Anda di halaman 1dari 45

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN SHOULDER JOINT PROYEKSI

PA DENGAN KASUS POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION

(ORIF) FRAKTUR CLAVICULA SINISTRA

DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD INDRAMAYU

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan

bidang Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi

HERU MUHAMMAD SOLEH

NIM : 4501.0618.A.014

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

CIREBON

2022
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL : PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN SHOULDER

JOINT PROYEKSI PA DENGAN KASUS POST OPEN

REDUCTIO INTERNA FIXATION (ORIF) FRAKTUR

CLAVICULA SINISTRA DI INSTALASI RADIOLOGI

RSUD INDRAMAYU

NAMA : HERU MUHAMMAD SHOLEH

NIM : 4501.0619.A014

CIREBON ,…………….2022

Menyetujui

Pembimbing 1 Pembimbing 2

H. Abdul Gamal S.SKM,MKKK Eddo Ribuana, S.ST

Ketua Prodi DIII Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi

STIKes Cirebon

H. Abdul Gamal S.SKM,MKKK


HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN SHOULDER

JOINT PROYEKSI PA DENGAN KASUS POST OPEN

REDUCTIO INTERNA FIXATION (ORIF) FRAKTUR

CLAVICULA SINISTRA DI INSTALASI RADIOLOGI

RSUD INDRAMAYU

NAMA : HERU MUHAMMAD SHOLEH

NIM : 4501.0619.A014

CIREBON ,…………….2022

Mengesahkan

Dewan Penguji :

1. H. Abdul Gamal S.SKM,MKKK .…………………….


Penguji 1

2. Eddo Ribuana, S.ST ……………………..


Penguji 2

3. ????????????? ……………………...
Penguji 3
MOTTO

“Hidup adalah keyakinan, doa dan perjuangan”

“Berdo’alah kepada-Ku, niscahya akan Ku perkenankan bagimu”

(Q.S Al-Mu’min: 60)

Saya persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini untuk:

 Ayah dan ibu yang tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, mendoakan, mengajarkan keyakinan

bahwa selalu ada Allah SWT yang memberikan kekuatan

 Dosen-dosen Teknik radiodiagnostik dan radioterapi terimakasih atas semua ilmu dan bimbinannya,

semoga ilmu yang diajarkan menjadi amal ibadah yang tetap mengalir tiada akhir.

 Rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan saran selama ini.
Program Studi DIII
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon
2021
Heru Muhammad Soleh
4501.0618.A.014

ABSTRAK

“Penatalaksaan Pemeriksaan Shoulder Join’t Proyeksi PA dengan kasus Post


Open Reduction Interna Fixation (ORIF) fraktur Clavicula Sinistra di
Instalasi Radiologi RSUD Sentot”

Tujuan :

Kata Kunci :

iv
Program Studi DIII
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon
2021
Heru Muhammad Soleh
4501.0618.A.014

ABSTRACT

Keyword :

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini dengan judul “PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN SHOULDER

JOINT PROYEKSI PA OBLIQUE SCAPULAR Y VIEW (STUDI

LITERATUR) “ . Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW, para keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya

sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak

lepas dari peran berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dalam kesempatan ini

mengucapkan terimakasih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan.

Ucapan terimakasih dipersembahkan kepada :

1. Bapak Drs. H. E. Djumhana Cholil, MM, selaku ketua yayasan RISE.

2. Bapak Dr.Awis Hamid Dani. ST., M.Mpd, selaku ketua STIKes Cirebon

3. H. Abdul Gamal S.SKM,MKKK,. Selaku pengelola program studi

Diploma III radiodiagnnostik dan radioterapi STIKes Cirebon.

4. H. Abdul Gamal S.SKM,MKKK selaku pembimbing 1 Karya Tulis

Ilmiah ini.

5. Bapak Eddo Ribuana, S.ST selaku pembimbing 2 Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh dosen, staf, dan karyawan STIKes Cirebon.

ix
viii

7. Kedua orang tuaku dan seluruh keluarga yang telah banyak memberikan

bantuan moril dan materil kepada penulis.

8. Seluruh teman-teman diploma III teknik radiodiagnostik dan radioterapi

STIKes cirebon, yang telah memberikan semangat dan saran-saran yang

membangun.

9. Seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi pada penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari akan kekurangan yang masih terdapat dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat

diperlukan sebagai masukan yang membangun. Penulis berharap semoga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat pada semua pihak yang terkait pada

umunya dan bagi penulis pada khususnya.

Cirebon, 2022

Penulis
xi

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................

ABSTRAK........................................................................................................

ABSTRACT.....................................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

DAFTAR TABEL............................................................................................

DAFTAR GAMBAR........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................

1.1. Latar Belakang..........................................................................

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................

1.3. Tujuan Penelitian......................................................................

1.4. Manfaat Penelitian....................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................

2.1. Tinjauan Pustaka.......................................................................

2.1.1 Anatomi Shoulder joint......................................................

2.1.2 Patologi..............................................................................
x

2.1.3 Persiapan Pemeriksaan Radiografi Shoulder joint.............

2.1.4 Prinsip Protekksi Radiasi...................................................

2.2. Kerangka Pemikiran..................................................................

2.3. Definisi Operasional..................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................

3.1. Jenis Penelitian..........................................................................

3.2.Variabel dan Subvariabel...........................................................

3.3.Populasi dan Sampel..................................................................

3.4.Instrumen Penelitian...................................................................

3.5.Teknik Pengumpulan Data.........................................................

3.6.Teknik Analisa Data...................................................................

3.7.Waktu Penelitian........................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................

4.1. Hasil..........................................................................................

4.2. Pembahasan ..............................................................................

BAB V SIMPULAN DAN SARAN.............................................................

5.1. Simpulan...................................................................................

5.2. Saran..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

x
DAFTAR GAMBAR

ix
DAFTAR LAMPIRAN

x
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan

rujukan di Indonesia sangat pesat, baik jumlah maupun pemanfaatan

teknologi. Instalasi radiologi merupakan salah satu bidang pelayanan

kesehatan didalam rumah sakit yang berkaitan dengan teknologi pencitraan

dengan memanfaatkan sinar X. Radiologi memanfaatkan sinar X untuk

keperluan diagnosis baik radiologi konvensional maupun radiologi

intervensional (Perka BAPETEN No 8, 2011).

Radiografi konvensional merupakan pemeriksaan radiografi sederhana

yang biasa dilakukan sehari hari. Radiografi konvensional terdiri dari

pemeriksaan radiografi kontras dan non kontras. Sebagian pemeriksaan

radiografi konvensional non kontras yaitu skull, thorax, vertebra, pelvis,

ekstremitas atas dan ekstremitas bawah, abdomen dan lain-lain. (Bontrager,

2018).

Ekstremitas atas merupakan alat gerak tubuh manusia dan shoulder

joint atau biasa disebut dengan sendi bahu merupakan salah satu alat gerak

tubuh bagian atas pada manusia, sendi bahu terdiri atas hubunggan antara

caput humeri dengan kavitas glenoidalis skapula. Shoulder joint

mempunyai struktur anatomi, yaitu acromioclavicular joint, acromion,


2

processus coracoid, supraspinatus, subscapularis, tuberositas major,

tuberositas minor, glenoid cavity, clavicula, scapula, dan humerus (Clark,

2016)

Banyak jenis dan metode pemeriksaan pada shoulder joint beberapa

diantaranya ialah antero posterio (AP), AP oblique (Gharsey method,

Apple method), Posterior anterior (PA) oblique, Tangential (Neer

method), AP axial, dan AP axial oblique. (Merril’s, 2016).

Menurut teori Long, dkk. (2016) dan Lampignano & Kendrick (2018)

menjelaskan pemeriksaan shoulder joint proyeksi PA oblique scapular Y

View bahwa posisi pasien berdiri tegak didepan bucky stand dan tubuh

pasien diputar sehingga midcoronal plane membentuk sudut 45° sampai

60 ° terhadap image receptor (IR).

Pada Jurnal imejing diagnostik, dengan judul “ Pengaruh Variasi

Rotasi Tubuh Terhadap Informasi Anatomi Pada Pemeriksaan Radiografi

Shoulder joint Metode Scapular Y View, 2019” posisi pasien berdiri tegak

didepan bucky stand dan tubuh pasien dirotasikan sehingga membentuk

beberapa besaran sudut 35°, 40°, 45°, 50°, 55°, dan 60°.

Berdasar pada keterangan diatas, terdapat perbedaan pada teknik

pemeriksaan radiografi shoulder joint proyeksi PA Oblique scapular Y

View menurut Long, dkk. (2016) dan Lampignano & Kendrick (2018)

dengan kajian literatur berupa jurnal kesehatan.

Berdasarkan alasan tersebut penuli tertarik untuk mengangkat masalah

tersebut untuk menjadi Karya Tulis Ilmiah dengan judul “


2

Penatalaksanaan Pemeriksaan Shoulder joint Proyeksi PA Oblique

scapular Y View (STUDI LITERATUR) ”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat merumuskan beberapa

masalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana penatalaksanaan pemeriksaan shoulder joint PA diRSUD

indramyu?

1.2.2 ??

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari Karya Tulis

Ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Untuk mengetahui penatalaksanaan pemeriksaan shoulder joint PA

diRSUD indramyu.

1.3.2 .
4

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini, bisa melengkapi

wawasan dan ilmu pengetahuan serta memberikan informasi kepada

pembaca sehubungan dengan penatalaksanaan pemeriksaan

radiografi shoulder joint proyeksi PA diRSUD Indramyu.

1.4.2 Manfaat Praktis

Selain diketahuinya penatalaksanaan pemeriksaan radiografi

shoulder joint diRSUD Indramyu diharapkan dapat memberikan

masukan dan pengetahuan yang bermanfaat tentang penatalaksanaan

pemeriksaan radiografi shoulder joint proyeksi PA untuk petugas

kesehatan khususnya petugas di instalasi radiologi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Anatomi Shoulder joint

Shoulder joint atau biasa disebut ball-and-socket joint dibentuk

oleh humerus dan cavitas glenoida dari scapula. Shoulder joint

memungkinkan untuk fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi, aduksi,

medial rotasi, lateral rotasi, sirkumduksi lengan. Bisa dikatakan

shoulder joint memiliki lebih banyak kebebasan bergerak daripada

sendi tubuh lainnya karena kelonggaran kapsul artikular dan

kedangkalan glenoid cavity sehubungan dengan besar ukuran kepala

humerus. Sedangkan tulang yang membentuk shoulder joint adalah

clavicle, scapula, dan os humerus (Tortora dan Nielsen, 2017).

6 7 8
5 Keterangan :
4 1. Humerus
3 2. Rib
3. Scapula
2 4. Shoulder joint scapular
Y view joint
1 5. Acromioclavicula joint
6. Clavicula
7. Sternoclavicular joint
8. sternum

Gambar 2.1 Anatomi sendi bahu Anterior View (Tortora & Nielsen, 2017).

5
6

a. Os Clavicule

Os clavicle atau tulang selangka memiliki bentuk ramping

dan mnyerupai huruf S, terletak horizontal di bagian anterior

thorax dan superior dari tulang costae pertama. Pada bagian

medial clavicle berbentuk cembung anterior dan setengah

lateral cekung anterior. Tulang clavicle lebih halus dan lebih

lurus pada wanita, pada pria biasanya lebih kasar dan lebih

melengkung. Os clavicle membentuk penyangga anterior pada

shoulder joint yang menopang sendi bahu menjauhi tulang

rusuk. Dimana terletak subkutan dan mudah teraba sepanjang

tulang. Acromial end berbentuk pipih dengan ujung setengah

lingkaran dan berada pada sisi lateral berhubungan dengan

acromion dari scapula dan membentuk acromioclavicular joint

Berikut gambaran dari anatomi clavicula dapat dilihat pada

Gambar 2.2 dibawah ini. (Tortora & Nielsen, 2017).

ANTERIOR MEDIAL
Keterangan :
SUPERIOR VIEW
4 1 1. Sternal end
ANTERIOR
ANTERIOR 2. Impression for the
costoclavicular
ligament
2
3 INFERIOR VIEW 3. Conoid tubercle
4. Acromial end
Gambar 2.2 Anatomi Os Clavicula (Tortora & Nielsen, 2017).
7

b. Os Scapula

Os scapula atau tulang belikat adalah tulang besar

berbentuk segitiga datar dengan punggung pada permukaan

posterior. Scapula menempati bagian posterior dari posterior

thorax antara tulang rusuk kedua dan ketujuh dengan lebar

beberapa jari lateral menuju kolom vertebra. Pada tonjolan

belakang disebut dengan spine yang memanjang secara diagonal

pada permukaan skapula. Pada ujung spine dari skapula yang

berbentuk pipih disebut acromion dengan letak paling tinggi

pada tulang pembentuk shoulder joint. Acromion sendiri

berartikulasi dengan acromion end dari clavicula dan

membentuk acromioclavicular joint. Pada bagian inferior

acromion terdapat glenoid cavity yang nantinya menghubungkan

proximal humerus dan membentuk shoulder joint (Tortora &

Nielsen, 2017).

10 1
Keterangan :
2
1. Superior angle
9
3 2. Superior border
8 3. Scapular notch
4 4. Subscapular fossa
5. Medial (vertebral)
border
7 5 6. Inferior angle
7. Lateral (axillary)
border
8. Glenoid cavity
9. Coracoid prces
6 10. Acromion

Gambar 2.3 Anatomi Os Scapula (Tortora & Nielsen, 2017).


8

c. Os Humerus

Os Humerus atau tulang lengan adalah tulang terpanjang

dan terbesar dari tulang atas. Memiliki ujung proximal seperti

bola dengan dua tonjolan yang menonjol di dasar bola, poros

berbentuk tabung, silindris yang membentuk sebagian besar

panjang dan ujung distal yang diratakan memanjang. Pada

bagian ujung proximal humerus memiliki bagian berbentuk

bundar yang berartikulasi dengan glenoid cavity pada skapula

dan membentuk shoulder joint. Dari inferior proximal humerus

terdapat anatomical neck yang terlihat menyerupai garis

diagonal yang terlihat membatasi tulang. Pada sisi lateral dari

anatomical neck terdapat greater tubercle yang dapat diraba

untuk dijadikan landmark untuk shoulder. Lesser tubercle lebih

condong ke arah anterior dan diantara kedua tubercle terdapat

intertubercular sulcus. Surgical neck merupakan penyempitan

yang terdapat pada tulang humerus dimana pada bagian humeral

head menuju body of humerus berbentuk meruncing. Letak

surgical neck berada di inferior kedua tubercle dikarenkan

sering terjadi fraktur pada bagian tersebut (Tortora & Nielsen,

2017).
9

1
2 7 15
3 8
9

MEDIAL
16

10
11

4 12 17
5 13 18
6 14
ANTERIOR VIEW POSTERIOR VIEW

Gambar 2.4 Anatomi Os Humerus ( Tortora & Nielsen,

2017)

Keterangan:

1. Greater tubercle 10. Deltoid tuberosity


2. Lesser tubercle 11. Body
3. Inntertubercular sulcus12. Coronoid fossa
4. Radial fossa 13. Medial epicondyle
5. Lateral epicondyle 14. Trochlea
6. Capitatum 15. Greater tubercle
7. Head 16. Radial groove
8. Anatomical neck 17. Olecranon fossa
9. Surgical neck 18. Lateral epicondyle
10

2.1.2. Patologi

Trauma muskuloskeletal atau biasa disebut trauma adalah cidera

pada otot, tulang atau jaringan lunak yang disebabkan dari tekanan

eksternal yang berlebihan. Tingkat keparahan trauma tidak hanya

bergantung pada jumlah kekuatan tetapi juga pada lokasi dampak,

karena bagian tubuh yang berbeda dapat menahan jumlah kekuatan

yang berbeda pula (LeMone, 2017). Berbagai tekanan eksternal

dapat menyebabkan trauma yang bervariasi dalam tingkat

kepaarahannya misal fraktur dan dislokasi.

a. Fraktur

Fraktur adalah diskontinuitas tulang yang disebabkan oleh

kekuatan mekanik baik yang mengenai tulang atau yang

ditransmisikan secara langsung di sepanjang garis tulang. Ketika

fraktur terjadi, pembuluh dara pecah sebagai akibat dari

pecahnya endosteum dan periosteum. Oleh karena itu, darah dan

getah bening dan cairan jaringan keluar daerah soft tissue,

sehingga pembengkakan dan rasa sakit terjadi (Kowalczyk,

2014). Fraktur pada bahu umumnya terjadi pada tulang

proksimal humerus, skapula dan klavikula.

b. Dislokasi
13

Dislokasi sendi atau luksasi terjadi ketika tulang terlepas dari

sendinya dan tidak bersentuhan secara langsug sebagaimana

artikulasi yang normal. Secara umum, dislokasi sendi sering

terjadi pada sendi bahu atau shoulder joint, pinggul dan

acromioclavicular. Sublukasi adalah dislokasi parsial, sering

terjadi bersamaan dengan adanya fraktur. Pada shoulder joint,

dislokasi anterior sangat umum terjadi. Sedangkan dislokasi

posterior jarang terjadi namun sangat sulit untuk didiagnosa,

dislokasi ini akan tampak normal pada radiograf dengan posisi

AP. Proyeksi transcapular (Y), yaitu proyeksi dengan posisi

objek yang diperiksa miring posterior, proyeksi ini sangat

berguna dalam menampakan humeral head pada dugaan

dislokasi posterior (Kowalczyk, 2014). Dalam gambar 2.5 dan

2.6 menggambarkan beberapa contoh hasil gambaran radiograf

yang memperlihatkan adanya dislokasi anterior dan posterior:


14

Gambar 2.5 dislokasi anterior (Kowalczyk, 2014)

Radiograf bahu pada gambar 2.5 menunjukan dislokasi

anterior humerus tidak berada di Glenoid fossa, kepala humerus

juga bergeser inferoanterior.

Gambar 2.6 Radiograf Dislokasi Posterior (Kowalczyk, 2014)

Radiografi bahu pada gambar 2.6 memperlihatkan dislokasi

posterior humerus dengan kepala humerus menutupi tepi Glenoid

fossa, Kepala humerus juga sedikit bergeser superolateral.

2.1.3. Persiapan pemeriksaan radiografi shoulder joint proyeksi PA oblique

scapualr Y view (Lampignano dan Kendrick, 2018)

Persiapan pemeriksaan meliputi persiapan pasien dan persiapan alat :

a. Persiapan pasien

Pada pemeriksaan radiografi shoulder joint scapular Y view

memiliki persiapan yaitu melepas benda disekitar objek yang

dapat menimbulkan radio opaque dalam radiograf seperti

melepas baju yang terdapat kancing, manik-manik, dan lainnya.


13

b. Persiapan Alat

Peralatan yang harus disiapkan yaitu pesawat sinar-X,

kaset, marker, apron, Computed Radiography (CR) dan

prosesing film.

2.1.4. Teknik pemeriksaan Shoulder joint proyeksi PA oblique scapular Y

view (Lampignano dan Kendrick, 2018)

a. Tujuan : Untuk melihat fraktur atau dislokasi pada

proksimal humerus dan scapula.

b. Indikasi : Fraktur atau dislokasi pada os humerus proximal

dan os scapula.

c. Posisi pasien : Pasien berdiri (erect) di depan bucky stand

(apabila memungkinkan) atau tidur miring

(recumbent) diatas meja pemeriksaan.

d. Posisi objek : Pasien menghadap kearah meja pemeriksaan atau

Bucky stand dengan bahu yang terasa sakit

menempel pada image receptor (IR). Tubuh

anterior oblique dengan rotasi sudut sebesar 45° -

60°, tepi os scapula diraba untuk memastikan

posisi scapulohumeral joint berada di pertengahan

image receptor (IR) dan jauhkan lengan yang tidak

diperiksa agar tidak superposisi dengan proximal

humerus.
14

e. Arah sumbu sinar : Horizontal tegak lurus dengan image

receptor (IR) untuk posisi pasien erect. Sedangkan

pada posisi pasien recumbent arah sinarnya vertikal

tegak lurus terhadap image receptor (IR).

f. Titik bidik : Pada scapulohumerl joint atau 5 – 6 cm di

bawah Acromio Clavicular joint.

g. Focus Film Distance (FFD) : 102 cm

h. Image receptor (IR): 24 × 30 cm

i. Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.

j. Kolimasi : Sesuai objek yang difoto.

k. Kriteria radiograf : Terlihat sisi lateral dari scapula, proximal

humerus, dan scapulohumeral joint.

Acromion dan coracoid process akan terlihat

membentuk bagian atas huruf “Y” yang

hampir simetris. Humeral head superposisi

dengan acromion dan coracoid process yang

membentuk huruf “Y”. Densitas dan kontras

yang optimal dapat terlihat dengan adanya

batas tulang dari scapula dan proximal

humerus.
13

Gambar 2.7 Proyeksi Scapula Y View Erect

(Lampignano dan kendrick, 2018)

Keterangan :
1
7
2 1. Clavicle
6 2. Coracoid Process
3. Humerus
4. Inferior angle
5. Body of scapula
6. Head of humerus
5
7. Acromion
4

Gambar 2.8 Radiograf Shoulder joint scapular Y view Proyeksi scapula Y

View (Lampignano dan kendrick, 2018)

2.1.5. Persiapan pemeriksaan radiografi shoulder joint proyeksi PA

obblique scapular Y view menurut (Long dkk, 2016)

Persiapan pemeriksaan meliputi persiapan pasien dan persiapan alat :

a. Persiapan pasien

Pada pemeriksaan radiografi shoulder joint proyeksi PA

oblique scapular Y view memiliki persiapan yaitu melepas

benda disekitar objek yang dapat menimbulkan radio opaque


14

dalam radiograf seperti melepas baju yang terdapat kancing,

manik-manik, dan lainnya.

b. Persiapan Alat

Peralatan yang harus disiapkan yaitu pesawat sinar-X,

kaset, marker, apron, Computed Radiography (CR) dan

prosesing film.

2.1.6. Teknik pemeriksaan Shoulder joint proyeksi PA oblique scapular Y

view (Long dkk, 2016)

a. Tujuan : Untuk melihat fraktur atau dislokasi pada

proksimal humerus dan scapula.

b. Indikasi : Fraktur atau dislokasi pada os humerus proximal

dan os scapula.

c. Posisi pasien : Pasien berdiri (erect) di depan bucky stand atau

tidur miring diatas meja pemeriksaan.

d. Posisi objek : Posisikan permukaan anterior bahu yang

diperiksa menempel pada bucky stand. Putar pasien

sehingga bidang midcoronal membentuk sudut 45

sampai 60 derajat terhadap IR. Palpasi skapula, dan

tempatkan permukaan datarnya tegak lurus

terhadap IR.

e. Arah sumbu sinar : Horizontal tegak lurus dengan image

receptor (IR) untuk posisi pasien erect. Sedangkan


13

pada posisi pasien recumbent arah sinarnya vertikal

tegak lurus terhadap image receptor (IR).

f. Titik bidik : Pada scapulohumeral joint.

g. Focus Film Distance (FFD) : 102 cm

h. Immage receptor (IR): 24 × 30 cm

i. Eksposi : Ekspirasi lalu tahan nafas

j. Kolimasi : Sesuai objek yang difoto.

k. Kriteria radiograf : Os scapula dan humerus head ditampilkan

secara lateral, humeral head superposisi

dengan glenoid cavity, poros humerus

superposisi dengan badan skapula, os

scapula tidak superposisi dengan tulang

costae, akromion ditampilkan secara lateral

tanpa superposisi, korakoid kemungkinan

superposisi atau terlihat dibawah os clavicle,

detail jaringan lunak dan trabekuler.

Gambar 2.9 shoulder joint proyeksi PA oblique


scapular Y View (Long dkk, 2016)
18

Keterangan :
1
1. Acromion
2 2. Coracoid process
3
3. Body of scapula

4. Inferior angle
4
5. Humerus
5
Gambar 2.10 Radiograf Shoulder joint Proyeksi PA oblique scapula Y View

(Long dkk, 2016)

2.1.7. Prinsip Protekksi Radiasi

Menurut Hiswara (2015:26) untuk mencapai tujuan proteksi dan

keselamatan dalam pemanfaatan radiasi diperlukan prinsip utama

proteksi radiasi. Kerangka konseptual dalam prinsip proteksi radiasi

ini terdiri atas pembenaran (Justifikasi), optimmisasi proteksi, dan

pembatasan dosis (dosis limitation).

a. Justifikasi

Suatu pemanfaatan harus dapat dibenarkan jika

menghasilkan keuntungan bagi satu atau banyak individu bagi

masyarakat terpapar untuk mengimbangi kerusakan radiasi yang

ditimbulkannya. Kemungkinan dan besar paparan yang

diperkirakan timbul dari suatu pemanfaatan harus

diperhitungkan dalam proses pembenaran. Paparan radiasi harus

mendapat pembenaran dengan menimbang keuntungan


17

diagnostik dan terapi yang diharapkan terhadap kerusakan

radiasi yang mungkin ditimbulkan.

b. Optimasi

Dalam kaitan dengan paparan dari suatu sumber tertentu

dalam pemanfaatan, proteksi dan keselamatan harus

dioptimalisasikan agar besar dosis yang diterima individu,

jumlah orang terpapar, dan kemungkinan terjadinya paparan

ditekan serendah mungkin (ALARA, as low as reasonably

achievable), dengan memperhitungkan faktor ekonomi dan

sosial, dan dengan pembatasan bahwa dosis yang diterima

sumber memenuhi penghambat dosis. Dalam hal paparan

radiasi dalam dunia medik, tujuan optimisasi adalah untuk

melindungi pasien. Dosis harus dioptimisasikan secara konsisten

dengan hasil yang diinginkan dari pemeriksaan atau pengobatan,

dan resiko kesalahan dalam pemberian dosis dijaga serendah

mungkin.

c. Pembatasan dosis (dosis limitation)

Jika prosedur pembenaran dan optimisasi telah dilakukan

dengan benar, sebenarnya nilai batas dosis hampir tidak

diperlukan. Namun, nilai batas ini dapat memberikan batasan

yang jelas untuk prosedur yang lebih subjektif dan juga

mencegah kerugian individu yang berlebihan, yang dapat timbul

akibat kombinasi pemanfaatan.


16

Nilai batas dosis (NBD) adalah dosis terbesar yang

diizinkan yang dapat diterima oleh pekerja radiasi dan anggota

masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Nilai batas dosis untuk

pekerja radiasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf a

perka BAPETEN No. 4 tahun 2013 ditetapkan dengan ketentuan

dosis efektif sebesar 20 mSv (dua puluh milisievert) pertahun

dalam periode 5 (lima) tahun tidak boleh melebihi 100 mSv

(seratus milisievert), dan dosis efektif sebesar 50 mSv (lima

puluh milisievert) dalam 1 (satu) tahun tertentu.

Sedangkan nilai batas dosis (NBD) untuk anggota

masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf c perka

BAPETEN No. 4 tahun 2013 ditetapkan dengan ketentuan dosis

efektif sebesar 1 mSv (satu milisievert).


21

2.2. Kerangka Pemikiran

Penatalaksanaan Pemeriksaan Shoulder joint Proyeksi

???

INPUT PROSES OUTPUT


Buku Pemeriksaan Hasil Radiograf
Jurnal Shoulder joint Persamaan
Proyeksi PA Perbedaan

2.3. Definisi Operasional

Sesuai dari kerangka pemikiran di atas maka penulis akan menjelaskan

unsur-unsur dalam kerangka pemikiran tersebut :

2.3.1. Input

a. Buku

Buku disini adalah sumber yang digunakan untuk penelitian

Karya Tulis Ilmiah yang membahas tentang pemeriksaan

Shoulder joint Proyeksi PA ??

b. Jurnal

Jurnal disini adalah sumber data yang digunakan untuk penelitian

Karya Tulis Ilmiah yang membahas tentang Teknik pemeriksaan


21

Shoulder joint Proyeksi PA ??

2.3.2. Proses

Melakukan kajian studi literature mengenai teknik pemeriksaan

Shoulder joint Proyeksi PA ??

2.3.3. Output

a. Hasil Gambaran

Hasil gambaran radiograf pada buku dan jurnal yang membahas

tentang teknik pemeriksaan Shoulder joint Proyeksi PA ?? yaitu

pada hasil gambaran radiograf menampakan anatomi dari

Shoulder joint ??.

b. Persamaan

Persamaan dari jurnal dan buku yang membahas tentang

teknik pemeriksaan Shoulder joint Proyeksi PA yaitu terdapat

persamaan pada arah sumbu sinarnya atau central ray yaitu

horizontal tegak lurus terhadap image receptor (IR).

c. Perbedaan

Perbedaan dari jurnal dan buku yang membahas tentang

teknik pemeriksaan Shoulder joint Proyeksi PA yaitu terdapat

perbedaan pada posisi objek bahwa menurut buku posisi objek

dirotasikan sebesar 45º-60º sedangkan menurut jurnal dirotasikan

sebesar 35º, 40º, 45º, 50º, 55º, 60º.

BAB III
21

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan pendekatan deskriptif kualitatif

dengan metode melakukan review jurnal dan membandingkan pokok

bahasan dengan beberapa literature atau referensi. Penulis menggunakan

data sekunder.

3.2. Variabel dan Subvariabel

Peneliti menetapkan variabel dan subvariabel sebagai berikut :

3.2.1. Variabel

3.2.2. Subvariabel

a. Central point pada saat pemeriksaan Shoulder joint Proyeksi

PA Oblique scapular Y View

b. Kriteria radiograf pada saat pemeriksaan Shoulder joint

Proyeksi PA Oblique scapular Y View

3.3. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi dan sampel sebagai

berikut :

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu search engine : Google Cendekia

(Scholar) dan situs basis data elektronik yaitu Elsevier. Kata kunci
21

(keyword) yang digunakan dalam pencarian literature antara lain:

shoulder joint, PA oblique

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu jurnal yang berjudul :

a. Pengaruh Variasi Rotasi Tubuh Terhadap Informasi Anatomi

Pada Pemeriksaan Radiografi Shoulder joint (2019)

3.4. Instrumen Penelitian

Dalam penyusunan ini, penulis menggunakan instrument penelitian yaitu

berupa buku dan jurnal.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengambilan data yang digunakan penulis adalah kajian

teori/studi literatur/jurnal. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh bukan dari

pengamatan langsung. Akan tetapi data tersebut diperoleh dari hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu yaitu jurnal

hasil – hasil penelitian (Irawati, 2013). Data diperoleh dengan mereview

buku, artikel ilmiah dan jurnal yang relevan dan ulasan yang dirancang

untuk memberikan gambaran tentang penatalaksanaan Shoulder joint

proyeksi PA oblique scapula Y view. Data yang telah didapatkan dari

berbagai literature/jurnal dikumpulkan sebagai suatu kesatuan data dengan

di kaji dari teori yang ada dalam bab 2 yang digunakan untuk menjawab

permasalahan yang telah dirumuskan.


21

Penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk

memberikan validitas data pada penelitian ini, antara lain :

3.5.1 Studi Pustaka (Library Research)

Studi kepustakaan pada penelitian ini dilakukan dengan

mengumpulkan sejumlah kajian jurnal ilmiah yang akan di review

dan diidentifikasi secara sistematis, yang pada setiap prosesnya

mengikuti langkah – langkah yang telah ditetapkan. Dalam

penelitian ini peneliti melakukan pencarian data melalui mesin

pencari jurnal ilmiah (search engine) dengan menggunakan Google

Cendekia (Scholar) dan situs basis data elektronik yaitu Pubmed.

Kata kunci (keyword) yang digunakan dalam pencarian literature

antara lain : shoulder joint, PA Oblique dan scapular Y view.

3.6. Teknik Analisa Data

a. Identifikasi Masalah

b. Pencarian Data

c. Penyaringan (Screening)

d. Penilaian Kualitas

e. Ekstraksi Data
21

f. Analisa Data

g. Penulisan Hasil Studi Literatur

h. Kesimpulan dan Saran

3.7. Waktu Penelitian

Penulis melakukan pengambilan data dengan metode kajian literatur pada

bulan ?? 2022.
45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan
46

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Prosedur pemeriksaan shoulder joint proyeksi PA

2. Teknik pemeriksaan radiografi shoulder joint proyeksi PA.

B. Saran

Sebaiknya prosedur pemeriksaan radiografi shoulder joint

scapular
DAFTAR PUSTAKA
53

LAMPIRAN

Lampiran 1
52

Lampiran 2
53

Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai