dengan terbentuknya striae gravidarum.
III. Intervensi
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan kriterian hasi
Ganguan pola Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
tidur tindakan Observasi
berhubungan keperawatan 1. identifikasi pola 1. untuk mengetahui
dengan sering diharapkan aktivitas dan tidur pola aktivitas dan
terbangun pada menurun, tidur ibu hamil
malam hari gangguan pola 2. identifikasi faktor 2. untuk mengetahui
ditandai dengan pengganggu tidur penyebab sulit
tidur membaik,
sering BAK tidur
dengan kriteria
pada malam hari Terapeutik
Hasil sebagai 1. modifikasi 1. lingkungan dapat
berikut : lingkungan (mis. meningkatkan
1. Keluhan sulit Pencahayaan, kualitas tidur
tidur menurun bissing dll)
2. Keluhan 2. lakukan prosedur 2. agar pasien tidur
sering terjaga untuk nyaman
menurun meningkatkan
3. Keluhan tidak kenyamanan
puas tidur Edukasi
menurun 1. jelaskan 1. untuk mengetahui
4. Keluhan pola pentingnya tidur agar pasien dapat
tidur berubah cukup tidur yang cukup
menurun 2. anjurkan 2. untuk mencegah
5. Keluhan menghindari agar tidak
istirahat tidak makanan terbangun pada
cukup /minuman yang malam hari yang
menurun mengganggu tidur dapat
mengganggu
istirahat tidur
pada malam hari
3. anjurkan 3. agar ibu hamil
penggunaan obat bisa tidur
tidur nyenyak pada
malam hari
Gangguan Setelah dilakukan Menajemen eliminasi
eliminasi urin tindakan urin
berhubungan keperawatan Observasi
dengan uterus diharapkan 1. Monitor eliminasi 1. Untuk
membesar eliminasi urin urin mengetahui
ditandai dengan membaik dengan (mis.frekuensi, frekuensi,
peningkatan konsistensi, konsistensi,
kriteria hasil :
frekuensi BAK aroma, volume, aroma, volume
1. Desakan dan warna) dan warna urin
berkemih Terapeutk
cukup 1. Catat waktu-waktu 1. Untuk
menurun dan haluaran mengetahui
2. Anuria cukup berkemih waktu –waktu
menurun berkemih
3. Frekuensi 2. Anjurkan minum 2. Untuk
BAK yang cukup, jika mengurangi
membaik tidak ada frekuensi
kontraindikasi berkemih
3. Anjurkan 3. Untuk
mengurangi mengurangi
minum menjelang frekuensi
tidur berkemih ketika
malam hari
Disusun oleh :
Nama : Syakiratun Nikmah
NIM : P07120421040
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN & PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2022/2023