Anda di halaman 1dari 33

LK. 2.

2 Menentukan Solusi
Nama : Berlian Mangestuti, S. Pd
No. UKG : 202000377285

Analisis Penentuan Hasil Analisis


No Masalah yang Eksplorasi
Solusi yang Relevan Solusi Penentuan
. Terpilih Alternatif Solusi
Solusi
1 Masih ada peserta Berdasarkan kajian literatur Solusi yang relevan berdasarkan eksplorasi alternatif Setelah dianalisis berdasarkan Berdasarkan analisis
didik yang dan wawancara yang solusi adalah kajian literatur, dan wawancara penentuan solusi, maka
memiliki motivasi dilakukan, alternatif solusi 1. Ada kegiatan diskusi dalam proses pembelajaran solusi yang relevan dari: diperoleh hasil analisi
belajar untuk menyelesaikan akar Kajian literatur 1 penentuan solusi
Ada kegiatan diskusi dalam
matematika yang penyebab masalah proses Menurut Yakin (2020) Dengan konsep diskusi sebagai berikut:
rendah pembelajaran yang proses pembelajaran 1. Dalam pembelajaran
penyampaian materi pelajaran guru dapat
monoton dan kurang Kelebihan: akan dilaksanakan
memberikan peluang bagi para siswa untuk
menggunakan media menyampaikan gagasan dan menganalisis  Siswa bisa saling bertukar diskusi yang dapat
pembelajaran adalah masalah, sehingga mampu memutuskan suatu pikiran, mengasah memberikan peluang
1. Ada kegiatan diskusi solusi dan kesimpulan, lalu menyusun berbagai komunikasi, dan menghargai bagi para siswa
dalam proses alternative pemecahan atas sesuatu masalah pendapat orang lain untuk
pembelajaran Yakin, A. (2020, November). Metode Diskusi Dalam menyampaikan
2. Penggunaan TIK dalam  banyak gagasan, ide, solusi gagasan dan
Pembelajaran Menurut Perspektif Islam. In Annual
proses pembelajaran yang muncul dari setiap menganalisis
Conference on Islamic Education and Thought
3. Memberikan contoh- (ACIET) (Vol. 1, No. 1, pp. 157-163). anggota diskusi masalah. Dengan
contoh soal yang Kajian literatur 2  Melatih siswa cara diskusi dalam
kontekstual Menurut Taniredja, dkk (2011) dalam Suhandi, dkk mengidentifikasi dan kelompok-kelompok
4. Menggunakan media (2013) manfaat metode diskusi adalah sebagai memecahkan masalah serta kecil dan dibimbing
pembelajaran yang berikut: oleh guru dalam
mengambil keputusan
sesuai dengan materi. 1. Memperdalam pengetahuan yang telah dikuasai sepanjang proses
5. Menerapkan model Kelemahan: pembelajarannya,
oleh siswa
pembelajaran inovatif 2. Melatih siswa mengidentifikasi dan  Materi kurang mendalam sehingga diperoleh
yang disesuaikan memecahkan masalah serta mengambil  Memerlukan banyak waktu suatu pemecahan
dengan karakteristik masalah.
keputusan.  Apabila guru tidak
materi dan peserta didik 2. Penerapan E-
3. Melatih siswa menghadapi masalah secara berkelompok, mendampingi diskusi secara
Learning, karenakan
berpikir bersama memecahkan masalah yang di hadapi. maksimal biasa proses dengan penerapan e-
Suhandi, D. Y., Ibrahim, M. Y., & Budjang, G. (2013). diskusi berjalan tidak efektif. learning efektivitas
Efektivitas penggunaan metode diskusi pada mata Maka dari kelebihan dan pembelajaran
pelajaran sosiologi di SMA Negeri 2 Sungai
kelemahan tersebut, dalam meningkat,
Ambawang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa, 2(9). pembelajaran akan fleksibiitas dalam
Kajian literatur 3 dilaksanakan diskusi yang dapat belajar, dapat
Menurut Abdul Azis Wahab dalam Wahyuningsih & digunakan untuk
memberikan peluang bagi para
Darodjat (2021) kelebihan metode diskusi yaitu: menampilkan materi
siswa untuk menyampaikan dengan berbagai
1. untuk memecahkan masalah gagasan dan menganalisis
2. untuk memembentu siswa merumuskan macam bentuk, dan
masalah. Dengan cara diskusi terdapat fitur kuis
masalah dan prinsip-prinsip dan membantunya
dalam menggunakan prinsip tersebut, dalam kelompok kelompok kecil yang sangat
3. mendorong berfikir logis dan konstruktif dan dibimbing oleh guru dalam memudahkan guru
Wahyuningsih, P. G., & Darodjat, D. (2021). sepanjang proses dalam proses evaluasi
Evaluasi Metode Diskusi dalam Pembelajaran 3. Dalam pembelajaran
pembelajarannya, sehingga
Pendidikan Agama Islam dengan Pendekatan akan diberikan
diperoleh suatu pemecahan contoh-contoh
Saintifik di SMP Negeri 1 Kertanegara. Alhamra:
masalah. kontekstual agar
Jurnal Studi Islam, 2(1), 50-61.
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul peserta didik dapat
Anwar, M.Pd.) Penggunaan TIK dalam proses mengkorelasikan
Proses diskusi agar proses pembelajaran menjadi pembelajaran materi yang
ditemukan dengan
aktif dan efektif adalah kegiatan diskusi yang 1. Penerapan Elearning kehiduan nyata
dipersiapkan terlebih dahulu baik tema dan sumber Kelebihan sehingga peserta
referensinya.  Meningkatkan efektivitas didik paham persis
Kelebihan dari diskusi adalah siswa bisa saling pembelajaran manfaat materi yang
bertukar pikiran atau berargumentasi, mengasah  pembelajaran dapat sedang dipelajari dan
komuikasi, dan menghargai pendapat orang lain. dilakukan kapan saja dan materi yang dipelajari
Kelemahan dari diskusi adalah dari sisi materi dimana saja, tidak terikat pun tertanam erat
biasanya kurang mendalam. ruang dan waktu. didalam memori
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak:  Bisa menampilkan materi peserta didik.
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd) dalam bentuk teks, video 4. Penggunaan media
pembelajaran, dan ruang berbasis power point,
Proses diskusi agar proses pembelajaran menjadi
diskusi karena selain
aktif dan efektif adalah perlu ada keterlibatan menjadikan
 Terdapat fitur kuis yang
peserta didik secara menyeluruh, pembelajaran sangat memudahkan guru pembelajaran
berjalan seefektif mungkin atau dengan efisien dalam proses evaluasi bervariasi,
waktu. Oleh karena itu, proses diskusi dengan Kelemahan menumbuhkan minat
menerapkan diskusi terbuka dan bertujuan.  siswa yang terkendala dan motivasi belajar,
dapat dirancang
Diharapkan dengan terbuka tersebut semua anggota gadget, jaringan, dan
sesuai dengan tujuan
kelompok mampu mengeluarkan gagasan- kuota tidak bisa dan materi
gagasannya atau pemikirannya. Diskusi harus memaksimalkan pembelajaran dan
memiliki tujuan agar apa yang akan disampaikan penggunaan elearning ini bisa mengakomodir
didalam forum diskusi itu memiliki arah yang jelas, audio-visual,
2. Penggunaan perangkat lunak
penggunaan dan
sehingga keefektifan diskusi itu bisa terealisasi.
geogebra pembuatan
Kelebihannya akan banyak gagasan, ide, solusi yang
Kelebihan mediaanya pun relatif
muncul dari setiap anggota diskusi.
 gambar yang dihasilkan mudah dan dapat
Kekurangannya dengan diskusi terbuka ini akan lebih teliti dan akurat dibuat media power
memerlukan banyak waktu. sehingga memberikan point interaktif.
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus pengalaman visual bagi 5. Model PBL (Problem
Heru Santosa) siswa dalam memahami Based Learning), yang
Diskusi yang efektif adalah diskusi yang konsep matematika. mampu melatih
menghasilkan berbagai ide dan gagasan dari para  Menampilakan proses kemampuan berpikir
siswa yang terbentuk dalam kelompok, sehingga tidak hanya hasil tingkat tinggi dan
sebaiknya dalam 1 kelas guru bisa menerapkan Kekurangan meningkatkan
doble Teknik yaitu diskusi kelompok kecil dan  belum semua siswa bisa kemampuan untuk
diskusi kelompok besar. Diskusi kecil dilakukan mempraktikan memecahkan soatu
siswa dengan kelompoknya masing masing dengan menggunakan software permasalahan untuk
didampingi guru dengan cara berkeliling ke setiap geogegra ini peserta didik.
kelompok sehingga aktifitas siswa berjalannya 3. Penggunaan video conference
proses diskusi bisa berjalan lebih efektif dan tidak seperti zoom dan gmeet
membuang banyak waktu. Kelebihan
Kemudian setelah masing masing kelompok kecil  mampu memberikan
menyelesaikan diskusinya, guru memimpin kembali proses interaksi secara
diskusi di kelompok besar dengan cara membahas langsung diantara guru
Bersama sama persoalan yang telah dipecahkan dan peserta didik
oleh setiap kelompok kecil. Masing masing kelompok Kekurangan
mewakilkan salah satu anggota kelompoknya untuk
 perangkat harus
memaparkan hasil temuan kemudian ditanggapi
mendukung,
atau dikritisi oleh kelompok lain. Dalam diskusi
 jaringan frekuensi harus
kelompok besar ini guru berperan sebagai fasilitator.
mudah dijangkau,
Guru bisa memberikan reward kepada kelompok
 membutuhkan biaya yang
yang menyampaikan hasil proses diskusinya dengan
lebih
baik.
Dengan reward ini akan menimbulkan motivasi dari
Memberikan contoh contoh
kelomok lainnya agar dikesematan yang lain bisa
lebih baik dalam menjalankan diskusi kelompoknya. yang kontekstual
Kelebihan
2. Penggunaan TIK dalam proses pembelajaran  pembelajaran menjadi lebih
Kajian literatur 1 riil dan bermakna
Menurut Supianti (2018), banyak keuntungan yang  peserta didik dapat
dapat dipetik melalui penerapan e-learning, dua menangkap hubungan antara
diantaranya yang utama adalah meningkatkan pengalaman belajar di sekolah
efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Melalui e- dengan kehidupan nyata
learning pembelajaran dapat dilakukan kapan saja Kelemahan
dan dimana saja, tidak terikat ruang dan waktu.
 bagi siswa yang
Supianti, I. I. (2018). Pemanfataan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) dalam pengalamannya rendah akan
pembelajaran matematika. MENDIDIK: Jurnal kesulitan mengikuti proses
Kajian Pendidikan dan Pengajaran, 4(1), 63-70. pembelajaran
Kajian literatur 2  tidak mudah untuk
Menurut Agung (2018), GeoGebra merupakan mengkontekstualkan suatu
sebuah perangkat lunak komputer yang dapat
materi
menvisualisasikan objek-objek matematika secara
cepat, akurat, dan efisien. Adapun keuntungan  untuk memberikan contoh
dalam menggunakan aplikasi ini dalam contoh kontekstual perlu
pembelajara khususnya matematika adalah gambar dipersiapkan dan dirancang
yang dihasilkan lebih teliti dan akurat sehingga terlebih dahulu agar sesuai
memberikan pengalaman visual bagi siswa dalam dengan materi dan situasi
memahami konsep matematika. yang dihadapi siswa
Agung, S. (2018). Pemanfaatan aplikasi geogebra dalam
pembelajaran matematika smp. Prosiding, 3(1). Berdasarkan kelebihan dan
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul kelemahan tersebut maka dalam
Anwar, M.Pd.) pembelajaran akan diberikan
Penggunaan TIK agar proses pembelajaran menjadi
contoh contoh kontekstual agar
aktif dan efektif adalah penggunaan TIK yang
menampilkan proses, bukan sekedar menayangkan peserta didik dapat
ringkasan materi. mengkorelasikan materi yang
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak: ditemukan dengan kehiduan
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd) nyata sehingga peserta didik
Penggunaan TIK agar proses pembelajaran menjadi paham persis manfaat materi
aktif dan efektif adalah apabila TIK itu mampu yang sedang dipelajari dan
memberikan proses interaksi secara langsung materi yang dipelajari pun
diantara guru dan peserta didik. Interaksi inipun tertanam erat didalam memori
bersifat terbuka, contohnya menggunakan zoom peserta didik.
atau gmeet, sehingga ada interaksi langsung antara
guru dan peserta didik itu melakukan sebuah Menggunakan media
proses pembelajaran. Selain itu TIK yang digunakan pembelajaran yang sesuai
mampu menyajikan informasi yang diperlukan guru 1. Penggunaan media berbasis
dalam mentranfer materi kepada peserta didik. power point sangat cocok dan
Kelebihannya mampu secara optimal memberikan menjadi solusi untuk
keleluasaan guru dalam berinteraksi dengan peserta pembelajaran saat ini
didik. Kelebihan
Kekurangannya terkait dengan banyaknya tools-  menjadikan pembelajaran
tools yang digunakan maka akan berpengaruh bervariasi
beberapa hal seperti perangkat harus mendukung,  menumbuhkan minat dan
jaringan frekuensi harus mudah dijangkau, dan motivasi belajar
membutuhkan biaya yang lebih.
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus  dapat dirancang sesuai
Heru Santosa) dengan tujuan dan materi
Manfaat penggunaan TIK dalam rangka mendukung pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran adalah dengan  bisa mengakomodir audio
penggunaan TIK dapat visual
1. meningkatkan kualitas pembelajaran, Kelemahan
2. memperluas akses terhadap Pendidikan dan  harus membuat banyak
pembelajaran itu sendiri, media untuk tujuan dan
3. guru bisa memvisualisasikan ide ide yang
materi pembelajaran yang
abstrak sehingga lebih konkret,
4. mempermudah pemahaman materi yang sedang berbeda
dipelajari,  powerpoint belum mampu
5. dapat menampilkan materi yang akan memberikan pengalaman
disampaikan oleh guru. nyata peserta didik
2. Media video pembelajaran
3. Memberikan contoh-contoh soal yang dapat digunakan sebagai
kontekstual
media yang dapat
Kajian literatur 1
Menurut Santoso, E. (2017), kelebihan penyajian meningkatkan kualitas
soal-soal berbasis kontekstual adalah pembelajaran
1. Pembelajaran menjadi lebih riil dan bermakna Kelebihan
2. peserta didik dapat menangkap hubungan
 menjadikan pembelajaran
antara pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata bervariasi
3. peserta didik dapat mengorelasikan materi yang  menumbuhkan minat dan
ditemukan dengan kehidupan nyata, materi itu motivasi belajar
akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi  mengatasi keterbatasan
materi yang dipelajarinya akan tertanam erat ruang dan waktu
dalam memori peserta didik, sehingga tidak akan
 mempengaruhi daya
mudah dilupakan
4. menumbuhkan penguatan konsep karena abstraksi
peserta didik dituntun untuk menemukan  dapat dirancang sesuai
pengetahuannya sendiri sehingga peserta didik dengan tujuan dan materi
diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan pembelajaran
”menghafal”  mengakomodir audio
Santoso, E. (2017). Penggunaan model pembelajaran
visual
kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
matematika siswa sekolah dasar. Jurnal Cakrawala Kelemahan
Pendas, 3(1).  harus membuat banyak
Kajian literatur 2 media untuk tujuan dan
Menurut Santoso, E. (2017) kelemahan penyajian materi pembelajaran yang
soal-soal berbasis kontekstual adalah Peserta didik berbeda
dipandang sebagai individu yang sedang
 belum mampu
berkembang di mana kemampuan belajarnya akan
dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan memberikan pengalaman
keluasan pengalaman yang dimilikinya. Bagi siswa nyata peserta didik
yang tingkat perkembangan dan keluasan
pengalamannya rendah akan kesulitan mengikuti Menerapkan model
proses pembelajaran. pembelajaran inovatif yang
Santoso, E. (2017). Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan
kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemahaman karakteristik materi dan
matematika siswa sekolah dasar. Jurnal Cakrawala peserta didik
Pendas, 3(1). 1. Model PBL sangat sesuai
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul dengan karakteristik
Anwar, M.Pd.) pembelajaran matematika
Konten materi sebaiknya dikaitkan dengan konteks Kelebihan
yang ada sehingga bermakna. Sehingga siswa tahu  melatih kemampuan berpikir
persis apa manfaat konten itu pada konteks peserta didik secara
sekarang yang dihadapi siswa. logis,analitis,sistematis,kritis,
Kelemahannya tidak mudah untuk dankreatif, sehingga
mengkontekstualkan suatu konten, contoh pada
mampu memecahkan
materi limit susah untuk memberikan contoh-
contoh kontekstual. berbagai permasalahan
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak: yang ada dalam kehidupan
sehari-hari
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd)  Meningkatkan kemampuan
Kelebihan dan kekurangan jika dalam proses memandang masalah dan
pembelajaran kita memberikan contoh-contoh yang situasi dari berbagai
kontekstual adalah bahwa kelebihannya siswa perspektif
diajak mendalami atau dibawa kedalam konteks  Meningkatkan kesediaan
yang dialamai peserta didik dalam keseharian menggunakan ide orang lain
hidupnya. yang dirasakan lebih baik
Kelemahan untuk pemberian contoh secara Kelemahan
kontekstual adalah perlu butuhya contoh-contoh  jika siswa tidak mempunyai
yang banyak , karena setiap pengalaman setiap
kepercayaan bahwa
individu itu berbeda- beda,
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus masalah yang dipelajari
Heru Santosa) sulit untuk
Kontektual itu sendiri itu adalah masalah dimana dipecahkan,maka siswa
masalah tersebut merupakan pengalaman nyata akan merasa enggan untuk
bagi siswa. Pembelajaran dengan memberikan mencoba
contoh contoh yang kontekstual ini merupakan titik
 perlu ditunjang oleh buku
awal untuk memberikan pengalaman nyata pada
siswa sehingga mendukung proses penemuan yang yang dapat dijadikan
memungkinkan siswa memahami konsep pemahaman dalam kegiatan
matematika secara formal. Hal ini tentu saja tidak pembelajaran
terlalu mudah, sisi kelemahannya contoh contoh  pembelajaran model
yang kontekstual ini memang perlu dipersiapkan Problem Based Learning
dan dirancang sedemikian rupa oleh guru (PBL) membutuhkan waktu
yang lama
4. Menggunakan media pembelajaran yang sesuai
dengan materi.  tidak semua mata pelajaran
Kajian literatur 1 matematika dapat
Menurut Ulya (2017) dalam Octaviani (2021) diterapkan model ini
manfaat media pembelajaran yaitu: 2. Pembelajaran kooperatif tipe
1. menjadikan pembelajaran bervariasi TGT membuat siswa dapat
2. menumbuhkan minat dan motivasi belajar terlibat aktif pada proses
3. mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
pembelajaran
4. mempengaruhi daya abstraksi
5. mengenalkan, memperbaiki, dan meningkatkan Kelebihan
pemahaman konsep dan prinsip; dan lain-lain.  memberikan dampak positif
Octaviani, W. Permainan Dakon Sebagai Media terhadap kualitas interaksi
Pembelajaran Baris dan Deret (DAKON dan komunikasi
BARET). Polynom: Journal in Mathematics  memotivasi siswa untuk
Education, 1(1), 53-60. meningkatkan hasil belajar
Kajian literatur 2  meningkatkan kesediaan
Menurut Imroatun & Effendi (2022), Penggunaan menggunakan ide orang lain
Media pembelajaran matematika interaktif berbasis yang dirasa lebih baik
PowerPoint ini sangat cocok dan menjadi solusi
untuk kegiatan pembelajaran pada saat ini  siswa mempunyai rasa
Imroatun, I., & Effendi, K. N. S. (2022). ANALISIS empati
KEBUTUHAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA  membangkitkan semangat
INTERAKTIF BERBASIS POWERPOINT PADA MATERI kerja sama pada masing
BARISAN DAN DERET. PHI: Jurnal Pendidikan masing kelompok
Matematika, 6(1), 58-69.
Kajian literatur 3 kelemahan
Menurut Hayati, Retta & Fitriasari (2022),  sulit mengelompokan siswa
Pengembangan media video pembelajaran ini juga yang mempunyai
dapat digunakan sebagai referensi media kemampuan heterogen
pembelajaran oleh sekolah sehingga dapat  siswa berkemampuan tinggi
meningkatkan kualitas pendidikan
kurang terbiasa dan sulit
Hayati, I., Retta, A. M., & Fitriasari, P. (2022).
Pengembangan video pembelajaran pada materi barisan memberikan penjelasan ke
dan deret untuk peserta didik kelas X SMK. JP3M (Jurnal siswa lainnya
Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika), 8(1), 3. Model Discovery Learning yang
63-72. sesuai dengan karakteristik
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul materi
Anwar, M.Pd.)
Kelebihan
Media pembelajaran yang sesuai agar proses
 Mendukung partisipasi aktis
pembelajaran menjadi aktif dan efektif adalah media
peserta didik dalam
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran
pembelajaran dan konten materinya.
 Menumbuhkan rasa ingin
Dari tujuan dan materi tersebut kemudian kita bisa
tahu
merancang media pembelajaran apa yang tepat
untuk membantu siswa memahami konsep. Ketika  Membuat peserta didik
tujuan pembelajaran berbeda-beda dan kompetensi memiliki motivasi yang
yang akan dicapai berbeda-beda tentu sebaiknya tinggi
menggunakan media yang berbeda-beda.  Mengembangkan
Kelebihannya siswa bisa belajar dari banyak ketrampilan kreatif dan
pengalaman-pengalaman yang berbeda dan bisa pemecahan masalah
terbantu memahaminya.  Menemukan hal hal baru
Kelemahannya guru tidak mudah untuk membuat yang menarik
materi-materi yang banyak dan media yang berbeda- Kelemahan
beda itu. Akan bagus jika siswa dilibatkan dalam  Terjadi kebingungan pada
pembuatan media itu. peserta didik jika tidak
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak: terdapat kerangka kerja
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd) yang jelas
Media pembelajaran yang sesuai agar proses  Terjadi miskonsepsi
pembelajaran menjadi aktif dan efektif adalah media
 Peserta didik yang lemah
pembelajaran yang mampu mengakomodir audio-
cenderung belajar dibawah
visual didalam media tersebut, karena audio-visual
standar yang ditentukan
itu peseerta didik akan mendapatkan gambaran
secara utuh dan nyata didalam inderanya.
Kelebihannya media ini mampu memberikan
rangsangan kepada peserta didik sehigga peserta
didik mendapatkan informasi yang lebih bermakna.
Kekurangannya adalah bahwa media ini belum
mampu memberikan pengalaman nyata peserta
didik.
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus
Heru Santosa)
Media pembelajaran yang sesuai agar proses
pembelajaran menjadi aktif dan efektif adalah media
pembelajaran yang menurut saya baik yang
mengandung unsur audio dan visual, karena media
audio visual dapat menampilkan suara sekaligus
gambar sehingga hal ini bisa menjadi metode
pembelajaran yang menarik untuk para siswa.
Didalam pemilihan media yang utama topik harus
menarik bagi siswa, kemudian materinya dalam
media itu penting bagi siswa, relevan dengan
kurikulum yang berlaku dan mudah dipahami oleh
siswa.

5. Menerapkan model pembelajaran inovatif yang


disesuaikan dengan karakteristik materi dan
peserta didik
Kajian literatur 1
Menurt Setyawan (2022) Kegiatan pembelajaran
berbasis pemecahan masalah pada model PBL
tentunya sangat sesuai dengan karakteristik
pembelajaran matematika, dimana pembelajaran
matematika dilakukan dengan tujuan untuk
melatih kemampuan berpikir peserta didik secara
logis,analitis,sistematis,kritis, dankreatif, sehingga
mampu memecahkan berbagai permasalahan yang
ada dalam kehidupan sehari-hari
Setyawan, A. (2022). Penggunaan Model Pembelajaran
Problem Based Leraning dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Materi Barisan dan Deret. Journal for
Lesson and Learning Studies, 5(1).
Kajian literatur 2
Pembelajaran kooperatif tipe TGT membuat siswa
dapat terlibat aktif pada proses pembelajaran, hal
ini memberikan dampak positif terhadap kualitas
interaksi dan komunikasi yang dapat memotivasi
siswa untuk meningkatkan hasil belajar
Wenas, J. R., Regar, V., & Pontomudis, H. (2020).
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA MATERI BARISAN DAN DERET
BILANGAN. JSME (Jurnal Sains, Matematika &
Edukasi), 8(2), 186-189.
Kajian literatur 3
Menurut Tibahary & Muliana (2018), keuntungan
penggunaan pembelajaran kooperatif:
1. Memungkinkan para siswa saling belajar
mengenai sikap, ketrampilan, informasi,
perilaku sosial, dan pandangan-pandangan
2. Meningkatkan kemampuan memandang
masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
3. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide
orang lain yang dirasakan lebih baik
Tibahary, A. R., & Muliana, M. (2018). Model-model
pembelajaran inovatif. Scolae: Journal of
Pedagogy, 1(1), 54-64.
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul
Anwar, M.Pd.)
Model pembelajaran inovatif yang sesuai agar
proses pembelajaran menjadi aktif dan efektif
adalah Model pembelajaran kolaborasi, dimana
harus ada kegiatan kelompok dan kolaborasi,
disitulah anak bisa bertukar pikiran dan
mengkomunikasikan. Tentu ada satu dua anak
yang barangkali belum bisa meyampaikan dengan
baik,masih suka menutup diri ini adalah tugas
guru agar mereka mau menyampaikan ide dan
gagasan, dan yang pandai tidak mendominasi,
tetapi justru membantu. Selama ini banyak
menonjolkan kompetisinya harus diubah kebanyak
kolaborasinya.
Kelebihannya siswa punya empati, ada temannya
yang tidak mampu, didorong diberi kesempatan .
Kelemahannya yang pandai harus bersabar dan
mengendalikan, karena mereka harus mendorong,
meningkatkan untuk temannya yang kurang
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak:
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd)
Model pembelajaran aktif dan efektif salah satunya
adalah model pembelajaran kooperatif, menuntut
peserta didik untuk berkolaborasi secara
berkelompok. Banyak sekali model pembelajaran
kooperatif yang dapat diterapkan dlam proses
pembelajaran.
Kelemahanya model kooperatif ini membutuhkan
kerja sama, keaktifan peserta didik secara bersama-
sama. Tidak bisa berbasiskan individu.
Kelebihan model ini guru lebih mudah untuk
memberikan stimulus kepada peserta didik untuk
lebih aktif didalam kelompok. Bisa membangkitkan
semangat kerja sama didalam masing-masing
kelompok.
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus
Heru Santosa)
Ada beberaa model seperti model pembelajaran
kooeratif learning contohnya pBL (problem based
learning), dan discovery learning.
Yang terpenting bagaimana kita sebagai guru
membawakan model pembelajaran ini sehingga
paling utamanya tidak membosankan, siswanya aktif
dan senang.
2 Rendahnya Berdasarkan kajian literatur Solusi yang relevan berdasarkan eksplorasi alternatif Setelah dianalisis berdasarkan Berdasarkan analisis
prestasi belajar dan wawancara yang solusi adalah kajian literatur, dan wawancara penentuan solusi, maka
peserta didik dilakukan, alternatif solusi 1.Membuat sebuah aktifitas dalam proses solusi yang relevan dari: diperoleh hasil analisi
untuk menyelesaikan akar pembelajaran yang mampu melibatkan siswa penentuan solusi
Membuat sebuah aktifitas
penyebab masalah strategi secara keseluruhan sebagai berikut:
dalam proses pembelajaran
pembelajaran yang kurang Kajian literatur 1 1. Model “Teams Games
yang mampu melibatkan siswa
efektif adalah Menurut Fakhrurrazi (2018), aktifitas siswa sangat Tournament (TGT)
secara keseluruhan
1. Membuat sebuah diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. yang merupakan
aktifitas dalam proses Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke
1. “Teams Games Tournament metode pembelajaran
pembelajaran yang (TGT) adalah salah satu tipe kooperatif yang
dalam beberapa hal, antara lain : Aktivitas
mampu melibatkan atau metode pembelajaran mudah diterapkan
visual, seperti membaca, menulis, melakukan
siswa secara kooperatif yang mudah di dan melibatkan
eksprimen, Aktivitas lisan, seperti bercerita, tanya
keseluruhan terapkan, melibatkan aktivitas aktivitas seluruh
jawab, Aktivitas mendeng
2. Guru memberikan seluruh siswa siswa.
arkan, seperti mendengarkan penjelasan guru,
rangsangan agar siswa Kelebihan 2. Di dalam
mendengarkan pengarahan guru, Aktivitas gerak,
aktif dalam berdiskusi  melibatkan aktivitas seluruh pembelajaran guru
seperti melakukan praktek di tempat praktek
dan mampu siswa tanpa harus ada memberikan
dan Aktivitas menulis, seperti mengarang,
memecahkan perbedaan status rangsangan agar
membuat surat, membuat karya tulis dsb
permasalahan (guru Fakhrurrazi, F. (2018). Hakikat pembelajaran yang  melibatkan peran siswa siswa aktif dalam
melakukan efektif. At-Tafkir, 11(1), 85-99. sebagai tutor sebaya dan berdiskusi dan
pembimbingan ....) Kajian literatur 2 mengandung unsur mampu memecahkan
3. Materi dan contoh yang Menurut Getzel & jackson (1997) dalam Samsiyah permainan permasalahan.
diberikan adalah contoh & Rudyanto (2015), Pendekatan masalah  lebih meningkatkan Diberikan
yang kontekstual terbuka (open ended) adalah salah satu pencurahan waktu untuk rangsangan dengan
4. Melakukan apersepsi pendekatan pembelajaran yang melibatkan tugas cara:
dengan mengaitkan para siswa untuk menumbuhkan ketrampilan  dengan waktu yang sedikit  Pembagian
materi yang akan berfikir siswa dapat menguasai kelompok
dipelajari dengan materi kreatif dan membuat siswa aktif dalam aktivitas materi secara mendalam heterogen
yang telah dipelajari. belajar  motivasi belajar lebih tinggi  Ada pembagian
5. Menggunakan media Samsiyah, N., & Rudyanto, H. E. (2015). Kemampuan kelemahan tugas dalam
dan strategi Berpikir Kreatif Dalam Memecahkan Masalah Matetatika  sulit mengelompokan siswa kelompok
pembelajaran yang Open-Ended Ditinjau Dari Tingkat Kemampuan yang mempunyai  Guru harus
sesuai dengan materi Matematika Siswa Sekolah Dasar. PEDAGOGIA: Jurnal menguasai tujuan
6. Menggunakan model Pendidikan, 4(1), 23-33. kemampuan heterogen dan materi yang
pembelajaran TAI atau Kajian literatur 3  siswa berkemampuan tinggi akan dicapai
pendekatan Menurut (Kurniasih, 2012) dalam Solihah (2016), kurang terbiasa dan sulit  Komunikasi guru
konstruktivisme dalam “Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu memberikan penjelasan ke dengan siswa
pembelajaran tipe atau metode pembelajaran kooperatif yang siswa lainnya komunikatif,
mudah di terapkan, melibatkan aktivitas seluruh sehingga anak
siswa tanpa harus ada perbedaan status,
2. Pendekatan open ended
tidak takut dalam
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan sebagai salah satu
menyampaikan
mengandung unsur permainan” pendekatan pembelajaran
gagasannya
Menurut Suarjana (2000) dalam solihah (2016), yang melibatkan siswa
 Guru aktif
kelebihan model pembelajaran TGT : Kelebihan:
memberikan
1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu  Siswa berpartisipasi lebih
motivasi
untuk tugas aktif dan sering
3. Dalam pembelajaran
2. Mengedepankan penerimaan terhadap mengekspresikan idenya
akan diberikan
perbedaan individu  Siswa dengan kemampuan materi dan contoh-
3. Dengan waktu yang sedikit siswa dapat rendah dapat merespon contoh kontekstual
menguasai materi secara mendalam permasalahan dengan cara agar peserta didik
4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan mereka sendiri dapat
keaktifa dari siswa  Siswa memiliki pengalaman mengkorelasikan
5. Motivasi belajar lebih tinggi banyak menemukan materi yang
6. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi sesuatu dalam menjawab ditemukan dengan
dengan orang lain permasalahan kehiduan nyata
Solihah, A. (2016). Pengaruh model pembelajaran Kelemahan: sehingga peserta
teams games tournament (TGT) terhadap hasil  Membuat dan menyiapkan didik paham persis
belajar matematika. SAP (Susunan Artikel masalah matematika manfaat materi yang
Pendidikan), 1(1). bermakna bagi siswa bukan sedang dipelajari dan
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul pekerjaan mudah materi yang dipelajari
Anwar, M.Pd.)  Mengemukakan masalah pun tertanam erat
Aktifitas proses pembelajaran agar strategi yang langsung dapat didalam memori
pembelajaran menjadi efektif adalah proses dipahami siswa sangat sulit peserta didik.
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sehingga banyak siswa yang 4. Dalam pembelajaran
pembelajaran itu sendiri. Kemudian untuk mengalami kesulitan dilakukan apersepsi
memfasilitasi anak-anak bisa berkomunikasi maka bagaimana merespon dengan mengaitkan
kegiatan kelompok kolaborasi itu menjadi penting. permasalahan yang materi yang akan
Anak-anak mempunyai kesempatan yang cukup diberikan dipelajari dengan
banyak untuk aktif di dalam kelompoknya.  Siswa dengan kemampuan materi yang telah
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak: tinggi bisa ragu dengan dipelajari supaya
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd) jawaban mereka peserta didik lebih
Aktifitas proses pembelajaran yang mampu siap untuk menerima
menjadikan strategi pembelajaran menjadi efektif Guru memberikan rangsangan materi yang akan
adalah aktifitas proses pembelajaran yang bersifat agar siswa aktif dalam dipelajari.
multiarah, bukan hanya satu arah atau dua arah, berdiskusi dan mampu 5. Video pembelajaran
tidak hanya antara siswa dengan guru saja, memecahkan permasalahan yang dapat
melainnya siswa dengan siswa. Kelebihan memberi rangsangan: meningkatkan
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus 1. Pembelajaran menjadi aktif kualitas
Heru Santosa) 2. Guru tidak mendominasi pembelajaran dengan
Proses pembelajaran yang menyenangkan bagi pembicaraan dapat menampilkan
siswa. Guru merancang proses pembelajaran mau 3. Peserta didik menjadi terlibat proses penyampaian
menyampaikan suatu materi tidak terlalu rumit, dalam pemecahan masalah suatu materi
menyenangkan di dalam membawakan, siswanya Berdasarkan kelebihan tersebut, 6. Model pembelajaran
senang dengan demikian mereka akan aktif didalam pembelajaran diberikan TAI karena dapat
mengikuti pembelajaran dan apa yang kita rangsangan dengan cara: meningkatkan
sampaikan mudah diterima mudah diaplikasikan 1. Pembagian kelompok motivasi sekaligus
oleh siswa heterogen meningkatkan
2. Ada pembagian tugas dalam prestasi belajar
2.Guru memberikan rangsangan agar siswa aktif kelompok
dalam berdiskusi dan mampu memecahkan 3. Guru harus menguasai tujuan
permasalahan dan materi yang akan dicapai
Kajian literatur 1 4. Komunikasi guru dengan
Menurut Syaparuddin, Meldianus & Elihami (2020), siswa komunikatif, sehingga
salah satu ciri proses pembelajaran aktif yaitu Guru anak tidak takut dalam
tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak menyampaikan gagasannya
memberikan rangsangan berpikir pada siswa untuk 5. Guru aktif memberikan
memecahkan masalah motivasi
Syaparuddin, S., Meldianus, M., & Elihami, E.
(2020). Strategi pembelajaran aktif dalam Materi dan contoh yang
meningkatkan motivasi belajar pkn peserta diberikan adalah contoh yang
didik. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah kontekstual
Dasar, 1(1), 30-41. 1. Bahan ajar e-book berbasis
Kajian literatur 2 kontekstual dapat
Menurut Gulo dalam Yulianti (2016), peran utama memudahan peserta didik
guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran dalam mempelajari dan
inkuiri terbimbing slah satunya adalah Guru memahami materi karena
sebagai motivator yang memberikan rangsangan dikaitkan dengan kehidupan
supaya siswa aktif dan bersemangat dalam berpikir. nyata
Yulianti, N. (2016). Pengaruh model inkuiri terbimbing Kelebihan:
berbasis lingkungan terhadap kemampuan pemahaman  Peserta didik merasa sangat
konsep dan karakter. Jurnal Cakrawala Pendas, 2(2), tertarik
266437.  penyajian materi diberikan
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul contoh yang sesuai dengan
Anwar, M.Pd.) kejadian di sekitar
cara guru membimbing atau merangsang agar siswa lingkungan peserta didik
aktif dalam berdiskusi dan mampu memecahan  peserta didik menjadi tahu
suatu permasalahan adalah : manfaat materi pada
1.Tema menarik bagi anak-anak dan kontekstual. konteks sekarang yang
Anak punya keterlibatan untuk ikut berkontribusi dihadapi siswa
didalam menyelesaikan masalah  memberikan pengalaman
2.Pembagian kelompok heterogen nyata pada peserta didik
3.Ada regulasi yang mengatur sehingga semua anak sehingga mendukung proses
berkontribusi, ada pembagian tugas dalam penemuan yang
kelompok memungkinkan siswa
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak: memahami konsep
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd) kelemahan:
Cara untuk guru melakukan proses pembimbingan  tidak mudah untuk
atau merangsang agar siswa aktif berdiskusi dan mengkontekstualkan suatu
mampu memecahkan suatu masalah adalah guru konten, contoh pada materi
harus bisa menjadi fasilitator, pembimbing siswa limit susah untuk
dengan guru memberikan penjelasan (instruksi) memberikan contoh-contoh
secara jelas kegiatan apa yang harus dilakukan kontekstual
peserta didik didalam proses berdiskusi. Guru juga  contoh contoh yang
harus menguasai tujuan dan kompetensi yang akan kontekstual ini memang
dicapai dalam proses pembelajaran, perlu dipersiapkan dan
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus dirancang sedemikian rupa
Heru Santosa) oleh guru
cara guru membimbing atau merangsang agar siswa
aktif dalam berdiskusi dan mampu memecahan melakukan apersepsi dengan
suatu permasalahan adalah : mengaitkan materi yang akan
1. Penamilan guru di depan kelas dipelajari dengan materi yang
2. Komunikasi guru dengan siswa menyenangkan, telah dipelajarai
komunikatif, sehingga siswa tidak takut dalam kelebihan:
menyampaikan gagasannya  membuat siswa
3. Guru aktif memberikan motivasi baik dalam memperhatikan guru saat
diskusi kelompok maupun selama pembelajaran menjelaskan materi
berlangsung, sehingga siswa akan lebih berani  siswa dapat termotivasi untuk
dalam mengutarakan pendapat . belajar
 guru Tahu kemampuan awal
3.Materi dan contoh yang diberikan adalah contoh anak-anak
yang kontekstual  menyiapkan peserta didik
Kajian literatur 1 lebih siap lagi dan bisa
Menurut Astiti (2019), dalam penelitiannya memberikan gambaran
mahasiswa yang merupakan sampel dalam kepada peserta didik untuk
penelitian sangat tertarik dengan materi yang memahami tujuan dari proses
disampaikan karena contoh-contoh yang diberikan pembelajaran.
merupakan isu-isu atau permasalahan yang mereka  siswa akan menyadari bahwa
hadapi. antara materi sebelumnya
Astiti, K. A. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Fisika dengan materi yang akan
SMA Berbasis Kontekstual Pada Materi Suhu dan dipelajari itu memiliki
Kalor. Jurnal Pembelajaran Sains, 3(1), 29-34. keterkaitan
Kajian literatur 2  untuk memgetahui kesiapan
Menurut Rahmawati (2019), dalam Bahan ajar e- siswa belajar
book berbasis kontekstual dapat memudahan  sebagai persiapan untuk
peserta didik dalam mempelajari dan memahami materi berikutnya
materi karena dikaitkan dengan kehidupan nyata. dari kelebihan tersebut, maka
Dalam penyajian materi diberikan contoh yang dalam pembelajaran dilakukan
sesuai dengan kejadian di sekitar lingkungan apersepsi dengan mengaitkan
peserta didik. materi yang akan dipelajari
Rahmawati, S. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Ebook dengan materi yang telah
Pada Mata Pelajaran Praktikum Akuntansi Lembaga dipelajari supaya peserta didik
Berbasis Kontekstual Untuk Smk. Jurnal Pendidikan lebih siap untuk menerima
Akuntansi (JPAK), 7(3). materi yang akan dipelajari.
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul
Anwar, M.Pd.) Menggunakan media dan
Konten materi sebaiknya dikaitkan dengan konteks strategi pembelajaran yang
yang ada sehingga bermakna. Sehingga siswa tahu sesuai dengan materi
persis apa manfaat konten itu pada konteks 1. penggunaan media berbasis
sekarang yang dihadapi siswa. power point sangat cocok dan
Kelemahannya tidak mudah untuk menjadi solusi untuk
mengkontekstualkan suatu konten, contoh pada
pembelajaran saat ini
materi limit susah untuk memberikan contoh-contoh
kontekstual kelebihan
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak:  menjadikan pembelajaran
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd) bervariasi
Kelebihan dan kekurangan jika dalam proses  menumbuhkan minat dan
pembelajaran kita memberikan contoh-contoh yang motivasi belajar
kontekstual adalah bahwa kelebihannya siswa diajak  dapat dirancang sesuai
mendalami atau dibawa kedalam konteks yang dengan tujuan dan materi
dialamai seperta didik dalam keseharian hidupnya.
pembelajaran
Kelemahan untuk pemberian contoh secara
kontekstual adalah perlu butuhya contoh-contoh  bisa mengakomodir audio
yang banyak , karena setiap pengalaman setiap visual
individu itu berbeda- beda, kelemahan
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus  harus membuat banyak
Heru Santosa) media untuk tujuan dan
Kontektual itu sendiri itu adalah masalah dimana
materi pembelajaran yang
masalah tersebut merupakan pengalaman nyata bagi
siswa. Pembelajaran dengan memberikan contoh berbeda
contoh yang kontekstual ini merupakan titik awal  powerpoint belum mampu
untuk memberikan pengalaman nyata pada siswa memberikan pengalaman
sehingga mendukung proses penemuan yang nyata peserta didik
memungkinkan siswa memahami konsep 2. media video pembelajaran
matematika secara formal. Hal ini tentu saja tidak
dapat digunakan sebagai
terlalu mudah, sisi kelemahannya contoh contoh
yang kontekstual ini memang perlu dipersiapkan media yang dapat
dan dirancang sedemikian rupa oleh guru meningkatkan kualitas
pembelajaran
4.Melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi kelebihan
yang akan dipelajari dengan materi yang telah  menjadikan pembelajaran
dipelajari bervariasi
Kajian literatur 1
 menumbuhkan minat dan
Menurut Pasaribu, Hendri & Susanti (2017),
memberikan apersepsi dan motivasi yang motivasi belajar
menarik diawal pembelajaran dan menggunakan  mengatasi keterbatasan
bantuan Powerpoint dalam menyampaikan materi ruang dan waktu
untuk membuat siswa memperhatikan guru saat  mempengaruhi daya
menjelaskan materi. abstraksi
Pasaribu, D. S., Hendri, M., & Susanti, N. (2017). Upaya
meningkatkan minat dan hasil belajar fisika siswa dengan  dapat dirancang sesuai
menggunakan model pembelajaran talking stick pada dengan tujuan dan materi
materi listrik dinamis di kelas X SMAN 10 Muaro pembelajaran
Jambi. EduFisika, 2(01), 61-69.  mengakomodir audio visual
Kajian literatur 2 kelemahan
Menurut Febriyanto, Haryanti & Komalasari (2018),
Pada kegiatan awal, pada pembelajaran selanjutnya  harus membuat banyak
guru harus melakukan apersepsi yang lebih media untuk tujuan dan
menarik lagi dengan cara melakukan tanya jawab materi pembelajaran yang
secara acak untuk memberikan semangat kepada berbeda
siswa agar siswa dapat termotivasi untuk belajar  belum mampu memberikan
Febriyanto, B., Haryanti, Y. D., & Komalasari, O. (2018). pengalaman nyata peserta
Peningkatan pemahaman konsep matematis melalui
penggunaan media kantong bergambar pada materi didik
perkalian bilangan di Kelas II Sekolah Dasar. Jurnal
Cakrawala Pendas, 4(2), 266424. Menggunakan model
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul pembelajaran TAI atau
Anwar, M.Pd.) pendekatan konstruktivisme
manfaat dari pemberian apersepsi dalam proses dalam pembelajara
pembelajaran adalah Tahu kemampuan awal anak- 1. model pembelajaran TAI
anak. Kemampuan awal anak-anak tidak sama, kita kelebihan:
tahu kemampuan awal anak sampai dimana, materi  Meningkatkan hasil belajar.
apa yang sudah dikuasai dan apa yang belum. Jika  Peserta didik akan
belum maka kita harus menjelaskan materi termotivasi untuk
prasyarat itu terlebih dahulu mengerjakan materi secara
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak: akurat dan cepat.
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd  Peserta didik tidak akan
Manfaat dari pemberian apersepsi itu sangat mengulang materi yang
penting. Apersepsi akan memberikan penguata sudahdikuasai.
kepada peserta didik ketika akan melaksanakan  Siswa yang lemah dapat
proses pembelajaran pada materi selanjutnya. Oleh terbantu dalam
karena itu manfaatnya adalah bisa menyiapkan menyelesaikan masalah.
peserta didik lebih siap lagi dan bisa memberikan  Adanya rasa tanggung
gambaran kepada peserta didik untuk memahami jawab dalam kelompok
tujuan dari proses pembelajaran. dalam menyelesaikan
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus masalah.
Heru Santosa)  Mengurangi presentasi guru
Dengan melakukan apersesi siswa akan menyadari sehingga waktu
bahwa antara materi sebelumnya dengan materi pembelajaran lebih efektif.
yang akan dipelajari itu memiliki keterkaitan atau  Pengoprasian program yang
relevansi hal tersebut membuat proses pembelajaran fleksibel dan sederhana bagi
yang akan dilakukan akan lebih lancer dan efektif. guru dan siswa
Selain itu manfaatnya juga Kelemahan:
1. Untuk mengetahui kesiapan siswa belajar,  Tidak semua mata pelajaran
2. materi pelajaran yang sudah dipelajari akan terus cocok diajarkan dengan
diingat karna jika materi pembelajaran sering model pembelajaran
diulang materi pembelajaran akan lebih terserap, kooperatif tipe TAI ini.
3. sebagai persiapan untuk materi berikutnya  Apabila model pembelajaran
bisa membantu mengenang pengalaman belajar ini merupakan model yang
yang pernah dilakukan
5.Menggunakan media dan strategi pembelajaran baru diketahui.
yang sesuai dengan materi kemungkinaan sejumlah
Kajian literatur 1 peserta didik bingung dan
Menurut Djamarah dan Zain (2013) dalam Solikha kurang percaya diri.
(2020), Dalam proses pembelajaran, guru  Siswa tidak pandai secara
diharuskan mampu menyusun strategi langsung menggantungkan
pembelajaran dan memilih media yang tepat, karena diri dengan teman yang
proses belajar mengajar dengan menggunakan pandai.
media menghasilkan proses dan hasil belajar yang  Tidak ada persaingan antara
lebih baik daripada tanpa media pembelajaran kelompok.
Solikah, H. (2020). Pengaruh penggunaan media  Membutuhkan pengelolan
pembelajaran interaktif quizizz terhadap motivasi dan hasil kelas yang baik.
belajar siswa pada materi teks persuasif kelas VIII di  Memungkinkan adanya
SMPN 5 Sidoarjo tahun pelajaran 2019/2020. Jurnal anggota kelompok yang
Mahasiswa UNESA, 7(3), 1-8. pasif
Kajian literatur 2 2. pendekatan kontruktivisme
Menurut Nugraha (2018), Salah satu tugas guru kelebihan:
dalam kegiatan belajar mengajar adalah  memberikan kesempatan
meningkatkan proses pembelajaran serta kepada siswa untuk
senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan mengungkapkan gagasan
dan pengawasan kepada siswa dengan  memberi pengalaman yang
menggunakan berbagai strategi pembelajaran agar berhubungan dengan
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan gagasan yang telah dimiliki
mencapai tujuan yang diinginkan siswa
Nugraha, M. (2018). Manajemen kelas dalam
 mendorong siswa berpikir
meningkatkan proses pembelajaran. Tarbawi: Jurnal
kreatif, imajinarif
Keilmuan Manajemen Pendidikan, 4(01), 27-44.
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul  memberi kesempatan siswa
Anwar, M.Pd.) untuk mencoba gagasan
Media dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan baru
materi adalah media pembelajaran yang sesuai  mndorong siswa untuk
dengan tujuan pembelajaran dan konten materinya. memikirkan perubahan
Dari tujuan dan materi tersebut kemudian kita bisa gagasan
merancang media pembelajaran apa yang tepat kelemahan:
untuk membantu siswa memahami konsep. Ketika  hasil konstruksi siswa tidak
tujuan pembelajaran berbeda-beda dan kompetensi cocok dengan hasil
yang akan dicapai berbeda-beda tentu sebaiknya konstruksi para ilmuan
menggunakan media yang berbeda-beda. sehingga menyebabkan
Kelebihannya siswa bisa belajar dari banyak miskonsepsi
pengalaman-pengalaman yang berbeda dan bisa  membutuhkan waktu yang
terbantu memahaminya. lama dan setiap siswa
Kelemahannya guru tidak mudah untuk membuat memerlukan penanganan
materi-materi yang banyak dan media yang berbeda- yang berbeda
beda itu. Akan bagus jika siswa dilibatkan dalam  tidak semua sekolah
pembuatan media itu. memiliki sarana prasarana
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak: yang dapat membantu
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd keaktifan dan kreatifitas
Media pembelajaran yang sesuai agar proses siswa
pembelajaran menjadi aktif dan efektif adalah media
pembelajaran yang mampu mengakomodir audio-
visual didalam media tersebut, karena audio-visual
itu peseerta didik akan mendapatkan gambaran
secara utuh dan nyata didalam inderanya.
Kelebihannya media ini mampu memberikan
rangsangan kepada peserta didik sehigga peserta
didik mendapatkan informasi yang lebih bermakna.
Kekurangannya adalah bahwa media ini belum
mampu memberikan pengalaman nyata peserta didik
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus
Heru Santosa)
Media pembelajaran yang sesuai agar proses
pembelajaran menjadi aktif dan efektif adalah media
pembelajaran yang menurut saya baik yang
mengandung unsur audio dan visual, karena media
audio visual dapat menampilkan suara sekaligus
gambar sehingga hal ini bisa menjadi metode
pembelajaran yang menarik untuk para siswa.
Didalam pemilihan media yang utama topik harus
menarik bagi siswa, kemudian materinya dalam
media itu penting bagi siswa, relevan dengan
kurikulum yang berlaku dan mudah dipahami oleh
siswa.

6.Menggunakan model pembelajaran TAI atau


pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran
Kajian literatur 1
Menurut Yanti, Sulistyaningsih & Prihaswati (2015),
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
dengan pendekatan konstruktivisme terbukti dapat
membantu siswa mencapai ketuntasan prestasi
belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI
dengan pendekatan konstruktivisme juga digunakan
dalam pembelajaran untuk memberikan
kesempatan kepada siswa aktif dan meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar.
Yanti, T. E., Sulistyaningsih, D., & Prihaswati, M. (2015).
Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Assisted Individualization Dengan Pendekatan
Konstruktivisme Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Karya
Pendidikan Matematika, 2(1).
Kajian literatur 2
Menurut Susanto (2014) dalam Fiteriani & Arni
(2016), kelebihan model pembelajaran TAI adalah
1. Meningkatkan hasil belajar.
2. Peserta didik akan termotivasi untuk
mengerjakan materi secara akurat dan cepat.
3. Peserta didik tidak akan mengulang materi yang
sudahdikuasai.
4. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam
menyelesaikan masalah.
5. Adanya rasa tanggung jawab dalam kelompok
dalam menyelesaikan masalah.
6. Mengurangi presentasi guru sehingga waktu
pembelajaran lebih efektif.
7. Pengoprasian program yang fleksibel dan
sederhana bagi guru dan siswa
Sedangkan kelemahannya adalah
1. Tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
ini.
2. Apabila model pembelajaran ini merupakan
model yang baru diketahui. kemungkinaan
sejumlah peserta didik bingung dan kurang
percaya diri.
3. Siswa tidak pandai secara langsung
menggantungkan diri dengan teman yang
pandai.
4. Tidak ada persaingan antara kelompok.
5. Membutuhkan pengelolan kelas yang baik.
6. Memungkinkan adanya anggota kelompok yang
pasif
Fiteriani, I., & Arni, S. (2016). Model Pembelajaran
Kooperatif Dan Implikasinya Pada Pemahaman
Belajar Sains di SD/MI (Studi PTK di Kelas III MIN 3
WatesLiwa Lampung Barat). TERAMPIL: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 3(2), 94-115.
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul
Anwar, M.Pd.)
Pembelajaran TAI salah satu dari pembelajaran
kolaboratif yang bagus diterapkan sebagai salah satu
model pembelajaran yang bisa membangkitkan
semangat untuk bekerja kelompok.
Kelebihannya kelompoknya heterogen, sehingga
anak yang sudah menguasai materi bisa membantu
yang kurang.
Kelemahannya ada misal satu anak yang nilainya
kurang dan menjadi turunnya nilai kelompok,
dkhawatirkan anak akan merasa bersalah
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak:
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd)
Penerapan model pembelajaran TAI tentunya tidak
semua dapat diterapkan dalam berbagai materi
pembelajaran. Namun model ini bisa memberikan
pembelajaran yang lebih efektif dan aktif karena ini
adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif.
Model ini memiliki kelebihan yaitu bisa
meningkatkan motivasi belajar karena dilaksanakan
secara berkelompok, bisa membantu siswa yang
lebih lemah atau mengalami kesulitan dibantu
dengan siswa yang lain, model ini bisa membantu
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Kelemahannya model ini tidak bisa diterapkan pada
semua materi, apabila diterapkan secara
menyeluruh akan menyebabkan adanya rasa kurang
percaya diri dalam diri sebagian siswa yang memiliki
banyak kelemahan.
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus
Heru Santosa)
Model pembelajaran TAI bisa diterapkan sepanjang
sekedar sebagai variasi pembelajaran agar tidak
membosankan. Karena pada dasarnya pembelajaran
TAI memiliki beberapa kelebihannya
1. siswa yang lemah dapat terbantu dalam
menyelesaikan masalah.
2. Siswa yang pandai dapat mengembangkan
kemampuan dan ketrampilannya,
3. adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam
menyelesaikan permasalahan,
4. siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam
suatu kelompok,
5. menghilangkan perasaan terpinggirkan atau
minder,
6. melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar
Kelemahannya
1. Siswa yang lemah sangat dimungkinkan
menggantungkan pada siswa yang pandai
2. Terhambatnya cara berpikir siswa yang
mempunyai kemampuan lebih terhadap siswa yang
kurang
Memerlukan periode yang lama karena terdiri dari
beberapa siklus pembelajaran
3 Kemampuan Berdasarkan kajian literatur Solusi yang relevan berdasarkan eksplorasi alternatif Setelah dianalisis berdasarkan Berdasarkan analisis
dalam dan wawancara yang solusi adalah kajian literatur, dan wawancara penentuan solusi, maka
menyelesaikan dilakukan, alternatif solusi 1. Dalam pembelajaran disajikan masalah yang solusi yang relevan dari: diperoleh hasil analisi
soal HOTS yang untuk menyelesaikan akar menuntut peserta didik untuk berfikir kritis, penentuan solusi
Dalam pembelajaran disajikan
masih rendah penyebab masalah kreatif dan analitis. sebagai berikut:
masalah yang menuntut
pembelajaran belum Kajian literatur 1 1. Dalam pembelajaran
peserta didik untuk berfikir
berbasis HOTS, masih Menurut Sunaryo (2014), Kemampuan berpikir disajikan masalah
kritis, kreatif dan analitis.
pembelajaran LOTS adalah kritis dan kreatif siswa dapat dilatih dengan yang menuntut
Kelebihan:
1. Dalam pembelajaran pembelajaran yang menuntut siswa untuk  mampu meningkatkan peserta didik untuk
disajikan masalah yang melakukan eksplorasi, inkuiri, penemuan dan kemampuan berpikir kritis berfikir kritis, kreatif
menuntut peserta didik memecahkan masalah serta melalui belajar dalam dan kreatif dan analitis sehingga
untuk berfikir kritis, kelompok kecil dengan menerapkan pendekatan  melatih peserta didik peserta didik terbiasa
kreatif dan analitis. scaffolding kemudian tugas yang menuntut untuk berpikir kritis, dengan pola berfikir
2. Bisa menggunakan strategi kognitif dan metakognitif siswa, sehingga sistematis, logis, analitis, dan tingkat tinggi dan
model pembelajaran salah satu model pembelajaran yang dapat kreatif peserta didik mampu
berbasis proyek (PJBL), diasumsikan mampu meningkatkan kemampuan  memberikan rangsangan atau menemukan sendiri
PBL, dan Discovery berpikir kritis dan kreatif matematik siswa yaitu stimulus kepada peserta didik solusi dari
Learning. model pembelajaran berbasis masalah. untuk menemukan sebuah permasalahan
3. Dalam Penilaian Peserta Sunaryo, Y. (2014). Model pembelajaran berbasis solusi 2. Model pembelajaran
didik diberikan soalsoal masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis kelemahan pBL, yang bisa
berbasis HOTS samai dan kreatif matematik siswa sma di kota  jika siswa tidak mempunyai membangkitkan
dengan level kognitif tasikmalaya. Jurnal pendidikan dan keguruan, 1(2), kemampuan kritis
kepercayaan bahwa masalah
minimal C4 209679. analitis pada peserta
Kajian literatur 2 yang dipelajari sulit untuk
4. Menggunakan metode didik, karena peserta
pembelajaran yang Menurut King, Goodson & Rohani (2012) dalam dipecahkan,maka siswa akan didik disodorkan
melatih siswa berfikir Badjaber & Purwaningrum (2018), matematika merasa enggan untuk kepada
kritis dan merupakan suatu ilmu yang bertujuan mencoba permasalahan-
mengembangkan ide-ide melatih peserta didik untuk berpikir kritis,  perlu ditunjang oleh buku permasalahan yang
barunya yang penuh sistematis, logis, analitis, dan kreatif serta yang dapat dijadikan membutuhkan
kreatifitas, biasanya memiliki kemauan kerja yang efektif. kemampuan HOTS.
pemahaman dalam kegiatan
menggunakan metode Kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, 3. Dalam penilaian
mind mapping dan peer metakognitif dan kreatif merupakan suatu pembelajaran diberikan soal-soal
teaching. keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher bedasarkan kelebihan dan berbasis HOTS agar
Order Thinking Skills kelemahan tersebut maka, dalam peserta didik
Badjeber, R., & Purwaningrum, J. P. (2018). pembelajaran disajikan masalah memiliki kemampuan
Pengembangan Higher Order thinking Skills dalam yang menuntut peserta didik berpikir tingkat tinggi
pembelajaran matematika di SMP. Guru Tua: untuk berfikir kritis, kreatif dan (HOTS) sehingga
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 1(1), 36-43. analitis sehingga peserta didik mampu menganalisis
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul mampu menemukan sendiri dan memecahkan
Anwar, M.Pd.) solusi dari permasalahan suatu permasalahan
1. Suasana pembelajaran nyaman, anak nyaman 4. Metode peer teaching,
dalam menyampaikan pendapat Bisa menggunakan model yang bisa melatih
2. Guru terbuka dengan banyak masukan dari pembelajaran berbasis proyek siswa berpikir kritis
anak-anak (PJBL), PBL, dan Discovery karena siswa yang
3. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan yang Learning ditunjuk sebagai
bersifat terbuka 1. Model PjBL tutor akan berusaha
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak: Kelebihan: untuk memahami
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd)  meningkatkan motivasi permasalahan
Masalah yang bisa menuntut peserta didik berpikir belajar dengan baik agar bisa
kritis, kreatif, dan analitis adalah masalah yang  meningkatkan kemampuan menyampaikan ke
mampu memberikan rangsangan atau stimulus memecahkan masalah siswa lain dengan
kepada peserta didik untuk menemukan sebuah  keterampilan peserta didik benar dan baik.
jawaban, namun masalah itu harus terkait dengan untuk mencari dan
realita yang ada, berhubungan dengan teori yang mendapatkan informasi
berlaku sehingga pada akhirnya peserta didik bisa akan meningkat
diminta untuk berpikir kritis analisis untuk
menyimpulkan sesuatu.  mengembangkan dan
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus mempraktikkan
Heru Santosa) keterampilan komunikasi
Masalah pembelajaran yang menuntut ketrampilan  memberikan kepada
berpikir tingkat tinggi misalkan didalam peserta didik pembelajaran
memberikan soal tidak hanya menuntut dan praktik dalam
mengandalkan ingatan saja, akan tetapi dituntut mengorganisasi proyek
untuk kritis untuk dapat menghubungkan antara kelemahan:
konsep yang satu dengan konsep yang lain  membutuhkan waktu yang
tidak sebentar.
2. Bisa menggunakan model pembelajaran berbasis  Membutuhkan biaya yang
proyek (PJBL), PBL, dan Discovery Learning. cukup
Kajian literatur 1  Guru dituntut trampil dan
Menurut Wahyu (2016), PjBL (Project Based mau belajar
Learning/Pembelajaran Berbasis Proyek)  Memerlukan fasilitas sarana
merupakan metode belajar yang menggunakan dan prasarana yang
masalah sebagai langkah awal dalam memadai
mengumpulkan dan mengintegrasikan 2. Model PBL
pengetahuan baru berdasarkan Kelebihan
pengalamannya dalam beraktivitas secara  mengembangkan
nyata. PjBL dirancang untuk digunakan pada kemampuan berpikir kritis
permasalahan komplek yang diperlukan peserta siswa dalam memecahkan
didik dalam melakukan investigasi dan suatu masalah
memahaminya. PjBL dapat dipandang  Menumbuhkan kreativitas
sebagai pembelajaran yang dapat mendorong guru dalam kegiatan
peserta didik membangun pengetahuan dan pembelajaran
keterampilan melalui pengalaman langsung.  Membuat siswa terbiasa
Menurut Wahyu (2012) dalam Wahyu (2016), menghadapi masalah
keuntungan dari pembelajara berbasis proyek
 Menumbuhkan motivasi,
antara lain sebagai berikut:
keberanian, rasa percaya
1. Pembelajaran berbasis proyek dapat
diri, dan semangat siswa
meningkatkan motivasi belajar peserta
Kelemahan:
didik terbukti dari beberapa laporan
 banyak yang harus
penelitian tentang pembelajaran berbasis
dipersiapkan oleh guru
proyek yang menyatakan bahwa peserta
dalam menyajikan kegiatan
didik sangat tekun, berusaha keras
pembelajaran
menyelesaikan proyek, peserta didik merasa
 Diperlukan biaya dan
lebih bergairah dalam pembelajaran, dan
tenaga yang tidak sedikit
keterlambatan dalam kehadiran sangat
3. Model Discovery Learning
berkurang.
Kelebihan:
2. Beberapa sumber mendeskripsikan bahwa
lingkungan belajar pembelajaran berbasis  menekankan kepada proses
proyek dapat meningkatkan kemampuan pengolahan informasi oleh
memecahkan masalah, membuat peserta siswa sendiri,
didik lebih aktif dan berhasil  membuat konsep diri siswa
memecahkan problem-problem yang bersifat bertambah dengan
kompleks. penemuan-penemuan yang
diperolehnya,
3. Pembelajaran berbasis proyek  memiliki kemungkinan
mempersyaratkan peserta didik harus besar untuk memperbaiki
mampu secara cepat memperoleh dan memperluas persediaan
informasi melalui sumber-sumber dan penguasaan
informasi, maka keterampilan peserta didik keterampilan dalam proses
untuk mencari dan mendapatkan informasi kognitif para siswa,
akan meningkat.  Penemuan yang diperoleh
4. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek siswa dapat menjadi
memerlukan peserta didik mengembangkan kepemilikannya dan sangat
dan mempraktikkan keterampilan sulit melupakannya,
komunikasi. Kelompok kerja kooperatif,  Tidak menjadikan guru
evaluasi peserta didik, pertukaran sebagai satu-satunya
informasi online adalah aspek-aspek sumber belajar, karena
kolaboratif dari sebuah proyek. siswa dapat belajar
5. Pembelajaran berbasis proyek yang memanfaatkan berbagai
diimplementasikan secara baik memberikan jenis sumber belajar
kepada peserta didik pembelajaran dan Kelemahan:
praktik dalam mengorganisasi proyek, dan  pelaksanaannya memakan
membuat alokasi waktu dan sumber-sumber waktu yang cukup banyak
lain seperti perlengkapan untuk  jika kurang terpimpin atau
menyelesaikan tugas. terarah dapat menjurus
Wahyu, R. (2016). Implementasi model project based kepada kekacauan dan
learning (pjbl) ditinjau dari penerapan kurikulum kekaburanatas materi yang
2013. Jurnal Tecnoscienza, 1(1), 49-62. dipelajari
Kajian literatur 2
Menurut Vitasari (2013), model Problem Based Dalam penilaian Peserta didik
Learning adalah model pembelajaran berlandaskan diberikan soal-soal berbasis
konstruktivisme yang menekankan keterampilan HOTS samai dengan level
pada proses penyelesaian masalah dengan kognitif minimal C4
membangun mental siswa untuk berpikir kritis kelebihan:
dan memahami masalah serta memecahkan
 meningkat motivasi
masalah.
belajar siawa
Kelebihan model Problem Based Learning:
 meningkatkan pencapaian
1. Pembelajaran Problem Based Learning
hasil belajar
mengembangkan kemampuan berpikir kritis
 Siswa dapat menganalisis,
siswa dalam memecahkan suatu masalah,
memecahkan masalah,
2. Menumbuhkan kreativitas guru dalam
mengkorelasikan soal dan
kegiatan pembelajaran,
menyimpulkan jawaban
3. Membuat siswa terbiasa menghadapi masalah,
secara mandiri
dan
4. Menumbuhkan motivasi, keberanian, rasa  menuntut peserta didik untuk
percaya diri, dan semangat siswa dalam proses berfikir secara kritis, analitis
pembelajaran sehingga siswa dapat memahami dan kreatif
materi dengan baik kelemahan:
Kelemahan model Problem Based Learning:  Banyak yang harus dianalisa
1. Pembelajaran menerapkan model pembelajaran dari soal
Problem Based Learning memerlukan  Perlu banyak stimulus-
stimulus yang diperlukan
konsentrasi yang tinggi karena banyak yang untuk pembuatan soal
harus dipersiapkan oleh guru dalam Dari kelebihan dan kelemahan
menyajikan kegiatan pembelajaran, tersebut, maka dalam penilaian
2. Diperlukan biaya dan tenaga yang tidak sedikit diberikan soal-soal berbasis
untuk menerapkan model pembelajaran HOTS agar peserta didik memiliki
Problem Based Learning kemampuan berpikir tingkat
Vitasari, R. (2013). Peningkatan Keaktifan dan Hasil tinggi (HOTS) sehingga mampu
Belajar Matematika Melalui Model Problem Based menganalisis dan memecahkan
Learning Siswa Kelas V SD Negeri 5 Kutosari. Kalam suatu permasalahan,
Cendekia PGSD Kebumen, 4(3).
Kajian literatur 3 Menggunakan metode
Menurut Surur & Oktavia (2019), Model discovery pembelajaran yang melatih
learning merupakan model pembelajaran yang siswa berfikir kritis dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-ide
menemukan informasi yang berupa konsepkonsep barunya yang penuh
dan prinsip-prinsip dalam suatu proses mental, kreatifitas, biasanya
yang dilakukan melalui kegiatan percobaan menggunakan metode mind
sehingga anak memperoleh pengetahuan yang mapping dan peer teaching.
sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui 1. Metode mind mapping
pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya Kelebihan:
ditemukan sendiri. Dalam menemukan konsep,  meningkatkan kreativitas
siswa melakukan pengamatan, menggolongkan, dan aktivitas individu
membuat dugaan, menjelaskan, menarik maupun kelompok
kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan  memudahkan otak
beberapa konsep atau prinsip. memahami dan menyerap
Kelebihan model discovery learning menurut informasi dengan cepat
Sumantri (2010:143) dalam Surur & Octavia  dapat mengakomodasi
(2019) sebagai berikut, berbagai sudut pandang
1. menekankan kepada proses pengolahan terhadaap suatu informasi
informasi oleh siswa sendiri, kelemahan:
2. membuat konsep diri siswa bertambah dengan  hanya siswa yang aktif
penemuan-penemuan yang diperolehnya, yang terlibat
3. memiliki kemungkinan besar untuk  tidak sepenuhnya siswa
memperbaiki dan memperluas persediaan dan yang belajar
penguasaan keterampilan dalam proses
 jumlah detail informasi
kognitif para siswa,
tidak dapat dimasukkan
4. Penemuan yang diperoleh siswa dapat menjadi
2. Metode peer teaching
kepemilikannya dan sangat sulit
Kelebihan
melupakannya,
 Siswa/i belajar dengan
5. Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya
kondusif karena mereka
sumber belajar, karena siswa dapat belajar
berpartisipasi dalam
memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar
menciptakan lingkungan
Surur, M., & Oktavia, S. T. (2019). Pengaruh Model
belajar yang sesuai,
Pembelajaran Discovery Learning Terhadap
Pemahaman Konsep Matematika. Jurnal Pendidikan  siswa/i mempunyai
Edutama, 6(1), 11-18. antusias yang tinggi dalam
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul proses pembelajaran,
Anwar, M.Pd.)  menciptakan lingkungan
PBL merupakan model pembelajaran yang yang kondusif dalam proses
direkomendasikan di kurikulum 2013 dan pembelajaran sehingga
merdeka, karena ini meningkatkan daya kritis tercipta tanya jawab yang
siswa. Siswa dikenalkan dengan masalah, anak sehat dalam pembelajaran,
diminta untuk menyelesaikan masalah itu.  menghasilkan kemampuan
Kekurangan guru tidak sabar, karena anak yang dalam ranah kognitif,
akan menyelesaikannya, kecepatannya berbeda- afektif, dan psikomotorik
beda, diakhir proses penguatan konfirmasi menjadi bagi mahasiswa/i.
sangat penting, jika tidak ada konfirmasi atau Kelemahan:
penguatan bisa memunculkan miskonsepsi  menghabiskan waktu yang
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak: relatif lama,
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd)  kegiatan serta
Kelebihan PjBL adalah pembelajara ini bisa pembicaraan dalam proses
digunakan secara sistematis bisa memberikan belajar akan dikuasai oleh
pengalaman nyata kepada peserta didik untuk siswa yang pandai bicara,
melakukan sebuah kegiatan terkait dengan projek  pembelajaran dapat
pembelajaran. menyimpang dari arah
Kelemahannya membutuhkan waktu yang tidak pembelajaran.
sebentar.  terjadi saling
Kelebihan PBL bisa membangkitkan kemampuan mengandalkan teman
kritis analitis pada peserta didik, karena peserta dalam kelompok yang
didik disodorkan kepada permasalahan- sama
permasalahan yang membutuhkan kemampuan
HOTS.
Kelemahan PBL ini apabila guru tidak mampu
untuk mengkoordinir pada akhirnya tidak ada titik
kejelasan terhadap permasalahan yang
disampaikan.
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus
Heru Santosa)
Pembelajaran dengan model pJBL kelebihannya
1. Dapat meningkatka motivasi siswa untuk lebih
atau selalu tekun berusaha keras dalam
menyelesaikan projek
2. Mampu meningkatkan kemampuan belajar
memecahkan masalah
3. Meningkatkatkan ketrampilan dalam mengelola
sumber belajar
4. Meningkatkan kolaborasi
5. Mengembangkan dan mempraktikan kemampuan
komunikasi
Kelemahannya diantaranya
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama
2. Membutuhkan biaya yang cukup
3. Guru dituntut trampil dan mau belajar
4. Memerlukan fasilitas sarana dan prasarana yang
memadai

3. Dalam Penilaian Peserta didik diberikan soal-


soal berbasis HOTS samai dengan level kognitif
minimal C4
Kajian literatur 1
Menurut Sofyan (2019), penilaian HOTS adalah
Soal-soal yang pada umumnya mengukur
kemampuan pada ranah menganalisis
(analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5),
dan mengkreasi (creating-C6).
Karakteristik HOTS yaitu: mengukur
kemampuan berfikir tingkat tinggi, berbasis
permasalahan kontekstual, tidak rutin (tidak
akrab), dan menggunakan bentuk soal yang
beragam.
Langkah menulis item soal HOTS adalah:
1. menganalisis KD yang dapat dibuat item
HOTS,
2. menyusun kisi-kisi soal,
3. memilih stimulus yang menarik dan
kontekstual,
4. menulis butir pertanyaan yang sesuai
dengan kisi-kisi,
5. membuat pedoman penskoran (rubrik) atau
kunci jawaban
Keuntungan dari penilaian HOTS adalah
meningkat motivasi belajar siawa dan
meningkatkan pencapaian hasil belajar.
Sofyan, F. A. (2019). Implementasi HOTS pada
kurikulum 2013. INVENTA: Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 3(1), 1-9.
Kajian literatur 2
Siswa dikatakan memiliki kemampuan HOTS
sederhana pada level kognitif C4 ini adalah jika
siswa dapat mencapai indikator-indikator pada
soal. Level kognitif C4 itu sendiri siswa bisa
menemukan asumsi atau pendapat sendiri dalam
menyelesaikan soal. Siswa dapat menganalisis,
memecahkan masalah, mengkorelasikan soal dan
menyimpulkan jawaban secara mandiri. Sehingga
nantinya dapat terhubung dengan indikator
Literasi Numerasi yang cara berfikirnya secara
kritis dan menjawab soal menurut pendapat
masingmasing siswa
Oktiningrum, W., & Rahayu, L. I. (2022). Pengembangan
Instrumen Soal HOTS pada Materi Operasi Hitung
Bilangan Bulat Positif untuk Meningkatkan Literasi
Numerasi Siswa Kelas II SDN 3
Kademangan. Cakrawala Jurnal Ilmiah Bidang
Sains, 1(1).
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul
Anwar, M.Pd.)
Soal-soal dalam pembelajaran HOTS adalah Soal-
soal yang membutuhkan proses pemikiran lebih
dari 2 langkah. Banyak yang harus dianalisa dari
soal tersebut untuk menyelesaikan masalah.
Bisa model teks atau bacaan seperti soal AN dan
tests di PISA, soal-soal yang dikontekstualkan.
Soal HOTS itu yang komplek bukan sekedar sulit.
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak:
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd)
Soal-soal yang nantinya akan diberikan kepada
peserta didik saat evaluasi pada pembelajara HOTs
adalah soal-soal yang menuntut peserta didik
untuk berfikir secara kritis, analitis dan kreatif.
Soal-soal tersebut biasanya didasarkan pada data-
data, kemudian dihubungkan dengan teori-teori
yang ada dan kemudian peserta didik diminta
untuk memberikan tanggapan atau respon atau
pendapatnya. Ada konteks yang disodorkan dalam
soal itu, kemudian ada teori yang menjelaskan
terkait konteks tersebut.
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus
Heru Santosa)
Bisa soal berbentuk cerita, yang pasti soalsoalnya
adalah soal soal yang mengaitkan konsep yang
satu dengan konsep yang lain

4. Menggunakan metode pembelajaran yang


melatih siswa berfikir kritis dan
mengembangkan ide-ide barunya yang penuh
kreatifitas, biasanya menggunakan metode
mind mapping dan peer teaching.
Kajian literatur 1
Menurut Tony Buzan dalam Marxy (2017), mind
mapping merupakan suatu cara mencatat yang
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
memetakan pikiran-pikiran. Dengan
menggunakan model pembelajaran mind mapping
siswa dapat menghasilkan catatan yang
memberikan banyak informasi dari satu halaman.
Sehingga daftar informasi yang panjang bisa
dialihkan menjadi petakan yang teratur dan
mudah diingat yang selaras dengan cara kerja
alami otak. Model pembelajaran mind mapping
dapat membantu dalam berpikir kritis. Siswa
diarahkan untuk mengidentifikasi masalah,
mencari alternatif pemecahan masalah, dan
menemukan cara pemecahan masalah yang paling
efektif, serta melakukan tindak lanjut.
Kelebihan model pembelajaran mind mapping
diantaranya meningkatkan kreativitas dan
aktivitas individu maupun kelompok,
memudahkan otak memahami dan menyerap
informasi dengan cepat, dan dapat
mengakomodasi berbagai sudut pandang
terhadaap suatu informasi.
Marxy, A. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Mind
Mapping terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa. JKPM (Jurnal Kajian Pendidikan
Matematika), 2(2), 173-182.
Kajian literatur 2
Metode pembelajaran peer teaching menurut
Depdiknas dalam Majid (2013) dalam Yusup &
Sari (2020) merupakan aktifitas pembelajaran
yang dilakukan seorang siswa kepada siswa
lainnya dan salah satu siswa itu lebih memahami
materi pembelajaran.
Menurut Sudjana (2005) dalam Yusup & sari
(2020), menjelaskan keunggulan metode Tutor
Sebaya adalah sebagai berikut:
1. Siswa/i belajar dengan kondusif karena
mereka berpartisipasi dalam menciptakan
lingkungan belajar yang sesuai,
2. siswa/i mempunyai antusias yang tinggi dalam
proses pembelajaran,
3. menciptakan lingkungan yang kondusif dalam
proses pembelajaran sehingga tercipta tanya
jawab yang sehat dalam pembelajaran,
4. menghasilkan kemampuan dalam ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik bagi
mahasiswa/i.
Kelemahan model belajar teman sejawat menurut
Sudjana (2005) dalam Yusup & Sari (2020) ialah
sebagai berikut:
1. menghabiskan waktu yang relatif lama,
2. kegiatan serta pembicaraan dalam proses
belajar akan dikuasai oleh siswa yang pandai
bicara,
3. pembelajaran dapat menyimpang dari arah
pembelajaran.
4. terjadi saling mengandalkan teman dalam
kelompok yang sama.
Yusup, A. A. M., & Sari, A. I. C. (2020). Penerapan
Metode Pembelajaran Peer Teaching Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Kuliah
Kalkulus. Research and Development Journal of
education, 6(2), 01-12.
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul
Anwar, M.Pd.)
HOTS adalah ketrampilan berpikir tngkat tinggi.
Metodenya bisa apapun yang penting bisa
merangsang anak berpikir tingkat tinggi.
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak:
Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd)
Metode yang sesuai diterapkan dalam pembelajara
HOTS ada banyak, misal, PBL, PjBL.
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus
Heru Santosa)
Ada beberapa model pembelajaran yang sesuai
diterapkan dalam pembelajaran HOTS,misalkan
discovery learning, , pBL, dan pjBL
4 Guru belum Berdasarkan kajian literatur Solusi yang relevan berdasarkan eksplorasi alternatif Setelah dianalisis berdasarkan Berdasarkan analisis
maksimal dalam dan wawancara yang solusi adalah kajian literatur, dan wawancara penentuan solusi, maka
pemanfaatan dilakukan, alternatif solusi 1.Pembelajaran yang melibatkan siswa aktif solusi yang relevan dari: diperoleh hasil analisi
model-model untuk menyelesaikan akar (student center) dalam berkelompok dan dalam penentuan solusi
Pembelajaran yang melibatkan
pembelajaran penyebab masalah guru mengkomunikasikan hasil yang sudah diperoleh sebagai berikut:
siswa aktif (student center)
inovatif kurang kreatif dalam Kajian literatur 1 dalam berkelompok dan dalam 1. Model pembelajaran
berdasarkan mengembangkan model Menurut Lestari, Pratama & Jailani (2018), Secara TpS, yang melibatkan
mengkomunikasikan hasil yang
karakteristik pembelajaran inovatif dan garis besar, kegiatan inti pembelajaran sesuai siswa aktif dalam
sudah diperoleh
materi belum melibatkan siswa karakteristik pembelajaran juga
1. Model Pembelajaran STAD
dalam pembelajaran adalah pendekatan saintifik setting kooperatif tipe STAD, menuntut untuk
Kelebihan:
1. Pembelajaran yang yang meliputi: mengorganisasikan siswa ke dalam memiliki kemampuan
 Mengembangkan
melibatkan siswa aktif kelompok-kolompok belajar, mengamati masalah untuk
keterampilan berpikir kritis
(student center) dalam secara berkelompok, memancing siswa untuk menyampaikan
dan kerjasama kelompok
berkelompok dan dalam bertanya, setiap kelompok mengumpulkan fakta pemahaman ke
 Menyuburkan hubungan
mengkomunikasikan atau informasi berkaitan dengan masalah yang peserta didik lain
antara pribadi yang positif
hasil yang sudah diberikan, menganalisis 2. Model pembelajaran
di antara siswa yang berasal
diperoleh permasalahan dan menyelesaikan masalah, pBL, yang bisa
dari ras yang berbeda.
2. Menggunakan model mempresentasikan atau mengomunikasikan hasil membangkitkan
pembelajaran yang  Menerapkan bimbingan oleh
secara berkelompok, melakukan evaluasi, dan teman. kemampuan kritis
sesuai, misal peer memberikan penghargaan kepada kelompok yang analitis pada peserta
teaching, Time-Token,  Menciptakan lingkungan
kinerjanya baik. yang menghargai nilai didik, karena peserta
PBL, NHT, TGT Lestari, W., Pratama, L. D., & Jailani, J. (2018). didik disodorkan
3. Menggunakan media ilmiah.
Implementasi Pendekatan Saintifik Setting Kooperatif Tipe Kelemahan: kepada
pembelajaran yang STAD Terhadap Motivasi Belajar Dan Prestasi Belajar permasalahan-
menarik  Sejumlah siswa mungkin
Matematika. AKSIOMA: Jurnal Matematika dan permasalahan yang
Pendidikan Matematika, 9(1), 29-36. bingung karena belum membutuhkan
Kajian literatur 2 terbiasa dengan perlakuan kemampuan HOTS.
Menurut Rosita & Leonard (2015), pembelajaran seperti in 3. penggunaan media
kooperatif tipe Think Pair Share, siswa dilatih  Guru pada permulaan berbasis power point,
keterampilan untuk bekerja sama dalam kelompok- akan membuat karena selain
kelompok kecil yang heterogen. Penerapan kesalahan-kesalahan menjadikan
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini dalampengelolaan kelas, pembelajaran
dapat memberikan keuntungan, baik pada siswa 2. Model Pembelajaran TPS bervariasi,
yang mempunyai kemampuan rendah maupun Kelebihan: menumbuhkan
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, karena  siswa yang mempunyai minat dan motivasi
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi akan kemampuan tinggi akan belajar, dapat
menjadi tutor siswa berkemampuan rendah dan menjadi tutor siswa dirancang sesuai
siswa yang berkemampuan rendah akan berkemampuan rendah dengan tujuan dan
memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya.  siswa yang berkemampuan materi pembelajaran
Siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan terus rendah akan memperoleh dan bisa
bertambah pengetahuannya karena menjadi tutor bantuan khusus dari teman mengakomodir
teman sebayanya dan siswa yang memiliki sebaya audio-visual,
kemampuan rendah akan terbantu dengan bantuan  Siswa yang memiliki penggunaan dan
dari siswa yang berkemampuan tinggi. kemampuan tinggi akan pembuatan
Rosita, I., & Leonard, L. (2015). Meningkatkan kerja sama terus bertambah mediaanya pun
siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe Think Pair pengetahuannya relatif mudah dan
Share. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 3(1).  siswa yang memiliki dapat dibuat media
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul kemampuan rendah akan power point
Anwar, M.Pd.) terbantu dengan bantuan interaktif.
pembelajaran yang yang bisa melibatkan siswa aktif dari siswa yang
(student center) dalam berkelompok dan dalam berkemampuan tinggi
mengkomunikasikan hasil yang diperoleh adalah kelemahan:
Pembelajaran kelompok, karena kemungkinan  membutuhkan lebih banyak
mereka berkomunikasi makin intensif. Pembelajaran waktu
harus sesuai kebutuhan siswa, suasananya nyaan,
 jika jumlah genap
sehingga siswa terlibat banyak dalam kegiatan
menyulitkan dalam
tersebut.
pengambilan suara
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak: Bapak
 kontribusi yang diberikan
Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd)
untuk kelompok lebih sulit
Proses pembelajaran yang melibatkan siswa aktif
(student center) dalam berkelompok dan dalam
Menggunakan model
mengkomunikasikan hasil yang diperoleh adalah
pembelajaran yang sesuai,
proses pembelajaran yang menitik beratkan kepada
misal peer teaching, Time-
keaktifan peserta didik. Apabila dilihat dari proses
Token, PBL, NHT, TGT
pembelajarannya peran guru itu tidak dominan,
1. Model Pembelajaran Peer
lebih dominan peserta didik.
Teaching
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus
Kelebihan
Heru Santosa)
Pembelajaran yang tidak satu arah, bisa dengan  Siswa/i belajar dengan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan kondusif karena mereka
saintifik dan pembelajaran berbasis tim. berpartisipasi dalam
menciptakan lingkungan
belajar yang sesuai,
2.Menggunakan model pembelajaran yang sesuai,  siswa/i mempunyai
misal peer teaching, Time-Token, PBL, NHT, TGT antusias yang tinggi dalam
Kajian literatur 1 proses pembelajaran,
Menurut Kandaga (2017), Model Pembelajaran  menciptakan lingkungan
Time-Token yang secara langsung meminta setiap yang kondusif dalam proses
siswa untuk terlibat dalam proses belajar dan pembelajaran sehingga
lebih berkontribusi aktif di dalam kelas. tercipta tanya jawab yang
Kandaga, T. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Time sehat dalam pembelajaran,
Token untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan  menghasilkan kemampuan
Disposisi Matematis Siswa SMA: Pembelajaran Time- dalam ranah kognitif,
Token: Pemahaman Matematis: Disposisi afektif, dan psikomotorik
Matematis. Edumatica: Jurnal Pendidikan bagi mahasiswa/i.
Matematika, 7(01), 21-28. Kelemahan:
Kajian literatur 2  menghabiskan waktu yang
Menurut Aris Shoimin (2014) dalam Khoiriyah relatif lama,
(2018), NHT merupakan pembelajar berkelompok  kegiatan serta
yang setiap anggota kelompoknya bertanggung pembicaraan dalam proses
jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada belajar akan dikuasai oleh
pemisahan antara siswa yang satu dengan yang lain siswa yang pandai bicara,
dalam satu kelompok untuk saling memberi dan
 pembelajaran dapat
menerima antara satu dengan yang lainnya.
menyimpang dari arah
Khoiriyah, S. (2018). Implementasi Model Pembelajaran
pembelajaran.
Kooperatif Tipe Nht Dalam Pembelajaran
terjadi saling mengandalkan
Matematika. JURNAL e-DuMath, 4(2), 30-35.
teman dalam kelompok yang
Kajian literatur 3
sama
Menurut (Kurniasih, 2012) dalam Solihah (2016),
2. Model Pembelajaran Time-
“Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu
Token
tipe atau metode pembelajaran kooperatif yang
Kelebihan:
mudah di terapkan, melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status,  Mendorong siswa untuk
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan meningkatkan inisiatif dan
mengandung unsur permainan” partisipasi.
Menurut (Suarjana, 2000) dalam (Solihah, 2016)  Siswa tidak mendominasi
menyatakan model pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) memiliki beberapa kelebihan di pembicara atau diam sama
antaranya: (a) lebih meningkatkan pencurahan sekali.
waktu untuk tugas, (b) mengedepankan penerimaan  Siswa menjadi aktif dalam
terhadap perbedaan individu, (c) dengan waktu yang kegiatan pembelajaran.
sedikit siswa dapat menguasai materi secara
mendalam, (d) proses belajar mengajar berlangsung
 Meningkatkan kemampuan
dengan keaktifan dari siswa, (e) motivasi belajar siswa dalam berkomunikasi
lebih tinggi, serta (f) mendidik siswa untuk berlatih (aspek berbicara).
bersosialisasi dengan orang lain.  Melatih siswa
Di dalam TGT juga terdapat kelemahan di
mengungkapkan
antaranya: bagi guru sulitnya mengelompokkan
siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari pendapatnya.
segi akademis, serta adanya siswa berkemampuan  Mengajarkan siswa untuk
tinggi yang kurang terbiasa dan sulit memberikan
penjelasan kepada temannya. menghargai pendapat orang
Solihah, A. (2016). Pengaruh model pembelajaran teams lain
games tournament (TGT) terhadap hasil belajar
matematika. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 1(1).  Tidak memerlukan banyak
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul media pembelajaran.
Anwar, M.Pd.) Kelemahan:
Semua bisa jadi pilihan pembelajaran sebagai model  Hanya dapat digunakan
pembelajaran yang membangkitkan aktifitas siswa. untuk mata pelajaran
Mana yang paling tepat itu sesuai dengan
kompetensi yang akan dipelajari, konsepnya tertentu saja
merupakan prinsip ataunya procedur itu menjadi  Tidak bisa digunakan pada
bagian yang dipertimbangkan untuk memilih model kelas yang siswanya
pembelajaran apa akan dilakukan. Kalau banyak.
diharuskan memilih mungkin PBL karena punya
kelebihan ketika anak dilibatkan dari awal,
 Memerlukan banyak waktu
dilibatkan utk mencari masalah, hingga ikut untuk persiapan dan dan
menyelesaikannya. dalam proses pembelajaran
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak: Bapak karena semua siswa harus
Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd)
berbicara satu per satu
Model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
pembelajaran yang paling efektif menurut saya sesuai dengan kupon yang
adalah pBL (problem based learning), yang dimiliki.
diharapkan dengan pemberian masalah yang  Siswa yang aktif tidak bisa
diberikan guru mampu membangkitkan respon atau mendominasi dalam
tanggapan peserta didik untuk aktif berdiskusi,
menemukan jawaban, menyelesaikan masalahnya. kegiatan pembelajaran.
Kelebihannya tentu perlu disiapkan secara jelas dan 3. Model Pembelajaran Problem
sistematis rangkaian rangkaian dari proses Based Learning
pembelajaran. Kelebihan
Kelemahannya apabila pemahaman peserta didik  mengembangkan
tidak secara luas memahami permasalahan tersebut kemampuan berpikir kritis
maka pembelajaran ini akan menjadi pembelajaran siswa dalam memecahkan
yang pasif karena ketidaktahuan peserta didik. suatu masalah
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus  Menumbuhkan kreativitas
Heru Santosa) guru dalam kegiatan
Pembelajaran berbasis masalah (pBL) itu cocok bisa pembelajaran
melibatkan banyak siswa, kemudian pembelajaran  Membuat siswa terbiasa
yang melibatkan siswa di dalam banyak diskusi dan menghadapi masalah
kerja kelompok  Menumbuhkan motivasi,
keberanian, rasa percaya
3.Menggunakan media pembelajaran yang menarik diri, dan semangat siswa
Kajian literatur 1 Kelemahan:
Menurut Ulya (2017) dalam Octaviani (2021)  banyak yang harus
manfaat media pembelajaran yaitu: dipersiapkan oleh guru
1. menjadikan pembelajaran bervariasi dalam menyajikan kegiatan
2. menumbuhkan minat dan motivasi belajar pembelajaran
3. mengatasi keterbatasan ruang dan waktu  Diperlukan biaya dan
tenaga yang tidak sedikit
4. mempengaruhi daya abstraksi 4. Model Pembelajaran NHT
5. mengenalkan, memperbaiki, dan meningkatkan Kelebihan:
pemahaman konsep dan prinsip; dan lain-lain.  Setiap siswa menjadi siap
Octaviani, W. Permainan Dakon Sebagai Media  Dapat melakukan diskusi
Pembelajaran Baris dan Deret (DAKON dengan sungguh-sungguh.
BARET). Polynom: Journal in Mathematics  Siswa yang pandai dapat
Education, 1(1), 53-60. membantu teman yang
Kajian literatur 2 kurang mampu
Menurut Imroatun & Effendi (2022), Penggunaan  Terjadi interaksi yang inten
Media pembelajaran matematika interaktif berbasis antar siswa dalam
PowerPoint ini sangat cocok dan menjadi solusi menjawab soal
untuk kegiatan pembelajaran pada saat ini Kelemahan:
Imroatun, I., & Effendi, K. N. S. (2022). ANALISIS  Tidak cocok diterapkan
KEBUTUHAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA dalam jumlah siswa yang
INTERAKTIF BERBASIS POWERPOINT PADA MATERI banyak karena
BARISAN DAN DERET. PHI: Jurnal Pendidikan membutuhkan waktu yang
Matematika, 6(1), 58-69.
lama
Hasil Wawancara 1 (Pengawas: Bapak Khaerul
 Tidak semua anggota
Anwar, M.Pd.)
kelompok dipanggilolehguru
Media pembelajaran yang tepat itu yang sesuai
karena kemungkinan
dengan tujuan pembelajaran dan konten materi.
waktu yang terbatas
Kalau missal untuk menyampaikan sesuatu media
5. Model Pembelajaran TGT
pembelajaran berbasis IT cukup bagus, tidak
Kelebihan
sekedar bahan tayangan tapi menjelaskan
 melibatkan aktivitas seluruh
prosesnya, membantu memberikan pemahaman
siswa tanpa harus ada
tentang prosesnya seperti apa.
perbedaan status
Hasil Wawancara 2 (Asesor Guru Penggerak: Bapak
Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd)  melibatkan peran siswa
Media pembelajaran yang sesuai untuk melibatkan sebagai tutor sebaya dan
siswa dalam proses pembelajaran yaitu media mengandung unsur
berbasis audio visual misalnya ppT tapi permainan
menggunakan tampilan disuarakan dengan audio  lebih meningkatkan
maupun visual. pencurahan waktu untuk
Kelebihannya tentu akan bisa lebih merangsang tugas
aktivitas peserta didik,  dengan waktu yang sedikit
Namun kelemahan dari media tersebut adalah guru siswa dapat menguasai
harus merancang media pembelajaran itu secara materi secara mendalam
baik dan menarik. Dan apabila media ini diberikan  motivasi belajar lebih tinggi
secara terus menerus tentu akan timbul kejenuhan. kelemahan
Dan bagi peserta didik yang bergaya belajar  sulit mengelompokan siswa
kinestetik, media ini menjadi kurang menarik bagi yang mempunyai
mereka. kemampuan heterogen
Hasil Wawancara 3 (Guru Senior: Drs. Agustinus  siswa berkemampuan tinggi
Heru Santosa) kurang terbiasa dan sulit
Media pembelajaran yang sesuai agar proses memberikan penjelasan ke
pembelajaran menjadi aktif dan efektif adalah media siswa lainnya
pembelajaran yang menurut saya baik yang
mengandung unsur audio dan visual, karena media
audio visual dapat menampilkan suara sekaligus Menggunakan media
gambar sehingga hal ini bisa menjadi metode pembelajaran yang menarik
pembelajaran yang menarik untuk para siswa. media pembelajaran matematika
Didalam pemilihan media yang utama topik harus berbasis power point
menarik bagi siswa, kemudian materinya dalam kelebihan
media itu penting bagi siswa, relevan dengan  menjadikan pembelajaran
kurikulum yang berlaku dan mudah dipahami oleh bervariasi
siswa.
 menumbuhkan minat dan
motivasi belajar
 dapat dirancang sesuai
dengan tujuan dan materi
pembelajaran
 bisa mengakomodir audio
visual
kelemahan
 harus membuat banyak media
untuk tujuan dan materi
pembelajaran yang berbeda
 powerpoint belum mampu
memberikan pengalaman
nyata peserta didik

Anda mungkin juga menyukai