Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : TIFANNY LAODYA LEO

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042304277

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4371/Manajemen Rantai Pasokan

Kode/Nama UPBJJ : 79/ KUPANG.UT.AC.ID

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TUGAS 2

1. Jaringan retailer “Indomei” adalah salah satu jaringan retail terkemuka di


Indonesia. Dengan sistem waralaba, Indomei berhasil menguasai jaringan retail di
pulau Jawa dan Bali. Keberhasilan bisnis retail semacam ini adalah dari pengelolaan
rantai pasok persediaan barang, yang harus dapat menjaga tingkat ketersediaan
produk di setiap gerai. Agar tingkat persediaan dapat terjaga, Indomei membagi
persediaan menjadi beberapa macam sebagai berikut:
Persediaan I
Persediaan I merupakan kelompok persediaan yang mengacu pada barang yang
disimpan saat dalam perjalanan. Luasnya daerah pemasaran Indomei berdampak
pada lamanya barang dalam perjalanan. Persediaan ini berperan untuk mendukung
pengisian kembali persediaan barang di setiap toko atau gerai.

Persediaan II
Persediaan II merupakan kelompok persediaan yang berfungsi sebagai persediaan
penyangga yaitu persediaan ekstra untuk menjaga kelangsungan bisnis ketika
permintaan tiba-tiba berfluktuasi. Untuk tujuan ini, akan selalu ada stok tambahan
barang di toko. Peran dari jenis persediaan ini adalah untuk memastikan kecukupan
kapasitas perusahaan untuk memenuhi peningkatan permintaan yang tiba-tiba,
mengingat kesulitan dalam memodelkan fluktuasi tersebut dengan tepat.

Persediaan III
Persediaan III merupakan kelompok persediaan yang diadakan sebagai bentuk
antisipasi untuk memastikan kapasitas optimal ketika terjadi peningkatan
permintaan konsumen. Jenis ini mirip dengan persediaan pada kelompok II karena
perusahaan memiliki persediaan ekstra untuk mengatasi peningkatan permintaan.
Namun, jenis persediaan antisipasi didasarkan pada perubahan musim dan data
empiris yang sesuai tentang perubahan musim di pasar. Misalnya, Indomei
meningkatkan ukuran persediaannya sebelum bari raya idul fitri tiba untuk
memenuhi peningkatan permintaan yang sangat besar selama periode ini.

Berdasarkan ulasan tersebut, jawablah pertanyaan no. 1 sebagai berikut.


Coba Anda pelajari materi mengenai kelompok-kelompok persediaan yang terdapat
pada Modul 4 Kegiatan Belajar 1 BMP Manajemen Rantai Pasokan.
a. Jelaskan persediaan I, II, dan III tersebut merupakan kelompok persediaan yang
manakah berdasarkan penjelasan dalam BMP tersebut!
b. Jelaskan perbedaan persediaan II dan persediaan III !
Jawaban

a. Persediaan I merupakan kelompok persediaan Pipeline inventory, merupakan persediaan


yang sedang dalam proses pengiriman dan tempat asal ke tempat di mana barang itu akan
digunakan. Karena mengacu pada barang yang disimpan saat dalam perjalanan. Luasnya
daerah pemasaran Indomei berdampak pada lamanya barang dalam perjalanan.
Persediaan II merupakan kelompok persediaan Fluctiation stock, merupakan persediaan
untuk menjaga terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya, dan
untuk mengatasi jika terjadi kesalahan/penyimpanan dalam prakiraan penjualan, waktu
produksi, atau pengiriman barang.
Persediaan III merupakan kelompok persediaan Anticipation stock, merupakan jenis
persediaan untuk menghadapi permintaan yang dapat diramalkan, misalnya pada musim
permintaan tinggi, tetapi kapasitas produksi pada saat itu tidak mampu memenuhi
permintaan. Persediaan ini juga dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukarnya
diperoleh bahan baku sehingga tidak mengakibatkan terhentinya produksi.

b. Perbedaan persediaan II dan III adalah


Persediaan II atau fluctiation stock, merupakan persediaan untuk menjaga terjadinya fluktuasi
permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya
Persediaan III atau anticipation stock merupakan jenis persediaan yang dapat diramalkan.

SUMBER : BMP EKMA4371 Modul 4 Halaman 4.6-4.7

2. a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Lead Time? Uraikan jawaban Anda
berdasarkan sudut pandang pelanggan dan pemasok.
b. Bagaimana cara mengurangi lead time gap? Jelaskan

Jawaban :

a. Lead time adalah jumlah waktu antara inisiasi dan penyelesaian proses. Lead time mengacu
pada waktu yang dibutuhkan atau direncanakan – antara awal dan penyelesaian operasi atau
proyek. Konsep lead-time dipahami dalam sudut pandang antara pelanggan dan pemasok.

• Pandangan pelanggan, yang dinamakan lead-time adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menunggu antara pemberian order sampai barang dikirimkan (the order to delivery
cycle).
• Pandangan pemasok, lead-time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengonversi sebuah
order kedalam bentuk kas atau dalam bahasa sederhananya adalah total waktu dalam hal
modal kerja di mana sejak material pertama kali dibeli sampai dengan pembayaran dan
pelanggan diterima (the cash to cash cycle).
b. Salah satu cara untuk mengurangi lead time gap yaitu dengan menurunkan logistic lead time
dan secara bersamaan dengan menaikkan waktu untuk customer order cycle dengan
meningkatkan peringatan dini untuk setiap permintaan dari pelanggan melalui improved
visibility of demand.
• Menurunkan Logistic Lead Time
Kebanyakan perusahaan tidak melakukan pengelolaan yang baik terhadap aliran material
dan informasi yang berhubungan dengan seluruh sumber pasokan sampai ke pelanggan,
sehingga hal ini bisa menjadi sebuah peluang besar untuk melakukan efisiensi pada setiap
proses tersebut. Proses logistik dapat dipandang sebagai sebuah jaringan kerja yang
mengaitkan seluruh aktivitas yang ada dimana bisa dioptimalkan dengan cara
memfokuskan pada total waktu kerja. Setiap usaha untuk mengelola proses logistik
dengan cara mengoptimalkan elemen individu atau aktivitas proses tersebut justru
menyebabkan hasil keseluruhan yang kurang optimal.

• Improved Visibility of Demand


Dasar pemikiran dari improved visibility of demand yaitu dengan memperpanjang
customer order cycle pada saat pertama diterima. Bukan berarti bahwa pelanggan harus
menunggu lebih lama tetapi kita harus mencari informasi untuk mengetahui lebih awal
(earlier warning) setiap perubahan permintaan dari pelanggan. Selama ini yang disebut
order dari pelanggan dianggap juga sebagai permintaan pelanggan, padahal bukan seperti
itu. Order hanyalah sedikit bagian dari informasi yang ada pada pelanggan. Oleh karena
itu perusahaan perlu menggali informasi lebih dalam pada pelanggan termasuk terhadap
seluruh rencana penjualan pelanggan sehingga apabila terjadi perubahan permintaan
perusahaan sudah bisa mengantisipasi.

SUMBER : BMP EKMA4371 Modul 5 Halaman 5.10-5.13

3. Pandemi virus corona membawa dampak sangat besar bagi berbagai aktivitas bisnis.
Terbatasnya pergerakan manusia untuk mencegah penyebaran virus menyebabkan
maraknya bisnis pembelanjaan online. Pada kondisi seperti ini, beberapa retailer,
salah satunya adalah Indomei melayani pembelian secara online. Melalui fasilitas ini,
konsumen tidak perlu datang ke toko untuk melakukan pembelian, namun cukup
memesan melalui aplikasi yang telah disediakan. Selanjutnya pihak toko akan
mengantarkan pesanan konsumen tersebut sesuai alamat konsumen. Hal ini
dilakukan untuk menghindari penyebaran virus corona sekaligus mempertahankan
keberlangsungan bisnis retailer tersebut.
Pertanyaan:
a) Jelaskan, termasuk dalam tipe risiko apakah risiko yang dihadapi
Indomei tersebut !
b) Bagaimana Indomei mengatasi risiko tersebut !
Jawaban :
a. Tipe risiko yang dihadapi Indomie adalah risiko eksternal. Karena pandemi virus corona
merupakan risiko yang datang dari lingkungan luar rantai pasokan dan berada diluar kontrol
dari manajemen. Sehingga manajer tidak dapat menghilangkan risiko tersebut, namun
manajer dapat meminimalisir risiko yang terjadi dengan membangun pelayanan melalui
media online.

b. Strategi menangani risiko yang dialami manajemen Indomie


Manuj dan Mentzer (2008) mengelompokkan strategi dalam menangan risiko menjadi enam
strategi sebagai berikut:
1. Penundaan (postponement)
Melakukan penundaan terhadap penggunaan sumber daya sehingga proses menjadi lebih
fleksibel dan menunda biaya yang harus dikeluarkan. Strategi ini dapat dilakukan untuk
kasus seperti standardisasi, penggunaan produk yang lama (commonality), dan modular
design untuk menunda proses diferensiasi produk.
2. Spekulasi (speculation)
Strategi ini merupakan kebalikan dari strategi postponement yang juga dikenal dengan
sebutan pengambilan risiko yang selektif.
3. Hedging
Memiliki pemasok dan fasilitas yang tersebar secara global sehingga strategi ini dapat
mengurangi dampak dari risiko.
4. Control/share/transfer
Strategi melalui penerapan integrasi vertikal (vertical integration), kontrak dan
kesepakatan.
5. Sekuritas atau keamanan
Strategi ini meliputi penanganan terhadap keamanan sistem informasi, pelanggaran
terhadap angkutan barang, terorisme, vandalisme, kejahatan. dan sabotase.
6. Menghindar (avoidance)
Menghindari kondisi yang memiliki risiko seperti menunda untuk masuk ke pasar atau
segmen yang baru atau hanya terjun dalam pasar dengan tingkat ketidakpastian
(uncertainty) yang rendah.

SUMBER : BMP EKMA4371 Modul 6 halaman 6.5-6.21

Anda mungkin juga menyukai