DISUSUN OLEH
DIAH AYU MEILIANTI PUTRI
NIM. 857682732
PGSD.8C
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan Laporan Pembelajaran Kelas Rangkap ini. Atas berkah rahmat dan
hidayah-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Laporan ini
disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap di Universitas
Terbuka. Selain itu, penulis juga berharap agar laporan ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Laporan....................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI..............................................................................................................................3
A. Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)......................................................................3
B. Mengapa Pembelajaran Kelas Rangkap Diperlukan?...........................................................3
C. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap................................................6
D. Prinsip-Prinsip yang Mendasari PKR...................................................................................7
E. Gambaran PKR yang Ideal...................................................................................................9
F. Bagaimanakah praktik mengajar kelas rangkap saat ini?...................................................12
BAB III..........................................................................................................................................13
PEMBAHASAN............................................................................................................................13
A. Tempat Observasi...............................................................................................................13
B. Waktu Observasi.................................................................................................................13
C. Objek Observasi..................................................................................................................13
D. Aspek yang di observasi.....................................................................................................14
E. Hasil Observasi...................................................................................................................14
F. Analisis Data.......................................................................................................................14
BAB IV..........................................................................................................................................16
SIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................................16
A. Simpulan.............................................................................................................................16
B. Saran...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan mengapa Pembelajaran Kelas Rangkap diperlukan di SDN 2
Kamolan Kecamatan Blora Kabupaten Blora.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadikan suatu sekolah dapat
menjalankan PKR.
3. Mengetahui proses pembelajaran serta kendala apa yang dapat terjadi pada proses
PKR.
4. Untuk mengetahui sarana dan prasarana kelas dalam mendukung kegiatan
Pembelajaran Kelas Rangkap.
5. Untuk mengetahui penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangkap di SDN 2
Kamolan Kecamatan Blora Kabupaten Blora.
6. Untuk mengetahui model dan prinsip yang digunakan dalam pengelolaan kelas di
SDN 2 Kamolan Kecamatan Blora Kabupaten Blora.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Ada beberapa alasan penting yang menyebabkan perlunya pembelajaran kelas rangkap
diadakan, antara lain:
1. Alasan Geografis
Sulitnya lokasi, terbatasnya sarana transportasi, pemukiman yang berpindah -
pindah, dan adanya mata pencaharian khusus, seperti menangkap ikan, menebang
kayu, dan sebagainya, mendorong untuk diadakannya PKR.
2. Alasan Demografis
3
Untuk mengajar murid dalam jumlah kecil, apalagi tinggal di daerah pemukiman
yang amat jarang maka PKR dinilai sebagai pendekatan pengajaran yang praktis.
3. Kurang Guru
Jumlah guru sekarang ini secara keseluruhan sudah mencukupi,namun sulit untuk
mencari guru yang dengan suka cita siap mengajar di daerah terpencil.
Terbatasnya sarana transportasi, alat dan media komunikasi dapat menciutkan
“nyali” guru untuk bertugas di daerah tersebut. Belum lagi harga keperluan
sehari-hari yang jauh lebih mahal daripada di daerah perkotaan, sementara
besarnya gaji yang diterima tidak berbeda dengan yang di perkotaan.
Katz (1992), menegaskan bahwa kelas rangkap dilaksanakan tidak hanya karena
alasan-alasan letak georafis, kekurangan murid, atau kekurangan tenaga guru,
akan tetapi lebih dari itu adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan
melalui fasilitasi yang tinggi bagi perkembangan dan potensi siswa. Oleh karena
itu, dia mengembangkan tiga jenis kelas rangkap dalam rangka pembelajaran:
1) Combined grades, 2) continuous progress, 3) mixed age/multiage grouping.
4
a. Model pertama Combine Grades
Atau juga dikatakan sebagai combined classess, dimana dalam satu kelas terdapat lebih
dari satu tingkatan kelas anak. Membagi kelas menjadi
beberapa bagian sesuai dengan tuntutan kurikulum untuk beberapa tingkatan atau hanya
dua tingkatan. Tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan kemampuan siswa dan
pemahaman lingkungan juga meningkatkan sikap dan pengalaman dalam kelompok-
kelompok umur yang berbeda.
5
C. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap
Tujuan, fungsi dan manfaat PKR dapat dikaji dari beberapa aspek berikut ini :
1. Quantity dan Equity
Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, PKR memungkinkan kita untuk
memenuhi asas kuantiti jumlah) dan ekutiti (pemerataan). Dengan jumlah guru
yang kita miliki saat ini,kita dapat memberikan pelayanan pendidikan dan
pengajaran yang lebih luas dan mencakup jumlah murid yang lebih besar
jumlahnya,disamping itu kita mampu memberikan layanan yang lebih merata.
2. Pedagogis
Sudah seringkali bahwa pendidikan kita dikritik sebagai system yang belum
mampu menghasilkan lulusan atau tenaga kerja yang mandiri. Lulusan kita dinilai
kurang kreatif, bahkan cenderung pasif dan mudah menyerah. Pengalaman
sejumlah negara yang mempraktikkan PKR menunjukkan bahwa, strategi ini
mampu meningkatkan kemandirian murid. Apabila Anda mempelajari lebih lanjut
pembahasan unit-unit dalam PKR, maka Anda akan menyimak bahwa seorang
guru dalam PKR akan berusaha agar murid aktif dan mandiri.
3. Keamanan
Dengan pendekatan PKR, pemerintah dapat mendirikan SD di lokasi yang mudah
dijangkau oleh anak. Dengan demikian kekawatiran orang tua terhadap
keselamatan anaknya berkurang. Mengunjungi SD yang jauh dapat menyebabkan
anak terlambat masuk sekolah, meningkatnya pengulangan kelas atau putus
sekolah. Bahkan mungkin saja terjadi kecelakaan pada saat murid pergi atau
pulang sekolah.
4. Ekonomis
PKR memungkinkan pemerintah dan masyarakat dapat mengurangi biaya
pendidikan. Betapa tidak, dengan seorang guru atau beberapa guru saja proses
pembelajaran dapat berlangsung. Demikian juga dengan satu ruang atau beberapa
ruang kelas, proses pembelajaran tetap dapat berlangsung. Jadi secara ekonomis
6
biaya pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat akan lebih
kecil. Oleh karena itu, dengan jumlah dana pendidikan yang sama, perluasan
pelayanan pendidikan dapat diberikan hingga ke daerah yang sulit, kecil, dan
terpencil sekalipun.
7
2. Prinsip Khusus
Ada 4 prinsip khusus dalam PKR, antara lain sebagai berikut :
8
E. Gambaran PKR yang Ideal
Ada dua hal yang bisa dijadikan sebagai patokan atau rujukan apakah PKR yang
dilaksanakan sudah merupakan PKR yang ideal atau belum. Dua hal tersebut adalah
unsur-unsur dalam PKR dan peranan guru dalam pelaksanaan PKR.
1. Unsur-unsur PKR
Unsur-unsur yang harus ada dalam kegiatan PKR, antara lain sebagai berikut :
a. Keadaan iklim kelas ceria
Kelas tampak hidup, murid tampak ceria. Di awal pelajaran Pak dan Bu guru
bertanya, tetapi hampir tak ada kaitannya dengan pelajaran hari itu. Pertanyaan
seperti itu dengan tujuan agar murid termotivasi dan secara mental siap menerima
pelajaran hari itu.
c. Guru memanfaatkan ruang kelas yang ada dengan menciptakan sudut sumber
belajar
Sudut sumber belajar dapat memberi peluang bagi murid, tanpa pengawasan guru
murid dapat mempraktikkan konsep belajar menemukan sendiri dan pemecahan
masalah.
9
e. Adanya asas kooperatif-kompetitif
Murid bersemangat mengerjakan tugas, apalagi ketika guru mengatakan siapa
yang sudah selesai lebih dulu akan mendapat nilai tambahan, gambar yang terbaik
akan dipajang atau siapa yang selesai duluan boleh membaca buku-buku bacaan,
dan sebagainya.
g. Ada perhatian khusus bagi murid yang lambat dan yang cepat
Guru membantu murid yang mengalami kesulitan (murid yang lambat), bahkan
guru menjelaskan lagi bagian-bagian yang tidak dipahami. Bagi murid yang cepat
guru memberikan tugas ekstra, misalnya murid diminta untuk mengambil
gulungan kertas yang berisi soal-soal baik mata pelajaran yang baru saja
dijelaskan maupun mata pelajaran lain.
h. Sumber belajar murid bukan saja berasal dari Depdikbud atau Dinas
Guru pembelajaran kelas rangkap dapat melengkapi sumber belajar yang berasal
dari lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar. Sudut ruangan menjadi lengkap
dengan sumber belajar. Bahkan dapat memupuk tanggung jawab murid terhadap
kelas dan sekolah mereka.
i. Prinsip perangkapan kelas tidak hanya dalam bentuk mengajar dua tingkat kelas
atau lebih dalam satu ruang atau lebih dalam waktu yang bersamaan
Perangkapan kelas juga berarti dalam bentuk mengajarkan dua bidang studi atau
lebih dalam satu wacana atau topik. Inilah yang disebut pengajaran terpadu
(integrated).
10
j. Guru dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan
Ketika guru menjelaskan tentang bagaimana menangkap ikan, murid-murid
menjawab dengan menyebut beberapa alat menangkap ikan yang biasa digunakan
di lingkungan sekitar,kemudian murid diminta menggambar alat tersebut.
11
mengajarnya. Walaupun kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan
lanjutan bagi sebagian guru yang ada di daerah terpencil sulit diwujudkan, tetapi
niat professional harus tetap dipelihara dan yang penting semangat itu selalu ada.
Salah satu ciri seorang guru profesional adalah juga tidak cepat putus asa.
Manusia dapat mencapai apa saja bila tidak cepat putus asa.
e. Sebagai agen pembawa perubahan. Guru sebagai pengayom dan juga sebagai
sosok yang mewakili misi moral dan nilai dari masyarakat tempat ia bertugas.
Guru harus berusaha keras untuk mendatangkan perubahan yang positif terhadap
sikap dan perilaku anggota masyarakat melalui proses pembelajaran di sekolah
dan melalui interaksi dengan anggota masyarakat setempat. Pendek kata guru
harus mencari, mendatangkan, dan mengajarkan perubahan yang berguna bagi
anak didik, orang tua dan masyarakat.
Praktik PKR di lapangan masih banyak yang menyimpang dari gambaran PKR
yang ideal. Pembelajaran lebih banyak berlangsung secara bergilir sehingga banyak
waktu yang terbuang. Pemanfaatan sumber belum maksimal, supervisi guru terhadap
belajar murid masih kurang. Sebagai akibat dari semuanya ini kadar WKA (Waktu
Keaktifan Akademik) menjadi rendah pembelajaran membosankan, dan tentu saja hasil
belajar tidak sesuai dengan harapan.
12
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tempat Observasi
B. Waktu Observasi
C. Objek Observasi
Observator mengobservasi dengan objek dua orang, yaitu Kepala Sekolah SDN 2
Kamolan dan salah satu guru SDN 2 Kamolan. Berikut ini merupakan identitas :
Nama : LESTARI EMA ANGGARA, S.Pd.SD
Jabatan : Kepala SDN 2 Kamolan
NIP : 19781024 201101 2 004
13
D. Aspek yang di observasi
E. Hasil Observasi
F. Analisis Data
14
kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan program yang berbeda.
Pembelajaran kelas rangkap adalah satu bentuk pembelajaran yang
mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu
yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda dengan
pembelajaran yang telah direncanakan. PKR juga mengandung arti bahwa, seorang guru
mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi siswa-siswa dengan
kemampuan belajar yang berbeda (IG.AK.Wardhani,1998).
SDN 2 Kamolan terkadang melakukan perangkapan kelas ketika terdapat guru
yang tidak hadir. Bagi guru yang tidak hadir, maka harus membuat RPP terlebih dahulu
untuk guru yang akan merangkap kelas yang akan ditinggal. Sehingga guru yang akan
merangkap kelas tinggal menjalankan RPP yang telah direncanakan. Jadi meskipun guru
mengajar dua kelas yang dirangkap, RPP yang dibuat tetap dipisah.
Perangkapan kelas ini terkadang juga menimbulkan masalah bagi guru dan orang
tua peserta didik. Bagi guru, memfokuskan konsentrasi pada materi yang sedang
diajarkan untuk siswa dengan tingkatan kelas yang berbeda sulit untuk dilakukan.
Misalnya untuk kelas III guru dapat menggunakan metode diskusi, sedangkan untuk kelas
V menggunakan metode ceramah. Dengan begitu peserta didik dapat nyaman dalam
pembelajaran dan tidak terganggu dengan kelas lain.
Perangkapan kelas pun juga menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua peserta
didik. Mereka berpikir bahwa dengan perangkapan kelas ini fokus guru menjadi terpecah
dan dapat mengabaikan beberapa siswa. Sudah menjadi kewajiban bagi guru untuk
mengayomi orang tua peserta didik untuk menjelaskan sistem pembelajaran rangkap
kelas. Pembelajaran rangkap kelas ini dilakukan juga dikarenakan faktor kekurangan
guru dan kurangnya ruang kelas yang tersedia.
Jadi, dalam hal ini pemerintah juga harus berperan dalam peningkatan kualitas
pembelajaran bukan hanya di daerah kota saja tetapi juga hingga daerah terpencil seperti
SDN 2 Kamolan. Dengan keterbatasan, mereka harus dapat memberikan pelayanan
pendidikan yang baik bagi masyarakat sekitar. Pembelajaran Kelas Rangkap seharusnya
disosialisasikan pada setiap sekolah terutama sekolah yang memiliki keterbatasan.
BAB IV
15
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Ketika yang dihadapi seorang guru baik ia mengajar di daerah terpencil maupun
diperkotaan adalah menghadapi murid dengan tingkat kemampuan dan kemajuan belajar
yang berbeda. Bahkan hal ini pun dapat terjadi diruang dan tingkat kelas yang sama. Di
daerah perkotaan yang padat penduduknya ada kemungkinan seorang guru menghadapi
murid lebih dari 40 atau 50 orang hal ini juga dapat terjadi di satu sekolah favorit karena
besarnya minat orang tua untuk mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah tersebut,
sementara jumlah ruang kelas dan mungkin pula gurunya tidak mencukupi. Sudah barang
tentu, sulit untuk mengharapkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif
(Susilowati, dkk.). Namun saat ini pengertian PKR di Indonesia ditekankan pada
mengajar dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda pada waktu yang sama (Susilowati,
dkk.).
16
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Djalil, Aria. dkk. (2022). Pembelajaran Kelas Rangkap.Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Susilowati, dkk. (2014). Pembelajaran Kelas Rangkap (Bahan Ajar Cetak). Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
http://pasduho2013.blogspot.com/2014/11/makalah-pembelajaran-kelas-rangkap.html
(pada hari Senin, 05 Juni 2023 pukul 18.30 WIB)
http://niawulan15.blogspot.com/2017/11/laporan-observasi-studi-kasus.html
(pada hari Senin, 05 Juni 2023 pukul 15.20 WIB)
18