2. Mengangkat seseorang yang sholat sendiri (munfarid) menjadi imam I 3. Mengangkat seseorang yang sholat sendiri (munfarid) menjadi imam II dan seterusnya 4. Menegur imam yang lupa/salah bacaan sholat “Jika imam lupa dalam salatnya, jika lupa dalam bacaan al-Qur’an, maka makmum mendiktekan bacaan imam. Hal ini karena sesuai riwayat sahabat Anas bin Malik, dia berkata, ‘Sahabat Rasulullah saw. mendiktekan bacaan sebagian sahabat dalam salat.” 5. Mengganti imam yang batal “Jika ada sebab yang mengharuskan imam harus diganti dalam posisi rukuk atau sujud, maka imam bisa langsung menunjuk pengganti sebagaimana yang biasa dilakukan dalam posisi berdiri. Kemudian Imam pengganti mengangkat kepalanya dari sujud dengan mengeraskan takbir intiqal. Sementara imam yang batal, tidak boleh membaca takbir ketika bangkit, agar makmum tidak mengikutinya” (Al-Mausu’ah Al- Fiqhiyah, 3/253) a. Imam yang batal langsung bangkit, tanpa membaca takbir intiqal (perpindahan) karena dia sudah batal, juga tidak perlu menyempurnakan gerakan yang ada. b. Kemudian memberi isyarat kepada jama’ah dibelakangnya, bisa dengan menepuk atau menarik salah satu jamaah yang berada di belakangnya untuk menggantikan dirinya jadi imam. c. Kemudian imam yang baru ini bertakbir intiqal dan meneruskan gerakan sampai bangkit ke posisi berdiri dengan tetap di shof pertama (posisi semula). d. Setelah berdiri, dia bisa maju beberapa langkah untuk menempati posisi imam dan menyelesaikan sholat.