NAMA KELOMPOK:
KELAS : 2 AP3
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang atas rahmat-
Nya dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah “Tafsir Ayat Tentang
Pengolahan”.
Penulis jauh dari sempurna dan ini merupakan Langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
penulis, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan
semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan pihak lain
yang berkepentingan pada umumnya.
Makassar, 21 Mei
2023
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Terjemahnya:
5
banggakan suku dan keturunan, mementingkan golongan, tidak
berperikemanusiaan, dan sebagainya.
Oleh karena itulah, dalam membina persatuan dan kesatuan, Allah
memperingatkan dan memerintahkan kaum Muslimin menjaga dan
mengatur saf (barisan) dalam salat dengan rapi, bahu-membahu, tidak
ada satu pun tempat yang kosong. Tempat yang kosong akan diisi oleh
setan, sedangkan setan adalah musuh manusia. Tidak baik jika
seseorang salat sendirian di belakang saf, kecuali dengan menarik ke
belakang seorang yang berada dalam saf yang di depannya. Mengatur
barisan dalam salat merupakan latihan mengatur barisan dalam
berjihad di jalan Allah.
2. Tafsir al-Jalalain
6
Imam Ahmad mengatakan: telah menceritakan kepada kami Ali
ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah
menceritakan kepada kami Mujalid, dari Abul Waddak, dari Abu Sa'id
Al-Khudri r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Ada tiga macam orang yang Allah rida kepada mereka, yaitu
seorang yang mengerjakan salat malam hari, dan kaum yang apabila
salat mereka membentuk barisan dengan teratur, serta kaum yang
apabila dalam medan perang mereka membentuk barisan dengan
teratur.
Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Mujalid, dari Abul
Waddak alias Jabar ibnu Nauf dengan sanad yang sama.
Ibnu Abu Hatim mengatakan: telah menceritakan kepada kami
ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Na'im Al-Fadl ibnu
Dakin, telah menceritakan kepada kami Al-Aswad (yakni Ibnu
Syaiban), telah menceritakan kepadaku Yazid ibnu Abdullah ibnusy
Syikhkhir yang mengatakan bahwa Mutharrif pernah mengatakan
bahwa pernah sampai kepadanya sebuah hadis dari Abu Zar sehingga
ia ingin bersua secara langsung dengannya. Lalu ia menemuinya dan
bertanya, "Hai Abu Zar, pernah sampai kepadaku sebuah hadis darimu,
maka aku ingin sekali bersua denganmu." Abu Zar menjawab,
"Ayahmu milik Allah, sekarang engkau telah bersua denganku, maka
kemukakanlah maksudmu!" Aku berkata, "Pernah sampai kepadaku
suatu hadis darimu bahwa engkau pernah mengatakan Rasulullah Saw.
telah menceritakan kepada kalian (para sahabat) bahwa Allah murka
terhadap tiga macam orang dan menyukai tiga macam orang lainnya."
Abu Zar menjawab, "Benar, janganlah engkau mempunyai prasangka
bahwa aku berdusta terhadap kekasihku (Nabi Saw.)." Aku bertanya,
"Maka siapakah tiga macam orang yang disukai oleh Allah itu?" Abu
Zar menjawab, bahwa seorang lelaki yang berperang di jalan Allah, ia
keluar berjihad dengan mengharapkan rida Allah dan pahala-Nya, lalu
7
berhadapan dengan musuh. Dan kamu akan menjumpai hal yang
membenarkannya di dalam Kitabullah. Kemudian Abu Zar
membacakan firman-Nya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan
mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Ash-Shaff: 4)
Kemudian disebutkan hal yang selanjutnya hingga akhir hadis.
Demikianlah hadis ini diketengahkan melalui jalur ini dengan teks
seperti yang disebutkan di atas, tetapi yang dikemukakan di atas adalah
ringkasannya.
Imam Turmuzi dan Imam Nasai telah mengetengahkannya melalui
hadis Syu'bah, dari Mansur ibnul Mu'tamir, dari Rib'i ibnu Hirasy, dari
Zaid Ibnu Zabyan, dari Abu Zar dengan teks yang lebih panjang
daripada hadis di atas lagi lebih lengkap. Kami telah
mengetengahkannya di tempat yang lain.
Diriwayatkan dari Ka'bul Ahbar. Ia mengatakan bahwa Allah Swt.
berfirman berkenaan dengan berita gembira kedatangan Nabi
Muhammad Saw., "Hamba-Ku yang bertawakal lagi terpilih, bukanlah
orang yang keras, bukan pula orang yang kasar, serta bukan pula orang
yang bersuara gaduh di pasar-pasar; dan dia tidak membalas
keburukan dengan keburukan lainnya, tetapi dia memaaf dan
mengampuni. Kelahirannya di Mekah, dan tempat hijrahnya ialah di
Tabah (Madinah); kerajaannya di negeri Syam. Umatnya adalah orang-
orang yang banyak memuji Allah, mereka memuji Allah dalam
keadaan apa pun. Dan pada setiap rumah mereka terdengar suara
dengungan seperti dengungan lebah di udara di waktu sahur (karena
membaca Al-Qur'an). Mereka membasuh anggota-anggota tubuhnya
(berwudu) dan gemar mengenakan kain separo badan mereka; saf
mereka dalam pertempuran sama dengan saf mereka dalam salat."
Kemudian Ka'bul Ahbar membacakan firman-Nya: Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
8
tersusun kokoh. (Ash-Shaff: 4) Mereka adalah kaum yang selalu
memperhatikan matahari (untuk waktu salat mereka), mereka selalu
mengerjakan salat di mana pun waktu salat mereka jumpai sekalipun
mereka berada di atas punggung hewan kendaraan. Demikianlah
menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan sehubungan dengan makna firman-
Nya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di
jalan-Nya dalam barisan yang teratur. (Ash-Shaff: 4) Bahwa
Rasulullah Saw. tidak sekali-kali berperang melawan musuh
melainkan terlebih dahulu mengatur barisan pasukannya membentuk
saf, dan ini merupakan strategi yang diajarkan oleh Allah Swt. kepada
orang-orang mukmin. Dan firman Allah Swt.: seakan-akan mereka
seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Ash-Shaff: 4) Yaitu
sebagian darinya menempel dengan sebagian lainnya dalam saf
peperangan.
Muqatil ibnu Hayyan mengatakan bahwa sebagiannya menempel
ketat dengan sebagian yang lain.
Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
(seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh).
(Ash-Shaff: 4) Yakni kokoh dan tidak rapuh, sebagiannya menempel
ketat dengan sebagian yang lain dalam barisan safnya.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
(Ash-Shaff: 4) Tidakkah Anda melihat para pekerja bangunan? Mereka
tidak suka bila bangunan yang dikerjakannya acak-acakan. Demikian
pula Allah Swt. tidak suka bila perintah-Nya diacak-acak. Dan
sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kaum mukmin untuk
berbaris dengan rapi dalam peperangan mereka dan juga dalam salat
mereka, maka peganglah oleh kalian perintah Allah Swt. ini, karena
sesungguhnya perintah ini akan menjadi pemelihara diri bagi orang
9
yang mengamalkannya. Semua pendapat di atas di kemukakan oleh
Ibnu Abu Hatim.
Terjemahnya:
10
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”. (QS. Asy-
Syarh ayat 7)
11
Termasuk pula ke dalam pengertian ini sebuah hadis yang telah
disepakati kesahihannya, yaitu yang mengatakan: “Tiada salat di
hadapan makanan, dan tiada salat pula sedangkan yang bersangkutan
menahan keinginan membuang kedua air (buang air kecil dan buang
air besar)”.
12
Zaid ibnu Aslam dan Ad-Dahhak telah mengatakan sehubungan
dengan makna firman-Nya: “Maka apabila kamu telah selesai.
(AlamNasyrah: 7) Maksudnya, dari melakukan jihad. kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Alam Nasyrah: 7)
Yakni kerjakanlah ibadah dengan sungguh-sungguh”.
4. Tafsir Quraish Shihab
Maka, apabila kamu telah selesai dalam urusan dakwah dan jihad,
lakukanlah ibadah dengan sungguh- sungguh. Lakukanlah ibadah
sampai dirimu merasa lelah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. 2007. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
Abū Bakar, Bahrum. 1990. Terjamah Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru.
Departemen Agama RI. 2002. Al-Qur’an dan Terjemah. Semarang: Toha Putra.
Tim Tafsir Depag RI. 2009. Kerja dan Ketenagakerjaan (Tafsir al-Qur’an
tematik). Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, Lentera.
14