Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PDGK4302)


Tutor : Bapak Amritiano Suhandrianika, S.Pd., M.Si.

DISUSUN OLEH
DIAH AYU MEILIANTI PUTRI
NIM. 857682732
PGSD.8C

PROGRAM STUDI S1 PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ UT SEMARANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan Laporan Pembelajaran Kelas Rangkap ini. Atas berkah rahmat dan
hidayah-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Laporan ini
disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap di Universitas
Terbuka. Selain itu, penulis juga berharap agar laporan ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Amritiano


Suhandrianika, S.Pd., M.Si. selaku tutor mata kuliah Pembelajran Kelas Rangkap. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan laporan ini.

Blora, 05 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Laporan....................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI..............................................................................................................................3
A. Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)......................................................................3
B. Mengapa Pembelajaran Kelas Rangkap Diperlukan?...........................................................3
C. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap................................................6
D. Prinsip-Prinsip yang Mendasari PKR...................................................................................7
E. Gambaran PKR yang Ideal...................................................................................................9
F. Bagaimanakah praktik mengajar kelas rangkap saat ini?...................................................12
BAB III..........................................................................................................................................13
PEMBAHASAN............................................................................................................................13
A. Tempat Observasi...............................................................................................................13
B. Waktu Observasi.................................................................................................................13
C. Objek Observasi..................................................................................................................13
D. Aspek yang di observasi.....................................................................................................14
E. Hasil Observasi...................................................................................................................14
F. Analisis Data.......................................................................................................................14
BAB IV..........................................................................................................................................16
SIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................................16
A. Simpulan.............................................................................................................................16
B. Saran...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan suatu bentuk pembelajaran yang


memprasyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu
yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga
mengandung arti bahwa, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan
menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda.
Dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah, tidak selamanya guru SD atau
guru kelas bisa terus mengajar. Ada kalanya, guru tersebut ada halangan yang
menyebabkan tidak bisa hadir menjalankan tugasnya sebagai guru yaitu melaksanakan
pembelajaran di sekolah. Akibat kekurangan guru mungkin saja akan menghambat
pelaksanaan dan hak murid.
Maka dari itu, pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap tidak bisa dihindarkan.
Untuk memenuhi hak siswa dalam mendapatkan pembelajaran yang semestinya.
Pembelajaran harus tetap berlangsung. Guru akan mendapatkan pemahaman bahwa PKR
adalah suatu tantangan dan kenyataan tersebut harus dihadapi sebagai tugas guru. Di
samping itu, PKR bukan saja sekedar kenyataan yang harus dihadapi oleh guru, tetapi
PKR juga mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh guru yang tidak
mengajar di kelas rangkap.
Dalam laporan ini, akan dibahas teori mengenai PKR dengan pelaksanaan PKR di
lapangan. Meskipun tidak berada di daerah terpencil ternyata pelaksanaan PKR masih
dibutuhkan. Kita akan melihat bagaimana pelaksanaan PKR pada daerah yang ternyata
kondisi sekolahnya masih bagus.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :


1. Mengapa Pembelajaran Kelas Rangkap diperlukan di SDN 2 Kamolan Kecamatan
Blora Kabupaten Blora?
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadikan suatu sekolah dapat menjalankan PKR?
3. Kendala apa yang dihadapi saat pelaksanaan Pembelajaran Kelas rangkap di SDN
2 Kamolan Kecamatan Blora Kabupaten Blora?
4. Bagaimana sarana dan prasarana kelas dalam mendukung kegiatan Pembelajaran
Kelas Rangkap?
5. Bagaimanakah penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangkap di SDN 2
Kamolan Kecamatan Blora Kabupaten Blora?
6. Bagaimanakah model dan prinsip yang digunakan dalam pengelolaan kelas di
SDN 2 Kamolan Kecamatan Blora Kabupaten Blora?

C. Tujuan Penulisan Laporan

Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan mengapa Pembelajaran Kelas Rangkap diperlukan di SDN 2
Kamolan Kecamatan Blora Kabupaten Blora.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadikan suatu sekolah dapat
menjalankan PKR.
3. Mengetahui proses pembelajaran serta kendala apa yang dapat terjadi pada proses
PKR.
4. Untuk mengetahui sarana dan prasarana kelas dalam mendukung kegiatan
Pembelajaran Kelas Rangkap.
5. Untuk mengetahui penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangkap di SDN 2
Kamolan Kecamatan Blora Kabupaten Blora.
6. Untuk mengetahui model dan prinsip yang digunakan dalam pengelolaan kelas di
SDN 2 Kamolan Kecamatan Blora Kabupaten Blora.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)

Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan mencampur


beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan
pembelajaran diberikan oleh satu guru saja untuk beberapa waktu. Pembelajaran Kelas
Rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu kelas digabung secara terintegrasi dan
pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang
kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda cengan program yang berbeda.
Murid dari dua kelas bekerja secara sendiri-sendiri di ruangan yang sama, masing-
masing duduk di sisi ruang kelas yang berlainan dan diajarkan program yang berbeda
oleh satu guru. Pembelajran Kelas Rangkap adalah suatu bentuk pembelajaran yang
mensyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruangan kelas atau lebih, dalam saat
yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda (I.G.A.K.
Wardhani, 1998).
Pembelajaran Kelas rangkap (PKR) adalah suatu bentuk pembelajaran yang
mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam saat
yang sama, dan menghadapi dua atu lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga
mengandung makna, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan
menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda-beda.

B. Mengapa Pembelajaran Kelas Rangkap Diperlukan?

Ada beberapa alasan penting yang menyebabkan perlunya pembelajaran kelas rangkap
diadakan, antara lain:

1. Alasan Geografis
Sulitnya lokasi, terbatasnya sarana transportasi, pemukiman yang berpindah -
pindah, dan adanya mata pencaharian khusus, seperti menangkap ikan, menebang
kayu, dan sebagainya, mendorong untuk diadakannya PKR.

2. Alasan Demografis

3
Untuk mengajar murid dalam jumlah kecil, apalagi tinggal di daerah pemukiman
yang amat jarang maka PKR dinilai sebagai pendekatan pengajaran yang praktis.

3. Kurang Guru
Jumlah guru sekarang ini secara keseluruhan sudah mencukupi,namun sulit untuk
mencari guru yang dengan suka cita siap mengajar di daerah terpencil.
Terbatasnya sarana transportasi, alat dan media komunikasi dapat menciutkan
“nyali” guru untuk bertugas di daerah tersebut. Belum lagi harga keperluan
sehari-hari yang jauh lebih mahal daripada di daerah perkotaan, sementara
besarnya gaji yang diterima tidak berbeda dengan yang di perkotaan.

4. Terbatasnya Ruang Kelas


Jumlah murid yang cukup banyak, namun jumlah ruang kelas yang tersedia jauh
lebih kecil dari pada rombongan belajar. Salah satu jalan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah menggabungkan dua atau lebih rombongan yang diajari
oleh seorang guru, dan saat itulah PKR sangat diperlukan.

5. Adanya Guru yang Tidak Hadir


Seorang guru tidak selamanya akan hadir di sekolah, suatu saat guru tersebut akan
ada kepentingan pribadi yang mendesak dan tidak dapat diwakilkan sehingga
berhalangan untuk datang ke sekolah. Misalnya kepetingan rapat yang
berhubungan dengan sekolah, atau kepentingan pribadi seperti acara keluarga atau
sakit. Saat inilah, guru yang berada di sekolah dituntut untuk melaksanakan PKR.

Katz (1992), menegaskan bahwa kelas rangkap dilaksanakan tidak hanya karena
alasan-alasan letak georafis, kekurangan murid, atau kekurangan tenaga guru,
akan tetapi lebih dari itu adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan
melalui fasilitasi yang tinggi bagi perkembangan dan potensi siswa. Oleh karena
itu, dia mengembangkan tiga jenis kelas rangkap dalam rangka pembelajaran:
1) Combined grades, 2) continuous progress, 3) mixed age/multiage grouping.

4
a. Model pertama Combine Grades
Atau juga dikatakan sebagai combined classess, dimana dalam satu kelas terdapat lebih
dari satu tingkatan kelas anak. Membagi kelas menjadi
beberapa bagian sesuai dengan tuntutan kurikulum untuk beberapa tingkatan atau hanya
dua tingkatan. Tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan kemampuan siswa dan
pemahaman lingkungan juga meningkatkan sikap dan pengalaman dalam kelompok-
kelompok umur yang berbeda.

b. Model kedua Continuous Progress


Model ini berupa kelompok anak dengan pencapaian kurikulum yang tinggi dimana
proses belajar mengajar melihat keberlanjutan pengalaman dan tingkat perkembangan
anak, dalam model ini setiap anak berkesempatan
untuk terus berkelanjutan dalam mengikuti setiap tingkatan kelas sesuai dengan lama
sekolah, tujuannya adalah setiap anak berkesempatan untuk memperoleh keuntungan dari
perbedaan umur dan perbedaan sikap dan kemampuan ketika belajar bersama.

c. Model ketiga Mixed age / Multiage Grouping


Dimana proses pembelajaran dan praktek kurikulum memaksimalkan keuntungan dari
berinteraksi dan bekerjasama dari beragam umur. Dalam model ini grup dibuat secara
fleksibel atau proses re gruping anak dibuat dalam kelompok umur, jenis kelamin,
kemampuan, mungkin terjadi satu guru mengajar untuk lebih dari satu tahun. Alasan
dengan menggunakan model berbagai tingkatan umur ini multiage grouping ini adalah
sebagai berikut :
 Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar tanpa rasa takut dan salah.
 Siswa disediakan kegiatan dengan berbagai jenis. Dengan model ini
memungkinkan anak dapat belajar tentang aspek sosial, pemahaman tentang diri
dan orang lain,kepercayaan diri dan konsep diri, partisipasi anak dalam kelompok,
pada akhirnya dapat meningkatkan hubungan sosial dan pertemanan.
 Tidak ada titik signifikansi antara kelompok umur.

5
C. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap

Tujuan, fungsi dan manfaat PKR dapat dikaji dari beberapa aspek berikut ini :
1. Quantity dan Equity
Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, PKR memungkinkan kita untuk
memenuhi asas kuantiti jumlah) dan ekutiti (pemerataan). Dengan jumlah guru
yang kita miliki saat ini,kita dapat memberikan pelayanan pendidikan dan
pengajaran yang lebih luas dan mencakup jumlah murid yang lebih besar
jumlahnya,disamping itu kita mampu memberikan layanan yang lebih merata.

2. Pedagogis
Sudah seringkali bahwa pendidikan kita dikritik sebagai system yang belum
mampu menghasilkan lulusan atau tenaga kerja yang mandiri. Lulusan kita dinilai
kurang kreatif, bahkan cenderung pasif dan mudah menyerah. Pengalaman
sejumlah negara yang mempraktikkan PKR menunjukkan bahwa, strategi ini
mampu meningkatkan kemandirian murid. Apabila Anda mempelajari lebih lanjut
pembahasan unit-unit dalam PKR, maka Anda akan menyimak bahwa seorang
guru dalam PKR akan berusaha agar murid aktif dan mandiri.

3. Keamanan
Dengan pendekatan PKR, pemerintah dapat mendirikan SD di lokasi yang mudah
dijangkau oleh anak. Dengan demikian kekawatiran orang tua terhadap
keselamatan anaknya berkurang. Mengunjungi SD yang jauh dapat menyebabkan
anak terlambat masuk sekolah, meningkatnya pengulangan kelas atau putus
sekolah. Bahkan mungkin saja terjadi kecelakaan pada saat murid pergi atau
pulang sekolah.

4. Ekonomis
PKR memungkinkan pemerintah dan masyarakat dapat mengurangi biaya
pendidikan. Betapa tidak, dengan seorang guru atau beberapa guru saja proses
pembelajaran dapat berlangsung. Demikian juga dengan satu ruang atau beberapa
ruang kelas, proses pembelajaran tetap dapat berlangsung. Jadi secara ekonomis

6
biaya pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat akan lebih
kecil. Oleh karena itu, dengan jumlah dana pendidikan yang sama, perluasan
pelayanan pendidikan dapat diberikan hingga ke daerah yang sulit, kecil, dan
terpencil sekalipun.

D. Prinsip-Prinsip yang Mendasari PKR

Prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) terbagi menjadi 2,


yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.
1. Prinsip Umum
Ada 3 prinsip umum yang mendasari PKR, antara lain :
a. Perbedaan kemampuan individual murid yang harus diperhatikan guru
Dalam hal ini guru berperan untuk mengakomodasi kebutuhan individu murid
sebagai seorang yang unik dan membutuhkan perlakuan yang berbeda satu dengan
yang lainnya untuk mampu mencapai perkembangan yang maksimum.
b. Membangkitkan motivasi belajar murid
Sebagaimana kita ketahui bahwa motivasi sangat penting dimiliki oleh setiap murid
dalam belajar. Motivasi mampu menjadi energi dan penyemangat yang dapat
menggerakkan murid untuk belajar, yakni mengalami perubahan perilaku dari tidak
tahu menjadi tahu. Oleh karana itu, guru PKR harus senantiasa memotivasi murid
— muridnya untuk mau belajar baik dengan kehadiran gurunya maupun tanpa guru
dengan belajar secara mandiri.
c. Belajar hanya terjadi jika murid aktif sehingga guru harus berusaha
mengaktifkan murid
Dalam proses belajar individulah yang aktif sehingga dalam PKR guru harus
membiasakan muridnya belajar mandiri. Guru dapat menumbuhkan proses belajar
mandiri dengan cara menciptakan iklim belajar yang baik, yaitu dengan suasana
yang hangat,menyenangkan, dan menarik.

7
2. Prinsip Khusus
Ada 4 prinsip khusus dalam PKR, antara lain sebagai berikut :

a. Keserempakan kegiatan pembelajaran


Dalam PKR kegiatan belajar mengajar terjadi secara serempak atau bersamaan.
Kegiatan tersebut harus memiliki makna, artinya kegiatan itu harus sesuai dengan
kebutuhan murid dan mempunyai tujuan yang sesuai dengan kurikulum.
b. Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA)
Perlu kita ketahui bahwa kualitas dan lamanya kegiatan pembelajaran berlangsung
menentukan tinggi rendahnya kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA). PKR
tidak member toleransi pada banyaknya WKA yang hilang karena guru tidak
terampil mengelola kelas. Oleh karena itu, guru PKR harus pandai- pandai dalam
mengelola kelas karena guru mengajar lebih dari satu tingkatan kelas.
c. Kontak psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
Guru PKR haru selalu berusaha menciptakan berbagai teknik atau cara untuk
membangkitkan motivasi muridnya dalam belajar dan memberikan perhatian
kepada muridnya. Kita ketahui bahwa guru PKR menghadapi dua kelas atau lebih
pada saat yang bersamaan. Peran guru disini adalah mampu meyakinkan muridnya
bahwa guru selalu berada bersama mereka. Oleh karana itu, guru PKR harus pandai
melakukan tindakan pengelolaan, seperti menunjukkan sikap tanggap dan peka,
mengatur tempat duduk, member petunjuk dengan jelas.
d. Pemanfaatan sumber secara efisien
Guru PKR harus pandai dalam memanfaatkan berbagai jenis sumber secara efisien.
Seperti, lingkungan belajar dan segala peralatan yang ada di sekolah. Guru juga
dapat menunjuk murid yang pandai sebagai tutor sebaya sehingga dapat
menghasilkan Waktu Keaktifan Akademik yang tinggi (WKA).
e. Kebiasaan untuk mandiri
Ada dua hal yang bisa dijadikan sebagai patokan atau rujukan apakah PKR yang
dilaksanakan sudah merupakan PKR yang ideal atau belum. Dua hal tersebut adalah
unsur-unsur dalam PKR dan perananguru dalam pelaksanaan PKR.

8
E. Gambaran PKR yang Ideal

Ada dua hal yang bisa dijadikan sebagai patokan atau rujukan apakah PKR yang
dilaksanakan sudah merupakan PKR yang ideal atau belum. Dua hal tersebut adalah
unsur-unsur dalam PKR dan peranan guru dalam pelaksanaan PKR.
1. Unsur-unsur PKR
Unsur-unsur yang harus ada dalam kegiatan PKR, antara lain sebagai berikut :
a. Keadaan iklim kelas ceria
Kelas tampak hidup, murid tampak ceria. Di awal pelajaran Pak dan Bu guru
bertanya, tetapi hampir tak ada kaitannya dengan pelajaran hari itu. Pertanyaan
seperti itu dengan tujuan agar murid termotivasi dan secara mental siap menerima
pelajaran hari itu.

b. Proses belajar berlangsung serempak


Apalagi murid yang berbeda tingkat kelas ada dalam satu ruang. Gangguan yang
muncul tidak terlalu serius, sebab ketika guru menerangkan murid dari kelas lain
berada di sudut ruang yang lain. Tidak ada pemborosan waktu karena guru tidak
mondar-mandir pindah kelas.

c. Guru memanfaatkan ruang kelas yang ada dengan menciptakan sudut sumber
belajar
Sudut sumber belajar dapat memberi peluang bagi murid, tanpa pengawasan guru
murid dapat mempraktikkan konsep belajar menemukan sendiri dan pemecahan
masalah.

d. Konsep CBSA yang sebenarnya nampak


Murid tidak hanya aktif secara individual tetapi juga kelompok dan berpasangan.
Murid yang lebih dahulu dimanfaatkan untuk membantu temannya (tutor sebaya),
atau membantu kelas dibawahnya (tutor kakak).

9
e. Adanya asas kooperatif-kompetitif
Murid bersemangat mengerjakan tugas, apalagi ketika guru mengatakan siapa
yang sudah selesai lebih dulu akan mendapat nilai tambahan, gambar yang terbaik
akan dipajang atau siapa yang selesai duluan boleh membaca buku-buku bacaan,
dan sebagainya.

f. Belajar dengan pendekatan Pembelajaran Kelas Rangkap yang benar


Belajar dengan pendekatan pembelajaran kelas rangkap yang benar sangat
menyenangkan. Belajar sambil bermain, main sambil belajar dapat diperagakan
khususnya bila kita sedang mengajar kelas rendah. Hal itu nampak saat anak
mengambil gulungan kertas dan membaca apa yang menjadi tugas mereka
masing-masing.

g. Ada perhatian khusus bagi murid yang lambat dan yang cepat
Guru membantu murid yang mengalami kesulitan (murid yang lambat), bahkan
guru menjelaskan lagi bagian-bagian yang tidak dipahami. Bagi murid yang cepat
guru memberikan tugas ekstra, misalnya murid diminta untuk mengambil
gulungan kertas yang berisi soal-soal baik mata pelajaran yang baru saja
dijelaskan maupun mata pelajaran lain.

h. Sumber belajar murid bukan saja berasal dari Depdikbud atau Dinas
Guru pembelajaran kelas rangkap dapat melengkapi sumber belajar yang berasal
dari lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar. Sudut ruangan menjadi lengkap
dengan sumber belajar. Bahkan dapat memupuk tanggung jawab murid terhadap
kelas dan sekolah mereka.

i. Prinsip perangkapan kelas tidak hanya dalam bentuk mengajar dua tingkat kelas
atau lebih dalam satu ruang atau lebih dalam waktu yang bersamaan
Perangkapan kelas juga berarti dalam bentuk mengajarkan dua bidang studi atau
lebih dalam satu wacana atau topik. Inilah yang disebut pengajaran terpadu
(integrated).

10
j. Guru dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan
Ketika guru menjelaskan tentang bagaimana menangkap ikan, murid-murid
menjawab dengan menyebut beberapa alat menangkap ikan yang biasa digunakan
di lingkungan sekitar,kemudian murid diminta menggambar alat tersebut.

2. Peranan Guru PKR


Peranan guru dalam kegiatan PKR adalah sebagai berikut :
a. Sebagai perancang kurikulum, hal ini bukan berarti guru menyimpang dari
kurikulum yang berlaku bahkan untuk membuat yang baru. Tetapi di daerah
terpencil yang serba sulit dan serba kurang, tidak semua butir yang tercantum
dalam kurikulum mungkin dilaksanakan dengan memadai. Sering kali
mengajarkannya dengan secara berurutan pun mengalami kesulitan. Oleh karena
itu, guru Pembelajaran Kelas Rangkap harus memilih butir atau bagian kurikulum
yng memerlukan penekanan. Atas dasar butir-butir itu guru memutuskan konsep
dan fakta yang akan diajarkannya dan mengurutkan kembali tujuan instruksional
yang ingin dicapainya berdasarkan kelas.
b. Sebagai sumber informasi yang kreatif, guru Pembelajaran Kelas Rangkap harus
kreatif, ia bukan saja menjadi sumber informasi tetapi juga sebagai manusia
sumber, berperan untuk memecahkan keadaan yang serba kurang. Ia harus
memberi arahan kepada muridnya agar mereka tidak membuang-buang waktu dan
tenaga, agar setiap murid terlibat dalam segala macam kegiatan.
c. Sebagai administrator. Agar dapat mencapai hasil yang maksimal, guru
Pembelajaran Kelas Rangkap harus merencanakan dan mengatur kelasnya dan
jadwal pelajaran dengannseksama. Hasil maksimal dapat dicapai jika guru
Pembelajaran Kelas Rangkap dapat melibatkan muridnya secara aktif, bukan saja
untuk belajar tetapi juga dapat membantu guru mengajar teman-temannya yang
tertinggal. Guru Pembelajaran Kelas Rangkap juga harus mampu memanfaatkan
segenap sumber daya yang ada di lingkungan sekolah.
d. Sebagai seorang professional. Guru Pembelajaran Kelas Rangkap senantiasa
berusaha untuk meningkatkan kompetensinya dan meningkatkan gaya

11
mengajarnya. Walaupun kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan
lanjutan bagi sebagian guru yang ada di daerah terpencil sulit diwujudkan, tetapi
niat professional harus tetap dipelihara dan yang penting semangat itu selalu ada.
Salah satu ciri seorang guru profesional adalah juga tidak cepat putus asa.
Manusia dapat mencapai apa saja bila tidak cepat putus asa.
e. Sebagai agen pembawa perubahan. Guru sebagai pengayom dan juga sebagai
sosok yang mewakili misi moral dan nilai dari masyarakat tempat ia bertugas.
Guru harus berusaha keras untuk mendatangkan perubahan yang positif terhadap
sikap dan perilaku anggota masyarakat melalui proses pembelajaran di sekolah
dan melalui interaksi dengan anggota masyarakat setempat. Pendek kata guru
harus mencari, mendatangkan, dan mengajarkan perubahan yang berguna bagi
anak didik, orang tua dan masyarakat.

F. Bagaimanakah praktik mengajar kelas rangkap saat ini?

Praktik PKR di lapangan masih banyak yang menyimpang dari gambaran PKR
yang ideal. Pembelajaran lebih banyak berlangsung secara bergilir sehingga banyak
waktu yang terbuang. Pemanfaatan sumber belum maksimal, supervisi guru terhadap
belajar murid masih kurang. Sebagai akibat dari semuanya ini kadar WKA (Waktu
Keaktifan Akademik) menjadi rendah pembelajaran membosankan, dan tentu saja hasil
belajar tidak sesuai dengan harapan.

12
BAB III
PEMBAHASAN

A. Tempat Observasi

Observator melakukan kegiatan observasi di SDN 2 Kamolan Kecamatan Blora


Kabupaten Blora.
Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SDN 2 Kamolan
Alamat : Jl. Putra Bangsa, Kamolan
Didirikan : Tahun 1970
Status Tanah dan Bangunan : Milik Pemerintah
Luas Tanah : ± 1.081 m²
Kode Pos : 58219

B. Waktu Observasi

Kegiatan observasi di SDN 2 Kamolan Kecamatan Blora Kabupaten Blora dilaksanakan


pada hari Senin, tanggal 05 Juni 2023, mulai pukul 08.00 s.d. selesai.

C. Objek Observasi

Observator mengobservasi dengan objek dua orang, yaitu Kepala Sekolah SDN 2
Kamolan dan salah satu guru SDN 2 Kamolan. Berikut ini merupakan identitas :
Nama : LESTARI EMA ANGGARA, S.Pd.SD
Jabatan : Kepala SDN 2 Kamolan
NIP : 19781024 201101 2 004

Nama : DELLIA PUSPA C., S.Pd.SD


Jabatan : Guru Kelas IV SDN 2 Kamolan
NIP :-

13
D. Aspek yang di observasi

1. Alasan pelaksanaan Pembelajaran Kelas Rangkap.


2. Kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran.
3. Upaya yang sudah dilakukan untuk menangani kendala-kendala yang dihadapi.
4. Faktor penyebab dilaksanakannya Pembelajaran Kelas Rangkap .

E. Hasil Observasi

SDN 2 Kamolan berlokasi di Desa Kamolan Kecamatan Blora Kabupaten Blora.


Terdapat 6 ruangan di SDN 2 Kamolan yang digunakan. Rata-rata siswa dari masing-
masing kelas lebih dari 5-12 siswa. Jumlah guru SDN 2 Kamolan ada 6 orang guru serta
Kepala Sekolah sudah tercatat sebagai PNS, hanya 1 guru tercatat sebagai PNS dan 5
guru tercatat sebagai Guru Tidak Tetap (GTT). Di SDN 2 Kamolan membuat RPP sendiri
yang mengacu pada Kurikulum. Pembuatan RPP dilakukan tiap hari jum'at, tiap hari atau
tiap bulan disesuaikan dengan kemampuan guru.
Untuk mendukung proses pembelajaran, guru menggunakan alat peraga. Karena
keterbatasan, guru hanya dapat menggunakan alat peraga yang berupa gambar-gambar
saja. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode tanya jawab, ceramah,
observasi, klasikal, cerita, dan bermain. Sumber belajar yang digunakan SDN 2 Kamolan
berasal dari buku materi pelajaran dan lingkungan alam sekitar.
Tujuan pembelajaran yang diharapkan adalah anak mampu menguasai seluruh
standar kompetensi. Akan tetapi pada kenyataannya kurang dari 80% dari tujuan
pembelajaran masih belum tercapai dan masih perlu dilakukan evaluasi. Bentuk evaluasi
yang sudah dilaksanakan berupa tes lisan, tertulis, dan penugasan.

F. Analisis Data

Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan mencampur


beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan
pembelajaran diberikan oleh satu guru saja untuk beberapa waktu. Pembelajaran kelas
rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu kelas digabung secara terintegrasi dan
pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang

14
kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan program yang berbeda.
Pembelajaran kelas rangkap adalah satu bentuk pembelajaran yang
mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu
yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda dengan
pembelajaran yang telah direncanakan. PKR juga mengandung arti bahwa, seorang guru
mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi siswa-siswa dengan
kemampuan belajar yang berbeda (IG.AK.Wardhani,1998).
SDN 2 Kamolan terkadang melakukan perangkapan kelas ketika terdapat guru
yang tidak hadir. Bagi guru yang tidak hadir, maka harus membuat RPP terlebih dahulu
untuk guru yang akan merangkap kelas yang akan ditinggal. Sehingga guru yang akan
merangkap kelas tinggal menjalankan RPP yang telah direncanakan. Jadi meskipun guru
mengajar dua kelas yang dirangkap, RPP yang dibuat tetap dipisah.
Perangkapan kelas ini terkadang juga menimbulkan masalah bagi guru dan orang
tua peserta didik. Bagi guru, memfokuskan konsentrasi pada materi yang sedang
diajarkan untuk siswa dengan tingkatan kelas yang berbeda sulit untuk dilakukan.
Misalnya untuk kelas III guru dapat menggunakan metode diskusi, sedangkan untuk kelas
V menggunakan metode ceramah. Dengan begitu peserta didik dapat nyaman dalam
pembelajaran dan tidak terganggu dengan kelas lain.
Perangkapan kelas pun juga menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua peserta
didik. Mereka berpikir bahwa dengan perangkapan kelas ini fokus guru menjadi terpecah
dan dapat mengabaikan beberapa siswa. Sudah menjadi kewajiban bagi guru untuk
mengayomi orang tua peserta didik untuk menjelaskan sistem pembelajaran rangkap
kelas. Pembelajaran rangkap kelas ini dilakukan juga dikarenakan faktor kekurangan
guru dan kurangnya ruang kelas yang tersedia.
Jadi, dalam hal ini pemerintah juga harus berperan dalam peningkatan kualitas
pembelajaran bukan hanya di daerah kota saja tetapi juga hingga daerah terpencil seperti
SDN 2 Kamolan. Dengan keterbatasan, mereka harus dapat memberikan pelayanan
pendidikan yang baik bagi masyarakat sekitar. Pembelajaran Kelas Rangkap seharusnya
disosialisasikan pada setiap sekolah terutama sekolah yang memiliki keterbatasan.

BAB IV

15
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pembelajaran Kelas Rangkap adalah penggabungan sekelompok siswa yang


mempunyai perbedaan usia, kemampuan, minat, dan tingkatan kelas, di mana dikelola
oleh seorang guru atau beberapa guru yang dalam pembelajarannya difokuskan pada
kemajuan individual para siswa. Dalam menerapakannya guru harus menggunakan
beberapa model dan hal itu perlu diperhatikan.

Pembelajaran kelas rangkap yang dilaksanakan di SDN 2 Kamolan belum


berlangsung dengan baik serta belum memenuhi prinsip-prinsip pelaksanaan
pembelajaran kelas rangkap. Pembelajaran kelas rangkap di sekolah tersebut juga belum
memenuhi karakteristik PKR yang ideal.
Ketika ada guru yang tidak hadir yang merupakan alasan melaksanakan PKR, ternyata
ada guru yang menggantikan. Guru tersebut hanya memberikan tugas kepada siswa tanpa
menjelaskan pembelajaran. Siswa juga kurang aktif dalam pembelajaran.

Ketika yang dihadapi seorang guru baik ia mengajar di daerah terpencil maupun
diperkotaan adalah menghadapi murid dengan tingkat kemampuan dan kemajuan belajar
yang berbeda. Bahkan hal ini pun dapat terjadi diruang dan tingkat kelas yang sama. Di
daerah perkotaan yang padat penduduknya ada kemungkinan seorang guru menghadapi
murid lebih dari 40 atau 50 orang hal ini juga dapat terjadi di satu sekolah favorit karena
besarnya minat orang tua untuk mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah tersebut,
sementara jumlah ruang kelas dan mungkin pula gurunya tidak mencukupi. Sudah barang
tentu, sulit untuk mengharapkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif
(Susilowati, dkk.). Namun saat ini pengertian PKR di Indonesia ditekankan pada
mengajar dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda pada waktu yang sama (Susilowati,
dkk.).

16
B. Saran

Sekolah yang memungkinkan terlaksananya PKR dalam sekolah tersebut


hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip PKR agar nantinya jika pelaksanaan terwujud
dalam sekolah tersebut dapat menjadi Pembelajaran Kelas Rangkap yang ideal. PKR
yang ideal yang secara terencana menerapkan prinsip-prinsip PKR akan menyebabkan
belajar menjadi menyenangkan dan menantang, guru menjadi kreatif memanfaatkan
sumber belajar, murid aktif, iklim kelas ceria, menyenangkan sehingga muncul kerja
sama dan persaingan yang sehat antar murid.

17
DAFTAR PUSTAKA

Djalil, Aria. dkk. (2022). Pembelajaran Kelas Rangkap.Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Susilowati, dkk. (2014). Pembelajaran Kelas Rangkap (Bahan Ajar Cetak). Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

http://pasduho2013.blogspot.com/2014/11/makalah-pembelajaran-kelas-rangkap.html
(pada hari Senin, 05 Juni 2023 pukul 18.30 WIB)

http://niawulan15.blogspot.com/2017/11/laporan-observasi-studi-kasus.html
(pada hari Senin, 05 Juni 2023 pukul 15.20 WIB)

18

Anda mungkin juga menyukai