KOMUNITAS
Oleh :
1. Ainindya Riski
2. Anjas Aldhaniar Bekti
3. Basuki Pratama Putra
4. Dikki Suryo Prayogo
5. Dwiky Primandani
6. Elita Indah Sari
7. Erna Daniaty
8. Fitri Sri indah
9. Gunawan Ega Pratama
10. Iska Evifa Asmaul Khusna
11. Lusi Puspitaningrum
12. Lyana Anggun Maharani
13. Pingkan Nuralbaniah
14. Pramayoni Dharma
15. Salwatila Badar Purnomo
16. Sri Wahyuningtiyas Kumalasari
17. Lia Purniasari
18. Mega Nurul Anwar
i
LEMBAR PENGESAHAN
1. Ainindya Riski
2. Anjas Aldhaniar Bekti
3. Basuki Pratama Putra
4. Dikki Suryo Prayogo
5. Dwiky Primandani
6. Elita Indah
7. Erna Daniaty
8. Fitri Sri indah
9. Gunawan Ega Pratama
10. Iska Evifa Asmaul Khusna
11. Lusi Puspitaningrum
12. Lyana Anggun Maharani
13. Pingkan Nuralbaniah
14. Pramayoni Dharma
15. Salwatila Badar Purnomo
16. Sri Wahyuningtiyas Kumalasari
17. Lia Purniasari
18. Mega Nurul Anwar
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul..................................................................................................i
Lembar Pengesahan.............................................................................................ii
Daftar isi.............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................5
1.3 Manfaat..........................................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Komunitas........................................................................................8
2.2 Konsep Posyandu Lansia.............................................................................13
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas...................................................47
BAB 3 PENGKAJIAN
3.1 Pengkajian...................................................................................................55
3.2 Analisa data.................................................................................................70
3.3 Prioritas Diagnosa.......................................................................................74
3.4 Diagnosa Keperawatan................................................................................75
BAB 4 POKJA KESEHATAN REMAJA DAN DEWASA
Planning Of Action............................................................................................76
Implementasi.....................................................................................................83
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Implementasi Keperawatan Komunitas..........95
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit
akan menua sebelum waktunya atau biasa disebut dengan penuaan dini.
Merokok di usia dini menyebabkan impotensi dan mengurangi jumlah
sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita (Karyo,
2012).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/
kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder
dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) akan membantu masyarakat dalam mendorong
semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan
nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal
(Elisabeth, 2017). Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal,
diperlukan partisipasi aktif dari seluru anggota masyarakat bersama
petugas kesehatan. Hal ini telah sesuai dengan diberlakukannya UUD No.
23 1992 yaitu pasal 5 yang mengatakan bahwa setiap orang berkewajiban
untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan lingkungan.
Dalam upaya peningkatan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga
dan kelompok dalam masyarakat ditanamkan pelayanan kesehatan
komunitas dengan menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan
komunitas, serta sebagai upaya penyiapan tenga perawat profesional dan
mempunyai potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi
yang harus dicapai, dengan menggunakan 3 pendekatan yaitu pendekatan
individu, pendekatan keluarga, dan pendekatan kelompok masyarakat.
Pendekatan secara kelompok dilakukan secara pembentuan kelompok
kerja kesehatan, pembentukan kelompok kerja lanjut usia,
memberdayakan kader kesehatan serta memperdayakan kelompok karang
taruna dengan pendekatan ini diharapkan dapat memberikan hasil yang
lebih nyata dalam masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri
dilakukan melalui kerja sama yang baik dengan institusi terkait, pokja
kesehatan dan seluruh komponen desa untuk mengikutsertakan warga
dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang
dikoordinir oleh pokja kesehatan diharapkan dapat mengenal masalah
6
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menjelaskan dan melakukan Asuhan Keperawatan Komunitas pada
aggregate lansia, dewasa, remaja dan anak-anak dengan edukasi/promosi
kesehatan, pengorganisasian, proses kelompok, pemberdayaan, peran serta,
Komunitas dengan pendekatan Keperawatan Komunitas.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.1 Menjelaskan Asuhan Keperawatan Komunitas pada aggregate lansia,
dewasa, remaja dan anak-anak terhadap perilaku hidup bersih dan sehat ?
1.2.2 Mengidentifikasi hasil pengkajian asuhan keperawatan komunitas pada
lansia, dewasa, remaja dan anak-anak?
1.2.3 Menjelaskan intervensi edukasi/promosi kesehatan, pengorganisasian,
proses kelompok, pemberdayaan, peran serta,Komunitas dengan
pendekatan Keperawatan Komunitas?
8
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat
sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota
komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values.
4. Etienne Wenger
Menurut Etienne Wenger, pengertian komunitas adalah kelompok sosial
yang memiliki habitat lingkungan dan ketertarikan yang sama dalam
ruanglingkup kepercayaan ataupun ruang lingkup yang lainnya.
5. Paul B. Horton dan Chaster L. Hunt
10
1
Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt, arti komunitas adalah suatu
kelompok sosial atau sekumpulan manusia yang memiliki kesadaran
akankeanggotaannya dan saling berinteraksi.
6. Christensson dan Robinson
Menurut Christensson dan Robinson, pengertian komunitas adalah
orang- orang yang tinggal di daerah yang terbatas secara geografis,
mereka berkomunikasi dengan satu sama lain dan memiliki ikatan
antara orang- orang yang tinggal di daerah tempat tinggalnya.
2.1.1 Definisi Keperawatan Komunitas
Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas
mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat
mengindentifikasi masalah kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan yang ada pada mereka. Praktik Keperawatan komunitas
merupakan sintesi teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat
untuk promosi, pemeliharaan dan perawatan kesehatan populasi melalui
pemberian pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan
kelompok yag mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas
(Stanhope dan Lancaster, 2010). Keperawatan kesehatan komunitas
adalah praktek melakukan promosi kesehatan dan melindungi kesehatan
masyarakat dengan menggunakan pendekatan ilmu keperawatan, ilmu
sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada tindakan
promotif dan pencegahan penyakit yang sehat (Anderson &
McFarlane, 2011).
2.1.2 Jenis-jenis Komunitas
Secara umum, komunitas dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis. Adapun
beberapa jenis komunitas adalah sebagai berikut:
1. Komunitas Berdasarkan Minat
Ini adalah jenis komunitas yang terbentuk karena adanya kesamaan
minat atau ketertarikan para anggotanya. Biasanya komunitas yang
terbentuk berdasarkan minat jumlahnya anggotanya akan besar
karena komunitas tersebut dapat mendukung minat atau hobi mereka.
1
Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling sering
mengenai bayi dan anak. Bayi yang masih sangat muda akan sangat mudah
tertular, penularan masih tetap terjadi karena seseorang yang pilek akan sering
memegang hidungnya karena rasa gatal atau membuang ingusnya. Jika tidak
segera mencuci tangan akan menjadi sumber penularan. Batuk pilek adalah
infeksi primer nasofaring dan hidung yang sering mengenai bayi dan anak.
minggu.
Berdasarkan Sebabnya
Berdasarkan sebabnya batuk dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Batuk Berdahak yaitu batuk yang terjadi karena adanya dahak
pada tenggorokan. Batuk berdahak disebabkan oleh paparan
debu, lembab berlebih, alergi dan lainnya. Batuk berdahak
merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat asing
dari saluran nafas, termasuk dahak. Batuk jenis ini terjadi relatif
singkat.
b) Batuk Kering yaitu batuk yang tidak mengeluarkan dahak.
Pada batuk jenis ini tenggorokan akan terasa gatal, sehingga
merangsang timbulnya batuk.
c) Batuk yang Khas yaitu sebagai berikut :
a. Batuk Rejan, bisa berlangsung selama 100 hari. Bisa
menyebabkan pitasuara menjadi radang dan suara parau.
b. Batuk Penyakit TBC, berlangsung selama berbulan-bulan,
kecil-kecil, timbul sekali-sekali kadang-kadang hanya
berdehem. Pada batuk TBC dapat disertai dengan keluarnya
darah segar.
c. Batuk Karena Asma, sehabis serangan asma lendir akan
banyak diproduksi oleh tubuh, dan lendir inilah yang
memicu timbulnya batuk.
d. Batuk Karena Penyakit Jantung Lemah, darah yang
terbendung di paru-paru menjadikan paru-paru basah
sehingga merangsang timbulnya batuk.
Meskipun gejala batuk pilek sangat mirip dengan flu, tetapi terdapat beberapa
perbedaan antara gejala yang ditimbulkan oleh keduanya yaitu :
Gejala demam dan sakit kepala lebih sering muncul pada flu
dibandingkan pada batuk pilek
Keluhan nyeri otot dan rasa tidak enak badan pada flu terasa lebih
berat dibandingkan pada batuk pilek
Flu sering kali menimbulkan nyeri dada, sedangkan batuk pilek jarang
menimbulkan gejala tersebut/bila muncul hanya bersifat ringan
Batuk pilek seringkali menimbulkan gejala bersin, hidung tersumbat,
dan sakit tenggorokan, sedangkan flu jarang
2
6. Komplikasi
Pneumonia
Pneumonia merupakan peradangan pada paru-paru. Beberapa gejala
pneumonia yang dapat muncul yaitu sesak napas, batuk berdahak,
demam tinggi, dan nyeri dada.
7. Penatalaksanaan
1. Pengertian Remaja
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama
kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia
mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2011). Masa remaja disebutjuga
sebagai masa perubahan, meliputi perubahan dalam sikap, dan perubahan
fisik (Pratiwi, 2012). Remaja pada tahap tersebut mengalami perubahan
banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga
penuh dengan masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock, 2011).
Batasan usia remaja Indonesia usia 11-24 tahun dan belum menikah
(Sarwono, 2011). Menurut Hurlock (2011), masa remaja dimulai dengan
masa remaja awal (12-24 tahun), kemudian dilanjutkan dengan masa
remaja tengah (15-17 tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
2. Tahapan Remaja
Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) ada tiga tahap
perkembangan remaja, yaitu :
a. Remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun
Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahan perubahan
yang terjadi pada tubuhnya. Remaja mengembangkan pikiran-pikiran baru,
cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Pada
tahap ini remaja awal sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh orang
dewasa. Remaja ingin bebas dan mulai berfikir abstrak.
b. Remaja Madya (middle adolescence) 14-16 tahun
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman. Remaja
merasa senang jika banyak teman yang menyukainya. Ada
kecendrungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai
teman-teman yang mempunyai sifat yang sama pada dirinya. Remaja
cendrung berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus
memilih yang mana. Pada fase remaja madya inimulai timbul keinginan
untuk berkencan dengan lawan jenis dan berkhayal tentang aktivitas
2
4) Akitivitas berkelompok
Adanya bermacam-macam larangan dari orangtua akan mengakibatkan
kekecewaan pada remaja bahkan mematahkan semangat para remaja.
Kebanyakan remaja mencari jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi
dengan berkumpul bersama teman sebaya. Mereka akan melakukan suatu
kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat mereka
atasibersama.
5) Keinginan mencoba segala sesuatu
Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high
curiosity). Karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, remaja
cenderung ingin berpetualang, menjelajahi segala sesuatu, dan ingin
mencoba semua hal yang belum pernah dialami sebelumnya.
4. Perkembangan remaja
a) Perkembangan fisik
Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada remaja. Kematangan seksual
sering terjadi seiring dengan perkembangan seksual secara primer dan
sekunder. Perubahan secara primer berupa perubahan fisik dan hormon
penting untuk reproduksi, perubahan sekunder antara lakilaki dan
perempuan berbeda (Potter & Perry, 2009).
Pada anak laki-laki tumbuhnya kumis dan jenggot, jakun dan suara
membesar. Puncak kematangan seksual anak laki-laki adalah dalam
kemampuan ejakulasi, pada masa ini remaja sudah dapat menghasilkan
sperma. Ejakulasi ini biasanya terjadi pada saat tidur dan diawali
dengan mimpi basah (Sarwono, 2011).
Pada anak perempuan tampak perubahan pada bentuk tubuh seperti
tumbuhnya payudara dan panggul yang membesar. Puncak
kematangan pada remaja wanita adalah ketika mendapatkan
menstruasi pertama (menarche). Menstruasi pertama menunjukkan
bahwa remaja perempuan telah memproduksi sel telur yang tidak
2
5. Resiko kesehatan
Resiko kesehatan yang dialami oleh remaja :
a. Kecelakaan
Kecelakaan menjadi penyebab utama kematian pada remaja.
Kecelakaan kendaraan bermotor mengakibatkan 74% kematian yang
tidak disengaja pada anak usia 10-19 tahun. (Hockenberry dan
Wilson,2007)
b. Pembunuhan
Pembunuhan merupakan penyebab kematian kedua pada kelompok
usia 15-24 tahun. Kepemilikan senjata akan meningkatkan resiko
2
pembunuhan dan bunuh diri bagi remaja, oleh karena itu tanyakan
mengenai keberadaan senjata api di rumah saat melakukan konseling
keluarga (Hockenberry dan Wilson,2007)
c. Bunuh diri
Bunuh diri merupakan penyebab kematian ketiga pada remaja berusia
13-19 tahun. Pada penelitian terbaru national center for health
statistics, sekitar seperlima siswa sekolah menengah atas pernah
mempertimbangkan untuk bunuh diri dalam 12 bulan terakhir.
(santrock,2007)
d. Penyalahgunaan obat
Penyalahgunaan obat-obattan merupakan masalah bagi semua pihak
yang berhubungan dengan remaja. Remaja percaya bahwa subtansi
tersebut dapat memberikan kenyamanan dan meningkatkan performa
dirinya. Statiska terkini memperlihatkan bahwa pada akhir sekolah
SMA, 85% remaja telah mengonsumsi alcohol, 65% telah mencoba
merokok, dan 49% telah pernah mencoba marijuana. (Hockenberry
dan Wilson,2007)
1. Pengertian
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negera) dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah
satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lainnya. (Aula, 2010).
Rokok adalah pintu gerbang bagi narkoba. Bahkan rokok itu sendiri
sebenarnya termasuk ke dalam definisi narkoba. Di dalam pengertian
narkoba termuat 3 kelompok zat adiktif yaitu narkotika, psikotropika dan
bahan adiktif lainnya. Rokok bersama dengan alcohol termasuk ke dalam
kelompok yang terakhir. Nikotin yang merupakan salah satu komponen
dari rokok merupakan zat psikotropika stimulant. Jadi sesungguhnya
rokok itu adalah narkoba yang harus dijauhkan untuk melindungi generasi.
(Irjen Polisi Ali Djohardi Wirogioto, 2017
2. Komponen rokok
Sudiono (2007) menyebutkan kandungan didalam rokok tidak hanya
tembakau, tetapi terdapat bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh.
Kandungan utama dalam rokok yaitu nikotin, tar, dan karbonmonoksida.
Nikotin merupakan bahan yang dapat menyebabkan adiksi atau
ketergantungan. Nikotin merupakan racun dan bila digunakan dalam dosis
besar dapat mematikan arena efek paralisis yang ditimbulkannya pada
otot pernafasan. Nikotin meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan
vasokontraksi pembuluh darah sehingga mengganggu sirkulasi darah.
Denyut jantung istirahat pada perokok muda meningkat 2-3 detik/ menit.
Kandungan yang terdapat dalam rokok selain nikotin adalah tar, yang
terdiri dari 4.000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia diantaranya
bersifat karsinogenik. Tembakau yang dibakar akan mengeluarkan tar dan
zat beracun lainnya. Zat-zat tersebut menempel pada sepanjang saluran
nafas perokok dan pada saat yang sama akan mengurangi kekenyalan
alveolus (kantung udara dan paru-paru). Hal ini akan menyebabkan hanya
sejumlah kecil udara yang dapat dihirup dan sedikit oksigen yang terserap
ke dalam peredaran darah.
Gas karbon monoksida yang umum dikenal sebagai asap yang keluar dari
knalpot kendaraan bermotor. Karbon monoksida dalam tubuh akan
mengurangi kemampuan darah untuk menyerap oksigen dari paru-paru. Hal
ini terjadi karena sel darah merah sebagai pengangkut oksigen lebih mudah
berikatan dengan karbon monoksida disbanding dengan oksigen. Lebih
banyak menghisap rokok, lebih banyak karbon monoksida terserap dalam
3
peredaran darah. Karbon monoksida dari asap yang dihirup oleh perokok
itu sendiri hal tersebut mengkontribusi penumpukan di dinding pembuluh
darah dan pencetus proses atherosclerosis.
3. Klasifikasi
Rokok menurut jenisnya ada beberapa jenis diantaranya bahan
pembungkus rokok, bahan baku atau bahan isi rokok, proses pembuatan
rokok, dan penggunaan filter pada rokok
a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus
1) Rokok putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun
tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu
2) Rokok kretek : yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu
3) Rokok klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus agar
mendapat efek rasa dan aroma tertentu
c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya
Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara
pengaturan diri (selfregulating). Merokok dilakukan untuk
memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.
Sudah banyak diteliti dan telah terbukti bahwa kandungan dalam rokok
membahayakan kesehatan seseoang baik asap yang dihisap langsung saat
merokok maupun yanh kelur dari ujung rokok, sama-sama mengandung
bahan kimia beracun, seperti nikotin, tar, nitrous oxide, fomic acid, caron
monoksida, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut apabila beri nteraksi dan
berakumulasi secara kronis dalam waktu yang lama dapat menimbulkan
penyakit kanker paru,bir, kerongkongan, usus, penyakit jantung dan
penyakit paru kronis. Cahyono (2008) mengatakan tentang bahaya rokok
yang merupakan penyebab kematian dini yang sebenarnya dapat dicegah.
Penyebab kematian utama yang disebabkan oleh rokok adalah penyakit
jantung (1,69 juta kematian), dan kanker paru (0.85 juta kematian). Sekitar
90% kanker paru berhubungan dengan kebiasaan merokok. Jenis kanker lain
yang bisa terkait dengan rokok adalah kanker kandung kemih, ginjal, kanker
leher Rahim. Kanker esophagus, dan kanker pancreas.
Nikotin adalah salah satu zat beracun yang bersifat adiktif yang berperan
besar dalam menimbulkan gangguan tubuh. Nikotin dapat meningkatkan
denyut jantung dan tekanan darah. Nikotin dapat mengaktivasi trombosit
3
7. Penatalaksanaan
Ada dua metode yang selama ini dikembangkan para ahli dalam dunia rokok
untuk menghentikan kecanduan terhadap rokok (Syafiie, 2009). Metode
tersebut yaitu :
a. Metode yang mengandalkan perubahan prilaku
3
3) Metode hipnotis
Perokok diberi intervensi oleh penghipnitis bahwa merokok itu
buruk dan dia harus berhenti, maka pada saat dia sadar kembali,
besar kemungkinan dia akan berhenti, sekalipun dia tidak tahusiapa
yang menyuruhnya berhenti
F. Pengertian sampah
Sampah merupakan suatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, suatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia yang
tidak terjadi dengan sendirinya.
I. Jenis-jenis sampah
Sampah berdasarkan bahan asalnya dibedakan menjadi dua, yaitu
1. Sampah organik
Sampah organik adalah Sampah yang dengan mudah dapat
diuraikan melalui proses alami. Sampah organik ini diantaranya
sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain
plastik, karet, styrofoam dan sejenisnya), kulit buah, daun dan ranting.
2. Sampah anorganik
Sampah anorganik adalah Sampah yang sebagain besar tidak dapat
diurai oleh mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable).
Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu
yang lama. Contoh sampah jenis ini misalnya botol plastik, botol gelas
dan kaleng.
J. Pengelolaan sampah
Undang-Undang No 18 tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah beserta Peraturan Pemerintah No 81 tahun 2012
mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam
pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul-angkut-buang
menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan
penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah bermakna agar
seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun
4
untuk berperan secara aktif dalam suatu kegiatan yang bersih dan
sehat, khususnya dalam melakukan pengelolaan sampah.
4. Supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain
5. Diare
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga sangat
rentan terkena penyakit diare. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau
bakteri yang sebelumnya sudah ada di tangan. Kemudian akan masuk ke
saluran pencernaan lewat makanan yang bersentuhan langsung dengan
tangan. Perkembangan bakteri atau virus dalam saluran pencernaan bisa
menyebabkan diare. Usus tidak bisa menerima bakteri tersebut sehingga
membuat reaksi diare. Untuk mencegah hal yang lebih buruk sebaiknya
segera kunjungi dokter Anda.
6. Infeksi Penyakit Hepatitis B
Bahaya tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena
hepatitis B. Penyakit hepatitis ini akan menyerang organ hati dan
menyebabkan penderita sulit untuk memiliki tubuh yang sehat. Hepatitis
B termasuk jenis penyakit yang mudah menular. Salah satu cara untuk
mencegahnya adalah sering mencuci tangan. Mencuci tangan sebelum
makan bisa menurunkan resiko hepatitis B. Virus ini bisa menyebar
dengan mudah lewat udara dan makanan. Bahkan lingkungan yang
buruk bisa menjadi tempat endemi hepatitis B.
7. Resiko Infeksi Shigellosis
Infeksi ini bisa menyebabkan penyakit shigellosis, yang
merupakan infeksi akibat jenis bakteri shigela. Penyakit yang dihasilkan
seperti disentri. Disentri umumnya disebabkan karena kebiasaan tidak
mencuci tangan sebelum makan. Ketika tangan Anda kotor setelah
melakukan berbagai pekerjaan maka mungkin banyak bakteri yang
bersarang dalam tangan Anda. Kontaminasi bisa terjadi lewat makanan
4
itu sendiri atau tangan yang kotor. Penyakit ini ditandai dengan demam,
diare yang parah, diare bisa disertai darah dan dehidrasi.
8. Resiko Infeksi Botulisme
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa
terkena infeksi penyakit botulisme. Penyakit ini menular secara
langsung lewat makanan dan tangan yang kotor. Ini termasuk jenis
infeksi yang sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.
Infeksi juga membutuhkan perawatan yang segera untuk mengurangi
potensi bahaya yang lebih buruk. Beberapa tanda infeksi ini adalah
seperti diare, sakit perut, mual, muntah, demam, pandangan kabur dan
hilang kesadaran.
9. Resiko Infeksi Amoebiasis
Resiko infeksi amoebiasis adalah jenis penyakit yang bisa
disebabkan karena tidak mencuci tangan sebelum makan. Penyakit ini
akan menyebabkan penderita mengalami disentri. Jenis amuba penyebab
infeksi ini termasuk dalam kelas Entamoeba histolitica. Infeksi ini tidak
hanya menyerang pada saluran pencernaan namun juga berbagai organ
lain. Karena itu infeksi ini cepat berkembang dalam tubuh dan
membutuhkan perawatan darurat. Mencuci tangan sebelum makan bisa
mencegah kondisi yang lebih berbahaya.
10. Resiko Radang Pernafasan
Orang yang memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum
makan juga bisa terkena penyakit radang saluran pernafasan. Penyakit
ini bisa menyebabkan sesak nafas, batuk, flu dan radang tenggorokan.
Penyakit ini bisa menyebar lewat bakteri atau virus yang masuk ke
tubuh lewat makanan. Ketika bakteri atau sumber penyebab infeksi
bersentuhan dengan lendir dalam tenggorokan, maka sumber infeksi
akan berkembang dalam tempat itu. Kemudian akan menyebabkan
penurunan sistem kekebalan tubuh dan membuat penderita mudah sakit.
Sumber penyebab penyakit seperti bakteri atau virus mungkin memang
tidak terlihat oleh mata secara langsung. Sumber infeksi bisa saja berasal
dari makanan, lingkungan atau tangan yang kotor ketika makan. Untuk
4
b. Penanggulangan kebakaran
c. Penanggulangan bencana
d. Penanggulangan polusi, udara dan air tanah
9. Transportasi
a. Kondisi jalan
b. Jenis transportasi yang dimiliki
c. Sarana transportasi yang ada
10. Politik dan pemerintahan
a. Sistem pengorganisasian
b. Struktur organisasi
c. Kelompok organisasi dalam remaja
d. Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
11. Sistem komunikasi
e. Sarana umum komunikasi
f. Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
g. Cara penyebaran informasi
2. Pendidikan
a. Tingkat pendidikan komunitas Agreggate Remaja
b. Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
c. Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
d. Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
e. Jenis bahasa yang digunakan
3. Rekreasi
a. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
b. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
c. Partisipasi dan peran serta masyarakat
d. penyediaan perumahan
e. pemeriksaan kesehatan secara berkala
2. Preventif
a. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
b. Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan
c. Pemberian nutrisi khusus
d. Pemeriksaan secara berkala
e. Imunisasi khusus pada kelompok khusus aggregate remaja
f. Personal hygine kesehatan langsung
g. pelayanan kesehatan di posyandu : Balita,lansia, dll.
h. Pembinaan pada kelompok di masyarakat.
Tahap-tahap evalusasi :
a. Perkembangan masalah kesehatan
b. Pencapaian tujuan keperawatan
c. Efektifitas dan efisiensi tindakan / kegiatan yang telah dilaksanakan
d. Rencana tindak lanjut.
BAB 3
PENGKAJIAN
3.1 Pengkajian
Tahap pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 03 November 2022. Data yang
dikumpulkan meliputi : jumlah data yang dipergunakan sebagai sampel
sejumlah 231 jiwa dari 72 kk.
5
Deskripsi : Desa darungan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur, Desa Darungan mempunyai 4 dusun,
diantaranya : Darungan, Wonoasri, Templek dan Rejosari. Mempunyai 9 RW dan
Total 32 RT. Desa Darungan mempunyai Luas 4,01 KM². Mempunyai Kepala
Desa Yaitu Bpk. Ibnu Malik, S,Sos, Msi.
Visi :
MISI :
persawahan, dan sebelah selatan sampai dengan rumah terakhir setelah SDN 1
Darungan.
4. SMP 43 18,6%
5. SMA 79 34,2%
6. Perguruan Tinggi 24 10,4%
7. Non-formal - -
Total 231 100%
Berdasarkan tabel 2.11 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data status rumah, sebagian
besar status rumah sendiri sebanyak 71 rumah (98,6%) dan status rumah
sewa sebanyak 1 rumah (1,4%).
3.1.3.12 Berdasarkan jenis rumah
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Permanen 70 97,2%
b. Semi permanen 2 2,8%
c. Tidak permanen -
Total 72 100
Berdasarkan tabel 2.12 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data jenis rumah, sebagian
besar jenis rumah permanen sebanyak 70 rumah (97,2%), dan jenis rumah
semi permanen sebanyak 2 rumah (2,8%).
3.1.3.13 Berdasarkan lantai rumah
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Keramik 50 69,4%
b. Tidak keramik 22 30,6%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.13 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data jenis rumah, sebagian
besar lantai rumah keramik sebanyak 50 rumah (69.4%), dan lantai rumah
tidak berkeramik sebanyak 22 rumah (30.6%).
Berdasarkan tabel 2.14 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data ventilasi rumah, terdapat
6
ventilasi rumah < 10% sebanyak 30 rumah (41,7%), dan ventilasi rumah >
10% sebanyak 42 rumah (58,3%).
3.1.3.15 Berdasarkan luas rumah 8m2/org
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ya 30 41,7%
b. Tidak 42 58,3%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.15 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data luas rumah 8m 2/org,
sebagian besar luas rumah 8m2/org sebanyak 30 rumah (41,7%), dan luas
rumah 8m2/org sebanyak 42 rumah (58,3%).
Berdasarkan tabel 2.16 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data sumber air bersih,
terdapat sumber air bersih berasal dari PAM sebanyak 7 rumah (9,7%), dan
sumber air bersih berasal dari sumur sebanyak 61 rumah (84,7%).
Berdasarkan tabel 2.17 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data sumber air minum,
6
terdapat sumber air minum berasal dari air masak sebanyak 52 rumah
(72,2%), dan sumber air minum berasal dari air mineral sebanyak 20 rumah
(27,8%).
3.1.3.18 Berdasarkan jenis jamban
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Leher angsa 47 65,3%
b. Cemplung 20 27,8%
c. Tidak ada 5 6,9%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.18 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data jenis jamban, sebagian
besar jenis jamban leher angsa sebanyak 75 rumah (65,3%), jenis jamban
cemplung sebanyak 20 rumah (27,8%), dan tidak memiliki jamban
sebanyak 5 rumah (6,9%).
3.1.3.19 Berdasarkan tempat BAB
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. WC 72 100%
b. Sungai -
c. Ladang -
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.19 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data tempat BAB, seluruh
orang memiliki tempat BAB di WC yakni sebanyak 72 rumah (100%).
(31,9%), dan tidak ada jentik nyamuk dalam rumah sebanyak 49 rumah
(68,1%).
3.1.3.21 Berdasarkan tempat sampah
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ditimbun 2 2,8%
b. Dibakar 66 91,7%
c. TPA 4 5,6%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.21 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2021 didapatkan hasil dari n=72 data pembuangan sampah,
terdapat pembuangan sampah berupa ditimbun sebanyak 2 rumah (2,8%),
pembuangan sampah berupa ditimbun sebanyak 66 rumah (91,7%), dan
pembuangan di TPA sebanyak 4 orang (5.6%).
3.1.3.22 Berdasarkan saluran limbah
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Got 68 94,4%
b. Sungai 3 4,2%
c. Tidak ada 1 1,4%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.22 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2021 didapatkan hasil dari n=72 data saluran limbah, sebagian
besar saluran limbah dibuang di got sebanyak 68 rumah (94,4%), dan
rumah yang tidak memiliki saluran pembuangan limbah sebanyak 3 rumah
(4,2%), tidak ada 1 rumah (1,4%)
Berdasarkan tabel 2.23 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data binatang / hewan
peliharaan, sebagian besar rumah yang memiliki binatang / hewan
peliharaan sebanyak 39 rumah (64,2%), rumah yang memiliki serangga
sebanyak 30 rumah (41,7%).
3.1.3.24 Berdasarkan pemanfaatan layanan kesehatan
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. RS 5 6,9%
b. PKM 63 87,5%
c. Klinik 2 2,8%
d. Alternatif 2 2,8%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.25 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data, terdapat pemanfaatan
layanan kesehatan berupa RS sebanyak 5 orang (6,9%), pemanfaatan
layanan kesehatan berupa PKM sebanyak 63 orang (81,5%), dan
pemanfaatkan layanan kesehatan berupa klinik sebanyak 2 orang (2,8%).
3.1.3.25 Berdasarkan jaminan kesehatan
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. BPJS 45 62,5%
b. Mandiri 12 16,7%
c. Lain-lain 15 20,8%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.26 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data, sebagian besar jaminan
kesehatan berupa BPJS sebanyak 45 orang (62,5%), jaminan kesehatan
lainnya sebanyak 15 orang (20,8%), dan jaminan kesehatan berupa mandiri
sebanyak 12 orang (16,7%).
3.1.3.26 Berdasarkan kebiasaan CTPS
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ya 61 84,7%
b. Tidak 11 15,3%
Total 72 100%
6
Berdasarkan tabel 2.27 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data, terdapat kebiasaan cuci
tangan menggunakan sabun sebanyak 61 orang (84,7%), dan tidak kebiasaan
cuci tangan menggunakan sabun sebanyak 11 orang (15,3%).
3.1.3.27 Berdasarkan mengkonsumsi lauk/hari
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ya 72 100%
b. Tidak - -
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.28 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data, seluruh orang
mengkonsumsi lauk/hari sebanyak 72 orang (100%).
3.1.3.28 Berdasarkan makan sayur dan buah/hari
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ya 39 54,2%
b. Tidak 33 45,8%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.29 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data, sebagian besar orang
makan sayur dan buah/hari sebanyak 39 orang (54,2%), dan tidak memakan
makan sayur dan buah/hari sebanyak 33 orang (45,8%).
3.1.3.29 Berdasarkan tidak merokok dalam rumah
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ya 40 55,6%
b. Tidak 32 44,4%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.30 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data, sebagian besar kebiasaan
merokok dalam rumah ada sebanyak 40 orang (55,6%), dan tidak kebiasaan
merokok dalam rumah sebanyak 32 orang (44,4%).
3.1.3.30 Berdasarkan olahraga/hari
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ya 4 5,6%
7
b. Tidak 23 31,9%
c. Kadang - kadang 45 62,5%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.31 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data, terdapat orang yang
melakukan olahraga/hari sebanyak 4 orang (5,6%), dan orang tidak
melakukan olahraga/hari sebanyak 23 orang (31,9%).
3.1.3.31 Berdasarkan penggunaan KB
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. IUD 5 20%
b. Pil 4 16%
c. Suntik 5 20%
d. Kondom - -
e. Implan 4 16%
f. MOV - -
g. MOP - -
h. Tidak KB 7 28%
Total 25 100%
Berdasarkan tabel 2.32 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=25 data wanita subur, terdapat
wanita yang menggunakan KB UID sebanyak 5 orang (20%), menggunakan
KB Pil sebanyak 4 orang (16%), menggunakan KB Suntik sebanyak 5 orang
(20%), menggunakan KB implan 4 orang (16%)tidak ada yang
menggunakan KB MOV, dan tidak KB sebanyak 7 orang (28%).
Berdasarkan tabel 2.33 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=7 data wanita subur yang tidak
menggunakan KB, sebagian besar alasan wanita tidak menggunakan KB
karena takut sebanyak 1 orang (14.2%)..
3.1.3.33 Berdasarkan pemeriksaan ANC
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Rutin - -
b. Tidak rutin - -
c. Tidak pernah - -
Total - -
Berdasarkan tabel 2.34 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=0 data wanita subur yang hamil
dan tidak ada yang melakukan pemeriksaan ANC.
3.1.3.34 Berdasarkan pemberian ASI Eksklusif pada balita
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ya 2 66,7%
b. Tidak 1 33,3%
Total 3 100%
Berdasarkan tabel 2.36 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=3 data balita, pemberian ASI
Eksklusif pada balita sebanyak 2 balita (66,7%), dan yang tidak 1 balita
(33,3%).
3.1.3.35 Berdasarkan pemberian imunisasi dasar pada balita
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Lengkap 18 94,7%
b. Belum lengkap 1 5,3%
c. Tidak lengkap - -
Total 19 100
Berdasarkan tabel 2.37 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=19 data balita, pemberian
imunisasi dasar pada balita secara lengkap sebanyak 18 balita (94,7%), dan
pemberian imunisasi dasar pada balita yang belum lengkap sebanyak 1
balita (5,3%).
3.1.3.36 Berdasarkan gizi anak sekolah
7
Berdasarkan tabel 2.38 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=49 data anak sekolah, anak
sekolah yang memiliki gizi baik sebanyak 44 anak (89,8%), dan anak
sekolah yang memiliki cukup gizi sebanyak 5 anak (10,2%).
3.1.3.37 Berdasarkan kesehatan dan perawatan gigi pada anak sekolah
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Gosok gigi
Rutin 48 94,1%
Tidak rutin 3 5,9%
Tidak pernah - -
Total 51 100%
b. Sakit gigi
Ya 8 15,7%
Tidak 43 84,3%
Total 51 100%
Berdasarkan tabel 2.39 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=51 data anak sekolah, anak
sekolah yang rutin menggososk gigi sebanyak 48 anak (94,1%), dan anak
sekolah yang tidak rutin menggosok giginya sebanyak 3 anak (6,9%).
Sedangkan anak sekolah yang mengalami sakit gigi sebanyak 8 anak
(15,7%) dan yang tidak mengalami sakit gigi sebanyak 43 orang (84,3%).
Berdasarkan tabel 2.40 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=48 data remaja, remaja yang
melakukan perilaku menyimpang berupa merokok sebanyak 8 orang
(16,7%), dan tidak ada remaja yang melakukan perilaku menyimpang
sebanyak 40 orang (83,3%).
3.1.3.39 Berdasarkan remaja yang ikut organisasi
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Aktif 7 13,7%
b. Tidak aktif 44 86,3%
Total 51 100%
Berdasarkan tabel 2.41 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=51 data remaja, remaja yang aktif
dalam organisasi sebanyak 7 orang (13,7%), dan remaja yang tidak aktif
dalam organisasi sebanyak 44 orang (86,3%).
3.1.3.40 Berdasarkan kesehatan lansia
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Posyandu
Rutin 13 25%
Tidak rutin 24 46,2%
Tidak pernah 15 28,8%
Total 52 100%
b. Pemeriksaan
kesehatan
Rutin 12 23,5%
Tidak rutin 30 58,8%
Tidak pernah 9 17,6%
Total 51 100%
c. Kegiatan sosial
Rutin 13 25,5%
Tidak rutin 26 51%
Tidak pernah 12 23,5%
Total 51 100%
7
Berdasarkan tabel 2.42 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=51 data lansia, lansia yang rutin
pergi keposyandu sebanyak 13 orang (24%), dan lansia yang tidak rutin
pergi ke posyandu sebanyak 24 orang (46,2%). Lansia rutin menerima
pendidikan kesehatan lansia sebanyak 12 orang (23,5%), dan yang tidak
rutin sebanyak 30 orang (58,8). Sedangkan lansia yang ruitn mengikuti
kegiatan sosial sebanyak 13 lansia (25,5%), dan lansia yang tidak rutin
mengikuti kegiatan sosial sebanyak 26 lansia (51%)
posyandu lansia.
Mengatakan kurang
inisiatif diri untuk ikut
mengikuti kegiatam
posyandu lansia
DO :
Dari hari pengkajian
dudapatkan, total
lansia yang tidak
pernah mengikuti
posyandu lansia
sebanyak 52 KK
46,2% dari 72 KK
3. Masalah Kesehatan - Kurang terpapar D0116
DS : informasi Kategori :
Dari hasil pengkajian - Ketidakefektifan Perilaku
masyarakat 6 bulan pola perawatan Subkategori :
terakhir kesehatan keluarga Penyuluhan dan pembelajaran
mengungkapkan MK :
kesulitan dalam Manajemen kesehatan tidak
menjalani program efektif
keperawatan
DO :
Dari hasil pengkajian
didapatkan bahwa
aktifitas sehari-hari
tidak efektif untuk
memenuhi tujuan
kesehatan diperoleh
data :
16,6% Mengalami
batuk pilek
6,1% Mengalami diare
2.6% Mengalami
Hipertensi
4. Masalah Remaja - Pemeliharaan gaya D.009
DS : hidup tidak sehat Kategori :
Berdasarka pengkajian (mis, merokok) Psikososial
pada remaja, remaja Subkategori :
mengatakan bahwa Integritas Ego
mereka merokok, MK : Perilaku Kesehatan
mengikuti teman Cenderung Beresiko (Remaja)
sebayanya. Agar tidak
dianggap cupu, selain
itu remaja mengatakan
bahwasannya jika
tidak merokok tidak
enak
7
DO :
Dari hasil pengkajian
didapatkan bahwa
remaja menunjukkan
penolakkan terhadap
perubahan status
kesehatan
(Mengurangi atau
berhenti merokok)
Didapatkan data
16,7% perilaku
menyimpang remaja
yaitu merokok
5. Masalah pada - Lingkungan Tidak D.0114
Lingkungan Terapeutik Kategori :
DS: Perilaku
Dari hasil pengkajian Subkategori:
Masyarakat Penyuluhan dan Pembelajaran
mengatakan MK :
kurangnya menjalani Ketidakpatuhan b.d Lingkungan
perawatan lingkungan. Tidak Terapeutik
Masyarakat
mengatakan
pengelolaan sampah
dengan cara dibakar
dan menguras air
dalam tampungan
lebih dari 3 hari 1x
DO :
Dari data pengkajian
perilaku tidak
menjalankan aturan
lingkungan, didapat
data :
91,7% Pengelolaan
sampah dibakar
41,7% Rumah
terdapat serangga
31,9% Rumah ada
jentik nyamuk
Resiko parah
Masalah
No
Jumlah
Keperawat
an
1 Defisit 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37
Pengeta
huan
Tentang
Perilaku
Sehat
(Cuci
Tangan
Pakai
Sabun)
Perilaku 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 37
2 Kesehatan
Cenderung
Beresiko
(Lansia)
3 Manajemen 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
Kesehatan Tidak
Efektif
4 Perilaku 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 38
Kesehatan
Cenderung
Beresiko
(Remaja)
5 Ketidakpatuhan 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38
Skore penilaian:
1: sangat rendah
2: rendah
7
3: cukup
4: tinggi
5: sangat tinggi
3.4 Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (Lansia)
2. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif ( Batuk Efektif)
3. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (Remaja)
4. Ketidakpatuhan b.d Lingkungan Tidak Terapeutik
5. Defisit Pengetahuan Tentang Perilaku Sehat (Cuci Tangan Pakai Sabun)
7
BAB 4
POKJA KESEHATAN REMAJA DAN DEWASA
Planning Of Action
Diagnosa Evaluasi
Strategi Rencana
No Keperawatan Tujuan Sasaran Tempat Evaluator
Komunitas Kegiatan Kriteria Standar
Komunitas
1. Perilaku setelah dilakukan Lansia Promosi 1. penyuluhan di desa Verbal 1. peserta atau - Ketua Rw
kesehatan tindakan keperawatan kesehatan : kelompok Darungan agregat lansia dusun
cenderung selama 1 minggu penyuluhan lansia tentang dapat darungan
beresiko diharapkan perilaku kesehatan tentang cara memahami - Ketua RT
(lansia) kesehatan di wilayah edukasi pentingnya pemanfaatan pentingnya - Kepala desa
darungan membaik . posyandu lansia, fasilitas lansia dan dapat - Mahasiswa
jangka pendek setelah penanganan kesehatan memanfaatkan profesi ners
dilakukan tindakan nonfarmakologis dan fasilitas berupa STIKES
keperawatan : hipertensi dan mengajak posyandu lansia Karya
1. Masyarakat mampu penanganan lansia yang untuk Husada
melakukan tindakan nonfarmakologis belum melakukan Kediri
pencegahan masalah asam urat mengikuti pemeriksaan
kesehatan terutama pemberdayaan : untuk kesehatannya,
pada lansia mengadakan mengikuti mampu
2. Kemampuan penyuluhan pada posyandu mengetahui
meningkatkan lansia tentang lansia bahwa posyandu
kesehatan pentingnya 2. melibatkan lansia tidak
meningkat menjaga dan keluarga hanya untuk
3. Pencapaian menerapkan dalam lansia yang sakit
pengendalian perilaku hidup membantu
kesehatan sehat. lansia untuk
8
meningkat dapat
memanfaatka
n fasilitas
kesehatan
3. pemberdayaa
n kader
dalam
melakukan
pemeriksaan
kesehatan
sehingga
kelompok
lansia dapat
melakukan
pemeriksaan
kesehatan
secara rutin
2. Manajemen setelah dilakukan 1. Dewasa Promosi Memberikan Dilaksana Verbal 1. Warga yang - Ketua Rw
kesehatan tindakan keperawatan dan kesehatan : Penyuluhan dan kan berperilaku dusun
tidak efektif selama 1 minggu Anak - Penyuluhan leaflet kesehatan secara kurang baik darungan
diharapkan manajemen anak kesehatan tentang tentang offline di untuk kesehatan - Ketua RT
kesehatan meningkat. pentingnya pentingnya desa dapat - Kepala desa
jangka pendek setelah manajemen manajemen darungan meningkatkan - Mahasiswa
dilakukan tindakan kesehatan untuk kesehatan untuk manajemen profesi ners
keperawatan : meningkatkan meningkatkan kesehatan dan STIKES
1. Melakukan tindakan kesehatan pada kesehatan pada mencegah faktor Karya
untuk mengurangi masyarakat desa masyarakat desa risiko terjadinya Husada
faktor resiko Darungan agar Darungan agar penyakit dan Kediri
8
3. Perilaku setelah dilakukan Remaja Promosi 1. Memberikan Dilaksana Verbal 1. Remaja - Ketua Rw
kesehatan tindakan keperawatan kesehatan : penyuluhan kan mampu dusun
cenderung selama 1 minggu Pentingnya dan juga secara menerapkan darungan
beresiko diharapkan perilaku mengikuti leaflet offline di perilaku hidup - Ketua RT
(remaja) kesehatan di wilayah penyuluhan tentang mengenai desa sehat tanpa - Kepala
darungan membaik . bahaya merokok pengaruh darungan merokok, dan desa
jangka pendek setelah bagi remaja dan bahaya memahami - Mahasiswa
dilakukan tindakan juga merokok pada bahaya profesi
keperawatan : lingkungannya. remaja dan merokok, cara ners
1. Masyarakat mampu pemberdayaan : dampak mencegah STIKES
melakukan tindakan mengadakan merokok bagi ketergantunga Karya
pencegahan penyuluhan pada kesehatan n pada Husada
masalah kesehatan remaja tentang 2. Penyuluhan merokok, dan Kediri
terutama pada pentingnya kepada dampak
remaja menjaga dan kelompok merokok bagi
8
4. Ketidak setelah dilakukan Tokoh Promosi Memberikan Dilaksana Verbal 1. masyarakat - Ketua Rw
patuhan tindakan keperawatan masyarakat Kesehatan : penyuluhan kan mampu dusun
selama 1 minggu Penyuluhan mengenai secara menerapkan darungan
diharapkan tingkat kesehatan tentang pengaruh offline di perilaku hidup - Ketua RT
kepatuhan di wilayah pentingnya lingkungan dan desa sehat dengan - Kepala
darungan meningkat . menjaga melakukan studi darungan cara desa
jangka pendek setelah lingkungan dengan banding dan mengelola - Mahasiswa
dilakukan tindakan cara mengelola kerja bakti di Rt sampah profesi
keperawatan : sampah 3&4 berdasarkan ners
1. verbalisasi kemauan berdasarkan jenisnya. STIKES
mematuhi program jenisnya. Karya
8
IMPLEMENTASI
2. Implementasi Hari Ke-2 : Sabtu 03 1. Perwakilan mahasiswa 1. Perlunya komunikasi S : Responden mengatakan
Desember 2022 Jam : 09.00, Tempat : bersama dengan kader yang efektif dan efisien memahami dan mengerti akan
Rumah Pak Fatkur Darungan, Oleh : mengkaji dalam agregat kepada lansia yang kesadaran melakukan
Mahasiswa, Kader dan Petugas sasaran lansia. mengalami keterbatasan pemeriksaan kesehatan di
Puskesmas 2. Para responden pada pengetahuan. posyandu lansia, tindakan untuk
masing-masing wilayah mengurangi faktor resiko tentang
mahasiswa mulai penyakit yang dialami lansia
memahami pentingnya meningkat, verbalisasi kesulitan
memanfaatkan fasilitas dalam menjalani program
kesehatan(posyandu perawatan/pengobatan menurun
lansia).
3. Responden pada salah O : Responden tampak sudah
satu mahasiswa mengerti tentang manfaat fasilitas
perwakilan bersama kesehatan dengan segala
dengan kader setuju pertanyaan yang telah diajukan
dengan adanya intervensi oleh kader maupun mahasiswa,
yang diberikan kelompok. responden juga nampak yakin dan
menerima saran yang telah
diberikan.
A : Masalah keperawatan Perilaku
kesehatan cenderung beresiko
pada kelompok lansia teratasi
8
IMPLEMENTASI
Diagnosa : Manajemen Kesehatan Tidak Efektif Pada Kelompok Anak
Usia Sekolah Dengan Etika Batuk
No. Kegiatan Hasil Hambatan Evaluasi
1. Implementasi hari ke-1 : 1. Responden 1. Ada beberapa S : Responden
Kamis, 24 November 2022 memahami responden mengatakan
oleh mahasiswa dan kader. informasi yang yang sulit mulai
1. Masing-masing telah diberikan memahami memahami
mahasiswa dan kader oleh mahasiswa Pendidikan tentang cara
menyakan Kembali dan kader. Kesehatan etika batuk yang
pemahaman responden 2. Responden yang diberikan baik dan benar
tentang informasi yang mengikuti oleh O : Responden
diberikan oleh intervensi mahasiswa tampak mulai
mahasiswa dan kader Pendidikan dan kader mengerti tentang
sebelumnya. Kesehatan yang sehingga apa yang
2. Masing-masing difasilitasi oleh membutuhkan dijelaskan oleh
mahasiswa dan kader kelompok pengulangan mahasiswa dan
memberikan Kembali melalui media materi kader setelah
informasi mengenai leaflet tentang diberikan
pentingnya etika batuk definisi etika edukasi.
yang baik dan benar. batuk, tanda dan A : Masalah
3. Masing-masing gejala serta cara keperawatan
mahasiswa perwakilan pencegahannya. manajemen
memberikan Kembali Kesehatan tidak
informasi kepada efektif pada
responden mengenai kelompok anak
kebersediaan dalam dengan etika
mengikuti intervensi batuk teratasi
Pendidikan Kesehatan Sebagian
yang difasilitasi oleh P : Intervensi
kelompok melalui media dihentikan
leaflet tentang definisi
etika batuk, tanda dan
gejala serta cara
pencegahannya.
4. Mahasiswa melakukan
pemberdayaan kader
dalam melakukan
pemeriksaan Kesehatan
dan pemahaman tentang
upaya atau cara
mengatasi masalah
Kesehatan terhadap
kelompok anak-anak
dengan mengajarkan
cara menerapkan etika
8
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
kesehatan yang
di fasilitasi oleh
kelompok
melalui media
leaflet tentang 6
langkah cuci
tangan.
4. Mahasiswa
melakukan
pemberdayaan
kader dalam
melakukan
pemeriksaan
kesehatan dan
pemahaman
tentang upaya
atau cara
mengatasi
masalah
kesehatan
terhadap tidak
mencuci tangan
dengan baik dan
benar seperti
diare pada
kelompok anak-
anak dan
dewasa,
sehingga tingkat
penyakit diare
menurun, seperti
mengajarkan
cara cuci tangan
6 langkah pakai
sabun dengan
baik dan benar.
9
Evaluasi dilakukan secara luring dan diikuti oleh agregat anak usia sekolah
No. Acara Kegiatan
1. Pembuakaan Acara dibuka oleh moderator, meliputi :
1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan
2. Pelaksanaan 3. Pembacaan materi pentingnya batuk efektif dan cuci tangan 6 langkah yang baikdan benar (anak
usia sekolah) dijelaskan oleh perwakilan kelompok dan dilanjutkan di demonstrasikan secara
bersama-sama dengan anak-anak.
4. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya
5. Evaluasi dilakukan oleh perwakilan kelompok, meliputi :
6. Menyakan responden sudah mengerti/paham mengenai materi yang sudah dijelaskan oleh
perwakilan kelompok.
3. Penutup Acara di tutup oleh moderator, meliputi :
1. Evaluasi dari kader
2. Evaluasi dari ketua kelompok, orientasi menanyakan pemahaman dari materi yang telah diberikan
ole kelompok kepada responden
3. Mengucapkan terimakasih kepada responden
4. Mengucapkan salam oleh semua anggota kelompok
5. Berfoto bersama
9
Evaluasi dilakukan secara luring dan diikuti oleh kelompok atau agregat lansia dan perwakilan keluarga.
No. Acara Kegiatan
1. Pembuakan 1. Memberikan salam
2. Menanyakan kondisi lansia dan keluarga
3. Menjelaskan tujuan kedatangan
4. Melakukan kontrak waktu
5. Penyampaian izin mengambil dokumentasi (kesediaan responden untuk difoto)
2. Pelaksanaan 1. Penjelasan terkait pemanfaatan fasilitas posyandu yang disediakan pemerintah dan menjelaskan
kepada lansia dan keluarga akan pentingnya mengikuti posyandu lansia serta dukungan keluarga.
2. Memberikan kesempatan kepada keluarga atau lansia untuk bertanya
3. Penutup Penutupan implementasi meliputi :
1. Evaluasi dilakukan oleh perwakilan kelompok, meliputi :
Menyakan responden sudah mengerti/paham mengenai materi yang sudah dijelaskan oleh
perwakilan kelompok, menanyakan kepada responden terkait apa saja keuntungan mengikuti
posyandu lansia.
2. Penyampaian ulang materi secara singkat.
3. Mengucapkan terimakasih atas waktu yang diberikan.
4. Memberikan salam penutup.
99
BAB 5
2) Pelaksanaan
kesehatan.
- Hambatan : hambatan saat melakukan pengkajian terdapat
beberapa KK yang kurang terbuka dan langsung menolak
untuk dikaji.
l) Lyana Anggun M (RT 4 RW 1 Dsn. Darungan, Ds. Darungan
Kec. Pare Kab. Kediri)
- Evaluasi : saat melakukan pengkajian dengan 3 KK, semua
keluarga kooperatif dan mau terbuka saat diwawancara
terkait dengan masalah riwayat kesehatan keluarga.
Evaluasi kelompok :
a. Evaluasi Struktur
Untuk menunjang terlaksananya pengumpulan dan pengolahan data
diperlukan sarana dan prasarana yaitu antara lain menyiapkan format
pengkajian. Proses pengumpulan data dan pengkajian yang
dilakukan pada tanggal 03 November 2022 ini terlaksana dengan
lancar yang dibimbing oleh Bapak Dr.Ns, Moch Maftuchul
Huda,M.Kep,Sp.Kom
b. Evaluasi Proses
Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data pada masyarakat
di RW 01 Dusun Darungan Desa Darungan Kecamatan Pare,
dilaksanakan pada tanggal 03 November 2022 dapat berjalan
dengan lancar. Proses pengumpulan data dilakukan oleh semua
mahasiswadimulai dari pengambilan data dari ketua RW dan
ketuaRT serta melakukan winshield survey ke masyarakat di di
RW 01 Dusun Darungan Desa Darungan Kecamatan Pare,.
Setelah data terkumpul dari setiap RT kemudian dilakukan
tabulasi dan melakukan analisa masalah yang muncul dari
setiap data pengkajian yang telah dilakukan, selanjutnya
menentukan prioritas masalah sesuai dengan skor dan terakhir
membuat perencanaan atau Planing of Action (POA) untuk
mengatasi masalah yang muncul.
c. Evaluasi hasil
Hasil dari pengumpulan dan pengolahan data didapatkan
masalah keperawatan komunitas sesuai dengan prioritas
10
berdasarkan skor :
a. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (Lansia)
d. Ketidakpatuhan (Lingkungan)
a. Ainindya Riski :
keluarga
- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan
masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas.
f. Dwiky Primandani
keluarga
- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan
masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
p. Salwatila Badar Purnomo
5.2.1 Persiapan
b. Kontrak waktu dengan dosen dan tokoh masyarakat dari wilayah yang
telah dipilih.
c. Mengirim file laporan MMD dan PPT kepada dosen dan tokoh
masyarakat dari wilyah yang telah dipilih.
d. Mempersiapkan media untuk MMD dengan cara Luring
5.2.2 Pelaksanaan
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
j. Iska Evifa Asmaul Khusna : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan
pada tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat
tidak bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
k. Lusi Puspita Ningrum : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada
tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak
bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
l. Lyana Anggun Maharani : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan
pada tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat
tidak bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
m. Pingkan Nuralbaniah : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada
tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak
bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
n. Pramayoni DK : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada
tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak
bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
o. Salwatila Badar Purnomo : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan
pada tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat
tidak bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
11
a. Evaluasi Struktur
5.3.3 Pelaksanaan
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
g. Dwiky Primandhani :
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
h. Erna Daniaty :
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
12
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
l. Lia purniasari
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
m. Anjas Aldhaniar Bekti
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
12
a. Evaluasi Struktur
Untuk menunjang terlaksananya penyuluhan posyandu lansia pada lansia
maka mahasiswa bekerja sama dengan kader yang ada di Desa Darungan
Kecamatan Pare. Persiapan dilakukan 1 hari sebelum acara dilaksanakan
dengan menyiapkan semua materi penyuluhan dan leaflet. Proses
pelaksanaan evaluasi pada hari pertama berjalan dengan lancar.
b. Evaluasi Proses
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang posyandu lansia pada lansia di
Desa Darungan Kecamatan Pare.dilaksanakan pada tanggal 01 dan 03
Desember 2022 ini dapat berjalan dengan lancar. Proses penyuluhan
kesehatan dilakukan oleh kader di bantu dengan mahasiswa (di Wilayah
agregat di Desa darungan) yang dimulai dengan membuka kegiatan
penyuluhan, memberikan materi penyuluhan dilanjutkan sesi diskusi dan
penutupan kegiatan penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
Pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang posyandu lansia pada lansia di
Desa Darungan Kecamatan Pare sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat dan mendapatkan respon positif dari peserta penyuluhan.
Hal ini dibuktikan setelah dilakukannya implementasi, 100% peserta
penyuluhan/lansia sudah memahami dan bisa menjelaskan dengan baik
mengenai posyandu lansia dan program perawatan dalam menangani
12
kegiatan posyandu lansia. Selain itu, 86% peserta penyuluhan juga bisa
menjawab dengan baik saat kader mereview ulang tentang posyandu lansia .
Lansia juga akan mengusahakan kegiatan posyandu lansia dan mengikuti
kegiatan posyandu lansia dengan tetap mematuhi protokol kesehatan serta
melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Keberhasilan ini tidak lepas
dari dukungan perangkat desa yang memberi kesempatan kepada mahasiswa
dan kader yang telah membantu mensukseskan acara penyuluhan serta
antusiasme dari lansia.
5.3.5 Dukungan
Agregat terpilih memberikan respon yang baik mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi akhir dengan seluruh anggota kelompok
5.3.6 Rencana Tindak Lanjut
a. Diharapkan kader yang telah dilatih mampu membawahi kelompok kerja
keluarga lansia, khususnya di Desa Darungan Kecamatan Pare.
b. Diharapkan kader yang telah dilatih mampu berkoordinasi secara mandiri
kepada penyedia pelayanan kesehatan (Puskesmas) agar lansia mau untuk
mengikuti kegiatan posyandu lansia serta memeriksakan kesehatannya
secara rutin.
c. Diharapkan kader mampu menjalankan peran kader sesuai dengan buku
pedoman kader tidak hanya saat ini, tapi untuk selanjutnya dan mampu
membentuk kader-kader berikutnya.
d. Kader mampu bekerjasama dengan pihak puskesmas untuk tindak lanjut ke
masyarakat.
12
I. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta akan
mengerti dan memahami tentang pentingnya Etika Batuk.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran kesehatan diharapkan peserta mampu
menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta masyarakat dapat
mengetahui tentang pentingnya mengenai Etika Batuk.
II. Materi
1. Mengenalkan pengertian dari batuk dan etika batuk
2. Mengenalkan tujuan etika batuk
3. Mengenalkan dampak dari batuk
4. Mengenalkan penyebab batuk
5. Menjelaskan cara batuk yang baik dan benar
III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab (Diskusi)
12
IV. Media
1. Leaflet
V. Susunan Acara Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 Menit Pembukaan Mendengarkan
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam pembukaan yang
2. Memperkenalkan diri disampaikan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang diberikan
5. Menyampaikan kontrak waktu
2 30 Menit Pelaksanaan Mendengarkan
Penyampaian materi oleh pemateri : dan memberikan
1. Mengenalkan pengertian dari batuk dan etika feedback terhadap
batuk materi yang
disampaikan
2. Mengenalkan tujuan etika batuk
3. Mengenalkan dampak dari batuk
4. Mengenalkan penyebab batuk
5. Menjelaskan cara batuk yang baik dan benar
3 10 Menit Tanya Jawab (Diskusi) Mengajukan
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk pertanyaan
bertanya tentang materi yang kurang dipahami
4 10 Menit Evaluasi Menjawab
1. Menanyakan kembali kepada peserta tentang materi pertanyaan
yang telah disampaikan
5 5 Menit Penutup Mendengarkan
1. Menjelaskan kesimpulam dari materi penyuluhan dengan seksama
2. Ucapan terimakasih dan menjawab
3. Salam penutup salam
Evaluasi Struktur
Untuk menunjang terlaksananya penyuluhan tentang etika batuk pada anak
usia sekolah maka mahasiswa bekerjasama sdengan kader yang ada di RT
03 dan 04 dusun Darungan desa Darungan kecamatan Pare Kediri.
Persiapan dilakukan satu hari sebelum acara dilakukan dengan
menyiapkan semua materi penyuluhan dan leaflet. Proses pelaksanaan
evaluasi berjalan dengan lancar yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa,
kader, dan pak ustad.
13
Evaluasi Proses
Kegiatan penyuluhan Kesehatan tentang manajemen tidak efektif
pentingnya etika batuk pada anak usia sekolah di RT 03 dan 04 dusun
Darungan desa Darungan kecamatan Pare Kediri dilaksanakan tanggal 24
November 2022 dapat berjalan dengan lancar. Proses penyuluhan
dilakukan oleh mahasiswa yang dimulai dengan membuka kegiatan
penyuluhan, memberikan materi, dilanjutkan sesi diskusi dan penutupan
kegiatan penyuluhan
EVALUASI HASIL
Pelaksanaan penyuluhan Kesehatan tentang pentingnya etika batuk pada
anak usia sekolah di RT 03 dan 04 dusun Darungan desa Darungan
kecamatan Pare Kediri sudah dilaksanakan sesuai jadwal yang telah
dibuat. Hal ini dibuktikan setelah dilakukannya implementasi, 90 %
peserta penyuluhan atau anak usia sekolah sudah memahami dan bisa
menjelaskan dengan baik mengenai etika batuk yang baik dan benar.
Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan perangkat desa yang
memberikan kesempatan pada mahasiswa dan kader yang telah membantu
mensukseskan acara penyuluhan serta antusiasme dari seluruh responden.
Dukungan
13
a. Dari Kepala Desa, Kepala Dusun, Ketua RT beserta kader yang telah
memberikan izin kepada kelompok untuk melakukan penyuluhan tentang
etika batuk yang baik dan benar.
b. Agregat terpilih memberikan respon yang baik mulai dari pengkajian,
pelaksanaan sampai dengan evaluasi akhir beserta seluruh anggota
kelompok.
13
I. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit tentang bahaya
rook terhadap remaja, peserta penyuluhan mengerti dampak
menggunakan atau mengkonsumsi rokok.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan 1x diharapkan peserta penyuluhan
mampu :
a. mengerti apa itu rokok
b. mengerti kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok
c. memahami bahaya rokok
d. menghindari tindakan merokok
II. Materi
12. menjelaskan pengertian tentang rokok
13. menjelaskan macam-macam rokok
13
a. Ainindya Riski
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja
dengan tema bahaya merokok. para agregrat remaja bisa
berkooperatif bisa memahami penjelasan yang diberikan
mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan dengan
baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan
b. Anjas Aldhaniar Bekti :
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja
dengan tema bahaya merokok. para agregrat remaja bisa
berkooperatif bisa memahami penjelasan yang diberikan
mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan dengan
baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan
c. Fitri Sri Indah
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja
dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan
dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan
d. Pramayoni Dharma
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja
dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
14
g. Dwiky Primandani
h. Elita Indah
i. Erna Daniati
l. Lusi Puspitaningrum
n. Pingkan Nuralbaniah
q. Lia Purniasari
Evaluasi Kelompok :
a. Evaluasi Struktur
Untuk menunjang terlaksananya penyuluhan terhadap remaja
dengan tema bahaya merokok pada agregrat remaja maka
mahasiswa bekerja sama dengan kader yang ada di RW 01
Desa Darungan . Persiapan dilakukan 1 hari sebelum acara
dilaksanakan dengan menyiapkan semua materi penyuluhan
dan leaflet. Proses pelaksanaan evaluasi pada hari terakhir
berjalan dengan lancar yang dihadiri oleh penanggung jawab
remaja dan ketua karang taruna serta seluruh anggota
kelompok
b. Evaluasi Proses
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang bahaya merokok
pada remaja di RW 01 Desa Darungan, dilaksanakan pada
tanggal 26 November 2022 ini dapat berjalan dengan lancar.
Proses penyuluhan kesehatan dilakukan oleh mahasiswa (di
Desa Darungan) yang dimulai dengan membuka kegiatan
14
5.5.2 Dukungan
Waktu : 60 Menit
I. Tujuan
III. Metode
1. Ceramah
IV. Media
1. Leaflet
IX Evaluasi Hasil
X Dukungan
I. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta akan
mengerti dan memahami tentang 6 langkah cara cuci tangan yang baik
dan benar.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu:
c. Menyampaikan pengertian, kapan waktu cuci tangan, manfaat
cuci tangan yang tepat dan benar, dan 6 langkah cuci tangan.
d. Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan, dan manfaat cuci tangan
yang baik dan benar.
II. Materi
4. Pengertian cara cuci tangan 6 langkah yang baik dan benar.
5. Tujuan mencuci tangan yang baik dan benar.
6. Manfaat mencuci tangan yang baik dan benar
7. Sasaran kegiatan di balai desa darungan .
III. Metode
1. Ceramah
15
5. Pramayoni DK
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan anak – anak tampak memperhatikan,
aktif dalam mengikuti apa yang telah di praktekan oleh
mahasiswa terkait 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar,
anak – anak tidak malu apabila ditunjuk untuk mempraktekan
kembali.
- Hambatan : Dalam pelaksanaan hambatan yang muncul ada sebagian anak
yang hanya bermain sendiri tanpa memperhatikan materi yang
telah diberikan.
6. Diki Surya Prayoga
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan semua berjalan dengan lancar dan
kooperatif, bila ada yang belum paham tidak malu bertanya
kembali.
- Hambatan : Saat dilakuan kegiatan ada sebagian yang kurang kooperatif.
7. Dwiki Primandani
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan semua berjalan dengan lancar dan
kooperatif, bila ada yang belum paham tidak malu bertanya
kembali.
- Hambatan : Saat dilakuan kegiatan ada sebagian yang kurang kooperatif.
8. Erna Daniaty
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan semua berjalan dengan lancar dan
kooperatif, bila ada yang belum paham tidak malu bertanya
kembali.
- Hambatan : Saat dilakuan kegiatan ada sebagian yang kurang kooperatif.
9. Iska Evifa
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan anak – anak tampak memperhatikan,
aktif dalam mengikuti apa yang telah di praktekan oleh
mahasiswa terkait 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar,
anak–anaktidak malu apabila ditunjuk untuk mempraktekan
kembali.
15
Evaluasi Kelompok
Dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami pada kelompok yaitu
hambatan saat evaluasi yang dilakukan secara luing pada hari terakhir evaluasi,
terdapat beberapa kendala terkait pemilihan presentator. Meskipun demikian,
hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang besar dalam penyuluhan. Hal
tersebut dapat dilihat dari keseluruhan evaluasi yang dilakukan bahwa peserta
mampu memahami dan menerima materi yang telah disampaikan oleh presentator
dan dapat mempraktikkan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar dengan
antusias.
a. Evaluasi Struktur
Untuk menunjang terlaksananya penyuluhan terhadap anak-anak dengan
tema 6 langkah cuci tangan maka mahasiswa bekerja sama dengan tokoh
masyarakat dan sasaran dewasa bekerjasama dengan kader yang ada di
RW 01 Desa Darungan. Persiapan dilakukan 1 hari sebelum acara
dilaksanakan dengan menyiapkan semua materi penyuluhan dan lealfet.
Proses pelaksanaan evaluasi pada hari terakhir berjalan dengan lancar yang
dihadiri oleh penanggung jawab sasaran serta seluruh anggota kelompok.
b. Evaluasi Proses
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang 6 langkah cuci tangan pada anak-
anak di RW 01 Desa Darungan dilakanakan ada tanggal 24 November
2022 in dapat berjalan dengan lancar. Proses penyuluhan kesehatan
dilakukan oeh mahasiswa(di Masjid Desa Darungan) yang dimulai dengan
membuka kegiatan penyuluhan, mahasiswa menyampaikan materi dan
mempraktikkan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar secara
langsung dilanjutkan sesi diskusi dan penutupan kegiatan penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
16
Dukungan
a. Dari Kepala Desa, Kepala Dusun, Ketua RT beserta kader yang telah
memberikan izin kepada kelompok untuk melakukan penyuluhan tentang 6
langkah cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar.
b. Agregat terpilih memberikan respon yang baik mulai dari pengkajian,
pelaksanaan sampai dengan evaluasi akhir beserta seluruh anggota
kelompok
16
BAB 6
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Praktik klinik komunitas yang dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners
STIKES Karya Husada Kediri tahun 2022 yang dilaksanakan di Desa
Darungan Kec.Pare merupakan suatu program profesi ners untuk
mengimplementasikan konsep-konsep perawatan komunitas melalui
pendidikan kesehatan masyarakat sesuaidengan masalah yang temukan atau
yang terjadi di masyarakat.
Praktik komunitas ini dilakukan di berbabagai sektor yaitu meliputi praktik
keperawatan puskesmas, keluarga, komunitas yang dilakukan melalui tahap
pengkajian, perencanaan, intervensi, serta evaluasi dengan kegiatan yang
terstruktur. Pada praktik komunitas ini mahasiswa melakukan intervensi
berupa health education berupa penyuluhan mengenai cara batuk efektif
yang baik dan cuci tangan 6 langkah dengan benar, pentingnya posyandu
lansia, bahaya merokok yang di implementasikan dalam seminggu secara
luring. Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan kader dari berbagai
daerah antaranya kader lansia, kader anak- anak (guru), dan kader karang
taruna, RT, dan tokoh masyarakat.
Setelah dilakukan implementasi yang telah dilakukan selanjutnya dilakukan
evaluasi yang didapatkan pelaksanaan penyuluhan mendapat respon yang
positif dari tokoh masyrakat, kader, serta agregat. Peserta yang hadir mampu
memahami terkait materi yang disampaikan. Peserta juga aktif dalam
bertanya kepada mahasiswa terkait materi yang disampaikan.
Secara garis besar keberhasilan praktik komunitas yang dilakukan
mahasiswa melalui penyuluhan ini hampir 100% berhasil. Hal ini
dibuktikkan dengan peserta mampu mengerti, memahami, dan
melaksanakan materi yang telah disampaikan.
16
6.2 SARAN
6.2.1 Bagi Puskesmas
Sebagai penunjang peran kegiatan puskesmas, diharapkan adanya
penyuluhan yang lebih intensif mengenai permasalahan yang ada di
masyarakat dan melibatkan tokoh masyarakat secara langsung.
6.2.2 Bagi tokoh masyarakat
Masyarakat yang sudah menerapkan kesehatan dengan baik dan benar
untuk mempertahankan upaya kesehetan tersebut. Masyarakat yang belum
memahami atau melakukan upaya kesehatan dengan benar diharapkan
dapat meningkatkan upaya kesehatan dan mengimplementasikan di
kehidupan sehari-hari.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dapertemen kesehatan RI. 2011. ilmu kesehatan masyarakat, Prinsip- Prinsip
Dasar, Rineka Cipta jakarta
Dinkes konawe selatan, 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat rumah
tangga.Konsel
Dinkes Prop. Sultra 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sulawesi
Tenggara. Kendari
Hidayat alimun aziz,. 2006. Kebutuhan dasar manusia,salemba medical
Kemenkes RI. 2011. kesehatan lingkungan. Gaja Mada
University Press.Jogjakarta
Kurniawan & Yudi. 2008. Komunitas Sehat jiwa dan Hati Sebagai
IntervensiKesehatanMental Berbasis Masyarakat
Kementrian kesehatan RI, 2011. Penerapan pola makan dan aktivitas. Jakarta
Margareth.,ZH. 2013. Kehamilan Persalinan dan nifas, medical book.
Milo salma dkk, 2012. Jurna Hubungan Kebiasaan Merokok Di Dalam Rumah
Dengan Kejadian Ispa Pada Anak Umur 1-5 Tahun. Manado
Misrawati, dkk. 2012. Jurnal Pengaruh Kebiasaan Merokok Keluarga Di
Dalam Rumah Terhadap Kejadian Ispa Pada Balita.
Notoatmodjo.S. 201. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta
jakarta.
Riyadi, Sujono, & Widuri, Hesty. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia Aktivitas
Istirahat Diagnose Nanda. Yogyakarta: Gosyen Publising
Rukiyah S.Si.T.,DKK. 2009. asuhan kebidanan 2 (persalinan), trans info
media, jakarta.
Sadjaja dkk, 2015. Penimbangan Anak Balita Di Indonesia. PGM Sri dewanti,
2010. Promosi kesehatan keluarga. Jakarta
Salamah, 2011. Jurnal pendidikan teknolologi pembelajaran
berdasarkan pendekatan sistem. FIP Universitas PGRIyogyakarta
Sri dewanti dkk, 2013. Kesehatan masyarakat, Rineka cipta jakarta
Wardhana arya wisnu. 2004. Dampak pencemaran lingkungan. Yogyakatra:
andi Slamet, Soemirat Juli, 2012. Kesehatan lingkungan. Gajah Mada
University Pres.Jogyakarta.
16
Suryani sitti dkk, 2010. Sistem informasi geografis pemetaan sekolah tingkat
pendidikan dasar dan menengah. Universitas Diponorogo.
Achjar,komang ayu henny .2011.Asuhan keperawatan komunitas teori dan
praktik .Jakarta:EGC
Anderson, Elizabeth T, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori
dan Praktik, edisi 3. Jakarta : EGC
Anderson dan McFarlane .2009 .Buku ajar kepeawatan komunitas
.Jakarta:EGC
Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta :
Efendi, Ferry &Makhfud. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika.
Febri,Sintia.2014.AskepKelompokRemaja.https://sintiyatog.wordpress.com/20
14/11/14/askep-kelompok-remaja/.Diakses pada 29 September 2020
Mubarak,wahid iqbal dan nurul chayatin. 2009 . Ilmu kesehatan
masyarakat:teori dan aplikasi.Jakarta :Salemba medika .
Stanhope dan Lancaster.2009.Keperawatan komunitas .Jakarta:EGC
Tim Pokja SDKI PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Keperawatan
Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Persatuan Perawat Nasioanal
Indonesia
Tim Pokja SDKI PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Keperawatan
Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Persatuan Perawat Nasioanal
Indonesia
Tim Pokja SDKI PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Keperawatan
Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Persatuan Perawat Nasioanal
Indonesia
Widyanto, Faisalado. (2014). Keperawatan komunitas dengan pendekatan
praktis.Yogyakarta :Nuha Medika.
16
Lampiran 1.
31 Oktober - 17 Desember
2022
NO Jabatan Nama Kelompok 1
Diagnosa
5. BAB 4 Intervensi Pingkan Nuralbaniah Menyusun perencanaan
atau (POA) Dikki Suryo Prayogo Kegiatan
6 PPT MMD Gunawan Ega Menyusun data pada power point
Pratama dan menyampaikan pada saat
MMD
7 Implementasi, Fitri Sri Indah Bertanggungjawab menyusun
Evaluasi Asuhan implementasi dan hasil asuhan
Keperawatan keperawatan komunitas
8 BAB 5 dan 6 Elita Indah Menyusun laporan evaluasi
(EVALUASI) keperawatan komunitas
9 BAB 7 Erna Daniaty Menyusun laporan penutup
(PENUTUP) komunitas
10 PPT Penyuluhan, SAP, Gunawan Ega P
Leaflet Ainindya Riski
Dibantu:
Dikki Suryo Prayogo
Lyana Anggun
Dwiky Primandhani
Anjas Aldhaniar B
Mega Nurul Anwar
Lusi Puspitaningrum
Sri Wahyuningtiyas
Erna Daniaty
11 EDIT Pramayoni Dharma Edit file makalah
Dibantu:
Ainindya
Riski
12 Presentasi materi yang Presentasi
berkolaborasi dengan Perilaku kesehatan
Kader cenderung
beresiko (Lansia):
Salwatila Badar P
Manajemen
kesehatan tidak
efektif (etika batuk):
Erna Daniaty
Perilaku kesehatan
cenderung
beresiko (remaja):
Ainindya Riski
Ketidakpatuhan
(lingkungan):
17
Lia Purniasari
Defisit pengetahuan
tentang perilaku
sehat (cuci tangan 6
langkah pakai
sabun):
Basuki Pratama
Pentingnya
posyandu lansia :
Seluruh
mahasiswa karena
dilakukan secara
luring
17
17
Lampiran 2.
Lampiran 3
Lampiran 4
III.Materi
1. Mengenalkan pentingnya posyandu lansia.
IV. Metode
a) Penyampaian materi
b) Tanya jawab
V. Media
1. Leaflet
17
3. Evaluasi Hasil
Pemahaman Peserta. Diharapkan 90% peserta mampu mengerti dan memahami isi
materi yang telah disampaikan sebelumnya.
18
18
I. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta akan mengerti dan memahami
tentang pentingnya Etika Batuk.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran kesehatan diharapkan peserta mampu menerapkan pola hidup
bersih dan sehat serta masyarakat dapat mengetahui tentang pentingnya mengenai Etika
Batuk.
II. Materi
6. Mengenalkan pengertian dari batuk dan etika batuk
7. Mengenalkan tujuan etika batuk
8. Mengenalkan dampak dari batuk
9. Mengenalkan penyebab batuk
10. Menjelaskan cara batuk yang baik dan benar
III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab (Diskusi)
IV. Media
1. Leaflet
18
Topik : Penyuluhan Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko Pasa Remaja Perokok Aktif Di Desa
Darungan
Hari/ Tanggal :
Waktu : 60 Menit
Tempat : Desa Darungan
Sasaran : Remaja
I. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit tentang bahaya rook terhadap remaja, peserta
penyuluhan mengerti dampak menggunakan atau mengkonsumsi rokok.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan 1x diharapkan peserta penyuluhan mampu :
e. mengerti apa itu rokok
f. mengerti kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok
g. memahami bahaya rokok
h. menghindari tindakan merokok
II. Materi
19. menjelaskan pengertian tentang rokok
20. menjelaskan macam-macam rokok
21. menjelaskan jenis-jenis rokok dan tipe perokok
22. menjelaskan bahaya rokok
23. menjelaskan alasan seseorang harus berenti atau tidak perlu merokok
24. cara atau langkah berhenti merokok
25. upaya pencegahan
III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab (Diskusi)
IV. Media
1. Leaflet
V. Susunan Acara Kegiatan
18
Hari/ Tanggal :
Waktu : 60 Menit
I. Tujuan
Setelah mengikutipenyuluhandiharapkanpesertamampu:
1. Ceramah
IV. Media
18
1. Leaflet
1. Evaluasi Struktur
Tingkat kehadiran peserta pada saat acara dimulai hingga selesai
2. Evaluasi Proses
a) Interaksi peserta pada saat penyampaian materi oleh pemateri
b) Antusias peserta pada saat sesi tanya jawab
3. Evaluasi Hasil
I. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta akan mengerti
dan memahami tentang 6 langkah cara cuci tangan yang baik dan benar.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu:
g. Menyampaikan pengertian, kapan waktu cuci tangan, manfaat cuci
tangan yang tepat dan benar, dan 6 langkah cuci tangan.
h. Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan, dan manfaat cuci tangan yang
baik dan benar.
II. Materi
11. Pengertian cara cuci tangan 6 langkah yang baik dan benar.
12. Tujuan mencuci tangan yang baik dan benar.
13. Manfaat mencuci tangan yang baik dan benar
14. Sasaran kegiatan di balai desa darungan .
III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab (Diskusi)
IV. Media
2. Leaflet
19