Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI 4

LIMFOMA HODGKIN

Dosen Pengampu: apt. Setiyo Budi Santoso, M. Farm.

Eka Puspita: 18.0605.0026


Halizah Damay Atmoko: 18.0605.0038

Fenny Widya Santoso T.: 18.0605.0044

Fakultas Ilmu Kesehatan


S1 Farmasi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG


2022
A. Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti pembelajaran farmakoterapi 4, mahasiswa
terampil dalam menentukan pilihan terapi pada pasien limfoma hodgkin sesuai
pustaka yang relevan.
B. Tujuan : Setelah menyelesaikan kegiatan praktikum, mahasiswa terampil menentukan
pilihan terapi pada pasien limfoma hodgkin sesuai pustaka yang relevan.
C. Dasar Teori
Limfoma adalah kanker yang terjadi pada sistem limfatik. Sistem limfatik terdiri dari
pembuluh limfatik, kelenjar getah bening dan organ limfatik. Sistem limfatik
memiliki sirkulasi yang terhubung satu sama lain. Oleh karena itu, jika terjadi
kelainan atau tumor maka akan dapat menyebar melalui sirkulasi tersebut. Limfoma
Hodgkin adalah limfoma yang terjadi akibat mutasi sel limfosit B. Penyebab
limfoma belum sepenuhnya diketahui, namun ada beberapa faktor resiko yang dapat
memicu terjadinya limfoma. Faktor resiko ini mencakup usia, perubahan
genetik, infeksi, radiasi bahan kimia dan penyakit imunodefiensi tertentu.
Diagnosa limfoma harus melalui beberapa tes agar dapat mengetahui stadium kanker
yang dialami pasien. Stdium kanker limfoma dibagi menjadi 4 yaitu stadium I, II,
II, dan IV (Amanda, 2019)
Limfoma Hodgkin (LH) ini pertama kali ditemukan oleh Thomas Hodgkin pada tahun
1832. Insiden LH bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, ras, geografis, kelas sosial
dan subtipe histologis. Asia mempunyai angka insiden yang terendah (5,5/100.000
orang di Yaman dan Lebanon, < 1/100.000 orang di Cina dan Jepang). Angka
kematian juga tergolong rendah karena mempunyai respons yang baik terhadap terapi.
Limfoma Hodgkin dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu classical Hodgkin
Lymphoma (cHL) dan nodular lymphocyte predominant hodgkin Lymphoma
(NLPHL). cHL dibagi lagi menjadi 4 subtipe yaitu nodular sclerosis, mixed
celllularity, lymphocyte-depleted dan lymphocyte-rich classical (Maranatha &
Bestari, 2019).
Secara patogenesis molekuler, 40% kasus LH memiliki ekspresi gen EBV. Dalam
sepuluh tahun terakhir, telah diteliti banyak faktor prognosis yang mempengaruhi LH
antara lain CD30. Molekul ini merupakan famili TNF-α yang diekspresikan pada sel
Hodgkin dan sel RS. Interaksi antara CD30 dan ligandnya memegang peranan penting
dalam pertumbuhan sel RS, berkorelasi dengan jumlah sel RS dan selanjutnya dapat
memprediksi luaran klinis CD30 berkaitan dengan stadium dan beban tumor. IL-10
adalah satu dari banyak sitokin yang diproduksi oleh sel RS dan mampu menghambat
proliferasi Th1 sehingga sitokin ini dapat digunakan sebagai penanda prognosis pada
LH stadium lanjut. IL-10 terutama berkaitan dengan limfoma maligna yang
dicetuskan oleh infeksi EBV. Penanda biologis baru dari LH meliputi Gal1, PD1,
CD44, MIF, ALCAM, IL1R2, IP-10 dan RANTES. Gal1 yaitu suatu molekul
karbohidrat binding lectin sebagai biomarker baru LH yang mungkin memiliki nilai
prognosis. Gal1 teridentifikasi sebagai molekul dalam profil genom LH dan DLBCL.
Studi imunohistokimia menunjukkan ekspressi Gal1 pada sel RS yang berkaitan
dengan penurunan infiltrasi sel T pada LH (Asmara, 2018).
Amanda, A. S. (2019). Limfoma pada anjing Golden Retriever. ARSHI Veterinary Letters,
3(2), 21–22. https://doi.org/10.29244/avl.3.2.21-22

Asmara, I. G. Y. (2018). Penanda Biologis Limfoma Maligna. Jurnal Kedokteran, 7(Vol 7


No 4 (2018)), 40. http://jku.unram.ac.id/article/view/317

Maranatha, D., & Bestari, B. (2019). Problema Diagnostik dan Respons Kemoterapi pada
Seorang Penderita Classical Limfoma Hodgkin Tipe Mixed Cellularity dengan
Temporary Spontaneus Regression. Jurnal Respirasi, 3(1), 7.
https://doi.org/10.20473/jr.v3-i.1.2017.7-11

Anda mungkin juga menyukai