Anda di halaman 1dari 197

LAPORAN PENDAHULUAN DAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS

Oleh :

1. Ainindya Riski
2. Anjas Aldhaniar Bekti
3. Basuki Pratama Putra
4. Dikki Suryo Prayogo
5. Dwiky Primandani
6. Elita Indah Sari
7. Erna Daniaty
8. Fitri Sri indah
9. Gunawan Ega Pratama
10. Iska Evifa Asmaul Khusna
11. Lusi Puspitaningrum
12. Lyana Anggun Maharani
13. Pingkan Nuralbaniah
14. Pramayoni Dharma
15. Salwatila Badar Purnomo
16. Sri Wahyuningtiyas Kumalasari
17. Lia Purniasari
18. Mega Nurul Anwar

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA KEDIRI
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan pengkajian keperawatan komunitas Oleh:

1. Ainindya Riski
2. Anjas Aldhaniar Bekti
3. Basuki Pratama Putra
4. Dikki Suryo Prayogo
5. Dwiky Primandani
6. Elita Indah
7. Erna Daniaty
8. Fitri Sri indah
9. Gunawan Ega Pratama
10. Iska Evifa Asmaul Khusna
11. Lusi Puspitaningrum
12. Lyana Anggun Maharani
13. Pingkan Nuralbaniah
14. Pramayoni Dharma
15. Salwatila Badar Purnomo
16. Sri Wahyuningtiyas Kumalasari
17. Lia Purniasari
18. Mega Nurul Anwar

Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan Tugas Praktik Keperawatan


Pendidikan Profesi Ners dengan Departemen Komunitas yang dilaksanakan pada
tanggal 31 oktober-10 desember 2022.
Mengetahui,
Ketua Kelompok

(Gunawan Ega Pratama)


NIM. 202106084

Pembimbing Akademik Dosen Supervisor

(Ns. Moch Maftuchul Huda, M.Kep, Sp.Kom) (Andika Siswoaribowo, S.Kep,Ns.,M.Kep)


NIDN. 0731056901 NIDN.0722968402

ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul..................................................................................................i
Lembar Pengesahan.............................................................................................ii
Daftar isi.............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................5
1.3 Manfaat..........................................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Komunitas........................................................................................8
2.2 Konsep Posyandu Lansia.............................................................................13
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas...................................................47
BAB 3 PENGKAJIAN
3.1 Pengkajian...................................................................................................55
3.2 Analisa data.................................................................................................70
3.3 Prioritas Diagnosa.......................................................................................74
3.4 Diagnosa Keperawatan................................................................................75
BAB 4 POKJA KESEHATAN REMAJA DAN DEWASA
Planning Of Action............................................................................................76
Implementasi.....................................................................................................83
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Implementasi Keperawatan Komunitas..........95

BAB 5 PELAKSANAAN KEGIATAN KOMUNITAS


5.1 Kegiatan Praktik Profesi Komunitas...........................................................98
5.2 MMD ( Musyawarah Masyarakat Desa)...................................................110
5.3 Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko (Agregrat Lansia, Posyandu
Lansia).......................................................................................................115
5.4 Manajemen Kesehatan Tidak Efektif........................................................126
5.5 Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (Remaja)..................................134
5.6 Ketidakpatuhan (Lingkungan Tidak Terepeutik)......................................143
5.7 Defisit Pengetahuan Tentang Perilaku Sehat (Cuci Tangan Pakai Sabun)151
BAB 6PENUTUPKESIMPULAN
6.1 Saran..........................................................................................................160
Daftar Pustaka.................................................................................................161
Lampiran..........................................................................................................163

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.1.1 Definisi Askep Komunitas
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam satu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai
minat dan interest yang sama (WHO). Keperawatan komunitas
merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan
masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas
adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut,
penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang
termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ariani, Nuraeni, &
Supriyono, 2015). Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat
yang optimal maka dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat,
dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang
keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat
dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh,
melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik
yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan
peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim
kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi

1
2

serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2017). Perawat komunitas


merupakan tenaga kesehatan yang berperan utama dalam pemberian
pelayanan perawatan kesehatan di rumah. Bentuk pelayanan yang
digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan
agregat (Rice, 2016).

Selain itu mahasiswa praktek komunitas di berikan wilayah kelolaan yaitu


RT 03 & RT 04 RW 01 Dusun Darungan Ds. Darungan dengan batas
wilayah sebelah utara sampai dengan perempatan pertama, sebelah barat
sampai rumah ke empat dari perempatan ke dua dilihat dari utara, sebelah
timur dilihat dari perempatan ke dua ke timur sampai persawahan, dan
sebelah selatan sampai dengan rumah terakhir setelah SDN 1
Darungan.Dari data dalam jurnal didapatkan bahwa di kabupaten kediri
tahun 2022 kasus batuk pilek di laporkan sebanyak dari Januari – Oktober
2022 mencapai 21.570 selalu mengalami kenaikan tiap bulannya pada
kasus tersebut. Dari hasil pengkajian di Desa darungan Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri Jawa Timur di Rt 3 dan 4 rw 1 terdapat penderita batuk
pilek 16.2% sebanyak 44 jiwa. Sasaran pelayaan kesehatan masyarakat
adalah individu keluarga/kelompok dan masyarakat dengan fokus pada
upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan
masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan social akan membantu
masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri dalam
menciptakan drajat kesehatan yang optimal.

Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan


masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong
kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan. Oleh karena itu
layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat
untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2015 sebagai
tujuan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Dalam Indonesia sehat 2015, lingkungan yang diharapkan
adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu
lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi
3

lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat,


perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya
kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan
memilihara nilai-nilai budaya bangsa. Selain lingkungan, perilaku
masyarakat Indonesia sehat 2015 yang diharapkan adalah yang
bersifat proaktif untuk memilihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat. Sasaran dari program Indonesia sehat adalah
meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui
upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung
dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019 yaitu :
meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, meningkatnya
pengendalian penyakit, meningkatnya akses dan mutu pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan terutama didaerah terpencil, tertinggal
dan perbatasan, meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal
melalui kartu Indonesia sehat dan kualitas pengelolaan SJSN
kesehatan, obat dan vaksin, serta meningkatnya responsivitas sistem
kesehatan.
Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa
depan adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi maupun
non ekonomi (Yudi, 2018). Diharapkan dengan terwujudnya
lingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya kemampuan
masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal (Yudi, 2018). Pelayanan
esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan
menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal (Riyadi, 2017). Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
masyarakat terfokus pada peningkatan kesehatan dalam kelompok
masyarakat, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat
4

dimulai dari individu, kelompok sampai tingkat RT dan RW (Naomi,


2018). Di dalam komunitas, individu-individu di dalamnya mempunyai
kepercayaan, kebutuhan resiko, sumber daya, maksud, preferensi dan
berbagai hal yang serupa atau sama. Remaja merupakan salah satu
agregat/kelompok dalam komunitas yang rentan atau beresiko memiliki
masalah.
Program perilaku hidup bersih sehat (PHBS) adalah upaya memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi, dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap serta perilaku hidup bersih sehat, melalui pendekatan
pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat diharapkan
dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri melalui penerapan
hidup sehat dengan menjaga serta meningkatkan status kesehatannya
(Depkes RI, 2014). Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah
atau masyarakat. Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan baik
kesehatan individu, kelompok atau masyarakat maka kesehatan harus
diupayakan dan ditingkatkan. Upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan yang
disebut sarana atau pelayanan kesehatan (health services) (Notoatmodjo,
2012).
Data WHO (2017) menyebutkan bahwa di negara berkembang jumlah
perokoknya 800 juta orang, hampir tiga kali lipat dari negara maju.
Berdasarkan data WHO jumlah perokok di dunia sebesar 1,3 M orang
sementara kematian yang diakibatkan olehnya mencapai 4,9 juta orang per
tahun. Berdasarkan data WHO kebiasaan merokok masyarakat terus
berlanjut, maka pada tahun 2020 angka kematian akibat merokok
diperkirakan akan meningkat menjadi 10 juta pertahun dimana 70
persennya terjadi di negara-negara berkembang (Araujo, 2013). Bahaya
merokok diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru dan
penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga
5

kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit
akan menua sebelum waktunya atau biasa disebut dengan penuaan dini.
Merokok di usia dini menyebabkan impotensi dan mengurangi jumlah
sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita (Karyo,
2012).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/
kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder
dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) akan membantu masyarakat dalam mendorong
semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan
nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal
(Elisabeth, 2017). Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal,
diperlukan partisipasi aktif dari seluru anggota masyarakat bersama
petugas kesehatan. Hal ini telah sesuai dengan diberlakukannya UUD No.
23 1992 yaitu pasal 5 yang mengatakan bahwa setiap orang berkewajiban
untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan lingkungan.
Dalam upaya peningkatan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga
dan kelompok dalam masyarakat ditanamkan pelayanan kesehatan
komunitas dengan menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan
komunitas, serta sebagai upaya penyiapan tenga perawat profesional dan
mempunyai potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi
yang harus dicapai, dengan menggunakan 3 pendekatan yaitu pendekatan
individu, pendekatan keluarga, dan pendekatan kelompok masyarakat.
Pendekatan secara kelompok dilakukan secara pembentuan kelompok
kerja kesehatan, pembentukan kelompok kerja lanjut usia,
memberdayakan kader kesehatan serta memperdayakan kelompok karang
taruna dengan pendekatan ini diharapkan dapat memberikan hasil yang
lebih nyata dalam masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri
dilakukan melalui kerja sama yang baik dengan institusi terkait, pokja
kesehatan dan seluruh komponen desa untuk mengikutsertakan warga
dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang
dikoordinir oleh pokja kesehatan diharapkan dapat mengenal masalah
6

kesehatan yang terjadi diwilayahnya, membuat keputusan tindakan


kesehatan bagi anggota keluarga atau masyarakatnya, mampu memberikan
perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Berdasarkan fenomena tersebut, mahasiwa perlu mengatasi resiko masalah
tentang cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan benar
dengan memberikan edukasi terkait keuntungan dalam menerapkan PHBS
dan menambah pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan
sehat dengan kebiasaan merokok. Dari latar belakang tersebut penulis
tertarik untuk membuat suatu laporan pendahuluan komunitas dengan
judul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Komunitas tentang
PHBS”.
Dalam upaya peningkatan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga
dan kelompok dalam masyarakat ditanamkan pelayanan kesehatan
komunitas dengan menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan
komunitas, serta sebagai upaya penyiapan tenaga perawat profesional dan
mempunyai potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi
yang harus dicapai, maka mahasiwa profesi ners STIKES Karya Husada
Kediri melakukan praktek keperawatan di Desa Darungan dengan
menggunakan 3 pendekatan yaitu pendekatan individu, pendekatan
keluarga, dan pendekatan kelompok masyarakat di Desa Darungan

Pendekatan secara individu dilakukan kepada kader wilayah yang dapat


mengkoordinasikan dan lebih mengerti keadaan aktual dikomunitas yang
akan diberikan intevensi yang dilakukan secara kelompok dilakukan
secara pembentuan kelompok kerja kesehatan, pembentukan kelompok
kerja anakanak, remaja, dewasa dan lanjut usia, memberdayakan kader
kesehatan dengan prosentase sakit yang tinggi yaitu Batuk Pilek dalam
kelompok dewasa dan anak-anak. Kelompok akan memberikan promosi
kesehatan tentang batuk pilek/etika batuk, bahaya merokok, cuci tangan 6
langkah, pentingnya menjaga lingkungan (kerja bakti) dan pentingnya
posyandu lansia. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan
melalui kerja sama yang baik dengan institusi terkait dan seluruh
7

komponen desa untuk mengikutsertakan warga dalam upaya pencegahan


dan peningkatan kesehatan yang sesuai dengan peran perawat komunitas
sebagai educator yaitu memberikan pendidikan kesehatan dalam rangka
menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku yang
optimal dan Counselor yaitu melakukan kegiatan konseling sebagai usaha
untuk memecahkan masalah secara efektif. Masyarakat yang dikoordinir
oleh kader dan komponen desa diharapkan dapat mengenal masalah
kesehatan yang terjadi diwilayahnya, membuat keputusan tindakan
kesehatan bagi anggota keluarga atau masyarakatnya, mampu memberikan
perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dan resosialitatif .
Selain itu, selama proses belajar dikomunitas, mahasiswa mengidentifikasi
populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerja
sama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada,
masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menjelaskan dan melakukan Asuhan Keperawatan Komunitas pada
aggregate lansia, dewasa, remaja dan anak-anak dengan edukasi/promosi
kesehatan, pengorganisasian, proses kelompok, pemberdayaan, peran serta,
Komunitas dengan pendekatan Keperawatan Komunitas.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.1 Menjelaskan Asuhan Keperawatan Komunitas pada aggregate lansia,
dewasa, remaja dan anak-anak terhadap perilaku hidup bersih dan sehat ?
1.2.2 Mengidentifikasi hasil pengkajian asuhan keperawatan komunitas pada
lansia, dewasa, remaja dan anak-anak?
1.2.3 Menjelaskan intervensi edukasi/promosi kesehatan, pengorganisasian,
proses kelompok, pemberdayaan, peran serta,Komunitas dengan
pendekatan Keperawatan Komunitas?
8

1.2.4 Menjelaskan implementasi edukasi/promosi kesehatan, pengorganisasian,


proses kelompok, pemberdayaan, peran serta,Komunitas dengan
pendekatan Keperawatan Komunitas?
1.2.5 Menjelaskan evaluasi edukasi/promosi kesehatan, pengorganisasian, proses
kelompok, pemberdayaan, peran serta,Komunitas dengan pendekatan
Keperawatan Komunitas?

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat

2. Belajar menjadi model professional dalam menerapkan asuhan


keperawatan komunitas
3. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat.
4. Meningkatkan ketrampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal

1.3.2 Bagi Masyarakat


1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
2. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara menyelesaikan masalah kesehatan
yang dialami masyarakat
3. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai
upacaya peningkatan status kesehatan tersebut.

1.3.3 Bagi Mahasiswa Profesi

1. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi secara


mandiri sesuai dengan kopetensi yang telah ditentukan
2. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehinggal
profesi mampu mengembangkannya.
9

3. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujud.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Komunitas


2.1.1 Definisi Komunitas
Definisi Komunitas menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013)
komunitas adalah sebagai suatu kelompok sosial yang di tentukan oleh
batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada
rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu
dan yang lainnya.
Sedangkan definisi Komunitas merujuk pada pendapat beberapa ahli dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Hendro Puspito
Menurut Hendro Puspito, pengertian komunitas adalah suatu kelompok
sosial atau kumpulan nyata, teratur, dan tetap dari individu-individu
yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai
tujuan bersama.
2. Soenarno
Menurut Soenarno, pengertian komunitas adalah suatu identifikasi dan
interaksi sosial yang dibentuk dengan berbagai dimensi kebutuhan
fungsional.
3. Kertajaya Hermawan
Menurut Kertajaya Hermawan, komunitas adalah sekelompok orang
yangsaling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana
dalam

sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota
komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values.
4. Etienne Wenger
Menurut Etienne Wenger, pengertian komunitas adalah kelompok sosial
yang memiliki habitat lingkungan dan ketertarikan yang sama dalam
ruanglingkup kepercayaan ataupun ruang lingkup yang lainnya.
5. Paul B. Horton dan Chaster L. Hunt

10
1

Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt, arti komunitas adalah suatu
kelompok sosial atau sekumpulan manusia yang memiliki kesadaran
akankeanggotaannya dan saling berinteraksi.
6. Christensson dan Robinson
Menurut Christensson dan Robinson, pengertian komunitas adalah
orang- orang yang tinggal di daerah yang terbatas secara geografis,
mereka berkomunikasi dengan satu sama lain dan memiliki ikatan
antara orang- orang yang tinggal di daerah tempat tinggalnya.
2.1.1 Definisi Keperawatan Komunitas
Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas
mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat
mengindentifikasi masalah kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan yang ada pada mereka. Praktik Keperawatan komunitas
merupakan sintesi teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat
untuk promosi, pemeliharaan dan perawatan kesehatan populasi melalui
pemberian pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan
kelompok yag mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas
(Stanhope dan Lancaster, 2010). Keperawatan kesehatan komunitas
adalah praktek melakukan promosi kesehatan dan melindungi kesehatan
masyarakat dengan menggunakan pendekatan ilmu keperawatan, ilmu
sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada tindakan
promotif dan pencegahan penyakit yang sehat (Anderson &
McFarlane, 2011).
2.1.2 Jenis-jenis Komunitas
Secara umum, komunitas dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis. Adapun
beberapa jenis komunitas adalah sebagai berikut:
1. Komunitas Berdasarkan Minat
Ini adalah jenis komunitas yang terbentuk karena adanya kesamaan
minat atau ketertarikan para anggotanya. Biasanya komunitas yang
terbentuk berdasarkan minat jumlahnya anggotanya akan besar
karena komunitas tersebut dapat mendukung minat atau hobi mereka.
1

2. Komunitas Berdasarkan Lokasi


Ini adalah jenis komunitas yang terbentuk karena adanya kesamaan
lokasi atau tempat secara geografis. Pada umumnya komunitas
berdasarkan lokasi ini terbentuk karena adanya keinginan untuk
saling mengenal satu sama lain sehingga tercipta interaksi yang dapat
membantu perkembangan lingkungannya.
3. Komunitas Berdasarkan Komuni
Ini adalah suatu komunitas yang terbentuk karena adanya keinginan
dan kepentingan bersama. Dengan kata lain, komunitas ini terbentuk
atas dasarkepentingan di dalam organisasi sosial dalam masyarakat.

2.1.3 Karakteristik Komuniti/Komunitas


1. Group Orientation
Terdiri dari kumpulan individu/kelompok/ group
2. Bond Between Individuals
Ada ikatan tertentu antar anggota : memiliki karakteristik yang sama
atau minat/ketertarikan yang sama atau tujuan yang hampir sama
3. Human Interaction
Saling ketergantungan, saling berbagi, saling berinteraksi satu dengan
yang lain.

2.1.4 Manfaat Komunitas


Pembentukan komunitas tentu memiliki manfaat bagi para anggotanya.
Adapun beberapa manfaat komunitas adalah sebagai berikut:

1. Sarana Informasi, penyebaran informasi tertentu dapat menyebar


dengan cepat di suatu komunitas. Misalnya komunitas pecinta
burung, segala informasi yang berhubungan dengan burung akan
sangat cepat beredar di dalam komunitas ini.
2. Menjalin Hubungan, manusia adalah mahluk sosial yang
membutuhkan manusia lainnya dalam hidupnya. Dengan adanya
komunitas maka antar sesama anggota dapat menjalin relasi yang lebih
baik satu sama lainnya.
1

3. Salin Mendukung, karena adanya minat atau ketertarikan pada bidang


tertentu maka setiap anggota komunitas dapat saling memberikan
dukungan. Selain mendukung sesama anggotanya, suatu komunitas
juga dapat membantu orang lain di luar komunitas tersebut.

2.1.5 Istilah yang hampir sama


1. Komunitas
Kumpulan individu yang memiliki minimal satu karakteristik yang
sama dan saling berinteraksi satu dengan yang lain (Wilayah, sekolah,
penjara, pekerjaan/tempat kerja, organisasi/perkumpulan).
2. Populasi
Kumpulan individu yang memiliki karakteristik tertentu yang sama,
saling berinteraksi atau tidak saling berinteraksi satu sama lain (remaja,
lansia, petani, PNS).
3. Aggregat
Kumpulan individu yang memiliki karakteritik tertentu yang sama
(tahapan tumbuh kembang yang sama) baik saling berinteraksi maupun
tidak salingberinteraksi.
2.1.6 Ruang Lingkup Komunitas
1. Ruang Lingkup Komunitas
Ruang lingkup kepeerawatan komunitas meliputi : upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga
keloompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi). Dalam memberikanasuhan keperawatan komunitas,
kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
2. Upaya promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan remaja dengan
memberikan
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
1

b. Pemeliharaan kesehatan remaja


c. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
d. Olahraga secara teratur
3. Upaya preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan remaja masyarakat melalui kegiatan.
a. Pendidikan kesehatan pada remaja.
b. Edukasi pengetahuan mengenai rokok
4. Upaya kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota- anggota
remaja yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (Home Nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit
5. Upaya rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok
tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnyakusta, TBC, cacat
fisik dll dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita tertentu
misalnya batuk.
6. Upaya resosisalitati
Upaya resosisalitatif merupakan upaya mengembalikan remaja dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita
suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok- kelompok
masyarakat khusus seperti, wanita tuna susila (WTS), tuna wisma dan
lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat
untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benarmasalah kesehatan yang
1

mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan


pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

2.2 Konsep Posyandu Lansia

2.2.1 Definisi Posyandu Lansia


Menurut Kemenkes (2011), posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu
untuk masyarakat lanjut usia di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, dan digerakkan oleh masyarakat. Tujuan dilakukannya posyandu
lansia agar lanjut usia mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan
merupakan kebijakan pemerintah untuk pengembangan pelayanan kesehatan
bagi lansia yang penyelenggarakaannya melalui program puskesmas dengan
melibatkan peran serta lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi
sosial (Diah, 2012). Posyandu merupakan wadah kegiatan berbasis
masyarakat untuk bersama-sama menghimpun seluruh kekuatan dan
kemampuan masyarakat untuk melaksanakan, memberikan serta
memperoleh informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan dalam upaya
peningkatan status gizi masyarakat secara umum (Henniwati, 2008).
2.2.2 Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan posyandu lansia secara garis besar adalah meningkatkan jaungkauan
pelayanan kesehatan lansia dimasyarakat, sehingga terbentuk pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia, serta mendekatkan
pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara
masyarakat lanjut usia (Sunaryo,2015). Sedangkan Menurut Sulistyorini
(2010), tujuan dari pelayanan posyandu lansia yaitu :
1. Meningkatkan mutu pelayanan keseahatan lansia.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia.
3. Membina kesehatan dirinya sendiri.
4. Meningkatkan kesadaran pada lansia.
2.2.3 Manfaat Posyandu Lansia
Menurut Kemenkes RI (2012), manfaat dari posyandu lansia yaitu :
1. Kesehatan fisik lanjut usia dapat dipertahankan tetap bugar.
1

2. Kesehatan rekreasi tetap terpelihara.


3. Dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang.

4. Pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar


pembentukan sikap dan dapat mendorong minat lansia sehingga lebih
percaya diri dihari tuanya.
2.2.4 Sasaran Posyandu Lansia
Sasaran posyandu lansia menurut Kemenkes RI (2013), dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu :
1. Sasaran langsung, yaitu kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun),
kelompok usia lanjut (usia 60 tahun keatas), dan kelompok usia
lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun keatas).
2. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada,
organisasi sosial yang bergerak dala pembinaan usia lanjut,
masyarakat luas
2.2.5 Kegiatan Posyandu Lansia
Menurut Komnas (2010), kegiatan posyandu lansia ini mencakup upaya-
upaya perbaikan dan peningkatan kesehatan masyarakat, seperti :
1. Promotif yaitu upaya peningkatan kesehatan, misalnya
penyuluhan perilaku hidup sehat, gizi usia lanjut dalam upaya
meningkatkan kesegaran jasmani.
2. Preventif yaitu upaya pencegahan penyakit, mendeteksi dini
adanyapenyakit dengan menggunakan KMS lansia.
3. Kuratif yaitu upaya mengobati penyakit yang sedang diderita
lansia.
4. Rehabilitatif yaitu upaya untuk mengembalikan kepercayaan diri
pada lansia.
5. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter atau
spigmomanometer dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi
selama satu menit.
6. Pemeriksaan kadar gula darah dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit diabetes.
1

7. Penyuluhan bisa dilakukan didalam maupun diluar


kelompok dalam rangka kunjungn rumah atau konseling
kesehatan dan gizi

sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh


individu atau kelompok.
2.2.6 Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Mekanisme pelayanan posyandu lansia terdiri atas 5 meja (Sulistyorini,
2010) yaitu :
1. Meja 1 : Tempat pendaftaran. Lansia mendaftar kemudian kader
mencatat lansia tersebut, dan lansia yang sudah tedaftar dibuku
register kemudian menuju meja selanjutnya.
2. Meja 2 : Tempat pengukuran dan penimbangan berat badan.
3. Meja 3 : Pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan berat
badan, indeks masa tubuh (IMT) dan mengisi KMS.
4. Meja 4 : Tempat melakukan kegiatan konseling dan pelayanan
pojok gizi, penyuluhan kesehatan individu berdasarkan KMS, serta
pemberian PMT.
5. Meja 5 : Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, mengisi data-data
hasil pemeriksaan kesehatan pada KMS dan diharapkan setiap
kunjungan para lansia dianjurkan untuk selalu membawa KMS
lansia guna memantau status kesehatan.
2.2.7 Pemanfaatan Posyandu
Pemanfaatan posyandu merupakan suatu proses pengambilan keputusan
yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan,
kesadaran akan kesehatan, dan nilai-nilai sosial budaya, pola relasi gender
yang ada dimasyarakat akan mempengaruhi pola hidup dalam masyarakat
(Kemenkes, 2010). Pelayanan kesehatan adalah sebuah sistem palayanan
kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk pelayanan preventif
(pencegahan), dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran
masyarakat (Notoatmodjo, 2012).
1

2.2.8 Indikator Pemanfaatan Posyandu


Pemanfaatan posyandu ini dapat dilihat dari keaktifan lansia dalam
kehadiran di posyandu. Keaktifan lansia diukur dengan kehadiran selama
setahun. Lansia dapat dikatakan aktif apabila kehadirannya mencapai 70%
atau ≥ 8 kali kehadiran (Kemenkes, 2010). Semakin rendah angka

kesakitan, menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin baik.


Sebaliknya, semakin tinggi angka kesakitan, menunjukkan derajat
kesehatan penduduk semakin buruk (Erfandi, 2013).
2.2.9 Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Posyandu Lansia
Menurut Kusuma Ningrum (2014) mengemukakan dalam penelitiannya
yang mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu yaitu :
1. Usia
Dikatakan faktor usia mempengaruhi lansia karena semua fungsi
ingatan, penglihatan, pendengaran, daya konsentrasi dan kemampuan
fisik secara umum mulai menurun sehingga memerlukan orang lain
untuk memenuhi keperluannya dalam mempertahankan kunjungan ke
posyandu lansia.
2. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaruhi lansia dalam memberikan respon
tehadap sesuatu yang datang dari luar, sehingga tingkat pendidikan
mempengaruhi atau turut menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami tentang posyandu lansia.
3. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah
melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Pengetahuan
merupakan suatu domain penting untuk membentuk tindakan
seseorang, pengetahuan tersebut dapat dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2012)
4. Jarak rumah
Konsep jarak rumah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Semakin jauh
1

jarak antara rumah dengan posyandu semakin menurunkan motivasi


seseorang dalam melakukan aktivitas.
5. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan
berbagai kepandaian dan akal sebagai akibatnya. Hal ini
meningkatkankesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, 2010)

6. Peran Kader Posyandu


Seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk
masyarakat yang bertugas membantu kelancaran pelayanan rutin di
posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara
sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melakukan kegiatan posyandu serta
mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan
mengikuti kegiatan posyandu lansia (Ismawati, et al.,2010).

1. Konsep Batuk Pilek (Manajemen Kesehatan Tidak Efektif)


2. Definisi Batuk Pilek (Manajemen Kesehatan Tidak Efektif)

Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling sering
mengenai bayi dan anak. Bayi yang masih sangat muda akan sangat mudah
tertular, penularan masih tetap terjadi karena seseorang yang pilek akan sering
memegang hidungnya karena rasa gatal atau membuang ingusnya. Jika tidak
segera mencuci tangan akan menjadi sumber penularan. Batuk pilek adalah
infeksi primer nasofaring dan hidung yang sering mengenai bayi dan anak.

Menurut WHO (World Health Organization = organisasi kesehatan dunia),


pengeluaran lendir atau gejala pilek terjadi pada penyakit flu ringan
disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis rhinovirus atau coronavirus.
Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama beberapa sampai tiga
hari. Sedangkan pencemaran udara diduga menjadi pencetus infeksi virus pada
saluran napas bagian atas (Wiraguna, 2009). Penyakit batuk pilek juga dapat
mengenai orang dewasa tetapi berbeda karakteristiknya. Pada bayi dan anak
2

penyakit ini cenderung berlangsung lebih berat karena karena infeksi


mencangkup daerah sinus paranasal, telinga tengah, dan nasofaring disertai
demam tinggi, sedangkan pada orang dewasa hanya terbatas, dan tidak
menimbulkan demam yang tinggi.

3. Etiologi Batuk Pilek


Batuk pilek disebabkan oleh infeksi virus, antara lain Human Rhinovirus
(HRV), Coronavirus, Adenovirus, Human Parainfluenza Virus (HPIV), dan
Respiratory Syncytial Virus (RSV).
Virus mask ke tubuh melalui hidung, mulut, dan mata lewat percikan air liur
yang tersebar ke udara saat penderita batuk atau bersin. Selain itu, virus bisa
masuk ke dalam tubuh ketika kita menyentuh permukaan benda yang telah
terkontaminasi oleh percikan air liur penderita.
Batuk pilek dapat menyerang siapa saja dan kapan saja sepanjang tahun.
Tetapi, ada beberapa faktor yang dapa meningkatkan resiko batuk pilek :
 Anak kecil atau orang dewasa yang lebih tua
 Memliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
 Faktor musiman, seperti saat pancaroba
 Melakukan kontak dekat dengan seseorang yang sedang pilek

4. Klasifikasi Batuk Pilek


Klasifikasi Batuk :
 Jenis-Jenis Batuk Berdasarkan Waktu
Batuk berdasarkan durasi atau waktu dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Akut merupakan fase awal dan masih mudah untuk sembuh.
Jangkawaktunya kurang dari tiga minggu dan dapat terjadi karena
iritasi, bakteri, virus, penyempitan saluran nafas atas.
b) Sub akut merupakan fase peralihan dari akut menjadi kronis.
Dapatdikategorikan sebagai sub akut jika batuk sudah 3-8 minggu
dan dapat terjadi karena gangguan pada epitel.
c) Kronis merupakan batuk yang sulit untuk disembuhkan karena
penyempitan saluran nafas bagian atas dan terjadi lebih dari 8
2

minggu.

 Berdasarkan Sebabnya
Berdasarkan sebabnya batuk dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Batuk Berdahak yaitu batuk yang terjadi karena adanya dahak
pada tenggorokan. Batuk berdahak disebabkan oleh paparan
debu, lembab berlebih, alergi dan lainnya. Batuk berdahak
merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat asing
dari saluran nafas, termasuk dahak. Batuk jenis ini terjadi relatif
singkat.
b) Batuk Kering yaitu batuk yang tidak mengeluarkan dahak.
Pada batuk jenis ini tenggorokan akan terasa gatal, sehingga
merangsang timbulnya batuk.
c) Batuk yang Khas yaitu sebagai berikut :
a. Batuk Rejan, bisa berlangsung selama 100 hari. Bisa
menyebabkan pitasuara menjadi radang dan suara parau.
b. Batuk Penyakit TBC, berlangsung selama berbulan-bulan,
kecil-kecil, timbul sekali-sekali kadang-kadang hanya
berdehem. Pada batuk TBC dapat disertai dengan keluarnya
darah segar.
c. Batuk Karena Asma, sehabis serangan asma lendir akan
banyak diproduksi oleh tubuh, dan lendir inilah yang
memicu timbulnya batuk.
d. Batuk Karena Penyakit Jantung Lemah, darah yang
terbendung di paru-paru menjadikan paru-paru basah
sehingga merangsang timbulnya batuk.

e. Batuk Karena Kanker Paru-Paru Menahun Yang Tidak


Sembuh, batuk jenis ini tidak menentu , batuk akan menjadi
semakin parah atau bertambah jika kerusakan paru juga
bertambah.
f. Batuk Karena Kemasukan Benda Asing, batuk akan
terjadi jika saluran pernafasan kemasukan benda asing dan
2

refleks tubuh untuk mengeluarkannya akan merangsang


terjadinya batuk.

5. Manifestasi Klinis Batuk Pilek


Seseorang yang sakit batuk pilek dapat mengalami gejala berupa :
 Hidung tersumbat/berair
 Tenggorokan gatal/nyeri telan
 Bersin-bersin
 Suara serak
 Batuk ringan
 Demam ringan
 Sakit kepala dan telinga
 Hilang nafsu makan
 Mata berair
 Tubuh terasa sedikit lelah
 Pegal di sendi dan otot
 Daya penciuman dan pengecapan berkurang

Meskipun gejala batuk pilek sangat mirip dengan flu, tetapi terdapat beberapa
perbedaan antara gejala yang ditimbulkan oleh keduanya yaitu :
 Gejala demam dan sakit kepala lebih sering muncul pada flu
dibandingkan pada batuk pilek
 Keluhan nyeri otot dan rasa tidak enak badan pada flu terasa lebih
berat dibandingkan pada batuk pilek
 Flu sering kali menimbulkan nyeri dada, sedangkan batuk pilek jarang
menimbulkan gejala tersebut/bila muncul hanya bersifat ringan
 Batuk pilek seringkali menimbulkan gejala bersin, hidung tersumbat,
dan sakit tenggorokan, sedangkan flu jarang
2

6. Komplikasi

Batuk pilek umumnya dapat membaik dengan sendirinya. Namun, pada


penderita gangguan sistem imun, batuk pilek dapat memburuk dan
menimbulkan komplikasi, jika tidak mereda setelah 10 hari. Komplikasi
tersebut dapat berupa:

 Infeksi Telinga Bagian Tengah (otitis media)


Batuk pilek dapat menyebabkan penumpukan cairan pada ruang di
belakang selaput gendang telinga, yang berisiko memicu infeksi
bakteri atau virus. Otitis media sering terjadi pada anak-anak.
Penyakit ini ditandai dengan nyeri di telinga dan keluarnya cairan
kuning atau hijau dari hidung.
 Serangan Asma
Serangan asma bisa timbul pada penderita batuk pilek yang memiliki
riwayat asma, terutama anak-anak. Gejala serangan asma yang dapat
terjadi adalah sesak napas dan mengi. Jika terjadi serangan asma,
penderita disarankan untuk menggunakan obat asma dan beristirahat,
atau segera menghubungi dokter.
 Sinusitis
Gejala sinusitis yang bisa muncul adalah nyeri di bagian wajah, batuk,
demam, sakit kepala, tenggorokan kering, sesak napas, serta
kehilangan kemampuan mengecap dan mencium bau.
 Bronkitis
Bronkitis terjadi akibat iritasi pada lapisan dari cabang batang
tenggorokan (bronkus). Gejala bronkitis antara lain sesak napas, batuk
berdahak, demam, menggigil, dan lemas.
 Bronkiolitis
Bronkiolitis merupakan peradangan pada bronkiolus, yaitu saluran
udara yang merupakan percabangan dari bronkus. Gejalanya antara
lain sesak napas, kulit membiru, bengek (mengi), serta sulit menelan
makanan dan minuman.
2

 Pneumonia
Pneumonia merupakan peradangan pada paru-paru. Beberapa gejala
pneumonia yang dapat muncul yaitu sesak napas, batuk berdahak,
demam tinggi, dan nyeri dada.

7. Penatalaksanaan

Batuk pilek merupakan infeksi virus yang tergolong ringan. Penanganan


khusus tidak diperlukan, karena umumnya batuk pilek dapat sembuh dengan
sendirinya dalam 7 hingga 10 hari. Meski begitu, gejala batuk mungkin dapat
bertahan beberapa hari setelahnya. Untuk meringankan gejala batuk pilek,
terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:

 Beristirahat dengan cukup


 Meningkatkan asupan cairan dengan minum banyak air putih
 Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, yang kaya akan serat dan
rendah lemak
 Menggunakan petroleum jelly untuk melembapkan kulit area hidung dan
bibir
 Berkumur dengan air garam hangat
 Menggunakan obat semprot pembersih hidung (nasal rinse)
 Menggunakan pelembap ruangan (humidifier)
 Mengonsumsi tablet hisap pereda nyeri tenggorokan
 Mengonsumsi suplemen zinc dan vitamin C
 Mengonsumsi obat batuk pilek yang dijual bebas,
seperti dekongestan untuk meredakan gejala hidung
tersumbat, ekspektoran untuk meredakan gejala batuk, serta paracetamol
dan ibuprofen untuk meredakan gejala demam dan sakit kepala

Penting untuk diingat, hindari penggunaan antibiotik, karena tidak akan


efektif untuk mengatasi batuk pilek. Hindari juga memberikan aspirin pada
anak yang menderita batuk pilek, karena dapat memicu terjadinya sindrom
Reye.
2

A. Konsep Dasar Remaja

1. Pengertian Remaja
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama
kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia
mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2011). Masa remaja disebutjuga
sebagai masa perubahan, meliputi perubahan dalam sikap, dan perubahan
fisik (Pratiwi, 2012). Remaja pada tahap tersebut mengalami perubahan
banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga
penuh dengan masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock, 2011).
Batasan usia remaja Indonesia usia 11-24 tahun dan belum menikah
(Sarwono, 2011). Menurut Hurlock (2011), masa remaja dimulai dengan
masa remaja awal (12-24 tahun), kemudian dilanjutkan dengan masa
remaja tengah (15-17 tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun).

2. Tahapan Remaja
Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) ada tiga tahap
perkembangan remaja, yaitu :
a. Remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun
Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahan perubahan
yang terjadi pada tubuhnya. Remaja mengembangkan pikiran-pikiran baru,
cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Pada
tahap ini remaja awal sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh orang
dewasa. Remaja ingin bebas dan mulai berfikir abstrak.
b. Remaja Madya (middle adolescence) 14-16 tahun
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman. Remaja
merasa senang jika banyak teman yang menyukainya. Ada
kecendrungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai
teman-teman yang mempunyai sifat yang sama pada dirinya. Remaja
cendrung berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus
memilih yang mana. Pada fase remaja madya inimulai timbul keinginan
untuk berkencan dengan lawan jenis dan berkhayal tentang aktivitas
2

seksual sehingga remaja mulai mencoba aktivitas-aktivitas seksual yang


mereka inginkan.
c. Remaja akhir (late adolesence) 17-20 tahun
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang ditandai
dengan pencapaian 5 hal, yaitu :
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang dan
dalam pengalaman-pengalaman yang baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri.
5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self)
dan publik.

3. Karakteristik Perkembangan Sifat Remaja


Menurut Ali (2011), karakteristik perkembangan sifat remaja yaitu:
1) Kegelisahan.
Sesuai dengan masa perkembangannya, remaja mempunyai banyakangan-
angan, dan keinginan yang ingin diwujudkan di masa depan.
Hal ini menyebabkan remaja mempunyai anganangan yang sangat tinggi,
namun kemampuan yang dimiliki remaja belum memadai sehingga remaja
diliputi oleh perasaan gelisah.
2) Pertentangan
Pada umumnya, remaja sering mengalami kebingungan karena sering
mengalami pertentangan antara diri sendiri dan orang tua. Pertentangan
yang sering terjadi ini akan menimbulkan kebingungan dalam diri remaja
tersebut.
3) Mengkhayal
Keinginan dan angan-angan remaja tidak tersalurkan, akibatnya remaja
akan mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalan
mereka melalui dunia fantasi. Tidak semua khayalan remaja bersifat
negatif. Bersifat positif, misalnya menimbulkan ide-ide tertentu yang dapat
direalisasikan.
2

4) Akitivitas berkelompok
Adanya bermacam-macam larangan dari orangtua akan mengakibatkan
kekecewaan pada remaja bahkan mematahkan semangat para remaja.
Kebanyakan remaja mencari jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi
dengan berkumpul bersama teman sebaya. Mereka akan melakukan suatu
kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat mereka
atasibersama.
5) Keinginan mencoba segala sesuatu
Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high
curiosity). Karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, remaja
cenderung ingin berpetualang, menjelajahi segala sesuatu, dan ingin
mencoba semua hal yang belum pernah dialami sebelumnya.

4. Perkembangan remaja

a) Perkembangan fisik
Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada remaja. Kematangan seksual
sering terjadi seiring dengan perkembangan seksual secara primer dan
sekunder. Perubahan secara primer berupa perubahan fisik dan hormon
penting untuk reproduksi, perubahan sekunder antara lakilaki dan
perempuan berbeda (Potter & Perry, 2009).
Pada anak laki-laki tumbuhnya kumis dan jenggot, jakun dan suara
membesar. Puncak kematangan seksual anak laki-laki adalah dalam
kemampuan ejakulasi, pada masa ini remaja sudah dapat menghasilkan
sperma. Ejakulasi ini biasanya terjadi pada saat tidur dan diawali
dengan mimpi basah (Sarwono, 2011).
Pada anak perempuan tampak perubahan pada bentuk tubuh seperti
tumbuhnya payudara dan panggul yang membesar. Puncak
kematangan pada remaja wanita adalah ketika mendapatkan
menstruasi pertama (menarche). Menstruasi pertama menunjukkan
bahwa remaja perempuan telah memproduksi sel telur yang tidak
2

dibuahi, sehingga akan keluar bersama darah menstruasi melalui


vagina atau alat kelamin wanita (Sarwono, 2011).
b) Perkembangan emosi
Perkembangan emosi sangat berhubungan dengan perkembangan
hormon, dapat ditandai dengan emosi yang sangat labil. Remaja
belum bisa mengendalikan emosi yang dirasakannya dengan
sepenuhnya (Sarwono, 2011).
c) Perkembangan kognitif
Remaja mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan
masalah dengan tindakan yang logis. Remaja dapat berfikir abstrak dan
menghadapi masalah yang sulit secara efektif. Jika terlibat dalam
masalah, remaja dapat mempertimbangkan beragam penyebab dan
solusi yang sangat banyak (Potter & Perry, 2009).
d) Perkembangan psikososial

e) Perkembangan psikososial ditandai dengan terikatnya remaja pada


kelompok sebaya. Pada masa ini, remaja mulai tertarik dengan lawan
jenis. Minat sosialnya bertambah dan penampilannya menjadi lebih
penting dibandingkan sebelumnya. Perubahan fisik yang terjadi seperti
berat badan dan proporsi tubuh dapat menimbulkan perasaan yang
tidak menyenangkan seperti, malu dan tidak percaya diri (Potter&
Perry, 2009).

5. Resiko kesehatan
Resiko kesehatan yang dialami oleh remaja :

a. Kecelakaan
Kecelakaan menjadi penyebab utama kematian pada remaja.
Kecelakaan kendaraan bermotor mengakibatkan 74% kematian yang
tidak disengaja pada anak usia 10-19 tahun. (Hockenberry dan
Wilson,2007)
b. Pembunuhan
Pembunuhan merupakan penyebab kematian kedua pada kelompok
usia 15-24 tahun. Kepemilikan senjata akan meningkatkan resiko
2

pembunuhan dan bunuh diri bagi remaja, oleh karena itu tanyakan
mengenai keberadaan senjata api di rumah saat melakukan konseling
keluarga (Hockenberry dan Wilson,2007)
c. Bunuh diri
Bunuh diri merupakan penyebab kematian ketiga pada remaja berusia
13-19 tahun. Pada penelitian terbaru national center for health
statistics, sekitar seperlima siswa sekolah menengah atas pernah
mempertimbangkan untuk bunuh diri dalam 12 bulan terakhir.
(santrock,2007)
d. Penyalahgunaan obat
Penyalahgunaan obat-obattan merupakan masalah bagi semua pihak
yang berhubungan dengan remaja. Remaja percaya bahwa subtansi
tersebut dapat memberikan kenyamanan dan meningkatkan performa
dirinya. Statiska terkini memperlihatkan bahwa pada akhir sekolah
SMA, 85% remaja telah mengonsumsi alcohol, 65% telah mencoba
merokok, dan 49% telah pernah mencoba marijuana. (Hockenberry
dan Wilson,2007)

B. Konsep Dasar Rokok

1. Pengertian
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negera) dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah
satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lainnya. (Aula, 2010).

Rokok merupakan zat adiktif yang berdampak negative bagi kesehatan


anak. Karena, rokok dapat menyebabkan adikasi (ketagihan )dan
depensiasi (ketergantungan) bagi penghisap dan orang sekitar dari paparan
asap rokok. Konsekuensinya, menjauhkan anak dari paparan rokok bukan
hanya menjadi kebutuhan tetapi kewajiban bagi semua pihak agar jaminan
hak tumbuh kembang anak terfasilitasi dengan baik. (Dr.Susanto, M.A ,
2017)
3

Rokok adalah pintu gerbang bagi narkoba. Bahkan rokok itu sendiri
sebenarnya termasuk ke dalam definisi narkoba. Di dalam pengertian
narkoba termuat 3 kelompok zat adiktif yaitu narkotika, psikotropika dan
bahan adiktif lainnya. Rokok bersama dengan alcohol termasuk ke dalam
kelompok yang terakhir. Nikotin yang merupakan salah satu komponen
dari rokok merupakan zat psikotropika stimulant. Jadi sesungguhnya
rokok itu adalah narkoba yang harus dijauhkan untuk melindungi generasi.
(Irjen Polisi Ali Djohardi Wirogioto, 2017

2. Komponen rokok
Sudiono (2007) menyebutkan kandungan didalam rokok tidak hanya
tembakau, tetapi terdapat bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh.
Kandungan utama dalam rokok yaitu nikotin, tar, dan karbonmonoksida.
Nikotin merupakan bahan yang dapat menyebabkan adiksi atau
ketergantungan. Nikotin merupakan racun dan bila digunakan dalam dosis
besar dapat mematikan arena efek paralisis yang ditimbulkannya pada
otot pernafasan. Nikotin meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan
vasokontraksi pembuluh darah sehingga mengganggu sirkulasi darah.
Denyut jantung istirahat pada perokok muda meningkat 2-3 detik/ menit.
Kandungan yang terdapat dalam rokok selain nikotin adalah tar, yang
terdiri dari 4.000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia diantaranya
bersifat karsinogenik. Tembakau yang dibakar akan mengeluarkan tar dan
zat beracun lainnya. Zat-zat tersebut menempel pada sepanjang saluran
nafas perokok dan pada saat yang sama akan mengurangi kekenyalan
alveolus (kantung udara dan paru-paru). Hal ini akan menyebabkan hanya
sejumlah kecil udara yang dapat dihirup dan sedikit oksigen yang terserap
ke dalam peredaran darah.
Gas karbon monoksida yang umum dikenal sebagai asap yang keluar dari
knalpot kendaraan bermotor. Karbon monoksida dalam tubuh akan
mengurangi kemampuan darah untuk menyerap oksigen dari paru-paru. Hal
ini terjadi karena sel darah merah sebagai pengangkut oksigen lebih mudah
berikatan dengan karbon monoksida disbanding dengan oksigen. Lebih
banyak menghisap rokok, lebih banyak karbon monoksida terserap dalam
3

peredaran darah. Karbon monoksida dari asap yang dihirup oleh perokok
itu sendiri hal tersebut mengkontribusi penumpukan di dinding pembuluh
darah dan pencetus proses atherosclerosis.

Selain tiga kandungan utama rokok tersebut, rokok juga mengandungbahan


kimia lain. Rokok juga mengandung sianida, senyawa kimia yang
mengandung kelompok cyano. Benzene, juga dikenal sebagai bensol,
senyawa kimia organic yang mudah terbakar dan berwarna. Cadmium,
sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif. Methanol (alcohol
kayu), alcohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil
alcohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alcohol
Asetilena, merupakan merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga
merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana. Ammonia, dapat
ditemukan dimana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan
unsur-unsur tertentu. Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang
digunakan untuk mengawetkan mayat. Hydrogen sianida, racun yang
digunakan sebagai fumigant untuk membunuh semut. Zat ini juga
digunakan sebagai zat pembuat plastic dari pestisida. Arsenic, bahan yang
terdapat dalam racun tikus. Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang
ditemukan dalam asap buangan mobil dan motor (Wangolds, 2013).

3. Klasifikasi
Rokok menurut jenisnya ada beberapa jenis diantaranya bahan
pembungkus rokok, bahan baku atau bahan isi rokok, proses pembuatan
rokok, dan penggunaan filter pada rokok
a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus

1) Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa jagung

2) Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren

3) Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas

4) Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun


tembakau
3

b. Rokok berdasarkan bahan baku

1) Rokok putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun
tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu

2) Rokok kretek : yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu
3) Rokok klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus agar
mendapat efek rasa dan aroma tertentu
c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya

1) Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya


dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan
dan atau alat bantu sederhana

2) Sigaret Kretek Mesin (SKM) : rokok yang proses pembuatannya


menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukan ke
dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin
pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat
rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu
sampai delapan ribu batang per menit. Mesin pembuat rokok,
biasaynya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok
sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok
natangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pila mesin
pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa
rokok dalam pers, satu pers berisi 10 pak. Sayangnya, belum
ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karenaterdapat
perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada
SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokoksama besar.
3

d. Rokok berdasarkan penggunaan filter

1) Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat


gabus
2) Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya
tidak terdapat gabus.
e. Dilihat dari komposisinya :
1) Bidis : tembakau yang digulung dengan daun tembuni kering dan
diikat dengan benang. Tar dan karbon monoksidanya lebih tinggi
daripada rokok buatan pabrik biasanya ditemukan di Asia
Tenggara dan India.
2) Cigar : dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan
daun tembakau. Ada berbagai jenis yang berbeda dari setiap
Negara, yang terkenal dari Havana, Kuba.
3) Kretek : campuran tembakau dengan cengkeh atau aroma cengkeh
berefek mati rasa dan sakit saluran pernafasan. Jenis ini paling
berkembang dan banyak di Indonesia.
4) Tembakau langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga biasa
digunakan di Asia Tenggara dan India. Bahkan 56% perempuan
India menggunakan jenis kunyah. Adalagi jenis yang diletakkan
antara pipi dan gusi, dan tembakau kering diisap dengan hidung
dan mulut.
5) Shisha atau hubbly bubbly : jenis tembakau dari buah-buahan
atau rasa buah-buahan yang disedot dengan pipa dari tabung.
Biasanya digunakan di Afrika Utara, Timur Tengah, dan beberapa
tempat di asia. Di Indonesia, shisha sedang menjamur seperti
dikafe-kafe.
4. Factor Yang Mempengaruhi Orang Merokok
Perilaku merokok adalah perilaku yang dipelajari. Proses belajar dimulai
dari sejak masa anak-anak, sedangkan proses menjadi perokok pada masa
remaja. Proses belajar atau sosialisasi tampaknya dapat dilakukan melalui
tranmisi dan generasi sebelumnya yaitu tranmisi vertical yaitu lingkungan
keluarga, lebih spesifik sikap permisif orang tua terhadap perilaku
3

merokok remaja. Sosialisasi yang lain melalui transmisi horizontal melalui


lingkungan teman sebaya. Namun demikian, yang paling besar
memberikan kontribusi adalah kepuasan-kepuasan yang diperoleh setelah
merokok atau rokok memberikan kontribusi yang positif. Pertimbangan-
pertimbangan emosional lebih dominan dibandingkan dengan
pertimbangan-pertimbangan rasional bagi perokok (Komasari & Alvin,
2000).
Berdasarkan hasil penelitian Fiadah (2011) meyebutkan bahwa ada 4
faktor yang memiliki peran besar dalam perilaku merokok dan berada
sangat dekat dengan perokok yaitu :
a. Pengaruh orang tua

Perilaku orang tua dalam merokok, akan berpengaruh pada anak.


Sebab, anak akan memiliki kecenderungan untuk mengikuti perilaku
yang dicontohkan oleh orang tua.
b. Pengaruh teman

Hedman et al (2007) menyebutkan bahwa salah satu factor


resiko pencetus remaja untuk merokok adalah memiliki teman yang
juga sebagai perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87%
diantaranya memiliki satu atau lebih sahabat yang perokok, begitu
pula dengan remaja bukan perokok.
c. Factor kepribadian
Salah satu sifat kepribadian yang mempengaruhi remaja
mengonsumsirokok dan obat-obat, yaitu sifat konformitus sisoal.
Individu yangmemiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas
social lebih mudahmenjadi pengguna rokok dan obat-obatan
dibandingkan denganindividu yang memiliki skor rendah.
d. Pengaruh iklan
Remaja tertarik untuk mengikuti perilaku seperti pada iklan rokok,
baik dari media cetak ataupun media elektronik. Hasil penelitian
Mulyadi (2007) juga menyebutkan mengenai factor-faktor yang
mempengaruhi perilaku merokok. Factor-faktor ini dikategorikan
menjadi 6 (enam) yaitu : keinginan mencoba rasa rokok, sebagai
3

fashion (gaya), meyukai rasa rokok. Ketidakpedulian terhadap bahaya


rokok, merokok memberikan kepuasan, dan lingkungan social.
Menurut leventhal & clearly ( dalam komasari & Alvin,2000)
terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok,
yaitu :
a. Tahap preparatory

Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai


merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan.
Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.
b. Tahap intiation

Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan


meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.
c. Tahap becoming a smoker

Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per


hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.
d. Tahap maintenance of smoking

Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara
pengaturan diri (selfregulating). Merokok dilakukan untuk
memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

5. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar pada system oksigenasi


Kebiasaan merokok akan mempengaruhi status oksigenasi seseorang
sebab merokok dapat memperburuk penyakit arteri coroner dan pembuluh
darah arteri. Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan
vasokontraski pembuluh darah perifer dan pembuluh darah coroner.
Akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun. Nikotin ditemukan pada
tembakau dan masuk ke tubuh lewat paru-paru (rokok kretek dan cerutu)
dan membrane mukosa mulut (mengunyah tembakau serta merokok). Pada
dosis rendah, nikotin merangsang reseptor nikotinik di otak untuk
melepaskan norepinefrin dan epinefrein, yangmenyebabkan vasokontriksi.
Akibatnya, frekuensi jantung meningkat dan kemampuan kontraksi
3

ventrikel meningkat. Efek gastrointestinal (GI) mencakup peningkatan


sekresi asam lambung, tonus dan motilitas otot polos GI , dan
meningkatkan muntah.
Nikotin bekerja ke system syaraf pusat (SSP) sebagai suatu stimulant,
berkaitan dengan reseptor asetilkolin di otak dan menyebabkan pelepasan
dopamine dan norepinefrin. Berhenti merokok dianggap lebih sulit karena
pelepasan dopamine, yang kemudian memperkuat ketagihan adiktif untuk
merokok kembali.
Awalnya, nikotin meningkatkan pernafasan, kesadaran mental, dan
kemampuan kognitif, tetapi akhirnya menekan respons (Kneisl &
trigoboff, 2009). Dosis moderat nikotin dapat mengakibatkan tremor.
Dosis tinggi nikotin dijumpai pada beberapa insektisida, dapat
menyebabkan keracunan akut, yang menyebabkan kejang dan kematian.
6. Dampak negative rokok

Sudah banyak diteliti dan telah terbukti bahwa kandungan dalam rokok
membahayakan kesehatan seseoang baik asap yang dihisap langsung saat
merokok maupun yanh kelur dari ujung rokok, sama-sama mengandung
bahan kimia beracun, seperti nikotin, tar, nitrous oxide, fomic acid, caron
monoksida, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut apabila beri nteraksi dan
berakumulasi secara kronis dalam waktu yang lama dapat menimbulkan
penyakit kanker paru,bir, kerongkongan, usus, penyakit jantung dan
penyakit paru kronis. Cahyono (2008) mengatakan tentang bahaya rokok
yang merupakan penyebab kematian dini yang sebenarnya dapat dicegah.
Penyebab kematian utama yang disebabkan oleh rokok adalah penyakit
jantung (1,69 juta kematian), dan kanker paru (0.85 juta kematian). Sekitar
90% kanker paru berhubungan dengan kebiasaan merokok. Jenis kanker lain
yang bisa terkait dengan rokok adalah kanker kandung kemih, ginjal, kanker
leher Rahim. Kanker esophagus, dan kanker pancreas.

Nikotin adalah salah satu zat beracun yang bersifat adiktif yang berperan
besar dalam menimbulkan gangguan tubuh. Nikotin dapat meningkatkan
denyut jantung dan tekanan darah. Nikotin dapat mengaktivasi trombosit
3

dan meningkatkan asam lemak, mencetuskan aterosklerosis, penyempitan


pembuluh coroner. Penyempitan arteri coroner dapat menimbulkanserangan
jantung. Sumbatan pembuluh darah juga dapat terjadi di tempat lain.
Apabila sumbatan terjadi di pembuluh darah ginjal, menyebabkan terjadinya
hipertensi dan gagal ginjal. Apabila penyumbatan terjadi di otak bisa
menyebabkan terjadinya stroke.

Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung lebih dari 40 macam


karsinogen. Kemungkinan kanker paru pada perokok 22 kali lebih besar dari
pada non perokok. Kanker hidung, lidah, mulut, kelenjar ludah2 kali lebih
besar dari non perokok. Kanker pharynk 6-7 kali lebih besar, kerongkongan
12 kali lebih besar, eshophagus 8-10 kali lebih besar, ginjal 5 kali lebih
besar dari non perokok (Depkes, 2009).
Rokok juga beresiko menimbulkan impotensi. Rokok juga dapat
menyebabkan disfungsi ereksi pada umur 30-40 tahun. Hal ini disebabkan
karena bahan kimia dalam rokok menyebabkan penyempitan pada.
pembuluh darah sekitar genital. Adanya disfungsu ereksi merupakan tanda
dini gangguan pembuluh darah ditempat lain.
Nikotin dalam rokok juga dapat menurunkan kadar estrogen, sehingga
menimbulkan menopause secara dini dan psteoporosis lebih berat. Zat kimia
yang ada dalam rokok dapat menstimulasi thrombosis di otak besar yang
dapat berakibat terjadinya serangan stroke atau kelumpuhan. Selain itu
rokok juga bisa menyebabkan keguguran spontan, bayi dengan berat badan
lahir rendah, dan meningkatkan resiko kematian bayi baru lahir. Disamping
keadaan diatas, kebiasaan merokok memudahkan munculnya gangguan gusi
dan gigi, kemandulan, asam bronkial, dan gangguan pada mata terutama
katarak.

7. Penatalaksanaan
Ada dua metode yang selama ini dikembangkan para ahli dalam dunia rokok
untuk menghentikan kecanduan terhadap rokok (Syafiie, 2009). Metode
tersebut yaitu :
a. Metode yang mengandalkan perubahan prilaku
3

Perokok berubah tanpa bantuan obat-obatan, terdiri dari :


1) Metode Cold Turkey
Perokok hanya perlu berhenti merokok. Metode ini tidak
menggunakan perencanaan yang panjang. Perokok cukup
menentukan kapan dia akan melakukannya.
2) Teori perilaku kognitif
Perokok hanya akan merubah prilaku buruk merokok kalau
diatahu bahwa merokok itu buruk.
3) Pengondisian berbalik
Teknik ini sangat unik, yaitu memasangkan sebuah stimulasi
negative dengan prilaku yang ingin dirubah.
b. Metode yang mengandalkan terapi dan obat-obatan
1) Terapi penggantian nikotin
Nikotin yang biasanya didapat dari rokok diganti sumbernya
dengan nikotin yang didapat dari kulit (susuk nikotin), mukosa
hidung (nikotin sedot hidung), dan mukosa mulut (permen karet
nikotin).
2) Pemberian obat-obatan
Obat yang digunakan untuk membantu keberhasilan berhenti
merokok antara lain :
a) Varenklin
Varenklin menghalangi nikotin menempel pada reseptordan
mengurangi rasa nikmat yang ditimbulkan dari rokok.
Efektivitas obat ini sudah teruji dalam studi terhadap 2.000
perokok. Dosis yang digunakan untuk terapi adalah 1 mg,
diberikan 2 kali sehari, efek samping yang ditimbulkan
adalah mual, sakit kepala, insomnia dan mimpi buruk,
namun hanya terjadi pada kurang dari 10 % (Larasaty,
2009).
b) Bupropion
Obat ini memiliki efek poten untuk berhenti merokok,
bahkan melebihi khasiat varenklin. Efek samping
3

bupropion tersering adalah insomnia, mulut kering, mual


dan dapat menyebabkan kejang dengan resiko 1:1.000,
maka tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat
epilepsy (Suryadjaja, 2013).
c) Klonidin
Klonidin efektif menurunkan gejala putus obat pada pasien
yang berhenti merokok atau berhenti minum alcohol. Efek
samping utama klonidin adalah mulut kering dan sedasi.
Klonidin berguna bagi pasien yang memiliki kontraindikasi
dengan farmakoterapi lainnya.

3) Metode hipnotis
Perokok diberi intervensi oleh penghipnitis bahwa merokok itu
buruk dan dia harus berhenti, maka pada saat dia sadar kembali,
besar kemungkinan dia akan berhenti, sekalipun dia tidak tahusiapa
yang menyuruhnya berhenti

1. Konsep Ketidakpatuhan (Menjaga Lingkungan dengan Cara Mengelola


sampah berdasarkan jenisnya)
A. Definisi Lingkungan
Lingkungan yang sehat adalah suatu kondisi/ keadaan lingkungan yang
optimal sehingga berpngaruh posistif terhadap terwujudnya status
kesehatan yang optimum pula.

B. Tujuan menjaga kesehatan lingkungan


1. Memahami pentingnya menjaga kesehatan lingkungan

C. Manfaat menjaga kesehatan lingkungan


1. Terhindar dari penyakit
2. Terhindar dari ancaman banjir
3. Lingkungan menjadi lebih rapi dan nyaman untuk ditempati
4

4. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani


5. Memelihara kerukunan antar tetangga

D. Ciri-ciri lingkungan yag sehat


1. Lingkungan bersih
2. Udara bersih bebas polusi
3. Ventilsi yang baik
4. Lingkungan sungaiyang bebas dari sampah
5. Lingkungan dan pekarangan bersih dan bebas dari sampah

E. Komponen-komponen lingkungan yang sehat (perumahan)


1. Memiliki ruangan yang cukup sehingga penghuni tidak terlalu padat
2. Lantai tidak berdebu
3. Memiliki ventilasi yang cukup
4. Mempunyai tempat mandi dan pembuangan air limbah rumah tangga
5. Memiliki tempat penyimpanan makanan sehingga terhindari dari
gangguan tikus, kecoa, debu, lalat, dan lain-lain
6. Mempunyai tempat memasak (dapur) dan menyediakan lubang atau
saluran pembuangan asap dirumah.

F. Pengertian sampah
Sampah merupakan suatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, suatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia yang
tidak terjadi dengan sendirinya.

G. Tujuan pengelolaan sampah


1. Mampu memahami pengelolaan sampah dengan baik

H. Manfaat pengeolaan sampah


1. Munculnya kesadaran masyarakat saat mengkonsumsi atau membeli
barang
2. Menghemat lahan tempat pembuangan akhir
4

3. Lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat

I. Jenis-jenis sampah
Sampah berdasarkan bahan asalnya dibedakan menjadi dua, yaitu
1. Sampah organik
Sampah organik adalah Sampah yang dengan mudah dapat
diuraikan melalui proses alami. Sampah organik ini diantaranya
sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain
plastik, karet, styrofoam dan sejenisnya), kulit buah, daun dan ranting.
2. Sampah anorganik
Sampah anorganik adalah Sampah yang sebagain besar tidak dapat
diurai oleh mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable).
Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu
yang lama. Contoh sampah jenis ini misalnya botol plastik, botol gelas
dan kaleng.

Berdasarkan keadaan fisiknya sampah dibedakan menjadi sampah


basah dan sampah kering. Sampah basah umumnya mempunyai
kandungan air yang tinggi sehingga cepat membusuk, misalnya sisa-
sisa makanan. Sedangkan sampah kering merupakan sampah yang
tidak banyak mengandung air dan tidak mudah lapuk atau membusuk.
Contoh jenis sampah ini adalah sampah plastik, kaca, kertas dan
kaleng.

J. Pengelolaan sampah
Undang-Undang No 18 tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah beserta Peraturan Pemerintah No 81 tahun 2012
mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam
pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul-angkut-buang
menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan
penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah bermakna agar
seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun
4

masyarakat luas melaksanakan pembatasan timbulan sampah,


pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang
lebih dikenal dengan konsep 3R (Kementrian Lingkungan Hidup,
2012).
Pengertian pengelolaan sampah 3R secara umum adalah upaya
pengurangan pembuangan sampah, melalui kegiatan menggunakan
kembali (reuse), mengurangi (reduce), dan mendaur ulang(recycle).
Konsep tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Reuse (menggunakan kembali), yaitu penggunaan kembali sampah
secara langsung baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain.
Contoh yang dapat dilakukan di rumah tangga misalnya
penggunaan kembali wadah bekas botol madu untuk wadah pernak-
pernik, kaleng cat untuk tempat sampah, botol plastik untuk pot bunga
dan sebagainya.
2. Reduce (mengurangi), yaitu mengurangi segala sesuatu yang
menyebabkan timbulnya sampah. Hal ini dapat dilakukan misalnya
dengan menggunakan kantong yang tahan lama untuk belanja
kebutuhan sehari-hari, menggunakan produk yang bisa diisi ulang,
mengurangi pemakaian bahan sekali pakai seperti tisue dengan
serbet atau sapu tangan, membawa wadah makan atau minum
sendiri dan lain-lain.
3. Recycle (daur ulang), yaitu memanfaatkan kembali sampah
setelah mengalami proses pengolahan. Hal yang dapat dikerjakan
untuk konsep ini dalam skala rumah tangga diantaranya selalu
memilih produk atau kemasan yang memiliki tanda bisa atau
mudah didaur ulang, membuat kompos dari sampah organik yang
dihasilkan, membuat sampah kaleng menjadi barang lain yang lebih
bermanfaat.

Pengelolaan sampah dengan konsep 3R ini membutuhkan


partisipasi masyarakat sebagai bagian yang sangat penting.
Partisipasi masyarakat merupakan suatu keterlibatan masyarakat
4

untuk berperan secara aktif dalam suatu kegiatan yang bersih dan
sehat, khususnya dalam melakukan pengelolaan sampah.

K. Dampak sampah terhadap manusia dan lingkungannya


1. Dampak sampah terhadap kesehatan
Penanganan sampah yang tidak baik akan memberikan dampak buruk
bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Sampah tersebut akan
berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan, seperti:
a. Penyakit diare
b. Penyakit typus
c. Penyakit DHF
d. Penyakit jamur
e. Penyakit cacingan
sampah yang dibuang sembarangan dapat mengundang
berbagai jenis bakteri, virus, dan parasit. Penyakit yang disebabkan
bakteri dari sampah contohnya,salmonellosis, shigellosis,
keracunan makanan stafilokokus, infeksi kulit, dan tetanus.
Sementara penyakit yang disebabkan oleh virus berupa trakhoma,
hepatitis A, gastroentritis dan lain-lain. Sedangkan parasit yang
berasal dari sampah dapat menimbulkan penyakitcacing tambang,
cacing kremi dan cacing gelang.
2. Dampak sampah terhadap lingkungan
Selain berdampak buruk terhadap kesehatan manusia, penanganan
sampah yang tidak baik juga mengakibatkan dampak buruk bagi
lingkungan. Seringkali sampah yang menumpuk di saluran air
mengakibatkan aliran air menjadi tidak lancar dan berpotensi
mengakibatkan banjir. Selain itu, sampah cair yang berada di sekitar
saluran air akan menimbulkan bau tak sedap.
3. Dampak sampah terhadap sosial ekonomi
Penanganan sampah yang tidak baik juga berdampak pada keadaan
sosial dan ekonomi.
Beberapa diantaranya adalah:
4

a. Meningkatnya biaya kesehatan karena timbulnya penyakit


b. Kondisi lingkungan tidak bersih akibat penanganan sampah yang
tidak baik. Hal ini pada akhirnya akan berdampak pada kehidupan
sosial masyarakat secara keseluruhan.

L. Idealnya pembuangan kotoran (jamban)


1. Jarak lubang kotoran kesumur sekurang kurangnya 10 meter
2. Letak lubang kotoran serendah dari letak sumur
3. Tendon penampung tinja sekurang kurangnya 4 meter
4. Mempunyai lubang ventilasi

2. Konsep Cuci Tangan (Defisit Pengetahuan Tentang Perilaku Sehat)


A. Pengertian Cuci Tangan
Menurut DEPKES 20017, mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci tangan adalah membasahi
tangan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit, agar kuman yang
menempel pada tangan benar-benar hilang.

B. Tujuan cuci tangan


Tujuan dari cuci tangan adalah untuk menjaga kebersihan diri, mencegah
infeksi silang dan sebagai pelindung diri. Sedangkan manfaat dari cuci
tangan anatara lain :
1. Untuk menghindari penularan penyakit melalui tangan
2. Untuk menjaga kebersihan diri (peroranagan)
3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar
4. Supaya tidak menjadi agen penularan bibit penyakit kepada orang lain

C. Manfaat cuci tangan


1. Untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan.
2. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).
3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar.
4

4. Supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain

D. Dampak Jika Tidak Cuci Tangan


1. Keracunan Bakteri Salmonella
Jika Anda sering makan tanpa mencuci tangan maka bisa terkena
infeksi bakteri salmonella. Bakteri ini bisa menyebar secara langsung
dari berbagai tempat. Potensi ini juga bisa disebabkan karena makan
sayuran mentah tanpa di cuci. Telur bakteri salmonella akan berpindah
dari makanan atau tangan ke dalam saluran pencernaan. Bakteri ini bisa
hidup dalam usus dan saluran pencernaan lain. Tanda keracunan bakteri
salmonella adalah seperti diare, sakit perut, keringat dingin, mual dan
muntah. Untuk mencegah agar tidak terlalu parah maka bisa meminta
bantuan dokter.
2. Keracunan Bakteri E. Colli
Keracunan bakteri E. colli juga bisa terjadi jika Anda makan
tanpa mencuci tangan. Bakteri ini bisa berasal dari tempat umum seperti
toilet. Misalnya jika Anda makan setelah menggunakan toilet umum
tanpa mencuci tangan, maka telur bakteri E.colli bisa masuk ke saluran
pencernaan secara langsung. Keracunan ini bisa menyebabkan diare
yang sangat berat, kram perut, nyeri perut yang parah dan jika tidak
segera diobati maka bisa menyebabkan gagal ginjal.
3. Resiko Tertular Flu atau Pilek
Tertular flu atau pilek menjadi resiko yang paling sering terjadi
secara umum. Penularan ini terjadi ketika Anda baru saja menggunakan
fasilitas umum atau bersentuhan dengan orang lain. Kemudian ketika
Anda makan secara langsung maka bisa menyebabkan virus segera
berpindah tangan. Virus akan menyebar sangat cepat, tidak hanya masuk
ke dalam tubuh tapi juga berpindah lewat saluran pernafasan.
4. Tertular Penyakit Infeksi Tenggorokan
Jika Anda memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum
makan, maka bisa menyebabkan infeksi tenggorokan. Hal ini terjadi
ketika ada banyak bakteri yang sudah melekat ke tangan kemudian
4

menyebar ke saluran pencernaan. Makanan yang masuk ke saluran


tenggorokan akan berhubungan langsung dengan lendir. Kemudian
bakteri akan tinggal dalam bagian lendir tersebut dan berkembang
dengan pesat. Kondisi ini bisa menyebabkan sakit tenggorokan dan
infeksi yang lebih buruk. (baca juga : bahaya radang tenggorokan
kronis)

5. Diare
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga sangat
rentan terkena penyakit diare. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau
bakteri yang sebelumnya sudah ada di tangan. Kemudian akan masuk ke
saluran pencernaan lewat makanan yang bersentuhan langsung dengan
tangan. Perkembangan bakteri atau virus dalam saluran pencernaan bisa
menyebabkan diare. Usus tidak bisa menerima bakteri tersebut sehingga
membuat reaksi diare. Untuk mencegah hal yang lebih buruk sebaiknya
segera kunjungi dokter Anda.
6. Infeksi Penyakit Hepatitis B
Bahaya tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena
hepatitis B. Penyakit hepatitis ini akan menyerang organ hati dan
menyebabkan penderita sulit untuk memiliki tubuh yang sehat. Hepatitis
B termasuk jenis penyakit yang mudah menular. Salah satu cara untuk
mencegahnya adalah sering mencuci tangan. Mencuci tangan sebelum
makan bisa menurunkan resiko hepatitis B. Virus ini bisa menyebar
dengan mudah lewat udara dan makanan. Bahkan lingkungan yang
buruk bisa menjadi tempat endemi hepatitis B.
7. Resiko Infeksi Shigellosis
Infeksi ini bisa menyebabkan penyakit shigellosis, yang
merupakan infeksi akibat jenis bakteri shigela. Penyakit yang dihasilkan
seperti disentri. Disentri umumnya disebabkan karena kebiasaan tidak
mencuci tangan sebelum makan. Ketika tangan Anda kotor setelah
melakukan berbagai pekerjaan maka mungkin banyak bakteri yang
bersarang dalam tangan Anda. Kontaminasi bisa terjadi lewat makanan
4

itu sendiri atau tangan yang kotor. Penyakit ini ditandai dengan demam,
diare yang parah, diare bisa disertai darah dan dehidrasi.
8. Resiko Infeksi Botulisme
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa
terkena infeksi penyakit botulisme. Penyakit ini menular secara
langsung lewat makanan dan tangan yang kotor. Ini termasuk jenis
infeksi yang sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.
Infeksi juga membutuhkan perawatan yang segera untuk mengurangi
potensi bahaya yang lebih buruk. Beberapa tanda infeksi ini adalah
seperti diare, sakit perut, mual, muntah, demam, pandangan kabur dan
hilang kesadaran.
9. Resiko Infeksi Amoebiasis
Resiko infeksi amoebiasis adalah jenis penyakit yang bisa
disebabkan karena tidak mencuci tangan sebelum makan. Penyakit ini
akan menyebabkan penderita mengalami disentri. Jenis amuba penyebab
infeksi ini termasuk dalam kelas Entamoeba histolitica. Infeksi ini tidak
hanya menyerang pada saluran pencernaan namun juga berbagai organ
lain. Karena itu infeksi ini cepat berkembang dalam tubuh dan
membutuhkan perawatan darurat. Mencuci tangan sebelum makan bisa
mencegah kondisi yang lebih berbahaya.
10. Resiko Radang Pernafasan
Orang yang memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum
makan juga bisa terkena penyakit radang saluran pernafasan. Penyakit
ini bisa menyebabkan sesak nafas, batuk, flu dan radang tenggorokan.
Penyakit ini bisa menyebar lewat bakteri atau virus yang masuk ke
tubuh lewat makanan. Ketika bakteri atau sumber penyebab infeksi
bersentuhan dengan lendir dalam tenggorokan, maka sumber infeksi
akan berkembang dalam tempat itu. Kemudian akan menyebabkan
penurunan sistem kekebalan tubuh dan membuat penderita mudah sakit.
Sumber penyebab penyakit seperti bakteri atau virus mungkin memang
tidak terlihat oleh mata secara langsung. Sumber infeksi bisa saja berasal
dari makanan, lingkungan atau tangan yang kotor ketika makan. Untuk
4

mengatasi berbagai bahaya tersebut maka biasakan untuk selalu mencuci


tangan sebelum makan. Anda bisa mencoba untuk melakukan cara
mencuci tangan yang benar dan steril agar benar-benar bersih dan tidak
terkena resiko penyakit.

E. Kapan Waktu Cuci Tangan


1. Menurut Handayani , dkk (2000) waktu pelaksanaan cuci tangan adalah
sebagai berikut:
a. Sebelum dan setelah makan.
b. Setelah ganti pembalut.
c. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan
setelah memegang bahan mentah, seperti produk ternak dan ikan.
d. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan.
e. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan.
f. Sebelum dan setelah mengiris sesuatu.
g. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka.
h. Setelah menangani sampah.
i. Sebelum memasukkan atau mencopot lensa kontak.
j. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet, wartel,
dan lain – lain).
k. Pulang bepergian dan setelah bermain.
l. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.

2. Bagi petugas medis/tenaga kesehatan


a. Sebelum menyentuh pasien
b. Sebelum melakukan tindakan aseptik/steril
c. Setelah melakukan tindakan/terpapar cairan tubuh pasien
d. Setelah menyentuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
F. Enam Langkah Cuci Tangan
1. Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan
4

2. Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling


menjalin dan sebaliknya
3. Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
4. Punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari
saling mengunci
5. Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak
kiri dan sebaliknya Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan
dengan jari-jari tangan kanan mengunci pada telapak tangan kiri dan
sebaliknya

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas


2.3.1 Pengkajian Komunitas
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dansistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, sosial ekonomi,maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu :
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusanatau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah
(Mubarak,2005). Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam
pengumpulan data meliputi :
2. Data Inti

Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas Remaja. Data dikaji


melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal dikomunitas dan
studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data
umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek
keperawatankomunitas), luas wilayah, kekuatan komunitas dan pola
perubahan komunitas.
3. Data Demografi
Jumlah komunitas aggregate remaja diperoleh 36 remaja berdasarkan
5

: usia, jenis kelamin, suku, bahasa, pendidikan, agama.


4. Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR,
penyebab kematian, angka pertambahan anggota.
5. Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital.
Selanjutnya status kesehatan komunitas remaja di kelompokkan
berdasarkan kelompok umur : usia sekolah, remaja dan Adapaun
pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :
a. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh remaja
b. Tanda–tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
c. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir)
d. Riwayat penyakit remaja
e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
f. Status psikososial
g. Status pertumbuhan dan perkembangan
h. Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
6. Data lingkungan fisik
i. Pemukiman Tempat Tinggal Remaja
j. Luas bangunan
k. Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion
l. Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
m. Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes
n. Dinding : tembok, kayu, bambu
o. Lantai : semen, keramik, tanah
p. Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai
q. Pencahayaan : kurang, baik
r. Penerangan : kurang, baik
s. Kebersihan : kurang, baik
t. Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik
u. Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik
v. Sanitasi
5

w. Penyediaan air bersih (MCK)


x. Penyediaan air minum
y. Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air
z. Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
aa. Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,
bagaimana cara pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau
caralainnya
a. Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
b. Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry
c. Fasilitas
1. Peternakan, pertanian, perikanan dan lain –lain
2. Pekarangan
3. Sarana olahraga
4. Taman, lapangan
5. Ruang pertemuan
6. Sarana hiburan
7. Sarana ibadah
d. Batas – batas wilayah sebelah utara, barat, timur dan selatan
e. Kondisi geografis
f. Pelayanan kesehatan dan sosial
7. Pelayanan kesehatan
a. Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)
b. Jumlah kunjungan
c. Sistem rujukan
d. Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)
e. Lokasi
f. Kepemilikan
g. Kecukupan
h. Keamanan dan transportasi
8. Keamanan
a. System keamanan lingkungan
5

b. Penanggulangan kebakaran
c. Penanggulangan bencana
d. Penanggulangan polusi, udara dan air tanah
9. Transportasi
a. Kondisi jalan
b. Jenis transportasi yang dimiliki
c. Sarana transportasi yang ada
10. Politik dan pemerintahan
a. Sistem pengorganisasian
b. Struktur organisasi
c. Kelompok organisasi dalam remaja
d. Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
11. Sistem komunikasi
e. Sarana umum komunikasi
f. Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
g. Cara penyebaran informasi
2. Pendidikan
a. Tingkat pendidikan komunitas Agreggate Remaja
b. Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
c. Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
d. Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
e. Jenis bahasa yang digunakan
3. Rekreasi
a. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
b. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
c. Partisipasi dan peran serta masyarakat

2.3.2 Diagnosa Keperawatan Komunitas


2.3.1.1 Intervensi Keperawatan
Menurut APD Salvari (2013), rencana keperawatan komunitas remaja
adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk
dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan
5

yang telah diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering muncul


Langkah – langkah intervensi Komunitas :
1. Observasi.

Observasi diperlukan dalam pelaksanaan keperawatan . Observasi


dilakukan sejak pengkajian awal dilakukan dan merupakan proses
yang terus menerus selama melakukan kunjungan (Hitchcock,
Schubert & Thomas, 1999). Lingkungan yang perlu diobservasi yaitu
keadaan, kondisi rumah, interaksi antar keluarga, tetangga dan
komunitas. Observasi diperlukan untuk menyusun dan
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada .
2. Terapi Modalitas.
Terapi modalitas adalah suatu saranapenyembuhan yang diterapkan
pada dengan tanpa disadari dapat menimbulkan respons tubuh berupa
energi sehingga mendapatkan efek penyembuhan (Starkey, 2014).
Terapi modalitas yang diterapkan pada, yaitu: manajemen nyeri,
perawatan gangren, perawatan luka baru, perawatan luka kronis,
latihan peregangan, range of motion, dan terapi hiperbarik.
Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan Pola
perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang
berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep,
penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan
purin.
3. Terapi komplementer (complementary and alternative medicine
/CAM).
Terapi komplementer adalah penyembuhan alternatif untuk
melengkapi atau memperkuat pengobatan konvensional maupun
biomedis (Cushman & Hoffman, 2014; Xu, 2014) agar bisa
mempercepat proses penyembuhan. Pengobatan konvensional
(kedokteran) lebih mengutamakan penanganan gejala penyakit,
sedangkan pengobatan alami (komplementer) menangani penyebab
penyakit serta memacu tubuh sendiri untuk menyembuhkan penyakit
yang diderita (Sustrani,Alam&Hadibroto,2015).
5

Ranah terapi komplementer dan bentuk-bentuk terapi komplementer


(Cushman & Hoffman, 2014):
a. Pengobatan alternative : Terapi herbal, akupunktur, pengobatan
herbal Cina
b. Intervensi tubuh dan pikiran : Meditasi, hipnosis, terapi
perilaku, relaksasi Benson, relaksasi progresif, guided imagery,
pengobatan mental dan spiritual
c. Terapi bersumber bahan organik : Terapi diet , terapi jus,
pengobatan orthomolekuler (terapi megavitamin), bee
pollen, terapi lintah, terapi larva
d. Terapi pijat, terapi gerakan somatis, dan fungsi kerja tubuh :
Pijat refleksi, akupresur, perawatan kaki, latihan kaki,
senam.

e. Terapi energi : Qigong, reiki, terapi sentuh, latihan seni


pernafasan tenaga dalam, Tai Chi

Bioelektromagnetik : Terapi magnet


Bentuk intervensi terapi modalitas dan komplementer memerlukan
kajian dan pengembangan yang disesuaikan dengan peran dan fungsi
perawat, terutama pada agregat .

2.3.3 Implementasi Keperawatan


Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan keperawatan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
tindakan disusun untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Tujuan :
a. Mengorganisasikan
b. Mendelegasikan
c. Mengelola kerja pada setiap tahap tindakan sesuai dengan
waktu yang ditetapkan.
Kegiatan-kegiatan dalam implementasi :
1. Promotif
a. pelatihan kader kesehatan
b. pendidikan kesehatan
5

c. standarisasi nutrisi yang baik

d. penyediaan perumahan
e. pemeriksaan kesehatan secara berkala
2. Preventif
a. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
b. Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan
c. Pemberian nutrisi khusus
d. Pemeriksaan secara berkala
e. Imunisasi khusus pada kelompok khusus aggregate remaja
f. Personal hygine kesehatan langsung
g. pelayanan kesehatan di posyandu : Balita,lansia, dll.
h. Pembinaan pada kelompok di masyarakat.

Prinsip-prinsip Keperawatan Komunitas :


4. inovatif ( tidak monoton)
5. mau bekerjasama
6. rasional
7. mampu dan mandiri
8. ugem (masyarakat haru yakin dan percaya).

Implementasi Keperawatan Komunitas :


1. meningkatkan perilaku sehat
2. pencegahan penyakit kronis

3. pencegahan penyakit infeksi


4. adanya partisipasi dari masyarakat
5. pencegahan injury dan disability
6. fokus pada program kesehatan komunitas

2.3.4 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai melalui
5

evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor yang terjadi selama


tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan.
Tujuan evaluasi :
9. Mengakhiri rencana tindakan : klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan.
10. Memodifikasi rencana tindakan : klien mengalami kesulitan dalam
mencapai tujuan.
11. Meneruskan rencana tindakan : klien memerlukan waktu yang lama
untuk mencapai tujuan.

Tahap-tahap evalusasi :
a. Perkembangan masalah kesehatan
b. Pencapaian tujuan keperawatan
c. Efektifitas dan efisiensi tindakan / kegiatan yang telah dilaksanakan
d. Rencana tindak lanjut.

Metode evaluasi keperawatan, yaitu :

a. Evaluasi formatif (proses) Evaluasi yang dilakukan selama proses


asuhan keperawatan dan bertujuan untuk menilai hasil
implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan, sistem penulisan evaluasi formatif ini biasanya ditulis
dalam catatan kemajuan atau menggunakansistem SOAP.
b. Evaluasi sumatif (hasil)
Adalah evaluasi akhir yang bertujuan untuk menolai secara
kseluruhan, sistem penulisan evaluasi sumatif ini dalam bentuk
catatan naratif atau laporan ringkas.
5

BAB 3
PENGKAJIAN

3.1 Pengkajian
Tahap pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 03 November 2022. Data yang
dikumpulkan meliputi : jumlah data yang dipergunakan sebagai sampel
sejumlah 231 jiwa dari 72 kk.
5

Deskripsi : Desa darungan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur, Desa Darungan mempunyai 4 dusun,
diantaranya : Darungan, Wonoasri, Templek dan Rejosari. Mempunyai 9 RW dan
Total 32 RT. Desa Darungan mempunyai Luas 4,01 KM². Mempunyai Kepala
Desa Yaitu Bpk. Ibnu Malik, S,Sos, Msi.

Visi dan Misi Desa Darungan :

Visi :

“TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN KEDIRI YANG


BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA,
CERDAS, SEHAT, MANDIRI, TENTRAM, DAN SEJAHTERA, YANG
BERBASIS PADA LIMA SEKTOR UTAMA PEMBANGUNA YAITU
PENDIDIKAN, KESEHATAN, PERTANIAN, INDUSTRI-PERDAGANGAN
DAN PARIWISATA, YANG DIDUKUNG OLEH PENYELENGGARA
PEMERINTAH YANG PROFESIONAL”.

MISI :

1. Melakukan Ajaran Agama dalam kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan


Bernegara sebagai wujud peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat yang ditandai dengan terpenuhinya
kebutuhan pangan, sandang, dan papan serta terwujudnya Keluarga sehat.
3. Menumbuh-kembangkan Aktivitas Pendidikan Formal, Nonformal dan
Informal untuk meningkatkan sumber daya generasi muda sebagai upaya
mencapai Tujuan mencerdaskan kehidupan Bangsa.
4. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pola hidup sehat
sebagai langkah nyata menuju keluarga Sejahtera.
5. Membangun Kehidupan Masyarakat yang tertata, taat hukum dan Peraturan
Perundang-undangan, sling menghargai satu sama lain sebagai dasar
pemahaman atas hak asasi manusia, gotong-royong dan toleran, dalam rangka
menciptakan suasana aman, tertib dan damai di Masyarakat.

Berdasarkan denah peta demografi diatas, mahasiswa praktek komunitas di


berikan wilayah kelolaan yaitu RT 03 & RT 04 RW 01 Dusun Darungan Ds.
Darungan dengan batas wilayah sebelah utara sampai dengan perempatan
pertama, sebelah barat sampai rumah ke empat dari perempatan ke dua dilihat
dari utara, sebelah timur dilihat dari perempatan ke dua ke timur sampai
5

persawahan, dan sebelah selatan sampai dengan rumah terakhir setelah SDN 1
Darungan.

3.1.1 Data Demografi


Hasil pendataan dilakukan oleh mahasiswa STIKES Karya Husada Kediri
Praktik Profesi Ners Keperawatan Departemen Keperawatan Komunitas,
sebanyak 18 mahasiswa pada tanggal 03 November 2022, ditemukan dari 72
KK dengan jumlah 231 dengan perincian sebagai berikut:
3.1.2 Jumlah dan Jenis-jenis tempat umum
1. Tempat ibadah
Masjid/Mushola 2
Gereja, wihara, Pura : Tidak Ada
2. Pelayanan Kesehatan
Rumah sakit : Tidak Ada
Puskesmas : Tidak Ada
Posyandu 4
3. Politik dan
Pemerintahan Pos
keamanan 1
BPD : Tidak Ada
4. Balai Pertemuan
Balai Desa 1
Balai RW 1
Balai RT 1
5. Pusat Kegiatan Ekonomi
Pasar : Tidak Ada
Toko kelontong 6
Warung 5
6. Fasilitas Pendidikan
TK/PAUD 2
SD 2
SMP :-
SMA :-
Perguruan Tinggi :-
6

7. Tempat wisata/rekreasi : Tidak Ada


8. Sarana dan kegiatan
kelompok Karang Taruna
4
PKK 2
TPA :1
Kegiatan Keagamaan:
9. Komunikasi
Radio : Ada
TV : Ada
Telepon/Hp : Ada
Internet : Ada
Koran/majalah : Ada
10. Transportasi
Angkutan Umum :-
Angkutan Pribadi :-
3.1.3 Data Inti Komunitas
3.1.3.1 Distribusi frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin
Data Frekuensi Prosentase (100%)
1. Laki-laki 115 49,8%
2. Perempuan 116 50,2%
Total 231 100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil pengkajian didapatkan


49,8% berjenis kelamin laki-laki dan 50,2% berjenis perempuan.
3.1.3.2 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan umur
Data Frekuensi Prosentase (100%)
1. 0-<5 th 16 6,9%
2. 5-<13 th 26 11,3%
3. 13-<18 th 16 6,9%
4. 18-<45 th 92 39,8%
5. 45-<60 th 52 22,5%
6. 60-<90 th 29 12,6%
7. >90 th - -
Total 231 100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil pengkajian didapatkan 163


orang sebagian besar usia 18-<45 tahun yaitu 92 orang (39,8%).
6

3.1.3.3 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan status perkawinan


Data Frekuensi Prosentase (100%)
1. Kawin 119 51,5%
2. Tidak/belum kawin 95 41,1%
3. Janda/Duda 17 7,4%
Total 231 100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian didapatkan


hasil dari 231 orang (51,5%) kawin, (41,1%) tidak kawin dan (7,4%)
janda/duda.
3.1.3.4 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan agama
Data Frekuensi Prosentase (100%)
1. Islam 231 100%
2. Kristen - -
3. Hindu - -
4. Budha - -
5. Khonghucu - -
6. Lain-lain - -
Total 231 100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian didapatkan


seluruh anggota keluarga beragama islam.
3.1.3.5 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan suku
Data Frekuensi Prosentase (100%)
1. Jawa 231 100%
2. Betawi - -
3. Lain-lain - -
Total 231 100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian didapatkan


seluruh anggota keluarga bersuku jawa.
3.1.3.6 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan pendidikan
Data Frekuensi Prosentase (100%)
1. Belum Sekolah 18 7,8%
2. TK 3 1,3%
3. SD 64 27,7%
6

4. SMP 43 18,6%
5. SMA 79 34,2%
6. Perguruan Tinggi 24 10,4%
7. Non-formal - -
Total 231 100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian didapatkan


sebagian besar berpendidikan SMA (34,2%) dan sebagian kecil
berpendidikan SD (27,7%).
3.1.3.7 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan pekerjaan
Data Frekuensi Prosentase (100%)
1. PNS/TNI/Polri 7 3%
2. Pegawai swasta 15 6,5%
3. Wiraswasta 27 11,7%
4. Petani 25 10,8%
5. Buruh tani 13 5,6%
6. Tidak bekerja 99 42,9%
7. Lain-lain 45 19,5%
Total 231 100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian didapatkan


hasil 231 orang yang bekerja, sebagian besar bekerja sebagai petani
(10,8%) dan sebagian kecil bekerja sebagai pegawai swasta (6,5%).
3.1.3.8 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan pendapatan per KK
Data Frekuensi Prosentase (100%)
1. < 1 Juta 73 31,6%
2. 1 Juta-<3 Juta 129 55,8%
3. >3 Juta 29 12,6%
Total 231 100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian didapatkan


hasil 231 orang, sebagian besar berpendapatan 1 juta-<3 juta (55,8%) dan
sebagian kecil berpendapatan < 1 Juta (31,6%).
3.1.3.9 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan pengeluaran per KK
Data Frekuensi Prosentase (100%)
1. < 1 Juta 101 43,7%
2. 1 Juta-<3 Juta 108 46,8%
6

3. >3 Juta 22 9,5%


Total 231 100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian didapatkan


hasil 231 orang, sebagian besar pengeluaran perbulan yaitu <1 juta
(43,7%) dan sebagian kecil pengeluaran perbulan yaitu 1 Juta-<3 Juta
(46,8%).
3.1.3.10 Berdasarkan penyakit yang dialami 6 bulan terakhir
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. ISPA 1 0,4%
b. TBC - -
c. Hipertensi 6 2,6%
d. Jantung 1 0,4%
e. Ginjal - -
f. Stroke 1 0,4%
g. DM 2 0,9%
h. DHF 4 1,7%
i. Diare 14 6,1%
j. Gatal 13 5,6%
k. Gangguan Jiwa 1 0,4%
l. Sehat 144 62,3%
m. Lain-lain 44 19,2%
Total 231 100%

Berdasarkan tabel 2.10 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian


tanggal 31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=231 penduduk ada 144
yang sehat dan sebanyak 87 penduduk mengalami penyakit 6 bulan
terakhir yaitu : ISPA 1 orang (0,4%), tidak ada yang menderita TBC (0%),
HT 6 orang (2,6%), jantung 1 orang (0,4%), tidak ada yang menderita
penyakit ginjal (0%), stroke 1 orang (0,4%), DHF 4 orang (1,7%), diare
14 orang (6,1%), gatal 13 orang (5,6%), gangguan jiwa 1 (0,4%).
3.1.3.11 Berdasarkan status rumah
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Sendiri 71 98,6%
b. Sewa 1 1,4%
Total 72 100
6

Berdasarkan tabel 2.11 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data status rumah, sebagian
besar status rumah sendiri sebanyak 71 rumah (98,6%) dan status rumah
sewa sebanyak 1 rumah (1,4%).
3.1.3.12 Berdasarkan jenis rumah
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Permanen 70 97,2%
b. Semi permanen 2 2,8%
c. Tidak permanen -
Total 72 100

Berdasarkan tabel 2.12 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data jenis rumah, sebagian
besar jenis rumah permanen sebanyak 70 rumah (97,2%), dan jenis rumah
semi permanen sebanyak 2 rumah (2,8%).
3.1.3.13 Berdasarkan lantai rumah
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Keramik 50 69,4%
b. Tidak keramik 22 30,6%
Total 72 100%

Berdasarkan tabel 2.13 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data jenis rumah, sebagian
besar lantai rumah keramik sebanyak 50 rumah (69.4%), dan lantai rumah
tidak berkeramik sebanyak 22 rumah (30.6%).

3.1.3.14 Berdasarkan ventilasi rumah


Data Frekuensi Prosentase (%)
a. < 10 % 30 41,7%
b. > 10 % 42 58,3%
Total 72 100%

Berdasarkan tabel 2.14 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data ventilasi rumah, terdapat
6

ventilasi rumah < 10% sebanyak 30 rumah (41,7%), dan ventilasi rumah >
10% sebanyak 42 rumah (58,3%).
3.1.3.15 Berdasarkan luas rumah 8m2/org
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ya 30 41,7%
b. Tidak 42 58,3%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.15 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data luas rumah 8m 2/org,
sebagian besar luas rumah 8m2/org sebanyak 30 rumah (41,7%), dan luas
rumah 8m2/org sebanyak 42 rumah (58,3%).

3.1.3.16 Berdasarkan sumber air bersih


Data Frekuensi Prosentase (%)
a. PAM 7 9,7%
b. Sumur 61 84,7%
c. Sungai 1 1,4%
d. Lain-lain 3 4,2%
Total 72 100%

Berdasarkan tabel 2.16 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data sumber air bersih,
terdapat sumber air bersih berasal dari PAM sebanyak 7 rumah (9,7%), dan
sumber air bersih berasal dari sumur sebanyak 61 rumah (84,7%).

3.1.3.17 Berdasarkan sumber air minum


Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Air masak 52 72,2%
b. Air mineral 20 27,8%
c. Tidak masak -
Total 72 100%

Berdasarkan tabel 2.17 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data sumber air minum,
6

terdapat sumber air minum berasal dari air masak sebanyak 52 rumah
(72,2%), dan sumber air minum berasal dari air mineral sebanyak 20 rumah
(27,8%).
3.1.3.18 Berdasarkan jenis jamban
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Leher angsa 47 65,3%
b. Cemplung 20 27,8%
c. Tidak ada 5 6,9%
Total 72 100%

Berdasarkan tabel 2.18 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data jenis jamban, sebagian
besar jenis jamban leher angsa sebanyak 75 rumah (65,3%), jenis jamban
cemplung sebanyak 20 rumah (27,8%), dan tidak memiliki jamban
sebanyak 5 rumah (6,9%).
3.1.3.19 Berdasarkan tempat BAB
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. WC 72 100%
b. Sungai -
c. Ladang -
Total 72 100%

Berdasarkan tabel 2.19 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data tempat BAB, seluruh
orang memiliki tempat BAB di WC yakni sebanyak 72 rumah (100%).

3.1.3.20 Berdasarkan jentik nyamuk di dalam rumah


Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ada 23 31,9%
b. Tidak ada 49 68,1%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.20 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data jentik nyamuk didalam
rumah , terdapat adanya jentik nyamuk dalam rumah sebanyak 23 rumah
6

(31,9%), dan tidak ada jentik nyamuk dalam rumah sebanyak 49 rumah
(68,1%).
3.1.3.21 Berdasarkan tempat sampah
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ditimbun 2 2,8%
b. Dibakar 66 91,7%
c. TPA 4 5,6%
Total 72 100%

Berdasarkan tabel 2.21 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2021 didapatkan hasil dari n=72 data pembuangan sampah,
terdapat pembuangan sampah berupa ditimbun sebanyak 2 rumah (2,8%),
pembuangan sampah berupa ditimbun sebanyak 66 rumah (91,7%), dan
pembuangan di TPA sebanyak 4 orang (5.6%).
3.1.3.22 Berdasarkan saluran limbah
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Got 68 94,4%
b. Sungai 3 4,2%
c. Tidak ada 1 1,4%
Total 72 100%

Berdasarkan tabel 2.22 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2021 didapatkan hasil dari n=72 data saluran limbah, sebagian
besar saluran limbah dibuang di got sebanyak 68 rumah (94,4%), dan
rumah yang tidak memiliki saluran pembuangan limbah sebanyak 3 rumah
(4,2%), tidak ada 1 rumah (1,4%)

3.1.3.23 Berdasarkan binatang / hewan peliharaan


Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Peliharaan 39 64,2%
b. Pengerat 3 4,2%
c. Serangga 30 41,7%
d. Tidak ada - -
Total 72 100%
6

Berdasarkan tabel 2.23 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data binatang / hewan
peliharaan, sebagian besar rumah yang memiliki binatang / hewan
peliharaan sebanyak 39 rumah (64,2%), rumah yang memiliki serangga
sebanyak 30 rumah (41,7%).
3.1.3.24 Berdasarkan pemanfaatan layanan kesehatan
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. RS 5 6,9%
b. PKM 63 87,5%
c. Klinik 2 2,8%
d. Alternatif 2 2,8%
Total 72 100%

Berdasarkan tabel 2.25 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data, terdapat pemanfaatan
layanan kesehatan berupa RS sebanyak 5 orang (6,9%), pemanfaatan
layanan kesehatan berupa PKM sebanyak 63 orang (81,5%), dan
pemanfaatkan layanan kesehatan berupa klinik sebanyak 2 orang (2,8%).
3.1.3.25 Berdasarkan jaminan kesehatan
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. BPJS 45 62,5%
b. Mandiri 12 16,7%
c. Lain-lain 15 20,8%
Total 72 100%

Berdasarkan tabel 2.26 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data, sebagian besar jaminan
kesehatan berupa BPJS sebanyak 45 orang (62,5%), jaminan kesehatan
lainnya sebanyak 15 orang (20,8%), dan jaminan kesehatan berupa mandiri
sebanyak 12 orang (16,7%).
3.1.3.26 Berdasarkan kebiasaan CTPS
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ya 61 84,7%
b. Tidak 11 15,3%
Total 72 100%
6

Berdasarkan tabel 2.27 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data, terdapat kebiasaan cuci
tangan menggunakan sabun sebanyak 61 orang (84,7%), dan tidak kebiasaan
cuci tangan menggunakan sabun sebanyak 11 orang (15,3%).
3.1.3.27 Berdasarkan mengkonsumsi lauk/hari
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ya 72 100%
b. Tidak - -
Total 72 100%

Berdasarkan tabel 2.28 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data, seluruh orang
mengkonsumsi lauk/hari sebanyak 72 orang (100%).
3.1.3.28 Berdasarkan makan sayur dan buah/hari
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ya 39 54,2%
b. Tidak 33 45,8%
Total 72 100%

Berdasarkan tabel 2.29 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data, sebagian besar orang
makan sayur dan buah/hari sebanyak 39 orang (54,2%), dan tidak memakan
makan sayur dan buah/hari sebanyak 33 orang (45,8%).
3.1.3.29 Berdasarkan tidak merokok dalam rumah
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ya 40 55,6%
b. Tidak 32 44,4%
Total 72 100%
Berdasarkan tabel 2.30 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data, sebagian besar kebiasaan
merokok dalam rumah ada sebanyak 40 orang (55,6%), dan tidak kebiasaan
merokok dalam rumah sebanyak 32 orang (44,4%).
3.1.3.30 Berdasarkan olahraga/hari
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ya 4 5,6%
7

b. Tidak 23 31,9%
c. Kadang - kadang 45 62,5%
Total 72 100%

Berdasarkan tabel 2.31 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=72 data, terdapat orang yang
melakukan olahraga/hari sebanyak 4 orang (5,6%), dan orang tidak
melakukan olahraga/hari sebanyak 23 orang (31,9%).
3.1.3.31 Berdasarkan penggunaan KB
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. IUD 5 20%
b. Pil 4 16%
c. Suntik 5 20%
d. Kondom - -
e. Implan 4 16%
f. MOV - -
g. MOP - -
h. Tidak KB 7 28%
Total 25 100%

Berdasarkan tabel 2.32 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=25 data wanita subur, terdapat
wanita yang menggunakan KB UID sebanyak 5 orang (20%), menggunakan
KB Pil sebanyak 4 orang (16%), menggunakan KB Suntik sebanyak 5 orang
(20%), menggunakan KB implan 4 orang (16%)tidak ada yang
menggunakan KB MOV, dan tidak KB sebanyak 7 orang (28%).

3.1.3.32 Berdasarkan alasan tidak KB


Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Takut 1 14,2%
b. Dilarang - -
c. Lain-lain 6 85,8%
Total 7 100%
7

Berdasarkan tabel 2.33 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=7 data wanita subur yang tidak
menggunakan KB, sebagian besar alasan wanita tidak menggunakan KB
karena takut sebanyak 1 orang (14.2%)..
3.1.3.33 Berdasarkan pemeriksaan ANC
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Rutin - -
b. Tidak rutin - -
c. Tidak pernah - -
Total - -

Berdasarkan tabel 2.34 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=0 data wanita subur yang hamil
dan tidak ada yang melakukan pemeriksaan ANC.
3.1.3.34 Berdasarkan pemberian ASI Eksklusif pada balita
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Ya 2 66,7%
b. Tidak 1 33,3%
Total 3 100%

Berdasarkan tabel 2.36 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=3 data balita, pemberian ASI
Eksklusif pada balita sebanyak 2 balita (66,7%), dan yang tidak 1 balita
(33,3%).
3.1.3.35 Berdasarkan pemberian imunisasi dasar pada balita
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Lengkap 18 94,7%
b. Belum lengkap 1 5,3%
c. Tidak lengkap - -
Total 19 100
Berdasarkan tabel 2.37 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=19 data balita, pemberian
imunisasi dasar pada balita secara lengkap sebanyak 18 balita (94,7%), dan
pemberian imunisasi dasar pada balita yang belum lengkap sebanyak 1
balita (5,3%).
3.1.3.36 Berdasarkan gizi anak sekolah
7

Data Frekuensi Prosentase (%)


a. Baik 44 89,8%
b. Cukup 5 10,2%
c. Kurang - -
Total 49 100%

Berdasarkan tabel 2.38 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=49 data anak sekolah, anak
sekolah yang memiliki gizi baik sebanyak 44 anak (89,8%), dan anak
sekolah yang memiliki cukup gizi sebanyak 5 anak (10,2%).
3.1.3.37 Berdasarkan kesehatan dan perawatan gigi pada anak sekolah
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Gosok gigi
 Rutin 48 94,1%
 Tidak rutin 3 5,9%
 Tidak pernah - -
Total 51 100%
b. Sakit gigi
 Ya 8 15,7%
 Tidak 43 84,3%
Total 51 100%

Berdasarkan tabel 2.39 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=51 data anak sekolah, anak
sekolah yang rutin menggososk gigi sebanyak 48 anak (94,1%), dan anak
sekolah yang tidak rutin menggosok giginya sebanyak 3 anak (6,9%).
Sedangkan anak sekolah yang mengalami sakit gigi sebanyak 8 anak
(15,7%) dan yang tidak mengalami sakit gigi sebanyak 43 orang (84,3%).

3.1.3.38 Berdasarkan Perilaku menyimpang pada remaja


Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Rokok 8 16,7%
b. Napza - -
c. Miras - -
d. Seks bebas - -
e. Geng motor - -
7

f. Tidak ada 40 83,3%


Total 48 100%

Berdasarkan tabel 2.40 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=48 data remaja, remaja yang
melakukan perilaku menyimpang berupa merokok sebanyak 8 orang
(16,7%), dan tidak ada remaja yang melakukan perilaku menyimpang
sebanyak 40 orang (83,3%).
3.1.3.39 Berdasarkan remaja yang ikut organisasi
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Aktif 7 13,7%
b. Tidak aktif 44 86,3%
Total 51 100%

Berdasarkan tabel 2.41 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=51 data remaja, remaja yang aktif
dalam organisasi sebanyak 7 orang (13,7%), dan remaja yang tidak aktif
dalam organisasi sebanyak 44 orang (86,3%).
3.1.3.40 Berdasarkan kesehatan lansia
Data Frekuensi Prosentase (%)
a. Posyandu
 Rutin 13 25%
 Tidak rutin 24 46,2%
 Tidak pernah 15 28,8%
Total 52 100%
b. Pemeriksaan
kesehatan
 Rutin 12 23,5%
 Tidak rutin 30 58,8%
 Tidak pernah 9 17,6%
Total 51 100%
c. Kegiatan sosial
 Rutin 13 25,5%
 Tidak rutin 26 51%
 Tidak pernah 12 23,5%
Total 51 100%
7

Berdasarkan tabel 2.42 diatas diketahui bahwa dari hasil pengkajian tanggal
31 Oktober 2022 didapatkan hasil dari n=51 data lansia, lansia yang rutin
pergi keposyandu sebanyak 13 orang (24%), dan lansia yang tidak rutin
pergi ke posyandu sebanyak 24 orang (46,2%). Lansia rutin menerima
pendidikan kesehatan lansia sebanyak 12 orang (23,5%), dan yang tidak
rutin sebanyak 30 orang (58,8). Sedangkan lansia yang ruitn mengikuti
kegiatan sosial sebanyak 13 lansia (25,5%), dan lansia yang tidak rutin
mengikuti kegiatan sosial sebanyak 26 lansia (51%)

3.2 Analisa data


NO Data Etiologi Masalah

1. Masalah Pada - Kurang terpapar D.O111


Warga informasi Kategori :
DS : - Kurang minat dalam Perilaku
Berdasarkan pada belajar Subkategori :
pengkajian warga RT Penyuluhan dan Pembelajaran
3 dan 4 belum pernah MK : defisit pengetahuan tentang
mendapatkan perilaku sehat (Cuci Tangan
penyuluhan cuci Pakai Sabun)
tangan yang benar,
jumlah warga 72 KK
sebanyak 231 warga
DO :
Dari hasil pengkajian
didapatkan 11%
warga tidak terbiasa
cuci tangan pakai
sabun. Distribusi
warga yang
mengalami sakit diare
6,1%

2. Masalah Pada - Kurang terpapar DOO99


Lansia informasi Kateori:
DS : - Ketidakadekuatan integritas ego
Dari pengkajian pada lingkungan sosial MK : Perilaku Kesehatan
lansia, lansia Cenderung Beresiko (Lansia)
mengatakan bahwa
ada posyandu lansia
namun sebagian lansia
yang tidak pernah
sama sekali ke
7

posyandu lansia.
Mengatakan kurang
inisiatif diri untuk ikut
mengikuti kegiatam
posyandu lansia
DO :
Dari hari pengkajian
dudapatkan, total
lansia yang tidak
pernah mengikuti
posyandu lansia
sebanyak 52 KK
46,2% dari 72 KK
3. Masalah Kesehatan - Kurang terpapar D0116
DS : informasi Kategori :
Dari hasil pengkajian - Ketidakefektifan Perilaku
masyarakat 6 bulan pola perawatan Subkategori :
terakhir kesehatan keluarga Penyuluhan dan pembelajaran
mengungkapkan MK :
kesulitan dalam Manajemen kesehatan tidak
menjalani program efektif
keperawatan
DO :
Dari hasil pengkajian
didapatkan bahwa
aktifitas sehari-hari
tidak efektif untuk
memenuhi tujuan
kesehatan diperoleh
data :
16,6% Mengalami
batuk pilek
6,1% Mengalami diare
2.6% Mengalami
Hipertensi
4. Masalah Remaja - Pemeliharaan gaya D.009
DS : hidup tidak sehat Kategori :
Berdasarka pengkajian (mis, merokok) Psikososial
pada remaja, remaja Subkategori :
mengatakan bahwa Integritas Ego
mereka merokok, MK : Perilaku Kesehatan
mengikuti teman Cenderung Beresiko (Remaja)
sebayanya. Agar tidak
dianggap cupu, selain
itu remaja mengatakan
bahwasannya jika
tidak merokok tidak
enak
7

DO :
Dari hasil pengkajian
didapatkan bahwa
remaja menunjukkan
penolakkan terhadap
perubahan status
kesehatan
(Mengurangi atau
berhenti merokok)
Didapatkan data
16,7% perilaku
menyimpang remaja
yaitu merokok
5. Masalah pada - Lingkungan Tidak D.0114
Lingkungan Terapeutik Kategori :
DS: Perilaku
Dari hasil pengkajian Subkategori:
Masyarakat Penyuluhan dan Pembelajaran
mengatakan MK :
kurangnya menjalani Ketidakpatuhan b.d Lingkungan
perawatan lingkungan. Tidak Terapeutik
Masyarakat
mengatakan
pengelolaan sampah
dengan cara dibakar
dan menguras air
dalam tampungan
lebih dari 3 hari 1x
DO :
Dari data pengkajian
perilaku tidak
menjalankan aturan
lingkungan, didapat
data :
91,7% Pengelolaan
sampah dibakar
41,7% Rumah
terdapat serangga
31,9% Rumah ada
jentik nyamuk

3.3 Prioritas Diagnosa


Kriteria Penapisan
7

Sesuai dengan peran perawat komunitas

Potensi untuk pendidikan kesehatan

Relevan dengan program

Tersedia sumber fasilitas


Tersedia sumber tempat

Tersedia sumber SDM


Tersedia sumber waktu

Tersedia sumber dana


Kemungkinan diatasi
Interes komunitas
Resiko terjadi

Resiko parah
Masalah
No

Jumlah
Keperawat
an

1 Defisit 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37
Pengeta
huan
Tentang
Perilaku
Sehat
(Cuci
Tangan
Pakai
Sabun)
Perilaku 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 37
2 Kesehatan
Cenderung
Beresiko
(Lansia)
3 Manajemen 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
Kesehatan Tidak
Efektif
4 Perilaku 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 38
Kesehatan
Cenderung
Beresiko
(Remaja)
5 Ketidakpatuhan 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38

Skore penilaian:

1: sangat rendah
2: rendah
7

3: cukup
4: tinggi
5: sangat tinggi
3.4 Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (Lansia)
2. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif ( Batuk Efektif)
3. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (Remaja)
4. Ketidakpatuhan b.d Lingkungan Tidak Terapeutik
5. Defisit Pengetahuan Tentang Perilaku Sehat (Cuci Tangan Pakai Sabun)
7

BAB 4
POKJA KESEHATAN REMAJA DAN DEWASA
Planning Of Action
Diagnosa Evaluasi
Strategi Rencana
No Keperawatan Tujuan Sasaran Tempat Evaluator
Komunitas Kegiatan Kriteria Standar
Komunitas
1. Perilaku setelah dilakukan Lansia Promosi 1. penyuluhan di desa Verbal 1. peserta atau - Ketua Rw
kesehatan tindakan keperawatan kesehatan : kelompok Darungan agregat lansia dusun
cenderung selama 1 minggu penyuluhan lansia tentang dapat darungan
beresiko diharapkan perilaku kesehatan tentang cara memahami - Ketua RT
(lansia) kesehatan di wilayah edukasi pentingnya pemanfaatan pentingnya - Kepala desa
darungan membaik . posyandu lansia, fasilitas lansia dan dapat - Mahasiswa
jangka pendek setelah penanganan kesehatan memanfaatkan profesi ners
dilakukan tindakan nonfarmakologis dan fasilitas berupa STIKES
keperawatan : hipertensi dan mengajak posyandu lansia Karya
1. Masyarakat mampu penanganan lansia yang untuk Husada
melakukan tindakan nonfarmakologis belum melakukan Kediri
pencegahan masalah asam urat mengikuti pemeriksaan
kesehatan terutama pemberdayaan : untuk kesehatannya,
pada lansia mengadakan mengikuti mampu
2. Kemampuan penyuluhan pada posyandu mengetahui
meningkatkan lansia tentang lansia bahwa posyandu
kesehatan pentingnya 2. melibatkan lansia tidak
meningkat menjaga dan keluarga hanya untuk
3. Pencapaian menerapkan dalam lansia yang sakit
pengendalian perilaku hidup membantu
kesehatan sehat. lansia untuk
8

meningkat dapat
memanfaatka
n fasilitas
kesehatan
3. pemberdayaa
n kader
dalam
melakukan
pemeriksaan
kesehatan
sehingga
kelompok
lansia dapat
melakukan
pemeriksaan
kesehatan
secara rutin
2. Manajemen setelah dilakukan 1. Dewasa Promosi Memberikan Dilaksana Verbal 1. Warga yang - Ketua Rw
kesehatan tindakan keperawatan dan kesehatan : Penyuluhan dan kan berperilaku dusun
tidak efektif selama 1 minggu Anak - Penyuluhan leaflet kesehatan secara kurang baik darungan
diharapkan manajemen anak kesehatan tentang tentang offline di untuk kesehatan - Ketua RT
kesehatan meningkat. pentingnya pentingnya desa dapat - Kepala desa
jangka pendek setelah manajemen manajemen darungan meningkatkan - Mahasiswa
dilakukan tindakan kesehatan untuk kesehatan untuk manajemen profesi ners
keperawatan : meningkatkan meningkatkan kesehatan dan STIKES
1. Melakukan tindakan kesehatan pada kesehatan pada mencegah faktor Karya
untuk mengurangi masyarakat desa masyarakat desa risiko terjadinya Husada
faktor resiko Darungan agar Darungan agar penyakit dan Kediri
8

2. Aktifitas sehari-hari tidak banyak yang tidak banyak penyakit


efektif memenuhi mengalami masalah yang mengalami degeneratif
tujuan kesehatan kesehatan seperti masalah 2. Warga mampu
meningkat diare, batuk pilek kesehatan seperti mengenal
3. Verbalisasi dan hipertensi. diare, batuk pilek dampak buruk
kesulitan dalam dan hipertensi. akibat perilaku
menjalani program kesahatan tidak
perawatan atau baik dengan
pengobatan mengubah
menurun perilaku hidup
bersih dan sehat

3. Perilaku setelah dilakukan Remaja Promosi 1. Memberikan Dilaksana Verbal 1. Remaja - Ketua Rw
kesehatan tindakan keperawatan kesehatan : penyuluhan kan mampu dusun
cenderung selama 1 minggu Pentingnya dan juga secara menerapkan darungan
beresiko diharapkan perilaku mengikuti leaflet offline di perilaku hidup - Ketua RT
(remaja) kesehatan di wilayah penyuluhan tentang mengenai desa sehat tanpa - Kepala
darungan membaik . bahaya merokok pengaruh darungan merokok, dan desa
jangka pendek setelah bagi remaja dan bahaya memahami - Mahasiswa
dilakukan tindakan juga merokok pada bahaya profesi
keperawatan : lingkungannya. remaja dan merokok, cara ners
1. Masyarakat mampu pemberdayaan : dampak mencegah STIKES
melakukan tindakan mengadakan merokok bagi ketergantunga Karya
pencegahan penyuluhan pada kesehatan n pada Husada
masalah kesehatan remaja tentang 2. Penyuluhan merokok, dan Kediri
terutama pada pentingnya kepada dampak
remaja menjaga dan kelompok merokok bagi
8

2. Kemampuan menerapkan remaja tentang kesehatan


meningkatkan perilaku hidup perilaku
kesehatan sehat tanpa merokok serta
meningkat merokok. bahaya dan
3. Pencapaian dampak
pengendalian merokok bagi
kesehatan kesehatan
meningkat 3. Pemberdayaan
kelompok
remaja untuk
mensosialisasi
kan bahaya
merokok
dimulai pada
lingkungan
sekitar

4. Ketidak setelah dilakukan Tokoh Promosi Memberikan Dilaksana Verbal 1. masyarakat - Ketua Rw
patuhan tindakan keperawatan masyarakat Kesehatan : penyuluhan kan mampu dusun
selama 1 minggu Penyuluhan mengenai secara menerapkan darungan
diharapkan tingkat kesehatan tentang pengaruh offline di perilaku hidup - Ketua RT
kepatuhan di wilayah pentingnya lingkungan dan desa sehat dengan - Kepala
darungan meningkat . menjaga melakukan studi darungan cara desa
jangka pendek setelah lingkungan dengan banding dan mengelola - Mahasiswa
dilakukan tindakan cara mengelola kerja bakti di Rt sampah profesi
keperawatan : sampah 3&4 berdasarkan ners
1. verbalisasi kemauan berdasarkan jenisnya. STIKES
mematuhi program jenisnya. Karya
8

perawatan atau Husada


pengobatan Kediri
meningkat
2. verbailsasi
mengikuti anjuran
meningkat
3. resiko komplikasi
penyakit atau
masalah kesehatan
menurun
4. perilaku
menjalankan anjuran
membaik
5. Defisit Setelah dilakukan Anak-anak Promosi 1. Identifikasi Dilaksana Verbal 1. Tokoh 1. Ketua Rw
pengetahuan tindakan keperawatan kesehatan : kesiapan dan kan masyarakat yang dusun
tentang selama 1 minggu penyuluhan kemampuan secara berperilaku Darungan
perilaku sehat diharapkan perilaku kesehatan tentang menerima offline di kurang baik 2. Ketua RT
(cuci tangan cuci tangan memakai edukasi perilaku informasi desa untuk kesehatan 3. Kepala desa
pakai sabun) sabun di wilayah hidup bersih sehat, 2. Identifikasi darungan seperti halnya Mahasiswa
Darungan meningkat. cara mencuci faktor-faktor kurang menjaga profesi ners
jangka pendek setelah tangan memakai yang dapat kebersihan, STIKES Karya
dilakukan tindakan sabun dengan baik meningkatkan kurangnya Husada Kediri
keperawatan : dan benar. dan menjaga
1. Perilaku sesuai menurunkan kebersihan
anjuran meningkat motivasi tangan sebelum
2. Perilaku sesui masyarakat dan sesudah
dengan pengetahuan tentang cara makan.
meningkat mencuci 2. Tokoh
8

3. Pertanyaan tentang tangan 6 masyarakat


masalah yang di langkah pakai mampu
hadapi menurun sabun dengan mengenal
4. Persepsi yang keliru baik dan benar dampak buruk
terhadap masalah 3. Memberikan akibat tidak
menurun penyuluhan menjaga
5. Perilaku membaik kepada tokoh kebersihan
masyarakat di tangan.
desa darungan 3. Tokoh
mengenai masyarakat
pentingnya dapat
perilaku hidup mengalihkan
bersih sehat, kebiasaan
cara mencuci buruknya
tangan dengan
memakai kebiasaan baru
sabun dengan lagi guna
baik dan benar menciptakan
perilaku hidup
yang bersih dan
sehat
8

IMPLEMENTASI

Diagnosa : perilaku kesehatan cenderung beresiko pada kelompok lansia

No Kegiatan Hasil Hambatan Evaluasi


1 Implementasi Hari Ke-1 : Kamis 01 1. Responden memahami 1. Ada lansia yang S :Responden mengatakan mulai
Desember 2022 Jam : 18.00, Tempat : informasi yang telah membutuhkan cara yang memahami manfaat dari fasilitas
Masjid Darungan, Oleh : Mahasiswa diberikan oleh kader. lebih ekstra dalam kesehatan (posyandu lansia) bagi
Dan Kader 2. Responden mengikuti menyampaikan arahan. lansia.
arahan yang disampaikan 2. Ada lansia yang
1. Kader dan mahasiswa memberikan oleh mahasiswa. memiliki keterbatasan O : Responden tampak mulai mengerti
informasi penyuluhan tentang 3. Kader bersedia dalam untuk datang ke apa yang telah dijelaskan oleh
pentingnya posyandu lansia. mengikuti intervensi posyandu sehingga kader maupun mahasiswa pasca
2. Masing-masing mahasiswa dan pemberdayaan kader mereka membutuhkan diberikan edukasi.
kader menanyakan kembali dalam melakukan adanya posyandu A : Masalah keperawatan Perilaku
pemahaman lansia tentang pemeriksaan kesehatan kunjungan ke rumah.
informasi yang diberikan oleh kesehatan cenderung beresiko
sehingga kelompok lansia pada kelompok lansia teratasi
mahasiswa dan kader sebelumnya. dapat melakukan
3. Masing-masing mahasiswa dan sebagian
pemeriksaan kesehatan
kader memberikan kembali secara rutin. P : Intervensi dilanjutkan dihari
informasi mengenai memanfaatkan
berikutnya
fasilititas kesehatan yaitu posyandu
lansia.
4. Masing-masing mahasiswa
perwakilan memberikan kembali
informasi kepada kader mengenai
kebersediaan dalam mengikuti
intervensi pemberdayaan kader
8

dalam melakukan pemeriksaan


kesehatan sehingga kelompok
lansia dapat melakukan
pemeriksaan kesehatan secara rutin

2. Implementasi Hari Ke-2 : Sabtu 03 1. Perwakilan mahasiswa 1. Perlunya komunikasi S : Responden mengatakan
Desember 2022 Jam : 09.00, Tempat : bersama dengan kader yang efektif dan efisien memahami dan mengerti akan
Rumah Pak Fatkur Darungan, Oleh : mengkaji dalam agregat kepada lansia yang kesadaran melakukan
Mahasiswa, Kader dan Petugas sasaran lansia. mengalami keterbatasan pemeriksaan kesehatan di
Puskesmas 2. Para responden pada pengetahuan. posyandu lansia, tindakan untuk
masing-masing wilayah mengurangi faktor resiko tentang
mahasiswa mulai penyakit yang dialami lansia
memahami pentingnya meningkat, verbalisasi kesulitan
memanfaatkan fasilitas dalam menjalani program
kesehatan(posyandu perawatan/pengobatan menurun
lansia).
3. Responden pada salah O : Responden tampak sudah
satu mahasiswa mengerti tentang manfaat fasilitas
perwakilan bersama kesehatan dengan segala
dengan kader setuju pertanyaan yang telah diajukan
dengan adanya intervensi oleh kader maupun mahasiswa,
yang diberikan kelompok. responden juga nampak yakin dan
menerima saran yang telah
diberikan.
A : Masalah keperawatan Perilaku
kesehatan cenderung beresiko
pada kelompok lansia teratasi
8

P : Intervensi dilanjutkan dengan


evaluasi akhir
8

IMPLEMENTASI
Diagnosa : Manajemen Kesehatan Tidak Efektif Pada Kelompok Anak
Usia Sekolah Dengan Etika Batuk
No. Kegiatan Hasil Hambatan Evaluasi
1. Implementasi hari ke-1 : 1. Responden 1. Ada beberapa S : Responden
Kamis, 24 November 2022 memahami responden mengatakan
oleh mahasiswa dan kader. informasi yang yang sulit mulai
1. Masing-masing telah diberikan memahami memahami
mahasiswa dan kader oleh mahasiswa Pendidikan tentang cara
menyakan Kembali dan kader. Kesehatan etika batuk yang
pemahaman responden 2. Responden yang diberikan baik dan benar
tentang informasi yang mengikuti oleh O : Responden
diberikan oleh intervensi mahasiswa tampak mulai
mahasiswa dan kader Pendidikan dan kader mengerti tentang
sebelumnya. Kesehatan yang sehingga apa yang
2. Masing-masing difasilitasi oleh membutuhkan dijelaskan oleh
mahasiswa dan kader kelompok pengulangan mahasiswa dan
memberikan Kembali melalui media materi kader setelah
informasi mengenai leaflet tentang diberikan
pentingnya etika batuk definisi etika edukasi.
yang baik dan benar. batuk, tanda dan A : Masalah
3. Masing-masing gejala serta cara keperawatan
mahasiswa perwakilan pencegahannya. manajemen
memberikan Kembali Kesehatan tidak
informasi kepada efektif pada
responden mengenai kelompok anak
kebersediaan dalam dengan etika
mengikuti intervensi batuk teratasi
Pendidikan Kesehatan Sebagian
yang difasilitasi oleh P : Intervensi
kelompok melalui media dihentikan
leaflet tentang definisi
etika batuk, tanda dan
gejala serta cara
pencegahannya.
4. Mahasiswa melakukan
pemberdayaan kader
dalam melakukan
pemeriksaan Kesehatan
dan pemahaman tentang
upaya atau cara
mengatasi masalah
Kesehatan terhadap
kelompok anak-anak
dengan mengajarkan
cara menerapkan etika
8

batuk yang baik dan


benar.
9

IMPLEMENTASI

Diagnosa : Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko Pada Remaja Perokok Aktif

NO KEGIATAN HASIL HAMBATAN EVALUAASI


1. Implementasi Pada, 26 November 1. Responden memahami informasi 1. Ada beberapa S : Responden
2022 oleh mahasiswa dan ketua yang telah diberikan oleh ketua responden yang mengatakan muali
karangtaruna. karangtaruna kemarin. belum memahami bahaya
2. Responden mengikuti penyuluhan memperhatikan dari merokok.
1. Masing-masing mahasiswa kesehatan tentang perilaku merokok arahan dalam
dan ketua karangtaruna serta bahaya dan dampak merokok penyuluhan O : Responden
menanyakan kembali bagi kesehatan. kesehatan. tampak mulai
pemahaman remaja tentang 3. Responden menanyakan dampak mengerti apa yang
informasi yang diberikan oleh kesehatan bagi perokok aktif dan telah dijelaskan
mahasiswa dan ketua pasif. oleh ketua
karangtaruna sebelumnya. karangtaruna
2. Masing-masing mahasiswa maupun
dan ketua karangtaruna mahasiswa pasca
memberikan kembali diberikan edukasi.
informasi mengenai
pentingnya mengubah A : Masalah
perilaku maladaptif dari keperawatan
merokok Perilaku kesehatan
3. Masing-masing mahasiswa cenderung
perwakilan memberikan beresiko pada
kembali informasi kepada kelompok remaja
remaja mengenai kebersediaan tentang merokok
dalam mengikuti intervensi teratasi sebagian
9

penyuluhan kesehatan tentang P : Intervensi


perilaku merokok serta bahaya dihentikan
dan dampak merokok bagi
kesehatan.
4. Mahasiswa melakukan
Pemberdayaan kelompok
remaja untuk
mensosialisasikan bahaya
merokok dimulai pada
lingkungan sekitar.
9

IMPLEMENTASI

Diagnosa : ketidakpatuhan terhadap (lingkungan)

NO KEGIATAN HASIL HAMBATAN EVALUASI


1 Implementasi Hari ke-1 : sabtu, 1. Responden memahami informasi Ada beberapa responden S : Responden
26 November 2022, oleh yang telah diberikan oleh ketua yang belum memahami mengatakan memahami
mahasiswa dan ketua RT . RT. mengenai bank sampah mengenai bank sampah
2. Responden mengikuti intervensi sehingga belum dan kebersihan
1. Masing-masing mahasiswa pendidikan kesehatan yang terlaksanakannya lingkungan akan tetapi
dan ketua RT menanyakan difasilitasi oleh kelompok tentang penerapan bank sampah di masih sulit diterapkan.
kembali pemahaman bank sampah dan kebersihan desa darungan Rt 3 dan 4
responden tentang informasi lingkungan O : responden tampak
yang diberikan oleh mulai mengerti apa yang
mahasiswa dan ketua RT telah dijelaskan oleh
sebelumnya. Ketua RT
2. Masing-masing mahasiswa
dan ketua RT memberikan A : masalah keperawatan
kembali informasi mengenai ketidakpatuhan
penatalaksanaan bank sampah terhadap(lingkungan)
dan kebersihan lingkungan teratasi sebagian
3. Masing-masing mahasiswa
P : intervensi dilanjutkan
perwakilan memberikan
ketua RT dan warga RT 3
kembali informasi kepada
dan 4
responden mengenai
kebersediaan dalam
mengikuti intervensi
9

pendidikan kesehatan yang


difasilitasi oleh kelompok
tentang penatalaksanaan bank
sampah dan kebersihan
lingkungan
4. Mahasiswa melakukan
pemberdayaan Ketua RT
dalam melakukan
pemahaman tentang bank
sampah dan kebersihan
lingkungan.
9

IMPLEMENTASI

Diagnosa : Defisit pengetahuan tentang perilaku sehat (cuci tangan 6 langkah


pakai sabun)

NO Kegiatan Hasil Hambatan Evaluasi


1 Implementasi kegiatan 1. 1. Ada S : Responden
hari Ke-1 : Kamis, 24 Responden responden mengatakan
November 2022,oleh : memahami yang agak sulit mulai
Mahasiswa, Kader dan informasi memahami memahami
Masyarakat. yang telah pendidikan penatalaksanaan
diberikan kesehatan cuci tangan 6
1. Masing-masing oleh kader. yang di langkah yang
mahasiswa berikan oleh baik
menanyakan 2. mahasiswa dan
kembali Responden kader sehingga O : Responden
pemahaman mengikuti membutuhkan tampak mulai
responden intervensi pengulangan mengerti apa
tentang pendidikan materi. yang telah
informasi yang kesehatan dijelaskan oleh
di berikan oleh yang di 2. Ada kader maupun
mahasiswa dan fasilitasi responden mahasiswa
kader oleh yang pasca diberikan
sebelumnya. kelompok berpendapat edukasi
2. Masing-masing melalui bahwa yang
mahasiswa dan media leaflet terpenting A : Masalah
kader tentang 6 hanya cuci keperawatan
memberikan langkah cuci tangan tanpa defisit
kembali tangan. menerapkan 6 pengetahuan
mengenai langkah cuci tentang prilaku
penatalaksanaan tangan yang sehat (cuci
cuci tangan 6 baik dan tangan 6
langkah pakai benar. langkah pakai
sabun. sabun) teratasi
3. Masig-masing sebagian
mahasiswa
P : Intervensi
perwakilan
dilanjutkan
memberikan
dengan evaluasi
kembali
akhir
informasi
kepada
responden
mengenai
kebersediaan
dalam mengikuti
intervensi
pendidikan
9

kesehatan yang
di fasilitasi oleh
kelompok
melalui media
leaflet tentang 6
langkah cuci
tangan.
4. Mahasiswa
melakukan
pemberdayaan
kader dalam
melakukan
pemeriksaan
kesehatan dan
pemahaman
tentang upaya
atau cara
mengatasi
masalah
kesehatan
terhadap tidak
mencuci tangan
dengan baik dan
benar seperti
diare pada
kelompok anak-
anak dan
dewasa,
sehingga tingkat
penyakit diare
menurun, seperti
mengajarkan
cara cuci tangan
6 langkah pakai
sabun dengan
baik dan benar.
9

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Evaluasi dilakukan secara luring dan diikuti oleh agregat remaja


No. Acara Kegiatan
1. Pembuakaan Acara dibuka oleh moderator, meliputi :
1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan
2. Pelaksanaan 1. Pembacaan materi bahaya merokok bagi kesehatan (remaja) dijelaskan oleh perwakilan ketua
karang taruna.
2. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya
3. Evaluasi dilakukan oleh perwakilan kelompok, meliputi :
Menyakan responden sudah mengerti/paham mengenai materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
karang taruna.
3. Penutup Acara di tutup oleh moderator, meliputi :
1. Evaluasi dari kader
2. Evaluasi dari ketua kelompok, orientasi menanyakan pemahaman dari materi yang telah diberikan
ole kelompok kepada responden
3. Mengucapkan terimakasih kepada responden
4. Mengucapkan salam oleh semua anggota kelompok
5. Berfoto bersama
9

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Evaluasi dilakukan secara luring dan diikuti oleh agregat anak usia sekolah
No. Acara Kegiatan
1. Pembuakaan Acara dibuka oleh moderator, meliputi :
1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan
2. Pelaksanaan 3. Pembacaan materi pentingnya batuk efektif dan cuci tangan 6 langkah yang baikdan benar (anak
usia sekolah) dijelaskan oleh perwakilan kelompok dan dilanjutkan di demonstrasikan secara
bersama-sama dengan anak-anak.
4. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya
5. Evaluasi dilakukan oleh perwakilan kelompok, meliputi :
6. Menyakan responden sudah mengerti/paham mengenai materi yang sudah dijelaskan oleh
perwakilan kelompok.
3. Penutup Acara di tutup oleh moderator, meliputi :
1. Evaluasi dari kader
2. Evaluasi dari ketua kelompok, orientasi menanyakan pemahaman dari materi yang telah diberikan
ole kelompok kepada responden
3. Mengucapkan terimakasih kepada responden
4. Mengucapkan salam oleh semua anggota kelompok
5. Berfoto bersama
9

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Evaluasi dilakukan secara luring dan diikuti oleh kelompok atau agregat lansia dan perwakilan keluarga.
No. Acara Kegiatan
1. Pembuakan 1. Memberikan salam
2. Menanyakan kondisi lansia dan keluarga
3. Menjelaskan tujuan kedatangan
4. Melakukan kontrak waktu
5. Penyampaian izin mengambil dokumentasi (kesediaan responden untuk difoto)
2. Pelaksanaan 1. Penjelasan terkait pemanfaatan fasilitas posyandu yang disediakan pemerintah dan menjelaskan
kepada lansia dan keluarga akan pentingnya mengikuti posyandu lansia serta dukungan keluarga.
2. Memberikan kesempatan kepada keluarga atau lansia untuk bertanya
3. Penutup Penutupan implementasi meliputi :
1. Evaluasi dilakukan oleh perwakilan kelompok, meliputi :
Menyakan responden sudah mengerti/paham mengenai materi yang sudah dijelaskan oleh
perwakilan kelompok, menanyakan kepada responden terkait apa saja keuntungan mengikuti
posyandu lansia.
2. Penyampaian ulang materi secara singkat.
3. Mengucapkan terimakasih atas waktu yang diberikan.
4. Memberikan salam penutup.
99

BAB 5

PELAKSANAAN KEGIATAN KOMUNITAS

Kegiatan praktik komunitas dilakukan pada tanggal 24 Oktober- 17 Desember


2022 di awali pengkajian di wilayah masing-masng mahasiswa. Setelah dilakukan
pengkajian dilakukan pengolahan data dan ditemukan 5 masalah per agregat
yaitu, Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (Lansia), Manajemen Kesehatan
Tidak Efektif (Batuk Efektif), Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (Remaja),
Ketidakpatuhan (Lingkungan) dan Defisit Pengetahuan Tentang Perilaku Sehat
(Cuci Tangan 6 langka Pakai Sabun). Wilayah yang menjadi intervensi adalah di
RT 3 dan 4 RW 1 Dusun Darungan Desa Darunngan.

Implementasi sampai evaluasi dilakukan mulai tanggal 2 November 2022


dengan metode offline

Adapun kegiatan selama praktik komunitas di RT 3 dan 4 RW 1 Dusun


Darungan Desa Darungan. Diuraikan sebagai berikut :

5.1 KEGIATAN PRAKTIK PROFESI KOMUNITAS

5.1.1 Tahap persiapan (tahap pengkajian)

Tahap ini berisi persiapan-persiapan sebelum melakukan intervensi, pada


kelompok dengan jumlah 231 jiwa dari 72 KK di RT 3 dan 4 RW 1 Dusun
Darungan Kec. Pare Kab. Kediri dengan 5 agregrat yaitu Perilaku
Kesehatan Cenderung Beresiko (Lansia), Manajemen Kesehatan Tidak
Efektif (Batuk Efektif), Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
(Remaja), Ketidakpatuhan (Lingkungan) dan Defisit Pengetahuan Tentang
Perilaku Sehat (Cuci Tangan 6 langka Pakai Sabun). adapun persiapan-
persiapan kelompok 3 tersebut sebagai berik
5.1.2 Pembekalan

Pembekalan dilakukan pada tanggal 2 September 2022 via daring


menggunakan Zoom Meeting dan informasi selanjutnya yang diwakili oleh
dosen Ibu Diana Rachmania, S.Kep.,Ns.M.Kep dan Ibu Laviana Nita
Ludyanti, S.Kep.,Ns.M.Kep.
10

5.1.3 Peorganisasian kelompok

Untuk mempermudah pelaksanaan praktik dan sebagai penanggung jawab


kegiatan praktik dari mahasiswa, maka dibentuk organisasi kelompok
mulai dari ketua, wakil ketua dan anggota kelompok.
5.1.4 Tahap pelaksanaan dan pengolahan data

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama praktik profesi


keperawatan komunitas sebagai berikut :

1. Pengumpulan dan pengolahan data

Pada pelaksanaan pengkajian tanggal 3 November 2022, mahasiswa


kelompok dibimbing oleh Bapak Dr.Ns, Moch Maftuchul Huda,
M.Kep.,Sp.Kom Tahap-tahap sebagai berikut :
1) Persiapan

Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai


berikut:
a. Menyiapkan format pengkajian

b. Menyiapkan format rekapitulasi data pengkajian

2) Pelaksanaan

a. Mengumpulkan data yang dilakukan 1 hari yaitu pada tanggal


pada tanggal 03 November 2022
b. Melakukan tabulasi data dan melaksanakan perhitungan
jumlah data
c. Menganalisa masalah yang muncul dari setiap data per agregat
(Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (Lansia), Manajemen
Kesehatan Tidak Efektif (Batuk Efektif), Perilaku Kesehatan
Cenderung Beresiko (Remaja), Ketidakpatuhan (Lingkungan)
dan Defisit Pengetahuan Tentang Perilaku Sehat (Cuci Tangan
6 langka Pakai Sabun). pengkajian yang telah dilakukan dan
melakukan pemilihan dari berbagai wilayah pada tempat
mahasiswa yang telah dikaji untuk diberi intervensi
d. Memprioritaskan masalah sesuai dengan skore
10

e. Membuat perencanaan atau Planing Of Action (POA) untuk


mengatasi masalah yang muncul pada per agregat (Perilaku
Kesehatan Cenderung Beresiko (Lansia), Manajemen
Kesehatan Tidak Efektif (Batuk Efektif), Perilaku Kesehatan
Cenderung Beresiko (Remaja), Ketidakpatuhan (Lingkungan)
dan Defisit Pengetahuan Tentang Perilaku Sehat (Cuci Tangan
6 langka Pakai Sabun).
3) Evaluasi atau Hambatan

a) Ainindya Riski (RT 3 RW 01 Dsn. Darungan, Ds. Darungan


Kec. Pare Kab. Kediri)
- Evaluasi : saat pengkajian terhadap 5 KK kurang
kooperatif dan masa bodo, tetapi mau terbuka tehadap
masalah riwayat kesehatan keluarga
- Hambatan : karena saat melakukan pengkjian keluarga
yang di kaji agak begitu cuek, dan tergesa-gesa saat dikaji
b) Anjar Aldhaniar Bekti (RT 4 RW 1 Dsn. Darungan, Ds.
Darungan Kec. Pare Kab. Kediri )
- Evaluasi : Saat melakukan pengkajian terehadap 3 Kk
semua keluarga kooperatif dan mau terbuka terhadap
masalah riwayat kesehatan keluarga
- Hambatan: saat melakukan pengkajian terkadang
terkendala dikarenakan harus menyesuaikan waktu dengan
masyarakat
c) Basuki Pratama Putra : (RT 3 RW 01 Dsn. Darungan, Ds.
Darungan Kec. Pare Kab. Kediri)
- Evaluasi : saat melakukan pengkajian terhadap 5 KK
semua keluarga kooperatif dan mau terbuka terhadap
masalah riwayat kesehatan keluarga.
- Hambatan : saat melakukan pengkajian ada salah satu
keluarga yang rumahnya pindah dan waktu yang
menyesuaikan kesibukan dari keluarga.
d) Dikki Suryo Prayogo (RT 4 RW 1 Dsn. Darungan, Ds.
10

Darungan Kec. Pare Kab. Kediri )


- Evaluasi : saat melakukan pengkajian terhadap 5 KK,
sebagian keluarga kooperatif dan terbuka/ tidak menutup
diri
- Hambatan : pada saat pengkajian ada beberapa rumah yang
menutup diri , tidak mau di temui
e) Dwiky Primandhani (RT 3 RW 1 Dsn. Darungan, Ds.
Darungan Kec. Pare Kab. Kediri )
Evaluasi : saat melakukan pengkajian terhadap 5 kk, semua
keluarga kooperatif dan mau terbuka terhadap masalah riwayat
kesehatan keluarga.
Hambatan : Saat melakukan pengkajian ada beberapa kk yg
kurang terbuka, tergesa-gesa saat dikaji
f) Elita Indah Sari (RT 3 RW 1 Dsn. Darungan, Ds. Darungan
Kec. Pare Kab. Kediri)
- Evaluasi : saat melakukan pengkajian terhadap 5 KK,
semua keluarga kooperatif dan mau terbuka terhadap
masalah riwayat kesehatan keluarga
- Hambatan : Hambatan saat melakukan pengkajian
terkadang terkendala dikarenakan ada beberapa anggota
keluarga yang bekerja sehingga harus kembali
menyesuaikan waktu dengan anggota keluarga tersebut
g) Erna Daniaty (RT 3 RW 1 Dsn. Darungan, Ds. Darungan Kec.
Pare Kab. Kediri)
- Evaluasi : saat melakukan pengkajian terhadap 5 KK,
semua keluarga kooperatif dan mau terbuka terhadap
masalah riwayat kesehatan keluarga.
- Hambatan : pada saat melakukan pengkajian terkadang ada
beberapa keluarga pada saat didatangi tidak ada dirumah
dan harus menunggu atau menyesuaikan waktu dengan
anggota keluarga
h) Fitri Sri Indah (RT 4 RW 1 Dsn. Darungan, Ds. Darungan Kec.
10

Pare Kab. Kediri)


- Evaluasi : Saat melakukan pengkajian dalam target 6 KK
di RT 04 Desa Darungan, hanya dapat terkaji 4 KK.
Semua keluarga kooperatif dan mau terbuka terhadap
masalah riwayat kesehatan keluarga.
- Hambatan saat melakukan pengkajian terkadang
terkendala dikarenakan banyak keluarga yang bekerja
sehingga sulit untuk menyesuaikan waktu dengan keluarga
tersebut.
i) Gunawan Ega Pratama (RT 4 RW 1 Dsn. Darungan, Ds.
Darungan Kec. Pare Kab. Kediri)
- Evaluasi : Saat melakukan pengkajian dalam target 6 KK
di RT 04 Desa Darungan, hanya dapat terkaji 4 KK.
Semua keluarga kooperatif dan mau terbuka terhadap
masalah riwayat kesehatan keluarga.
- Hambatan saat melakukan pengkajian terkadang
terkendala dikarenakan banyak keluarga yang bekerja
sehingga sulit untuk menyesuaikan waktu dengan keluarga
tersebut.
j) Iska Evifa Asmaul Khusna (RT 4 RW 1 Dsn. Darungan, Ds.
Darungan Kec. Pare Kab. Kediri)
- Evaluasi :saat melakukan pengkajian terhadap 5 KK,
semua keluarga kooperatif dan mau terbuka terhadap
masalah riwayat kesehatan keluarga.
- Hambatan : pada saat melakukan pengkajian terkadang ada
beberapa keluarga pada saat didatangi tidak ada dirumah
dan harus menunggu atau menyesuaikan waktu dengan
keluarga tersebut
k) Lusi Puspitaningrum (RT 4 RW 1 Dsn. Darungan, Ds.
Darungan Kec. Pare Kab. Kediri)
- Evaluasi : saat melakukan pengkajian terhadap 4kk, mereka
kooperatif dan terbuka terhadap masalah
10

kesehatan.
- Hambatan : hambatan saat melakukan pengkajian terdapat
beberapa KK yang kurang terbuka dan langsung menolak
untuk dikaji.
l) Lyana Anggun M (RT 4 RW 1 Dsn. Darungan, Ds. Darungan
Kec. Pare Kab. Kediri)
- Evaluasi : saat melakukan pengkajian dengan 3 KK, semua
keluarga kooperatif dan mau terbuka saat diwawancara
terkait dengan masalah riwayat kesehatan keluarga.

- Hambatan : hanya ada sedikit hambatan saat


menyesuaikan waktu namun tetap dapat berjalan sesuai
kesepakatan bersama.
m) Pingkan Nuralbaniah (RT 3 RW 1 Dsn. Darungan, Ds.
Darungan Kec. Pare Kab. Kediri)
Evaluasi :Saat dilakukan pengkajian terhadap 6 KK, semua
keluarga kooperatif dan mau menyampaikan terkait
- Masalah kesehatan, dan riwayat kesehatan serta yang
dikeluhakan dalam keluarga.

- Hambatan : Dalam pengkajian hambatan yang muncul


terkait penyesuaian waktu saat pengkajian karena
kesibukan masing-masing sehingga harus menyesuaikan
waktu dengan masyarakat
n) Pramayoni Darma (RT 3 RW 1 Dsn. Darungan, Ds. Darungan
Kec. Pare Kab. Kediri)
- Evaluasi :saat melakukan pengkajian terhadap 5 KK,
semua kepala keluarga kooperatif dan terbuka/ tidak
menutup diri

- Hambatan : pada saat pengkajian ada 2 rumah yang sudah


tidak berpenghuni ( sudah pindah rumah)
o) Salwatila Badar Purnomo (RT 4 RW 1 Dsn. Darungan, Ds.
Darungan Kec. Pare Kab. Kediri)
10

- Evaluasi :saat melakukan pengkajian terhadap 5 kk,


mereka kooperatif dan terbuka terhadap masalah kesehatan.

- Hambatan : sedangkan hambatan saat melakukan


pengkajian terdapat beberapa KK yang kurang terbuka atau
kurang kooperatif.

p) Sri Wahyuningtiyas Kumalasari (RT 4 RW 1 Dsn. Darungan,


Ds. Darungan Kec. Pare Kab. Kediri)
- Evaluasi : dalam melaksanakan pengkajian data
masyarakat tiap anak di tugaskan mendapatkan 6 KK yang
harus dikaji, dan saat melakukan pengkajian yang bisa
dikaji yaitu 5 KK, semua keluarga kooperatif dan mau
terbuka terhadap masalah kesehatan keluarga, banyak yang
menjawab pertanyaan dari mahasiswa sesuai dengan
keadaan yang ada di keluarganya. Ada beberapa
masyarakat juga yang merasa masa bodo dan tidak mau
berkata jujur akan keadaan yang sebenarnya.

- Hambatan: hambatan saat melakukan pengkajian yaitu


terdapat 1 KK yang tidak dapat di kaji karena harus
menyesuaikan waktu dengan masyarakat dikarenakan
banyak yang usia produktif yaitu banyak yang bekerja.

q) Lia Purniasari (RT 4 RW 1 Dsn. Darungan, Ds. Darungan Kec.


Pare Kab. Kediri)
- Evaluasi : Evaliasi : Saat melakukan pengkajian terehadap
3 Kk semua keluarga kooperatif dan mau terbuka terhadap
masalah riwayat kesehatan keluarga
- Hambatan: saat melakukan pengkajian terkadang
terkendala dikarenakan harus menyesuaikan waktu dengan
masyarakat
r) Mega Nurul Anwar (RT 4 RW 1 Dsn. Darungan, Ds. Darungan
Kec. Pare Kab. Kediri)
10

- Evaluasi : Saat melakukan pengkajian terhadap 5 KK


semua keluarga kooperatif dan mau terbuka terhadap
masalah riwayat kesehatan keluarga

- Hambatan : hambatan saat melakukan pengkajian


terkadang terkendala dikarenakan harus menyesuaikan
waktu dengan masyarakat

Evaluasi kelompok :
a. Evaluasi Struktur
Untuk menunjang terlaksananya pengumpulan dan pengolahan data
diperlukan sarana dan prasarana yaitu antara lain menyiapkan format
pengkajian. Proses pengumpulan data dan pengkajian yang
dilakukan pada tanggal 03 November 2022 ini terlaksana dengan
lancar yang dibimbing oleh Bapak Dr.Ns, Moch Maftuchul
Huda,M.Kep,Sp.Kom

b. Evaluasi Proses
Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data pada masyarakat
di RW 01 Dusun Darungan Desa Darungan Kecamatan Pare,
dilaksanakan pada tanggal 03 November 2022 dapat berjalan
dengan lancar. Proses pengumpulan data dilakukan oleh semua
mahasiswadimulai dari pengambilan data dari ketua RW dan
ketuaRT serta melakukan winshield survey ke masyarakat di di
RW 01 Dusun Darungan Desa Darungan Kecamatan Pare,.
Setelah data terkumpul dari setiap RT kemudian dilakukan
tabulasi dan melakukan analisa masalah yang muncul dari
setiap data pengkajian yang telah dilakukan, selanjutnya
menentukan prioritas masalah sesuai dengan skor dan terakhir
membuat perencanaan atau Planing of Action (POA) untuk
mengatasi masalah yang muncul.
c. Evaluasi hasil
Hasil dari pengumpulan dan pengolahan data didapatkan
masalah keperawatan komunitas sesuai dengan prioritas
10

berdasarkan skor :
a. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (Lansia)

b. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif (Batuk Efektif)

c. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (Remaja)

d. Ketidakpatuhan (Lingkungan)

e. Defisit Pengetahuan Tentang Perilaku Sehat (Cuci Tangan


6 Langkah Pakai Sabun)
4) Dukungan atau Upaya

a. Ainindya Riski :

- Masyarakat terbuka saat melakukan pengkajian dengan


keluarga
- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan
masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas.
b. Anjas Aldhaniar Bekti

- Keluarga terbuka saat melakukan pengkajian riwayat


kesehatan keluarga
- Masyarakat dan tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan
memberikan masukan dan saran yang positif kepada
mahasiswa yang melakukan praktik profesi keperawatan
komunitas
c. Basuki Pratama Putra

- Masyarakat terbuka saat melakukan pengkajian dengan


keluarga
- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan
masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas.
d. Dikki Suryo Prayogo

- Masyarakat terbuka saat melakukan pengkajian dengan


10

keluarga
- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan
masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas.
f. Dwiky Primandani

- Masyarakat terbuka saat melakukan pengkajian

- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan


masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
g. Elita Indah Sari

- Masyarakat terbuka saat melakukan pengkajian

- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan


masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
h. Erna Daniaty :

- Masyarakat terbuka saat melakukan pengkajian

- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan


masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
i. Fitri Sri Indah

- Keluarga terbuka saat melakukan pengkajian riwayat


kesehatan keluarga
- Masyarakat dan tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan
memberikan masukan dan saran yang positif kepada
mahasiswa yang melakukan praktik profesi keperawatan
komunitas
j. Gunawan Ega Pratama

- Keluarga terbuka saat melakukan pengkajian riwayat


kesehatan keluarga
- Masyarakat dan tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan
10

memberikan masukan dan saran yang positif kepada


mahasiswa yang melakukan praktik profesi keperawatan
komunitas
k. Iska Evifa Asmaul Khusna

- Keluarga terbuka saat melakukan pengkajian riwayat


kesehatan keluarga
- Masyarakat dan tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan
memberikan masukan dan saran yang positif kepada
mahasiswa yang melakukan praktik profesi keperawatan
komunitas
l. Lusi Puspitaningrum

- Keluarga terbuka saat melakukan pengkajian riwayat


kesehatan keluarga
- Masyarakat dan tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan
memberikan masukan dan saran yang positif kepada
mahasiswa yang melakukan praktik profesi keperawatan
komunitas
m. Lyana Anggun Maharani

- Masyarakat terbuka saat melakukan pengkajian dengan


keluarga
- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan
masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
n. Pingkan Nuralbaniah

- Masyarakat terbuka saat melakukan pengkajian dengan


keluarga
- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan
masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
o. Pramayoni Dharma

- Masyarakat terbuka saat melakukan pengkajian dengan


11

keluarga
- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan
masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
p. Salwatila Badar Purnomo

- Masyarakat terbuka saat melakukan pengkajian dengan


keluarga
- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan
masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
q. Sri Wahyuningtiyas Kumalasari

- Masyarakat terbuka saat melakukan pengkajian dengan


keluarga
- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan
masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
r. Lia Purniasari

- Masyarakat terbuka saat melakukan pengkajian dengan


keluarga
- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan
masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
s. Mega Nurul Anwar

- Masyarakat terbuka saat melakukan pengkajian dengan


keluarga
- Tokoh masyarakat desa di wilayah pilihan memberikan
masukan, saran yang bersifat positif kepada mahasiswa
untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
5.2 MMD ( Musyawarah Masyarakat Desa)

5.2.1 Persiapan

a. Membuat laporan tentang MMD


11

b. Kontrak waktu dengan dosen dan tokoh masyarakat dari wilayah yang
telah dipilih.
c. Mengirim file laporan MMD dan PPT kepada dosen dan tokoh
masyarakat dari wilyah yang telah dipilih.
d. Mempersiapkan media untuk MMD dengan cara Luring

5.2.2 Pelaksanaan

a) MMD dilaksanakan pada tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB


via luring
b) MMD dihardiri oleh dosen pembimbing yaitu Bapak Dr, Ns, Moch
Maftuchul Huda M.Kep.,Sp.Kom.dan Ibu Nian Afrian Nuari,
S.Kep.,Ns.,M.Kep dan ketua RT 3 dan 4, perwakilan wilayah agregat
per Kader, perwakilan masyarakat per agregat (lansia, dewasa, remaja
dan anak usia sekolah) serta seluruh anggota kelompok.
c) Menjelaskan data hasil pengkajian yang didapatkan berdasarkan skore
tertinggi.
d) Menjelaskan terkait rencana kegiatan atau rencana kerja kepada Bapak
RT, para kader dan perwakilan agregat.
e) Melakukan diskusi terkait masalah kesehatan dan rencana tindakan
yang sudah disampaikan.
5.2.3 Evaluasi atau Hambatan

a. Ainindya Riski : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada


tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak
bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
b. Anjas Aldhaniar Bekti : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada
tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak
bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
c. Basuki Pratama Putra : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada
11

tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak


bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
d. Dikki Suryo Prayogo : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada
tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak
bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
e. Dwiky Primandani : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada
tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak
bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
f. Elita Indahsari : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada tanggal
14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak bisa
mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD berjalan
dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
g. Erna Daniaty : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada tanggal
14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak bisa
mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD berjalan
dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
h. Fitri Sri Indah : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada tanggal
14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak bisa
mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD berjalan
dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
i. Gunawan Ega Pratama : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada
tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak
bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
11

berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
j. Iska Evifa Asmaul Khusna : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan
pada tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat
tidak bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
k. Lusi Puspita Ningrum : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada
tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak
bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
l. Lyana Anggun Maharani : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan
pada tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat
tidak bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
m. Pingkan Nuralbaniah : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada
tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak
bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
n. Pramayoni DK : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada
tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak
bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
o. Salwatila Badar Purnomo : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan
pada tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat
tidak bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
11

p. Sri Wahyuningtyas K : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada


tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak
bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
q. Lia Purniasari : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada tanggal
14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak bisa
mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD berjalan
dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh masyarakat
r. Mega Nurul Anwar : Saat MMD melalui Luring yang dilakukan pada
tanggal 14 November 2022 pukul 11.00 WIB, beberapa masyarat tidak
bisa mengikuti dan banyak yang berkerja, Meski demikian, MMD
berjalan dengan baik dan lancar, serta diterima penjelasan materi oleh
masyarakat
Evaluasi kelompok :

a. Evaluasi Struktur

Proses pelaksanaan MMD pada tanggal 14 November 2022 pukul


11.00 WIB secara luring dihadiri oleh dosen pembimbing yaitu bapak
Dr. Ns. Moch Maftuchul Huda, M.Kep, S.kom dan Ibu Nian Afria
Nuari, S.Kep, Ns., M,Kep dan ketua RT, perwakilan wilayah agregat
per Kader, perwakilan masyarakat per agregat (lansia, dewasa, remaja
dan anak usia sekolah) serta seluruh anggota kelompok.
b. Evaluasi proses

Pelaksanaan MMD melibatkan perangkat desa ( Kepala Desa, Kepala


Dusun dan ketua RT), kader wilayah pilihan, perwakilan masyarakat
agregat (lansia, dewasa, remaja, anak usia sekolah), serta pembimbing
akademik. Pelaksanaan MMD dilakukan oleh mahasiswa dimulai
dengan MC membuka acara pelaksanaan MMD, kemudian dilanjutkan
pemaparan data hasil pengkajian oleh mahasiswa lalu sesi diskusi oleh
ketua RT, kader bersama dosen dan mahasiswa untuk menyetujui
11

pelaksanaan masalah yang muncul di masyarakat saat ini. Pada sesi


terakhir yaitu penutup dengan kontrak waktu terkait pelaksanaan
implementasi dihari berikutnya.
c. Evaluasi hasil

Pada pelaksanaan MMD didapatkan hasil bahwa ketua RT


menyepakati pelaksanaan masalah keperawatan komunitas sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang ingin diatasi terlebih dahulu yaitu:
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko ( lansia ).
b. Manajemen kesehatan tidak efektif ( batuk efektif ).
c. Perilaku kesehatan cenderung beresiko ( remaja ).
d. Ketidakpatuhan ( lingkungan ).
e. Defisit pengetahuan tentang perilaku sehat ( cuci tangan 6 langkah
pakai sabun ).
Kemudian dari hasil tersebut mahasiswa bersama kader menyusun
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat tentang program Planning of
Action (POA) yang telah disepakati bersama, dan rencana
pelaksanaan yang disepakati tanggal 24 November – 3 Desember
2022.
5.2.4 Dukungan atau upaya

Ketua RT wilayah agregrat memberikan izin kepada kelompok untuk


melakukan penyuluhan mengenai posyandu lansia kepada lansia,
hipertensi kepada dewasa, bahaya rokok kepada remaja dan mengajari
batuk efektif serta cuci tangan 6 langkah kepada anak usia sekolah di RW
01 RT 03 dan 04 Dusun Darungan Desa Darungan Kecamatan Pare Kediri
Jatim.
11

5.3 Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko (Agregrat Lansia, Posyandu


Lansia)
5.3.1 Masalah pada lansia
Dari hasil pengkajian pada lansia, lansia mengatakan bahwa ada posyandu
lansia namun sebagian lansia yang tidak pernah sama sekali ke posyandu
lansia. Lansia mengatakan kurang inisiatif diri untuk ikut serta dalam
kegiatan posyandu lansia, dari data pengkajian didapatkan total lansia yang
tidak pernah mengikuti posyandu lansia sebanyak 52 KK 46,2% dari 72
KK.
5.3.2 Persiapan
a. Menetapkan tim penanggung jawab
b. Menetapkan tugas masing-masing mahasiswa yang telah terbagi
c. Menetapkan waktu pelaksanaan untuk penyuluhan
d. Mencari materi tentang posyandu lansia pada lansia
e. Konsultasi dengan preceptor akademik
f. Kontrak waktu dengan lansia desa darungan H-1 sebelum edukasi
dilakukan
g. Menetapkan edukasi dengan klien H-1 sebelum penyuluhan
h. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya posyandu lansia.
i. Melakukan evaluasi penyuluhan

5.3.3 Pelaksanaan

a. Mahasiswa menghubungi kader dan lansia

b. Implementasi dilakukan sebanyak 2x tindakan dan 2x evaluasi dengan


agregat lansia, namun dilakukan kembali sebagai evaluasi jangka
panjang jika ada posyandu lansia didesa darungan.Hasil evaluasi jangka
panjang ditujukan bahwa lansia benar-benar mau merubah perilaku dari
yang tidak mau mengikuti posyandu menjadi mau mengikuti posyandu,
dengan dilakukan pemeriksaan oleh kader yang datang ke rumah atau
lansia yang datang ke tempat posyandu.
c. Pelaksanaan implementasi sampai dengan evaluasi berlangsung tanggal
01&03 Desember 2022 dengan kegiatan sebagai berikut :
11

Langkah-langkah metode ceramah dilakukan adalah mengikuti aturan


yang ada yaitu sebagai berikut :

No. Tahapan dan Kegiatan Pendidikan Kegiatan peserta


waktu
1. Pendahuluan 5 Pembukaan: 1. Menjawab salam
menit 1. Menggucapkan salam dan 2. Mendengarkan tujuan
memperkenalkan diri. dari penyuluhan.
2. Menyampaikan tujuan dan 3. Mendengarkan kontrak
maksud dari penyuluhan. waktu danmekanisme
3. Menjelaskan kontrak waktu kegiatan.
dan mekanisme kegiatan. 4. Mendengarkan materi
4. Menyebutkan materi yang akan penyuluhan.
disampaikan.
2. Kegiatan inti Pelaksanaan ceramah: 1. Menyimak dan
(Total 20 1. Menjelaskan materi tentang memperhatikan materi
menit) posyandu lansia pada lansia yang diberikan.
beserta program perawatan 2. Responden mengajukan
2. Memberi kesempatan kepada pertanyaan
responden untuk mengajukan Tentang materi yang
pertanyaan. kurang dipahami.
3. Menjawab pertanyaan yang 3. Mendengarkan dan
diajukan responden memperhatikan jawaban
yangdiberikan.

3. Penutup 10 Evalusi : 1. Para responden


menit 1. Penyuluh mengevaluasi peserta menjawab pertanyaan
tentang pengetahuan kader dan yang diajukan penyuluh
lansia dengan cara memberi denganbenar
pertanyaan. 2. Para responden
2. Penyuluh menyimpulkan materi mendengarkan
posyandu lansia dan memberi kesimpulan materi yang
penguatan kembali apa yang disampaikan.
sudah disampaikan. 3. Memperhatikan dan
3. Memberikan apresiasi terhadap menjawab salam
responden sekaligus menutup penutup
acara dan member salam
penutup.
5.3.4 Evaluasi atau Hambatan
a. Pingkan Nuralbaniah
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
11

mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga


tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
b. Salwatilah Badar P :
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
c. Sri Wahyuningtiyas K :
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
11

keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.


Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
d. Gunawa Ega Pratama :
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
e. Pramayoni Dharma Ksatria :
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
f. Diki Suryo Prayogo :
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
12

tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
g. Dwiky Primandhani :
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
h. Erna Daniaty :
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
12

Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif


dalam jalannya penyuluhan.
i. Iska Evifa Asmaul Husna :
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
j. Elita indah sari :
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
k. Mega nurul anwar
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
12

penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
l. Lia purniasari
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
m. Anjas Aldhaniar Bekti
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
12

dalam jalannya penyuluhan.


n. Ainindya riski
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
o. Fitri sri indah
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
p. Lusi puspitaningrum
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
12

- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada


saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
q. Basuki Pratama Putra
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
dalam jalannya penyuluhan.
r. Lyana Anggun Maharani
- Evaluasi : saat melaksanakan implementasi kepada lansia, lansia
kooperatif dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
mahasiswa kepada lansia mengenai posyandu lansia, lansia juga
tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang paham dari
penjelasan
- Hambatan : Selain itu, hambatan saat evaluasi yang dilakukan pada
saat posyandu lansia, terdapat beberapa kendala seperti beberapa
lansia yang memiliki keterbatasan sehingga lansia tidak dapat
datang ke posyandu lansia. Sehingga perlu adanya posyandu
keliling door to door untuk memberikan pelayanan yang sesuai.
Namun,hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang negatif
12

dalam jalannya penyuluhan.


Evaluasi dan hambatan kelompok saat melakukan penyuluhan Dalam
melakukan penyuluhan, hambatan yang dialami pada kelompok yaitu pada
terdapat beberapa kendala seperti harus menyesuaikan jadwaldengan lansia
terlebih dahulu dikarenakan kesibukan yang berbeda-beda, lansia yang
tidak bisa melihat dengan jelas saat pemberian materi melalui leaflet
dikarena usia lansia yang sudah menua dan penglihatan semakin menurun.
Meskipun demikian, hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang
negatif dalam jalannya penyuluhan. Hal tersebut dapat dilihat dari
keseluruhan evaluasi yang dilakukan bahwa peserta mampu memahami dan
menjelaskan dengan baik mengenai posyandu lansia pada lansia.

a. Evaluasi Struktur
Untuk menunjang terlaksananya penyuluhan posyandu lansia pada lansia
maka mahasiswa bekerja sama dengan kader yang ada di Desa Darungan
Kecamatan Pare. Persiapan dilakukan 1 hari sebelum acara dilaksanakan
dengan menyiapkan semua materi penyuluhan dan leaflet. Proses
pelaksanaan evaluasi pada hari pertama berjalan dengan lancar.
b. Evaluasi Proses
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang posyandu lansia pada lansia di
Desa Darungan Kecamatan Pare.dilaksanakan pada tanggal 01 dan 03
Desember 2022 ini dapat berjalan dengan lancar. Proses penyuluhan
kesehatan dilakukan oleh kader di bantu dengan mahasiswa (di Wilayah
agregat di Desa darungan) yang dimulai dengan membuka kegiatan
penyuluhan, memberikan materi penyuluhan dilanjutkan sesi diskusi dan
penutupan kegiatan penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
Pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang posyandu lansia pada lansia di
Desa Darungan Kecamatan Pare sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat dan mendapatkan respon positif dari peserta penyuluhan.
Hal ini dibuktikan setelah dilakukannya implementasi, 100% peserta
penyuluhan/lansia sudah memahami dan bisa menjelaskan dengan baik
mengenai posyandu lansia dan program perawatan dalam menangani
12

kegiatan posyandu lansia. Selain itu, 86% peserta penyuluhan juga bisa
menjawab dengan baik saat kader mereview ulang tentang posyandu lansia .
Lansia juga akan mengusahakan kegiatan posyandu lansia dan mengikuti
kegiatan posyandu lansia dengan tetap mematuhi protokol kesehatan serta
melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Keberhasilan ini tidak lepas
dari dukungan perangkat desa yang memberi kesempatan kepada mahasiswa
dan kader yang telah membantu mensukseskan acara penyuluhan serta
antusiasme dari lansia.
5.3.5 Dukungan
Agregat terpilih memberikan respon yang baik mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi akhir dengan seluruh anggota kelompok
5.3.6 Rencana Tindak Lanjut
a. Diharapkan kader yang telah dilatih mampu membawahi kelompok kerja
keluarga lansia, khususnya di Desa Darungan Kecamatan Pare.
b. Diharapkan kader yang telah dilatih mampu berkoordinasi secara mandiri
kepada penyedia pelayanan kesehatan (Puskesmas) agar lansia mau untuk
mengikuti kegiatan posyandu lansia serta memeriksakan kesehatannya
secara rutin.
c. Diharapkan kader mampu menjalankan peran kader sesuai dengan buku
pedoman kader tidak hanya saat ini, tapi untuk selanjutnya dan mampu
membentuk kader-kader berikutnya.
d. Kader mampu bekerjasama dengan pihak puskesmas untuk tindak lanjut ke
masyarakat.
12

5.4 Manajemen Kesehatan Tidak Efektif


Masalah kesehatan pada anak-anak
Dari hasil pengkajian data 6 bulan terakhir mengungkapkan kesulitan dalam
menjalani program keperawatan dan didapatkan baha aktivitas sehari-hari
tidak efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan diperoleh data 16,6%
mengalami batuk pilek.

Topik : Edukasi Etika Batuk


Hari/ Tanggal : Kamis, 24 November 2022
Waktu : 60 Menit
Tempat : Desa Darungan
Sasaran : TK, SD, dan TPQ di Desa Darungan RT 03 & 04 RW 01

I. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta akan
mengerti dan memahami tentang pentingnya Etika Batuk.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran kesehatan diharapkan peserta mampu
menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta masyarakat dapat
mengetahui tentang pentingnya mengenai Etika Batuk.

II. Materi
1. Mengenalkan pengertian dari batuk dan etika batuk
2. Mengenalkan tujuan etika batuk
3. Mengenalkan dampak dari batuk
4. Mengenalkan penyebab batuk
5. Menjelaskan cara batuk yang baik dan benar

III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab (Diskusi)
12

IV. Media
1. Leaflet
V. Susunan Acara Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 Menit Pembukaan Mendengarkan
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam pembukaan yang
2. Memperkenalkan diri disampaikan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang diberikan
5. Menyampaikan kontrak waktu
2 30 Menit Pelaksanaan Mendengarkan
Penyampaian materi oleh pemateri : dan memberikan
1. Mengenalkan pengertian dari batuk dan etika feedback terhadap
batuk materi yang
disampaikan
2. Mengenalkan tujuan etika batuk
3. Mengenalkan dampak dari batuk
4. Mengenalkan penyebab batuk
5. Menjelaskan cara batuk yang baik dan benar
3 10 Menit Tanya Jawab (Diskusi) Mengajukan
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk pertanyaan
bertanya tentang materi yang kurang dipahami
4 10 Menit Evaluasi Menjawab
1. Menanyakan kembali kepada peserta tentang materi pertanyaan
yang telah disampaikan
5 5 Menit Penutup Mendengarkan
1. Menjelaskan kesimpulam dari materi penyuluhan dengan seksama
2. Ucapan terimakasih dan menjawab
3. Salam penutup salam

VI. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
Tingkat kehadiran peserta pada saat acara dimulai hingga selesai.
2. Evaluasi Proses
a) Interaksi peserta pada saat penyampaian materi oleh pemateri
b) Antusias peserta pada saat sesi tanya jawab
3. Evaluasi Hasil
12

Pemahaman Peserta. Diharapkan 90% peserta mampu mengerti dan


memahami isi materi yang telah disampaikan sebelumnya.
13

EVALUASI DAN HAMBATAN


a. Erna Daniaty (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
b. Iska Evifa Asma’ul Khusna (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
c. Dwiky Primandhani (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
d. Dikki Suryo Prayoga (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
13

Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait


penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
e. Lyana Anggun M (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
f. Basuki Pratama Putra (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
g. Pingkan Nuralbaniah (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
h. Sri Wahyuningtyas K (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
13

Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait


penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
i. Salwatilah Badar P (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
j. Fitri Sri Indah (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.

k. Ainindya Riski (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)


Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
l. Anjas Aldaniar B (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
13

mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta


dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
m. Lia Purniasari (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
n. Mega Nurul A (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
o. Elita Indah S (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.

p. Pramayoni Dharma K (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)


13

Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak


usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
q. Gunawan Ega P (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.
r. Lusi Puspitaningrum (RT 03 dan 04 Dsn. Darungan)
Evaluasi : Saat melakukan penyuluhan terhadap kelompok anak-anak
usia sekolah semua responden kooperatif dan
mendengarkan terkait masalah Kesehatan dan ikut serta
dalam mempraktikan cara etika batuk yang baik dan benar.
Hambatan : Dalam penyuluhan, hambatan yang muncul terkait
penyesuian waktu harus menyesuiakan dengan agregat anak
usia sekolah terlebih dahulu.

Evaluasi Struktur
Untuk menunjang terlaksananya penyuluhan tentang etika batuk pada anak
usia sekolah maka mahasiswa bekerjasama sdengan kader yang ada di RT
03 dan 04 dusun Darungan desa Darungan kecamatan Pare Kediri.
Persiapan dilakukan satu hari sebelum acara dilakukan dengan
menyiapkan semua materi penyuluhan dan leaflet. Proses pelaksanaan
evaluasi berjalan dengan lancar yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa,
kader, dan pak ustad.
13

Evaluasi Proses
Kegiatan penyuluhan Kesehatan tentang manajemen tidak efektif
pentingnya etika batuk pada anak usia sekolah di RT 03 dan 04 dusun
Darungan desa Darungan kecamatan Pare Kediri dilaksanakan tanggal 24
November 2022 dapat berjalan dengan lancar. Proses penyuluhan
dilakukan oleh mahasiswa yang dimulai dengan membuka kegiatan
penyuluhan, memberikan materi, dilanjutkan sesi diskusi dan penutupan
kegiatan penyuluhan

EVALUASI HASIL
Pelaksanaan penyuluhan Kesehatan tentang pentingnya etika batuk pada
anak usia sekolah di RT 03 dan 04 dusun Darungan desa Darungan
kecamatan Pare Kediri sudah dilaksanakan sesuai jadwal yang telah
dibuat. Hal ini dibuktikan setelah dilakukannya implementasi, 90 %
peserta penyuluhan atau anak usia sekolah sudah memahami dan bisa
menjelaskan dengan baik mengenai etika batuk yang baik dan benar.
Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan perangkat desa yang
memberikan kesempatan pada mahasiswa dan kader yang telah membantu
mensukseskan acara penyuluhan serta antusiasme dari seluruh responden.

Rencana Tindak Lanjut


a. Diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan edukasi di dalam
masyarakat dalam pentingnya etikabatuk dengan baik dan benar guna
mencegah dan mengurangi timbulnya masalah kesehatan di dalam
masyarakat.
b. Diharapkan masyarakat mampu meningkatkan motivasinya untuk tetap
menerapkan etika batuk sabun yang baik dan benar bahwa melakukan
langkah tersebut bisa berperan penting untuk kesehatan.

Dukungan
13

a. Dari Kepala Desa, Kepala Dusun, Ketua RT beserta kader yang telah
memberikan izin kepada kelompok untuk melakukan penyuluhan tentang
etika batuk yang baik dan benar.
b. Agregat terpilih memberikan respon yang baik mulai dari pengkajian,
pelaksanaan sampai dengan evaluasi akhir beserta seluruh anggota
kelompok.
13

5.5 Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (Remaja)


Masalah remaja
Berdasarkan hasilpengkajian pada remaja, remaja mengatakan bahwa
mereka merokok, mengikuti teman sebayanya, agar tidak dianggap cupu
selain itu remaja mengatakan jika tidak merokok maka tidak enak dan
didapatkan bahwa remaja menunjukan penolakan terhadap perubahan status
kesehatan (mengurangi atau berhenti merokok) didapatkan data 16,7%
perilaku menyimpang remaja yaitu merokok.

Topik : PENYULUHAN PERILAKU KESEHATAN CENDERUNG


BERESIKO PADA REMAJA PEROKOK AKTIF DI DESA
DARUNGAN

Hari/ Tanggal : Sabtu, 26 November 2022


Waktu : 60 Menit
Tempat : Desa Darungan
Sasaran : Remaja

I. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit tentang bahaya
rook terhadap remaja, peserta penyuluhan mengerti dampak
menggunakan atau mengkonsumsi rokok.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan 1x diharapkan peserta penyuluhan
mampu :
a. mengerti apa itu rokok
b. mengerti kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok
c. memahami bahaya rokok
d. menghindari tindakan merokok
II. Materi
12. menjelaskan pengertian tentang rokok
13. menjelaskan macam-macam rokok
13

14. menjelaskan jenis-jenis rokok dan tipe perokok


15. menjelaskan bahaya rokok
16. menjelaskan alasan seseorang harus berenti atau tidak perlu merokok
17. cara atau langkah berhenti merokok
18. upaya pencegahan
III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab (Diskusi)
IV. Media
1. Leaflet
V. Susunan Acara Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyukuhan Kegiatan Peserta
1 5 Menit Pembukaan Mendengarkan
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan pembukaan yang
salam disampaikan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang diberikan
5. Menyampaikan kontrak waktu
2 30 Menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
Penyampaian materi oleh pemateri : memberikan
1. menjelaskan pengertian tentang rokok feedback terhadap
2. menjelaskan macam-macam rokok materi yang
3. menjelaskan jenis-jenis rokok dan tipe disampaikan
perokok
4. menjelaskan bahaya rokok
5. menjelaskan alasan seseorang harus berenti
atau tidak perlu merokok
6. cara atau langkah berhenti merokok
7. upaya pencegahan

3 10 Menit Tanya Jawab (Diskusi) Mengajukan


Memberikan kesempatan kepada peserta untuk pertanyaan
bertanya tentang materi yang kurang dipahami
4 10 Menit Evaluasi Menjawab
1. Menanyakan kembali kepada peserta pertanyaan
tentang materi yang telah disampaikan
5 5 Menit Penutup Mendengarkan
1. Menjelaskan kesimpulam dari materi dengan seksama
13

penyuluhan dan menjawab


2. Ucapan terimakasih salam
3. Salam penutup

VI. Evaluasi atau Hambatan

a. Ainindya Riski
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja
dengan tema bahaya merokok. para agregrat remaja bisa
berkooperatif bisa memahami penjelasan yang diberikan
mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan dengan
baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan
b. Anjas Aldhaniar Bekti :
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja
dengan tema bahaya merokok. para agregrat remaja bisa
berkooperatif bisa memahami penjelasan yang diberikan
mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan dengan
baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan
c. Fitri Sri Indah
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja
dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan
dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan
d. Pramayoni Dharma
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja
dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
14

diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan


dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan
e. Basuki Pratama Putra

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja


dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan
dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan

f. Dikki Suryo Prayogo

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja


dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan
dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan

g. Dwiky Primandani

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja


dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan
dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan
14

h. Elita Indah

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja


dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan
dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan

i. Erna Daniati

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja


dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan
dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan

j. Gunawan Ega Pratama

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja


dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan
dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan

k. Iska Evifa Asmaul Khusna

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja


dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
14

diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan


dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan

l. Lusi Puspitaningrum

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja


dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan
dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan

m. Lyana Anggun Maharani

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja


dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan
dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan

n. Pingkan Nuralbaniah

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja


dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan
dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan
14

o. Salwatilah Badar Purnomo

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja


dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan
dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan

p. Sri Wahyuningtiyas Kumalasari

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja


dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan
dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan

q. Lia Purniasari

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja


dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan
dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan

r. Mega Nurul Anwar

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan terhadap remaja


dengan tema bahaya merokok dan miras. para agregrat
remaja bisa berkooperatif bisa memahami penjelasan yang
14

diberikan mahasiswa dan agregrat remaja memperhatikan


dengan baik.
- Hambatan : pada saat presentasi mereka tidak bisa fokus
dan tidak terlalu memperhatikan dalam penyuluhan

Evaluasi Kelompok :

Dalam melakukan penyuluhan, hambatan yang dialami pada


kelompok yaitu pada saat hambatan saat evaluasi yang dilakukan
secara luring pada hari terakhir evaluasi, terdapat beberapa
kendala terkait kader remaja dalam menentukan presentator.
Meskipun demikian, hambatan tersebut tidak memberikan
dampak yang negatif dalam jalannya penyuluhan. Hal tersebut
dapat dilihat dari keseluruhan evaluasi yang dilakukan bahwa
peserta mampu memahami dan menjelaskan dengan baik
mengenai bahaya merokok pada agregat remaja.

a. Evaluasi Struktur
Untuk menunjang terlaksananya penyuluhan terhadap remaja
dengan tema bahaya merokok pada agregrat remaja maka
mahasiswa bekerja sama dengan kader yang ada di RW 01
Desa Darungan . Persiapan dilakukan 1 hari sebelum acara
dilaksanakan dengan menyiapkan semua materi penyuluhan
dan leaflet. Proses pelaksanaan evaluasi pada hari terakhir
berjalan dengan lancar yang dihadiri oleh penanggung jawab
remaja dan ketua karang taruna serta seluruh anggota
kelompok

b. Evaluasi Proses
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang bahaya merokok
pada remaja di RW 01 Desa Darungan, dilaksanakan pada
tanggal 26 November 2022 ini dapat berjalan dengan lancar.
Proses penyuluhan kesehatan dilakukan oleh mahasiswa (di
Desa Darungan) yang dimulai dengan membuka kegiatan
14

penyuluhan, mahasiswa mendampingi satu Ketua Karang


Taruna lalu menyampaikan materi penyuluhan dilanjutkan
sesi diskusi dan penutupan kegiatanpenyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
Pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang bahaya merokok
pada remaja di RW 01 Di Desa Darungan sudah
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat dan
mendapatkan respon positif dari peserta penyuluhan. Hal ini
dibuktikan setelah dilakukannya implementasi, 100% peserta
penyuluhan/remaja sudah memahami dan bisa menjelaskan
dengan baik mengenai bahaya merokok dan program
perawatan dalam menangani bahaya merokok. Selain itu,
86% peserta penyuluhan juga bisa menjawab dengan baik
saat mereview ulang tentang bahaya merokok.
5.5.1 Rencana Tindak Lanjut
a. Membentuk gerakan moral masyarakat khususnya remaja
untukmerubah sikap dengan menjauhi dan mengurangi rokok
yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan perilaku hidup
sehat dimasyarakat.
b. Diharapkan anggota karang taruna mampu memotivasi setiap
masyarakat agar sadar akan pentingnya bahaya merokok
dalamlingkungan dan penggunaan rokok bagi kesehatan.
c. Diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan advokasi atau
edukasi didalam masyarakat dalam bahaya merokok.

d. Diharapkan masyarakat dan anggota karang taruna mampu


mengembangkan program gerakan moral masyarakat bebas
rokok dengan melibatkan tokoh – tokoh penting didalam
masyarakat untuk mencapai komitmen bersama dilingkungan
masyarakat, dengan menampilkan fakta-fakta terkait bahaya
merokok dalam sebuah lembar komitmen bersama-sama
yang dapat dipelajari atau menjadi gambaran dari dampak
penggunaan merokok.
14

5.5.2 Dukungan

a. Ketua RT beserta dengan kader telah memberikan izin


kepada kelompok untuk melakukan penyuluhan tentang
merokok dan memberikan masukan serta saran yang bersifat
positif saat mahasiswa melakukan penyuluhan.
b. Agregat terpilih memberikan respon yang baik mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi akhir dengan seluruh
anggota kelompok.
14

5.6 Ketidakpatuhan (Lingkungan Tidak Terepeutik)


Masalah pada lingkungan
Dari hasil pengkajian masyarakat mengatakan kurangya menjalani
perawatan lingkungan. Masyarakat mengatakan pengelolaan sampah dengan
cara dibakar dan menguras air dalam tampungan >3hari sekali. Dan
didapatkan data bahwa perilaku tidak menjalankan aturan lingkungan,
didapatkan data 91,7% pengelolaan sampah dibakar.

Topik : Penyuluhan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan


dan mengelola sampah dengan baik

Hari/ Tanggal : Minggu, 27 November 2022

Waktu : 60 Menit

Tempat : Balai Desa Darungan

Sasaran : Masyarakat RT 3 dan 4

I. Tujuan

1. Tujuan Intruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta akan


mengerti dan memahami tentang menjaga kesehatan lingkungan dan
mengelola sampah dengan baik

2. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu:

a. Memahami pentingnya menjaga kesehatan lingkungan.


b. Mampu lebih memahami tentang mengelola sampah dengan baik
II. Materi

1. Pengertian lingkungan yang sehat dan pengelolaan sampah.


2. Tujuan menjaga kesehatan lingkungan dan pengelolaan sampah
dengan baik
3. Manfaat menjaga kesehatan lingkungan dan pengelolaan sampah
dengan baik
14

III. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab (Diskusi)

IV. Media

1. Leaflet

V. Susunan Acara Kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyukuhan Kegiatan Peserta

1 5 Menit Pembukaan Mendengarkan


pembukaan yang
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan
disampaikan
salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang diberikan
5. Menyampaikan kontrak waktu
2 30 Menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
memberikan
Penyampaian materi oleh pemateri : feedback terhadap
1. Menyampaikan pengertian, tujuan, materi yang
manfaat, dampak dalam menjaga disampaikan
kesehatan lingkungan yang sehat dan
pengelolaan sampah.
2. Menjelaskan pengertian, tujuan dan
manfaat, dampak dalam menjaga
kesehatan lingkungan dan pengelolaan
sampah dengan baik.
3 10 Menit Tanya Jawab (Diskusi) Mengajukan
pertanyaan
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
bertanya tentang materi yang kurang dipahami

4 10 Menit Evaluasi Menjawab


pertanyaan
2. Menanyakan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah disampaikan
14

5 5 Menit Penutup Mendengarkan


dengan seksama
4. Menjelaskan kesimpulam dari materi
dan menjawab
penyuluhan
salam
5. Ucapan terimakasih
6. Salam penutup

VI. Evaluasi dan Hambatan

a. Mega Nurul (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)


- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
b. Elita indah (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
c. Lia purniasari (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
d. Erna daniaty (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
15

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para


warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
e. Iska evita (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
f. Dwiki Primandani (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
g. Diki Surya (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
h. Liana Anggun (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
15

- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami


yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
i. Basuki Pratama (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
j. Pingkan nuralbaniah (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
k. Sri wahyuningtyas (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
l. Salwatila Badar (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
m. Fitri Sri indah (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
15

- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para


warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
n. Ainindya riski (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
o. Anjas Albaniar (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
p. Pramayoni (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
q. Gunawan Ega (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
15

- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami


yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.
r. Lusi Puspita (RT 3 dan 4 di Dsn Darungan)
- Evaluasi : dalam melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan para
warga desa darungan RT 3 dan 4 berkooperatif bisa memahami
penjelasan yang diberikan mahasiswa.
- Hambatan : dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami
yaitu beberapa responden warga darungan RT 3 dan 4 belum
memahami tentang bank sampah.

VII Evaluasi Struktur

Untuk menunjang terlaksananya penyuluhan kesehatan lingkungan maka


mahasiswa bekerjasama dengan ketua RT 3 dan 4 desa darungan,
persiapan dilakukan 1 hari sebelum acara dilaksanakan dengan
menyiapkan materi penyuluhan. Proses pelaksanaan evaluasi pada hari
pertama berjalan dengan lancar yang dihadiri oleh ketua RT abdul hamid
serta perwakilan mahasiswa.

VIII Evaluasi Proses

Kegiatan penyuluhan kesehatan lingkungan di darungan RT 3 dan 4


dilaksanakan pada tanggal 26 November 2022 sampai dengan 27
November 2022 ini dapat berjalan dnegan lancar. Proses penyuluhan
kesehtan dilakukan mahasiswa, yang dimulai dengan membuka kegiatan
penyuluhan, memberikan materi penyuluhan dilakukan sesi diskusi dan
penutupan kegiatan penyuluhan.

IX Evaluasi Hasil

Pelaksanaan penyuluhan kesehatan lingkungan pada warga RT 3 dan 4


desa darungan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah dibuat dan
mendapatkan responden positif dari peserta penyuluhan. Hal ini dibuktikan
telah dilakukan nya implementasi, 90% penyuluhan sudah memahami
15

tentang kesehatan lingkungan. Kebersihan ini tidak lepas dari dukungan


dari perangkat desa yang memberi kesempatan kepada mahasiswa dan
ketua RT yang telah membantu menyukseskan acara penyuluhan
kesehatan lingkungan.

X Dukungan

Dari beberapa responden memberikan respon yang baik mulai pengkajian


sampai dengan evaluasi akhir dengan mahasiswa

XI Rencana Tindak Lanjut

a. Diharapkan ketua RT yang telah dipilih mampu membawahi kelompok


kerja kebersihan lingkungan, khususnya di RT 3 dan 4 desa darungan.
b. Diharapkan ketua RT mampu menjalankan peran sesuai dengan aturan
yang ada.
c. Ketua RT mampu bekerja sama dengan perangkat desa untuk tindak
lanjut kemasyarakat
15

5.7 Defisit Pengetahuan Tentang Perilaku Sehat (Cuci Tangan Pakai


Sabun)
Masalah pada warga
Dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa di RT 03&04 belum pernah
mendapatkan penyuluhan cuci tangan yang baik dan benar dari jumlah
warga 72 KK sebanyak 231 warga didapatkan hasil 11% warga tidak
terbiasa cuci tangan pakai sabun. Distribusi warga yang mengalami sakit
diare 6m1%.

Topik : Edukasi 6 Langkah Cuci Tangan


Hari/ Tanggal : Selasa, 8 November 2022
Waktu : 60 Menit
Tempat : Desa Darungan
Sasaran : Masyarakat

I. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta akan
mengerti dan memahami tentang 6 langkah cara cuci tangan yang baik
dan benar.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu:
c. Menyampaikan pengertian, kapan waktu cuci tangan, manfaat
cuci tangan yang tepat dan benar, dan 6 langkah cuci tangan.
d. Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan, dan manfaat cuci tangan
yang baik dan benar.
II. Materi
4. Pengertian cara cuci tangan 6 langkah yang baik dan benar.
5. Tujuan mencuci tangan yang baik dan benar.
6. Manfaat mencuci tangan yang baik dan benar
7. Sasaran kegiatan di balai desa darungan .
III. Metode
1. Ceramah
15

2. Tanya Jawab (Diskusi)


IV. Media
1. Leaflet
V. Susunan Acara Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyukuhan Kegiatan Peserta
1 5 Menit Pembukaan Mendengarkan
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan pembukaan yang
salam disampaikan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang diberikan
5. Menyampaikan kontrak waktu
2 30 Menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
Penyampaian materi oleh pemateri : memberikan
1. Menyampaikan pengertian, kapan waktu feedback terhadap
cuci tangan, manfaat cuci tngan yang tepat materi yang
dan benar, dan 6 langkah cuci tangan disampaikan
2. Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan
cuci tangan yang baik dan benar.
3 10 Menit Tanya Jawab (Diskusi) Mengajukan
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk pertanyaan
bertanya tentang materi yang kurang dipahami
4 10 Menit Evaluasi Menjawab
Menanyakan kembali kepada peserta tentang pertanyaan
materi yang telah disampaikan
5 5 Menit Penutup Mendengarkan
1. Menjelaskan kesimpulam dari materi dengan seksama
penyuluhan dan menjawab
2. Ucapan terimakasih salam
3. Salam penutup

VI. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
Tingkat kehadiran peserta pada saat acara dimulai hingga selesai.
2. Evaluasi Proses
a) Interaksi peserta pada saat penyampaian materi oleh pemateri
b) Antusias peserta pada saat sesi tanya jawab
3. Evaluasi Hasil
15

Pemahaman Peserta. Diharapkan 90% peserta mampu mengerti dan


memahami isi materi yang telah disampaikan sebelumnya.

VII. Evaluasi atau hambatan

1. Basuki Pratama Putra


- Evaluasi : Saat dilakukan pendidikan kesehatan terhadap 6 langkah cuci
tangan dengan baik pakai sabun semua yang hadir kooperatif
dan mau bertanya bila ada yang kurang paham tentang materi
yang diberikan kader dan mahasiswa.
- Hambatan : Dalam pelaksanaan hambatan yang muncul harus menyesuaikan
waktu istirahat.
2. Layana Anggun
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan anak – anak tampak memperhatikan,
aktif dalam mengikuti apa yang telah di praktekan oleh
mahasiswa terkait 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar,
anak – anak tidak malu apabila ditunjuk untuk mempraktekan
kembali.
- Hambatan : dalam pelaksanaan hambatan yang muncul ada sebagian anak
yang hanya bermain sendiri tanpa memperhatikan materi yang
telah diberikan.
3. Lusi Puspitaningrum
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan semua berjalan dengan lancar dan
kooperatif, bila ada yang belum paham tidak malu bertanya
kembali.
- Hambatan : Saat dilakuan kegiatan ada sebagian yang kurang kooperatif.
4. Gunawan Ega
- Evaluasi : Saat dilakukan pendidikan kesehatan terhadap 6 langkah cuci
dengan baik pakai sabun semua yang hadir kooperatif dan mau
bertanya bila ada yang kurang paham tentang materi yang
diberikan kader dan mahasiswa.
- Hambatan : Dalam pelaksanaan hambatan yang muncul harus waktu istirahat.
15

5. Pramayoni DK
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan anak – anak tampak memperhatikan,
aktif dalam mengikuti apa yang telah di praktekan oleh
mahasiswa terkait 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar,
anak – anak tidak malu apabila ditunjuk untuk mempraktekan
kembali.
- Hambatan : Dalam pelaksanaan hambatan yang muncul ada sebagian anak
yang hanya bermain sendiri tanpa memperhatikan materi yang
telah diberikan.
6. Diki Surya Prayoga
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan semua berjalan dengan lancar dan
kooperatif, bila ada yang belum paham tidak malu bertanya
kembali.
- Hambatan : Saat dilakuan kegiatan ada sebagian yang kurang kooperatif.
7. Dwiki Primandani
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan semua berjalan dengan lancar dan
kooperatif, bila ada yang belum paham tidak malu bertanya
kembali.
- Hambatan : Saat dilakuan kegiatan ada sebagian yang kurang kooperatif.
8. Erna Daniaty
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan semua berjalan dengan lancar dan
kooperatif, bila ada yang belum paham tidak malu bertanya
kembali.
- Hambatan : Saat dilakuan kegiatan ada sebagian yang kurang kooperatif.
9. Iska Evifa
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan anak – anak tampak memperhatikan,
aktif dalam mengikuti apa yang telah di praktekan oleh
mahasiswa terkait 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar,
anak–anaktidak malu apabila ditunjuk untuk mempraktekan
kembali.
15

- Hambatan : Dalam pelaksanaan hambatan yang muncul ada sebagian anak


yang hanya bermain sendiri tanpa memperhatikan materi yang
telah diberikan.
10. Elita Indah
- Evaluasi : Saat dilakukan pendidikan kesehatan terhadap 6 langkah cuci
tangan dengan baik pakai sabun semua yang hadir kooperatif
dan mau bertanya bila ada yang kurang paham tentang materi
yang diberikan kader dan mahasiswa.
- Hambatan : Dalam pelaksanaan hambatan yang muncul harus menyesuaikan
waktu istirahat.
11. Mega Nurul Anwar
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan semua berjalan dengan lancar dan
kooperatif, bila ada yang belum paham tidak malu bertanya
kembali.
- Hambatan : Saat dilakuan kegiatan ada sebagian yang kurang kooperatif.
12. Lia Purniasari
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan anak – anak tampak memperhatikan
aktif dalam mengikuti apa yang telah di praktekan
olehmahasiswa terkait 6 langkah cuci tangan yang baik dan
benar, anak – anak tidak malu apabila ditunjuk untuk
mempraktekan kembali.
- Hambatan :Dalam pelaksanaan hambatan yang muncul ada sebagian anak
yang hanya bermain sendiri tanpa memperhatikan materi yang
telah diberikan.
13. Anjas Aldhaniar Bekti
- Evaluasi :Saat dilakukan penyuluhan semua berjalan dengan lancar dan
kooperatif, bila ada yang belum paham tidak malu bertanya
kembali.
- Hambatan : Saat dilakuan kegiatan ada sebagian yang kurang kooperatif.
14. Ainindya Riski
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan anak – anak tampak memperhatikan,
aktif dalam mengikuti apa yang telah di praktekan oleh
16

mahasiswa terkait 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar,


anak– anak tidak malu apabila ditunjuk untuk mempraktekan
kembali.
- Hambatan :Dalam pelaksanaan hambatan yang muncul ada sebagian anak
yang hanya bermain sendiri tanpa memperhatikan materi yang
telah diberikan.

15. Fitri Sri Indah


- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan semua berjalan dengan lancar dan
kooperatif, bila ada yang belum paham tidak malu bertanya
kembali.
- Hambatan : Saat dilakuan kegiatan ada sebagian yang kurang kooperatif.
16. Salwatilah Badar Purnomo
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan anak – anak tampak memperhatikan
aktif dalam mengikuti apa yang telah di praktekan oleh
mahasiswa terkait 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar,
anak – anak tidak malu apabila ditunjuk untuk mempraktekan
kembali.
- Hambatan :Dalam pelaksanaan hambatan yang muncul ada sebagian anak
yang hanya bermain sendiri tanpa memperhatikan materi yang
telah diberikan.
17. Sri Wahyuningtyas
- Evaluasi : Saat dilakukan penyuluhan semua berjalan dengan lancar dan
kooperatif, bila ada yang belum paham tidak malu bertanya
kembali.
- Hambatan : Saat dilakuan kegiatan ada sebagian yang kurang kooperatif.
18. Pingkan Nuralbaniah
- Evaluasi :Saat dilakukan penyuluhan anak – anak tampak memperhatikan
aktif dalam mengikuti apa yang telah di praktekan oleh
mahasiswa terkait 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar,
anak – anak tidak malu apabila ditunjuk untuk mempraktekan
kembali.
16

- Hambatan :Dalam pelaksanaan hambatan yang muncul ada sebagian anak


yang hanya bermain sendiri tanpa memperhatikan materi yang
telah diberikan.

Evaluasi Kelompok
Dalam melakukan penyuluhan hambatan yang dialami pada kelompok yaitu
hambatan saat evaluasi yang dilakukan secara luing pada hari terakhir evaluasi,
terdapat beberapa kendala terkait pemilihan presentator. Meskipun demikian,
hambatan tersebut tidak memberikan dampak yang besar dalam penyuluhan. Hal
tersebut dapat dilihat dari keseluruhan evaluasi yang dilakukan bahwa peserta
mampu memahami dan menerima materi yang telah disampaikan oleh presentator
dan dapat mempraktikkan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar dengan
antusias.
a. Evaluasi Struktur
Untuk menunjang terlaksananya penyuluhan terhadap anak-anak dengan
tema 6 langkah cuci tangan maka mahasiswa bekerja sama dengan tokoh
masyarakat dan sasaran dewasa bekerjasama dengan kader yang ada di
RW 01 Desa Darungan. Persiapan dilakukan 1 hari sebelum acara
dilaksanakan dengan menyiapkan semua materi penyuluhan dan lealfet.
Proses pelaksanaan evaluasi pada hari terakhir berjalan dengan lancar yang
dihadiri oleh penanggung jawab sasaran serta seluruh anggota kelompok.
b. Evaluasi Proses
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang 6 langkah cuci tangan pada anak-
anak di RW 01 Desa Darungan dilakanakan ada tanggal 24 November
2022 in dapat berjalan dengan lancar. Proses penyuluhan kesehatan
dilakukan oeh mahasiswa(di Masjid Desa Darungan) yang dimulai dengan
membuka kegiatan penyuluhan, mahasiswa menyampaikan materi dan
mempraktikkan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar secara
langsung dilanjutkan sesi diskusi dan penutupan kegiatan penyuluhan.

c. Evaluasi Hasil
16

Pelaksanaan penyuluhan kesehatan tentang 6 langkah cuci tangan yang


baik dan benar pada anak-anak di RW 01 Desa Darungan sudah
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat dan mendapatkan
respon positif dari peserta penyuluhan. Hal ini dibuktikan setelah
dilakukannya implementasi, sebagian peserta memahami materi yang di
sampaikan dan mampu mempraktikkan yang telah di sampaikan.

Rencana Tindak Lanjut


a. POKJAKES PENYULUHAN PENTINGNYA POSYANDU PADA
LANSIA
- Diharapkan yang sudah terlaksananya pokja ini maka lansia tetap aktif
dalam mengikuti posyandu lansia, dan lansia yang belum mau
mengikuti kegiatan posyandu lansia supaya mengajak lansia yang lain
untuk mengikuti posyandu lansia.
- Diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan edukasi di dalam
masyarakat dalam pentingnya mengikuti posyandu lansia guna
mencegah dan mengurangi timbulnya masalah kesehatan terutama
kesehatan pada lansia.
b. POKJAKES EDUKASI ETIKA BATUK EFEKTIF
- Diharapkan yang sudah terlaksananya pokja ini maka anak-anak mampu
menerapkan etika batuk dengan baik dan benar
- Diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan edukasi di dalam
masyarakat dalam pentingnya etika batuk dengan baik dan benar guna
mencegah dan mengurangi timbulnya masalah kesehatan terutama
pencernaan di dalam masyarakat.
c. POKJAKES PENYULUHAN PERILAKU KESEHATAN CENDERUNG
BERESIKO PADA REMAJA PEROKOK AKTIF
- Diharapkan yang sudah terlaksananya pokja ini maka remaja khususnya
di desa Darungan para remaja perokok aktif dapat mengurangi
penggunaan rokok.
- Diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan edukasi di dalam
masyarakat dalam pentingnya mengurangi penggunaan rokok guna
16

mencegah dan mengurangi timbulnya masalah kesehatan terutama


pencernaan di dalam masyarakat.
d. POKJAKES PENYULUHAN PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN
LINGKUNGAN DAN MENGEOLA SAMPAH DENGAN BAIK
- Bank sampah : setelahh terlaksanakannya pokjakes ini belum terealisasi
dengan baik untuk rencana tindak lajut dari pokjakes bank sampah yaitu
dengan memfasilitasi dari desa atau di lajutkan oleh pokjakes
mahasiswa praktik selanjutnya.
- Kerja bakti : diharapkan yang sudah terlaksananya pokja ini maka
warga khususnya di desa Darungan dapat menjaga lingkungan dengan
cara kerja bakti setiap 1 bulan sekali dan dapat mengelola sampah
dengan baik
e. POKAJES EDUKASI 6 LANGKAH CUCI TANGAN
- Diharapkan masyarakat mampu meningkatkan motivasinya untuk tetap
menerapkan kemauan 6 langkah cuci tangan pakai sabun yang baik dan
benar bahwa melakukan langkah tersebut bisa berperan penting untuk
kesehatan.

Dukungan
a. Dari Kepala Desa, Kepala Dusun, Ketua RT beserta kader yang telah
memberikan izin kepada kelompok untuk melakukan penyuluhan tentang 6
langkah cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar.
b. Agregat terpilih memberikan respon yang baik mulai dari pengkajian,
pelaksanaan sampai dengan evaluasi akhir beserta seluruh anggota
kelompok
16

BAB 6

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
Praktik klinik komunitas yang dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners
STIKES Karya Husada Kediri tahun 2022 yang dilaksanakan di Desa
Darungan Kec.Pare merupakan suatu program profesi ners untuk
mengimplementasikan konsep-konsep perawatan komunitas melalui
pendidikan kesehatan masyarakat sesuaidengan masalah yang temukan atau
yang terjadi di masyarakat.
Praktik komunitas ini dilakukan di berbabagai sektor yaitu meliputi praktik
keperawatan puskesmas, keluarga, komunitas yang dilakukan melalui tahap
pengkajian, perencanaan, intervensi, serta evaluasi dengan kegiatan yang
terstruktur. Pada praktik komunitas ini mahasiswa melakukan intervensi
berupa health education berupa penyuluhan mengenai cara batuk efektif
yang baik dan cuci tangan 6 langkah dengan benar, pentingnya posyandu
lansia, bahaya merokok yang di implementasikan dalam seminggu secara
luring. Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan kader dari berbagai
daerah antaranya kader lansia, kader anak- anak (guru), dan kader karang
taruna, RT, dan tokoh masyarakat.
Setelah dilakukan implementasi yang telah dilakukan selanjutnya dilakukan
evaluasi yang didapatkan pelaksanaan penyuluhan mendapat respon yang
positif dari tokoh masyrakat, kader, serta agregat. Peserta yang hadir mampu
memahami terkait materi yang disampaikan. Peserta juga aktif dalam
bertanya kepada mahasiswa terkait materi yang disampaikan.
Secara garis besar keberhasilan praktik komunitas yang dilakukan
mahasiswa melalui penyuluhan ini hampir 100% berhasil. Hal ini
dibuktikkan dengan peserta mampu mengerti, memahami, dan
melaksanakan materi yang telah disampaikan.
16

6.2 SARAN
6.2.1 Bagi Puskesmas
Sebagai penunjang peran kegiatan puskesmas, diharapkan adanya
penyuluhan yang lebih intensif mengenai permasalahan yang ada di
masyarakat dan melibatkan tokoh masyarakat secara langsung.
6.2.2 Bagi tokoh masyarakat
Masyarakat yang sudah menerapkan kesehatan dengan baik dan benar
untuk mempertahankan upaya kesehetan tersebut. Masyarakat yang belum
memahami atau melakukan upaya kesehatan dengan benar diharapkan
dapat meningkatkan upaya kesehatan dan mengimplementasikan di
kehidupan sehari-hari.
16

DAFTAR PUSTAKA
Dapertemen kesehatan RI. 2011. ilmu kesehatan masyarakat, Prinsip- Prinsip
Dasar, Rineka Cipta jakarta
Dinkes konawe selatan, 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat rumah
tangga.Konsel
Dinkes Prop. Sultra 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sulawesi
Tenggara. Kendari
Hidayat alimun aziz,. 2006. Kebutuhan dasar manusia,salemba medical
Kemenkes RI. 2011. kesehatan lingkungan. Gaja Mada
University Press.Jogjakarta
Kurniawan & Yudi. 2008. Komunitas Sehat jiwa dan Hati Sebagai
IntervensiKesehatanMental Berbasis Masyarakat
Kementrian kesehatan RI, 2011. Penerapan pola makan dan aktivitas. Jakarta
Margareth.,ZH. 2013. Kehamilan Persalinan dan nifas, medical book.
Milo salma dkk, 2012. Jurna Hubungan Kebiasaan Merokok Di Dalam Rumah
Dengan Kejadian Ispa Pada Anak Umur 1-5 Tahun. Manado
Misrawati, dkk. 2012. Jurnal Pengaruh Kebiasaan Merokok Keluarga Di
Dalam Rumah Terhadap Kejadian Ispa Pada Balita.
Notoatmodjo.S. 201. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta
jakarta.
Riyadi, Sujono, & Widuri, Hesty. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia Aktivitas
Istirahat Diagnose Nanda. Yogyakarta: Gosyen Publising
Rukiyah S.Si.T.,DKK. 2009. asuhan kebidanan 2 (persalinan), trans info
media, jakarta.
Sadjaja dkk, 2015. Penimbangan Anak Balita Di Indonesia. PGM Sri dewanti,
2010. Promosi kesehatan keluarga. Jakarta
Salamah, 2011. Jurnal pendidikan teknolologi pembelajaran
berdasarkan pendekatan sistem. FIP Universitas PGRIyogyakarta
Sri dewanti dkk, 2013. Kesehatan masyarakat, Rineka cipta jakarta
Wardhana arya wisnu. 2004. Dampak pencemaran lingkungan. Yogyakatra:
andi Slamet, Soemirat Juli, 2012. Kesehatan lingkungan. Gajah Mada
University Pres.Jogyakarta.
16

Suryani sitti dkk, 2010. Sistem informasi geografis pemetaan sekolah tingkat
pendidikan dasar dan menengah. Universitas Diponorogo.
Achjar,komang ayu henny .2011.Asuhan keperawatan komunitas teori dan
praktik .Jakarta:EGC
Anderson, Elizabeth T, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori
dan Praktik, edisi 3. Jakarta : EGC
Anderson dan McFarlane .2009 .Buku ajar kepeawatan komunitas
.Jakarta:EGC
Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta :
Efendi, Ferry &Makhfud. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika.
Febri,Sintia.2014.AskepKelompokRemaja.https://sintiyatog.wordpress.com/20
14/11/14/askep-kelompok-remaja/.Diakses pada 29 September 2020
Mubarak,wahid iqbal dan nurul chayatin. 2009 . Ilmu kesehatan
masyarakat:teori dan aplikasi.Jakarta :Salemba medika .
Stanhope dan Lancaster.2009.Keperawatan komunitas .Jakarta:EGC
Tim Pokja SDKI PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Keperawatan
Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Persatuan Perawat Nasioanal
Indonesia
Tim Pokja SDKI PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Keperawatan
Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Persatuan Perawat Nasioanal
Indonesia
Tim Pokja SDKI PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Keperawatan
Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Persatuan Perawat Nasioanal
Indonesia
Widyanto, Faisalado. (2014). Keperawatan komunitas dengan pendekatan
praktis.Yogyakarta :Nuha Medika.
16

Lampiran 1.

JOB DESK KEPERAWATAN KOMUNITAS


MAHASISWA NERS STIKES Karya Husada Kediri

31 Oktober - 17 Desember
2022
NO Jabatan Nama Kelompok 1

1 Ketua Gunawan Ega Pratama


2 Sekertaris Anjas Aldhaniar Bekti
3 Bendahara Ainindya Riski
4 Anggota Basuki Pratama P
Dikki Suryo P
Dwiky Primandhan
Elita Indah S
Erna Daniaty
Fitri Sri Indah
Iska Evifa A
Lusi Puspitaningrum
Lyana Anggun M
Pingkan Nuralbaniah
Pramayoni Dharma
Salwatila Badar P
Sri Wahyuningtiyas
Lia Purniasari
Mega Nurul Anwar

No Tugas Nama Kegiatan


1 Pengakajian Seluruh anggota
kelompok 1
2 BAB 1 Anjas Aldhaniar B Membuat latar belakang, dll

(Pendahuluan) Revisi dibantu:


Iska Evifa
Salwatila Badar
3 BAB 2 Lia Purniasari Menyusun dan membuat materi
(Tinjauan Pustaka) Sri Wahyuningtiyas berdasarkan masalah yang
Ainindya Riski muncul
Dibantu:
Dwiky Primandhani
4. BAB 3 Rekapitulasi, Lusi puspitaningrum Melakukan tabulasi data hasil
Tabulasi, Analisa Lyana Anggun pengkajian,menganalisis dan
Data, Prioritas merumuskan diagnose
16

Diagnosa
5. BAB 4 Intervensi Pingkan Nuralbaniah Menyusun perencanaan
atau (POA) Dikki Suryo Prayogo Kegiatan
6 PPT MMD Gunawan Ega Menyusun data pada power point
Pratama dan menyampaikan pada saat
MMD
7 Implementasi, Fitri Sri Indah Bertanggungjawab menyusun
Evaluasi Asuhan implementasi dan hasil asuhan
Keperawatan keperawatan komunitas
8 BAB 5 dan 6 Elita Indah Menyusun laporan evaluasi
(EVALUASI) keperawatan komunitas
9 BAB 7 Erna Daniaty Menyusun laporan penutup
(PENUTUP) komunitas
10 PPT Penyuluhan, SAP, Gunawan Ega P
Leaflet Ainindya Riski
Dibantu:
Dikki Suryo Prayogo
Lyana Anggun
Dwiky Primandhani
Anjas Aldhaniar B
Mega Nurul Anwar
Lusi Puspitaningrum
Sri Wahyuningtiyas
Erna Daniaty
11 EDIT Pramayoni Dharma Edit file makalah

Dibantu:
Ainindya
Riski
12 Presentasi materi yang Presentasi
berkolaborasi dengan Perilaku kesehatan
Kader cenderung
beresiko (Lansia):
Salwatila Badar P

Manajemen
kesehatan tidak
efektif (etika batuk):
Erna Daniaty

Perilaku kesehatan
cenderung
beresiko (remaja):
Ainindya Riski

Ketidakpatuhan
(lingkungan):
17

Lia Purniasari

Defisit pengetahuan
tentang perilaku
sehat (cuci tangan 6
langkah pakai
sabun):
Basuki Pratama

Pentingnya
posyandu lansia :
Seluruh
mahasiswa karena
dilakukan secara
luring
17
17

Lampiran 2.

Daftar Hadir Mahasiswa MMD

Daftar Hadir Mahasiswa

No. TANGGAL NAMA PERAN KET.


1. 14 November 2022 Ainindya Riski Mahasiswa Hadir
2. 14 November 2022 Anjas Aldhaniar Bekti Mahasiswa Hadir
3. 14 November 2022 Basuki Pratama Putra Mahasiswa Hadir
4. 14 November 2022 Dikki Suryo Prayogo Mahasiswa Hadir
5. 14 November 2022 Dwiky Primandhani Mahasiswa Hadir
6. 14 November 2022 Elita Indah Mahasiswa Hadir
7. 14 November 2022 Erna Daniaty Mahasiswa Hadir
8. 14 November 2022 Fitri Sri Indah Mahasiswa Hadir
9. 14 November 2022 Gunawan Ega Pratama Mahasiswa Hadir
10. 14 November 2022 Iska Evifa Asmaul K Mahasiswa Hadir
11. 14 November 2022 Lusi Puspitaningrum Mahasiswa Hadir
12. 14 November 2022 Lyana Anggun Mahasiswa Hadir
13. 14 November 2022 Pingkan Nuralbaniah Mahasiswa Hadir
14. 14 November 2022 Pramayoni Dharma Mahasiswa Hadir
15. 14 November 2022 Salwatila Badar P Mahasiswa Hadir
16. 14 November 2022 Sri Wahyuningtiyas Mahasiswa Hadir
17. 14 November 2022 Lia Purniasari Mahasiswa Hadir
18. 14 November 2022 Mega Nurul Anwar Mahasiswa Hadir
17

Daftar Hadir Peserta MMD

Daftar Hadir Kader/Peserta

No. TANGGAL NAMA PERAN KET.

1. 14 November 2022 Ibnu Malik, S.Sos,Msi Kades Hadir


2. 14 November 2022 Suwarni Kader Balita Hadir
3. 14 November 2022 Hadir
Prima Maulidiana, S.Kep,Ns Perwakilan
Puskesmas

4. 14 November 2022 Sofyan Fahrudin Hadir


Kader
Remaja/Perwakilan
Karang Taruna

5. 14 November 2022 Zainal Abidin Masyarakat Hadir


6. 14 November 2022 Yayuk Pujiati Masyarakat Hadir
7. 14 November 2022 Sofyan Fahrudin Masyarakat Hadir
8. 14 November 2022 Yulastri Masyarakat Hadir
9. 14 November 2022 Abdul Majid RW Hadir
10. 14 November 2022 Winarni Kader Lansia Hadir
11. 14 November 2022 Wariani Kader Balita Hadir
12 14 November 2022 Wahyu S, Amd.Keb Bidan Hadir
13. 14 November 2022 Wari Bahroni Kasun Hadir
14. 14 November 2022 Joni & Abdul Hamid, Ssi RT 03 & 04 Hadir
15. 14 November 2022 Etik Indahyati Ketua PKK Hadir
17

Lampiran 3

Dokumentasi pelaksanaan MMD


17
17
17

Lampiran 4

SAP DAN LEAFLET PERILAKU KESEHATAN CENDERUNG BERESIKO (LANSIA)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENTINGNYA POSYANDU PADA LANSIA

Topik : Penyuluhan Pentingnya Posyandu Pada Lansia


Hari/Tanggal : Selasa, 8 November 2022
Waktu : 60 Menit
Sasaran : Kelompok Lansia
Tempat : Di Desa Darungan

I. Tujuan Instruksional umum


Setelah dilakukan penyuluhan pentingnya posyandu pada kelompok lansia
diharapkan dapat memberikan proses perawatan yang tepat pada kelompok
lansia.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat (kelompok lansia)
mampu :
1. Memahami Pentingnya Posyandu Lansia

III.Materi
1. Mengenalkan pentingnya posyandu lansia.

2. Meningkatkan pengetahuan pada lansia.

3. Memotivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga


lebih percaya diri dihari tuanya.

4. Meningkatkaan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.


,

IV. Metode
a) Penyampaian materi
b) Tanya jawab
V. Media
1. Leaflet
17

VI. Susunan Acara Kegiatan

NO WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA


PENYULUHAN
1 5 menit Pembukaan Mendengarkan pembukaan
yang
a) Membuka kegiatan
disampaikan oleh
dengan mengucapkan
moderator.
salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
d) Menyebutkan materi
yang akan diberikan
e) Menyampaikan kontrak
Waktu
2 30 menit Pelaksanaan Penyampaian Mendengarkan dan
materi oleh pemateri: memberikan umpan balik

a) Mengenalkan tehadap materi yang


pentingnya posyandu disampaikan.
pada lansia
b) Meningkatkan
pengetahuan pada
lansia
c) Memotivasi mereka
untuk selalu
mengikuti kegiatan
posyandu lansia
sehingga lebih
percaya diri dihari
tuanya
d) Meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan
usia lanjut
3 10 menit Tanya jawab b (Diskusi) Mengajukan pertanyaan
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya tentang materi yang
kurang dipahami
17

3 10 menit Evaluasi Menjawab pertanyaan


Menanyakan kembali kepada
peserta tentang materi yang
telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta
yang dapat menjawab
pertanyaan
4 5 menit Penutup Mendengarkan dengan
seksama dan menjawab
a. Menjelaskan kesimpulan
salam
dari materi penyuluhan
b. Ucapan terima kasih
c. Salam penutup

VII. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
a) Tingkat kehadiran peserta pada saat acara dimulai hingga selesai.
2. Evaluasi Proses
a) Interaksi peserta pada saat penyampaian materi oleh pemateri.
b) Peserta antusias pada saat sesi tanya jawab.

3. Evaluasi Hasil
Pemahaman Peserta. Diharapkan 90% peserta mampu mengerti dan memahami isi
materi yang telah disampaikan sebelumnya.
18
18

SAP DAN LEAFLET MANAJEMEN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik : Edukasi Etika Batuk


Hari/ Tanggal : Kamis, 24 November 2022
Waktu : 60 Menit
Tempat : Desa Darungan
Sasaran : TK, SD, dan TPQ di Desa Darungan RT 03 & 04 RW 01

I. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta akan mengerti dan memahami
tentang pentingnya Etika Batuk.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran kesehatan diharapkan peserta mampu menerapkan pola hidup
bersih dan sehat serta masyarakat dapat mengetahui tentang pentingnya mengenai Etika
Batuk.

II. Materi
6. Mengenalkan pengertian dari batuk dan etika batuk
7. Mengenalkan tujuan etika batuk
8. Mengenalkan dampak dari batuk
9. Mengenalkan penyebab batuk
10. Menjelaskan cara batuk yang baik dan benar

III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab (Diskusi)

IV. Media
1. Leaflet
18

V. Susunan Acara Kegiatan


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 Menit Pembukaan Mendengarkan
6. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam pembukaan yang
7. Memperkenalkan diri disampaikan
8. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
9. Menyebutkan materi yang diberikan
10. Menyampaikan kontrak waktu
2 30 Menit Pelaksanaan Mendengarkan
Penyampaian materi oleh pemateri : dan memberikan
6. Mengenalkan pengertian dari batuk dan etika feedback terhadap
batuk materi yang
disampaikan
7. Mengenalkan tujuan etika batuk
8. Mengenalkan dampak dari batuk
9. Mengenalkan penyebab batuk
10. Menjelaskan cara batuk yang baik dan benar
3 10 Menit Tanya Jawab (Diskusi) Mengajukan
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk pertanyaan
bertanya tentang materi yang kurang dipahami
4 10 Menit Evaluasi Menjawab
1. Menanyakan kembali kepada peserta tentang materi pertanyaan
yang telah disampaikan
5 5 Menit Penutup Mendengarkan
4. Menjelaskan kesimpulam dari materi penyuluhan dengan seksama
5. Ucapan terimakasih dan menjawab
6. Salam penutup salam

VI. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
Tingkat kehadiran peserta pada saat acara dimulai hingga selesai.
2. Evaluasi Proses
a) Interaksi peserta pada saat penyampaian materi oleh pemateri
b) Antusias peserta pada saat sesi tanya jawab
3. Evaluasi Hasil
Pemahaman Peserta. Diharapkan 90% peserta mampu mengerti dan memahami isi materi
yang telah disampaikan sebelumnya.
18
18

SAP DAN LEAFLET PERILAKU KESEHATAN CENDERUNG BERESIKO (REMAJA)

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik : Penyuluhan Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko Pasa Remaja Perokok Aktif Di Desa
Darungan

Hari/ Tanggal :
Waktu : 60 Menit
Tempat : Desa Darungan
Sasaran : Remaja

I. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit tentang bahaya rook terhadap remaja, peserta
penyuluhan mengerti dampak menggunakan atau mengkonsumsi rokok.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan 1x diharapkan peserta penyuluhan mampu :
e. mengerti apa itu rokok
f. mengerti kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok
g. memahami bahaya rokok
h. menghindari tindakan merokok

II. Materi
19. menjelaskan pengertian tentang rokok
20. menjelaskan macam-macam rokok
21. menjelaskan jenis-jenis rokok dan tipe perokok
22. menjelaskan bahaya rokok
23. menjelaskan alasan seseorang harus berenti atau tidak perlu merokok
24. cara atau langkah berhenti merokok
25. upaya pencegahan
III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab (Diskusi)
IV. Media
1. Leaflet
V. Susunan Acara Kegiatan
18

No Waktu Kegiatan Penyukuhan Kegiatan Peserta


1 5 Menit Pembukaan Mendengarkan
6. Membuka kegiatan dengan mengucapkan pembukaan yang
salam disampaikan
7. Memperkenalkan diri
8. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
9. Menyebutkan materi yang diberikan
10.Menyampaikan kontrak waktu
2 30 Menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
Penyampaian materi oleh pemateri : memberikan
8. menjelaskan pengertian tentang rokok feedback terhadap
9. menjelaskan macam-macam rokok materi yang
10. menjelaskan jenis-jenis rokok dan tipe disampaikan
perokok
11. menjelaskan bahaya rokok
12. menjelaskan alasan seseorang harus berenti
atau tidak perlu merokok
13. cara atau langkah berhenti merokok
14. upaya pencegahan

3 10 Menit Tanya Jawab (Diskusi) Mengajukan


Memberikan kesempatan kepada peserta untuk pertanyaan
bertanya tentang materi yang kurang dipahami
4 10 Menit Evaluasi Menjawab
3. Menanyakan kembali kepada peserta pertanyaan
tentang materi yang telah disampaikan
5 5 Menit Penutup Mendengarkan
7. Menjelaskan kesimpulam dari materi dengan seksama dan
penyuluhan menjawab salam
8. Ucapan terimakasih
9. Salam penutup

VI. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
Tingkat kehadiran peserta pada saat acara dimulai hingga selesai.
2. Evaluasi Proses
a) Interaksi peserta pada saat penyampaian materi oleh pemateri
b) Antusias peserta pada saat sesi tanya jawab
3. Evaluasi Hasil
Pemahaman Peserta. Diharapkan 90% peserta mampu mengerti dan memahami isi materi yang telah
disampaikan sebelumnya.
18
18
18

SAP DAN LEAFLET KETIDAKPATUHAN BERHUBUNGAN DENGAN


LINGKUNGAN TIDAK TERAPEUTIK

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik : Penyuluhan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan dan


mengelola sampah dengan baik

Hari/ Tanggal :

Waktu : 60 Menit

Tempat : Balai Desa Darungan

Sasaran : Masyarakat RT 3 dan 4

I. Tujuan

1. Tujuan Intruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta akan mengerti


dan memahami tentang menjaga kesehatan lingkungan dan mengelola
sampah dengan baik

2. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah mengikutipenyuluhandiharapkanpesertamampu:

e. Memahami pentingnya menjaga kesehatan lingkungan.


f. Mampu lebih memahami tentang mengelola sampah dengan baik
II. Materi

8. Pengertianlingkungan yang sehat dan pengelolaan sampah.


9. Tujuanmenjaga kesehatan lingkungan dan pengelolaan sampah dengan
baik
10. Manfaatmenjaga kesehatan lingkungan dan pengelolaan sampah dengan
baik
III. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab (Diskusi)

IV. Media
18

1. Leaflet

V. Susunan Acara Kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyukuhan Kegiatan Peserta

1 5 Menit Pembukaan Mendengarkan


pembukaan yang
11. Membuka kegiatan dengan mengucapkan
disampaikan
salam
12. Memperkenalkan diri
13. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
14. Menyebutkan materi yang diberikan
15. Menyampaikan kontrak waktu
2 30 Menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
memberikan
Penyampaian materi oleh pemateri :
feedback terhadap
3. Menyampaikanpengertian, tujuan, materi yang
manfaat, dampakdalam menjaga kesehatan disampaikan
lingkungan yang sehat dan pengelolaan
sampah.
4. Menjelaskanpengertian, tujuan dan
manfaat, dampakdalammenjaga kesehatan
lingkungan dan pengelolaan sampah
dengan baik.
3 10 Menit Tanya Jawab (Diskusi) Mengajukan
pertanyaan
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
bertanya tentang materi yang kurang dipahami

4 10 Menit Evaluasi Menjawab


pertanyaan
4. Menanyakan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah disampaikan
5 5 Menit Penutup Mendengarkan
dengan seksama
10. Menjelaskan kesimpulam dari materi
dan menjawab
penyuluhan
salam
11. Ucapan terimakasih
12. Salam penutup
19

VI. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
Tingkat kehadiran peserta pada saat acara dimulai hingga selesai
2. Evaluasi Proses
a) Interaksi peserta pada saat penyampaian materi oleh pemateri
b) Antusias peserta pada saat sesi tanya jawab
3. Evaluasi Hasil

Pemahaman Peserta. Diharapkan 90% peserta mampu mengerti dan


memahami isi materi yang telah disampaikan sebelumnya.
19
19

SAP DAN LEAFLET DEFISIT PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU


SEHAT (CUCI TANGAN PAKAI SABUN)

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik : Edukasi 6 Langkah Cuci Tangan


Hari/ Tanggal : Selasa, 8 November 2022
Waktu : 60 Menit
Tempat : Desa Darungan
Sasaran : Masyarakat

I. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta akan mengerti
dan memahami tentang 6 langkah cara cuci tangan yang baik dan benar.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu:
g. Menyampaikan pengertian, kapan waktu cuci tangan, manfaat cuci
tangan yang tepat dan benar, dan 6 langkah cuci tangan.
h. Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan, dan manfaat cuci tangan yang
baik dan benar.
II. Materi
11. Pengertian cara cuci tangan 6 langkah yang baik dan benar.
12. Tujuan mencuci tangan yang baik dan benar.
13. Manfaat mencuci tangan yang baik dan benar
14. Sasaran kegiatan di balai desa darungan .
III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab (Diskusi)
IV. Media
2. Leaflet
19

V. Susunan Acara Kegiatan


No Waktu Kegiatan Penyukuhan Kegiatan Peserta
1 5 Menit Pembukaan Mendengarkan
16. Membuka kegiatan dengan mengucapkan pembukaan yang
salam disampaikan
17. Memperkenalkan diri
18.Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
19.Menyebutkan materi yang diberikan
20.Menyampaikan kontrak waktu
2 30 Menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
Penyampaian materi oleh pemateri : memberikan
5. Menyampaikan pengertian, kapan waktu feedback terhadap
cuci tangan, manfaat cuci tngan yang tepat materi yang
dan benar, dan 6 langkah cuci tangan disampaikan
6. Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan
cuci tangan yang baik dan benar.
3 10 Menit Tanya Jawab (Diskusi) Mengajukan
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk pertanyaan
bertanya tentang materi yang kurang dipahami
4 10 Menit Evaluasi Menjawab
5. Menanyakan kembali kepada peserta pertanyaan
tentang materi yang telah disampaikan
5 5 Menit Penutup Mendengarkan
13. Menjelaskan kesimpulam dari materi dengan seksama
penyuluhan dan menjawab
14. Ucapan terimakasih salam
15. Salam penutup

VI. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
Tingkat kehadiran peserta pada saat acara dimulai hingga selesai.
2. Evaluasi Proses
a) Interaksi peserta pada saat penyampaian materi oleh pemateri
b) Antusias peserta pada saat sesi tanya jawab
3. Evaluasi Hasil
Pemahaman Peserta. Diharapkan 90% peserta mampu mengerti dan
memahami isi materi yang telah disampaikan sebelumnya.
19

Anda mungkin juga menyukai