Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE

1. Tinjauan Teori Kasus

A. Definisi Antenatal Care


Fertilisasi dari spermatozoa dan ovum lalu dilanjutkan dengan proses nidasi tau
implementasi, merupakan bentuk kehamilan menurut Federasi Obstetri dan Ginekologi
Internasional (FOGI) (2012).
Antenatal Care (ANC) ialah perawatan fisik dan mental sebelum persalinan atau
masa hamil. ANC bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-hal yang kurang
baik bagi ibu dan anak (Purwaningsih & Fatmawati, 2010). Antenatal Care adalah
perawatan yang dilakukan atau diberikan kepada ibu hamil mulai dari saat awal
kehamilan hingga saat persalinan (Rahmatullah, 2016).

B. Tujuan Antenatal Care (ANC)


1. Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
2. Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak
minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
 Sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan,
dan
 Kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan,
 Kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali
kunjungan.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi antenatal:


1. Pengalaman kehamilan sebelumnya.
2. Budaya dan harapan personal.
3. Riwayat kesehatan sebelum hamil dan kesiapan biofisik terhadap kehamilan.
4. Motivasi terhadap kehamilan.
5. Status sosial ekonomi.
6. Usia ibu dan bapak serta status perkawinan.
7. Keterjangkauan pelayanan antenatal.
8. Tingkat pendidikan dan tersedianya sumber-sumber.
D. Etiologi
Menurut Mochtar, 2010: 17, suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut,
yaitu:
1. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang
terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata.
2. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi
inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat
bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
3. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopii.
4. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalamendometrium.
5. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukarann
zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.

E. Tanda dan Gejala


Tanda hamil adalah perubahan fisiologis yang timbul selama hamil. Secara
tradisional, tanda dan gejala kehamilan dikelompokkan menjadi 3 tanda kehamilan, yaitu
presumtif (perubahan yang dirasakan wanita), kemungkinan (perubahan yang bisa
diobservasi pemeriksa), dan positif hamil (table 5.1) (Irene M Bobak, 2005) (Ricci, 2017)
1. Tanda presumtif (perubahan yang dirasakan wanita)
a. Amenore (terhentinya menstruasi)
Amonere atau tidak datang bulan terjadi karena mengalami konsepsi dan nidasi
yang mengakibatkan folikel de graff dan ovulasi tidak terjadi (Saifuddin, 2008).
Hal ini tidak dianggap sebagai tanda pasti kehamilan karena amenore dapat juga
terjadi pada beberapa penyakit kronik, tumor hipofise, perubahan faktor-faktor
lingkungan, malnutrisi dan yang paling sering adalah gangguan emosional
(Prawirohardjo, 2010)
b. Fatique (keletihan)
Terjadi pergeseran pada kecepatan metabolisme tubuh ibu dan adanya tuntutan
baru terhadap pasokan energi pada ibu, menyebabkan keletihan tidak biasa dan
ibu membutuhkan tidur lebih banyak (Simkin, 2007).
c. Perubahan payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih
lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena- vena
di bawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman,
dan tegak. Setelah bulan pertama satu cairan berwarna kekuningan yang disebut
kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal ini berasal dari kelenjar- kelenjar
asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat
di produksi karena hormon prolaktin ditekan oleh prolactin inhibiting hormone
(Prawirohardjo, 2010).
d. Morning sicknes (mual dan muntah di pagi hari)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan menyebabkan mual dan muntah. Dalam kedokteran sering di kenal
morning sickness karena munculnya seringkali pagi hari. Biasanya dimulai sekitar
6 minggu setelah hari pertama menstruasi. Mual dan muntah diperberat oleh
makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi penderita yang tidak stabil.
Untuk mengatasinya penderita perlu di beri makan-makanan yang ringan, mudah
di cerna dan jangan lupa menerangkan bahwa keadaaan ini dalam batas normal
orang hamil. Bila berlebihan dapat pula diberikan obat- obat anti muntah.
e. Quickening (persepsi gerakan janin)
Pada usia kehamilan antara 16 dan 20 minggu (sejak hari pertama menstruasi
berakhir), wanita hamil mulai menyadari adanya gerakan berdenyut ringan di
perutnya, dan intensitas gerakan ini semakin meningkat secara bertahap. Sensasi
ini disebabkan oleh gerakan janin, dan hari ketika gerakan tersebut disadari oleh
wanita hamil disebut quickening atau munculnya persepsi kehidupan. Namun,
hanya merupakan bukti penunjang kehamilan (Cuningham,2006).
f. Pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan pingsan.
g. Ngidam: Keinginan untuk makan tertentu
h. Mastodinia
Adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara membesar.
Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh
estrogen dan progesteron dan somatomammotropi
i. Hiperpigmentasi kulit
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofis anterior menyebabkan
pigmentasi kulit di sekitar pipi. Dinding perut mengalami striae lividae, striae
nigra, linea alba atau nigra. Hiperpigmentasi areola mammae, puting susu makin
menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah manifes sekitar
puting. Terjadi varises atau penumpukkan pembuluh darah karena pengaruh dari
estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena.
j. Konstipasi
Pengaruh peregangan dapat menghambat peristaltic usus dan dapat menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
k. Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, karena nafsu
makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan
selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm.

2. Tanda kemungkinan hamil (yang dapat diobservasi pemeriksa)


a. Tanda Hegar
Adalah lembeknya segmen bawah uterus pada perabaan. Pada minggu-minggu
pertama kehamilan, meningkatnya ukuran uterus terutama terbatas pada diameter
anteroposterior, tetapi pada masa gestasi selanjutnya, korpus uterus hampir
membulat garis tengah uterus rata-rata 8 cm dicapai pada minggu ke-12. Hal ini
disebabkan karena pembuluh darah dalam serviks bertambah dan karena
terjadinya odema dari serviks dan hyperplasia kelenjar-kelenjar serviks sehingga
serviks menjadi lunak. Pada pemeriksaan bimanual, korpus uterus selama
kehamilan teraba liat atau elastis dan kadang- kadang sangat lunak. Pada sekitar 6
sampai 8 minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir, tanda hegar mulai
tampak. Tanda hegar dengan melakukan satu tangan pemeriksa diatas abdomen
dan dua jari tangan yang lain dimasukkan kedalam vagina, dapat diraba serviks
yang keras, dengan korpus uterus yang elastis di atas ismus yang lunak bila di
tekan, yang terletak diantara dua bagian tersebut (Cunningham, 2005 & Rustam,
2005).
b. Tanda Piscasek
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan
implantasi plasenta.
c. Kontraksi Braxton his
Uterus berkontraksi bila dirangsang, tanda ini khas untuk uterus pada masa
kehamilan.
d. Tanda Goodell's (serviks melunak)
Pada minggu ke-6 sampai 8, konsistensi jaringan serviks yang mengelilingi os
eksternus lebih mirip dengan mulut bibir daripada tulang rawan hidung, yang khas
untuk serviks pada wanita tidak hamil. Namun, keadaan- keadaan lain dapat
menyebabkan serviks melunak, misalnya kontrasepsi yang mengandung estrogen-
progestin. Seiring dengan perkembangan kehamilan, kanalis servikalis dapat
menjadi sedemikian melebar sehingga jari tangan dapat dimasukkan. Pada proses
peradangan tertentu, serta karsinoma, serviks akan tetap keras selama kehamilan
dan, bilapun mungkin, hanya membuka saat persalinan (Cuningham, 2006).
e. Tes kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2008), Terdapat sejumlah perangkat uji kehamilan yang
beredar di pasaran dengan harga terjangkau. Uji kehamilan ini dapat dibaca dalam
3 sampai 5 menit, dengan tingkat akurasi yang tinggi, dan tingkat kecermatan
yang tinggi pada tahap tertentu. Sistem yang digunakan dalam berbagai perangkat
berbeda-beda namun, masing-masing berpegang pada prinsip yang sama
(pengenalan HCG dan subunitnya) oleh suatu antibodi molekul HCG atau epitop
subunit ẞ. Hormon ini di ekskresikan ke dalam sirkulasi wanita hamil dan
diekskresikan melalui urin (Cuningham, 2006).
3. Positif hamil
a. Bunyi jantung janin
Mendengar atau mengamati denyut jantung janin dapat memastikan diagnosis
kehamilan. Kontraksi jantung janin dapat diidentifikasi dengan auskultasi
menggunakan fetoskop khusus, ultrasonografi, dengan prinsip Doppler dan
sonografi. Denyut jantung janin dapat dideteksi dengan auskultasi dengan
menggunakan stetoskop laenec rata-rata pada usia kehamilan 17 minggu, pada
usia kehamilan 19 minggu, denyut jantung janin dapat dideteksi pada hampir
semua wanita hamil yang tidak kegemukan. Frekuensi denyut jantung janin pada
tahap ini dan sesudahnya berkisar antara 120 sampai 160 dpm dan terdengar
sebagai bunyi ganda mirip detak jam dibawah bantal. Tidak cukup apabila kita
hanya mendengar jantung janin. Denyut jantung janin harus berbeda dengan
ibunya.
b. Sonografi
Pemakaian Sonografi Transvaginal telah menimbulkan revolusi dalam pencitraan
kehamilan tahap awal dan perkembangannya. Dengan sonografi abdomen,
kantung gestasi dapat dilihat hanya setelah usia 4 sampai 5 minggu sejak
menstruasi terakhir. Pada hari ke-35, semua kantung gestasi normal seyogyanya
sudah terlihat, dan setelah 6 minggu, denyut jantung seharusnya sudah terdeteksi.
Pada minggu ke-8, usia gestasi dapat dapat diperkirakan secara cukup akurat.
Sampai minggu ke-12, tiap millimeter panjang puncak. puncak kepala-bokong
merefleksikan pertambahan usia gestasi 4 hari.
c. Pemeriksa melihat dan merasakan gerakan janin
Gerakan janin dapat terdeteksi oleh pemeriksa setelah usia kehamilan sekitar 20
minggu. Gerakan janin memperlihatkan intensitas yang bervariasi dari getaran
halus pada awal kehamilan sampai gerakan nyata pada periode selanjutnya, dapat
dilihat selain itu dapat diraba. Sensasi yang agak mirip dapat ditimbulkan oleh
kontraksi otot abdomen atau peristaltik usus (Cuningham, 2006).
F. Perubahan Fisiologis Pada Masa Kehamilan
1. Adaptasi Sistem Reproduksi
Banyak perubahan yang terjadi memiliki peran protektif untuk homeostasis ibu
dan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Setelah melahirkan
banyak adaptasi yang reversible, tetapi beberapa bertahan seumur hidup.
a. Uterus
Rahim mengembang secara bertahap dan dapat diprediksi selama
kehamilan. Selama beberapa bulan pertama kehamilan, estrogen merangsang
pertumbuhan rahim, dan rahim mengalami peningkatan yang luar biasa dalam
ukuran, berat, kedalaman, volume dan kapasitas keseluruhan selama kehamilan.
Berat Rahim bertambah dari 70 gram sampai sekitar 1.100 sampai 1.200 gram
pada saat aterm; kapasitasnya meningkat dari 10 menjadi 5.000 ml atau lebih saat
aterm (Tekoa L. King et al., 2019).
Pertumbuhan uterus terjadi sebagai akibat dari hyperplasia (penebalan
dinding rahim) dan hipertrofi sel-sel miometrium, yang jumlahnya tidak banyak
tetapi bertambah besar. Pada awal kehamilan, pertumbuhan uterus disebabkan
oleh hiperplasia sel otot polos uterus di dalam miometrium; namun, komponen
utama pertumbuhan miometrium terjadi setelah pertengahan kehamilan karena
hipertrofi sel otot polos yang disebabkan oleh peregangan mekanis jaringan rahim
oleh janin yang sedang tumbuh.
Kontraktilitas uterus meningkat. Kontraksi spontan, tidak teratur, dan
tanpa rasa sakit, yang disebut kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi ini dimulai
selama trimester pertama yang berlanjut selama kehamilan, menjadi sangat
terlihat selama bulan terakhir, yang berfungsi untuk menipiskan atau meniadakan
serviks sebelum kelahiran. Bagian bawah rahim (isthmus) tidak mengalami
hipertrofi dan menjadi semakin tipis seiring dengan perkembangan kehamilan,
sehingga membentuk segmen bawah rahim. Perubahan pada rahim bagian bawah
yang terjadi selama 6 sampai 8 minggu pertama kehamilan menghasilkan
beberapa temuan yang khas, termasuk tanda Hegar positif. Pelunakan dan
kompresibilitas segmen bawah rahim ini menghasilkan antefleksi uterus yang
berlebihan selama bulan-bulan awal kehamilan, yang menambah frekuensi buang
air kecil (Heffner & Schust, 2014).
Selama 3 bulan pertama kehamilan, rahim tetap berada di rongga panggul
setelah itu secara bertahap naik ke perut. Faktor penting untuk menilai
pertumbuhan uterus adalah peningkatan ukuran yang konstan, stabil dan dapat
diprediksi. Tinggi uterus diukur dari atas simfisis pubis ke atas fundus uteri
(Ricci, 2017).
Saat rahim tumbuh, ia menekan kandung kemih dan menyebabkan
peningkatan frekuensi buang air kecil yang dialami selama awal kehamilan.
Selain itu, uterus gravid yang berat pada trimester terakhir dapat menekan ke
belakang melawan vena cava inferior dalam posisi terlentang, mengakibatkan
kompresi vena cava, yang mengurangi aliran balik vena dan menurunkan curah
jantung dan tekanan darah, dengan meningkatnya tekanan ortostatik. Ini terjadi
ketika wanita mengubah posisinya dari terlentang menjadi duduk menjadi berdiri.
Perubahan hemodinamik akut ini, yang disebut sindrom hipotensi terlentang,
menyebabkan wanita mengalami gejala kelemahan, pusing, mual, pusing, atau
sinkop. Perubahan ini terbalik ketika wanita berada dalam posisi berbaring
miring, yang menggeser rahim ke kiri dan keluar dari vena cava (Ricci, 2017)
b. Cervix
Antara minggu 6 dan 8 kehamilan, serviks mulai melunak (tanda Goodell)
karena vasokongesti dan pengaruh estrogen. Seiring dengan pelunakan, kelenjar
endoserviks meningkat dalam ukuran dan jumlah dan menghasilkan lebih banyak
lendir serviks. Di bawah pengaruh progesteron, sumbat lendir tebal terbentuk
yang menghalangi os serviks dan melindungi serviks dari invasi bakteri. Pada
waktu yang hampir bersamaan, peningkatan vaskularisasi serviks menyebabkan
tanda Chadwick, sianosis atau perubahan warna ungu kebiruan. Pematangan
serviks (pelunakan, penipisan, dan peningkatan distensibilitas) dimulai sekitar 4
minggu sebelum kelahiran. Jaringan ikat serviks mengalami modifikasi biokimia
dalam persiapan persalinan yang mengakibatkan perubahan elastisitas dan
kekuatannya. Perubahan tersebut terjadi melalui beberapa faktor, antara lain
inflamasi, peregangan serviks, tekanan bagian presentasi janin, dan pelepasan
hormon, termasuk oksitosin, relaksin, oksida nitrat, dan prostaglandin (Myers et
al., 2015).
c. Vagina
Selama kehamilan, vaskularisasi meningkat karena pengaruh estrogen,
mengakibatkan kongesti panggul dan hipertrofi vagina sebagai persiapan untuk
distensi yang diperlukan untuk kelahiran. Mukosa vagina menebal, jaringan ikat
mulai mengendur, otot polos mulai hipertrofi, dan kubah vagina mulai
memanjang (Edward T. Bope & Rick D. Kellerman, 2015). Sekresi vagina
menjadi lebih asam, putih, dan kental. Sebagian besar wanita mengalami
peningkatan keputihan, yang disebut leukorea, selama kehamilan. Hal ini normal
kecuali apabila disertai dengan rasa gatal dan iritasi, kemungkinan menunjukkan
Candida albicans, vaginitis monilial, yang sangat umum terjadi di lingkungan
yang kaya glikogen ini (Tekoa L. King et al., 2019). Kandidiasis vulvovaginal
simtomatik mempengaruhi 15% wanita hamil. Ini adalah jamur jinak yang
membuat wanita tidak nyaman dan dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi ke
bayinya saat lahir. Neonatus mengalami infeksi mulut yang dikenal sebagai
sariawan, yang muncul sebagai bercak putih pada selaput lendir mulut mereka
(Ricci, 2017).
d. Ovarium
Peningkatan suplai darah ke ovarium menyebabkan ovarium membesar
sampai kira-kira minggu ke-12 hingga ke-14 kehamilan. Ovarium tidak teraba
setelah waktu itu karena rahim mengisi rongga panggul. Ovulasi berhenti selama
kehamilan karena peningkatan kadar estrogen dan progesteron, yang menghalangi
sekresi Folikel stimulating hormaon (FSH) dan hormon luteinisasi (LH) dari
hipofisis anterior. Ovarium sangat aktif dalam produksi hormon untuk
mendukung kehamilan sampai sekitar minggu 6 sampai 7, ketika korpus luteum
mengalami regresi dan plasenta mengambil alih produksi utama progesterone
(Ricci, 2017).
e. Payudara
Payudara bertambah penuh, menjadi lembut, dan tumbuh lebih besar
selama kehamilan di bawah pengaruh estrogen dan progesteron. Estrogen
menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesterone menambah sel-
sel asinus pada mamma. Payudara menjadi sangat vaskular dan vena menjadi
terlihat di bawah kulit. Puting menjadi lebih besar dan lebih tegak (Gambar 5.4).
Baik puting maupun areola menjadi sangat berpigmen, dan tuberkel Montgomery
(kelenjar sebaceous) menjadi menonjol. Kelenjar sebaceous ini menjaga puting
tetap terlumasi untuk menyusui. (Ricci, 2017)
Dalam beberapa bulan terakhir kehamilan, cairan kuning tipis yang
disebut kolostrum dapat dikeluarkan dari payudara. "Premilk" ini tinggi protein,
vitamin yang larut dalam lemak, dan mineral, tetapi rendah kalori, lemak, dan
gula. Kolostrum mengandung antibodi ibu terhadap penyakit dan disekresikan
selama 2 hingga 3 hari pertama setelah kelahiran pada wanita menyusui.
Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi (Leifer,
2019b).
2. Adaptasi Sistem Tubuh Umum
a. Sistem Gastrointestinal
Tuntutan janin yang tumbuh meningkatkan nafsu makan dan rasa haus ibu
hamil. Keasaman sekresi lambung menurun; pengosongan lambung dan motilitas
(gerakan) usus lebih lambat. Wanita sering merasa kembung dan mungkin
mengalami sembelit dan wasir. Metabolisme glukosa diubah karena peningkatan
resistensi insulin selama kehamilan. Hal ini memungkinkan lebih banyak
penggunaan glukosa oleh janin tetapi juga berisiko mengalami diabetes mellitus
gestasional pada ibu hamil. Progesteron dan estrogen mengendurkan otot kandung
empedu, mengakibatkan retensi garam empedu, dan ini dapat menyebabkan
pruritus (gatal pada kulit) selama kehamilan (Luanne Linnard-Palmer & Gloria
Haile Coats, 2017) (Leifer, 2019a)
b. Sistem kardiovaskuler
Perubahan kardiovaskular terjadi pada awal kehamilan untuk memenuhi
tuntutan uterus yang membesar dan plasenta untuk lebih banyak darah dan lebih
banyak oksigen. Perubahan tersebut meliputi peningkatan denyut jantung (25%);
curah jantung meningkat 30% sampai 50% dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 25 sampai 30 minggu; mengurangi resistensi perifer total; peningkatan
volume darah; peningkatan volume plasma yang menyebabkan anemia fisiologis.
Mungkin perubahan jantung yang paling mencolok yang terjadi selama kehamilan
adalah peningkatan volume darah (Ricci, 2017).
1. Volume Darah
Volume darah meningkat sekitar 1.500 mL, atau hingga 50% di atas
tingkat tidak hamil (Foo et al., 2015). Peningkatan terdiri dari 1.000 mL
plasma ditambah 450 mL sel darah merah. Ini dimulai pada minggu 10 hingga
12, memuncak pada minggu 32 hingga 34, dan sedikit menurun pada minggu
40. Peningkatan volume darah ini diperlukan untuk menyediakan hidrasi yang
memadai dari jaringan janin dan ibu, untuk memasok aliran darah untuk
perfusi rahim yang membesar, dan untuk menyediakan cadangan untuk
mengkompensasi kehilangan darah saat lahir dan selama postpartum.
Ekspansi volume darah ibu terjadi pada proporsi yang lebih besar daripada
peningkatan massa sel darah merah, yang mengakibatkan anemia fisiologis
dan hemodilusi. Peningkatan ini juga diperlukan untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan metabolisme ibu dan untuk memenuhi kebutuhan
peningkatan perfusi organ lain, terutama ginjal wanita, karena dia
mengeluarkan produk limbah untuk dirinya sendiri dan janin (Ricci, 2017).
2. Cardiac output dan denyut jantung
Curah jantung, produk dari volume sekuncup dan denyut jantung, adalah
ukuran kapasitas fungsional jantung. Ini meningkat dari 30% menjadi 50% di
atas tingkat tidak hamil pada minggu ke-32 kehamilan dan menurun menjadi
sekitar peningkatan 20% pada kehamilan 40 minggu. Peningkatan curah
jantung dikaitkan dengan peningkatan aliran balik vena dan output ventrikel
kanan yang lebih besar, terutama pada posisi lateral kiri (Edward T. Bope &
Rick D. Kellerman, 2015). Denyut jantung meningkat 10 sampai 15 bpm
antara 14 dan 20 minggu kehamilan, dan ini berlanjut sampai aterm. Jantung
bekerja lebih keras dan memompa lebih banyak darah untuk memasok
kebutuhan oksigen janin dan ibu. Denyut jantung dan aliran balik vena
meningkat pada kehamilan, berkontribusi pada peningkatan curah jantung
yang terlihat selama kehamilan. Seorang wanita dengan penyakit jantung yang
sudah ada sebelumnya dapat menjadi simtomatik dan mulai mengalami
dekompensasi selama waktu puncak volume darah. Pemantauan ketat
diperlukan selama kehamilan 28 hingga 35 minggu (Ricci, 2017).
3. Tekanan darah
Selama trimester pertama, tekanan darah biasanya tetap pada tingkat
sebelum hamil. Selama trimester kedua, tekanan darah menurun 5 sampai 10
mmHg dan setelah itu kembali ke tingkat trimester pertama (Gaillard &
Jaddoe, 2015). Setiap kenaikan tekanan darah yang signifikan selama
kehamilan harus diselidiki untuk menyingkirkan hipertensi gestasional.
Hipertensi gestasional adalah diagnosis klinis yang ditentukan oleh onset baru
hipertensi (sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi dan/atau diastolik 90 mm Hg
atau lebih tinggi) setelah usia kehamilan 20 minggu (Ricci, 2017).
4. Komponen darah
Jumlah sel darah merah juga meningkat selama kehamilan ke tingkat yang
25% sampai 33% lebih tinggi dari nilai tidak hamil, tergantung pada jumlah
zat besi yang tersedia. Peningkatan ini diperlukan untuk mengangkut oksigen.
tambahan yang dibutuhkan selama kehamilan.
Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat karena tuntutan
pertumbuhan janin dan peningkatan volume darah ibu. Jaringan janin
mendominasi jaringan ibu sehubungan dengan penggunaan simpanan besi.
Dengan percepatan produksi sel darah merah, zat besi diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin, komponen pembawa oksigen dari sel darah merah
(Ricci, 2017).

c. Sistem respirasi
Selama kehamilan, jumlah ruang yang tersedia untuk menampung paru-paru
berkurang karena rahim menekan diafragma dan menyebabkannya bergeser ke
atas 4 cm di atas posisi biasanya. Rahim yang tumbuh memang mengubah ukuran
dan bentuk rongga dada, tetapi perjalanan diafragma meningkat, lingkar dada
meningkat 2 hingga 3 inci, dan diameter transversal meningkat satu inci,
memungkinkan volume tidal yang lebih besar, sebagaimana dibuktikan oleh
pernapasan yang lebih dalam (Blackburn, 2016). Volume tidal atau volume udara
yang dihirup meningkat secara bertahap sebesar 30 sampai 40% (dari 500 menjadi
700 mL) seiring dengan perkembangan kehamilan. Sebagai hasil dari perubahan
ini, pernapasan wanita menjadi lebih diafragma daripada perut (Ricci et al., 2013)
Ibu hamil membutuhkan oksigen lebih banyak karena bernafas lebih cepat dan
lebih dalam, kondisi tersebut terjadi karena kebutuhan oksigen ibu dan janin.
Konsumsi oksigen meningkat selama kehamilan karena resistensi jalan napas dan
komplians paru tetap tidak berubah. Perubahan struktur sistem pernapasan terjadi
untuk mempersiapkan tubuh menghadapi pembesaran rahim dan peningkatan
volume paru-paru (Alexander et al., 2017).
d. Sistem Endokrin
Hormon sangat penting untuk mempertahankan kehamilan, dan peningkatan
dramatis hormon selama kehamilan mempengaruhi semua sistem tubuh. Pada
awalnya sebagian besar hormon diproduksi oleh korpus luteum dan kemudian
oleh plasenta. Perubahan yang paling mencolok pada sistem endokrin selama
kehamilan adalah penambahan plasenta sebagai organ endokrin sementara yang
menghasilkan sejumlah besar estrogen dan progesteron untuk mempertahankan
kehamilan (serta hCG dan laktogen plasenta manusia [hPL]). HPL meningkatkan
resistensi insulin ibu selama kehamilan, menyediakan janin dengan glukosa yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan (Leifer, 2019b)
e. Sistem ginjal/urinaria
Perubahan hormonal selama kehamilan memungkinkan peningkatan aliran
darah ke ginjal. Perubahan struktur ginjal terjadi sebagai akibat pengaruh
hormonal estrogen dan progesteron, tekanan dari rahim yang membesar, dan
peningkatan volume darah ibu. Seperti jantung, ginjal bekerja lebih keras selama
kehamilan. Perubahan fungsi ginjal terjadi untuk mengakomodasi beban kerja
yang lebih berat dengan tetap menjaga keseimbangan elektrolit dan tekanan darah
yang stabil. Ketika lebih banyak darah mengalir ke ginjal, laju filtrasi glomerulus
(GFR) meningkat, menyebabkan peningkatan aliran dan volume urin, zat yang
dikirim ke ginjal, dan filtrasi dan ekskresi urea, asam urat, kreatinin, air dan zat
terlarut (Cox & Reid, 2018).
Aktivitas ginjal biasanya meningkat ketika seseorang berbaring dan menurun
saat berdiri. Perbedaan ini diperkuat selama kehamilan, yang merupakan salah
satu alasan wanita hamil merasa perlu sering buang air kecil saat mencoba tidur.
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal bahkan lebih besar ketika
wanita berbaring miring daripada telentang. Berbaring di kedua sisi mengurangi
tekanan yang diberikan rahim yang membesar pada vena cava yang membawa
darah dari kaki. Selanjutnya, aliran balik vena ke jantung meningkat,
menyebabkan peningkatan curah jantung. Peningkatan curah jantung
menyebabkan peningkatan perfusi ginjal dan filtrasi glomerulus. Sebagai aturan,
semua perubahan fisiologis maksimal pada akhir trimester kedua dan kemudian
mulai kembali ke tingkat sebelum hamil. Namun, perubahan anatomi
membutuhkan waktu hingga 3 bulan pascapersalinan untuk mereda (Tekoa L.
King et al., 2019).
3. Adaptasi Psikologsis Ibu Hamil
a. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh
maka akan segera muncul berbagai ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu
misalnya mual muntah, keletihan dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan
memicu perubahan psikologi seperti berikut ini.
 Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan,
kecemasan dan kesedihan
 Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya
 Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang meningkat
libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan. Pada wanita yang
mengalami penurunan libido. akan menciptakan suatu kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami.
b. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa dengan kadar
hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai
berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum terlalu dirasakan ibu
sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan
energi dan pikirannya secara lebih kontruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat
merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai meraskaan kehadiran bayinya sebagai
seseorang diluar dirinya dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester
pertama dan merasakan meningkatnya libido.
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada sebab
pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan lahir
sewaktu-waktu Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan
timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan pada ibu. Seringkali ibu merasa
khawatir atau takut kalu kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari
orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul
pada waktu melahirkan. Trimester juga saat persiapan aktif untuk kelahiran
bayinya dan menjadi orang tua keluarga mulai menduga - duga apakah bayi
mereka laki-laki atau perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan sudah mulai
memilih nama unutk bayi mereka (Marjati dkk, 2010: 68-69).
G. Patofisiologi
Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang
perempuan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata
mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 ce air mani yang normal akan
mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini
terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan
berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang
ada pada saluran tuba di seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni, dkk.2009).
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair,
sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai
ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba
falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah
dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur. atau dengan kata lain
terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan,
hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur.
Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang
telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur
hanya dapat dibuahi oleh satu sperma. Melalui peroses tersebut maka terjadilah
kehamilan atau terbentuk hasil konsepsi.

H. Komplikasi atau klasifikasi


Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8. Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.

I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
a. Darah ( Hb: 10,5 – 14), Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & serviks).
2. U S G
a. Jenis kelamin.
b. Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).

J. Pemeriksaan Ante Natal


Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan yaitu
untuk menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan. Diagnosa
kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang
dipakai yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah
konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini
dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai
laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi.
 kunjungan antenatal untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak,
minimal sebanyak 4 kali sebagai berikut :
a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan.
Kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan
medik lain, harus lebih sering dan intensif.
 Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:
a. Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus
apa yang berada di fundus dan daerah pelviks serta mengukur tinggi fundus uteri.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa
keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa
lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
b. Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang
berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba
cembung dan resisten.
c. Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di atas
simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan menghembuskannya.
Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan menekan
sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika
disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak beraturan.
d. Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk
ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi
abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang
yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru
sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu
jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul.
 Taksiran Perkiraan Partus atau Hari Perkiraan Lahir berdasarkan HPHT
TPP (Taksiran Perkiraan Partus) = +7 – 3 bulan + 1 (untuk HPHT bulan 04 sampai
12)
TPP (Taksiran Perkiraan Partus) = 7 + 9 (untuk HPHT bulan 01 sampai 03)
 Usia Kehamilan berdasarkan TFU
Usia kehamilan = TFU (cm) × 8/7 → hitungan minggu
Usia kehamilan = TFU (cm) × 2/7 →hitungan bulan
 Taksiran Berat Janin
Berat janin = (TFU – 12) ×155 cm →Jika kepala belum masuk PAP
Berat janin = (TFU -11) ×155 cm → Jika kepala sudah masuk PAP

K. Pathway
Kehamilan

Perubahan psikologis Uterus membesar Hormone estrogen mening

Menekan vesika urinaria


Terdesaknya diafragma ke atas

Frekuensi BAK meningkt Kulit meregang

Penurunan kapasitas kandung


Bentuk dan ukuran Terbentuk striae
Terbangun pada malam rongga dada berubah gravidarum
hari

Peningkatan Gangguan citra


Nafas cepat
frekuensi BAK tubuh
Gangguan Pola
Tidur
Sesak (dyspnea)
Gangguan
Eliminasi Urine Pola napas tidak
efektif
L. Penatalaksanaan Medis
1. Diet dan pengawasan berat badan
2. Pembatasan penggunaan obat-obatan
3. Menunda koitus hingga kehamilan berusia 16 minggu.
4. Menjaga imunitas ibu dan janin
5. Perawatan payudara
2. Tinjauan Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
Tanggal masuk : jam masuk :
Ruang/kelas : kamar no. :
Tanggal pengkajian : jam :

A. IDENTITAS
Nama pasien : Nama suami :
Umur : Umur :
Suku/bangsa : suku bangsa :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
Status kawin : Status kawin :
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Alasan Datang : Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.
2. Keluhan Utama : Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang sangat
penting untuk mengontrol kehamilan ibu
3. Riwayat Kesehatan masa lalu :
4. Riwayat Kesehatan Sekarang:
5. Riwayat Kesehatan Keluarga:
a. Anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular seperti TBC, hepatitis.
b. Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembekuan darah, jiwa, asma
c. Riwayat kehamilan kembar.
6. Riwayat Haid Ditanyakan mengenai:
a. Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia
pubertas yaitu sekitar 12-16 tahun.
b. Siklus haid :
c. Lamanya Haid:
d. Keluhan yang dirasakan.
e. Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.
7. Riwayat Perkawinan Ditanyakan tentang: Ibu menikah berapa kali, lamanya,
umur pertama kali menikah
a. Umur pertama kali menikah 18 tahun, pinggulnya belum cukup
pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan.
b. Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, plasenta previa,
pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahan setelah bayi
lahir, BBLR.
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu: Untuk mengetahui bagaimana
kehamilan, persalinan dan nifas yangterdahulu apakah pernah ada komplikasi atau
penyulit sehingga dapat memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang
dapat mempengaruhi kehamilan selanjutnya.
9. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Berapa kali pemeriksaan selama kehamilan
b. Gerakan janin: Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18
minggu pada primigravida dan kehamilan 16 minggu pada multi gravida.
Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan
lebih dari 28 minggu.
c. Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan.
d. Imunisasi TT :
e. Pemberian vitamin, zat besi; tablet sehari segera setelah rasa mual hilang,
minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
10. Riwayat KB:
11. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium, zat besi, vitamin
A. vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan makanan yang banyak
mengandung lemak dan hidrat arang seperti manisan dan gorengan perlu
dikurangi untuk menghindari kelebihan berat badan yang berlebihan.
b. Eliminasi:
c. Istirahat :
d. Aktivitas :
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak melelahkan dan
tidak mengganggu kehamilan.
e. Personal Higiene:
12. Riwayat Psikososial dan Budaya :
13. Pola Spiritual :
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
b. Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.
c. Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang
dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
d. Berat badan : Selama kehamilan TM II dan III pertambahan berat badan
+ 0,5kg perminggu. Hingga akhir kehamilan pertambahan BB yang normal
sekitar 9-13.5 kg.
e. Lingkar lengan atas : Normal 23,5 cm
f. Suhu :
g. Nadi :
h. Respirasi :
i. Tekanan darah :
2. Kepala dan leher
a. Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka atau lesi
b. Rambut: warna hitam, tidak ada ketombe. tidak rontok dan distribusi merata
c. Wajah: tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan tidak pucat
d. Mata :konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
e. Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada stomatitis, gigi tidak
berlubang, gusi tidak berdarah.
f. Leher: tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kalenjar
limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
3. Pernapasan :
4. Sirkulasi jantung
a. Kecepatan :
b. Irama :
c. Bunyi abnormal :
d. Sakit dada :
5. Payudara
a. Inspeksi : bentuk melingkar, simetris, hiperpig-mentasi pada arcola, puting
susu menonjol
b. Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, colostrum (-).
6. Abdomen
a. Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi terdapat linea nigradan pembesaran
uterus sesuai dengan umur kehamilan.
b. Palpasi:
Leopold I :
Leopold II:
Leopold III:
Leopold IV:
7. Genitourinary :
a. Keputihan :
b. Dan lain-lain:
8. Ekstremitas
a. Turgor kulit:
b. Warna kulit :
c. Kontraktur ekstremitas :
d. Kesulitan pergerakan:
D. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
2. USG
3. Rontgen
4. Terapi yang di dapat

II. Diagnosa
1. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan hormone progesterone
ditandai dengan nafsu makan berkurang dan mual muntah
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan uterus membesar ditandai dengan
peningkatan frekuensi BAK
3. Pola napas tidak efektif berhubungan dnegan uterus membesar ditandai dnegan
terdesaknya diafragma ke atas dan sesak (dyspnea)
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan hormone estrogen meningkat ditandai
dengan terbentuknya striae gravidarum.

III. Intervensi
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan kriterian hasi
Ganguan pola Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
tidur tindakan Observasi
berhubungan keperawatan 1. identifikasi pola 1. untuk mengetahui
dengan sering diharapkan aktivitas dan tidur pola aktivitas dan
terbangun pada menurun, tidur ibu hamil
malam hari gangguan pola 2. identifikasi faktor 2. untuk mengetahui
ditandai dengan pengganggu tidur penyebab sulit
tidur membaik,
sering BAK tidur
dengan kriteria
pada malam hari Terapeutik
Hasil sebagai 1. modifikasi 1. lingkungan dapat
berikut : lingkungan (mis. meningkatkan
1. Keluhan sulit Pencahayaan, kualitas tidur
tidur menurun bissing dll)
2. Keluhan 2. lakukan prosedur 2. agar pasien tidur
sering terjaga untuk nyaman
menurun meningkatkan
3. Keluhan tidak kenyamanan
puas tidur Edukasi
menurun 1. jelaskan 1. untuk mengetahui
4. Keluhan pola pentingnya tidur agar pasien dapat
tidur berubah cukup tidur yang cukup
menurun 2. anjurkan 2. untuk mencegah
5. Keluhan menghindari agar tidak
istirahat tidak makanan terbangun pada
cukup /minuman yang malam hari yang
menurun mengganggu tidur dapat
mengganggu
istirahat tidur
pada malam hari
3. anjurkan 3. agar ibu hamil
penggunaan obat bisa tidur
tidur nyenyak pada
malam hari
Gangguan Setelah dilakukan Menajemen eliminasi
eliminasi urin tindakan urin
berhubungan keperawatan Observasi
dengan uterus diharapkan 1. Monitor eliminasi 1. Untuk
membesar eliminasi urin urin mengetahui
ditandai dengan membaik dengan (mis.frekuensi, frekuensi,
peningkatan konsistensi, konsistensi,
kriteria hasil :
frekuensi BAK aroma, volume, aroma, volume
1. Desakan dan warna) dan warna urin
berkemih Terapeutk
cukup 1. Catat waktu-waktu 1. Untuk
menurun dan haluaran mengetahui
2. Anuria cukup berkemih waktu –waktu
menurun berkemih
3. Frekuensi 2. Anjurkan minum 2. Untuk
BAK yang cukup, jika mengurangi
membaik tidak ada frekuensi
kontraindikasi berkemih
3. Anjurkan 3. Untuk
mengurangi mengurangi
minum menjelang frekuensi
tidur berkemih ketika
malam hari

Pola napas tidak Setelah dilakukan Menajemen jalan


efektif tindakan napas
berhubungan keperawatan Observasi
dnegan uterus diharapkan pola 1. Monitor pola 1. Untuk
membesar napas membaik napas (frekuensi, mengetahui
ditandai dnegan dengan kriteria kedalaman, usaha frekuensi,
terdesaknya hasil : napas) kedalaman,
diafragma ke 1. Dyspnea usaha
atas dan sesak menurun pernapasan
(dyspnea) 2. Permapasan 2. Monitor bunyi 2. Untuk
cuping hidung napas tambahan mengetahui
menurun (mis.gungling, apakah ada
3. Frekuensi mengi, wheezing, bunyi tambahan
napas cukup ronkhi kering) saat bernapas
membaik
Terapeutik
1. Posisikan semi 1. Untuk
fowler atau forler mengurangi
sesak (dyspnea)
2. Berikan oksigen, 2. Untuk
jika perlu mengurngi sesak
napas
Edukasi
1. Anjurkan 1. Untuk
melakukan latihan mengurangi
posisi semi fowler sesak / kesulitan
untuk mengurangi bernapas
sesak

Gangguan citra Setelah dilakukan Promosi citra tubuh


tubuh tindakan Observasi
berhubungan keperawatan 1. Identifikasi 1. Untuk
dengan hormone diharapkan citra perubahan citra mengetahui
estrogen tubuh meningkat tubuh yang perubahan tubuh
meningkat dengan kriteria mengakibatkan yang
ditandai dengan hasil : isolasi sosial menyebabkan
terbentuknya 1. Verbalisasi pasien isolasi
striae perasaan sosial
gravidarum. negative Terapeutik
tentang 1. Diskusikan 1. Untuk
perubahan perubahan tubuh mengetahui apa
tubuh cukup dan fungsinya yang dirasakan
menurun pasien terkait
2. Verbalisasi perubahan tubuh
kekhawatiran dan mencari
pada solusi
penolsakan/re Edukasi
aksi orang 1. Latih peningkatan 1. Untuk
lain cukup penampilan diri meningkatkan
menurun (mis.berdandan) rasa percaya diri
3. Hubungan dalam perubahan
sosial kondisi tubuh
membaik
DAFTAR PUSTAKA

Ferer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta:EGC


Bobak, dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta:EGC
A. Alit, dkk. Oktober 2016. Buku Ajar Keperawatan Maternitas 2. Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya
PPNI, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawaton, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE (ANC)

Disusun oleh :
Nama : Syakiratun Nikmah
NIM : P07120421040

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN & PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Anda mungkin juga menyukai