KHAT RIQ’AH
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Kesimpulan.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Khat riq’ah ialah sejenis khat yang direka cipta oleh orang Turki pada
zaman kerajaan Uthmaniyah (850H). Tujuan khat ini diciptakan ialah untuk
menyeragamkan tulisan dalam semua urusan rasmi di kalangan kakitangan
kerajaan. Menurut Kamus Bahasa Riqa’ah bermaksud cebisan kertas yang
ditulis. Ia berkembang daripada khat nasakh dan thuluth tetapi
perkembangannya dalam bentuk yang agak berlainan daripada keduanya, Ia
lebih mudah. Biasanya ditulis dengan ukuran yang kecil. Bentuk alifnya
pendek dan tiada kepala (Tarwisah) seperti thuluth.
Khat riq’ah merupakan salah satu khat yang begitu digemari oleh penulis
khat ketika zaman Othmaniah dan melalui banyak penambahbaikan oleh
Shaikh Hamdullah al-Amasi. Kemudian selepas itu berlaku lagi beberapa
perubahan oleh penulis khat lain sehinggalah ia menjadi popular, digemari dan
paling banyak digunakan. Di hari ini, riq’ah adalah pilihan tulisan tangan oleh
Masyarakat arab
Ciri-ciri tulisan ini ialah bentuk hurufnya berukuran kecil, lebih cepat dan
mudah ditulis, jika dibandingkan dengan khat nasakh. Penggunaan khat ini
dalam masyarakat kita tertumpu pada penulisan nota dan tulisan. Beberapa
langkah telah diambil untuk menjadikan khat ini dapat dipelajari oleh murid-
murid sekolah dan dapat digunakan dalam urusan harian seperti urusan surat
menyurat, urusan perniagaan, iklan dan promosi barangan serta dijadikan
tajuk-tajuk besar dalam akhbar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Khat Riq’ah?
2. Bagaimana Sejarah Khat Riq’ah?
3. Apa saja Jenis-jenis Khat Riq’ah?
4. Bagaimana Cara Penulisan Khat Riq’ah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Khat Riq’ah
2. Untuk Mengetahui Sejarah Khat Riq’ah
3. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Khat Riq’ah
4. Untuk Mengetahui Cara Penulisan Khat Riq’ah
BAB II
PEMBAHASAN
2
Yuda Ma’ruf Arifin, Skripsi: Peran Pendidikan Ekstrakurikuler Kaligrafi Dalam
Meningkatkan Keterampilan Menulis Al-Qur’an Menggunakan Khat Riq’ah Di Ma Yp Kh
Syamsyudin Durisawo Ponorogo, (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2020), h. 30
dengan perkataan manusia, maka tulisan yang dipakai untuk menulis pun
harus berbeda. Sedemikian ta’dzimnya pada kaligrafer saat itu kepada huruf
al-Qur’an, sehingga tidak heran jika kemudian keberkahan dan pintu-pintu
ilmu (termasuk kaligrafi) terbuka lebar. Sehingga pada gilirannya Turki dan
era Turki Usmani khususnya menjadi kiblat dan acuan bagi siapa saja yang
ingin belajar kaligrafi dengan sungguh-sungguh.3
Supaya budaya penulisan tetap berkembang, para kaligrafer turut
memberikan perhatian terhadap metode belajar khat dengan manhaj taqlidy,
bahkan seiring berjalannya zaman, metode taqlidy terus menerus mengalami
inovasi dan modifikasi sesuai kebutuhan zaman. Penyebaran ke berbagai
madrasah kaligrafi di beberapa belahan negara merupakan salah satu
faktornya. Disamping itu waktu yang telah berganti, dimana saat ini
dibutuhkan waktu yang singkat untuk melakukan pekerjaan. Salah satu
kegelisahan yang sering dialami para pengajar kaligrafi yaitu disaat banyak
murid yang berniat belajar kaligrafi. Namun, hanya sedikit waktu dan
kesempatan belajar, hingga salah satu kaligrafer Iraq yaitu Yusuf Dzannun
yang saat itu sedang mengajar di madrasah tahun 1962, berfikir untuk
membuat metode baru dalam pembelajaran kaligrafi yang mudah dan efisien,
dengan tidak meninggalkan kaidah penulisan.
Metode baru tersebut yaitu penemuan teknik huruf-huruf dasar sebagai
materi awal pada pembelajaran kaligrafi, melalui kaidah dasar ini yang akan
memudahkan proses penulisan huruf selanjutnya. Kaidah-kaidah tersebut
dikembangkan pada khat Riq’ah, sebab gaya khat Riq’ah ini merupakan
permulaan mata rantai dari seluruh jenis khat atau kaligrafi. Kata riq’ah
diambil dari kata riqa’ yang merupakan bentuk jamak dari kata ruq’ah yang
berarti potongan atau lembaran daun yang halus. Selain itu, Riqa’ merupakan
gaya kaligrafi yang paling mudah dan juga sebagai pondasi awal untuk
mempelajari gaya kaligrafi setelahnya seperti Diwani, Diwani Jaly, Nasta’liq,
3
Muhammad Rifqi Taqiyuddin. Mengenal Khat Riq’ah: Pengertian, Sejarah, Ciri, dan
Jenisnya. https://www.kaifa.id/wawasan/khat-riqah/ Diakses pada tanggal 12 Mei 2023
Naskhi dan Thulust yang kemudian di sebarluaskan oleh Syaikh Belaid
Hamidi.4
C. Jenis-jenis Khat Riq’ah
Secara umum, khat riq’ah terbagi kepada dua jenis. Yang mana pembagian
tersebut didasarkan kepada cara penulisannya. Berikut pembagiannya:
1. Riq’ah Fanny, Sesuai namanya yaitu fanny yang dalam bahasa arab berarti
seni, maka khat riq’ah jenis ini ditulis sebagai sebuah karya seni yang
memiliki kadar estetik seperti khat yang lain. Dalam penulisannya, khat ini
harus ditulis dengan pena yang sudah dipotong miring. Selain itu, mereka
yang menulis dengan khat ini harus mengikuti kaidah kaidah yang telah
ditetapkan.
2. Riq’ah Darij, Merupakan khat riq’ah yang dibuat oleh masyarakat umum
dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, dalam penulisannya ia tidak
memerlukan pena yang dipotong, dan tidak mengikuti kaidah kaidah
tertentu.
D. Penulisan Khat Riq’ah
Menurut Dzannun bahwa pembelajaran khat membutuhkan konsentrasi
yang tinggi, hal tersebut membutuhkan proses pengamatan yang tinggi dan
keterampilan menulis. Keterikatan pada penguasaan kedua unsur ini, yaitu
konsentrasi dan pengamatan dan keterampilan menulis, maka pelajar tidak
membutuhkan lagi latihan yang banyak hingga berlembar-lembar tanpa
adanya pemahaman. Pelajar cukup berlatih dengan penguasaan materi secara
bertahap denga modal kedua unsur diatas dengan baik.
Sementara yang dimaksud dengan konsentrasi disini merupakan hal yang
dicapai pada fokus dalam materi saat pembelajaran khat yang diimbangi
dengan cara menggores tinta dengan menggunakan gerakan tangan yang baik
dan benar serta natural. Jika proses ini dilakukan dengan benar, maka huruf-
huruf yang dituliskan akan tertib dan sesuai dengan hak nya. Seperti pada
4
Ahmad yasir amrulloh, muhammad fauzi, sarifudin, peningkatan keterampilan kitabah
melalui khat riq’ah dengan manhaj hamidi di sekolah kaligrafi al-qur’an (SAKAL) jombang,
dalam jurnal Edulab: Majalah Ilmiah Laboratorium Pendidikan, Vol. 6, No.1, (2021), h. 45-
47
penulisan huruf alif yang ditulis dengan menggunakan kemiringan sudut 22,5
derajat dan tinggi sebanyak tiga titik. Maka pelajar cukup berkonsentrasi
untuk memastikan kemiringan pena dalam posisi sudut 22,5 derajat dan
menggoreskannya secara natural hingga mencapai panjang alif sebanyak tiga
titik. Proses ini yang seharusnya perhatikan oleh pelajar saat menulis alif dan
huruf-huruf lainnya dengan kaidah masing-masing yang telah dirumuskan
sebelumnya, agar huruf yang ditulis terus terjaga dengan baik.
Dzannun membagi pembelajaran khat Riq’ah menjadi 24 pelajaran.
Pelajaran pertama yaitu perkenalan tentang materi dan alat tulis dan
pentingnya memilih pena serta tata cara memotongnya. Pelajaran kedua yaitu
menulis titik sebagai dasar bentuk huruf yang terdiri dari permulaan, arah dan
jarak. Pelajaran ketiga yaitu menulis titik dua sebagai dasar dalam memegang
pena dengan benar. Pelajaran keempat adalah membuat huruf alif untuk
melatih pelajar dalam memegang pena dan menggoreskannya dalam arah
vertikal. Pelajaran kelima dan keenam yaitu menulis huruf ba untuk melatih
tangan pelajar dalam menulis huruf dalam arah horisontal, dan melengkung.
Pelajaran ketujuh yaitu menulis huruf mim sebagai latihan pelajar dalam
menggabungkan arah antara vertikal dan horizontal. Pelajaran kedelapan
yaitu menulis huruf ya sebagai latihan pelajar saat konsentrasi pada
pergantian arah dari satu arah kepada arah lain. Pada pelajaran ini juga
terdapat perhatian gerakan sebagaimana menulis huruf ba. Pelajaran
kesembilan yaitu menulis huruf qaf sebagai latihan pelajar dalam penegasan
murid membentuk arah yang berputar saat menulis kepala huruf serta gerakan
melingkar pada badan huruf. Pelajaran kesepuluh yaitu menulis huruf shad
sebagai latihan murid dalam meletakkan pena secara miring kemudian
kembali kepada pembuatan huruf ba dan ya.
Pelajaran kesebelas yaitu menulis huruf ha sebagai latihan murid dalam
konsistensi menggores huruf secara berganti dari arah vertikal ke arah
horizontal dan memutar. Pelajaran ke duabelas yaitu menulis huruf jim
sebagai latihan pelajar dalam meletakkan kepala pena yang bersandar pada
garis huruf dan gerakan secara menyeluruh dan diakhiri dengan gerakan
arsiran. Pelajaran ketigabelas yaitu menulis huruf hijaiyyah selain huruf
asasiyyah diatas. Pelajaran keempatbelas yaitu menulis huruf Alif, Ba, Jim
dan Dal saat dalam kalimat. Pelajaran kelimabelas yaitu menulis huruf Ra,
Sin, Shad dan Tha saat dalam kalimat. Pelajaran keenambelas yaitu menulis
huruf Ain, Fa, Qaf dan Kaf saat dalam kalimat. Pelajaran ketujuhbelas yaitu
menulis huruf Lam, Mim, Nun dan Ha saat dalam kalimat. Pelajaran
kedelapanbelas yaitu menulis huruf Waw, Lam alif dan Ya saat dalam
kalimat. Pelajaran kesembilanbelas yaitu menulis kaidah gigi huruf saat
dalam kalimat. Pelajaran keduapuluh yaitu menulis kaidah huruf bawah
setelah ba dan jim. Pelajaran keduapuluh satu yaitu menulis kaidah huruf
yang bersambung dengan huruf yang berdiri dan beberapa penggunaan
bentuk ba awal. Pelajaran kedua puluh dua yaitu menulis huruf ha tengah dan
kaitannya dengan garis. Pelajaran dua puluh tiga yaitu menulis kaidah
tashorruf dalam bentuk kalimat yang tidak lazim. Pelajaran ke dua puluh
empat yaitu contoh menulis surat pendek menggunakan khat Riq’ah.
1. Metode Huruf Asasiyyah dan Mustakhrajat
Untuk menguasai khat Riq’ah dengan baik, Dzannun telah
merumuskan metode yang telah diujicobakan selama ratusan kali pada
sekolah yang berbeda di negara Irak, metode ini pula telah diujicobakan
selama bertahun-tahun disekolah yang beliau ajar. Rumusan metode ini
menghasilkan delapan huruf sebagai huruf dasar dalam menulis khat
Riq’ah. Delapan huruf ini dikenal dengan huruf asasiyyah yang terdiri dari
huruf: Alif, Ba, Mim, Ya, Qof, Shad, Ha dan Jim sebagaimana yang telah
diuraikan pada pelajaran keempat hingga keduabelas. Tahapan rumusan ini
berdasarkan pada keretikatan dalam tingkatan kesulitan menulisnya.
Sementara, agar para pelajar lebih mudah memahaminya, materi ini
dipraktekkan oleh guru didepan para pelajar dengan cara fokus pada
bagaimana proses huruf tersebut ditulis. Sebagaimana yang telah diketahui
bahwa khat Riq’ah ini merupakan lanjutan dari tulisan yang biasa ditulis
oleh masyarakat umum arab dalam keseharian, sehingga khat ini sudah
melekat dan tidak sesulit khat lainnya, seperti khat naskhi dan stulus yang
membutuhkan kaidah khusus dalam mempelajarinya.
Sementara yang menjadi fokus pelajar dalam huruf asasiyyah ini
adalah cara pembuatan huruf tersebut ditulis berdasarkan arah dan ukuran
huruf. Seperti huruf alif yang ditulis secara vertikan dengan permulaan
dari atas kebawah yang ditarik secara lurus dengan sudut pena 22,5 derajat
dan tinggi 3 titik, atau huruf ba yang ditulis secara horizontal dari kanan
kekiri hingga membentuk bulatan pada ujung huruf dengan panjang tiga
titik dan huruf-huruf asasiyyah lainnya sebagaimana yang telah dijelaskan
secara detil pada kurrasah beliau.
Berikut adalah gambar huruf asasiyyah yang ditulis prespektif arah
penulisan dan ukuran huruf.
5
Ahmad Yasir Amrullah, Metodologi Yusuf Dzannun Dalam Pembelajaran Kaligrafi
Riq’ah, dalam jurnal Jurnal Tifani Vol 2, (2022), h. 3-6
c. Sangat cepat jika digunakan untuk menulis catatan atau tulisan
lainnya.
d. Memiliki kesamaan ukuran pada huruf yang ditulis dan kelurusan
garis penulisan.
e. Sangat sedikit menggunakan hiasan dan tidak membutuhkan
penanda vokal seperti khat lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seni adalah terapi yang berkesan bagi memulihkan ketegangan jiwa. Tidak
heranlah di dalam al-Quran Allah SWT bersumpah demi pena dan
penulisannya, agar manusia kembali menoleh perhatiannya terhadap keajaiban
ciptaan-Nya pada jari, tangan dan apa yang manusia catatkan.
Riq’ah adalah salah satu gaya seni khat ciptaan masyarakat Turki Usmani.
Muhammad Tahir Kurdi menyebutkan, bahwa penggagas dan peletak dasar-
dasar kaidah khat Riq’ah adalah Mumtaz Bek, seorang konsultan di zaman
Sultan Abdul Majid Khan sekitar tahun 1280 M.
Kaligrafi gaya Riq'ah merupakan hasil pengembangan kaligrafi gaya
Naskhi dan Tsuluts. Sebagaimana halnya dengan tulisan gaya Naskhi yang
dipakai dalam tulisan sehari-hari. Riq'ah dikembangkan oleh kaligrafer Daulah
Usmaniyah, lazim pula digunakan untuk tulisan tangan biasa atau untuk
kepentingan praktis lainnya. Karakter hurufnya sangat sederhana, tanpa
harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Nur huda, Hafizh dan Maharsafa, Sam. (2010). Asiknya belajar kaligrafi cara
praktis belajar kaligrafi, (Aceh: AFKARI Publishing)
Ma’ruf Arifin, Yuda. (2021). Peran Pendidikan Ekstrakurikuler Kaligrafi Dalam
Meningkatkan Keterampilan Menulis Al-Qur’an Menggunakan Khat
Riq’ah Di Ma Yp Kh Syamsyudin Durisawo Ponorogo. (Skripsi, IAIN
Ponorogo, 2020) Diakses dari http://etheses.iainponorogo.ac.id/13318/
Taqiyuddin, Muhammad Rifqi. (2022). Mengenal Khat Riq’ah: Pengertian,
Sejarah, Ciri, dan Jenisnya. Diakses pada pukul 00.40 tanggal 12 Mei
2023 dari https://www.kaifa.id/wawasan/khat-riqah/
Amrulloh, Ahmad yasir, fauzi, muhammad dan sarifudin. (2021). peningkatan
keterampilan kitabah melalui khat riq’ah dengan manhaj hamidi di
sekolah kaligrafi al-qur’an (SAKAL) jombang dalam jurnal Edulab:
Majalah Ilmiah Laboratorium Pendidikan, Vol. 6, No.1, 43-58
Amrulloh, Ahmad Yasir. (2022). Metodelogi Yusuf Dzannun Dalam Pembelajaran
Kaligrafi Riq’ah, dalam jurnal Jurnal Tifani Vol 2, 1-8.